BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH"

Transkripsi

1 31 BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 4.1 Kondisi Kemiskinan Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan tidak sematamata didefinisikan sebagai ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup secara ekonomi saja akan tetapi didefinisikan juga sebagai suatu ketidakmampuan dalam berpartisipasi baik secara sosial, budaya, dan politik, termasuk juga kemiskinan yang terkait dengan nilai-nilai kemanusiaan. Penyebab kemiskinan Kelurahan Situ Gede dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal penyebab kemiskinan meliputi lunturnya nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan (nilai-nilai baik: kejujuran, saling percaya, kepedulian, rasa tanggung jawab dan kegotongroyongan) 6 dan sikap pasrah menerima keadaan. Sementara itu, faktor eksternal penyebab kemiskinan yaitu minimnya pendidikan serta keterampilan yang dimiliki, terbatasnya peluang kesempatan kerja dan berusaha, tanggungan keluarga yang banyak dan akibat PHK. Kondisi riil tentang kemiskinan di Kelurahan Situ Gede diperoleh melalui review Kepala Keluarga (KK) miskin. Dari hasil review tersebut diperoleh kriteria miskin yang baru. Hasil sensus kemudian dilakukan prioritas keluarga miskin berdasarkan versi kriteria kemiskinan berdasarkan musyawarah warga. Adapun kriteria kemiskinan Kelurahan Situ Gede berdasarkan hasil Focus Group Discussion (FGD) Refleksi Kemiskinan dan Pemetaan Swadaya diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan kecil dan tidak tetap: < Rp / bulan 2. Sulitnya untuk mendapatkan kesempatan kerja: kerja buruh serabutan 3. Rendahnya tingkat pendidikan: SMP, SD, Tidak Sekolah 4. Keterampilan kurang: pengangguran. 6 Review kemiskinan didapatkan dari PJM Pronangkis yang disusun berdasarkan review kemiskinan Kelurahan Situ Gede. Hasil dari Review kemiskinan tersebut kontradiksi terhadap hasil penelitian yang menunjukkan modal sosial tinggi.

2 32 5. Rumah terbuat dari bilik, kalaupun telah permanen umumnya belum diplester dan bila telah diplester kondisinya telah rapuh serta perlu perbaikan 6. Tempat atau hunian cukup padat 7. Beberapa rumah milik keluarga miskin dibangun di tanah ilegal, sewa, atau menumpang 8. Sarana dan prasarana lingkungan yang kurang memadai: jalan setapak becek, kotor, MCK kurang sehat, air bersih kurang sehat, dan sampah kurang terjaga. 4.2 Kondisi Lingkungan Sarana dan prasarana di Kelurahan Situ Gede dapat dikatakan masih sangat minim dan kurang layak pakai. Terlebih sarana dan prasarana yang menyangkut hajat hidup orang banyak seperti misalnya MCK, pembangunan atau perbaikan posyandu dan drainase, poliklinik dan sebagainya termasuk kebutuhan akan tempat tinggal (rumah). Sebagian besar rumah warga termasuk kategori rumah tidak layak huni. Hal ini berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pengurus KSM, Pak MR yang menyatakan bahwa sebagian besar masyarakat Kelurahan Situ Gede memerlukan sarana permukiman yang layak. Adapun keterangan mengenai kondisi rumah tinggal dan kepemilikannya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Profil Kondisi Rumah Tinggal Berdasarkan Kajian Lingkungan No. Kondisi Rumah Tinggal Jumlah (jiwa) 1. Permanen Semi permanen Tidak layak Sumber: Data sekunder penelitian, 2010

