Bab II Dasar Teori (2.1)
|
|
- Yohanes Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab II Dasar Teori 2.1. Gelombang ulrasonik Untuk dapat mengamati perubahan yang terjadi pada udara, dapat dilakukan dengan mengamati kejadian fisis akibat suatu pengkondisian tertentu yang memberikan respon berbeda dengan keadaan umumnya. Seperti untuk mengetahui kecepatan pergerakan udara, dapat dilakukan dengan mengkondisikan udara tersebut sebagai media perambatan gelombang mekanis sehingga perubahan terhadap kecepatan rambat gelombang tersebut dapat memberikan indikasi terhadap pergerakan udara itu sendiri. Jangkauan ini adalah dari kira-kira 20 siklus/detik (atau 20Hz) sampai kira-kira Hz dan dinamakan jangkauan suara yang dapat didengar (audible range). Sebuah gelombang mekanis longitudinal yang frekuensinya berada dibawah jangkauan yang kedengaran tersebut dinamakan sebuah gelombang infrasonik (Infrasonic Wave), dan gelombang yang frekuensinya berada diatas jangkauan yang kedengaran dinamakan gelombang ultrasonik (Ultrasonic Wave) Halliday- Resnick, 3 th edition Terjemahan Pantur Silaban-Erwin Sucipto, hal Pembagian kelompok frekuensi gelombang mekanis secara ilmiah didasarkan pada Jangkauan frekuensi yang dapat merangsang telinga dan otak manusia kepada sensasi pendengaran. Gelombang mekanis dapat merambat melalui benda padat, benda cair dan gas. Partikel-partikel pada media perambatan gelombang mekanis yang berosilasi pada arah perambatan gelombang itu sendiri. Sifat gelombang longitudinal adalah dapat menyebar ke segala arah jika tidak dihalangi. Kecepatan perambatan gelombang mekanis sangat tergantung pada kerapatan partikel media perambatannya, yang mana semakin besar tingkat kerapatan partikel maka semakin cepat gelombang mekanis dapat merambat. Pada media perambatan gas, akan terbentuk ruang termampatkan atau terkompresi dan ruang yang jauh lebih renggang saat partikel gas tersebut berosilasi. Dengan menggunakan persamaan gerak Newtor, persamaan pergerakan partikel tersebut dapat ditulis seperti berikut, Dengan : adalah kecepatan perambatan gelombang mekanis ( ) adalah rentang jarak yang ditempuh oleh gelombang ( ) (2.1) 5
2 6 adalah selisih waktu yang dibutuhkan gelombang untuk dapat merambat ( ) Secara umum kecepatan rambat gelombang mekanis longitudinal di udara dengan keadaan normal pada suhu 0 adalah 331,3, dapat berubah seiring dengan perubahan materi penyusun, suhu, kelembaban serta tekanan. Dengan mengasumsikan bahwa perubahan materi penyusun, kelembaban dan tekanan tidak dapat terjadi dengan cepat seperti pada perubahan suhu, maka kecepatan perambatan gelombang mekanis dapat mengikuti persamaan berikut, (2.2) Dengan : adalah kecepatan rambat gelombang mekanis ( ) adalah suhu udara ( ) Proses perambatan gelombang mekanis pada partikel udara adalah dengan memanfaatkan fenomena pemampatan dan perenggangan volume udara, sehingga pergerakan transmitter gelombang atau receiver gelombang dapat berpengaruh terhadap frekuensi Efek Doppler Perubahan frekuensi gelombang mekanis akibat pergerakan transmitter atau receiver merupakan poin utama dalam penjelasan efek Doppler. Frekuensi gelombang yang ditangkap oleh receiver akan menjadi lebih besar saat receiver bergerak menuju transmitter atau saat transmitter bergerak menuju receiver, sedangkan frekuensi akan semakin kecil jika salah satu atau kedua-duanya bergerak saling menjauh dari yang lain. Secara matematis, hubungan frekuensi gelombang pada fenomena efek Doppler adalah seperti pada persamaan berikut, Dengan: adalah frekuensi yang ditangkap oleh receiver (Hz) adalah frekuensi gelombang yang dipancarkan (Hz) adalah kecepatan rambat gelombang ( ) adalah kecepatan perpindahan receiver ( ) (2.3)
