BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN"

Transkripsi

1 BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN Prioritas intervensi kebijakan ditentukan dengan menganalisis determinan kemiskinan atau masalah pokok kemiskinan dalam bidang-bidang yang berhubungan dengan kondisi umum kemiskinan di daerah Capaian Bidang Pendidikan Tingkat Pendidikan yang lebih tinggi dan berkualitas bagi anak dapat menunjang seseorang untuk mengakses kesempatan kerja yang lebih luas dan lebih baik. Dengan demikian akan dapat menambah pendapatan untuk kebutuhan hidup keluarganya, sehingga mereka tidak lagi menjadi penduduk miskin. Pendidikan formal bagi anak dari keluarga miskin, tentu lebih sulit diakses dari pada anak dari keluarga dengan ekonomi yang mapan, sehingga anak dari keluarga miskin akan lebih sulit bersaing dalam mendapatkan pekerjaan dengan konvensasi yang memadai. Dengan demikian mereka tidak akan dapat meningkatkan pendapatan keluarga dan keluar dari garis kemiskinannya. Dalam bidang pendidikan beberapa indikator penting yang dapat menggambarkan tingkat kemiskinan di Provinsi Kaltara. Tabel 4.1 menginformasikan capaian pelayanan bidang pendidikan di Provinsi Kaltara dibanding capaian nasional untuk tahun Dari Tabel 4.1 indikator pelayanan pendidikan yang terbaik adalah persentase APK SMP/MTS mengalami kenaikan 5,25%, persentase APK SMA/MA mengalami kenaikan 16,08%, persentase APM SD/MI mengalami kenaikan 0,38%, dan persentase APM SMP/MTs mengalami kenaikan 0,38% dibanding dari capaian nasional. Sedangkan indikator pelayanan pendidikan yang buruk adalah persentase APK SD/MI kurang 0,12%, persentase APM SMA/MA kurang 8,33%, persentase APS usia 7-12 tahun kurang 0,42%, persentase APS usia tahun kurang 5,67%, dan APS usia tahun kurang 9,02% dari capaian nasional. Belum tercapainya pelayanan bidang pendidikan untuk penanggulangan penduduk miskin di Kaltara disebabkan oleh bebarapa faktor diantaranya adalah pelayanan pendidikan yang diberikan pemerintah daerah belum merata baik pembangunan fisik sekolah maupun kualitas dan kuantitas tenaga kependidikan yang hanya terdistribusi di Ibukota saja. LP2KD Prov. Kaltara,

2 1. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI (%) Pencapaian posisi relatif angka partisipasi kasar (APK) SD/MI (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 sebesar 107,57% berada dibawah capaian nasional 107,69% berarti lebih buruk. Dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Malinau 115,59%, Kabupaten Bulungan 113,32% dan Kabupaten Tana Tidung 112,83% berada diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih baik, Hal ini disebabkan hampir semua desa yang ada di tiga kabupaten tersebut telah tersedia sekolah walaupun tenaga kependidikannya belum memadai baik kualitas dan kuantitasnya. Sedangkan untuk di Kabupaten Nunukan APK SD/MI mencapai 105,24% dan Kota Tarakan 106,04 berada dibawah capaian provinsi dan nasional berarti lebih buruk. Hal ini disebabkan kedua daerah tersebut merupakan daerah transit untuk penduduk pendatang untuk mencari pekerjaan sehingga anak mereka yang tergolong wajib belajar belum bisa menjadi peserta didik atau tidak bersekolah akibat tidak mempunyai biaya pendidikan walaupun pendidikan di Kaltara telah digratiskan (Grafik 4.1). LP2KD Prov. Kaltara,

3 Pencapaian analisis relevansi angka partisipasi kasar (APK) SD/MI (%) Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun berada diatas capaian nasional berarti masih bermasalah walaupun ada upaya perbaikan, hanya pada tahun 2005 kurang dari 0,01% dari capaian nasional (Grafik 4.2). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, pencapaian APK SD/MI tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan adalah di Kota Tarakan, Kabupaten Tana Tidung, dan Kabupaten Nunukan karena masuk dalam kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Nunukan berada pada kuadran 1 berwarna kuning sehingga menjadi prioritas kedua (Grafik 4.3). Grafik 4.3 LP2KD Prov. Kaltara,

4 2. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs (%) Pencapaian posisi relatif angka partisipasi kasar (APK) SMP/MTs (%) Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 sebesar 91,06% berada diatas capaian nasional 85,81% berarti lebih baik (Grafik 4.4.). Dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Nunukan 98,35% berada diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih baik, di Kabupaten Bulungan 86,09% berada diatas capaian provinsi namun masih berada dibawah nasional berarti agak lebih baik, sedangkan di Kabupaten Tana Tidung 81,41%, Kota Tarakan 77,24% dan Kabupaten Malinau 77,09% berada dibawah capaian provinsi dan nasional berarti lebih buruk. Mereka sudah bekerja untuk membantu mengurangi pengeluaran keluarga. Tren capaian dari hasil analisis relevansi APK SMP/MTs (%) Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun berfluktuatif namun masih berada diatas capaian nasional menunjukkan pelayanan pendidikan untuk APK SD/MTs tidak bermasalah (Grafik 4.5). LP2KD Prov. Kaltara,

5 Grafik 4.6 Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, pencapaian APK SMP/MTs tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan adalah di Kota Tarakan, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan karena masuk dalam kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Nunukan berada pada kuadran 1 berwarna kuning sehingga menjadi prioritas kedua (Grafik 4.6). 3. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA (%) Pencapaian posisi relatif angka partisipasi kasar (APK) SMA/MA (%) Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 sebesar 82,21% berada diatas capaian nasional 66,13% berarti lebih baik. Dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kota Tarakan 99,86%, Kabupaten Nunukan 84,92% diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih baik, Kabupaten Malinau 81,09%, Kabupaten Tana Tidung 70,22% dan Kabupaten Bulungan LP2KD Prov. Kaltara,

6 diantara capaian provinsi dan nasional berarti agak lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pemerintah daerah pada bidang pendidikan untuk APK SMA/MA sudah memberikan pelayanan pendidikan yang baik (Grafik 4.7). Grafik hanya 61,51% bisa mencapai 82,23% pada tahun 2013 (Grafik 4.8). Grafik 4.9. Pencapaian analisis relevansi APK SMA/MA (%) Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun berfluktuatif namun masih berada diatas capaian nasional menunjukkan pelayanan pendidikan untuk APK SMA/MA tidak bermasalah, grafik menunjukkan peningkatan pelayanan untuk APK SMA/MA selalu meningkat, untuk tahun Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, pencapaian APK SMA/MA tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan adalah di Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan karena masuk dalam kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Malinau dan Kota Tarakan berada pada kuadran 1 berwarna kuning sehingga menjadi prioritas kedua (Grafik 4.9). LP2KD Prov. Kaltara,

