MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 40/PUU-XIII/2015

Transkripsi

1

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 40/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi [Pasal 32 ayat (1) huruf c dan Pasal 32 ayat (2)] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Bambang Widjojanto ACARA Mendengarkan Keterangan DPR dan Ahli/Saksi Pemohon (IV) Senin, 25 Mei 2015, Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Arief Hidayat (Ketua) 2) Anwar Usman (Anggota) 3) Aswanto (Anggota) 4) I Dewa Gede Palguna (Anggota) 5) Manahan Malontige Pardamean Sitompul (Anggota) 6) Maria Farida Indrati (Anggota) 7) Patrialis Akbar (Anggota) 8) Suhartoyo (Anggota) 9) Wahiduddin Adams (Anggota) Sunardi Panitera Pengganti

3 Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Bambang Widjojanto 2. Abdul Fickar Hadjar 3. Budi Setyanto 4. Alfon Kurnia Palma 5. Asfinawati 6. Muji K. B. Pemerintah: 1. Budijono C. DPR: 1. Didik Mukrianto 2. Arsul Sani D. Ahli: 1. Frans Limahelu E. Saksi: 1. Novel Baswedan 2. Abraham Samad

4 1. KETUA: ARIEF HIDAYAT Bismillahirrahmaanirrahiim, sidang dalam Perkara Nomor 40/PUU- XIII/2015 dengan ini dibuka dan terbuka untuk umum. Pemohon yang hadir? 2. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL FICKAR HADJAR Selamat siang Majelis Yang Mulia. Ada 1, 2, 3, 4, 5, 6 8, 8 Kuasa plus Prinsipal. 3. KETUA: ARIEF HIDAYAT Prinsipal juga hadir, ya? 4. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL FICKAR HADJAR Ya. Saya kira, gitu. Terima kasih. 5. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Dari DPR yang hadir? 6. DPR: ARSUL SANI Assalamualaikum wr. wb. Dari DPR yang hadir kami selaku anggota tim kuasa hukum, saya Arsul Sani dan Saudara Didik Mukrianto, ya. Kemudian disertai staf Irna Gusvita Indrika Sari dan Pak Agus Tri Marawulan. 7. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, Pak Sani. Selamat datang Pak Sani dan Mas Didik. Dari Pemerintah yang mewakili Presiden, silakan. 8. PEMERINTAH: BUDIJONO SIDANG DIBUKA PUKUL WIB KETUK PALU 3X Terima kasih, Yang Mulia. Dari Pemerintah, saya Budijono dari Kementerian Hukum dan HAM. Terima kasih, Yang Mulia.

5 9. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, terima kasih. Ini ada surat yang minta penggabungan perkara, dalam Perkara Nomor 40/PUU-XIII/2015 dan Nomor 25/PUU- XIII/2015. Tapi karena prosesnya sudah berjalan sendiri-sendiri, maka nanti kita lihat di anu karena Perkara Nomor 25/PUU-XIII/2015 itu tidak mengajukan ahli, ya. Jadi, nanti anu mungkin bisa saja putusannya kita gabungkan nanti berdasarkan RPH kita memutus itu. Tapi bisa saja nanti kita lihat perkembangannya. Baik. Kemudian, agenda kita pada siang hari ini adalah mendengarkan Keterangan Ahli dari Pemohon dan Saksi dari Pemohon. Sudah hadir di persidangan Prof. Frans Limahelu dari UNAIR, ini guru saya. Kemudian, dua orang Saksi, sahabat-sahabat kita ini Pak Abraham Samad dan Pak Novel Baswedan. Baik, sebelum memberikan keterangan, saya mohon untuk bisa maju ke depan untuk diambil sumpahnya terlebih dahulu. Tapi sebelumnya nanti DPR akan memberikan keterangan terlebih dahulu. Saya persilakan untuk maju ke depan untuk diambil sumpahnya. Pak Frans Limahelu beragama Kristen, saya mohon Prof. Maria. Kemudian, Pak Abraham dan Pak Novel muslim. Nanti Yang Mulia Dr. Wahiddudin Adams untuk bisa mengambil sumpahnya. Agak ada jaraknya. Untuk Ahli terlebih dahulu, Frans Limahelu. Saya persilakan, Prof. Maria. 10. HAKIM ANGGOTA: MARIA FARIDA INDRATI Ya, mohon ikuti saya. Saya berjanji sebagai Ahli akan memberikan keterangan yang sebenarnya sesuai dengan keahlian saya, semoga Tuhan menolong saya. 11. AHLI BERAGAMA KRISTEN BERSUMPAH Saya berjanji sebagai Ahli akan memberikan keterangan yang sebenarnya sesuai dengan keahlian saya, semoga Tuhan menolong saya. 12. HAKIM ANGGOTA: MARIA FARIDA INDRATI Terima kasih. 13. KETUA: ARIEF HIDAYAT Yang Mulia Pak Wahiduddin, saya persilakan untuk mengambil sumpah Saksi.

6 14. HAKIM ANGGOTA: WAHIDDUDIN ADAMS Untuk Saksi. Bismillahirrahmaanirrahiim, demi Allah, saya bersumpah sebagai Saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya tidak lain dari yang sebenarnya. 15. SELURUH SAKSI BERAGAMA ISLAM BERSUMPAH Bismillahirrahmaanirrahiim, demi Allah, saya bersumpah sebagai Saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya tidak lain dari yang sebenarnya. 16. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, terima kasih, silakan kembali ke tempat duduk semula. Saya persilakan terlebih dahulu Dewan Perwakilan Rakyat untuk memberikan keterangannya. Pak Arsul, silakan, Pak Sani. 17. DPR: ARSUL SANI Assalamualaikum wr. wb. 18. KETUA: ARIEF HIDAYAT Walaikum salam wr. Wb. 19. DPR: ARSUL SANI Salam sejahtera bagi kita semua, om swastiastu. Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim Anggota Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang kami muliakan, Para Pemohon yang kami hormati beserta Para Kuasanya, Para Saksi, Saksi Ahli, dan hadirin dan hadirat yang hadir pada persidangan siang hari ini. Perkenankan kami menyampaikan keterangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dalam perkara ini dan untuk itu kami mohon untuk tidak membacakan semua, namun pada bagian-bagian yang kami anggap penting untuk dibacakan dalam persidangan terbuka ini. Keterangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atas pengaju atas permohonan uji materiil Pengujian Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Perkara Nomor 40/PUU-XIII/2015.