3 7 adalah kecepatan perpindahan transmitter ( ) Yang mana saat transmitter bergerak mendekati receiver, maka kecepatan akan bernilai negatif dan sebaliknya, sedangkan pada saat receiver bergerak mendekati transmitter maka kecepatan perpindahan receiver adalah positif dan sebaliknya. Saat media perambatan gelombang bergerak dengan kecepatan yang tetap, maka yang terjadi adalah frekuensi pada salah satu transduser berkurang sedangkan pada transduser yang lain akan bertambah atau dengan kata lain, tidak ada perubahan frekuensi saat media perambatan gelombang bergerak. Pembuktiannya adalah seperti berikut, diasumsikan kecepatan rambat gelombang adalah dengan arah pergerakan udara dari transmitter menuju receiver yang mana bisa diartikan gerak transmitter menjauhi receiver sedangkan gerakan receiver menuju transmitter dengan kecepatan yang sama atau sama dengan, sehingga secara matematis dapat ditulis seperti berikut. (2.4) dan (2.5) sehingga (2.6) maka Dengan: adalah frekuensi yang ditangkap oleh receiver (Hz) adalah frekuensi gelombang yang dipancarkan (Hz) adalah kecepatan rambat gelombang ( ) adalah kecepatan perpindahan receiver ( ) adalah kecepatan perpindahan transmitter ( ) (2.7) Frekuensi gelombang tidak mengalami perubahan seperti pada persamaan diatas, sehingga efek Doppler dapat diabaikan saat kedua transduser gelombang berada pada keadaan diam meskipun media perambatannya dalam keadaan bergerak.
4 Pengukuran Pergerakan Udara Penggunaan gelombang ultrasonik sebagai media pengukuran adalah karena gelombang ini sangat sedikit dihasilkan secara alami sehingga kemungkinan terjadinya interferensi dengan gelombang yang memiliki frekuensi yang sama sangat kecil. Pembangkitan gelombang ultrasonik dilakukan dengan menggunakan transduser kristal kuarsa yang mana akan beresonansi saat diinduksi oleh medan listrik bolak-balik, atau yang dikenal dengan efek piezoelectric. Untuk mengukur perubahan kecepatan pergerakan udara yang menjadi media perambatan gelombang ultrasonik dilakukan dengan mengukur perubahan waktu tempuhnya perambatan gelombang ultrasonik itu sendiri. Kecepatan perambatan gelombang akan bernilai resultan terhadap arah dan kecepatan pergerakan udara, yang mana akan bernilai selisih saat arah kedua kecepatan tersebut berlawanan dan berakumulasi saat arah keduanya adalah sama. Sebagai gambaran terhadap fenomena ini, ilustrasi arah perambatan akan disajikan bersama dengan persamaan resultan kecepatan perambatan gelombang seperti pada Gambar 2.1. Gambar 2.1. Ilustrasi kecepatan resultan pada gelombang Kecepatan udara dapat diketahui jika kedua kecepatan resultan diperoleh, yaitu dengan persamaan berikut, (2.8) (2.9) dan selisih pada persamaan 2.8 dan 2.9 adalah, 2 (2.10) atau (2.11) Dengan: adalah kecepatan gerak udara ( )
5 9 adalah resultan kecepatan gelombang dengan arah yang sama dengan arah gerak udara ( ) adalah resultan kecepatan gelombang dengan arah yang berlawanan dengan arah gerak udara ( ) Dengan mengetahui besar kecepatan rambat masing-masing arah perambatan, maka didapat kecepatan pergerakan udara Transduser gelombang ultrasonik Transduser yang digunakan adalah kristal ultrasonik yang bekerja dengan prinsip efek Piezoelectric pada frekuensi tengah sekitar 40KHz. Transduser ini paling mudah ditemukan dan paling banyak digunakan, terutama untuk aplikasi Ultrasonic Range Finder yang juga memanfaatkan gelombang ultrasonik sebagai media pengukur jarak. Bentuk fisik dari transduser ini adalah seperti pada Gambar 2.2. Gambar 2.2. Bentuk fisik transduser ultrasonik Transduser