7 4. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI (%) Pencapaian posisi relatif angka partisipasi murni (APM) SD/MI (%) Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 sebesar 95,91% berada diatas capaian nasional 95, 53% berarti lebih baik. Dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kaltara, pencapaian di Kabupaten Tana Tidung 98,22%, Kabupaten Nunukan 97,25, Kabupaten Bulungan 96,55%, Kota Tarakan 96,57% diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih baik, sedangkan pencapaian untuk di Kabupaten Malinau hanya 94,99% berada dibawah capaian provinsi dan nasional berarti lebih buruk, hal ini menunjukkan bahwa capaian APM SD/MI di Kabupaten Malinau perlu diupayakan minimal bisa seimbang dengan capaian nasional. Pencapaian analisis relevansi APM SD/MI (%) Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun ada kecenderungan membaik khususnya pada tahun karena berada diatas capaian nasional, hal ini menunjukkan telah terjadi perbaikan trend untuk pencapaian APM SD/MI di Kaltara. Sedangkan pada tahun berada dibawah capaian nasional menunjukkan pencapaian yang buruk walaupun pada tahun 2004 trend menunjukkan mendekati capaian nasional dari capaian provinsi sebesar 92,55% sedangkan capaian nasional sebesar 93,04% (Grafik 4.11). LP2KD Prov. Kaltara,

8 Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, pencapaian APM SD/MI tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan adalah hanya di Kabupaten Malinau karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti menjadi prioritas kedua (Grafik 4.12). 5. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs (%) Grafik menginformasikan pencapaian posisi relatif angka partisipasi murni (APM) SMP/MTs (%) Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 sebesar 76,01% berada diatas capaian nasional 73,72% berarti lebih baik. Dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kallimantan Utara, capaian di Kabupaten Nunukan 83,75% berada diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih baik. Capaian LP2KD Prov. Kaltara,

9 untuk di Kabupaten Bulungan 72,46%, Kabupaten Tana Tidung 70,80%, Kota Tarakan 69,98% dan Kabupaten Malinau 63,57%%berada dibawah capaian provinsi dan nasional berarti lebih buruk. Hal ini diduga disebabkan pelayanan pendidikan APM SMP/MTs yang diberikan oleh pemerintah belum optimal dan belum menyentuh kebutuhan dasar bagi penduduk miskin. Akibatnya mereka belum masuk usia kerja terpaksa berhenti sekolah, dengan asumsi pertama untuk membantu meringankan beban ekonomi keluarga, termasuk budaya (kebiasaan) membantu orang tua untuk pergi ke ladang untuk bercocok tanam dan berburu atau untuk menangkap ikan, baik di perairan umum maupun laut. kdua jarak sekolah dengan pemukiman penduduk miskin sangat jauh terutama di daerah pedalaman, terpencil, terisolasi dan pulau-pulau kecil terluar, ketiga tenaga kependidikan tidak betah di daerah tersebut. Pencapaian analisis relevansi APM SMP/MTs (%) Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun trendnya ada kecenderungan membaik khususnya pada tahun dan , akan tetapi pada tahun 2006 memburuk hanya mencapai 64,00% berada dibawah capaian nasional 66,52% untuk tahun Adapun trend capaian provinsi pada tahun 2002 sebesar 61,69 sedangkan pada tahun 2013 mencapai 76,01 (Grafik 4.14). LP2KD Prov. Kaltara,

10 Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, pencapaian APM SMP/MTs tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan adalah di Kota Tarakan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Nunukan, masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti menjadi prioritas kedua (Grafik 4.15). 6. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA (%) Pencapaian posisi relatif angka partisipasi murni (APM) SMA/MA (%) Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 sebesar 62,22% berada diatas capaian nasional 53,89% berarti lebih baik. Dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kallimantan Utara, capaian di Kota Tarakan 72,69%, Kabupaten Nunukan 64,40% berada diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih baik. Capaian untuk di Kabupaten Malinau 60,92%, Kabupaten Bulungan 57,25% dan Kabupaten Tana Tidung 54,52% berada diantara capaian provinsi dan nasional berarti agak lebih baik, Hal ini menunjukkan telah terjadi perbaikan untuk pencapaian pelayanan pendidikan APM SMA/MA di Provinsi Kaltara (Grafik LP2KD Prov. Kaltara,

11 4.16). Tren pencapaian analisis relevansi APM SMA/MA (%) Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun membaik karena berada diatas capaian trend nasional berarti pencapaian pelayanan pendidikan APM SMA/MA tidak bermasalah (Grafik 4.17). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, pencapaian APM SMA/MA tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan adalah di Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan, masuk dalam Grafik 4.18 kuadran 1 berwarna kuning berarti menjadi prioritas kedua (Grafik 4.18). 7. Angka Putus Sekolah Usia 7-12 Tahun (APS) % Grafik 4.19 Pencapaian posisi relatif angka putus sekolah (APS) usia 7-12 tahun (%) Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 sebesar 0,16% berada dibawah capaian nasional 0,58% berarti lebih baik. Dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kaltara, hanya di Kabupaten Malinau di atas capaian nasional yaitu sebesar 0,80% berarti buruk (masih bermasalah), sedangkan capaian di Kabupaten Tana Tidung 0,38% diantara capaian nasional dan provinsi, dan untuk Kota Tarakan 0%, Kabupaten Nunukan 0% dan Kabupaten Bulungan 0% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti baik/tidak bermasalah (Grafik 4.19). LP2KD Prov. Kaltara,

12 Grafik 4.20 Pencapaian persentase analisis relevansi Angka Putus Sekolah (APS) Usia 7-12 tahun (%) Provinsi Kaltim/Kaltara untuk tahun trendnya berfluktuatif dan masih berada dibawah capaian nasional yang berarti telah ada perubahan perbaikan untuk mengatasi pelayanan APS usia 7-12 tahun. Untuk tahun 2009 APS sebesar 1,07% diatas capaian nasional sebesar 0,89% yang berarti bermasalah, akan tetapi pada tahun 2010 kembali menjadi lebih baik lagi hingga sampai tahun 2013 karena berada dibawah capain nasional, yang berarti tidak bermasalah (Grafik 4.20). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap pencapaian persentase APS usia 7-12 tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan di Kabupaten Malinau dan Kabupaten Tana Tidung karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan Grafik 4.21 untuk di Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan, masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.21). LP2KD Prov. Kaltara,

13 8. Angka Putus Sekolah Usia Tahun (APS) % Grafik 4.22 Pencapaian persentase posisi relative Angka Putus Sekolah (APS) usia tahun (%) Provinsi Kaltim/Kaltara sebesar 2,87% berada dibawah capaian nasional 8,54% berarti lebih baik (tidak bermasalah), sedangkan capaian untuk Kabupaten Bulungan 3,75%, Kabupaten Nunukan 3,74%, dan Kota Tarakan 3,31% berada diantara capaian provinsi dan capaian nasional berarti agak lebih baik (telah mengalami perbaikan), serta capaian untuk Kabupaten Tana Tidung 2,30% dan Kabupaten Malinau 2,20% berada dibawah capaian provinsi dan capaian nasional yang berarti lebih baik/tidak bermasalah(grafik 4.22). Grafik 4.23 Tren pencapaian persentase analisis relevansi APS usia tahun Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap pencapaian nasional trendnya selalu jauh lebih baik karena berada dibawah trend capaian nasional. Hal ini menunjukkan pelayanan APS usia tahun tidak bermasalah. Namun perlu diantisipasi, misalnya diawali tahun 2010 trendsnya naik terlebih persentasenya naik kembali terjadi pada tahun 2011, yang diindikasikan trendsnya diatas garis linier relevansi APS usia tahun untuk pencapaian Kaltara (Grafik 4.23). LP2KD Prov. Kaltara,

