Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Anggota Rantai Pasokan
|
|
- Leony Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 62 Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Anggota Rantai Pasokan Daftar Pertanyaan Windika Utama 1. Kapasitas produksi perhari? 2. Pasokan daging perhari? 3. Kebutuhan daging di perusahaan pada Bulan Agustus Sistem pemesanan daging yang dilakukan oleh perusahaan? 5. Pengaturan pemesanan dilakukan oleh divisi apa? 6. Miniplant pemasok daging rajungan selama Bulan Agustus Sistem penyimpanan daging 8. Pengawasan mutu yang dilakukan oleh perusahaan terhadap miniplant 9. Kerjasama yang dilakukan antara perusahaan dengan miniplant 10. Spesifikasi daging yang diinginkan oleh perusahaan 11. Jika daging tidak sesuai dengan permintaan perusahaan maka akan dikemanakan? 12. Harga beli daging rajungan perminiplant sama atau berbeda-beda? 13. Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendatangkan daging rajungan dari miniplant? Daftar pertanyaan Miniplant 1. Rajungan didapatkan dari? 2. Produksi perhari/perbulan? 3. Tahap-tahap pengolahan daging rajungan 4. Harga beli rajungan per kilo 5. Harga jual rajungan per kilo 6. Rutinitas pengiriman ke Windika Utama 7. Berapa lama penyimpanan daging rajungan sampai siap kirim ke perusahaan 8. Pengawasan mutu dan Grading yang dilakukan miniplant? 9. Upah pekerja? 10. Miniplant hanya mengirim ke WU atau ke perusahaan lain juga? 11. Punya persediaan daging atau tidak? 12. Kalau daging kurang/lebih dari pesanan bagaimana? 13. Kalau daging tidak sesuai pesanan WU bagaimana? Daftar pertanyaan Bakul 1. Rajungan yang didapatkan per hari? 2. Kerjasama dengan pemilik miniplant? 3. Rajungan langsung di bawa ke miniplant/dijual ke pasar dulu? 4. Rajungan di es atau tidak selama pengumpulan dari nelayan? 5. Nelayan biasanya selalu menjual ke satu bakul/ke beberapa? Daftar pertanyaan Nelayan 1. Penangkapan rajungan dengan alat? 2. Khusus mencari rajungan/tidak? 3. Sekali melaut biaya yang dibutuhkan? 4. Rajungan yang didapatkan tiap melaut? 5. Musim yang banyak rajungan tertangkap? 6. Tiap melaut membawa Es/tidak?
3 63 Lampiran 2. Kuisioner penelitian Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Kuisioner Penelitian Efisiensi Rantai Pasokan Rajungan (Portunus pelagicus) Studi Kasus PT Windika Utama, Semarang-Jawa Tengah. Tempat/Tanggal : Area : Supplier Nama responden : Pemilik Supplier : Alamat miniplant : Pasokan ke Windika Utama Jumlah pasokan harian : Harga jual/kg : Anggota Rantai Pemasok rajungan : No Pemasok Jumlah Pasokan harian Harga beli 1 Nelayan 2 Bakul 3 Lainnya Kerjasama yang dibangun : No Pemasok Bentuk kerjasama 1 Nelayan 2 Bakul 3 Lainnya Transportasi Rentang waktu pengiriman : Pengiriman menggunakan : Tanggungan biaya : supplier/perusahaan Biaya Biaya Operasional : Tenaga Kerja : Transportasi : Lain-lain :
4 Lampiran 4. Struktur Organisasi PT Windika Utama Semarang,Jawa-Tengah 65
5 Lampiran 5. Peta Rute Pengiriman Daging Rajungan 66
6 Lampiran 6. Gambar Saluran Pemasaran Rajungan PT Windika Utama Bakul Semarang Nelayan Semarang Miniplant Semarang Nelayan Tuban Bakul Tuban Miniplant Tuban Nelayan Jepara Bakul Jepara Miniplant Rembang Windika Utama Nelayan Surabaya Bakul Surabaya Miniplant Surabaya Nelayan Banyuwangi Miniplant Bayuwangi Nelayan Madura Miniplant Madura Nelayan Sumbawa Miniplant Sumbawa 67
