BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta,
|
|
- Sudirman Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentunya pernah merasakan dan berada dalam keadaan sakit, baik itu sakit yang sifatnya hanya ringan-ringan saja seperti flu, batuk, pusing atau mengalami sakit yang berat seperti kanker, gagal ginjal, jantung, stroke dan sebagainya. Memang bukan pengalaman yang menyenangkan menjadi sakit, terlebih lagi jika berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Menjadi sakit berarti mengalami gangguan dalam menjalankan berbagai rutinitas kegiatan sehari-hari seseorang, seperti bersekolah, kuliah, mengantar anak sekolah dan bekerja. Terlebih lagi jika kemudian diketahui bahwa sakit yang diderita mengharuskan penderitanya untuk menjalani perawatan di rumah sakit. 1 Seperti yang kita tahu saat seorang pasien sebutan bagi orang yang dirawat di rumah sakit, menjalani perawatan di rumah sakit kebanyakan hanyalah dijadikan sebagai suatu obyek pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan yang dilakukan baik oleh para dokter, suster maupun ahli-ahli medis lainnya. 2 Pasien dianggap hanya sebagai barang yang tidak mempunyai kesempatan dan hak-hak untuk mengajukan pendapat selama proses perawatan kesehatan yang dijalaninya. 3 Dengan begitu sakit menjadi salah satu pengalaman hidup yang tidak menyenangkan karena membuat suasana ketidaknyamanan serta terbatasnya ruang gerak seseorang. Menjalani perawatan di rumah sakit tentu memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan dengan perawatan yang dilakukan di rumah. Pengalaman ketidaknyamanan berada di rumah sakit bersama-sama dengan orang-orang baru terkadang membuat seorang pasien merasakan terasing dari kehidupan yang selama ini dijalaninya. Sehingga sedikit banyak juga berpengaruh terhadap sikap mental, psikologis, dan emosional seseorang, terlebih jika sakit yang diderita tergolong dalam sakit berat. 4 Bahkan secara disadari atau tidak seringan hingga seberat apapun sakit yang diderita itu akan mengingatkan pada kematiannya sendiri. 5 Manusia memang hanyalah makhluk fana yang dilahirkan ke dunia untuk menjalani hidup dengan batasan waktu tertentu. Ini tidak dapat dipungkiri telah membawa kita pada kenyataan 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta, Yogyakarta, 2000, hlm. 6 2 Haije Faber, Pastoral Care in the Modern Hospital, SCM Predd Ltd, London, 1971, hlm Elisabeth Kubler-ross, On Death and Dying, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998, hlm Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, hlm. 6 5 M. Bons-Storm, Apakah Penggembalaan Itu?, cetakan kedua, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2001, hlm
2 hidup yang pasti akan dilalui oleh setiap manusia. Keberadaan manusia di dunia tidak muncul melalui keajaiban melainkan melalui suatu proses. Dimulai dengan kelahiran, mengalami pertumbuhan, hingga mencapai tahapan terakhir sebagai puncak pertumbuhan manusia yaitu suatu kematian. Kematian yang dialami seorang manusia dapat disebabkan oleh banyak hal misalnya sakit, usia tua, kecelakaan, atau dibunuh. Dan dari sekian banyak cara kematian yang dapat menimpa manusia salah satu contohnya adalah kematian yang disebabkan karena sakit yang tidak tersembuhkan atau disebut sebagai kondisi terminal illness. 6 Dengan keadaan seperti ini tidak jarang seseorang mengalami berbagai macam permasalahan, mulai dari keterkejutan atas kondisi tubuhnya hingga permasalahan lain yang bersangkutan dengan kelangsungan hidupnya. Dalam zaman yang serba modern dan tanpa batas seperti sekarang ini kematian dianggap sebagai salah satu bentuk kehilangan yang paling menyakitkan bagi hati manusia. Manusia modern menunjukkan kematian dan kondisi sekarat melalui sikap penuh kecemasan, ketakutan bahkan sikap menghindar. 7 Kenyataan ini membawa pada suatu pemikiran bahwasanya manusia modern enggan untuk berbicara tentang kematian. Manusia modern sepertinya menginginkan kehidupan yang abadi tanpa harus mengalami suatu kematian. Sikap seperti inilah yang nantinya membuat seseorang kurang dapat menerima kematian sebagai bagian pertumbuhan hidupnya. Sehingga secara pribadi manusia modern kurang dapat bersentuhan dengan kematian dan kondisi sekarat dalam kehidupannya. 8 Kematian sendiri juga memberikan dampak yang berbeda-beda antara satu orang dengan yang lainnya, seperti halnya keunikan dari setiap pribadi yang akan menyongsong kematian itu sendiri. Bagi pasien yang menderita sakit dalam kategori terminal illness tentu pengalaman dan permasalahan yang dirasakan berbeda dengan orang yang menderita sakit ringan atau yang sakit karena disebabkan mengalami kecelakaan. Dengan melihat keadaan ini tentu seseorang yang sedang menjelang ajalnya membutuhkan pertolongan orang lain untuk dapat menemaninya melewati hari-hari terakhirnya. 9 Dan berbicara tentang kondisi terminal seseorang tentu secara langsung juga akan terkait dengan keluarganya sebab apapun kondisi kesehatan yang dialami oleh pasien maka keluarga juga berhak untuk mengetahuinya. Dan terkadang pemberitahuan 6 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Menjelang Ajal (Terminal Illness), Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia (PELKESI), Jakarta, 2007, hlm. 6 7 David Field, Pendampingan Orang Menjelang Ajal, Kanisius, Yogyakarta, 1994, hlm David Field, Pendampingan Orang Menjelang Ajal, hlm M. Bons-Storm, Apakah Penggembalaan Itu?, hlm
3 prognosis terminal kepada keluarga dipandang lebih berat jika dibandingkan melakukan perawatan terhadap pasien sendiri. 10 Untuk itulah pendampingan menjelang ajal begitu diperlukan terutama bagi pasien terminal, namun juga tidak menutup kemungkinan keluarga serta pihak-pihak lain yang dirasa memiliki kedekatan emosional dengan pasien. 11 Pendampingan terhadap pasien terminal illness ini dilakukan tidak hanya sebatas sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama manusia yang saling menolong dan menguatkan saja antara satu dengan lainnya melainkan sebagai bentuk perwujudan pelayanan pendampingan secara holistik. Pendampingan yang mengusahakan dapat menyentuh sisi fisik, mental, sosial, dan spiritual manusia. 12 Pendampingan menjelang ajal ini memang dapat dilakukan oleh siapa saja baik oleh kaum awam seperti keluarga, teman, kekasih, suami/ isteri, anak, ataupun juga oleh tenaga professional yang telah terlatih dibidangnya seperti pendeta, psikolog maupun tenaga pastoral rumah sakit. Melalui pendampingan pastoral menjelang ajal inilah nantinya seorang pasien terminal illness diharapkan dapat menghadapi serta menjalani saat-saat akhir hidupnya dengan lebih baik dan penuh penerimaan. Dan bagi keluarga serta orang-orang terdekat pasien yang akan ditinggalkan dapat menerima kenyataan kematian orang yang disayanginya. Dalam melakukan pendampingan pastoral terhadap penderita terminal illness inilah gambaran seorang pendamping pastoral yang benar-benar memiliki kepedulian diharapkan mampu memperlihatkan eksistensinya. Tidak hanya sekedar mengunjungi dan mengajak bercakapcakap, tetapi lebih dari itu. Pendamping diharapkan mampu menciptakan suatu pelayanan pendampingan yang bersifat mempersiapkan serta membenahi kehidupan seorang pasien terminal illness agar kehidupan yang mereka alami ini nantinya dapat memberikan makna hidup yang positif baik itu bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Untuk itulah sebagai tenaga pastoral yang melakukan pelayanan dalam ruang lingkup sebuah Rumah Sakit Kristen Bethesda Yogyakarta yang melayani masyarakat umum dari berbagai lapisan dengan keberagaman agama, suku, dan status sosial tentunya tenaga pastoral dituntut mampu memberikan perhatian yang penuh kasih tanpa memandang perbedaan yang ada. Disinilah gambaran diri seorang pastoral yang benar-benar mampu membantu orang lain yang sedang berada dalam kesusahan nyata-nyata terlihat. Gambaran diri sebagai pembawa Amanat 10 David Field, Pendampingan Orang Menjelang Ajal, hlm Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Menjelang Ajal (Terminal Illness), hlm Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Menjelang Ajal (Terminal Illness), hlm. 29 3
4 Agung Allah dibumi yang siap melayani domba-dombanya harus tampak dalam pelayanannya di rumah sakit. Diperhadapkan dengan berbagai kondisi pasien yang sedang dirawat disekelilingnya inilah pendamping pastoral rumah sakit diharapkan mampu mendengarkan berbagai keluhan yang muncul selama proses pendampingan pastoral berlangsung. Melakukan pendampingan pastoral terhadap pasien dengan kondisi terminal illness bukan hal mudah dan tidak dapat dilakukan secara asal-asalan karena tentunya berbeda dengan pendampingan pastoral yang dilakukan terhadap orang yang hanya mengalami sakit ringan. Pendampingan pastoral terhadap pasien terminal illness membutuhkan ketrampilan lebih, sebab tidak mudah untuk mempersiapkan seseorang yang telah mengetahui bahwa kematian akan segera menjemput. Pasien membutuhkan pendamping yang dapat memahami dan menerima keberadaannya secara manusiawi dengan tidak melupakan kodratnya sebagai makhluk ciptaan Allah. Karena itu menjadi pendamping tentu melalui suatu proses dan pelatihan khusus. Sehingga dalam menjalankan tugasnya diharapkan pendamping pastoral rumah sakit memiliki sikap dasar pastoral serta ketrampilan yang memadai sehingga menjadikannya seorang pendamping yang aktif, kreatif, dan efektif. Karena itu menjadi pendamping harus benar-benar dapat dijadikan sebagai tempat curahan hati bagi siapa saja yang memerlukan pertolongan. Pendamping kiranya tidak hanya mendengar namun sebisa mungkin memberikan bimbingan kepada orang-orang yang memerlukan bantuannya dengan baik dan penuh ketulusan. 2. Permasalahan Dari keprihatinan inilah maka muncul beberapa permasalahan yang tercakup dalam pertanyaan sebagai berikut : 1. Peran seperti apakah yang dapat diberikan oleh pendamping pastoral bagi pasien terminal illness? 2. Hambatan atau kesulitan seperti apakah yang biasanya dihadapi oleh pendamping pastoral rumah sakit selama proses pendampingan pastoral terhadap pasien terminal illness? 4
5 3. Judul Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penyusun mengajukan skripsi dengan judul : PERAN PARA PENDAMPING (KONSELOR) DI DALAM MENANGANI PENDERITA TERMINAL ILLNESS DI RS BETHESDA YOGYAKARTA (PENELITIAN PSIKOLOGIS TEOLOGIS) 4. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan skripsi ini adalah : 1. Menggali peranan apa yang dapat diberikan oleh pendamping bagi pasien terminal illness dilihat dari fungsi pendampingan pastoral. 2. Menggali hambatan atau kesulitan yang seringkali dihadapi oleh pendamping pastoral di rumah sakit selama melakukan proses pendampingan pastoral terhadap pasien terminal illness. 5. Metode Penulisan Dalam rangka mendapatkan informasi yang diperlukan dalam menyusun skripsi ini, penyusun menggunakan metode penulisan deskriptif-analitis, yaitu memaparkan apa yang penyusun peroleh dari hasil studi literatur disertai dengan penelitian kepada petugas pastoral Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Dan kemudian menganalisis data-data yang ada untuk mendapatkan suatu pengetahuan dan pemahaman yang benar mengenai pendampingan pastoral terhadap pasien dengan kondisi terminal illness. Penyusun melakukan penelitian dengan cara melakukan wawancara. Sasaran penelitian 4 orang petugas pastoral rumah sakit dari 5 petugas pastoral yang ada. Penyusun tidak menyertakan 1 orang ini karena tergolong masih baru dalam bidang pendampingan di rumah Sakit dan masih dalam masa orientasi sebagai calon Pendeta Rumah Sakit, sehingga pengalaman dalam melakukan pendampingan terhadap pasien terminal illness dirasa masih kurang. 5
6 6. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penyusun akan menjabarkan mengenai latar belakang permasalahan, permasalahan, judul, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II PENGERTIAN TERMINAL ILLNESS DAN PERMASALAHANNYA Dalam bab ini penyusun akan mencoba menjelaskan mengenai pengertian kondisi terminal illness, pengertian pendampingan, permasalahan-permasalahan pastoral yang dihadapi oleh penderita terminal illness, tahap-tahap penderita terminal illness menurut temuan Kubler-Ross, tujuan pendampingan pastoral terminal illness, dinamika pendampingan pastoral terminal illness, tahapan pendampingan pastoral, fungsi pendampingan pastoral, dan sejarah singkat Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta kemudian akan diakhiri dengan kesimpulan. BAB III PENDAMPINGAN PASTORAL TERHADAP PASIEN TERMINAL ILLNESS Dalam bab ini akan menjabarkan analisa dari hasil penelitian yang didapatkan terhadap para petugas pastoral yang ada di Rumah Sakit Bethesda. BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS Dalam bab ini berisi tentang sikap dasar, ketrampilan dasar serta peran pendamping bagi pasien terminal illness. Kemudian penyusun akan mencoba melihat kaitan teologi operatif dari masing-masing konselor atas pendampingan pastoral yang dilakukan terhadap pasien terminal illness. Sehingga diharapkan dapat menjembatani manusia yang sedang dalam kondisi menjelang ajal untuk lebih dapat memaknai hidupnya dalam hubungannya dengan sesama manusia juga terhadap Tuhannya. 6
7 BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penulisan pada bab-bab sebelumnya. 7
BAB I P E N D A H U L U A N. menghargai orang yang menderita itu. Salah satunya dengan memanfaatkan metodemetode konseling dari ilmu psikologi.
BAB I P E N D A H U L U A N 1. LATAR BELAKANG Konseling pastoral adalah salah satu bentuk pertolongan dalam pendampingan pastoral yang hingga kini mengalami perkembangan. Munculnya golongan kapitalis baru
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kehidupan seseorang dalam perjalanannya akan selalu mengalami perubahan. Perubahan ini dapat dikarenakan perkembangan dan pertumbuhan normal sebagai pribadi, maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada di tengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran diri (body image) dan dukungan sosial pada tiga orang wanita yang mengalami penyakit kanker payudara yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia hidup tidak selamanya berada dalam kondisi dimana semuanya berjalan lancar sesuai dengan apa yang direncanakan dan diingininya. Ada saat dimana muncul ketegangan-ketegangan
Lebih terperinciPenyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).
PENYAKIT TERMINAL Pengertian Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam diri manusia, dibuktikan dengan kata mutiara kesehatan bukanlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Sehat merupakan dambaan dari semua orang. Dengan sehat orang dapat melakukan segala aktivitas untuk mencapai apa yang diinginkan. Bahkan secara makro negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan berkembangnya jaman yang ditandai dengan kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Maka kehidupan manusia juga
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan di perkotaan diperhadapkan dengan sebuah realita kehidupan yang kompleks. Pembangunan yang terus berlangsung membuat masyarakat berlomba-lomba untuk
Lebih terperinciUKDW. Bab I. Pendahuluan
Bab I Pendahuluan 1. Latar Belakang Permasalahan Tak dapat dipungkiri bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, maka dari itu kehidupan seorang manusia yang dimulai dari kelahiran dan diakhiri dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja sebagai suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada Yesus Kristus 1 hadir di dunia untuk menjalankan misi pelayanan yaitu melakukan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Edisi 55, Fakultas Teologi UKDW, Yogyakarta, 1999, hal
1 Bab I Pendahuluan 1. Latar Belakang Permasalahan Kesetaraan laki-laki dan perempuan sudah seringkali dibicarakan dan diperjuangkan. Meski demikian, tetap saja kita tidak bisa mengabaikan kodrat seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Padjajaran, 1974, hlm. 8 4 S.d.a
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Kanker sebetulnya bukanlah nama penyakit atau rasa sakit. Kanker merupakan sebuah nama untuk sekelompok besar bermacam-macam perasaan tidak sehat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia tentunya memiliki masalah dan pergumulannya masing-masing. Persoalan-persoalan ini mungkin berkaitan dengan masalah orang per
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Rasa sakit ternyata tidak hanya dipahami sebagai alarm bagi tubuh kita. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa teologi (frater) pada beberapa rumah
Lebih terperinciBAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya
BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Kematian merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Siapa saja bisa mengalami hal itu, baik tua atau pun muda, miskin atau pun kaya, baik perempuan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicintai, dapat lebih memaknai kehidupannya dan memiliki perasaan. yang mengalami penderitaan dalam hidupnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup adalah suatu misteri. Berbagai pengalaman baik positif ataupun negatif tidak lepas dari kehidupan seseorang. Pengalamanpengalaman tersebut dapat memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Dra.Ny.Singgih D.Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1988 hal. 82
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak orang berpendapat bahwa siklus hidup manusia adalah lahir, menjadi dewasa, menikah, mendapatkan keturunan, tua dan mati. Oleh karena itu pernikahan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA FUNGSI KONSELING PASTORAL BAGI WARGA JEMAAT POLA TRIBUANA KALABAHI
BAB IV ANALISA FUNGSI KONSELING PASTORAL BAGI WARGA JEMAAT POLA TRIBUANA KALABAHI Permasalahan hidup yang dihadapi oleh warga jemaat Pola Tribuana Kalabahi meliputi beberapa aspek, yaitu aspek fisik, sosial,
Lebih terperinciPENYAKIT TERMINAL PERBEDAAN ANAK DENGAN DEWASA DALAM MENGARTIKAN KEMATIAN, 1. Jangan berfikir kognitif dewasa dengan anak tentang arti kematian
PENYAKIT TERMINAL PENGERTIAN Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. TBC, AIDS, leukemia, dan sebagainya (Fitria, 2010). ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh (Potter & Perry, 2005).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Munculnya berbagai macam penyakit yang mengancam jiwa menjadi tantangan dunia, termasuk Indonesia. Hal ini ditandai dengan fenomena temuan terjadinya peningkatan penyakit,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Di negara maju, penyakit stroke pada umumnya merupakan penyebab
BAE~ I PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakaog Masalah Di negara maju, penyakit stroke pada umumnya merupakan penyebab kematian nomor tiga pada kelompok usia lanjut, setelah penyakit jantung dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perasaan khawatir pada umumnya dikenal sebagai perasaan takut atau cemas. Tetapi perasaan khawatir akan lebih tepat apabila dimaknai sebagai perasaan cemas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di klasifikasikan sesuai dengan jenis kelamin, pada laki laki yaitu kanker paru, kanker prostat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data WHO (2008) menyebutkan bahwa terdapat 5 besar peringkat kanker di dunia yang di klasifikasikan sesuai dengan jenis kelamin, pada laki laki yaitu kanker paru,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perbedaan gender (gender differences) antara manusia laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Kata gender berasal dari kata
Lebih terperinci@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, warga jemaat GKJ (Gereja-Gereja Kristen Jawa) sesuai dengan tradisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, warga jemaat GKJ (Gereja-Gereja Kristen Jawa) sesuai dengan tradisi dogmatis yang dianutnya, memahami bahwa penderitaan merupakan akibat keterputusan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita. Keadaan persalinan adalah keadaan di mana masa hamil, melahirkan dan penanganan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30
1 BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan A.1. Latar belakang permasalahan Harus diakui bahwa salah satu faktor penting di dalam kehidupan masyarakat termasuk kehidupan bergereja adalah masalah kepemimpinan.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kepada pihak-pihak terkait dengan penemuan makna hidup pasien gagal ginjal
BAB V PENUTUP Setelah deskripsi dan analisa data pada Bab III dan IV dengan menggunakan pisau logoterapi Frankl maka di akhir tulisan ini penulis akan menutup tulisan ini dengan memberikan kesimpulan berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Pengertian Peran 1.1 Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1. Permasalahan
1 Bab I Pendahuluan 1. Permasalahan Tidak ada yang kekal dalam kehidupan ini selain perubahan. Artinya, manusia setiap hari diperhadapkan pada serangkaian perubahan baik itu perubahan di dalam maupun di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada dasarnya setiap orang memiliki suatu gambaran tentang keluarga dan keluarga harmonis. Keluarga merupakan sistem sosial dari hubungan utama, yang memungkinkan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan bergereja (berjemaat) tidak dapat dilepaskan dari realita persekutuan yang terjalin di dalamnya. Dalam relasi persekutuan tersebut, maka setiap anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian sejatinya adalah suatu proses yang pasti akan dialami oleh manusia. Kematian merupakan akhir dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian sejatinya adalah suatu proses yang pasti akan dialami oleh manusia. Kematian merupakan akhir dari keseluruhan proses kehidupan yang dijalani oleh manusia.
Lebih terperinciVerbatim. Tujuan Khusus Tema Sub Tema Kategori Kata kunci P1 P2 P3. dapat. Saya hanya pasrah kepada. kanker payudara istri pasca
LAMPIRAN 1 Verbatim Tujuan Khusus Tema Sub Tema Kategori Kata kunci P1 P2 P3 Mengidentifikasi Bentuk-bentuk Dukungan Pasrah dan Saya kaget, karena selama dukungan sosial dukungan emosional percaya kepada
Lebih terperinciDr. H. Lilian B Koord. Blok Kedokteran Keluarga
Dr. H. Lilian B Koord. Blok Kedokteran Keluarga Pendahuluan Pusat perhatian pelayanan kesehatan : - Core : Pasien - Cure : Pengobatan - Care : Perawatan Pada kondisi dimana pasien telah berada pada stadium
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap manusia pasti menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Namun dalam kenyataan kehidupan ini, manusia tidak bisa terhindar dari pergumulan hidup. Manusia
Lebih terperinciBab I Pendahuluan Bdk. Pranata Tentang Sakramen dalam Tata dan Pranata GKJW, (Malang: Majelis Agung GKJW, 1996), hlm.
Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Masalah Selama ini di Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) dilakukan Perjamuan Kudus sebanyak empat kali dalam satu tahun. Pelayanan sebanyak empat kali ini dihubungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desain Interior - Universitas Mercu Buana Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan seseorang ibu di dalam keluarga memiliki peranan yang sangat penting. Bukan hanya sebagai seorang yang telah melahirkan kita dan mengurus rumah tangga namun
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendampingan dan konseling pastoral adalah alat-alat berharga yang melaluinya gereja tetap relevan kepada kebutuhan manusia. 1 Keduanya, merupakan cara
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Keluarga adalah institusi pertama yang dibangun, ditetapkan dan diberkati Allah. Di dalam institusi keluarga itulah ada suatu persekutuan yang hidup yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
109 5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran harapan dan konsep Tuhan pada anak yang mengalami kanker, serta bagaimana mereka mengaplikasikan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN
BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN PRESPEKTIF KONSELING PASTORAL DAN REFLEKSI TEOLOGIS Dalam Bab ini akan dipaparkan analisa
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan. 1 NN, Badan Geologi Pastikan Penyebab Gempa di Yogyakarta, ANTARA News,
1 BAB 1 Pendahuluan 1. 1. Latar Belakang Gempa bumi yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 berkekuatan 5,9 Skala Richter pada kedalaman 17,1 km dengan lokasi pusat gempa terletak di dekat pantai pada koordinat
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU MELAYANI PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH ROEMANI SEMARANG. Skripsi
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU MELAYANI PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH ROEMANI SEMARANG Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan
Lebih terperinciBAB IV PENDAMPINGAN PASTORAL TERHADAP PENDERITA LEUKEMIA ANAK DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
BAB IV PENDAMPINGAN PASTORAL TERHADAP PENDERITA LEUKEMIA ANAK DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Pendampingan pastoral terhadap penderita leukemia anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta belum berjalan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pertamakali ditemukan di propinsi Bali, Indonesia pada tahun 1987 (Pusat Data dan Informasi
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N I.1. Latar Belakang Kehidupan manusia selalu mempunyai batas, karena tidak ada yang abadi di dunia ini. Seperti ungkapan di dalam artikel sekilas karawitan karya Wiyono Undung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini akan membahas tentang uraian pendahuluan mengenai pemilihan judul Rumah Perawatan Anak Penderita Kanker yang akan menjabarkan beberapa sub bab. Dari latar belakang dari
Lebih terperinciUKDW BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sakit dalam ilmu kedokteran dirumuskan sebagai suatu situasi atau keadaan dimana terjadi gangguan keseimbangan yang dinamis antara suatu organisma dengan lingkungannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau pengobatan sehingga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada semua orang agar merasakan dan mengalami sukacita, karena itu pelayan-pelayan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Kristen Sumba (GKS) Nggongi adalah salah satu dari sekian banyak gereja yang ada di Indonesia. Gereja hadir untuk membawa misi menyampaikan kabar baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2014). Obesitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Keperawatan anak telah mengalami perubahan yang sangat mendasar. Anak tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai makhluk unik yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap budaya dari suatu kelompok masyarakat, pada dasarnya memiliki cara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Setiap budaya dari suatu kelompok masyarakat, pada dasarnya memiliki cara untuk menghadapi siklus kehidupan, salah satunya kematian. Didalamnya terdapat nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I. A. Latar belakang permasalahan
BAB I A. Latar belakang permasalahan Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap manusia mendambakan dirinya selalu sehat agar bisa melakukan segala aktivitasnya tanpa adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Dilihat dari sudut pandang psikologi, pernikahan adalah ikatan resmi antara perempuan dan lakilaki sebagai pasangan suami-isteri, yang mempersatukan kedua
Lebih terperinciUKDW. Bab 1 Pendahuluan. 1. Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode perkembangan yang dialami oleh setiap individu sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Menurut Erik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap manusia memerlukan orang lain untuk saling memberi dan menerima. Hal itu menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial sekaligus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan individu manusia, karena dengan sehat jiwa seseorang mampu berkembang secara fisik, mental dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang sering kita dengar dalam dunia kesehatan. Hal ini berarti setiap pasien yang dirawat di
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kabupaten Semarang yang berdiri sejak 1930 merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang. Kesehatan menjelaskan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menjelaskan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit kronik merupakan suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psiologis dan kognitif dalam melakukan fungsi harian, atau kondisi yang memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Dalam menjalani proses kehidupan, peristiwa kematian tidak dapat dihindari oleh setiap manusia. Namun, peristiwa kematian sering menjadi tragedi bagi orang
Lebih terperinciKELAHIRAN Kelahiran: - Suatu kerahasiaan hidup yang menimbulkan kekaguman dan perhatian periode memberikan harapan baik - Menjaga kontinuitas manusia
KELAHIRAN, USIA TUA DAN KEMATIAN DIVISI BHP FK USU KELAHIRAN Kelahiran: - Suatu kerahasiaan hidup yang menimbulkan kekaguman dan perhatian periode memberikan harapan baik - Menjaga kontinuitas manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai klien tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai makhluk unik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di Indonesia. Pergeseran tersebut terjadi dari penyakit menular menjadi penyakit degeneratif.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keeratan hubungan antara dukungan keluarga dengan illness perception, dapat
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dukungan keluarga dengan illness perception, dapat diambil kesimpulan
Lebih terperinciPALLIATIVE CARE HENDRA
PALLIATIVE CARE HENDRA LUKA KANKER LUKA KANKER LUKA KANKER Back ground Perawatan paliatif dari bahasa Latin palliare, untuk jubah adalah setiap bentuk perawatan medis atau perawatan yang berkonsentrasi
Lebih terperinciEn-Publishing Refleksi-refleksi mengenai Rumah Sakit. Perenungan buat dokter, perawat, pasien, keluarga
En-Publishing Refleksi-refleksi mengenai Rumah Sakit Perenungan buat dokter, perawat, pasien, keluarga Jeffrey Lim Puisi dibuat oleh Sdr. Jeffrey Lim TOC Daftar Isi I..Pendahuluan : Rumah sakit itu tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah mitra kerja Tuhan Allah dalam mewujudkan rencana karya Tuhan Allah yaitu untuk menyelamatkan umat manusia. Dalam memenuhi panggilan-nya tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. sebelumnya, maka pada bab terakhir ini penulis akan menyimpulkan Telaah
BAB V PENUTUP Dari penjelasan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab terakhir ini penulis akan menyimpulkan Telaah Pendampingan Pastoral terhadap Pelayanan Kerohanian di
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC
PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR Oleh: Siswanti Asri Trisnanih (1401083134) 08 PAC School of Design Interior Design Department Universitas Bina Nusantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psiko-sosial dan spiritual individu, keluarga dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk kesejahteraan bio-psiko-sosial dan spiritual individu, keluarga dan masyarakat. Keperawatan holistik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kegiatankegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus menerus. Komunikasi bertujuan
Lebih terperinciSelamat Membaca dan Memahami Materi Rentang Perkembangan Manusia II
Selamat Membaca dan Memahami Materi Rentang Perkembangan Manusia II KEMATIAN oleh : Triana Noor Edwina DS Fakultas Psikologi Univ Mercu Buana Yogyakarta Persepsi mengenai kematian Persepsi yang berbeda-beda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan merupakan suatu misteri yang dijalani seseorang. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman
Lebih terperinciMenghilangkan Kecemasan Berlebihan Itu Mudah.. Begini Caranya..
Kecemasan Berlebihan Kecemasan berlebihan atau dalam bahasa psikologi di kenal dengan nama Anxiety merupakan suatu gangguan yang muncul karena kekhawatiran atau ketakutan yang berlebihan terhadap suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang paling sulit untuk dipelajari dan dimengerti dari segala makhluk di bumi. Meskipun memiliki bentuk dan organ tubuh yang sama namun sifat
Lebih terperinci1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1 1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia dalam kehidupannya memiliki banyak kebutuhan, antara lain : kebutuhan untuk diperhatikan, mendapatkan bimbingan, pemeliharaan, asuhan, penghiburan,
Lebih terperinciKESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi terganggu akibat aktivitas yang tidak seimbang. Pola makan yang salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Terus berkembangnya jaman menuntut masyarakat untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang serba cepat dan praktis, hal ini menyebabkan pola hidup masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi layanan kesehatan telah lama dibicarakan, baik di Negara maju maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan yang semakin responsiv
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dalam kesibukan dan aktivitas yang terus dijalani, tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dalam kesibukan dan aktivitas yang terus dijalani, tidak menyadari bahwa tubuhnya terus berinteraksi dengan sesama lingkungan, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan inti dari sifat biologis, kognitif, dan aturan-aturan sosial.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi merupakan masalah sentral dalam dunia psikologi. Motivasi merupakan inti dari sifat biologis, kognitif, dan aturan-aturan sosial. Hal lain yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi dan kualitas dirinya. Seiring dengan berkembangnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek kesehatan merupakan salah satu hal penting dalam mengukur kualitas sumber daya manusia. Kesehatan merupakan hal yang dibutuhkan bagi setiap orang untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pengalaman baik positif maupun negatif tidak dapat lepas dari kehidupan seseorang. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memberi pengaruh yang pada akhirnya
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL I. DEFINISI Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang diberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai menulis tentang fenomena yang terus-menerus tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mmhg. Berdasarkan tinggi rendahnya diastolic maka dapat beberapa gradasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari seorang dan perkembangan tersebut berjalan selaras dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.
BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja 1 dipahami terdiri dari orang-orang yang memiliki kepercayaan yang sama, yakni kepada Yesus Kristus dan melakukan pertemuan ibadah secara
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN I. KARAKTERISTIK RESPONDEN a. Nama : b. Umur : c. Jenis Kelamin : L / P d. Pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keperawatan secara holistik akan memandang masalah yang dihadapi pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Masalah yang dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung. Rumah sakit X merupakan rumah sakit swasta yang cukup terkenal di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
Lebih terperinci