BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kabupaten Semarang yang berdiri sejak 1930 merupakan milik Yayasan Katholik pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, kemudian pada tahun 1945 sebagian pengelolaan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II dan pada tahun 1956 secara keseluruhan rumah sakit diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kab. Semarang. RSUD Ambarawa adalah milik Pemerintah Kabupaten Semarang yang terletak di Jalan Kartini No.101 Ambarawa Kabupaten Semarang, dengan luas lahan m 2. Penataan bangunan yang ada saat ini masih dalam tahap pengembangan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan kapasitas dan kualitas pelayanan yang berkembang pesat baik dilihat dari sisi internal (petugas pemberi pelayanan kesehatan) maupun eksternal (pengunjung dan pasien) rumah sakit.

2 RSUD Ambarawa dari waktu ke waktu dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan berjalan dengan lancar dan semakin mendapat kepercayaan dari berbagai pihak. Kondisi ini tidak terlepas dari konsistensi RSUD Ambarawa terhadap upaya pengembangan Rumah Sakit dengan berlandaskan pada visi RSUD Ambarawa: Menjadi Rumah Sakit yang berkualitas, terpercaya, dan kebanggaan bagi masyarakat. RSUD Ambarawa adalah rumah sakit Type C dengan jumlah tempat tidur sebanyak 259 buah. Berdasarkan letak geografis di atas maupun faktor lainnya, RSUD Ambarawa berada dalam posisi yang strategis sehingga kepercayaan terhadap RSUD Ambarawa dari masyarakat sebagai pelanggan terus meningkat. RSUD Ambarawa memperoleh prestasi lulus Akreditasi 16 Pelayanan pada tanggal 3 Januari 2012 dengan Nomor Sertifikat : KARS SERT/271/1/2012. Juara I Lomba Citra Pelayanan Prima Tingkat Kabupaten Semarang serta sertifikasi ISO 9001:2008 pada bulan Juli 2012.

3 4.1.2 Proses Pelaksanaan Penelitian Proses wawancara dan observasi dengan partisipan dilakukan di ruang ICU RSUD Ambarawa selama 3 hari, berlangsung dari tanggal Juli Alat-alat yang peneliti gunakan untuk penelitian (pengambilan data) adalah panduan wawancara untuk mewawancarai keluarga pasien, panduan observasi perawat, handphone sebagai perekam suara, buku dan pena untuk mencatat keterangan penting selama proses wawancara dan observasi. Observasi perawat ICU dilakukan selama 2 hari, yaitu pada tanggal Juli 2014 terhadap 2 orang perawat yang sama ketika shift pagi. Saat observasi di hari pertama, terdapat 3 pasien yang sedang dirawat di ruang ICU. Pasien pertama sudah dirawat selama 4 hari di ICU, pasien kedua sudah dirawat 3 hari di ICU, dan pasien ketiga sudah dirawat 1 hari di ICU. Dari beberapa kriteria di atas, peneliti memutuskan partisipan di ambil salah satu anggota keluarga dari masing-masing pasien tersebut. Wawancara dengan tiga partisipan dilakukan pada tanggal 26 Juni 2014 pukul WIB WIB, partisipan pertama pukul WIB WIB, pada

4 partisipan kedua pukul WIB WIB, dan partisipan ketiga pukul WIB WIB. Di awal wawancara peneliti menjelaskan maksud dan tujuan wawancara, dan ketiga partisipan bersedia untuk diwawancarai sambil direkam pembicaraannya. Terdapat beberapa kendala dalam proses penelitian, yaitu rekaman percakapan antara peneliti dengan partisipan narasumber kedua dan ketiga tidak seluruhnya terekam di handphone yang digunakan sebagai alat rekam. Tetapi setiap selesai wawancara, peneliti selalu memeriksa hasil rekaman, sehingga ketika terjadi kendala seperti di atas, peneliti langsung menulis percakapan dalam bentuk verbatim langsung pada panduan wawancara, sehingga peneliti tidak perlu melakukan wawancara ulang dengan partisipan Gambaran Umum Penelitian Partisipan narasumber penelitian Partisipan 1 (P1) Identitas P1 Nama Umur Alamat Hub. dengan pasien : Tn. H : 75 tahun : Bandungan : Suami

5 Penyakit pasien : Tidak tahu P1 merupakan suami dari pasien. Wawancara dengan P1 dilakukan pada tanggal 26 Juli 2014 pukul WIB WIB. Setelah P1 menyetujui untuk menjadi partisipan, peneliti langsung mengajukan pertanyaan terkait penelitian kepada P1. Wawancara terhadap P1 dilakukan sebelum jam kunjung siang di ICU (jam kunjung ICU pukul WIB WIB dan pukul WIB WIB). Saat wawancara P1 ditemani cucunya yang saat itu sedang menemani P1 menunggu pasien yang sedang dirawat di ICU. P1 telah menunggu pasien di ruang ICU selama 3 hari. Sebelumnya pasien pernah dirawat di ruang rawat inap biasa selama 2 hari. Berdasarkan keterangan P1, pasien dipindah dari ruang rawat inap biasa ke ICU karena kedua kaki pasien tidak bisa digerakkan dan mengalami penurunan kesadaran.

