ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INDUSTRI PENGOLAHAN KECAP ANEKA GUNA DI KOTA LANGSA

Transkripsi

1 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INDUSTRI PENGOLAHAN KECAP ANEKA GUNA DI KOTA LANGSA Ir. Muhammad Jamil /Jauari Frizki Bella 2 Dose Tetap Program Studi Agribisis Fakultas Pertaia 2 Mahasiswa Fakultas Pertaia Program Studi Agribisis Uiversitas Samudra, Lagsa-Aceh Abstrak Adapu tujua dari Peelitia ii adalah utuk megetahui kelayaka usaha idustri pegolaha kecap Aeka Gua apabila dilihat dari segi kelayaka fiasial. Peelitia ii megguaka metode studi kasus. Lokasi peelitia yaitu di Kota Lagsa dega pertimbaga bahwa lokasi tersebut merupaka daerah yag terdapat idustri pegolaha kecap asi da mudah di jagkau oleh peulis. Waktu peelitia dilaksaaka pada Bula Jui - Oktober 204. Teaga kerja yag diguaka berjumlah 27 orag, 20 teaga kerja pria da 7 orag teaga kerja waita. Jumlah pegguaa teaga kerja selama 5 tahu sebesar 3759 HKP. Total biaya produksi yag dikeluarka oleh pegusaha dalam usaha pembuata kecap didaerah peelitia selama 5 tahu adalah Rp ,-. Pedapata kotor yag diperoleh pegusaha sebesar Rp ,- da pedapa bersih yag diperoleh sebesar Rp ,- Kota Lagsa haya memiliki pegusaha pegolaha kecap asi da dijadika sebagai pegusaha sampel yaitu usaha idustri pegolaha kecap asi Aeka Gua. Hasil perhituga di peroleh Net Preset Value (NPV) sebesar Rp (lebih besar dari ol), sedagka Iteral Rate of Retur (IRR) sebesar 84% lebih besar dari tigkat buga yag berlaku (D.F. = 8%), sedagka Net B/C Ratio sebesar 3,27 (lebih dari pada ) da Pay Back Priod (PBP) Tahu 6 Bula (lebih kecil dari umur ekoomis). Kata Kuci: Idustri, Kecap, kelayaka, Pedapata, Usaha Pedahulua Sektor pertaia da idustri merupaka sektor yag terkait satu sama lai, dimaa pertaia sebagai peyedia baha baku, sedagka idustri megolah hasil pertaia utuk memperoleh ilai tambah. Selai dapat meciptaka lapaga kerja bagi masyarakat sekitar perusahaa, juga dapat meciptaka ilai tambah bagi produk pertaia khususya paga. Idoesia saat ii adalah egara yag dikategorika sebagai egara yag berkembag. Semaki bayak tekologi caggih yag diguaka da bayak idustri yag didirika, perubaha tekologi da perkembaga duia idustri yag cukup pesat megakibatka persaiga diberbagai jeis idustri yag semaki ketat. Dega melihat situasi persaiga sekarag ii, terobosa baru dalam duia usaha memag dirasa perlu meyajika apa yag diigika dalam kebutuha kosume. Idoesia sebagai salah satu egara berkembag dalam melaksaaka pembagua tidaklah lepas dari masalah yag serig dihadapi oleh egara yag sedag berkembag laiya. Masalah yag dihadapi egara sedag berkembag saat ii adalah masalah bagaimaa meigkatka kesejahteraa masyarakat dega memafaatka sumber daya alam da sumber daya mausia yag tersedia. Sumber daya alam yag ada di Idoesia sagat beraeka ragam seperti halya kedelai, dimaa kedelai ii mempuyai peluag yag sagat besar, yag diguaka utuk baha utama pembuata kecap, tahu, tempe, da lailai. Sedagka dalam sumber daya mausia, mereka mampu memafaatka sumber daya alam yag ada di Idoesia, seperti halya dalam pegolaha kecap. Kecap adalah bumbu dapur atau peyedap makaa yag berupa caira berwara hitam yag rasaya mais atau asi. Baha dasar pembuata kecap umumya adalah kedelai atau kedelai hitam. Namu ada pula kecap yag terbuat dari baha dasar air kelapa yag umumya berasa asi, kecap merupaka hasil fermetasi baha abati atau hewai berprotei tiggi di dalam laruta garam, kecap berwara coklat tua, berbau khas rasa asi atau mais da dapat mempersedap rasa masaka. Di Idoesia kecap sagat disukai sehigga kebutuhaya semagki meigkat dari tahu ke tahu. Kedelai memiliki kaduga gizi yag cukup tiggi, terutama protei da karbohidrat, asam amio yag terdapat pada kedelai adalah leusi da lisi. Keduaya merupaka asam amio yag sagat diperluka oleh ezim pemecah kedelai utuk meghasilka kecap dega cita rasa yag eak, lezat, da khas. Jeis kedelai yag diguaka dalam pembuata kecap adalah kedelai hitam da kedelai kuig. Perbedaa tersebut haya terletak pada ukura biji da wara kulit. Kedelai hitam berukura lebih kecil dibadig kedelai kuig, tetapi tidak ada perbedaa komposisi gizi diatara keduaya. Perbedaa jeis kedelai tersebut tidak berpegaruh terhadap efektivitas fermetasi. Kepopulera kacag kedelai didasarka pada 2