14 Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap pencapaian persentase APS usia tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kota Tarakan, Grafik 4.24 Kabupaten Malinau dan Kabupaten Tana Tidung masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.24). 9. Angka Putus Sekolah Usia Tahun (APS) % Grafik 4.25 Pencapaian persentase posisi relatif Angka Putus Sekolah (APS) usia tahun di Provinsi Kaltim/Kaltara 2013 sebesar 26,64% dibawah capaian nasional 35,66% yang berarti lebih baik (tidak bermasalah), akan tetapi pencapaian di Kabupaten Tana Tidung 37,42% dan Kabupaten Bulungan 37,01% berada diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih buruk (bermasalah), sedangkan capaian di Kabupaten Malinau 28,17% dan Kabupaten Nunukan 26,83% berada diantara capaian provinsi dan capaian nasional berarti agak lebih baik (telah ada perbaikan pelayanan), sedangkan capaian di Kota Tarakan 21,49% berada dibawah capaian provinsi dan capaian nasional yang berarti lebih baik/tidak bermasalah (Grafik 4.25). LP2KD Prov. Kaltara,

15 Grafik 4.26 Tren pencapaian persentase relevansi angka putus sekolah (APS) usia tahun di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap pencapaian nasional trendnya jauh lebih baik karena berada dibawah tren capaian nasional. Hal ini menunjukkan pelayanan APS usia tahun telah menunjukkan penyelesaian masalah. Akan tetapi upaya untuk menurunkan APS tersebut harus terus dilaksanakan agar generasi muda di Kaltara bisa memiliki kompetensi dan skill yang mumpuni untuk mengisi pembangunan di Kaltara yang semakin rumit kompleksitasnya (Grafik 4.26). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap pencapaian persentase APS usia tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kota Grafik 4.27 Tarakan, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.27). LP2KD Prov. Kaltara,

16 4.2. Capaian Bidang Kesehatan Derajat kesehatan masyarakat diawali dengan seberapa baik asupan gizi dari Ibu mulai mengandung, bayi dalam kandungan, setelah lahir sampai dengan 1 (satu) tahun dan sampai anak berumur 5 tahun, selanjutnya dalam masa pertumbuhannya. Semakin baik Gizi Balita, maka semakin baik kualitas kesehatan anak dimasa depan, sehingga kualitas dan derajat kesehatan masayakat juga diharapkan semakin baik. Indikator-indikator kesehatan yang dapat mempengaruhi derajat dan kualitas kesehatan masyarakat adalah (1) Angka Kematian Bayi per 1000 KH, (2) Angka Kematian Balita per 1000 KH, (3) Angka Kematian Ibu per KH, (4) Prevalensi Balita Gizi Buruk (%), (5) Rasio Kelahiran ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih (%), (6) Angka Morbiditas dan (7) Penduduk dengan keluhan kesehatan (%). 1. Angka Kematian Bayi (ABK) Pencapaian posisi relative angka kematian bayi (ABK) (per kelahiran hidup) di Provinsi Kaltim/Kaltara untuk tahun 2009 mencapai 25,07% berada dibawah capaian nasional 31,42% berarti baik/tidak bermasalah. Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Malinau 35,08% berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti buruk, sedangkan capaian di Kabupaten Nunukan 24,09, Kota Tarakan 23,26%, Kabupaten Tana Tidung 19,81% dan Kabupaten Bulungan 19,43% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti baik (Grafik 4.28). Grafik Grafik LP2KD Prov. Kaltara,

17 Tren pencapaian dari hasil analisis relevansi angka kematian bayi (AKB) (per kelahiran hidup) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun cukup relevan dan berada dibawah capaian nasional, hal ini membuktikan telah ada perbaikan untuk AKB di Kaltim/Kaltara. Laju rata-rata penurunan AKB cukup signifikan, terlihat dari 31,80 di tahun 2002 menjadi 27,32 Grafik di tahun 2005, dari terus turun menjadi 25,73 di tahun 2008 dan turun lagi menjadi 25,07 di tahun 2009 (Grafik 4.29). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap pencapaian persentase angka kematian bayi (AKB) yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Malinau karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Nunukan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.30). 2. Rasio Bidan Pencapaian posisi relative rasio bidan (per penduduk) di Provinsi Kaltim/Kaltara untuk tahun 2008 mencapai 41,3% berada dibawah capaian nasional 59,69% berarti buruk/ bermasalah (Grafik 4.31). Grafik LP2KD Prov. Kaltara,

18 Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Tana Tidung 97,70%, Kabupaten Bulungan 71,10% berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti buruk, sedangkan capaian di Kabupaten Malinau 55,50% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti telah ada perbaikan, sedangkan capaian di Kabupaten Nunukan 41,80% dan di Kota Tarakan 23,80% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti baik. Tren pencapaian analisis relevansi rasio bidan (per penduduk) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun tidak relevan walaupun masih berada dibawah capaian nasional, hal ini membuktikan telah ada perbaikan untuk rasio bidan di Kaltim/Kaltara. Laju rata-rata peningkatan rasio bidan cukup signifikan, terlihat dari 39,20 di tahun 2005 menjadi 41,30 di tahun 2008, dari terus meningkat menjadi 45,09 di tahun 2012 (Grafik 4.32). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap pencapaian rasio bidan yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Bulungan, Kabupaten Grafik Grafik 4.33 Tana, dan Kabupaten Malinau masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.33). LP2KD Prov. Kaltara,

19 3. Rasio Dokter Pencapaian posisi relative rasio dokter (per penduduk) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2008 mencapai 25,2% berada diatas capaian nasional 22,38% berarti baik. Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Malinau 65,90%, Kota Tarakan 43,10%, Kabupaten Bulungan 43,00%, Kabupaten Tana Tidung 37,50% berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti baik, sedangkan capaian untuk Kabupaten Nunukan 23,60% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti telah ada upaya perbaikan (Grafik 4.34). Tren pencapaian analisis relevansi rasio dokter (per penduduk) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun belum relevan walaupun masih berada diatas capaian nasional, hal ini membuktikan telah ada perbaikan untuk rasio dokter di Kaltim/Kaltara. Laju rata-rata peningkatan rasio dokter tidak signifikan, terlihat dari 24,20 di tahun Grafik 4.34 Grafik menjadi 25,20 di tahun 2008, terus menurun menjadi 23,77 di tahun Hal ini disebabkan, kemungkinan pertama dokter tidak betah bekerja, akibatnya mengusulkan mutasi baik ke ibukota kabupaten/kota di Kaltara dan atau mutasi ke luar Provinsi Kaltara, serta terjadinya peningkatan penduduk di Kaltara (Grafik 4.35). LP2KD Prov. Kaltara,