6 Partisipan 2 (P2) Identitas P2 Nama Umur Alamat Hub. dengan pasien Penyakit pasien : Ny. TP : 35 tahun : Ambarawa : Anak kandung : Stroke P2 merupakan anak ke-2 pasien yang tinggal satu rumah dengan pasien. Wawancara dengan P2 dilakukan pada tanggal 26 Juli 2014 pukul WIB WIB. Setelah P2 menyetujui untuk menjadi partisipan, peneliti langsung mengajukan pertanyaan terkait penelitian kepada P2. Wawancara terhadap P2 dilakukan sebelum jam kunjung siang di ICU. Saat wawancara, P2 hanya sendiri karena keluarga yang lain sedang keluar untuk makan. P2 telah menunggu pasien di ruang ICU selama 4 hari. Berdasarkan keterangan P2, ketika masuk rumah

7 sakit, pasien dianjurkan oleh dokter untuk menjalani perawatan di ruang ICU Partisipan 3 (P3) Identitas P3 Nama Umur Alamat Hub. dengan pasien Penyakit pasien : Ny. B : 19 tahun : Ambarawa : Anak kandung : Gagal ginjal P3 merupakan anak pertama pasien dari istri kedua. Wawancara dengan P3 dilakukan pada tanggal 26 Juli 2014 pukul WIB WIB. Wawancara dengan P3 dilakukan saat P3 selesai menjenguk pasien. Saat wawancara, P3 hanya sendiri karena keluarga yang lain tidak ada yang menjenguk pasien. P3 telah menunggu pasien di ruang ICU selama 6 hari, tetapi tidak menginap untuk menunggu pasien di ruang ICU. P3 datang ke ruang ICU RSUD Ambarawa hanya pada saat jam kunjung saja. P3

8 juga tidak tinggal satu rumah dengan pasien yang merupakan bapak kandungnya, tetapi P3 memiliki hubungan yang sangat dekat dengan pasien. Berdasarkan keterangan P3, ketika masuk rumah sakit, pasien dianjurkan dokter untuk masuk ICU Partisipan 4 (P4) Nama Umur Alamat Pendidikan : Ny. MU : 36 tahun : Ambarawa : S1 Keperawatan P4 adalah salah satu perawat yang bertugas atau shift pagi pada tanggal 24 dan 25 Juli Shift pagi di RSUD Ambarawa berlangsung dari pukul WIB sampai pukul WIB. Peneliti mengobservasi P4 hari pertama mulai dari pukul WIB sampai pukul WIB, sedangkan di hari kedua pada pukul WIB sampai pukul WIB. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, interaksi antara

9 perawat dan keluarga pasien sering terjadi pada saat jam kunjung siang. Hal tersebut juga sejalan dengan keterangan perawat jaga yang mengatakan bahwa interaksi antara keluarga pasien dengan perawat jaga atau dokter jaga sering terjadi pada saat jam kunjung siang, yaitu pukul WIB WIB Partisipan 5 (P5) Nama Umur Alamat Pendidikan : Ny. MI : 32 tahun : Ambarawa : D3 Keperawatan P5 adalah perawat yang bertugas atau shift pagi bersama P4 pada tanggal 24 dan 25 Juli Waktu observasi yang peneliti lakukan terhadap P5 sama dengan waktu observasi pada P Analisa Data Setelah semua data hasil wawancara dan observasi terkumpul, peneliti melakukan analisa data dengan

10 menggunakan teori Miles dan Hubermen yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut: Reduksi Data Dalam reduksi data, peneliti menuliskan hasil rekaman dan catatan verbatim yang peneliti dapat selama melakukan penelitian dalam bentuk verbatim (terlampir), serta menyertakan lembaran observasi selama 2 hari untuk perawat ICU (terlampir). Kemudian dari hasil rekaman wawancara dan catatan verbatim tersebut, peneliti menentukan data-data yang berfokus pada pokok penelitian sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya Penyajian data Penyajian data adalah dalam bentuk pengkodean yang sesuai dengan aspek penelitian Kecemasan Partisipan 1 (P1) P1 mengalami kecemasan ketika menunggu pasien di ruang ICU. P1 tidak menjelaskan secara spesifik penyebab dari kecemasannya dan terlihat bingung dalam mengungkapkan penyebab kecemasannya.

11 Saya khawatir. (P1 : 42) Karena kan nanti-nanti ICU kan gawat. (P1 :44) P1 memiliki emosi yang stabil. P1 mengaku awalnya sangat merasa terpukul dengan keadaan pasien, tetapi tidak ditunjukkan kepada pasien dan anggota keluarga yang lain. Ya iya, nangis, tapi kan keluarnya di hati aja. (P1 : 48) Berdasarkan hasil wawancara dengan P1, peneliti menyimpulkan bahwa P1 mengalami kecemasan berupa rasa khawatir yang tidak jelas penyebabnya Partisipan 2 (P2) P2 mengalami kecemasan ketika menunggu pasien di ruang ICU. Awalnya P2 tidak bisa menjelaskan penyebab dari kecemasannya. Setelah dijelaskan oleh peneliti, P2 bisa mengatakan penyebab kecemasan yang dialami.

12 Ya yang namanya manusia pasti saya khawatir mba. (P2 : 32-33) P2 mengalami keadaan emosi yang tidak stabil. Terkadang P2 menangis tibatiba saat teringat keadaan pasien. Iya, saya pertama itu wah nangisnangis. Saya sedih liat keadaan bapak. Sampai sekarang pun saya kadang nangis kalo liat bapak gitu. (P2 : 60-63) Keterangan yang didapat dari P2 menjelaskan bahwa P2 mengalami kecemasan berupa rasa khawatir yang ditandai dengan keadaan emosi yang tidak stabil Partisipan 3 (P3) P3 mengalami kecemasan ketika menunggu pasien di ruang ICU. P3 juga bingung dengan penyebab munculnya rasa khawatir yang dirasakan selama pasien masuk ruang ICU. Ya khawatir. (P3 : 46)