2 ilai giziya yag tiggi. Mutu protei kedelai termasuk palig uggul dibadigka dega jeis taama lai, bahka hampir medekati protei hewai. Kedelai memiliki kaduga gizi yag cukup tiggi dapat dilihat pada tabel I- dibawah ii : Tabel I- : Komposisi Zat Gizi Kecap Kedelai dalam 00 gram No Zat Gizi Kecap Satua Jumlah Kedelai. Eergi kalori Air gram 57,4 3. Lemak gram 0,6 4. Karbohidrat gram 5, 5. Serat gram 0,6 6. Abu gram 2,4 7. Kalsium gram Protei gram 5,5 9. Besi miligram 4,4 0. Vitami B miligram 0,04. Vitami B2 miligram 0,7 Sumber : Rukmaa (2003:9) Pada tabel I- diatas dapat dilihat bahwa kecap bayak memiliki kaduga ilai gizi yag sagat beragam, dimaa kaduga gizi yag palig bayak yaitu eergi 86 kalori sedagka kaduga gizi yag palig sedikit yaitu vitami B 0,04 mg. Megigat petigya peraa kedelai maka jumlah da mutu produksiya harus bear-bear baik, bersih dari kotora dari beda-beda yag membahayaka kesehata mausia. Meurut Adisarwato (2002 : 3) "Pada awalya, kedelai dikeal dega beberapa ama botai, yaitu Glycie sojo max. amu pada tahu 948 telah disepakati bahwa ama botai yag dapat diterima dalam istilah ilmiah yaitu Glycie max (L.) Merrill". samapai saat ii, di Idoesia kedelai bisa dikataka masih mejadi salah satu komoditas paga yag sagat petig. Hal ii atara lai di kareaka permitaa kedelai yag begitu besar utuk memeuhi paga masyarakat da dari tiggiya gejolak yag timbul akibat keaika harga kedelai yag cukup tiggi beberapa waktu yag lalu. Agroidustri meliputi idustri hulu da hilir. idustri hulu terdiri atas idustri pembeiha, peralata da mesi, sedagka hilir meliputi idustri pegolah da jasa. Oleh karea itu keterkaita sektor idustri pegolaha kecap sagat erat hubugaya dega sektor agroidustri. Dega megembagka agroidustri secara tidak lagsug telah membatu meigkatka perekoomia para petai sebagai peyedia baha baku utuk idustri. Bagsa Idoesia adalah bagsa agraris karea sebagia besar pedudukya berprofesi sebagai petai, utuk itu idustri yag palig potesial dikembagka adalah idustri yag berbaha baku produk pertaia karea mecakup hidup bayak masyarakat Idoesia itu sediri buka idustri lai yag sebagia besar baha bakuya diimpor dari luar egri. Sebagai egara agraris tetuya Idoesia memiliki potesi besar dalam pegembaga agroidustri. Hal itu karea selai dapat meigkatka kotribusi sektor pertaia di tegah krisis juga karea sumberdaya alam yag dimiliki Idoesia sagat medukug pegembaga agroidustri tersebut (Soekartawi, 2005 : 54). Dalam pegolaha kecap ii dapat dikembagka oleh idustri, dimaa idustri kecap ii tidak saja ditujuka kepada idustri yag besar saja, tetapi ditujuka pula kepada idustri sedag da idustri kecil, sebab pada keyataaya idustri sedag da idustri kecil adalah idustri yag masih sagat diperluka utuk dapat memberika kesempata kerja da sekaligus pemerataa pedapata ditigkat masyarakat. Idustri kecil sagat petig, karea idustri kecil dapat memberika mafaat sosial yag berarti bagi perekoomia, terutama perekoomia Idoesia. Mafaat pertama : Idustri kecil dapat meciptaka peluag berusaha yag luas dega pembiayaa yag relatif murah. Kedua : Idustri kecil turut megambil peraa dalam peigkata da mobilisasi tabuga domestik. Ketiga : Idustri kecil mempuyai keduduka komplemeter terhadap idustri besar da sedag, karea idustri kecil meghasilka produk yag relatif murah da sederhaa, yag biasaya tidak dihasilka oleh idustri besar da sedag (Soekartawi, 2005 : 69). Idustri kecil merupaka jala keluar dari bayakya teaga kerja, semetara luasya lapaga pekerjaa yag terbatas. Idustri kecil dipedesaa yag berbasis pertaia mempuyai peraa petig dalam meigkatka perekoomia. Sebagia besar permasalaha yag dihadapi idustri-idustri kecil yaitu redahya produktifitas da kuragya pegusaha tekologi, permodala da maajeme. Idustri kecap yag berada di Kota Lagsa khususya mempuyai peraa yag tidak kalah petig dega idustri-idustri laiya. Yag maa dega pegembaga selajutya bisa memberika tambaha pedapata khususya di Kota Lagsa. Jika usaha ii dikembagka dega baik pasti aka megutugka, karea kosume kecap di Kota Lagsa sagat luas mecakup strata sosial. Usaha idustri pegolaha Kecap Aeka Gua di Kota Lagsa meghasilka tiga jeis kecap yaitu kecap " Cap Burug Merah, kecap "Cap Siga da kecap " Cap Ayam" ii tidak haya dikosumsi oleh kelas bawah da meegah saja, tetapi juga kelas atas kecap ii dikeal masyarakat karea disampig hargaya yag murah juga bayak digemari masyarakat da kecap ii sediri bisa memberika ilai gizi 22