20 Grafik 4.36 Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap pencapaian rasio dokter yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana, dan Kabupaten Malinau dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.36). 4. Jarak Puskesmas Terdekat Pencapaian posisi relative jarak puskesmas terdekat (km) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2011 mencapai 24,96% berada diatas capaian nasional 10,05% berarti buruk. Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Malinau 37,01% dan Kabupaten Nunukan 35,42% berada diatas capaian nasional dan baik (Grafik 4.37). Grafik 4.37 provinsi berarti buruk/bermasalah, capaian di Kabupaten Tana Tidung 17,63% dan di Kabupaten Bulungan 15,21 berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti agak baik (telah ada perubahan), sedangkan capaian untuk di Kota Tarakan 4,73% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti LP2KD Prov. Kaltara,

21 Tren pencapaian analisis relevansi jarak puskesmas terdekat (km) di Grafik 4.40 Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun tidak relevan dan masih berada diatas capaian nasional, hal ini membuktikan belum ada perbaikan yang signifikan untuk mengatasi jarak puskesmas terdekat untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Kaltara, walaupun ada program dokter terbang untuk melayani penduduk miskin di daerah terpencil, terisolasi, terluar di Kaltara, namun belum bisa menyentuh secara signifikan. Laju rata-rata penurunan jarak puskesmas terdekat di Kaltim/Kaltara cukup signifikan, terlihat dari 27,49 km di tahun 2005 menjadi 23,05 km di tahun 2008, dan naik kembali menjadi 24,96 km di tahun 2011 (Grafik 3.38). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap pencapaian jarak puskesmas terdekat yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Malinau karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Bulungan dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.39). 5. Keluhan Kesehatan Pencapaian posisi relative penduduk dengan keluhan kesehatan (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 mencapai 18,99% berada dibawah capaian nasional 27,70% berarti baik (tidak bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Nunukan 40,20% berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti buruk/bermasalah, capaian di Kabupaten Bulungan 21,23% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti telah ada perbaikan, capaian untuk di Kabupaten Malinau 18,17%, di Kabupaten Tana Tidung 16,59% dan di Kota LP2KD Prov. Kaltara,

22 Tarakan 11,66% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti baik (Grafik 4.40). Tren pencapaian analisis relevansi penduduk dengan keluhan kesehatan di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun tidak relevan walaupun masih berada dibawah capaian nasional, hal ini membuktikan belum ada perbaikan yang signifikan untuk mengatasi keluhan kesehatan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Kaltara (Grafik 3.41). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap penduduk dengan keluhan kesehatan yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.42). 6. Pengobatan Sendiri Pencapaian posisi relative penduduk dengan pengobatan sendiri (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 mencapai 61,58% berada dibawah capaian nasional 63,10% berarti baik (tidak bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Nunukan 70,06% dan Kota Tarakan 66,48% berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti buruk/bermasalah, capaian di Kabupaten Bulungan 49,93%, LP2KD Prov. Kaltara,

23 Kabupaten Malinau 44,31% dan Kabupaten Tana Tidung 31,45% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti baik (Grafik 4.43). Tren pencapaian analisis relevansi penduduk dengan pengobatan sendiri di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun tidak relevan walaupun masih berada dibawah capaian nasional, hal ini membuktikan belum ada perbaikan yang signifikan untuk mengatasi keluhan kesehatan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Kaltara (Grafik 3.44). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap penduduk dengan pengobatan sendiri yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Bulungan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.45). LP2KD Prov. Kaltara,

24 7. Kelahiran Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih Pencapaian posisi relative kelahiran ditolong tenaga kesehatan terlatih (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 mencapai 87% berada diatas capaian nasional 82,51% berarti baik (tidak bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kota Tarakan 95,90%, diatas capaian nasional dan provinsi berarti baik, capaian di Kabupaten Malinau berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti agak baik (telah ada perubahan), capaian di Kabupaten Bulungan 79,86%, Kabupaten Tana Tidung 69,25% dan Kabupaten Nunukan 39,99% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti buruk/bermasalah (Grafik 4.46). Tren pencapaian analisis relevansi kelahiran ditolong tenaga kesehatan terlatih (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun relevan dan berada diatas capaian nasional akan tetapi di tahun 2012 naik kembali dari 88,50% di tahun 2011 menjadi 90,83% di tahun Hal ini membuktikan belum ada perbaikan yang signifikan untuk mengatasinya untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Kaltara (Grafik 4.47). LP2KD Prov. Kaltara,

25 Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap kelahiran ditolong tenaga kesehatan terlatih (%) yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kota Tarakan masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.48). 8. Angka Morbiditas Pencapaian posisi relative angka morbiditas (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 mencapai 9,18% berada dibawah capaian nasional 11,46% berarti baik (tidak bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten 17,20%, berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti Buruk, capaian di Kabupaten Bulungan 12,78% dan Kabupaten Malinau 9,19% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti agak baik (telah ada perubahan), capaian di Kabupaten Tana Tidung 9,62% dan Kota Tarakan 5,74% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti baik/tidak bermasalah. (Grafik 4.49). LP2KD Prov. Kaltara,

26 Tren pencapaian analisis relevansi angka morbiditas (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun sangat relevan dan masih berada dibawah capaian nasional. Dalam 5 tahun terakhir akan angka morbiditas di Kaltara mengalami penurunan signifikan terutama terjadi pada tahun 2013 sebesar 3,01% dari 12,19% di tahun 2012 menjadi 9,18 di tahun Hal ini membuktikan telah terjadi perbaikan yang signifikan untuk mengatasi angka morbiditas untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Kaltara (Grafik 4.50). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap angka morbiditas (%) yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung, dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.51). LP2KD Prov. Kaltara,

27 4.3. Capaian Bidang Infrastruktur Dasar Analisis bidang infrastruktur dasar yang merupakan karekteristik penting dalam penanggulangan kemiskinan dan sering dinamakan indikator utama adalah indikator rumah tangga dengan sanitasi layak (%), indikator rumah tangga dengan air minum layak (%) dan indikator rumah tangga dengan akses listrik (%). Capaian indikator-indikator tersebut di Provinsi Kaltara tahun 2012, sebagaian besar masih bermasalah, sehingga masih menjadi prioritas utama dalam penanggulangan kemiskinan. Berikut Capaian indikator-indikator bidang infrastruktur dasar yang mempengaruhi angka kemiskinan di Provinsi Kaltara : 1. Proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak Pencapaian posisi relative proforsi rumah tangga dengan sanitasi layak (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 mencapai 72,69% berada diatas capaian nasional 60,45% berarti baik (tidak bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Tana Tidung 79,30% dan Kota Tarakan 75,38% berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti baik, capaian di Kabupaten Bulungan 62,63% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti telah ada perbaikan, capaian di Kabupaten Nunukan 27,23% dan Kabupaten Malinau 19,98% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti bermasalah (Grafik 4.52). Tren pencapaian analisis relevansi proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun sangat relevan. Dalam 5 tahun terakhir tren capaian berfluktuatf, hal ini terlihat pada tahun 2011 terjadi penurunan sebesar -1,81% dari 68,37% di tahun 2010 menjadi 66,56% di tahun 2011 walaupun di tahun 2012 naik menjadi 71,80% dan di tahun 2013 naik kembali menjadi 72,69% (Grafik 4.53). LP2KD Prov. Kaltara,