7 Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Para Pemohon, Pemerintah, dan hadirin, dan hadirat yang hadir pada siang hari ini. Berdasarkan Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor 341/PIMP/I/ tanggal 28 November 2014 telah menugaskan Pimpinan dan Anggota Komisi III DPR RI yang antara lain yang hadir pada persidangan hari ini Didik Mukrianto (Nomor Anggota A437) dan Arsul Sani (Nomor Anggota A528). Dalam hal ini, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri bertindak untuk dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, selanjutnya disebut DPR. Sehubungan dengan permohonan Pengujian Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang diajukan oleh Dr. Bambang Widjojanto, S.H., L.L.M, dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya Ibu Nursyahbani Katjasungkana dan kawan-kawan, selanjutnya disebut Pemohon. Dengan ini, DPR menyampaikan keterangan terhadap permohonan pengujian tersebut sebagai berikut. Tentang kedudukan hukum Pemohon. Mengenai legal standing Pemohon a quo, maka DPR RI menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua dan Para Anggota Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi untuk mempertimbangkan dan menilai, apakah Para Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) atau tidak? Sebagaimana diatur oleh Pasal 51 ayat (1) Undang -Undang tentang Mahkamah Konstitusi dan berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Nomor 006/PUU-III/2005 dan Perkara Nomor 011/PUU-V/2007. Terhadap permohonan pengujian Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang KPK tersebut, DPR RI menyampaikan keterangan sebagai berikut. a. Bahwa terhadap pendapat Pemohon yang menyatakan ketentuan Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang KPK memberikan perlakuan yang berbeda antara Pimpinan KPK dengan pejabat negara lainnya, khusus Pimpinan KPK cukup dengan status tersangka sudah dapat diberhentikan secara sementara dari jabatannya. Sementara itu, pemberhentian dilakukan setelah ada terdakwa untuk pejabat negara lainnya, DPR menjelaskan sebagai berikut. 1. Bahwa KPK mempunyai tugas dan wewenang yang sedemikian luas dan strategis dalam melakukan pemberantasan korupsi yaitu dengan melakukan koordinasi dan supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan korupsi, melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi, melakukan tindakan-tindakan pencegahan terhadap tindak pidana korupsi, dan melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan atau penyelenggaraan negara, melakukan penyadapan dan merekam pembicaraan, bahkan KPK dalam keadaan tertentu dapat mengambil alih tugas dan wewenang penyelidikan dan

8 penyidikan serta penuntutan yang sedang dilaksanakan, baik oleh pihak kepolisian maupun oleh pihak kejaksaan. Semua hal tersebut diatur dalam ketentuan Pasal 6, Pasal 12, dan penjelasan umum Undang-Undang Nomor 30 Tahun Bahwa mengingat tugas dan wewenang Komisi Pemberantasan Korupsi tersebut di atas, maka diperlukan satu lembaga yang pimpinannya harus memenuhi syarat-syarat jabatan tertentu agar dapat memenuhi tercapainya tujuan dalam pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme, sehingga syarat-syarat jabatan yang ditetapkan terhadap Pimpinan KPK dapat berbeda dengan pimpinan dan anggota lembaga negara lainnya karenanya memang karena sifatnya berbeda dengan pejabat negara lainnya dan terhadap yang berbeda dapat diterapkan aturan yang berbeda pula. 3. Bahwa penerapan perlakuan yang berbeda antara Pimpinan KPK dengan pimpinan lembaga negara lainnya juga telah sejalan dengan pertimbangan Mahkamah Konstitusi pada halaman 63, Putusan Nomor 133/PUU-VII/2009 yang menyebutkan bahwa berdasarkan berbagai alasan dalam kedua ketetapan MPR tersebut dan arah kebijakan yang dirumuskan dalam Ketetapan MPR Nomor 8/MPR/2001 tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, telah tersirat dan tersurat bahwa korupsi, kolusi, dan nepotisme yang melanda bangsa Indonesia sudah sangat serius dna merupakan kejahatan yang luar biasa atau extra ordinary crime, sehingga penanganannya haruslah dilakukan oleh suatu lembaga yang benar-benar tepat dan bersih. Oleh karena itu, apabila kemudian lembaga yang diharapkan tersebut terwujud, tentulah pimpinan dan anggotanya diharapkan memerlukan syarat-syarat jabatan tertentu agar dapat memenuhi tercapainya tujuan dalam pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme, sehingga syarat-syarat jabatan yang ditetapkan dapat berbeda dengan pimpinan dan anggota lembaga lainnya. Dalam hal ini, pembentukan komisi pemberantasan tindak pidana korupsi, dilandasi spririt yang kuat untuk memberantas korupsi yang telah merupakan kejahatan yang luar biasa di Indonesia, sehingga syarat-syarat jabatan bagi pimpinan dan anggota komisi ditetapkan sesuai dengan harapan yang ingin diwujudkan. 4. Bahwa ketentuan yang berbeda bagi pimpinan KPK dengan pimpinan lembaga sebagaimana diatur dalam Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang KPK yang menyebutkan dalam hal pimpinan KPK menjadi tersangka harus diberhentikan sementara bila terbelakangi oleh ketentuan Pasal 5 yang berkenaan dengan

9 akuntabilitas pimpinan KPK karena pimpinan KPK memiliki tugas dan wewenang serta kewajiban yang sangat luar biasa yang tidak dimiliki oleh pimpinan lembaga lainnya, khususnya Kepolisian dan Kejaksaan, vide Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 30 tahun 2002 yakni pimpinan KPK ditugasi mengkoordinasi kedua lembaga tersebut jika ada alasan-alasan tertentu sebagaimana amanat Pasal 8 Undang- Undang KPK yaitu dapat mengambil alih tugas kepolisian dan kejaksaan dalam hal penyedikan dan penuntutan. Oleh karenanya, dalam menjalankan tugas dan wewenang yang luar biasa tersebut diperlukan karakter pimpinan KPK yang luar biasa pula yakni memiliki integritas, jujur, akuntabel, transparan dan menjunjung tinggi hukum. 5. Bahwa di samping itu, ketentuan Pasal 32 ayat (2) Undang - Undang KPK juga merupakan suatu conditio sine qua non yang dimaksudkan agar citra dan wibawa komisi pemberantasan korupsi tetap terjaga dan terpelihara dengan baik. Selain itu, agar pimpinan KPK yang menjadi tersangka lebih fokus konsentrasi untuk mengikuti proses penyelidikan, penyidikan yang memerlukan tenaga dan waktu yang tentunya dapat menganggu pelaksanaan tugas dan wewenang KPK. Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas, DPR berpendapat, perbedaan ketentuan mengenai syarat dapat diberhentikan sementara dari jabatan pimpinan dengan pimpinan lembaga negara lainnya adalah tidak bertentangan dan dapat dibenarkan secara konstitusional. Bahwa terhadap pendapat Pemohon yang menyatakan ketentuan Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang KPK tidak mengatur secara jelas mengenai mekanisme pemberhentian sementara, kualifikasi jenis tindak pidana, dan tindak pidana yang dilakukan dalam masa jabatan, maka oleh karenanya Pemohon beranggapan bertentangan dengan prinsip yang diatur dalam Pasal 27 ayat (1) Undan g- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan juga berpotensi menimbulkan ketidakpastian hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, DPR memberikan keterangan sebagai berikut. 1. Bahwa DPR RI berpandangan ketentuan mekanisme pemberhentian sementara pimpinan KPK sebagaimana dimaksud pada Pasal 32 ayat (2) Undang -Undang KPK telah diatur secara tegas dalam Pasal 32 ayat (3) Undang- Undang KPK yaitu apabila statusnya telah menjadi tersangka tindak pidana kejahatan, maka pimpinan KPK diberhentikan sementara dengan ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia.

10 2. Bahwa rumusan frasa menjadi tersangka tindak pidana kejahatan dalam Pasal 32 ayat (2) Undang -Undang KPK memang dirumuskan berbeda dengan undang-undang lainnya yang merumuskan secara tertentu kualifikasi dan jenis tindak pidananya. Namun demikian, hal tersebut tidaklah menyebabkan timbulnya ketidakpastian hukum. 3. Bahwa frasa menjadi tersangka tindak pidana kejahatan sudah sangat jelas yaitu karena tidak disebutkan secara spesifik kualifikasi dan jenis tindak pidananya, maka hal tersebut bermakna semua tindak pidana kejahatan sebagaimana diatur dalam KUHP maupun tindak pidana kejahatan khusus yang diatur dalam perundang-undangan tertentu. Bahwa rumusan frasa menjadi tersangka tindak pidana kejahatan untuk sanksi pemberhentian sementara memang berbeda dengan undang-undang lain yang berkaitan dengan pejabat negara atau komisi-komisi negara lainnya. Undang-Undang KPK tidak memberi toleran sekecil apa pun terhadap pimpinan dan anggota KPK yang telah melakukan atau diduga melakukan tindak pidana kejahatan baik sebelum maupun sesudah menjabat, dengan bukti awal yang cukup untuk ditetapkan sebagai tersangka, maka diberhentikan sementara dari jabatannya karena pimpinan KPK harus menjadi contoh yang baik atau suri tauladan bertanggung jawab dan memiliki integritas. 4. Bahwa KPK mempunyai tugas dan wewenang yang jauh berbeda dengan lembaga penegak hukum lainnya. Oleh karena itu, KPK membutuhkan pimpinan yang benarbenar tepat dan bersih, maka Undang-Undang KPK mengamanatkan agar pimpinan KPK adalah orang-orang yang benar terseleksi tepat dan bersih dengan menyimbangkan antara punishment dan reward yang bersifat zero tolerance terhadap perbuatan tercela dari pimpinan KPK sekecil apa pun. Oleh karenanya, untuk rekruitmennya diterapkan prosedur yang luar biasa yang seleksi dan syarat-syarat pengangkatan pemberhentian serta sanksi yang berbeda jika dibandingkan dengan pimpinan negara lain. Bahwa berdasarkan uraian di atas, DPR berpendapat ketentuan Pasal 32 ayat (2) Undang - Undang KPK tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diatur dalam Pasal 27 ayat (1) dan prinsip kepastian hukum, sebagaimana diatur dalam Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Namun demikian, DPR menyerahkan semuanya kepada Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi dan dengan

11 harapan agar keterangan ini dapat menjadi pertimbangan di dalam memeriksa, memutus, dan mengadili perkara ini. Demikian, Majelis Yang Mulia. Terima kasih sebelumnya atas kesempatan yang diberikan kepada kami dan kalau diperkenankan oleh karena kami ada Rapat Badan Legislasi, kami mohon berkenan untuk meninggalkan sidang Yang Mulia ini. Terima kasih. Wasalamualaikum wr. wb. 20. KETUA: ARIEF HIDAYAT Silakan duduk terlebih dahulu, Pak Sani. Terima kasih. Sebelum saya memberikan izin, apakah ada di antara Para Hakim yang akan meminta klarifikasi atau penjelasan lebih lanjut dari keterangan DPR? Cukup? Kalau cukup, saya persilakan Pak Sani dan Pak Didik, bisa meninggalkan. Terima kasih atas keterangan DPR yang telah diberikan pada persidangan Mahkamah Konstitusi. Silakan. Kalau stafnya masih di sini... harus mengikuti. Baik, dari Pemohon, Ahli atau Saksi terlebih dahulu yang akan didengar keterangannya? 21. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL FICKAR HADJAR Saksi fakta, Pak. 22. KETUA: ARIEF HIDAYAT Saksi fakta terlebih dahulu. Siapa dulu? 23. KUASA HUKUM PEMOHON: ABDUL FICKAR HADJAR Pak Novel Baswedan. 24. KETUA: ARIEF HIDAYAT Akan dipandu atau langsung Saksi memberikan keterangannya? Dipandu dengan pertanyaan dari kuasa atau langsung? Dipandu, ya? Baik, silakan Pak Novel di mimbar. Silakan kuasa hukum. 25. KUASA HUKUM PEMOHON: ASFINAWATI Ya, terima kasih, Majelis Hakim Yang Terhormat. Saudara Novel Baswedan akan memberikan keterangan apa yang dia alami, dia ketahui, dia dengar, dia lihat selama bekerja di KPK tentang serangan-serangan kepada kerja... pekerja KPK dan upaya-upaya pelemahan dengan memanfaatkan peluang pasal yang dimohonkan.

12 Pertama kami mau bertanya dulu, bisa tolong dijelaskan riwayat pekerjaan di KPK, Saudara Novel. 26. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Baik, mohon izin, Yang Mulia. Saya bekerja di KPK sejak tanggal 2 Januari Sebelumnya, saya adalah penyidik polri yang tugas... ditugaskan di KPK dan melalui proses seleksi. 27. KUASA HUKUM PEMOHON: ASFINAWATI Dalam rentang bekerja selama tahun 2007, sudah berapa pimpinan yang dialami dan apakah pada pimpinan-pimpinan yang dialami bekerja bersama pimpinan KPK terjadi juga kriminalisasikriminalisasi kepada pimpinan maupun pekerja KPK lainnya? 28. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Baik. Saya bekerja sejak pimpinan jilid pertama, pada saat itu Ketua Pak Taufiequrachman Ruki, yang sekarang menjadi Plt Ketua. Selanjutnya jilid kedua, ketua dengan atas nama Pak Antasari Azhar dan berganti dengan Pak Busyro Muqoddas, dan sampai sekarang terakhir kemarin dengan Pak Abraham Samad dan berlanjut kepada Plt sekarang, Pak Taufiequrachman Ruki. Sehubungan dengan yang ditanyakan mengenai terjadinya kriminalisasi. Sepanjang yang saya ketahui bahwa pada periode yang pertama memang belum pernah terjadi kriminalisasi karena memang penanganan perkaranya belum banyak dan dari saya... yang saya ketahui belum ada perkara yang berkaitan dengan pusat kekuasaan ataupun terkait dengan penegak hukum karena dari yang saya ketahui respons kriminalisasi atau perlawanan balik yang paling kuat adalah dua hal itu. 29. KUASA HUKUM PEMOHON: ASFINAWATI Bisa dijelaskan lebih lanjut, kasus apa yang waktu itu sedang ditangani ketika ada serangan balik dan sangat kuat itu seperti apa, biar kita semua mendapatkan gambarannya. 30. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Baik. Terkait dengan kriminalisasi pernah terjadi dengan Ketua atas nama Pak Antasari Azhar, cuma saya sendiri tidak mengetahui berhubungan dengan apa perkara di KPK atau tidak, saya tidak mengetahui itu dengan jelas.

13 Yang kedua, berhubungan dengan Pimpinan KPK atas nama Pak Bibit dan Pak Chandra. Pada saat itu di KPK melakukan penyelidikan sehubungan dengan Kabareskrim saat itu yaitu Pak Susno Duadji dan itu saat itu memang apa namanya... suasana adanya ancaman-ancaman cukup banyak dan di antaranya kemudian terjadi kriminalisasi yang... dari yang saya ketahui, saya bisa sangat menduga dan ada beberapa bukti-bukti yang menunjukan bahwa itu berhubungan. Yang kedua saya teruskan, ya yang kedua terkait dengan perkara simulator. Saat itu memang berhubungan dengan saya sendiri. Perkara simulator pada saat awal-awal memang saya pernah beberapa kali diperingatkan oleh kolega kolega saya di Polri ada beberapa senior dan beberapa hal orang lain lagi yang menjelaskan bahwa agar saya tidak mungkin kurang lebih kompromi bahasa singkatnya, cuma detail beberapa saat itu seingat saya ada disampaikan juga dalam bentuk SMS ke telepon saya pada tahun 2012 karena saya sebagai penyidik tentunya saya harus melakukan tugas apa adanya dan tidak boleh berpengaruh dengan hal-hal demikian, sehingga semua hal-hal yang sifatnya kompromi saya tolak, di antaranya kompromi itu yang disampaikan waktu itu saya perlu apa gambarkan juga bahwa pada saat itu saya masih sebagai anggota Polri aktif. Saya pernah disampaikan agar kalau tidak kompromi tentunya ada risiko-risiko lain, di antaranya seperti karir dan lain-lain. Sampai pada keadaan tertentu yang disampaikan saya akan dikriminalisasi dan menyebutkan perkaranya. Disebutkan yaitu perkara yang sekarang ini ditetapkan kepada saya sebagai tersangka. Itu ada dan saya pernah bertemu dengan penjelasan itu dan pernah di antaranya disampaikan melalui SMS. Selanjutnya tahun apa yang tahun 2012 dulu barangkali itu berhubungan dengan perkara simulator yang saat itu KPK menetapkan tersangka atas nama Pak Djoko Susilo, Inspektur Jenderal Polisi. Yang selanjutnya di sekitar bulan Januari itu berhubungan dengan KPK menetapkan tersangka atas nama Pak Budi Gunawan. Saya juga sama mendapatkan beberapa informasi karena sampai sekarang pun hubungan saya dengan senior-senior, dengan kolega di Polri tetap baik, tetap berhubungan dengan cara yang baik. Saya juga pernah mendapatkan informasi bahwa pemahaman beberapa orang, beberapa orang ini yang punya pengaruh di beberapa tempat di Mabes Polri menjelaskan bahwa otaknya dalam penanganan perkara atas nama tersangka Budi Gunawan adalah saya, sehingga saya enggak heran ketika kemudian perkara ini berjalan kembali, tapi itulah gambaran bahwa terjadinya hal itu dan selanjutnya apa terkait dengan perkara atas nama tersangka Pak Budi Gunawan ini juga ada ancamanancaman kriminalisasi, ada juga yang sudah dilakukan kriminalisasi pimpinan yaitu di antaranya Pak Abraham Samad dan Pak Bambang

