Boks 2 MANGENTE POLA PERDAGANGAN BAWANG MERAH DI MALUKU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Boks 2 MANGENTE POLA PERDAGANGAN BAWANG MERAH DI MALUKU"

Transkripsi

1 Boks 2 MANGENTE POLA PERDAGANGAN BAWANG MERAH DI MALUKU Boks 1 Komoditas Penyumbang Inflasi Ambon Triwulan I-2013 menjabarkan bahwa bawang putih, bawang merah, cakalang asap, dan pisang merupakan komoditas yang memberikan andil inflasi cukup tinggi baik secara tahunan maupun kumulatif. Terkait dengan bawang merah, maka boks 2 akan mangente (mengintip) lebih jauh pola perdagangan komoditas ini di Maluku yang disarikan dari penelitian berjudul Kajian Pangan di Maluku : Analisis Ketahanan, Perdagangan Antar Daerah, Disparitas Harga, dan Implikasi Kebijakan. Pedagang Bawang Merah Bawang merah merupakan sayuran yang daun dan umbinya digunakan secara luas dalam masakan. Umbi bawang merah merupakan komoditas bernilai jual tinggi yang dapat diubah menjadi bawang goreng yang lezat. Bawang merah dihasilkan di Buru dan Maluku Tenggara Barat, namun jumlahnya belum memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini membuat banyak bawang merah yang didatangkan dari luar Maluku yaitu dari Surabaya. Pola perdagangan bawang merah di Maluku dapat diperoleh dari pedagang bawang merah. Pedagang bawang merah yang disurvei sebagian besar berdomisili di Ambon dan hanya sedikit saja yang berdagang di Buru dan SBB. Status dan Permodalan Mencermati bentuk badan hukum usaha pedagang bawang merah di Maluku, maka sebanyak responden merupakan perusahaan perorangan yang belum memiliki badan hukum. Sedangkan sebanyak 33,3% responden berbentuk UD (Firma) dan sisanya merupakan CV. Bentuk Badan Hukum Usaha 33,3% Perorangan/Belum Berbadan Hukum CV UD (firma) Terkait permodalan, pedagang bawang merah menggunakan modal sendiri untuk menjalankan usaha, sementara itu 27,8% memakai kombinasi modal sendiri dan pinjaman bank.

2 Sementara itu untuk omset usaha tahun 2011, sekitar 72,2% responden pedagang bawang merah memiliki omset usaha <Rp250 juta. Selanjutnya responden dengan omset usaha Rp5 miliar Rp 10 miliar sebesar. Sementara itu responden dengan omset Rp1,5 miliar Rp3 miliar dan omset >Rp 10 milair masing-masing sebesar. Permodalan Omset UsahaTahun ,8% Modal sendiri Pinjaman bank Modal sendiri dan bank Modal sendiri dan pinjaman dari teman/keluarga 72,2% < Rp250 jt Rp250 jt Rp500 jt Rp500 jt Rp1 M Rp1 M Rp1,5 M Rp1,5 M Rp3 M Rp3 M Rp5 M Rp5 M Rp10 M > Rp10 M Distribusi dan Pemasaran Distribusi dan pemasaran merupakan aspek yang harus dilihat dalam rangka mengetahui alur perjalanan bawang merah dari petani sampai ke konsumen akhir. Dalam riset ini, hanya pedagang bawang merah saja yang disurvei yang berlokasi di Ambon, Buru, dan SBB. Peta Perdagangan Bawang Merah Maluku dengan Provinsi Lain Peta Perdagangan Bawang Merah di Ambon Bawang merah ke Fak-fak Fak-fak Bawang merah dari Surabaya Ambon Surabaya Pola distribusi bawang merah di Ambon berawal dari pengepul dan pedagang besar di Surabaya yang mengrimkan pasokan bawang merah ke Ambon melalui kapal laut. Dari survei diketahui bahwa pengepul di Surabaya biasanya mengirimkan bawang merah untuk pedagang besar dan pedagang grosir di Ambon. Sedangkan pedagang besar di Surabaya mengirimkan bawang merah untuk pedagang grosir bahkan pedagang eceran. Hal ini tentu saja tergantung dari relasi bisnis masing-masing. Setelah masuk ke Ambon, bawang merah akan mengikuti rantai distribusi yang relatif bebas. Dari pedagang besar bisa di Ambon saja menjual langsung

3 ke pedagang eceran dan konsumen akhir tanpa melewati pedagang grosir, tergantung dari kemampuan dan kuantitas yang disanggupi si pembeli. Ambon merupakan sentra pasar induk terberas bawang merah yaitu tepatnya di Pasar Mardika. Selain sebagai kota pemasaran utama bawang merah, Ambon juga menjadi kota transit bawang merah untuk dijual ke dan kota di luar provinsi. Dari Ambon, pedagang besar dan pedagang grosir mengirimkan bawang merah ke Piru, Masohi, Saparua, Leksula, Buru, dan Namrole. Meskipun di Buru terdapat petani bawang merah namun pasokan lokal yang belum mampu memenuhi permintaan membuat diperlukan bawang merah dari luar. Untuk penjualan ke luar provinsi, didapatkan informasi bahwa pedagang besar di Ambon mengirimkan bawang merah ke Fakfak, Papua. Pola Distribusi Pedagang Bawang Merah di Ambon Pola Distribusi Bawang Merah luar provinsi dalam kota/ luar kota/ luar negeri Petani Pengepul Pedagang besar Pedagang grosir Pedagang eceran Konsumen akhir Pola distribusi bawang merah di SBB berpusat pada pedagang besar bawang merah. Sebagian besar pedagang besar bawang merah di SBB mendapatkan pasokan bawang merah dari pedagang besar di Ambon. Namun terdapat pula pedagang besar di SBB yang mampu mendatangkan pasokan langsung dari petani di Surabaya. Setelah bawang merah berada di pedagang besar SBB, maka bawang merah disalurkan ke pedagang grosir, pedagang eceran, sampai ke konsumen akhir. Pola Distribusi Pedagang Bawang Merah di SBB Pola Distribusi Bawang Merah luar provinsi dalam kota/ luar kota/ luar negeri Petani Pengepul Pedagang besar Pedagang grosir Pedagang eceran Konsumen akhir Sementara itu pola distribusi bawang merah di Buru cukup unik. Ternyata beberapa pedagang eceran mampu mendapatkan pasokan langsung bawang merah dari Makassar, Sulawesi Selatan. Ditengarai bahwa beberapa pedagang eceran ini bersama-sama melakukan