3 yag petig. Utuk melihat perkembaga produksi kecap " Cap Burug Merah", "Cap Siga da "Cap Ayam" yag di produksi oleh Aeka Gua selama lima tahu terakhir di Kota Lagsa dapat dilihat pada tabel I-2 berikut: Tabel I-2: Perkembaga Hasil Produksi Kecap dari Tahu Kecap Burug Merah (Botol) Kecap Siga (Botol) Kecap Ayam (Botol) Jumlah (Botol) Jumlah Rata , Rata,6,2 6 Sumber: Aeka Gua, 204 Berdasarka tabel I-2 diatas dapat dilihat perkembaga hasil produksi kecap yag diproduksi oleh Aeka Gua selama lima tahu terakhir, terlihat bahwa ada keaika da ada peurua volume produksi, hal tersebut disebabka oleh permitaa pasar yag tidak stabil. Dimaa jumlah hasil produksi yag palig bayak pada tahu 203 yaitu botol, sedagka jumlah hasil produksi yag palig sedikit pada tahu 2009 yaitu botol. Pegusaha pegolaha kecap pada proses produksiya megharapka dapat memberika mafaat dari usaha yag dijalakaya, oleh karea itu dibutuhka aalisis kelayaka usaha. Aalisis kelayaka usaha diguaka utuk megetahui sejauh maa usaha tersebut dapat memberika mafaat, ilai output, besarya imbala utuk faktor produksi yaitu teaga kerja, iput lai da tigkat keutuga usaha. Ibrahim (2003 : 4) megataka, studi kelayaka bisis merupaka gambara tetag kegiata yag aka dilaksaaka da disusu secara terperici da teratur serta kemugkiakemugkia utuk medapatka mafaat di sampig dapat dipertaggug jawabka baik dari segi tekis maupu operasioal yag bertujua utuk megetahui apakah mamfaat ivestasi tersebut lebih besar dibadigka dega biayaya. Dalam megkaji sebuah proyek sumbersumber yag di perguaka dapat berbetuk barag modal, baha setegah jadi, baha metah, teaga kerja da waktu. Sumbersumber tersebut, sebagia atau seluruhya diaggap sebagai barag atau jasa kosumsi yag dikorbaka dari pegguaa masa sekarag utuk memperoleh mafaat yag lebih besar di masa yag aka datag. Megaalisis sebuah idustri dega megetahui keadaa umum seperti aspek produksi, baha baku da baha pembatu, proses produksi, sumberdaya mausia, serta pedapata da kelayaka mejadi sagat petig. Hal ii dilakuka karea dapat memberika iformasi tambaha sebagai baha peujag dalam pegambila keputusa melajutka usaha da dapat meigkatka ilai tambah para pegolah serta teaga kerja. Agroidustri merupaka suatu betuk keterpadua atara sektor idustri da pertaia yag diharapka tidak saja meciptaka kodisi yag salig medukug idustri maju dega pertaia tagguh, tetapi juga memberika efek gada tiggi melalui peciptaa lapaga kerja baru, perbaika distribusi pedapata, ilai tambah serta pembagua pertaia yag sagat luas. Meurut simposium hukum peridustria, yag dimaksud dega idustri adalah ragkaia kegiata usaha ekoomi yag meliputi pegolaha da pegerjaa atau pembuata, perubaha da perbaika baha baku mejadi barag sehigga pada akhirya aka lebih bergua da bermafaat bagi seluruh masyarakat (Simajutak, 998 : 47). Agroidustri sebagai suatu usaha utuk meciptaka ilai tambah bagi komoditi pertaia atara lai melalui produk olaha setegah jadi maupu barag jadi yag baha bakuya berasal dari hasil pertaia. Usahausaha pegembaga pertaia yag megarah pada kegiata agroidustri yaitu pegolaha hasil pertaia mejadi baha makaa, salah satu produk pertaia yag dapat diolah yaitu kedelai yag dapat diolah mejadi kecap. Kecap adalah caira ketal yag megadug protei, diperoleh dari perebusa kedelai yag telah difermetasika da ditambah gula, garam serta rempah-rempah. Salah satu kriteria utuk meetuka mutu kecap adalah pada kadar proteiya. Berdasarka rasa da keketalaya, kecap dibagi mejadi dua macam, yaitu kecap asi agak ecer da kecap mais yag lebih ketal. Proses pembuata kecap asi da mais hampir sama. Perbedaaya adalah pada akhir proses, yaitu terdapat peambaha gula da bumbubumbu (rempah-repah) pada pembuata kecap mais, sedagka pada kecap asi tidak ada peambaha gula (Hidayat, 2006 : 76). Peelitia ii diarahka utuk megetahui kelayaka fiasial, sehigga dapat diilai layak atau tidakya usaha tersebut utuk dilaksaaka. Dalam peelitia ii, utuk megetahui apakah usaha tersebut layak atau tidak utuk diteruska haya ditetuka pada aspek fiasial. Utuk meetukaya pertama diaalisis Cash flow (arus kas) sebagai ladasa utuk melakuka pegukura dega beberapa kriteria kelayaka ivestasi, yaitu meliputi: NPV, IRR da Net B/C Ratio. Utuk megetahui waktu pegembalia ivestasi diaalisis dega Payback Period. Net Preset value (NPV) merupaka salah satu pegkriteriaa usaha dari segi perbadiga kas dalam suatu usaha. Utuk meghitug Net Preset Value (NPV) dalam 23

4 mejalaka sebuah gagasa usaha diperluka data tetag perkiraa biaya ivestasi, biaya operasi, da pemeliharaa serta perkiraa beefit dari proyek yag direcaaka. Meurut Kasmir (2003 : 57) Net Preset Value (NPV) atau ilai bersih sekarag merupaka perbadiga atara PV kas bersih dega PV Ivestasi selama umur ivestasi. Selisih atara ilai kedua PV tersebutlah yag kita keal dega Net Preset Value (NPV). Ukura kedua dari perhituga ivestasi adalah (IRR) Iteral Rate of Retur. Tujua utuk meghitug IRR adalah utuk megukur atau membadigka sejauh maa kemampua suatu usaha tersebut utuk dapat memberika keutuga dibadigka dega berivestasi di Bak. Meurut Umar (2003 : 98), Iteral Rate Of Retur (IRR) merupaka metode yag diguaka utuk mecari tigkat buga yag meyamaka ilai sekarag dari arus kas yag diharapka di masa yag aka datag atau peerimaa kas, dega megeluarka ivestasi awal. Selajutya metode ketiga yag di guaka utuk peghituga ivestasi adalah Net B/C Ratio yag dilakuka utuk melihat berapa mamfaat yag di terima oleh sebuah usaha utuk setiap satu rupiah pegeluara utuk usaha tersebut. Meurut Ibrahim (2003 : 5), Net Beefit Cos Ratio merupaka perbadiga atara et beefit yag telah di discout positif (+) dega et beefit yag telah di discout egatif (-). Sedagka utuk melihat waktu pegembalia ivestasi dari usaha tersebut di guaka alat aalisis yag berama Pay Back Periods (PBP). Kasmir (2003 : 63) meyebutka Pay back period (periode pegembalia) merupaka jagka waktu yag dibutuhka utuk megembalika ilai ivestasi melalui peerimaa-peerimaa yag diperoleh dari proyek/usaha yag dijalaka. Dalam megkaji kelayaka sebuah proyek ada beberapa aspek yag harus diteliti dalam merecaaka, memulai atau mejalaka sebuah proyek, diataraya adalah aspek hukum, tehik, ekoomis, pasar, maajeme, sosial da fiasial. Namu dalam peelitia ii haya dari segi aspek fiasial saja yag diteliti yaitu biaya da mafaat bagi pegusaha itu sediri dalam mejalaka usahaya. Karea apabila aspek fiasialya tidak layak maka aspek lai juga bisa dikataka tidak layak. Purba (997 : 2), megataka aspek yag perlu sekali dipelajari dalam peelitia da peilaia suatu proyek adalah aspek mafaat (beefit) da biaya (Cost) di sampig aspek tekis da keuaga. Dega megetahui hasil peghituga dari aspek fiasial suatu proyek maka dapat meghasilka dua macam kesimpula, yaitu megeai layak atau tidakya usaha tersebut didirika. Tujua megaalisis aspek fiasial dari suatu studi kelayaka proyek bisis adalah utuk meetuka recaa ivestasi melalui perhituga biaya da mamfaat yag diharapka, dega membadigka atara pegeluara da pedapata, seperti ketersedia daa, biaya modal, kemampua proyek utuk membayar kembali daa tersebut dalam waktu yag telah ditetuka da meilai apakah proyek aka dapat berkembag terus (Umar, 2003 : 78). Setelah medapatka hasil tetag studi kelayaka pada Idustri pegolaha kecap tersebut, maka dapat disimpulka apakah usaha tersebut layak atau tidak. Apabila usaha dikataka layak maka usaha dapat terus dilaksaaka atau dilajutka, sedagka apabila usaha tersebut tidak layak maka perusahaa harus megadaka perbaika maajeme dalam perusahaa da efisiesi terhadap biaya yag dikeluarka. Dalam idustri kecil, perlu adaya peagaa megeai biaya da pedapata, dimaa biaya ii diguaka utuk megetahui jumlah pegeluara yag dilakakuka oleh idustri kecap sedagka pedapata diguaka utuk megetahui jumlah peerimaa yag diterima oleh idustri kecap. Selai dari biaya da pedapata, studi kelayaka juga diperluka oleh sebuah idustri, utuk diguaka sebagai tolak ukur oleh pegusaha idustri, apakah layak diteruska atau tidak layak diteruska, sehigga apabila idustri tersebut megalami kerugia maka idustri tersebut tidak layak diteruska, da sebalikya apabila idustri tersebut megalami keutuga maka idustri tersebut layak diteruska atau memproduksi secara terus-meerus. Dega melihat uraia diatas, maka peulis tertarik utuk megagkat masalah tersebut dalam sebuah karya tulis dega judul Aalisis Kelayaka Fiasial Idustri Pegolaha Kecap Aeka Gua di Kota Lagsa. B. Idetifikasi Masalah Berdasarka judul da latar belakag yag telah diuraika diatas maka dapat diidetifikasika permasalaha sebagai berikut: "Apakah usaha idustri pegolaha kecap Aeka Gua di Kota Lagsa layak dikembagka bila dilihat dari segi aspek fiasial". Berdasarka rumusa masalah diatas maka dapat ditulis tujua peelitia sebagai berikut : "utuk megetahui kelayaka usaha idustri pegolaha kecap Aeka Gua apabila dilihat dari segi kelayaka fiasial". C. Metode Aalisis da Pegujia Hipotesis. Peelitia ii megguaka metode studi kasus (Case Study). Meurut Nazir (2005 : 56), Studi kasus adalah peelitia yag diguaka pada suatu objek tertetu dega sagat terperici. Lokasi peelitia ditetuka dega cara segaja (purposive) yag didasari oleh pertimbaga bahwa Kecamata Kota Lagsa merupaka salah satu lokasi yag ada perusahaa idustri kecap. 24