7 68 Lampiran 7. Rincian perhitungan biaya Keterangan Biaya 1. Harga Beli Awal : Harga beli 1 kilogram rajungan dari nelayan 2. Harga Jual Akhir : Harga jual 1 kilogram daging rajungan oleh perusahaan 3. Jumlah Biaya Fungsional : Biaya Operasional + Biaya Transportasi - Biaya Operasional : Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan 1 kilogram daging rajungan (Upah Pekerja, Air, Listrik, Minyak/LPG). - Biaya Transportasi : Biaya yang dikeluarkan untuk mentransportasikan 1 kilogram daging rajungan. 4. Total Margin : Selisih harga jual akhir dengan harga beli awal Rincian Perhitungan a) Semarang 1. Harga beli awal : Rp Harga jual akhir : Rp kg Rajungan = 250 gr daging rajungan Jenis Daging persentase rendemen Harga/gr Collosal 0,02 x 250 gr x 235 = 1175 Jumbo 0,19 x 250 gr x 235 = 11162,5 Jumbo US 0,06 x 250 gr x 175 = 2625 Backfin 0,06 x 250 gr x 145 = 2175 Flower 0,14 x 250 gr x 145 = 5075 SuperLump 0,05 x 250 gr x 140 = 1750 Spesial 0,15 x 250 gr x 80 = 3000 Clawmeat 0,33 x 250 gr x 45 = 3712,5 Harga Jual akhir = Jumlah biaya fungsional : Biaya Operasional + Biaya Transportasi Biaya operasional = = Rp Biaya Transportasi = = Rp 62,5 Jumlah biaya fungsional = Rp Rp 62,5 = Rp Total Margin = Harga jual akhir Harga beli awal = Rp Rp = Rp 5.675
8 69 b) Tuban 1. Harga beli awal : Rp Harga jual akhir : Rp ,5 1 kg Rajungan = 250 gr daging rajungan Jenis Daging persentase rendemen Harga/gr Collosal 0,02 x 250 gr x 235 = 1175 Jumbo 0,19 x 250 gr x 235 = 11162,5 Jumbo US 0,06 x 250 gr x 180 = 2700 Backfin 0,06 x 250 gr x 145 = 2175 Flower 0,14 x 250 gr x 145 = 5075 SuperLump 0,05 x 250 gr x 135 = 1687,5 Spesial 0,15 x 250 gr x 80 = 3000 Clawmeat 0,33 x 250 gr x 45 = 3712,5 Harga Jual akhir = 30687,5 3. Jumlah biaya fungsional : Biaya Operasional + Biaya Transportasi Biaya operasional = = Rp Biaya Transportasi = = Rp 0 Jumlah biaya fungsional = Rp Rp 0 = Rp Total Margin = Harga jual akhir Harga beli awal = Rp ,5 Rp = Rp 5.687,5 c) Rembang 1. Harga beli awal : Rp Harga jual akhir : Rp ,25 1 kg Rajungan = 225 gr daging rajungan Jenis Daging persentase rendemen Harga/gr Collosal 0,02 x 225 gr x 234 = 1053 Jumbo 0,19 x 225 gr x 234 = 10003,5 Jumbo US 0,06 x 225 gr x 174 = 2349 Backfin 0,06 x 225 gr x 144 = 1944 Flower 0,14 x 225 gr x 144 = 4536 SuperLump 0,05 x 225 gr x 139 = 1563,75 Spesial 0,15 x 225 gr x 89 = 3003,75 Clawmeat 0,33 x 225 gr x 49 = 3638,25 Harga Jual akhir = 28091,25
9 70 3. Jumlah biaya fungsional : Biaya Operasional + Biaya Transportasi Biaya operasional = = Rp Biaya Transportasi = = Rp 45 Jumlah biaya fungsional = Rp Rp 45 = Rp Total Margin = Harga jual akhir Harga beli awal = Rp ,25 Rp = Rp 3.091,2 d) Surabaya 1. Harga beli awal : Rp Harga jual akhir : Rp ,50 1 kg Rajungan = 250 gr daging rajungan Jenis Daging Persentase rendemen Harga/gr Collosal 0,02 x 250 gr x 234,1 = 1170,5 Jumbo 0,19 x 250 gr x 234,1 = 11119,75 Jumbo US 0,06 x 250 gr x 174,1 = 2611,5 Backfin 0,06 x 250 gr x 144,1 = 2161,5 Flower 0,14 x 250 gr x 144,1 = 5043,5 SuperLump 0,05 x 250 gr x 139,1 = 1738,75 Spesial 0,15 x 250 gr x 89,1 = 3341,25 Clawmeat 0,33 x 250 gr x 49,1 = 4050,75 Harga Jual akhir = 31237,5 3. Jumlah biaya fungsional : Biaya Operasional + Biaya Transportasi Biaya operasional = = Rp Biaya Transportasi = = Rp 250 Jumlah biaya fungsional = Rp Rp 250 = Rp Total Margin = Harga jual akhir Harga beli awal = Rp ,50 Rp = Rp 9.237,50
10 71 e) Banyuwangi 1. Harga beli awal : Rp Harga jual akhir : Rp kg Rajungan = 240 gr daging rajungan Jenis Daging Persentase rendemen Harga/gr Collosal 0,02 x 240 gr x 240 = 1152 Jumbo 0,19 x 240 gr x 240 = Jumbo US 0,06 x 240 gr x 180 = 2592 Backfin 0,06 x 240 gr x 135 = 1944 Flower 0,14 x 240 gr x 135 = 4536 SuperLump 0,05 x 240 gr x 135 = 1620 Spesial 0,15 x 240 gr x 70 = 2520 Clawmeat 0,33 x 240 gr x 45 = 3564 Harga Jual akhir = Jumlah biaya fungsional : Biaya Operasional + Biaya Transportasi Biaya operasional = = Rp Biaya Transportasi = = Rp 720 Jumlah biaya fungsional = Rp Rp 720 = Rp Total Margin = Harga jual akhir Harga beli awal = Rp Rp = Rp f) Madura 1. Harga beli awal : Rp Harga jual akhir : Rp ,50 1 kg Rajungan = 250 gr daging rajungan Jenis Daging persentase rendemen Harga/gr Collosal 0,02 x 250 gr x 239,1 = 1195,5 Jumbo 0,19 x 250 gr x 239,1 = 11357,25 Jumbo US 0,06 x 250 gr x 179,1 = 2686,5 Backfin 0,06 x 250 gr x 149,1 = 2236,5 Flower 0,14 x 250 gr x 149,1 = 5218,5 SuperLump 0,05 x 250 gr x 139,1 = 1738,75 Spesial 0,15 x 250 gr x 89,1 = 3341,25 Clawmeat 0,33 x 250 gr x 54,1 = 4463,25 Harga Jual akhir = 32237,5 3. Jumlah biaya fungsional : Biaya Operasional + Biaya Transportasi Biaya operasional = = Rp Biaya Transportasi = = Rp 500 Jumlah biaya fungsional = Rp Rp 500 = Rp 4.000
11 72 4. Total Margin = Harga jual akhir Harga beli awal = Rp ,50 Rp = Rp 3.237,5 g) Sumbawa 1. Harga beli awal : Rp Harga jual akhir : Rp kg Rajungan = 200 gr daging rajungan Jenis Daging persentase rendemen Harga/gr Collosal 0,02 x 200 gr x 215 = 860 Jumbo 0,19 x 200 gr x 215 = 8170 Jumbo US 0,06 x 200 gr x 165 = 1980 Backfin 0,06 x 200 gr x 130 = 1560 Flower 0,14 x 20 gr x 130 = 3640 SuperLump 0,05 x 200 gr x 130 = 1300 Spesial 0,15 x 200 gr x 70 = 2100 Clawmeat 0,33 x 200 gr x 35 = 2310 Harga Jual akhir = Jumlah biaya fungsional : Biaya Operasional + Biaya Transportasi Biaya operasional = = Rp Biaya Transportasi = = Rp Jumlah biaya fungsional = Rp Rp = Rp Total Margin = Harga jual akhir Harga beli awal = Rp Rp = Rp 6.920
12 Lampiran 8. rincian hasil perhitungan margin pemasaran Jalur I Jalur II Jalur III Jalur IV Jalur V Jalur VI Jalur VII Jalur VIII Jalur IX Jalur X Harga beli dari Nelayan BAKUL Harga beli biaya transfer total biaya fungsional % biaya fungsional 23,88 30,77 23,84 0,00 Harga Jual Keuntungan % Keuntungan 67,23 41,03-90,60 19,09 Marjin pemasaran Sebaran Marjin 35,24 35,16 64,70 10,83 Rasio keuntungan/biaya (%) MINIPLANT Harga beli biaya operasional biaya transfer 62,5 62, total biaya fungsional % biaya fungsional 76, , , Harga Jual , , , , , , Keuntungan % Keuntungan 32, , ,60 80, Marjin pemasaran Sebaran Marjin 64, , ,30 89, Rasio keuntungan/biaya (%) 15,29 78,04 63,89 152,78-65,85 105,94 130,94-37,02-19,06 50,43 Total biaya keseluruhan Total keuntungan Total Margin Rasio keuntungan/biaya (%) 35,52 78,04 75,00 152,78-26,31 130,94 130,94-37,02-19,06 50,43 73
13 Lampiran 9. Tampilan perhitungan dengan program Solver 74
14 75 Lampiran 10. Pasokan daging Rajungan PT Windika Utama Juli 2009 Lampiran 11. Potensi Persediaan Daging Rajungan dari Miniplant Sumbawa
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi Anggota Rantai Pasokan Anggota rantai pasokan meliputi semua perusahan dan organisasi yang berhubungan langsung dengan perusahaan baik secara langsung maupun tidak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai dengan November 2013 di Desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon yang berada di sebelah timur
Lebih terperinciANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT WINDIKA UTAMA SEMARANG, JAWA TENGAH INDRI WIDHIASTUTI C
ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT WINDIKA UTAMA SEMARANG, JAWA TENGAH INDRI WIDHIASTUTI C34050897 DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciECONOMI VALUE ADDED OF BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) PROCESSING AT CV. LAUT DELI BELAWAN NORTH SUMATERA
ECONOMI VALUE ADDED OF BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) PROCESSING AT CV. LAUT DELI BELAWAN NORTH SUMATERA Angel Zesikha Purba 1), Lamun Bathara 2), dan Darwis AN 2) Angelzesikha09@gmail.com Abstract
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga desa di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yaitu Desa Ciherang, Cipendawa, dan Sukatani. Pemilihan lokasi dilakukan
Lebih terperinciANALISIS DISTRIBUSI PEMASARAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI DESA BETAHWALANG KABUPATEN DEMAK