4 pemesanan dalam jumlah besar. Kemudian antar sesama pedagang eceran juga terjadi dsitribusi bawang merah dengan pola kerjasama. Selanjutnya bawang merah disalurkan dari pedagang eceran ke konsumen akhir. Pola Distribusi Bawang Merah di Buru Pola Distribusi Bawang Merah luar provinsi dalam kota/ luar kota/ luar negeri Petani Pengepul Pedagang besar Pedagang grosir Pedagang eceran Konsumen akhir Sistem pembelian barang yang paling populer adalah tunai dengan persentase mencapai 5, diikuti oleh konsinyasi 4, dan kontrak 1. Sebanyak 70% pedagang yang menggunakan sistem tunai menyatakan bahwa mereka mendapatkan harga yang lebih murah dari harga pasar, sedangkan 30% pedagang lainnya mendapatkan harga sama dengan harga pasar. Sementara itu untuk pedagang yang menggunakan sistem konsinyasi, ternyata sebagian besar juga mendapatkan harga yang lebih murah daripada harga pasar yaitu sekitar 62,5% pedagang. Sedangkan untuk pedagang yang menggunakan sistem kontrak, seluruh pedagang menyatakan mendapatkan harga yang lebih mruah daripada harga pasar. Sistem Pembelian Barang Break Down Sistem Pembelian Barang 1 Tunai Kontrak 4 Konsinyasi Tunai Konsinyasi 12,5% 62,5% 25,0% Lebih mahal dari harga pasar Lebih murah dari harga pasar Sama dengan harga pasar Kontrak 10 0% 50% 100% Kondisi infrastruktur yang baik akan mendukung proses distribusi bawang merah. Oleh sebab itu pada survei ini juga dimintakan pendapat pedagang mengenai kondisi infrastruktur. Secara umum penilaian pedagang terhadap kondisi infrastruktur meliputi bandara, pelabuhan, dan jalan dalam kondisi baik. Untuk bandara dan pelabuhan seluruh pedagang menyatakan

5 kondisi dalam keadaan baik. Sedangkan untuk jalan, sekitar 88,9% menyatakan dalam kondisi baik. Penilaian Terhadap Kondisi Infrastruktur Kondisi Jalan Beraspal untuk Distribusi dan Pemasaran Kondisi bandara 10 16,7% 0% beraspal Kondisi pelabuhan Kondisi jalan 10 88,9% Baik Sedang Rusak 83,3% 1% 25% beraspal 25% 49% beraspal 50% 80% beraspal >80% beraspal 0% 20% 40% 60% 80% 100% Lebih dalam lagi untuk kondisi jalan, sebanyak 83,3% pedagang menyatakan bahwa mereka sudah menikmati jalan beraspal >80%. Hanya 16,7% saja pedagang yang menggunakan jalan dengan kondisi aspal 50%-80%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jalan dengan kondisi prima sudah digunakan oleh para pedagang bawang merah. 44,4% Hambatan Utama 38,9% Ketersediaan bahan baku yang bersifat musiman Faktor alam Biaya pengangkutan yang tinggi Lainnya Masih terkait dengan distribusi dan pemasaran, maka sangat menarik bila diidentifikasi hambatan utama yang dihadapi para pedagang dalam mendapatkan bawang merah. Sebanyak 44,4% pedagang bawang merah menyatakan faktor lainnya meliputi kualitas bawang merah yang kurang baik serta risiko bawang merah yang mudah rusak. Sedangkan sebanyak 38,9% pedagang bawang merah menyatakan bahwa faktor alam merupakan hambatan utama dalam hal mendapatkan pasokan bawang merah. Sedangkan hambatan menyangkut ketersediaan bahan baku yang besifat musiman dan biaya pengangkutan yang tinggi masing-masing diutarakan oleh dan pedagang bawang merah. Stok dan Pergudangan Stok dan pergudangan merupakan hal yang terkait erat dengan manajemen risiko pedagang dalam menghadapi fluktuasi penawaran dan permintaan. Sebanyak 5 pedagang bawang merah ternyata tidak menggunakan gudang dalam menjalankan aktivitasnya. Sedangkan 44,4% pedagang bawang merah lainnya menggunakan gudang dalam pengelolaan stok.

6 Penggunaan Gudang Alasan Tidak Menggunakan Gudang 5 44,4% Menggunakan gudang Tidak menggunakan gudang Barang dagangan langsung dijual Barang dagangan tidak perlu disimpan Lainnya Pedagang yang tidak menggunakan gudang memiliki berbagai alasan antara lain barang dagangan langsung dijual, barang dagangan tidak perlu disimpan, dan lainnya. Sebanyak 40% pedagang bawang merah berpendapat bahwa barang dagangan tidak perlu disimpan, di mana 20% pedagang bawang merah lainnya menyatakan bahwa barang dagangan bisa langsung dijual. Sementara itu, terdapat juga 40% pedagang bawang merah yang tidak menggunakan gudang beralasan faktor lainnya meliputi barang dagangan hanya sedikit dan barang dagangan masih disimpan di toko. Pertimbangan Memilih Lokasi Gudang Durasi Penyimpanan Mendekati pasar 88,9% Mendekati tempat produksi Berada di kawasan pergudangan Berada di jalur transportasi utama 12,5% 87,5% < 1 bulan 1 3 bulan 3 6 bulan 6 12 bulan >12 bulan Lainnya Sementara itu pedagang bawang merah yang menggunakan gudang sangat mempertimbangkan lokasi yang mendekati pasar. Pemilihan gudang mendekati pasar ini dipedomani oleh 88,9% pedagang bawang merah. Sedangkan sebesar pedagang yang menggunakan gudang memilih lokasi yang berada di kawasan pergudangan. Pembentukan Harga Harga beli bawang merah sangat mungkin mengalami fluktuasi. Hal ini tentu akan membuat pedagang mengambil keputusan untuk menyesuaikan harga jualnya. Sebanyak 72,2% pedagang mengaku menaikkan harga jual sebagai strategi menghadapi harga beli yang meningkat. Sedangkan 27,8% pedagang menurunkan marjin keuntungan dari harga jual ketika

7 harga beli meningkat. Hal ini menggambarkan hanya sedikit saja pedagang yang rela marjin keuntungannya tergerus saat harga beli meningkat. Strategi Saat Harga Beli Meningkat Marjin Setahun Terakhir 27,8% 33,3% 72,2% Menurunkan margin keuntungan Menaikkan harga 66,7% Tetap Bervariasi Dalam setahun terakhir sebagian besar pedagang bawang merah tepatnya 66,7% menerapkan marjin bervariasi. Sedangkan 33,3% yang lain memilih marjin tetap. Berbicara tentang marjin maka penting untuk diketahui juga besaran marjin yang diperoleh pedagang. Sebanyak pedagang mengambil marjin <10% ketika menjual bawang merah. Sedangkan pedagang yang menetapkan marjin 11-20% sebanyak 33,3%. Sementara itu jumlah pedagang yang mengambil marjin besar sebanyak >50% tetapi jumlahnya sangat sedikit yaitu hanya. Persentase Marjin Faktor Penentu Marjin Harga pesaing/penjual lain 33,3% < 10% 11 20% > 50% 30,4% 8,7% 30,4% 30,4% Biaya hidup Biaya produksi (HPP) Kenaikan harga (ekspektasi inflasi) Lainnya Dalam penentuan marjin, terdapat berbagai faktor penentu dari kaca mata pedagang. Harga pesaing/penjual lain, biaya hidup, dan kenaikan harga (ekspektasi inflasi) masing-masing dipilih oleh 30,4% responden pedagang bawang merah. Sementara itu 8,7% sisanya berpendapat bahwa biaya produksi (HPP) menetukan marjin bawang merah.

8 Cara Penentuan Harga Jual Perlakuan Penetapan Harga Jual 16,7% 72,2% Mengikuti harga pasar tertinggi lokal dan atau internasional Mengikuti harga pesaing/penjual lain Ditentukan oleh pembeli 22,2% 16,7% Sama untuk semua pembeli Tergantung pada jumlah pembelian Bervariasi Biaya pembelian ditambah dengan margin Harga merupakan besarnya uang yang dibayar oleh pembeli untuk mendapatkan barang. Terkait dengan harga, sekitar 72,2% pedagang bawang merah mengikuti harga pasar tertinggi lokal/internasional. Sedangkan sekitar 16,7% pedagang menentukan harga jual melalui biaya pembelian ditambah dengan marjin. Dan cara lain yang dipakai sebagian kecil pedagang bawang merah untuk menetapkan harga jual adalah mengikuti harga pesaing/penjual lain atau harga ditentukan oleh pembeli. Perlakuan penetapan harga jual oleh pedagang ke pembeli secara garis besar terbagi tiga yaitu sama untuk semua pembeli, tergantung pada jumlah pembelian, atau bervariasi. Sekitar pedagang bawang merah memperlakukan harga yang sama untuk pembeli. Sedangkan 22,2% pedagang bawang merah memperlakukan penetapan harga jual tergantung pada jumlah pembelian. Sisanya 16,7% pedagang menetapkan perlakuan harga jual yang bervariasi. Faktor yang Mempengaruhi Harga Jual Tingkat Persaingan 23,5% Harga beli komoditas dagangan dari petani/pedagang besar 27,8% Sangat Tinggi Cukup Tinggi 76,5% Ketersediaan supply/pasokan Kurang Tinggi Tidak Tinggi Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga jual. Sebanyak 76,5% pedagang bawang merah mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi harga jual adalah harga beli komoditas dagangan dari petani/pedagang besar. Sementara itu sebanyak 23,5% responden menyatakan bawa ketersediaan supply/pasokan merupakan faktor yang mempengaruhi harga jual.

9 Mencermati tingkat persaingan di pasar bawang merah, sebagian besar pedagang bawang merah atau tepatnya menyatakan bahwa persaingan cukup tinggi. Sedangkan 27,8% pedagang berpendapat bahwa tingkat persaingan kurang tinggi. Sementara itu sebagian kecil pedagang beropini bahwa tingkat persaingan sangat tinggi dan tidak tinggi. Pengaruh Operasi Pasar Peraturan Daerah 88,9% Operasi pasar mempengaruhi harga Operasi pasar tidak mempengaruhi harga 10 Tidak ada Perda pembatasan pasokan barang tertentu Ada Perda pembatasan pasokan barang tertentu Intervensi Pemerintah dibutuhkan untuk membuat harga yang bergejolak kembali stabil. Ternyata menurut 88,9% pedagang bawang merah, operasi pasar tidak mempengaruhi harga. Sedangkan hanya sebanyak pedagang saja yang meyakini bahwa operasi pasar mempengaruhi harga bawang merah. Mencermati jenis intervensi pemerintah yang dapat timbul dari penetapan Perda, maka coba ditanyakan apakah terdapat Perda pembatasan pasokan bawang merah. Seluruh pedagang bawang merah menyatakan bahwa tidak ada Perda mengenai hal tersebut.

Boks 2. Ketahanan Pangan dan Tata Niaga Beras di Sulawesi Tengah

Boks 2. Ketahanan Pangan dan Tata Niaga Beras di Sulawesi Tengah Boks 2. Ketahanan Pangan dan Tata Niaga Beras di Sulawesi Tengah Pertanian merupakan sumber utama mata pencaharian penduduk Sulawesi Tengah dengan padi, kakao, kelapa, cengkeh dan ikan laut sebagai komoditi

Lebih terperinci

Boks 1 PROFIL PETANI PADI DI MALUKU

Boks 1 PROFIL PETANI PADI DI MALUKU Boks 1 PROFIL PETANI PADI DI MALUKU Daerah sentra beras di Maluku terletak di Buru, Maluku Tengah, dan Seram Bagian Barat. Beras yang dihasilkan merupakan beras dari padi sawah. Selain itu, terdapat juga

Lebih terperinci

BOKS 1 PENELITIAN PERSISTENSI INFLASI SULAWESI TENGGARA

BOKS 1 PENELITIAN PERSISTENSI INFLASI SULAWESI TENGGARA 1 PENELITIAN PERSISTENSI INFLASI SULAWESI TENGGARA 1. Overview Inflasi Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga-harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus (Korteweg, 1973; Auckley, 1978, Boediono,

Lebih terperinci

PERDAGANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015

PERDAGANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015 BPS PROVINSI SUMATRA SELATAN No. 13/02/16/Th.XVIII, 05 Februari 2016 PERDAGANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015 DI SUMATRA SELATAN, MARJIN PERDAGANGAN DAN PENGANGKUTAN BERAS 15,24 PERSEN, CABAI MERAH 24,48 PERSEN,

Lebih terperinci

Boks.2 PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BERAS DI PROVINSI JAMBI

Boks.2 PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BERAS DI PROVINSI JAMBI Boks.2 PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BERAS DI PROVINSI JAMBI Latar Belakang Produksi beras di Jambi mencapai 628.828 ton pada tahun 2010. Produksi beras dari tahun ke tahun memang menunjukkan peningkatan dalam

Lebih terperinci

PEMETAAN STRUKTUR PASAR DAN POLA DISTRIBUSI KOMODITAS STRATEGIS PENYUMBANG INFLASI DAERAH

PEMETAAN STRUKTUR PASAR DAN POLA DISTRIBUSI KOMODITAS STRATEGIS PENYUMBANG INFLASI DAERAH Boks.2 PEMETAAN STRUKTUR PASAR DAN POLA DISTRIBUSI KOMODITAS STRATEGIS PENYUMBANG INFLASI DAERAH Pengendalian inflasi merupakan faktor kunci dalam menstimulasi kegiatan ekonomi riil yang berkembang sekaligus

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015

PERKEMBANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015 No. 17/03/36/Th.X, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015 DI BANTEN, MARGIN PERDAGANGAN DAN PENGANGKUTAN BERAS 4,97 PERSEN, CABAI MERAH 23,04 PERSEN, BAWANG MERAH 13,18 PERSEN, JAGUNG PIPILAN

Lebih terperinci

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali Inflasi pada awal tahun 2016 mengalami perlambatan dibandingkan dengan bulan lalu. Pada Januari 2016, inflasi IHK tercatat sebesar 0,51% (mtm), lebih rendah

Lebih terperinci

Analisis Pola Pembentukan Harga Barang Kebutuhan Pokok Penyumbang Inflasi Pasar Tradisional di Kota Dumai ANY WIDAYATSARI HJ.

Analisis Pola Pembentukan Harga Barang Kebutuhan Pokok Penyumbang Inflasi Pasar Tradisional di Kota Dumai ANY WIDAYATSARI HJ. Analisis Pola Pembentukan Harga Barang Kebutuhan Pokok Penyumbang Inflasi Pasar Tradisional di Kota Dumai ANY WIDAYATSARI HJ. INDRI YOVITA, SE Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya, Simpang

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter - Bank Indonesia, Pusat Kebijakan Ekonomi

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 49 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama 6 (enam) bulan, sejak bulan Mei hingga Oktober 2011. Penelitian dilaksanakan di tujuh (7) pasar (Lampiran 2a dan 2b),

Lebih terperinci

Boks 2 PEMBENTUKAN HARGA, STRUKTUR PASAR DAN JALUR DISTRIBUSI KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI DI KOTA KENDARI