28 Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.54). 2. Proporsi rumah tangga dengan air minum layak Pencapaian posisi relative proporsi rumah tangga dengan air minum layak (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 mencapai 11,56% berada dibawah capaian nasional 40,82% berarti buruk (bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Malinau 60,84%, Kabupaten Tana Tidung 47,52%, Kabupaten Nunukan 43,15%, dan Kabupaten Bulungan 42,60% berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti baik, capaian di Kota Tarakan 28,61% berada dibawah capaian nasional berarti buruk/bermasalah. Walaupun ke empat Kabupaten di Kaltara capaiannya sudah baik, hanya terdapat di ibukota kabupaten saja, sedangkan di ibukota kecamatan dan perdesaan proporsi rumah tangga dengan air minum layak masih bermasalah (buruk) disebabkan belum ada PDAM yang layak untuk melayani kebutuhan air bersih bagi penduduk. Penduduk hanya bergantung pada air sumur untuk MCK, sedangkan air hujan untuk dikonsumsi, sedangkan bagi penduduk yang berada di sekitar daerah aliran sungai LP2KD Prov. Kaltara,

29 pada umumnya menggunakan air sungai untuk MCK termasuk untuk di konsumsi selain air hujan (Grafik 4.55). Tren pencapaian analisis relevansi proporsi rumah tangga dengan air mimun layak di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun sangat relevan. Dalam 5 tahun terakhir tren capaian berfluktuatf, hal ini terlihat pada tahun 2013 terjadi kenaika sebesar 0,56% dari 31,00% di tahun 2011 menjadi 31,56% di tahun 2011 (Grafik 4.56). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap proporsi rumah tangga dengan air minum layak yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kota Tarakan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.57). LP2KD Prov. Kaltara,

30 3. Proporsi rumah tangga dengan akses listrik Pencapaian posisi relative proporsi rumah tangga dengan akses listrik (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 mencapai 96,13% berada dibawah capaian nasional 96,46% berarti buruk (bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kota Tarakan 100% berada diatas capaian nasional berarti baik (tidak bermasalah) namun 2 tahun terakhir ini di Kota Tarakan sangat kekurangan energy listrik sehingga sangat sering terjadi kematian listrik bergilir sehingga menjadi masalah utama dan besar di Kota Tarakan sebagai kota jasa dan pendidikan di Kaltara. Capaian akses listrik di Kabupaten Malinau 95,96%, Kabupaten Bulungan 95,07%, Kabupaten Tana Tidung 93,43,52%, dan Kabupaten Nunukan 83,17%, berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti buruk (Grafik 4.58). Tren pencapaian analisis relevansi proporsi rumah tangga dengan akses listrik di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun tidak relevan. Dalam 5 tahun terakhir tren capaian berfluktuatf, hal ini terlihat pada tahun LP2KD Prov. Kaltara,

31 2011 terjadi penurunan sebesar 1,59% dari 95,18% di tahun 2010 menjadi 93,59% di tahun 2011 walaupun di tahun 2012 naik menjadi 94,63% begitu juga di tahun 2013 naik menjadi 96,13% (Grafik 4.59). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap proporsi rumah tangga dengan akses listrik (%) yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan, karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung, Kota Tarakan dan Kabupaten Bulungan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.60). 4. Proporsi desa dengan jaringan listrik Pencapaian posisi relative proporsi desa dengan jaringan listrik (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2011 mencapai 96,52% berada diatas capaian nasional 96,25% berarti baik (tidak bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti baik, hanya di Kabupaten Nunukan 42,15%, berada dibawah capaian nasional dan provinsi Grafik 4.62 Grafik 4.61 berarti buruk (Grafik 4.61). Tren pencapaian analisis relevansi proporsi desa dengan jaringan listrik (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun sangat relevan dan berfluktuatif. Hal ini terlihat pada tahun 2002 terjadi penurunan sebesar -2,08% dari 90,99% di tahun 2002 menjadi 88,91% di tahun 2005 terus naik sebesar 4,17% di tahun 2008 sehingga menjadi 93,08% kemudian naik menjadi 96,25,46% di tahun 2011 (Grafik 4.62). LP2KD Prov. Kaltara,

32 Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap proporsi desa dengan jaringan listrik (%) yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Bulungan, Grafik 4.63 Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.63). 5. Proporsi rumah tangga dengan akses jalan R4 Pencapaian posisi relative proporsi desa dengan akses jalan R4 (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2011 mencapai 78,46% berada dibawah capaian nasional 87,21% berarti buruk (bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kota Tarakan 100%, Kabupaten Tana Tidung 100%, berada diatas capaian nasional Grafik 4.65 Grafik 4.64 berarti baik (tidak bermasalah). Capaian akses jalan R4 di Kabupaten Bulungan 84,72% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti telah ada perbaikan, capaian Kabupaten Malinau 66,27% dan Kabupaten Nunukan 42,15%, berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti buruk (Grafik 4.64). LP2KD Prov. Kaltara,

33 Tren pencapaian analisis relevansi proporsi desa dengan akses jalan R4 di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun relevan dan berfluktuatf, hal ini terlihat pada tahun 2005 terjadi kenaikan sebesar 41,16% dari 53,04% di tahun 2002 menjadi 94,20% di tahun 2005 akan tetapi terjadi penurunan sebesar 22,85% di tahun 2008 sehingga menjadi 71,25% kemudian naik menjadi 78,46% di tahun 2011 (Grafik 4.65). Grafik 4.66 Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap proporsi desa dengan akses jalan R4 (%) yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.66). 6. Aksesibilitas Pasar Tradisional (km) Grafik 4.67 Pencapaian posisi relative aksesbulitas pasar tradisional (km) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2011 mencapai 42,94% berada diatas capaian nasional 14,39% berarti buruk (bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara berada, capaian di Kabupaten Malinau 63,50%, Kabupaten Nunukan 44,40%, berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti buruk, capaian di Kabupaten Bulungan 42,13% dan Kabupaten Tana Tidung 34,45% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti telah ada perbaikan, capaian di Kota Tarakan 5,17% dibawah capaian nasional dan provinsi berarti baik (Grafik 4.67). LP2KD Prov. Kaltara,

34 Tren pencapaian analisis relevansi aksebilitas pasar tradisional (km) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun sangat relevan dan meningkat, hal ini terlihat pada tahun 2005 terjadi penurunan sebesar 4,34% dari 47,82% di tahun 2005 menjadi 43,48% di tahun 2008 terus turun sebesar 0,54% di tahun 2011 sehingga menjadi 42,94% (Grafik 4.68). Grafik 4.69 Grafik 4.68 Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap aksebilitas pasar tradisional (km) yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Tana Tidung karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kota Tarakan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.69) Capaian Bidang Ketenagakerjaan Analisis bidang ketenagakerjaan yang merupakan indikator daerah, juga sangat penting dalam penanggulangan kemiskinan. Indikator-indikator tersebut adalah indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%), indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%), dan Indikator Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) (%). Capaian indikator-indikator tersebut di Provinsi Kaltara tahun 2012, sebagaian besar masih bermasalah, sehingga masih menjadi LP2KD Prov. Kaltara,