13 Ya, campur aduk lah mba. Susah dijelaskan. (P3 : 48) P3 mengalami keadaan emosi yang tidak stabil. P3 mengatakan sering tibatiba marah dan nangis saat pasien masuk rumah sakit. Ya sering, saya sering marah-marah terus kadang nangis. (P3 : 51-52) Berdasarkan hasil wawancara dengan P3, peneliti menyimpulkan bahwa P3 mengalami kecemasan berupa rasa khawatir yang ditandai dengan keadaan emosi yang labil Gambaran Komunikasi Terapeutik Partisipan 1 (P1) Pada awalnya, P1 mengatakan tidak pernah terjadi interaksi antara perawat dan P1. Hal ini membingungkan peneliti karena dalam observasi, peneliti menemukan adanya interaksi antara P1 dan perawat jaga. Setelah ditanyakan pertanyaan yang sama secara berulang-

14 ulang, barulah diketahui bahwa terjadi interaksi atau komunikasi terapeutik antara perawat dan P1. Jawaban dari P1 tentang interaksi tersebut sekaligus menjawab pertanyaan yang lainnya yaitu tentang validasi dari komunikasi terapeutik. Ini gimana, kok mumet-mumet gitu? Iya pak, ini baru saja obatnya masuk, baru disuntik. (P1 : 96-97) Interaksi antara perawat dan P1 terjadi pada saat hari pertama masuk ICU dan observasi hari kedua. Interaksi hari pertama masuk ICU berupa penjelasan mengenai ruang ICU, meliputi peraturan, peralatan yang dikenakan pasien, dan jam kunjung selama di ICU. Berdasarkan data di atas, peneliti menyimpulkan komunikasi terapeutik tidak terjadi antara perawat dan P1. Interaksi yang terjadi bertujuan untuk mendapatkan informasi dari perawat kepada P1.

15 Partisipan 2 (P2) Interaksi yang terjadi antara P2 dan perawat jaga terjadi cukup intensif. Dari hasil wawancara, P2 mengatakan pernah terjadi beberapa kali interaksi antara P2 dan perawat jaga. Beberapa interaksi diantaranya adalah menggambarkan peran perawat sebagai advokator, yaitu perawat menjembatani komunikasi antara dokter dan keluarga pasien. Beberapa kali lah mba. (P2 : 84) Perawatnya bilang, oo iya bu, nanti tunggu dokter yang jelasin, gitu mba. (P2 : 94-95) Terjadinya komunikasi terapeutik antara P2 dan perawat jaga juga dibuktikan dari adanya validasi yang dilakukan oleh P2. Perawat ya bilang yang sabar, kalo bapak masuk ICU karena butuh suasana tenang. (P2 : )

16 Pada awal masuk ruang ICU, P2 mendapat penjelasan mengenai rencana tindakan terkait kesembuhan pasien. Ada pas pertama kali masuk mba, penjelasan tentang jam kunjung, tapi yang lainnya saya sudah lupa. (P2 : ) Komunikasi terapeutik yang terjadi antara P2 dan perawat jaga tidak sampai pada mengeluarkan unek-unek oleh P2. Ini disebabkan unek-unek merupakan hal yang sangat privasi bagi P2 sehingga jika P2 dipaksa untuk mengeluarkan unekunek maka akan terjadi komunikasi non terapeutik. Kalo unek-unek nda mba. (P2 : 120) Paparan di atas menjelaskan bahwa komunikasi terapeutik terjadi antara perawat dan P2. Interaksi yang terjadi bertujuan untuk memulihkan perasaan P2. Selain itu, komunikasi terapeutik yang terjadi juga memberi

17 gambaran peran perawat sebagai konselor dan advokator Partisipan 3 (P3) P3 merupakan keluarga dari pasien yang tidak pernah menginap untuk menunggu pasien di ICU. P3 datang hanya pada saat jam kunjung saja. Komunikasi terapeutik antara P3 dan perawat jaga tidak terjadi secara intensif. Pada saat hari pertama pasien masuk ICU, terjadi interaksi antara P3 dan perawat jaga, dihari selanjutnya tidak ada. P3 tidak memiliki keinginan untuk berinteraksi dengan perawat atau pun dokter di ruang ICU karena P3 menganggap dirinya sudah mengetahui penyakit yang diderita pasien. Nda pernah sih. Lagian udah tau juga penyakit bapak gagal ginjal. (P3 : 64-65) Dari keterangan di atas, peneliti menyimpulkan komunikasi terapeutik

18 yang tidak terjadi antara perawat dan P3 dapat dipengaruhi oleh intensitas waktu P3 dalam menunggu pasien selama di ruang ICU Partisipan 4 (P4) Selama 2 hari observasi, P4 melakukan interaksi dengan P2 dihari kedua observasi. Dari hasil observasi, peneliti tidak menemukan kendala yang terjadi selama P4 melakukan proses komunikasi kepada P Partisipan 5 (P5) P5 melakukan interaksi dengan P1 di hari kedua observasi dan P2 pada hari pertama observasi. Dari hasil observasi yang dilakukan P5 kepada kedua partisipan tersebut, peneliti tidak menemukan terjadinya komunikasi terapeutik sehingga kendala dari komunikasi terapeutik tidak ditemukan.

