STUDI PEMASARAN IKAN BAWAL PUTIH (Pampus argenteus) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG, KABUPATEN LAMONGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI PEMASARAN IKAN BAWAL PUTIH (Pampus argenteus) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG, KABUPATEN LAMONGAN"

Transkripsi

1 STUDI PEMASARAN IKAN BAWAL PUTIH (Pampus argenteus) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG, KABUPATEN LAMONGAN Dian Ayunita NND dan Fatich Ubaidillah FPIK-Undip ABSTRAK Ikan bawal putih (Pampus argenteus) merupakan salah satu ikan ekonomis penting di Indonesia. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, Kabupaten Lamongan adalah salah satu pelabuhan perikanan yang terdapat pendaratan ikan bawal putih. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui saluran pemasaran ikan bawal putih di PPN Brondong, menghitung keuntungan yang didapat dari masing-masing lembaga pemasaran ikan bawal putih; dan menghitung marjin dari pemasaran ikan bawal putih. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Febuari 2011 di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, Kelurahan Brondong, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan. Metode penelitian adalah deskriptif bersifat studi kasus. Metode pengambilan sampel dengan purposive sampling. Pihak-pihak yang berperan dalam saluran pemasaran ikan bawal putih (Pampus argenteus) yaitu: nelayan sebagai produsen, pedagang pengumpul, pedagang besar, pabrik perikanan. Keuntungan yang didapat nelayan per trip saat musim puncak mencapai Rp ,00, pedagang pengumpul mendapat keuntungan dari penjualan ikan bawal putih sebesar Rp ,00 dan pedagang besar mendapat keuntungan dari penjualan ikan bawal putih Rp ,00. Marjin pemasaran tertinggi terjadi pada penjualan dari nelayan ke pedagang pengumpul 53% (Rp40.500,00 per kg), sedangkan terendah terjadi pada penjualan pedagang pengumpul ke pedagang besar 8% (Rp5.500,00 per kg). Kata kunci : Ikan bawal putih (Pampus argenteus), keuntungan, rantai pemasaran, marjin pemasaran PENDAHULUAN PPN Brondong memiliki peranan strategis dalam pengembangan perikanan dan kelautan, yaitu sebagai pusat atau sentral kegiatan perikanan laut terutama yang berada di wilayah Kabupaten Lamongan Jawa Timur. PPN Brondong selain merupakan penghubung antara nelayan dengan pengguna-pengguna hasil tangkapan, baik pengguna langsung maupun tak langsung seperti: pedagang, pabrik pengolah, restoran dan lainlain, juga merupakan tempat berinteraksinya berbagai kepentingan masyarakat pantai yang bertempat di sekitar PPN Brondong. PPN Brondong yang berfungsi dengan baik akan merupakan titik temu (terminal point) yang menguntungkan antara kegiatan ekonomi di laut dengan kegiatan ekonomi di darat. Ikan bawal putih (Pampus argenteus) merupakan salah satu ikan ekonomis penting di Indonesia. Ikan bawal putih (Pampus argenteus) dengan kondisi yang segar, banyak dibutuhkan restoran makanan laut (seafood) dan hotel-hotel berbintang. Hidangan ikan bawal putih (Pampus argenteus) ditonjolkan sebagai hidangan pilihan dengan berbagai variasi makanan. Berdasarkan survei awal pada bulan Januari 2011 di

2 TPI Brondong, harga jual ikan Bawal Putih (Pampus argenteus) cukup tinggi yaitu sebesar Rp28.500,00 per kilogram. Tingginya kandungan gizi dari produk perikanan, berpengaruh pada peningkatan pembelian konsumen. Sehingga perlu disertai dengan peningkatan daya dukung yang membantu proses jual beli, seperti produk ikan, harga ikan, distribusi, promosi produk yang berkaitan dengan pemasaran hasil perikanan. Tahun produksi dan nilai produksi ikan bawal putih di PPN Brondong mengalami peningkatan. Produksi ikan Bawal tahun 2008 mencapai kg dengan nilai produksi sebesar Rp ,00, sedangkan untuk tahun 2009 produksi mencapai 127 kg dan nilai produksinya mencapai Rp ,00. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bersifat studi kasus, yaitu pemusatan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail pada waktu dan tempat tertentu (Sukardarrumidi, 2002). Kasus yang diamati dalam penelitian ini adalah pemasaran ikan bawal putih di PPN Brondong, Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Pengamatan mengenai harga, marjin pemasaran, dan rantai pemasaran ikan bawal putih. Aspek terkait pada marjin pemasaran adalah harga ditingkat pedagang perantara, harga ditingkat konsumen, biaya dan keuntungan pedagang. Metode pengambilan sampel dengan purposive sampling, yaitu dengan mencari responden yang berhubungan secara langsung dalam pemasaran ikan bawal putih di PPN Brondong. Responden disini adalah nelayan yang menangkap ikan bawal putih sebanyak 3 orang, pedagang pengumpul sebanyak 6 orang, pedagang besar sebanyak 4 orang dan pabrik perikanan di daerah PPN Brondong, Kabupaten Lamongan. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Untuk mendapatkan data primer maka metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Tujuan utama dari wawancara ini adalah untuk mengetahui tingkat harga dan faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi. Selain data primer, data sekunder juga sangat mendukung dalam analisa selanjutnya. Data sekunder adalah data atau informasi yang telah dikumpulkan oleh pihak lain yang berhubungan dengan masalah penelitian (Marzuki, 2000). Adapun data primer yang dikumpulkan sebagai berikut: 1. Data produksi ditingkat nelayan, pedagang pengumpul, pedagang besar. 2. Harga beli dan harga jual ikan bawal putih, data yang diperoleh dari rata-rata harga beli dan harga jual dalam satuan Rp/kg. 3. Total biaya dari masing-masing lembaga pemasaran ikan bawal putih. Data sekunder yang digunakan adalah data bulanan produksi dan nilai produksi ikan bawal di PPN Brondong, Kabupaten Lamongan tahun 2010.

