BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel bebas dan variabel terikat melalui pengujian hipotesa. Metode penelitan yang digunakan adalah metode survei dengan desain cross-sectional yaitu rancangan studi epidemiologi non eksperimental yang mempelajari kaitan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit serentak pada individu-individu dari populasi tunggal, pada suatu saat atau periode 14) B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah anak balita umur 1 bulan sampai dengan 59 bulan yang datang di Posyandu Kelurahan Bandengan (terdapat lima posyandu) pada bulan Mei 005, sebanyak 100 anak balita.. Sampel Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus minimal sample size yaitu: n = Ζ. N. P. q d.( N 1) + Ζ. P. q Dimana: n = Besar sampel minimal N = jumlah sampel Z = Standar deviasi normal untuk 1,96 dengan CL 95% d = Derajat ketepatan yang digunakan adalah 90% atau 0,1 P = Proporsi target populasi adalah 50% atau 0,5 q = Proporsi tanpa atribut 1- P = 0,5.

2 Perhitungan: 1, ,5.0,5 n = 0,1.(100 1) + 0,5.0,5 = 50 sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan cara quota sampling yaitu teknik sampling yang didasarkan pada jumlah yang sudah ditentukan dan memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 sampel, dibagi pada 5 Posyandu yang ada di Kelurahan Bandengan. Sehingga setiap Posyandu diambil 10 Balita sebagai sampel. C. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Yaitu variabel yang mempengaruhi varibel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kondisi lingkungan fisik rumah seperti a. kepadatan hunian b. ventilasi c. suhu rumah d. kelembaban e. Pencahayaan f. jenis lantai.. Variabel Terikat Ialah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian ISPA pada Anak balita. D. Definisi Operasional 1. Kejadian ISPA Kejadian ISPA anak balita adalah frekuensi terjadi penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang terjadi pada 3 bulan terakhir, yang ditandai dengan salah satu atau lebih gejala batuk, pilek, disertai dengan demam diperoleh dari pemeriksaan petugas kesehatan. Skala : Nominal

3 . Kepadatan hunian Rumah Kepadatan hunian adalah banyaknya penghuni kamar tidur dibandingkan dengan luas lantai kamar tidur. Ukuran kamar tidur yang memenuhi syarat kesehatan adalah luas lantai kamar tidur minimal 8 m / orang. 3. Ventilasi Ventilasi adalah lubang untuk keluar masuknya udara diukur dengan membandingkan luas ventilasi kamar tidur Anak balita dan ruang keluarga dengan luas lantai kamar tidur Anak balita dan ruang keluarga. Ukuran luas ventilasi yang memenuhi syarat adalah 10% dari luas lantai. Satuan : Prosen 4. Suhu Udara Ukuran yang menunjukkan panas atau dingin udara di dalam ruangan yang paling sering atau lama ditempati Anak balita yaitu ruang keluarga dan kamar tidur diukur dengan menggunakan alat Thermometer dengan satuan Derajat Celcius, diukur selama menit pada waktu yang sama yaitu jam WIB. Skala : Interval 5. Kelembaban Adalah kadar air rata-rata di udara di dalam ruangan yaitu kamar tidur Anak balita dan ruang keluarga diukur dengan menggunakan Hygrometer. Pengukuran dilakukan pada jam WIB. Kelembaban udara yang memenuhi syarat kesehatan berkisar antara 40% - 70%. Satuan : Prosen Skala : Interval 6. Pencahayaan Pencahayaan adalah kuat penerangan dalam ruangan yaitu kamar tidur Anak balita dan ruang keluarga diukur dengan menggunakan Lux meter. Pengukuran dilaksanakan dari jam WIB. Intensitas cahaya matahari yang memenuhi syarat kesehatan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan. Satuan : Lux

4 7. Jenis Lantai Yaitu kondisi lantai yang sering atau lama ditempati oleh Balita yaitu ruang keluarga dan kamar tidur. Kondisi lantai rumah harus kedap air, mudah dibersihkan, kering dan tidak berdebu. dengan mengetahui berapa kali lantai disapu dan dipel, dipel menggunakan antiseptik atau tidak dan dibedakan dengan lantai keramik atau lantai tanah. E. Metode Pengumpulan Data 1. Alat Pengumpulan Data Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah : a) Quesioner untuk mengetahui kondisi fisik rumah yaitu kepadatan hunian, luas ventilasi, kelembaban, pencahayaan rumah, suhu udara rumah, dan jenis lantai rumah terhadap penyakit ISPA. b) Meteran digunakan untuk mengukur luas lantai dan ventilasi rumah. c) Timbangan berat badan untuk mengukur berat badan dari anak balita. d) Lux meter untuk mengukur intensitas pencahayaan rumah e) Hygrometer untuk mengetahui kelembaban udaran dalam rumah.. Sumber Data a. Data Primer Data yang diperoleh dari pengukuran, observasi dan quesioner yang diisi oleh orang tua anak balita. b. Data Sekunder Data sekunder yang dikumpulkan adalah dari pihak-pihak yang secara tidak langsung dan buku-buku referensi yang menunjang penelitian. F. Metode Pengolahan Dan Analisa Data 1. Pengolahan data.

5 Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data. Langkahlangkahnya adalah sebagai berikut : c. Editing data Pada proses ini dilakukan pemeriksaan terhadap semua hasil ukur penelitian untuk melihat apakah ada data aneh dan bila ditemukan akan dilakukan konfirmasi terhadap data tersebut. Jadi proses ini juga dilakukan pemeriksaan terhadap kelengakapan isi quesioner dan konsistensinya. d. Koding data Memasukan jawaban-jawaban kedalam bentuk kode untuk memudahkan dalam menganalisa. e. Entry data Memasukan data untuk dianalisis. f. Tabulasi data Data di olah dalam bentuk tabel.. Analisis Data. Analisa data dimaksudkan sebagai kegiatan yang bertujuan mengetahui antar variabel. Untuk melakukan analisa data, teknik analisa yang digunakan adalah : a. Analisis Univariat Analisa Univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi range, rerata (mean) dan Simpangan baku dari variabel (kepadatan hunian, luas ventilasi, kelembaban, pencahayaan rumah, suhu udara rumah, dan jenis lantai rumah ) yang diteliti. b. Analisis Bivariat Uji statistik yang di gunakan adalah Chi-Square = 0,05 dilakukan untuk melihat hubungan kondisi lingkungan fisik rumah dengan kejadian ISPA pada Balita.