35 prioritas utama dalam penanggulangan kemiskinan. Berikut Capaian indikator-indikator Ketenagakerjaan yang mempengaruhi angka kemiskinan di Provinsi Kaltara Tahun 2012 : 1. Jumlah Angkatan Kerja (Jiwa) Pencapaian posisi relative jumlah angkatan kerja (jiwa) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2012 mencapai jiwa naik sebesar jiwa dibanding tahun 2011 yang berjumlah jiwa. Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara paling terbanyak ke terkecil, capaian untuk di Kota Tarakan jiwa, Kabupaten Nunukan jiwa, Kabupaten Bulungan jiwa, Kabupaten Malinau jiwa dan Grafik 4.71 Grafik 4.70 Kabupaten Tana Tidung jiwa (Grafik 4.70). Untuk Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap jumlah angkatan kerja (jiwa) tahun 2012 yang perlu untuk dituntaskan terdapat di 5 kabupaten/kota se-kaltara karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama (Grafik 4.71). 2. Jumlah Bekerja (Jiwa) Pencapaian posisi relative jumlah bekerja (jiwa) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2012 mencapai jiwa naik sebesar jiwa dibanding tahun 2011 yang berjumlah jiwa. Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara jumlah angkatan paling terbanyak ke terkecil, capaian untuk di Kota Tarakan jiwa, Kabupaten Nunukan jiwa, Kabupaten Bulungan jiwa, Kabupaten Malinau jiwa dan Kabupaten Tana Tidung jiwa (Grafik 4.72). Grafik 4.72 LP2KD Prov. Kaltara,

36 Untuk Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap jumlah angkatan kerja (jiwa) tahun 2012 yang perlu untuk dituntaskan terdapat di 5 kabupaten/kota se-kaltara karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama (Grafik 4.73). Grafik Jumlah Pekerja Tidak Penuh (Jiwa) Pencapaian posisi relative jumlah pekerja tidak penuh (jiwa) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2012 mencapai jiwa turun sebesar jiwa dibanding tahun 2011 yang berjumlah jiwa. Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara jumlah pekerja tidak penuh paling terbanyak ke terkecil, capaian untuk di Kota Tarakan jiwa, Kabupaten Nunukan jiwa, Kabupaten Bulungan jiwa, Kabupaten Malinau Grafik 4.75 Grafik jiwa dan Kabupaten Tana Tidung jiwa (Grafik 4.74). Untuk Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap jumlah pekerja tidak penuh (jiwa) tahun 2012 yang perlu untuk dituntaskan terdapat di Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, di Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.75). LP2KD Prov. Kaltara,

37 4.5. Capaian Bidang Pertumbuhan Ekonomi Analisis bidang ekonomi difokuskan pada dua indikator utama yaitu pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi. Kedua indikator ini yang dianggap paling berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Berikut Capaian indikator-indikator pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi angka kemiskinan di Provinsi Kaltara : 1. Pertumbuhan Ekonomi (%) Pencapaian pertumbuhan ekonomi (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2011 mencapai 1,74% turun sebesar 3,21% dibanding tahun 2010 sebesar 4,95% berada dibawah capaian nasional di tahun 2011 sebesar 6,52% berarti buruk/bermasalah. Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara pencapaian pertumbuhan ekonomi di tahun 2010 paling terbesar ke terkecil, di Kabupaten Malinau 13,90%, Kota Grafik 4.77 Grafik 4.76 Tarakan 8,20%, Kabupaten Tana Tidung 5,77%, Kabupaten Bulungan 5,63% dan Kabupaten Nunukan 5,63% (Grafik 4.76). Untuk Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi tahun 2010 yang perlu untuk dituntaskan terdapat di Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Tana Tidung karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, capaian di Kabupaten Malinau dan Kota Tarakan berada di kuadran 1 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.77). LP2KD Prov. Kaltara,

38 2. Inflasi (%) Pencapaian inflasi (%) di Provinsi Kaltara tahun 2011 yang di wakili oleh Kota Tarakan naik sebesar 1,49% dibanding tahun 2010 dari 6,43% di tahun 2011 menjadi 7,92% di tahun (Grafik 4.78). Untuk Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap tingkat inflasi tahun 2011 yang perlu untuk dituntaskan terdapat di Kota Tarakan karena masuk kuadran 1 berwarna merah Grafik 4.78 Grafik 4.79 berarti prioritas pertama, capaian di Kabupaten Malinau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Tana Tidung berada di kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.79) Analisis Akar Masalah Per Indikator Penemuan akar masalah untuk setiap indikator yang masih bermasalah dapat dilihat dari sudut pandang pemerintah selaku penyedia layanan dan masyarakat selaku pengguna jasa layanan. Akar masalah tidak selalu bersumber dari kurangnya fasilitas layanan publik yang disediakan pemerintah, namun dapat juga bersumber dari persepsi masyarakat terhadap layanan pemerintah atau budaya dan sosial ekonomi menjadi hambatan masyarakat mengakses layanan pemerintah. Sebagai contoh, prioritas intervensi pemerintah terhadap program penanggulangan kemiskinan bidang pendidikan adalah pada indikator APK SD. Indikator APK SD yang masih rendah dapat dilihat dari bagaimana layanan publik yang telah disediakan oleh pemerintah, dan bagaimana persepsi masyarakat terhadap layanan yang telah disediakan pemerintah, apakah mereka langsung dapat memanfaatkannya ataukah ada faktor budaya, LP2KD Prov. Kaltara,

39 sosial ekonomi masyarakat yang menhambat mereka untuk mengkases layanan pendidikan. Misalnya saja, setelah tamat SD, karena ekonomi keluarga kekurangan, maka anak yang tamat SD diminta oleh orang tuanya untuk membantu bekerja mencari nafkah keluarga dan tidak diberi melanjutkan sekolah ke janjang SMP. Secara lebih rinci akar masalah dapat dilakukan dengan analisis ketersediaan dan pemanfaatan berikut: Tabel 4.2. Analisis Ketersediaan dan Pemanfaatan No Indikator Utama Aspek Ketersediaan (Supplay) Indikator Pendukung A Pendidikan 1 APK SD/MI (%) - tersedianya gedung sekolah, rasio guru cukup, pendidikan 2 APM SMA/MA (%) gratis SD s/d SMA/SMK hanya di perkotaan yang bisa 3 APS usia 7-12 tahun (%) diakses transfortasi darat. 4 APS usia tahun (%) - budaya membantu orang tua bekerja untuk mencukupi 5 APS usia tahun (%) kebutuhan pangan kebijakan dana pendidik 20% melalui APBD, jarak sekolah jauh, bis sekolah hanya bagi siswa di perkotaan, tersedianya lapangan kerja informal, membantu ortu mencari nafkah (nelayan, buruh, berkebun, berladang, berburu), B Kesehatan 1 AKB - Tenaga medis hanya terfokus di Ibukota kab/kota, 2 Rasio Bidan tersedianya bangunan rumah 3 Rasio Dokter sakit, puskesmas, pustu dan 4 Jarak Puskesmas Terdekat posyandu akan tetapi alat medis minin, tersedianya 5 Keluhan Kesehatan mobil ambulance, speedboat 6 Pengobatan Sendiri ambulance, dan tenaga medis 7 8 Kelahiran Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih Angka Morbiditas tidak betah ditempat kerjanya terutama diperdesaan, lebih mempercayai dukun beranak karena biayanya terjangkau komitmen dan keberpihakan pemda terhadap pelayanan kesehatan masyarakat sangat tinggi terjangkau sehingga mutasi baik ke ibukota kab/kota di Kaltara maupun ke luar Kaltara LP2KD Prov. Kaltara,