3 33 Tabel 4. Kepemilikkan Rumah Berdasarkan Kajian Lingkungan No. Kepemilikkan Rumah Jumlah (jiwa) 1. Numpang Ngontrak Milik pribadi Sumber: Data sekunder penelitian, 2010 PJM Pronangkis Kelurahan Situ Gede menyebutkan setidaknya ada sekitar 211 rencana usulan kegiatan untuk merenovasi rumah tidak layak huni. Oleh sebab itu, ketika Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) masuk kelurahan, hal tersebut disambut baik oleh warga masyarakat. Terlebih dalam program pemberdayaan tersebut, ada kegiatan lingkungan yang salah satunya adalah kegiatan renovasi Rumah Tidak layak Huni (RTLH). Program renovasi RTLH merupakan salah satu program yang dibutuhkan oleh masyarakat Kelurahan Situ Gede. Tercatat sudah 15 rumah yang direnovasi di kelurahan ini sejak awal pelaksanaan PNPM-MP di tahun Melalui upaya pemberdayaan tersebut, diharapkan warga masyarakat dapat terus berpartisipasi dalam pembangunan di wilayahnya. Partisipasi aktif dari warga masyarakat dapat dilakukan dengan ikut tergabung ke dalam komunitas atau kelompok Swadaya Mayarakat (KSM), Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), maupun relawan serta warga masyarakat yang memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap wilayahnya. 4.3 Sejarah Kelompok Swadaya Masyarakat Rubah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Rubah dibentuk saat inisiasi PNPM-MP di Kelurahan Situ Gede. Dibentuk oleh Badan Keswadayaan Masyarakat yang berbasis komunitas. KSM Rubah terbentuk melalui adanya kelompok-kelompok yang sebelumnya memang sudah ada di masyarakat. Kelompok terbentuk melalui perkumpulan informal yang didasari adanya hubungan pertemanan atau pertetanggaan. KSM Rubah dalam PNPM-MP khusus menangani program pembangunan sarana dan prasarana, termasuk renovasi RTLH. Dibentuk pada tahun 2008 dan sampai saat ini sudah ada 4 KSM Rubah. Kelompok saat ini mengalami

4 34 perkembangan dalam sisi kelembagaannya. Perkembangan KSM Rubah I-IV, masing-masing merupakan perkembangan kelompok secara administratif. Hal ini dikarenakan pembentukkan kelompok langsung oleh BKM sebagai perpanjangan tangan dari Faskel. Disamping itu, adanya pembentukkan kepengurusan KSM Rubah yang baru, saat masa kerja dari KSM Rubah lama telah berakhir. Meskipun pelaksanaan program renovasi telah usai, KSM Rubah tetap memiliki tanggung jawab untuk menjamin daya tahan bangunan mencapai umur pakai selama lima tahun kedepan. Dengan demikian, KSM Rubah kepengurusan lama sampai saat ini masih ada dan bertanggung jawab terhadap operasi dan pemeliharaan rumah yang telah direnovasi tersebut. Secara keseluruhan, KSM Rubah dapat dilihat dari perkembangannya secara sosiologis. Hal tersebut dapat dilihat dari sejauhmana KSM Rubah berperan dalam upaya pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan. KSM Rubah diawal inisiasi PNPM-MP hingga saat ini mengalami perkembangan kelompok. Perkembangan kelompok ini dapat dilihat pada aspek sosiologisnya, dimana KSM Rubah terbentuk oleh adanya perkumpulan informal sebagian masyarakat. Selain itu, sebelumnya juga telah ada program P2KP, dimana kelompok yang terbentuk merupakan hasil dari perkumpulan informal tadi. Pengembangan kelompok, dengan demikian menjadi sasaran utama dalam kegiatan pembangunan berbasis komunitas KSM Rubah I KSM Rubah I terbentuk pada tahun 2008 diawal inisiasi PNPM-MP di Kelurahan Situ Gede dan sampai saat ini masih berkelanjutan. KSM ini memiliki 14 orang anggota yang kesemuanya merupakan laki-laki. Usia anggota kelompok memiliki rentang usia antara tahun. Mayoritas anggota berpendidikan SMA atau sederajat, yaitu sebanyak 6 orang. Sebanyak 7 orang dari 14 orang anggota KSM ini berprofesi sebagai buruh bangunan dan yang lainnya sebagai wiraswasta (6 orang) serta 1 orang berprofesi di bidang jasa. Proses pembentukan KSM dilakukan setelah adanya sosialisasi dari pihak kelurahan. Di awal inisiasi program ini, fasilitator kelurahan melakukan sosialisasi kepada pihak kelurahan. Kemudian pihak kelurahan menyampaikan informasi mengenai program tersebut kepada masyarakat melalui RW atau RT

5 35 setempat di seluruh wilayah Kelurahan Situ Gede. Seperti yang diungkapkan oleh Pak SA sebagai berikut:.di awal program ini masuk ke kelurahan, faskel sosialisasi ke masyarakat melalui aparatur kelurahan kemudian disampaikan kepada RW dan RT di seluruh wilayah kelurahan Situ Gede. Masyarakat kemudian dikumpulkan sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan program. Perkumpulan ini bertujuan untuk merembukkan kesiapan masyarakat dalam menerima atau menolak program. Menerima ataupun menolak program dilakukan melalui musyawarah dengan memperhatikan segala konsekuensinya. Perkumpulan ini dihadiri oleh hampir seluruh masyarakat. KSM dibentuk setelah masyarakat memusyawarahkan Perencanaan Jangka Menengah (PJM). Kepengurusan BKM ditentukan oleh BKM beserta UP dengan memperhatikan orang-orang yang dapat dipercaya dalam mengelola kelembagaan tersebut dengan baik. Kepengurusan KSM ini diharapkan mampu untuk melaksanakan berbagai kegiatan atau program penanggulangan kemiskinan. Pembagian nama dalam kelompok didasarkan pada data yang diperoleh BKM melalui UP. Masyarakat yang mendaftar dalam komunitas KSM Rubah I umumnya adalah laki-laki dan berprofesi sebagai buruh bangunan sehingga sesuai untuk jenis kegiatan fisik seperti pembangunan jalan, drainase, dan RTLH KSM Rubah II KSM Rubah II terbentuk pasca pencairan dana tahapan pertama tahun Setelah kepengurusan KSM Rubah I berakhir, kemudian dibentuklah KSM Rubah II. KSM Rubah I masih bertanggung jawab terhadap pemakaian dan pemeliharaan rumah hingga mencapai umur pakai lima tahun. Sementara itu, KSM Rubah II berkewajiban menyelesaikan program RTLH dengan alokasi dana pencairan tahap kedua tahun Keanggotaan dalam KSM Rubah II berjumlah 14 orang dan kesemuanya adalah laki-laki. Anggota kelompok memiliki rentang usia antara tahun. Mayoritas anggota berpendidikan SD, yaitu sebanyak 8 orang. Namun demikian ada pula anggota KSM yang berpendidikan SMA atau sederajat sebanyak 3 orang. Jenis pekerjaan anggota KSM ini lebih bervariasi. Anggota yang bekerja sebagai buruh bangunan sebanyak 5 orang dan bekerja di bidang jasa ada 4 orang.

6 36 Keanggotaan KSM Rubah II terdiri dari beberapa anggota KSM Rubah I di tambah dengan beberapa anggota baru. Keanggotaan KSM yang baru seperti halnya pada KSM Rubah I terbentuk dengan cara langsung mendaftar melalui UP pada struktur BKM. Adanya anggota lama dan anggota baru pada struktur kepengurusan KSM Rubah II merupakan langkah agar kepengurusan KSM mengalami keberlanjutan serta mengalami proses pembelajaran. Hal ini juga diupayakan agar partisipasi masyarakat semakin tumbuh dan berkembang KSM Rubah III KSM Rubah III dibentuk pada tahun KSM Rubah III dibentuk setelah kepengurusan KSM Rubah II berakhir. KSM Rubah III menggunakan alokasi dana pencairan tahap ketiga tahun Keanggotaan dalam KSM Rubah III berjumlah 10 orang, yang terdiri dari 8 orang anggota laki-laki dan 2 orang anggota perempuan. Dapat dilihat bahwa dalam KSM Rubah III ini peran serta dari perempuan sudah mulai tumbuh. Anggota kelompok memiliki rentang usia antara tahun. Sebanyak 4 orang anggota berpendidikan SMA atau sederajat, 3 orang berpendidikan SMP atau sederajat dan sisanya merupakan lulusan SD. Sebanyak 1 orang anggota KSM tergolong kepada usia tidak produktif (67 tahun) dan berjenis kelamin perempuan. Jenis pekerjaan anggota KSM ini lebih bervariasi. Anggota yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 4 orang, di bidang jasa ada 4 orang, dan buruh bangunan 2 orang. Keanggotaan KSM Rubah III terdiri dari beberapa anggota KSM Rubah I dan II di tambah dengan beberapa anggota baru. Adanya anggota lama dan anggota baru pada struktur kepengurusan KSM Rubah III merupakan langkah agar kepengurusan KSM mengalami keberlanjutan. Hal ini juga diupayakan agar partisipasi masyarakat semakin tumbuh dan berkembang, termasuk partisipasi dari perempuan KSM Rubah IV KSM Rubah IV dibentuk pada tahun 2009 pasca pelaksanaan program RTLH oleh KSM Rubah III. KSM Rubah IV menggunakan alokasi dana pencairan tahap pertama tahun Keanggotaan dalam KSM Rubah III

