KALIBRASI TERMOMETER DIGITAL METODE SENSOR PLUS INDIKATOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KALIBRASI TERMOMETER DIGITAL METODE SENSOR PLUS INDIKATOR"

Transkripsi

1 KALIBRASI TERMOMETER DIGITAL METODE SENSOR PLUS INDIKATOR Seta Samsiana, Fitrah Ramdani Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam 45 (UNISMA) Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi, Indonesia Telp , Ext. 124 ABSTRAK Kalibrasi pada termometer digital menggunakan sensor PT 100 dan Thermocouple menggunakan metode sensor plus indikator. Metode kalibrasi ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara suhu yang ditunjukkan oleh sensor plus indikator (test) dengan sensor plus indikator (standard) yang digunakan AOIP TM Data pengukuran suhu pada alat dihitung melalui ketidakpastian bersumber dari Repeatability, Readability, Sertifikat Standar, Media Kalibrasi, Inhomogenity Ice Point, Inhomogenity Probe, Drift dan Regresi serta mengacu ke JIS Z Hasil data pengukuran dibuat Simulasi dengan data pada Digital Thermometer untuk menentukan nilai nominal temperatur standar dan alat. Kata kunci: Kalibrasi, Sensor, Simulasi, JIS Z 8710 PENDAHULUAN Setiap Instrumen Alat Ukur/sensor sebelum digunakan atau setelah digunakan pada periode tertentu (6 bulan atau 12 bulan), harus dilakukan pengukuran dan dikalibrasi sesuai standar nasional ataupun internasional. Alat ukur/sensor merupakan ujung tombak dalam kualitas produk yang dihasilkan, karena langsung berhubungan dengan proses, sehingga perlu dipelihara untuk mendapatkan umur (life time) yang panjang. Sensor temperatur pada themocouple ataupun PT100, banyak digunakan dalam industri yang menggunakan mesin pemanas, sebagai alat ukur temperatur supaya tetap stabil. Pengukuran adalah berupa proses menyatakan suatu angka secara empirik dan objektif pada kejadian nyata sedemikian rupa, sebagai angka tadi dapat menjadikan gambaran yang jelas mengenai objek atau kejadian tersebut. Kalibrasi merupakan suatu kegiatan untuk menentukan keberadaan konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur berdasarkan standar. Untuk proses kalibrasi, perlu ada pengukuran terlebih dahulu pada objek yang ada misalnya pada temperatur proses. Ada beberapa metode dalam kalibrasi antara lain sensor plus indikator. Umumnya yang banyak digunakan berupa metode kalibrasi sensor plus indikator untuk membandingkan kalibrator standar alat ukur terhadap beban ukur yang dipakai, baru dilakukan perhitungan deviasi berdasarkan

2 standar. Cara ini memerlukan standar kalibrator yang harus dikalibrasi di Lembaga Kalibrasi KAN/LIPI sehingga harganya mahal. Untuk kalibrasi alat ukur/sensor suhu yang berupa thermocouple ataupun PT100 dapat menggunakan media kalibrasi yang berupa bak air C, bak es 0 C. Pemanfaatan kalibrator standar dari temperatur es (0 C) dan temperatur suhu air mendidih (100 C). Setelah dibandingkan dengan bahan yang diukur (PT100) baru dibuat simulasi sehingga dapat menentukan deviasi/kesalahan dari PT100 yang dilihat pada indicator controller. Hal ini merupakan suatu ide baru untuk menggantikan peranan kalibrator yang ada (metode Perbandingan). Indicator controller dapat disesuaikan dengan hasil yang diperoleh dari hasil perbandingan dan simulasikan. Pemanfaatan dari hasil penelitian ini berupa: 1. Bahan pembelajaran Instrumentasi Industri bagi pengajar, mahasiswa listrik dan elektronik pada Jurusan Teknik Elektro. 2. Ide baru dalam kalibrasi temperatur menggantikan cara konvensional yang berupa metode perbandingan. 3. Dapat digunakan oleh teknisi industri instrumen sebagai alat ukur kalibrasi mandiri tanpa diberikan ke vendor (teknisi instrumen dari luar), sehingga akan mengurangi biaya. 4. Cara termudah untuk mengkalibrasi temperatur (PT100, Thermocouple) yang banyak digunakan oleh industri tanpa kalibrator pembanding. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat model kalibrasi sensor temperatur (PT100 dan Thermocouple) dengan metode sensor plus indikator dari kalibrator suhu 0 C (bak es) dan suhu 100 C (bak air mendidih), dan membuat analisis ketidakpastian berdasarkan deviasi/kesalahan, bagaimana menetapkan parameter- parameter temperatur nominal yang diizinkan sesuai standar pada model simulasi indicator controller yang merupakan suatu nilai dari kalibrasi PT100 dan Thermocouple. TINJAUAN PUSTAKA Ketidakpastian pengukuran adalah proses mengaitkan sesuatu angka secara empirik dan obyektif pada sifat-sifat obyek atau kejadian nyata sedemikian rupa sehingga angka tadi dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai obyek atau kejadian tersebut. Manfaat : (a) Membuat gambaran/deskripsi (b) Memperkirakan/meramalkan (c) Mengadakan komunikasi (d) Memutuskan (e) Mengatur/mengendalikan, dan

3 (f) Memberikan reaksi. Hasil pengukuran harus mencantumkan suatu perkiraan yang menggambarkan seberapa besar kesalahan yang mungkin terjadi, dalam batas-batas kemungkinan yang wajar. Nilai ini sekaligus menunjukkan kualitas pengukuran. Semakin kecil nilai perkiraan itu, berarti semakin baik pula kualitas pengukurannya. (Killian, 2004, ). Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran kovensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur. Pelaksanaan kalibrasi dilakukan dengan cara membandingkan alat ukur dan bahan ukur yang akan dikalibrasi terhadap standar ukurnya yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional dan atau internasional. Sedangkan tujuan dengan kalibrasi dapat ditentukan deviasi kebenaran konvensional nilai penunjukkan suatu alat ukur, atau deviasi dimensi nominal yang seharusnya suatu bahan ukur. Manfaat dengan kalibrasi kondisi alat ukur dan bahan ukur dapat dijaga tetap sesuai dengan spesifikasinya. Semua jenis alat ukur pelu dikalibrasi, baik alat ukur besaran dasar (panjang, massa, waktu, arus listrik, suhu, jumlah zat, intensitas cahaya), luas, isi, kecepatan, tekanan, gaya, frekuensi, energi, gaya dan sebagainya. Bila suatu alat ukur termasuk katagori legal, maka periode kalibrasinya telah ditentukan, kalibrasinya tergantung pada keperluan dan frekuensi penggunaanya. Beberapa contoh periode kalibrasi untuk beberapa instrument ukur tertentu: (a) Thermocouple : 2 bulan (b) Thermocontroller : 12 bulan (c) Hygrometer : 6 bulan (d) Micrometer : 3 bulan (e) Vernier caliper : 12 bulan (f) Gauge block : 24 bulan (g) Profile proyektor : 12 bulan Jain Kharma, RK, Electrical & Industrial Measurement, a) Analisa ketidakpastian Komponen pengukuran dapat dibagi menjadi beberapa kelompok standar atau acuan yaitu benda ukur, peralatan, metode, lingkungan, personil atau perilaku pengukuran. Ada dua jenis ketidakpastian pengukuran berdasarkan ISO guide yaitu ketidakpastian tipe A dan tipe B yang dibedakan menurut metode evaluasinya. Tipe A dievaluasi dengan menggunakan metode statistik yang baku untuk menganalisis satu himpunan atau sejumlah himpunan pengukuran, dan mencakup jenis kesalahan yang disebut kesalahan acak. Kesalahan ini dicirikan oleh taksiran variasi atau simpangan baku, nilai rata-rata dan derajat kebebasan.