3 Analisis Data Analisis keuntungan dari masing-masing lembaga pemasaran dihitung dengan formula: Keuntungan ( ) = TR TC Keterangan : = keuntungan masing-masing lembaga pemasaran ikan bawal putih di PPN Brondong TR = total penerimaan dari masing-masing lembaga pemasaran ikan bawal putih TC = total pengeluaran pada pemasaran ikan bawal putih (Nurasa dan Valeriana, 2007) Berdasarkan analisis ini dapat dilihat seberapa besar keuntungan yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran ikan bawal putih d PPN Brondong, Kabupaten Lamongan. Selain itu juga kapasitas produksi dari masing-masing lembaga pemasaran. Marjin di setiap lembaga pemasaran dapat dihitung dengan rumus : Mmi = Hp Hb Keterangan : Mmi = Marjin pemasaran pada setiap tingkat lembaga pemasaran Hp = Harga jual pada setiap tingkat lembaga pemasaran Hb = Harga beli pada setiap tingkat lembaga pemasaran (Nurasa dan Valeriana, 2007) HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi dan Nilai Produksi Hasil Perikanan PPN Brondong Produksi ikan bawal tahun 2010 paling besar mencapai kg, yaitu terjadi pada bulan ke 5 atau bulan Mei. Kesimpulan yang dapat diambil dari data tersebut, bahwasanya musim puncak bagi penangkapan ikan bawal terjadi pada bulan Mei. Produksi terendah sebesar kg terjadi pada bulan November, hal ini dikarenakan pada bulan tersebut cuaca yang buruk dan tidak memungkinkan nelayan untuk menangkap ikan. Nilai produksi ikan bawal tahun 2010 di PPN Brondong sebesar Rp ,00, dan untuk nilai produksi tertinggi terjadi pada bulan ke-3 atau bulan Maret dengan nilai Rp ,00. Nilai produksi terendah terjadi pada bulan November atau bulan ke 11, dengan nilai Rp ,00. Proxi produksi ikan bawal putih sendiri untuk tahun 2010 mencapai 22%, sedangkan sisanya 78% ikan bawal hitam Produksi dan Nilai Produksi Ikan Bawal di PPN Brondong 0 Produksi (kg) Nilai Gambar 1. Grafik Produksi dan Nilai Produksi Ikan Bawal Tahun 2010 Sumber : PPN Brondong, 2011

4 Saluran Pemasaran Saluran pemasaran merupakan sekelompok organisasi yang saling tergantung yang membantu membuat produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen (Kotler dan Amstrong, 2008). Harga ikan bawal putih yang tergolong mahal menyebabkan tidak semua orang membutuhkannya. Ikan bawal putih yang ada di PPN Brondong merupakan ikan segar komoditas ekspor, sehingga dalam penyalurannya membutuhkan layanan penyortiran dan pengepakan. Nelayan sebagai produsen Nelayan dikelompokkan dalam produsen karena nelayan merupakan pihak yang menghasilkan barang untuk keperluan konsumsi. Proses penangkapan ikan bawal putih, Biasanya nelayan menggunakan alat tangkap purse seine/pukat cincin, jaring (Gill Net) dan payang. Nelayan yang menangkap ikan bawal putih membutuhkan waktu cukup satu hari, yaitu berangkat pukul dan pulang pukul Sampel yang diambil dalam penelitian ini merupakan nelayan yang hasil tangkapannya adalah ikan bawal putih dan merupakan pemilik dari kapal-kapal yang digunakan sebagai sarana penangkapan ikan bawal putih. Nelayan dibagi 3, yaitu: pemilik kapal, nahkoda, ABK (Anak Buah Kapal). Pembagian hasil tangkapan yang dilakukan oleh nelayan dengan perbandingan 50:50 dari total hasil tangkapan setelah dipotong untuk biaya perbekalan antara pemilik dengan ABK. Tabel 1. Biaya Operasional Per Trip Nelayan Ikan Bawal Putih Jumlah yang No Jenis kebutuhan Harga/unit (Rp) Total (Rp) dibutuhkan 1 Es 9.000,00 20 balok ,00 2 BBM Solar Bensin 4.500, , liter 30 liter , ,00 3 Logistik Beras Makanan ringan 4 Air Air minum Air bersih 5.500, , , ,00 25 kg 1 kardus , ,00 2 galon ,00 15 jerigen ,00 Jumlah ,00 Tabel 2. Pendapatan, Pengeluaran Dan Keuntungan Nelayan Ikan Bawal Putih No Keterangan Jumlah (Rp) 1 Pendapatan (harga /kg) x (produksi ) (Rp38.000,00 x 45.07) 1,712, Pengeluaran per trip 1,430, Keuntungan per trip 282, Pembagian keuntungan 50:50 141, Modal usaha yang dikeluarkan oleh pemilik kapal sebesar Rp ,00, yang diperoleh dari usaha kelompok. Pemilik kapal mengeluarkan biaya perizinan untuk

5 berlayar sebesar Rp ,00. Nelayan mengeluarkan biaya per trip sekali melaut mencapai Rp ,00, untuk rincian biaya per trip dapat di lihat pada Tabel 1. Hasil tangkapan ikan bawal putih oleh nelayan pada waktu musim puncak per trip mencapai 45,07 kg. Nelayan menjual ikan bawal putih, sesuai dengan harga pasar. Harga stabil rata-rata ikan bawal putih yang dijual oleh nelayan kepada pedagang Rp38.000,00 per kg. Pendapatan per trip yang diperoleh nelayan bila musim puncak ikan bawal putih mencapai Rp ,00. Keuntungan per trip Rp ,00. ABK mendapat setengah dari pendapatan keuntungan dan setengahnya untuk pemilik kapal. Berdasarkan hasil penelitian di Brondong, pemilik kapal merangkap sebagai nahkoda, jika alat tangkap maupun kapal terjadi kerusakan maka semua biaya perbaikan merupakan tanggung jawab pemilik kapal. Jika sedang musim paceklik, terkadang para pemilik kapal yang merugi karena hasil produksi tidak mencukupi untuk menutupi biaya operasional. Pedagang Pengumpul Pedagang pengumpul merupakan pedagang yang biasanya berhubungan langsung dengan nelayan. Pedagang pengumpul ikan bawal putih biasanya menjual ikan kepada pedagang besar yang ada di PPN Brondong, tetapi terkadang ikan dijual langsung ke pabrik perikanan yang ada di sekitar PPN. Ikan Bawal Putih yang dikirim ke pabrik perikanan adalah ikan dengan kondisi yang baik, yaitu warna dan ukurannya yang sesuai standar permintaan pabrik. Pedagang pengumpul biasanya menjual ikan bawal putih rata-rata 1 kwintal, dan untuk harga per kilogram sesuai dengan harga pasar saat itu. Harga pasar ikan bawal putih dengan berat 2ons-30ons mencapai nilai Rp35.000,00 dan untuk berat 1 kg keatas Rp80.000,00 sampai Rp95.000,00, sedangkan untuk ukuran super dengan berat 30 ons - 0,5 kg Rp ,00. Pedagang pengumpul mendapatkan suplai ikan dari nelayan yang mempunyai hubungan khusus dalam jual beli ikan. Pedagang pengumpul dalam sebulan melakukan 20 kali penjualan dan pembelian ikan, dengan dibantu 5 orang tenaga kerja. Upah tenaga kerja untuk masing-masing orang Rp30.000,00 per hari, upah dapat diambil setelah ikan sudah diangkut ke mobil. Penjualan ikan sering mengalami kesulitan, dikarenakan ketidakcocokan harga yang ditawarkan. Tabel 3. Aktivitas Usaha Pedagang Pengumpul Di PPN Brondong Harga beli (Rp/kg) Harga Jual (Rp/kg) Jenis ikan Volume (kg/hari) Terendah Tertinggi ± Teredah Tertinggi ± Tengiri 90 kg Bawal Putih 50 kg Tongkol 200 kg Banyar 2 kg Frekuensi penjualan ikan untuk pedagang pengumpul 20 kali dalam kurun waktu 1 bulan. Sedangkan untuk pembelian ikan bawal putih rata-rata sekitar 50kg, jika