7 37 berjumlah 11 orang, yang kesemuanya adalah laki-laki. Anggota kelompok memiliki rentang usia antara tahun. Rentang usia tersebut tergolong kepada usia produktif. Tingkat pendidikan anggota KSM Rubah IV dapat dikatakan lebih tinggi dibanding ketiga KSM lainnya. Hal ini terlihat dari adanya anggota KSM (2 orang) berpendidikan S1, (4 orang) berpendidikan SMA, (2 orang) SMP, dan (2 orang) SD. Keanggotaan KSM Rubah IV terdiri dari beberapa anggota lama KSM Rubah, ditambah dengan beberapa anggota baru. Adanya anggota lama dan anggota baru pada struktur kepengurusan KSM Rubah IV merupakan langkah agar kepengurusan KSM mengalami keberlanjutan. Hal ini juga diupayakan agar partisipasi masyarakat semakin tumbuh dan berkembang.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 39 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Situ Gede Wilayah Kelurahan Situ Gede berada pada ketinggian 250 meter

Lebih terperinci

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 38 BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 5.1 Konsep PNPM Mandiri Perkotaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan merupakan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE 50 BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE 6.1 Karakteristik Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pada umumnya telah banyak kelompok tumbuh di masyarakat,

Lebih terperinci

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 49 BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN Profil relawan PNPM-MP Kelurahan Situ Gede dalam penelitian ini akan dilihat dari dua faktor yaitu faktor internal dan

Lebih terperinci

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 57 BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Persepsi Relawan terhadap PNPM-MP Persepsi responden dalam penelitian ini akan dilihat dari tiga aspek yaitu persepsi terhadap pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan menurut Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia (TKPKRI, 2008) didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan parisipatif yang dilakukan masyarakat untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP 7.1. STIMULAN P2KP 7.1.1. Tingkat Bantuan Dana BLM untuk Pemugaran Rumah, Perbaikan Fasilitas Umum dan Bantuan Sosial Salah satu indikator keberhasilan P2KP yaitu

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah Lorong/Dusun

Lebih terperinci

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir? Lampiran Wawancara Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apa ukuran kebijakan dalam program penanggulangan kemiskinan di Ukuran dan tujuan kebijakan yang dilakukan dalam program P2KP

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI DI KELURAHAN PETEMON KECAMATAN SAWAHAN KOTA SURABAYA (studi mengenai Pengelola Lingkungan) SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJIAN

BAB III METODOLOGI KAJIAN BAB III METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dalam menjalankan upaya penanggulangan kemiskinan di wilayah kerjanya, maka Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) membutuhkan suatu kerangka pelaksanaan program

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah

Lebih terperinci

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR Sosialisasi Masih ada kawasan yang belum tersentuh sehingga tampak kumuh Masih ada kesimpangsiuran kebijakan dari pusat kepada pelaku PNPM (Faskel) dalam menentukan kegiatan sosial Keterlibatan masyarakat

Lebih terperinci

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif 1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)

Lebih terperinci

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-Perkotaan 2 Pemetaan Swadaya PERKOTAAN Mengenali Kampung

Lebih terperinci

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan UPP 1 dan awal UPP 2 ( 1999 2003), belum ada upaya yang jelas dalam konsepnya

Lebih terperinci

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI GORONTALO TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS)

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI GORONTALO TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS) 1 LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI GORONTALO TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS) A. RINGKASAN HASIL SANGAT SEMENTARA (1) Gambaran Umum Wilayah Studi Kota Gorontalo terletak di kawasan Teluk

Lebih terperinci

BAB VIII PERANAN MODAL SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT

BAB VIII PERANAN MODAL SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT 80 BAB VIII PERANAN MODAL SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT 8.1 Peranan Modal Sosial dalam Menumbuhkan Partisipasi Masyarakat Tiga pilar utama modal sosial, yaitu kepercayaan (trust),

Lebih terperinci

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Pertanyaan Penelitian Siapakah yang menjadi relawan dan apa saja jenis kemampuan, kapasitas, dan komitmen

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 69 BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 7.1 Motivasi Relawan dalam Pelaksanaan PNPM-MP Motivasi responden dalam penelitian ini diartikan sebagai dorongan atau kehendak yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB VII MODAL SOSIAL VERTIKAL DAN HORIZONTAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM RENOVASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

BAB VII MODAL SOSIAL VERTIKAL DAN HORIZONTAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM RENOVASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI 64 BAB VII MODAL SOSIAL VERTIKAL DAN HORIZONTAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM RENOVASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI 7.1 Modal Sosial Vertikal diantara Para Pelaksana Program 7.1.1 Kepercayaan atau Trust 7.1.1.1

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa Desa Dramaga merupakan salah satu dari sepuluh desa yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Dramaga. Desa ini bukan termasuk desa pesisir karena memiliki

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan

Lebih terperinci

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM

Lebih terperinci

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) BUKU 2 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

Pertanyaan Penelitian 1 : Bagaimana Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM?

Pertanyaan Penelitian 1 : Bagaimana Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM? Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 8 Juni-17 Juni 2009 Lokasi : Kota Gorontalo Propinsi Gorontalo A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kedua kelurahan ini merupakan sasaran dari program P2KP tahun

Lebih terperinci

a. Gambaran Umum Kelurahan Tanjung Mulia Hilir

a. Gambaran Umum Kelurahan Tanjung Mulia Hilir 1 LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI MEDAN TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS) A. RINGKASAN HASIL SANGAT SEMENTARA (1) Gambaran Umum Wilayah Studi Kota Medan memiliki luas 26.510 Ha (3,6% dari

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 10 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 10 TAHUN 2015 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP Bahan Presentasi pada Lokakarya & Pelatihan Tim Peneliti Strudy Tematik Evaluasi P2KP, Maret 2009 I. Mengapa Pembangunan Infrastruktur dilakukan dalam program pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diketahui kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah kemiskinan telah

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :.

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :. PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor. Pada hari ini. tanggal.. bulan. tahun 20, kami yang bertanda tangan di bawah ini

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM BUKU 5a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-P2KP Panduan Fasilitasi Pengembangan

Lebih terperinci

PROFIL BKM/LKM HARAPAN SEJAHTERA

PROFIL BKM/LKM HARAPAN SEJAHTERA PROFIL BKM/LKM HARAPAN SEJAHTERA BKM HARAPAN SEJAHTERA Nama BKM/LKM Desa Kecamatan Kabupaten Propinsi : HARAPAN SEJAHTERA : Patumbak Dua : Patumbak : Deli Serdang : Sumatera Utara A. Kondisi Umum dan Geografis

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Pemetaan Wilayah, Sebaran Warga Miskin, Sarana dan Prasarana Lingkungan Perumahan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat

Lebih terperinci

Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)

Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) BUKU 5 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

Oleh. Lely Kusumaningrum ( )

Oleh. Lely Kusumaningrum ( ) STUDI DESKRIPTIF TENTANG PROSES PERUMUSAN USULAN KEGIATAN BIDANG LINGKUNGAN PADA PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN 2007 (STUDI KASUS DI DESA KALISALAM KECAMATAN DRINGU KABUPATEN PROBOLINGGO) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto... DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto... Halaman Persembahan... Halaman Kata Pengantar... Daftar Isi...

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4b SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Ranking Kemiskinan dan Transek Lingkungan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI BENGKULU TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS)

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI BENGKULU TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS) 1 LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI BENGKULU TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS) A. RINGKASAN HASIL SANGAT SEMENTARA (1) Gambaran Umum Wilayah Studi Kota Bengkulu merupakan ibukota Propinsi

Lebih terperinci

SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN

SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN Saiapa Dia? RELAWAN 1 Arah Kebijakan Program PENDEKATAN PROJEK PENDEKATAN PROGRAM Realisasi BLM 3 Membangun BKM KSM PJM Nangkis BKM 2 Pemetaan Swadaya 4 BLM PJM Pronangkis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut para ahli, kemiskinan masih menjadi permasalahan penting yang harus segera dituntaskan, karena kemiskinan merupakan persoalan multidimensional yang tidak saja

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran I: Surat Pengantar Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Pengantar

LAMPIRAN. Lampiran I: Surat Pengantar Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Pengantar LAMPIRAN Lampiran I: Surat Pengantar Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Pengantar Saya yang bernama Indah Kurniati Nurhuda, mahasiswa tingkat akhir departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 43 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 3.1 Umum Kelurahan Depok Berdasarkan ketentuan Pasal 45 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Depok Nomor : 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Lurah bertanggung

Lebih terperinci

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK 2.1 KONDISI AWAL KAWASAN PRIORITAS 2.1.1 Delineasi Kawasan Prioritas Berdasarkan 4 (empat) indikator yang telah ditetapkan selanjutnya dilakukan kembali rembug

Lebih terperinci

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN ASAHAN

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN ASAHAN PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN ASAHAN Dulunya, kabupaten Asahan meliputi daerah kabupaten Batu Bara, Pemko Tanjung Balai dan kabupaten Asahan sendiri. Seiring dengan perjalanan

Lebih terperinci

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan

Lebih terperinci

BAB III ANALISISI PERENCANAAN KAWASAN PRIORITAS

BAB III ANALISISI PERENCANAAN KAWASAN PRIORITAS BAB III ANALISISI PERENCANAAN KAWASAN PRIORITAS 3.1 Analisis Keterkaitan Ruang Perencanaan Dengan Hinterland KAB/KOTA 3.1.1 Analisis Struktur Penduduk 3.1.1.1 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Program Asistensi Sosial dan Jaminan Sosial

BAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Program Asistensi Sosial dan Jaminan Sosial BAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran pada hasil Perencanaan Jangka Menengah (PJM) menghasilkan

Lebih terperinci

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) SURABAYA

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) SURABAYA Rekrutmen Cara Penentuan : Lebih banyak pada penunjukkan langsung dari Tomas Ketua KSM, biasanya Tomas, menunjuk anggota-anggotanya Ketua KSM, umumnya kelas menengah ke atas, menerima BLM lebih besar dari

Lebih terperinci

Presentasi #3. Oleh: Tim 1

Presentasi #3. Oleh: Tim 1 Presentasi #3 Oleh: Tim 1 Tata Saji 1. Tematik Studi 2. Pertanyaan Penelitian 3. Isu-isu Pokok 4. Strategi Penelitian Informan Metode Pengumpulan Data Instrumen Pengumpulan Data 2 Pertanyaan Penelitian

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian proses multidimensial yang berlangsung secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu terciptanya

Lebih terperinci

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP Oleh : Ayi Sugandhi Maret 2009 datanglah kepada masyarakat hiduplah bersama mereka belajarlah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Pemerintah mempunyai program penanggulangan kemiskinan yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat baik dari segi sosial maupun dalam hal ekonomi. Salah

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Format Tabulasi Data Persoalan Kemiskinan Desa / Kelurahan (Hasil sensus dan kajian) Jumlah Warga miskin yang terkena masalah

Lampiran 1 : Format Tabulasi Data Persoalan Kemiskinan Desa / Kelurahan (Hasil sensus dan kajian) Jumlah Warga miskin yang terkena masalah Lampiran 1 : Format Tabulasi Data Persoalan Kemiskinan Desa / Kelurahan (Hasil sensus dan kajian) Indikasi Persoalan Kesehatan Ibu Hamil Balita Gizi Kurang Baliti Gizi Kurang Baliti Gizi Kurang akses kesehatan

Lebih terperinci

Tabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM

Tabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM A. Pelaksanaan PPM di PNPM Mandiri Perkotaan ICDD Phase I Pengelolaan Pengaduan Masyarakat pada phase I oleh KMP ICDD Wilayah I di mulai pada periode Agustus 2010. Jumlah pengaduan yang diserah-kelolakan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PENGOLAHAN LIMBAH KACA DI KELURAHAN PELINDUNG HEWAN KOTA BANDUNG

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PENGOLAHAN LIMBAH KACA DI KELURAHAN PELINDUNG HEWAN KOTA BANDUNG bidang TEKNIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PENGOLAHAN LIMBAH KACA DI KELURAHAN PELINDUNG HEWAN KOTA BANDUNG NOVRINI HASTI, ROMEIZA SYAFRIHARTI, RATNA IMANIRA SOFIANI Program Studi Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS)

Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitator

Lebih terperinci

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 18 26 Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kedua kelurahan ini merupakan sasaran dari program PNPM tahun 2007. Dilihat

Lebih terperinci

LAPORAN SEMENTARA LOKASI

LAPORAN SEMENTARA LOKASI LAPORAN SEMENTARA LOKASI Kelurahan : Karang Pule Kecamatan : Mataram Kota : Mataram Propinsi : Nusa Tenggara Barat Kategori : Partisipasi Perempuan Rendah Tim : Ary Wahyono dan Marini Purnomo Karangpule

Lebih terperinci

PROFIL BKM SEJATI DESA TELAGA SARI

PROFIL BKM SEJATI DESA TELAGA SARI PROFIL BKM SEJATI DESA TELAGA SARI IDENTITAS BKM Nama BKM Alamat : Sejati :Dusun 2 Desa Telaga Sari Tanggal Pembentukan : 3 Nopember 2009 Notaris : Zulfanda P. Damanik,SH Tanggal : 16 Nopember 2009 Jumlah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Gambaran Umum Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang berada di lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor, kemudian pada tahun 97 perumahan mulai