14 Widjojanto dan saya juga meyakini bahwa itu adalah bagian dari kriminalisasi. Selain itu, penyidik yang menangani perkara atas nama tersangka Pak Budi Gunawan juga diancam akan ditersangkakan. Itu disampaikan dan saya kira penyidik-penyidik itu memahami, mengetahui fakta-fakta itu. Selain itu ancaman fisik, ancaman fisik juga ada salah satu Plt struktural di penindakan KPK diancam secara fisik, didatangi rumahnya dan kemudian ada juga beberapa ditelepon. Saya bisa mengetahui karena yang bersangkutan cerita dengan saya dan juga yang bersangkutan merekam pembicaraan telepon itu karena mungkin yang bersangkutan merasa bahwa perlu mempunyai bukti untuk itu, sehingga dilakukan perekaman oleh dirinya sendiri. Saya kira di antaranya itu yang bisa saya jelaskan. 31. KUASA HUKUM PEMOHON: ASFINAWATI Saya ingin lebih lebih detail tadi dari mulai awal kasus pada masa kepemimpinan Bibit dan Chandra Pak Bibit dan Chandra apakah Saudara Saksi keberatan menyebutkan tadi katanya memiliki bukti saksi apakah ada keberatan etik atau yang lain untuk menyebutkan di persidangan yang mulia ini mengenai saksi-saksi ancaman-ancaman yang dialami oleh teman-teman ketika masa masa itu, kriminalisasi terhadap Bibit dan Chandra. 32. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Terkait dengan waktu perkara Pak Bibit-Pak Chandra yang yang eranya Pak Bibit-Pak Chandra di antaranya yang saya ketahui adalah ada suatu keadaan di mana saat itu pernah ada penyelidikan dilakukan di daerah Jawa Timur dan waktu itu ada ancaman yang disampaikan, cuma fakta soal itu saya tidak mendengar langsung. Saya hanya mendapat penjelasan dari rekan yang saat itu melakukan tugas di wilayah Jawa Timur, di antaranya itu. Selain itu, memang karena perkara itu sudah penyelidikan dan KPK mempunyai kewenangan untuk melakukan penyadapan dalam proses penyelidikan, ada beberapa rekaman-rekaman tentunya yang bisa menjelaskan soal itu. 33. KUASA HUKUM PEMOHON: ASFINAWATI Apabila kami ingin mendapatkan rekaman tersebut, kepada siapakah persidangan ini harus meminta? Apakah bisa melalui Saudara atau harus lewat pimpinan?

15 34. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Segala hal di KPK tentu harus melalui pimpinan terkait dengan diperlukannya bukti atau lain hal, tentu tidak bisa melalui saya karena saya adalah pegawai dan tentu haruslah melalui pimpinan. Saya kira seperti itu. 35. KUASA HUKUM PEMOHON: ASFINAWATI Terima kasih. Saya mau maju lagi, kemudian pada kasus simulator ada ajakan-ajakan kompromi kepada Saudara Saksi sendiri, begitu ya. Bisakah dijelaskan ada siapa saja, dari instansi mana? Apa ajakan komprominya? 36. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Baik. Barangkali mohon maaf, Yang Mulia, saya tidak bisa menyebut nama orang, saya khawatir yang bersangkutan ini cuma disuruh. Kalau kemudian ini terpublikasi, tentunya ini menjadi tidak baik. Tetapi dari hal yang perlu saya jelaskan bahwa penyampaian soal kompromi itu disampaikan beberapa orang, bukan cuma satu orang. Di antaranya pernah juga saya didatangi di KPK dan kemudian anggota Polri tersebut, saya bisa bilang itu senior saya yang saya hormati, saya sampaikan bahwa saya tidak bisa bertemu dengan pejabat siapa pun tanpa izin pimpinan, dan kemudian di hal tersebut dimintakan izin kepada pimpinan yaitu Pak Busyro Muqoddas. Saya kira, Pak Busyro juga mengetahui orang tersebut siapa, tapi mohon izin saya tidak bisa menjelaskan nama, saya khawatir menjadi hal yang tidak baik bagi yang bersangkutan karena saya yakin yang bersangkutan juga menyempaikan itu karena cuma disuruh, bukan karena hal yang merupakan kehendak yang bersangkutannya sendiri. Itu yang disampaikan. 37. KUASA HUKUM PEMOHON: ASFINAWATI Kemudian soal akibat dari banyaknya pekerja-pekerja di KPK, tidak hanya Saudara Saksi... maaf tidak hanya Saudara Saksi, tapi juga beberapa Rekan Saudara. Apa tanggapan pekerja-pekerja di KPK yang mendapatkan ancaman, baik ancaman fisik, ajakan kompromi, dan lain-lain itu yang Saudara ketahui? SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Baik. Terkait dengan ancaman dan hal lainnya yang merupakan bagian dari serangan yang saya pandang sebagai serangan. Tentunya sedikit banyak menganggu, tetapi memang kami sebagai penyidik

16 mestinya sudah dari awal memahami resiko-resiko itu ada, sehingga lebih banyak kami memilih bahwa segala resiko itu akan kami hadapi, tapi yang perlu saya sampaikan bahwa fakta-fakta itu benar ada dan itulah yang menjadi permasalahan dan saya kira perlu, saya pendang perlu untuk saya sampaikan kepada Yang Mulia. 38. KUASA HUKUM PEMOHON: ASFINAWATI Ya, bisa lebih dijelaskan bentuk-bentuk gangguan itu apa mempengaruhi apa supaya itu tidak menjadi semacam rumor, tapi menjadi fakta? 39. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Sebagaimana saya sampaikan tadi bahwa ancaman-an caman tersebut mulai dari ancaman fisik, ancaman fisik ini disampaikan biasanya tidak... tidak langsung dan berupaya sebisa mungkin tidak ada bukti. Satu hal yang saya sampaikan yang paling jelas adalah sekitar bulan Januari atau bulan Februari kemarin yaitu Plt salah satu struktural di KPK, yang diancam dan pengancamanannya itu didatangi ke rumahnya, dan saat itu seingat saya juga dibahas oleh media-media... media-media nasional, tentang fakta-fakta itu. Dan atas ancaman itu yang saya ketahui karena saya disampaikan oleh yang bersangkutan kepada saya, dan beberapa penyidik yang lain juga mengetahui fakta-fakta itu, yang bersangkutan diminta untuk memberi kesaksian seolah-olah dalam penanganan perkaranya ada masalah, dipaksa demikian. Dan sekarang ini yang saya ketahui karena dia karena yang bersangkutan adalah Anggota Polri, sekarang setahu saya sedang dalam proses menjadi pegawai tetap di KPK. 40. KUASA HUKUM PEMOHON: ASFINAWATI Kemudian, dengan adanya gangguan-gangguan tersebut tadi ada gangguan kinerja. Bisa lebih diperjelas apa saja gangguan kinerja tersebut? 41. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Oke, baik. Saya bisa jelaskan begini, dalam proses kegiatan penyidik, penyidik juga melakukan beberapat tugas penyelidikan. Membantu penyidik dalam rangka melakukan penyelidikan, tentu kegiatan terkait dengan penyelidikan, kami berhubungan dengan orangorang dan melakukan pemeriksaan dan lain-lain. Ketika terjadi hal-hal demikian seperti sekarang, ya bisa dibilang beberapa bentuk perlawanan. Tentu itu kemudian dalam pelaksanaan tugasnya sangat

17 terganggu, baik ketika penyidik melakukan tugas, ada perlawanan dari pihak-pihak tertentu karena melihat sebagai contoh terjadinya hal tersebut atau pada saat penyelidikan, ini yang paling banyak terganggu saya kira, ketika tugas lapangan atgau operasi tangkap tangan, contohnya, tentunya kegiatan tersbeut akan sangat terganggu karena ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara tertutup dan itu bisa jadi, petugas yang melakukan tugas penyelidikan tersebut bisa dilakukan penangkapan juga. Sehingga hal itu menjadi kekhawatiran dalam pelaksanaan tugas. Saya kira seperti itu, walaupun kita... saya tidak sedang bicara soal takut apa tidak karena sebagai penyidik, tentunya saya harus memahami bahwa resiko-resiko itu ada dan tentu saya enggak boleh takut. 42. KUASA HUKUM PEMOHON: ASFINAWATI Cukup dari saya. Akan dilanjutkan oleh rekan (...) 43. KETUA: ARIEF HIDAYAT Supaya efisien, untuk satu Saksi bisa satu atau dua saja dari Kuasa Hukum, jangan semuanya mengajukan pertanyaan ya, kalau masih ada anu silakan tambahan satu lagi dari Kuasanya, ya. 44. KUASA HUKUM PEMOHON: MUJI KARTIKA Ya. 45. KETUA: ARIEF HIDAYAT Karena juga Hakim akan bertanya kepada Saksi. 46. KUASA HUKUM PEMOHON: MUJI KARTIKA Terima kasih, Majelis. 47. KETUA: ARIEF HIDAYAT Silakan. 48. KUASA HUKUM PEMOHON: MUJI KARTIKA Yang terhormat, saya melanjutkan pertanyaan. Saudara Saksi, tadi Anda sudah menerangkan ancaman-ancaman yang muncul ketika KPK menangani kasus korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum, dalam hal ini adalah institusi dimana Anda pernah bertugas yaitu

18 kepolisian. Apakah Anda bisa menjelaskan pengalaman yang sama apakah juga terjadi ketika KPK menangani kasus-kasus korupsi pada aparat penegak hukum yang lainnya atau juga pejabat-pejabat negara yang lainnya? Terima kasih. Selain kepolisian. 49. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Ya, baik. Dari yang saya ketahui, belum pernah terjadi ancaman atau kecelakaan balik terkait dengan penyidikan di luar dari penegak hukum, dalam hal ini kepolisian, saya kira karena fakta itu belum pernah terjadi apakah ada apa tidak? Bisa jadi ada, tapi saya belum pernah mengetahui, itu yang bisa disampaikan. 50. KUASA HUKUM PEMOHON: MUJI KARTIKA Pertanyaan saya yang berikutnya adalah terkait dengan dampak. Kalau tadi dikatakan bahwa kelembagaan terganggu kinerjanya, begitu ya, seperti yang Anda terangkan tadi. Ada beberapa bentuk ancaman yang sudah Anda sebutkan, mulai dari pimpinan yang ditersangkakan sampai pada pegawai yang diancam fisik dan sebagainya, apakah ada perbedaan dampak terhadap masing-masing ancaman tadi itu? Jadi, misalnya kalau ancamannya itu dalam bentuk pimpinan yang dikriminalisasikan itu dampaknya apakah berbeda dengan misalnya pegawai yang di-sms atau diajak kompromi dan sebagainya terhadap kinerja kelembagaan KPK? 51. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Baik, sehubungan dengan masalah kinerja kelembagaan, tentu saya kapasitas tidak bisa menjelaskan (...) 52. KETUA: ARIEF HIDAYAT Itu... mohon untuk dijawab faktanya. 53. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Ya, Pak. 54. KETUA: ARIEF HIDAYAT Jangan pendapat dari saksi karena ini Saksi Fakta, bukan ahli, ya. Supaya... dampak yang terjadi itu yang betul-betul terjadi bukan karena pendapat saksi. Silakan.

19 55. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Baik. Saya ulangi, saya bukan bisa menyampaikan bukan pada kapasitas menyampaikan soal kelembagaan karena itu adalah domain pimpinan tentunya. Yang saya rasakan bahwa apabila ancaman itu berhubungan dengan pegawai dan pimpinan, tentu berbeda karena kalau terkait dengan pimpinan tentu efeknya kepada seluruh pegawai dan terhadap proses keseluruhan. Tapi kalau kepada pegawai, satu, bisa jadi berefek bagi yang lain, tapi saya kira tidak seluas terhadap pimpinan. 56. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, dari Pemerintah, ada? Cukup. Cukup. Dari meja Hakim, ada yang perlu ditanyakan? Saya persilakan, Pak Wakil. 57. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN Ya, terima kasih, Yang Mulia. Saksi, jadi saya perlu mendapat penegasan, jadi sekarang statusnya bukan lagi anggota Polri? 58. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Sejak Desember 2014, Kapolri mengeluarkan keputusan untuk saya diberhentikan dengan hormat sebagai purnawirawan Polri. 59. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN Sejak menerima skep, ya, surat keputusan dari Kapolri lalu statusnya di KPK? 60. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Sebagai pegawai tetap dengan jabatan sebagai penyidik. 61. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN Berdasarkan? 62. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Keputusan pimpinan KPK tahun 2012.