pada Gambar 2.2. memiliki 2 kaki yang berfungsi sebagai jalur sinyal pemicu pembangkitan gelombang ultrasonik. Sinyal yang digunakan sebagai pemicu adalah gelombang kotak dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi gelombang kotak yang akan dibangkitkan yaitu 40KHz. Kedua kaki transduser ini sendiri tidak memiliki polaritas yang spesifik, namun salah satu kaki terhubung dengan pelindung luar transduser yang dapat diasumsikan sebagai polar netral. Meskipun demikian, tidak ada keharusan penempatan kedua kaki transduser ini berdasarkan polaritasnya. Transduser ini terdiri dari sepasang yang masing-masing memiliki tugas yang berbeda yaitu pengubah sinyal kotak menjadi gelombang ultrasonik yang difungsikan sebagai transmitter dan pengubah gelombang ultrasonik menjadi sinyal sinusoidal. Berdasarkan datasheet yang disertakan, transduser ini memiliki karakteristik frekuensi yang cukup berbeda untuk masing-masing fungsinya, dan karakteristik frekuensi tersebut ditunjukkan pada Gambar 2.3.
6 10 Pada Gambar 2.3. terlihat jelas bahwa tanggap frekuensi yang dimiliki oleh masing-masing fungsi pada transduser memiliki perbedaan, terutama pada frekuensi kerjanya yaitu 40KHz. Pada receiver (a), frekuensi 40KHz bukanlah respon maksimal terhadap frekuensi gelombang ultrasonik melainkan sedikit lebih kecil mendekati nilai 39.5KHz dan pada transmitter (b), frekuensi 40KHz bukanlah frekuensi yang digunakan untuk dapat memproduksi gelombang ultrasonik pada simpangan terbesarnya melainkan sedikit lebih besar dari 40KHz atau sekitar 40,25KHz. Untuk mengetahui frekuensi optimum gelombang kotak untuk memicu gelombang ultrasonik pada transmitter yang kemudia direproduksi menjadi gelombang sinusoidal oleh receiver, maka diperlukan pendekatan frekuensi melalui ujicoba pengubahan nilai frekuensi gelombang kotak. a) b) Gambar 2.3. Karakter frekuensi transduser ultrasonik a) Sensifitas pada Receiver, b) Level Tekanan Suara pada Transmitter
7 11 Arah perambatan transduser ini sangat terbatas mengingat fungsi dari transduser yang tidak membutuhkan arah perambatan yang bebas atau kesegala arah. Ilustrasi arah perambatan berdasarkan kekuatan sinyal transduser ini adalah seperti pada Gambar 2.4. berikut, Gambar 2.4. Ilustrasi arah perambatan berdasarkan kekuatan gelombang ultrasonik Arah perambatan optimum adalah sekitar 15 o dari pusat arah perambatannya. Transmitter transduser ini dapat di-driving secara langsung dengan arus DC pada rentang tegangan 2Volt sampai 7Volt atau dengan sinyal kotak pada tegangan V rms sebesar 20Volt Antarmuka Indikator Untuk menampilkan hasil pengukuran, diperlukan antarmuka yang dapat digunakan sebagai display numerik dan karakter. Pembangkitan sinyal kotak dilakukan oleh mikrokontroler dengan memanfaatkan pencacah internal, sehingga diperlukan antarmuka yang tidak bergantung pada pencacah internal untuk menampilkan hasil pengukuran dan juga mempertahankan hasil tersebut. Modul LCD 16x2 merupakan solusi yang tepat karena selain dapat menampilkan data karakter dan numerik, hasil tampilan dapat dipertahankan tanpa harus bergantung kepada mikrokontroler. Modul LCD16x2 memiliki konfigurasi jalur komunikasi paralel dengan susunan seperti berikut, 1. Vss difungsikan sebagai GND atau pin netral power supply 2. Vdd difungsikan sebagai tegangan supply sebesar +5Volt 3. Vo difungsikan untuk mengatur tingkat kontras tampilan
8 12 4. RS difungsikan untuk pemilih register (HIGH untuk Command dan LOW untuk Data) 5. R/W difungsikan untuk memili fungsi jalur komunikasi (HIGH untuk Read dan LOW untuk Write) 6. E difungsikan sebagai jalur enable sehingga data yang diterima atau dikirim dapat disimpan dalam register data. 7. DB0 DB7 jalur data parallel LCD 8. A difungsikan sebagai pin positif power supply pada backlight 9. K difungsikan sebagai pin negatif power supply pada backlight Modul display LCD 16x2 memiliki bentuk seperti pada Gambar 2.5. dengan urutan port antarmuka dimulai dari kanan ke kiri. Gambar 2.5. Modul display LCD 16x2 Pola pengiriman data pada modul ini berdasarkan lebar jalur data yang digunakan terbagi atas dua bentuk yaitu pola full mode yaitu menggunakan 8 bit jalur (DB0 DB7) sebagai jalur data dan kendali pada satu enable clock (E) dan pola half mode yaitu menggunakan 4 bit jalur (DB4 DB7) sebagai jalur data dan kendali dengan dua enable clock yang mana pengirimannya dimulai dari 4 bit MSB dan kemudian dilanjutkan dengan 4 bit LSB. Prosedur komunikasi pada modul ini dimulai dengan inisialisasi konfigurasi tampilan, dan kendali yang dikirikan kepada modul ini harus sesuai dengan ketentuan standard seperti pada Tabel 2.1. Frekuensi pengiriman data dapat mencapai 1MHz, akan tetapi rekomendasi frekuensi transaksi data adalah sekitar 172KHz. Karakter yang dapat ditampilkan oleh modul ini adalah karakter standard ASCII dari kode hexadecimal 0x21 sampai 0xff ditambah dengan 8 tampilan hasil modifikasi dotmatriks 5x7 yang menempati alamat 0x00 sampai 0x08
9 13 Tabel 2.1. Daftar perintah standard modul LCD 16x2 Data yang dapat dikenali oleh modul ini terdiri atas dua kelompok yaitu data karakter dan data perintah atau kendali. Kedua kelompok data ini dibedakan berdasarkan status logika yang ada pada pin RS yang mana jika bernilai True atau memiliki level tegangan logika High maka data yang tersaji pada jalur komunikasi adalah data perintah kepada modul, dan ketika status logika pada pin RS bernilai Low maka data pada transaksi adalah data karakter yang akan ditampilkan pada modul LCD.
10 Mikrokontroler Spesifikasi yang dibutuhkan dalam perancangan ini dari mikrokontroler adalah, 1. Memiliki fasilitas Timer/Counter internal paling sedikit 3 buah 2. Memiliki fasilitas Interupt eksternal paling sedikit 3 buah 3. Dapat bekerja pada frekuensi minimal 10MHz 4. Memiliki jalur komunikasi paling sedikit 6 pin selain dari jalur interupt dan jalur Timer/Counter 5. Memiliki RAM minimal 512 Byte, EEPROM 512 Byte dan memori Flash minimal sebesar 16Kbyte. Spesifikasi ini didasarkan pada kebutuhan pembangkit sinyal kotak yang dikerjakan oleh mikrokontroler sebanyak 2 dan 1 untuk mencacah waktu, 6 pin jalur data sebagai jalur komunikasi dengan modul LCD 16x2 pada mode paruh (Half mode), 3 jalur interupt eksternal untuk kebutuhan jalur untuk merespon sinyal receiver sebanyak 2 dan 1 sebagai jalur yang dicadangkan, sedangkan kebutuhan akan memori merujuk pada bahasa program yang digunakan yaitu bahasa permrograman C. Dari beberapa spesifikasi yang diharapkan, diperoleh beberapa pilihan yaitu AVR ATmega16 dan AVR ATmega32. Dari ketersediaan dan jangkauan harga maka dipilih ATmega32 dengan pertimbangan kebutuhan antarmuka yang terpenuhi dengan kapasitas memori yang cukup besar dibanding ATmega16 akan tetapi dengan harga yang relatif sebanding dan mudah diperoleh di pasaran. Mikrokontroler ini memiliki jumlah PORT aktif sebanyak 4 buah yang masingmasing PORT terdiri dari 8 pin, 3 buah port interupt eksternal, 3 buah pencacah Timer/Counter dengan 4 buah pin jalur pembangkitan sinyal, kapasitas memori RAM sebesar 2Kbyte, kapasitas EEPROM sebesar 1Kbyte dan kapasitas memori dala Flash sebesar 32Kbyte dan dapat bekerja pada frekuensi maksimal 16MHz. Fungsi masingmasing pin pada ATmega32 adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.6.