19 Dampak Komunikasi Terapeutik Partisipan 1 (P1) Interaksi yang terjadi antara P1 dan perawat jaga bukan merupakan komunikasi terapeutik, seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Tidak terjadinya komunikasi terapeutik antara perawat dan P1 tentu saja tidak akan menimbulkan dampak dari komunikasi terapeutik. Dari hasil wawancara dengan P1 diketahui saat pertama kali pasien masuk ICU, cucu dari P1 yang diberi penjelasan oleh perawat jaga dan dokter tentang tata tertib ICU ataupun rencana tindakan selama di ICU. Cucu dari P1 sudah menjelaskan kepada P1 terkait dengan penjelasan pada awal masuk ICU, dan P1 mengaku bahwa dirinya lupa dengan penjelasan tersebut. Ari, adiknya itu (menunjuk cucunya) (P1 : 105)

20 Lupa saya, karna kan orang tua (tertawa). Sudah saya tanya, tapi lupa saya. (P1 : ) Paparan di atas menunjukkan menunjukkan tidak adanya dampak dari komunikasi terapeutik karena komunikasi terapeutik tidak terjadi antara perawat dan P Partisipan 2 (P2) Terjadinya komunikasi terapeutik yang intensif antara P2 dan perawat jaga, memberikan dampak berupa perasaan lega. P2 merasa lega karena perawat tidak membebani dengan menjelaskan keadaan pasien yang kritis. Penjelasan perawat terkait keadaan pasien yang membutuhkan suasana tenang memberikan dampak perasaan lega pada P2. Hal yang disampaikan kepada perawat saat komunikasi terapeutik bukan merupakan unek-unek, yang disampaikan adalah hal-hal yang

21 berkaitan langsung dengan keadaan pasien. Lega mba karna sudah tau keadaan bapak bagaimana dari dokter terus dengar dari perawat kalo bapak butuh suasana tenang makanya dirawat di sini (P2 : ) Berdasarkan hasil wawancara dengan P2, peneliti menyimpulkan bahwa dampak dari komunikasi terapeutik yang terjadi pada P2 adalah merasa diperhatikan. Ketika P2 merasa diperhatikan, P2 merasa aman dan tenang karena mengetahui keadaan pasien tidak seburuk yang dibayangkan Partisipan 3 (P3) Interaksi yang minim bahkan tidak terjadi antara P3 dan perawat jaga menyebabkan tidak ada dampak dari komunikasi terapeutik. Dampak komunikasi terapeutik yang tidak didapat dari P3 berhubungan dengan waktu yang diluangkan P3 dalam menunggu pasien,

22 yaitu P3 datang ke ruang ICU RSUD Ambarawa hanya pada saat jam kunjung. Berdasarkan hasil wawancara dengan P3, peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi terapeutik dan dampak komunikasi terapeutik tidak terjadi pada P3 karena intensitas waktu yang kurang untuk P3 menunggu pasien di ICU Conclusion Drawing Interaksi yang dilakukan antara partisipan narasumber dan partisipan observasi tidak seluruhnya merupakan pelaksanaan komunikasi terapeutik. Hasil wawancara dan observasi dengan P1 dan P3 menunjukkan pernah terjadi interaksi dengan partisipan observasi, tetapi interaksi tersebut bukan merupakan pelaksanaan komunikasi terapeutik, dan hasil wawancara dan observasi dengan P2 menunjukkan interaksi yang terjadi dengan partisipan observasi merupakan pelaksanaan komunikasi terapeutik. Hasil wawancara terhadap partisipan narusumber menunjukkan terjadi kecemasan. Dampak komunikasi terapeutik terhadap kecemasan P2 adalah adanya perasaan lega, sedangkan

23 terhadap P1 dan P3 tidak ada dampak untuk kecemasan karena komunikasi terapeutik tidak terjadi. 4.3 Uji Keabsahan Data Peneliti melakukan uji kredibilitas data dengan menggunakan trianggulasi teknik, yaitu membandingkan apakan hasil wawancara sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti Partisipan 1 (P1) Hasil Wawancara Dalam pembahasan sebelumnya, peneliti telah menjelaskan bahwa antara perawat dan P1 terjadi interaksi saat pertama kali masuk ICU dan pada saat P1 menanyakan seputar keadaan pasien terkait reaksi obat. Interaksi yang terjadi tersebut bukan merupakan komunikasi terapeutik Hasil Observasi Pada hari pertama observasi, yaitu pada hari Kamis, 24 Juli 2014, peneliti melakukan observasi pada 2 orang perawat yang sedang shift dan merawat pasien dari P1. Hasilnya adalah kedua perawat jaga tersebut tidak melakukan interaksi dengan P1. Pada observasi dihari kedua,

24 yaitu hari Jumat, 25 Juli 2014, P1 melakukan interaksi dengan P Partisipan 2 (P2) Hasil Wawancara Berdasarkan hasil wawancara dengan P2, terjadi beberapa kali interaksi antara perawat dan P2. Pada pembahasan mengenai gambaran komunikasi terapeutik P2, juga sudah dijelaskan bahwa interaksi yang terjadi merupakan pelaksanaan komunikasi terapeutik Hasil Observasi Dari hasil observasi terhadap P4 dan P5 yang peneliti lakukan dalam 2 hari yaitu pada hari Kamis, 24 Juli 2014 dan Jumat, 25 Juli 2014 menunjukkan interaksi terjadi antara perawat dan P2. Pada observasi hari pertama, P5 melakukan interaksi dengan dengan P2, dan pada hari kedua observasi, P4 melakukan interaksi dengan P2. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan P2, yang mengatakan bahwa sering terjadi interaksi dengan perawat jaga terkait kondisi pasien.

