Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 17 Juni 27 Juni 2009 Lokasi : Makasar Sulawesi Selatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 17 Juni 27 Juni 2009 Lokasi : Makasar Sulawesi Selatan"

Transkripsi

1 Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 17 Juni 27 Juni 2009 Lokasi : Makasar Sulawesi Selatan A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kelurahan Rappokaling, Makasar Sulawesi Selatan Sosialisasi program P2KP di kelurahan di Kelurahan Rappokaling dimulai pada tahun Prosesnya dimulai dengan rekrutmen relawan, pemetaan swadaya masyarakat dan kemudian pemilihan pengurus BKM. Setelah melalui berbagai prosedur standar, program kegiatan sosial baru efektif dilaksanakan mulai tahun Sampai saat ini koordinator BKM telah berganti dua kali, berarti koordinator yang sekarang menjabat adalah yang ketiga. Pergantian pertama disebabkan oleh alasan transparansi, sedang pergantian kedua karena alasan kesibukan koordinator pada pekerjaan dan tugas pokoknya. Wilayah Rappokalling terbagi dalam dua kawasan yang dibatasi oleh jalan raya dengan karakteristik yang agak berbeda. Salah satu kawasan dapat dikategorisasikan sebagai kawasan kumuh dengan penduduk mayoritas berada dalam kondisi miskin, perumahan yang tidak layak huni dan ada di atas lahan yang sebelumnya adalah rawa yang ditimbun. Kawasan kumuh terdiri dari 3 RW, sedang kawasan lainnya 2 RW. Penduduk kelurahan ini seluruhnya berjumlah orang yang terdiri dari 6048 laki laki dan 6076 perempuan. Penduduk sebesar itu berasal dari 3006 kk terdiri dari 2792 laki laki dan 214 perempuan. Dari jumlah kk tersebut 1499 kk yang terdiri dari 1340 laki laki dan 159 perempuan tergolong miskin. Secara umum, mayoritas keluarga miskin tersebut menghuni kawasan kumuh. Keluarga miskin ini kebanyakan bermata pencaharian sebagai buruh harian, pemulung, penarik becak dan usaha kecil kecilan.. Kelurahan Bunga Ejaya, Makasar Sulawesi Selatan Sama halnya dengan di Kelurahan Rappokaling, Program P2KP di Kelurahan Bunga Ejaya, sudah berlangsung sejak tahun 2004, sejak tahun tersebut telah berdiri BKM Mitra Masyarakat. Pendirian BKM ini tidak terlepas dari dukungan program P2KP saat itu, Sampai saat ini BKM Mitra Masyarakat berkantor bersama dengan LPM Kelurahan Bungaejaya. Dalam kurun waktu tahun 2004 sampai sekarang kepengurusan sudah berganti dua kali, adapun kordinator kepengurusan saat ini adalah Bapak Djursum Kasim. Kelurahan Bungaejaya, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar terdiri dari 4 Rukun Warga dan 21 Rukun Tetangga. Adapun luas wilayahnya adalah 18 Hektar, dibandingkan dengan kelurahan lainnya, luas wilayah kelurahan bungaejaya tergolong kecil jika dibandingkan dengan kelurahan laiinya di Kota Makassar. Total Penduduk di Kelurahan Ini sebanyak 5423 Jiwa. Laki-laki sebanyak 2585 jiwa dan perempuan sebanyak 2838 Jiwa.Penduduk dewasa sebanyaknya 3596 Jiwa sisanya adalah anak-anak dan remaja.sedangkan yang menjadi kepala keluarga sebanyak 997 Jiwa.Melihat data tersebut.dan dibandingkan dengan luas wilayah, maka dapat disimpilkan bahwa Kelurahan Bungaejaya termasuk dalam kategori kelurahan padat penduduk.selanjutnya, berdasarkan matapencaharian sebagian besar penduduk Bungaejaya adalah Karyawan swasta yakni sebesar 485 1

2 orang.sisanya adalah PNS, Buruh, Wiraswasta, tukang becak, Pensiunan dll, Masyarakat kelurahan bungaejaya terkategori menjadi masyarakat asli dan pendatang.sebagain besar masyarakat asli tinggal di pedalaman kampung, sedangkan para pendatang tinggal di pinggiran jalan utama maupun kampung. Adapun tingkat pendiikan masyarakat terbanyak adalah lulusan SD sebanyak 1510 orang, kemudian lulusan SMP 1325 orang dan SMA 1100 orang. Pertanyaan Penelitian. Pertanyaan Penelitian 1: Bagaimana Pola Kegiatan Sosial yang diprakarsasi dan dilaksanakan oleh BKM? Kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh BKM Rappokalling meliputi bantuan bagi lanjut usia, bantuan pemugaran rumah dan bea siswa. Ketiga kegiatan tersebut dilaksanakan pada tahun Pada tahun 2007 tidak melaksanakan kegiatan sosial. Alasan yang disampaikan oleh BKM dan UPS adalah pada tahun itu belum ada pencairan dana untuk termin yang berjalan. Pada tahun 2008 program kegiatan sosial diisi dengan bantuan meja kursi untuk pos pelayanan terpadu (Posyandu). Dalam perkembangannya kemudian kegiatan pemberian sarana bagi pos yandu tersebut tidak diklasifikasikan sebagai kegiatan sosial melainkan dianggap lebih sesuai sebagai program infastruktur. Dengan demikain pada tahun 2008 program kegiatan sosial juga dapat dianggap kososng. Pada tahun 2009, program kegiatan sosial dilaksanakan dalam bentuk kursus komputer untuk para pemuda khususnya yang sudah tamat SMA dan tidak melanjutkan di samping belum mendapatkan pekerjaan. Program tersebut saat ini sedang berlangsung. Program beasiswa diberikan hanya sekali dalam bentuk uang tunai sebesar Rp ,- kepada setiap siswa sebanyak 108 siswa. Bantuan pemugaran perumahan diberikan kepada 22 rumah keluarga miskin masing masing senilai Rp ,-. Sementara bantuan lanjut usia diberikan kepada 10 orang masing masing sebesar Rp ,-.. Bantuan untuk kursus komputer tidak diberikan kepada peserta kursus sebagai penerima manfaat, melainkan dibayarkan langsung oleh BKM kepada lembaga penyelenggara kursus. Jumlah peserta kursus 40 orang dan paket kursus sebanyak 30 kali pertemuan. Dalam program ini beaya kursus sepenuhnya ditanggung BKM, sementara beaya transportasi ditanggung peserta. Kegiatan Sosial di BKM Mitra Masyarakat Kelurahan Bungaejaya, kec. Bontoala, kota Makassar sebagian besar di inisiasi oleh pengurus BKM dan Fasilitator. Pada tahun 2004 kegiatan sosial di kelurahan ini lumayan banyak, mulai dari beasiswa sebesar Rp /anak untuk SD dan SMP, santunan untuk orang jompo dan cacat sebesar Rp /anak dan TPA (taman pengajian al Quran), memberi santunan guru mengaji Rp /guru ngaji. Santunan berupa uang ketiga kegiatan itu diberikan hanya satu kali dalam kurun waktu proyek.kemudian dihentikan sejak tahun Kegiatan sosial tersebut dihentikan karena dinilai oleh proyek hanya bersifat charity. Memasuki tahun , kegiatan sosial berganti menjadi kegiatan kursus komputer dengan materi internet dan instalasi software dan hardware bekerjasama dengan SMKN 4 yang lokasinya masih diwilayah kelurahan Bungaejaya. Kursus dilakukan selama 2 bulan 2 kali seminggu. Pada tahun 2008 kegiatan sosial berlanjut dengan kursus serupa plus perakitan komputer masih bekerjasama dengan SMKN 4, kursus ini dilakukan 2 bulan 2 kali, lama kursus 2 jam, dan kursus menjahit bekerjasama dengan LPK setempat. Kursus dilakukan selama 3 2

3 bulan, 3 kali seminggu, rata-rata lama kursus selama 2 jam. Dengan alasan keterlambatan termin pencairan dana, kegiatan social kursus menjahit ini baru saja berakhir tanggal 23 juni Adapun biaya kursus untuk komputer dan perakitannya biaya yang dikeluarkan Rp /anak sebanyak 42 peserta.sedangkan kursus menjahit sebesar /orang diikuti oleh 12 orang.keseimbangan antara laki-laki dan perempuan cukup bagus, namun keterwakilan keluarga miskin masih diragukan. Kriteria pemilihan kegiatan oleh pengurus masih merujuk pada contoh yang diberikan faskel dan buku pedoman program, misalnya salah satu contoh kegiatan sosial adalah memberikan beasiswa dan santunan yang kemudian dinilai charity oleh proyek.kegiatan tersebut telah diputus sejak tahun Namun, proses pemilihan peserta kegiatan sosial tahun 2004 sampai 2006 juga masih didominasi pengurus BKM sentris, ketika penerima manfaat ditanya bagaimana proses seleksinya semua penerima manfaat merujuk pada kenalan pengurus BKM khususnya ketua BKM. Tidak ada mekanisme seleksi yang jelas. Semua mendaftar ke pengurus, Bahkan beberapa peserta kegiatan social masih anggota keluarga dan kenalan dekat Pengurus BKM. Yang menarik adalah pemetaan sosial yang dilakukan oleh faskel di awal penerjunan faskel ternyata tidak mendapat respon yang bagus dari manajemen proyek, data tersebut hanya dijadikan dokumen laporan. Kondisi tersebut diperparah ketika setiap siklus baru masyarakat mengulang memetakan kembali kondisi sosialnya, bahkan mereka sudah tidak ingat lagi siapa masyarakat miskin yang pernah mereka petakan. Bahkan Tim pemetaan swadaya sudah tidak ingat siapa yang dibantu saat itu, ini terlihat pada saat dilakukan FGD mereka kembali menayakan apa tugas utama pemetaan swadaya. Pertanyaan 2: Prospek keberlanjutan pelayanan sosial sebagai prakarsa awal menuju the social safety net. Ketiga program yang dilaksanakan pada tahun 2006 dan juga kegiatan tahun 2008 di Kelurahaan Rappokaling yang kemudian dimasukkan sebagai program infrastruksur kesemuanya merupakan bentuk bantuan sekali habis dan tidak memiliki dampak pada peningkatan kapasitas penerima bantuan maupun efek bergulir. Dengan demikian dilihat dari dampak programnya, kegiatan ini dapat dikatakan tidak berkelanjutan. Hal yang sama juga terjadi dilihat dari keberlanjutan programnya, oleh karena kegiatan tersebut hanya diprogramkan pada tahun 2006 dan tidak dilanjutkan pada tahun tahun berikutnya baik atas dana dari BKM maupun dari lembaga lain. Sementara itu walaupun saat ini masih sedang berjalan, dampak program kursus komputer diharapkan lebih berkelanjutan. Hal tersebut berdasarkan perhitungan bahwa setelah mengikuti kursus, maka dengan ketrampilan yang diperoleh dapat digunakan untuk bekal kerja dan memperoleh penghasilan. Sebagian dari peserta kursus berencana untuk membentuk kelompok usaha rental komputer dengan modal pinjaman dari BKM setelah selesai kursus. Dilihat dari keberlanjutan program, kegiatan kursus ketrampilan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun tahun berikutnya dengan alokasi dana kegiatan sosial BKM. Sudah tentu dengan jenis kursus ketrampilan yang lain. Jenis kursus yang sudah diinventarisasi untuk dilaksanakan di tahun tahun berikutnya adalah ketrampilan jahit, montir, daur ulang. Oleh sebab itu program kegiatan kursus ketrampilan ini mempunyai prospek berkelanjutan 3

4 Untuk Kelurahan Bunga Ejaya, di tahun Kegiatan sosial kursus komputer dan kursus menjahit jika dilihat dari kebutuhan masyarakat memang diperlukan, mengingat banyaknya masyarakat putus sekolah dan pengangguran di kelurahan Bungaejaya, namun dari sisi keterwakilan masyarakat miskin terkesan masih jauh dari harapan. Sebagai contoh: ketika masyarakat kelurahan bungaejaya banyak yang putus sekolah dan pengangguran justru peserta yang mengikuti kursus adalah mereka yang mahasiswa dan lulus sarjana. Meskipun kursus komputer tersebut dibutuhkan namun untuk sebagain besar masyarakat Bungaejaya masih belum dibutuhkan. Artinya, kegiatan sosial kursus komputer hanya dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat kelurahan tersebut.kesan mendalam keberlanjutan dari kegiatan kursus komputer tersebut belum terlihat.kegiatan tersebut hanya memfasilitasi kebutuhan sekelompok masyarakat, dan bersifat satu arah.kondisi ini tentu saja tidak menjamin keberlanjutan yang signifikan untuk menyelesaikan persoalan sosial yang muncul. Tidak jauh berbeda dengan kursus komputer, kursus menjahit juga memperlihatkan tendensi serupa.kursus menjahit yang cukup memakan biaya besar ternyata efeknya sangat kecil.hal ini terbukti masih belum bisa mendorong sifat kewirausahaan.sebagian besar peserta adalah ibu-ibu rumah tangga yang tergolong kecukupan karena dari 12 peserta hanya 5 orang diantaranya mempunyai mesin jahit.artinya : yang mengikuti kursus menjahit adalah bukan mereka yang belum bisa menjahit. Namun justru mereka sudah bisa menjahit, namun kurang professional (tidak memakai hitungan).bahkan ada peserta yang orang tuanya sudah menjadi penjahit.biaya kursus gratis sebesar Rp tersebut memang sangat mengiurkan mengigat di luar kursus menjahit sangat mahal. Meskipun keberadaan tempat kursus tersebut masih di kelurahan yang sama. Dari sisi keberlanjutan kegiatan tersebut masih diragukan.bahkan ada kecenderungan kegiatan social hanya ditempelkan saja, mereka tidak berpikir keberlanjutan pasca kursus.apakah mereka bisa melanjutkan pengetahuan yang mereka dapat, khususnya untuk mereka yang tidak mempunyai mesin jahit. Pertanyaan 3: Pilihan dukungan masyarakat (faktor dukungan internal dan eksternal) untuk mendukung kegiatan jangka panjang dan berkelanjutan. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di lapangan, faktor dukungan penting bagi keberlanjutan program BKM di Kelurahan Rappokaling, khususnya program kegiatan sosial adalah keberadaan relawan yang sebagian di antara mereka juga menjadi anggota KSM yang melaksanakan kjegiatan sosial. Mereka pada umumnya adalah pegiat sosial yang sudah aktif dalam berbagai kegiatan sosial di Rakoppalling sejak sebelum BKM berdiri. Sebagian besar di antara mereka adalah kader pos yandu dan aktivis gerakan PKK. Nilai strategis mereka dalam pelaksanaan program kegiatan sosial ini adalah dedikasinya yang tinggi sebagai relawan. Di samping itu mereka relatif dekat dengan masyarakat kelompok sasaran, sehingga dapat dikatakan merupakan ujung tombak program serta dapat berfungsi sebagai mediator antara BKM/UPS dengan masyarakat sasaran. Dari mereka aspirasi dan permasalahan warga masyarakat terutama lapisan miskin dapat teridentifikasi, mengingat warga masyarakat miskin di Rappakalling pada umumnya lebih merupakan silent mass yang tidak terbiasa menyampaikan aspirasinya secara langsung. Para relawan yang juga anggota KSM tersebut tidak hanya berasal dari RW di kawasan kumuh yang mayoritas penduduknya miskin, akan tetapi tidak sedikit yang berasal dari kawasan seberang jalan. Mereka juga banyak terlibat dalam 4

5 pelaksanaan program kegiatan sosial yang sebagian besar berlokasi di kawasan kumuh. Hal lain yang juga memberikan iklim yang lebih kondusif bagi pelaksanaan kegiatan sosial adalah bahwa warga masyarakat di seberang jalan tampaknya juga dapat memaklumi dan dapat menerima bahwa program tersebut sebagaian besar tidak ditujukan kepada penerima manfaat dari kawasan mereka. Faktor pendukung lain adalah adanya hubungan yang baik atau minimal tidak terjadi friksi dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat(LPM). Walaupun belum ditemukan program program yang sinergis apalagi terintegrasi di antara keduanya, akan tetapi sudah ada saling pengertian untuk menjaga agar tidak terjadi duplikasi program. Program yang sudah ditangani BKM tidak ditangani LPM dan sebaliknya.. Salah satu indikasi hubungan baik tersebut ditandai dengan keberadaan kantor BKM yang menempati bangunan milik LPM. Salah satu faktor yang menyebabkan terjalinnya komunikasi di antara dua lembaga yang di tempat lain tidak jarang terlibat ketegangan ini adalah, karena beberapa pengurus LPM juga menjadi anggota BKM.Walaupun masih tergolong jarang, dari penelitian ini ditemukan adanya lembaga dari luar BKM yang programnya dapat dinilai ikut mendukung kegitan BKM. Direktorat Jendral Cipta Karya mempunyai program untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah(MBR) dalam bentuk program pemugaran rumah. Di Kelurahan Rappakalling program ini mengalokasikan dana sebesar Rp ,- untuk bantuan pemugaran rumah dengan sistem pinjaman lunak. Setiap keluarga penerima manfaat mendapat pinjaman sebesar Rp ,- yang diangsur melalui BKM. Oleh sebab itu dengan adanya program ini BKM dapat melanjutkan program bantuan perumahan walaupun tidak didanai oleh BKM sendiri. Sayangnya, oleh karena program ini merupakan pinjamam yang harus diangsur pengembaliannya, maka tidak dapat menjangkau lapisan paling miskin, oleh karena mereka dianggap tidak mampu untuk mengembalikan pinjaman tersebut. Di Kelurahan Bungaejaya, masyarakat Kelurahan Bungaejaya sebenarnya sangat diuntungkan dengan lokasinya yang dekat dengan wilayah perekonomian dan industri di Makassar.Hal ini terlihat bahwa sebagaian besar masyarakat mata pencahariannya adalah wirausaha (perdagangan dll). Dalam rangka mendorong kegiatan sosial kursus komputer dan kursus menjahit mereka sangat sadar potensi bahwa disekitar mereka ada lembaga kompeten yang dapat memberikan kursus. Terkait dengan kegiatan sosial tersebut, dukungan eksternal terlihat ketika SMKN 4 makassar memberikan respon dalam memberikan pelatihan dengan potongan harga. Begitu juga untuk LPK tempat kursus menjahit, mereka sangat membantu menyelenggarakan kursus menjahit. Dukungan internal, sebagian pengurus BKM adalah adalah aktivis masyarakat, sebagian besar mereka adalah mantan ketua RT dan RW, yang juga tokoh masyarakat sehingga untuk melakukan negosiasi dengan lembaga-lembaga eksternal cukup mudah. Dengan pengalaman berorganisasi di tingkat RT dan RW tersebut mereka mampu menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Berdasarkan hasil wawancara, terlihat ada keseriusan pengurus BKM untuk melakukan kegiatan sosial. Faktor pendukung lain adalah adanya hubungan yang baik dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat(LPM). Bahkan BKM berkantor satu atap dengan LPM.Meskipun belum ditemukan program yang sinergis apalagi terintegrasi, akan tetapi sudah ada saling pengertian untuk menjaga agar tidak terjadi programsocial dengan pendanaan ganda. Pertanyaan Penelitian 4: Terkait dengan hambatan(yang diduga dan obyektif)dalam penggunaan pilihan dukungan yang tersedia. 5

6 Program yang baik adalah program yang dapat memecahkan persoalan dan memenuhi kebutuhan dari kelompok sasaran. Oleh sebab itu penentuan jenis program secara normatif seharusnya merupakan perwujudan dari hasil identifikasi kebutuhan masyarakat calon penerima manfaat. Kendalanya adalah, bahwa masyarakat khususnya lapisan miskin tidak terbiasa mengungkapkan kebutuhan dan persoalan yang dirasakan. Oleh sebab itu, di kelurahan Rappokaling dalam hal ini para relawan dan ketua RT yang befungsi sebagai mediator. Oleh sebab itu apakah aspirasi, kebutuhan dan persoalan lapisan miskin teridentifikasi dan menjadi referensi penentuan program sangat tergantung bagaimana relawan memposisiskan diri. Apabila para relawan mau dan mampu memposisikan diri sebagai alat pendengar sekaligus pengeras suara bagi aspirasi lapisan miskin, maka aspirasi lapisan ini akan teridentifikasi dan menjadi rujukan penyusunan program. Sebaliknya apabila tidak, maka dapat menyebabkan program yang dibuat menjadi cenderung bersifat elitis. Sampai saat ini para relawan di Rappokalling masih memiliki dedikasi dan etikad untuk berusaha berempati dengan lapisan miskin. Walaupun demikian dalam jangka panjang persoalan ini perlu dilakukan antisipasi. BKM memililiki beberapa anggota yang dalam menjalankan tugasnya dikoordinasikan oleh seorang koordinator. Dari hasil pengamatan di lapangan, tidak semua anggota aktif. Di Kelurahan Rappokalling indikasi ini setidaknya tampak dalam beberapa acara yang diagendakan dengan BKM, baik wawancara maupun FGD. Dalam kesempatan tersebut memang sebagian besar anggota hadir. Walaupun demikian dari wawancara dan diskusi dalam FGD tampak hanya sebagian yang menguasai persolaan dan informasi yang dibutuhkan. Sebagian yang lain agaknya masih lebih berfungsi untuk memenuhi persyarakat formal jumlah keanggotaan BKM. Persoalan lain adalah bahwa pada era kepengurusan lama BKM Rappokalling pernah menghadapi masalah yang nyaris menimbulkan konflik di sekitar transparansi. Masalah ini yang kemudian menjadi penyebab pergantian koordinator yang pertama. Kegiatan sosial yang dilaksanakan BKM memang telah memanfaatkan institusi yang sudah ada dan melembaga seperti PKK dan Pos yandu. Walaupun demikian kegiatan institusi ini sejak awal memang didominasi oleh kaum perempuan. Hal ini kemudian juga tercermin dari program program kegiatan soisal BKM yang lebih banyak melibatkan lapisan ini. Dalam perkembangan berikutnya semestinya BKM juga dapat memanfaatkan potensi institusi sosial yang lain terutama yang memungkinkan melibatkan warga masyarakat laki laki dan program program yang lebih bervariasi. Dalam kenyataannya terdapat berbagai instansi khususnya dari dinas pemerintah yang melakukan program yang sejenis dengan program sosial BKM sampai ke masyarakat. Sebagai ilustrasi adalah program dari dinas sosial untuk lanjut usia dan program peningkatan ketrampilan. Walaupun demikian dalam pelaksaannya program ini sejak identifikasi masalah dan identifikasi kelompok sasaran sampai pelaksanaannya dikelola sendiri oleh dinas yang bersangkutan. Jangankan sinergi dan integrasi, koordinasi juga tidak dilakukan. Dampak negatifnya adalah terdapat warga masyarakat yang menerima manfaat dari BKM dan dari dinas sosial, sementara ada warga lain yang tidak menerima dari keduanya walaupunkodisinya sama sama miskin. Kelihatannya networking atau channeling masih belum tertangani secara optimal. Bagi program dari dinas pemerintah yang berusaha bersinergi dan diintegrasikan dengan program BKM baru program dari Departemen PU khususnya Ditjen Cipta Karya. Hal ini disebabkan karena sejak dari fasilitator, BKM, pemerintah kelurahan, sampai KMW belum secara optimal berusaha membangun networking dengan berbagai stakeholder. 6

7 Dari hasil wawancara pula terlihat bahwa hubungan BKM di Kelurahan Bunga ejaya dengan pak lurah masih belum menemukan titik temu, ketika pak lurah menghendaki program BKM hendaknya in line dengan program pemerintah Kota. Meskipun hubungaan personal tidak bermasalah, namun dalam keseharian berorganisasi terlihat ada sekat.hal ini dibuktikan dengan tingkat kordinasi yang kurang antara kelurahan, PJOK dan lembaga-pemerintah daerah.ketidakharmonisan hubungan dengan struktur pemerintah terlihat ketika tidak adanya laporan secara rutin dilakukan BKM kepada PJOK.Ada kesalahpahaman memaknai tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing dalam proyek ini.misalnya : BKM merasa tidak perlu melaporkan karena mereka mempunyai otoritas penentuan program sendiri, sebaliknya PJOK merasa harus dilayani dan dikabulkan permintaannya. Hasil wawancara juga terlihat bahwa belum pernah pengurus BKM menginjakkan kakiknya ke kantor kecamatan, pemberitahuan kegiatan selama ini hanya melalui orang suruhan BKM. Persoalan tidak dihargai ini muncul ketika PJOK juga tidak pernah mengikuti rapat BKM dengan alasan rumah jauh. Meskipun menurut kasak kusuk pengurus BKM, PJOK tidak datang karena persoalan uang transport yang kecil. Setali tiga uang, aparat kelurahan juga mempunyai masalah yang sama, mereka tidak pernah datang ke rapat BKM karena merasa tidak dihargai (lebih karena ide-ide pak lurah tidak tersalurkan). Oleh sebab itu, kegiatan sosial di kelurahan Bungaejaya semua informasi berkaitan dengan pengurus BKM. Jika dilihat dari kondisi fisik kantor BKM juga dapat dilihat bahwa informasi yang tertempel dinding berkisar tahun 2006 yang lalu artinya, tidak ada aktifitas rutin di kantor tersebut, bahwa kondisi kantor sangat berdebu, sehingga mudah ditebak jika kegiatan harian tidak terjadi. Kondisi ini menegaskan bahwa proses pertemuan wargapun terlihat seporadik (sebatas diperlukan). Dengan demikian, bisa jadi subyektiftifitas program lebih dominan dari pada obyektifitas program. Faktor penghambat lainya adalah, keaktifan faskel selama dilapangan dinilai kecil dan frekuensi pergantian faskel sempat mengecewakan pengurus BKM, mengakibatkan terputusnya ide-ide kegiatan. Yang menarik ada dominasi faskel pertama, bahkan setelah berganti-ganti faskel mereka masih berhubingan dengan faskel pertama, bahkan mereka sangat memuja faskel pertama saat itu dan saat ini telah menjadi Senior faskel. Bahkan mereka tidak mau melepas senior faskel tersebut karena dinilai membantu kegiatan di BKM bunga ejaya.dalam FGD Faskel dan wawancara dengan korkot terlihat bahwa Faskel tersebut cukup dominan mempengaruhi keputusan BKM.Pada skala kordinasi manajemen dengan askot dan korkot mereka lebih terkesan solid.di satu sisi hal ini bisa dianggap positif karena hubungan BKM, faskel, askot dan korkot harmonis. Namun, sisi yang lain muncul ketika ketergantungan BKM terhadap faskel sangat tinggi. Pertanyaan Penelitian 5 : Jenis perubahan rancangan program (termasuk pengembangan prosedur-prosedur standar dan kebijakan. Program PNPM yang ada di dua kelurahan tersebut merupakan lanjutan dari program P2KP yang dilaksanakan sejak tahun Dari paparan di atas terlihat bahwa masih banyak program-program yang berorientasi pada karitatif. Dalam proses pendampingannya Faskel saat ini sudah memulai menekankan tentang arti pentingnya keberlanjutan program dalam kegiatan-kegiatan sosial. 7

8 Gambaran Informan 1. Korkot Makasar bidang Community Development. 2. Faskel di Kelurahan Rappokaling dan Bungaejaya untuk memperoleh gambaran secara detail sasaran dan mengetahui peran mereka dalam melakukan pendampingan kepada masyarakat. Peneliti melakukan kegiatan Focus Group Discussion kepada mereka. 3. Pemerintah Kelurahan di Rappokaling dan Bungaejaya untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi lokasi sasaran dan bagaimana peran pemerintah kelurahan dalam hubungannya dengan BKM dan pelaksanakan program PNPM. 4. BKM di dua kelurahan untuk memperoleh gambaran program BKM khususnya kegiatan Unit Pengelola Sosial. 5. KSM/Panitia di dua kelurahan untuk memperoleh data proses pelaksanaan kegiatan sosial BKM. 6. Masyarakat penerima manfaat program tersebut di Kelurahan Rappokaling dan Bungaejaya. 7. UPS di Kelurahan Rappokaling dan Bungaejaya untuk memperoleh data proses pelaksanaan kegiatan sosial BKM. 8. PJOK Kecamatan untuk memperoleh data mengenai peran PJOK dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan sosial di kedua kelurahan tersebut. 9. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Makasar dan Badan Pemberdayaan Masyarakat. Interview mengenai kebijakan pemerintah daerah dalam proses pengembangan program PNPM. 10. TL KMW Sulawesi Selatan B. Kejadian dan hambatan tak terduga 1. KMW yang bertugas adalah KMW yang baru menjabat (terhitung aktif 1 Juni), sehingga tidak banyak informasi yang dapat diperoleh. Tim peneliti sudah berusaha untuk wawancara dengan KMW lama, akan tetapi sampai selesainya tugas lapangan KMW lama masih di luar kota dan belum kembali ke Makasar. Dari kontak telpon KMW lama bersedia memberikan informasi tertulis lewat panduan wawancara. Meskipun dibantu dengan TA yang lama, namun tidak cukup membantu karena lebih bercerita tentang keberhasilan proyek makassar. Meskipun sudah diarahkan kepertanyaan yang tersusun. 2. Untuk penerima manfaat bantuan lanjut usia, karena kondisinya agak sulit menggali informasi dari mereka. Lebih lebih sebagian besar mereka tidak dapat berbahasa Indonesia, sehingga harus menggunakan jasa penterjemah 3. Pimpinan formal lokal, khususnya lurah ternyata kurang dapat memberikan informasi tentang kegiatan dan perkembangan BKM, sehingga tidak optimal digunakan untuk media cross check terhadap informasi yang diperoleh dari sumber pelaksana kegiatan. 4. Untuk ketemu dengan PJOK, tim peneliti mengalami kesulitan, harus bolak balik hampir 4 kali. Banyak kegiatan selain dikecamatan, mulai dari bayar pajak dll. Pada saat ketemu, hambatan utama adalah PJOK tidak fokus, seperti orang yang lagi banyak pikiran. Tidak menatap peneliti tetapi sibuk bolak balik buku. Pertanyaan yang diajukan tidak mendapat jawaban yang 8

9 memuaskan karena ibu ini tidak mengetahui kegiatan pnpm diwilayahnya. Menurut pengakuannya, menjadi pjok masih baru, sekitar 1 tahun. Sering melimpahkan tugas terkait dengan pertemuan2 pnpm kebada bawahanya. 5. Dokumen social mapping tidak ada, dokumen pemetaan swadaya juga hilang C. Komentar Lain 1. Dari hasil wawancara dan pengamatan, faskel yang aktif mendampingi dan banyak memberikan fasilitasi adalah faskel yang berspesialisai infrastruktur. Walaupun demikian faskel ini cukup dekat dengan masyarakat dan berusaha juga untuk memberikan dampingan bagi program kegiatan sosial. Sudah tentu karena latar belakang spesialisasinya, akan lebih optimal apabila faskel bidang sosial dapat memberikan dampingan langsung. 2. Perlu klarifikasi tentang cakupan bidang kegiatan sosial yang dimaksud dalam program BKM. Di Rappokalling pernah terjadi suatu program pemberian bantuan meja kursi untuk pos yandu yang tadinya merupakan kegiatan sosial, kemudian dimasukkan ke dalam kegiatan program infrastruktur, dengan alasan tidak langsung menyentuh aspek manusianya. 3. Di Kelurahan Rappokalling ditemukan kecenderungan yang sebetulnya positif yaitu reorientasi prioritas program dari yang bersifat bantuan sekali habis menjadi bantuan yang berdampak pengembangan kapasitas. Dalam praktik kecenderungan ini menghadapi dilemma. Hal itu disebabkan kelompok sasaran yang dipilih bukan lapisan masyarakat yang paling miskin. Mengingat program sosial diharapkan merupakan social safety net, agaknya perlu dikreasi program yang di satu sisi berdampak pengembangan kapasitas dan di sisi lain dapat mneyentuh lapisan yang paling miskin. 4. Terdapat Senior faskel menempel ketat saat wawancara dengan BKM, begitu juga dengan Pengurus BKM ketika wawancara dengan penerima manfaat. 5. Ada kecenderungan Pengurus BKM menutupi kondisi sebenarnya penerima manfaat. Ketika wawancara di arahkan pada rumah penduduk yang rumahnya sangat jelek. 9

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 13 Juli 23 Juli 2009 Lokasi : Bengkulu Propinsi Bengkulu

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 13 Juli 23 Juli 2009 Lokasi : Bengkulu Propinsi Bengkulu Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 13 Juli 23 Juli 2009 Lokasi : Bengkulu Propinsi Bengkulu A.Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kelurahan Panorama, Gading Cempaka Bengkulu Kelurahan ini merupakan

Lebih terperinci

Pertanyaan Penelitian 1 : Bagaimana Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM?

Pertanyaan Penelitian 1 : Bagaimana Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM? Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 8 Juni-17 Juni 2009 Lokasi : Kota Gorontalo Propinsi Gorontalo A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kedua kelurahan ini merupakan sasaran dari program P2KP tahun

Lebih terperinci

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 18 26 Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kedua kelurahan ini merupakan sasaran dari program PNPM tahun 2007. Dilihat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Kata Pengantar Executive Summary Daftar isi

DAFTAR ISI Kata Pengantar Executive Summary Daftar isi DAFTAR ISI Kata Pengantar i Executive Summary ii Daftar isi vii Daftar Singkatan x Bab 1 Pendahuluan 1 A. Latar belakang masalah 1 B. Maksud dan Tujuan 5 Bab 2 Kegiatan Sosial Dalam P2KP 7 A. Pemikiran

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 31 BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 4.1 Kondisi Kemiskinan Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan tidak sematamata didefinisikan

Lebih terperinci

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP 7.1. STIMULAN P2KP 7.1.1. Tingkat Bantuan Dana BLM untuk Pemugaran Rumah, Perbaikan Fasilitas Umum dan Bantuan Sosial Salah satu indikator keberhasilan P2KP yaitu

Lebih terperinci

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Makassar

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Makassar Site Report Tim Kerelawanan Waktu : 13 22 Juli 2009 Lokasi : Makassar A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kelurahan Tabaringan, Kecamatan Ujung Tanah Kelurahan Tabaringan berada di pinggiran utara Kota Makassar.

Lebih terperinci

MATRIKS PERTANYAAN PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN TEAM 4 (STUDY ON COMMUNITY ORGANIZED SOCIAL ACTIVITIES IN PNPM MANDIRI)

MATRIKS PERTANYAAN PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN TEAM 4 (STUDY ON COMMUNITY ORGANIZED SOCIAL ACTIVITIES IN PNPM MANDIRI) No Pertanyaan Penelitian 1 Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM MATRIKS PERTANYAAN PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN TEAM 4 (STUDY ON COMMUNITY ORGANIZED SOCIAL ACTIVITIES

Lebih terperinci

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) SURABAYA

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) SURABAYA Rekrutmen Cara Penentuan : Lebih banyak pada penunjukkan langsung dari Tomas Ketua KSM, biasanya Tomas, menunjuk anggota-anggotanya Ketua KSM, umumnya kelas menengah ke atas, menerima BLM lebih besar dari

Lebih terperinci

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif 1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)

Lebih terperinci

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR Sosialisasi Masih ada kawasan yang belum tersentuh sehingga tampak kumuh Masih ada kesimpangsiuran kebijakan dari pusat kepada pelaku PNPM (Faskel) dalam menentukan kegiatan sosial Keterlibatan masyarakat

Lebih terperinci

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi

Lebih terperinci

a. Gambaran Umum Kelurahan Tanjung Mulia Hilir

a. Gambaran Umum Kelurahan Tanjung Mulia Hilir 1 LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI MEDAN TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS) A. RINGKASAN HASIL SANGAT SEMENTARA (1) Gambaran Umum Wilayah Studi Kota Medan memiliki luas 26.510 Ha (3,6% dari

Lebih terperinci

DISKUSI BERSERI Jakarta, 31 Agustus 2009

DISKUSI BERSERI Jakarta, 31 Agustus 2009 DISKUSI BERSERI Jakarta, 31 Agustus 2009 Tim 4 Kegiatan Sosial 10/12/09 1 Outline Presentasi Pelaporan tentang proses peneliean dan penerapan metodologi (5 slides) Pelaporan hasil temuan sementara menurut

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 39 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Situ Gede Wilayah Kelurahan Situ Gede berada pada ketinggian 250 meter

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Pemerintah mempunyai program penanggulangan kemiskinan yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat baik dari segi sosial maupun dalam hal ekonomi. Salah

Lebih terperinci

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Fungsi BKM pada program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran perlu ditingkatkan, sehingga dalam pemberdayaan

Lebih terperinci

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MEDAN

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MEDAN Lingkungan Kegiatan bermanfaat Swadaya berjalan bagus, hampir 50% (uang + tenaga) Tepat sasaran Tingkat keberlanjutan kegiatan cukup bagus (air bersih) Bagi KSM kegiatan lingkungan telah menambah pengetahuan

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI Dalam rangka mendapatkan strategi pengembangan KBU PKBM Mitra Mandiri dalam upaya pemberdayaan masyarakat, sebagaimana tujuan dari kajian

Lebih terperinci

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM

Lebih terperinci

TIM 4. Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri

TIM 4. Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri TIM 4 Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri PERTANYAAN PENELITIAN: Bagaimana efektifitas dan efisiensi peran BKM sebagai institusi perantara dalam pembangunan/pemantapan jaring

Lebih terperinci

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE Analisis Masalah Pendekatan kelompok melalui pengembangan KUBE mempunyai makna strategis dalam pemberdayaan masyarakat miskin. Melalui KUBE,

Lebih terperinci

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Gorontalo

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Gorontalo Site Report Tim Kerelawanan Waktu : 22 30 Juli 2009 Lokasi : Gorontalo A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kelurahan Limba B, Kecamatan Kota Selatan Kelurahan Limba B berada di sebelah selatan Kota Gorontalo. Jumlah

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 116 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 6.1. Kesimpulan Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan yang kompleks dibutuhkan intervensi dari semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Selain peran

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009-2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 1. KEGIATAN REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP 1. PENDAHULUAN BKM adalah lembaga masyarakat warga (Civil Society Organization), yang pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai wadah masyarakat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan

Lebih terperinci

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).

Lebih terperinci

ANALISIS KEBERHASILAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA GORONTALO

ANALISIS KEBERHASILAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA GORONTALO ANALISIS KEBERHASILAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA GORONTALO Beby. S.D. Banteng Pusat Kajian dan Pengembangan Wilayah Fakultas Teknik Universitas Negeri

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PENGOLAHAN LIMBAH KACA DI KELURAHAN PELINDUNG HEWAN KOTA BANDUNG

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PENGOLAHAN LIMBAH KACA DI KELURAHAN PELINDUNG HEWAN KOTA BANDUNG bidang TEKNIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PENGOLAHAN LIMBAH KACA DI KELURAHAN PELINDUNG HEWAN KOTA BANDUNG NOVRINI HASTI, ROMEIZA SYAFRIHARTI, RATNA IMANIRA SOFIANI Program Studi Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Oktober 2010 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)

Lebih terperinci

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 Gambaran Umum Secara umum proses kegiatan di lokasi baru mengalami keterlambatan rata-rata 1,5 bulan dari master schedule, sementara

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM P2KP-PNPM

STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM P2KP-PNPM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM P2KP-PNPM PT.Prismaita Cipta Kreasi Kota Pemda KMW TN Korkot Askot FK BKM KSM Medan Bapeda Andi Asdar (TL) Bengkulu Bapeda,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Pertanyaan Penelitian Siapakah yang menjadi relawan dan apa saja jenis kemampuan, kapasitas, dan komitmen

Lebih terperinci

Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri

Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri Tim Peneliti Sunyoto Usman (Sosiologi) Purwanto (Sosiologi) Derajad S. Widhyharto (Sosiologi) Hempri Suyatna (Sosiatri) Latar Belakang Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian proses multidimensial yang berlangsung secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu terciptanya

Lebih terperinci

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG

BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, pemerintah Indonesia mulai mencanangkan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan

Lebih terperinci

VII. EVALUASI DAN RUMUSAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI KUBE DI KELURAHAN MAHARATU

VII. EVALUASI DAN RUMUSAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI KUBE DI KELURAHAN MAHARATU VII. EVALUASI DAN RUMUSAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI KUBE DI KELURAHAN MAHARATU 7.1. Evaluasi dan Strategi Pemberdayaan Keluarga Miskin 7.1.1. Evaluasi Kegiatan KUBE di Kelurahan Maharatu.

Lebih terperinci

PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT

PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS 3.1. ekonominya. RT. 37 ini merupakan salah satu kantong "PAKUMIS" (Padat, Kumuh, Miskin) dari seluruh kawasan Kelurahan Basirih yakni pada RT. 37 ini pula yang

Lebih terperinci

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan i ii PEDOMAN SELEKSI DAN PENETAPAN LOKASI PPMK Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN

KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN KAJIAN PERAN PEMERINTAH DALAM PNPM P2KP TIM 7 KAJIAN PERAN PEMDA PT. DWIKARSA ENVACOTAMA KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN 1 KESIMPULAN UMUM KOORDINASI (PP1)!! Koordinasi antar dinas hanya sebatas instansi

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :.

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :. PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor. Pada hari ini. tanggal.. bulan. tahun 20, kami yang bertanda tangan di bawah ini

Lebih terperinci

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,

Lebih terperinci

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juni 2009 Lokasi : Pasuruan

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juni 2009 Lokasi : Pasuruan Site Report Tim Kerelawanan Waktu : 17 25 Juni 2009 Lokasi : Pasuruan A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kelurahan Panggungrejo, Kecamatan Bugul Kidul Kelurahan PANGGUNG REJO masuk dalam kecamatan Bugul Kidul,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah adalah merupakan suatu manifestasi yang diraih oleh masyarakat tersebut yang diperoleh dari berbagai upaya, termasuk

Lebih terperinci

10/9/09. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA

10/9/09. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA 1 A. PROSES DAN METODOLOGI Proses Koordinasi di lapangan SKPD/ TKPKD FASKEL BKM PROP SNVT PROP BAPEDA RELAWAN KORKOT KMW Proses

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI GORONTALO TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS)

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI GORONTALO TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS) 1 LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI GORONTALO TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS) A. RINGKASAN HASIL SANGAT SEMENTARA (1) Gambaran Umum Wilayah Studi Kota Gorontalo terletak di kawasan Teluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan menurut Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia (TKPKRI, 2008) didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN 5.1 Faktor Internal Menurut Pangestu (1995) dalam Aprianto (2008), faktor internal yaitu mencakup karakteristik individu

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENGADAAN RUMAH SWADAYA OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI PENGADAAN RUMAH SWADAYA OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI PENGADAAN RUMAH SWADAYA OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : IRMA NURYANI L2D 001 436 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP)

Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP) Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP) Disampaikan Oleh: Mita D Aprini Jakarta, Juni 2015 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat a. LATAR BELAKANGLatar

Lebih terperinci

PROFIL LKM PUSPA SIMARITO KELURAHAN SIMARITO

PROFIL LKM PUSPA SIMARITO KELURAHAN SIMARITO PROFIL LKM PUSPA SIMARITO KELURAHAN SIMARITO IDENTITAS LKM Nama LKM Alamat : PUSPA SIMARITO :Jl. Purba Ujung, Kelurahan Simarito Pematangsiantar Tanggal Pembentukan : 09 November 2009 Notaris : Robert

Lebih terperinci

BUKU 1 PETUNJUK PELAKSANAAN PERSIAPAN

BUKU 1 PETUNJUK PELAKSANAAN PERSIAPAN BUKU 1 PETUNJUK PELAKSANAAN PERSIAPAN K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAFTAR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB V. keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat

BAB V. keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat BAB V KESIMPULAN Proses monitoring dan evaluasi menjadi sangat krusial kaitannya dengan keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat terdapat berbagai permasalahan baik dari awal

Lebih terperinci

Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012

Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012 Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, 16-19 Juli 2012 1. WARGA MISKIN (PS-2) PEMANFAAT PROGRAM Secara nasional dari tahun 2007-2011, KK Miskin penerima manfaat kegiatan

Lebih terperinci

KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG)

KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG) KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG) No Temuan 1 Terdapat Pelatihan (Coaching) Keberlanjutan Program

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 I. MENGAPA POB DIPERLUKAN? a. Untuk Meningkatkan kemampuan personil konsultan

Lebih terperinci

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 15 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah

Lebih terperinci

Menggilir Ternak Bergulir. Ada Fulus di Balik Kasur. Bersatu dalam Manunggal Sakato Kriuk, Kriuk... Krupuk Emas