40 Lanjutan Tabel C Infrastruktur Dasar 1 Sanitasi Layak - Daerah aliran sungai (DAS) yang melimpah 2 Air Minum Layak - Daya pembangkit listrik terbatas (diesel) 3 Akses Listrik - Melimpahnya batubara, angin, dan gelombang laut 4 Jaringan Listrik - melimpahnya batu gunung, tanah urug, dan kayu hutan 5 Akses Jalan R4 - jalan yang ada belum diperbaiki dan diaspal 6 Aksebilitas Pasar Tradisional - belum terbangunnya jalan hingga ke pemukiman penduduk asli di Kaltara baik di pegunungan dan pesisir D Ketenagakerjaan 1 Jumlah Tenaga Kerja - melimpahnya potensi SDA 2 Jumlah Bekerja mahalnya ongkos angkut 3 Jumlah Pekerja Tidak barang dan jasa serta biaya Penuh hidup infrastruktur jalan dan jembatan yang dibangun belum berkualitas, jika telah dibangun hanya menyentuh sebagian kecil pemukiman penduduk miskin di Kaltara, akibatnya tenaga kependidikan, tenaga medis, dan pelayanan dasar lainnya jadi tidak betah, sementara SDA di perdesaan di Kaltara sangat melimpah termasuk bonus demografi akan tetapi kualitas dan kuantitasnya tidak memadai E Pertumbuhan Ekonomi 1 Pertumbuhan Ekonomi - melimpahnya potensi SDA sulitnya aksebilitas jalan layak untuk memanfaatkan SDA 2 Inflasi - Daya saing daerah masih rendah - Kota Tarakan rujukan inflasi daerah belum terbangunnya sarana penunjang daya saing daerah yang berkualitas (BLK) berbasis keunggulan ekonomi daerah tersedianya pasar modern LP2KD Prov. Kaltara,

BAB III PROFIL KEMISKINAN DAERAH

BAB III PROFIL KEMISKINAN DAERAH 3.1. Kondisi Umum Kemiskinan Daerah BAB III PROFIL KEMISKINAN DAERAH Berhubung data pilih antara Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) belum dilakukan secara nasional

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN

BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN 4.1. Bidang Pendidikan Analisis prioritas intervensi untuk bidang pendidikan yang menjadi prioritas untuk diintervensi adalah jenjang pendidikan SMA/MA. Ini terlihat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan review dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS-DATA MEMPERTAJAM INTERVENSI KEBIJAKAN

PERENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS-DATA MEMPERTAJAM INTERVENSI KEBIJAKAN PERENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS-DATA MEMPERTAJAM INTERVENSI KEBIJAKAN RAPAT KERJA TEKNIS TKPK TAHUN 2015 KERANGKA ANALISIS SITUASI KEMISKINAN KOMPONEN ANALISIS Perubahan akibat intervensi

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PENANGGULANGAN KEMISKINAN I N A N T A INOVASI KETAHANAN KOMUNITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN TANA TORAJA Penanggulangan Kemiskinan APA ITU adalah kebijakan dan program pemerintah pusat serta pemerintah daerah yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD

BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD 5.1. Evaluasi APBD Pendapatan Daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Kota Solok diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya berasal

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA Selaku SEKRETARIS TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA SURAKARTA

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA Selaku SEKRETARIS TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA SURAKARTA KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD)

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

LAPORAN PENCAPAIAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH (LP2KD)

LAPORAN PENCAPAIAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH (LP2KD) LAPORAN PENCAPAIAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH (LP2KD) TAHUN 2012 TIM PENYUSUN SPKD TAHUN 2012 TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN ( TKPK ) KABUPATEN BELITUNG TIMUR Kata Pengantar Kemiskinan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2012 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No 41/11/64/Th. XV, 5 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2012 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada Agustus 2012 tercatat sebanyak 1.777.381

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH

BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH A. Kondisi Umum Daerah 1. Pertumbuhan PDRB Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menjadi salah satu indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu

Lebih terperinci

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012-2017 NO ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja Kabupaten Parigi Moutong bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil

Lebih terperinci

Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Grafik Daftar Tabel

Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Grafik Daftar Tabel Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Grafik Daftar Tabel DAFTAR ISI i ii iii v BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1. Acuan Kebijakan I-1 1.2. Pendekatan Kebijakan Nasional I-4 1.3. Pokok Strategi Penanggulangan Kemiskinan

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

PENGANTAR. Manggar, November 2012 KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR. Ir. SYAIFUL BAKHRI.

PENGANTAR. Manggar, November 2012 KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR. Ir. SYAIFUL BAKHRI. i PENGANTAR Kemiskinan merupakan tantangan pembangunan yang terdapat di negara berkembang termasuk Indonesia. Tantangan ini membuat pemerintah berkepentingan untuk lebih serius memformulasikan kebijakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) disusun sebagai bahan informasi tentang pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di Kota Surakarta pada tahun 2016.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67 RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS 2015 Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan, meningkatnya derajat kesehatan penduduk di suatu wilayah, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 INDIKATOR SOSIAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 Jumlah Halaman : ix + 77 halaman Naskah : BPS Kabupaten Pulau Morotai Diterbitkan Oleh : BAPPEDA Kabupaten Pulau

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

BAB III PROFIL KEMISKINAN DAERAH

BAB III PROFIL KEMISKINAN DAERAH BAB III PROFIL KEMISKINAN DAERAH 3.1. Konsep Kemiskinan Kemiskinan adalah isu yang kompleks dan multidimensional, karena banyaknya pendekatan yang dilakukan terhadap kondisi yang disebut miskin, maka banyak

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

Lampiran PENYUSUNAN MASTERPLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Lampiran PENYUSUNAN MASTERPLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA Lampiran PENYUSUNAN MASTERPLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA Copyright @ 2014 Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat - FEUI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN TAHUN : 2012 : PENAJAM PASER UTARA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Dituntaskannya program wajib belajar dua belas tahun pada seluruh siswa Persentase

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

Kalimantan Timur. Lembuswana

Kalimantan Timur. Lembuswana Laporan Provinsi 433 Kalimantan Timur Lembuswana Lembuswana adalah hewan dalam mitologi rakyat Kutai yang hidup sejak zaman Kerajaan Kutai. Lembuswana menjadi lambang Kerajaan Kutai hingga Kesultanan Kutai

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots) DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Tahun 2002-2011 Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