25 4.3.3 Partisipan 3 (P3) Hasil Wawancara Hasil wawancara dengan P3 menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi bahkan komunikasi terapeutik antara perawat dan P Hasil Observasi Selama 2 hari observasi yang dilakukan pada Kamis, 24 Juli 2014 dan Jumat, 25 Juli 2014, PA dan PB tidak menunjukkan terjadinya komunikasi terapeutik dengan P Pembahasan Gambaran Kecemasan Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti peroleh, kecemasan adalah rasa khawatir yang tidak jelas penyebabnya, ditandai dengan keadaan emosi yang labil. Hasil penelitian mengenai kecemasan ini sejalan dengan pengertian kecemasan menurut Gunarsa (2008), yaitu kecemasan merupakan rasa khawatir yang tidak jelas penyebabnya. Menurut Ramaiah (2003), kecemasan merupakan hal yang selalu menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam hidupnya. Hal

26 tersebut merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan hidupnya, dalam hal ini adalah orang terdekat yang disayangi menderita suatu penyakit. Kecemasan biasanya muncul diiringi dengan berbagai gangguan emosi (marah, menangis atau merasa kesepian) Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik adalah interaksi yang bertujuan untuk memulihkan kondisi psikologis seseorang. Menurut Zen (2013), secara psikologis, seorang perawat mampu menjadi obat bagi pasien karena selalu dekat dengannya. Kehadiran sekaligus interaksi yang dilakukan perawat dalam melaksanakan pelayanan mampu memberikan kenyamanan bagi pasien Gambaran Komunikasi Terapeutik Hasil wawancara dan observasi yang peneliti peroleh, sering ditemukan interaksi antara pewat dan keluarga pasien. Namun, interaksi yang terjadi tidak semuanya merupakan pelaksanaan komunikasi terapeutik. Interaksi yang tergolong komunikasi terapeutik adalah terjadinya komunikasi dua arah antara komunikan dan komunikator dalam ruang lingkup kesehatan, dan komunikasi teraputik

27 memberikan dampak pemulihan atau kesembuhan pada komunikan (Zen, 2013) Pengaruh Komunikasi Terapeutik Terhadap Kecemasan Keluarga Pasien Berdasarkan hasil wawancara, komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat berpengaruh terhadap kecemasan keluarga pasien. Pengaruh dari komunikasi terapeutik tersebut adalah kecemasan yang dialami keluarga pasien berkurang, yaitu keluarga pasien merasa tenang dan lega karena telah memperoleh informasi terkait kondisi pasien. Menurut Potter & Perry (2005), rasa tenang dan lega yang dialami oleh keluarga pasien muncul akibat dari adanya rasa aman dari ancaman atau situasi yang menyebabkan kecemasan. Hal tersebut merupakan perwujudan dari perhatian yang diberikan perawat kepada pasien (dalam hal ini keluarga pasien). Hasil wawancara dan observasi juga menunjukkan manfaat penelitian ini, yaitu pelaksanaan komunikasi terapeutik memberi gambaran peran perwat sebagai konselor. Selain itu, peran perawat sebagai advokator juga tergambar dalam pelakasanaan komunikasi terapeutik dalam penelitian ini.

28 4.5 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah kesulitan dalam mengobservasi perawat jaga diakibatkan karena sulitnya mencari perawat yang sama untuk diobservasi dihari selanjutnya dan pada pasien yang sama pula. Selain itu, peneliti juga mengalami kesulitan dalam menggali informasi yang dalam dari narasumber terkait tema penelitian karena usia yang terlalu tua sehingga susah untuk mengingat hal-hal yang detail.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan yang diberikan perawat kepada pasien adalah pelayanan yang holistik, yaitu perawat memperhatikan aspek bio-psiko-sosio-spiritual. Keluarga

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN 46 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA YANG ANAKNYA DIRAWAT DI RUANG ICU RSUD DR PIRNGADI MEDAN PENELITI : MUHAMMAD ADIUL

Lebih terperinci

Wawancara Partisipan 1

Wawancara Partisipan 1 55 Verbatim Partisipan Wawancara Partisipan 1 S Isi Percakapan Kode P Selamat pasi mas 1 P1 Selamat pagi juga mbak 2 P Bisa minta waktunya sebentar mas sekitar 5-10 menit 3 P1 Iya bisa 4 P Perkenalkan

Lebih terperinci

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE) 1 PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE) A. Identitas Klien Inisial Klien Usia Agama Pendidikan : Ny. F : 42 Tahun : Islam : SMA Nomor Register : 02. 14. 77 Masuk RSJSH : 27/03/2012 Nama Keluarga Alamat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana,

BAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam segala proses kehidupan komunikasi merupakan hal paling pokok. HAM (Hubungan Antar Manusia) bisa terjadi tidak lain karena adanya sistem komunikasi. Berbagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang pendekatan penelitian, karakteristik dan jumlah subjek penelitian, teknik pengambilan subjek, metode pengumpulan data, alat pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Provinsi Maluku Rumah Sakit Jiwa Ambon di mulai tahun anggaran 1981/1982 Rumah Sakit

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK INFORMAN

KARAKTERISTIK INFORMAN KARAKTERISTIK INFORMAN Komunikasi Efektif Dokter dan Pasien Dalam Upaya Keselamatan Pasien (patient Safety) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan Petunjuk Pengisian : Istilah pertanyaan dibawah ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2017 hingga 5 Maret 2017 di Panti Wreda Pengayoman Semarang. Adapun rincian pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga terletak di jalan Hasanuddin No. 806, Kelurahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai fenomena yang harus direspons oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam BAB ini akan dipaparkan data hasil penelitian beserta dengan analisa data. Data dan analisa data dipaparkan secara deskriptif mengenai pengalaman partisipan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil oleh peneliti adalah kota Ambon yang merupakan Provinsi Maluku. Peneliti melakukan

Lebih terperinci

NASKAH ROLEPLAY PENERIMAAN PASIEN BARU DAN ORIENTASI

NASKAH ROLEPLAY PENERIMAAN PASIEN BARU DAN ORIENTASI NASKAH ROLEPLAY PENERIMAAN PASIEN BARU DAN ORIENTASI Pemeran : Kepala Ruangan (Karu) : Eni sudarman Perawat Primer (PP) : Engelia Rezeki Tampubolon Perawat Associate (PA) : Melati Hutabarat Perawat UGD

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN Lampiran 1 LEMBAR ERSETUJUAN ARTISIASI DALAM ENELITIAN (Informed Consent) Judul enelitian: engalaman erawat Dalam Memberikan Komunikasi Teraupetik ada Keluarga asien Di Ruang Rawat Inap enyakit Dalam RSUD

Lebih terperinci

INOVASI KEPERAWATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN KANKER DIRUANG SIRSAK RSUD CENGKARENG

INOVASI KEPERAWATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN KANKER DIRUANG SIRSAK RSUD CENGKARENG INOVASI KEPERAWATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN KANKER DIRUANG SIRSAK RSUD CENGKARENG A. Pengertian Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan Creswell (1998), tipe penelitian yang tepat

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan Creswell (1998), tipe penelitian yang tepat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Berdasarkan klasifikasi yang dikemukakan Creswell (1998), tipe penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang sering kita dengar dalam dunia kesehatan. Hal ini berarti setiap pasien yang dirawat di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum penelitian Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan beralamat di jalan Hasanudin, No. 806 Salatiga, Jawa Tengah. Sesuai dengan SK Menteri Kesehatan RI,

Lebih terperinci

Panduan Wawancara Pada Perawat

Panduan Wawancara Pada Perawat Lampiran 1 Panduan Wawancara Pada Perawat Nama perawat : Usia : Jenis kelamin : Masa kerja : Daftar Pertanyaan : 1. Menurut perawat apa pengertian pasien Harga Diri Rendah (HDR)? 2. Menurut perawat apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi merupakan pengalaman yang biasa menimbulkan kecemasan, kecemasan biasanya berhubungan dengan segala macam prosedur asing yang dijalani pasien dan juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pengalaman baik positif maupun negatif tidak dapat lepas dari kehidupan seseorang. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memberi pengaruh yang pada akhirnya

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda? LAMPIRAN 59 PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimana perasaaan anda ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 2. Apa yang anda lakukan ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 3. Pernahkah anda melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu organisasi kesehatan yang dengan segala fasilitas kesehatannya diharapkan dapat membantu pasien dalam meningkatkan kesehatan dan mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma dalam keperawatan, dari konsep keperawatan individu menjadi keperawatan paripurna serta kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kedokteran, menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Penelitian ini menerapkan metode kualitatif dengan pendekatan studi deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan bidang penyelidikan yang berdiri sendiri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan lain yang direncanakan

Lebih terperinci

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care Naskah Manajemen Complain dan Customer Care 1. Karakter Emosional Complain Seorang ibu yang merupakan anggota keluarga pasien datang ke customer service menanyakan perihal tidak adanya tempat tidur yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasien di ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah pasien dalam keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasien di ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah pasien dalam keadaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasien di ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah pasien dalam keadaan gawat yang mengancam kehidupan. Untuk itu perawat diruang ICU cenderung cepat dan cermat serta

Lebih terperinci

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Lampiran 1 STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA Nama klien : Ny. M Ruangan : Nakula No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : PERTANYAAN PENELITIAN

LAMPIRAN I : PERTANYAAN PENELITIAN LAMPIRAN 68 LAMPIRAN I : PERTANYAAN PENELITIAN Kecemasan 1. Bagaimana perasaan anda menghadapi tindakan pemasangan WSD? 2. Apa yang anda cemaskan menghadapi tindakan pemasangan WSD? instrumental 1. Bagaimana

Lebih terperinci

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA Disusun Oleh: DESI SUCI ANGRAENI SRI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mendukung proses penelitian agar sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Hubungan Komunikasi Terapeutik..., Wildan Akhmad A.Y, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

LAMPIRAN. Hubungan Komunikasi Terapeutik..., Wildan Akhmad A.Y, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 71 LAMPIRAN Hubungan Komunikasi Terapeutik..., Wildan Akhmad A.Y, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Saudara/i... Di Tempat Dengan Hormat, Saya yang bertanda

Lebih terperinci

3.2 Partisipan Penelitian/sumber data

3.2 Partisipan Penelitian/sumber data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif dengan pendekatan studi deskriptif. Studi deskriptif merupakan alat untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta membahayakan hidup bagi pasien dan keluarga yang mengancam keadaan stabil dari ekuibrium internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,

Lebih terperinci

: Permohonan Wawancara. Cirebon, Juli Kepada Yth. Bapak/Ibu

: Permohonan Wawancara. Cirebon, Juli Kepada Yth. Bapak/Ibu Permohonan Wawancara Cirebon, Juli 2010 Hal : Permohonan Wawancara Kepada Yth. Bapak/Ibu Dengan hormat, Dalam rangka penulisan Karya Tulis Ilmiah Program Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 86 Lampiran 1. Pedoman wawancara Pedoman wawancara saat penelitian Di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan Daftar pertanyaan wawancara kepada keluarga pasien Data singkat informan Nama : Jenis Kelamin : Tanggal

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan dari sudut fenomenologis. Peneliti dari studi fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup menarik bagi investor. Meningkatnya pendidikan dan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. cukup menarik bagi investor. Meningkatnya pendidikan dan pendapatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri Rumah Sakit belakangan ini telah berkembang kearah bisnis yang cukup menarik bagi investor. Meningkatnya pendidikan dan pendapatan masyarakat telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah tempat pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat. Rumah sakit tidak membedakan pelayanan terhadap orang sakit dengan

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ANALISA PROSES INTERAKSI

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ANALISA PROSES INTERAKSI FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ANALISA PROSES INTERAKSI Inisial Klien Nama Mahasiswa : Ny. S (69 tahun) : Sinta Dewi Status Interaksi M-K : Pertemuan, ke-2,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh partisipan penelitian yaitu persepsi,

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Ketepatan Ibu Menangani Demam Pada Anak

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Ketepatan Ibu Menangani Demam Pada Anak Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Judul : Ketepatan Ibu Menangani Demam Pada Anak Nama Peneliti : Pusparini NIM : 462012064 Saya adalah mahasiswa program S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan merupakan suatu perbuatan dimana seseorang atau kelompok menawarkan pada kelompok/orang lain sesuatu yang pada dasarnya tidak berwujud dan produksinya berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Semarang merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat yang nmemiliki peran yang sangat strategis untuk menciptakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA 1. Fasilitas dan layanan perpustakaan 2. Pendidikan pemakai a. Bagaimana prosedur pendidikan pemakai disini? b. Siapa peserta? c. Siapa pembicara? d. Kapan dilaksanakan pendidikan

Lebih terperinci

Topik : school adjustment remaja ADHD yang bersekolah di sekolah umum. hubungan interpersonal yang positif pada remaja ADHD di sekolah umum

Topik : school adjustment remaja ADHD yang bersekolah di sekolah umum. hubungan interpersonal yang positif pada remaja ADHD di sekolah umum Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA Topik : school adjustment remaja ADHD yang bersekolah di sekolah umum A. Tujuan umum : Untuk memperoleh gambaran mengenai motivasi sosial, kompetensi berperilaku, dan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini membuat perawat berada pada

BAB I PENDAHULUAN. kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini membuat perawat berada pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat merupakan tenaga kerja terbesar di rumah sakit yang memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien selama 24 jam melalui kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga menimbulkan beberapa macam penyakit dari mulai penyakit dengan kategori ringan sampai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gangguan kejiwaan atau sakit jiwa bisa dialami semua kalangan masyarakat, baik kaya maupun miskin, pria maupun wanita, tua maupun muda. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, sehingga tentu saja hal ini berbeda dengan menangani pasien penderita

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng BAB IV ANALISIS DATA A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng Klingsingan Surabaya Faktor penyebab klien terkena epilepsi terjadi karena faktor eksternal. Yaitu faktor yang terjadi bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentunya pernah merasakan dan berada dalam keadaan sakit, baik itu sakit yang sifatnya hanya ringan-ringan saja seperti flu, batuk, pusing

Lebih terperinci

AKHIR PERJALANAN. ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

AKHIR PERJALANAN. ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com AKHIR PERJALANAN ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com AKHIR PERJALANAN Oleh: Aghana V Idents Copyright 2015 by Aghana V Idents Penerbit ( nulisbuku.com

Lebih terperinci

LAMPIRAN - LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN - LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN - LAMPIRAN Lampiran 1 No. :... LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENGALAMAN KELUARGA SEBAGAI PEMBERI ASUHAN PERAWATAN PADA PENDERITA SKIZOFRENIA DI DESA BIREM PUNTONG KOTA LANGSA Saya bernama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak wanita yang ikut bekerja untuk membantu mencari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak wanita yang ikut bekerja untuk membantu mencari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak wanita yang ikut bekerja untuk membantu mencari tambahan penghasilan dari suami. Selain karena faktor ekonomi keluarga, wanita juga bisa mengekspresikan

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi 75 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Veny C Pelamonia NIM : 462012021 Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna CINTA TELAH PERGI 1 Penyempurna Enam belas tahun yang lalu seorang ibu bernama Rosa melahirkan seorang bayi perempuan, bayi yang selama ini bu Rosa dan pak Adam (suami bu Rosa) idam-idamkan selama dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan individu yang telah lulus dari perguruan tinggi disebut sebagai Sarjana

BAB I PENDAHULUAN. dan individu yang telah lulus dari perguruan tinggi disebut sebagai Sarjana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah individu yang menuntut pendidikan di perguruan tinggi, dan individu yang telah lulus dari perguruan tinggi disebut sebagai Sarjana (Sugiono,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti, yaitu tipe penelitian kualitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN I I. PEDOMAN WAWANCARA PUSTAKAWAN Penelitian ini menggunakan wawancara sebagai teknik dalam pengumpulan data, dan dalam pelaksanaannya akan dilakukan wawancara yang mendalam guna mendapatkan data

Lebih terperinci

BAB 7 PENUTUP. belum semuanya mengikuti pelatihan kegawatdaruratan. Untuk staf. administrasi IGD, rekam medik dan brankar man belum bertugas 24 jam.

BAB 7 PENUTUP. belum semuanya mengikuti pelatihan kegawatdaruratan. Untuk staf. administrasi IGD, rekam medik dan brankar man belum bertugas 24 jam. BAB 7 PENUTUP 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Komponen Input Kebijakan waktu pelayanan IGD sudah sesuai dengan standar Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar IGD Rumah Sakit, Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin pedulinya masyarakat terhadap kesehatannya, semakin tinggi pula tuntutan masyarakat atas mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak Rumah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Seting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang A. Sejarah RS. Panti wilasa Citarum Semarang RS. Panti Wilasa Citarum adalah rumah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatankegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatankegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus menerus. Komunikasi bertujuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Pedoman Wawancara

LAMPIRAN 1 Pedoman Wawancara LAMPIRAN 1 Pedoman Wawancara Visi 1. Apa yang seharusnya dilakukan oleh perawat pelaksana untuk menjadikan Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan holistik Kristiani dan tetap memperhatikan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut hirarki Maslow tingkat yang paling dasar dalam kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 2 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Dari hasil penelitan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa riset partisipan 1 sampai 4 ketika melakukan kontrol rutin di poliklinik rumah sakit jiwa Amino Gondohutomo-Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penunjang. Menurut Para Ahli Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penunjang. Menurut Para Ahli Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang di selenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri, tak kecuali juga di industri kesehatan. Pertumbuhan tersebut diiringi dengan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN. Pmengetahui Adaptasi Psikososial Wanita Yang Menghadapi Menopause.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN. Pmengetahui Adaptasi Psikososial Wanita Yang Menghadapi Menopause. 40 Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN Nama : Fitri Mayang Sari NIM : 141121021 Saya adalah mahasiswi S-I Keperawatan Fakultas Keperawatan, yang akan melakukan penelitian dengan

Lebih terperinci

Arwani dan Monica Ester, Komunikasi Dalam Keperawatan. EGC Jakarta, 2002.

