ANALISIS KALIBRASI ELECTROSURGICALDI RSU Dr H.KUMPULAN PANE TEBING TINGGI
|
|
- Farida Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS KALIBRASI ELECTROSURGICALDI RSU Dr H.KUMPULAN PANE TEBING TINGGI Feriyanta Purba * Yulizam ** Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara, Medan fery_charo@yahoo.com ABSTRAK Telah dilakukan Pengujian dan kalibrasi electrosurgical unit merk Bowa ARC 350 dengan menggunakan electrosurgical analyzer, yang dilaksanakan di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan.Kajian ini bertujuan untuk mendapat informasi tentang tata cara pengujian dan kalibrasi electrosurgical serta untuk mengetahui data-data hasil kalibrasi tersebut yang berdasarkan pada prosedur pengujian dan kalibrasi Electrosurgical unit dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Republik Indonesia, dengan ketentuan bahwa keluaran electrosurgical unit berada dalam ambang batas (±10% untuk setting cutting dan setting coagulation )dari setting pada saat pengujian. Darihasil penelitian yang dilakukan telah diketahui bahwa electrosurgical Merk Bowa ARC 350 layak untuk digunakan. Kata Kunci : Kalibrasi, Electrosurgical, Coagulation. ANALYSIS CALIBRATION ELECTROSURGICAL AT RSU Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI ABSTRACT Has been testing calibration of electrosurgical ARC 350 with using electrosurgical analyzer Health Facility Safety Center Medan.This study aimed to obtain information about the method of testing and calibration of the electrosurgical and to know the result of calibration data are based on the test procedures and calibration of the electrosurgical from the Health Safety Center Republic ofindonesia, with the provision that the Electrosurgical output energy is in threshold of (± 10 % for energy cutting and energy coagulation)of the setting at the timeof testing.from the researchmadeknown that the Electrosurgical merk Bowa ARC 350 feasible to use. Key Words: Calibration, Electrosurgical, Coagulation. 1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi medis yang terjadi pada saat sekarang ini tentu juga harus diikuti dengan faktor akurasi dan keamanan alat sesuai dengan yang ketentuan yang diinginkan.setiap alat dan peralatan terlebih lagi alat kesehatan yang berhubungan langsung dengan manusia dan sangat kritis (berhubungan dengan nyawa) wajib dilakukan kalibrasi untuk menjamin kebenaran nilai keluaran dan keselamatan pemakainya. Akurasi suatu instrument tidak sendirinya timbul dari suatu rancangan yang baik, tetapi dipengaruhi oleh kinerja, stabilitas kehandalan dan pemeliharaan (maintenance).akurasi hanya timbul dari kalibrasi yang benar, artinya hasil pengukurannya dapat ditelusur kembali ke standar nasional ataupun internasional, atas dasar inilah perlu dilakukan kalibrasi pada instrument dengan teratur. Kalibrasi
2 peralatan untuk kesehatan dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat, dan ini sejalan dengan amanatundang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit pasal 16 ayat 2 bahwa peralatan medis harus diuji dan dikalibrasi secara berkala (sumber : Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit). Mengingat karena alat ini menggunakan frekuensi tinggi dari arus listrik maka perlu dilakukan analisa, safety dan ketidakpastian alat electrosurgical dengan melakukan pengukuran daya potong dan pengukuran kemampuan pengentalan.dari hasil pengambilan data pengukuran daya potong dan pengambilan data pengukuran daya pengentalan maka dapat kita analisa keandalan electrosurgical dapat ditentukan bahwa alat itu dapat bekerja dengan baik dan safety untuk digunakan. 2. TINJAUAN PUSTAKA PENGERTIAN KALIBRASI Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen pengukur atau sistem pengukuran dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran-besaranyang diukur dalam kondisi tertentu. Sedangkan defenisi kalibrasi menurut Dewan Standarisasi Nasional (DSN/1990) adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional penunjukan instrument ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar nasional dan/atau internasional. Selain itu kalibrasi juga dapat dikatakan sebagai kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan/atau bahan ukur (defenisi : Permenkes No.363 Tahun 1998) memotong, mengental, dan mengeringkan jaringan.electrosurgicalmerupakan alat medis yang selalu digunakan selama proses operasi. Dengan menggunakan alat ini diharapkan selama proses operasi, pasien tidak mengalami kehilangan banyak darah karena alat ini selain dapat digunakan untuk melakukan pembedahan juga dapat digunakan untuk menutup jaringan setelah mengalami pembedahan. Dalam penggunaan electrosurgical, alat ini selalu berpasangan dengan alat elektrosurgery. Electrosurgery adalah suatu alat bedah medis yang memanfaatkan frekuensi tinggi dari arus listrik yang digunakan untuk memotong, mengental, dan mengeringkan jaringan. Dengan kemajuan teknologi membuat Electrosurgical ini menjadi wajib digunakan dalam selama proses pembedahan ( Ansell Care ). Electrosurgicaldengan menggunakan energy RF(Radio Frekuensi) 300kHz sampai dengan 3 MHz untuk memotong dan membekukan tissue/ jaringan, yang mana tergantung pada efek panas yang disebabkan oleh arus listrik frekuensi tinggi melalui tepi yang tajam. Pada cut current mode, jaringan dipotong menggunakan elektroda yang mengenai jaringan dan kapiler yang mana goresan tersebut tersegel kembali (kering) karena jaringan menyusut. Oleh karena itu cara ini sering disebut Bloodless Surgery / Bedah tanpa darah. Pada Coag Current Mode, Jaringan dibekukan dengan menggunakan discharging RF dari elektroda ke jaringan, sehingga terjadi loncatan energy yang dapat menghentikan pendarahan. Dengan prosedur yang tepat, proses kesembuhan pasca operasi akan menjadi lebih cepat. ELECTROSURGICAL Electrosurgical adalah suatu alat bedah medis yang memanfaatkan frekuensi tinggi dari arus listrik yang digunakan untuk
3 B. Standar deviasi (Stdev)=..(2) C. Nilai koreksi = nilai rata-rata pengukuran Nilai standarsetting (3) Gambar 1. Prinsip kerja Electrosurgical Unit (ESU) Teori Ketidakpastian Ketidakpastian pengukuran atau adalah suatu parameter berupadispersi nilai-nilai yang mungkin diambil sebagai nilai besaran ukur (measurand). Dengan kata lain, ketidakpastian pengukuran adalah parameter yangterkait dengan hasil pengukuran, yang mengkarakteristikkan disperse (penyebaran) nilai-nilai yang mewakili nilai yang diukur. Ketidakpastian yang didasarkan pada percobaan yang berulang yang kemudian dievaluasi dengan metode statistik dari distribusi statistik hasil-hasil pengukuran berulang yang dinyatakan dalam bentuk nilai standar deviasi (simpangan baku). Dengan menggunakan metode statistik dan ketidakpastian dapat diketahui nilai koreksi dan nilai ketidakpastian pengukuran terjadi pada data pengukuran electrosurgical. Adapun nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut: A. Nilai rata-rata data pengukuran ( VM atau Mean) Keterangan : (1) V1= nilai data ke 1 V2= nilai data ke 2 V3= nilai data ke 3 Vn= nilai data ke-n n = jumlah data D. Perhitungan ketidakpastian 1. Ketidakpastian kemampuan daya ulang pembacaan (Ua)....(4) 2. Ketidakpastian dari sertifikat electrosurgical Analyzer (Ub1)....(5) 3. Ketidakpastian baku gabungan (Uc) electrosurgical adalah (6) E.Untuk Menentukan kelaikan pakai Electrosurgical ditentukan dengan: (7) 3. METODE PENELITIAN 1. Menentukan titik pengukuran untuk energy pemotongandengan memberikan settting pemotongan dari electrosurgical kepada electrosurgical analyzer, tunggu beberapa saat sampai kondisi energy yang telah disetting terbaca pada electrosurgical analyzer. Energi yang diberikan 25, 50, 75, 100, 125, 150, 175, 200 dalam satuan watt. 2. Tentukan titik pengukuran untuk energipenggumpalan dengan memberikan setting energi dari electrosurgical kepada electrosurgical Analyzer, tunggu beberapa saat sampai kondisi energy yang telah disetting terbaca pada electrosurgical analyzer.besar energi yang di setting adalah 20, 40, 60, 80 dalam satuan watt.
4 3. Mencatat hasil pengujian dalam suatu bentuk laporan berbentuk form. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Setelah pengujian dilakukan, alat electrosurgical direset atau dimatikan/off sesuai prosedur operasional dan dicek kelengkapan untuk dikembalikan ketempatnya. 5. Dilakukan teset alat ukur electrosurgical Analyzer, peralatan dimatikan/off sesuai prosedur operasional dan dicek kelengkapannya untuk dikembalikan ketempatnya. N O 1 2 N O 1 Parameter Cutting Coagulation Parame ter Cutting Setting Pembacaan Standar I II 25 25,21 25, ,97 50, ,24 75, ,28 100, ,22 124, ,11 150, ,41 174, ,22 199, ,32 19, ,12 39, ,24 60, ,14 80,35 Setting Pembacaan Standar III IV V 25 25,62 25,25 25, ,61 50,22 51, ,32 74,45 75, ,63 100,11 100, ,76 125,85 125, ,84 150,83 150, ,23 175,25 175, ,27 200,63 200,44 Gambar 10. Sistem Set Alat 2 Coagulat ion 20 20,24 20,87 19, ,23 39,86 40, ,84 59,27 59, ,27 80,18 79,55 Tabel 4.1.hasil pengukuran menggunakan Electrosurgical Analyzer Setelah data pengujian diperoleh maka dilakukan telaah berdasarkan data pengujian kinerja electrosurgical tersebut dengan ketentuan dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.Diizinkan dan dinyatakan laik pakai, jika kinerja electrosurgical tidak melebihi ambang batas ± 10%. Setelah didapat hasil pengukuran diatas maka dapat dianalisa dari data pengukuran tersebut untuk dapat diketahui kelayakan pakaian electrosurgical untuk parameter cutting coagulation. Sebagai contoh dan untuk mewakili cara pengambilan data, penulis mengambil contoh pada parameter energy cutting 25 watt.dari data yang diatas diambil sebanyak 5 kali pengukuran dengan menggunakan electrosurgical analyzer.
5 Dari para meter 25 watt maka nilai rata-rata pengukuran untuk 25 watt dapat dihitung dengan menggunakan rumus pada persamaan 1 (satu). Dengan menggunakan rumus % koreksi, maka dapat kita ketahui kelaikan pakai electrosurgical untuk seluruh parameter dimasukkan kedalam tabel hasil: Dari data pengukuran (contoh setting cutting 25 watt) tersebut dapat dicari ketidakpastian pengukuranmenggunakan rumus pada persamaan 2 (dua) yaitu: Nilai koreksi sesuai pada persamaan 3 (tiga) yaitu = nilai rata-rata pengukuran nilai standar setting = 25, = 0,292 Nilai ketidakpastian sesuai dengan persamaan 4 ( empat) dan 5 (lima) sehingga diperoleh : Dari hasil data perhitungan diatas dan % koreksi untuk perhitungan untuk parameter setting cutting 25 watt (sebagai contoh perhitungan) adalah 0,1168% memiliki hasil LULUS atau masih berada dalam nilai penyimpangan ±10% untuk kalibrasi parameter setting cutting yang diijinkan Kementerian Kesehatan.Hasildata perhitungan tersebut dapat dirangkum dalam tabel berikut: No Parameter Setting Standar Mean Koreksi Stdv ,292 0,292 0, cutting 50 50,516 0,516 0, ,306 0,306 0, ,312 0,312 0, ,656 0,656 0, ,508 0,508 0, ,318 0,318 0, ,198 0,198 0, ,046 0,046 0, coagulation 40 40,860 0,860 0, ,156 0,156 0, Ub2 = Resolusi alat medik 80 80,098 0,098 0, = 0, , maka = 0,09600
6 No Parameter Ketidakpastian Ua Ub1 Ub2 Uc 1 0, ,03 0, , cutting 0, ,03 0, , , ,03 0, , , ,03 0, , , ,03 0, , , ,03 0, , , ,03 0, , , ,03 0, , , ,03 0, , coagulation 0, ,03 0, , , ,03 0, , Tabel 4.3 Tabel Hasil Koreksi 0, ,03 0, , Dari tabel diatas maka seluruh hasil pengukuran parameter untuk setting cutting dan coagulation adalah LULUS dan masih berada dalam nilai penyimpangan yang diijinkan Kementerian Kesehatan yaitu untuk kalibrasi parameter setting cutting dan coagulation sebesar ± 10%, maka electrosurgical Bowa ARC 350yang diuji dinyatakan masih laik pakai serta aman untuk digunakan. 5. KESIMPULAN Bahwa alat electrosurgical merk Bowa Arc 350 yang digunakan Rumah Sakit Dr. Kumpulan Pane Tebing tinggi dinyatakan laik pakai ambang batas yang dinyatakan aman sesuai dengan standart Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Ansell Care (2004) Information and educational program for the hospital and medical community. Dirjen Pelayanan Medik Pedoman Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan. Jakarta : Departemen Kesehatan R.I John G. Webster, (1998) Medical Instrumentation, Application and Design, Canada: John Wiley & Sons Joseph J Carr, John M. Brown, (1998) Introduction to Biomedical Equipment Technology, New Jersey: Prentice-Hall Komisi Metrologi Dewan Standarisasi Nasional Direktori Pengukuran Kalibrasi Perawatan perbaikan dan Pengadaan Instrumentasi Pengukuran.Edisi 90/91.Jakarta : Komisi Metrologi Dewan Standardisasi Nasional. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 363 tentang Pengujian dan Kalibrasi Pada Sarana Pelayanan Kesehatan Richard Aston, (1991), Principles of Biomedical Instrumentation and Measurement, Singapore: Macmillan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit DAFTAR PUSTAKA
7
ANALISA KEANDALAN, SAFETY, DAN KETIDAKPASTIAN SOEWANDHIE SURABAYA
ANALISA KEANDALAN, SAFETY, DAN KETIDAKPASTIAN ELECTROSURGICAL UNIT DI RS dr. MOHAMMAD SOEWANDHIE SURABAYA Bangkit Anggun Wicaksana ( 2408 100 511 ) Pembimbing : 1. Imam Abadi., ST.MT 2. Dyah Sawitri.,
Lebih terperinciANALISA DATA PENGUJIAN DAN KALIBRASI INKUBATOR PERAWATAN SKRIPSI JAINTON
ANALISA DATA PENGUJIAN DAN KALIBRASI INKUBATOR PERAWATAN SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar sarjana sains JAINTON 10082118 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciPENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN
PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN disampaikan pada : WORKSHOP VALIDASI DATA ASPAK DINKES PROPINSI SUL-SEL Makassar, 20 Perbruari 2018 herwin.bpfkmks@gmail.com Peraturan Terkait UU NO. 36 TAHUN 2009
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL ALAT AUDIOMETER
55 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL ALAT AUDIOMETER Pada bab ini akan menjelaskan tentang pengujian alat audiometer dan analisa hasil yang terdapat pada alat. Pengujian dan analisa hasil tersebut meliputi
Lebih terperinciANALISA KEANDALAN, SAFETY
ANALISA KEANDALAN, SAFETY ANALISA KEANDALAN, SAFETY DAN KETIDAKPASTIAN ELECTROSURGICAL UNIT DI RUMAH SAKIT DR. MOHAMMAD SOEWANDHIE SURABAYA ( Bangkit Anggun W, Imam Abadi ST.,MT, Dyah Sawitri, ST.,MT)
Lebih terperinciPEDOMAN PENGUJIAN DAN KALIBRASI ALAT KESEHATAN
PEDOMAN PENGUJIAN DAN KALIBRASI ALAT KESEHATAN IMPROVING CALIBRATION SYSTEM OF MEDICAL EQUIPMENT IN THE HOSPITAL Product 3 second stage activities DEPARTEMEN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang metodologi penelitian, yang didalamnya terdapat uraian mengenai metode penelitian, instrumen penelitian, perancangan penelitian, tempat,dan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN UJI PROFISIENSI PENYELENGGARA KALIBRASI INTERNAL ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
KERANGKA ACUAN KEGIATAN UJI PROFISIENSI PENYELENGGARA KALIBRASI INTERNAL ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT 1. PENDAHULUAN Perkembangan layanan kesehatan yang membutuhkan pengakuan oleh masyarakat maupun pemenuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Engineer tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan alat ukur. Akurasi pembacaan alat ukur tersebut sangat vital di dalam dunia keteknikan karena akibat dari error yang
Lebih terperinciSTUDI PERFORMANSI PADA FOTOTERAPI UNIT DI RSU HAJI SURABAYA. Nur Muflihah*)
STUDI PERFORMANSI PADA FOTOTERAPI UNIT DI RSU HAJI SURABAYA Nur Muflihah*) ABSTRAK Fototerapi unit merupakan alat kesehatan yang memberikan pancaran cahaya dengan spektrum tertentu dengan fungsi menurunkan
Lebih terperinciPERTEMUAN KE -4 UNDANG UNDANG METROLOGI LEGAL RENCANA MEMBAHAS PASAL 12 SD 21 DAN PERATURAN PELAKSANAANNYA
PERTEMUAN KE -4 UNDANG UNDANG METROLOGI LEGAL RENCANA MEMBAHAS PASAL 12 SD 21 DAN PERATURAN PELAKSANAANNYA Pasal 12 UUML DENGAN PP DITETAPKAN UTTP YANG : a. WAJIB TERA DAN TERA ULANG b. DIBEBASKAN DARI
Lebih terperinciDTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI
DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI By : Dwi Andi Nurmantris PENDAHULUAN PENGUKURAN PENGERTIAN PENGUKURAN Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian angka atau label terhadap
Lebih terperinciPERANCANGAN KWH METER DENGAN SISTEM PRABAYAR
PERANCANGAN KWH METER DENGAN SISTEM PRABAYAR TUGAS AKHIR LASHINER OTNIEL ANDERSON BATUBARA 122411002 PROGRAM STUDI D-3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1989 TENTANG STANDAR NASIONAL UNTUK SATUAN UKURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1989 TENTANG STANDAR NASIONAL UNTUK SATUAN UKURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa standar nasional untuk satuan ukuran merupakan sarana
Lebih terperinciStudi Karakteristik Rangkaian Penguat Sinyal Biopotensial Elektrokardiografi
SIMETRI, Jurnal Ilmu Fisika Indonesia Volume 2 Nomor 2 Januari 2016 Studi Karakteristik Rangkaian Penguat Sinyal Biopotensial Elektrokardiografi (EKG) Arif Surtono 1), Imam Nasihin 1), Junaidi 1), dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengukuran (measurement) adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran dalam bentuk angka (kuantitatif). Adapun yang dimaksud dengan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1989 TENTANG STANDAR NASIONAL UNTUK SATUAN UKURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2 TAHUN 1989 TENTANG STANDAR NASIONAL UNTUK SATUAN UKURAN, Menimbang : a. bahwa standar nasional untuk satuan ukuran merupakan sarana penunjang yang sangat penting demi tercapainya
Lebih terperinciPROGRAM PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK TAHUN 2016 A. PENDAHULUAN Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat berhubungan erat
PROGRAM PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK TAHUN 2016 A. PENDAHULUAN Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat berhubungan erat terhadap ketersedian dan kesiapan peralatan medik di rumah
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI ACUAN UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM KALIBRASI UNTUK KALIBRASI MIKROPIPET BERDASARKAN KONSENSUS
Penentuan Nilai Acuan Uji Banding Antar Laboratorium Kalibrasi untuk Kalibrasi Mikropipet (Renanta Hayu dan Zuhdi Ismail) PENENTUAN NILAI ACUAN UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM KALIBRASI UNTUK KALIBRASI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.383, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Peralatan Kesehatan. Rumah Sakit. Tingkat III. Standardisasi. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI
Lebih terperinciDirektur Jendaral Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Direktur Jendaral Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Disampaikan pada : Konferensi Informasi Pengawasan Ketenaganukliran Jakarta, 12 Agustus 2015 Goals Pemerintah (Nawa Cita) Yang terkait 1.Menghadirkan
Lebih terperinciINTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK
INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK Moeridun Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten. ABSTRAK INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL
Lebih terperinci2015, No Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika sehingga perlu dilakukan penyesuaian; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud p
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1529, 2015 BMKG. Kalibrasi. Peralatan Pengamatan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 23 TAHUN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 PENGOLAHAN DATA PENGKRAN Dari hasil pengukuran oven diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.1 Data hasil kalibrasi Dryer Oven Mesin Setting Suhu ( ) 00 400 600 Nilai Titik