4 Tipe B dievaluasi dengan cara selain analisis statistik pada sejumlah pengamatan. Ketidakpastian ini mencakup kesalahan yang dicirikan oleh taksiran variasi atau simpangan baku, nilai rata-rata dan derajat kebebasan. Menghitung ketidakpastian pengukuran yang diuraikan dalam ISO Guide mencakup langkah-langkah evaluasi berupa : 1. Kenali faktor-faktor yang berkontribusi pada ketidakpastian 2. Buat model matematik pengukuran 3. Cari ketidakpastian baku masing-masing komponen 4. Hitung ketidakpastian baku gabungan 5. Hitung ketidakpastian terentang dengan menggunakan faktor cakupan Sumber ketidakpastian yang paling berpengaruh dalam pengukuran adalah 1. Daya baca alat ukur (skala atau tampilan alat) 2. Kebenaran nilai instrumen acuan (sertifikasi kalibrasi) 3. Sebaran nilai-nilai pengukuran (pengukuran berulang). Model matematika pengukuran berupa persamaan yang menunjukkan hubungan antara input dan output. Nilai pengukuran = Penunjukkan alat ukur + Koreksi alat ukur Ketidakpastian baku dihitung dengan Persamaan : Keterangan: s = simpangan baku n = banyaknya pengukuran a = setengah dari resolusi terkecil yang dapat dibaca u = nilai ketidakpastian pada tingkat kepercayaan 95% yang dicantumkan dalam sertifikat kalibrasi. Derajat kebebasan Tipe A v = n 1 Tipe B R = relative uncertainly Derajat kebebasan efektif : Ketidakpastian baku gabungan (Combined standar uncertainly) :

5 Uc = C1U1 + C2U2 + C3U3 + Ketidakpastian terentang: U = k, Uc Evaluasi ketidakpastian tipe A a) Ketidakpastian standar tipe A dievaluasi dengan metode statistik dari suatu seri pengamatan pengukuran. b) Komponen evaluasi ke... c) Ketidakpastian standar tipe A berasal dari efek random. d) Pada umumnya estimasi terbaik dari nilai suatu besaran q yang bervariasi secara random (acak) adalah nilai rata-rata q. e) Deviasi standar eksperimen s (q) digunakan untuk mengestimasi distribusi q f) Deviasi standar eksperimen dari rata-rata s (q) digunakan untuk mengestimasi selebaran distribusi rata-rata. g) Dalam mendokumentasikan evaluasi komponen-komponen ketidakpastian tipe A, maka derajat kebebasan harus dicantumkan. Evaluasi ketidakpastian standar B Evaluasi ketidakpastian tipe B dilakukan tidak dengan cara analisis statistik dari seri pengamatan pengukuran. Tetapi dievaluasi berdasarkan penetapan secara ilmiah menggunakan informasi-informasi yang tersedia seperti : a) Data pengukuran sebelumnya b) Pengalaman c) Sifat-sifat material/instrument secara umum d) Spesifikasi pabrik e) Data dari laporan/sertifikasi kalibrasi f) Data yang diambil dari buku/literatur Dalam mempertimbangkan ketidakpastian tipe B kita harus mengubah dari ketidakpastian yang dikutip ketidakpastian standar, dengan cara membagi dengan faktor pengali. Dalam sertifikat kalibrasi

6 tercantum nilai ketidakpastian sebesar 4 Pa dengan faktor pengali 2. Maka ketidakpastian standar = 2 Pa. Cara lain untuk mengubah ketidakpastian yang dikutip dari ketidakpastian standar adalah dengan cara membagi dengan suatu faktor yang bergantung pada distribusi probabilitas. distribusi probabilitas rectangular. Ketelitian pengukuran sebuah voltmeter 0,05%, maka batas setengah interval adalah 0,005% dan ketidakpastian standar dihitung dengan rumus: U (v) = 0,005%, distribusi probabilitas triangular. Distribusi ini merupakan model yang lebih baik, jika diketahui bahwa kebanyakan nilai-nilai pengukuran mendekati pusat (center ) distribusi. Ketidakpastian standar dihitung dengan membagi setengah interval (a) dengan akar enam. Distribusi probabilitas normal (Gauss) Bentuk distribusi ini digunakan untuk ketidakpastian yang mempunyai interval kepercayaan 95% atau 99%. Ketidakpastian standar dihitung dengan cara membagi ketidakpastian kutipan dengan suatu faktor. Distribusi rectangular merupakan model yang sering digunakan terutama bila tidak dapat diketahui model tertentu seperti model-model distribusi triangular, normal dan lainnya. Pada umumnya kita dapat mengganggap derajat kebebasan tak terhingga. Suatu bahan ukur (sensor suhu PT100) kalibrasi kondisi alat ukur dan bahan ukur dapat dijaga tetap sesuai seperti aslinya. Semua jenis alat ukur perlu dikalibrasi baik alat ukur besaran tekanan, teperatur, level dan sebagainya Adapun maksud dan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan hubungan antara suhu yang ditunjukkan oleh sensor plus indikator (test) dengan sensor plus indikator (standard). 2. Mendapatkan nilai perbandingan yang sesuai dengan alat yang diukur termometer digital sesuai metode sensor plus indikator. 3. Menghasilkan nilai perbandingan nilai ukur yang memenuhi standar ISO/IEC 17025:2005 METODELOGI Dalam melakukan penelitian dilakukan metodologi dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Merancang dan membuat model kalibrasi pada sensor Temperatur (PT100, dan Thermocouple) dengan metode sensor plus indikator. b) Mengimplementasikan bentuk matematika untuk proses kalibrasi dengan metode sensor plus indikator dari metode perbandingan dari suatu pengukuran sensor Temperatur PT 100 dan Thermocouple.

7 c) Sebagai langkah awal dari suatu pembuktian teori yang dikembangkan melalui tahapan model dari kalibrasi dengan metode sensor plus indikator dan dibuat simulasi pada Indicator Controller untuk sensor suhu PT100 dan Thermocouple. d) Alat yang diperlukan untuk Kalibrasi Temperatu berupa: Media Kalibrasi Berupa Water Bath (0-200 C) dan alkohol (70%) pada heater Alat yang dikalibrasi (Indikator) pada termometer digital ANALISA DAN PEMBAHASAN Kalibrasi Termometer Digital Pedoman Kalibrasi Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2014 di Lab. Eldepe Kalibrasi Intrsumenindo dilaksanakan pada indikator alat termometer digital yang terhubung pada water bath yang mengatur temperatur alat sesuai yang diinginkan. Kalibrasi harus sesuai dengan Flow Chart seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar.1. Flow chart kalibrasi

8 Prinsip kerja kalibrasi metode sensor plus indikator Membandingkan pembacaan sensor dan indikator alat (UUT) dengan sensor indikator standar yang telah tertelusur ke satuan Standar Internasional (SI). Prosedur kerja 1. Siapkan lembar Laporan Hasil Kalibrasi (LHK) 2. Catat nomor order kalibrasi, spesifikasi alat, kondisi suhu lingkungan dan informasi yang ditentukan pada lembar kerja. 3. Lakukan pengecekan awal sebelum dilakukan proses kalibrasi, dengan memeriksa penunjukan indikator dan konfigurasi sambungan sensor, memeriksa kebocoran selubung logam atau hal lainnya yang mudah terlihat. 4. Jika tidak terjadi kerusakan pada UUT (Unit Under Test), lanjutkan dengan melakukan pengukuran pada titik es. 5. Rekam pembacaan titik es sebelum dan sesudah proses pengukuran. Perbedaam hasil pengukuran tersebut dianggap sebagai hyterisis (instability ice point) 6. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini untuk indikator beserta sensornya. Gambar.2. Kalibrasi menggunakan universal calibrator PT 100 dengan Media Kalibrasi Calibration Bath 7. Masukan sensor standar dan sensor UUT (Unit Under Test) ke dalam Media Kalibrasi yang digunakan sesuai dengan temperature yang diinginkan.