Lebih terperinci

PERTEMUAN DI RUMAH BU KETUT

PERTEMUAN DI RUMAH BU KETUT PROGRAM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM D I R E K TO R AT J E N D E R A L C I P TA K A RYA NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI P E R K O T A A N 1 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan Refleksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Masalah Kemiskinan Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di dunia, terutama di negara sedang berkembang. Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan

Lebih terperinci

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Fungsi BKM pada program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran perlu ditingkatkan, sehingga dalam pemberdayaan

Lebih terperinci

PROFIL BKM MEKAR JAYA KELURAHAN TANJUNG TONGAH

PROFIL BKM MEKAR JAYA KELURAHAN TANJUNG TONGAH PROFIL BKM MEKAR JAYA KELURAHAN TANJUNG TONGAH IDENTITAS BKM Nama BKM : Mekar Jaya Alamat : Kantor Lurah, Kelurahan Tanjung Tongah Tanggal Pembentukan : 30 September 2013 Notaris :Robert Tampubolon, SH

Lebih terperinci

LK Membangun KSM harapan 1 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan kegiatan Diskusi pengertian KSM dan alasan pembentukannya

LK Membangun KSM harapan 1 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan kegiatan Diskusi pengertian KSM dan alasan pembentukannya LK Membangun KSM harapan 1 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan kegiatan Diskusi pengertian KSM dan alasan pembentukannya 1. Diskusi Kelompok Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan ingat kembali

Lebih terperinci

PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT

PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS 3.1. ekonominya. RT. 37 ini merupakan salah satu kantong "PAKUMIS" (Padat, Kumuh, Miskin) dari seluruh kawasan Kelurahan Basirih yakni pada RT. 37 ini pula yang

Lebih terperinci

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Makassar

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Makassar Site Report Tim Kerelawanan Waktu : 13 22 Juli 2009 Lokasi : Makassar A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kelurahan Tabaringan, Kecamatan Ujung Tanah Kelurahan Tabaringan berada di pinggiran utara Kota Makassar.

Lebih terperinci

PROFIL LKM MUTIARA SEJAHTERA KELURAHAN MUTIARA KECAMATAN KOTA KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN SUMATERA UTARA

PROFIL LKM MUTIARA SEJAHTERA KELURAHAN MUTIARA KECAMATAN KOTA KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN SUMATERA UTARA PROFIL LKM MUTIARA SEJAHTERA KELURAHAN MUTIARA KECAMATAN KOTA KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN SUMATERA UTARA IDENTITAS LKM Nama LKM : MUTIARA SEJAHTERA Alamat : Jl. Budi Utomo, Lingkungan VI Kel. Mutiara

Lebih terperinci

B. Kondisi Demografi. Usia (tahun) Jumlah (orang) No keatas 2.724

B. Kondisi Demografi. Usia (tahun) Jumlah (orang) No keatas 2.724 A. Kondisi Geografi Sebelah Utara : Kelurahan Pisang Candi Kecamatan Sukun dan Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen Sebelah Timur : Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Sebelah Selatan : Kelurahan Bandungrejosari

Lebih terperinci

MATRIKS PERTANYAAN PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN TEAM 4 (STUDY ON COMMUNITY ORGANIZED SOCIAL ACTIVITIES IN PNPM MANDIRI)

MATRIKS PERTANYAAN PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN TEAM 4 (STUDY ON COMMUNITY ORGANIZED SOCIAL ACTIVITIES IN PNPM MANDIRI) No Pertanyaan Penelitian 1 Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM MATRIKS PERTANYAAN PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN TEAM 4 (STUDY ON COMMUNITY ORGANIZED SOCIAL ACTIVITIES

Lebih terperinci

PROFIL LKM PUSPA SIMARITO KELURAHAN SIMARITO

PROFIL LKM PUSPA SIMARITO KELURAHAN SIMARITO PROFIL LKM PUSPA SIMARITO KELURAHAN SIMARITO IDENTITAS LKM Nama LKM Alamat : PUSPA SIMARITO :Jl. Purba Ujung, Kelurahan Simarito Pematangsiantar Tanggal Pembentukan : 09 November 2009 Notaris : Robert

Lebih terperinci

Pertanyaan Penelitian dan Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender

Pertanyaan Penelitian dan Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender Pertanyaan Penelitian dan Informan Kunci Tim 5 Studi Gender Pertanyaan Penelitian 1: Apakah masalah-masalah, hambatanhambatan dan juga peluang-peluang utama yang mempengaruhi pemberdayaan ekonomi-sosial

Lebih terperinci

PROFIL BKM MAJU DESAKU DESA SEI BERAS SEKATA

PROFIL BKM MAJU DESAKU DESA SEI BERAS SEKATA PROFIL BKM MAJU DESAKU DESA SEI BERAS SEKATA IDENTITAS BKM Nama BKM : Maju Desaku Alamat : Dusun 1 Desa Sei Beras Sekata Tanggal Pembentukan : 3 Nopember 2009 Notaris : Zulfanda P. Damanik,SH Tanggal :

Lebih terperinci

Pertanyaan Penelitian & Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender

Pertanyaan Penelitian & Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender Pertanyaan Penelitian & Informan Kunci Tim 5 Studi Gender Pertanyaan Penelitian 1: Apakah masalah-masalah, hambatanhambatan dan juga peluang-peluang utama yang mempengaruhi perberdayaan ekonomi-sosial

Lebih terperinci

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan

Lebih terperinci

DUKUNGAN SWADAYA MASYARAKAT DALAM PROGRAM P2KP ATAU PNPM MANDIRI PERKOTAAN. Oleh SLAMET SANTOSO

DUKUNGAN SWADAYA MASYARAKAT DALAM PROGRAM P2KP ATAU PNPM MANDIRI PERKOTAAN. Oleh SLAMET SANTOSO DUKUNGAN SWADAYA MASYARAKAT DALAM PROGRAM P2KP ATAU PNPM MANDIRI PERKOTAAN Oleh SLAMET SANTOSO Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Modul 7 Membangun KSM Harapan

Modul 7 Membangun KSM Harapan Modul 7 Membangun KSM Harapan Peserta memahami tahapan perkembangan KSM Peserta memahami tata cara membangun KSM harapan (yang mampu mengembangkan penghidupan yang berkelanjutan) Peserta mampu membangun

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Oktober 2010 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis BUKU 6 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM

Lebih terperinci

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Belajar melakukan perbaikan sikap dan perilaku Belajar merubah cara pandang terhadap persoalan kemiskinan dan pemecahan

Lebih terperinci

PROFIL BKM NAGA BONAR KELURAHAN NAGA PITA

PROFIL BKM NAGA BONAR KELURAHAN NAGA PITA PROFIL BKM NAGA BONAR KELURAHAN NAGA PITA IDENTITAS BKM Nama BKM : Naga Bonar Alamat : Jl Rakoetta sembiring No 150, Kelurahan Naga Pita Tanggal Pembentukan : 31Oktober 2011 Notaris :Aloina Sinulingga,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Kata Pengantar Executive Summary Daftar isi

DAFTAR ISI Kata Pengantar Executive Summary Daftar isi DAFTAR ISI Kata Pengantar i Executive Summary ii Daftar isi vii Daftar Singkatan x Bab 1 Pendahuluan 1 A. Latar belakang masalah 1 B. Maksud dan Tujuan 5 Bab 2 Kegiatan Sosial Dalam P2KP 7 A. Pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemiskinan merupakan kondisi ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan memiliki ciri yang berbeda

Lebih terperinci

Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Di Perkotaan Dll..DLl

Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Di Perkotaan Dll..DLl APA..??? Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Nasional Penanganan Kumuh (PNPK) Program Nasional Peningkatan Kualitas Permukiman (PNPKP) Program Pemberdayaan Masyarakat Kumuh (PPMK) Program

Lebih terperinci

3.1. Kondisi Umum Kelurahan Kertamaya Kondisi Fisik. A. Letak Geografis

3.1. Kondisi Umum Kelurahan Kertamaya Kondisi Fisik. A. Letak Geografis perdaganagn.sementara kawasan non terbangun adalah kawasan berupa bentang alam yang digunakan untuk kegiatan pertanian serta perkebunan. Penggunaan lahan kawasan terbangun yang paling dominan adalah penggunaan

Lebih terperinci

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KOTA TANJUNGBALAI

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KOTA TANJUNGBALAI PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KOTA Kota Tanjungbalai berada di kawasan pesisir Pantai Timur Sumatera Utara. Terletak pada 2 58 15 3 01 32 Lintang Utara dan 99 48 00 99 50 16 Bujur

Lebih terperinci

PROFIL BKM/LKM ANDESPA

PROFIL BKM/LKM ANDESPA PROFIL BKM/LKM ANDESPA BKM ANDESPA Nama BKM/LKM Desa Kecamatan Kabupaten Propinsi : ANDESPA : Patumbak Satu : Patumbak : Deli Serdang : Sumatera Utara A. Kondisi Umum dan Geografis Desa Patumbak Satu Kecamatan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci