BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 PENGOLAHAN DATA PENGKRAN Dari hasil pengukuran oven diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.1 Data hasil kalibrasi Dryer Oven Mesin Setting Suhu ( ) Nilai Titik Minimum Maximum Tengah ji ( ) ( ) ( ) Ratarata ( ) Std Dev / σ ( ) Dari data pengukuran diatas, diperoleh bahwa deviasi / perbedaan suhu antara pembacaan alat (multithermometer) dengan oven terjadi pada suhu 600 yaitu sebesar Dan deviasi terkecil diperoleh pada saat pemeriksaan suhu 00 yaitu sebesar.65. Sedangkan nilai Standar Deviasi terbesar terjadi pada saat kalibrasi oven di suhu

2 5 4 Standard Deviasi ( ) Temperatur Oven ( ) Gambar 4-1 Deviasi temperature per seting suhu Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa terjadi perbedaan suhu antara penunjukan indikator tungku listrik dengan kalibrator. Semakin tinggi setting suhu maka perbedaan menjadi semakin kecil, hal ini disebabkan : 1. Karakteristik dari tungku listrik yang memiliki daerah operasi sampai suhu tinggi ( 1500 ), sehingga untuk setting suhu yang relatif rendah yaitu < 600 penyimpangan indikator akan semakin besar. Hal ini bisa dilihat dari tabel -, pada suhu seting rendah 00, standar deviasi sangat besar yaitu 4.67, dibandingkan dengan standar deviasi pada suhu 600 yaitu sebesar Pemograman laju kenaikan suhu yang terlalu cepat (saat proses kalibrasi ini laju kenaikan yang digunakan adalah 10 / menit). 50

3 4. ANALISA TIPE A. Langkah selanjutnya dilakukan perhitungan ketidakpastian yang didasarkan pada European ooperation for Accreditation (EA) 4/0, Expression of the ncertainty of Measurement in alibration. Analisa ketidakpastian tipe A didasarkan pada nilai standar deviasi untuk tiap seting suhu : 1. Suhu 00. Pada suhu 00, rata-rata pembacaan suhu di indikator adalah 04.5, dimana nilai standar deviasinya adalah 4.67, dengan menggunakan rumus ketidakpastian baku pengukuran berulang, maka ketidakpastianpengukuran baku pada suhu 00 adalah: 4.67 a Suhu 400. Pada suhu 400, rata-rata pembacaan suhu di indikator adalah , dimana nilai standar deviasinya adalah.69, maka ketidakpastian bakunya adalah:.69 a

4 . Suhu 600. Pada suhu 600, rata-rata pembacaan suhu di indikator adalah , dimana nilai standar deviasinya adalah 0.5, maka ketidakpastian bakunya adalah: 0.5 a 0.14 Dari ketiga suhu yang dilakukan pengukuran, maka ketidakpastian baku pengukuran terbesar dihasilkan di suhu 00 yaitu sebesar ANALISA TIPE B. Analisa ketidakpastian tipe B meliputi komponen-komponen: a. Ketidakpastian dari komponen hasil analisa tipe A diambil dari nilai yang paling maksimum ( a ), dari hasil diatas diperoleh bahwa nilai maksimum dari analisa tipe A adalah ±.694 b. Digital Multithermometer Indikator Suhu ( M ), diambil dari sertifikat (gambar -6). Dari sertifikat tertulis.48, maka ketidakpastian standarnya : M ± 1. 4 k Asumsi k (faktor cakupan) c. Termokopel ( T ), diambil dari sertifikat. Dari termokopel yang digunakan, nilai ketidakpastian yang paling besar diambil, yaitu ± T k 5

5 Asumsi k (factor cakupan) d. Indikator alat / Readability ( R ). Resolusi digital alat sebesar 0.001, maka ketidakpastiannya : ( resolusidigital) / (1) / 0. 9 Asumsi k (faktor cakupan) e. Pengaruh suhu lingkungan ( L ) Pengaruh suhu lingkungan diasumsikan tidak melebihi 1 resolusi (divisi) pembacaan alat, maka ketidakpastian individual (standar): 1divisi Setelah semua suku-suku ketidakpastian pengukuran diuraikan, maka ketidakpastian gabungan ( c ) dapat dihitung: + c ( a ) + ( M ) + ( T ) + ( R ) ( L ) c (.69) + (1.4) + (0.6) + (0.9) + (0.0006) c.0608 (Angka dibelakang koma bila perlu dipertahankan) 5

6 ntuk menentukan besarnya rentangan yang mencakup 95% dari nilainilai yang mungkin ada, nilai ketidakpastian baku gabungan harus dikalikan dengan suatu faktor cakupan, inilah yang disebut Ketidakpastian Diperluas / terentang ( 95 ), dimana: 95 k.c ± atau dibulatkan ± 6.07 dengan faktor cakupan ( k), dan tingkat kepercayaan 95% 54