MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-XIII/2015

Transkripsi

1 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PERBAIKAN PERMOHONAN (II) J A K A R T A RABU, 11 MARET 2015

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi [Pasal 32 Ayat (2)] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Forum Kajian Hukum dan Konstitusi (FKHK) ACARA Perbaikan Permohonan (II) Rabu, 11 Maret 2015 Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) I Dewa Gede Palguna (Ketua) 2) Aswanto (Anggota) 3) Suhartoyo (Anggota) Fadzlun Budi SN Panitera Pengganti i

3 Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Viktor Santoso Tandiasa 2. Kurniawan 3. Denny Rudini 4. Wahyu Nugroho 5. Alfian Akbar 6. Hermanto Siahaan 7. Ainul Yaqin 8. Untar Fauzi ii

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: I DEWA GEDE PALGUNA Sidang Panel dalam rangka pemeriksaan pendahuluan untuk memeriksa. perbaikan permohonan, saya buka dan dinyatakan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Saudara Pemohon, silakan Saudara perkenalkan dulu siapa yang hadir pada hari ini? 2. PEMOHON: VIKTOR SANTOSO TANDIASA Ya, baik. Terima kasih, Yang Mulia. Sesuai dengan perbaikan yang kita lakukan, ada penambahan ( ) 3. KETUA: I DEWA GEDE PALGUNA Enggak, yang hadir dulu, siapa saja. 4. PEMOHON: VIKTOR SANTOSO TANDIASA Ya. Yang hadir dari forum kajian hukum dan konstitusi saya sendiri Viktor Santoso Tandiasa sebagai ketua umum, lalu juga mewakili GMHJ (Gerakan Mahasiswa Hukum Jakarta), terus yang ketiga juga mewakili dosen akademisi dari Fakultas Hukum Universitas Sahid, Bapak Wahyu Nugroho, dan juga teman-teman dari mahasiswa Fakultas Hukum Sahid. Itu, Yang Mulia. 5. KETUA: I DEWA GEDE PALGUNA Ya, baik. Sebelumnya kami mohon maaf karena Saudara agak terlambat menuju persidangan ini bukan karena kami maunya terlambat, tapi karena persidangan sebelumnya cukup memakan waktu karena ada pemeriksaan ahli dan dan saksi. Nah, berkenaan dengan itu, saya saya ingin meminta kepada Saudara untuk menerangkan apa saja hal-hal yang sudah diperbaiki dan tentu saja tidak perlu dibacakan semua, tapi hal-hal yang diperbaiki yang berkenaan dengan saran yang sudah disampaikan oleh Panel pada persidangan sebelumnya. Silakan, siapa yang akan menyampaikan. 1

5 6. PEMOHON: KURNIAWAN Ya. Terima kasih, Yang Mulia. Ya, sesuai dengan nasihat Mahkamah ketika sidang pendahuluan, kami dari Pemohon telah melakukan beberapa perbaikan yang sesuai dengan arahan dari Yang Mulia. Yang pertama mengenai kami lebih menegaskan lagi legal standing agar lebih spesifik, kemudian dalam alasan permohonan kami atau dalil-dalil permohonan, kami sudah melakukan perbaikan. Kalau kita cermati di dalam dalil-dalil permohonan sesungguhnya ada empat perspektif yang dapat dilihat di sana. Yang pertama dari perspektif administratif, kemudian perspektif pidana, kemudian perspektif hak asasi manusia, dan terakhir perspektif hukum tata negara. Nah, yang pada intinya adalah kedudukan seorang tersangka dari perspektif pidana belumlah dinyatakan bersalah menurut hukum. Begitu pun dari dari perspektif administratif karena proses pemberhentian sementara sesungguhnya adalah proses administratif yang harus kemudian dinyatakan bersalah menurut hukum dan pada intinya itu. Nah, ketika misalnya tidak ada apa putusan atau pernyataan bersalah seorang tersangka menurut hukum dan kemudian tiba-tiba langsung diberhentikan oleh presiden, ini merupakan keputusan yang sifatnya subjektif, maka kami anggap apabila tidak ada terlebih dahulu keputusan hukum yang menyatakan bersalah, maka itu bersifat subjektif. Kira-kira seperti itu. Dan kami juga telah mengelaborasi beberapa teori yang menguatkan dalil-dalil permohonan terkait teori pidana maupun teori-teori seperti tata hukum tata negara, administratif, dan lain sebagainya. Dan untuk kerugian konstitusional mungkin nanti bisa dijelaskan lebih jelas oleh rekan kami, dosen Pak Wahyu Nugroho. Terima kasih. 7. KETUA: I DEWA GEDE PALGUNA Mau ditambahkan soal kerugian konstitusional yang juga bagian dari nasihat dari Majelis Panel? Silakan kalau mau di itu. 8. PEMOHON: WAHYU NUGROHO Ya. Terima kasih, Yang Mulia. Saya sebagai yang berprofesi sebagai dosen Fakultas Hukum Universitas Sahid Jakarta, khususnya dalam hal ini pengajar hukum administrasi negara yang ikut mendorong perwujudan nilai-nilai konstitusionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ikut merasakan kerugian konstitusional dalam hal ini ketidakpahaman atau mengalami kerancuan dalam memahami 2

6 penetapan status tersangka yang itu memang tidak sesuai dengan kaidah hukum acara. Kemudian, pelanggaran terhadap asas equality before the law dan asas presumption of innocence yang dijunjung tinggi oleh konstitusi yang merupakan karakteristik dari hak asasi manusia. Jadi, dalam hal ini ketika menyampaikan mengenai sanksi administrasi kemudian mengenai status tersangka dan asas equality before the law ini mengalami salah tafsir dan kerancuan ketika dalam proses pemahaman dan penyampaian kepada para mahasiswa di fakultas hukum. Kira-kira seperti itu, Yang Mulia. Dan kemudian dalam perspektif hak asasi manusia, ini menjadi penekanan yang paling penting dalam hal apa itu pemenuhan hak asasi manusia yang berperadaban karena dalam negara hukum ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Prof. Jimly Asshiddiqie itu adanya penghormatan terhadap hak asasi manusia yang dijamin oleh konstitusi, sehingga dalam praktik tidak terjadi ambigu kerancuan maupun kebingungan dalam apa itu penghormatan kemudian dalam perwujudan nilai-nilai konstitusionalisme. Terima kasih, Yang Mulia. 9. KETUA: I DEWA GEDE PALGUNA Saya kira sudah ya, ada yang mau ditambahkan lagi? Cukup, ya. Baik, Saudara, menurut daftar bukti yang ada pada kami sampai dengan saat ini, Saudara menyampaikan 12 alat bukti, ya? 10. PEMOHON: VIKTOR SANTOSO TANDIASA Ya, Yang Mulia. 11. KETUA: I DEWA GEDE PALGUNA Dari P-1 bukti bertanda P-1 sampai dengan P-12, ya. P-1 berupa Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Itu kalau boleh Mahkamah perlu tahu ini, Anda mengambil dari mana ininya? Kalau yang undang-undang... undang-undang itu? Bukan apa-apa, ini sekedar anu saja, siapa tahu Anda beracara lagi di Mahkamah Konstitusi ya, ini penting untuk diingatkan karena begini, usahakan kalau misalnya bukti undang-undang itu ambil saja yang dari Lembaran Negara, ya karena itu salinan. Nanti kalau misalnya Saudara mengambil bukti dari buku cetakan, siapa tahu kalau salah ketik, kan? Anda... kita jadi membaca dokumen yang ini, lebih baik kalau anu... dan sekarang kan, gampang didapat itu, gampang didapat nanti. Tapi kalau yang ini tidak apa-apa ini dijadikan sebagai bukti, tidak apa-apa dan oleh karena itu nanti sebelum ini saya 3

7 ... buktinya saya sahkan, saya tanyakan dulu kepada Yang Mulia ada hal lain lagi? Baik, Saudara-Saudara, demikian kalau tidak ada hal-hal yang penting disampaikan lagi, jadi bukti dari P-1 yaitu mulai dari Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sampai bukti P-12, identitas Pemohon 4, 5, 6, 7, dan Pemohon 8, itu saya... kami nyatakan sah. Saudara memang tidak menggunakan Kuasa Hukum, ya? 12. PEMOHON: VIKTOR SANTOSO TANDIASA Tidak, Yang Mulia. KETUK PALU 1X 13. KETUA: I DEWA GEDE PALGUNA Jadi langsung bertindak sebagai... tidak masalah karena di dalam undang-undang tidak ada kewajiban di sini. Tidak ada verplichte procureur stelling dalam Mahkamah Konstitusi, Anda boleh maju sendiri boleh, mau diwakili oleh Kuasa Hukum boleh, didampingi juga boleh. Baik, dengan demikian... kalau tidak ada lagi, ada yang mau disampaikan lagi? Tidak ada ya, cukup. Kalau demikian, Saudara, nasib dari permohonan ini akan kami laporkan dulu kepada Sembilan Hakim Konstitusi, apakah nanti ini akan diteruskan ke Pleno atau cukup di pemeriksaan Panel dan misalnya kalau Mahkamah Pleno menganggap itu sudah cukup pemeriksaan di Panel ataukah ini perlu ada sidang... sidang Plenonya, itu nanti tergantung pada putusan di Rapat Permusyawaratan Hakim. Dengan demikian maka persidangan untuk hari ini kami nyatakan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 11 Maret 2015 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d. Rudy Heryanto NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 4