20 63. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN Cukup. Terima kasih. 64. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ada lagi? Dari pojok sana, Prof. Aswanto dulu, silakan, Yang Mulia. Berikutnya nanti Yang Mulia Pak Suhartoyo. 65. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Terima kasih, Pak Ketua. Saudara saksi, ya. Saudara saksi bekerja di KPK atau bergabung dengan KPK sejak tahun 2007, ya? 66. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Betul, Yang Mulia. 67. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Tanggal 2 Januari 2007? 68. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Ya, betul. 69. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Pertama kali Saudara masuk, jabatannya sebagai apa? 70. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Saya sampai sekarang menjabat sebagai fungsional, tentu dalam fungsional juga ada grade jabatan, tapi saya sebagai fungsional, penyidik. 71. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Penyidik ya? 72. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Betul.

21 73. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Baik. Saudara saksi menjelaskan bahwa Saudara mengalami atau bergabung dengan bekerja dengan... di bawah tiga jilid kepemimpinan, ya. Mulai jilid pertama, kedua, dan sampai sekarang. 74. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Betul. 75. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Lalu tadi Saudara menjelaskan bahwa pada era kepemimpinan yang pertama itu belum ada kriminalisasi karena memang jumlah kasus yang ditangani masih minim? 76. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Betul. 77. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Ya, apakah Saudara saksi bisa memberikan gambaran kepada kami, perbandingan kasus yang ditangani pada masing-masing era kepemimpinan itu? 78. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Mohon izin, Yang Mulia. 79. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Ya. 80. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Di poin soal itu tadi saya menyampaikan bahwa pada jilid satu belum ada perkara yang berhubungan dengan pusat kekuasaan atau penegak hukum, Yang Mulia. Jadi, itu efek yang paling saya bisa pandang sebagai respons serangan balik atau kriminalisasi. Itu dugaan saya, saya memandangnya demikian. Saya tidak membandingkan dari jumlah perkara, Yang Mulia.

22 81. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Jadi bukan jumlahnya, ya? 82. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Bukan dari jumlahnya, Yang Mulia. 83. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Dari kualitas kasusnya? 84. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Ya, betul, Yang Mulia. 85. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Baik. Dan ternyata pada era kepemimpinan yang kasusnya atau kasus yang ditangani berkaitan dengan aparatur penegak hukum, aparat penegak hukum itu kemudian menurut keterangan Saudara, ada tindakan kriminalisasi? 86. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Betul, Yang Mulia. 87. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Baik. 88. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Terutama yang berhubungan dengan institusi dengan beberapa orang di institusi Polri. 89. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Saudara mengetahui, kira-kira itu kriminalisasi dari lembaga atau dari oknum? 90. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Saya meyakini dari oknum, Yang Mulia.

23 91. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Dari oknum. 92. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Saya perlu menjelaskan ini karena begini, Yang Mulia, setidaktidaknya penegak hukum di situ ada hakim, ada juga jaksa, dan juga ada Polri, sebagai penyidik tentunya, dan yang saya perlu penegasan karena hal itu tidak terjadi pada saat penegak hukum hakim dan jaksa, ini yang saya perlu penegasan tadi di poin yang terakhir, Yang Mulia. 93. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Baik, satu lagi, ya. Tentu karena Saudara mulai dari tahun 2007 sampai sekarang sudah bekerja di KPK, maka saya yakin segala tugas dan fungsi KPK itu di luar kepala, ya. Di Pasal 6 Undang-Undang KPK ya, Komisi Pemberantasan Korupsi memiliki tugas mulai A sampai E, saya tidak menyinggung soal D poin D dan poin E, yang saya ingin klarifikasi adalah poin A itu adalah koordinasi, poin B supervisi, dan poin C melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi. Kira-kira selama Bapak bertugas di sana, persentase penanganan pada masing-masing bidang itu, mana yang lebih tinggi? Apakah koordinasi, supervisi, atau tindakan? Sebagaimana yang diatur di poin C. 94. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Mohon izin, Yang Mulia, saya tidak pernah bertugas di bagian koordinasi dan supervisi, sehingga saya hanya bertugas di bidang penyidikan, jadi saya detailnya tentunya saya tidak tahu. Tetapi, saya bisa menjelaskan bahwa teman-teman yang bertugas pada bagian koordinasi dan supervisi juga melakukan tugas dalam rangka memeriksa dan melakukan verifikasi ataupun supervisi perkara-perkara yang terkait yang dimaksud di Pasal 9, Yang Mulia. Jadi, banyak mereka melakukan, cuma kalau bicara berapa persentase, Yang Mulia, saya tentunya tidak memahami karena saya tidak membidangi di bidang itu, Yang Mulia. 95. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Baik. Walalupun Saudara tidak membidangi supervisi dan apa koordinasi, tetapi di dalam Undang-Undang KPK kan, ada kasus yang ditangani KPK yang berasal dari kasus yang sudah ditangani lebih awal,

24 baik oleh kepolisian maupun kejaksaan, kemudian dianggap tidak maksimal, lalu itu bisa diambil alih oleh KPK. 96. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Ya. 97. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Adakah kasus yang seperti itu? Yang sudah ditangani oleh penyidik kepolisian atau penyidik kejaksaan, lalu kemudian dianggap tidak maksimal, kemudian diambil alih oleh KPK. 98. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Ada, Yang Mulia. 99. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Kira-kira berapa banyak kasus yang diambil alih? 100. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Saya tidak melihat terlalu banyak HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Tapi ada, ya? 102. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Ada beberapa, tapi tidak terlalu banyak. Dan sebagian ada juga yang dari institusi tersebut yang menyerahkan, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Baik. Artinya kan, itu diawali dengan supervisi, koordinasi, lalu kemudian dianggap tidak maksimal, maka Pasal 8 sudah menentukan bagaimana mekanisme pengambil alihannya SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Ya, Yang Mulia.