5 Objek pada peelitia ii haya dibatasi pada idustri pegolaha kecap Aeka Gua di Kota Lagsa. Ruag ligkup peelitia ii meliputi kapasitas produksi, biaya ivestasi, biaya operasioal da pemeliharaa, produksi, pegguaa teaga kerja, pedapata kotor da pedapata bersih. Waktu peelitia dilaksaaka pada Bula Jui - Oktober Pegumpula Data Pegumpula data respode diperoleh dari pegusaha pegolaha kecap Aeka Gua. Data yag diguaka adalah data primer da data sekuder. Data primer yaitu data yag diperoleh dari suatu daerah yag aka dilakuka peelitia yaitu pada idustri pegolaha kecap Aeka Gua di Kota Lagsa, sedagka data sekuder adalah sumber dari istasi-istasi terkait yag berhubuga dega peelitia. Pegumpula data primer dilakuka dega cara : - Observasi yaitu dega pegamata lagsug terhadap objek yag aka diteliti dalam peelitia ii adalah idustri pegolaha kecap Aeka Gua di Kota Lagsa. - Wawacara yaitu taya jawab lagsug dega pegusaha idustri pegolaha kecap Aeka Gua di Kota Lagsa. - Quisioer yaitu dega megguaka daftar pertayaa yag sudah dipersiapka. Pegumpula data sekuder dilakuka dega cara : - Proses membaca - Mempelajari da megambil keteraga yag diperluka dari buku. - Baha-baha kuliah serta sumber-sumber data yag laiya yag berhubuga dega masalah yag aka diteliti. - Baha kepustakaa yaitu dega megumpulka data berupa teori-teori yag diperoleh dari literatur-literatur yag berhubuga dega permasalaha yag ada dalam peulisa skripsi ii. 2. Variabel da Data yag Diteliti Sesuai dega latar belakag, keragka pemikira da hipotesis yag telah diformulasika maka dibutuhka variabel sebagai berikut: a. Kapasitas Produksi (Botol/Th) b. Biaya Ivestasi (Rp/Th) c. Pegguaa Teaga Kerja dihitug dalam Hari Kerja Pria (HKP/Th) d. Biaya Operasioal da Pemeliharaa (Rp/Th) e. Produksi (Botol /Th) f. Pedapata Kotor (Rp/Botol/Th) g. Pedapata Bersih (Rp/Th) 3. Kosep Operasioal Variabel Dari batasa variabel yag diteliti maka diopersika sebagai berikut : a. Kapasitas Produksi Kapasitas produksi yag dimaksud adalah kemampua usaha tersebut utuk memproduksi kecap yag dihitug dalam satua botol per tahu. b. Biaya Ivestasi Biaya ivestasi dalam peelitia ii terdiri dari bagua gedug, mesi pegupas, mesi ove, bak pecucia, tempat perebusa, mobil, timbaga, da alat perlegkapa laiya yag dihitug dalam satua rupiah per tahu. c. Pegguaa Teaga Kerja Pegguaa teaga kerja dalam idustri pegolaha kecap Aeka Gua ii dihitug dega satua HKP/tahu. Jumlah pegguaa teaga kerja dihitug dalam hari kerja pria (HKP), dega formula meurut (Mubyarto, 98 : 20) sebagai berikut : txhxj L xhkp w Dimaa: L = Ideks Teaga Kerja (HKP) t = Jumlah Teaga Kerja (Orag) h = Jumlah Hari Kerja (Hari) j = Jumlah Jam Kerja (Jam) w = Rata-rata Jam Kerja per hari per orag (Jam) d. Biaya Operasioal da Pemeliharaa Biaya operasioal da pemeliharaa dalam peelitia ii meliputi biaya: pembelia baha baku, teaga kerja, peyusuta, biaya laiya, sewa tempat, pemasara da pajak PBB yag dihitug dalam satua rupiah per tahu. e. Produksi Produksi adalah produk yag dihasilka dari proses pegolaha kecap yag dihitug dega satua botol pertahu. f. Pedapata Kotor Pedapata kotor adalah pedapata yag diperoleh dari hasil pejuala kecap yag dihitug dalam satua rupiah per botol per tahu. g. Pedapata Bersih Pedapata bersih adalah pedapata kotor dikuragi dega biaya produksi yag telah dikeluarka yag dihitug dalam satua rupiah per tahu. D. Metode Aalisis da Pegujia Hipotesis a. Aalisis Data Data primer yag diperoleh diolah dega metabulasika da kemudia dipidahka dalam betuk tabelaris sesuai dega kebutuha aalisis. b. Pegujia Hipotesis Sesuai dega hipotesis yag telah dirumuska, maka hipotesis diuji dega megguaka aalisis kelayaka yaitu: NPV, IRR, Net B/C da Pay Back Period sebagai berikut : ) NPV (Net Preset Value) adalah kriteria ivestasi yag diguaka dalam 25

6 megukur apakah suatu proyek feasibel atau tidak (Ibrahim, 2003 : 43). NPV NB i i i Dimaa : NB = Net Beefit = Beevit - Cost i = Discout factor = Tahu (waktu) Kriteria Peerimaa/Peolaka Hipotesis : Jika NPV > 0 maka idustri pegolaha kecap Aeka Gua layak utuk dilajutka. Jika NPV 0 maka idustri pegolaha kecap Aeka Gua tidak layak utuk dilajutka. Jika NPV = 0 maka idustri pegolaha kecap Aeka Gua berada dalam keadaa break eve poit. 2) IRR (Iteral Rate of Retur) ialah utuk megetahui sebagai alat ukur kemampua proyek dalam megembalika buga pijama dari lembaga iteral keuaga yag membiayai proyek tersebut (Pasaribu, 202 : 57). NPV IRR i. i Dimaa : i 2 NPV NPV i = adalah tigkat discout rate yag meghasilka NPV. i2 = adalah tigkat discout rate yag meghasilka NPV2. Kriteria Peerimaa/Peolaka Hipotesis : Jika IRR > tigkat buga yag berlaku maka idustri pegolaha kecap Aeka Gua layak utuk dikembagka. Jika IRR tigkat buga yag berlaku maka idustri pegolaha kecap Aeka Gua tidak layak utuk dikembagka. Jika IRR = tigkat buga yag berlaku maka idustri pegolaha kecap Aeka Gua pulag pokok. 3) Net B/C (Net Beefit Cost Ratio), merupaka perbadiga atara et beefit yag telah di discout positif (+) 2 dega et beefit yag telah di discout egatif (-) (Ibrahim, 2003 : 5). Net B/C Dimaa : i i N Bi N Bi NB = Net Beefit = Beefit Cost B = Beefit yag telah di-discout i = Discout factor = Tahu (waktu) Kriteria Peerimaa/Peolaka Hipotesis : Jika Net B/C > maka idustri pegolaha kecap Aeka Gua layak utuk dilajutka. Jika Net B/C maka idustri pegolaha kecap Aeka Gua tidak layak utuk dilajutka. Jika Net B/C = maka idustri pegolaha kecap Aeka Gua berada dalam keadaa break eve poit. 4) Pay Back Period (PBP), yaitu jagka waktu tertetu yag meujuka terjadiya arus peerimaa (cash i flows) secara komulatif sama dega jumlah ivestasi dalam betuk preset value (Ibrahim, 2003 : 56). PBP T P I i i i B p NB Dimaa : PBP = Pay Back Period Tp- = Tahu sebelum terdapat PBP = Jumlah ivestasi yag telah di-discout NB icp = Jumlah et beefit yag telah di-discout sebelum Pay Back Period NB p Kriteria Hipotesis : Jika PBP = Jumlah et beefit pada Pay Back Period Peerimaa/Peolaka umur ekoomis maka idustri pegolaha kecap Aeka Gua dikataka layak. 26 icp

7 Jika PBP > Jika PBP = umur ekoomis maka idustri pegolaha kecap Aeka Gua dikataka tidak layak. umur ekoomis maka idustri pegolaha kecap Aeka Gua dikataka pulag pokok. E. Hasil Peelitia. Karakteristik Pegusaha Pegertia karakteristik pegusaha dalam peelitia ii adalah umur, pedidika, pegalama dalam berusaha sebagai pegusaha pembuata kecap da besarya tagguga keluarga. Karakteristik aka mempegaruhi tigkat keterampila pegusaha dalam megelola usaha pembuata kecap, misalya semaki tiggi tigkat pedidika yag diperoleh pegusaha maka aka semaki terampil dalam megelola usahaya sehigga berpegaruh terhadap kualitas da pedapata usaha pembuata kecap yag diperoleh. Disampig faktor pedidika pegalama dalam berusaha juga merupaka faktor petig dalam usaha meigkatka pedapata (keutuga) pegusaha, sedagka umur pegusaha aka berpegaruh terhadap kemampua dalam megambil keputusa bisis. Sedagka besarya tagguga keluarga aka berpegaruh terhadap beba bagi pegusaha dalam membiayai kebutuha keluarga (rumah tagga). Megeai karakteristik pegusaha didaerah peelitia dapat dilihat pada tabel IV- berikut ii: Tabel IV-: Karakteristik Pegusaha Pembuata Kecap didaerah Peelitia, 204. N o Nama Pegusa ha Karifudi Ciaw Um ur (Th ) Pedi dika (Th) Pegal ama (Th) Sumber : Data Primer 204 ( Diolah ) Dari tabel IV- diatas dapat dilihat bahwa umur pegusaha pembuata kecap didaerah peelitia adalah 60 tahu, dega tigkat pedidika 2 tahu, ii berarti tigkat pedidika pegusaha pembuata kecap di daerah peelitia haya tamat Sekolah Meegah Atas (SMA). Sedagka pegalama dibidag usaha pembuata kecap 40 tahu, dega jumlah tagguga keluarga 5 orag. Dari data karakteristik pegusaha di daerah peeliti dapat disimpulka bahwa tigkat umur pegusaha tidak lagi tergolog produktif dalam melaksaaka berbagai aktifitas bisis (usaha) dibidag pembuata kecap, tigkat pedidika pegusaha yag tamata SMA tetuya tidak sulit utuk megikuti berbagai perubaha, Jmlh Tagguga (Orag) apalagi utuk meerima berbagai iformasi yag meyagkut usaha pembuata kecap. 2. Karakteristik Usaha Pegolaha Kecap Yag dimaksud dega karakteristik usaha dalam peelitia ii adalah ama perusahaa, status usaha, alasa memilih usaha tersebut, sumber modal da pegadaa baha baku. Karakteristik usaha aka mempegaruhi hasil olaha yag diperoleh pegusaha dari usaha pembuata kecap, hasil yag didapat adalah kecap asi. Perusahaa Aeka Gua merupaka salah satu idustri meegah yag megelola baha baku kedelai mejadi kecap, perusahaa ii merupaka usaha yag berbetuk perseoraga, dimaa perusahaa masih dipegag lagsug oleh pimpia. Sejak mula berdiriya tahu 950 idustri pegolaha kecap Aeka Gua yag lokasiya terletak di Jala Iskadar Muda No.87 Kota Lagsa, dikelola oleh seorag pimpia yag berama ciaku, setelah dua puluh tahum ciaku megelola perusaha ii lalu diteruska oleh cucuya yag berama Karifuddi Ciaw, Karifddi Ciaw memegag pimpia perusahaa ii dari tahu 970 higga sekarag. Utuk lebih jelasya karakteristik usaha pembuata kecap didaerah peelitia terlihat pada tabel IV-2 berikut ii. Tabel IV-2 : Karakteristik Usaha Pembuata Kecap di Daerah Peelitia, 204. N o Nama Usaha. Aeka Gua Stats Usaha Utama Alasa Utam a Waris a Sumb er Moda l Priba di Pegad aa Baha Baku Petai Sumber : Data Primer 204 ( Diolah) Dari tabel IV-2 diatas dapat dilihat bahwa status usaha adalah usaha utama dalam pembuata kecap. Hal ii tetuya sagat mempegaruhi dalam memperoleh hasil olaha jika kualitas da pedapata usaha pembuata kecap meuru maka pedapata pada usaha pembuata kecap meuru begitu juga sebalikya jika kualitas da pedapata usaha pembuata kecap meaik maka pedapata pada usaha pembuata kecap meaik. 3. Pegguaa Teaga Kerja Teaga kerja merupaka salah satu faktor yag sagat petig dalam kegiata operasioal usaha pembuata kecap didaerah peelitia. Pegguaa teaga kerja yag efesie da efektif dapat mempegaruhi terhadap pegeluara biaya produksi dalam mejalaka usaha pembuata kecap. Teaga kerja yag diguaka pada usaha pembuata kecap meliputi: kegiata pegagkuta, pecucia, perebusa, peyariga, pegemasa da pemasara. Dalam meghitug besarya pegguaa teaga kerja 27

8 yag diserap utuk setiap fase kegiata, selajutya dikoversika kedalam Hari Kerja Pria (HKP) dega berdasarka upah yag diberika pada saat peelitia, dimaa satu HKP diartika seorag teaga kerja yag bekerja ratarata 6 jam perhari dega upah yag dibayarka sebesar Rp ,- per hari kerja. Utuk lebih jelasya pegguaa teaga kerja selama umur ekoomis pada usaha peggiliga kopi didaerah peelitia dapat dilihat pada Tabel IV-3 berikut: Tabel IV-3 : Rata-rata Pegguaa Teaga Kerja Per Tahu Selama Lima Tahu Usaha Pembuata Kecap Aeka Gua didaerah Peelitia, 203. No Tahu Pegguaa Teaga kerja (HKP)/Th DK LK Jumlah (HKP) Jumlah Rata-Rata ,8 75,8 Sumber : Data Primer diolah, 204 Dari tabel IV-3 diatas dapat dilihat bahwa jumlah pegguaa taaga kerja selama umur ekoomis pada usaha pegolaha kecap didaerah peelitia yaitu HKP, dimaa tahu ke 2009 jumlah pegguaa teaga kerja sebayak 76 HKP, tahu ke 200 jumlah 750 HKP, tahu ke 20 jumlah 780 HKP, tahu ke 202 jumlah 688 HKP, tahu ke 203 jumlah 825 HKP, dega rata-rata pegguaa teaga kerja selama lima tahu pada usaha pegolaha kecap secara meyeluruh adalah 75,8 HKP. 4. Biaya Produksi Meurut Soekartawi (995 : 63), Biaya produksi adalah semua pegeluara yag harus dikeluarka produse utuk memperoleh faktorfaktor produksi da faktor-faktor peujag laiya yag dapat di dayaguaka agar produksi tertetu yag telah direcaaka dapat terwujud dega baik", utuk lebih jelasya tetag rata-rata biaya produksi selama umur ekoomis perusahaa pada usaha pembuata kecap didaerah peelitia dapat dilihat pada tabel IV-4 berikut ii : Tabel IV-4 : Rata- rata Biaya Produksi Selama Umur Ekoomis Pada Usaha Pembuata Kecap di Daerah Peelitia, 204. No Tahu Biaya Produksi ( Rp) Jumlah Rata-rata Sumber : Data Primer diolah, 204 Dari tabel IV-4 diatas dapat dilihat bahwa biaya produksi yag dikeluarka oleh Aeka Gua pada tahu 2009 sebesar RP ,- tahu 200 sebesar RP ,- tahu 20 sebesar RP ,- tahu 202 sebesar RP ,- da tahu 203 sebesar RP ,- dega jumlah keseluruha dari ke lima tahu terakir selama umur ekoomis adalah sebesar Rp ,- da ratarata Rp ,-. 5. Pedapata Pedapata dalam peelitia adalah pedapata kotor da pedapata bersih, yag dimaksud dega pedapata kotor adalah hasil pejuala kecap yag belum dikuragi dega biaya operasioal da pemeliharaa. Meurut Soekartawi (995:88),"Pedapata merupaka selisih atara biaya yag dikeluarka da peerimaa yag diperoleh, betuk kewajiba.da jumlah pedapata ii mempuyai fugsi yag sama yaitu memeuhi keperlua sehari-hari da memberika kepuasa agar dapat melajutka kegiata. Pedapata ii aka diguaka juga utuk mecapai keigia-keigia da memeuhi kewajiba. Sedagka pedapat bersih yaitu jumlah pedapata kotor setelah dikuragi dega biaya-biaya selama produksi berlagsug. Utuk lebih jelasya tetag ratarata pedapata kotor da pedapata bersih pada usaha pembuata kecap didaerah peelitia dapat dilihat pada tabel IV-5 berikut ii: Tabel IV-5: Rata-rata Pedapata Kotor da Pedapata Bersih Pada Usaha Pembuata Kecap di Daerah Peelitia, 204. No Tahu Pedapata Kotor (Rp) Pedapata Bersih (Rp) Jumlah Rata-rata Sumber : Data Primer diolah,

9 Dari tabel IV-5 diatas dapat dilihat bahwa jumlah pedapata kotor pegolaha kecap Aeka 6. Aalisis Kelayaka Fiasial Gua selama lima tahu terakir didaerah peelitia Kelayaka usaha pembuata kecap selama umur ekoomis adalah sebesar Rp. dalam peelitia ii diaalisis dega ,- dega rata-rata pedapata megguaka alat aalisis Net Preset Value kotorya sebesar Rp ,- da jumlah pedapata bersihya dari lima tahu terakir pada usaha pegolaha kecap Aeka Gua didaerah (NPV), Iteral Rate of Retur (IRR), Net Beefit Cost Ratio (Net B/C) da Pay Back Period (PBP) didaerah peelitia. Utuk lebih jelasya megeai peelitia selama umur ekoomis adalah sebesar idikator peilaia kelayaka pada usaha Rp ,- dega rata-rata pedapata bersihya adalah sebesar Rp ,-. pembuata kecap didaerah peelitia dapat dilihat pada tabel IV-6 berikut ii: Tabel IV-6 : Idikator Peilaia Kelayaka Usaha Pegolaha Kecap Aeka Gua di Daerah Peelitia, 204. No Idikator Peilaia NPV IRR Net B/C PBP Batas Nilai Nilai Kriteria 0 8% 5 Th % 3,27 Tahu 6 Bula Layak Layak Layak Layak Sumber : Data Primer diolah, 204 Catata : Tigkat suku buga yag berlaku saat peelitia ii dilakuka didaerah peelitia adalah sebesar 8 %. Dari tabel IV-6 diatas dapat dilihat bahwa berdasarka pada hasil perhituga ivestasi, dimaa NPV = ,- (lebih besar dari ol), artiya usaha pegolaha kecap layak utuk dilajutka. Rata-rata IRR = 84 % lebih besar dari tigkat buga yag berlaku (D.F. = 8%), artiya tigkat buga lebih besar dari tigkat buga yag berlaku saat ii yaitu sebesar 8% sehigga usaha pegolaha kecap layak utuk di kembagka. Rata-rata Net B/C Ratio = 3,27 (lebih besar dari pada ) maka usaha pembuata kecap didaerah peelitia layak utuk dikerjaka bila ditijau dari segi aspek fiasial, dilihat dari kemampua pegembalia modal (PBP), usaha ii relatif cepat dapat megembalika modal, tepatya rata-rata tahu 6 bula (lebih kecil dari umur ekoomis), maka usaha pegolaha kecap dikataka layak. didaerah peelitia selama 5 tahu adalah Rp ,- e. Pedapata kotor yag diperoleh pegusaha sebesar Rp ,- da pedapa bersih yag diperoleh sebesar Rp ,- f. Dari hasil perhituga Ivestasi diperoleh NPV = Rp ,(lebih besar dari ol), IRR = 84 % lebih besar dari tigkat buga yag berlaku ( D.F. 8%), Net B/C Ratio = 3,27 (lebih besar dari pada ) maka usaha pegolaha kecap didaerah peelitia layak utuk dikerjaka, dilihat dari kemampua pegembalia modal (PBP), usaha ii relatif cepat dapat megembalika modal, tepatya rata-rata tahu 6 bula (lebih kecil dari umur ekoomis = 5 tahu). F. KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpula a. Karakteristik pegusaha pembuata kecap didaerah peelitia yaitu, pegusaha berumur 60 tahu, dega pedidika 2 tahu, pegalama dalam usaha Pembuata Kecap 40 tahu da jumlah tagguga keluarga 5 orag. b. Karakteristik usaha pembuata kecap didaerah peelitia yaitu, status usaha adalah usaha utama, alasa utama pegusaha memilih usaha tersebut karea usaha warisa, sumber modal yag diguaka merupaka modal pribadi da pegadaa baha baku dari petai. c. Teaga kerja yag diguaka berjumlah 27 orag, 20 teaga kerja pria da 7 orag teaga kerja waita. Jumlah pegguaa teaga kerja selama 5 tahu sebesar 3759 HKP. d. Total biaya produksi yag dikeluarka oleh pegusaha dalam usaha pembuata kecap 2. Sara a. Diharapka kepada pegusaha pembuata kecap agar tetap mejaga kebersiha da mutu produk yag dihasilkaya, sehigga produk yag diguaka oleh kosume merupaka produk yag sehat da tidak berbahaya. Dega mejaga mutu produk, maka hasil produksi dapat tetap bersaig dega produkproduk yag dihasilka pegusaha kecap laiya. b. Laba yag diperoleh oleh pegusaha pembuata kecap harus mejadi motivasi utuk megembagka usahaya, sehigga keutuga yag yag didapat juga semaki meigkat. c. Diharapka kepada pegelola kecap asi Aeka Gua utuk megembagka da memperluasa usaha pabrik kecap asi di dalam daerah maupu diluar daerah megigat idustri pegolaha kecap haya satu-satuya di Kota Lagsa semetara miat kosume semagki meigkat/bertambah. 29

10 DAFTAR PUSTAKA Adisarwato, 2002, Budi Daya Kedelai Tropika. Peebar Swadaya. Jakarta. Bada Pusat Statistik, 203. Kota Lagsa dalam Agka, BPS Kota Lagsa Dias Kelauta, Perikaa da Pertaia Kota Lagsa, 203. Lapora Tahua Dias Kelauta, Perikaa da pertaia Kota Lagsa, Dias Kelauta, Perikaa da Pertaia Kota Lagsa, Kota Lagsa. Hidayat Mikrobiologi Idustri. Adi, Yogyakarta. Ibrahim, M.Y, Aalisis Kelayaka Bisis. Rieka Cipta, Jakarta. Kasmir. 2003, Studi Kelayaka Bisis. Rieka Cipta, Jakarta. Mubyarto da Surato, 98. Metodelogi Peelitia Ekoomi, Yayasa Agroomika, Yogyakarta. Nazir, M, Metode Peelitia, Ghalia Idoesia, Jakarta. Pasaribu, A. M Perecaaa da Evaluasi Proyek Agribisis- Kosep da Aplikasi. Lily Publisher, Yogyakarta. Purba. R, 997. Aalisis Biaya da Mafaat. Rieka Cipta, Jakarta. Rukmaa. 2003, Komposisi Zat Gizi Kecap Kedelai, Gramedia Pustaka Utama Simajutak. P. J. 998, Pegatar Ekoomi Sumber Daya Mausia. Rajawali Press, Jakarta: Soekartawi Pegatar Agroidustri. Rajawali Press, Jakarta Aalisis Usaha Tai. Uiversitas Idoesia, Pers, Jakarta Umar, H Studi Kelayaka Bisis, Gramedia Pustaka Utama 30