6 sedang musim puncak ikan bawal putih pembelian mencapai 2 kwintal. Modal keseluruhan yang dikeluarkan pedagang pengumpul untuk 1 kali transaksi mencapai Rp ,00, dengan manajemen keuangan yang dikelola oleh keluarga sendiri. Modal yang dikeluarkan pedagang pengumpul tidaklah sedikit, karena untuk penjualan ikan selain bawal putih pedagang ini tergolong pedagang besar. Rincian pendapatan, pengeluaran dan keuntungan pedagang pengumpul ikan bawal putih dapat dilihat pada Tabel 4, dimana pendapatan mencapai Rp ,00 dengan jumlah pengeluaran sebesar Rp ,00. Keuntungan bersih yang diterima pedagang pengumpul ikan bawal putih mencapai Rp ,00 per penjualan. Omzet per bulan yang diterima oleh pedagang pengumpul dalam penjualan ikan bawal putih belum diketahui nilai pastinya, namun untuk memperkirakan omzet per bulan dapat dicari dengan mengetahui frekuensi penjualan 1 bulan dan pendapatan (pendapatan x frekuensi penjualan 1 bulan). Perkiraan omzet penjualan pedagang pengumpul dalam satu bulan mencapai Rp ,00 (Rp ,00x20=Rp ,00). Tabel 4. Pendapatan, Pengeluaran Dan Keuntungan Pedagang Pengumpul Ikan Bawal Putih Per Produksi No. Jenis Biaya Jumlah (Rp) 1 Pendapatan (harga/kg x vol.penjualan) 2 Pengeluaran Rp ,00 x 50 kg 3,925, Modal beli ikan Rp ,00 x 50 kg 3,500, Transportasi 5, Es 1¾ balok 10, Garam 0,7 kg Tenaga kerja 1 orang 30, Jumlah 3,545, Keuntungan 379, Pedagang Besar Pedagang besar di PPN Brondong sering atau lebih dikenal dengan istilah agen. Agen ikan Bawal Putih di PPN Brondong adalah mereka yang menyediakan produk bagi pabrik penyalur ikan bawal putih untuk diekspor ke beberapa negara yang membutuhkan ikan bawal putih. Melihat peranan agen di Brondong, agen ini bukan hanya sebagai penyalur tetapi juga penentu harga ikan bagi pedagang pengumpul dan nelayan setempat. Volume pembelian ikan bawal putih dari agen pada nelayan per hari dengan berat rata-rata 2 ton. Harga pembelian dari agen kepada pedagang pengumpul rata-rata Rp78.500,00 per kilogram, sedangkan untuk penjualan rata-rata Rp84.000,00 itupun tergantung dari berat ikan tersebut. Sifat dari agen ini sebagai perantara ke ekportir yang membutuhkan ikan bawal putih untuk diekspor. Negara tujuan ekspor ikan-ikan hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di PPN Brondong adalah Singapura,

7 Hongkong, Malaysia dan Jepang. Pedagang besar biasa membeli ikan bawal putih dari nelayan yang memang sudah biasa menjual hasil tangkapan ke agen tersebut. Ikan bawal putih terkadang didapat juga dari pedagang pengumpul, hal ini dikarenakan pedagang besar harus menutup kekurangan ikan yang diperoleh dari nelayan. Hasil tangkapan yang dibeli oleh pedagang besar dan langsung dijual juga pada hari yang sama, sehingga tidak menutup kemungkinan harga ikan ini dapat berubah sewaktuwaktu. Ikan bawal putih ini dikirim oleh pedagang besar ke pasar ikan di Semarang, swalayan-swalayan dan pabrik-pabrik yang ada di Surabaya. Tabel 5. Pendapatan, Pengeluaran Dan Keuntungan Pedagang Besar Ikan Bawal Putih Per Produksi No Jenis Biaya Jumlah (Rp) 1. Pendapatan (harga/kg x vol.penjualan) Rp ,00 x 2000 kg ,00 2. Pengeluaran - Modal beli ikan Rp ,00 x 2000 kg ,00 - Transportasi Truck ,00 - Sewa tempat per bulan ,00 - Retribusi 1,5% ,00 - Upah karyawan ,00 - Es 60 balok ,00 - karcis ,00 Jumlah ,00 Keuntungan ,00 Pedagang besar biasanya mengangkut ikan-ikan, dengan menggunakan transportasi mobil truck. Pengiriman ikan bawal putih ke pabrik, biasanya ikan terlebih dahulu dimasukkan ke dalam box sterofoam dan kemudian diisi dengan es curai. Stok ikan pada agen ikan bawal putih kadang-kadang mengalami kekurangan, jika musim ikan bawal putih sedang paceklik. Kekurangannya stok ikan bawal putih ini, dikarenakan ikan bawal putih bersifat musiman dan cuaca yang tidak menentu juga menjadi kendala bagi nelayan untuk tidak bisa menangkap ikan. Frekuensi penjualan ikan per hari untuk pedagang besar, dengan rata-rata 2 ton untuk masing-masing ikan. Dalam sebulan pedagang besar dapat melakukan 30 kali pembelian, sedangkan untuk mengelola usahanya pedagang besar mempekerjakan 10 orang dengan upah Rp50.000,00/hari. Modal yang dibutuhkan per hari untuk usaha ini sekitar Rp ,00. Pendapatan pedagang besar dalam satu kali menjual ikan bawal putih mencapai Rp ,00 dengan jumlah pengeluaran sebesar Rp ,00. Sedangkan untuk keuntungan bersihnya mencapai nilai Rp ,00. Omzet per bulan yang diterima oleh pedagang besar belum diketahui pasti nilainya, namun untuk memperkirakan omzet per bulan dapat dicari dengan mengetahui frekuensi penjualan 1 bulan dan pendapatan per harinya (pendapatan per hari x frekuensi penjualan 1bulan). Perkiraan omzet pedagang besar dalam satu bulan mencapai Rp ,00 (Rp ,00 x 30 = Rp ,00).

