MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 138/PUU-XIII/2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 138/PUU-XIII/2015"

Transkripsi

1 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 138/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG PERKEBUNAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (I) J A K A R T A SELASA, 24 NOVEMBER 2015

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 138/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan [Pasal 12 ayat (2), Pasal 13, Pasal 27 ayat (3), Pasal 29, Pasal 30 ayat (1), Pasal 42, Pasal 55, Pasal 57 ayat (2), Pasal 58 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 107, Dan Pasal 114 ayat (3)] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) 2. Perkumpulan Sawit Watch 3. Aliansi Petani Indonesia (API), dkk. ACARA Pemeriksaan Pendahuluan (I) Selasa, 24 November 2015 Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Wahiduddin Adams (Ketua) 2) I Dewa Gede Palguna (Anggota) 3) Suhartoyo (Anggota) Dewi Nurul Savitri Panitera Pengganti i

3 Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Mansuetus Alsy Hanu 2. Sutrisno 3. Saut Situmorang B. Kuasa Hukum Pemohon: 1. Arif Suherman 2. Ridwan Darmawan 3. Marselinus Andri 4. Priadi ii

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: WAHIDUDDIN ADAMS Sidang Perkara Nomor 138/PUU-XIII/2015 dibuka dan terbuka untuk umum. Silakan Pemohon atau Kuasanya yang hadir untuk memperkenalkan diri. 2. KUASA HUKUM PEMOHON: ARIF SUHERMAN Baik. Assalamualaikum wr. wb. Selamat siang, Yang Mulia Majelis Hakim yang kami hormati, untuk perkara ini kami yang hadir, ada Prinsipal dan ada juga Kuasa Hukum. Untuk Prinsipal dari Serikat Petani Kelapa Sawit, yang kedua dari perkumpulan kelapa sawit Perkumpulan Sawit Watch, maaf, Yang Mulia. Untuk Kuasa Yang Mulia, saya sendiri, Arif Suherman. 3. KUASA HUKUM PEMOHON: RIDWAN DARMAWAN Saya Ridwan Darmawan. 4. KUASA HUKUM PEMOHON: MARSELINUS ANDRI Saya Marselinus Andri. 5. KUASA HUKUM PEMOHON: PRIADI Saya Priadi. KETUK PALU 3X 6. KUASA HUKUM PEMOHON: ARIF SUHERMAN Ya, selanjutnya ada mas Pak Sutrisno dan dari Prinsipal, Saut Situmorang. Terima kasih, Yang Mulia. 7. KETUA: WAHIDUDDIN ADAMS Baik. Acara kita hari ini adalah pemeriksaan pendahuluan dan nanti Hakim akan memberikan nasihat untuk perbaikan. Untuk itu, dipersilakan Pemohon atau Kuasanya untuk menyampaikan pokok-pokok permohonan, jadi pokok-pokoknya saja, ya karena Permohonannya 1

5 sendiri sudah kita terima, kita baca. Jadi, pokok-pokok yang disampaikan kepada persidangan ini. Silakan. 8. KUASA HUKUM PEMOHON: RIDWAN DARMAWAN Baik. Terima kasih, Yang Mulia. Pokok permohonan dalam uji materi ini adalah yang pertama terkait Pasal 12 ayat (2) sepanjang frasa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Perkebunan bertentangan dengan Pasal 18D ayat (2), Pasal 28D ayat (1), dan Pasal 28I ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun Pasal 12 ayat (1) dan ayat (2) undang-undang a quo menyebutkan saya kira tidak perlu dibacakan. Nah, pelaksanaan musyawarah dengan masyarakat adat tidak seharusnya diatur dalam peraturan perundang-undangan karena hukum masyarakat adat telah mengaturnya di dalam hukum mereka sendiri. Jadi, ketentuan atau frasa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, saya kira ini atau kami kira Para Pemohon sangat kabur dan perundang-undangan yang mana yang harus dirujuk oleh pemberlakuan Pasal 12 ayat (2) tersebut karena sejatinya masyarakat hukum adat sendiri sudah memiliki pranata sendiri soal perangkat untuk melakukan proses musyawarah, untuk melakukan proses musyawarah, proses-proses hukum adat yang mereka percayai dan masih berjalan hingga hari ini, sehingga ketentuan tersebut saya kira bertentangan dengan Pasal 18D ya, pengakuan konstitusi tentang apa masyarakat hukum adat dan masyarakat adat itu sendiri, terutama ketika dihubungkan juga dengan beberapa keputusan Mahkamah terkait pengakuan atas hak konstitusional masyarakat hukum adat itu. Sementara ketika mengacu kepada perundang-undangan yang apa mengatur perlindungan hukum masyarakat adat juga hingga hari ini belum ada ya yang disahkan, bahkan apa prosesnya hilang dari prolegnas yang sebelumnya dalam periode lalu sudah masuk program legislasi nasional, tapi periode hari ini justru RUU Perlindungan Masyarakat Hukum Adat juga belum justru tidak ada itu. Jadi apa frasa tersebut kemudian menurut kami sangat menimbulkan ketidakpastian hukum, kemudian juga jaminan perlindungan sebagaimana yang diatur dalam konstitusi. Selanjutnya Pasal 13 sepanjang frasa ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan Undang-Undang Nomor 39 tahun 2004 tentang Perkebunan bertentangan dengan Pasal 18D ayat (2), Pasal 28D ayat (1), dan Pasal 28I ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun Pasal 13 undang-undang a quo menyatakan masyarakat hukum adat, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 2

6 Saya kira pembahasannya hampir sama dengan poin yang pertama tadi bahwa menurut kami menyitir putusan Mahkamah Konstitusi pada perkara pengujian Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang berbunyi pada halaman 170 sampai 133 kutipannya adalah, Adapun syarat pengakuan dan penghormatan masyarakat hukum adat dalam frasa sepanjang kenyataannya masih ada dalam dan diakui kebenarannya harus dimaknai sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat karena hukum adat pada umumnya merupakan hukum yang tidak tertulis dan merupakan living law, artinya merupakan hukum yang yang diterima (accepted) dan dijalankan serta ditaati oleh masyarakat yang bersangkutan karena memenuhi rasa keadilan bagi mereka dan serta diakui oleh konstitusi. Jadi, frasa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundangundangan menimbulkan dua pertanyaan. Pertama, Undang-Undang Dasar Tahun 1945 memandatkan perlindungan masyarakat adat diatur dengan undang-undang. Nah, sekarang undang-undangnya belum ada, sehingga proses apa perlindungan masyarakat hukum adat tersebut dalam pemberlakuannya akan terhambat ketika apa ketetapan masyarakat hukum adat itu harus di atau harus melalui penetapan peraturan perundang-undangan. Lalu, tidak jelasnya peraturan perundangan yang harus dirujuk. Nah, ini yang juga apakah di berbagai macam undang-undang, peraturan menteri agraria, atau peraturan daerah. Berikutnya Pasal 27 ayat (3) sepanjang kata perorangan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan bertentangan dengan Pasal 28A, Pasal 28C ayat (1), ayat (2), dan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai dikecualikan untuk perorangan petani kecil. Bunyi Undang-Undang Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Perkebunan, Kegiatan pencarian dan pengumpulan sumber daya genetik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan oleh orang perorangan atau badan hukum berdasarkan izin menteri. Sebagaimana kita ketahui bahwa pada putusan perkara Nomor 99/PUU-IX/2012 tentang uji materiil Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman terhadap Undang-Undang DasarTahun 1945, Mahkamah telah menyatakan bahwa perorangan atau kata perorangan di dalam Pasal 9 ayat (3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1993 tersebut dikecualikan dari ketentuan izin dari kementerian atau instansi yang diberi kewenangan untuk memberikan izin. Nah, dalam Pasal 27 ayat (3), kemudian Pasal 29 sepanjang kata dapat, kemudian Pasal 30 ayat (1) sepanjang frasa varietas hasil pemuliaan. Ini semua mengacu pada putusan Mahkamah Konstitusi di uji materi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 yang pada pokoknya menyatakan bahwa perorangan petani kecil harus diberikan apa pengecualian dari apa izin dari kementerian atau instansi yang 3

7 diberi kewenangan justru kemudian Mahkamah juga memandatkan untuk pemerintah dalam hal ini instansi yang terkait untuk menangani hal itu justru memberikan pembinaan, pendidikan, dan pembedayaan bagi para petani kecil untuk memuliakan pemuliaan, mencari plasma nutfah, dan apa pemuliaan tanaman sebagaimana hak turuntemurun yang sudah dilakukan oleh para petani kecil tersebut demi kehidupan dan penghidupan mereka sebagai petani yang pada sejarahnya mereka tidak dipisahkan antara petani pemulia dengan petani lanjutan atau petani pertanaman, begitu. Selanjutnya, saya persilakan rekan saya untuk melanjutkan, Yang Mulia. 9. KUASA HUKUM PEMOHON: ARIF SUHERMAN Baik. Terima kasih. Akan kami lanjutkan, Yang Mulia. Untuk selanjutnya, Yang Mulia. Pasal 42 sepanjang frasa hak atas tanah dan/atau izin usaha perkebunan Undang-Undang Dasar Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perkebunan bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) dan Pasal 33 ayat (3) Undang- Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai hak atas tanah dan izin usaha perkebunan. Pasal 42, Yang Mulia, menyatakan, Kegiatan usaha budi daya tanaman perkebunan dan/atau usaha pengelolaan hasil perkebunan sebagaimana dimaksud Pasal 41 ayat (1) hanya dapat dilakukan oleh perusahaan perkebunan apabila telah mendapat hak atas tanah dan/atau izin usaha perkebunan. Menurut kami di sini, Yang Mulia, frasa hak atas tanah dan/atau izin usaha perkebunan ini bertentangan dengan Pasal 28D dan Pasal 33 ayat (3) ini karena menurut kami ada... ada frasa yang... ada frasa yang artinya menurut kami hal ini bisa menimbulkan konflik-konflik agraria karena ada frasa hak atas tanah atau izin usaha perkebunan itu atau bukan kalimat dan, sehingga perusahaan itu bisa mempunyai dua opsi, artinya bisa hanya... bisa saja menggunakan hak atas tanah atau izin usaha perkebunan untuk melakukan budidaya tanaman perkebunan itu sendiri. Di sisi lain tidak ada kemudian jika kalimat atau ini kemudian diterapkan, Yang Mulia, artinya dengan izin usaha perkebunan tidak mempunyai alas hak itu perusahaan perkebunan bisa melakukan budidaya perkebunan, Yang Mulia. Untuk selanjutnya, Yang Mulia, Pasal 55 sepanjang frasa tidak... secara tidak sah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai konflik tanah perkebunan dan pemetaan tanah hak ulayat masyarakat hukum adat telah diselesaikan. 4

8 Pasal 55 undang-undang a quo menyatakan, Setiap orang secara tidak sah dilarang: a. Mengerjakan, menggunakan, menduduki, dan/atau menguasai lahan perkebunan. b. Mengerjakan, menggunakan, menduduki, dan/atau menguasai tanah masyarakat atau tanah ulayat masyarakat hukum adat dengan maksud untuk usaha perkebunan. c. Melakukan penebangan tanaman dalam kawasan perkebunan atau memanen dan/atau memungut hasil perkebunan. Bahwa Mahkamah Konstitusi dalam Putusan Nomor 55/PUU- XIII/2010 tentang permohonan pengujian Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan terhadap Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Mahkamah berpendapat sebelum dilakukan penelitian untuk memastikan keberadaan masyarakat hukum adat dengan batas wilayahnya yang jelas, sebagaimana dimaksud oleh penjelasan Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Perkebunan, sulit menentukan siapa yang melanggar Pasal 21 dan dikenakan pidana Pasal 47 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Perkebunan. Ketidakjelasan rumusan Pasal 21 yang diikuti dengan ancaman pidana dalam Pasal 47 ayat (1), ayat (2) menimbulkan ketidakpastian hukum yang potensial melanggar hak-hak konstitusional warga negara. Jadi menurut kami, Yang Mulia, frasa setiap orang tidak sah ini hampir serupa dengan frasa penggunaan tanah perkebunan tanpa izin dalam Undang-Undang Perkebunan yang lama yang kemudian telah dianulir oleh Mahkamah Konstitusi. Artinya menurut kami frasa tidak sah dalam Pasal 55 ini adalah konstitusional... inkonstitusional sepanjang tidak dimaknai konflik tanah perkebunan dan pemetaan tanah ulayat masyarakat hukum adat telah diselesaikan karena dalam permohonan yang sebelumnya, Yang Mulia. Artinya siapa yang memasuki... siapa orang yang tidak sah memasuki lahan perkebunan itu tidak jelas karena tidak selesainya pemetaan tanah masyarakat hukum adat, Yang Mulia. Jadi, di sini penggunaan pasal ini artinya bisa dikatakan inkonstitusional sepanjang bahwa lahan perkebunan itu telah selesaikan pemetaan, Yang Mulia. Untuk selanjutnya dilanjutkan oleh rekan kami, Yang Mulia. 10. KUASA HUKUM PEMOHON: PRIADI Ya, terima kasih, Yang Mulia. Selanjutnya saya teruskan, terkait Pasal 55 sepanjang frasa secara tidak sah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun oh, ya, maaf, Yang Mulia, saya ulangi. Terkait Pasal 57 ayat (2) sepanjang frasa pola kerjasama undang-undang a quo bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) Undang- Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai adanya kesepakatan para pihak dalam kebersamaan partisipasi para pihak, kearifan lokal, dan kemandirian petani kebun dalam memilih pola kerjasama. 5

9 Bahwa di dalam Pasal 57 undang-undang a quo menyatakan bahwa kemitraan usaha perkebunan dapat berupa pola kerjasama, ada lima pola kerjasama penyedia sarana produksi, ada produksi, pengolahan (suara tidak terdengar jelas) kepemilikan saham, dan jasa pendukung lainnya. Bahwa kemitraan harus berdasarkan kepada kesepakatan para pihak yang partisipatif. Pasal 57 ayat (2) mengatur kepada pilihan kegiatan yang dikerjasamakan bukan kepada polanya. Bahwa pola yang ditentukan lebih dulu di atas itu melibatkan kesepakatan para pihak dalam kebersamaan partisipasi para pihak, kearifan lokal, dan kemandirian petani pekebun dalam memilih pola kerjasama lebih banyak menghasilkan ketidakberhasilan. 11. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Melibatkan atau tanpa? 12. KUASA HUKUM PEMOHON: PRIADI Bagaimana, Yang Mulia? 13. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Tadi Anda baca melibatkan, tapi di sini tertulis tanpa melibatkan, yang mana yang benar? 14. KUASA HUKUM PEMOHON: PRIADI Tanpa melibatkan, Yang Mulia, ya, tanpa melibatkan, maaf. Saya ulangi lagi bahwa pola kerja sama yang telah ditentukan lebih dulu dari atas tanpa melibatkan kesepakatan para pihak dalam kebersamaan, partisipasi para pihak, kearifan lokal, dan kemandirian petani pekebun dalam memenuhi pola kerja sama lebih banyak menghasilkan ketidakberhasilan. Hal tersebut dikarenakan perjanjian pola kerja sama seringkali dibuat secara sepihak oleh perusahaan. Perjanjian tersebut tidak juga disosialisasikan hingga dipahami oleh koperasi, bahkan bagi perusahaan yang malas atau cenderung copy-paste atau meniru dari perjanjian perusahaan lainnya. Sebaiknya, sebuah perjanjian yang legal harus dipahami dan diketahui soal manfaat dan rugi dari sebuah kemitraan. Akibat dari perjanjian yang dibuat secara sepihak, begitu banyak substansi kontrak yang merugikan petani dan menguntungkan perusahaan, sehingga petani tidak memiliki posisi tawar untuk menawarkan keadilan. Jadi, yang kita sasar di sini bahwa pola kemitraan 6

10 yang terjadi selama ini telah diarahkan secara sepihak dari aturan-aturan yang ada, turunan dari undang-undang ini sendiri juga, dan juga dari pihak perusahaan, dan tanpa ada para pekebun bisa memiliki kekuatan untuk berkontrak secara setara dengan perusahaan. Terus, berikutnya, Pasal 58 ayat (1) sepanjang frasa dari total luas areal kebun yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan, undangundang a quo tentang Perkebunan bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai di dalam areal hak atas tanah perusahaan perkebunan. Pasal 58 ayat (1) undang-undang a quo menyatakan, Perusahaan perkebunan memiliki izin usaha perkebunan atau izin usaha perusahaan perkebunan yang memiliki izin usaha perkebunan atau izin usaha perkebunan untuk budidaya wajib memfasilitasi pembangunan dalam masyarakat sekitar paling rendah seluas 20% dari total luas areal yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan. Izin usaha perkebunan bukanlah hak atas tanah, sehingga menjadi tidak jelas tanah mana yang akan dipergunakan perusahaan untuk memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat tersebut. Pasal 58 ayat (1) undang-undang a quo juga tidak jelas apakah pembangunan kebun masyarakat sebesar 20% itu berada di dalam atau di luar areal kebun hak guna usaha. Ketidakjelasan tanah di mana dan tanah siapa yang dipergunakan untuk memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat menimbulkan ketidakpastian hukum bagi masyarakat di sekitar perkebunan dan kasus ini terjadi di seluruh Indonesia, Yang Mulia. 15. KUASA HUKUM PEMOHON: RIDWAN DARMAWAN Baik. Selanjutnya, Pasal 58 ayat (2) sepanjang frasa disepakati sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai kesepakatan para pihak dalam kebersamaan, partisipatif, kemandirian, kesetaraan, dan sadar akan kemanfaatan pembangunan kebun masyarakat. Bahwa Pasal 58 ayat (2), fasilitas pembangunan kebun masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan melalui pola kredit, bagi hasil, atau bentuk pendanaan lain yang disepakati sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Jaminan kepastian hukum dijamin dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pada Pasal 8D ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun Bahwa fasilitas pembangunan kebun masyarakat harus berdasarkan kesepakatan para pihak dalam kebersamaan, partisipatif, kemandirian, kesetaraan, dan sadar akan kemanfaatan pembangunan kebun masyarakat. Bahwa pasal a quo lebih menekankan nantinya akan 7

11 diatur melalui perundang-undangan daripada kesepakatan para pihak dalam kebersamaan dan seterusnya tadi, sehingga dalam praktiknya seperti halnya ini kewenangan pendelegasian dari undang-undang kepada aturan turunannya, apakah itu PP, kemudian permentan (peraturan menteri pertanian) sebagaimana yang sudah berlaku hari ini. Sebagai contoh dalam konteks pembangunan fasilitas perkebunan 20% bagi para pemegang HGU atau izin usaha perkebunan, dalam kenyataannya di dalam permentan itu adalah di luar areal HGU yang atau izin usaha perkebunan yang dipunyai oleh korporasi atau perusahaan, sehingga dari luasan 100% HGU itu perusahaan boleh memfasilitasi atau diwajibkan memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat, tapi di luar konsesi yang sudah diberikan tersebut, sehingga itu akan sangat mengakibatkan terjadinya konversi-konversi lahan-lahan pertanian pangan dan juga akan banyak terjadi kerugian lingkungan hidup yang tentu saja seperti yang kita alami belakangan ini sebelum musim hujan tiba, kebakaran hutan, dan lain sebagainya akan semakin... terutama juga dikaitkan dengan apa... cita-cita atau apa... capaian yang ingin dicapai oleh pemerintah hari ini untuk mencapai satu negara perkebunan sawit ini juga akan mengakibatkan saya kira kedaulatan pangan dan sebagainya akan terganggu akibat konversi lahan ke lahan sawit, sehingga aturan ini kemudian perlu untuk diberikan penegasan dari jaminan kepastian hukum sebagaimana konstitusi Pasal 28D ayat (1). Selanjutnya Pasal 107 sepanjang frasa secara tidak sah Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 sepanjang tidak dimaknai konflik tanah perkebunan dan pemetaan tanah ulayat masyarakat hukum adat telah diselesaikan. Sebagaimana tadi sudah disebutkan ini adalah pasal pemidaannya, sehingga mutatis mutandis kami kira Pasal 107 ini harus juga dinyatakan tidak sah sebagaimana Pasal 55 sepanjang frasa secara tidak sah. Kemudian, Pasal 114 ayat (3) sepanjang frasa setelah masa berlaku hak guna usaha berakhir Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan bertentangan dengan Pasal 28I ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai jangka waktu penyesuaian sesuai dengan ketentuan ayat (2). Pasal 114 ayat (3) menyebutkan penanaman modal asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang ini penanam modal asing wajib menyesuaikan setelah masa berlaku hak guna usaha berakhir. Ketentuan ini bertentangan dengan Pasal 8I ayat (2) karena terjadi diskriminasi antara perlakuan untuk penanam modal asing dengan penanam modal dalam negeri dimana penanam modal dalam negeri atau perusahaan perkebunan, ya yang telah melakukan usaha perkebunan diberikan waktu 5 tahun untuk penyesuaian dengan undang- 8

12 undang ini, sementara untuk penanaman modal asing diberikan waktu setelah hak guna berakhir. Saya kira hal ini jika dibandingkan dengan seperti halnya Undang- Undang Minerba yang memberikan peluang untuk renegosiasi atau penyesuaian bagi penanam modal asing, para pemegang konsesi kontrak karya dan lain sebagainya itu cukup setahun untuk penyesuaian dengan apa namanya... dengan Undang-Undang Minerba tersebut. Kemudian juga untuk di dalam Undang-Undang Holtikultura, saya kira itu juga diberikan hal yang sama untuk penyesuaian selama 5 tahun selama 3 tahun, mohon maaf, Majelis. Dan saya kira ini akan apa... juga mencederai ya, hak menguasai negara dalam konteks apa... penggunaan, pengurusan, dan apa namanya... ketika hak menguasai negara itu tidak harus hilang ya, konteks pengurusan, pengelolaan, dan aturan pengawasannya ketika hak guna itu diberikan... hak guna usaha diberikan kepada para pemegang HGU tersebut, sehingga ketika peraturan perundangundangan menyatakan bahwa para pemegang HGU itu harus melakukan penyesuaian tidak harus.. saya kira apa... menunggu hak guna usaha itu berakhir, gitu. Selanjutnya kesimpulan saya kira tidak perlu dibacakan langsung pada petitum. 16. KUASA HUKUM PEMOHON: MARSELINUS ANDRI Terima kasih, Yang Mulia. Selanjutnya, berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas dan bukti-bukti terlampir dengan ini Para Pemohon memohon kepada Majelis Hakim Konstitusi yang terhormat agar berkenan memberikan putusan sebagai berikut. 1. Mengabulkan seluruh permohonan pengujian ini. 2. Menyatakan pasal-pasal di bawah ini bertentangan dengan Undang- Undang Dasar Tahun ) Pasal 12 ayat (2) sepanjang frasa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Perkebunan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun ) Pasal 13 ayat sepanjang frasa ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun ) Pasal 27 ayat (3), sepanjang kata perorangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, 9

13 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai dikecualikan untuk perorangan petani kecil. 4) Pasal 29, sepanjang kata dapat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai termasuk perorangan petani kecil. 5) Pasal 30 ayat (1), sepanjang frasa varietas hasil pemuliaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai dikecualikan untuk perorangan petani kecil dalam negeri. 6) Pasal 42, sepanjang frasa hak atas tanah dan/atau izin usaha perkebunan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai hak atas tanah dan izin usaha perkebunan. 7) Pasal 55, sepanjang frasa secara tidak sah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai konflik tanah perkebunan dan pemetaan tanah ulayat masyarakat hukum telah diselesaikan. 8) Bahwa Pasal 57 ayat (2), sepanjang frasa pola kerja sama Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai adanya kesepakatan para pihak dalam kebersamaan, partisipasi para pihak, kearifan lokal, dan kemandirian petani pekebun dalam memilih pola kerja sama. 9) Bahwa Pasal 58 ayat (1), sepanjang frasa dari total luas areal kebun yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

14 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai di dalam areal hak atas tanah perusahaan perkebunan. 10) Bahwa Pasal 58 ayat (2), sepanjang frasa disepakati sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai kesepakatan para pihak dalam kebersamaan, partisipatif, kemandirian, kesetaraan, dan sadar akan kemanfaatan pembangunan kebun masyarakat. 11) Pasal 107, sepanjang frasa secara tidak sah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai konflik tanah perkebunan dan pemetaan tanah ulayat masyarakat hukum telah diselesaikan. 12) Pasal 114 ayat (3), sepanjang frasa setelah masa berlaku hak guna usaha berakhir Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai jangka waktu penyesuaian sesuai dengan ketentuan ayat (2). 17. KETUA: WAHIDUDDIN ADAMS Saya kira untuk yang berikutnya, sepanjang memang tidak ada ya, perubahan ya, sudah cukup karena sama, ya? Kalau di sebelumnya 12 item itu menyebutkan apa pertentangan dengan Undang- Undang Dasar Tahun 1945, kemudian tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, ya? 18. KUASA HUKUM PEMOHON: RIDWAN DARMAWAN Baik, Yang Mulia. 19. KETUA: WAHIDUDDIN ADAMS Saya kira cukup. 11

15 20. KUASA HUKUM PEMOHON: RIDWAN DARMAWAN Baik, Yang Mulia. 21. KETUA: WAHIDUDDIN ADAMS Ya, baiklah, saya kira apa yang menjadi pokok-pokok bahkan juga ada uraian cukup apa panjang tadi, ini sudah disampaikan dan bahan tertulisnya kami terima. Dan pada kesempatan ini, Majelis akan menyampaikan nasihat-nasihat perbaikan yang nanti digunakan sebagai bahan untuk perbaikan atau sesuai dengan maksud dari Pemohon. Mengabaikan atau tidak memerlukan nasihat-nasihat, dipersilakan, ya. Pertama, memang ini undang-undang baru ya, dan banyak sebetulnya rincian lebih lanjutnya yang akan diatur oleh peraturan pemerintah yang disebutkan punya jangka waktu 2 tahun lagi, ya. Ini kan, baru hampir 1 tahun ya, Oktober sudah lewat 1 tahun, sehingga mungkin juga terkait dengan apa yang akan dimohonkan ini nanti akan tampak di peraturan pemerintahnya, ya. Tapi baiklah karena ini memang ini yang diuji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Tahun 1945, maka pertama memang tadi disampaikan ini Pemohon ingin lebih memperhatikan kepentingan perorangan petani kecil yang dirugikan dengan pasal-pasal a quo ini, ya. Yang kedua sistematikanya ini terkait dengan bagian fakta hukum ya, ini sebetulnya dimasukkan di dalam alasan pengujian undang-undang saja, ya. Penamaan bagian itu misalnya dijelaskan di dalam kedudukan hukum Pemohon, ya. Kemudian di bagian c mengenai kedudukan dan hak konstitusional Pemohon ini telah menguraikan legal standing Para Pemohon terkait dengan pengujian uji materi ini, namun kedudukan konstitusional Pemohon ini kurang menguraikan mengenai kerugian konstitusional Pemohon yang di sini lebih cenderung potensial, bagaimana potensialnya terlebih lagi kalau dapat diuraikan secara aktualnya karena di sinilah legal standing dari Saudara-Saudara itu apa dikemukakan. Kemudian tadi memang mengutip terkait putusan MK Nomor 99 ya, tahun 2012 ketika uji materi terhadap Undang-Undang Nomor 12 tentang Sistem Budidaya Tanaman, yang ini dijadikan apa titik tolak. Kemudian, landasan-landasan terkait pengujian pasal-pasal itu, ya. Kemudian, alasan Pemohon bahwa Pasal 12 ayat (2) sepanjang frasa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Ini berkaitan dengan hak-hak masyarakat adat mengenai pengelolaan tanah hak ulayat yang dimiliki oleh masyarakat adat, perlu pula coba lihat pertimbangan dalam Putusan MK nomor 35, di putusan tersebut ada 12

16 perubahan pandangan yang signifikan terhadap pengakuan kepemilikan tanah, hak atas tanah masyarakat adat. Memang tadi disampaikan bahwa kemarin menjelang 2014 yang sudah dibahas itu, undang-undang tentang perlindungan masyarakat hukum adat, tapi tidak selesai. Ya, pernah dicoba itu sudah dibahas di DPR, tapi tidak selesai, ya. Yang selesai justru terkait dengan pembalakan liar ya, hutan. Tapi Undang- Undang tentang Perlindungan Masyarakat Hukum Adat itu tidak sampai selesai, sudah dibahas, sudah dirakerkan di panja. Dicoba mungkin juga meskipun itu undang-undang belum selesai, tapi pokok-pokok pikiran mungkin di sana juga menjadi bahan Saudara. Kemudian, tolong tadi dibaca sudah baik, tapi di penulisannya ya, di halaman 40 itu 3.2 Pasal 13 ayat kok kosong ya, walaupun dia sepanjang frasa, tapi ada Pasal 13 ayat ya, tidak ada. 22. KUASA HUKUM PEMOHON: RIDWAN DARMAWAN Baik, Majelis. 23. KETUA: WAHIDUDDIN ADAMS Atau Pasal 13 saja, silakan saja. Ya nanti diperbaiki, itu disinkronkan juga dengan hal-hal lainnya, ya. Saya kira itu dari saya, silakan, Yang Mulia Pak Palguna. 24. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Terima kasih, Yang Mulia. Dari hal yang kecil dulu, ya. Ini Saudara Agustinus Lumban Raja belum tanda tangan ya, nanti dalam permohonan perbaikan dilengkapi. Gini, saya ingin menyoroti soal legal standing dulu. Pertanyaan saya, Anda mengatakan ini badan hukum, ya? Sudah ada pengesahan di dari Kementerian hukum dan HAM, belum? 25. KUASA HUKUM PEMOHON: PRIADI Sudah, Yang Mulia. 26. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Tidak disertakan sebagai alat bukti di sini karena yang Saudara sebutkan baru ada ( ) 27. HUKUM PEMOHON: RIDWAN DARMAWAN Di dalam lampiran ada, Yang Mulia. 13

17 28. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Tapi di uraian Saudara hanya sebutkan akta notarisnya saja. 29. KUASA HUKUM PEMOHON: RIDWAN DARMAWAN Baik. Itu di perbaikan. 30. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Ya. Nah, itu nanti kalau itu memang sudah ada dilampirkan. 31. KUASA HUKUM PEMOHON: RIDWAN DARMAWAN Baik. 32. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Jadi, dalil badan hukum itu jadi jadi ini. 33. KUASA HUKUM PEMOHON: RIDWAN DARMAWAN Baik, Yang Mulia. 34. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Itu yang pertama. Yang kedua, nah, kalau Anda mendalilkan sebagai badan hukum, maka problem berikutnya adalah sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran karena ini enggak ada yang perorangan warga negara kan, ini semua badan hukum kan, ini yang Pemohon ini. Ya, kan? Betul? 35. KUASA HUKUM PEMOHON: RIDWAN DARMAWAN Betul, Yang Mulia. 36. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Karena itu, maka Saudara harus menguraikan dulu menurut anggaran dasar dan anggaran rumah tangga siapa pihak yang bisa bertindak untuk dan atas nama badan hukum ini, sehingga orang yang bertindak sekarang ini memang benar-benar boleh enggak bertindak untuk dan atas nama badan hukum itu, ya. 14

18 37. KUASA HUKUM PEMOHON: RIDWAN DARMAWAN Baik, Yang Mulia. 38. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Itu dijelaskan ya, di dalam permohonan. 39. KUASA HUKUM PEMOHON: RIDWAN DARMAWAN Ya. 40. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Ya, itu anu penting. Kemudian, nah, baru kemudian langsung setelah itu. Jadi, Saudara jelaskan dulu ini adalah badan hukum begini yang Pemohon I yang boleh bertindak untuk dan atas nama badan hukum di luar maupun di dalam pengadilan adalah si ini. Nah, baru kemudian masuk ke kerugian konstitusional. Nah, di situ masuk ke Pasal 51 dulu, kemudian putusan Mahkamah Konstitusi. Apa kerugian lalu di situ. Itu yang dijelaskan, ya. Ini di halaman 10 itu Saudara belum lengkap mengutip putusan Mahkamah Konstitusi itu yang kerugian konstitusional itu kan, ada di putusan kerugian konstitusional itu kan, ada di putusan Mahkamah Konstitusi 006 tahun 2005 ada a secara spesifik menyebutkan kerugiannya apa, b itu, dan seterusnya itu, cantumkan di situ. Nah, itu sehingga menjadi jelas hubungan kausalnya lalu, ya. Nah, baru kemudian Saudara masuk ke alasan permohonan. Tadi sudah disampaikan oleh Yang Mulia apa alasan permohonan. Saya kira kalau alasan permohonannya sudah cukup rapi. Permohonan ini sudah bagus cuma ada beberapa hal nanti yang akan saya tanyakan. Ini begini ini, ini halaman masih di halaman 10 itu, Anda mengatakan bahwa adapun organisasi yang dapat atau bisa mewakili kepentingan publik adalah organisasi yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh berbagai undang-undang maupun yurisprudensi. Itu Anda tidak bisa mengklaim secara umum begitu, harus ditunjukkan undang-undang yang mana yurisprudensi yang mana itu kalau memang anunya kalau memang begitu. Sebenarnya tanpa menyebut ini pun kalau di Mahkamah Konstitusi kan, Anda cukup menyatakan saja dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya kegiatan dari badan hukum ini apa, itu kan, cukup untuk memberikan standing Anda untuk maju ke Mahkamah Konstitusi daripada ini menimbulkan pertanyaan begitu. Itu sebenarnya kecuali kalau memang Anda punya data mengenai ini undang-undang yang mana yurisprudensi yang Anda tunjuk, sebenarnya itu. Itu harus 15

19 ditegaskan karena tidak setiap NGO itu adalah ipso facto atau ipso jure serta-merta secara hukum itu adalah badan hukum, kan belum tentu, ada NGO yang bukan badan hukum. Nah, oleh karena itu yang di halaman 11 itu saya kira perlu juga Saudara perbaiki bahwa Ornop itu tidak secara serta-merta dia adalah badan hukum apalagi badan hukum privat ya itu. Nah, itu hal-hal yang terkait dengan atau yang relevan dengan penjelasan saya tadi mohon diperhatikan. Nah, sekarang ada istilah yang tidak secara konsisten Saudara pergunakan. Ini yang mana yang Saudara mau pakai ini sebenarnya karena ini juga bisa menimbulkan pengertian yang berbeda. Halaman 38 itu khususnya yang terkait dengan dalil nomor 23 apa ya, 2.3, 2.4, dan 2,5. Itu ada dua istilah yang Saudara gunakan apakah ini merujuk pada hal yang sama atau berbeda, gitu kan, tentang istilah petani kecil dan petani kecil dalam negeri. Itu kan, secara terminologi hukum itu bisa berbeda itu, ada istilah petani kecil, petani kecil dalam negeri. Nah, kalau memang Anda mau menggunakan dalil ini, apalagi ini mau Anda gunakan sebagai alasan konstitusional inkonstitusional bersyarat, kan. Anda harus tegas dulu satu mengenai istilah ini, apakah Anda kedua istilah ini merujuk kepada hal yang sama apa enggak dan kalau dia merujuk kepada hal yang sama apa pengertiannya. Anda harus jelaskan dulu yang di dalam yang dimaksud petani kecil atau petani kecil dalam negeri itu di dalam alasan permohonan tentu saja, sebab tanpa itu bagaimana, tiba-tiba nyelonong ke sini muncul sebagai syarat? Kalau enggak, Anda memberikan penjelasannya dalam posita terlebih dahulu kan, itu jadi tidak masuk akal, ya. Jadi, jelaskan dulu di sana apakah ini merujuk kepada hal yang sama atau berbeda. Itu dulu diinikan dipastikan atau kalau itu sama apa pengertian yang Anda berikan kepada petani kecil ini atau petani kecil dalam negeri itu yang mana yang mau Anda pakai kalau misalnya sama itu. Itu berikan dulu alasan di posita mengapa Anda sebutkan sebagai petani kecil. Sama dengan kalau orang istilah sekarang kalau apa namanya... orang yang di bawah garis kemiskinan itu kan ada kriterianya, apakah Anda menggunakan kriteria UNDP misalnya atau Anda menggunakan kriteria WHO (WHO), itu kan yang makannya sekian cukup sana, nah, gitu kan. Sama dengan kalau petani kecil, apa yang Anda istilahkan dengan itu di dalam permohonan, di posita jelas dulu. Petani kecil dalam negeri, apakah itu yang Anda maksud dengan istilah yang sama apa enggak, jelaskan dulu. Nah, sehingga ketika itu Anda tempelkan sebagai syarat konstitusional bersyarat atau inkonstitusional bersyarat, Mahkamah sudah tahu, oh, maksud Anda itu adalah seperti yang di posita itu, 16

20 sehingga tidak perlu lagi Anda jelaskan di bagian terakhir ini, gitu. Paham, ya, itu maksud saya. Dari saya itu saja, Yang Mulia. Terima kasih. 41. KETUA: WAHIDUDDIN ADAMS Selanjutnya, Pak Dr. Suhartoyo. 42. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Terima kasih, Pak Ketua. Saya akan tambahkan saja sedikit. Kalau tadi mengenai legal standing, ya kalau Anda ambilkan dari turunan aktaakta itu ada beberapa akta yang kopinya saya cermati. Yang pertama siapa-siapa yang bisa mewakili di pengadilan itu mesti Anda cermati lagi karena kalau seperti yayasan... ada kan, ada dua yayasan di antara Pemohon ini ada dua yayasan untuk badan hukumnya, ya kan? Perhatikan dulu. Kalau yayasan itu ada di anggaran dasar ini disebutkan yang punya legal standing untuk mewakili kepentingan di dalam maupun di luar pengadilan adalah pengurus misalnya, ada. Ya, berarti yang yayasan (...) 43. KUASA HUKUM PEMOHON: Bina Desa, Yang Mulia. 44. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Bina Desa dan yang satu yang field itu juga, kan. Itu yang Bina Desa itu misalnya pengurus, tapi Anda cuma mendapatkan kuasa dari ketua. Pengurus itu siapa? Apa hanya ketua saja ataukah sekretaris dan bendahara juga? Ya, kan? Kemudian ada juga yang dari sawit watch itu. Sawit watch itu pemantau sawit atau sawit watch masih tetap eksisnya sawit watch? Karena sudah ada beberapa kali perubahan anggaran berubah nama menjadi pemantau sawit. Itu juga disebutkan di situ yang mempunyai kewenangan untuk mewakili badan hukum ini di pengadilan, baik di luar maupun di dalam pengadilan adalah koordinator. Koordinatornya siapa di situ? Karena di situ banyak pengurus. Kemudian ada juga di akta enggak disebutkan kepengurusannya itu nama-nama personalnya enggak ada. Bagaimana bisa connecting antara badan hukum ini boleh diwakili oleh... oleh orang yang memberi kuasa kepada Anda-Anda itu kalau tidak ada... coba nanti dicermati apakah kalian melampirkan bukti-bukti tidak lengkap ataukah memang di dalam akta-akta itu yang tidak disebutkan nama-nama personalnya, sehingga tidak ada jembatan untuk memberi kuasa kepada Anda karena 17

21 ada beberapa akta yang Anda lampirkan itu ada pengurus-pengurusnya meskipun ada juga yang sudah berapa kali ganti itu, seperti yang Pak Semendawai itu sudah berapa kali dia yang di Bogor itu kan, yang sawit watch ya, itu yang akhirnya juga bukan dia. Itu juga mestinya kalau memang hanya dia enggak ada persoalan, tapi di akta menyebutkan bahwa itu pengurus, pengurus mestinya siapa. Nah, koordinator juga siapa, koordinator enggak ada orangnya juga, apakah ketua itu otomatis menjadi koordinator ataukah ada yang dimaksudkan di situ yang lebih pasti? Coba nanti dicermati tentang para pemberi kuasa ini dan ini juga ada yang memberi kuasa bukan ketua, hanya sekretaris, apakah... atau malah yang terakhir itu bendahara malahan itu ya, Pak Widya itu apakah sudah akta perubahan saya enggak tahu, tapi dia jabatan semula bendahara. Nanti dicek ulang saja sebelum pada akhirnya Anda memperbaiki di 14 hari ke depan itu Anda sudah tertutup untuk memperbaiki lagi dan itu sudah final, Anda untuk apa capai-capai kalau legal standingnya enggak ada, kalaupun ada kan akhirnya hanya satu, dua yang... kalau sepintas sih saya yang... saya belum detail banget, ya, tapi kalau... kalau ada satu akta yang menegaskan bahwa ketua umum bisa mewakili di dalam dan di luar pengadilan itu, itu tegas kalau itu kan, ketua umum. Tapi beberapa yang lainnya adalah pengurus, ada lagi yang koordinator, sedangkan jabatan koordinator itu tidak ada di situ, tapi adanya ketua, sekretaris, dan lainnya. Apakah ketua itu an sich adalah koordinator ataukah... makanya jangan terjebak di situ meskipun ini kelihatan Anda perkirakan bahwa Mahkamah tidak mencermati ini, tapi ini penting dan... kemudian seperti yang disampaikan Pak Palguna tadi ada satu yang belum tanda tangan, Pak Lumban Raja apa siapa itu Kuasa ya, dia otomatis enggak bisa duduk di sini dan juga tidak bisa atau permohonannya ya ketika dia mendapat kuasa untuk tapi dia tidak ada di permohonan ini, ya dia terputus, dia enggak bisa duduk di situ nanti. Pak siapa, ada kan yang belum tanda tangan di permohonan? Hanya yang bertandatangan di permohonan itulah yang bisa maju di persidangan ini, di Mahkamah. Meskipun dia dapat kuasa, kalau dia enggak follow up dengan permohonan, ya terputus dia, ya kan? Jangan dikira kalau boleh bisa lompat-lompat kemudian Mahkamah tidak tahu, nanti bisa itu menyangkut legal standing juga, untuk apa Anda duduk di situ kalau sebenarnya kuasa yang Anda miliki itu adalah sudah terputus. Itu, ya. Kemudian, satu hal, tapi saya juga agak lupa pasalnya, tapi di antara beberapa pasal yang Anda mohonkan, itu sepertinya sudah ada juga, apakah ini Mahkamah kajiannya belum mencakup itu ataukah beda pasal saya tidak tahu. Tapi masalah Undang-Undang Perkebunan, Anda nanti bisa cek ya di mungkin di websitenya Mahkamah yang berkaitan 18

22 dengan undang-undang ini permohonan yang baru 1, 2 bulan yang lalu dimohonkan juga ada, apakah itu termasuk yang Anda minta atau tidak. Tadi saya cari-cari di kajian Mahkamah tidak muncul itu pasal yang tapi menyangkut itu juga masalah hak ulayat itu secara garis besarnya kalau tidak salah seperti ini. Jadi, ketiga hak ulayat itu akan dijadikan lahan usaha oleh para pelaku usaha, ya kan, itu harus dilakukan musyawarah, ya kan? Dan musyawarah itu harus dia minta supaya musyawarah itu prinsipnya adalah equal, duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Itu yang diminta kalau sehingga ketika kemudian musyawarah itu tidak mencapai mufakat, maka pengalihan kepada pelaku usaha itu tidak diperbolehkan. Ada enggak ini yang Anda minta di sini? Di pasal berapa saya lupa karena itu sudah kita juga menangani perkara cukup ada, kan? Coba dicermati, itu sudah diminta oleh Pemohon di beberapa bulan yang lalu karena kebetulan saya anggota Panel nanti supaya tidak overlapping atau anu nanti mungkin juga bisa digabungkan juga kalau memang itu juga belum dibawa ke Rapat Pleno Hakim, ya. Itu saja yang saya tambahkan, Yang Mulia. Terima kasih. 45. KETUA: WAHIDUDDIN ADAMS Baik. Terima kasih. Saya kira sudah dicermati ya, dicatat, mungkin tidak perlu dijelaskan lagi, tapi kalau nanti memang apa yang mau disampaikan itu terkait hal-hal yang dimohonkan pengujiannya ini dijelaskan saja lagi di dalam perbaikan ya, terutama tadi mengenai legal standingnya. Kemudian, ada yang kuasanya belum ditandatangani supaya dipenuhi. Kemudian juga, beberapa bagian atau pasal yang sudah kita berikan saran, nasihat dan ini terserah kepada Pemohon untuk apakah nasihat atau saran-saran dari Majelis ini nanti akan menjadi pertimbangan di dalam perbaikan. Jika tidak, maka yang akan kita gunakan adalah permohonan yang sudah ada ini. Kemudian, ini waktunya 14 hari, jadi penyerahan perbaikan permohonan itu paling lambat 7 Desember 2015, pukul 10.00, ya. Kalau memang ini lebih cepat lebih baik. Tadi juga saran dari Pak Suhartoyo coba lihat di permohonan sebelumnya kalau enggak salah di Nomor 122 itu ada juga permohonan tentang Undang-Undang Perkebunan ini. Jadi, sudah ada 2 ini sejak Undang-Undang Tahun 2014 Oktober yang lalu itu sudah ada 2 Pemohon. Baik, saya kira ada hal-hal yang mau disampaikan lagi? 46. KUASA HUKUM PEMOHON: RIDWAN DARMAWAN Cukup, Yang Mulia. 19

23 47. KETUA: WAHIDUDDIN ADAMS Baik, kami berikan waktu 14 hari, jadi Senin, 7 Desember 2015, pukul melalui Kepaniteraan. Dengan demikian sidang berakhir dan dinyatakan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 24 November 2015 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d Rudy Heryanto NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 20

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 138/PUU-XIII/2015 Penggunaan Tanah Hak Ulayat untuk Usaha Perkebunan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 138/PUU-XIII/2015 Penggunaan Tanah Hak Ulayat untuk Usaha Perkebunan RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 138/PUU-XIII/2015 Penggunaan Tanah Hak Ulayat untuk Usaha Perkebunan I. PEMOHON 1. Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS); 2. Perkumpulan Sawit Watch; 3. Aliansi Petani Indonesia

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 16/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 16/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 16/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN TERHADAP UNDANG-

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014 PERIHAL PENGUJIAN LAMPIRAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAHAKAM

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 67/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 67/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 66/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 67/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 85/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 85/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 85/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UNDANG- UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DAN UNDANG- UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 96/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 96/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 96/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN PERPU NOMOR 51 TAHUN 1960 TENTANG LARANGAN PEMAKAIAN TANAH TANPA IZIN YANG BERHAK

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 1999 TENTANG TELEKOMUNIKASI TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 14 Tahun

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 129/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 129/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 129/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN PERATURAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2015

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah [Pasal 58 huruf c] terhadap

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 11/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 11/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 11/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PANAS BUMI DAN UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XIV/2016 PERKARA NOMOR 91/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM TERHADAP UNDANG-

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 15/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 15/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 15/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XV/2017 PERIHAL PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAHAKAM ULU DI

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 127/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 127/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 127/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI TERHADAP UNDANG-

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 76/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 76/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 76/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 34/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 34/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 34/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 41/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 41/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 41/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 83/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 83/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 83/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 117/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 117/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 117/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN JUNCTO

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 107/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 107/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 107/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 113/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 113/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 113/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua Sebagaimana

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika [Pasal 111 ayat ( 2), Pasal 112 ayat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 65/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 65/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 65/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG DESA TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 49/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 49/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 49/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 74/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 74/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 74/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi [Pasal 55] terhadap Undang-Undang

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 76/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 76/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 76/PUU-XV/2017 PERIHAL PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAKAMAH KONSTITUSI SEBAGAIMANA DIUBAH

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 96/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 96/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 96/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN PERPU NOMOR 51 TAHUN 1960 TENTANG LARANGAN PEMAKAIAN TANAH TANPA IZIN YANG BERHAK

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 138/PUU-XIII/2015 PERIHAL

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 138/PUU-XIII/2015 PERIHAL MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 138/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG PERKEBUNAN [PASAL 12 AYAT (2), PASAL

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 10/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 10/PUU-XVI/2018 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 10/PUU-XVI/2018 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 120/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 120/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 120/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 63/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 63/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 63/PUU-XII/2014 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 106/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 106/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 106/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 71/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 71/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 71/PUU-X/2012 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1946 TENTANG PERATURAN HUKUM PIDANA ATAU KITAB UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi [Pasal 41

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika [Pasal 111 ayat ( 2), Pasal 112 ayat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 34/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 34/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 34/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 32/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 32/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 32/PUU-XI/2013 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 21/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 21/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 21/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1946 TENTANG PERATURAN HUKUM PIDANA DAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-XVI/2018 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-XVI/2018 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 61/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 61/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 61/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 31/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 31/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 31/PUU-XII/2014 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 140/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 140/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 140/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XVI/2018 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XVI/2018 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1985 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 22/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 22/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 22/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XVI/2018 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XVI/2018 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1985 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAIMANA TELAH

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL, UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XVI/2018 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XVI/2018 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 98/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 98/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 98/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 32/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 32/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 32/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 62/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 62/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 62/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan sosial terhadap

Lebih terperinci