MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PHPU.D-XII/2014

Transkripsi

1

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PHPU.D-XII/2014 PERIHAL Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2013 Putaran Kedua PEMOHON Hj. Raden Sri Heviyana dan H. Rakhmat [Nomor Urut 6] TERMOHON KPU Kabupaten Cirebon ACARA Pemeriksaan Pendahuluan (I) Kamis, 16 Januari 2014, Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Hamdan Zoelva (Ketua) 2) Muhammad Alim (Anggota) 3) Patrialis Akbar (Anggota) 4) Anwar Usman (Anggota) Ery Satria Pamungkas Panitera Pengganti

3 Pihak yang Hadir: A. Kuasa Hukum Pemohon: 1. Unoto Dwi Yulianto 2. Iwan Gunawan 3. Arief Hidayat 4. Rifki Rizania Permana (Ketua Tim Pemenangan) B. Termohon: 1. Iding Wahidin (Ketua KPU Kabupaten Cirebon) 2. Ahmad Munajin (Anggota KPU Kabupaten Cirebon) 3. Abdullah Syafii (Anggota KPU Kabupaten Cirebon) 4. Muhammad Arifin (Anggota KPU Kabupaten Cirebon) 5. Odeng Rahmadiani (Anggota KPU Kabupaten Cirebon) C. Kuasa Hukum Termohon: 1. Memet A. Hakim 2. Arsyad Artabrata 3. Bena Sujana D. Kuasa Hukum Pihak Terkait: 1. Abdy Yuhana 2. Badrul Munir

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: HAMDAN ZOELVA Sidang Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Nomor 6/PHPU.D- XII/2014, saya buka dan dinyatakan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X hadir. Pemohon, perkenalkan diri dulu yang 2. KUASA HUKUM PEMOHON: UNOTO DWI YULIANTO Terima kasih, Yang Mulia. Kami dari Pemohon, kebetulan Pihak Prinsipal diwakili oleh kami, saya sendiri Unoto Dwi Yulianto, S.H., M.H. Di sebelah kanan saya, Iwan Gunawan, S.H., M.H. Sebelah paling ujung, Arief Hidayat, S.H., dan didampingi oleh Ketua Tim Pemenangan Pasangan Calon Nomor Urut 6, Saudara Rifki Rizania Permana. Terima kasih, Yang Mulia. 3. KETUA: HAMDAN ZOELVA Terima kasih. Termohon? 4. KUASA HUKUM TERMOHON: MEMET A. HAKIM Terima kasih, Yang Mulia. Kami saya, Memet A. Hakim, didampingi Dr. Arsyad Artabrata dan Dr. Bena Sujana, Kuasa dari KPU Termohon, dan turut bersama kami Para Komisioner KPU Kabupaten Cirebon yang silakan. 5. TERMOHON: IDING WAHIDIN Terima kasih. Saya Iding Wahidin, Ketua KPU Kabupaten Cirebon. Terima kasih. 6. TERMOHON: AHMAD MUNAJIN Saya, Ahmad Munajin, Anggota KPU Kabupaten Cirebon. 7. TERMOHON: ABDULLAH SYAFII Saya, Abdullah Syafii, Anggota KPU Kabupaten Cirebon.

5 8. KUASA HUKUM TERMOHON: MEMET A. HAKIM Ya, Yang Mulia, di belakang masih ada dari Sekretariat KPU Kabupaten Cirebon. Demikian. 9. KETUA: HAMDAN ZOELVA Baik. Terima kasih, ya. Di sini ada Pihak Terkait mengajukan permohonan sebagai Pihak Terkait. Pihak Terkait, perkenalkan diri dulu yang hadir. 10. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ABDY YUHANA Terima kasih, Yang Mulia. Assalamualaikum wr. wb. Salam sejahtera untuk kita semua. Pada hari ini, hadir saya, Yang Mulia, Abdy Yuhana, S.H., M.H., dan Badrul Munir, S.H., yang merupakan Kuasa Hukum dari Pasangan Nomor Urut 2, Drs. H. Sunjaya Purwadi, S.M.M., dan H. Tasiya Soemadi, Yang Mulia. 11. KETUA: HAMDAN ZOELVA Oke. Hanya dua yang hadir, ya? Ini kantornya apa ini? Tim advokasi? 12. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ABDY YUHANA Tim advokasi. 13. KETUA: HAMDAN ZOELVA Tim advokasi, baik. Hari ini, Saudara-Saudara, sidang pertama untuk pemeriksaan permohonan ini. Saya ingatkan sebagaimana biasa, sidang ini sidang cepat ya. Saudara-Saudara, kita hanya punya waktu 14 hari, jadi sidang hanya empat atau lima kali paling banyak, ya. Karena itu, saksi-saksi Saudara ajukan yang paling relevan lebih dulu ya karena bisa jadi saksi Saudara rencanakan banyak tapi tidak cukup waktunya, harus kita hentikan. Kemudian yang kedua, bukti-bukti tertulis disampaikan pada sidang yang ketiga, ya. Sebelum sidang yang ketiga, Saudara sampaikan agar pada sidang yang ketiga itu, kita sahkan bukti-bukti tulisan. Pemohon, apakah permohonannya tetap seperti semula atau ada perbaikan?

6 14. KUASA HUKUM PEMOHON: IWAN GUNAWAN Ada perbaikan, Yang Mulia. 15. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ada perbaikan ini ya, tanggal 16, ya? 16. KUASA HUKUM PEMOHON: IWAN GUNAWAN Ya, betul. 17. KETUA: HAMDAN ZOELVA Sudah terima, Termohon? Pihak Terkait, sudah terima? Baik. Ya, saya silakan kepada Pemohon untuk menyampaikan pokok-pokok permohonannya, ya. Singkat saja, ya. 18. KUASA HUKUM PEMOHON: IWAN GUNAWAN Baik, Yang Mulia. 19. KETUA: HAMDAN ZOELVA 10 sampai 15 menit. 20. KUASA HUKUM PEMOHON: IWAN GUNAWAN Terima kasih, Yang Mulia. Kami akan sampaikan perbaikan permohonan keberatan terhadap model DB-KWK.KPU tentang Berita Acara Rekap Hasil Penghitungan Suara dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Cirebon Tahun 2013 di Tingkat Kabupaten oleh KPU Kabupaten Cirebon. Mengenai kewenangan Mahkamah, dianggap dibacakan. Lalu, legal standing Pemohon dianggap dibacakan. Tenggang waktu pengajuan permohonan juga dianggap dibacakan. Kami masuk pada halaman 5 di pokok permohonan. Bahwa pokok-pokok permohonan Pemohon adalah permohonan keberatan terhadap model DB-KWK.KPU tentang Berita Acara Rekap Hasil Penghitungan Suara dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Cirebon Tahun 2013 di Tingkat Kabupaten oleh KPU Kabupaten Cirebon beserta Lampiran Model DB1-KWK.KPU tentang Catatan Pelaksanaan Rekap Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Cirebon Tahun 2013 Putaran Dua tanggal 4 Januari 2014, yang menetapkan perolehan suara masing-masing pasangan calon dianggap dibacakan.

7 Bahwa pada saat dilakukan rekap penghitungan suara, Pemohon telah pula menyampaikan keberatan atas penyelenggaraan pemilukada putaran kedua yang cacat prosedur, maladministrasi, dan dugaan keberpihakan Termohon pada salah satu pasangan calon. Keberatan tersebut Pemohon tuangkan dalam model DB2-KWK.KPU yang ditandatangani oleh Adam Purnama Wahyu. Ada di bukti P-4. Bahwa alasan permohonan keberatan Pemohon didasarkan karena telah terjadi pelanggaran administrasi dan pelanggaran pidana yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif dalam proses pelaksanaan Pemilukada Kabupaten Cirebon pada Putaran Kedua yang sangat mempengaruhi perolehan hasil suara yang mengakibatkan pemilukada yang demokratis berdasarkan ketentuan hukum dan asas pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, tidak tercapai sebagaimana diuraikan sebagai berikut. Pertama, Termohon telah meluluskan Pasangan Calon Nomor Urut 2 yang tidak memenuhi persyaratan sebagai calon kepala daerah atas nama Drs. Sunjaya Purwadi, S.M.M., M.Si. Bahwa Calon Bupati Cirebon pada Pemilukada Kabupaten Cirebon 2013 dengan Nomor Urut 2 atas nama Drs. Sunjaya Purwadi, S.M.M., M.Si, berdasarkan Putusan Pengadilan Militer Tinggi Dua, Jakarta, Nomor 31 dan seterusnya tanggal 23 November 2013 telah dinyatakan bersalah dan dihukum. Adapun amar putusan perkara a quo lengkapnya adalah sebagai berikut, dianggap dibacakan. Kami kutip sedikit di halaman 7, namun terdakwa saat ini telah pensiun dini (tmt) terhitung mulai tanggal 30 September 2012 berdasarkan surat Kep Kasat Nomor Kep 134 dan seterusnya, atas permohonan terdakwa sendiri dengan harapan perkara ini selesai dengan tuntas dan terdakwa akan melanjutkan berbakti di luar TNI. Selanjutnya juga ada kutipan terdakwa akan segera mencari pekerjaan di luar TNI, sehingga mohon hukuman yang seringan-ringannya dan terdakwa berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya, akan lebih berhati-hati dalam mengambil sikap dan seterusnya. Lalu di situ mengadili dengan sengaja memakai surat yang dipalsu, seolah-olah benar dan tidak palsu jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian. Lalu di halaman 8, memidanakan terdakwa oleh karena itu denga pidana penjara selama 3 bulan dalam masa percobaan selama 6 bulan, dan seterusnya dianggap dibacakan. Kemudian bahwa berdasarkan keputusan a quo, maka Sunjaya Purwadi, M.Si., masuk dalam kualifikasi terpidana sebagaimana dimaksud dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 4/PUU/2009, tanggal 24 Maret 2009 meskipun yang bersangkutan belum menjalani hukuman penjara. Mengingat hukumannya adalah hukuman percobaan, namun ancaman hukumannya adalah 6 tahun penjara. Dengan demikian Sunjaya Purwadi status hukumnya tetap terpidana karena tidak melakukan upaya hukum lainnya. Dengan kata lain Sunjaya Purwadi menerima putusan tersebut, sehingga putusan tersebut berkekuatan hukum tetap. Hal ini

8 selaras dengan yurisprudensi Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Nomor 12/PHPU dan seterusnya dalam Perkara Pilkada Kota Tebing Tinggi yang daklam pertimbangan hukumnya menyatakan sebagai berikut, dianggap dibacakan. Lalu di situ ada kalimat menghukum terdakwa di halaman 10, Menghukum terdakwa terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara masing-masing 1 tahun dengan ketentuan bahwa hukuman tersebut tidak perlu dijalankan, kecuali bila di kemudian hari ada perintah lain dalam putusan hakim oleh karena terdakwa terdakwa terse sebelum lampau masa percobaan 1 tahun 6 bulan, telah melakukan perbuatan yang dapat dihukum. Dan seterusnya dianggap dibacakan. Bahwa dengan demikian, hukuman percobaan pun masuk dan dianggap hukuman pidana meski yang bersangkutan belum menjalani hukuman badan dan bagi terdakwa jika menerima hukuman percobaan tersebut maka dianggap sebagai terpidana. Selanjutnya, demi memperoleh hukuman yang seringan-ringannya maka Sunjaya Purwadi mengajukan permohonan pensiun dini dengan harapan perkara ini tuntas dan akan mengabdi di luar TNI yang kemudian ditindak lanjuti dan dikabulkan dengan keluarnya Keputusan Kasat Nomor Kep 134 dan seterusnya tentang Pemberian MPP dan Pemberian Dengan format yang kemudian dikeluarkan salinan Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kep 344 dan seterusnya ada di bukti P-6. Bahwa sesuai dengan peraturan ketentuan undang-undang, perundang-undangan khususnya ketentuan dalam Pasal 5 dan seterusnya, Keputusan Mahkamah Konstitusi tanggal 24 dan seterusnya, dianggap dibacakan. Hingga hari ini Sunjaya Purwadi tidak pernah mempublikasikan di media massa bahwasannya yang bersangkutan pernah dihukum atau membuat pernyatan pernah dipidana. Di media massa sehingga mengakibatkan masyarakat Kabupaten Cirebon tidak mengetahui track record calon pemimpinnya. Kemudian bahwa sebelumnya yakni tanggal pada tahun 2009 Sunjaya Purwadi juga dituduh menjadi sponsorship calon bintara TNI atau sebagai calo dengan cara melakukan pemalsuan suratsurat meskipun pada akhirnya diputus bebas berdasarkan Putusan Nomor 1 KMT dan seterusnya, dianggap dibacakan. Karena ternyata oditur militer atau jaksa penuntut juga menuntut bebas, adapun selengkapnya amar putusan tersebut dianggap dibacakan. Kemudian bahwa di halaman 12. Bahwa berdasar dua fakta hukum tersebut diatas, Sunjaya Purwadi telah dua kali melakukan tindak pidana pemalsuan surat dan/atau menggunakan surat palsu yang merugi yang menimbulkan kerugian, satu putusan bersalah dan menghukum, satu putusan menyatakan bebas karena dituntut bebas oleh oditur militer. Bahwa ternyata Termohon tidak pernah memverifikasi berkas yang diajukan Sunjaya Purwadi, atau setidak-tidaknya Sunjaya Purwadi tidak jujur dan melakukan pembohongan publik dengan tidak melampirkan pernyataan-pernyataan karena dihukum. Sehingga demikian, Sunjaya Purwadi tidak memenuhi syarat sebagai bakal pasangan calon dalam

9 Pemilukada Kabupaten Cirebon Tahun 2013 karena tidak pernah membuat pernyataan di media massa bahwa yang bersangkutan pernah dipidana sebagai disyaratkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kemudian, Yang Mulia, kami lanjutkan bahwa Termohon telah meloloskan Pasangan Calon Nomor Urut 2 yang tidak memenuhi persyaratan sebagai calon kepala daerah atas nama Tasiya Soemadi, sebagai calon wakil bupati. Bahwa setelah pemilukada Putaran Kedua selesai dilaksanakan, Pemohon mendapatkan dan memperoleh bukti bahwasanya Pasangan Calon Nomor Urut 2 selaku Calon Wakil Bupati atas nama Tasiya Soemadi adalah mantan narapidana, berdasarkan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 865 dan seterusnya tertanggal 14 Januari 2009, dinyatakan bersalah melanggar Pasal 263 KUHP yang pada pokoknya dinyatakan melakukan tindak pidana pemalsuan surat dan pemakaian surat palsu yang dapat menimbulkan kerugian dengan cara melakukan pemalsuan ijazah sekolah atau surat tanda tamat belajar SMA, SMU, sebagai syarat menjadi calon anggota legislatif tahun Bahwa ijazah atau STTB, SMU palsu yang digunakan oleh Tasiya Soemadi untuk mendaftar sebagai calon anggota legislatif Kabupaten Cirebon tahun berasal dari panitia ujian bersama Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang dikeluarkan pada tanggal 10 Juni tahun 1986 dan ditandatangani oleh Supardi sebagai Ketua. Bahwa Keputusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 865/K dan seterusnya tertanggal 14 Januari 2009 tersebut di atas, amar selengkapnya adalah disitu ada kutipan, Terdakwa tetap dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman, maka biaya perkara dibebankan kepada terdakwa. Dan juga membebankan terdakwa tersebut untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp2.500,00 dan seterusnya dianggap dibacakan. Bahwa ancaman hukuman sebagaimana dakwaan jaksa penuntut umum dan Putusan Pengadilan Negeri Sumber Cirebon Nomor 242 dan seterusnya tanggal 4 Oktober Pasal yang terbukti adalah Pasal 263 ayat (2) KUH P sebagaimana dakwaan kedua subsider, diancam dengan hukuman penjara maksimal 6 tahun. Bahwa berdasar putusan tersebut jelas dan terang bahwasanya Pasangan Calon Nomor Urut 2 atas nama Tasiya Soemadi telah dinyatakan bersalah dan dihukum penjara selama 6 bulan, sehingga masuk dalam kualifikasi sebagai terpidana atau manta narapidana. Bahwa berdasarkan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) Nomor SKCK dan seterusnya tertanggal 29 April 2013, ada di bukti P-9 yang pada pokoknya menyebutkan bahwa H. Tasiya Soemadi, M.M., pernah terlibat kegiatan kriminal seperti tercantum Pasal 263 dan seterusnya, dimana pada tahun 2007 yang bersangkutan terbukti menggunakan surat-surat atau ijazah palsu.

10 Selanjutnya, Yang Mulia. Bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 58 huruf f Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mensyaratkan tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara lima tahun atau lebih. Bahwa berdasarkan Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 4/PUU/2009, tanggal 24 Maret 2009 yang salah satu amar putusannya itu memutuskan, dianggap dibacakan. Ada kalimat berlaku terbatas jangka waktunya hanya 5 tahun sejak terpidana selesai menjalani hukuman dikecualikan bagi mantan terpidana yang secara terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik bahwa yang bersangkutan mantan narapidana. Selanjutnya. Bahwa berdasarkan Pasal 19 Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pedoman Teknis Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dianggap dibacakan. Di butir b dikatakan, Bakal calon yang bersangkutan secara terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik sebagai mantan narapidana yang dibuktikan dengan surat pernyataan dan bukti dimuat pada surat kabar lokal atau nasional, dan seterusnya. Kemudian bahwa jika melihat dan merujuk pada putusan dan ketentuan tersebut di atas, maka Tasiya Soemadi seharusnya tidak layak, tidak berhak, dan tidak bisa menjadi salah satu pasangan calon dan/atau tidak bisa mencalonkan diri sebagai kepala daerah, dan setidak-tidaknya tidak diloloskan oleh Termohon. Kemudian bahwa jika Tasiya Soemadi merasa tidak bersalah dan merasa tidak pernah dihukum, lalu kenapa kemudian pada pemilu legislatif 2009/2014 atau Pemilukada Kabupaten Cirebon 2013, Tasiya Soemadi menggunakan ijazah SMA paket c, setara SMA atau aliah, atau persamaan yang baru dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Kuncup Mekar Kota Bandung, yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung. Ada di bukti P-10. Dan kemudian... dan bukan menggunakan ijazah SMA yang di... dari sebuah institusi Jakarta yang memang berdasarkan putusan pengadilan dinyatakan palsu dan Tasiya Soemadi dinyatakan bersalah. Selanjutnya, Yang Mulia. Bahwa ijazah paket c yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung tertanggal 19 Desember 2013 memuat nomor induk siswa atas nama Tasiya Soemadi, yakni , ada di bukti P-10. Bahwa ternyata setelah Pemohon cek ke PKBM Kuncup Mekar ditemukan fakta sebagai berikut. Bahwa PKBM Kuncup Mekar mendapatkan izin PKBM Nomor 421 dan seterusnya, dianggap dibacakan. Bahwa PKBM Kuncup Mekar juga memperoleh izin penyelenggaran pendidikan nonformal dan informal, diselenggarakan masyarakat berdasarkan SK Nomor 421 dan seterusnya. Ada di bukti P-12.

11 Bahwa Ketua PKBM Kuncup Mekar adalah A. Kartiwa dan penanggung jawab penilik Kecamatan Bandung Kulon adalah Wari Karlina. Bukti P-13. Yang penting adalah di sini empat angka. Berdasarkan sistematika nomor induk PKBM Kuncup Mekar empat angka pertama 0506 itu menunjukan tahun ajaran. Kemudian angka kelima yaitu 0 menunjukan kelas dan selama Kuncup Mekar berdiri, tidak pernah ada kelas nol. Kemudian tiga angka terakhir adalah nomor urut siswa dan selama Kuncup Mekar didirikan belum pernah dalam salah satu angkatan atau tahun ajaran mencapai jumlah angka eh, 973 maaf, siswa. Bukti P-14, Yang Mulia. Bahwa berdasarkan buku administrasi kejar paket c atau buku besar induk PKBM Kuncup Mekar ada di bukti P-15 tidak ditemukan nama Tasiya Soemadi. Sekali lagi tidak ditemukan nama Tasiya Soemadi dan tidak ditemukan nomor induk , melainkan yang ada adalah yang paling mirip atas nama Andri Romansah, bukan atas nama Tasiya Soemadi. Bahwa Tasiya Soemadi tidak pernah mendaftar belajar, terlebih terdata sebagai siswa kejar paket c di PKBM Kuncup Mekar Bandung. Kemudian bahwa ijazah paket c yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung atas nama Tasiya Soemadi tidak benar sumber dan rujukannya karena PKBM Kuncup Mekar tidak pernah mengenal Tasiya Soemadi. Kemudian, Yang Mulia. Bahwa berdasarkan surat keterangan dari penilik kecamatan penangung jawab PKBM Kuncup Mekar tertanggal 10 Januari 2014, bukti P-16. Yang menyatakan pada pokoknya bahwa Tasiya Soemadi dengan nomor induk PKBM Kuncup Mekar sebagaimana tertuang dalam nomor ijazah... seri ijazah 02PC tidak pernah terdaftar sebagai siswa PKBM Kuncup Mekar, dengan demikian ijazah tersebut palsu atau setidak-tidaknya asli tapi palsu. Dengan kata lain ijazah asli tapi diperoleh dengan cara melanggar hukum. Kemudian bahwa Termohon tidak pernah memverifikasi ijazah Tasiya Soemadi ke PKBM Kuncup Mekar Bandung, sehingga tidak memperoleh data yang valid, melainkan diduga hanya mendatangi Dinas Pendidikan Kota Bandung dan mendapatkan surat keterangan Nomor 421 dan seterusnya, tertanggal 22 Juli yang pada pokoknya menerangkan bahwasanya ijazah tersebut sesuai dengan data yang dimiliki oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung. Kemudian Bahwa Tasiya Soemadi yang pernah menjabat Ketua DPRD Kabupaten Cirebon seharusnya mengembalikan semua penghasilan selama menjabat sebagai anggota atau ketua DPRD karena terbukti menggunakan ijazah SMA atau sederajat yang palsu. Bahwa faktanya, putusan pengadilan, khususnya putusan Mahkamah Agung dalam perkara a quo tidak pernah dieksekusi oleh jaksa penuntut umum, tentu hal yang lain. Logika dan akal sehat, serta nurani kita mengatakan, tidak mungkin

12 Tasiya Soemadi mencari atau menggunakan ijazah SMA kejar paket C dari Dinas Pendidikan Kota Bandung yang dikemudian hari terbukti palsu atau aspal juga, jika ijazah Tasiya Soemadi yang digunakan pada saat akan menjadi calon legislatif tahun adalah asli. Dengan demikian, maka keputusan Mahkamah Agung yang menghukum dan menyatakan Tasiya Soemadi bersalah dan membebankan biaya perkara kepada terdakwa adalah benar. Bahwa format dari Termohon sepanjang berkaitan dengan surat keterangan tidak sedang dicabut hak pilihnya dan tidak sedang menjalani pidana penjara. Berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, kekuatan hukum yang pasti dengan Nomor W11 dan seterusnya, tertanggal 30 April, yang ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Negeri Sumber, P-17 adalah merupakan kesalahan Termohon. Bahwa seharusnya formatnya adalah ada kutipan, ada kalimat Tidak pernah dipidana sebagaimana dalam dissenting opinion dalam yurisprudensi Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Nomor 12/PHPU dan seterusnya dalam Perkara Pilkada Kota Tebing Tinggi yang memberikan pendapat hukum sebagai berikut, dianggap dibacakan. Bahwa selain kasus dua pemalsuan ijazah tersebut, Tasiya Soemadi juga diduga kuat pernah dipidana pada tahun 1987 dalam kasus pembunuhan dan/atau penganiayaan berat yang mengakibatkan meninggal dunia. Yang bersangkutan ditangkap di Jakarta, diadili di Pengadilan Negeri Sumber Cirebon, dan menjalani hukuman di Lapas Cirebon selama lebih kurang 4 tahun. Bahwa merujuk pada sengketa PHPU Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan dengan Nomor Perkara 57 dan seterusnya. Yang pokoknya mendiskualifikasi salah satu pasangan terpilih karena ternyata pernah dipidana dengan ancaman hukuman 5 tahun, adapun pertimbangan Mahkamah dalam perkara a quo adalah dianggap dibacakan. Ada kutipan kalimat, Dimana kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan oleh karena kebohongan menyatakan dirinya tidak pernah dijatuhi pidana. Berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, berarti bupati terpilih telah menjunjung hukum yang menentukan syarat tidak pernah dijatuhi pidana, dan seterusnya dianggap dibacakan. Bahwa selain itu berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Nomor 182/PHPU dalam perkara Pemilukada Supiori Provinsi Papua. Mahkamah juga mendiskualifikasi salah satu calon yang ternyata pernah dipidana demi menjaga semangat kemajuan demokrasi dan menjunjung tinggi hukum. Selanjutnya, Yang Mulia. Berkait dengan Termohon telah melanggar peraturan-peraturan perundangan dengan menetapkan waktu pelaksanaan Putara Kedua Pemilukada Kabupaten Cirebon Tahun 2013 tanggal 29 Desember 2013 akan dibacakan oleh rekan kami.

13 21. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ringkasannya saja lah ya. 22. KUASA HUKUM PEMOHON: UNOTO DWI YULIANTO Terima kasih, Yang Mulia. Kami ringkas. 23. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ringkasannya saja sedikit ya. 24. KUASA HUKUM PEMOHON: UNOTO DWI YULIANTO Termohon telah melanggar peraturan-peraturan perundangundangan dengan menetapkan waktu pelaksanaan Putaran Kedua Pemilukada Kabupaten Cirebon Tahun 2013 tanggal 29 Desember Jadi, Yang Mulia, sesuai dengan lampiran dua Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2010 dijelaskan bahwa sebagai berikut. Pelaksanaan pemilukada daerah dan wakil kepala daerah dilaksanakan paling lambat 61 hari terhitung mulai tanggal berakhirnya batas waktu pengajuan keberatan. Dalam lampiran tersebut, Yang Mulia, tidak dijelaskan apakah mengajukan keberatan kepada Mahkamah atau tidak? Tapi secara normatif diatur bahwa 61 hari sejak tanggal batas waktu pengajuan. Jadi, setelah kami hitung batas waktu pengajuan tersebut adalah tanggal 19 Desember paling akhir, tapi ternyata dilaksanakan tanggal 29 Desember. Sehingga menurut kami hal tersebut melanggar ketentuan dan peraturan yang berlaku. Bahwa tanggal 29 Desember pun itu adalah perubahan yang ketiga, awalnya akan dilaksanakan tanggal 8 Desember yang kemudian berubah lagi menjadi tanggal 15 Desember, baru kemudian berubah lagi menjadi tanggal 29 Desember. Nah, menurut kami setelah kami telusuri berdasarkan bukti-bukti dan saksi-saksi, ada desakan atau intervensi dari pihak-pihak tertentu untuk memundurkan hari pemungutan suara dalam pilkada putaran kedua, sehingga ditentukan tanggal 29 Desember, itu juga merugikan kami selaku Pemohon karena banyak pendukung kami yang ternyata lebih memilih berjualan untuk menyambut tahun baru, sehingga tidak bisa melakukan pencoblosan, Yang Mulia. Lalu, Termohon juga telah dengan sengaja tidak membagikan formulir C-6 atau undangan memilih, sehingga pendukung Pemohon tidak dapat ikut mencoblos dan partisipasi pemilih menjadi sangat rendah di bawah 50%. Secara keseluruhan Pilkada Kabupaten Cirebon dalam Putaran Dua hanya di bawah 50% dari DPT hanya pemilihnya orang.

14 Nah, selanjutnya Termohon juga telah dengan sengaja membiarkan pemilih siluman yang hanya dengan menggunakan KTP tanpa menunjukkan kartu keluarga untuk dapat memilih, meski pemilih tersebut tidak ada dalam DPT dan adanya mobilisir massa siluman dari pendukung Pasangan Calon Nomor Urut 2. Kami temukan ada upaya mobilisasi massa tersebut yang diawali dengan pembuatan KTP massal menjelang pemilukada putaran kedua oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Cirebon yang merupakan salah satu tim sukses dari Pasangan Nomor Urut 2, dan juga ada pemilih siluman yang tertangkap tangan dan kami punya buktinya, Yang Mulia, dengan menggunakan modus mewakili pemilih lain. Jadi, dia membawa kartu pemilih dengan 5 orang membawa undangan 5 lembar yang dilakukan oleh, namanya Maman, Guru SMP Arjawinangun di TPS 6 Desa Lemahtamba, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon. Lalu ada juga pelanggaran keterlibatan PNS untuk mendukung pasangan calon Nomor Urut 2 secara masif dan terstruktur, yaitu bahwa dalam silahturahmi dan penajaman visi-misi Pasangan Calon Nomor Urut 2 selalu melibatkan PNS-PNS dan salah satunya antara lain yang kami memiliki bukti-buktinya adalah Sukma Nugraha Kepala BPPT Kabupaten Cirebon, Iis Krisnandar Kepala Sekretariat atau sekwan DPRD Kabupaten Cirebon, Khaidir Susila Ningrat, dan Hermawan Camat Pasaleman. Selain itu adanya pelanggaran yang dilakukan Pasangan Calon Nomor Urut 2 dengan melakukan kampanye yang memuat atau bernuansa SARA bahwa dalam video-video yang disebarkan atau VCD- VCD yang disebarkan kepada masyarakat ada ungkapan dan tindakan dari baik jurkam maupun pasangan calon yang menyatakan agar tidak memilih pasangan calon Pemohon karena bukan orang asli Cirebon dan orang dari kabupaten lain, padahal menurut peraturan perundang-undangan tidak ada larangan selama menjadi warga negara Indonesia untuk bisa menjadi calon kepala daerah. Dan selanjutnya kami masuk pada poin selanjutnya bahwa karena adanya calon pasangan calon yang seharusnya tidak memenuhi persyaratan calon, namun oleh Termohon justru masih juga diloloskan sehingga melanggar dan bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan asas pemilu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Bahwa karena ada kebohongan publik atau ketidakjujuran dari salah satu pasangan calon, maka surat keputusan KPU Nomor 24 tertanggal 14 Agustus tentang Penetapan Pasangan Calon dan seterusnya harus dibatalkan sepanjang atas nama pasangan calon Dr. Sunjaya Purwadi Sastra, M.M., M.Si., dan Tasiya Soemadi. Bahwa karena surat keputusan Termohon tentang penetapan bakal pasangan calon menjadi pasangan calon sepanjang atas nama Sunjaya Purwadi Sastra, M.M., M.Si., dan Tasiya Soemadi dibatalkan, maka Berita Acara Rekapitulasi yang dikeluarkan Termohon menjadi tidak sah, begitu pula dengan surat keputusan Termohon tentang penetapan pasangan terpilih.

15 Bahwa karena Pemohon adalah pasangan calon yang masuk Putaran Kedua dalam pemilukada Kabupaten Cirebon, maka patut dan layak ditetapkan sebagai pemenang pemilukada Kabupaten Cirebon tahun 2013 pada Putaran Kedua karena Pasangan Calon Nomor Urut 2 atas nama Sunjaya Purwadi Sastra dan Tasiya Soemadi dinyatakan didiskualifikasi. Kami masuk pada petitum. Bahwa berdasarkan fakta-fakta dan alasan-alasan hukum yang telah diuraikan tersebut di atas, maka Pemohon meminta agar Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dapat memberikan putusan sebagai berikut. 1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya. 2. Menyatakan batal surat Keputusan KPU Kabupaten Cirebon Nomor 24/KPTS dan seterusnya bertanggal 14 Agustus 2013 tentang Penetapan Pasangan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Cirebon sebagai Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Cirebon dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Cirebon tahun 2013 sepanjang atas nama Pasangan Calon Drs. Sunjaya Purwadi Sastra dan Tasiya Soemadi. 3. Menyatakan batal Model DB.KWK-KPU tentang Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Cirebon Tahun 2013 di tingkat kabupaten oleh KPU Cirebon, beserta model DB.KWK-KPU dengan catatan tentang Catatan Pelaksanaan Rekapitulasi dan seterusnya tertanggal 4 Januari 2014 dan lampirannya. 4. Menyatakan batal surat Keputusan Termohon Nomor 1 dan seterusnya tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih dan Wakil Calon Terpilih Bupati Cirebon dan Wakil Bupati Cirebon pada Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Cirebon Tahun Menyatakan Pasangan Calon Nomor Urut 2 atas nama Sunjaya Purwadi Sastra, M.Si., dan Tasiya Soemadi dinyatakan didiskualifikasi dalam pemilukada Kabupaten Cirebon tahun Menetapkan Pemohon Pemohon selaku Pasangan Calon Nomor Urut 6 atas nama Raden Sri Heviana dan H. Rakhmat, S.E., sebagai pemenang dalam Pemilukada Kabupaten Cirebon Tahun Atau apabila Mahkamah berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et bono). Demikian permohonan kami sampaikan, atas perhatian dan kearifannya kami ucapkan terima kasih. Hormat kami, Kuasa Hukum Pemohon. terima kasih, Yang Mulia. 25. KETUA: HAMDAN ZOELVA Terima kasih. Sebagai pemenang atau sebagai calon apa pasangan calon terpilih? Enggak apa-apalah. Termohon sudah siap dengan jawaban?

16 26. KUASA HUKUM TERMOHON: MEMET A. HAKIM Yang Mulia, sepanjang untuk permohonan yang belum diubah, kami sudah menyampaikan jawaban, tetapi ada beberapa materi yang baru disampaikan di persidangan ini kami belum menjawabnya. Kalau kami diperkenankan barangkali yang untuk yang bagian sudah dikemukakan di dalam permohonan terdahulu kami menyampaikan jawaban. 27. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ya, baik. Jadi yang sudah dikemukakan di permohonan dulu disampaikan sekarang. 28. KUASA HUKUM TERMOHON: MEMET A. HAKIM Baik, Yang Mulia. 29. KETUA: HAMDAN ZOELVA Nanti untuk melengkapi jawaban silakan nanti mengajukan tertulis. 30. KUASA HUKUM TERMOHON: MEMET A. HAKIM Ya, terima kasih, Yang Mulia. Materi yang ditambahkan itu mengenai keabsahan calon, baik calon bupati maupun wakil bupati, itu yang tambahan baru. Yang sebelum yang dipermohonan yang sebelumnya, yang pertama keberatan itu dalilnya dianggap Termohon telah melanggar ketentuan perundang-undangan karena menyelenggaran hari pemungutan suara melebih jangka waktu yang diperkenankan oleh undang-undang. Perlu dijelaskan bahwa pemilihan waktu tanggal 29 Desember itu adalah penetapan Termohon yang ketiga. Yang pertama di dalam SK tahapan pertama, putaran kedua itu dijadwalkan tanggal 8 Desember. Kemudian, setelah selesai putaran pertama dan perkara dibawa ke Mahkamah Konstitusi tanggal sekian belas Oktober, sampai tanggal 29 Oktober belum ada putusan, diadakan lagi Pleno dan diubah tahapan untuk hari H itu menjadi tanggal 15 Desember. Masih di dalam batas waktu 61 hari. Baru kemudian yang ketiga menjadi tanggal 29. Nah, tadi tidak dijelaskan mengapa KPU Cirebon menetapkan tanggal 29? Ini kami kemukakan bahwa alasan pokoknya karena penyelenggaraan pemilu putaran kedua itu oleh Pemohon hanya mungkin dilakukan kalau anggarannya ada. Hibah dari Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon kepada KPU itu baru dilakukan tanggal 4 Desember

17 dan sehingga Termohon baru bisa mengadakan lelang setelah atau menjelang hari tersebut. Dan perlu Yang Mulia pahami bahwa di Cirebon, anggaran hibah itu meskipun KPU-nya mohon untuk dua putaran, pada saat dikabulkan itu hanya untuk satu putaran, sehingga tidak bisa diadakan pelelangan sekaligus pengadaan surat suara untuk putaran kesatu dan kalau terjadi putaran kedua, sehingga perlu kami kemukakan bahwa ketika KPU menyelenggarakan putaran kedua, KPU Cirebon mengadakan tender ulang, sehingga menurut kami kalaupun itu memang melanggar, dilakukan karena overmacht. Karena terpaksa sebab KPU baru menerima anggaran pada bulan tanggal 4 Desember tahun Lalu barangkali perlu dikemukakan bahwa pengunduran itu tidak ada kepentingan KPU untuk berpihak kepada mana pun dan dia dalam pandangan Termohon, tidak menguntungkan siapa pun dan tidak merugikan siapa pun, pengunduran dari jadwal itu. Sekalipun itu dilakukan Termohon karena alasan keterpaksaan. Lalu mengenai hal yang berikutnya, tentang pemilih siluman dan seterusnya, tidak secara spesifik dikemukakan di mana, kami sulit untuk mengklarifikasi ke petugas-petugas lapangan. Tapi pada intinya bahwa Termohon menganggap bahwa hal semacam itu seyogianya sudah dikemukakan pada saat adegan itu terjadi yaitu di TPS, dikemukakan ada keberatan dan seterusnya. Nah, ini sejauh yang dilaporkan ke KPU Kabupaten Cirebon sebagai Termohon dari PPK-PPK, tidak ada TPS-TPS yang ada alasan keberatan karena ada pemilih siluman, sehingga dan tidak ada juga laporan kepada panwas yang disampaikan ke KPU mengenai persoalan seperti itu. Lalu mengenai hal-hal lain yang barangkali juga sebagian merupakan porsi dari Pihak Terkait untuk menjawabnya, tapi mengenai kampanye SARA, kemudian pengerahan PNS, dari sisi Termohon sebagai penyelenggara pemilu, Termohon baru bisa menyikapi persoalan itu kalau ada rekomendasi dari panwas mengenai terjadinya pelanggaran administratif yang harus disikapi oleh KPU. Dan sampai sejauh ini, tidak ada laporan dari panwas tentang hal itu. Kemudian itu semuanya, ya. Kemudian, mengenai hal-hal yang baru, sekalipun kami nanti akan melengkapi secara tertulis, secara umum perlu dikemukakan bahwa Termohon KPU Kabupaten Cirebon di dalam menyikapi pemenuhan persyaratan calon, juga berpegang kepada ketentuan-ketentuan yang ada. Berpegang kepada keterangan pengadilan. Berpegang kepada instansi yang mengeluarkan surat tersebut seperti kalau ijazah. Kami sudah melakukan verifikasi, nanti secara tertulis secara utuh akan kami kemukakan, ya. Hanya mohon, Yang Mulia, kami perhatian juga, ini terjadi andaipun terjadi efek, terjadi cacat-cacat di dalam proses, menurut hemat kami seyogianya itu diselesaikan pada tahap yang lebih awal. Tidak

18 setelah energi yang begitu besar, biaya yang begitu besar dikeluarkan, sehingga juga kami mohon ada keadilan untuk penyelenggara, sebab nanti kami akan ajukan bukti bahwa standar verifikasi sudah dilakukan oleh KPU Kota Cirebon eh Kabupaten Cirebon. Mohon maaf. Kemudian, Yang Mulia, saya menanggapi saja secara umum bahwa andai, sekali lagi andaipun pasangan calon yang sekarang menang itu didahului syarat, menurut hemat kami, yang batal bukan rekap KPU, tapi penetapan pasangan calon. Dan itu juga akan menyebabkan diulangnya putaran pertama. Sebab komposisi calon pada putaran pertama sudah akan berubah. Barangkali ini mohon perhatiannya. Yang batal bukan hasil rekap karena tidak absahnya kalaupun tidak absah pasangan pemenang ini sekarang, bukan hanya sekarang tidak absahnya, tapi juga pada saat mengikuti pemilu putaran pertama. Yang tidak absah adalah penetapan pasangan calon. Demikian barangkali, Yang Mulia, untuk selengkapnya kami susulkan secara tertulis. Terima kasih, Yang Mulia. 31. KETUA: HAMDAN ZOELVA Baik, terima kasih. Pihak Terkait? Siap? 32. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ABDY YUHANA Terima kasih, Yang Mulia. Mohon izin, kami mohon waktu untuk menyusun jawaban yang kiranya tadi ada beberapa hal yang baru disampaikan dalam sidang perdana ini, Yang Mulia. Terima kasih. 33. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ya. Enggak apa-apa, jadi nanti di kita lihat di yang apa yang ke sidang selanjutnya, ya. Untuk Termohon nanti bisa mengajukan surat secara lengkap, jawaban secara lengkap yang tertulis ya, kan kalau ada hal yang baru untuk stressing kan tidak apa-apa, secara lisan juga ya, pada sidang selanjutnya. Pemohon apakah akan mengajukan saksi? 34. KUASA HUKUM PEMOHON: UNOTO DWI YULIANTO Kami akan mengajukan saksi, Yang Mulia. 35. KETUA: HAMDAN ZOELVA Berapa orang?

19 36. KUASA HUKUM PEMOHON: UNOTO DWI YULIANTO Sekitar 20 orang, Yang Mulia. 37. KETUA: HAMDAN ZOELVA 20 orang ya. 20 orang, baik nanti dibawa semua di sidang selanjutnya ya. Sidang selanjutnya akan dilaksanakan pada hari Senin, 20 Januari 2014, pukul WIB ya. Sekali lagi, Senin 20 Januari 2014 pukul WIB untuk mendengar apa untuk penyerahan jawaban dari Termohon, kemudian mendengar jawaban dari apa keterangan dari Pihak Terkait ya, dan mendengarkan keterangan saksi dari Pemohon sejumlah 20 orang ya. Dengan demikian sidang hari ini selesai, dan sidang saya nyatakan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 17 Januari 2014 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d Rudy Heryanto NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.