8 Pabrik Perikanan Pabrik perikanan yang melakukan kerjasama dengan pedagang besar di area PPN Brondong, antara lain: PT. Alam Jaya (Surabaya), PT. KML (Gresik), PT. Anela (Lamongan), PT. Bahari Biru Nusantara (Lamongan). Negara tujuan ekspor hasil tangkapan nelayan di PPN Brondong adalah Singapura, Hongkong, Malaysia dan Jepang. Produk ikan yang dibuat oleh pabrik berupa fillet, steak dan juga produk ikan segar. Masing-masing produk ikan tersebut diproses dan dikemas untuk keperluan ekspor. Selama ini pabrik yang bekerja sama dengan pedagang besar yang berada di PPN Brondong belum pernah melakukan penjualan ke konsumen lokal, karena untuk ikan bawal putih yang masuk ke dalam pabrik merupakan kualitas ekspor dan selain itu juga pembagian pasar kepada pedagang besar. Supaya tercapainya usaha yang saling menguntungkan, bagi masing-masing pelaku bisnis ikan bawal putih. Konsumen Pemasaran ikan bawal putih ini diakhiri pada tingkat konsumen akhir. Konsumen ikan bawal putih tidak hanya dipasar lokal saja tetapi juga hingga tujuan ekspor, karena untuk ikan bawal putih ini tergolong ikan yang banyak diminati oleh konsumen luar negeri. Banyak permintaan dari luar negeri untuk ekspor ikan bawal putih ini, biasanya pihak pabrik perikanan yang menyediakan ikan bawal putih dengan kualitas ekspor. Sedangkan ikan bawal putih yang dijual di pasar lokal, biasanya dijual di swalayan-swalayan besar di Surabaya dan pasar ikan di Semarang. Pedagang besar mempunyai peranan dalam pengiriman ikan bawal putih ke pasar lokal domestik (provinsi jawa). Konsumen menginginkan ikan bawal putih yang bermutu baik, segar dan dengan harga yang terjangkau. Pihak penyedia ikan bawal putih mengikuti keinginan konsumen dengan menjaga kulitas ikan tersebut. Harga ikan Bawal Putih segar sampai pada konsumen lokal, dengan rata-rata harga Rp95.500,00 untuk per kilogramnya. Rantai Pemasaran Ikan bawal putih hasil tangkapan nelayan langsung dibawa pedagang pengumpul, kemudian oleh pedagang pengumpul langsung dibeli oleh pedagang besar. Pedagang besar membawa langsung ke pabrik atau ke swalayan-swalayan, tergantung kecocokan harga yang ditawarkan dan banyak ikan yang akan dikirim. Pengiriman ikan bawal putih ke pabrik oleh pedagang pengumpul tidak harus melalui pedagang besar, namun untuk pengiriman ke pabrik sesuai dengan kecocokan harga dan banyak ikan yang dikirim. Rantai pemasaran ikan bawal putih yang didaratkan di PPN Brondong dapat digambarkan sebagai berikut:

9 Nelayan Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Industri/Pabrik Perikanan Swalayan Pasar lokal domestik (Pulau Jawa) Konsumen Akhir Gambar 2. Rantai Pemasaran Ikan Bawal Putih di TPI PPN Brondong, Marjin Pemasaran Marjin pemasaran ikan Bawal Putih di PPN Brondong dipengaruhi volume produksi, harga per kilogram, dan biaya pemasaran. Semakin tinggi margin maka semakin besar beban yang ditanggung oleh konsumen akhir. Hasil perhitungan dari marjin pemasaran yang terbentuk pada rantai pemasaran hasil tangkapan ikan bawal putih adalah sebagai berikut: Tabel 6. Marjin Pemasaran Ikan bawal putih Uraian Harga Beli (Rp/kg) Harga Jual (Rp/kg) Marjin (Rp/kg) Persentase Nelayan , Pedagang pengumpul , , ,00 53% Pedagang besar , , ,00 8% Pasar lokal domestik/ pengecer , , ,00 19% Tiap-tiap saluran pemasaran memiliki marjin yang berbeda-beda, hal itu dapat dilihat dari Tabel 6. Marjin terendah diperoleh penjual ikan bawal putih pada pejualan pedagang besar 8% dengan nilai Rp5.500,00 per kg, dan tertinggi terjadi pada pedagang pengumpul 53% dengan nilai Rp40.500,00/kg. Besarnya marjin pemasaran tidak hanya disebabkan oleh besarnya laba yang diambil, tetapi juga oleh besarnya biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing saluran pemasaran ikan bawal putih.

10 Tabel 7. Bagian harga jual yang diterima oleh para penjual ikan bawal putih No Uraian Harga (Rp/kg) Persentase 1 Harga jual di tingkat nelayan ,00 7% 2 Harga jual di tingkat pedagang besar ,00 16% 3 Harga jual di tingkat pedagang pengumpul ,00 15% 4 Harga jual di tingkat swalayan ,00 14% 5 Harga jual di tingkat pasar lokal domestik ,00 18% 6 Harga jual di tingkat pabrik perikanan ,00 30% Persentase harga bagian yang diterima oleh masing-masing pihak yang terlibat penjualan ikan bawal putih terhadap pabrik perikanan 30%, pasar lokal domestik (pulau jawa) 18%, swalayan 14%, pedagang besar 16%, pedagang pengumpul 15% dan nelayan 7%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Keuntungan yang didapat nelayan/produsen per trip saat musim puncak mencapai Rp ,00, pedagang pengumpul mendapat keuntungan dari penjualan ikan bawal putih sebesar Rp ,00 dan pedagang besar mendapat keuntungan dari penjualan ikan bawal putih Rp , Rantai ikan bawal putih dimulai dari nelayan, pedagang pengumpul, pedagang besar, pabrik atau industri perikanan, swalayan, pasar lokal domestik (pulau Jawa). 3. Marjin pemasaran tertinggi terjadi pada penjualan dari nelayan ke pedagang pengumpul 53% (Rp40.500,00 per kg), sedangkan terendah terjadi pada penjualan pedagang pengumpul ke pedagang besar 8% (Rp5.500,00 per kg). Saran Saran untuk pemasaran ikan bawal putih di PPN Brondong adalah perlu adanya informasi harga ikan yang mengikuti perubahan waktu di PPN Brondong, sehingga pelaku penjualan ikan bawal putih mempunyai referensi kapan harga dapat naik dan turun. Informasi harga akan sangat bermanfaat bagi nelayan agar tidak dikontrol oleh pedagang pengumpul. DAFTAR PUSTAKA Effendi, Irzal, dan Wawan Oktariza Manajemen Agribisnis Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta. Hanafiah dan Saefuddin Tata Niaga Hasil Perikanan. Universitas Indonesia. Jakarta. Kotler, P Manajemen Pemasaran. Erlangga. Jakarta. Kotler, Philip dan Gary Amstrong Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Lamb, Hair, dan Mc Daniel Pemasaran Buku 2. Salemba Empat. Jakarta.

11 Machfoedz, Mahmud Pengantar Pemasaran Modern. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Nurasa, Tjetjep dan Valeriana Darwis Analisi Usahatani dan Marjin Pemasaran Bawang Merah di Kabupaten Breses (Jurnal Akta Agrosia Vol. 10, No. 1, Hal: 40-48). Sukandarnumidi Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Penelitian Pemula. Gajah mada University Press. Yoyakarta. Swastha, Basu dan Ibnu Sukotjo W Pengantar Bisnis Modern. Liberty. Yogyakarta.

DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA

DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA Trisnani Dwi Hapsari 1 Ringkasan Ikan

Lebih terperinci

PEMASARAN IKAN MATA GOYANG (Priacanthus tayenus) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) BRONDONG, LAMONGAN, JAWA TIMUR

PEMASARAN IKAN MATA GOYANG (Priacanthus tayenus) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) BRONDONG, LAMONGAN, JAWA TIMUR C 03 PEMASARAN IKAN MATA GOYANG (Priacanthus tayenus) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) BRONDONG, LAMONGAN, JAWA TIMUR ABSTARK OLEH: Azis Nur Bambang *) Staf Pengajar pada Fakultas Periknan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Pelabuhan Pekalongan semula merupakan pelabuhan umum. Semenjak bulan Desember 1974 pengelolaan dan asetnya diserahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai Juni 2013 di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. PPN Pekalongan berada dipantai utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada pertumbuhan tanaman, hewan, dan ikan. Pertanian juga berarti kegiatan pemanfaatan sumber daya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Lebih terperinci

6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 44 6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 6.1 Harga Hasil Tangkapan 6.1.1 Harga pembelian hasil tangkapan Hasil tangkapan yang dijual pada proses pelelangan di PPI Tegal Agung, Karangsong dan Eretan Kulon

Lebih terperinci

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE 50 5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Pelabuhan Perikanan, termasuk Pangkalan Pendaratan Ikan (PP/PPI) dibangun untuk mengakomodir berbagai kegiatan para

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Perikanan Tangkap 4.1.1 Armada Kapal Perikanan Kapal penangkapan ikan merupakan salah satu faktor pendukung utama dalam melakukan kegiatan penangkapan

Lebih terperinci

ICASEPS WORKING PAPER No. 72

ICASEPS WORKING PAPER No. 72 ICASEPS WORKING PAPER No. 72 PEMASARAN IKAN LAUT SEGAR DI PASAR TRADISIONAL DKI JAKARTA Tjetjep Nurasa Pebruari 2005 Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (Indonesian Center for Agricultural

Lebih terperinci

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai pada hasil tangkapan. Nilai hasil tangkapan yang didistribusikan sangat bergantung kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai dengan November 2013 di Desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon yang berada di sebelah timur

Lebih terperinci

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan STITEK Balik Diwa Makassar ABSTRAK

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan STITEK Balik Diwa Makassar   ABSTRAK ANALISIS POLA DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN KOMODITAS IKAN TERI (Stolephorus sp) OLAHAN DI KABUPATEN BARRU (Studi Kasus: Pengolah Ikan Teri Kering Di Kelurahan Sumpang Binanga e Kecamatan Barru Kabupaten

Lebih terperinci

PEMASARAN IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) SEGAR DI PASAR BINAYA KOTA MASOHI

PEMASARAN IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) SEGAR DI PASAR BINAYA KOTA MASOHI PEMASARAN IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) SEGAR DI PASAR BINAYA KOTA MASOHI The Distribution Of Fresh Cakalang (Katsuwonus Pelamis) In Binaya Market, Masohi Yoisye Lopulalan *) *) Staf Pengajar FPIK

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG 66 6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG Hubungan patron-klien antara nelayan dengan tengkulak terjadi karena pemasaran hasil tangkapan di TPI dilakukan tanpa lelang. Sistim pemasaran

Lebih terperinci

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU 6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU 6.1 Tujuan Pembangunan Pelabuhan Tujuan pembangunan pelabuhan perikanan tercantum dalam pengertian pelabuhan perikanan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Pengertian distribusi

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Pengertian distribusi 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi 2.1.1 Pengertian distribusi Salim (2000) mengemukakan bahwa dalam distribusi terdapat dua kategori, yaitu: 1. Pemindahan bahan dan hasil produksi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke konsumen semakin banyak dengan kualitasnya masing-masing. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. ke konsumen semakin banyak dengan kualitasnya masing-masing. Keadaan ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kemajuan yang sangat besar pada perkembangan industri. Dengan mengembangkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Sampel 3.5 Jenis Data yang Dikumpulkan

3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Sampel 3.5 Jenis Data yang Dikumpulkan 13 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang dilakukan di PPN Palabuhanratu. Sebagai kasus dalam penelitian ini adalah kondisi perikanan yang berbasis di pelabuhan ini dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pasar Ciroyom Bermartabat terletak di pusat Kota Bandung dengan alamat Jalan Ciroyom-Rajawali. Pasar Ciroyom