9 8. Pastikan bahwa standard dan UUT (Unit Under Test) cukup tercelup untuk memperkecil pengaruh conduction error. 9. Sambungkan sensor pada masing-masing indikator. 10. Nyalakan Media Kalibrasi ke jala listrik yang sesuai. 11. Setting suhu sesuai dengan set point yang diinginkan, dimulai dari suhu yang rendah terlebih dahulu. 12. Tunggu hingga stabil 13. Nyalakan indikator standar dan indikator UUT (Unit Under Test) 14. Lakukan pengambilan data lalu catat di LHK sebanyak 6 siklus dengan interval waktu 2 menit. 15. Ulangi langkah 6 dan 9 untuk titik temperature yang berbeda sampai semua data selesai. 16. Jika kalibrasi sudah selesai dilakukan, matikan semua peralatan. 17. Selanjutnya pasang stiker dan rapikan semua peralatan. Data hasil kalibrasi termometer digital Berikut data angka yang dihasilkan dari kalibrasi sensor plus indikator pada termometer digital menggunakan water bath sebagai media kalibrasi set. point 2, 8, 15, 25 dan 30 dengan sepuluh kali pengulangan pembacaan dicatat pada laporan hasil kalibrasi (LHK) pada tabel. Penyajian data Laporan Hasil Kalibrasi Berikut data angka yang dihasilkan dari kalibrasi temometer digital sensor plus indikator menggunakan water bath sebagai media kalibrasi set. point 2, 8, 15, 25 dan 30 dengan sepuluh kali pengulangan pembacaan dicatat pada laporan hasil kalibrasi (LHK) LAPORAN HASIL KALIBRASI SENSOR PLUS INDIKATOR No. Order : K K Lokasi : Nama Alat : Termometer Digital Lab Eldepe Kalibrasi Merk : Ellitech Type : ST-1A Kondisi Lingkungan : S.N : K K suhu ( )

10 Resolusi : 0,1 Rentang : ,2-30,2 Ket. Lain : kelembaban ( % RH ) Tgl Terima : 17/10/ ,8-48,7 Tgl Kalibrasi : 20/10/2014 Hygrometer : C-024 Set Point : 2 Set Point : 8 Std UUT Std UUT 1,75 2,1 7,79 8,0 1,75 2,1 7,79 8,0 1,75 2,1 7,79 8,0 1,75 2,1 7,79 8,0 1,75 2,1 7,79 8,0 1,75 2,1 7,79 8,0 1,75 2,1 7,79 8,0 1,75 2,1 7,79 8,0 1,75 2,1 7,79 8,0 1,75 2,1 7,79 8,0 Set Point : 15 Set Point : 25 Std UUT Std UUT 14,80 14,8 24,75 24,8 14,80 14,8 24,75 24,8 14,80 14,8 24,76 24,8 14,80 14,8 24,76 24,8 14,80 14,8 24,77 24,8 14,80 14,8 24,77 24,8 14,80 14,8 24,76 24,8 14,80 14,8 24,76 24,8 14,80 14,8 24,76 24,8 14,80 14,8 24,76 24,8 Set Point : 30 Std UUT Kalibrator : 29,77 29,7 AOIP 29,77 29,7 TM ,78 29,7 29,78 29,7 Sensor Standar : 29,77 29,7 PT 100 A 29,77 29,7 PT 1 29,77 29,7 29,77 29,7 Media Kalibrasi : 29,77 29,7 Calibration Bath Contraves 29,77 29,7

11 Nilai standar Set Point Standar Terkoreksi UUT Ошибка! Только основной документ. Koreksi std. Deviasi deviasi Nilai 7,97 8,000-0,031 standar deviasi Std diperoleh dari nilai 7,97 8,000-0,031 standar terkoreksi dikurangi nilai alat 7,97 8,000-0,031 0,0041 7,97 8,000-0,031 yang tercatat sebagai berikut 7,97 8,000-0, ,97 8,000-0,031 UUT 7,97 8,000-0,031 7,97 8,000-0,031 0,041 7,97 8,000-0,031 7,97 8,000-0,031 Rerata 7,969 8,00-0,031 Set Point Standar Terkoreksi UUT Koreksi std. Deviasi 1,92 2,10-0,178 1,92 2,10-0,178 Std 1,92 2,10-0,178 0,0041 1,92 2,10-0,178 1,92 2,10-0, ,92 2,10-0,178 UUT 1,92 2,10-0,178 1,92 2,10-0,178 0,041 1,92 2,10-0,178 1,92 2,10-0,178 Rerata 1,92 2,10-0,178 Set Point Standar Terkoreksi UUT Koreksi std. Deviasi

12 14,99 14,800 0,188 14,99 14,800 0,188 Std 14,99 14,800 0,188 0, ,99 14,800 0,188 14,99 14,800 0, ,99 14,800 0,188 UUT 14,99 14,800 0,188 14,99 14,800 0,188 0,041 14,99 14,800 0,188 14,99 14,800 0,188 Rerata 14,988 14,80 0,188 Set Point 30 24,95 24,800 0,150 24,95 24,800 0,150 Std 24,96 24,800 0,160 0, ,96 24,800 0,160 24,97 24,800 0, ,97 24,800 0,170 UUT 24,96 24,800 0,160 24,96 24,800 0,160 0,041 24,96 24,800 0,160 24,96 24,800 0,160 Rerata 24,96 24,80 0,160 Standar std. Koreksi Terkoreksi UUT Deviasi 29,98 29,700 0,276 29,98 29,700 0,276 Std 29,99 29,700 0,286 0, ,99 29,700 0,286 29,98 29,700 0,276 29,98 29,700 0,276 29,98 29,700 0,276 UUT 29,98 29,700 0,276 0,041 29,98 29,700 0,276 29,98 29,700 0,276 Rerata 29,978 29,70 0,278 Dari data di atas, koreksi rata-rata dari pembacaan alat diambil dari suhu maksimum adalah : D = 0,276+0,276+0,286+0,286+0,276+0,276+0,276+0,276+0,276+0,276 10

13 D = 2,78 10 D = 0,278 Standar deviasi dari alat dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : σ = Σ (D 1 D) 2 n σ = (0,276-0,278) 2 +(0,276-0,278) 2 +(0,286-0,278) 2 +(0,286-0,278) 2 +(0,276-0,278) 2 + (0,276-0,278) 2 +(0,276-0,278) 2 +(0,276-0,278) 2 +(0,276-0,278) 2 +(0,276-0,278) 2 σ = 17 x σ = 1,7 x σ = 0,0422 Maka : Koreksi rata rata : 0,278 Standar deviasi dari koreksi : 0,00422 Koreksi minimum (alat) : 0,041 Nilai intercept koefisien interpolasi PT 100 Nilai intercept diperoleh dari tabel interpolasi : SP : 2 Std UUT Koreksi Koefisien Interpolasi PT 100 Reading Actual 1,75 1,92 2,10-0,1779 Kode Intercept X Variable 1,75 1,92 2,10-0,1779 PT 1 0,17 0, ,75 1,92 2,10-0,1779 1,75 1,92 2,10-0,1779 1,75 1,92 2,10-0,1779 1,75 1,92 2,10-0,1779 1,75 1,92 2,10-0,1779 1,75 1,92 2,10-0,1779