11 15 Gambar 2.6. Fungsi masing-masing pin pada mikrokontroler ATmega32 Timer/Counter pada ATmega32 terdiri atas 3 buah dengan penamaannya secara berurutan adalah TIMER0, TIMER1 dan TIMER2. Ketiga Timer/Coounter tersebut memiliki perbedaan yaitu TIMER0 memiliki lebar register 8 bit dengan fungsi Timer maupun Counter, External Pulse Counter, pembangkit sinyal kotak dengan mode CTC (Clear Timer when Compare match), 5 prescaler dari sumber clock utama. TIMER2 memiliki 7 prescaler dari sumber clock utama dan semua kemampuan TIMER0 kecuali kemampuan untuk mencacah pulsa luar. Sedangkan TIMER1 memiliki lebar register 16 bit dan seluruh kemampuan Timer0 bahkan dapat menbangkitkan sinyal kotak melalui dua jalur yang berbeda, dapat men-capture sinyal luar yang dianggap sebagai extenal event, dapat membangkitkan sinyal PWM. Interupt eksternal pada mikrokontroler ATmega32 berjumlah 3 dengan penamaan secara berurutan INT0, INT1 dan INT2. Interrup eksternal INT0 dan INT1 memiliki kesamaan konfigurasi pola kerja yang terbagi atas 4 bentuk yaitu interupsi aktif pada saat jalur berlogika rendah, pada saat terjadi perubahan logika, pada saat terjadi perubahan logika tinggi ke logika rendah (falling edge) dan pada saat terjadi perubahan logika rendah ke logika tinggi (raising edge), sedangkan interrupt eksternal INT2 hanya memiliki dua pola kerja yaitu falling edge dan raising edge.
BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,
BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan
Lebih terperinciPerancangan Prototipe Anemometer Berbasis Gelombang Suara Ultrasonik Frekuensi Rendah
Perancangan Prototipe Anemometer Berbasis Gelombang Suara Ultrasonik Frekuensi Rendah Jackson Van Bowles Manurung, Ir. T. Ahri Bahriun, M.Sc Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 2.1 Blind Spot LANDASAN TEORI Blind spot merupakan adalah suatu kawasan yang berada di area sekitar kendaraan, dimana area tersebut adalah area yang tidak dapat ditangkap secara baik oleh spion kendaraan.
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI
BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja
Lebih terperinciBAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,
BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan
Lebih terperinciBAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di
BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi
Lebih terperinciAntarmuka LCD pada DST-AVR
Antarmuka LCD pada DST-AVR M1632 adalah merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroler yang didisain khusus untuk mengendalikan
Lebih terperinciDT-51 Application Note
DT-51 Application Note AN73 Pengukur Jarak dengan Gelombang Ultrasonik Oleh: Tim IE Aplikasi ini membahas perencanaan dan pembuatan alat untuk mengukur jarak sebuah benda solid dengan cukup presisi dan
Lebih terperinciM1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632)
M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632) Deskripsi: M1632 adalah merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroler yang didisain
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA
BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian
Lebih terperinciMICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535
MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rudi Setiawan (2016) tentang alat Ultrasonic Cleaner, dapat dilihat bahwa adanya kekurangan didalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi adalah suatu sistim yang di ciptakan dan dikembangkan untuk membantu atau mempermudah pekerjaan secara langsung atau pun secara tidak langsung baik kantor,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pembersih lantai otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini
Lebih terperinci4. Osilator internal dan rangkaian pewaktu. 5. Dua buah timer/counter 16 bit 6. Lima buah jalur interupsi ( 2 buah interupsi eksternal dan 3 interupsi
PENGUKUR TINGGI BADAN DIGITAL DENGAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 ABSTRAKSI Rangkaian Pengukur Tinggi Badan Digital Dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler AT8951 ini, merupakan
Lebih terperinciBlok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.
Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN
BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda
Lebih terperinciTKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto
TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN
BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,
BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi
Lebih terperinciBAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat
BAB III STUDI KOMPONEN Bab ini menjelaskan mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 3.1 Mikrokontroler Perancangan sistem
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER
BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan alat ukur temperatur berbasis mikrokontroler. Pembuatan alat ukur
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum AVR USB Sistem minimum ATMega 8535 yang didesain sesederhana mungkin yang memudahkan dalam belajar mikrokontroller AVR tipe 8535, dilengkapi internal downloader
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada
BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER Pada tahap perancangan ini dibagi menjadi 2 tahap perancangan. Tahap pertama adalah perancangan perangkat keras (hardware), yang meliputi rangkaian rangkaian
Lebih terperinciSistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor
Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh
3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Laut dan Metode Pengukurannya Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dapat disebabkan oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan
Lebih terperinciApa itu timer/counter?
Timer/Counter Apa itu timer/counter? Merupakan suatu pencacah(counter) yang bisa menghitung naik/turun Pencacah berupa register 8 bit/16 bit Nilai cacahan yg tersimpan di register tersebut akan naik/turun
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,
BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.
Lebih terperinciMIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51
MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah
Lebih terperinciAPLIKASI HITACHI M1632 LCD PADA SC - AVR
APLIKASI HITACHI M1632 LCD PADA SC - AVR Apabila kita merancang suatu system yang membutuhkan tampilan, biasanya digunakan LCD. M1632 LCD yang ada di pasaran sekarang ini, sebagian besar menggunakan mikrokontroler
Lebih terperinciJURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS
JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS Education and Science Physics Journal ISSN : 247-3563 JRFES Vol 1, No 2 (215) 92-98 http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jrfes RANCANG BANGUN ALAT UKUR
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Transduser adalah suatu piranti (alat) yang dapat mengubah satu bentuk energi ke
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Transduser Ketinggian Air Transduser adalah suatu piranti (alat) yang dapat mengubah satu bentuk energi ke bentuk energi lain. Prinsip kerja dari tranduser ultrasonik yaitu mengirimkan
Lebih terperinciMICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535
MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,
BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM Pengukuran dilakukan untuk mengetahui apakah sistem beroperasi dengan baik, juga untuk menunjukkan bahwa sistem tersebut sesuai dengan yang diharapkan dengan membandingkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroller 8535 Mikrokontroller adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus. Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan manual pada
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI MASALAH
BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebelumnya pernah dilakukan penelitian terkait dengan alat uji kekuatan gigit oleh Noviyani Agus dari Poltekkes Surabaya pada tahun 2006 dengan judul penelitian
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]
BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGUKUR VOLUME ZAT CAIR MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51
MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGUKUR VOLUME ZAT CAIR MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Teguh Wiguna 1, Achmad Hidayatno, ST, MT, Trias Andromeda, ST, MT Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang dibuat dimana diantaranya terdiri dari penjelasan perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak dan rancang bangun
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
57 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Fungsi dari masing-masing blok yang terdapat pada gambar 3.1 adalah sebagai berikut : Mikrokontroler AT89S52 Berfungsi
Lebih terperinciPengenalan Sensor Ultrasonic SRF05 dengan Arduino Sketch. Sensor Ultrasonic SRF05
Sensor Ultrasonic SRF05 Ultrasonic adalah suara atau getaran yang memiliki frekuensi tinggi, lumba-lumba menggunakannya gelombang ini untuk komunikasi, kelelawar menggunakan gelombang ultrasonik untuk
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS
BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS Pada BAB II ini akan dibahas gambaran cara kerja sistem dari alat yang dibuat serta komponen-komponen yang digunakan untuk pembentuk sistem. Pada
Lebih terperinciGambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)
1. Operasi Serial Port mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat menerima data pada saat proses pengiriman
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Strain Gauge
BAB II DASAR TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan diuraikan dasar - dasar penunjang yang diperlukan untuk merealisasikan alat
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.
BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan
41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,
Lebih terperinciADC (Analog to Digital Converter)
ADC (Analog to Digital Converter) Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal sinyal digital. IC ADC 0804 dianggap dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat dari otot. Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang berperan dalam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar
28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana
BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,
Lebih terperinciMIKROKONTROLER AT89S52
MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan didalam menyelesaikan pembuatan alat elektrostimulator.perencanaan tersebut meliputi dua bagian yaitu perencanaan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja
BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
22 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan keseluruhan dari sistem atau alat yang dibuat. Secara keseluruhan sistem ini dibagi menjadi dua bagian yaitu perangkat keras yang meliputi komponen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller ATMega 8535 ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) keluarga ATMega. Mikrokontroller AVR memiliki arsitektur 8 bit, dimana
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin
4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran
Lebih terperinciSST-01 LCD Sub System 01 LCD Interface
SST-01 LCD Sub System 01 LCD Interface DESKRIPSI Sub System 01 LCD Interface adalah merupakan suatu antar muka LCD yang mampu menerima perintah-perintah dari mikrokontroler ataupun PC sebagai Master sehingga
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.
Lebih terperinciROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER
ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER Jefta Gani Hosea 1), Chairisni Lubis 2), Prawito Prajitno 3) 1) Sistem Komputer, FTI Universitas Tarumanagara email : Jefta.Hosea@gmail.com 2) Sistem
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama
Lebih terperinciDT-AVR Application Note
DT-AVR DT-AVR Application Note AN199 Transmisi Data Menggunakan Power Line Communication (PLC) Oleh: Tim IE Proses transmisi/pertukaran data dapat dilakukan secara wired maupun wireless. Beberapa contoh
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Sistem poros sederhana yang mengalami kondisi tak seimbang
BAB II TEORI DASAR 2.1. Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas tentang proses penyeimbangan dan metoda penyeimbangan yang menjadi dasar dalam pembuatan alat pengolah sinyal dan komponen-komponen alat pengolah
Lebih terperinciTabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IC Digital TTL dan CMOS Berdasarkan teknologi pembuatannya, IC digital dibedakan menjadi dua jenis, yaitu TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS (Complementary Metal Oxide
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang gas medis telah dilakukan oleh Oktavia Istiana (2005) dengan tampilan analog dan Rachmatul Akbar (2015) yang melakukan pembuatan alat
Lebih terperinciBAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda
BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA 4.1 Desain Sistem Sistem yang dibangun pada tugas akhir ini bertujuan untuk membangun robot beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda
Lebih terperinciMIKROPENGENDALI C TEMU 4 AVR TIMER AND COUNTER. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom
MIKROPENGENDALI C TEMU 4 AVR TIMER AND COUNTER Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom PENDAHULUAN Pada mikropengendali terdapat register Timer/Counter yang berfungsi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Temperatur dan Kelembaban Temperatur dan kelembaban merupakan aspek yang penting dalam menentukan kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.
Lebih terperinciARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55
ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan
Lebih terperinciBAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN
BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM
BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM 3.1. Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Pembahasan ini meliputi pembahasan perangkat
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Seperti yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, pada penelitian ini
46 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, pada penelitian ini kami menitikberatkan pada pengunaan GPS sebagai sistem perekam posisi koordinat yang dilalui selama berkendara
Lebih terperinciTugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN
Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNDIKSHA OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN
Lebih terperinciFisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi
Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran dan Gelombang Getaran/Osilasi Gerak Harmonik Sederhana Gelombang Gelombang : Gangguan yang merambat Jika seutas tali yang diregangkan
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK
BAB IV PERACAGA DA PEMBUATA PERAGKAT LUAK 4.1. Perangkat Lunak Code Vision AVR Program untuk mendeteksi posisi sudut dari suatu poros, menentukan arah putaran enkoder, dan menentukan harga kecepatan putar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mudah larut dalam air, tidak menyebabkan iritasi, beracun dan berbahaya
Lebih terperinci