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Menurut Lubis (2000), Pelabuhan Perikanan adalah suatu pusat aktivitas dari sejumlah industri perikanan, merupakan pusat untuk semua kegiatan perikanan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi a. Letak Geografis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo merupakan ibukota Provinsi Gorontalo. Secara geografis mempunyai luas 79,03 km 2 atau 0,65 persen dari luas Provinsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Saluran Distribusi Pada perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kelautan dan perikanan terutama diarahkan untuk meningkatkan produktivitas, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan taraf hidup dan kesejahteran nelayan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi penggerak utama (prime mover)

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi penggerak utama (prime mover) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan 81.000 km panjang garis pantai, memiliki potensi beragam sumberdaya pesisir dan laut yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Dosen Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan Balik Diwa Makassar

ABSTRAK. Dosen Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan Balik Diwa Makassar ANALISIS PEMASARAN DAN PENDAPATAN NELAYAN PENGASAP IKAN PADA KONTEKS PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERIKANAN (Studi Kasus Nelayan Tradisional di Kec. Sinjai Timur Kab. Sinjai Prov. Sulawesi Selatan) Heriansah

Lebih terperinci

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Wilayah Sebaran Penangkapan Nelayan Labuan termasuk nelayan kecil yang masih melakukan penangkapan ikan khususnya ikan kuniran dengan cara tradisional dan sangat tergantung pada

Lebih terperinci

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 16 KABUPATEN TAHUN Subsektor Perikanan - Tangkap

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 16 KABUPATEN TAHUN Subsektor Perikanan - Tangkap RAHASIA SPDT14-IT Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 16 KABUPATEN TAHUN 2014 Subsektor Perikanan - Tangkap PERHATIAN 1. Jumlah anggota rumah tangga

Lebih terperinci

MARGIN PEMASARAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI TEMPAT PENDARATAN IKAN SODOHOA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

MARGIN PEMASARAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI TEMPAT PENDARATAN IKAN SODOHOA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MARGIN PEMASARAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI TEMPAT PENDARATAN IKAN SODOHOA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA Marketing Margin Of Skipjack (Katsuwonus pelamis) In The Fish Landing Station

Lebih terperinci

Boks 2. Pembentukan Harga dan Rantai Distribusi Beras di Kota Palangka Raya

Boks 2. Pembentukan Harga dan Rantai Distribusi Beras di Kota Palangka Raya Boks Pola Pembentukan Harga dan Rantai Distribusi Beras di Kota Palangka Raya Pendahuluan Salah satu komoditas yang memiliki kontribusi besar bagi inflasi Kota Palangka Raya adalah beras. Konsumsi beras

Lebih terperinci

TINGKAT EFISIEN PEMASARAN IKAN LAUT SEGAR DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG LEVEL MARKETING EFFICIENT OF FRESH FISH IN BRONDONG FISHING PORT

TINGKAT EFISIEN PEMASARAN IKAN LAUT SEGAR DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG LEVEL MARKETING EFFICIENT OF FRESH FISH IN BRONDONG FISHING PORT Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 1 Mei 2015: 91-104 ISSN 2087-4871 TINGKAT EFISIEN PEMASARAN IKAN LAUT SEGAR DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG LEVEL MARKETING EFFICIENT OF FRESH

Lebih terperinci

melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di

melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelabuhan Perikanan Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang secara khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Produk Hasil Perikanan Tangkap Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dibudidayakan dengan alat atau cara apapun. Produk hasil perikanan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015 RAHASIA SPDT15-IKT Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015 Subsektor Perikanan - Tangkap PERHATIAN 1. Jumlah anggota rumah

Lebih terperinci

PETA LOKASI PENELITIAN 105

PETA LOKASI PENELITIAN 105 91 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian lapang dilakukan pada bulan Mei - Juni 2009 bertempat di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. 106 20 ' 10 6 0 '

Lebih terperinci

TINGKAT EFISIEN PEMASARAN IKAN LAUT SEGAR DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) BRONDONG

TINGKAT EFISIEN PEMASARAN IKAN LAUT SEGAR DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) BRONDONG Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 1 Mei 2015: 91-104 ISSN 2087-4871 TINGKAT EFISIEN PEMASARAN IKAN LAUT SEGAR DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) BRONDONG (LEVEL MARKETING EFFICIENT

Lebih terperinci

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO.

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO. ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO Latifatul Hasanah 1, Ujang Suryadi 2, Wahjoe Widhijanto 2 1Manajemen Bisnis Unggas, Politeknik Negeri Jember 2Jurusan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 25 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian lapang dilaksanakan pada bulan Maret 2010 yang bertempat di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Muara Angke, Jakarta Utara. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian Alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari peranan sektor perkebunan kopi terhadap penyediaan lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirubah yakni dari ikan yang dijual sendiri-sendiri menjadi ikan dijual secara lelang

BAB I PENDAHULUAN. dirubah yakni dari ikan yang dijual sendiri-sendiri menjadi ikan dijual secara lelang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara tradisional setelah nelayan memperoleh hasil ikan tangkapan, mereka lalu mencoba menjual sendiri kepada konsumen setempat melalui cara barter atau dengan nilai

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan

BAB III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan BAB III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan (observasi) dengan mewawancarai nelayan, pedagang pengumpul

Lebih terperinci

6 USAHA PENANGKAPAN PAYANG DI DESA BANDENGAN

6 USAHA PENANGKAPAN PAYANG DI DESA BANDENGAN 40 6 USAHA PENANGKAPAN PAYANG DI DESA BANDENGAN Tujuan akhir dari usaha penangkapan payang di Desa Bandengan adalah meningkatkan kesejahteraaan nelayan bersama keluarga. Karena itu sasaran dari kegiatan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pengertian pelabuhan perikanan Menurut Ditjen Perikanan Deptan RI, pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang secara khusus menampung

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perikanan Tangkap

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perikanan Tangkap 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Perikanan dapat didefinisikan sebagai semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi,

Lebih terperinci

6 AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS

6 AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS 99 6 AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS 6.1 PPI Pangandaran 6.1.1 Aktivitas pendaratan hasil tangkapan Sebagaimana telah dikemukakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif (Umar, 2004). Desain ini bertujuan untuk menguraikan karakteristik

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA. Hendrik 1) ABSTRAK

ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA. Hendrik 1) ABSTRAK ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA Hendrik 1) 1) Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru Diterima : 25

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini 33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini menggunakan metode sensus. Pengertian sensus dalam penelitian

Lebih terperinci

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm 102 108 ISSN 0126-4265 Vol. 41. No.1 PERANAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) DALAM PEMASARAN IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KEC.

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA 1 ANALISIS USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA THE ANALYSIS OF PURSE SEINE AT THE PORT OF SIBOLGA ARCHIPELAGO FISHERY TAPANULI REGENCY

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN TONGKOL HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI DESA SERAYA TIMUR KECAMATAN KARANGASEM

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN TONGKOL HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI DESA SERAYA TIMUR KECAMATAN KARANGASEM ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN TONGKOL HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI DESA SERAYA TIMUR KECAMATAN KARANGASEM Ni Kadek Nuriati Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Oleh: Erwin Krisnandi 1, Soetoro 2, Mochamad Ramdan 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam memasarkan suatu produk diperlukan peran lembaga pemasaran yang akan membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Untuk mengetahui saluran

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1: 29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,

Lebih terperinci

Boks 1. Pembentukan Harga Ikan Sungai di Kota Palangka Raya

Boks 1. Pembentukan Harga Ikan Sungai di Kota Palangka Raya Boks Pola Pembentukan Harga Ikan Sungai di Kota Palangka Raya Pendahuluan Berdasarkan kajian dengan menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA), diperoleh temuan bahwa kelompok komoditas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data strategis Kabupaten Semarang tahun 2013, produk sayuran yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data strategis Kabupaten Semarang tahun 2013, produk sayuran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Semarang memiliki potensi yang besar dari sektor pertanian untuk komoditas sayuran. Keadaan topografi daerah yang berbukit dan bergunung membuat Kabupaten

Lebih terperinci

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK 56 TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA Agus Trias Budi, Pujiharto, dan Watemin Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh

Lebih terperinci

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU 1 EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU Oleh Safrizal 1), Syaifuddin 2), Jonny Zain 2) 1) Student of

Lebih terperinci

ANALISIS RANTAI NILAI PEMASARAN IKAN AIR TAWAR DI KABUPATEN LOMBOK BARAT ABSTRAK

ANALISIS RANTAI NILAI PEMASARAN IKAN AIR TAWAR DI KABUPATEN LOMBOK BARAT ABSTRAK 1 ANALISIS RANTAI NILAI PEMASARAN IKAN AIR TAWAR DI KABUPATEN LOMBOK BARAT (Value Chain Analysis In Marketing Freshwater Fish In West Lombok) Ni Putu Rika S, Abdullah Usman, Sri Maryati Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5.1 Jenis dan Volume Produksi serta Ukuran Hasil Tangkapan 1) Jenis dan Volume Produksi Hasil Tangkapan Pada tahun 2006, jenis

Lebih terperinci

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE 76 6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Fasilitas PPI Muara Angke terkait penanganan hasil tangkapan diantaranya adalah ruang lelang TPI, basket, air bersih, pabrik

Lebih terperinci

Produktivitas dan Kelayakan Usaha Bagan Perahu di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara

Produktivitas dan Kelayakan Usaha Bagan Perahu di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara Produktivitas dan Kelayakan Usaha Bagan Perahu di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara 1,2 Frengky Amrain, 2 Abd. Hafidz Olii, 2 Alfi S.R. Baruwadi frengky_amrain@yahoo.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia menjadi titik berat dalam pembangunan bidang ekonomi. Konsep pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEMPAT PENDARATAN IKAN KURAU DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS, RIAU Oleh: Jonny Zain dan Syaifuddin

PENGEMBANGAN TEMPAT PENDARATAN IKAN KURAU DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS, RIAU Oleh: Jonny Zain dan Syaifuddin PENGEMBANGAN TEMPAT PENDARATAN IKAN KURAU DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS, RIAU Oleh: Jonny Zain dan Syaifuddin ABSTRAK Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2012 di Tempat Pendaratan Ikan (TPI)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Cabai merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk tanpa memperhatikan tingkat sosial. Komoditas ini berprospek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung sumber daya ikan yang sangat banyak dari segi keanekaragaman jenisnya dan sangat tinggi dari

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan Perikanan Karangantu merupakan suatu pelabuhan yang terletak di Kota Serang dan berperan penting sebagai pusat kegiatan perikanan yang memasok sebagian besar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 7 II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bunga krisan dengan nama latin Chrysanthemum sp berasal dari dataran Cina. Bunga potong ini cukup populer dan menduduki

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

FARMER SHARE DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KACANG HIJAU

FARMER SHARE DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KACANG HIJAU Volume 6 No. 2September 2014 FARMER SHARE DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KACANG HIJAU (Vigna radiata, L.) DI KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN Oleh: Yudhit Restika Putri, Siswanto Imam Santoso, Wiludjeng

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu

Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu Lampiran 2. Kegiatan Wawancara dan Lokasi Penelitian Wawancara dengan Pemilik Usaha Lokasi Usaha Gebyar Cakalang Lampiran 3. Kegiatan pemindangan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015

PERKEMBANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015 No. 17/03/36/Th.X, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015 DI BANTEN, MARGIN PERDAGANGAN DAN PENGANGKUTAN BERAS 4,97 PERSEN, CABAI MERAH 23,04 PERSEN, BAWANG MERAH 13,18 PERSEN, JAGUNG PIPILAN

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP. Rumahtangga nelayan merupakan salah satu potensi sumberdaya yang

VI. KARAKTERISTIK PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP. Rumahtangga nelayan merupakan salah satu potensi sumberdaya yang VI. KARAKTERISTIK PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP.. Rumahtangga Nelayan Rumahtangga nelayan merupakan salah satu potensi sumberdaya yang berperan dalam menjalankan usaha perikanan tangkap. Potensi sumberdaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk 28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN HASIL TANGKAPAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG, LAMONGAN, JAWA TIMUR

ANALISIS PEMASARAN HASIL TANGKAPAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG, LAMONGAN, JAWA TIMUR ANALISIS PEMASARAN HASIL TANGKAPAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG, LAMONGAN, JAWA TIMUR Marketing Analysis Catch Product of Red Snapper (Lutjanus sp.) in Brondong

Lebih terperinci

6 ESTIMASI SUPPLY DAN DEMAND IKAN DI KOTA AMBON

6 ESTIMASI SUPPLY DAN DEMAND IKAN DI KOTA AMBON 103 6 ESTIMASI SUPPLY DAN DEMAND IKAN DI KOTA AMBON 6.1 Pendahuluan Penyediaan pangan masih merupakan masalah penting di Indonesia. Sumber daya manusia Indonesia perlu dibangun agar tangguh dan kuat, dari

Lebih terperinci

Peluang pasar ekspor komoditas ikan layur dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Jawa Barat

Peluang pasar ekspor komoditas ikan layur dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Jawa Barat Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Peluang pasar ekspor komoditas ikan layur dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Jawa Barat Tri Wiji Nurani 1, Ardani 2, Ernani Lubis 1 1 Dosen pada Departemen

Lebih terperinci

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan 23 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografi dan Topografi Kecamatan Brondong merupakan daerah yang terletak di tepi pantai utara Jawa Timur. Brondong adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lamongan,

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Yepi Fiona 1, Soetoro 2, Zulfikar Normansyah 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Pengumpulan Data 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Menurut Riduwan (2004) penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 21 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu terletak di Kecamatan Palabuhanratu yang

Lebih terperinci

DAN. Oleh: Nyak Ilham Edi Basuno. Tjetjep Nurasa

DAN. Oleh: Nyak Ilham Edi Basuno. Tjetjep Nurasa LAPORAN AKHIR TA. 2013 KAJIAN EFISIENSI MODA TRANSPORTASI TERNAK DAN DAGING SAPI DALAM MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI Oleh: Nyak Ilham Edi Basuno Bambang Winarso Amar K. Zakaria Tjetjep Nurasa

Lebih terperinci

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: TATANIAGA RUMPUT LAUT DI KELURAHAN TAKKALALA, KECAMATAN WARA SELATAN KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN MUHAMMAD ARHAN RAJAB Email : arhanuncp@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

: Saluran, Pemasaran, Buah, Duku, Kabupaten Ciamis

: Saluran, Pemasaran, Buah, Duku, Kabupaten Ciamis ANALISIS SALURAN PEMASARAN BUAH DUKU (Suatu Kasus di Desa Karanganyar Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis) Oleh: 1 Eman Badruzaman, 2 Soetoro, 3 Tito Hardiyanto 1 Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Usaha Penangkapan Ikan Dalam buku Statistik Perikanan Tangkap yang dikeluarkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) merupakan pelabuhan perikanan tipe B atau kelas II. Pelabuhan ini dirancang untuk melayani kapal perikanan yang

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annum) DI DESA GOMBONG KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG ABSTRAK

ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annum) DI DESA GOMBONG KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG ABSTRAK 116 ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annum) DI DESA GOMBONG KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG Ekawati Budi Utaminingsih, Watemin, dan Dumasari Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Lebih terperinci

VIII. PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP YANG BERKELANJUTAN. perikanan tangkap di perairan Kabupaten Morowali memperlihatkan jumlah alokasi

VIII. PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP YANG BERKELANJUTAN. perikanan tangkap di perairan Kabupaten Morowali memperlihatkan jumlah alokasi VIII. PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP YANG BERKELANJUTAN Hasil analisis LGP sebagai solusi permasalahan pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap di perairan Kabupaten Morowali memperlihatkan jumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Palabuhnratu merupakan daerah pesisir di selatan Kabupaten Sukabumi yang sekaligus menjadi ibukota Kabupaten Sukabumi. Palabuhanratu terkenal

Lebih terperinci

DAMPAK PELELANGAN TERHADAP STABILISASI HARGA IKAN PADA TINGKAT PRODUSEN DI PANTAI UTARA JAWA

DAMPAK PELELANGAN TERHADAP STABILISASI HARGA IKAN PADA TINGKAT PRODUSEN DI PANTAI UTARA JAWA DAMPAK PELELANGAN TERHADAP STABILISASI HARGA IKAN PADA TINGKAT PRODUSEN DI PANTAI UTARA JAWA Oleh : Victor T. Manurung dan Mat Syukuro ABSTRAK Pemasaran ikan pada tingkat produsen merupakan masalah yang

Lebih terperinci

3 KERANGKA PENDEKATAN STUDI

3 KERANGKA PENDEKATAN STUDI 3 KERANGKA PENDEKATAN STUDI Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu di Kota Serang menyediakan fasilitas kebutuhan operasional penangkapan ikan berupa pelayanan kebutuhan BBM, air bersih, es, dermaga,

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 12, April 2017 KEBIJAKAN DISTRIBUSI PRODUK PENGUIN PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 12, April 2017 KEBIJAKAN DISTRIBUSI PRODUK PENGUIN PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK KEBIJAKAN DISTRIBUSI PRODUK PENGUIN PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK ABSTRAK Tanti Arinda email: tantiarinda99@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 7.1 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tempat pelelangan ikan (TPI) merupakan tempat untuk melelang hasil tangkapan, dimana terjadi pertemuan

Lebih terperinci

VII ANALISIS PEMASARAN KEMBANG KOL 7.1 Analisis Pemasaran Kembang Kol Penelaahan tentang pemasaran kembang kol pada penelitian ini diawali dari petani sebagai produsen, tengkulak atau pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

PERAN PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Husnarti Dosen Agribisnis Faperta UMSB. Abstrak

PERAN PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Husnarti Dosen Agribisnis Faperta UMSB. Abstrak PERAN PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Husnarti Dosen Agribisnis Faperta UMSB Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pedagang di Kabupaten Lima Puluh Kota. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin Karakteristik responden usaha pengolahan ikan asin memberikan gambaran mengenai responden atau pemilih usaha ikan

Lebih terperinci

ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS (LAYER) SISTEM KEMITRAAN UD. JATINOM INDAH KABUPATEN BLITAR. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS (LAYER) SISTEM KEMITRAAN UD. JATINOM INDAH KABUPATEN BLITAR. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga 85 ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS (LAYER) SISTEM KEMITRAAN UD. JATINOM INDAH KABUPATEN BLITAR Candra Adinata 1), Ismudiono 2), Dady Soegianto Nazar 3) 1)Mahasiswa, 2) Departemen Reproduksi Veteriner,

Lebih terperinci

DIAN FIANA RATNA DEWI. C Pola Konsumsi dan Distibusi Bahan Bakar Kapal Ikau di Pelabuhanratu. Dibimbing oleh DARMAWAN

DIAN FIANA RATNA DEWI. C Pola Konsumsi dan Distibusi Bahan Bakar Kapal Ikau di Pelabuhanratu. Dibimbing oleh DARMAWAN DIAN FIANA RATNA DEWI. C05400026. Pola Konsumsi dan Distibusi Bahan Bakar Kapal Ikau di Pelabuhanratu. Dibimbing oleh DARMAWAN Pengetahuan mengenai jumlah dan sumber pasokan BBM (Bahan Bakar Minyak) di

Lebih terperinci