Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 13 Juli 23 Juli 2009 Lokasi : Bengkulu Propinsi Bengkulu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 13 Juli 23 Juli 2009 Lokasi : Bengkulu Propinsi Bengkulu"

Transkripsi

1 Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 13 Juli 23 Juli 2009 Lokasi : Bengkulu Propinsi Bengkulu A.Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kelurahan Panorama, Gading Cempaka Bengkulu Kelurahan ini merupakan salah satu dari 11 kelurahan yang ada Gading Cempaka. Kelurahan Panorama terdiri dari berbagai suku baik suku asli Bengkulu, Lembak (suku yang lain : rejang, serawai), Suku Jawa, Suku Batak, Padang dan sebagainya. Kekeluargaan kuat. Mayoritas masyarakat bekerja sebagai pedagang. Komposisi 70% berdagang, buruh/pms 20%, petani 10%. Umumnya warga asli. 85% beragama Islam. Jumlah KK miskin di Panorama. Versi BLT 626 KK miskin, versi Jaminan Kesehatan Kota 719 KK, versi BPS 572 KK. Sedangkan Jumlah KK di Panorama adalah 3111 KK. Kelurahan Pasar Melintang, Teluk Segara, Bengkulu Kelurahan Pasar Melintang adalah salah satu dari 13 kelurahan di Teluk Segara. Kelurahan ini terdiri dari 2 Rukun Warga dan 6 Rukun Tetangga. Nama Pasar Melintang dimaknai sebagai daerah yang sering terjadi keributan. Warga masyarakat yang berada di wilayah yang berada di tengah kota Bengkulu ini banyak yang bermatapencaharian sebagai Pegawai Negeri Sipil dan karyawan Swasta, beberapa pengrajin serta buruh di rumah tangga. Dari 1900-an penduduk atau 350-an kepala keluarga lebih di kelurahan Pasar Melintang, tidak secara tegas dinyatakan jumlah keluarga miskin, dan kalau melihat kondisi lingkungan maupun rumah para warga tampak kesan sederhana dan kurang mampu. Pertanyaan Penelitian. Pertanyaan Penelitian 1: Bagaimana Pola Kegiatan Sosial yang diprakarsasi dan dilaksanakan oleh BKM? Kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh BKM Panorama, Gading Cempaka Bengkulu ternyata cenderung karitatif. Di Kelurahan ini terdapat 21 KSM kegiatan sosial dengan perincian 15 KSM dengan kegiatan persewaan tenda, kursi dan soundsystem, 3 KSM dengan kegiatan persewaan tenda dan wireless, 1 KSM dengan persewaan kursi sejumlah 150 buah, 1 KSM usaha rental/pengetikan komputer dan 1 KSM berupa biaya kursus komputer gratis untuk 50 orang. Untuk hasil dari persewaan tenda, kursi dan soundsystem tersebut direncanakan akan digunakan untuk santunan bagi warga masyarakat miskin. Pengelolaan persewaan tersebut saat ini dikelola oleh masing-masing KSM yang notabene berada dalam lingkup satu Rukun Tetangga. Dari hasil Hal-1