14 1,75 1,92 2,10-0,1779 1,75 1,92 2,10-0,1779 SP : 8 Std Reading UUT Koreksi ( ) Actual Koefisien Interpolasi PT 100 7,79 7,97 8,00-0,03 Kode Intercept X Variable 7,79 7,97 8,00-0,03 PT 1 0,17 0, ,79 7,97 8,00-0,03 7,79 7,97 8,00-0,03 7,79 7,97 8,00-0,03 7,79 7,97 8,00-0,03 7,79 7,97 8,00-0,03 7,79 7,97 8,00-0,03 7,79 7,97 8,00-0,03 7,79 7,97 8,00-0,03 SP : 15 Std UUT Koreksi Reading Actual ( ) Koefisien Interpolasi PT ,80 14,99 14,80 0,19 Kode Intercept X Variable 14,80 14,99 14,80 0,19 PT 1 0,17 0, ,80 14,99 14,80 0,19 14,80 14,99 14,80 0,19 14,80 14,99 14,80 0,19 14,80 14,99 14,80 0,19 14,80 14,99 14,80 0,19 14,80 14,99 14,80 0,19 14,80 14,99 14,80 0,19 14,80 14,99 14,80 0,19 SP : 25 Std UUT Koreksi Reading Actual ( ) Koefisien Interpolasi PT ,75 24,95 24,80 0,15 Kode Intercept X Variable 24,75 24,95 24,80 0,15 PT 1 0,17 0, ,76 24,96 24,80 0,16 24,76 24,96 24,80 0,16

15 24,77 24,97 24,80 0,17 24,77 24,97 24,80 0,17 24,76 24,96 24,80 0,16 24,76 24,96 24,80 0,16 24,76 24,96 24,80 0,16 24,76 24,96 24,80 0,16 SP : 30 Std UUT Koreksi Reading Actual ( ) Koefisien Interpolasi PT ,77 29,98 29,70 0,28 Kode Intercept X Variable 29,77 29,98 29,70 0,28 T 1 0,17 0, ,78 29,99 29,70 0,29 29,78 29,99 29,70 0,29 29,77 29,98 29,70 0,28 29,77 29,98 29,70 0,28 29,77 29,98 29,70 0,28 29,77 29,98 29,70 0,28 29,77 29,98 29,70 0,28 29,77 29,98 29,70 0,28 Rumus perhitungan ketidakpastian kalibrasi termometer digital a) Sertifikat standar U = Ketidakpastian standar K V = T student C = 1 b) Drift standar U = 0,5 x Drift 3 V = 1E + 80 C = 1 c) Repeatability Standar U = Standard x deviasi n

16 V = n - 1 C = 1 Perhitungan ketidakpastian kalibrasi termometer digital

17 Nilai ketidakpastian terbaik (CMC) pada jenis alat yang dikalibrasi pada indikator RTD pada rentan ukur adalah 0,14. Seperti yang ditunjukkan pada

18 Hasil perhitungan kalibrasi termometer digital Hasil perhitungan kalibrasi termometer digital dari pengolahan data didapat koreksi nilai pembacaan standar dan nilai pembacaan alat sebagai berikut : Set Point True Temperature UUT Koreksi U95 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 2 1,92 2,1-0,18 0,24 8 7,97 8,0-0,03 0, ,99 14,8-0,19 0, ,96 24,8-0,16 0, ,98 29,7-0,28 0,24 Ketidakpastian dihitung pada tingkat kepercayaan 95% dengan faktor cakupan K = 1,99 Ketidakpastian bersumber dari Repeatability, Readability, Sertifikat Standar, Media Kalibrasi dan Drift Keterangan : Alat ini dikalibrasi dengan Metode Kalibrasi MK-S.03 yang mengacu ke JIS Z 8710 Hasil kalibrasi yang dilaporkan tertelusur ke satuan pengukuran SI melalui LK 044 IDN menggunakan Termometer Kalibrator dengan nomor sertifikat : K Analisa data hasil kalbrasi termometer digital Pemeriksaan Skala Dalam melakukan pemeriksaan skala, diperlukan perbandingan hasil pengukuran antara termometer digital yang sudah terkalibrasi dan yang belum terkalibrasi. Pengukuran tersebut dilakukan sebanyak lima kali pada air keran. Selisih pada hasil pengukuran kedua thermometer tersebut merupakan koreksi pembacaan. Dari data angka yang dihasilkan dari kalibrasi termometer digital diketahui koreksi minimum dari thermometer yang belum terkalibrasi adalah C dan koreksi maksimumnya adalah 0.28 C, serta dari hasil perhitungan didapatkan koreksi rata-rata dari pembacaan adalah C. Error of spec termometer yang belum terkalibrasi adalah (0.2 % rdg C) = 1.2 C, sehingga koreksi tersebut masih dapat ditoleransi. Tetapi semakin bertambah umur termometer, maka kemampuan bacanya juga akan

19 menurun. Sehingga perlu diadakan kalibrasi secara rutin agar tetap bisa menjaga akurasi dari alat thermometer tersebut. Perbedaan hasil pengukuran antara kedua termometer dapat terjadi karena faktor lingkungan (noise) yang berupa suhu lingkungan. Selain itu belum terkalibrasinya termometer juga menyebabkan perbedaan output yang cukup signifikan. Kemampuan Baca Kembali Kemampuan baca kembali suatu alat berkaitan dengan repeatabilitas (repeatability) yakni kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil yang sama dari proses pengukuran yang dilakukan secara berulang-ulang dan identik. Dalam setiap tingkatan suhu, didapatkan nilai koreksi yang berbeda beda karena perubahan secara fluktuasi pengukuran yang ditunjukkan oleh termometer digital. Perbedaan hasil pengukuran dapat disebabkan oleh faktor lingkungan yang berupa tidak meratanya suhu air yang dipanaskan karena pada saat pengukuran tidak dilakukan pengadukan, selain itu perbedaan suhu pada hasil pengukuran dapat terjadi karena panas dari heater masih mengalir ke air meskipun heater tersebut sudah tidak terhubung dengansumber listrik. Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa standar deviasi sebesar 0,041, sehingga didapatkan ketidakpastian standar sebesar 0,0041. SIMPULAN Dari analisa penulis ada beberapa permasalahan yang dapat disimpulkan yaitu : a) PT 100 RTD Sensor Termometer sebagai alat sensor suhu yang harus terpelihara dengan baik supaya hasil pengukuran lebih akurat, dengan kalibrasi secara periodik sensor PT 100 akan tetap terpelihara dan senantiasa bekerja sesuai standarnya. b) Kalibrasi termometer digital dengan metode sensor plus indikator mendapatkan hasil nilai koreksi bahan standar dengan alat yang diukur, apakah masih layak atau tidak bekerja sesuai kinerjanya. c) Metode kalibrasi yang digunakan dalam pelaksanaan kalibrasi tidak hanya tergantung pada metode standar saja, masih ada metode lain yang bisa dikembangkan berdasarkan teori spesifik peralatan instrumen tersebut. d) Permasalahan dalam proses kalibrasi sensor plus indikator akan mudah diselesaikan apabila personal yang melaksanakan kegiatan kalibrasi mengerti dan paham akan teori dasar dan karakteristik peralatan tersebut.