Lebih terperinciCARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH (OVEN MEMMERT TIPE UNB 400 )
CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH (OVEN MEMMERT TIPE UNB 400 ) Zaki Ismail Fahmi (PBT Ahli Muda) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. PENDAHULUAN SNI
Lebih terperinciANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR
Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR (DC MOTOR CONTROL SYSTEMS ANALYSIS AS A FUNCTION OF POWER AND VOLTAGE OF HEAT) Akhmad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama. Perbedaan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan RS adalah suatu topik yang senantiasa merupakan isu yang hampir selalu hangat dibahas pada berbagai seminar di media massa. Bahkan sebagian masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemangku kepentingan pemberi pelayanan kesehatan. Semakin tingginya tingkat
Lebih terperinciPengukuran Teknik Tri Mulyanto. Bab 1 PENDAHULUAN
Bab 1 PENDAHULUAN Produk suatu pemesinan akan mempunyai kualitas geometrik tertentu. Dimana kualitas yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh pengendalian mutu dan proses produksi. Mutu yang baik tidak
Lebih terperinciPERBANDINGAN KARAKTERISTIK KELUARAN ANTARA PESAWAT SINAR-X TOSHIBA MODEL DRX-1824B DAN TOSHIBA MODEL DRX-1603B. Skripsi
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KELUARAN ANTARA PESAWAT SINAR-X TOSHIBA MODEL DRX-1824B DAN TOSHIBA MODEL DRX-1603B Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika
Lebih terperinciKETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR DENGAN ROUGHNESS TESTER SURTRONIC-25
ISSN 1979-2409 Ketidakpastian Pengukuran Kekasaran Permukaan Kelongsong Bahan Bakar Nuklir Dengan Roughness Tester Surtronic-25 (Pranjono, Ngatijo, Torowati, Nur Tri Harjanto) KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN
Lebih terperinciSOSIALISASI ALFAKES (Asosiasi Perusahaan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Fasilitas Kesehatan Indonesia)
SOSIALISASI ALFAKES (Asosiasi Perusahaan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Fasilitas Kesehatan Indonesia) Oleh : PENGURUS GAKESLAB PUSAT Ketua Bidang Purnajual RD Kartono Dwidjosewojo 21 Mei 2013 BAB
Lebih terperinciBiomedika Fisik ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Bab 1. Intro 1
Biomedika Fisik Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Bab 1. Intro 1 Mg.# Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Topik Referensi Media PT/OHP/LCD/PC 1 Mengenalkan pada mahasiswa pengertian tentang materi
Lebih terperinciSOSIALISASI ALFAKES (Asosiasi Perusahaan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Fasilitas Kesehatan Indonesia)
SOSIALISASI ALFAKES (Asosiasi Perusahaan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Fasilitas Kesehatan Indonesia) Oleh : KARTONO DWIDJOSEWOJO BALI 28 Juni 2013 BAB IV PERSYARATAN SARANA, PRASARANA DAN PERALATAN
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
BAB V ANALISA PEMBAHASAN Proses pengontrolan peralatan ukur dan pantau (Control of Monitoring and Measuring Device Elemen ISO7.6 ISO 9001 2008) di PT Torabika Eka Semesta dilakukan dengan tujuan untuk
Lebih terperinciPeralatan Elektronika
Peralatan Elektronika Peralatan Elektronika adalah semua peralatan yang dipergunakan oleh manusia dengan mempergunakan prinsip kerja elektronika. Sebagai contoh : 1. Alat ukur 2. Alat kontrol industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metrologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang pengukuran, kalibrasi, dan akurasi. Tidak hanya pengukuran metrologi juga memperhatikan satuan, satuan harus
Lebih terperinciUJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011
UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011 Ivonne Chirsnia 1, Dian Milvita 1, Heru Prasetio 2, Helfi Yuliati 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. adalah mengenai kesehatan, keselamatan, dan lingkungan kerja (health, safety and
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik saat ini telah menjadi kebutuhan yang penting dalam menunjang kehidupan manusia. Listrik merupakan salah satu faktor penunjang percepatan kemajuan teknologi
Lebih terperinciPENENTUAN CALIBRATOR SETTING CAPINTEC CRC-7BT UNTUK SAMARIUM-153
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 011 PENENTUAN CALIBRATOR SETTING CAPINTEC CRC-7BT UNTUK SAMARIUM-153 Wijono, Gatot Wurdiyanto Pustek Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN, Jl.Lebak Bulus No.49 Jakarta, 1440
Lebih terperinciDESAIN PISAU PEMOTONG DAN PENAMBAHAN HOPPER PADA ALAT PEMOTONG KENTANG BENTUK FRENCH FRIES SKRIPSI OLEH : SUPRIADI
DESAIN PISAU PEMOTONG DAN PENAMBAHAN HOPPER PADA ALAT PEMOTONG KENTANG BENTUK FRENCH FRIES SKRIPSI OLEH : SUPRIADI DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008 DESAIN
Lebih terperinciSKRIPSI UTARA M E D A N. Oleh. Universitas Sumatera Utara
ANALISA PAPARAN, DOSIS DAN SISTEM PROTEKSI RADIASI PADAA PENGGUNAAN SINAR X MERK HITACHI DI RUMAH SAKIT PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN SKRIPSI Oleh GEMBIRA KARO - KAROO 110821001 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS
Lebih terperinciEVALUASI UNJUK KERJA NERACA MIKRO SEBAGAI IMPLEMENTASI SISTEM MUTU LABORATORIUM PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI
EVALUASI UNJUK KERJA NERACA MIKRO SEBAGAI IMPLEMENTASI SISTEM MUTU LABORATORIUM PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI Syukria Kurniawati, Diah Dwiana Lestiani, Djoko Prakoso Dwi Atmodjo dan Indah
Lebih terperinciVALIDASI DAN KARAKTERISASI FLOW METER E-MAG UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM AKUISISI DATA FASILITAS EKSPERIMEN UNTAI UJI BETA ABSTRAK
VALIDASI DAN KARAKTERISASI FLOW METER E-MAG UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM AKUISISI DATA FASILITAS EKSPERIMEN UNTAI UJI BETA G. Bambang Heru K., Ahmad Abtokhi, Ainur Rosidi Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi yang padat dengan informasi, teknologi dan pengetahuan, segala sesuatu akan bergerak dan berubah dengan cepat. Perubahan ini akan menimbulkan
Lebih terperinciPE P NGE G NDAL A I L A I N MUTU TELE L KOMUNIK I ASI 3. Dasar Pengukuran
PENGENDALIAN MUTU TELEKOMUNIKASI 3. Dasar Pengukuran Pengukuran Pengertian Pengukuran Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian angka atau label terhadap atribut dengan aturan-aturan
Lebih terperinciARTI PENTING KALIBRASI PADA PROSES PENGUKURAN ANALITIK: APLIKASI PADA PENGGUNAAN phmeter DAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis. Iqmal Tahir ABSTRAK
ARTI PENTING KALIBRASI PADA PROSES PENGUKURAN ANALITIK: APLIKASI PADA PENGGUNAAN phmeter DAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis Iqmal Tahir Laboratorium Kimia Dasar, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Gadjah Mada
Lebih terperinciAnalisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif
Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif Ella nurlela 1, purwantiningsih 1, Budi Santoso 1 1 Program Studi Fisika, Universitas Nasional, Jalan Sawo Manila,
Lebih terperinciKEBIJAKAN BANGUNAN, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
KEBIJAKAN BANGUNAN, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT PADA ACARA SEMINAR PERAN HOSPITAL ENGINEERING DALAM PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DIREKTUR JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan haruslah memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional. Berdasarkan hal tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta Milenium Development Goals (MDGs), pada tahun 2011 Kementerian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional serta Milenium Development Goals (MDGs), pada tahun 2011 Kementerian Kesehatan meluncurkan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN - 2 PERTEMUAN KE 4 3 x pertemuan DIKLAT FUNGSIONAL PENERA 2011
PEMBELAJARAN - 2 PERTEMUAN KE 4 3 x pertemuan DIKLAT FUNGSIONAL PENERA 2011 Menimbang : UU No.2/1981 tentang ML a. bahwa untuk melindungi kepentingan umum perlu adanya jaminan dalam kebenaran pengukuran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Elekto Medis, Politeknik Kesehatan Surabaya, dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Tuna Rungu mulai bulan Januari 2012-Juli 2012.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biofisika dan Laboratorium Instrumentasi Medis, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciPENERAPAN INFORMED CONSENT PADA PASIEN BEDAH DI RSI SOEMANI SEMARANG
PENERAPAN INFORMED CONSENT PADA PASIEN BEDAH DI RSI SOEMANI SEMARANG Judi Program Studi D III RMIK STIKES HAKLI Semarang judi@yahoo.com ABSTRACT The purpose of this research is to know the implementation
Lebih terperinciLaporan Praktikum Waterbath
Laporan Praktikum Waterbath Dosen Pembimbing : 1. Hj. Her Gumiwang Ariswati, ST, MT 2. Dyah Titisari, ST, M.Eng 3. Levana Forra Wakidi, SST 4. Syevana Dita M., SST Oleh 1. Siska Diah Pangestu (P27838014001)
Lebih terperinciANALISIS DAN PERHITUNGAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNET TERHADAP DAYA PADA SEBUAH TRANSMITER FM
ANALISIS DAN PERHITUNGAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNET TERHADAP DAYA PADA SEBUAH TRANSMITER FM Akhmad Dzakwan Jurusan Fisika FMIPA Unila Jl. S. Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung, 35145 ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metrologi adalah ilmu pengetahuan mengenai ukur mengukur secara luas, yang meliputi semua aspek pengukuran praktis dan teoritis termasuk juga ketidakpastian pengukuran.
Lebih terperinciPengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Universal Testing Machine Amalia Rakhmawati
Pengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Amalia Rakhmawati email: amelchan_tique@yahoo.com Laboratorium Volgat Balai Kalibrasi Pusat Pengawasan Mutu Barang Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan Sites.google.com/site/calibrationconsultancy
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.51/MEN/1999 T E N T A N G NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA
KEPUTUSAN T E N T A N G NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA Menimbang: a. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 3 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Pengukuran kualitas dan kuantitas cairan Bahan Bakar Minyak atau sering disebut dengan BBM merupakan kegiatan yang sangat penting dalam hal serah terima perdagangan (custody
Lebih terperinciPROPOSAL PRAKTEK ALAT MEDIK
PROPOSAL PRAKTEK ALAT MEDIK MATA KULIAH : Radiologi Lanjut Peralatan Diagnostik Lanjut Peralatan Laboratorium Klinik Lanjut MAHASISWA TINGKAT II SEMESTER IV STIKES WIDYA HUSADA PRODI D III TEKNIK ELEKTROMEDIK
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa transportasi mempunyai peranan penting dalam
Lebih terperinciPertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM
Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1 Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM Agenda Pengantar sensor Pengubah analog ke digital Pengkondisi sinyal Pengantar sensor medan EM Transduser
Lebih terperinciANALISIS MODEL PROPAGASI PATH LOSS SEMI- DETERMINISTIK UNTUK APLIKASI TRIPLE BAND DI DAERAH URBAN METROPOLITAN CENTRE
ANALISIS MODEL PROPAGASI PATH LOSS SEMI- DETERMINISTIK UNTUK APLIKASI TRIPLE BAND DI DAERAH URBAN METROPOLITAN CENTRE Nining Triana, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciRENCANA DIKLAT EKSTERNAL 2017
RENCANA DIKLAT EKSTERNAL NO NAMA UNIT NAMA PELATIHAN TUJUAN PELATIHAN JADWAL PELATIHAN JUMLAH PESERTA BIAYA TEMPAT 1 UPM FOOD SAFETY MANAGENT SYSTEM BASED ISO 22.000 DAN JCI Meningkatkan pengetahuan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan, maka fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. seperti klinik harus selalu berusaha untuk memenuhinya dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat akan jasa layanan kesehatan semakin tinggi, hal ini disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan artinya kesehatan. Untuk
Lebih terperinciESTIMASI KETIDAKPASTIAN KOLOM PENENTUAN KANDUNGAN CaO PADA SEMEN DENGAN METODE GRAVIMETRIK
Daftar isi: 1. Judul. Acuan 3. Prosedur Pengukuran 4. Besaran ukur ESTIMASI KETIDAKPASTIAN KOLOM PENENTUAN KANDUNGAN CaO PADA SEMEN DENGAN METODE GRAVIMETRIK 5. Identifikasi dan Kuantifikasi Sumber-sumber
Lebih terperinciMENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONSIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : KEP 51/MEN/I999 TENTANG NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA
MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONSIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : KEP 51/MEN/I999 TENTANG NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA Menimbang : a. Bahwa sebagai
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI. Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA
PENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA 41306120011 PROGRAM STUDY TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2010 PENENTUAN
Lebih terperinciSistem Aset Manajemen Rumah Sakit
PROPOSAL Sistem Aset Manajemen Rumah Sakit (SAM-RS) CV. Falitechno Mandiri Bellezza Office Tower 7 th Floor Jl. Letjen Soepeno No 34 Arteri Permata Hijau Jakarta Selatan Phone : 021 834 25099; Email :
Lebih terperinciALAT UKUR & PENGUKURAN ELA213 (2 SKS)
ALAT UKUR & PENGUKURAN ELA213 (2 SKS) By: Yasdinul Huda KOMPETENSI : Mahasiswa mampu membahas cara kerja berbagai alat ukur listrik sederhana untuk sinyal dc dan ac serta sinyal analog dan digital, sehingga
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KONSEP TGL. 9-4-2003 RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Bab
Lebih terperinciTera dan Kalibrasi. dr. Naila Amalia
Tera dan Kalibrasi dr. Naila Amalia 1. Pendahuluan Dewasa ini kebenaran hasil ukur sudah menjadi kebutuhan terutama di bidang pengawasan dan pengendalian mutu. Meskipun sebagian masyarakat masih menganggap
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi
Lebih terperinciDRAFT RANCANGAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR: TAHUN TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN KELAIKAN OPERASI JEMBATAN TIMBANG
DRAFT RANCANGAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR: TAHUN TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN KELAIKAN OPERASI JEMBATAN TIMBANG DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Menimbang : (1) Bahwa untuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Rumah Sakit 2.1.1 Sistem Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan
Lebih terperinciEVALUASI NILAI VARIANCE UNTUK MENGHITUNG KOMPONEN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DIMENSI TIPE B DARI SUATU DISTRIBUSI RECTANGULAR DAN TRAPEZOIDAL
EVALUASI NILAI VARIANCE UNTUK MENGHITUNG KOMPONEN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DIMENSI TIPE B DARI SUATU DISTRIBUSI RECTANGULAR DAN TRAPEZOIDAL Joko Riyono Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas
Lebih terperinciMANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK BERDASARKAN PERMENKES NOMOR 411/MENKES/PER/III/2010
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK BERDASARKAN PERMENKES NOMOR 411/MENKES/PER/III/2010 HARTONO KAHAR Clincal Pathology Update on SURAMADE 1 Hotel Singgasana Surabaya 13-16 Juli 2011 PENDAHULUAN Pergeseran peran
Lebih terperinciHUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012
HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012 Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 1. Coughlin, R. F., Frederick F Driscoll, 1994, Penguat Operasional dan. 2. Usman, 2008, Teknik Antarmuka + Pemrograman Mikrokontroler
DAFTAR PUSTAKA 1. Coughlin, R. F., Frederick F Driscoll, 199, Penguat Operasional dan Rangkaian Terpadu Linear, Institut Teknologi Wentworth, Penerbit Erlangga, Jakarta.. Usman, 00, Teknik Antarmuka +
Lebih terperinciVERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM
VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM Syamsul Fatimah, Rahmiati, Yoskasih Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM. Telah dilakukan
Lebih terperincimikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-170.html MIKM UNDIP Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen Kesehatan
N I M : E4A005017 Nama Mahasiswa : Etty Mardiyanti Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Universitas Diponegoro 2007 ABSTRAK Etty Mardiyanti Sistem Informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metrologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang pengukuran. Pengukuran merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan seharihari pada berbagai bidang. Bidang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa transportasi mempunyai peranan
Lebih terperinciABSTRAK. Tinjauan Patient Safety Pada Tata Laksana di Instalasi Kamar Bedah RS Immanuel Bandung Tahun 2011
ABSTRAK Tinjauan Patient Safety Pada Tata Laksana di Instalasi Kamar Bedah RS Immanuel Bandung Tahun 2011 Mutia Ulfa G. Utami,2011. Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Roys A. Pangayoman,
Lebih terperinciBAB IV PENILAIAN KESESUAIAN. Bagian Kesatu Kegiatan Penilaian Kesesuaian
- 14 - BAB IV PENILAIAN KESESUAIAN Bagian Kesatu Kegiatan Penilaian Kesesuaian Pasal 30 (1) Pemenuhan terhadap persyaratan SNI dibuktikan melalui kegiatan Penilaian Kesesuaian. (2) Kegiatan Penilaian Kesesuaian
Lebih terperinciMODUL 2 DATA BESARAN LISTRIK & KETIDAKPASTIAN
MODUL 2 DATA BESARAN LISTRIK & KETIDAKPASTIAN PENDAHULUAN Proses pengukuran dalam elektronika instrumentasi bertujuan untuk memperoleh data-data besaran listrik yang selanjutnya diolah menjadi informasi.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT STUDIO TRANSMITTER LINK UNTUK KEPERLUAN RADIO SIARAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metrologi adalah ilmu pengetahuan tentang ukur mengukur. Kegiatan metrologi meliputi pengukuran, karakteristik alat ukur, metode pengukuran, dan penafsiran dari hasil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengubah pola hidup dan perilaku masyarakat dalam melaksanakan kegiatannya seharihari,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi dan informasi yang semakin canggih dan semakin murah telah mengubah pola hidup dan perilaku masyarakat dalam melaksanakan kegiatannya seharihari, terutama
Lebih terperinciABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Pada saat ini, penerapan teknologi informasi telah diaplikasikan pada berbagai bidang kehidupan manusia dengan komputer sebagai media sarananya. Demikian pula dengan penggunaan teknologi informasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit. seleksi (selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit Alur pengelolaan sediaan farmasi meliputi empat fungsi dasar, yaitu seleksi (selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi
Lebih terperinciprioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa
Penetapan Area Prioritas Pengelompokan Indikator Mutu Rumah Sakit Khusus Bedah SS Medika berdasarkan prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1 Unit
Lebih terperinciPENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139
252 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 252-257 PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139 Holnisar, Hermawan Candra, Gatot Wurdiyanto
Lebih terperinci2015, No Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 N
No. 2012, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Fisika Medik. Pelayanan. Standar. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN FISIKA MEDIK DENGAN
Lebih terperinci1 P a g e SISTEM KONTROL
1 P a g e SISTEM KONTROL SISTIM KONTROL Alat ukur adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk mengukur besaran fisik pada suatu tempat yang tidak terjangkau oleh manusia. Instrument Mekanik DEFINISI-DEFINISI
Lebih terperinciKelembagaan Metrologi Nasional. - Jakarta, 20 Oktober 2016
Kelembagaan Metrologi Nasional donny@bsn.go.id - Jakarta, 20 Oktober 2016 1 Perjalanan Sejarah Lembaga Pengelola Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) di Indonesia Stichting Fonds voor de Normalisatie
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.413, 2012 KEMENTERIAN KESEHATAN. Akreditasi. Rumah Sakit. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 012 TAHUN 2012 TENTANG AKREDITASI
Lebih terperinci