Lampiran Tanggapan Temuan BPKP
|
|
- Johan Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KMW 9 (JAMBI) DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO IND DAN LOAN IBRD NO IND 1. KABUPATEN TANJUNGPINANG No KONDISI REKOMENDASI TANGGAPAN 1. Laporan pelaksanaan P2KP III belum dibuat dan disampaikan oleh Kelurahan dan PJOK sesuai dengan ketentuan dalam Pedoman Umum Berdasarkan konfirmasi kepada pihak Kelurahan dan Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) di Kecamatan yang wilayahnya menjadi sasaran Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan ke III (P2KP III), ternyata Lurah maupun PJOK belum membuat dan meyampaikan laporan pelaksanaan P2KP III secara berkala kepada jenjang yang lebih tinggi. Dalam pelaksanaannya Badan Kesuadayaan Masyarakat (BKM) telah menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatannya kepada Lurah dan PJOK, namun Lurah belum membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan P2KP III di wilayahnya secara bulanan kepada Camat. Begitu juga PJOK, belum membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan P2KP III di wilayah kerjanya kepada Walikota dengan tembusan kepada Camat, Lurah, dan BKM. Dalam melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan P2KP III, Tim Koordinasi Kota Tanjungpinang (Bappeda Kota Tanjungpinang selaku ketua tim koordinator) hanya memperoleh data dari Konsultan Manajemen Wilayah (Koordinator Kota) Kota Tanjungpinang. Seharusnya sesuai dengan Pedoman Umum P2KP III, bahwa secara berkala (setiap bulan) Lurah menyampaikan laporan pelaksanaan P2KP III di wilayahnya kepada Camat, dan PJOK membuat laporan pelaksanaan P2KP III dan menyampaikannya kepada Walikota dengan tembusan kepada Camat, Lurah, dan BKM di wilayahnya. Hal tersebut disebabkan koordinasi di tingkat Kota antara Tim Koordinasi Kota, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), PJOK, dan Lurah belum berjalan sebagaimana mestinya, sehingga Walikota maupun Tim Koordinasi Kota tidak memperoleh informasi pelaksanaan P2KP III dari PJOK sebagai bahan dalam monitoring dan evaluasi pelaksanaan P2KP III maupun bahan evaluasi terhadap kinerja Konsultan Manajemen Wilayah (Koordinator Kota dan Fasilitator Kelurahan). 2. Dana kegiatan pelatihan keterampilan Perbengkelan yang telah dilaksanakan pada KSM Roket di BKM Tanjung Unggat Lestari belum dipertanggungjawabkan sebesar Rp ,00 Berdasarkan audit atas kegiatan pelatihan keterampilan perbengkelan bagi pemuda pengangguran pada Kelompok Kesuadayaan Masyarakat (KSM) Roket di RT 7 RW III dengan jumlah dana kegiatan sebesar Rp ,00 pada BKM Tanjung Unggat Lestari Kelurahan Tanjung Unggat Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang, ternyata dana kegiatan tersebut belum seluruhnya dipertanggungjawabkan. Dana yang sudah dipertanggungjawabkan hanya sebesar Rp ,00 yaitu berupa biaya pembelian peralatan pelatihan, sedangkan sisanya sebesar Rp ,00 belum Kepada Pejabat Pembuat Komitmen direkomendasikan agar meminta Tim Koordinasi Kota Tanjungpinang untuk menginstruksikan kepada: 1) Lurah yang di wilayah kerjanya merupakan sasaran P2KP III supaya membuat laporan pelaksanaan P2KP III secara tepat waktu dan menyampaikannya kepada Camat. 2) PJOK supaya membuat laporan pelaksanaan P2KP III secara tepat waktu dan menyampaikannya kepada Walikota dengan tembusan kepada Camat, Lurah dan BKM di wilayah kerjanya masing-masing. Kepada Pejabat Pembuat Komitmen direkomendasikan agar memerintahkan Koordinator Kota dan pengurus BKM Tanjung Unggat Lestari untuk memonitor pengembalian dana yang hilang dari KSM Roket dan membayarkan kepada pihak terkait dengan pelatihan yang telah dilaksanakan. Hal tersebut disebabkan koordinasi di tingkat Kota antara Tim Koordinasi Kota, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), PJOK, dan Lurah belum berjalan sebagaimana mestinya, sehingga Walikota maupun Tim Koordinasi Kota belum memperoleh informasi pelaksanaan P2KP III dari PJOK sebagai bahan dalam monitoring dan evaluasi pelaksanaan P2KP III maupun bahan evaluasi terhadap kinerja Konsultan Manajemen Wilayah (Koordinator Kota dan Fasilitator Kelurahan), sesegera mungkin untuk penjadwalan koordinasi secara komprehensif bagi pelaku P2KP di Tanjung Pinang agar masing-masing paham dan mengerti akan tugas dan peran Pelaku. Namun demikian rekomendasi dari BPK sepenuhnya akan dijalankan dan dilaksanakan dengan sebaik baiknya dan penuh dengan rasa tanggung jawab Untuk kegiatan tersebut, sudah diselesaikan oleh KSM yang bersangkutan dgn BKM tersebut, dibawah pengendalian dan monitor langsung dari PPK dan BKM serta dari Konsultan. Sehingga hasilnya bahwa dana tersebut telah diselesaikan oleh KSM yang bersangkutan. Dan telah dibayarkan kepada instruktur pelatihan
2 No KONDISI REKOMENDASI TANGGAPAN dipertanggungjawabkan dimana peruntukannya adalah untuk biaya honor instruktur pelatihan, sewa listrik, dan pembelian bahan lainnya. Hasil konfirmasi kepada KSM, BKM, dan Fasilitator Kelurahan, menjelaskan bahwa benar telah dilaksanakan kegiatan tersebut, namun honor instruktur dan harga bahan lainnya belum dibayar oleh KSM Roket karena terhadap anggota KSM yang memegang uang tersebut telah terjadi musibah kehilangan dompet dimana uang kegiatan tersebut ada didalamnya, dan sampai dengan saat audit biaya tersebut belum dibayarkan. Pihak BKM telah melakukan pendekatan kepada pihak instruktur agar bersabar atas belum dibayarnya biaya instruktur dan biaya lainnya tersebut. tersebut. Seharusnya dana pelatihan keterampilan perbengkelan yang telah selesai dilaksanakan tersebut telah dipertanggungjawabkan setelah selesainya dilaksanakan pelatihan. Hal tersebut disebabkan hilangnya dana sebesar Rp ,00 dari tangan pengurus KSM Roket atas nama Niko Rahmayana pada tanggal 10 April 2007, dimana yang bersangkutan kehilangan dompet pada saat dana tersebut belum dibayarkan untuk Keperluan pelatihan. Atas kehilangan dompet itu, yang bersangkutan telah melaporkan ke pihak BKM, Kelurahan, dan Kepolisian. Yang bersangkutan berjanji akan mengembalikan dana yang hilang tersebut, namun sampai dengan audit berlangsung dana tersebut belum juga dikembalikan yang bersangkutan. Sisa dana sebesar Rp ,00 telah dikembalikan pihak KSM ke BKM dan BKM masih menahan dana tersebut sambil menunggu pengembalian dana yang hilang dari pengurus KSM Roket dan kemudian akan di bayarkan kepada pihak yang terkait untuk keperluan biaya pelatihan yang telah dilaksanakan. Kondisi tersebut mengakibatkan dana P2KP III yang dipergunakan oleh BKM Tanjung Unggat Lestari belum dipertanggungjawabkan sebesar Rp , Dana P2KP III tahap I untuk Biaya Operasional Program (BOP) pada 7 (tujuh) BKM belum dipertanggungjawakan Berdasarkan pengujian atas dokumen pelaporan pertanggungjawaban penggunaan dana Bantuan Langsung Tunai (BLM) tahap I untuk 7 (tujuh) BKM, ternyata dana P2KP III untuk BOP masing-masing BKM belum ada bukti pertanggungjawabannya. Hasil pemeriksaan atas arus penggunaan dana dan rekening koran masing-masing BKM serta hasil konfirmasi kepada 4 (empat) BKM (Bestari, Fisabilillah, Tanjung Unggat Lestari, dan Sungai Jang Sejahtera), Fasilitator Kelurahan, maupun Koordinator Kota Tanjungpinang menjelaskan bahwa BOP tersebut telah seluruhnya dipergunakan oleh masing-masing BKM untuk biaya operasional BKM dalam rangka pengelolaan dana BLM, berupa biaya rapat BKM, ATK Unit Pengelola dan Kesekretariatan, biaya Insentif sementara Unit Pengelola dan Kesekretariatan, biaya rumah tangga sekretariat seperti listrik dan telepon, dan biaya transport Unit Pengelola dan Kesekretariatan. Namun sampai dengan audit berlangsung, bukti pertanggungjawaban atas penggunaan dana BOP masing-masing BKM belum dipertanggung jawabkan. Besarnya dana BOP yang belum dipertanggungjawabkan oleh 7 (tujuh) BKM seluruhnya adalah sebesar Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: No. Nama BKM dan Kelurahan Jumlah dana BOP Kepada Pejabat Pembuat Komitmen direkomendasikan agar memerintahkan Koordinator Kota untuk memonitor masingmasing BKM serta meminta setiap supaya mempertanggunjawabkan penggunaan dana BOP. Untuk pelaporan penggunaan dana BOP BKM pada waktu itu belum ada intruksi dari KMW, bahwa BOP BKM harus dilaporkan seperti halnya dana kegiatan untuk Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan yang memang kegiatan tersebut harus dipertanggung jawabkan penggunaan dananya, namun demikian korkot telah memerintahkan dengan mengeluarkan surat bahwa Penggunaan BOP BKM harus dapat dipertanggung jawabkan sebagaimana penggunaan dana dari BLM itu sendiri. Dan ketika ada, namun perencanaan tersebut sebetulnya telah ada diperencanaan bahwa dana BOP BKM harus dapat dipertanggung jawabkan, sebelum ada rekomendasi dari BPK.
3 No KONDISI REKOMENDASI TANGGAPAN 1. BKM Bestari Kelurahan Tanjungpinang Kota Rp BKM Fisabilillah Kelurahan Penyengat Rp BKM Tanjung Unggat Lestari Kel. Tanjung Rp Unggat 4. BKM Sungai Jang Sejahtera Kel. Sungai Jang Rp BKM Bina Karya Mandiri Kel. Tanjungpinang Rp Timur 6. BKM Tanjung Ayun Sakti Kel. Tanjung Ayun Rp Sakti 7. BKM Dompak Mandiri Kel. Dompak Rp Jumlah Rp Dan pada perkembangan pada saat ini semua BKM ( 7 BKM ) telah membuat Laporan Penggunaana dana BOP BKM dan pertanggungjawabannya atas dana tersebut,. Seharusnya sesuai dengan pedoman umum P2KP III, bahwa dana BOP dipertanggungjawabkan sebagaimana pertanggungjawaban atas dana BLM yang lainnya. Kondisi tersebut disebabkan kelalaian pihak BKM yang belum membuat bukti pertanggungjawaban atas penggunaan dana BOP, sehingga mengakibatkan penggunaan dana BOP untuk keseluruhan BKM sebesar Rp ,00 belum cukup akuntabel. 4 Perencanaan penggunaan/penarikan Kas dari Rekening Bank oleh BKM Fisabilillah Kelurahan Penyengat belum berdasarkan kebutuhan Berdasarkan analisa atas Rekening Koran BKM Fisabilillah Kelurahan Penyengat dengan nomor rekening , diketahui bahwa dana BLM sebesar Rp ,00 telah masuk ke rekening BKM pada tanggal 19 Desember 2006, namun pada tanggal 15 Januari 2007 dana BLM ditarik tunai dari bank secara keseluruhan sebesar Rp ,00. Hasil konfirmasi dengan pihak BKM dan Fasilitator Kelurahan menjelaskan bahwa kas tersebut disimpan di kas BKM dan alasan penarikan uang tunai sekaligus tersebut karena sebahagian besar kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari 2007 seperti santunan sosial dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2007 dan kegiatan ekonomi dilakukan pada tanggal Januari 2007, sedangkan kegiatan lingkungan dilaksanakan pada akhir bulan Januari dan bulan Februari Dengan demikian tampak bahwa tidak seluruh dana yang telah ditarik dari Bank dipergunakan pada pertengahan bulan Januari Seharusnya penarikan dana dari Bank disesuaikan dengan kebutuhan demi keamanan dalam pengelolaan kas. Hal tersebut disebabkan kelalaian pihak BKM dalam merencanakan penggunaan kas sesuai kebutuhan, sehingga mengakibatkan timbulnya potensi risiko tinggi dalam pengelolaan kas yang jumlahnya melebihi kebutuhan. Kepada Pejabat Pembuat Komitmen direkomendasikan agar memerintahkan Koordinator Kota supaya memonitor pengelolaan Kas BKM sehingga penggunaan/penarikan kas sesuai dengan kebutuhan. Terkait dengan penarikan dana tersebut, pihak BKM tidak punya maksud jahatn namun untuk kelancaran pemberian dana saja, namun argumen tersebut telah dibantah oleh koordinator P2KP, bahwa korkot telah mengeluarkan intruksi rencana penggunaan dana BLM tahap 1.2 dan 3. dan penarikan dana tersebut disesuaikan kebutuhan pelaksanaan kegiatan. Dengan spesifikasi. 30 %, 60% dan sisanya 20%. agar kegiatan lebih efektip dan penarikan dana lebih terjamin keamananya serta memudahkan kontrol pada setiap kegiatan tersebut.
4 2. KABUPATEN KARIMUN 1. Kegiatan Pelatihan dan Pemanfaatan Peralatan Pelatihan yang Berpotensi Tidak Berlanjut Untuk melaksanakan komponen kegiatan ekonomi dalam penggunaan dana tahap I (20%), di 5 Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) telah melaksanakan pelatihan ketrampilan dan pembelian peralatan penunjang dengan hasil sebagai berikut : BKM Meral Kota Bersatu Kelurahan Meral telah membeli 7 set peralatan las senilai Rp ,00. Pelatihan las telah selesai diikuti oleh 4 warga sejak bulan April 2007 dan mereka telah mendapat pekerjaan. Sampai saat audit peralatan las ini tidak digunakan lagi untuk pelatihan dan diletakkan di ruang sekretariat KSM sebelah bengkel las milik Ketua KSM yang juga pelatih 4 orang warga tersebut. Disamping itu ternyata kegiatan pelatihan las tidak ada lagi dalam rencana penggunaan dana tahap ke II. Salah satu alat yaitu mesin genset kadang-kadang dimanfaatkan untuk warga sekitar sebagai pengganti listrik pada saat listrik padam. BKM Sejahtera Kelurahan Tanjung Balai Karimun telah membeli mesin jahit sebanyak 5 unit senilai Rp ,00. Pelatihan menjahit diikuti oleh 12 orang warga namun karena jangka waktu dan dana pelatihan yang terbatas, peserta yang telah dilatih hasilnya masih dalam taraf pemula sehingga belum berani menerima pesanan. Sejak selesai pelatihan bulan Februari 2007 sampai saat audit mesin jahit tidak digunakan lagi untuk pelatihan dan diletakkan di Balai Desa lokasi dilaksanakannya pelatihan. Dalam rencana penggunaan dana tahap II pada BKM Sejahtera terdapat kegiatan pelatihan menjahit untuk 12 orang, namun bukan orang sebelumnya. BKM Karya Pratama Kelurahan Teluk Air membeli Mesin Jahit 8 unit dan Mesin Obras 2 unit senilai Rp ,00. Pelatihan diikuti oleh 14 orang warga namun baru menghasilkan taraf pemula. Sejak selesai pelatihan bulan April 2007 sampai saat audit mesin jahit tidak digunakan lagi untuk pelatihan dan diletakkan di ruang pelatihan lokasi pelatihan. Dalam rencana penggunaan dana tahap II tidak ada lagi pelatihan menjahit pada BKM tersebut. BKM Pamak Mandiri Kelurahan Pamak telah membeli Mesin Jahit 1 unit dan Mesin Obras 1 unit senilai Rp ,00. Pelatihan diikuti oleh 9 orang dan 3 orang diantaranya sudah bisa menerima pesanan dari warga sekitarnya. Sejak selesai pelatihan bulan April 2007 sampai saat audit peralatan tersebut tidak digunakan lagi untuk pelatihan dan diletakkan di ruang pelatihan lokasi pelatihan. Dalam rencana penggunaan dana tahap II tidak ada lagi pelatihan menjahit pada BKM tersebut. 5) BKM Bina Bersama Kelurahan Parit Mesin Jahit 5 unit dan Mesin Obras 1 unit senilai Rp ,00. Pelatihan diikuti oleh 10 orang namun baru menghasilkan taraf pemula sehingga belum berani menerima pesanan orang lain. Sejak selesai pelatihan bulan April 2007 sampai saat audit peralatan tersebut tidak digunakan lagi untuk pelatihan dan diletakkan di Kantor Kepala Desa Parit. Dalam rencana penggunaan dana tahap II tidak ada lagi pelatihan menjahit. Atas permasalahan tersebut kepada Pejabat Pembuat Komitmen P2KP Kabupaten Karimun kami rekomendasikan agar melakukan koordinasi dengan Penanggungjawab Operasional Kecamatan (PJOK) dan pihak konsultan pendamping yaitu Asisten Koordinator Kota Karimun dan Fasilitator Kelurahan untuk mengingatkan dan memotivasi masyarakat pada 5 BKM terkait supaya melanjutkan pelatihan menjahit dan las dengan swadaya masayarakat sesuai dengan tujuan program P2KP. Peralatan las di titipkan di sekretariat bkm dimana peralatan bukan milik BKM tetapi milik masyarakat sehingga peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali oleh KSM yang mengusulkan pelatihan sejenis dengan biaya swadaya dan waktu penggunaaannya disesuaikan dengan masa peatihan (training) dengan harapan peserta tadi mampu untuk mengusai dan mengembangkan usaha dari pelatihan tsb. Apabila dari peserta pelatihan mendapat pekerjaan pada saat pelatihan maka hasil dari pendapatanya akan dititip kepada sekretariat BKM sebagai swadaya untuk dipergunakan oleh KSM selanjutnya yang mengusulkan pelatihan sejenis. Mesin Jahit tersebut tetap digunakan oleh KSM yang baru dengan mengikut sertakan peserta yang lama dengan dana swadaya sebagai lanjutan ketahap mahir.karena mereka menganggap bahwa dari pelatihan yang mereka terima kemarin masih kurang sehingga perlu pelatihan lanjutan. Keikut sertaan peserta lama ini berdasarkan kesediaan dan permintaan peserta itu sendiri. Sebagai keberlanjutan karena di tahap ke 3 tidak ada lagi pelatihan menjahit yang di biayai oleh BLM, maka apabila ada KSM yang mengusulkan pelatihan menjahit maka dananya diambil dari swadaya namun mesin yang ada tetap digunakan secara Cuma-Cuma dan secara bertanggung jawab. Mesin Jahit tersebut karena saat ini berada di dua tempat yaitu satu dibukit senang dan satu di Teluk Air, maka sehabis masa pelatihan mesin tersebut akan dititipkan di sekretariat. Mesin tersebut nantinya boleh digunakan kembali oleh KSM lain yang mengusulkan pelatihan sejenis dengan dana swadaya. Mesin jahit dan mesin obras tersebut selama
5 Peralatan tersebut di atas dibeli dalam keadaan bekas pakai kecuali Travo Las. Dari hasil pelatihan menjahit yang baru menghasilkan taraf pemula dan sebagian besar belum bisa mendapatkan penghasilan dari menjahit serta tidak diusulkannya pelatihan menjahit dalam rencana kegiatan tahap ke II seharusnya peralatan menjahit tetap dimanfaatkan untuk pelatihan peserta yang lama dan peserta baru dengan biaya swadaya masyarakat karena sudah merupakan komitmen masyarakat untuk melakukan swadaya berkelanjutan pada saat merencanakan pembelian peralatan menjahit. Demikian juga dengan peralatan las yang seharus dimanfaatkan untuk pelatihan dengan swadaya masyarakat. Masyarakat massih tergantung pada dana bantuan sehingga belum menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan program P2KP III tidak hanya tergantung pada dana bantuan melainkan sangat mengandalkan keikutsertaan dan swadaya masyarakat. Akibatnya peralatan las pada BKM Meral Kota Bersatu Kelurahan Meral dan peralatan menjahit pada BKM Karya Pratama Kelurahan Teluk Air, BKM Pamak Mandiri Kalurahan Pamak dan BKM Bina Bersama Kalurahan Parit dengan nilai keseluruhan sebesar Rp ,00 berpotensi tidak dimanfaatkan sesuai dengan tujuan awalnya dan warga yang telah dilatih belum sepenuhnya dapat mengembangkan kemampuan untuk meningkatkan kehidupan perekonomiannya. Terhadap permasalahan tersebut PPK dan pihak konsultan P2KP III Kabupaten Karimun menyetujui untuk menindaklanjuti dengan mengarahkan masyarakat untuk memanfaatkan peralatan untuk pelatihan dengan swadaya 2. Terdapat Sisa Uang Pelatihan Ternak Lele di KSM Peternak Ikan Air Tawar Kelurahan Pamak sebesar Rp ,00 Pencairan dana pelaksanaan kegiatan P2KP untuk BKM Pamak Mandiri Kelurahan Pamak Kecamatan Tebing berasal dari SP2D No E/009/110 tanggal 19 Desember 2006 sebesar Rp ,00. Berdasarkan hasil audit pada BKM Pamak Mandiri, masih terdapat sisa uang pelatihan ternak lele di Sekretaris KSM Peternak Ikan Air Tawar sebesar Rp ,00 padahal kegiatan pelatihan sudah berhenti sejak bulan April 2007 dan anggaran yang tersedia untuk kegiatan pelatihan tersebut sebesar Rp ,00 telah dipertanggungjawabkan seluruhnya pada bulan April 2007 dan. Berdasarkan bukti-bukti kwitansi pembayaran, sisa uang sebesar Rp ,00 tersebut merupakan dana untuk: Uang honor pelatih peternakan ikan lele untuk bulan Mei, Juni dan Juli 2007 sebesar Rp yang sudah dipertanggungjawabkan, padahal pelatihan kepada Pejabat Pembuat Komitmen P2KP Kabupaten Karimun kami rekomendasikan agar melakukan koordinasi dengan PJOK dan pihak konsultan pendamping yaitu Asisten Koordinator Kota Karimun dan Fasilitator Kelurahan Pamak untuk menindaklanjuti pengembalian uang sebesar Rp ,00 dari Sekretaris KSM Peternak Ikan Air Tawar ke Kas BKM Pamak Mandiri dan memonitor penarikannya jika pelatihan dilanjutkan. masa pelatihan selesai mesin-mesin tersebut akan diletakkan di sekretariat BKM sebagai milik masyarakat pamak yang penggunaannya dimasa datang akan dikelola oleh KSM yang mengusulkan pelatihan sejenis dibawah pengawasan UPS. Meski di tahap 2 ini tidak ada usulan pelatihan menjahit yang dibiayai dari dana BLM namun ada masyarakat RW.01 telah meminta untuk menggunakan mesin tersebut dengan dana swadaya. Penerima manfaat pada pelatihan 1, karena masih ada yang merasa kurang mampu berminat juga untuk melanjutkan pelatihan secara swadaya. Sampai saat ini BKM tetap mensosialisasikan dan menunggu KSM baru yang akan mengusullkan pelatihan menjahit secara swadaya karena BKM menganggap mesin tersebut adalah milik masyarakat, bukan milik BKM atau KSM I. Tanggapan PPK: 1. Untuk Pembelian alat atau peralatan pada tahap 2 akan kami tinjau dalam tiap proposal KSM mengingat pengadaan alat atau peralatan sudah di alokasikan pada tahap I. 2. Dalam pembayaran upah pekerjaan fisik akan kami lengkapi pada setiap KSM dengan daftar pembayaran upah /hari apabila perlu dilengkapi dengan KTP. 3. Mengenai hal-hal atau tanggapan dari audit BPKP akan ditindak lanjuti dengan PJOK Kecamatan, Konsultan, KSM, dan faskel untuk melengkapi kekurangan pada tahap I. Terdapat sisa uang pelatihan sisa uang pelatihan ternak lele di KSM atau ternak ikan air tawar kelurahan pamak sebesar Rp ,- uang sisa tersebut akan dititipkan kepada sekretariat BKM dan akan diambil kembali oleh bendahara KSM secara berkala sesuai dengan penggunaan pelatihan. Honor pelatih belum diserahkan ke pealatih karena saat ini pelatihan di karenakan satu hal. Pelatihan akan dilanjutkan kembali dalam minggu ini, sehingga honor pelatihan akan kembali diserahkan oleh bendahara ke pelatih.
6 sudah berhenti sejak bulan April Pengeluaran biaya cetak sertifikat ternak lele sebesar Rp ,00 untuk 15 orang peserta pelatihan ternak lele padahal kepada yang bersangkutan belum diberikan sertifikat. Biaya operasional KSM untuk 5 orang anggota KSM selama 6 bulan sebesar Rp ,00 yang tidak dicantumkan nama penerima. Biaya konsumsi bulan Mei, Juni dan Juli 2007 sebesar Rp yang sudah dipertanggungjawabkan, padahal pelatihan sudah berhenti sejak bulan April Seharusnya pembayaran-pembayaran dilakukan sesuai dengan realisasi fisik pelaksanan. Atas sisa uang tersebut seharusnya segera dilaporkan dan diserahkan oleh Sekretaris KSM kepada Ketua KSM Peternak Ikan Air Tawar untuk selanjutnya disetorkan kembali ke Kas BKM Pamak Mandiri Hal ini tejadi karena kelalaian Sekretaris dan kurangnya pengawasan penggunaan dana dari Ketua KSM Peternak Ikan Air Tawar. Akibatnya terdapat dana yang tidak dimanfaatkan oleh BKM Pamak Mandiri sebesar Rp ,00. Terhadap permasalahan tersebut PPK dan pihak konsultan P2KP III Kabupaten Karimun memberikan tanggapan bahwa pelatihan ternak lele terhenti karena masalah intern warga di KSM bersangkutan. Uang sisa tersebut akan dititipkan kepada Sekretariat BKM dan akan diambil kembali oleh bendahara KSM secara berkala jika akan digunakan untuk pelatihan. 3. Labur Aspal pada Pekerjaan Semenisasi di BKM Bina Bersama Desa Parit Belum Dilaksanakan Pencairan dana pelaksanaan kegiatan P2KP untuk BKM Bina Bersama Desa Parit Kecamatan Karimun berasal dari SP2D No E/009/110 tanggal 19 Desember 2006 sebesar Rp ,00. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik atas pekerjaan semenisasi jalan desa RT 01/ RW 01 dengan ukuran 128 M x 2 M x 0,08 m yang dilaksanakan oleh KSM Tanjung Menawang, dijumpai pekerjaan labur aspal sebanyak 300 kg atau senilai Rp ,00 yang belum dilaksanakan padahal pekerjaan semenisasi tersebut telah dilaporkan 100%. Hal ini karena aspal yang di pesan dan telah dibayar seluruhnya kepada Toko Yale senilai Rp ,00 sesuai nota No: A83416 tanggal 9 April 2007, ternyata sampai saat audit belum diterima KSM Tanjung Menawang. Toko Yale beralasan aspal dimaksud belum datang. Dalam pembelian seperti ini, seharusnya KSM Tanjung Menawang tidak melakukan pembayaran penuh dan memberikan batas waktu yang tegas kepada Toko Yale untuk menyelesaikan kewajibannya. kepada Pejabat Pembuat Komitmen P2KP Kabupaten Karimun kami rekomendasikan agar melakukan koordinasi dengan PJOK dan pihak konsultan pendamping yaitu Asisten Koordinator Kota Karimun dan Fasilitator Kelurahan di Desa Parit meminta KSM Tanjung Menawang memberikan batas waktu paling lambat untuk Toko Yale menyelesaikan kewajibannya dan bila masih tidak dipenuhi uang sebesar Rp ,00 ditarik kembali dan di setorkan ke Kas BKM. Labur Aspal pada pekerjaan semenisasi di BKM Bina Bersama Desa Parit belum dilaksanakan. BKM telah memberikan batas waktu kepada toko Yale hingga batas waktu hari senin tanggal 11 Juni 2007, apabila sampat batas waktu itu toko yale belum juga mengirimkan barang pesanan (aspal), maka uang yang dititipkan tersebut akan ditarik kembali oleh BKM, dan akan dibelikan di toko lain yang tidak membutuhkan waktu pesanan yang lama. Kwitansi pembayaran belum tertib di KSM-KSM.
7 Hal ini terjadi karena pihak KSM Tanjung Menawang khawatir jika menyimpan uang di kas terlalu lama bisa terpakai untuk keperluan lainnya. Akibatnya spesifikasi teknis pekerjaan semenisasi yang diharapkan KSM Tanjung Menawang tidak tercapai dan pembayaran yang telah dilakukan sebesar Rp ,00 tidak bermanfaat. Terhadap permasalahan tersebut PPK dan pihak konsultan P2KP III Kabupaten Karimun menanggapi bahwa BKM telah memberikan batas waktu kepada Toko Yale hingga Senin tanggal 11 Juni 2007 dan bila sampai batas waktu itu toko Yale belum juga mengirimkan Aspal, maka uang akan ditarik kembali oleh BKM untuk dibelikan ke toko lain. 4 Kwitansi Pembayaran Di KSM-KSM Masih Belum Tertib Berdasarkan hasil audit pada 5 kelurahan dan 2 desa yang di sampel, dijumpai bukti pembayaran dari KSM-KSM yang bertanggungjawab melakukan kegiatan belum tertib, yaitu sebagai berikut : 1) Pembayaran kepada pihak ketiga untuk pembelian material untuk pekerjaan fisik dan bahan-bahan untuk pelatihan belum didukung kwitansi yang secara formal mencukupi karena banyak berupa nota dan faktur serta tidak mencantum nama toko dan nama penerima pembayaran secara jelas. Barangbarang yang diterima tidak didukung tanda terima barang. 2) Pembayaran upah kepada warga dan upah tukang hanya 1 buah kwitansi pembayaran secara keseluruhan tanpa didukung daftar tanda terima yang ditandatangani perorang. 3) Kwitansi Pembayaran Honor Pelatih/ Pengajar/ Instruktur yang dibuat KSM satu dan yang lain berbeda-beda seperti : 1 kwitansi untuk pembayaran selama pelatihan dan 1 kwitansi untuk pembayaran beberapa bulan. Kwitansi tersebut tidak menginformasikan mengenai jumlah jasa pelatihan yang diberikan pengajar padahal jadwal hari pelatihan per bulan dari KSM-KSM pelaksana pelatihan berbeda-beda pada setiap BKM/ Kelurahan. Hal ini karena usulan/ perencanaan kegiatan dan biaya kegiatan dari masyarakat juga bersifat total. Sebaiknya dalam pelaksanaan pembelian disediakan kwitansi yang secara jelas mencantumkan pihak yang membayar dan penerima uang serta didukung bukti tanda terima. Kwitansi pembayaran upah sebaiknya dilampirkan daftar tanda terima perorang yang juga memperlihatkan jumlah hari bekerja masing-masing. Dalam pembayaran honor pelatih/ pengajar bulanan sebaiknya diinformasikan jumlah hari atau realisasi yang bersangkutan memberikan jasa pelatihan. Hal ini terjadi karena masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya tertib bukti pembayaran. Hal ini berakibat tidak tergambar kinerja dari pembayaran yang telah dilakukan karena tidak terlihat tenaga kerja yang terserap dalam proses pelaksanaan kegiatan, dampak tambahan penghasilan bagi pekerja, jangka waktu pelaksanaan dan frekuensi pelaksanaan kerja per orang. kepada Pejabat Pembuat Komitmen P2KP Kabupaten Karimun kami rekomendasikan agar melakukan koordinasi dengan PJOK dan pihak konsultan pendamping yaitu Asisten Koordinator Kota Karimun dan Fasilitator Kelurahan di wilayah kerja masing-masing memberikan pengarahan mengenai pembuatan kwitansi pembayaran yang lengkap dan didukung daftar-daftar yang dibutuhkan. Kwitansi yang tidak ada stempel dan nama toko lebih disebabkan karena tempat pembelian barang yang terkadang melalui perorangan atau toko-toko kecil yang tidak mempunyai stempel toko, kelengkapan pelaporan seperti kwitansi atau nota sedang dicoba ditertibkan melalui pemberian contoh pengisian format yang sebelumnya telah diberikan kepada KSM. Kelengkapan pelaporan seperti kwitansi atau nota sedang dicoba ditertibkan melalui pemberian contoh pengisian format yang sebelumnya telah diberikan kepada KSM. Selain itu kepada KSM khususnya KSM fisik diberikan contoh daftar intensif pekerja sehingga dapat memudahkan pengontrolan pengerjaan perhari.
8 5 Pekerjaan pembuatan parit pada KSM Kenanga BKM Sejahtera Kelurahan Tanjung Balai Karimun kurang senilai Rp ,00 Pencairan dana pelaksanaan kegiatan P2KP III untuk BKM Sejahtera Kelurahan Tanjung Balai Karimun berasal dari SP2D No E/009/110 tanggal 19 Desember 2006 sebesar Rp ,00. Dana tersedia untuk KSM Kenanga pada BKM Sejahtera adalah sebesar Rp ,00 dengan realisasi penggunaan dana untuk pembuatan parit sebesar Rp ,00 dan sebesar Rp ,00 untuk administrasi serta pelaporan. Berdasarkan kwitansi pembayaran, buku kas dan keterangan ketua KSM Kenanga, tidak ada lagi dana yang tersisa. Pekerjaan pembuatan parit sesuai ukuran yang diusulkan yaitu 130 M x 0,40 M x 0,30 M, dengan perhitungan biaya sebesar Rp ,00. Namun dari hasil audit ternyata realisasi fisik pekerjaan parit adalah sebagai berikut: 1) Lokasi I = 33,5 M x 0,30 M x 0,06 M 2) Lokasi II = 12,05 M x 0,25 M x 0,20 M 3) Lokasi III = 27,70 M x 0,25 M x 0,20 M Berdasarkan hasil perhitungan, nilai pekerjaan tersebut sebesar Rp ,00. Dengan demikian terdapat kekurangan fisik senilai Rp ,00 ( Rp ,00 Rp ,00 ). Menurut keterangan Ketua KSM Kenanga, kekurangan fisik tersebut karena: - Pekerjaan parit dilakukan pada jalan aspal yang sudah ada, sehingga jika lebarnya sebesar 0,40 M akan banyak memakan badan jalan aspal yang ada. - Adanya penambahan biaya penggalian parit karena harus mengorek aspal. Seharusnya pekerjaan dilaksanakan sesuai ukuran yang diusulkan masyarakat sesuai komitmen mereka dan kendala-kendala teknis di atas sudah diperhitungkan sebelumnya. Hal ini tidak terdeteksi karena Koordinator BKM Sejahtera tidak melakukan pengukuran fisik sebelum menandatangani Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan BLM dari KSM Kenanga. Akibatnya terdapat pekerjaan yang masih harus diselesaikan oleh KSM Kenanga senilai Rp ,00. Atas permasalahan tersebut kepada Pejabat Pembuat Komitmen P2KP Kabupaten Karimun kami rekomendasikan agar melakukan koordinasi dengan PJOK dan pihak konsultan pendamping yaitu Asisten Koordinator Kota Karimun dan Fasilitator Kelurahan untuk : 1) Meminta KSM Kenanga menambah pekerjaan parit pada lokasi yang dianggap membutuhkan atau menambah dengan pekerjaan sarana lingkungan senilai Rp ,00 dengan swadaya masyarakat dan mengawasi pelaksanaan pekerjaannya sebagai pembelajaran bagi masyarakat setempat untuk menunjang tujuan program P2KP. 2) Meminta seluruh Koordinator BKM termasuk BKM Sejahtera selalu melakukan prosedur pengukuran fisik sebelum menandatangani Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan BLM dari KSM KSM bersangkutan telah sepakat untuk menyalurkan sisa dana kepada pekerjaan tambahan, yaitu pembuatan tutup parit dengan cor yang pada saat penyusunan proposal memang tidak diusulkan, khususnya untuk parit yang memang berada d sisi jalan utama. KSM sebelumnya sudah memperhitungkan kendala teknis seperti penggalian di jalan aspal namun ditengah pengerjaan muncul usulan lanjutan dari masyarakat untuk tidak mengganggu badan jalan terlalu lebar.
Lampiran Tanggapan Temuan BPKP
KMW 9 (JAMBI) DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND 1. KABUPATEN BENGKALIS 1. Perencanaan
Lebih terperinciLampiran Tanggapan Temuan BPKP
TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND KMW 7 ( BENGKULU) 1. KABUPATEN BENGKULU UTARA 1. Penyelesaian
Lebih terperinciAKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015
AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.
Lebih terperinciBUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2015jgylyrylyutur / SK / 2010 TENTANG MEKANISME PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013
SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012
SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM
Lebih terperinciPROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :.
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor. Pada hari ini. tanggal.. bulan. tahun 20, kami yang bertanda tangan di bawah ini
Lebih terperinciLampiran Tanggapan Temuan BPKP
KMW 13 (KALIMANTAN TIMUR) DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND 1. KOTA BONTANG No. KONDISI
Lebih terperinciBUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA KELURAHAN
Menimbang : BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, a. bahwa dalam rangka menunjang kelancaran
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM
Lebih terperinciVI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP
VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP 6.1 Prioritas Aspek yang Berperan dalam Penyempurnaan Pemanfaatan Dana Pinjaman Bergulir P2KP Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis
Lebih terperinciV. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN
V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN 5.1. Evaluasi Persiapan (Input) Program Sebelum kegiatan pinjaman bergulir dalam kelurahan yang bersangkutan dimulai,
Lebih terperinciPROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN
PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 I. MENGAPA POB DIPERLUKAN? a. Untuk Meningkatkan kemampuan personil konsultan
Lebih terperinciWalikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat
Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2016TENTANG PEDOMAN PELAKSANAANPROGRAM GERAKAN
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009
LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG BARAT
Menimbang : a. BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN KEUANGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, bahwa
Lebih terperinciTENTANG TUHAN WALIKOTA BEKASI, (P3BK); petunjuk
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 15.A 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 15.A TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF BERBASIS KOMUNITAS (P3BK) TAHUN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 14.A 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR : 14. A TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF BERBASIS KOMUNITAS (P3BK) TAHUN 2013
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 15 2015 SERI : E A BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF BERBASIS KOMUNITAS TAHUN 2015
Lebih terperinciWALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG
WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN SWAKELOLA
Lebih terperinciPROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015
PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 Oleh : Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Disampaikan
Lebih terperinciBUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA
BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG
Lebih terperinciBUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT
BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 6 TAHUN 2013TAHUN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RS-RTLH) TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG
1 2016 No.31,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul. KELUARGA.KESEJAHTERAAN.PERANAN WANITA.Pedoman. Pemberian. Bantuan Keuangan Khusus. Kegiatan. Program.
Lebih terperinciLampiran Tanggapan Temuan BPKP
DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND KMW 10 (SUMATERA SELATAN) 1. KABUPATEN BANYUASIN 1
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciLampiran Tanggapan Temuan BPKP
DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND KMW 10 (SUMATERA SELATAN) 1. KABUPATEN BANYUASIN 1
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 25 2011 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN DANA BANTUAN HIBAH STIMULAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MELALUI BADAN KESWADAYAAN
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Lebih terperinciBAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP
BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP 7.1. STIMULAN P2KP 7.1.1. Tingkat Bantuan Dana BLM untuk Pemugaran Rumah, Perbaikan Fasilitas Umum dan Bantuan Sosial Salah satu indikator keberhasilan P2KP yaitu
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014
PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,
Lebih terperinciBUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2010
BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang : bahwa dalam
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 72 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA DESA REHABILITASI PASAR DESA TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERKEMBANG TAHUN 2011
LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2011 TANGGAL 18 Januari 2011 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERKEMBANG TAHUN 2011 I. PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Dalam
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 34 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN,
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA TERHADAP BENDAHARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciTENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH KEPADA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ILMU PELAYARAN (BP2IP) UNTUK BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN BAGI PESERTA
Lebih terperinciTENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH KEPADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEKNIK PAL SURABAYA UNTUK BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN BAGI PESERTA DIDIK YANG
Lebih terperinciKLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG)
KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG) No Temuan 1 Terdapat Pelatihan (Coaching) Keberlanjutan Program
Lebih terperinciBUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 99 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 99 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 96 dan Pasal 99 Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X8 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,
SALINAN BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X8 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,
Lebih terperinciKEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM
KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KARAWANG
BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG 2010 NO: 6 SERI: E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KHUSUS PEMBANGUNAN KANTOR DESA DI KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS DARI GUBERNUR TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2012. TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci2017, No untuk pembangunan bendungan serta sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Pendanaan Pengadaan
No.611, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Penggunaan Dana Badan Usaha Terlebih Dahulu. Pengadaan Tanah bagi Pembangunan Bendungan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM GERAKAN BERSAMA RAKYAT ATASI KAWASAN PADAT, KUMUH, DAN MISKIN DI KABUPATEN TANGERANG
Lebih terperinciSub Tema 1.ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLM
g a n Sub Tema 1.ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLM Tahu kah kamu Berdasarkan laporan audit kinerja BPKP yang dilaksanakan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016, kinerja peran aktif masyakat
Lebih terperinciPE T U N J U K T EKNIS
PE T U N J U K T EKNIS PENDAMPINGAN, PENCAIRAN & PEMANFAATAN DANA BLM BERSAMA MEMBANGUN KEMANDIRIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN PETUNJUK TEKNIS PENDAMPINGAN, PENCAIRAN
Lebih terperinciBUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2010
BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN
KAJIAN PERAN PEMERINTAH DALAM PNPM P2KP TIM 7 KAJIAN PERAN PEMDA PT. DWIKARSA ENVACOTAMA KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN 1 KESIMPULAN UMUM KOORDINASI (PP1)!! Koordinasi antar dinas hanya sebatas instansi
Lebih terperinciSURAT PERJANJIAN. untuk melaksanakan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR WILAYAH DJBC KHUSUS KEPULAUAN RIAU PANGKALAN SARANA OPERASI BEA DAN CUKAI TANJUNG BALAI KARIMUN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 160 TAHUN 2014 TANGGAL 3-3 - 2014 PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL PEMBANGUNAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN KARAWANG
I. PENDAHULUAN LAMPIRAN : NOMOR : 38 TAHUN 2011 TANGGAL : 23 DESEMBER 2011 a. Latar Belakang Salah satu program pembangunan Kabupaten Karawang adalah Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni merupakan Program
Lebih terperinci- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA
- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR 08 / Per / Dep.2 / XII / 2016 TENTANG
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dengan telah ditetapkannya
Lebih terperinciSIMULASI PEMBUKUAN BENDAHARA DESA Oleh: Sutiono (Widyaiswara Muda Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan)
SIMULASI PEMBUKUAN BENDAHARA DESA Oleh: Sutiono (Widyaiswara Muda Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan) Abstrak: Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa telah
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM GERAKAN BERSAMA RAKYAT ATASI KAWASAN PADAT, KUMUH, DAN MISKIN (GEBRAK PAKUMIS) KABUPATEN
Lebih terperinciBUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN BANTUAN (COMMUNITY DEVELOPMENT) UNTUK MENGENTASKAN KEMISKINAN (CDMK) BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Lebih terperinciSite Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 13 Juli 23 Juli 2009 Lokasi : Bengkulu Propinsi Bengkulu
Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 13 Juli 23 Juli 2009 Lokasi : Bengkulu Propinsi Bengkulu A.Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kelurahan Panorama, Gading Cempaka Bengkulu Kelurahan ini merupakan
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN KEPADA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN BIAYA
Lebih terperinciPENGELOLAAN KEUANGAN DESA. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa ASAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan,
Lebih terperinciPERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016
1 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 TENTANG
Lebih terperinciHalaman Tanggapan dan Langkah-Langkah yang telah diambil oleh Askot CD dan Tim Faskel PNPM P2KP Kab. Biak
Halaman 1-10 1. Pemerintah Kabupaten Biak Numfor tidak optimal dalam melaksanakan upaya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Biak Numfor Pemerintah Kabupaten Biak Numfor tidak optimal dalam melaksanakan
Lebih terperinciREKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007
REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 Gambaran Umum Secara umum proses kegiatan di lokasi baru mengalami keterlambatan rata-rata 1,5 bulan dari master schedule, sementara
Lebih terperinciWALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012
WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciWALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG
WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN ALOKASI DANA KHUSUS KELURAHAN DI PEMERINTAH KOTA PONTIANAK DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: 167/KA/VIII/2011 TENTANG PENGELOLAAN INSENTIF KEGIATAN RISET
PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: 167/KA/VIII/2011 TENTANG PENGELOLAAN INSENTIF KEGIATAN RISET KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang: a. bahwa dalam rangka ketertiban dan kelancaran
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008
BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA PEMBANGUNAN KELURAHAN KOTA SURAKARTA
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X9 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSII DAERAH KABUPATEN KEPADA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR,
BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 43 Peraturan
Lebih terperinciBUPATI PAMEKASAN PERATURAN. masyarakat Kelurahan, diperlukan adanya dukungan sumber keuangan yang memadai ;
BUPATI PAMEKASAN PERATURAN BUPATI PAMEKASAN NOMOR 9 TAHUN 2OI2 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN KELURAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN, Menimbang :
Lebih terperinciBUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017
BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
Lebih terperinciMENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009
MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi perkebunan yang sebagian terbesar merupakan perkebunan rakyat, perjalanan sejarah pengembangannya antara usaha perkebunan rakyat dan perkebunan besar, berjalan
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2014
WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS DARI GUBERNUR TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciTATA CARA PENGELOLAAN ANGGARAN BELANJA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013
LAMPIRAN I KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 05 /Kpts/KPU-Prov-011/VII/2012 TANGGAL : 20 Juli 2012 TENTANG : TATA CARA PENGELOLAAN ANGGARAN BELANJA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA PERIMBANGAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPADA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa alokasi Dana
Lebih terperinciWALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciRehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Sarana Prasarana Lingkungan
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Sarana Prasarana Lingkungan Rumah memiliki fungsi yang sangat besar bagi individu dan keluarga tidak saja mencakup aspek fisik, tetapi juga mental dan sosial.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.
No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciBUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT
BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 135 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T
BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 630 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN BANTUAN KEUANGAN UNTUK PENGADAAN SEMEN YANG DIPERUNTUKAN BAGI DESA-DESA DI KABUPATEN
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN HASIL JARING ASPIRASI MASYARAKAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.723, 2012 KEMENTERIAN SOSIAL. Hibah. Uang. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DALAM NEGERI
Lebih terperinciI. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK KEGIATAN SIKLUS MASYARAKAT PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Periode : Bulan Juli - September 2010 I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM
Lebih terperinciTahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Kabupaten Pamekasan Tahun 2OL3 Nomor 18) ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang Pemerintahan
BUPATI PAMEKASAN PERATURAN BUPATI PAMEI(ASAN NOMOR 4 TAHUN 2OI4 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN I(EUANGAIY KELURAIIAIT TAHUIT ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH BAGI DESA DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN GERAKAN SERIBU SARANA SANITASI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DI KABUPATEN TANAH
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciLaporan Lapangan KOTA MEDAN TIM KAJIAN PERAN PEMDA DALAM PENGUATAN KAPASITAS APARAT MENDUKUNG PROGRAM P2KP/PNPM
Laporan Lapangan KOTA MEDAN TIM KAJIAN PERAN PEMDA DALAM PENGUATAN KAPASITAS APARAT MENDUKUNG PROGRAM P2KP/PNPM PP1: Bagaimanan koordinasi antara berbagai badan pemerintah, Komite Belajar Perkotaan (KBP)
Lebih terperinci