2 pengelolaan persewaan tersebut ternyata belum semuanya mencapai tujuan yang diinginkan yaitu memberikan santunan karena berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tenda tersebut masih banyak digunakan untuk biaya operasional saja. Rata-rata tenda disewakan 350 ribu per buah, kursi 500 rupiah. Digunakan untuk operasional kursi 200 rupiah per buah dan biaya transport 200 ribu (kalau dalam satu kelurahan) dan kalau di luar kelurahan bisa mencapai 300 ribu. Biaya sewa tersebut hanya diperuntukkan ketika ada hajatan pernikahan atau hajatan yang sifatnya senang-senang, akan tetapi untuk orang meninggal tidak diberlakukan harga sewa. Sedangkan untuk kegiatan sosial pelatihan kursus ketramilan computer diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak melanjutkan sekolah lulusan SMP dan SMA dan khususnya yang berasal dari keluarga miskin. Materi kursus meliputi Microsoft word, excel dan power point. Sedangkan kegiatan sosial rental komputer, sebenarnya merupakan upaya tindak lanjut dari kegiatan pelatihan kursus komputer. Komputer yang digunakan untuk rental merupakan komputer yang sebelumnya dipakai untuk pelatihan kursus computer gratis sebanyak 5 buah. Selain melayani jasa untuk pengetikan,rental yang didirikan oleh BKM ini juga melayani jasa lain seperti cetak undangan, cetak kartu nama. Mereka yang bekerja di rental computer (ada 3 orang) adalah lulusan dari pelatihan ketrampilan computer yang diselenggarakan oleh BKM. Hasil dari rental ini nantinya juga akan digunakan untuk santunan bagi warga miskin di BKM Panorama, Gading Cempaka. Sedangkan kegiatan sosial yang diselenggarakan di Kelurahan Pasar Melintang adalah Pemberian bantuan kepada orang jompo dan beasiswa kepada anak keluarga kurang mampu dan program bantuan berupa atap rumah (seng). Pemberian bantuan kepada orang jompo dan beasiswa kepada anak keluarga kurang mampu sebanyak 60 orang, dengan jumlah dana sebesar Rp ,- /orang. Pos dana yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan ini diperoleh dari upaya menginvestasikan dana sebesar Rp ,00 kepada 4 pengusaha yang merupakan warga setempat sehingga masing-masing menerima Rp ,- dan ada 1 yang menerima Rp ,- Dari proposal yang diajukan oleh BKM, masing-masing pengusaha memberikan Infaq sebesar Rp ,00 dan 1 pengusaha memberikan infaq Rp ,- setiap bulan selama 2 tahun. Kesepakatan tersebut dikuatkan dengan akte notaris setelah melalui proses tender. Keberlanjutan program pemberian bantuan pada warga lanjut usia dan beasiswa diberikan setiap 3 bulan, karena dana yang terkumpul selama waktu tersebut baru bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sebanyak 60 orang. Dari perjanjian yang dilaksanakan selama 2 tahun tersebut keberlanjutan dalam memberikan bantuan dapat dipastikan terjamin. Program pemberian beasiswa dan bantuan pada warga lansia ini baru diberikan sekali mengingat jangka waktu investasi dari pos dana baru berjalan beberapa waktu lalu. Apabila jangka waktu 3 bulan dana infaq sudah terkumpul lagi maka akan segera diberikan kepada warga sasaran yang memerlukannya. Sementara kegiatan sosial lain adalah program kegiatan memberikan bantuan berupa atap rumah (seng) untuk memperbaikin atap rumah yang sudah bocor/rusak bagi keluarga yang Hal-2

3 kurang mampu. Jumlah barang/seng yang diberikan masih sangat minimal dan terbatas. Jumlah seng yang diberikan juga tidak sama disesuaikan dengan kondisi rumah warga sasaran yang didasarkan pada penilaian dari ketua RT setempat. Demikian pula kegiatan pemberian bantuan barang berupa atap seng untuk rumah warga kurang mampu juga baru diberikan satu kali, dan program selanjutnya belum diputuskan. Pertanyaan 2: Prospek keberlanjutan pelayanan sosial sebagai prakarsa awal menuju the social safety net. Dua kegiatan sosial yang diselenggarakan di Kelurahan Panorama yaitu persewaan tenda/kursi dan rental komputer menunjukkan adanya kesalahan pemahaman mengenai apa itu konsep kegiatan sosial yang berkelanjutan. Dari hasil penelusuran di lapangan menunjukkan bahwa bagi mereka yang namanya kegiatan sosial berkelanjutan dimaknai sebagai kegiatan sosial yang sekedar tidak habis sekali pakai tanpa pernah memikirikan bagaimana kegiatan sosial tersebut bermanfaat bagi pengembangan modal sosial dan jaringan sosial yang ada dalam masyarakat. Hasil persewaan tersebut orientasinya ternyata juga hanya sekedar untuk santunan sosial. Sedangkan untuk kegiatan sosial pelatihan komputer gratis sebenarnya ada unsur investasi pendidikan akan tetapi juga kurang ada prospek keberlanjutannya karena hanya dilakukan sekali dan kurang dipikirkan bagaimana kelanjutan setelah mereka kursus. Kursus hanya berhenti ketika materi pelajaran sudah selesai dan pemberian sertifikat. Sedangkan kegiatan sosial yang ada di Kelurahan Pasar Melintang ternyata juga cenderung berorientasi karitatif saja. Namun demikian, apabila dicermati dari dua jenis kegiatan yang dilaksanakan oleh BKM kelurahan Pasar Melintang tersebut dapat dinyatakan bahwa tingkat keberlanjutan jenis kegiatan yang pertama (pemberian santunan jompo dan beasiswa) cukup memadai setidaknya selama 2 tahun ke depan dapat dilakukan sebanyak 8 kali sesuai kesepakatan pada para pengusaha yang memberikan infaqnya. Pos pendanaan untuk program kegiatan ke dua yakni pemberian bantuan berupa atap seng kepada warga kurang mampu belum dapat dipastikan/diputuskan. Pertanyaan 3: Pilihan dukungan masyarakat (faktor dukungan internal dan eksternal) untuk mendukung kegiatan jangka panjang dan berkelanjutan. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di lapangan, ada beberapa faktor dukungan program ini. Di Kelurahan Panormana, sebenarnya sudah ada upaya BKM untuk melakukan transparansi kegiatan sosial. Laporan Hal-3

4 kegiatan BKM ditempel di beberapa titik (ada lima titik) dan dilaporkan 4 bulan sekali. Selain itu sebenarnya BKM memiliki kemampuan untuk menggerakkan masyarakat karena saat ini banyak ketua KSM yang merupakan ketua RT sehingga memudahkan untuk koordinasi. Di Kelurahan Pasar Melintang sudah ada upaya dari pengurus BKM untuk berfikir tentang proses keberlanjutan dana santunan dengan menginvestasikan dana sosial ke beberapa pengusaha. Dalam proses penentuan sasaran pengurus BKM Kelurahan Pasar Melintang juga cukup selektif. Misalnya tercermin dalam penentuan sasaran para warga lansia dan keluarga kurang mampu yang menjadi sasaran program tersebut adalah mereka yang hanya mampu memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, itupun dalam level yang minimal. Jika dicermati, masyarakat Panorama dan Pasar Melintang sebenarnya adalah masyarakat yang lebih bebas, demokratis dan lepas dari ikatan patron client dan ini merupakan untuk keberlanjutan program-program dalam masyarakat. Pertanyaan Penelitian 4: Terkait dengan hambatan(yang diduga dan obyektif)dalam penggunaan pilihan dukungan yang tersedia. Ada banyak hambatan yang muncul dalam pelaksanaan program kegiatan sosial di Kelurahan Panorama. Dari sisi masyarakat dan anggota BKM menunjukkan bahwa mereka kesulitan dalam mempertahankan kerelawanan/partisipasi karena sekarang ini banyak masyarakat atau anggota BKM yang sudah malas. Mereka menganggap bahwa hasil yang diperoleh tidak sebanding dengan pengorbanan yang telah mereka lakukan sehingga relawan sering berganti-ganti. Masyarakat akhirnya menjadi malas untu berpartisipasi dalam proses PNPM. Mereka lebih baik bekerja di luar dapat uang daripada mengurus BKM tetapi hanya mendapatkan capainya saja. Hal ini menyebabkan banyak anggota BKM yang tidak aktif. Dari 11 orang hanya 5 orang anggota BKM aktif. Demikian juga dalam pemilihan kegiatan-kegiatan sosial terlihat masih ada dominasi tokoh-tokoh masyarakat. Bahkan karena cenderung dominan tokoh-tokoh masyarakat seringkali peran Faskel kalah dibandingkan dengan peran dari tokoh-tokoh masyarakat. Hal ini misalnya terlihat ketika dari masyarakat mengusulkan kegiatan sosial yang dimunculkan adalah pembelian tenda dan kursi untuk disewakan tersebut. BKM dan Faskel tidak berdaya menghendaki desakan masyarakat padahal desakan itu keliru. Dukungan dari PJOK Kecamatan dan Lurah juga tidak optimal karena tidak ada apa-apanya (tidak ada insentif) sehingga mereka cenderung acuh terhadap program ini. Apalagi tentang PJOK. Lurah pun kalau diundang rapat kadang tidak datang. Lurah dan PJOK terlihat juga tidak menguasai persoalan PNPM Perkotaan. Lurah justru lebih senang terlibat dalam PNPM-Masyarakat Pedesaan karena mereka dapat insentif. Tidak ada Askot yang secara khusus membawahi/mengkoordinasikan kegiatan sosial. Askot yang ada di Bengkuku Askot Infrastruktur, Aksot Micro Finance, Askot Manajemen Data (ASMANDA). Dulu dititipkan ke Askot Urban Planner tetapi sudah dihapus sejak Bulan Mei Kemudian di tingkat struktur kebijakan, ternyata di wilayah Panorama ini juga terdapat program PNPM Perdesaan Hal-4

5 padahal di daerah tersebut sudah ada PNPM Perkotaan. Ini menunjukkan kesan tumpang tindih program. Sedangkan permasalahan dan keluhan yang dirasakan oleh para penggiat BKM di Kelurahan Pasar Melintang diantaranya berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang sering kali bertentangan dengan upaya pemberdayaan dan kemandirian sebagai tujuan dari program yang disusun oleh BKM. Kegiatan yang diusulkan mulai dari bawah dan melewati proses panjang atau yang biasanya disebut siklus, masyarakat diorientasikan dan dididik untuk selalu mempertanggungjawabkan dengan cara mengarsipkan atau membuat dokumen semua kegiatan yang dilakukannya secara disiplin, tertib serta rutin dan apabila berkaitan dengan pinjaman dana maka mereka wajib mengembalikan dana yang dipinjamkannya. Usulan kegiatan yang diprogramkan juga harus memiliki kaitan dengan kebutuhan masyarakat secara langsung dan riil dan diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan kemiskinan warga sasaran. Semantara itu, kebijakan kebijakan pemerintah dengan memberikan BLT yang berupa bantuan langsung uang tunai dikucurkan langsung tanpa harus membuat proposal dan juga tidak ada pertanggungjawaban bagi penerimanya bahkan kadangkala jumlah uang yang diterimakan lebih besar dari usulan yang dibuat dalam program BKM. Para penggiat BKM/KSM/Faskel berharap agar pemerintah meninjau ulang hal tersebut agar program yang dikembangkan lewat BKM tersebut mendapat dukungan warganya. Lurah Pasar Melintang dan Camat Teluk Segara ternyata juga cenderung tidak menguasai persoalan program PNPM perkotaan ini. Pertanyaan Penelitian 5 : Jenis perubahan rancangan program (termasuk pengembangan prosedur-prosedur standar dan kebijakan. Dari paparan di atas terlihat bahwa program-program di kelurahan tersebut cenderung berorientasi pada karitatif. KMW pernah menginisiasi masingmasing BKM untuk saling studi Banding ke BKM di kelurahan lain. Misalnya BKM dari Kelurahan Panorama pernah studi banding di wilayah Bentiring. Gambaran Informan 1. TL KMW Bengkulu 2. TA di KMW Bengkulu 3. Korkot Bengkulu dan Asisten Korkot Bengkulu. 4. Faskel di Panorama dan Pasar Melintang untuk memperoleh gambaran secara detail sasaran dan mengetahui peran mereka dalam melakukan pendampingan kepada masyarakat. Peneliti melakukan kegiatan Focus Group Discussion kepada mereka. 5. Pemerintah Kelurahan di Panorama dan Pasar Melintang untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi lokasi sasaran dan bagaimana peran pemerintah kelurahan dalam hubungannya dengan BKM dan pelaksanakan program PNPM. Hal-5

6 6. BKM di dua kelurahan untuk memperoleh gambaran program BKM khususnya kegiatan Unit Pengelola Sosial. 7. KSM/Panitia di dua kelurahan untuk memperoleh data proses pelaksanaan kegiatan sosial BKM. 8. Masyarakat penerima manfaat program tersebut di Kelurahan Panorama dan Pasar Melintang. 9. UPS di Kelurahan Panorama dan PasarMelintang untuk memperoleh data proses pelaksanaan kegiatan sosial BKM. 10. PJOK Kecamatan untuk memperoleh data mengenai peran PJOK dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan sosial di kedua kelurahan tersebut. 11. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bengkulu. Interview mengenai kebijakan pemerintah daerah dalam proses pengembangan program PNPM. B. Kejadian dan hambatan tak terduga 1. Untuk penerima manfaat bantuan lanjut usia sehingga sulit menggali informasi dari mereka secara lebih dalam. 2. PJOK dan lurah di kedua wilayah tersebut ternyata kurang menguasai persoalan PNPM di wilayah mereka. Jawaban-jawaban yang ada cenderung normatif dan berbeda dengan realitas di lapangan. Misalnya yang terjadi ketika peneliti melakukan wawancara di Kelurahan Teluk Segara ketika PJOK ditanya kelurahan mana yang terbaik dan juga kelurahan mana yang masih belum maksimal dalam menyusun program kegiatannya, PJOK menyatakan rata-rata baik. Ketika ditanya jenis kegiatan yang dilaksanakan oleh BKM dan KSM di wilayahnya, PJOK menjawab bahwa semua jenis kegiatan yang dilaksanakan disusun sesuai dengan pedoman dari P2KP dan PNPM. Ketika ditanya tentang pola pelaporan, PJOK juga menyebutkan bahwa laporan telah dibuat secara tertib dan ia juga menandatanganinya. Dari pola jawaban dan respon tersebut memberikan gambaran bahwa perhatiannya pada tugas dan kewajiban sebagai PJOK tidak serius. Laporan hanya tertumpuk diatas meja kerja dan tidak dicermati hasilnya, sehingga tidak bisa memberikan jawaban dan gambaran mana BKM yang baik dan kurang, jenis program yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing kelurahan, serta pola pelaporan yang hanya dinyatakan sudah sesuai dengan panduan atau pedomannya. ditandatanganinya. C. Komentar Lain 1. KMW ataupun Korkot perlu lebih menjelaskan tentang konsep kegiatan sosial dalam masyarakat sehingga apa yang dilakukan masyarakat benar-benar merupakan kegiatan sosial. Hal-6

7 2. Ketua BKM Panorama menempel ketat saat peneliti melakukan wawancara dengan penerima manfaat. 3. Di Panorama terjadi dobel program PNPM yaitu PNPM Perkotaan dan Perdesaan. Hal-7

Pertanyaan Penelitian 1 : Bagaimana Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM?

Pertanyaan Penelitian 1 : Bagaimana Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM? Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 8 Juni-17 Juni 2009 Lokasi : Kota Gorontalo Propinsi Gorontalo A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kedua kelurahan ini merupakan sasaran dari program P2KP tahun

Lebih terperinci

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 18 26 Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kedua kelurahan ini merupakan sasaran dari program PNPM tahun 2007. Dilihat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Kata Pengantar Executive Summary Daftar isi

DAFTAR ISI Kata Pengantar Executive Summary Daftar isi DAFTAR ISI Kata Pengantar i Executive Summary ii Daftar isi vii Daftar Singkatan x Bab 1 Pendahuluan 1 A. Latar belakang masalah 1 B. Maksud dan Tujuan 5 Bab 2 Kegiatan Sosial Dalam P2KP 7 A. Pemikiran

Lebih terperinci

TIM 4. Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri

TIM 4. Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri TIM 4 Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri PERTANYAAN PENELITIAN: Bagaimana efektifitas dan efisiensi peran BKM sebagai institusi perantara dalam pembangunan/pemantapan jaring

Lebih terperinci

MATRIKS PERTANYAAN PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN TEAM 4 (STUDY ON COMMUNITY ORGANIZED SOCIAL ACTIVITIES IN PNPM MANDIRI)

MATRIKS PERTANYAAN PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN TEAM 4 (STUDY ON COMMUNITY ORGANIZED SOCIAL ACTIVITIES IN PNPM MANDIRI) No Pertanyaan Penelitian 1 Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM MATRIKS PERTANYAAN PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN TEAM 4 (STUDY ON COMMUNITY ORGANIZED SOCIAL ACTIVITIES

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 31 BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 4.1 Kondisi Kemiskinan Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan tidak sematamata didefinisikan

Lebih terperinci

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MEDAN

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MEDAN Lingkungan Kegiatan bermanfaat Swadaya berjalan bagus, hampir 50% (uang + tenaga) Tepat sasaran Tingkat keberlanjutan kegiatan cukup bagus (air bersih) Bagi KSM kegiatan lingkungan telah menambah pengetahuan

Lebih terperinci

Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012

Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012 Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, 16-19 Juli 2012 1. WARGA MISKIN (PS-2) PEMANFAAT PROGRAM Secara nasional dari tahun 2007-2011, KK Miskin penerima manfaat kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan

Lebih terperinci

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP 7.1. STIMULAN P2KP 7.1.1. Tingkat Bantuan Dana BLM untuk Pemugaran Rumah, Perbaikan Fasilitas Umum dan Bantuan Sosial Salah satu indikator keberhasilan P2KP yaitu

Lebih terperinci

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 17 Juni 27 Juni 2009 Lokasi : Makasar Sulawesi Selatan

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 17 Juni 27 Juni 2009 Lokasi : Makasar Sulawesi Selatan Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 17 Juni 27 Juni 2009 Lokasi : Makasar Sulawesi Selatan A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kelurahan Rappokaling, Makasar Sulawesi Selatan Sosialisasi program

Lebih terperinci

DISKUSI BERSERI Jakarta, 31 Agustus 2009

DISKUSI BERSERI Jakarta, 31 Agustus 2009 DISKUSI BERSERI Jakarta, 31 Agustus 2009 Tim 4 Kegiatan Sosial 10/12/09 1 Outline Presentasi Pelaporan tentang proses peneliean dan penerapan metodologi (5 slides) Pelaporan hasil temuan sementara menurut

Lebih terperinci

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Makassar

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Makassar Site Report Tim Kerelawanan Waktu : 13 22 Juli 2009 Lokasi : Makassar A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kelurahan Tabaringan, Kecamatan Ujung Tanah Kelurahan Tabaringan berada di pinggiran utara Kota Makassar.

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.

Lebih terperinci

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) SURABAYA

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) SURABAYA Rekrutmen Cara Penentuan : Lebih banyak pada penunjukkan langsung dari Tomas Ketua KSM, biasanya Tomas, menunjuk anggota-anggotanya Ketua KSM, umumnya kelas menengah ke atas, menerima BLM lebih besar dari

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 I. MENGAPA POB DIPERLUKAN? a. Untuk Meningkatkan kemampuan personil konsultan

Lebih terperinci

Gambaran Informan Kunci!