ANALISIS DISTRIBUSI PEMASARAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI DESA BETAHWALANG KABUPATEN DEMAK Analysis of Marketing Distribution of Blue Swimming Crab (Portunus pelagicus) in Betahwalang Village, District
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR
BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR 6.1 Gambaran Lokasi Usaha Pedagang Ayam Ras Pedaging Pedagang di Pasar Baru Bogor terdiri dari pedagang tetap dan pedagang baru yang pindah dari
Lebih terperinciMARGIN PEMASARAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI TEMPAT PENDARATAN IKAN SODOHOA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
MARGIN PEMASARAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI TEMPAT PENDARATAN IKAN SODOHOA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA Marketing Margin Of Skipjack (Katsuwonus pelamis) In The Fish Landing Station
Lebih terperinciDISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA
AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA Trisnani Dwi Hapsari 1 Ringkasan Ikan
Lebih terperinciLampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011
LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian dan Pengumpulan Data. tempat dan waktu btertentu. Metode pengumpulan dengan melakukan
41 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian dan Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus yaitu pengamatan yang bersifat spesifik dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi penggerak utama (prime mover)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan 81.000 km panjang garis pantai, memiliki potensi beragam sumberdaya pesisir dan laut yang
Lebih terperinci. Lampiran 1. Perkembangan volume ekspor buah Volume Ekspor (Ton) 1 Nanas %
48 . Lampiran 1. Perkembangan volume ekspor buah 2007-2011 NO KOMODITAS Volume Ekspor (Ton) 2007 2008 2009 2010 2011 Rata rata Pertumbuhan 2007 2011 1 Nanas 110.112 269.664 179.310 159.009 189.223 30%
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Data Identifikasi Rajungan
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Data Identifikasi Rajungan Rajungan yang diolah di mini plant pengolahan rajungan tentunya sangat banyak setiap harinya bahkan mencapai puluhan ton untuk mini plant di Kecamatan
Lebih terperinciANALISIS USAHA PENGOLAHAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI DESA SUNGAI BULUH KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
ANALISIS USAHA PENGOLAHAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI DESA SUNGAI BULUH KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU THE BUSINESS ANALYSIS PROCESSING OF CRAB (Portunus pelagicus)
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelompok tani Suka Tani di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan bahan industri. Salah satu sumberdaya tersebut adalah
Lebih terperinciSISTEM PEMASARAN HASIL PERIKANAN DAN KEMISKINAN NELAYAN (Studi Kasus: di PPI Muara Angke, Kota Jakarta Utara)
SISTEM PEMASARAN HASIL PERIKANAN DAN KEMISKINAN NELAYAN (Studi Kasus: di PPI Muara Angke, Kota Jakarta Utara) SKRIPSI WINDI LISTIANINGSIH PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, serta manfaat penelitian yang dapat diperoleh. 1.1 Latar
Lebih terperinciDIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP
1 DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP Ribut Santosa (1) ; Awiyanto (2) ; Amir Hamzah (3) Alamat Penulis :(1,2,3) Program Studi Agribisnis
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh
22 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data sehubungan dengan tujuan penelitian. Agroindustri gula aren dan
Lebih terperinciPENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAGING SAPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV.
PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAGING SAPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SARI JAYA MANDIRI SKRIPSI Oleh : DEDI INDRA GUNAWAN 0632010087 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di dunia berdampak pada gaya hidup manusia. Hal tersebut juga mendorong berkembangnya bisnis jasa layanan pesan antar (delivery) yang saat ini
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut sebagai lokasi penelitian
Lebih terperinciTATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK
56 TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA Agus Trias Budi, Pujiharto, dan Watemin Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dengan pembayaran cash dan kredit. Lokasi kantor PT. Jasarendra Jawisesa terletak
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Jasarendra Jawisesa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produk bahan kimia industri yang melayani penjualan secara partai atau eceran
Lebih terperinciSTUDI PEMASARAN IKAN BAWAL PUTIH (Pampus argenteus) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG, KABUPATEN LAMONGAN
STUDI PEMASARAN IKAN BAWAL PUTIH (Pampus argenteus) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG, KABUPATEN LAMONGAN Dian Ayunita NND dan Fatich Ubaidillah FPIK-Undip (ayunita_dian@yahoo.com, (ubaidillahfatich@gmail.com)
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini secara garis besar merupakan kegiatan penelitian yang hendak membuat gambaran
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini
33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini menggunakan metode sensus. Pengertian sensus dalam penelitian
Lebih terperinciPEMASARAN IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) SEGAR DI PASAR BINAYA KOTA MASOHI
PEMASARAN IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) SEGAR DI PASAR BINAYA KOTA MASOHI The Distribution Of Fresh Cakalang (Katsuwonus Pelamis) In Binaya Market, Masohi Yoisye Lopulalan *) *) Staf Pengajar FPIK
Lebih terperinci6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
44 6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 6.1 Harga Hasil Tangkapan 6.1.1 Harga pembelian hasil tangkapan Hasil tangkapan yang dijual pada proses pelelangan di PPI Tegal Agung, Karangsong dan Eretan Kulon
Lebih terperinciBAB III PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK TANJUNGBUMI MADURA
BAB III PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK TANJUNGBUMI MADURA A. Perusahaan Batik UD. Al- Mubarok 1. Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan Batik UD. Al- Mubarok Awal
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN PENENTUAN FAKTOR PENGENDALI dan RATING FAKTOR PENGENDALI. Judul penelitian
KUISIONER PENELITIAN PENENTUAN FAKTOR PENGENDALI dan RATING FAKTOR PENGENDALI Judul penelitian Sebaran dan Ketersediaan Sarana dan Wilayah Pelayanan di Kota Tangerang Selatan IDENTITAS RESPONDEN N a m
Lebih terperinciA. WAKTU DAN TEMPAT B. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilakukan di Kabupaten Sukabumi, Banyumas, Kebumen dan Boyolali. Pemilihan sample pada keempat lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciV. PENGUKURAN KINERJA PELAKU RANTAI PASOK KOPI ORGANIK DENGAN PENDEKATAN DEA
57 V. PENGUKURAN KINERJA PELAKU RANTAI PASOK KOPI ORGANIK DENGAN PENDEKATAN DEA 5.1. Parameter Pengukuran Kinerja Pelaku Rantai Pasok Pengukuran kinerja dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA)
Lebih terperinciSALURAN PEMASARAN USAHA PENANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI DESA PACIRAN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN
SALURAN PEMASARAN USAHA PENANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI DESA PACIRAN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN WACHIDATUS SA ADAH Dosen Program Studi Agrobisnis Perikanan Fakultas Perikanan Universitas
Lebih terperinciKEBIJAKAN OPERASI PADA TOKO MATERIAL SUBUR SEJAHTERA
KEBIJAKAN OPERASI PADA TOKO MATERIAL SUBUR SEJAHTERA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Disusun Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penulis mengambil studi kasus pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penulis mengambil studi kasus pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi minuman berisotonik yang terletak di daerah Bojonegoro. Perusahaan tersebut
Lebih terperinciBoks 2 MANGENTE POLA PERDAGANGAN BAWANG MERAH DI MALUKU
Boks 2 MANGENTE POLA PERDAGANGAN BAWANG MERAH DI MALUKU Boks 1 Komoditas Penyumbang Inflasi Ambon Triwulan I-2013 menjabarkan bahwa bawang putih, bawang merah, cakalang asap, dan pisang merupakan komoditas
Lebih terperinciPERDAGANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015
BPS PROVINSI SUMATRA SELATAN No. 13/02/16/Th.XVIII, 05 Februari 2016 PERDAGANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015 DI SUMATRA SELATAN, MARJIN PERDAGANGAN DAN PENGANGKUTAN BERAS 15,24 PERSEN, CABAI MERAH 24,48 PERSEN,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015
No. 17/03/36/Th.X, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015 DI BANTEN, MARGIN PERDAGANGAN DAN PENGANGKUTAN BERAS 4,97 PERSEN, CABAI MERAH 23,04 PERSEN, BAWANG MERAH 13,18 PERSEN, JAGUNG PIPILAN
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) REBUS PADA SUHU KAMAR
