BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak"

Transkripsi

1 BAB III PEMBAHASAN A. Perencanaan Menu Diet Diabetes Mellitus Diet DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta diberikan dengan cara tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak antara 3 jam. Misal: pukul makan pagi pukul kudapan (snack) pukul makan siang pukul kudapan (snack) pukul makan malam pukul kudapan (snack) Asumsi Permasalahan Pada pembentukan model matematika dibutuhhkan suatu asumsi. Dalam hal ini, asumsi yang digunakan adalah menu diet bagi pasien yang tidak mengalami komplikasi atau penyakit kronis lainnya. Menu diet yang dibahas adalah untuk kondisi berat badan yang normal dan tidak sedang mengalami kehamilan. Sedangkan untuk menu diet yang digunakan dalam seharinya dibagi menjadi makan pagi, snack pagi, makan siang, snack siang, dan makan malam yang diberikan dengan jarak 3 jam. Kandungan gizi pada menu diet ini hanya secara umum yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. 43

2 Seorang pasien penderita DM yang mana pasien tersebut berjenis kelamin perempuan, usia pasien 64 tahun dengan berat badan 58 kg dan tinggi 161 cm, aktivitas yang dilakukan sehari-hari digolongkan sebagai aktivitas yang sedang. Standar yang dianjurkan dalam diet ini adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam presentase karbohidrat, protein, dan lemak. Komposisi energi untuk mencapai dan mempertahankan syarat diet dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Komposisi Energi untuk Mencapai dan Mempertahankan Syarat Diet Kandungan Gizi Presentase Karbohidrat 60%-70% Protein 10%-15% Lemak 20%-25% Susunan Menu Diet berdasarkan Bahan Penukar Penyusunan menu diet DM berdasarkan bahan penukar dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Penentuan jumlah kebutuhan energi/kalori pasien berdasarkan buku panduan diet yang digunakan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dapat dilihat pada tabel

3 Tabel 3.2. Penentuan Jumlah Kandungan Energi yang Dibutuhkan Pasien Berdasarkan Panduan Diet Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Berat Kg kg Badan Tinggi Cm cm Badan Berat ( ) ( ) Badan Ideal (BBI) ( ( )) ( ( )) Energi BBI x 25 kalori BBI x 30 kalori tahun -5% dari energi -5% dari energi Faktor tahun -10% dari energi -10% dari energi Usia >70 tahun -20% dari energi -20% dari energi Faktor Aktivitas Istirahat Ringan Sedang Berat +10% dari energi +20% dari energi +30% dari energi +50% dari energi +10% dari energi +20% dari energi +30% dari energi +50% dari energi Faktor Berat Badan Kurus Gemuk +(20%-30%) dari energi -(20%-30%) dari energi +(20%-30%) dari energi -(20%-30%) dari energi Pasien yang dijadikan sebagai contoh adalah berdasarkan asumsi permasalahan yang telah disebutkan di atas. Jadi, jumah energi/kalori yang dibutuhkan pasien tersebut setelah melakukan perhitungan berdasarkan tabel 3.2 adalah sebesar 1647 kalori sehingga jenis diet yang digunakan adalah diet 1700 kalori. 2. Menghitung batas atas dan batas bawah dari karbohidrat, protein, dan lemak untuk diet 1700 kalori per hari. 45

4 Perhitungan batas atas dan batas bawah dari karbohidrat, protein, dan lemak untuk diet 1700 kalori berdasarkan persamaan (2.3), (2.4), dan (2.5) dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3. Perhitungan Batas Atas dan Batas Bawah dari Karbohidrat, Protein, dan Lemak Kandungan Gizi Karbohidrat Protein Lemak Batas Bawah Batas Atas Batas Bawah Batas Atas Batas Bawah Batas Atas 255 gr 297,5 gr 42,5 gr 63,75 gr 37,77 gr 47,22 gr 3. Menentukan menu diet DM berdasarkan satuan penukar dan bahan penukar. Penentuan menu diet DM berdasarkan satuan penukar untuk diet 1700 kalori dilakukan dengan menggunakan takaran satuan penukar pada standar diet DM tabel 2.1 dengan memilih sumber karbohidrat, sumber protein, dan sumber lemak berdasarkan daftar bahan penukar yang terdapat pada lampiran 1. Pada setiap sumber gizi terdapat kandungan karbohidrat, kandungan protein, dan kandungan lemak yang telah dinyatakan dalam satuan g (gram) serta kandungan kalori dan berat setiap bahan pangannya untuk 1 satuan penukar dari RS. PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Perencanaan menu diet DM berdasarkan satuan penukar untuk 3 hari untuk diet 1700 kalori per hari dapat dilihat pada tabel

5 Tabel 3.4. Perencanaan Menu Diet Diabetes Mellitus berdasarkan Satuan Penukar Jam Pangan HARI 1 HARI 2 HARI 3 Berat (gr) Pangan Berat (gr) Pangan Berat (gr) Nasi 100 Nasi Tim 100 Roti 70 Ayam tanpa kulit 40 hati ayam 30 Telur 50 Tempe 25 Tahu 55 Selada 0 Sayur bening gambas 0 Selada 0 Tempe 25 Minyak 15 Minyak 15 Minyak Pisang 50 Mangga 90 Pepaya Nasi 200 Nasi 200 Nasi 200 Bakso 170 Ikan 40 daging sapi 35 Tahu 110 Tempe+Tahu 50 oseng kangkung 100 Bening Selada Wortel 100 Bayam 100 tahu+tempe 80 Pepaya 110 Apel 85 Apel 85 Minyak 30 Minyak 30 Minyak Apel 85 Pisang 50 Pisang Nasi 200 Nasi 200 Nasi 200 Telur Ayam Ceplok 50 Udang 35 Bakso 170 Tempe+Tahu 80 tempe+tahu 80 Brokoli 100 Kangkung 100 daun pakis 100 Tahu 110 Jeruk Manis 110 Pepaya 110 Jeruk 110 Minyak 15 Minyak 15 Minyak 15 Jumlah Jumlah energi/kalori, karbohidrat, protein, lemak, dan biaya untuk menu diet diabetes mellitus dengan biaya (dalam ribu rupiah) per kilogram (kg) bahan pangan yang digunakan berdasarkan harga estimasi dengan acuan harga pasar di wilayah tertentu sehingga harga di tempat lain bisa berbeda dapat dilihat pada tabel

6 Jam Tabel 3.5. Jumlah Karbohidrat, Protein, Lemak, dan Biaya Menu Diet Diabetes Mellitus Pangan Berat (gr) Hari 1 Energi (kal) Karbohidrat Protein (gr) (gr) Lemak (gr) Eij Kij Pij Lij Biaya per gr (Rp) Nasi , ,4 4 0, Ayam tanpa kulit , ,17 2 0,05 29 Tempe 25 37,5 1,5 3,5 0,14 2,5 0,1 1,5 0,06 20 Sayur bening gambas Minyak , , Pisang , Nasi , ,4 8 0, Bakso , ,04 5 0,03 7,5 Tahu ,68 7 0,06 5 0,04 3 0,03 20 Bening Selada ,25 5 0,05 1 0, Wortel Pepaya , , Minyak , , Apel , , Jam Nasi , ,4 8 0, Telur Ayam , ,14 5 0,1 17 Ceplok Tempe+Ta hu ,93 7 0,09 5 0,06 3 0,04 20 Kangkung ,25 5 0,05 1 0, Jeruk Manis , , Minyak , ,33 12 Jumlah , Pangan Berat (gr) Hari 2 Energi (kal) Karbohidrat Protein (gr) (gr) Lemak (gr) Eij Kij Pij Lij Biaya per gr (Rp) Nasi Tim , ,4 4 0, hati ayam , ,23 5 0,16 32 Tahu 55 37,5 0,68 3,5 0,06 2,5 0,04 1,5 0,03 20 Selada Minyak , , Mangga , ,

7 13.00 Nasi , ,4 8 0, Ikan , ,17 2 0,05 20 Tempe+Ta hu ,5 7 0,14 5 0,1 3 0,06 20 Bayam ,25 5 0,05 1 0, Apel , , Minyak , , Pisang , Nasi , ,4 8 0, Udang , ,2 2 0,05 25 tempe+ tahu ,93 7 0,08 5 0,06 3 0,04 20 daun pakis ,25 5 0,05 1 0, ,5 Pepaya , , Minyak , ,33 12 Jumlah , Hari 3 Jam Pangan Karbohidrat Protein Berat Energi (kal) Lemak (gr) Biaya (gr) (gr) per gr (gr) Eij Kij Pij Lij (Rp) Roti ,5 40 0,57 4 0, Telur , ,14 5 0,1 17 Selada Tempe 25 37,5 1,5 3,5 0,14 2,5 0,1 1,5-20 Minyak , , Pepaya , , Nasi , ,4 8 0, daging sapi , ,2 5 0, oseng kangkung ,25 5 0,05 1 0, tahu+temp e ,94 7 0,08 5 0,06 3 0,03 20 Apel , , Minyak , , Pisang , Nasi , ,4 8 0, Bakso , ,04 5 0,03 7,5 Brokoli , ,05 1 0,01 12 Tahu ,68 7 0,06 5 0,04 3 0,02 20 Jeruk , , Minyak , , , Jumlah

8 B. Penyelesaian Perencanaan Menu Diet Diabetes Mellitus dengan Model Goal Programming Formulasi model goal programming Misal: : koefisien teknologi kendala tujuan yang berhubungan dengan tujuan peubah pengambilan keputusan ( ), : peubah pengambilan keputusan atau kegiatan yang dinamakan sebagai sub tujuan, : jumlah unit deviasi yang berlebihan (+) terhadap tujuan ( ), : jumlah unit deviasi yang kekurangan (-) terhadap tujuan ( ), : tujuan yang ingin dicapai. Model umum goal programming dapat diformulasikan seperti di bawah ini. Meminimumkan: ( ) (3.1) Dengan kendala, (3.2) Kendala non negatif: untuk i = 1, 2,..., m dan j = 1, 2,..., n 50

9 Penyelesaian model goal programming perencanaan menu diet DM Langkah-langkah penyelesaian model goal programming dapat dilakukan dengan cara di bawah ini. 1. Merumuskan masalah model goal programming dalam bentuk persamaan pemrograman linear. 2. Membuat formulasi model goal programming. Misal: = kandungan energi/kalori dalam 100gr bahan pangan ke-ij sampai ke-in, = kandungan karbohidrat dalam 100gr bahan pangan ke-ij sampai ke-in, = kandungan protein dalam 100gr bahan pangan ke-ij sampai ke-in, = kandungan lemak dalam 100gr bahan pangan ke-ij sampai ke-in, = peubah deviasi positif fungsi kendala energi ( ), karbohidrat ( ), protein ( ), lemak ( ), = peubah deviasi negatif fungsi kendala energi ( ), karbohidrat ( ), protein ( ), lemak ( ), = nilai sasaran energi/kalori, = batas bawah karbohidrat, = batas atas karbohidrat, = batas bawah protein, = batas atas protein, = batas bawah lemak, = batas atas lemak. Model goal programming dapat diformulasikan seperti di bawah ini. 51

10 Meminimumkan: ( ) ( ) ( ) ( ) dengan: : peubah deviasi negatif fungsi kendala bahan pangan makan pagi ( ), kudapan pagi ( ), makan siang ( ), kudapan sore ( ), makan malam ( ), : peubah deviasi positif fungsi kendala bahan pangan makan pagi ( ), kudapan pagi ( ), makan siang ( ), kudapan sore ( ), makan malam ( ). Dengan kendala, a. Fungsi kendala energi/kalori. b. Fungsi kendala karbohidrat, protein, dan lemak. Fungsi kendala untuk karbohidrat, protein, dan lemak nilainya terdapat pada suatu interval tertentu. Apabila interval tersebut dibatasi oleh dan maka penyelesaiannya akan berada diantara interval tersebut. Penyelesaian diharapkan tidak menyimpang di bawah nilai maupun di atas nilai. Kemungkinan penyimpangan tersebut harus diminimumkan dengan cara menghadirkan variabel deviasi dan. Fungsi kendala karbohidrat dengan batas atas ( ) dan batas bawah ( ) dapat diformulasikan seperti persamaan di bawah ini. 52

11 (3.2) (3.3) Fungsi kendala protein dengan batas atas ( ) dan batas bawah ( ) dapat diformulasikan seperti persamaan di bawah ini. (3.4) (3.5) Fungsi kendala karbohidrat dengan batas atas ( ) dan batas bawah ( ) dapat diformulasikan seperti persamaan di bawah ini. (3.6) (3.7) c. Fungsi kendala jumlah bahan pangan Jumlah bahan pangan juga dibuat dengan menggunakan selang batas atas dan batas bawah, agar jumlah pangan yang diperoleh bisa diterima dengan kebiasaan makan dari pasien tersebut. Dengan Demikian diharapkan hasil solusi optimal yang diperoleh feasibel (berarti) karena mempunyai selang yang cukup besar. Misal: : peubah deviasi negatif batas bawah berat pangan ke-m, 53