Boks 2 PEMBENTUKAN HARGA, STRUKTUR PASAR DAN JALUR DISTRIBUSI KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI DI KOTA KENDARI Boks 2 PEMBENTUKAN HARGA, STRUKTUR PASAR DAN JALUR DISTRIBUSI KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI DI KOTA KENDARI Perekonomian Sulawesi Tenggara terus dihadapkan pada inflasi yang cukup tinggi dan selalu berada

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017 RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi 2017 Terkendali Dan Berada Pada Sasaran Inflasi Inflasi IHK sampai dengan Desember 2017 terkendali dan masuk dalam kisaran sasaran

Lebih terperinci

Boks 1. Pembentukan Harga Ikan Sungai di Kota Palangka Raya

Boks 1. Pembentukan Harga Ikan Sungai di Kota Palangka Raya Boks Pola Pembentukan Harga Ikan Sungai di Kota Palangka Raya Pendahuluan Berdasarkan kajian dengan menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA), diperoleh temuan bahwa kelompok komoditas yang

Lebih terperinci

Boks 3 ANALISIS SURPLUS DEFISIT BAWANG MERAH DI MALUKU

Boks 3 ANALISIS SURPLUS DEFISIT BAWANG MERAH DI MALUKU Boks 3 ANALISIS SURPLUS DEFISIT BAWANG MERAH DI MALUKU Masih berhubungan dengan boks 1 Komoditas Penyumbang Inflasi Ambon Triwulan I- 2013 dan boks 2 Mangente Pola Perdagangan Bawang Merah di Maluku serta

Lebih terperinci

BOKS LAPORAN SURVEI LAPANGAN PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN HARGA KOMODITAS CABAI DI KABUPATEN MAGELANG DAN WONOSOBO

BOKS LAPORAN SURVEI LAPANGAN PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN HARGA KOMODITAS CABAI DI KABUPATEN MAGELANG DAN WONOSOBO BOKS LAPORAN SURVEI LAPANGAN PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN HARGA KOMODITAS CABAI DI KABUPATEN MAGELANG DAN WONOSOBO I. Latar Belakang Dalam keranjang IHK, komoditas cabai direpresentasikan oleh komoditas cabai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Seperti yang terdapat pada Gambar 1.1, dari 110.804.042

Lebih terperinci

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Beras. Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi

Lebih terperinci

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1 Penurunan Harga Pangan dan Komoditas Energi Dorong Deflasi IHK Bulan Februari Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Februari 2016 mengalami deflasi. Deflasi IHK pada bulan ini mencapai -0,09% (mtm). Realisasi

Lebih terperinci

ii

ii WP/7/2016 i ii 1 2 3 4 5 6 7 No Jenis Barang dan Jasa Rata2 2002-2015 1 BERAS 4.38 2 DAGING AYAM RAS 1.37 3 MINYAK GORENG 1.16 4 DAGING SAPI 0.82 5 TELUR AYAM RAS 0.72 6 JERUK 0.51 7 CABAI MERAH 0.48 8

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data strategis Kabupaten Semarang tahun 2013, produk sayuran yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data strategis Kabupaten Semarang tahun 2013, produk sayuran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Semarang memiliki potensi yang besar dari sektor pertanian untuk komoditas sayuran. Keadaan topografi daerah yang berbukit dan bergunung membuat Kabupaten

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017 RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017 INFLASI IHK Inflasi Juli 2017 Terkendali Inflasi Juli 2017 terkendali sehingga masih mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017 sebesar 4,0±1%. Inflasi Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada pertumbuhan tanaman, hewan, dan ikan. Pertanian juga berarti kegiatan pemanfaatan sumber daya

Lebih terperinci

Grafik 1. Perkembangan Inflasi Secara Bulanan di Pekanbaru dan Nasional. Nasional (data mulai tahun 2005)

Grafik 1. Perkembangan Inflasi Secara Bulanan di Pekanbaru dan Nasional. Nasional (data mulai tahun 2005) Boks 2 PERKEMBANGAN INFLASI DI PROVINSI RIAU 1 Perkembangan inflasi di kota Pekanbaru menunjukkan kecenderungan lebih tinggi dibandingkan dengan nasional. Hal ini antara lain disebabkan karena kelompok

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016 Inflasi Bulan November 2016 Didorong Harga Pangan

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017 RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017 INFLASI IHK Inflasi Mei 2017 Terkendali Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi 0,39% (mtm) di bulan Mei (Tabel 1). Inflasi IHK bulan ini meningkat dibanding

Lebih terperinci

Boks 2. PENELUSURAN SUMBER PEMBENTUKAN INFLASI DI KOTA JAMBI: SUATU ANALISIS SISI TATA NIAGA DAN KOMODITAS

Boks 2. PENELUSURAN SUMBER PEMBENTUKAN INFLASI DI KOTA JAMBI: SUATU ANALISIS SISI TATA NIAGA DAN KOMODITAS Boks 2. PENELUSURAN SUMBER PEMBENTUKAN INFLASI DI KOTA JAMBI: SUATU ANALISIS SISI TATA NIAGA DAN KOMODITAS Inflasi adalah kecenderungan (trend) atau gerakan naiknya tingkat harga umum yang berlangsung

Lebih terperinci

KAJIAN PENINGKATAN KINERJA PERDAGANGAN ANTAR PULAU DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KOMODITAS PERTANIAN. Reni Kustiari

KAJIAN PENINGKATAN KINERJA PERDAGANGAN ANTAR PULAU DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KOMODITAS PERTANIAN. Reni Kustiari KAJIAN PENINGKATAN KINERJA PERDAGANGAN ANTAR PULAU DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KOMODITAS PERTANIAN PENDAHULUAN Reni Kustiari 1. Perbedaan sumber daya alam membentuk keunikan komoditas di masingmasing

Lebih terperinci

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -1,52% yoy 0,35% ytd 0,35% avg yoy 1 7,11% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -1,52% yoy 0,35% ytd 0,35% avg yoy 1 7,11% Beras. Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm -1,52% yoy 0,35% ytd 0,35% avg yoy 1 7,11% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PERGUDANGAN DI INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN PERDAGANGAN

KEBIJAKAN PERGUDANGAN DI INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN PERDAGANGAN Disampaikan pada Policy Dialogue Series dengan Tema Pengembangan Subsektor Jasa Pergudangan Dalam Meningkatkan Daya Saing Sektor Jasa Logistik di Indonesia Jakarta, 22 September 2015 KEBIJAKAN PERGUDANGAN

Lebih terperinci

Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI

Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI Pangan merupakan kebutuhan pokok (basic need) yang paling azasi menyangkut kelangsungan kehidupan setiap

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN KEGIATAN KAJIAN ISU-ISU AKTUAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI Oleh: Erwidodo PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

Boks 2. Pembentukan Harga dan Rantai Distribusi Beras di Kota Palangka Raya

Boks 2. Pembentukan Harga dan Rantai Distribusi Beras di Kota Palangka Raya Boks Pola Pembentukan Harga dan Rantai Distribusi Beras di Kota Palangka Raya Pendahuluan Salah satu komoditas yang memiliki kontribusi besar bagi inflasi Kota Palangka Raya adalah beras. Konsumsi beras

Lebih terperinci

RINGKASAN HASIL PENELITIAN KOMODITAS-KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI PALEMBANG DAN PROSES PEMBENTUKAN HARGANYA

RINGKASAN HASIL PENELITIAN KOMODITAS-KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI PALEMBANG DAN PROSES PEMBENTUKAN HARGANYA Suplemen 3 RINGKASAN HASIL PENELITIAN KOMODITAS-KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI PALEMBANG DAN PROSES PEMBENTUKAN HARGANYA Bank Indonesia Palembang bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera

Lebih terperinci

Perkembangan Harga Beras, Terigu Dan Gula Di Indonesia Tahun 2008 Selasa, 31 Maret 2009

Perkembangan Harga Beras, Terigu Dan Gula Di Indonesia Tahun 2008 Selasa, 31 Maret 2009 Perkembangan Harga Beras, Terigu Dan Gula Di Indonesia Tahun 2008 Selasa, 31 Maret 2009 Sembilan bahan pokok (Sembako) merupakan salah satu masalah vital dalam suatu Negara. Dengan demikian stabilitasnya

Lebih terperinci

PERSIAPAN MENJELANG BULAN RAMADHAN & HARI RAYA IDUL FITRI

PERSIAPAN MENJELANG BULAN RAMADHAN & HARI RAYA IDUL FITRI HIGH LEVEL MEETING PERSIAPAN MENJELANG BULAN RAMADHAN & HARI RAYA IDUL FITRI Denpasar, 18 Mei 2017 PERKEMBANGAN INFLASI NASIONAL 2 PERKEMBANGAN INFLASI NASIONAL 3 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 Inflasi

Lebih terperinci

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG 67 VI. PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG Harga komoditas pertanian pada umumnya sangat mudah berubah karena perubahan penawaran dan permintaan dari waktu ke waktu. Demikian pula yang terjadi pada

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016 Koreksi Harga Paska Idul Fitri Dorong Deflasi Agustus

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2016

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2016 PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2016 Hotel Aston, Pontianak 2 4 Agustus 2016 Petani sering merugi Bulog belum hadir di petani Rantai pasok panjang Struktur pasar

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017 RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017 INFLASI IHK Inflasi Juni 2017 Terkendali Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi 0,69% (mtm) di bulan Juni (Tabel 1). Inflasi IHK pada periode puasa dan lebaran

Lebih terperinci

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Beras. Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang, BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH. S u w a n d i

TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH. S u w a n d i TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH S u w a n d i DASAR PEMIKIRAN Bawang merah merupakan salah satu komoditi strategis dan ekonomis untuk pemenuhan

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016 Inflasi Lebaran 2016 Cukup Terkendali INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016 Penurunan Harga BBM dan Panen Raya Dorong Deflasi Bulan

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016 Inflasi Ramadhan 2016 Cukup Terkendali INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Sentra Produksi Pisang di Lampung. Tanjung Karang merupakan Ibukota sekaligus pusat pemerintahan provinsi Lampung, sebagai salah satu provinsi sentra produksi utama

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2018

PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2018 PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2018 Oleh: Badan Ketahanan Pangan Disampaikan pada Pertemuan Musrenbangtan, Jakarta 30 Mei 2017 I PROGRES KEGIATAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 REALISASI

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. A. Kontribusi Pangan Terhadap Laju Inflasi Di Indonesia

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. A. Kontribusi Pangan Terhadap Laju Inflasi Di Indonesia 47 IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Kontribusi Pangan Terhadap Laju Inflasi Di Indonesia Inflasi volatile food merupakan inflasi yang berasal dari sekelompok komoditas bahan pangan. Inflasi volatile food

Lebih terperinci

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Beras. Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi

Lebih terperinci

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan pertanian dan ketahanan pangan adalah meningkatkan produksi untuk memenuhi penyediaan pangan penduduk, mencukupi kebutuhan bahan baku industri dalam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) MELALUI TOKO TANI INDONESIA (TTI) Konsep dan Implementasi

PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) MELALUI TOKO TANI INDONESIA (TTI) Konsep dan Implementasi PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) MELALUI TOKO TANI INDONESIA (TTI) Konsep dan Implementasi Pontianak, 3 Agustus 2016 Harga Bergejolak Rantai pasok panjang OP bersifat temporer KONDISI RIIL Keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di daerah tropis karena dilalui garis khatulistiwa. Tanah yang subur dan beriklim tropis

Lebih terperinci

ANALISIS INFLASI MARET 2016

ANALISIS INFLASI MARET 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) ANALISIS INFLASI MARET 2016 Komoditas Pangan Dorong Inflasi IHK Maret INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

SURVEI PEMBENTUKAN HARGA BERAS DI KOTA KUPANG

SURVEI PEMBENTUKAN HARGA BERAS DI KOTA KUPANG SURVEI PEMBENTUKAN HARGA BERAS DI KOTA KUPANG LATAR BELAKANG Pola inflasi di Kota Kupang merupakan suatu tren cyclical, dimana pada bulan-bulan tertentu akan mengalami inflasi yang tinggi. Salah satu penyebab

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN HARGA DAN PASOKAN PANGAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT PERIODE BULAN MARET TAHUN 2015

PERKEMBANGAN HARGA DAN PASOKAN PANGAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT PERIODE BULAN MARET TAHUN 2015 PERKEMBANGAN HARGA DAN PASOKAN PANGAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT PERIODE BULAN MARET TAHUN 2015 Berdasarkan pemantauan harga dan pasokan pangan pada kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat dengan melibatkan

Lebih terperinci

PAPER TUTORIAL PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN. Masalah Utama Pertanian di Provinsi Sulawesi Barat

PAPER TUTORIAL PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN. Masalah Utama Pertanian di Provinsi Sulawesi Barat PAPER TUTORIAL PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN Masalah Utama Pertanian di Provinsi Sulawesi Barat Nama Anggota: Nurul Setyaningsih 115040200111086 Nimas Ayu Kinasih 115040201111157 Nurhadi 115040201111172

Lebih terperinci

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan Pola Inflasi Ramadhan 1 Tracking bulan Juni 2014 2 Risiko Inflasi s.d Akhir 2014 3 Respon Kebijakan 4 Pola Inflasi Ramadhan Bila mengamati pola historis inflasi selama periode Ramadhan-Idul Fitri, umumnya

Lebih terperinci

Boks 2. KARAKTERISTIK KOMODITI PENYUMBANG INFLASI TERBESAR DI KOTA JAMBI

Boks 2. KARAKTERISTIK KOMODITI PENYUMBANG INFLASI TERBESAR DI KOTA JAMBI Boks 2. KARAKTERISTIK KOMODITI PENYUMBANG INFLASI TERBESAR DI KOTA JAMBI Meningkatnya harga yang tercermin melalui angka inflasi secara secara umum disebabkan oleh meningkatnya permintaan, menurunnya penawaran,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini didasari oleh teori-teori mengenai konsep sistem tataniaga; konsep fungsi tataniaga; konsep saluran dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN 41/08/73/Th. XVIII, 4 AGUSTUS PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI JULI PROVINSI SULAWESI SELATAN INFLASI 1,17 PERSEN Pada, Provinsi Sulawesi Selatan terjadi inflasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kabupaten Brebes merupakan daerah sentra produksi bawang merah di Indonesia, baik dalam hal luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas per

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH PERKEMBANGAN INFLASI ACEH Inflasi Aceh masih berada pada tren penurunan yang terjadi sejak pertengahan tahun lalu. Pada periode laporan, laju inflasi Aceh adalah 0,22% (yoy) jauh lebih rendah dibandingkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH PERKEMBANGAN INFLASI ACEH Pada Desember 2011, inflasi 1 tahunan Aceh tercapai di angka 3,43% (yoy), jauh lebih rendah dibanding inflasi Desember 2010 yang sebesar 5,86% (yoy). Penurunan tekanan inflasi

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS DAGING AYAM RAS INDONESIA 2015

DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS DAGING AYAM RAS INDONESIA 2015 Katalog BPS : DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS DAGING AYAM RAS INDONESIA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS DAGING AYAM RAS INDONESIA 2015 Subdirektorat Statistik Perdagangan Dalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006) tataniaga dapat didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PENENTUAN HARGA PEMBELIAN GABAH 1)

ANALISIS KEBIJAKAN PENENTUAN HARGA PEMBELIAN GABAH 1) 74 Pengembangan Inovasi Pertanian 1(1), 2008: 74-81 Erizal Jamal et al. ANALISIS KEBIJAKAN PENENTUAN HARGA PEMBELIAN GABAH 1) Erizal Jamal, Hendiarto, dan Ening Ariningsih Pusat Analisis Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK 56 TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA Agus Trias Budi, Pujiharto, dan Watemin Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No.14/03/72/Th.XX, 01 Maret 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Selama Februari 2017, Sebesar 0,29 Persen Dari 82 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 62 kota mengalami inflasi sementara 20

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017 RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017 Koreksi Harga Pangan dan Faktor Musiman Dorong Deflasi Agustus INFLASI IHK Inflasi Agustus 2017 terkendali sehingga masih mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017 sebesar

Lebih terperinci

Distribusi Perdagangan Komoditas Gula Pasir Indonesia 2016 ISBN: - No. Publikasi: 06130.1604 Katalog: 8201007 Ukuran Buku: 18,2 x 25,7 cm Jumlah Halaman: xx + 124 Halaman/Pages Naskah: Subdirektorat Statistik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/01/72/Th.XVIII, 2 Januari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Selama Desember 2014, Inflasi Sebesar 2,86 Persen Dari 82 kota pantauan secara nasional, seluruhnya mengalami inflasi selama

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017 RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017 TPI dan Pokjanas TPID Harga Pangan Dorong Inflasi Oktober 2017 Tetap Rendah INFLASI IHK Inflasi IHK sampai dengan Oktober 2017 terkendali dan mendukung pencapaian sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan makanan pokok di Indonesia. Beras bagi masyarakat Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik di negara ini. Gejolak

Lebih terperinci

Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah RINGKASAN. INFLASI IHK SULUT (mtm) INFLASI FEBRUARI 2017 IHK BULANAN KOMODITAS UTAMA FEBRUARI 2017

Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah RINGKASAN. INFLASI IHK SULUT (mtm) INFLASI FEBRUARI 2017 IHK BULANAN KOMODITAS UTAMA FEBRUARI 2017 Jan-12 Apr-12 Jul-12 Okt-12 Jan-13 Apr-13 Jul-13 Okt-13 Jan-14 Apr-14 Jul-14 Okt-14 Jan-15 Apr-15 Jul-15 Okt-15 Jan-16 Apr-16 Jul-16 Okt-16 Jan-17 Kantor Perwakilan Bank Indonesia INFLASI IHK SULUT (mtm)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan. Pengembangan hortikuktura diharapkan mampu menambah pangsa pasar serta berdaya

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN HARGA CABAI MERAH KERITING

PEMBENTUKAN HARGA CABAI MERAH KERITING PEMBENTUKAN HARGA CABAI MERAH KERITING (Capsicum annum L) DENGAN ANALISIS HARGA KOMODITAS DI SENTRA PRODUKSI DAN PASAR INDUK (Suatu Kasus pada Sentra produksi Cabai Merah Keriting di Kecamatan Cikajang,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara tradisional Indonesia adalah negara agraris yang banyak bergantung pada aktivitas dan hasil pertanian, dapat diartikan juga sebagai negara yang mengandalkan sektor

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TA ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

LAPORAN AKHIR TA ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN AKHIR TA. 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAII EKONOMI TINGG GI Oleh: Henny Mayrowani Nur Khoiriyahh Agustin Dewa Ketut Sadra Swastika Miftahul Azis Erna Maria Lokollo

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 67/10/51/Th. X, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SEPTEMBER 2016, NTP BALI NAIK 0,74 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan September 2016 tercatat meningkat sebesar 0,74

Lebih terperinci

:/ tp ht w.b ps w /w id o..g Distribusi Perdagangan Komoditas Beras Indonesia 2016 ISBN: - No. Publikasi: 06130.1602 Katalog: 8201008 Ukuran Buku: 18,2 x 25,7 cm Jumlah Halaman: xviii + 147 Halaman/Pages

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER INFLASI IHK Inflasi September 2017 Terkendali Inflasi IHK sampai dengan September 2017 terkendali dan mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017. Pada bulan September inflasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki peran yang cukup strategis dalam perekonomian nasional. Hal ini tercermin dari perannya sebagai pemenuh kebutuhan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sistem dan Pola Saluran Pemasaran Bawang Merah Pola saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Brebes terbentuk dari beberapa komponen lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat Oktober 2017, Mamuju Deflasi 0,48 persen. Berdasarkan hasil Survei Harga

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA BERAS

ANALISIS TATANIAGA BERAS VI ANALISIS TATANIAGA BERAS Tataniaga beras yang ada di Indonesia melibatkan beberapa lembaga tataniaga yang saling berhubungan. Berdasarkan hasil pengamatan, lembagalembaga tataniaga yang ditemui di lokasi

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BERAS INDONESIA 2015

DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BERAS INDONESIA 2015 DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BERAS INDONESIA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BERAS INDONESIA 2015 Subdirektorat Statistik Perdagangan Dalam Negeri DISTRIBUSI PERDAGANGAN

Lebih terperinci

Boks 2. Perkembangan Harga Menjelang Hari Besar Keagamaan

Boks 2. Perkembangan Harga Menjelang Hari Besar Keagamaan Boks 2. Perkembangan Harga Menjelang Hari Besar Keagamaan Bahan Makanan Menjelang hari besar keagamaan, beberapa komoditi menunjukkan peningkatan terutama untuk komiditi daging-dagingan serta bumbu-bumbuan.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 56/10/72/Th.XIX, 03 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Selama September 2016, Sebesar 0,59 Persen Dari 82 kota pantauan IHK nasional, 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami

Lebih terperinci

Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia

Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia Inflasi di bulan Desember menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan bulan lalu dan lebih tinggi dari historisnya. Inflasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan bahan pangan adalah ketersediaan bahan pangan secara fisik di suatu wilayah dari segala sumber, baik itu produksi domestik, perdagangan dan bantuan. Ketersediaan

Lebih terperinci

Potensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1

Potensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1 Boks I Potensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1 Gambaran Umum Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini menghadapi risiko yang meningkat seiring masih berlangsungnya krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN 06/02/73/Th. XX, 1 Februari PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI SULAWESI SELATAN BULAN JANUARI Bulan uari Sulawesi Selatan 1,22 persen Pada bulan uari, Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol Karo (2010) melakukan penelitian mengenai analisis usahatani dan pemasaran kembang kol di Kelompok Tani Suka Tani, Desa Tugu Utara,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya buah tropis yang melimpah yang bisa diandalkan sebagai kekuatan daya saing nasional secara global dan sangat menjanjikan. Buah tropis adalah

Lebih terperinci