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) REBUS PADA SUHU KAMAR Sri Purwaningsih 1, Josephine W 2, Diana Sri Lestari 3 Abstrak Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan hasil laut yang
Lebih terperinciVI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK)
VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK) 6.1. Analisis Nilai Tambah Jenis kayu gergajian yang digunakan sebagai bahan baku dalam pengolahan kayu pada industri penggergajian kayu di Kecamatan
Lebih terperinciOleh: Mohammad Nadjikh. CEO dan Owner KML Food
Oleh: Mohammad Nadjikh CEO dan Owner KML Food KONDISI UMUM INDUSTRI PERIKANAN SAAT INI Hasil perikanan yang mudah rusak, musiman, dan bervairiasi Hasil tangkapan dan budidaya yang tersebar di daerah terpencil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan makanan alami atau yang tidak mengandung bahan pengawet buatan merupakan bahan yang diinginkan oleh konsumen. Selain alasan kesehatan, soal rasa pun bahan makanan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) INDUSTRI RUMAH TANGGA, DESA GEGUNUNG WETAN KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH
KARAKTERISTIK DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) INDUSTRI RUMAH TANGGA, DESA GEGUNUNG WETAN KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH Nurjanah Dwi 2, Ariyanti 1, Tati Nurhayati 2 dan Asadatun Abdullah 2 ABSTRAK
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian lapang dilakukan pada bulan Mei 2009. Penelitian bertempat di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Propinsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai Juni 2013 di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. PPN Pekalongan berada dipantai utara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diraih apabila suatu perusahaan bisa mengambil keputusan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendistribusian adalah salah satu kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga penggunaannya
Lebih terperinciPERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat
VII. PERANCANGAN PROGRAM 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat Mengacu pada Visi Kabupaten Lampung Barat yaitu Terwujudnya masyarakat Lampung Barat
Lebih terperinciPETA LOKASI PENELITIAN 105
14 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu dan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cisolok,
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Peternak Barokah Abadi Farm Kabupaten Ciamis.
16 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah saluran pemasaran Ayam Sentul di Kelompok Peternak Barokah Abadi Farm Kabupaten Ciamis. Adapun pelaku saluran pemasaran Ayam
Lebih terperinciANALISIS RANTAI NILAI PEMASARAN IKAN AIR TAWAR DI KABUPATEN LOMBOK BARAT ABSTRAK
1 ANALISIS RANTAI NILAI PEMASARAN IKAN AIR TAWAR DI KABUPATEN LOMBOK BARAT (Value Chain Analysis In Marketing Freshwater Fish In West Lombok) Ni Putu Rika S, Abdullah Usman, Sri Maryati Program Studi Agribisnis
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kabupaten Brebes merupakan daerah sentra produksi bawang merah di Indonesia, baik dalam hal luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas per
Lebih terperinci8. NILAI TAMBAH RANTAI PASOK
69 adalah biaya yang ditanggung masing-masing saluran perantara yang menghubungkan petani (produsen) dengan konsumen bisnis seperti PPT dan PAP. Sebaran biaya dan keuntungan akan mempengarhui tingkat rasio
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan
36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN EVALUASI PEMASOK BAHAN BAKU PLYWOOD DI PERUSAHAAN MEUBEL CV. BINTANG TERANG SEMARANG
DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI PEMASOK BAHAN BAKU PLYWOOD DI PERUSAHAAN MEUBEL CV. BINTANG TERANG SEMARANG Petunjuk : Isilah daftar pertanyaan dibawah ini dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah
Lebih terperinciOleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom
Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Persediaan merupakan aset terbesar yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaanya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset. Manajemen persediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Depari dkk (2008) secara empiris harga komoditas pangan mempunyai peranan penting dalam pengendalian inflasi. Porsi sumbangannya yang cukup signifikan
Lebih terperinciKARYA ILMIAH MAHASISWA AGRIBISNIS
EFISIENSI TATANIAGA BROKOLI DI LEMBANG JAWA BARAT Hesti. K 1), Marlinda Apriyani 2), Luluk Irawati 2) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Politeknik Negeri Lampung 2) Dosen Program Studi Agribisnis Politeknik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:
29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,
Lebih terperinciKAJIAN PEMASARAN KAYU JATI RAKYAT DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
KAJIAN PEMASARAN KAYU JATI RAKYAT DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Oleh : Nur Arifatul Ulya, Edwin Martin, Bambang Tejo Premono dan 1) Andi Nopriansyah ABSTRAK Jati ( Tectona grandis) merupakan salah satu jenis
Lebih terperinciLAMPIRAN Perusahaan ini sudah berjalan berapa lama? 2. Perusahaan ini bergerak di bidang apa?