20 SARAN Dari kesimpulan penulis ada beberapa saran yang akan disampaikan yaitu : a) Supaya pelaksanaan kalibrasi sensor PT 100 berjalan dengan lancar, maka pelaksana kalibrasi haruslah benar benar mampu, selalu dilatih secara berkala dan paham akan karakteristik sensor PT 100 serta rentan suhu yang harus stabil pada saat sensor alat masuk dalam media kalibrasi agak tidak error dalam pembacaan di indikator. b) Peralatan peralatan standar kalibrasi haruslah selalu ada dan terpelihara dengan baik di dalam laboratorium kalibrasi. c) Personel pelaksana kalibrasi diharapkan dapat mengikuti perkembangan peralatan instrumentasi pada pabrik supaya pengetahuan mereka selalu up-to-date. DAFTAR PUSTAKA Morris, Alan S., 2001, "Measurement and Instrumentation Principles", Butterworth Heinemann, ISBN Pyzdek, T, 2003, "Quality Engineering Handbook", ISBN Godfrey, A. B., 1999, "Juran's Quality Handbook", ISBN Thomas G.Beckwith, N.Lewis Buck, Roy D.Marangoni Univercityof Pittsburgh, 1987, Pengukuran Mekanis, Edisi Ketiga Jilid I, Alih Bahasa :Ir. Kusnul Hadi, Penerbit Erlangga CSIRO, 1994,1995, Australia Using The ISO Guidr To The Expression Of Uncertainty In Measurument Cooper W.D, 1994, Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran, Jakarta, Penerbit Erlangga Diklat Kalibrasi dan Metrologi, 1997, Serpong, Puslitbang KIM-LIPI Tim PT. Eldepe Kalibrasi Instrumenindo, 2008, Metode Kalibarsi Sensor Plus Indikator (diakses pada tanggal 18 Nopember 2014) (diakses pada tanggal 20 Nopember 2014) (diakses pada tanggal 20 Nopember 2014)

KALIBRASI SENSOR TEMPERATUR DENGAN METODA PERBANDINGAN DAN SIMULASI

KALIBRASI SENSOR TEMPERATUR DENGAN METODA PERBANDINGAN DAN SIMULASI KALIBRASI SENSOR TEMPERATUR DENGAN METODA PERBANDINGAN DAN SIMULASI Cecep Sulaeman, Kusnadi Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Teknik Elektro Email : cecep_pnj@yahoo.com ABSTRACT PT 00 temperature sensor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Engineer tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan alat ukur. Akurasi pembacaan alat ukur tersebut sangat vital di dalam dunia keteknikan karena akibat dari error yang

Lebih terperinci

Kalibrasi Temperatur pada PT100 dan Thermocouple

Kalibrasi Temperatur pada PT100 dan Thermocouple JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 2, NO. 2, SEPTEMBER 20: 99-04 Kalibrasi Temperatur pada PT00 dan Thermocouple Cecep Sulaeman *, dan Kusnadi Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Jakarta, Depok 6425,

Lebih terperinci

RIWAYAT REVISI /09/2016 Penerbitan Pertama MT MM /10/2016 Perubahan format IK. MT MM

RIWAYAT REVISI /09/2016 Penerbitan Pertama MT MM /10/2016 Perubahan format IK. MT MM Dibuat Oleh : INSTRUKSI KERJA Halaman 1 dari 9 Diperiksa Oleh : (Manajer Teknis ) ( Manajer Mutu ) RIWAYAT REVISI No Revisi Ke Tanggal Revisi Revisi/ Perubahan Direvisi Oleh Disahkan Oleh 1 00 08/09/2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama. Perbedaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metrologi adalah ilmu pengetahuan tentang ukur-mengukur (pengukuran). Pengukuran terjadi sejak manusia lahir sampai meninggal. Hal ini membuktikan bahwa seluruh fase

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 PENGOLAHAN DATA PENGKRAN Dari hasil pengukuran oven diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.1 Data hasil kalibrasi Dryer Oven Mesin Setting Suhu ( ) 00 400 600 Nilai Titik

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN Proses pengontrolan peralatan ukur dan pantau (Control of Monitoring and Measuring Device Elemen ISO7.6 ISO 9001 2008) di PT Torabika Eka Semesta dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

R adalah selisih massa bejana dalam keadaan terisi dan dalam keadaan kosong,

R adalah selisih massa bejana dalam keadaan terisi dan dalam keadaan kosong, Suplemen Pedoman Evaluasi dan Pernyataan A9. KALIBRASI GELAS UKUR Deskripsi Pengukuran Kalibrasi gelas dari bahan borosilicate glass berkapasitas 1 ml nilai skala terkecil.1 ml menggunakan metode gravimetri.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKK/FM.002/TB

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKK/FM.002/TB 1. Ruang Lingkup UNIVERSITAS GADJAH MADA Halaman : 1 dari 7 PETUNJUK TIMBANGAN (ELEKTRONIK DAN MEKANIK) Instruksi kerja ini digunakan untuk melaksanakan kalibrasi timbangan jenis elektronik dan mekanik.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. Measuring Device Elemen ISO 7.6 ISO ) di PT. X dilakukan dengan

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. Measuring Device Elemen ISO 7.6 ISO ) di PT. X dilakukan dengan BAB V ANALISA PEMBAHASAN Proses pengontrolan peralatan ukur dan pantau (Control of Monitoring and Measuring Device Elemen ISO 7.6 ISO 9001 2008) di PT. X dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa

Lebih terperinci

PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN

PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN disampaikan pada : WORKSHOP VALIDASI DATA ASPAK DINKES PROPINSI SUL-SEL Makassar, 20 Perbruari 2018 herwin.bpfkmks@gmail.com Peraturan Terkait UU NO. 36 TAHUN 2009

Lebih terperinci

Pengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Universal Testing Machine Amalia Rakhmawati

Pengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Universal Testing Machine Amalia Rakhmawati Pengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Amalia Rakhmawati email: amelchan_tique@yahoo.com Laboratorium Volgat Balai Kalibrasi Pusat Pengawasan Mutu Barang Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan Sites.google.com/site/calibrationconsultancy

Lebih terperinci

UJI BANDING LABORATORIUM KALIBRASI BMKG

UJI BANDING LABORATORIUM KALIBRASI BMKG UJI BANDING LABORATORIUM KALIBRASI BMKG Budi Santoso, S.T. Maulana Putra, S.Si Dian Premana, S.Si GA. MonangLumbanGaol, S.Kom Pusat Instrumentasi Rekayasa dan Kalibrasi Badan Meteorologi Klimatologi dan

Lebih terperinci

Apa itu Kalibrasi? Sekilas tentang Kalibrasi

Apa itu Kalibrasi? Sekilas tentang Kalibrasi Apa itu Kalibrasi? Sekilas tentang Kalibrasi Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar

Lebih terperinci

KALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU

KALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU KALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU Nahrul Amani 1, Dodi Sofyan Arief 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

EVALUASI NILAI VARIANCE UNTUK MENGHITUNG KOMPONEN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DIMENSI TIPE B DARI SUATU DISTRIBUSI RECTANGULAR DAN TRAPEZOIDAL

EVALUASI NILAI VARIANCE UNTUK MENGHITUNG KOMPONEN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DIMENSI TIPE B DARI SUATU DISTRIBUSI RECTANGULAR DAN TRAPEZOIDAL EVALUASI NILAI VARIANCE UNTUK MENGHITUNG KOMPONEN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DIMENSI TIPE B DARI SUATU DISTRIBUSI RECTANGULAR DAN TRAPEZOIDAL Joko Riyono Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

