BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian. Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian. Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga merupakan Universitas yang terletak di kota Salatiga, Jawa Tengah. UKSW dimulai sebagai Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia (PTPGKI), yang diresmikan menjadi Universitas Kristen Satya Wacana ( Setia pada Firman Tuhan ) pada UKSW merupakan satu-satunya perguruan tinggi di Salatiga dengan jumlah mahasiswa sebanyak orang (data dari bagian administrasi kemahasiswaan, 2012) yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, yaitu dari bagian barat Indonesia, pulau Sumatera sampai bagian timur Indonesia, Papua. Dengan demikian, UKSW dikenal sebagai Indonesia Mini. Penelitian yang dilakukan di UKSW ini berawal dari keinginan peneliti untuk mengetahui tentang gambaran perilaku mahasiswi UKSW terhadap pemeriksaan payudara, karena kasus kanker payudara sudah semakin meningkat dan banyak dialami oleh wanita usia dibawah 30 tahun sehingga pemeriksaan payudara merupakan sesuatu yang sangat penting bagi mahasiswi sebagai bentuk deteksi dini kanker 72

2 payudara. Penelitian ini dimulai dengan mengurus surat Izin penelitian dari Fakultas Ilmu Kesehatan dan setelah itu mengurus izin penelitian di Kampus UKSW. Setelah mendapatkan izin penelitian pada tanggal 21 Maret, peneliti menghubungi partisipan yang akan diwawancarai dan mulai melakukan penelitian pada tanggal 28 Maret Dalam melakukan penelitian banyak hambatan yang dialami oleh peneliti antara lain dari partisipan sendiri yang tidak punya waktu luang untuk diwawancarai sehingga peneliti harus menunggu sampai partisipan sudah punya waktu dan bersedia untuk diwawancarai, selain itu juga selama proses penelitian berlangsung yaitu pada bulan April ada beberapa partisipan yang libur sehingga harus menunggu hingga masa liburan berakhir dan dilanjutkan pada tanggal 19 April dan 8 Mei Proses wawancara dilakukan berdasarkan guide line atau panduan pertanyaan wawancara yang sudah dipersiapkan oleh peneliti. Namun pertanyaan yang ditanyakan tidak berurutan sama seperti yang telah dipersiapkan tetapi peneliti mengembangkannya sehingga wawancara lebih santai dan bisa mendapatkan informasi yang lebih detail. Selama wawancara berlangsung peneliti merekam hasil wawancara dengan menggunakan alat perekam berupa tape recorder dan buku catatan untuk 73

3 mencatat hal-hal yang dianggap penting dan mendukung hasil wawancara. 4.2 Hasil Penelitian Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 5 orang mahasiswi UKSW ditemukan beberapa perilaku pemeriksaan payudara yang berbeda antara partisipan satu dengan yang lain. Secara umum, identitas dari kelima partisipan tersebut dapat ditunjukan dalam tabel dibawah ini. Tabel 1. Identitas Partisipan P1 P2 P3 P4 P5 Nama Nn. E Nn. C Nn. Sh Nn. N Nn. L Umur Asal Bali Papua Ambon Timor Halmahera Agama Kristen Protestan Kristen Protestan Kristen Protestan Kristen Protestan Kristen Katolik Fakultas FIK Teologi FTI FEB FSM Lama di Salatiga ± 10 bulan ± 10 bulan ± 10 bulan ±10 bulan ± 10 bulan Gambaran umum Partisipan a. Partisipan 1 Partisipan 1 merupakan mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) angkatan 2011 yang berasal dari Bali, dan sudah ± 10 bulan tinggal di Salatiga. Saat peneliti meminta partisipan (P1) untuk menjadi partisipan penelitian, P1 bersedia dan wawancara dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2012 pukul 74

4 10.00 pagi. Wawancara dimulai dengan peneliti memberikan informed consent dan penjelasan penelitian. Setelah P1 membaca, P1 menandatangani informed consent dan wawancara dimulai dan berlangsung sekitar 45 menit dan menggunakan bahasa sehari-hari (informal). Partisipan merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara dan merupakan satu-satunya anak perempuan di keluarganya. P1 jarang sakit yang parah sehingga jarang berobat juga ke rumah sakit dan penyakit yang sering dialaminya adalah gastritis (mag). Saat mengalami sakit P1 mengambil tindakan melakukan pengobatan sendiri jika mengetahui jenis obat yang akan digunakan karena sejak kecil keluarga P1 sudah membiasakan mereka untuk mengenal jenis obat untuk penyakitpenyakit ringan seperti sakit perut, sakit kepala dan lain sebagainya. Keluarga P1 banyak yang berprofesi di bidang kesehatan sehingga saat mengalami sakit biasanya akan menghubungi keluarganya (tante) yang berprofesi sebagai dokter. P1 termasuk pribadi yang tidak suka berolah raga namun berusaha menjaga kesehatannya dan 75

5 jika sakit P1 tidak langsung mengkonsumsi obat dari dokter atau yang telah disediakan di rumah tapi menggunakan tanaman tradisional sebagai pengobatan alternatif, sehingga saat penyakitnya masih bisa diatasi dengan tanaman obat tersebut maka P1 lebih memilih menggunakan obat tradisional tersebut. P1 memiliki sepupu yang menderita kanker payudara sehingga P1 cukup tahu tentang kanker payudara namun P1 meyakini bahwa dirinya tidak akan terkena kanker payudara sehingga jarang melakukan pemeriksaan payudara ke dokter namun, Ibu P1 terus mengingatkannya untuk melakukan pemeriksaan sendiri. Jadi pemeriksaan payudara dilakukan jika diingatkan oleh ibunya. b. Partisipan 2 Partisipan 2 (P2) berasal dari Papua dan berkuliah di Fakultas Teologi UKSW. P2 sudah lama tinggal di Salatiga selama ±10 bulan. Awalnya peneliti tidak mengenal P2 namun karena dikenalkan oleh teman peneliti maka pertemuan pertama peneliti menyampaikan maksud untuk 76

6 meminta P2 menjadi partisipan penelitian. Setelah peneliti menjelaskan tentang tujuan penelitian maka P2 bersedia menjadi partisipan. Selanjutnya peneliti membina hubungan saling percaya dan wawancara dilakukan pada tanggal 2 April 2012 di tempat kosnya P2. P2 cukup komunikatif sehingga wawancara berjalan dengan baik dan berlangsung sekitar 30 menit. Sebelum wawancara dilakukan peneliti memberikan informed consent dan penjelasan penelitian kepada P2 untuk dibaca dan setelah itu ditandatangani oleh P2. P2 merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara dan termasuk pribadi yang tidak suka merepotkan orang tua sehingga saat sakit, P2 hanya mendiamkannya saja atau menggunakan obat yang sudah ada di rumah untuk diminum. Jika merasa penyakitnya parah, P2 baru akan memberitahu orang tuanya untuk berobat ke dokter atau ke rumah sakit, namun selama ini, P2 jarang mengalami penyakit yang parah. Sewaktu berumur 5 tahun P2 pernah mengalami penyakit paru-paru dan pengobatannya menggunakan pengobatan tradisional. P2 jarang menggunakan fasilitas 77

7 pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas karena P2 tidak suka dan malas meminum obat dari dokter. Perilaku P2 ketika mengalami sakit juga dipengaruhi oleh perilaku masyarakat di sekitarnya yang juga lebih memilih untuk mendiamkan penyakit yang dialami dan tidak melakukan pengobatan ke rumah sakit, bahkan ada beberapa masyarakat yang sama sekali tidak tahu jika mereka sakit. Biaya kesehatan di daerahnya (Papua) sudah tergolong murah dan bisa diakses oleh semua masyarakat namun karena kurangnya pengetahuan maka mereka tidak melakukan pengobatan jika sakit. Pengobatan dilakukan ketika penyakit yang dialami sudah parah dan memerlukan biaya yang mahal untuk itu. Kanker payudara bukanlah suatu hal yang tabu bagi P2 tetapi untuk pemeriksaan payudara, P2 merasa baru mendengarnya dan tidak tahu bagaimana cara melakukan pemeriksaan payudara. Hal ini disebabkan kurangnya informasi yang diperoleh. 78

8 c. Partisipan 3 Proses pencarian partisipan ketiga dilakukan peneliti dan dibantu oleh teman peneliti yang berasal dari Ambon. Setelah dikenalkan oleh teman peneliti, peneliti bertemu dengan partisipan dan menjelaskan tentang tujuan penelitian dan menyampaikan maksud untuk meminta P3 menjadi partisipan dalam penelitian. P3 bersedia dan setelah berbincang-bincang selama 15 menit, peneliti bersama P3 mengatur jadwal untuk pertemuan berikutnya, kemudian pada tanggal 8 April 2012 peneliti bertemu lagi dengan P3 dan melakukan wawancara di kampus UKSW. Peneliti menjelaskan kembali tentang maksud penelitian dan mengklarifikasi kesediaan P3 untuk diwawancarai. Setelah itu peneliti memberikan informed consent beserta penjelasan penelitian. Proses wawancara dimulai ketika P3 menyatakan bersedia dengan menandatangani informed consent. Wawancara berlangsung selama 50 menit dan lancar karena P3 sangat komunikatif. P3 adalah anak pertama dari 3 bersaudara dan merupakan satu-satunya anak perempuan dalam 79

9 keluarganya. P3 adalah mahasiswi Fakultas Teknologi Informasi 2011, dan telah tinggal di Salatiga ±10 bulan. P3 sangat antusias untuk berbincang-bincang mengenai kesehatan pribadi khususnya tentang kesehatan payudara, karena keluarga P3 memiliki riwayat kanker payudara dan P3 juga sangat peduli tentang segala sesuatu menyangkut kesehatan pribadinya. Meskipun belum pernah melakukan pemeriksaan payudara ke dokter namun P3 selalu melakukannya secara rutin 2 kali dalam sebulan, karena P3 memiliki prinsip lebih baik mencegah dari pada mengobati sehingga P3 akan berusaha menjaga kesehatannya dengan mengontrol pola makannya karena sejak kecil sudah dididik agar sebisa mungkin menghindari penyakit atau mencegah terjadinya sakit supaya tidak merepotkan orang lain. Akses fasilitas pelayanan kesehatan di lingkungan tempat tinggalnya di Ambon sangat mudah karena sekitar 2 meter dari rumahnya, ada puskesmas dan ada 4 buah apotik. Biasanya fasilitas pelayanan kesehatan ini akan dimanfaatkan saat mengalami sakit. 80

10 d. Partisipan 4 Partisipan 4 berasal dari daerah Timor dan merupakan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Saat peneliti menyampaikan maksud untuk meminta P4 menjadi partisipan penelitian dan menjelaskan tentang gambaran penelitian maka, P4 bersedia menjadi partisipan dan wawancara dilakukan pada tanggal 19 April 2012 di kos P4 pukul WIB. Sebelum wawancara dimulai peneliti memberikan informed consent dan penjelasan penelitian sambil peneliti menjelaskan lagi tentang tujuan dari penelitian tersebut. Setelah P4 membaca dan menandatangani informed consent maka wawancara dimulai. Proses wawancara berlangsung sekitar 40 menit. P4 merupakan anak kedua dari dua bersaudara dan merupakan satu-satunya anak perempuan dalam keluarganya. P4 mengatakan bahwa dirinya merupakan tipe orang yang acuh atau kurang peduli dengan kesehatannya, dalam pengertian bahwa jika mengalami sakit yang masih ringan dan masih bisa beraktivitas maka P4 tidak akan memberitahu orang tuanya atau melakukan 81

11 pengobatan. P4 akan melakukan pengobatan jika merasa sakitnya itu sudah parah. Meskipun tidak begitu menyukai meminum obat dan pergi ke dokter ketika sakit, namun P4 lebih memilih pengobatan dari medis dari pada pengobatan tradisional karena dokter memiliki pengetahuan yang lebih tentang penyakit dan memiliki peralatan yang lebih lengkap. Berbeda dengan lingkungan asal tempat tinggal P4 yang lebih memilih menggunakan pengobatan tradisional obat kampung. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi tentang pentingnya kesehatan dan biaya pengobatan yang mahal di daerah tempat tinggalnya. Hal tersebut jugalah yang menyebabkan masyarakat di lingkungannya masih menganggap tabu kanker payudara karena merupakan suatu hal yang sensitif bagi seorang perempuan sehingga jarang dikomunikasikan/ dibicarakan kepada orang lain Dalam keluarganya ada yang berprofesi sebagai dokter sehingga saat mengalami sakit biasanya akan menghubungi keluarganya itu untuk berobat karena lebih nyaman dan mudah untuk berkonsultasi mengenai penyakit yang dialaminya. 82

12 Mengenai kanker payudara, P4 tidak memiliki riwayat kanker payudara dalam keluarganya dan kanker payudara bukanlah sesuatu yang tabu bagi P4. Namun dalam kenyataannya P4 tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri karena bukanlah suatu hal yang harus diprioritaskan. e. Partisipan 5 Proses pencarian partisipan 5 dibantu oleh teman peneliti yang berasal dari Halmahera. Setelah dikenalkan oleh teman peneliti, peneliti pun menjelaskan maksud peneliti untuk meminta kesediaan menjadi partisipan dalam penelitian dan juga menjelaskan tentang tujuan penelitian. Setelah P5 bersedia menjadi partisipan maka peneliti bersama P5 menentukan jadwal untuk melakukan wawancara. Wawancara dilakukan pada tanggal 8 Mei Sebelum wawancara dimulai peneliti memberikan informed consent dan penjelasan tentang penelitian. Partisipan 5 berasal dari Halmahera dan merupakan mahasiswi Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Ketika mengalami sakit, 83

13 P5 mendiamkan atau hanya beristirahat saja. Jika sakit yang dirasakannya sudah parah barulah P5 akan memberitahu orangtuanya untuk berobat ke rumah sakit. Kebiasaan keluarga P5 jika sakit hanya melakukan pengobatan di rumah sakit atau dokter. Mengenai kanker payudara, bukanlah sesuatu yang tabu bagi partisipan. P5 pernah merasa kuatir atau cemas akan terkena kanker payudara karena rasa nyeri yang dialaminya di payudara kiri, namun tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara, karena bagi P5 pemeriksaan dilakukan jika memang sudah menderita sakit. 84

14 Table 2. Hasil penelitian Partisipan KEBUDAYAAN Pandangan dunia Keyakinan Nilai Perilaku P1 P2 Kanker payudara dan pemeriksaan payudara merupakan suatu hal yang nyata. - Kanker payudara merupakan suatu hal yang nyata. - Pemeriksaan payudara nyata namun masih merupakan hal yang baru di dengar. - Pemeriksaan payudara penting untuk dilakukan - Tidak akan terkena kanker payudara Hal yang benar jika melakukan pemeriksaan payudara Hidup sehat maka akan terhindar dari penyakit. Jika ingin sehat harus mencegah dari awal. Melakukan pencegahan: - Periksa payudara ke dokter 1 kali selama hidupnya. - Periksa sendiri karena dukungan ibu - Tidak memakai bra saat tidur - Mencari informasi tentang kesehatan. Tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara: - Tidak tahu - Kurangnya informasi 85

15 P3 P4 P5 Kanker payudara dan pemeriksaan payudara merupakan hal yang nyata. Kanker dan pemeriksaan payudara merupakan hal yang sungguh nyata dan terjadi. Kanker payudara dan pemeriksaan payudara merupakan hal yang nyata. Pemeriksaan payudara sangat penting dan wajar untuk dilakukan dan menjadi prioritas. Hal yang benar dan penting untuk melakukan pemeriksaan payudara. Tidak perlu melakukan pemeriksaan payudara. Mencegah lebih baik dari pada mengobati Kesehatan harus menjadi prioritas utama namun semua tergantung situasi dan kondisi yang dialami. Sudah mengalami sakit barulah melakukan pemeriksaan. Belum pernah melakukan pemeriksaan ke dokter namun rutin 2 kali dalam sebulan melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara: - Tidak tahu dan malas - Merasa diri sehat Tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara: - Malas - Acuh atau kurang peduli. 86

16 4.2.2 Analisis masing-masing aspek Manusia itu merupakan makhluk yang unik. Antara pribadi manusia yang satu dengan yang lain akan berbeda baik dalam perilaku maupun tindakan. Tindakan seunik apapun manusia itu tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosial dan budayanya. Pengaruh itu bisa datang dari mana saja, mulai dari keluarga sampai dengan masyarakat, sejak lahir hingga dewasa dan hidup di tengah masyarakat sehingga manusia bisa belajar dan berkembang dalam suatu lingkungan tertentu dan menganut serta terbentuk sesuai dengan budaya setempat. Kebudayaan merupakan nilai dan sikap yang digunakan serta diyakini oleh suatu masyarakat. Makna istilah kebudayaan telah semakin meluas. Perhatian semakin banyak dicurahkan kepada kebudayaan popular yakni sikap-sikap, dan nilai-nilai masyarakat awam. Dalam kebudayaan juga terdapat beberapa lapisan yaitu pandangan dunia (world view), keyakinan (beliefs) nilai (values), dan perilaku (behavior). Berikut penjelasan mengenai perilaku pemeriksaan payudara mahasiswi UKSW ditinjau dari perspektif kebudayaan. 87

17 a. Pandangan dunia (world view) Pandangan dunia (world view) merupakan lapisan paling dalam dari kebudayaan dan yang melandasi keyakinan seseorang. Pandangan dunia (World view) dalam hal ini mengenai suatu pandangan seseorang yang nyata tentang konsep sehat dan sakit. Masing-masing partisipan mampu menyatakan pandangan mereka dengan baik berdasarkan apa yang mereka pahami dan alami terkait dengan sehat dan sakit, serta pandangan mereka tentang kanker payudara dan pemeriksaan payudara. Partisipan 1 menggambarkan sehat sebagai suatu kondisi dimana tubuh tidak terganggu sehingga masih bisa beraktivitas. Sebaliknya sakit dipahami sebagai kondisi tubuh yang lemah sehingga tubuh tidak bisa beraktivitas dengan baik. P1 merasa sehat ketika mampu melakukan aktivitasnya dengan maksimal dan ketika aktivitas terganggu karena tubuh yang tidak fit, disitulah P1 merasa kondisi tubuhnya menurun dan merasa sakit. P1 memandang kanker payudara dan pemeriksaan payudara merupakan suatu hal yang 88

18 nyata dan sungguh ada karena sudah banyak kasus mengenai kanker payudara terutama ada keluarganya yang mengalami penyakit tersebut sehingga P1 juga tahu tentang pemeriksaan payudara. P1: kan sekarang sudah banyak kasus yang masalah kanker payudara. Trus apalagi itu saudaranya E itu juga kanker payudara (P1 175). (sekarang sudah banyak kasus mengenai masalah kanker payudara dan ada juga saudara E yang kanker payudara) P2 mempunyai pemahaman tentang sehat yaitu kondisi tubuh yang menyenangkan karena bisa melakukan hal-hal yang ingin dilakukan seperti berkumpul dengan teman-teman. Sedangkan sakit merupakan kondisi tubuh yang lemah sehingga mengganggu aktivitas atau tidak bisa melakukan hal-hal yang ingin dilakukan. P2 merasa sakit ketika tidak bisa berkumpul dengan teman-temannya karena kondisi tubuh yang terganggu dan sakit kepala yang kadang dihiraukan oleh orang lain, termasuk dalam golongan sakit karena menurut P2 sangat mengganggunya ketika akan melakukan aktivitasnya. P2 mempunyai pandangan bahwa kanker payudara merupakan suatu hal nyata 89

19 sedangkan pemeriksaan payudara merupakan suatu hal yang baru didengar oleh P2. P2: Tidak tabu kaka tapi amh, tidak terbiasa dengar tentang pemeriksaan payudara. Kalo yang tentang kanker sa dengar kan banyak orang yang sakit begitu (P2 135) (tidak tabu kaka, tetapi tidak terbiasa dengar tentang pemeriksaan payudara. Mengenai kanker saya dengar karena banyak orang mengalami penyakit tersebut). Bagi P3, sehat merupakan kondisi tubuh yang sehat baik secara jasmani dan rohani dengan pola hidup yang sehat seperti menjaga pola makan dan istirahat yang cukup sehingga P3 merasa sehat jika tubuhnya fit dan semangat serta bisa mengkonsumsi makanan yang sehat dengan istirahat yang cukup. Sedangkan sakit dipahami sebagai kondisi tubuh yang lemah dan menurunnya energi tubuh sehingga tidak bisa beraktivitas dan terganggunya fungsi organ dalam tubuh manusia. P3 merasa sakit ketika kondisi tubuhnya sudah letih sehingga membutuhkan istirahat yang cukup. P3 memandang kanker payudara dan pemeriksaan payudara merupakan suatu hal yang nyata dan terjadi dalam kehidupan manusia. Pemahaman tersebut dipengaruhi oleh kondisi dalam 90

20 keluarganya yang mempunyai riwayat kanker payudara sehingga kanker payudara dan pemeriksaan payudara bukan suatu hal baru bagi P3. P4 mempunyai pendapat yang berbeda bahwa, sehat merupakan kondisi tubuh yang tidak sakit dalam artian bisa mengatur pola makannya dengan baik sehingga dapat memberikan energi bagi tubuh untuk bisa beraktivitas. Sedangkan sakit merupakan menurunnya daya tahan tubuh sehingga ada virus yang masuk ke dalam tubuh. Jadi, sakit dialami oleh P4 saat tubuhnya sangat letih. Bagi P4, pemeriksaan payudara merupakan suatu hal yang sungguh nyata dan terjadi di masyarakat. Pandangan tersebut bukan tanpa alasan karena sewaktu SMA pernah adanya penyuluhan tentang kanker payudara dan pencegahan payudara sehingga P4 cukup tahu tentang penyakit kanker payudara. Pandangan P5 mengenai sehat adalah kondisi tubuh yang fit dan mampu melakukan aktivitas dengan baik, sedangkan sakit merupakan kondisi tubuh yang lemah dan terbatas dalam melakukan 91

21 aktivitas. Bagi P5 kanker payudara suatu hal yang nyata dan banyak kasus yang terjadi di masyarakat. Demikian juga dengan pemeriksaan payudara. P5 : Kanker payudara pernah lihat waktu masih di desa (P5 100). Sehat dan sakit itu merupakan suatu kondisi yang relatif dan didefinisikan dengan istilah yang bersifat individual karena terlihat dari hasil penelitian bahwa masing-masing partisipan mempunyai world view (pandangan dunia) yang berbeda tentang konsep sehat dan sakit. Hal tersebut dipahami berdasarkan pengalaman dan kenyataan yang dialami. Kondisi sehat dan sakit juga berkaitan erat dengan lingkungan tempat tinggal dan lingkungan dimana partisipan bersosialisasi. Dalam konteks ini semua partisipan merupakan mahasiswi yang tentu saja aktif dalam berbagai kegiatan akademik maupun nonakademik sehingga saat tubuh lemah maka bisa mengganggu aktivitas partisipan, sehingga hal tersebut dinyatakan sebagai kondisi sakit. Pandangan dunia (world view) partisipan mengenai pemeriksaan payudara merupakan suatu hal yang nyata dan terjadi di dalam masyarakat. 92

22 b. Keyakinan (beliefs) Keyakinan (beliefs) merupakan lapisan kedua dari kebudayaan dan dilandasi oleh pandangan dunia. Dari keyakinan akan terbentuk suatu nilai. Keyakinan dalam hal ini tidak ada hubungannya dengan hal-hal gaib, tetapi hanyalah keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah mengenai sehat dan sakit. Apa yang diyakininya itu merupakan sesuatu yang dianggap benar dan menjadi pedoman dalam mengambil tindakan untuk mempertahankan kesehatannya. Saat berhadapan dengan suatu penyakit yang dialami, masing-masing partisipan mempunyai respon dan keyakinan yang berbeda dalam menangani hal tersebut. P1 saat mengalami sakit diusahakan untuk ditangani di rumah, jika tidak bisa ditangani barulah di bawa ke rumah Sakit. Dulunya P1 sering mengkonsumsi obat dari rumah sakit namun setelah mengetahui efek samping obat dari rumah Sakit yang banyak mengandung zat kimia yang akan berpengaruh negatif pada tubuh manusia maka P1 berusaha ketika mengalami sakit diobati dengan tanaman-tanaman tradisional yang 93

23 bisa dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit tertentu. Mengenai kanker payudara bukanlah sesuatu yang tabu bagi P1 karena dalam keluarganya ada yang mengalami penyakit tersebut sehingga P1 cukup tahu tentang kanker payudara dan pemeriksaan payudara. Bagi P1 pemeriksaan payudara penting untuk dilakukan namun, P1 jarang melakukannya karena ada keyakinan bahwa tidak akan mengalami penyakit tersebut serta tidak ada niat sehingga malas untuk melakukan pemeriksaan payudara ke dokter. Berikut pernyataan partisipan: P1: Kalo E, pemeriksaan payudara itu penting sih namun E belum pernah punya niat untuk memeriksakan payudara ke dokter). (Bagi E, pemeriksaan payudara penting untuk dilakukan namun E belum pernah punya keinginan untuk memeriksakan payudara ke dokter). Hal yang sama juga dilakukan oleh P2 ketika mengalami sakit maka akan ditangani di rumah dengan obat-obat medis yang tersedia di rumah. Dari ke-5 partisipan, P2 yang belum pernah atau belum terbiasa mendengar tentang pemeriksaan payudara. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi mengenai pemeriksaan payudara. 94

24 Meskipun, pemeriksaan payudara merupakan hal baru bagi P2 namun, P2 mempunyai keyakinan bahwa pemeriksaan payudara sangat benar dilakukan agar bisa mengetahui kondisi tubuh khususnya payudara. P2: (Kalo menurut C, sangat benar dilakukan hanya karena C juga baru tahu yang begitu-begitu jadi tra pernah periksa ke dokter atau periksa sendiri (P2 195). (menurut C, sangat benar dilakukan hanya karena C baru mengetahui hal tersebut jadi tidak pernah melakukan pemeriksaan ke dokter maupun periksa sendiri). Pendapat yang berbeda dari P3 yaitu lebih memilih untuk melakukan pengobatan di rumah sakit atau puskesmas karena lebih pasti. Namun ada beberapa penyakit tertentu seperti flu, pilek atau sakit perut biasanya ditangani di rumah. Meskipun lebih memilih pengobatan di rumah sakit, namun tidak menutup kemungkinan bagi P3 untuk melakukan pengobatan dengan menggunakan tanaman tradisional yang ada. Bagi P3 kanker payudara dan pemeriksaan payudara bukan suatu hal yang tabu untuk dibicarakan karena dalam keluarga P3 sendiri ada riwayat kanker payudara sehingga P3 tahu mengenai kanker payudara dan pemeriksaan payudara. P3 mempunyai keyakinan 95

25 bahwa pemeriksaan payudara sangat penting dan baik untuk dilakukan sehingga P3 memberikan prioritas untuk melakukan pemeriksaan payudara karena payudara merupakan bagian tubuh yang vital. P3: Merasa itu sesuatu yang penting kak. Harus dilakukan supaya bisa tahu kondisi payudara. Jadi itu sesuatu yang wajar. Bukan hal yang tabu (P3 160). (Merasa itu merupakan sesuatu yang penting. Harus dilakukan agar bisa mengetahui kondisi payudara. Jadi sesuatu yang wajar, bukan hal yang tabu). P4 dan P5 lebih memilih menggunakan fasilitas pelayanan medis seperti rumah sakit atau puskesmas karena langsung ditangani oleh dokter yang sudah berpengalaman dan itu juga merupakan kebiasaan dari keluarga mereka sehingga tidak pernah menggunakan pengobatan tradisional. Bagi P4, kanker payudara bukanlah suatu hal yang tabu untuk dibicarakan dan menurut P4 pemeriksaan payudara perlu dan sangat benar untuk dilakukan agar bisa mengetahui tentang kondisi atau kesehatan payudara karena kanker payudara tumbuh dan berkembang di dalam tubuh tanpa disadari. 96

26 P4: Sonde pernah pake yang tradisional begitu. Biasa pi dokter sa (P4 265). Sonde tabu. Haruslah karena kanker tu tumbuh sebenarnya katong sonde sadar sih, tiba-tiba dia su tumbuh sah, su besar baru tahu (P4160). (Tidak pernah menggunakan yang pengobatan tradisional. Biasanya pergi ke dokter saja. Tidak tabu, harus, karena kanker timbul sebenarnya kita tidak sadar, tiba-tiba sudah tumbuh dan sudah besar kankernya baru disadari). P5 juga mengakui bahwa kanker payudara dan pemeriksaan payudara bukanlah suatu hal yang tabu untuk dibicarakan. Namun P5 menyakini bahwa pemeriksaan payudara tidak perlu untuk dilakukan. Hal ini disebabkan karena P5 malas dan jika merasa benar-benar sakit barulah melakukan pemeriksaan. P5: Dari kita, kalau pribadi. Tidak perlu. Kalau benar-benar payudara sakit baru pergi periksa. Tapi kalau tidak, malas pergi (P5 155). (Menurut pribadi saya, tidak perlu. Jika benar-benar payudara sakit baru melakukan pemeriksaan. Tetapi jika tidak, malas melakukan pemeriksaan). Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat kita cermati bahwa keyakinan tentang sehat dan sakit berbeda-beda seorang dengan yang lain. Hal ini bisa dipengaruhi oleh orang tua, atau keluarga dan lingkungan tempat tinggal. Kepercayaan tersebut 97

27 kadang diyakini tanpa ada pembuktian terlebih dahulu karena hal tersebut sudah menjadi kebiasaan yang sudah sering dilakukan oleh keluarga atau masyarakat di lingkungan sekitar. Kepercayaan atau keyakinan juga dibentuk oleh pengetahuan, kebutuhan dan kepentingan. Semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh bisa mengubah keyakinan seseorang mengenai konsep sehat dan sakit. Hal ini berarti bahwa orang percaya atau meyakini sesuatu dapat disebabkan karena ia mempunyai pengetahuan tentang itu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan memiliki pengetahuan tentang adanya fasilitas pelayanan kesehatan namun tidak selalu dimanfaatkan untuk melakukan pengobatan. Terkait dengan masalah pemeriksaan payudara, partisipan yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman tentang kanker payudara memiliki keyakinan bahwa pemeriksaan payudara merupakan suatu hal yang benar dan baik untuk dilakukan. 98

28 c. Nilai (values) Nilai merupakan lapisan ke-3 dari kebudayaan dan dilandasi oleh keyakinan. Dari nilai yang dimiliki inilah yang akan dapat diamati melalui perilaku seseorang. Konsep nilai tidak dapat didefinisikan dengan sederhana. Nilai bisa dipahami sebagai keyakinan suatu individu terhadap suatu pemikiran, tingkah laku maupun kebiasaan yang berpengaruh terhadap perilaku yang ditampilkan. Nilai juga merupakan suatu hal yang dianggap baik atau buruk mengenai sehat dan sakit terutama mengenai pemeriksaan payudara. Masing-masing partisipan memiliki nilai yang berbeda-beda mengenai pemeriksaan payudara. P1 menyatakan bahwa kanker payudara bisa disebabkan oleh faktor keturunan yaitu adanya riwayat kanker payudara dalam keluarga maka sangat besar kemungkinan untuk terkena kanker payudara. Namun, bagi P1 dengan menerapkan pola hidup sehat maka akan terhindar dari penyakit tersebut. P1: Gak cemas karena E yakin selagi E bisa hidup sehat pasti kan gak mungkin terkena. Pokoknya tergantung pola hidup kitanya aja yang gimana ( P1 185). 99

29 (Tidak cemas karena E yakin bahwa saat E masih bisa hidup sehat pasti tidak mungkin terkena. Semua tergantung bagaimana pola hidup kita). Lain halnya dengan P2, yang belum pernah mendengar tentang pemeriksaan payudara namun merasa bahwa hal tersebut sangat baik untuk dilakukan agar bisa mengetahui kondisi kesehatan payudara. P2 mengatakan bahwa jika ingin hidup sehat harus melakukan pemeriksaan dari awal sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit. P2: Kalo menurut C, baik sih kan tong bisa tahu kesehatan tubuh (P2 185). Kan itu menyangkut diri sendiri jadi kalo mau sehat harus memeriksakan diri sendiri (P2 200). (Menurut C, baik dilakukan (pemeriksaan payudara) agar kita bisa mengetahui kesehatan tubuh. Jadi hal tersebut berkaitan dengan diri sendiri jadi jika ingin sehat harus memeriksakan diri). P3 memberikan prioritas untuk melakukan pemeriksaan payudara karena P3 memiliki prinsip bahwa mencegah lebih baik dari pada mengobati sehingga saat P3 mendapatkan informasi-informasi penting mengenai kesehatan maka P3 akan berusaha untuk menerapkannya karena dengan tubuh yang sehat maka setiap kegiatan akan dilakukan dengan optimal. Prinsip yang dimiliki P3 100

30 dipengaruhi oleh didikan keluarga agar tetap menjaga kesehatan tubuh supaya tidak sakit dan merepotkan orang lain. Menurut P3 kanker payudara itu berawal dari benjolan kecil yang tumbuh di payudara dan jika sudah parah maka payudara bisa berwarna merah, bernanah dan kemudian mengeluarkan bau busuk. P3 memiliki pengetahuan tentang kanker payudara dan pemeriksaan payudara karena memiliki riwayat kanker payudara dalam keluarganya sehingga saling bertukar informasi dengan ibunya. Selain itu pengetahuan juga diperoleh dengan membaca informasi-informasi penting tentang kesehatan payudara. P3: iy, prioritas kak karena bagian payudara itu kan vital toh kak (P3 165). karena SH punya prinsip, kesehatan itu penting lebih baik mencegah dari pada mengobati. Jadi kesehatan itu wajiblah kak. Hidup tu musti sehat (P3 235) (iy, prioritas kaka, karena bagian payudara itu vital. Karena SH mempunyai prinsip, kesehatan itu penting. Lebih baik mencegah dari pada mengobati. Jadi kesehatn itu wajiblah kak. Hidup itu harus sehat). Pendapat yang lain dari P4 bahwa, pemeriksaan payudara merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan namun P4 tidak 101

31 memberikan prioritas utama untuk melakukan pemeriksaan payudara karena bagi P4 ada banyak hal yang lebih penting yang harus diutamakan dalam kehidupan. P4 juga tidak punya keinginan untuk mengetahui tentang pemeriksaan payudara sehingga jarang bertanya atau berdiskusi dengan orang lain mengenai hal tersebut. Menurut P4 kanker payudara itu disebabkan karena kebiasaan mengkonsumsi makanan yang instan. P4: kanker sih, penyebabnya, kebiasaan makan makanan instan (P4 145). Menurut beta, jadi prioritas atau tidak tergantung kondisi yang ada soalnya sakit kan bukan Cuma kanker toh, banyak hal. Kadang-kadang yang betul-betul penting yang harus diprioritaskan itu ada hal lain (P4 205). (kanker, penyebabnya, kebiasaan makan yang instan. Menurut saya, jadi prioritas atau tidak tergantung kondisi yang ada soalnya sakit bukan hanya kanker, tapi banyak hal. Kadang-kadang yang betul-betul penting yang harus diprioritaskan itu ada hal lain). Pemahaman P5 mengenai kanker payudara adalah adanya pembengkakan seperti batu di sekitar payudara. Pendapat yang sangat berbeda dari P5 yaitu bahwa pemeriksaan payudara memang penting untuk dilakukan namun P5 memiliki nilai pribadi bahwa jika sudah benar-benar 102

32 mengalami penyakit kanker payudara barulah akan memeriksakan diri. Nilai pribadi yang dimiliki P5 terbentuk dari perilakunya ketika mengalami sakit, maka hanya mendiamkannya saja tanpa melakukan pengobatan dan jika penyakit yang dialaminya sudah parah barulah akan berusaha mencari pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat kita cermati bahwa nilai yang dianut berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan tentang nilai-nilai pribadi dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Partisipan yang beranggapan bahwa pemeriksaan payudara penting untuk dilakukan maka akan diterapkan dalam kehidupannya, tetapi ada juga partisipan yang beranggapan bahwa pemeriksaan payudara penting untuk dilakukan namun tidak memberikan prioritas untuk hal itu. Ada juga yang sama sekali tidak peduli dengan kesehatan payudara sehingga tidak memberikan prioritas untuk hal tersebut. Nilai terbentuk bukan hanya dari keyakinan pribadi tentang kesehatan melainkan juga berasal dari didikan keluarga. 103

33 d. Perilaku (behavior) Perilaku merupakan lapisan paling luar dari kebudayaan dan sebagai hasil akhir dari pandangan dunia (world view), keyakinan (beliefs) dan nilai (values) yang dimiliki seseorang yang dapat diamati. Dengan kata lain, perilaku merupakan keseluruhan pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal. Menurut Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2010) perilaku dibedakan dalam tiga bagian yaitu pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), tindakan/praktik (practice). Berikut penjelasan mengenai perilaku pemeriksaan payudara masing-masing partisipan. Tabel 3. Perilaku Pemeriksaan Payudara Partisipan Partisipan Perilaku Pengetahuan Sikap Praktik P1 Tahu tentang Pemeriksaan Melakukan pemeriksaan payudara pemeriksaan payudara. merupakan suatu payudara sendiri, hal yang penting untuk dilakukan. 1 kali periksa ke dokter. P2 Tidak tahu Pemeriksaan Tidak pernah tentang payudara adalah melakukan pemeriksaan payudara baik dan penting untuk dilakukan. pemeriksaan payudara. P3 Tahu tentang Mau melakukan 2 kali dalam pemeriksaan dan memberikan sebulan payudara. prioritas untuk melakukan pemeriksaan payudara. pemeriksaan payudara sendiri. 104

34 P4 Tidak tahu tentang pemeriksaan payudara. P5 Tahu tentang pemeriksaan payudara. Bukanlah suatu hal yang harus diprioritaskan. Tidak melakukan pemeriksaan payudara. mau Tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara. Tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara. Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa P1 melakukan pemeriksaan payudara meskipun jarang karena merasa yakin tidak akan mengalami penyakit kanker payudara serta tidak ada niat, namun P1 pernah sekali melakukan pemeriksaan payudara ke dokter saat melakukan pemeriksaan kesehatan untuk tes masuk SMA. Setelah itu tidak pernah lagi melakukan pemeriksaan ke dokter. Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan oleh P1 jika diingatkan oleh ibunya, karena dalam keluarga P1 memiliki riwayat kanker payudara. Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan saat mandi, dengan mencari adanya benjolan atau tidak di payudara. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi P1 jarang melakukan pemeriksaan payudara yaitu merasa tidak nyaman (geli), malas atau tidak ada niat, merasa yakin tidak akan terkena atau mengalami penyakit kanker. Hal 105

35 ini menunjukkan bahwa nilai-nilai pribadi yang dimiliki oleh individu sangat berpengaruh terhadap tindakan yang akan dilakukannya. Lain halnya dengan P2 yang belum pernah sama sekali melakukan pemeriksaan payudara ke dokter maupun pemeriksaan sendiri. Saat wawancara peneliti menjelaskan sedikit tentang pemeriksaan payudara dan setelah tahu mengenai hal tersebut P2 mempunyai keinginan untuk melakukan pemeriksaan sendiri dan merasa bahwa pemeriksaan payudara merupakan suatu hal baik yang perlu dilakukan. Beberapa hal yang menyebabkan P2 tidak melakukan pemeriksaan payudara adalah kurangnya informasi mengenai pemeriksaan payudara karena di lingkungan tempat tinggal P2, di Papua belum pernah ada penyuluhan mengenai kanker payudara maupun pemeriksaan payudara, sehingga merupakan suatu hal baru bagi P2 dan timbul perasaan malu jika harus memeriksakan diri ke dokter. Selain karena kurangnya informasi, perilaku P2 juga dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat setempat yang kurang peduli dengan kesehatan sehingga saat penyakit 106

36 yang dialami sudah parah barulah memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit. Perilaku yang berbeda juga ditunjukkan oleh P3 yang memiliki prinsip mencegah lebih baik dari pada mengobati sehingga P3 selalu berusaha untuk menjaga kesehatannya, terutama mengenai kesehatan payudara. Hal ini dibuktikan dengan selalu melakukan pemeriksaan payudara sendiri 2 kali dalam sebulan. Pemeriksaan payudara dilakukan karena kesadaran sendiri dan kadangkadang juga diingatkan oleh ibunya, sedangkan pemeriksaan ke dokter belum pernah dilakukannya. P3 cukup tahu dan mengerti tentang penyakit kanker payudara dan pemeriksaan payudara karena ada riwayat keluarga yang menderita kanker payudara. Sehingga ada kesadaran untuk tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat yaitu pola makan yang teratur, mengkonsumsi makanan yang direbus, minum susu, istirahat yang cukup dan lain-lain. Perilaku P3 bertolak belakang dengan perilaku sebagian masyarakat di lingkungannya (Ambon) yang masih beranggapan bahwa kesehatan payudara 107

37 merupakan suatu hal yang tabu sehingga kurang memperhatikan atau melakukan tindakan pencegahan dini. Penyebabnya adalah informasi yang masih kurang. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku sehat individu lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan keluarga yang merupakan lingkungan yang paling dekat dengan individu. P4 mempunyai perilaku yang berbeda juga mengenai pemeriksaan payudara. P4 belum pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri maupun pemeriksaan ke dokter. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi mengenai pemeriksaan payudara, merasa diri sehat, tidak memiliki riwayat penyakit kanker payudara dalam keluarganya sehingga malas untuk melakukan pemeriksaan dan sebenarnya P4 mempunyai keinginan untuk memeriksakan payudara ke dokter namun tidak tahu harus periksa kemana dan karena pemeriksaan payudara itu merupakan sesuatu yang sensitif bagi seorang wanita maka pemeriksaan harus dilakukan oleh dokter wanita. P4 termasuk orang yang kurang peduli atau cuek dengan kesehatan pribadinya meskipun selalu ada 108

38 dukungan positif dari keluarga untuk tetap mempertahankan kesehatan, sehingga P4 tidak memberikan prioritas untuk melakukan pemeriksaan payudara karena bagi P4, ada hal lain yang lebih penting untuk diprioritaskan selain pemeriksaan payudara. Hal diatas menjelaskan bahwa perilaku seseorang terbentuk dari keyakinan dan nilai pribadi yang dimiliki namun seringkali tidak sesuai antara keyakinan dengan nilai pribadi yang dimiliki. Hal yang sama juga terjadi pada P5 yang belum pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri maupun pemeriksaan payudara ke dokter. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi dan memang tidak punya keinginan untuk mengetahui informasi tentang kesehatan payudara. Meskipun belum pernah sama sekali melakukan pemeriksaan payudara namun setelah tahu, dia akan berusaha untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Berikut pernyataan masing-masing partisipan: P1: itu waktu mau masuk ke sekolah farmasi, SMA kan trus ikut tes kesehatan, sama dokternya itu diperiksa (P1 195). ha a pernah. Kadang-kadang kalo ingat periksa sendiri itu karena kasusnya sepupu saya itu yang kanker. Karena sepupu saya 109

39 yang kanker itu justru mama saya yang lebih cemas, karena itu kan penyakit keturunan jadi mama saya bilang, coba itu periksa ntar kayak mba D takutnya udah parah kayak punya nya D (sepupu E yang kanker payudara (205). yah, paling waktu mandi itu cuma di pegang aja ada benjolan atau gak. Gitu aja (P1 215). (saat itu mau masuk ke sekolah farmasi, SMA. Kemudian melakukan tes kesehatan. Oleh dokter, diperiksa. Iya pernah. Kadang-kadang ingat untuk melakukan pemeriksaan sendiri karena kasus sepupu saya yang kanker. Karena sepupu saya yang kanker, ibu saya yang lebih cemas, karena itu merupakan penyakit keturunan jadi ibu saya mengatakan, coba diperiksa nanti seperti mbak D. takutnya jika sudah parah seperti mabak D. Yah, biasanya saat mandi. Cuma dipegang ada benjolan atau tidak. Itu saja). P2: Belum pernah karena memang tidak tahu kaka (P2 150) kalo periksa sendiri, tidak apa-apa. Kan tong punya sendiri tapi macam kalo dokter yang periksa, aduh.., malu. Hehehehe (P2 160). (Belum pernah karena memang tidak tahu kaka. jika periksa sendiri tidak mengapa, karena milik kita sendiri tetapi jika dokter yang periksa, malu). P3: Blum pernah periksa ke dokter kak. Cuma palingan sering didepan kaca trus angkat tangan liat ada benjolan tidak kak. Itu sih (P3 185) Itu sih biasa sebulan sekitar 2 kali (P3 190). (belum pernah periksa ke dokter. Biasanya sering di depan cermin, lalu mengangkat tangan dan melihat adanya benjolan atau tidak. Itu saja. 110

40 Biasanya sebulan 2 kali). P4: sonde tahu dan malas. Hehehe.. sangat-sangat penting. Sebenarnya kepingin periksa tapi sonde tahu tempat periksanya dimana? Kadang ke dokter ju dokter yang bagaimana dulu karena kermana e.. itu termasuk penyakit yang sensitif ju (P ). (Tidak tahu dan malas. Sangat-sangat penting. Sebenarnya punya keinginan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter tetapi tidak tahu tempat untuk melakukan pemeriksaan. Jika ke dokter pun, dokter yang seperti apa karena termasuk penyakit yang sensitif juga). P5: Tidak pernah, malas tahu juga yang begitu (P5 150). dari kita, kalau pribadi. Tidak perlu. Karena soalnya pasti sakit baru periksa, kalau benar-benar payudara sakit baru pergi periksa. Tapi kalu tidak, malas pergi (P5 155). (Tidak pernah, malas mengetahui hal-hal seperti itu. Menurut pribadi saya, tidak perlu. Karena jika sakit barulah melakukan pemeriksaan, jika benar-benar payudara sakit baru pergi melakukan pemeriksaan. Tetapi jika tidak, malas pergi). Berdasarkan hasil penelitian yang ada, menunjukkan bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku yaitu faktor dari dalam diri (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Perilaku terbentuk karena faktor internal yaitu dipengaruhi oleh keyakinan dan nilai pribadi yang dimiliki, pengetahuan dan pengalaman, serta 111

41 kemauan untuk mencari informasi penting mengenai kesehatan. Sedangkan faktor eksternalnya dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat berupa dukungan positif dari keluarga dan kurangnya informasi masyarakat tentang pemeriksaan payudara juga turut berpengaruh terhadap perilaku individu. Terdapat juga beberapa faktor yang mempengaruhi partisipan dalam melakukan pemeriksaan payudara yaitu: a. Faktor yang mempengaruhi partisipan untuk melakukan pemeriksaan payudara: - Merasa bahwa payudara merupakan bagian yang vital dari tubuh manusia sehingga perlu untuk dijaga kesehatannya. - Dukungan positif dari orang-orang terdekat (ibu). - Mempunyai keluarga yang mengalami kanker payudara (memiliki riwayat kanker payudara). b. Faktor yang mempengaruhi partisipan tidak melakukan pemeriksaan payudara: 112

42 - Tidak adanya niat atau malas - Malu - Merasa yakin tidak akan terkena kanker payudara karena tidak ada riwayat kanker payudara dalam keluarga. - Merasa tidak nyaman (geli) - Kurangnya informasi atau bahkan tidak tahu sama sekali tentang pemeriksaan payudara. - Kurang peduli mengenai kesehatan payudara. Dari penjelasan diatas dapat kita lihat bahwa masih adanya budaya malu yang menjadi faktor tidak dilakukannya pemeriksaan payudara. Perasaan malu atau tidak saling terbuka untuk membicarakan tentang pemeriksaan payudara kepada orang lain dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat dilingkungan sekitarnya yang cenderung tertutup dan menolak membicarakan mengenai masalah kesehatan yang dialami, terlebih yang berhubungan dengan payudara yang dianggap sangat pribadi atau tabu untuk dibicarakan. Malu membicarakan mengenai 113

43 pemeriksaan payudara bisa menjadi suatu masalah yang lebih besar jika ternyata ditemukan bahwa individu tersebut mengalami kanker payudara. Ketidakterbukaan dalam membicarakan masalah kesehatan juga dipengaruhi oleh kurangnnya pengetahuan tentang kesehatan, tidak ingin membebani atau merepotkan orang lain dengan membicarakan masalah kesehatannya dan persepsi mengenai sehat bahwa sehat atau kesehatan merupakan suatu perubahan yang dialami oleh orang sakit menjadi sembuh dan kembali sehat. Pandangan yang seperti ini perlu diubah karena masyarakat akan beranggapan bahwa sehat merupakan kondisi dimana orang sakit menjadi sembuh dan kembali sehat. Jadi perlu untuk diberikan penjelasan bahwa kesehatan adalah bagaimana cara mempertahankan atau menjaga diri agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit serta memberikan jaminan kepada orang sehat jika mengalami sakit. Hal ini sebagai bentuk tindakan preventif terhadap suatu penyakit dalam konteks ini adalah mengetahui lebih dini adanya 114

44 kanker payudara sehingga mempermudah dalam penanganan atau pengobatannya. 4.3 Pembahasan Pandangan dunia (World view) Pandangan dunia merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan rohani dan jasmani. Pandangan dunia adalah juga filsafat hidup. Jadi pandangan dunia dapat merupakan keseluruhan garis dan kecenderungan jalan-jalan dan nilai-nilai yang akan dicapai untuk landasan semua dimensi kehidupan. Dari pandangan dunia ini terpancar perbuatan, kata-kata dan tingkah laku dan cita-cita, sikap, dorongan atau tujuan yang akan dicapai. Pandangan dunia bukan timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat teruji kebenarannya. Pandangan dunia (World View) merupakan suatu pemahaman seseorang mengenai suatu sesungguhnya yang nyata atau tidak. Dalam hal ini mengenai pemahaman partisipan tentang konsep sehat dan sakit serta pandangan tentang pemeriksaan payudara. 115

45 Di dalam masyarakat terdapat beraneka ragam konsep sehat dan sakit. Pernyataan sehat dan sakit dari masing-masing partisipan merupakan pemahaman berdasarkan apa yang mereka alami tentang sehat dan sakit. Secara umum dapat dinyatakan bahwa persepsi masing-masing partisipan lebih menunjukkan kepada suatu kondisi tubuh yang tidak terganggu sehingga masih bisa beraktivitas dengan baik. Sebaliknya, saat aktivitas yang dilakukan terganggu karena kondisi tubuh yang tidak sehat, disitulah partisipan merasa tubuhnya dalam keadaan sakit. Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa kombinasi alternatif untuk menggambarkan persepsi seseorang tentang sehat dan sakit. Dalam salah satu kombinasi aternatif tersebut menggambarkan seseorang mendapatkan serangan penyakit (secara klinis), tetapi orang itu sendiri tidak merasa sakit atau mungkin tidak dirasakan sebagai sakit. Oleh karena itu mereka tetap menjalankan kegiatannya sehari-hari sebagaimana orang sehat. Berdasarkan hal tersebut maka keluar suatu konsep sehat masyarakat yaitu bahwa sehat adalah orang yang dapat bekerja atau menjalankan pekerjaannya sehari-hari, dan keluar juga 116

46 konsep sakit, dimana dirasakan oleh seseorang yang sudah tidak dapat menjalankan pekerjaannya seharihari. Kebanyakan sumber ilmiah sepakat bahwa definisi kesehatan apapun harus mengandung paling tidak komponen biomedis, personal, dan sosiokultural (Smet, 1994 dalam Maulana. 2009). Pandangan dan persepsi masing-masing individu mengenai pemeriksaan payudara merupakan suatu hal yang nyata dan terjadi di dalam masyarakat. Pengetahuan dan pengalaman tentang kanker payudara dan pemeriksaan payudara mempengaruhi persepsi atau pandangan dunia individu. Hal ini disesuaikan dengan pernyataan bahwa persepsi individu tentang sehat dan merasa sakit sangat bervariasi dan dibentuk oleh pengalaman, pengetahuan, nilai dan harapan-harapan (Ewles dan Simnet, 1994 dalam Maulana). Pengetahuan yang terbentuk pada dasarnya merupakan warisan budaya, yang diturunkan dari generasi ke generasi. Hal ini juga akan mempengaruhi mereka selanjutnya serta jenis perawatan yang dicari ketika mengalami sakit. Pandangan atau persepsi masyarakat tentang sehat dan sakit berbeda pada tiap kelompok 117

47 masyarakat. Jadi individu sosial-budaya yang sama akan mengenal, menilai dan bereaksi terhadap kondisi sakit dalam pola yang sama, sedangkan individu dari sosial-budaya yang berbeda juga akan berbeda (Notoatmodjo. 2010) Keyakinan (Beliefs) Keyakinan atau kepercayaan disini tidak ada hubungannya dengan hal-hal yang gaib, tetapi hanyalah keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah. Berdasarkan hasil penelitian dapat kita cermati bahwa ada perbedaan keyakinan masing-masing partisipan terhadap kesehatan pribadinya. P1 lebih memilih melakukan pengobatan dengan menggunakan tanaman tradisional. P2 lebih memilih penanganan penyakitnya dilakukan di rumah. P3 juga memiliki keyakinan untuk melakukan pengobatan ke rumah sakit maupun puskesmas karena pengobatan yang diperoleh lebih pasti. Namun ada beberapa penyakit tertentu yang masih bisa diatasi di rumah maka akan ditangani di rumah. Berbeda dengan P4 dan P5 yang lebih memilih menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan 118

48 puskesmas ketika mereka mengalami sakit. Hal ini merupakan kebiasaan dari keluarga mereka dan pengobatan di rumah sakit lebih dapat dipercaya karena sudah ada dokter yang lebih berpengalaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoadmodjo (2010), kepercayaan atau keyakinan sering dapat bersifat rasional atau irasional. Kepercayaan atau keyakinan yang rasional apabila keyakinan orang terhadap sesuatu tersebut masuk akal. Orang percaya bahwa dokter pasti dapat menyembuhkan penyakitnya. Hal ini adalah rasional karena memang dokter tersebut telah bertahun-tahun belajar ilmu kedokteran atau penyembuhan penyakit. Sebaliknya seorang mempunyai kepercayaan irasional bila ia mempercayakan air putih yang diberi mantera oleh seorang dukun, bisa menyembuhkan penyakitnya. Upaya untuk mencari pelayanan kesehatan juga berbeda antara masing-masing partisipan. Pelayanan kesehatan didirikan berdasarkan asumsi bahwa masyarakat membutuhkannya. Namun kenyataannya masyarakat baru mau mencari pengobatan (pelayanan kesehatan) setelah benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa. Hal ini pun bukan berarti mereka harus 119

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya,

Lebih terperinci

view) dan tidak nyata

view) dan tidak nyata 136 Lampiran 1. Kisi-kisi instrumen penelitian No. Tujuan Variabel Indikator Cara mengukur 1. Mendeskripsikan pandangan esuatu yang wawancara perilaku dunia (World dianggap nyata pemeriksaan view) dan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 86 Lampiran 1. Pedoman wawancara Pedoman wawancara saat penelitian Di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan Daftar pertanyaan wawancara kepada keluarga pasien Data singkat informan Nama : Jenis Kelamin : Tanggal

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga GAMBARAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA MAHASISWI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA DITINJAU DARI PERSPEKTIF KEBUDAYAAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perilaku Perilaku merupakan respon dari makhluk hidup terhadap suatu rangsangan yang bisa diamati secara langsung atau tidak langsung, (Notoatmodjo, 2007).

Lebih terperinci

Verbatim. Tujuan Khusus Tema Sub Tema Kategori Kata kunci P1 P2 P3. dapat. Saya hanya pasrah kepada. kanker payudara istri pasca

Verbatim. Tujuan Khusus Tema Sub Tema Kategori Kata kunci P1 P2 P3. dapat. Saya hanya pasrah kepada. kanker payudara istri pasca LAMPIRAN 1 Verbatim Tujuan Khusus Tema Sub Tema Kategori Kata kunci P1 P2 P3 Mengidentifikasi Bentuk-bentuk Dukungan Pasrah dan Saya kaget, karena selama dukungan sosial dukungan emosional percaya kepada

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ANALISA PROSES INTERAKSI

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ANALISA PROSES INTERAKSI FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ANALISA PROSES INTERAKSI Inisial Klien Nama Mahasiswa : Ny. S (69 tahun) : Sinta Dewi Status Interaksi M-K : Pertemuan, ke-2,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Panduan wawancara. Perilaku kesehatan ibu hamil yang menderita malaria pada suku Amungme di Timika

Lampiran 1. Panduan wawancara. Perilaku kesehatan ibu hamil yang menderita malaria pada suku Amungme di Timika Lampiran 1. Panduan wawancara Perilaku kesehatan ibu hamil yang menderita malaria pada suku Amungme di Timika Daftar pertanyaan 1. Siapa nama Ibu? 2. Berapa umur Ibu? 3. Sejak kapan dan tinggal disini?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat dan tidak terkendali, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng BAB IV ANALISIS DATA A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng Klingsingan Surabaya Faktor penyebab klien terkena epilepsi terjadi karena faktor eksternal. Yaitu faktor yang terjadi bukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran diri (body image) dan dukungan sosial pada tiga orang wanita yang mengalami penyakit kanker payudara yang telah

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi 75 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Veny C Pelamonia NIM : 462012021 Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga terletak di jalan Hasanuddin No. 806, Kelurahan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN. (Informed Concent)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN. (Informed Concent) Lampiran I LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN (Informed Concent) Yang bertanda tangan dibawah ini, No/kode : Umur : Tanggal : Menyatakan bersedia menjadi informan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa

Lebih terperinci

Wawancara Partisipan 1

Wawancara Partisipan 1 55 Verbatim Partisipan Wawancara Partisipan 1 S Isi Percakapan Kode P Selamat pasi mas 1 P1 Selamat pagi juga mbak 2 P Bisa minta waktunya sebentar mas sekitar 5-10 menit 3 P1 Iya bisa 4 P Perkenalkan

Lebih terperinci

Bab III Sistem Kesehatan

Bab III Sistem Kesehatan Bab III Sistem Kesehatan Sistem Kesehatan Bagaimana mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik? Apabila Anda membutuhkan pelayanan rumah sakit Berjuang untuk perubahan 45 Ketika petugas kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat pelayanan kesehatan (DepKes RI, 2002). paling tepat dan murah (Triyanto & Sanusi, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat pelayanan kesehatan (DepKes RI, 2002). paling tepat dan murah (Triyanto & Sanusi, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat adalah sebuah benda kecil yang mampu menyembuhkan sekaligus dapat menjadi bumerang bagi penderitanya. Benda kecil yang awalnya dijauhi ini kemudian berkembang menjadi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK INFORMAN

KARAKTERISTIK INFORMAN KARAKTERISTIK INFORMAN Komunikasi Efektif Dokter dan Pasien Dalam Upaya Keselamatan Pasien (patient Safety) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan Petunjuk Pengisian : Istilah pertanyaan dibawah ini

Lebih terperinci

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai BAB IV ANALISIS ISLAMIC COGNITIVE RESTRUCTURING DALAM MENANGANI KONSEP DIRI RENDAH SEORANG SISWA KELAS VIII DI SMP KHADIJAH SURABAYA A. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Seorang Siswa Kelas VIII Mengalami

Lebih terperinci

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Bab II Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan Cerita Juanita Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Untuk pekerja di bidang kesehatan 26 Beberapa masalah harus diatasi

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk menggali informasi dari informan adalah : 1. Bisakah ibu menceritakan bagaimana ibu

Lebih terperinci

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ( IN DEPTH INTERVIEW ) ANALISIS PELAKSANAAN STRATEGI DOTS PLUS PADA PROGRAM PENANGGULANGAN TB MDR DI PUSKESMAS TELADAN TAHUN 06 I. Daftar pertanyaan untuk Staf bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda? LAMPIRAN 59 PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimana perasaaan anda ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 2. Apa yang anda lakukan ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 3. Pernahkah anda melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Mimika memiliki luas sekitar km 2 atau 4,75% dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Mimika memiliki luas sekitar km 2 atau 4,75% dari BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum tempat penelitian Kabupaten Mimika adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Timika. Kabupaten

Lebih terperinci

DRUG ABUSE KELOMPOK 5

DRUG ABUSE KELOMPOK 5 DRUG ABUSE KELOMPOK 5 Pertanyaan Umum 1. Identitas Pribadi Nama Pasien : Umur : tahun (*pria/wanita) Alamat : Suku : Agama : Pendidikan terakhir : Pekerjaan : Aktivitas sehari-hari : Status pernikahan

Lebih terperinci

Topik : school adjustment remaja ADHD yang bersekolah di sekolah umum. hubungan interpersonal yang positif pada remaja ADHD di sekolah umum

Topik : school adjustment remaja ADHD yang bersekolah di sekolah umum. hubungan interpersonal yang positif pada remaja ADHD di sekolah umum Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA Topik : school adjustment remaja ADHD yang bersekolah di sekolah umum A. Tujuan umum : Untuk memperoleh gambaran mengenai motivasi sosial, kompetensi berperilaku, dan hubungan

Lebih terperinci

BAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua.

BAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua. BAB III TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini saya akan membahas temuan hasil penelitian terkait studi kasus kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua. Mengawali deskripsi hasil

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Kepada Yth. Di Tempat. Saya yang bertanda tangan dibawah: : Destinady Kadiser Miden NIM :

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Kepada Yth. Di Tempat. Saya yang bertanda tangan dibawah: : Destinady Kadiser Miden NIM : 64 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Kepada Yth Calon Partisipan Penelitian Di Tempat Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah: Nama : Destinady Kadiser Miden NIM : 462012049 Adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Negara maju, kejadian kanker payudara ditemukan pada stadium yang lebih awal sehingga dapat diberikan pengobatan yang sempurna. Hal ini disebabkan oleh tingkat pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id LAMPIRAN LAMPIRAN Correlations DukunganSosial Resiliensi Correlation Coefficient 1,000,723 * Dukungan Sosial Sig. (2-tailed).,004 Spearman's rho Resiliensi Correlation Coefficient,723 * 1,000 Sig. (2-tailed),004.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan. Kebanyakan tidak menimbulkan

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Ketepatan Ibu Menangani Demam Pada Anak

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Ketepatan Ibu Menangani Demam Pada Anak Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Judul : Ketepatan Ibu Menangani Demam Pada Anak Nama Peneliti : Pusparini NIM : 462012064 Saya adalah mahasiswa program S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT) LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan ODHA Dalam Menjalani Terapi Antiretroviral di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan Tahun 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salatiga adalah salah satukota kecil yang berada di Jawa tengah. Terletak di selatan Kota Semarang atau sering diberi julukan Indonesia Mini, pemberian julukan

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Univariat Analisis univariat ini dilakukan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel independen maupun varibel dependen.

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN. Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Alamat :

SURAT PERNYATAAN. Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Alamat : SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Alamat : Menyatakan bersedia mengisi kuesioner untuk kepentingan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul Gambaran Pengetahuan,

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Puskesmas Berohol Kota Tebing Tinggi

PEDOMAN WAWANCARA. A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Puskesmas Berohol Kota Tebing Tinggi Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN PROGRAM IMUNISASI DALAM PENCAPAIAN TARGET UCI DI PUSKESMAS BEROHOL, KECAMATAN BAJENIS, KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2015 A. Pedoman Wawancara dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA

LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA Deskripsi Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran proses pemulihan dan faktorfaktor pendukungnya pada penderita gangguan bipolar Izin untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan. payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan. payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan prevelensinya tidak dapat dihindari.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil oleh peneliti adalah kota Ambon yang merupakan Provinsi Maluku. Peneliti melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya gangguan pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh. Penyakit ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk biologis senantiasa menjalankan dan mempertahankan kehidupannya. Dalam menjalankan serta mempertahankan kehidupannya, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi beban kesehatan masyarakat karena keberadaannya tersebar di

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi beban kesehatan masyarakat karena keberadaannya tersebar di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu kelompok penyakit yang memberi beban kesehatan masyarakat karena keberadaannya tersebar di seluruh dunia dan menjadi

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia menghabiskan sebagian besar

Lebih terperinci

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan : KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MENGGUNAKAN METODE IVA PADA PUS DI WILAYAH PUSKESMAS KELURAHAN KEMANGGISAN KECAMATAN PALMERAH JAKARTA BARAT

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku Pencegahan Gastritis Pada

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku Pencegahan Gastritis Pada Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku Pencegahan Gastritis Pada Mahasiswa S1 Fakultas Keperawatan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kabupaten Semarang yang berdiri sejak 1930 merupakan

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Perspektif Budaya Oleh : M. Askar, S.Kep,Ns.,M.Kes

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Perspektif Budaya Oleh : M. Askar, S.Kep,Ns.,M.Kes Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Perspektif Budaya Oleh : M. Askar, S.Kep,Ns.,M.Kes PETA KONSEP Budaya perawat Globalisasi menjadikan Alat kesehatan canggih dipakai Aplikasi tindakan keperawatan akibat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN HASIL WAWANCARA Informan I Nama : Manimbul Hutauruk Tanggal Wawancara : 31 Januari 2015 Tempat : Rumah Bapak Manimbul Hutauruk Waktu : Pukul 13.00 WIB 1. Berapa lama anda tinggal di Desa Hutauruk?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas X. Hal ini terlihat dari jumlah pendaftar yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kriteria riset partisipan adalah ibu hamil primigravida dengan usia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kriteria riset partisipan adalah ibu hamil primigravida dengan usia BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Riset Kriteria riset partisipan adalah ibu hamil primigravida dengan usia kehamilan 20-32 minggu, mampu berkomunikasi dengan baik, tinggal di wilayah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Pengaruh Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan Halusinasi Terhadap Kemampuan Kognitif dan Psikmotor Pasien Dalam Mengontrol Halusinasi Di Ruangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Provinsi Maluku Rumah Sakit Jiwa Ambon di mulai tahun anggaran 1981/1982 Rumah Sakit

Lebih terperinci

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 30 Juni Penelitian ini dilakukan di Panti Wredha Salib Putih Kopeng - Salatiga.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 30 Juni Penelitian ini dilakukan di Panti Wredha Salib Putih Kopeng - Salatiga. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 30 Juni 2015. Penelitian ini dilakukan di Panti Wredha Salib Putih Kopeng - Salatiga. Penulis memilih

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN Lampiran 1 LEMBAR ERSETUJUAN ARTISIASI DALAM ENELITIAN (Informed Consent) Judul enelitian: engalaman erawat Dalam Memberikan Komunikasi Teraupetik ada Keluarga asien Di Ruang Rawat Inap enyakit Dalam RSUD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Dalam mencapai kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Dalam mencapai kualitas hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan pembangunan manusia dan seluruh masyarakat Indonesia. Berbagai program pembangunan yang diselengarakan oleh pemerintah selama ini, pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumor ganas payudara merupakan keganasan pada wanita yang menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi (Madjawati, 2008). Kanker payudara umumnya

Lebih terperinci

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat : EFEKTIFITAS METODE CERAMAH DAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI KELURAHAN DWIKORA KECAMATAN MEDAN HELVETIA TAHUN 2015 Nama : Usia : Usia pada

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : PERTANYAAN PENELITIAN

LAMPIRAN I : PERTANYAAN PENELITIAN LAMPIRAN 68 LAMPIRAN I : PERTANYAAN PENELITIAN Kecemasan 1. Bagaimana perasaan anda menghadapi tindakan pemasangan WSD? 2. Apa yang anda cemaskan menghadapi tindakan pemasangan WSD? instrumental 1. Bagaimana

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Jenis Kelamin : Telp/ No. HP :

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Jenis Kelamin : Telp/ No. HP : Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis Kelamin : Telp/ No. HP : Menyatakan telah mendapat penjelasan mengenai penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA INFORMAN 1

DAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA INFORMAN 1 DAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA INFORMAN 1 1. Bagaimana kondisi keluarga Anda (responden)? Kondisi keluargaku sangat harmonis, walaupun bapak sudah tidak ada tapi aku punya mamak yang luar biasa dan abang-kakakku

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN. Pmengetahui Adaptasi Psikososial Wanita Yang Menghadapi Menopause.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN. Pmengetahui Adaptasi Psikososial Wanita Yang Menghadapi Menopause. 40 Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN Nama : Fitri Mayang Sari NIM : 141121021 Saya adalah mahasiswi S-I Keperawatan Fakultas Keperawatan, yang akan melakukan penelitian dengan