L-1 LAMPIRAN 1 Lampiran hasil wawancara dengan manajer operasional perusahaan untuk mendapatkan kebutuhan informasi : 1. Perusahaan ini sudah berjalan berapa lama? Perusahaan ini berdiri di pertengahan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Rantai Pasokan Buah Naga 1. Sasaran Rantai Pasok Sasaran rantai pasok merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah rantai pasok. Ada dua sasaran rantai
Lebih terperinciPEMETAAN STRUKTUR PASAR DAN POLA DISTRIBUSI KOMODITAS STRATEGIS PENYUMBANG INFLASI DAERAH
Boks.2 PEMETAAN STRUKTUR PASAR DAN POLA DISTRIBUSI KOMODITAS STRATEGIS PENYUMBANG INFLASI DAERAH Pengendalian inflasi merupakan faktor kunci dalam menstimulasi kegiatan ekonomi riil yang berkembang sekaligus
Lebih terperinciVI HASIL DAN PEMBAHASAN
VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi
Lebih terperinciLampiran 1 Data luas lahan yang dimiliki petani hutan rakyat di masing masing desa penelitian No Responden Desa Margajaya
LAMPIRAN 54 55 Lampiran 1 Data luas lahan yang dimiliki petani hutan rakyat di masing masing desa penelitian No Responden Luas Lahan Luas Hutan Jumlah Pohon Pertanian (m²) Rakyat (m²) yang Dimiliki Desa
Lebih terperinci6 KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN JUMLAH ES DI PPS CILACAP
40 6 KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN JUMLAH ES DI PPS CILACAP Fasilitas pabrik es merupakan bentuk pelayanan yang disediakan oleh Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap. Keberadaan fasilitas ini beserta pelayanan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Pelabuhan Pekalongan semula merupakan pelabuhan umum. Semenjak bulan Desember 1974 pengelolaan dan asetnya diserahkan
Lebih terperinciJurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol. 3 No. 1 ISSN 1858-4330
STUDI PENGARUH PERIODE TERANG DAN GELAP BULAN TERHADAP RENDEMEN DAN KADAR AIR DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus L) YANG DI PROSES PADA MINI PLANT PANAIKANG KABUPATEN MAROS STUDY OF LIGHT AND DARK MOON
Lebih terperinciPEMASARAN IKAN MATA GOYANG (Priacanthus tayenus) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) BRONDONG, LAMONGAN, JAWA TIMUR
C 03 PEMASARAN IKAN MATA GOYANG (Priacanthus tayenus) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) BRONDONG, LAMONGAN, JAWA TIMUR ABSTARK OLEH: Azis Nur Bambang *) Staf Pengajar pada Fakultas Periknan dan Ilmu
Lebih terperinci7. KINERJA RANTAI PASOK
64 Resiko dan trust building Penyaluran jagung didalam rantai pasok dibangun bertahun-tahun sehingga tercipta distribusi sekarang ini. Setiap anggota rantai pasok memiliki resiko masing-masing dalam proses
Lebih terperinciVIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK
VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK Analisis pengendalian persediaan dilakukan hanya pada ani Sejahtera Farm karena ani Sejahtera Farm menjadi inti atau fokus analisis dalam rantai pasok beras organik.
Lebih terperinciManajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016
Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016 Strategi Kompetitif-Strategi Supply Chain Strategi Kompetitif : strategi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan/keinginan konsumen melalui barang dan
Lebih terperinci1. Hasil wawancara dan kuisioner dengan pihak perusahaan. 1. Bergerak di bidang apakah perusahaan ini?
LAMPIRAN 1. Hasil wawancara dan kuisioner dengan pihak perusahaan 1. Bergerak di bidang apakah perusahaan ini? Perusahaan ini bergerak di bidang penjualan obat-obatan kesehatan. 2. Apa saja barang-barang
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rajungan (Portunus pelagicus) adalah komoditi perikanan dengan nilai jual cukup tinggi, baik sebagai komoditi lokal maupun komoditi ekspor. Berdasarkan data statistik perikanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen persediaan dalam sebuah perusahaan berada di antara fungsi manajemen operasional yang paling penting, karena persediaan membutuhkan modal yang sangat besar
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan (sustainable development) yang dilakukan secara berencana dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menteri
Lebih terperinciLampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam. Petani Klaster
43 Lampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam Petani Klaster 44 Lampiran 1 Usahatani Jahe Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam Petani Non Klater 45 Lampiran 2. Output Karakteristik
Lebih terperinciLAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN
48 LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN Sehubungan dengan penelitian Saya mengenai Analisis Pemilihan Pemasok Berdasarkan Metode Pemberian Predikat Nilai Evaluasi Pemasok pada OMEGA Distributor Pengharum Ruangan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Konsep Tataniaga Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya melibatkan individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat adalah salah satu negara tujuan utama ekspor produk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Amerika Serikat adalah salah satu negara tujuan utama ekspor produk perikanan Indonesia. Nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke Amerika Serikat lebih besar daripada
Lebih terperinciDRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN
DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN JUDUL REKOMENDASI Sistem Rantai Pasok Dalam Mendukung Pengembangan Komoditas Patin Pasopati di Tulung Agung, Jawa Timur SASARAN REKOMENDASI Kebijakan Pasar dan Perdagangan,
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Nilai Tambah Nilai tambah merupakan pertambahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan
Lebih terperinciBISNIS OLAHAN IKAN PARI DI PANTURA JAWA TENGAH
BISNIS OLAHAN IKAN PARI DI PANTURA JAWA TENGAH Rizky Muhartono dan Subhechanis Saptanto Peneliti pada Balai Besar Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Badan Riset dan Sumberdaya Manusia KKP Gedung Balitbang
Lebih terperinciVII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK
VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK Terdapat dua konsep nilai tambah yang digunakan dalam menganalisis beberapa kasus, yaitu nilai tambah produk akibat pengolahan dan nilai tambah perolehan pelaku
Lebih terperinciANALISIS KELEMBAGAAN PEMASARAN DAN MARGIN TATANIAGA HASIL PERIKANAN TANGKAP DIDESA BULUH CINA KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU By
ANALISIS KELEMBAGAAN PEMASARAN DAN MARGIN TATANIAGA HASIL PERIKANAN TANGKAP DIDESA BULUH CINA KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU By Dani Ramizan 1) Eni Yulinda 2) Lamun Bathara 3) ABSTRAC
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian terdiri dari peternak dan pelaku pemasaran itik lokal
28 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian terdiri dari peternak dan pelaku pemasaran itik lokal pedaging. Peternak merupakan pihak yang melakukan kegiatan pemeliharaan itik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kompetisi bisnis, diperlukan kemampuan untuk mengakomodasikan ketidakpastian internal maupun eksternal dalam mengambil keputusan. Ketidakpastian
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CAISIM
BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CAISIM 7.1 Penerimaan Usahatani Caisim Penerimaan usahatani merupakan nilai yang diperoleh petani dari jumlah produksi. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya
Lebih terperinciii
WP/7/2016 i ii 1 2 3 4 5 6 7 No Jenis Barang dan Jasa Rata2 2002-2015 1 BERAS 4.38 2 DAGING AYAM RAS 1.37 3 MINYAK GORENG 1.16 4 DAGING SAPI 0.82 5 TELUR AYAM RAS 0.72 6 JERUK 0.51 7 CABAI MERAH 0.48 8
Lebih terperinciBAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.
BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO Pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Kelompok
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gapoktan Bunga Wortel Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penetuan lokasi penelitian
Lebih terperinciKecil Perahu < 100 kg Nelayan Sedang / Besar Sedang Kapal Sewa 3-5 ton Pemasok (Pemberi Modal) Besar Kapal Pribadi 3-5 ton Pemasok
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. MODEL RANTAI PASOK KOMODITI SEAFOOD Model rantai pasok seafood dibahas berdasarkan kerangka pengembangan rantai pasok yang dimulai dari aspek struktur rantai, aspek manajemen
Lebih terperinciSCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar
Lebih terperinci