Lebih terperinci

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016 Daftar Tabel Tabel 2.1 Luas Wialayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Jeneponto berdasarkan BPS... II-5 Tabel 2.3 Daerah Aliran

Lebih terperinci

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2015 Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

INDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah LAMPIRAN I KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR : 431 / 02 / XI / 2015 TANGGAL : 3 NOVEMBER 2015 TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PROVINSI GORONTALO 1. Nama Organisasi : Pemerintah Provinsi

Lebih terperinci

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau 2013-2018 Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau i Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Pulang Pisau iii Daftar Isi v Daftar Tabel vii Daftar Bagan

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI ACEH 2016 Nomor Publikasi : 11522.1605 Katalog BPS : 4102004.11 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : xvii + 115 Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERDA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI PERDA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i DAFTAR ISI PERDA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 5 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 10 1.4. Sistematika

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM DAERAH

BAB II KONDISI UMUM DAERAH BAB II KONDISI UMUM DAERAH 2.1. Geografi dan Demografi Wilayah 2.1.1.Geografis Kota Solok Secara geografis Kota Solok berada pada posisi 0 0 44 28 LS sampai 0 0 49 12 LS dan 100 0 32 42 BT sampai 100 0

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4

DAFTAR TABEL. Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4 DAFTAR ISI Halaman: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Pemerintahan... 1 1.2 Kepegawaian... 2 1.3

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 NO INDIKATOR KINERJA Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya Aksesibilitas dan

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA 1 Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Sejak tahun 2000, Indonesia telah meratifikasi Millenium Development Goals (MDGs) di bawah naungan Persatuan Bangsa- Bangsa.

Lebih terperinci

Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV

Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN... I-3 1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN... I-5 1.4. SISTEMATIKA

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada 4.1. Profil Wilayah BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 49 29 Lintang Selatan dan 6 0 50 44

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Kaidah Pelaksanaan...

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA Tabel II.16 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Urusan Wajib Pendidikan No. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 1 2 3 4 1 APK PAUD 49,38 168,96 2 APK SD/MI/Paket A 108,77 108,74 3 APK SMP/MTs/Paket

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG PEMERINTAH KOTA PERKEMBANGAN EKONOMI DAN PENDAPATAN DAERAH PERTUMBUHAN EKONOMI Tahun 2004 = 7,69 % Tahun 2005 = 4,57 % PDRB (harga konstan 2000)(dalam juta rupiah) Realisasi Tahun 2004 = 4.554.824 Realisasi

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dari sisi keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 06 Kabupaten Tahun Anggaran : 06 : Hulu Sungai Selatan TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,12% Angkatan kerja NTT pada Februari 2015 mencapai 2.405.644 orang, bertambah

Lebih terperinci

BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM

BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM LUAS WILAYAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2015... 1 STATISTIK GEOGRAFIS PROVINSI JAMBI... 2 NAMA IBUKOTA KAB/KOTA DAN JARAK KE IBUKOTA PROVINSI MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2015... 3 JUMLAH

Lebih terperinci

Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat dan Propinsi Sumatera Barat Tahun

Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat dan Propinsi Sumatera Barat Tahun KONDISI MAKRO KEMISKINAN Target RPJMN, tingkat kemiskinan 2015 8% di tingkat Propinsi Sumatera Barat, Kabupaten Pasaman Barat berada di peringkat ke-8 Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat dan Propinsi

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN

PENETAPAN KINERJA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN PENETAPAN TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN : LAMANDAU TAHUN : 2014 1. Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi unggulan daerah. 2. Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat. 3. Meningkatnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 9

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 9 i DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum...... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD... 5 1.5. Maksud dan Tujuan... 7 Hal BAB II EVALUASI

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 9

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 9 i DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum...... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD... 5 1.5. Maksud dan Tujuan... 7 Hal BAB II EVALUASI

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS APBD. LP2KD Prov. Kaltara

BAB V ANALISIS APBD. LP2KD Prov. Kaltara BAB V ANALISIS APBD Evaluasi APBD secara keseluruhan dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis yang menunjukkan relevansi dan efektivitas APBD dalam penanggulangan kemiskinan. Analisis dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 4.1. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Berdasarkan kondisi dan fenomena yang terjadi di Kabupaten Lebak serta isu strategis, maka ditetapkan prioritas

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Kondisi Kinerja pada awal Kondisi Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2012 No. 63/11/63/Th XVI /05 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2012 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kalimantan Selatan keadaan Agustus 2012 sebesar 71,93 persen.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Meningkatnya Pertumbuhan Jumlah Investor Berskala Nasional PMA 17 PMA/PMDN Ekonomi dan Daya Saing

Lebih terperinci

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator Page 1 Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Uraian Jumlah Jumlah Akan Perlu Perhatian Khusus Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 12 9 1 2 Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2014 STATISTIK DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT 2014 ISSN : 2089-0214 No. Publikasi : 91080.14.27 Katalog BPS : 1101002.9108 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii v xii BAB 1 PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN... I-1 1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN RPJPD

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 NO LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 05 Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. tercapai Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 00% Penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN Pergub menjaga keberlanjutan perdamaian. 1.3 Persentase pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP.

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN Pergub menjaga keberlanjutan perdamaian. 1.3 Persentase pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP. PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN 2017 No (1) (2) (3) (4) 1. Meningkatnya implementasi UUPA 1.1 Jumlah Qanun Aceh yang ditetapkan. * 13 Qanun dalam percepatan pembangunan dan 1.2 Jumlah Peraturan

Lebih terperinci

Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak

Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak k G 1 Pi ( Qi 1) i 1 Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR KONDISI KINERJA PADA AWAL

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Pembahasan pada bab ini meliputi pembahasan permasalahan pembangunan daerah yang terkait dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi dan pembahasan isu-isu strategis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Provinsi

Lebih terperinci

PROGRAM LINTAS SEKTOR (1): PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PROGRAM LINTAS SEKTOR (1): PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROGRAM LINTAS SEKTOR (1): PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERMASALAHAN KEMISKINAN: 1. Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan; 2. Terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan kesehatan; 3. Terbatasnya

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Dalam upaya mewujudkan masyarakat Kabupaten Sintang yang produktif, berkualitas, sejahtera, dan demokratis melaui GERBANG EMAS (Gerakan Pembangunan Ekonomi Masyarakat)

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar. Daftar Tabel Daftar Gambar

Daftar Isi. Kata Pengantar. Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii iii xxi Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen I-6 1.4 Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU

GAMBARAN UMUM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU IV. GAMBARAN UMUM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU 4.1. Kondisi Fisik Wilayah Provinsi Riau terdiri dari daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 329.867,61 km 2 sebesar 235.306 km 2 (71,33

Lebih terperinci

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber I. Pendahuluan Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan yang telah dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2000 adalah mendorong kesetaraan gender dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT i DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Dasar Hukum 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen 4 1.4 Sistimatika Dokumen

Lebih terperinci

BAB VII P E N U T U P

BAB VII P E N U T U P BAB VII P E N U T U P Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun 2012 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Jenis Kebencanaan dan Sebarannya... II-7 Tabel 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto Tahun 2008-2012...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum...... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD... 5 1.5. Maksud dan Tujuan... Hal BAB II EVALUASI HASIL

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci