MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-XII/2014

Transkripsi

1

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional [Pasal 36 ayat (1), ayat (3), Pasal 40, Pasal 43, Pasal 44, Pasal 69, Pasal 70, Pasal 88 ayat (2) dan ayat (3)] terhadap Undang-Undang Dasar 1945 PEMOHON 1. Komite Olahraga Nasional Indonesia ACARA Perbaikan Permohonan (II) Kamis, 27 Maret 2014, Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Anwar Usman (Ketua) 2) Maria Farida Indrati (Anggota) 3) Muhammad Alim (Anggota) Sunardi Panitera Pengganti

3 Pihak yang Hadir: A. Kuasa Hukum Pemohon: 1. Agus Dwiwarsono 2. Sururudin 3. Arfa Gunawan 4. Adria Indra Cahyadi

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: ANWAR USMAN Sidang Perkara Nomor 19/PUU-XII/2014 dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. Agenda sidang hari ini adalah sidang pendahuluan untuk perbaikan, namum sebelumnya silakan siapa saja yang hadir pada sidang kali ini? 2. KUASA HUKUM PEMOHON: AGUS DWIWARSONO Terima kasih, Yang Mulia. Hadir Pemohon Kuasa Hukumnya saya Agus Dwiwarsono, sebelah kiri saya Sururudin, Saudara Adria Indra Cahyadi, dan Arfa Gunawan. Demikian, Yang Mulia. 3. KETUA: ANWAR USMAN Terima kasih. Sesuai dengan arahan atau nasihat dari Majelis Panel pada sidang pendahuluan yang pertama, sudah dibenahi? 4. KUASA HUKUM PEMOHON: AGUS DWIWARSONO Sudah, Yang Mulia. Sudah kami sampaikan perbaikannya. 5. KETUA: ANWAR USMAN Ya, memang kami juga sudah terima dan kami juga sudah sepintas... ada hal-hal yang mendasar? 6. KUASA HUKUM PEMOHON: AGUS DWIWARSONO Sebagaimana yang telah kami sampaikan di dalam sidang sebelumnya, Yang Mulia. Jadi izinkan kami membacakan pointer yang terkait dengan (...) 7. KETUA: ANWAR USMAN KETUK PALU 3X Ya, yang diperbaiki saja, silakan.

5 8. KUASA HUKUM PEMOHON: AGUS DWIWARSONO Baik, Yang Mulia. Perbaikan Permohonan Pengujian Norma Pasal 36 ayat (3), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), kemudian Pasal 37 ayat (1), ayat (2), ayat (3), Pasal 38 ayat (1), ayat (2), ayat (3), Pasal 39, Pasal 40, Pasal 46 ayat (2) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional terhadap Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 28D ayat (1) Undang -Undang Dasar Kemudian Norma Pasal 40 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 terhadap Pasal 28D ayat (3) Undang -Undang Dasar Kemudian Norma Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2005 terhadap Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar Tentang masalah kewenangan Mahkamah Konstitusi mohon dianggap dibacakan dan mengenai legal standing Pemohon kami uraikan dalam halaman 3, dan kami mohon dianggap telah dibacakan. Jadi terkait dengan alasan pengujian, pertama frasa kata komite olahraga dalam Pasal 36 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), kemudian Pasal 37 ayat (1), ayat (2), ayat (3), Pasal 38 ayat (1), ayat (2), ayat (3), Pasal 39, Pasal 40, Pasal 46 ayat (2) memiliki sifat multi tafsir sehingga bertentangan dengan asas negara hukum dalam Pasal 1 ayat (3) dan asas kepastian hukum yang adil dalam Pasal 28D ayat (1) Undang - Undang Dasar Pemohon meyakini frasa kata komite olahraga dalam Pasal 36 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), kemudian Pasal 37 ayat (1), ayat (2), ayat (3), Pasal 38 ayat (1), ayat (2), ayat (3), Pasal 39, Pasal 40, Pasal 46 ayat (2) itu bersifat multi tafsir yang menimbulkan ketidakpastian hukum pada dua hal, yakni tafsir pertama dari segi address shot atau alamat yang dituju frasa kata komite olahraga tersebut ditafsirkan sebagai KONI atau Pemohon dan dapat pula ditafsirkan bukan KONI. Kemudian tafsir kedua mengenai batasan jumlah lembaga bahwa frasa kata komite olahraga tersebut tafsirnya bisa KONI dan bisa pula bukan KONI, maka ketidakpastian ini bisa ditafsirkan berjumlah lebih satu lembaga saja, dan dapat juga ditafsirkan lebih dari satu lembaga, maaf, bisa ditafsirkan berjumlah satu lembaga saja atau tunggal, dan dapat pula ditafsirkan lebih dari satu lembaga atau multi. Rincian dari dua tafsiran dari frasa kata komite olahraga sebagaimana tertuang dalam tabel yang kami uraikan di dalam halaman 8. Jadi frasa kata komite olahraga dalam Pasal 36 ayat (1) mohon dianggap dibacakan, ini mengandung sifat multi tafsir sehingga mendatangkan kerugian konstitusional Pemohon berupa jaminan kepastian hukum bagi Pemohon selaku badan hukum publik untuk diakui eksistensinya dalam sebuah negara hukum sebagai jaminan... sebagaimana dijamin Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar 1945 menjadi terciderai.

6 Kemudian, kewenangan konstitusional Pemohon selaku badan hukum publik yang dijamin kepastian hukumnya oleh Pasal 28D ayat (1) menjadi tidak diakui. Akibat hukumnya masyarakat yang tergabung dalam induk organisasi cabang olahraga nasional bisa membentuk organisasi komite olahraga baru selain KONI di tingkat nasional, sehingga komite olahraga di tingkat nasional bisa berjumlah lebih dari satu. Sangat mungkin terjadi duplikasi atas kewenangan yang sama dimiliki oleh lebih dari satu lembaga yang sejenis di tingkat nasional. Jika hal ini terjadi tentunya maka tugas pokok dan fungsi pembinaan yang selama ini ditangani oleh satu lembaga yaitu KONI atau Pemohon akan terganggu. Yang pada akhirnya akan merugikan keolahragaan nasional Republik Indonesia. Kemudian alasan pengujian kedua. Frasa kata komite olahraga dalam Pasal 36 ayat (2) mohon dianggap dibacakan. Mengandung sifat multitafsir sehingga mendatangkan kerugian konstitusional Pemohon berupa jaminan kepastian hukum Pemohon untuk mengurus organisasi Pemohon sebagaimana dijamin Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 28D ayat (1) menjadi terciderai. Yang mana akibat hukumnya hak masyarakat atau induk organisasi cabang olahraga tingkat nasional dalam hal pengorganisasian KONI Pusat menjadi tidak jelas. Apakah hak itu untuk mengurus KONI ataukah lembaga lain. Induk organisasi cabang olahraga tingkat nasional bisa mengorganisasi lebih dari satu komite olahraga. Kemudian problem kepengurusan komite olahraga di tingkat nasional akan mengganggu pembinaan keolahragaan yang terpadu dan berkelanjutan. Sehingga prestasi olahraga di tingkat nasional maupun internasional tidak akan tercapai secara optimal. Alasan ketiga, frasa kata komite olahraga dalam Pasal 36 ayat (3) mohon dianggap dibacakan. Ini juga mengandung sifat multitafsir sehingga mendatangkan kerugian konstitusional Pemohon berupa jaminan kepastian hukum Pemohon untuk mendapatkan kemandirian organisasi sebagaimana dijamin Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 28D ayat (1) menjadi tidak terpenuhi. Yang mana akibat hukumnya tidak jelas siapakah komite olahraga yang bersifat mandiri tersebut? Apakah KONI atau lembaga lain selain KONI. Sangat mungkin terjadi kondisi di mana terdapat beberapa lembaga komite olahraga bersifat mandiri. Bersandingan dengan berdirinya komite olahraga lain yang bersifat tidak mandiri. Jika kondisi ini dibiarkan, maka kemandirian pengelolaan dunia keolahragaan secara fungsional akan terganggu. Yang pada akhirnya akan menghambat pencapaian prestasi olahraga nasional. Alasan keempat, frasa kata komite olahraga dalam Pasal 36 ayat (4) juga mengandung sifat multitafsir. Sehingga mendatangkan kerugian konstitusional Pemohon. Berupa hak konstitusional Pemohon selaku badan hukum publik. Untuk diakui kewenangan konstitusionalnya sebagaimana dijamin Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 28D ayat (1) menjadi

7 tidak terpenuhi. Yang mana akibat hukumnya tidak jelas siapakah pemilik sah dari kewenangan yang dimaksud dalam Pasal 36 ayat (4) ini. Apakah kewenangan KONI Pusat ataukah lembaga komite olahraga lain. Sangat mungkin terjadi pendirian multikomite olahraga yang mengarah pada konflik kewenangan antar sesama komite olahraga di tingkat nasional. Memperebutkan kewenangan yang sama. Jika hal ini dibiarkan maka pelaksanaan tugas KONI dalam hal pengelolaan bidang keolahragaan nasional menjadi tidak dapat terlaksana. Secara optimal karena terjadi polarisasi kepentingan sehingga tujuan olahraga nasional yang terpadu dan berkelanjutan tidak dapat terwujud. Alasan kelima, frasa kata komite olahraga dalam Pasal 37 ayat (1) juga mengandung sifat multitafsir. Sehingga mendatangkan kerugian konstitusional Pemohon berupa jaminan kepastian hukum bagi Pemohon untuk diakui eksistensinya sebagai pengelola olahraga tingkat provinsi. Sebagaimana dijamin Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 28D ayat (1) menjadi terciderai. Yang mana akibat hukumnya tidak jelas siapa yang dimaksud dengan komite olahraga provinsi. Apakah Pemohon ataukah komite olahraga yang lain? Kewenangan KONI di tingkat provinsi dalam pengelolaan olahraga di tingkat provinsi bisa digantikan oleh lembaga komite olahraga lain. Sehingga sangat mungkin terjadi perebutan kewenangan pengelolaan di tingkat provinsi antar sesama komite olahraga provinsi. Jika hal ini dibiarkan maka tujuan dari keolahragaan nasional dalam Pasal 2 Undang-Undang SKN tidak akan terwujud. Alasan keenam, frasa kata komite olahraga dalam Pasal 37 ayat (2) ya. Ini mengandung sifat multitafsir sehingga mendatangkan kerugian konstitusional Pemohon berupa jaminan kepastian hukum bagi Pemohon selaku badan hukum publik, pengelola olahraga tingkat provinsi untuk diakui eksistensinya dan untuk diakui jaminan kemandirian organisasinya dalam sebuah negara hukum. Sebagaimana dijamin Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 menjadi tercederai. Yang mana akibat hukumnya masyarakat yang tergabung dalam induk organisasi cabang olahraga tingkat provinsi (pengprov) bisa membentuk organisasi komite olahraga baru selain KONI di tingkat provinsi. Sehingga komite olahraga tingkat provinsi bisa berjumlah lebih dari satu. Sangat mungkin terjadi kondisi di mana terdapat beberapa lembaga komite olahraga yang bersifat mandiri di tingkat provinsi. Bersandingan dengan berdirinya komite olahraga lain di tingkat provinsi yang bersifat tidak mandiri. Jika hal ini dibiarkan maka dampaknya akan meluas. Tidak hanya merugikan prestasi di tingkat provinsi tetapi juga di tingkat nasional dan tingkat nasional. Alasan ketujuh, frasa kata komite olahraga dalam Pasal 37 ayat (3) mengandung sifat multitafsir yang mendatangkan kerugian konstitusional bagi Pemohon berupa jaminan kepastian hukum Pemohon untuk mengurus organisasi Pemohon di tingkat provinsi sebagaimana

8 dijamin Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 28D ayat (1) menjadi terciderai. Yang mana akibat hukumnya, hak masyarakat atau induk organisasi cabang olahraga tingkat provinsi dalam hal pengorganisasian KONI di tingkat provinsi menjadi tidak jelas, komite olahraga yang dimaksud adalah KONI tingkat provinsi ataukah lembaga lain? 9. KETUA: ANWAR USMAN Ya. Untuk selanjutnya ya dianggap dibacakan ya ( ) 10. KUASA HUKUM PEMOHON: AGUS DWIWARSONO Ya, mohon dianggap dibacakan sebagaimana yang tercantum di dalam tabel, Yang Mulia ( ) 11. KETUA: ANWAR USMAN Ya. 12. KUASA HUKUM PEMOHON: AGUS DWIWARSONO Tentang masalah kerugian sebagaimana disarankan oleh Majelis. 13. KETUA: ANWAR USMAN Ya, termasuk ini petitum juga ya dianggap dibacakan. Ya, kan sudah baca. 14. KUASA HUKUM PEMOHON: AGUS DWIWARSONO Baik, Yang Mulia. 15. KETUA: ANWAR USMAN Petitumnya banyak ini. Jadi, ada 40, ya? 16. KUASA HUKUM PEMOHON: AGUS DWIWARSONO Siap, Yang Mulia. 17. KETUA: ANWAR USMAN Nah, 43 kalau enggak salah. Ya, dianggap dibacakan, nanti ( )

9 18. KUASA HUKUM PEMOHON: AGUS DWIWARSONO Ya. 19. KETUA: ANWAR USMAN Majelis Panel yang akan menelaah lebih lanjut. 20. KUASA HUKUM PEMOHON: AGUS DWIWARSONO Siap, Yang Mulia. 21. KETUA: ANWAR USMAN Yang jelas, ini ada tambahan ini ya norma, ya? 22. KUASA HUKUM PEMOHON: AGUS DWIWARSONO Siap, Yang Mulia. 23. KETUA: ANWAR USMAN Ya, kelihatannya ini. Baik. Ada bukti ya, surat bukti yang diajukan, ya. P-1 sama P-2. Ada dua, ya? Ya, gimana? 24. KUASA HUKUM PEMOHON: AGUS DWIWARSONO Ya, sementara itu, Yang Mulia. Bukti P-1 dan P KETUA: ANWAR USMAN Hanya dua saja, ya? 26. KUASA HUKUM PEMOHON: AGUS DWIWARSONO Ya, Yang Mulia. 27. KETUA: ANWAR USMAN Ya, nanti ya kalau mau ditambah, nanti ya bisa, ya. 28. KUASA HUKUM PEMOHON: AGUS DWIWARSONO Ya.

10 29. KETUA: ANWAR USMAN Ya, untuk P-1 dan P-2 saya nyatakan sah. Untuk kelanjutan perkara ini, permohonan Saudara akan dilaporkan ke RPH ya, Pleno, ya Rapat Permusyawaratan Hakim bagaimana kelanjutan dari perkara ini, ya. Untuk itu, nanti akan ada pemberitahuan atau panggilan dari Kepaniteraan. Masih ada hal lain yang ingin disampaikan? 30. KUASA HUKUM PEMOHON: AGUS DWIWARSONO Mohon, izin, Yang Mulia. Nanti apabila ada bukti yang akan kita ajukan selain dari yang dua yang sudah disahkan, mohon izin nanti, Yang Mulia. 31. KETUA: ANWAR USMAN Ya. 32. KUASA HUKUM PEMOHON: AGUS DWIWARSONO Ya. 33. KETUA: ANWAR USMAN KETUK PALU 1X Ya, nanti bisa disusun. Dengan demikian, sidang selesai dan sidang ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 27 Maret 2014 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d Rudy Heryanto NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.