Gambaran Informan Kunci! Gambaran Informan Kunci! Elemen Masyarakat Pemanfaat langsung BKM/KSM Elemen Pemerintah Kelurahan Kecamatan/PJOK Kota/Kabupaten (SATKER,PPK) Propinsi (SATKER,PPK) Elemen Konsultan faskel Infra Askot Infra/

Lebih terperinci

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND KMW 7 ( BENGKULU) 1. KABUPATEN BENGKULU UTARA 1. Penyelesaian

Lebih terperinci

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL PP MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL Topik Tujuan Kegiatan belajar Waktu Acuan Penguatan Pendampingan KSM dalam Kegiatan Sosial 1. Peserta memahami tentang pentingnya penguatan modal sosial di dalam KSM 2. PANCASUTRA,tanggung

Lebih terperinci

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif 1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)

Lebih terperinci

STUDY ON COMMUNITY-BASED INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT IN PNPM UPP

STUDY ON COMMUNITY-BASED INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT IN PNPM UPP STUDY ON COMMUNITY-BASED INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT IN PNPM UPP Proses Penelitian & Penerapan Metodologi Trip I - Pulau Jawa : a. Surabaya b. Pasuruan Trip II - Pulau Sulawesi : a. Makasar b. Gorontalo

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :.

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :. PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor. Pada hari ini. tanggal.. bulan. tahun 20, kami yang bertanda tangan di bawah ini

Lebih terperinci

Menggilir Ternak Bergulir. Ada Fulus di Balik Kasur. Bersatu dalam Manunggal Sakato Kriuk, Kriuk... Krupuk Emas

Menggilir Ternak Bergulir. Ada Fulus di Balik Kasur. Bersatu dalam Manunggal Sakato Kriuk, Kriuk... Krupuk Emas Tujuan Kegiatan Sosial Prinsip-prinsip Kegiatan Sosial Kelompok Sasaran Sumber Pendanaan Pengelolaan Kegiatan Sosial Kegiatan-kegiatan Sosial Kegiatan Murni Santunan Kejarlah Ilmu Sedari Kecil Bersama

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2015jgylyrylyutur / SK / 2010 TENTANG MEKANISME PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009-2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 1. KEGIATAN REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan

Lebih terperinci

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial. Waktu : 23 Juli 1 Agustus 2008 Lokasi : Medan Sumatra Utara

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial. Waktu : 23 Juli 1 Agustus 2008 Lokasi : Medan Sumatra Utara Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 23 Juli 1 Agustus 2008 Lokasi : Medan Sumatra Utara A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Masyarakat Kelurahan Belawan 1, Kecamatan Medan Kabupaten Belawan Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang layak bagi seluruh

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN MODAL LEMBAGA KEUANGAN MIKRO MASYARAKAT DAN KOPERASI PEDESAAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP KMW 9 (JAMBI) DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND 1. KABUPATEN TANJUNGPINANG No KONDISI

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi

Lebih terperinci

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK KEGIATAN SIKLUS MASYARAKAT PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Periode : Bulan Juli - September 2010 I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia 112 Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM 113 114 115 116 117 118 119 Lampiran 2. Contoh Kuitansi Penerimaan Angsuran 120 Lampiran 3. Laporan Perhitungan Tingkat Pengembalian dan

Lebih terperinci

Pertanyaan Penelitian & Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender

Pertanyaan Penelitian & Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender Pertanyaan Penelitian & Informan Kunci Tim 5 Studi Gender Pertanyaan Penelitian 1: Apakah masalah-masalah, hambatanhambatan dan juga peluang-peluang utama yang mempengaruhi perberdayaan ekonomi-sosial

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri

Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri Tim Peneliti Sunyoto Usman (Sosiologi) Purwanto (Sosiologi) Derajad S. Widhyharto (Sosiologi) Hempri Suyatna (Sosiatri) Latar Belakang Program

Lebih terperinci

STUDY ON COMMUNITY COMPLAIN HANDLING AS SOCIAL CONTROL IN PNPM UPP

STUDY ON COMMUNITY COMPLAIN HANDLING AS SOCIAL CONTROL IN PNPM UPP 1 STUDY ON COMMUNITY COMPLAIN HANDLING AS SOCIAL CONTROL IN PNPM UPP PT. INDESO GEMA UTAMA April 2009 September 2009 1. Latar Belakang 2!! Program P2KP sebagai salah satu program penanggulangan kemiskinan

Lebih terperinci

Panduan Operasional Baku Pendistribusian Material Printing

Panduan Operasional Baku Pendistribusian Material Printing A. Latar Belakang : Panduan Operasional Baku Pendistribusian Material Printing (Media Pelatihan dan Media Sosialisasi) Dalam berbagai kegiatan pelatihan dan sosialisasi baik ditingkat Konsultan, Pemda,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian proses multidimensial yang berlangsung secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu terciptanya

Lebih terperinci

Studi Evaluasi Pennganan Pengaduan Masyarakat P2KP 2009 Page 1

Studi Evaluasi Pennganan Pengaduan Masyarakat P2KP 2009 Page 1 Site Report Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Waktu : 18 26 Mei 2009 Lokasi : Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu I. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kriteria pemilihan kelurahan sasaran penelitian adalah

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN ORGANISASI LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 Oleh : Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Disampaikan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri

Lebih terperinci

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 Gambaran Umum Secara umum proses kegiatan di lokasi baru mengalami keterlambatan rata-rata 1,5 bulan dari master schedule, sementara

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA I. UMUM Sesuai dengan landasan filosofis pemberian otonomi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diketahui kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah kemiskinan telah

Lebih terperinci

Thn Thn Thn Thn JUMLAH 91

Thn Thn Thn Thn JUMLAH 91 I. PENDAHULUAN Pada bulan September 2013 direncanakan akan dilakukan penutupan data SIM PPM sampai dengan akhir tahun 2010. Penutupan data tersebut bertujuan data di bawah tahun 2010 tidak ada lagi data

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan parisipatif yang dilakukan masyarakat untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 69 BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 7.1 Motivasi Relawan dalam Pelaksanaan PNPM-MP Motivasi responden dalam penelitian ini diartikan sebagai dorongan atau kehendak yang menyebabkan

Lebih terperinci

Oleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013

Oleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013 Oleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, 28-30 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. KETENTUAN UMUM 2 1. LOKASI SASARAN Lokasi

Lebih terperinci

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SATUAN KERJA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN KAJIAN KEGIATAN SOSIAL YANG DIORGANISIR OLEH MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Pemerintah mempunyai program penanggulangan kemiskinan yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat baik dari segi sosial maupun dalam hal ekonomi. Salah

Lebih terperinci

10/9/09. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA

10/9/09. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA 1 A. PROSES DAN METODOLOGI Proses Koordinasi di lapangan SKPD/ TKPKD FASKEL BKM PROP SNVT PROP BAPEDA RELAWAN KORKOT KMW Proses

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010 1 P a g e Periode tahun 2011 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI

Lebih terperinci

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir? Lampiran Wawancara Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apa ukuran kebijakan dalam program penanggulangan kemiskinan di Ukuran dan tujuan kebijakan yang dilakukan dalam program P2KP

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM P2KP-PNPM

STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM P2KP-PNPM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM P2KP-PNPM PT.Prismaita Cipta Kreasi Kota Pemda KMW TN Korkot Askot FK BKM KSM Medan Bapeda Andi Asdar (TL) Bengkulu Bapeda,

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

Studi Evaluasi Pennganan Pengaduan Masyarakat P2KP 2009 Page 1

Studi Evaluasi Pennganan Pengaduan Masyarakat P2KP 2009 Page 1 Site Report Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Waktu : 28 Mei 6 Juni 2009 Lokasi : Kota Medan Provinsi Medan I. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kriteria pemilihan kelurahan sasaran penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Fungsi BKM pada program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran perlu ditingkatkan, sehingga dalam pemberdayaan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Oktober 2010 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)

Lebih terperinci

Pertanyaan Penelitian dan Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender

Pertanyaan Penelitian dan Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender Pertanyaan Penelitian dan Informan Kunci Tim 5 Studi Gender Pertanyaan Penelitian 1: Apakah masalah-masalah, hambatanhambatan dan juga peluang-peluang utama yang mempengaruhi pemberdayaan ekonomi-sosial

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTRAIAN ASET HASIL KEGIATAN PROGRAM NASONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PEDESAAN DI KABUPATEN

Lebih terperinci

V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN

V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN 5.1. Evaluasi Persiapan (Input) Program Sebelum kegiatan pinjaman bergulir dalam kelurahan yang bersangkutan dimulai,

Lebih terperinci

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN 1. Pengertian 1 2. Pengelola Bergulir 2 3. Penerima Manfaat Bergulir 2 4. Ketentuan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Kelurahan Tanjung Sari sekitar 8930 Ha.

BAB II GAMBARAN OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Kelurahan Tanjung Sari sekitar 8930 Ha. BAB II GAMBARAN OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Letak Geografis Kelurahan Tanjung Sari Kelurahan Tanjung Sari termasuk wilayah Kecamatan Medan Selayang Provinsi Sumatera Utara. Luas

Lebih terperinci

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Pertanyaan Penelitian Siapakah yang menjadi relawan dan apa saja jenis kemampuan, kapasitas, dan komitmen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJIAN

BAB III METODOLOGI KAJIAN BAB III METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dalam menjalankan upaya penanggulangan kemiskinan di wilayah kerjanya, maka Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) membutuhkan suatu kerangka pelaksanaan program

Lebih terperinci

Pedoman penelusuran data dan informasi tentang gambaran umum obyek penelitian

Pedoman penelusuran data dan informasi tentang gambaran umum obyek penelitian LAMPIRAN 121 122 Lampiran 1. Pedoman penelusuran data dan informasi tentang gambaran umum obyek penelitian Sumber Informasi Lurah Kenanga Staf kelurahan Masyarakat Penggalian dokumen monogram Kelurahan

Lebih terperinci

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-Perkotaan 2 Pemetaan Swadaya PERKOTAAN Mengenali Kampung

Lebih terperinci

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).

Lebih terperinci

Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) merupakan salah satu solusi meminimalkan dampak kenaikan harga BBM dengan memberikan subsidi langsung bagi

Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) merupakan salah satu solusi meminimalkan dampak kenaikan harga BBM dengan memberikan subsidi langsung bagi B O KS RIN G KA S A N EKS EKU TIF S U RV EI EF EKTIV ITA S B A N TU A N L A N G S U N G TU N A I (B L T) D I KO TA S EM A RA N G Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) merupakan salah satu solusi meminimalkan

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN ALOKASI DANA DESA, BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA, DAN BANTUAN KEUANGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

Panduan Penulisan Profil PNPM Mandiri Perkotaan

Panduan Penulisan Profil PNPM Mandiri Perkotaan Lampiran 8 Panduan Penulisan Profil PNPM Mandiri Perkotaan Pengantar Panduan ini disusun agar TA Sosialisasi dan Korkot memiliki standar yang jelas dan baku tentang materi informasi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. PENDAHULUAN Selama kurun waktu tahun 2012 pengaduan yang berkaitan dengan penyimpangan dana cenderung meningkat dari jumlah dana yang terekam di dalam SIM PPM Pengaduan. Penyimpangan dana hasil temuan

Lebih terperinci

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. PENDAHULUAN Status pengaduan pada periode Juni 2012 sebanyak 815 pengaduan, dengan total pengaduan sampai dengan periode Juni sebanyak 19.677 pengaduan. Pengaduan yang masuk pada periode Juni telah

Lebih terperinci

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan I. PENDAHULUAN Sampai dengan periode Juli 2013 pengelolaan pengaduan masyarakat di PNPM Mandiri Perkotaan wilayah I sampai dengan bulan Juli 2013 telah mencapai 34.600 pengaduan. Pengaduan yang telah selesai

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 15 2015 SERI : E A BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF BERBASIS KOMUNITAS TAHUN 2015

Lebih terperinci

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP KMW 13 (KALIMANTAN TIMUR) DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND 1. KOTA BONTANG No. KONDISI

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT

Lebih terperinci

Yogyakarta, 13 Desember 2013

Yogyakarta, 13 Desember 2013 Yogyakarta, 13 Desember 2013 Banyaknya Fasilitator kelurahan yang masuk-keluar (turn over); terutama Faskel Infrastruktur - karena faktor-2 : gaji yang relatif lebih rendah (dibanding program sejenis lain),

Lebih terperinci

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK PELAKSANAAN PPMK Program Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) merupakan program lanjutan dalam PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong proses transformasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah adalah merupakan suatu manifestasi yang diraih oleh masyarakat tersebut yang diperoleh dari berbagai upaya, termasuk

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP 1. PENDAHULUAN BKM adalah lembaga masyarakat warga (Civil Society Organization), yang pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai wadah masyarakat untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND KMW 10 (SUMATERA SELATAN) 1. KABUPATEN BANYUASIN 1

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2009 NOMOR 27 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI Tanggal : 29 Desember 2009 Nomor : 27 Tahun 2009 Tentang : PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN DAN BUKU ADMINISTRASI RUKUN WARGA

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR 1 BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK PEMERINTAH KABUPATEN MALANG BERUPA TANAH ASET DESA YANG BERUBAH MENJADI KELURAHAN DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Lebak 4.1.1 Letak Geografis Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Banten. Kabupaten Lebak beribukota di Rangkasbitung

Lebih terperinci

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan I. PENDAHULUAN Pengelolaan pengaduan masyarakat di PNPM Mandiri Perkotaan wilayah I sampai dengan bulan Juni 2013 telah mencapai 33.417 pengaduan. Pengaduan yang telah selesai mencapai 33.415 pengaduan

Lebih terperinci

PANDUAN KUESIONER. Petunjuk Pengisian

PANDUAN KUESIONER. Petunjuk Pengisian Petunjuk Pengisian PANDUAN KUESIONER a. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat menurut Bapak/Ibu/Saudara, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. b. Lingkarilah jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i pilih.

Lebih terperinci

STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA

STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA Logical Framework PERAN PEMERINTAH DAERAH PERTANYAAN PENELITIAN 1. Bagaimana koordinasi antara berbagai badan pemerintah dengan KBP dapat diperkuat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Persepsi Anggota Tentang Peranan Pemimpin Kelompok. Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tentang peranan

PEMBAHASAN. Persepsi Anggota Tentang Peranan Pemimpin Kelompok. Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tentang peranan PEMBAHASAN Persepsi Anggota Tentang Peranan Pemimpin Kelompok Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tentang peranan pemimpin kelompok sangat dirasakan manfaatnya terutama dalam memotivasi

Lebih terperinci