Menggilir Ternak Bergulir. Ada Fulus di Balik Kasur. Bersatu dalam Manunggal Sakato Kriuk, Kriuk... Krupuk Emas Tujuan Kegiatan Sosial Prinsip-prinsip Kegiatan Sosial Kelompok Sasaran Sumber Pendanaan Pengelolaan Kegiatan Sosial Kegiatan-kegiatan Sosial Kegiatan Murni Santunan Kejarlah Ilmu Sedari Kecil Bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengahtengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan senantiasa menarik perhatian

Lebih terperinci

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan Peserta memahami prasyarat dan ciri program Sosial berkelanjutan 1. Brainstorming Prasyarat dan Ciri Program Sosial Berkelanjutan 2. Diskusi Kelompok Lembar

Lebih terperinci

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial. Waktu : 23 Juli 1 Agustus 2008 Lokasi : Medan Sumatra Utara

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial. Waktu : 23 Juli 1 Agustus 2008 Lokasi : Medan Sumatra Utara Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 23 Juli 1 Agustus 2008 Lokasi : Medan Sumatra Utara A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Masyarakat Kelurahan Belawan 1, Kecamatan Medan Kabupaten Belawan Kota

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE 50 BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE 6.1 Karakteristik Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pada umumnya telah banyak kelompok tumbuh di masyarakat,

Lebih terperinci

PANDUAN SURVEI LAPANGAN KKN TEMATIK TAHUN 2018

PANDUAN SURVEI LAPANGAN KKN TEMATIK TAHUN 2018 PANDUAN SURVEI LAPANGAN KKN TEMATIK TAHUN 2018 Tema : Pemberdayaan Potensi Desa untuk mewujudkan masyarakat desa yang aman, mandiri, terintegrasi dan negarawan berdasarkan Iman Ilmu Amal BIDANG GARAPAN

Lebih terperinci

BAB V MENGGAPAI EFEKTIFITAS POKMAS. A. Penguatan Potensi untuk Meningkatkan Partisipasi Perempuan. Dari pengamatan menyimpulkan bahwa terlaksananya

BAB V MENGGAPAI EFEKTIFITAS POKMAS. A. Penguatan Potensi untuk Meningkatkan Partisipasi Perempuan. Dari pengamatan menyimpulkan bahwa terlaksananya BAB V MENGGAPAI EFEKTIFITAS POKMAS A. Penguatan Potensi untuk Meningkatkan Partisipasi Perempuan Menuju efektifitas kelompok usaha bersama berbasis Usaha Kecil Menengah (UKM) memang tidak mudah namun juga

Lebih terperinci

PANDUAN KUESIONER. Petunjuk Pengisian

PANDUAN KUESIONER. Petunjuk Pengisian Petunjuk Pengisian PANDUAN KUESIONER a. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat menurut Bapak/Ibu/Saudara, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. b. Lingkarilah jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i pilih.

Lebih terperinci

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 57 BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Persepsi Relawan terhadap PNPM-MP Persepsi responden dalam penelitian ini akan dilihat dari tiga aspek yaitu persepsi terhadap pelaksanaan

Lebih terperinci

Syarifah Maihani Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Almuslim

Syarifah Maihani Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Almuslim 50-54 PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM UPAYA MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN DAN PENDIDIKAN BAGI KELUARGA SANGAT MISKIN (KSM) DI DESA PAYA CUT KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Syarifah Maihani

Lebih terperinci

B. Kondisi Demografi. Usia (tahun) Jumlah (orang) No keatas 2.724

B. Kondisi Demografi. Usia (tahun) Jumlah (orang) No keatas 2.724 A. Kondisi Geografi Sebelah Utara : Kelurahan Pisang Candi Kecamatan Sukun dan Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen Sebelah Timur : Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Sebelah Selatan : Kelurahan Bandungrejosari

Lebih terperinci

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 Oleh : Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Disampaikan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah Kecamatan Kahayan Kuala merupakan salah satu wilayah Kecamatan di Kabupaten Pulang Pisau yang sangat

Lebih terperinci

Studi Evaluasi Pennganan Pengaduan Masyarakat P2KP 2009 Page 1

Studi Evaluasi Pennganan Pengaduan Masyarakat P2KP 2009 Page 1 Site Report Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Waktu : 18 26 Mei 2009 Lokasi : Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu I. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kriteria pemilihan kelurahan sasaran penelitian adalah

Lebih terperinci

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND KMW 7 ( BENGKULU) 1. KABUPATEN BENGKULU UTARA 1. Penyelesaian

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian 3.2. Aras Kajian 3.3. Strategi Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian 3.2. Aras Kajian 3.3. Strategi Kajian 34 III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian Kajian ini menggunakan tindak eksplanatif. Tindak eksplanatif adalah suatu kajian yang menggali informasi dengan mengamati interaksi dalam masyarakat. Interaksi yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa Desa Dramaga merupakan salah satu dari sepuluh desa yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Dramaga. Desa ini bukan termasuk desa pesisir karena memiliki

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar

Lebih terperinci

Oleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013

Oleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013 Oleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, 28-30 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. KETENTUAN UMUM 2 1. LOKASI SASARAN Lokasi

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE

STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE 77 STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE Alat yang digunakan untuk menganalisis permasalahan adalah analisis Pemberdayaan Longwe dengan menggunakan kelima

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 38 BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 5.1 Konsep PNPM Mandiri Perkotaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan merupakan proses pembelajaran

Lebih terperinci

Oleh: Elfrida Situmorang

Oleh: Elfrida Situmorang 23 Oleh: Elfrida Situmorang ELSPPAT memulai pendampingan kelompok perempuan pedesaan dengan pendekatan mikro kredit untuk pengembangan usaha keluarga. Upaya ini dimulai sejak tahun 1999 dari dua kelompok

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah Lorong/Dusun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Taipa, 10 September 2016

KATA PENGANTAR. Taipa, 10 September 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan telah tersusunnya buku Laporan Akhir Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Kelurahan Taipa Kota Palu.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI DI KELURAHAN PETEMON KECAMATAN SAWAHAN KOTA SURABAYA (studi mengenai Pengelola Lingkungan) SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut para ahli, kemiskinan masih menjadi permasalahan penting yang harus segera dituntaskan, karena kemiskinan merupakan persoalan multidimensional yang tidak saja

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) BUKU 2 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

STUDY ON COMMUNITY-BASED INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT IN PNPM UPP

STUDY ON COMMUNITY-BASED INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT IN PNPM UPP STUDY ON COMMUNITY-BASED INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT IN PNPM UPP Proses Penelitian & Penerapan Metodologi Trip I - Pulau Jawa : a. Surabaya b. Pasuruan Trip II - Pulau Sulawesi : a. Makasar b. Gorontalo

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 10 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 10 TAHUN 2015 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci