RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 81/PUU-IX/2011

Transkripsi

1 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 81/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PERBAIKAN PERMOHONAN (II) J A K A R T A SELASA, 20 DESEMBER 2011

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 81/PUU-IX/2011 PERIHAL Pengujian Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum [Pasal 11 huruf i, Pasal 85 huruf i, Pasal 109 ayat (4) huruf c, huruf d, huruf e, ayat (5), dan ayat (11)] terhadap Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON Indonesia Parliamentary Centre (IPC) ACARA Perbaikan Permohonan (II) Selasa, 20 Desember 2011, Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1. M. Akil Mochtar (Ketua) 2. Hamdan Zoelva (Anggota) 3. Maria Farida Indrati (Anggota) Eddy Purwanto Panitera Pengganti 1

3 Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1) Hadar Gumay 2) Yudha Irlang 3) Erik Kurniawan 4) Lia Wulandari 5) Titik Anggraini 6) Wahyu Dinata 7) Pipit Apriani B. Kuasa Hukum Pemohon: 1) Veri Junaidi 2) Wahyudi Djafar 2

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: M. AKIL MOCHTAR Sidang dalam Perkara Nomor 81/PUU-IX/2011 Pengujian Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011, saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Pemohon, saya kira tidak usah memperkenalkan dirilah, sudah terkenal semuanya ini. Jadi, habiskan waktu saja kenalan melulu, ya. Tapi yang penting itu dari apa namanya hal-hal yang sudah disampaikan oleh Majelis Panel pada sidang yang lalu, sudah di Saudara kemas di dalam permohonan Saudara kembali, ya. Sudah ya? 2. KUASAN HUKUM PEMOHON: VERI JUNAIDI Sudah, Yang Mulia. 3. KETUA: M. AKIL MOCHTAR Ya, sudah. Perlu Saudara jelaskan lagi ndak perbaikanperbaikannya atau kami saja yang menjelaskan di sini? Kalau saya melihat, petitum sudah diperbaiki ya, petitum nomor eh, ya... Jadi, soal membuat aturan baru itu tidak bisa, petitum nomor dua juga sudah diperbaiki. Nah, halaman 38 ini, berkaitan dengan kerugian konstitusional. a. Tidak terfasilitasinya pemenuhan hak konstitusional, ya kan? b. Tidak terpenuhinya. Yang lain kalimatnya sama, kan gitu? Jadi di ya, kalau dari catatan saya, kerugian konstitusional Saudara di halaman 37 itu ya, kalau baiknya tadinya tapi sudah ya, ini sudah perbaikan digabung dengan legal standing karena hal itu saling berhubungan dia, kan gitu. Kerugian itu dengan legal standing-nya saling berhubungan ya, walaupun apa namanya secara umum, permohonannya sudah bagus ya, hanya soal bahasa gaya argumentasi ya, itu masing-masing Pemohonlah itu. tapi yang penting langsung fokus kepada pasal dan pertentangannya dengan konstitusi. Walaupun sebenarnya kerugian konstitusional Pemohon itu kalau dihubungkan dengan petitum, masih cukup umum, tapi secara umum sudah oke, ya. Kalau halaman 38 itu, tidak terpenuhi dengan tidak terfasilitasi itu apa maksudnya? Kan hanya dua dua dua bedanya kan satu terpenuhi, satu terfasilitasi, apa maksudnya? 3

5 4. KUASAN HUKUM PEMOHON: VERI JUNAIDI Baik, Yang Mulia. Jelas dengan apa tidak adanya penyelenggara pemilu yang mandiri ( ) 5. KETUA: M. AKIL MOCHTAR He eh. 6. KUASAN HUKUM PEMOHON: VERI JUNAIDI Yang pertama, fungsi dan tugas penyelenggara pemilu kan memfasilitasi pemilih. Jadi dia menyelenggarakan pemilu, mengadakan pemilu untuk memfasilitasi pemilih dalam pemilu sehingga hak konstitusional pemilih itu bisa di apa jadi dia peran peran untuk memfasilitasi. Tapi berikutnya kalau sudah memfasilitasi tidak terpenuhi, secara otomatis kebutuhan apa hak kebutuhan pemilih akan pemilu yang jurdil tidak akan terpenuhi itu. Kira-kira itu, Yang Mulia. 7. KETUA: M. AKIL MOCHTAR Ya, kalau kalau tidak terpenuhi hak konstitusional pemilih kan, termasuk tidak terfasilitasi juga, ya kan? Kan bisa juga saya bilang begitu, toh? Anda bilang kalau tidak apa namanya tidak terpenuhinya tidak terfasilitasinya hak konstitusional pemilih, ya toh, maka baru meningkat kepada tidak terpenuhinya kebutuhan konstitusional kalau penyelenggara pemilunya tidak independent, kan gitu. Tapi kalau tidak terfasilitasi itu otomatis kan tidak konstitusional? Eh, kalau tidak terpenuhinya kebutuhan kostitusional itu termasuk yang tidak terfasilitasi, kan? Kan kebutuhan konstitusionalnya kan besar. Termasuk di dalamnya memfasilitasi pemilih, penyelenggara yang independent, penyelenggaraan yang sesuai tahapan, kemandiriaan, itu kan dalam rangka pemenuhan hak konstitusional. Kenapa? Karena hak konstitusional itu diukur dari Pasal 22 ayat (1), kan gitu kan? Tapi enggak apa-apalah, saya hanya ingin bertanya sedikit saja, tidak terfasilitasinya pemenuhan hak kostitusional pemilih untuk mendapatkan pemilu yang jurdil, yang b itu tidak terpenuhinya kebutuhan konstitusional pemilih. Apa bedanya tidak terfasilitasi pemenuhan hak kostitusional dengan tidak terpenuhinya kebutuhan konstitusional. Ini kan yang saat satu terpenuhinya kebutuhan, yang satu terfasilitasinya pemenuhan. Tapi ya sudahlah enggak apa-apa. Ada Bu? Cukup. Baik, sesuai dengan permintaan Saudara, ini kan harus speedytrial juga. Ini sudah buka ini pendaftaran. Bukti Saudara yang ada berapa? Oke, jadi begini, untuk sementara buktinya P-1 sampai P- 4

6 7 kita sahkan, walaupun nanti di dalam sidang berikutnya kalau ada... ada bukti tambahan, ya itu silakan saja. Lalu Saudara mengajukan ahli atau saksi enggak dalam perkara ini? 8. KUASAN HUKUM PEMOHON: VERI JUNAIDI Mengajukan, Yang Mulia. 9. KETUA: M. AKIL MOCHTAR Ya, dimasukkan ya? 10. KUASAN HUKUM PEMOHON: VERI JUNAIDI Ya baik. 11. KETUA: M. AKIL MOCHTAR Secepat mungkin, supaya kita juga bisa cepat sidangnya ya. Walaupun sebenarnya jangan didorong-dorong juga, nanti Mahkamahnya kan ceroboh pula nanti, gara-gara mau cepat, ya. Jadi bukti Pemohon P-1 sampai P-7 dinyatakan sah. Ada lagi yang mau disampaikan? 12. KUASAN HUKUM PEMOHON: WAHYUDI DJAFAR Mohon izin, Yang Mulia. Menambahkan sedikit tentang pemidanaan antara terfasilitasi dan terpenuhinya. Mungkin kami coba untuk menekankan pada proses dan substantive rights-nya. Kami berkeinginan bahwa di dalam proses penyelenggaran pemilu, kami menghendaki adanya penyelenggaraan pemilu yang jujur, dan adil, dan imparsial. Sehingga kemudian akan terpenuhinya substantive right-nya dalam kerangka pemenuhan hak-hak sipil dan politik dari warga negara. Artinya bahwa ada kebutuhan tentang progresif right ya, dimana kemudian negara juga harus melakukan pemenuhan terhadap proses penyelenggaraan pemilu yang bersih, jujur, dan adil, dan imparsial dalam kerangka melakukan pemenuhan substantive rights, yaitu pemenuhan hak politik dari warga negara. Mugkin itu tambahannya, Yang Mulia. Terima kasih. 13. KETUA: M. AKIL MOCHTAR KETUK PALU 1X Ya, itu pemenuhan kebutuhan kan? Tapi kalau fasilitas itu? Kan gitu. Kalau itu tadi itu saya paham itu pemenuhan kebutuhan 5

7 konstitusional hak warga negara. Fasilitasi itu itu yang saya... kalau saya menilai, memfasilitasi itu termasuk bagian dari kebutuhan pemenuhan hak-hak warga negara. Tapi enggak apa-apa, itu biar saja berkembang. Toh nanti Pemerintah akan jawab kan? Biar itu ada diskusi. Baik, jadi saksi dan ahli segera dimasukkan ya, supaya lebih cepat. Jadi nanti begitu ada panggilan sidang berikutnya, sekaligus mendengarkan keterangan Pemerintah dan DPR, langsung ahli atau saksi ya. Cukup ya? 14. KUASAN HUKUM PEMOHON: WAHYUDI DJAFAR Cukup, Yang Mulia. 15. KETUA: M. AKIL MOCHTAR Ada lagi? 16. KUASAN HUKUM PEMOHON: WAHYUDI DJAFAR Cukup. 17. KETUA: M. AKIL MOCHTAR He em, tapi jangan teriak-teriak di luar minta cepat karena Mahkamahnya sudah lama ini, mau Natal soalnya, ya. Soalnya kita suruh cepat juga, jadi ya sama-samalah. Ini masih 50 lagi perkara yang tertunda ini gara-gara mau mempercepat ini dan pilkada, kan gitu. Baiklah, dengan demikian Sidang dalam perkara... eh, maaf. Saudara menunggu saja panggilan dari Mahkamah ya. Tapi saksi dan ahlinya lebih cepat masuk, biar cepat dipanggil. Dengan demikian Sidang dalam Nomor Perkara 81 saya nyatakan selesai dan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 20 Desember 2011 Kepala Sub Bagian Pelayanan Risalah, t.t.d. Paiyo NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 6