12 : peubah deviasi positif batas atas berat pangan ke-m, : batas bawah berat pangan ke-ij, : batas atas berat pangan ke-ij. Penulisan fungsi untuk jumlah bahan pangan dapat dituliskan seperti di bawah ini. (3.8) (3.9) dengan dan d. Fungsi biaya pengeluaran Fungsi untuk biaya pengeluaran yang dibutuhkan seperti di bawah ini. (3.10) dengan: = harga estimasi bahan pangan dalam satuan ribuan rupiah per kilogram, = biaya pengeluaran dalam satuan rupiah. 3. Mencari nilai x, F, dan G dari hasil perhitungan untuk persamaan model goal programming. Nilai G merupakan biaya pengeluaran yang diperoleh setelah didapat Z dengan solusi optimal. C. Penerapan Goal Programming Pada Perencanaan Menu Diet Diabetes Mellitus di RS. PKU Muhammadiyah Yogyakarta 1. Perencanaan Menu Diet Dengan Model Goal Programming Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. bahan pangan untuk menu diet selalu tersedia selama dibutuhkan, 2. harga bahan pangan tidak mengalami perubahan selama penelitian, 54

13 3. harga bahan pangan adalah harga bahan pangan mentah, 4. faktor biaya operasional (biaya memasak) dianggap nol atau diabaikan. a. Penentuan Variabel Keputusan Variabel keputusan dalam model perencanaan menu diet ini adalah besarnya jumlah gram (g) masing-masing bahan pangan yang digunakan ( ) untuk menu hari 1 yaitu: : banyaknya nasi untuk makan pagi : banyaknya ayam tanpa kulit untuk makan pagi : banyaknya tempe untuk makan pagi : banyaknya sayur bening gambas untuk makan pagi : banyaknya minyak untuk makan pagi : banyaknya pisang untuk kudapan pagi : banyaknya nasi untuk makan siang : banyaknya bakso untuk makan siang : banyaknya tahu untuk makan siang : banyaknya bening selada wortel untuk makan siang : banyaknya pepaya untuk makan siang : banyaknya minyak untuk makan siang : banyaknya apel untuk kudapan sore : banyaknya nasi untuk makan malam : banyaknya telur ayam ceplok untuk makan malam : banyaknya tempe+tahu untuk makan malam 55

14 : banyaknya kangkung untuk makan malam : banyaknya jeruk manis untuk makan malam : banyaknya minyak untuk makan malam b. Penentuan Fungsi Tujuan Model matematika untuk menu hari 1 Misal: Z : total penyimpangan tujuan, : jumlah unit deviasi yang kekurangan (-) ke-i terhadap tujuan ( ), : jumlah unit deviasi yang berlebihan (+) ke-i terhadap tujuan ( ), : jumlah unit deviasi yang kekurangan (-) ke-mj terhadap tujuan ( ), : jumlah unit deviasi yang berlebihan (+) ke-mj terhadap tujuan ( ), sehingga fungsi tujuannya adalah meminimumkan: ( ) ( ) ( ) ( ) Jadi, fungsi tujuan untuk permasalahan ini adalah meminimumkan: + 56

15 c. Penentuan Fungsi Kendala 1) Kendala Kebutuhan Energi/kalori bahan pangan Berdasarkan tabel 3.5 fungsi kendala energi/kalori bahan pangan dapat diformulasikan dengan berdasarkan persamaan berikut: dengan: : kandungan energi/kalori dalam 100 gr bahan pangan, : variabel-variabel keputusan yang menggambarkan banyaknya bahan pangan yang dikonsumsi, : nilai sasaran energi. Jadi, fungsi kendala untuk kebutuhan kalori adalah: Untuk mengidentifikasi bahwa jumlah energi/kalori telah sesuai atau tidaknya digunakan persamaan sebagai berikut: 2) Kendala Kebutuhan Karbohidrat Diketahui bahwa pada diet 1700 kalori per hari batas bawah karbohidratnya adalah 255 gr dan batas atasnya adalah 297,5 gr. 57

16 Jadi, fungsi kendala untuk kebutuhan karbohidrat adalah:. 3) Kendala Kebutuhan Protein Diketahui bahwa pada diet 1700 kalori per hari untuk kandungan protein diperoleh batas bawah sebesar 42,5 gr dan batas atasnya adalah 63,75 gr. Jadi, fungsi kendala untuk kebutuhan protein adalah:. 4) Kendala Kebutuhan Lemak Diketahui bahwa pada diet 1700 kalori per hari untuk kandungan lemak diperoleh batas bawah sebesar 37,77 gr dan batas atasnya adalah 47,22 gr. Jadi, fungsi kendala untuk kebutuhan lemak adalah: 58

17 . 5) Kendala Jumlah Bahan Pangan Jumlah bahan pangan juga dibuat dengan menggunakan selang batas atas dan batas bawah, agar jumlah pangan yang diperoleh bisa diterima dengan kebiasaan makan dari pasien tersebut. Untuk selang batas atas dan bawah, penulis menentukan bahwa untuk batas bawah turun sebesar 10 gr dan batas atas naik sebesar 10 gr dikarenakan dari pihak RS. PKU Muhammadiyah Yogyakarta tidak memberikan ketentuan untuk selang bahan pangan tersebut. Berdasarkan persamaan 3.8 dan 3.9, maka fungsi kendala jumlah bahan pangan adalah:,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, 59

18 ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,. 6) Biaya Pengeluaran Bahan Pangan Biaya pengeluaran dapat diformulasikan berdasar persamaan di bawah ini: dengan = harga estimasi bahan pangan dalam satuan rupiah. Jadi, fungsi kendala biaya pengeluarannya adalah:. Model matematika dari menu hari 2 dan hari 3 analog dengan hari 1 yang telah terlampir pada Lampiran 2. 60

19 2. Perhitungan Model Goal Programming Perencanaan Menu Diet Diabetes Mellitus. Perhitungan model goal programming diselesaikan dengan menggunakan bantuan software LINGO setelah diperoleh formulasi model tersebut. Berdasarkan fungsi tujuan dan fungsi kendala yang telah diperoleh, input data dengan menggunakan software LINGO untuk kemudian diolah diperoleh output sebagai berikut. Global optimal solution found. Objective value: Infeasibilities: Total solver iterations: 30 Variable Value Reduced Cost DA DB DA DB DA DB DA DB DA DB DA DA DA DA DA DB DB DB DB DB DA DB DA DA DA DA DA DA DB DB DB DB

20 DB DB DA DB DA DA DA DA DA DA DB DB DB DB DB DB X X X X X X X X X X X X X X X X X X F X G Berdasarkan perhitungan menu hari 1 dengan menggunakan LINGO hasilnya terdapat nilai fungsi tujuan (deviasi) yang bernilai tidak nol yaitu. Hal ini berarti tujuan untuk memenuhi kebutuhan protein tidak terpenuhi karena terdapat penyimpangan nilai deviasi batas atasnya sebesar 24,01 atau 37,66%. Diperoleh penyelesaian optimal, yaitu: 62

21 substitusikan nilai di atas ke fungsi kendala kebutuhan energi/kalori, kebutuhan karbohidrat, kebutuhan protein, kebutuhan lemak, dan kebutuhan jumlah bahan pangan sehingga terlihat bahwa penyelesaian tersebut merupakan penyelesaian optimal. Dengan demikian jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menu diet hari 1 tersebut sebesar ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ( ) ( ) ( ( ). Jadi, biaya pengeluaran menu hari 1 berdasarkan model Goal Programming adalah sebesar Rp ,12. Kemudian analisis sensitivitas yang diperoleh berdasarkan perhitungan LINGO adalah sebagai berikut. 63

22 Righthand Side Ranges Row Current Allowable Allowable RHS Increase Decrease INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY INFINITY Berdasarkan hasil di atas maka untuk kandungan karbohidrat, protein, dan lemak pada menu hari 1 dapat dilihat pada tabel

23 Tabel 3.6. Analisis Sensitivitas kandungan gizi menu hari 1 RHS Batas Naik Batas Turun 6,947 INFINITY Karbohidrat 275,5 INFINITY 35,553 45,26 INFINITY Protein 56 24,01 INFINITY 8,295 INFINITY Lemak 40 INFINITY 1,155 Pada tabel 3.6 di atas menunjukkan nilai toleransi untuk perubahan parameter yang masih diperbolehkan sehingga nilai optimal tetap tercapai untuk menu hari 1. Karbohidrat dengan nilai ruas kanan sebesar 275,5 gram ketika dimasukkan pada model matematika sebagai kendala, maka interval batas bawah untuk karbohidrat yang diperbolehkan adalah naik sebesar 6,947 gram dan turun sampai nilai nol sedangkan interval batas atas untuk jumlah karbohidrat yang dikonsumsi dalam sehari diperbolehkan naik sampai tak berhingga dan turun sebesar 35,553 gram. Protein dengan nilai ruas kanan sebesar 56 gram interval batas bawah untuk protein ini diperbolehan naik sebesar 45,26 gram dan turun sampai nilai nol, sedangkan interval batas atasnya diperbolehkan naik sebesar 24,01 gram dan turun sampai nilai nol. Kemudian untuk lemak dengan nilai ruas kanan sebesar 40 gram interval yang diperbolehkan untuk batas bawah adalah naik sebesar 8,295 gram dan turun sampai nilai nol, untuk interval batas atas diperbolehkan naik sampai tak berhingga dan turun sebesar 1,155 gram. 65

24 Pada perhitungan menu hari 2 dan hari 3 analog dengan perhitungan menu hari 1. Hasil output LINGO untuk menu hari 2 dan hari 3 telah terlampir pada Lampiran 3. Hasil untuk menu hari 2 menunjukkan bahwa nilai fungsi tujuan (deviasi) adalah nol sehingga fungsi tujuan tercapai seluruhnya dan diperoleh penyelesaian optimal dengan biaya pengeluaran sebesar Rp ,17. Untuk hasil perhitungan untuk menu hari 3 diperoleh nilai fungsi tujuan (deviasi) adalah nol sehingga semua fungsi tujuan tercapai dan diperoleh penyelesaian optimal dengan biaya pengeluaran sebesar Rp ,36. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan LINGO dari ketiga menu diet DM yang telah diperoleh, menunjukkan bahwa menu hari 1 tujuan memenuhi kebutuhan protein tidak terpenuhi. Sedangkan untuk menu hari 2 dan menu hari 3 seluruh kebutuhan gizinya dapat terpenuhi. 3. Analisa Perbandingan Perencanaan Menu Diet Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Model Goal Programming Hasil pembahasan yang diperoleh dari data penelitian di RS. PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah tentang perencanaan menu diet DM hari 1, hari 2, dan hari 3 berdasarkan bahan penukar disertai hasil perhitungan dengan model goal programming. Dari analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Perbandingan besarnya jumlah gram (g) masing-masing bahan pangan yang digunakan. 66

25 Tabel 3.7. Perbandingan Jumlah Masing-Masing Bahan Pangan dengan Metode Bahan Penukar dan Model Goal Programming Hari 1 Hari 2 Hari 3 Jumlah masing-masing bahan pangan yang digunakan (gram) Metode bahan penukar Model Goal Programming Jumlah masing-masing Metode bahan penukar bahan pangan yang digunakan (gram) Model Goal Programming Jumlah masing-masing bahan pangan yang Metode bahan penukar digunakan (gram) Model Goal Programming , , , Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa model goal programming dapat memberikan solusi optimal untuk besarnya jumlah gram pada masingmasing bahan pangan yang digunakan dalam perencanaan menu diet. b. Perbandingan perhitungan jumlah energi/kalori dan biaya pengeluaran bahan pangan. Perbandingan perhitungan jumlah energi/kalori dan biaya pengeluaran bahan pangan dapat dilihat pada tabel

26 Tabel 3.8. Perbandingan jumlah energi/kalori dan biaya pengeluaran bahan pangan dengan metode bahan penukar dan model goal programming Diet 1700 kalori Metode Bahan Penukar Hari 1 Hari 2 Hari 3 Model Goal Programming Hari 1 Hari 2 Hari 3 Energi (kal) Biaya Pengeluaran (Rp) , , ,36 Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa model goal programming dapat memberikan solusi optimal yaitu kebutuhan energi/kalori untuk diet 1700 kalori terpenuhi dan biaya pengeluaran dapat diminimalkan dengan presentase penurunan hari 1 sebesar 3,07%, hari 2 sebesar 6,84%, dan hari 3 sebesar 9,45%. c. Perencanaan menu diet yang dilakukan dengan mengacu pada model goal programming adalah sebagai berikut: Perencanaan menu diet yang dilakukan dengan mengacu pada model goal programming diperoleh pada tabel

27 Tabel 3.9. Menu diet diabetes mellitus berdasarkan model goal programming Jam Pangan Nasi Ayam tanpa kulit Tempe Sayur bening gambas Minyak Pisang Nasi Bakso Tahu Bening Selada Wortel Pepaya Minyak Apel Nasi Telur Ayam Ceplok Tempe+Tahu Kangkung Jeruk Manis Minyak HARI 1 HARI 2 HARI 3 Berat (gr) , Pangan Nasi Tim hati ayam Tahu Selada Minyak Mangga Nasi Ikan Tempe+Tahu Bayam Apel Minyak Pisang Nasi Udang tempe+tahu daun pakis Pepaya Minyak Berat (gr) Pangan Roti Telur Selada Tempe Minyak Pepaya Nasi daging sapi 40 oseng kangkung 90 tahu+tempe ,59766 Apel Minyak Pisang Nasi Bakso Brokoli Tahu Jeruk Minyak Berat (gr) ,

Lampiran 1: Daftar Bahan Makanan Penukar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Lampiran 1: Daftar Bahan Makanan Penukar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta LAMPIRAN 74 Lampiran 1: Daftar Bahan Makanan Penukar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta DAFTAR BAHAN MAKANAN PENUKAR RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Daftar bahan makanan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dinyatakan

Lebih terperinci

OPTIMISASI PERENCANAAN MENU DIET BAGI PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN MODEL GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS: RS. PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA) SKRIPSI

OPTIMISASI PERENCANAAN MENU DIET BAGI PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN MODEL GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS: RS. PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA) SKRIPSI OPTIMISASI PERENCANAAN MENU DIET BAGI PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN MODEL GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS: RS. PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. maupun kronik, penulis akan menguraikan perencanaan diet DM di RS PKU

BAB II KAJIAN TEORI. maupun kronik, penulis akan menguraikan perencanaan diet DM di RS PKU BAB II KAJIAN TEORI A. Perencanaan Menu Diet 1. Pengertian Perencanaan Menu Diet. Mengingat bahwa diet merupakan obat utama yang dapat menekan timbulnya diabetes mellitus (DM) dan dapat menekan kemungkinan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pendukung keputusan pemilihan menu diet bagi penyandang Diabetes Mellitus dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, yang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, yang menimbulkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Tinggi Badan : Berat Badan : Waktu makan Pagi Nama makanan Hari ke : Bahan Zat Gizi Jenis Banyaknya Energi Protein URT

Lebih terperinci

PERENCANAAN DIET DIABETES NEFROPATI DENGAN PROGRAM GOL ABSTRACT

PERENCANAAN DIET DIABETES NEFROPATI DENGAN PROGRAM GOL ABSTRACT PERENCANAAN DIET DIABETES NEFROPATI DENGAN PROGRAM GOL Nurul Muyasiroh 1, Endang Lily 2, M. D. H. Gamal 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS Oleh: Fitri Rahmawati, MP JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Diabetes Mellitus adalah penyakit

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, 04 10.00-4. Menggali pengetahuan orang tua kurang dari Mei 2017 12.00 tentang asupan nutrisi pada anak yaitu menggali

Lebih terperinci

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya DBMP DBMP Pengertian : DBMP adalah daftar yang berisi 7 golongan bahan makanan. pada tiap golongan, dalam jumlah (dapat berbeda setiap makanan) yang dinyatakan bernilai energi dan zat gizi yang sama. Oleh

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MENU MAKAN ANAK USIA DINI

PENYUSUNAN MENU MAKAN ANAK USIA DINI PENYUSUNAN MENU MAKAN ANAK USIA DINI Pengertian MENU Susunan hidangan sekali makan yang secara keseluruhan harmonis dan saling melengkapi untuk kebutuhan makan seseorang MENU SEIMBANG Menu yang mengandung

Lebih terperinci

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel LINDO Pegertian: Lindo (Linear Interactive Discrete Optimize) adalah paket program siap pakai yang digunakan untuk memecahkan masalah linear, integer dan quadratic programming. Kemampuan: Lindo dapat digunakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 1 KUESIONER A. Identitas Sampel LAMPIRAN 1 KUESIONER KARAKTERISTIK SAMPEL Nama : Umur : BB : TB : Pendidikan terakhir : Lama Bekerja : Unit Kerja : Jabatan : No HP : B. Menstruasi 1. Usia awal menstruasi : 2. Lama

Lebih terperinci

KUESIONER KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM RANTAU PRAPAT TAHUN 2011

KUESIONER KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM RANTAU PRAPAT TAHUN 2011 KUESIONER KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM RANTAU PRAPAT TAHUN 2011 IDENTITAS 1. Nama Pasien : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Berat badan : 5. Tinggi badan : 6.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN BAB 4 PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN Bab ini mengenai analisis yang dilakukan sebelum membuat aplikasi kesehatan untuk menentukan menu diet dengan model What-If Analyisis serta tampilan sistem

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN TAHUN 2012

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT 65 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT FILE : AllData Sheet 1 CoverInd

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian Lampiran 1. Angket Penelitian KATA PENGANTAR Ibu yang terhormat, Pada kesempatan ini perkenankanlah kami meminta bantuan Ibu untuk mengisi angket yang telah kami berikan, angket ini berisi tentang : 1)

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Implementasi Ada beberapa spesifikasi yang dibutuhkan pengguna agar program aplikasi ini dapat berjalan, yaitu: 4.1.1. Kebutuhan Piranti Keras (Hardware)

Lebih terperinci

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN 60 Lampiran 1 Persetujuan Responden FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN Sehubungan dengan diadakannya penelitian oleh : Nama Judul : Lina Sugita : Tingkat Asupan Energi dan Protein, Tingkat Pengetahuan Gizi,

Lebih terperinci

Serealia, umbi, dan hasil olahannya Kacang-kacangan, bijibijian,

Serealia, umbi, dan hasil olahannya Kacang-kacangan, bijibijian, 4 generasi, kromosom akan melalui proses evaluasi dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan fungsi fitness. Nilai fitness dari suatu kromosom akan menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi tersebut.

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi

Lebih terperinci

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan THP FTP UB Menu France : daftar yang

Lebih terperinci

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi DIIT SERAT TINGGI Deskripsi Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam semua makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri

Lebih terperinci

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN ANGKET / KUESIONER PENELITIAN Kepada yth. Ibu-ibu Orang tua Balita Di Dusun Mandungan Sehubungan dengan penulisan skripsi yang meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian Makanan Balita

Lebih terperinci

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram Dibawah ini merupakan data nilai satuan ukuran rumah tangga (URT) yang dipakai untuk menentukan besaran bahan makanan yang biasa digunakan sehari- hari dalam rumah tangga. (Sumber: Puslitbang Gizi Depkes

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 74 HUBUGA PERILAKU KOSUMSI MAKAA DEGA STATUS GIZI PS BAPPEDA KABUPATE LAGKAT TAHU 215 I. Data Responden 1. ama : 2. omor Responden : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : 5. Pendidikan : 6. Berat Badan : 7. Tinggi

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :... KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG 1. Nomor Responden :... 2. Nama responden :... 3. Umur Responden :... 4. Pendidikan :... Jawablah

Lebih terperinci

MENGOPTIMALKAN GIZI BALITA DENGAN HARGA MINIMUM MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS

MENGOPTIMALKAN GIZI BALITA DENGAN HARGA MINIMUM MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS JIMT Vol. 10 No. 1 Juni 2013 (Hal. 65 73) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X MENGOPTIMALKAN GIZI BALITA DENGAN HARGA MINIMUM MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS Syahrurrahmah 1, A. Sahari 1,

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN OPTIMASI PENGADAAN SAYURAN ORGANIK. : Optimasi Pengadaan Sayuran Organik

PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN OPTIMASI PENGADAAN SAYURAN ORGANIK. : Optimasi Pengadaan Sayuran Organik LAMPIRAN 98 99 Lampiran 1. Panduan Wawancara PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN OPTIMASI PENGADAAN SAYURAN ORGANIK Nama Mahasiswa : Prestilia Ningrum NPM : 150310080098 Jurusan Hal Sumber Informasi : Agribisnis

Lebih terperinci

Dasar-dasar Optimasi

Dasar-dasar Optimasi Dasar-dasar Optimasi Optimasi Linier Interpretasi Hasil Lindo diambil dari buku Introduction to Operations Research, Sixth Edition, Frederick S. Hillier, Gerald J. Lieberman, McGraw-Hill, Inc., International

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Jenis Kelamin : L/P (coret yang tidak perlu) Pekerjaan : Alamat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Sebelum membangun sebuah program perangkat lunak, dilakukan suatu analisa dan perancangan sistem yang akan diterapkan pada perangkat lunak tersebut. Sehingga pada

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: KUESIONER PENELITIAN POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT PAPUA (Studi kasus di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua).

Lebih terperinci

KUESIONER POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU

KUESIONER POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian KUESIONER POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU IDENTITAS Nomor Responden : Alamat Responden

Lebih terperinci

Formulasi dengan Lindo. Dasar-dasar Optimasi. Hasil dengan Lindo 1. Hasil dengan Lindo 2. Interpretasi Hasil. Interpretasi Hasil.

Formulasi dengan Lindo. Dasar-dasar Optimasi. Hasil dengan Lindo 1. Hasil dengan Lindo 2. Interpretasi Hasil. Interpretasi Hasil. Formulasi dengan Lindo Dasar-dasar Optimasi Optimasi Linier Interpretasi Hasil Lindo diambil dari buku Introduction to Operations Research, Sixth Edition, Frederick S Hillier, Gerald J Lieberman, McGraw-Hill,

Lebih terperinci

VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL

VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL 7.1 Keputusan Produksi Aktual Keputusan produksi aktual adalah keputusan produksi yang sudah terjadi di P4S Nusa Indah. Produksi aktual di P4S Nusa Indah pada

Lebih terperinci

BAB II PENTINGNYA SARAPAN PAGI UNTUK ANAK-ANAK. 2008, Sarapan atau breakfast (dalam bahasa Inggris), break (istirahat)

BAB II PENTINGNYA SARAPAN PAGI UNTUK ANAK-ANAK. 2008, Sarapan atau breakfast (dalam bahasa Inggris), break (istirahat) BAB II PENTINGNYA SARAPAN PAGI UNTUK ANAK-ANAK 2.1 Pengertian Sarapan Pagi Menurut sumber dari laman (page) web http://www.fbuzz.com/2008/12/13/pentingnya-sarapan-atau-makan-pagi/. 13 des 2008, Sarapan

Lebih terperinci

Dualitas Dalam Model Linear Programing

Dualitas Dalam Model Linear Programing Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Dualitas Dalam Model Linear Programing Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi KONSEP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat

Lebih terperinci

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015. 2 DM perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Hartati, 2008). Menurut keterangan Supriadi (2009), terlihat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai siklus menu 10 hari

BAB V PEMBAHASAN. Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai siklus menu 10 hari 43 BAB V PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Data Dari hasil penelitian, pada tabel 4.1 diketahui bahwa menu yang ada di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai siklus menu 10 hari ditambah menu

Lebih terperinci

Tabel 1. Data Profil Responden (n = 146) Profil responden Jumlah Persentase (%)

Tabel 1. Data Profil Responden (n = 146) Profil responden Jumlah Persentase (%) 3. HASIL PENELITIAN 3.1. Profil Responden Tabel 1 menunjukkan profil ibu dan anak. Profil ibu meliputi pendidikan terakhir ibu, penghasilan keluarga serta pekerjaan ibu. Adapun profil anak meliputi jenis

Lebih terperinci

Petunjuk : isilah dan beri lingkaran pada poin jawaban yang disediakan! I. Identitas Responden 1. ID Responden: [ ] [ ] 2.

Petunjuk : isilah dan beri lingkaran pada poin jawaban yang disediakan! I. Identitas Responden 1. ID Responden: [ ] [ ] 2. L-2 KUESIONER PENELITIAN POLA MAKAN, AKTIFITAS FISIK DAN STATUS GIZI DIHUBUNGKAN DENGAN LEMAK TUBUH PADA PRAMUSAJI UNIT PELAYANAN GIZI GEDUNG A RSUPN Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA TAHUN 2009 Assalamu

Lebih terperinci

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM LAMPIRAN 1 No. Responden : Nama : Umur : Tinggi Badan (cm) : Berat Badan (Kg) : FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM Hari ke: Waktu makan Pagi Nama makanan Jenis Bahan URT Banyaknya Gram Zat Gizi Energi Protein

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Kode : KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DITINJAU DARI KARAKTERISTIK KELUARGA DI KECAMATAN DOLOK MASIHUL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2011 Tanggal Wawancara : A. Identitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe

Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe Hari VIP Kelas Ruangan I Pagi Pagi Pagi Ikan acar kuning Telur dadar Telur dadar Tempe goreng Tempe goreng Tempe goreng Tumis bayam Tumis bayam

Lebih terperinci

Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING

Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi Suatu analisis

Lebih terperinci

Peta Konsep. Hal yang harus kamu tahu mengenai Pertumbuhan Makhluk Hidup ini antara lain. Perubahan yang terjadi pada makhluk hidup

Peta Konsep. Hal yang harus kamu tahu mengenai Pertumbuhan Makhluk Hidup ini antara lain. Perubahan yang terjadi pada makhluk hidup Standar Kompetensi: Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup. Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup

Lebih terperinci

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si Siapa Bayi dan Balita Usia 0 12 bulan Belum dapat mengurus dirinya sendiri Masa pertumbuhan cepat Rentan terhadap penyakit dan cuaca Pada

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015

KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015 Lampiran 1 KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015 Nama Mahasiswa : Umur : Tinggi Badan :

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA LAMPIRAN 68 69 Lampiran 1 Kuesioner penelitian KODE: KUESIONER HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA Saya setuju

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Panti Asuhan 1. Kondisi Umum Panti Asuhan Darunajah terletak di Kota Semarang, lebih tepatnya di daerah Semarang Timur. Berada di daerah dusun

Lebih terperinci

Pengaturan Pilihan Makanan untuk Memenuhi Kebutuhan Kalori dengan Algoritma Pemrograman Dinamis

Pengaturan Pilihan Makanan untuk Memenuhi Kebutuhan Kalori dengan Algoritma Pemrograman Dinamis Pengaturan Pilihan Makanan untuk Memenuhi Kebutuhan Kalori dengan Algoritma Pemrograman Dinamis Aisyah Dzulqaidah /00 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

LembarObservasi Penelitian Pola Makan. Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia

LembarObservasi Penelitian Pola Makan. Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia 57 Lampiran 1 LembarObservasi Penelitian Pola Makan Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia Nama (inisial) : Umur : Jenis Kelamin : Berat Badan : Tinggi Badan : Alamat : Jenis makanan Sumber

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Konsumsi Buah dan Sayuran Sikap Siswa Sekolah Dasar di SD Negri 064975 Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010 1.

Lebih terperinci

Pengaturan Menu Makanan dengan Meminimalkan Lemak Menggunakan Pemrograman Linear

Pengaturan Menu Makanan dengan Meminimalkan Lemak Menggunakan Pemrograman Linear Pengaturan Menu Makanan dengan Meminimalkan Lemak Menggunakan Pemrograman Linear Yeni Rokhayati Politeknik Negeri Batam Program Studi Teknik Informatika Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura 66 67 Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen perilaku KISI-KISI INSTRUMEN Kisi-kisi instrumen pengetahuan asupan nutrisi primigravida

Lebih terperinci

Dualitas Dalam Model Linear Programing

Dualitas Dalam Model Linear Programing Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Dualitas Dalam Model Linear Programing Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi KONSEP

Lebih terperinci

Dengan ini saya bersedia mengikuti penelitian ini dan bersedia mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan dibawah ini.

Dengan ini saya bersedia mengikuti penelitian ini dan bersedia mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan dibawah ini. NO. RESP A. KUESTIONER PENELITIAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA Perkenalkan nama saya Intan Fermia P, mahasiswi Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,. Kakak sedang

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI. Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI. Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Miki Sutrisno Nim : 2008-33-029 Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri

Lebih terperinci

SMP/Mts PT (Sarjana) 3. Jenis Kelamin Balita : Laki laki Perempuan 4. Umur Balita :

SMP/Mts PT (Sarjana) 3. Jenis Kelamin Balita : Laki laki Perempuan 4. Umur Balita : KUISIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU KONSUMSI MIE INSTAN PADA BALITA DI RW. 04 PERUMAHAN VILLA BALARAJA KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2013 Identitas Peneliti Nama : Fitri Anita Nim

Lebih terperinci

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT DIIT GARAM RENDAH Garam yang dimaksud dalam Diit Garam Rendah adalah Garam Natrium yang terdapat dalam garam dapur (NaCl) Soda Kue (NaHCO3), Baking Powder, Natrium Benzoat dan Vetsin (Mono Sodium Glutamat).

Lebih terperinci

KEBUTUHAN GIZI. DYAH UMIYARNI P,SKM,M.Si

KEBUTUHAN GIZI. DYAH UMIYARNI P,SKM,M.Si KEBUTUHAN GIZI DYAH UMIYARNI P,SKM,M.Si Pangan bagi makhluk hidup umumnya dan manusia khususnya merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk dapat mempertahankan serta melaksanakan kewajiban-kewajiban

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi dan kalori setiap orang harus terpenuhi dengan cukup setiap harinya. Namun hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi dan kalori setiap orang harus terpenuhi dengan cukup setiap harinya. Namun hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan gizi merupakan masalah kecil yang sebenarnya sangat penting karena gizi dan kalori setiap orang harus terpenuhi dengan cukup setiap harinya. Namun hal ini

Lebih terperinci

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Apa itu Nutrisi???? Defenisi Nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak mempunyai kebutuhan Setiap anak mempunyai

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m )

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m ) BAB III PEMBAHASAN A. Penyelesaian Perencanaan Produksi dengan Model Goal Programming Dalam industri makanan khususnya kue dan bakery, perencanaan produksi merupakan hasil dari optimisasi sumber-sumber

Lebih terperinci

KUESIONER Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Santri Asrama 2 Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang

KUESIONER Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Santri Asrama 2 Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Lampiran 1: Kuesioner KUESIONER Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Santri Asrama 2 Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Nomor Responden : Tanggal Wawancara : / / A. Identitas Responden

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 79 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Hasil Penelitian Kesimpulan penelitian mengenai Kemampuan Mahasiswa dalam Analisis Menu Sehat Seimbang bagi wanita Dewasa (Penelitian terbatas pada mahasiswa

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pelatihan dan Pendidikan Baby Sitter Rabu 4 November 2009 Pengertian Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab Ghidza yang berarti makanan Ilmu gizi adalah ilmu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN. penelitian harus ditetapkan terlebih dahulu sehingga penelitian yang dilakukan

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN. penelitian harus ditetapkan terlebih dahulu sehingga penelitian yang dilakukan 33 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Diagram alir dan Penjelasannya Sebelum menyelesaikan masalah dalam didalam penelitian ini, maka tahapantahapan penelitian harus ditetapkan terlebih dahulu sehingga

Lebih terperinci

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model RISET OPERASIONAL MINGGU KE- Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Pengertian Linear Programming Linear Programming (LP) adalah salah satu teknik riset operasi

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU LANSIA DALAM MENGONSUMSI MAKANAN SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATU HORPAK KECAMATAN TANTOM ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2010 I. Karakteristik Responden

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA LAMPIRAN 1 Kuesioner Penelitian UNIVERSITAS INDONESIA Dengan Hormat, Saya adalah mahasiswa Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Gizi Kesehatan Masyarakat, akan mengadakan penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner. Nama sheet : Coverld. 1. Tanggal wawancara : MK1. 2. Nama responden : MK2. 3. Nama balita : MK3. 4.

Lampiran 1 Kuesioner. Nama sheet : Coverld. 1. Tanggal wawancara : MK1. 2. Nama responden : MK2. 3. Nama balita : MK3. 4. LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PERILAKU GIZI SEIMBANG IBU KAITANNYA DENGAN STATUS GIZI DAN KESEHATAN BALITA DI KABUPATEN BOJONEGORO Nama sheet

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KEBUTUHAN GIZI HARIAN IBU MENYUSUI DENGAN BIAYA MINIMUM MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS

OPTIMALISASI KEBUTUHAN GIZI HARIAN IBU MENYUSUI DENGAN BIAYA MINIMUM MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS JIMT Vol. 10 No. 1 Juni 2013 (Hal. 29 42) Jurnal Ilmiah Matematika ISSN : 2450 766X OPTIMALISASI KEBUTUHAN GIZI HARIAN IBU MENYUSUI DENGAN BIAYA MINIMUM MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS Nina 1, A. Sahari 2,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar 2.1. Konsep Diabetes Mellitus 2.1.1. Pengertian Diabetes Mellitus BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal. Insulin yang

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 Kuisioner Penelitian Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 A. Petunjuk Pengisian Kuisioner 1. Adik dimohon bantuannya untuk mengisi identitas diri pada bagian

Lebih terperinci

Lampiran 1 FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ) Tidak pernah. Bahan makanan >1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln

Lampiran 1 FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ) Tidak pernah. Bahan makanan >1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln Lampiran 1 FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ) Bahan makanan >1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln Tidak pernah n % n % n % n % n % n % Makanan pokok Beras/nasi 88 73,9 19 16,0 6 5,0 6 5,0 0 0 0 0 Mie 3 2,5

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN KONSUMSI SERAT DAN FAST FOOD SERTA AKTIVITAS FISIK ORANG DEWASA YANG BERSTATUS GIZI OBES DAN NORMAL

KUESIONER PENELITIAN KONSUMSI SERAT DAN FAST FOOD SERTA AKTIVITAS FISIK ORANG DEWASA YANG BERSTATUS GIZI OBES DAN NORMAL 59 60 Kode : KUESIONER PENELITIAN KONSUMSI SERAT DAN FAST FOOD SERTA AKTIVITAS FISIK ORANG DEWASA YANG BERSTATUS GIZI OBES DAN NORMAL Nama Jenis Kelamin Alamat Rumah Nomor Telepon/ HP Enumerator Tanggal

Lebih terperinci

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id DKBM: 2 Daftar Komposisi Bahan Makanan dimulai tahun 1964 dengan beberapa penerbit. Digabung tahun 2005

Lebih terperinci

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 1 GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 2 PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunankesehatan Tdk sekaligus meningkat kan mutu kehidupan terlihat dari meningkatnya angka kematian orang dewasa karena penyakit degeneratif

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini merupakan cross sectional survey karena pengambilan data dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Hidayat 2007). Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian FIK

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian FIK Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian FIK 31 Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian KESBANG 32 Lampiran 3 Gambaran Pendampingan Makanan pada Partisipan Kelompok Eksperimen Partisipan Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu

Lebih terperinci

Dari 60,7 gr protein nabati, 32,8 gr = 27,9 gr; bila protein nabati ini disumbang dari tempe 17,9 gram, dan tahu 10 gr.

Dari 60,7 gr protein nabati, 32,8 gr = 27,9 gr; bila protein nabati ini disumbang dari tempe 17,9 gram, dan tahu 10 gr. Jika 15,2 gr protein hewani diambil dari ikan segar, maka kebutuhan akan ikan segar adalah : 15,2/17 x 100 x 100/80 = 111,8 gr; yang mengandung energi: 111,8/100 x 80/100 x 113 kal =101 Kal. Dari 60,7

Lebih terperinci

DIABETES MELLITUS. DYAH UMIYARNI P, SKM,M.Si

DIABETES MELLITUS. DYAH UMIYARNI P, SKM,M.Si DIABETES MELLITUS DYAH UMIYARNI P, SKM,M.Si PENGERTIAN Diabetes adalah penyakit metabolik sebagai akibat kurang insulin baik karena disfungsi pankreas (pankreas tidak mampu memproduksi insulin) ataupun

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENYEDIAAN MENU SEIMBANG UNTUK BALITA DI DESA RAMUNIA-I KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010 Tanggal

Lebih terperinci

DATA RIWAYAT HIDUP. : Sri Ramadani Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Pura, 12 April 1990

DATA RIWAYAT HIDUP. : Sri Ramadani Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Pura, 12 April 1990 Lampiran 1 DATA RIWAYAT HIDUP Nama : Sri Ramadani Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Pura, 12 April 1990 Agama : Islam Alamat : Jl. dr. Sumarsono No.19 Medan Riwayat Pendidikan : 1. Tahun 1996 lulus Taman

Lebih terperinci

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS] MATA KULIAH MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT011215 / 2 SKS] LINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan Pengertian Linear Programming Linear Programming (LP) adalah salah satu teknik

Lebih terperinci

GIZI KERJA. Keselamatan & Kesehatan Kerja

GIZI KERJA. Keselamatan & Kesehatan Kerja GIZI KERJA K3 Keselamatan & Kesehatan Kerja GIZI KERJA Landasan Hukum 1. UU No.1 th 51 dan UU No.12 th 1948, tentang kondisi fisik tenaga kerja,setelah bekerja terus menerus selama 4 jam harus diberi istirahat.

Lebih terperinci

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I PROGRAM PG PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Pendahuluan Setiap orang

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN STUDI TENTANG PENGETAHUAN GIZI, KEBIASAAN MAKAN, AKTIVITAS FISIK,STATUS GIZI DAN BODYIMAGE REMAJA PUTRI YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berpijak pada konseptual desain, didapatkan alur sistem (system flow),

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berpijak pada konseptual desain, didapatkan alur sistem (system flow), BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Analisa dan Implementasi Sistem Berpijak pada konseptual desain, didapatkan alur sistem (system flow), diagram alur data (data flow diagram), serta diagram relasi antar

Lebih terperinci

PENGATUR POLA MENU MAKANAN BALITA UNTUK MENCAPAI STATUS GIZI SEIMBANG MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO

PENGATUR POLA MENU MAKANAN BALITA UNTUK MENCAPAI STATUS GIZI SEIMBANG MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO PENGATUR POLA MENU MAKANAN BALITA UNTUK MENCAPAI STATUS GIZI SEIMBANG MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO Rosida Wachdani 1, Zainal Abidin 2, M. Ainul Yaqin 3 Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN Nomor : BA. 147/PAN/E-PROC/DISPORA/2012 Pada hari ini Senin, tanggal Sepuluh bulan Desember tahun Dua Ribu Dua Belas, bertempat di Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi

Lebih terperinci

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Penanganan diabetes berfokus pada mengontrol kadar gula darah (glukosa). Hal tersebut dapat dijalankan dengan memperhatikan pola makan dan olahraga, serta merubah

Lebih terperinci