Lebih terperinci

DATA DEMOGRAFI PARTISIPAN PENGALAMAN IBU PADA PERIODE INTRANATAL DENGAN KETUBAN PECAH DINI. Kode:

DATA DEMOGRAFI PARTISIPAN PENGALAMAN IBU PADA PERIODE INTRANATAL DENGAN KETUBAN PECAH DINI. Kode: 54 Lampiran 1 DT DEMOGRFI PRTISIPN PENGLMN IU PD PERIODE INTRNTL DENGN KETUN PECH DINI Kode: I. Identitas partisipan (tuliskan nama tanggal lahir, dan riwayat pernikahan anda dan beri tanda ( ) pada agama

Lebih terperinci

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE Lampiran 8 MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE 2009.33.032 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu yang beranekaragam mendorong banyak orang mendirikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu yang beranekaragam mendorong banyak orang mendirikan tempat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya berupaya memenuhi kebutuhan dari mulai kebutuhan primer, sekunder hingga tersier. Perkembangan kebutuhan dari setiap individu yang beranekaragam

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

JADWAL TENTATIF PENELITIAN

JADWAL TENTATIF PENELITIAN Lampiran 1 JADWAL TENTATIF PENELITIAN No. Nama Kegiatan Februari Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pemilihan sampel penelitian 2 Melakukan prolonged engagement 3 Melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pulau Jawa merupakan tempat yang paling banyak menjadi tujuan para calon mahasiswa di Indonesia untuk menggali ilmu. Berdasarkan data Kementrian Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL Subang Aini Nasution Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima Korespondensi Penulis : subang_4ini@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Informasi yang Dimiliki Masyarakat Migran Di Permukiman Liar Mengenai Adanya Fasilitas Kesehatan Gratis Atau Bersubsidi Salah satu program pemerintah untuk menunjang kesehatan

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Lembaran Persetujuan Menjadi Informan. LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN (Informed Concend)

Lampiran 1 : Lembaran Persetujuan Menjadi Informan. LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN (Informed Concend) Lampiran 1 : Lembaran Persetujuan Menjadi Informan LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN (Informed Concend) Yang bertanda tangan dibawah ini No (kode) : Umur : Tanggal : Menyatakan bersedia menjadi informan

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN. VII.1 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja. proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan tenaga kerja merasa

BAB VII PEMBAHASAN. VII.1 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja. proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan tenaga kerja merasa BAB VII PEMBAHASAN VII.1 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja Kesehatan tenaga kerja merupakan hal yang paling utama dalam perusahaan. Jika perusahaan dapat menjaga kesehatan tenaga kerja, maka proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum TK Purwanida I

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum TK Purwanida I BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum TK Purwanida I TK Purwanida I terletak di Jalan Srikandi No 12 Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup manusia. Disamping kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup manusia. Disamping kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar bagi keberlangsungan hidup manusia. Disamping kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti pangan, tempat tinggal dan

Lebih terperinci

LEMBARAN KUESIONER. Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit osteoporosis

LEMBARAN KUESIONER. Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit osteoporosis LEMBARAN KUESIONER Judul Penelitian : Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit osteoporosis pada wanita premenopause di Komplek Pondok Bahar RW 06 Karang Tengah Tangerang

Lebih terperinci

Apa itu menstruasi? Menstruasi adalah tanda anak perempuan tumbuh menjadi dewasa. Menstruasi adalah proses alami bagi perempuan.

Apa itu menstruasi? Menstruasi adalah tanda anak perempuan tumbuh menjadi dewasa. Menstruasi adalah proses alami bagi perempuan. Apa itu menstruasi? Menstruasi adalah tanda anak perempuan tumbuh menjadi dewasa. Menstruasi adalah proses alami bagi perempuan. Menstruasi pertama biasanya mulai terjadi pada usia 10-14 tahun. 1 10-14

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Patut diakui bahwa teknologi kedokteran yang ada saat ini belum sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan semakin beranekaragamnya penyakit

Lebih terperinci

BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PAKET C DI PKBM NEGERI 17

BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PAKET C DI PKBM NEGERI 17 54 BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PAKET C DI PKBM NEGERI 17 5.1 Faktor Individu Sesuai dengan pemaparan pada metodologi, yang menjadi responden pada penelitian ini adalah warga belajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengobatan Sendiri 1. Definisi dan Peran Pengobatan sendiri atau swamedikasi yaitu mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang dibeli bebas di apotik atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentunya pernah merasakan dan berada dalam keadaan sakit, baik itu sakit yang sifatnya hanya ringan-ringan saja seperti flu, batuk, pusing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Persepsi Mengenai PHBS 2.1.1. Pengertian Persepsi Individu satu dengan yang lainnya, tentu memiliki perbedaan dalam melihat serta memaknai sesuatu yang dilihatnya. Perbedaan

Lebih terperinci

BAB XXIV. Kanker dan Tumor. Kanker. Masalah pada leher rahim. Masalah pada rahim. Masalah pada payudara. Masalah pada indung telur

BAB XXIV. Kanker dan Tumor. Kanker. Masalah pada leher rahim. Masalah pada rahim. Masalah pada payudara. Masalah pada indung telur BAB XXIV Kanker dan Tumor Kanker Masalah pada leher rahim Masalah pada rahim Masalah pada payudara Masalah pada indung telur Jenis kanker lain yang sering ditemukan Ketika kanker tidak dapat disembuhkan

Lebih terperinci

Written by Dr. Brotosari Wednesday, 12 August :25 - Last Updated Friday, 09 December :45

Written by Dr. Brotosari Wednesday, 12 August :25 - Last Updated Friday, 09 December :45 Agus sudah terbang dari Sabang sampai Merauke mencari pengobatan alternatif untuk menyembuhkan perutnya yang membesar. Sudah habis lebih kurang 51 juta rupiah. Cowok ganteng ini punya perut besar seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah penting dalam kehidupan manusia adalah kesehatan. Pada prinsipnya kesehatan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini banyak penyakit yang membuat resah masyarakat, salah satunya yaitu penyakit kanker. Data dari World Health Organization dan Serikat Pengendalian

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI DI DUSUN POLOBOGO DAN SODONG, DESA POLOBOGO, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI

PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI DI DUSUN POLOBOGO DAN SODONG, DESA POLOBOGO, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI DI DUSUN POLOBOGO DAN SODONG, DESA POLOBOGO, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Disusun Oleh : Rosalina T. Engkang 462008024 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Temukan diri Anda dan kemungkinankemungkinan. untuk masa depan Anda. Basic Training

Temukan diri Anda dan kemungkinankemungkinan. untuk masa depan Anda. Basic Training Temukan diri Anda dan kemungkinankemungkinan baru untuk masa depan Anda. Basic Training Anda adalah guru terbaik untuk diri Anda sendiri. Basic Training AsiaWorks menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan

Lebih terperinci

Apa yang terjadi selama menggunakan obat aborsi?

Apa yang terjadi selama menggunakan obat aborsi? Seorang wanita memiliki banyak keputusan untuk membuat ketika mempertimbangkan aborsi. Jika Anda berpikir tentang aborsi, penyedia layanan kesehatan Anda mungkin berbicara dengan Anda tentang beberapa

Lebih terperinci

ANAMNESIS. I. Identitas. 1. Nama : Ny. Bandi. 3. Jenis Kelamin : Perempuan. 4. Alamat : Jalan Taman S.Parman II no. 5 Rt. 09/ Rw.

ANAMNESIS. I. Identitas. 1. Nama : Ny. Bandi. 3. Jenis Kelamin : Perempuan. 4. Alamat : Jalan Taman S.Parman II no. 5 Rt. 09/ Rw. ANAMNESIS I. Identitas 1. Nama : Ny. Bandi 2. Umur : 55 tahun 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. Alamat : Jalan Taman S.Parman II no. 5 Rt. 09/ Rw.08, Jakarta Barat 5. Status Pernikahan : Sudah menikah 6.

Lebih terperinci

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO A. Proses Pendampingan Awal mula pendamping datang ke Kampung Wonorejo ini yaitu bermaksud untuk bertemu dengan perangkat Kampung Wonorejo. Pada hari Sabtu

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan LAMPIRAN 61 Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan gejala stres No. Variabel Cronbach s Alpha N

Lebih terperinci

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB?

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB? BAB XXV Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB? Pencegahan TB Berjuang untuk perubahan 502 TB (Tuberkulosis) merupakan

Lebih terperinci

HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian)

HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian) HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian) HIV Sistem Kesehatan Di Australia 7.1 Pengenalan 7.2 Dokter-dokter Umum 7.3 Pelayanan Kesehatan Seksual 7.4 Rumah sakit - Rumah sakit 7.5 Pelayanan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. Calon Peserta

PEDOMAN WAWANCARA. Calon Peserta 90 PEDOMAN WAWANCARA Calon Peserta Demand Masyarakat Menjadi Peserta Mandiri Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Di Kota Medan Tahun 2016 I. Identitas Nama : Umur : Pendidikan Terakhir : Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia yakni kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Kesehatan dapat tercapai dengan meningkatkan

Lebih terperinci

Pengalaman sakit adalah hal yang dapat terjadi pada siapa pun, kapan pun. dan dimana pun, begitu pula dengan anak-anak. Sebagaimana orang dewasa,

Pengalaman sakit adalah hal yang dapat terjadi pada siapa pun, kapan pun. dan dimana pun, begitu pula dengan anak-anak. Sebagaimana orang dewasa, BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengalaman sakit adalah hal yang dapat terjadi pada siapa pun, kapan pun dan dimana pun, begitu pula dengan anak-anak. Sebagaimana orang dewasa,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum penelitian Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan beralamat di jalan Hasanudin, No. 806 Salatiga, Jawa Tengah. Sesuai dengan SK Menteri Kesehatan RI,

Lebih terperinci