Arwani dan Monica Ester, Komunikasi Dalam Keperawatan. EGC Jakarta, 2002. DAFTAR PUSTAKA A. Buku dan Barang Cetakan Arwani dan Monica Ester, 2003. Komunikasi Dalam Keperawatan. EGC Jakarta, 2002. Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal.Yogyakarta,Kanisius,2007.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa merupakan pengendalian diri dalam menghadapi stresor di lingkungan sekitar dengan selalu berpikir positif dalam keselarasan tanpa adanya tekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Setiap aktivitas yang dilakukan tentu memerlukan komunikasi. Tidak terkecuali seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu RS Umum dan RS Khusus (jiwa, mata, paru-paru, jantung, kanker, tulang, dsb)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu RS Umum dan RS Khusus (jiwa, mata, paru-paru, jantung, kanker, tulang, dsb) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan Rumah Sakit saat ini berkembang dengan pesat. Di Indonesia sendiri ada tiga klasifikasi rumah sakit berdasarkan kepemilikan, jenis pelayanan dan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun oleh : TRI ARI AYUNANINGRUM J 200 080 051 KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran. Metodenya antara lain: berbicara dan mendengarkan

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran. Metodenya antara lain: berbicara dan mendengarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan pertukaran informasi diantara dua orang atau lebih, atau dengan kata lain; pertukaran ide atau pemikiran. Metodenya antara lain: berbicara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah bagian dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga pengembangan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidan pelaksana dan pasien post Section Caesarea (SC) melakukan proses

BAB I PENDAHULUAN. Bidan pelaksana dan pasien post Section Caesarea (SC) melakukan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidan pelaksana dan pasien post Section Caesarea (SC) melakukan proses komunikasi dalam rawat inap kebidanan selama tiga hari. Hal ini merupakan kajian komunikasi interpersonal,

Lebih terperinci

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ( IN DEPTH INTERVIEW ) ANALISIS PELAKSANAAN STRATEGI DOTS PLUS PADA PROGRAM PENANGGULANGAN TB MDR DI PUSKESMAS TELADAN TAHUN 06 I. Daftar pertanyaan untuk Staf bidang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino Gondohutomo Semarang (RSJD Dr.Amino Gondohutomo Semarang) yang beralamat di Jl. Brigjend

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA

LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA Deskripsi Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran proses pemulihan dan faktorfaktor pendukungnya pada penderita gangguan bipolar Izin untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Identitas Subjek Penelitian Nama Subjek S (p) S.R E.N N S (l) J Usia 72 Tahun 76 Tahun 84 Tahun 63 Tahun 68 Tahun 60 Tahun Jenis Perempuan Perempuan

Lebih terperinci

A. IDENTITAS INFORMAN (DOKTER) Nama : Umur : Tahun. Status kepegawaian : Pendidikan : Lama kerja : B. Pertanyaan

A. IDENTITAS INFORMAN (DOKTER) Nama : Umur : Tahun. Status kepegawaian : Pendidikan : Lama kerja : B. Pertanyaan 134 PEDOMAN WAWANCARA DETERMINAN KELENGKAPAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSUD BANGKINANG KABUPATEN KAMPAR RIAU TAHUN 2016 A. IDENTITAS INFORMAN (DOKTER) Nama : Umur : Tahun Status kepegawaian : PNS Non PNS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia bersifat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian Penelitian dilakukan selama 6 bulan, yaitu pada bulan Desember 2011 hingga Mei 2012. Penelitian pertama kali dilaksanakan dengan melakukan observasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan pemenuhan kebutuhan dasar yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum TK Purwanida I

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum TK Purwanida I BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum TK Purwanida I TK Purwanida I terletak di Jalan Srikandi No 12 Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN DAN PARTISIPAN. Kepada YTH: Bapak / Ibu Pasien Klinik Kitamura Pontianak Di Tempat

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN DAN PARTISIPAN. Kepada YTH: Bapak / Ibu Pasien Klinik Kitamura Pontianak Di Tempat Lampiran PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN DAN PARTISIPAN Kepada YTH: Bapak / Ibu Pasien Klinik Kitamura Pontianak Di Tempat Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Gusti Jhoni Putra NIM : 20151050010

Lebih terperinci

A. SAJIAN DATA. 1. Respon Guru Jika Murid Tidak Mengerti Materi Pembelajaran

A. SAJIAN DATA. 1. Respon Guru Jika Murid Tidak Mengerti Materi Pembelajaran A. SAJIAN DATA Setiap individu memiliki kebiasaan yang berbeda hal tersebut tidak terlepas pada kebiasaan seorang guru dalam memulai kegiatan belajar mengajar. Pada setiap awal pembelajaran Nubuat sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan Nasional.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan Nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan merupakan salah satu komponen pembangunan bidang kesehatan, dan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan Nasional. Perawat juga ikut menentukan mutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelahiran seorang anak dalam sebuah keluarga merupakan suatu bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelahiran seorang anak dalam sebuah keluarga merupakan suatu bagian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kelahiran seorang anak dalam sebuah keluarga merupakan suatu bagian yang indah, bahkan anak dikatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi medis dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman terhadap gangguan

Lebih terperinci