Peralatan Elektronika

Peralatan Elektronika Peralatan Elektronika Peralatan Elektronika adalah semua peralatan yang dipergunakan oleh manusia dengan mempergunakan prinsip kerja elektronika. Sebagai contoh : 1. Alat ukur 2. Alat kontrol industri

Lebih terperinci

Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung

Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung Pengukuran Teknik, Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Teknik Mesin UBL KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung 1.1 Pengukuran ( measurement ) Pengukuran adalah

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL ALAT AUDIOMETER

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL ALAT AUDIOMETER 55 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL ALAT AUDIOMETER Pada bab ini akan menjelaskan tentang pengujian alat audiometer dan analisa hasil yang terdapat pada alat. Pengujian dan analisa hasil tersebut meliputi

Lebih terperinci

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM Syamsul Fatimah, Rahmiati, Yoskasih Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM. Telah dilakukan

Lebih terperinci

Pengukuran Teknik Tri Mulyanto. Bab 1 PENDAHULUAN

Pengukuran Teknik Tri Mulyanto. Bab 1 PENDAHULUAN Bab 1 PENDAHULUAN Produk suatu pemesinan akan mempunyai kualitas geometrik tertentu. Dimana kualitas yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh pengendalian mutu dan proses produksi. Mutu yang baik tidak

Lebih terperinci

Materi Konsep dasar & istilah dalam Angka-angka Jenis-jenis kesalahan berdasarkan penyebabnya

Materi Konsep dasar & istilah dalam Angka-angka Jenis-jenis kesalahan berdasarkan penyebabnya BAB 1. PENGUKURAN & KESALAHAN By Aksan,ST,MT Teknik Listrik PNUP Materi : @. Konsep dasar & istilah dalam pengukuran @. Angka-angka penting @. Jenis-jenis kesalahan berdasarkan penyebabnya @. Jenis-jenis

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENGUKRAN. Primary sensing element Variable conversion element Data presentation element

KONSEP DASAR PENGUKRAN. Primary sensing element Variable conversion element Data presentation element KONSEP DASAR PENGUKRAN Primary sensing element Variable conversion element Data presentation element PRIMARY SENSING ELEMENT Elemen pengindraan Utama adalah Tranduser. Tranduser adalah sebuah alat yang

Lebih terperinci

BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 72 BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 72 BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 72 BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Kalibrasi Pengertian kalibrasi menurut ISO adalah seperangkat operasi dalam kondisi tertentu yang bertujuan untuk menentukan

Lebih terperinci

FISIKA 1 PENGUKURAN :: BESARAN DAN SATUAN

FISIKA 1 PENGUKURAN :: BESARAN DAN SATUAN FISIKA 1 PENGUKURAN :: BESARAN DAN SATUAN G U TA MA I N D R A G A N D H A, M. E N G P R O G R A M S T U D I T E K N I K E L E K T R O U N I V E R S I TA S D I A N N U S WA N TO R O Konsep Pengukuran Pengukuran

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI. Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA

PENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI. Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA PENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA 41306120011 PROGRAM STUDY TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2010 PENENTUAN

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TINGGI DENGAN TERMOKOPEL

RANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TINGGI DENGAN TERMOKOPEL RANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TINGGI DENGAN TERMOKOPEL Oleh: Yusman Wiyatmo dan Budi Purwanto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY ABSTRAK Tujuan yang akan dicapai melaui penelitian ini adalah: 1) membuat

Lebih terperinci

Bab III. Metodelogi Penelitian

Bab III. Metodelogi Penelitian Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Analisa kinerja AC split 3/4 PK dengan mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 variasi tekanan refrigeran dengan pembebanan terdapat beberapa tahapan

Lebih terperinci

LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LK 063 IDN

LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LK 063 IDN Temperatur Termometer gelas -15 0 C ~ 0 0 C 0.023 0 C ASTM E 77 (1998) SPRT PT 100 0 0 C ~ 100 0 C 0.15 0 C Termometer analog 0 0 C ~ 100 0 C 0.35 0 C ASTM E 220 (1996) SPRT PT 100 Temperature sensor w

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang metodologi penelitian, yang didalamnya terdapat uraian mengenai metode penelitian, instrumen penelitian, perancangan penelitian, tempat,dan

Lebih terperinci

KALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER)

KALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER) KALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STANDAR JIS B 7507 1993 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU Zulfebri 1, Dodi Sofyan Arief 2 1 Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metrologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang pengukuran. Pengukuran merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan seharihari pada berbagai bidang. Bidang

Lebih terperinci

PENGETAHUAN SNI ISO/IEC 17025:2008. By Rangga K Negara, ST

PENGETAHUAN SNI ISO/IEC 17025:2008. By Rangga K Negara, ST PENGETAHUAN By Rangga K Negara, ST DEFINISI : Standar Nasional Indonesia (SNI) : Standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional. STANDAR : Spesifikasi teknis atau

Lebih terperinci

Diagram blok sistem pengukuran

Diagram blok sistem pengukuran TEKNIK PENGUKURAN Mengukur adalah membandingkan parameter pada obyek yang diukur terhadap besaran yang telah distandarkan. Pengukuran merupakan suatu usaha untuk mendapatkan informasi deskriptif-kuantitatif

Lebih terperinci

PENGUKURAN TEMPERATUR

PENGUKURAN TEMPERATUR PENGUKURAN TEMPERATUR CONTENTS PENDAHULUAN RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR (RTD) THERMISTOR TERMOKOPEL METODE KALIBRASI INTRODUCTION TEMPERATUR TIDAK SEPERTI BESARAN LAIN (PANJANG, WAKTU, MASSA) ADALAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengukuran (measurement) adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran dalam bentuk angka (kuantitatif). Adapun yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

ANALISA DAN EVALUASI NILAI KETIDAKPASTIAN ALAT UKUR KETEGAKLURUSAN

ANALISA DAN EVALUASI NILAI KETIDAKPASTIAN ALAT UKUR KETEGAKLURUSAN TUGAS AKHIR ANALISA DAN EVALUASI NILAI KETIDAKPASTIAN ALAT UKUR KETEGAKLURUSAN Oleh : Bayu Akbari (2104 100 046) Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M.Eng. Lab. Perancangan dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan mutu merupakan bagian dari manajemen mutu yang difokuskan pada pemberian keyakinan bahwa persyaratan mutu akan dipenuhi. Secara teknis jaminan mutu pengujian

Lebih terperinci

PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN TEKANAN dan KALIBRASI INSTRUMENTASI

PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN TEKANAN dan KALIBRASI INSTRUMENTASI PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN TEKANAN dan KALIBRASI INSTRUMENTASI ABDILLAH SETYO PAMBUDI 1611069 TEKNIK MESIN S1 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN

Lebih terperinci

Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses.

Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses. Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses. Contoh : sistem instrumentasi pesawat terbang, sistem instrumentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Metrologi merupakan ilmu yang mempelajari pengukuran besaran - besaran fisika. Metrologi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu metrologi legal, metrologi ilmiah dan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN KONVERSI TEMPERATUR KE ARUS DAN TEGANGAN MENGGUNAKAN PERALATAN TIME MEASUREMENT

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN KONVERSI TEMPERATUR KE ARUS DAN TEGANGAN MENGGUNAKAN PERALATAN TIME MEASUREMENT LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN KONVERSI TEMPERATUR KE ARUS DAN TEGANGAN MENGGUNAKAN PERALATAN TIME MEASUREMENT DISUSUN OLEH : Nama : Abellio N. Sitompul NIM ` : 061340411637 Kelas : 3 EGB

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Sekilas PT. CTS Indonesia Didirikan pada tahun 2002 dan telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) anggota ILAC (International Laboratory Accreditation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jalan Kolam No. 1 / jalan Gedung PBSI Telp , Universitas Medan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jalan Kolam No. 1 / jalan Gedung PBSI Telp , Universitas Medan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal pengesahan usulan oleh pengelola program studi sampai dinyatakan selesai yang direncanakan berlangsung selama

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian sistem ini terdiri dari beberapa tahapan, dimulai dari pengujian

Lebih terperinci

Oleh: Nurul Yahady Tahir Mide Penera Tingkat Terampil

Oleh: Nurul Yahady Tahir Mide Penera Tingkat Terampil Oleh: Nurul Yahady Tahir Mide Penera Tingkat Terampil Latar Belakang Jangka sorong merupakan alat ukur yang banyak digunakan dalam berbagai industri baik industri kecil ataupun industri besar. Kebenaran

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA 50 BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan untuk mengetahui apakah rancangan rangkaian yang telah dibuat bekerja sesuai dengan landasan teori yang ada dan sesuai dengan tujuan pembuatan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Angka penting dan Pengolahan data

Pendahuluan. Angka penting dan Pengolahan data Angka penting dan Pengolahan data Pendahuluan Pengamatan merupakan hal yang penting dan biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Seperti ilmu pengetahuan lain, fisika berdasar pada pengamatan eksperimen

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Signal Conditioning. Gambar 2.1 Diagram blok sistem pengukuran (buku measurement sistem Bolton)

BAB II DASAR TEORI. Signal Conditioning. Gambar 2.1 Diagram blok sistem pengukuran (buku measurement sistem Bolton) BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Sistem pengukuran adalah aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia nyata lalu memberikanya nilai atau angka terhadap kejadian tersebut.

Lebih terperinci

Kajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025

Kajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025 Harsojo/Kajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025 55 Kajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025 Harsojo Jurusan Fisika FMIPA Universitas Gadjah Mada, Sekip

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN 4.. Prosedur Penelitian. 4... Tahap Persiapan Menyiapkan alat-alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan eksperimen. Yaitu ampere meter, volt meter, function generator,

Lebih terperinci

KETERTELUSURAN. Surya Ridwanna

KETERTELUSURAN. Surya Ridwanna KETERTELUSURAN Surya Ridwanna BIO DATA 1. NAMA : SURYA RIDWANNA 2. ALAMAT : 0818618438 surya_blk@yahoo.com 1. PENDIDIKAN : AKADEMI ANALIS KESEHATAN BANDUNG 1989 2. POST GRADUATE DIPLOMA IN SCIENCE UNIVERSITY

Lebih terperinci

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI By : Dwi Andi Nurmantris PENDAHULUAN PENGUKURAN PENGERTIAN PENGUKURAN Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian angka atau label terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TATA KERJA KALIBRASI Tata kerja dari pelaksanaan kalibrasi Dryer Oven dijelaskan pada bagan dibawah ini: Penentuan alat kalibrasi (Master) Penentuan Metode kalibrasi Metode

Lebih terperinci

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital 10 Bab II Sensor 11 2.1. Pendahuluan Sesuai dengan banyaknya jenis pengaturan, maka sensor jenisnya sangat banyak sesuai dengan besaran fisik yang diukurnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Percobaan yang dilakukan adalah percobaan dengan kondisi bukan gas penuh dan pengeraman dilakukan bertahap sehingga menyebabkan putaran mesin menjadi berkurang, sehingga nilai

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DAN KALIBRASI TERMOKOPEL TIPE K

KONSTRUKSI DAN KALIBRASI TERMOKOPEL TIPE K KONSTRUKSI DAN KALIBRASI TERMOKOPEL TIPE K Muklis Adi Saputra 1), Mulya Juarsa 2), Yogi sirodz Gaos 2), Muhammad Yulianto 2), Edi Marzuki 2) 2 Laboratorium Riset Engineering Development for Energy Conversion

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli Penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli Penelitian ini 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2012. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Mekanik dan Laboratorium

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI No.LST/TE/EKA5228/06 Revisi : 00 Tgl: 8 Sept 2015 Hal 1 dari 5 1. Kompetensi : Menjelaskan karakteristik dan kalibrasi rangkaian sensor suhu LM 335 2. Sub Kompetensi : 1) Menggambarkan kurva karakteristik

Lebih terperinci

ANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN

ANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN ANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN Renanta Hayu Peneliti pada Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi Metrologi LIPI

Lebih terperinci

Penyehatan Udara. A. Sound Level Meter

Penyehatan Udara. A. Sound Level Meter Penyehatan Udara Penyehatan udara merupakan upaya yang dilakukan agar udara yang ada disekeliling kita sebagai makhluk hidup tidak mengalami cemaran yang dapat berdampak pada kesehatan. Penyehatan udara

Lebih terperinci

PENGUKURAN TEKNIK TM3213

PENGUKURAN TEKNIK TM3213 PENGUKURAN TEKNIK TM3213 KULIAH 2: KARAKTERISTIK PENGUKURAN DAN INSTRUMENTASI Mochamad Safarudin Jurusan Teknik Mesin, STT Mandala Isi Kesalahan pengukuran Definisi statik Karakteristik statik Kalibrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Hampir semua orang sadar tentang perkembangan pesat dibidang teknologi elektronik dalam kurun waktu belakangan ini. Perkataan elektronik saja sudah cukup untuk memberi

Lebih terperinci

Sistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler

Sistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler Sistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler Mytha Arena 1, Arif Basuki 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro STTNAS Yogyakarta Jln. Babarsari, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281. mytha98@yahoo.com

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Lilik Kurniawan (L2F008053) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM

PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM Verifikasi Pipet Volumetri 10 ml Disusun oleh : Kelompok 4/E 2 Luthfia Nurul Anwar 116 Muhammad Rizky Prasetyo 116165 Sakina Fidyastuti 116231 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Tahapan Penelitian Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai Perancangan Sensor Pengujian Kesetabilan Laser Pengujian variasi diameter

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, 27 November 2016 Penyusun, Alfia Khairina

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, 27 November 2016 Penyusun, Alfia Khairina KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata ala, karena berkat rahmat-nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Waterbath. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA Serangkaian uji dan analisa dilakukan pada alat, setelah semua perangkat keras (hardware) dan program dikerjakan. Pengujian alat dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat dapat

Lebih terperinci

Statistik Pencacahan Radiasi

Statistik Pencacahan Radiasi Statistik Pencacahan Radiasi (Radiation Counting Statistics) Latar Belakang Radiasi dipancarkan secara acak (random) sehingga pengukuran radiasi berulang meskipun dilakukan dengan kondisi yang sama akan

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KONSEP DASAR SISTEM KONTROL Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 0 BAB I KONSEP DASAR

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C

ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C Dede Sutarya Bidang Bahan Bakar Nuklir - PTBN ABSTRAK ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C. Untuk

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

Contoh-2 Data Hasil Kalibrasi Orifice vs Aliran Standar (Ref.)

Contoh-2 Data Hasil Kalibrasi Orifice vs Aliran Standar (Ref.) Contoh-2 Data Hasil Kalibrasi Orifice vs Aliran Standar (Ref.) 29 Contoh Model Grafik Hasil Kalibrasi Orifice vs Aliran Referensi. 30 Metode Kalibrasi Aliran Udara Pada HVAS Pada dasarnya kalibarsi flowmeter

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur.

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur. BAB II LANDASAN TEORI II.I. Pengenalan Alat Ukur. Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang

Lebih terperinci

Verifikasi Standar Massa. Diklat Penera Tingkat Ahli 2011

Verifikasi Standar Massa. Diklat Penera Tingkat Ahli 2011 Verifikasi Standar Massa Diklat Penera Tingkat Ahli 2011 Indikator Keberhasilan Peserta diharapkan dapat menerapkan pengelolaan laboratorium massa dan metode verifikasi standar massa Agenda Pembelajaran

Lebih terperinci

Oleh: Oe Tiny Agustini Koesmawati PUSAT PENELITIAN KIMIA

Oleh: Oe Tiny Agustini Koesmawati PUSAT PENELITIAN KIMIA KALIBRASI PERALATAN GELAS Oleh: Oe Tiny Agustini Koesmawati PUSAT PENELITIAN KIMIA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA KALIBRASI ALAT GELAS Didalam salah satu kausal ISO 17025, peralatan gelas harus dikalibrasi

Lebih terperinci

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR DENGAN ROUGHNESS TESTER SURTRONIC-25

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR DENGAN ROUGHNESS TESTER SURTRONIC-25 ISSN 1979-2409 Ketidakpastian Pengukuran Kekasaran Permukaan Kelongsong Bahan Bakar Nuklir Dengan Roughness Tester Surtronic-25 (Pranjono, Ngatijo, Torowati, Nur Tri Harjanto) KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Arduino Uno R3 Pengujian sistem arduino uno r3 dilakukan dengan memprogram sistem arduino uno r3 untuk membuat Pin.4 menjadi nilai positif negative 0 dan 1 yang

Lebih terperinci

Tera dan Kalibrasi. dr. Naila Amalia

Tera dan Kalibrasi. dr. Naila Amalia Tera dan Kalibrasi dr. Naila Amalia 1. Pendahuluan Dewasa ini kebenaran hasil ukur sudah menjadi kebutuhan terutama di bidang pengawasan dan pengendalian mutu. Meskipun sebagian masyarakat masih menganggap

Lebih terperinci

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA (ESA 168)

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA (ESA 168) MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA (ESA 168) UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2018 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga buku Modul

Lebih terperinci

Sistem pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah

Sistem pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah Sistem pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah Jika hasil pengukuran (input sistem pengendalian) salah,

Lebih terperinci

KALIBRASI TERMOKOPEL TIPE K DENGAN HEAD BERDASARKAN SUHU PANAS KE DINGIN

KALIBRASI TERMOKOPEL TIPE K DENGAN HEAD BERDASARKAN SUHU PANAS KE DINGIN KALIBRASI TERMOKOPEL TIPE K DENGAN HEAD BERDASARKAN SUHU PANAS KE DINGIN Hendra Andriyani, Mulya Juarsa, Edi Marzuki, Yogi sirodz Gaos Muhammad Yulianto Laboratorium Riset Engineering Development for Energy

Lebih terperinci

BAB VI PENGUJIAN SISTEM. Beberapa skenario pengujian akan dilakukan untuk memperlihatkan

BAB VI PENGUJIAN SISTEM. Beberapa skenario pengujian akan dilakukan untuk memperlihatkan BAB VI PENGUJIAN SISTEM 6.1 Tahap Persiapan Pengujian Beberapa skenario pengujian akan dilakukan untuk memperlihatkan performansi sistem kontrol yang dirancang. Namun perlu dipersiapkan terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dinyatakan sebagai suatu angka satuan ukuran dikalikan dengan sesuatu. Nilai

BAB II LANDASAN TEORI. dinyatakan sebagai suatu angka satuan ukuran dikalikan dengan sesuatu. Nilai BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ISTILAH dan DEFINISI Besaran [quantity (measurable quantity)] sifat dari suatu gejala, benda atau bahan yang dapat dibedakan secara kualitatif dan ditentukan secara kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kompor induksi type JF-20122

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kompor induksi type JF-20122 BAB III METODE PENELITIAN.. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Research and Development Akademi Teknologi Warga Surakarta Jl.Raya Solo-Baki KM. Kwarasan, Grogol, Solo Baru, Sukoharjo...

Lebih terperinci

VIII Sistem Kendali Proses 7.1

VIII Sistem Kendali Proses 7.1 VIII Sistem Kendali Proses 7.1 Pengantar ke Proses 1. Tentang apakah pengendalian proses itu? - Mengenai mengoperasikan sebuah proses sedemikian rupa hingga karakteristik proses yang penting dapat dijaga

Lebih terperinci

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Sterilisator Botol Susu Bayi Berbasis Mikrokontroler

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Sterilisator Botol Susu Bayi Berbasis Mikrokontroler 60 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Alat sterilisai botol susu bayi adalah alat yang digunakan untuk membunuh bakteri dan kuman. Adapun spesifikasi modul yang penulis buat adalah

Lebih terperinci

Oleh : Mulyayanti Dosen Pembimbing : Suyanto,ST,MT

Oleh : Mulyayanti Dosen Pembimbing : Suyanto,ST,MT Uji Kinerja Sensor Temperature pada Portable Portable Biodigester Oleh : Mulyayanti 2406 100 086 Dosen Pembimbing : Suyanto,ST,MT JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

Oleh Marojahan Tampubolon,ST STMIK Potensi Utama

Oleh Marojahan Tampubolon,ST STMIK Potensi Utama Oleh Marojahan Tampubolon,ST STMIK Potensi Utama Sensor Sensor merupakan suatu alat/device yang berfungsi mengubah suatu besaran fisik (kecepatan,suhu,intensitas cahaya) dan besaran kimia (molaritas, mol)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metoda penelitian secara keseluruhan, hal ini

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metoda penelitian secara keseluruhan, hal ini BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini mengungkapkan metoda penelitian secara keseluruhan, hal ini merupakan rangkaian proses penelitian yang telah dilakukan. Proses penelitian ini dibagi kedalam beberapa

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIKUM PENGUKURAN TERMOMETER

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIKUM PENGUKURAN TERMOMETER LAPORAN INDIVIDU PRAKTIKUM PENGUKURAN TERMOMETER I. TUJUAN 1.Mahasiswa mengenal dan mengetahui penggunaan termometer digital dan analog. 2.Mahasiswa mampu mengukur suhu dengan menggunakan termometer digital

Lebih terperinci

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN 7.1. TUJUAN PENGUKURAN Ada banyak alasan untuk membuat pengukuran kebisingan. Data kebisingan berisi amplitudo, frekuensi, waktu atau fase informasi, yang

Lebih terperinci

KALIBRASI MIKROMETER SEKRUP EKSTERNAL DENGAN MENGACU PADA STANDAR JIS B DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU

KALIBRASI MIKROMETER SEKRUP EKSTERNAL DENGAN MENGACU PADA STANDAR JIS B DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU KALIBRASI MIKROMETER SEKRUP EKSTERNAL DENGAN MENGACU PADA STANDAR JIS B 7502-1994 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU Andry Kurnia 1, Dodi Sofyan Arief 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

4. Output Signal: Sinyal yang dihasilkan oleh suatu Peralatan, element atau system

4. Output Signal: Sinyal yang dihasilkan oleh suatu Peralatan, element atau system Measurement Terms dan Karaterisitik: Instrumentasi dan Kontrol Proses Istilah Signal 1. Measured Variable: Banyaknya, Properti atau kondisi yang sedang diukur - Istilah yang lain sering disebut sebagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan berkembang dari segala bidang khususnya di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan berkembang dari segala bidang khususnya di negara-negara maju, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Ilmu pengetahuan saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat dan berkembang dari segala bidang khususnya di negara-negara maju, sehingga memberikan dampak

Lebih terperinci