25 105. HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Itu saja, ya. Ada, ya? 106. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Ada HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Soal jumlahnya Saudara tidak tahu persis, tapi ada? 108. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Ada, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: ASWANTO Baik, terima kasih, Yang Mulia KETUA: ARIEF HIDAYAT Terima kasih. Berikutnya, Yang Mulia, Pak Suhartoyo, saya persilakan HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Terima kasih, Yang Mulia Pak Ketua. Saksi Pak Novel, ya. Kalau boleh tahu, kalau kasusnya Saudara sendiri itu yang disangkakan tahun berapa kejadiannya? 112. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Kejadian Bulan Februari tahun 2004, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Tahun Saudara masuk KPK tahun? 114. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN 2007, Yang Mulia.

26 115. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO 2007, tiga tahun kemudian. Baik. Ketika ada perkara yang pertama kali ketika Saudara sudah di KPK, kemudian perkara Saudara yang di Bengkulu itu dipersoalkan, itu mulai tahun berapa oleh kepolisian? 116. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Mulai Bulan Oktober tahun 2012, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Oktober Oktober 2012, itu di era perkara siapa yang melibatkan penegak hukum kepolisian? 118. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Pada saat itu saya melakukan penyidikan perkara simulator, Yang Mulia, saya koordinator penyidikannya HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Bukannya Oktober 2012 sidang sudah berjalan? 120. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Belum berjalan, Yang Mulia karena sidangnya itu baru sekitar kalau enggak Februari, Maret 2013, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO 2013, ya SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Ya, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Baik. Kemudian kalau ketika eranya Pak ada kasusnya muncul Pak Susno Duadji yang Saudara contohkan bahwa ada ada pelibatan perkara yang melibatkan institusi Polri yang ketika itu Pak Susno yang sebelum Pak Djoko ya, itu hanya Saudara mencontohkan atau di situ juga sudah ada istilah Saudara kriminalisasi juga?

27 124. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Ada, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Apa itu? 126. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Itu terkait dengan penetapan tersangka Pak Bibit dan Pak Candra, itu sekitar tahun 2011, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Tahun 2011? 128. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Ya, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Kalau perkaranya Pak ini sendiri tahun? Yang Pak Susno, tahun 2011 juga? 130. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Sama, Yang Mulia, itu responsnya sesaat, beberapa waktu setelah itu, tidak terlalu lama, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Oke. Jadi, Pak, ketika Pak Susno, Bibit-Chandra, kemudian di eranya simulator itu Saudara, dimulainya kemudian, istilah Saudara kriminalisasi. Tapi, terlepas apakah apakah itu benar apa tidak, kan tentunya masih bergulir persoalannya ya, di perkaranya sendiri. Tapi kalau dari perspektif proses penyidikannya sendiri, memang ketika tahun 2004 ada perbuatan yang disangkakan kepada Saudara, itu memang enggak ada proses sama sekali, penindakan terhadap Saudara?

28 132. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN 2004, Yang Mulia, memang pernah saya dilakukan teguran lisan, Yang Mulia, dengan proses, tapi bukan cuma saya, Yang Mulia. Pada saat itu, saya dan beberapa ( ) 133. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Dalam kasus yang disangkakan sekarang itu? 134. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Betul, Yang Mulia. Tetapi, ada hal yang mestinya bisa saya ceritakan, tapi saya khawatir terlalu panjang saya menjelaskannya, Yang Mulia. Tapi kalau diperkenankan ( ) 135. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Enggak, Mahkamah juga ingin tahu, Pak. Bahwa jangan nanti tiba-tiba ini perkara ini sudah tidur nyenyak, memang tidak pernah ada proses apa-apa, kok tiba-tiba kemudian ketika Saudara menangani perkara yang melibatkan institusi Polri yang notabene adalah orangorang yang berpangkat itu, kemudian Saudara mulai diungkit-ungkit. Tapi kalau ada proses dari awal, boleh Mahkamah diberi penjelasan paling tidak pokok-pokoknya apa yang pernah dilakukan pemrosesan terhadap Saudara ketika dari 2004 ada kejadian itu SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Baik, Yang Mulia, saya menjelaskan dengan saya upayakan sesingkat mungkin penjelasan saya. Saya bisa menceritakan demikian, Yang Mulia. Jadi, sekitar bulan Februari 2004, saya menjadi Kasatreskrim di Polres Kota Bengkulu. Sebelumnya, saya menjadi Karobinops Reskrim Kota Bengkulu, istilahnya wakil kasat, Yang Mulia. Pada saat itu, memang saya sedang giat-giatnya melakukan penindakan atas tiga hal penting, kejahatan penting yaitu illegal logging, narkoba, dan satu lagi masalah judi, Yang Mulia karena saya mempunyai keyakinan bahwa ini harus dilakukan tindakan karena efeknya sangat luar biasa. Tindakan saya ini kemudian dipandang tidak menyenangkan bagi beberapa orang karena itu menjadi rahasia umum saat itu bahwa tiga jenis tindak pidana itu setoran, Yang Mulia, kepada beberapa pejabatpejabat.

29 137. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Maksudnya apa itu? 138. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Beberapa oknum-oknum ( ) 139. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Di internal Anda apa di luar? 140. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Di luar dan di internal, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Di internal. Termasuk Saudara, setor juga dong kalau begitu? 142. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Kalau waktu itu saya membiarkan tentu saya dapat setoran, Yang Mulia. Tapi pada saat itu ( ) 143. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Kewajiban setor atau? 144. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Bukan, Yang Mulia. Itu bukan hal, tapi adalah tindakan tindak pidana korupsi sebenarnya HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Jadi, dari tiga kategori tindak pidana itu tadi, kan? 146. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Di antaranya, Yang Mulia, betul HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Ya, terus?

30 148. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Karena saya melakukan tindakan itu semua, saya melakukan itu dengan cukup banyak giat, sehingga saya harus membenahi juga anggota-anggota saya, Yang Mulia. Anggota-anggota saya pandang tidak sejalan dengan kebijakan saya itu, saya persilakan untuk di bidangbidang kerja yang lain atau di polsek, dan lain-lain. Ini kemudian berjalan demikian, tetapi pada saat itu memang ada terjadi tersangka meninggal, Yang Mulia, dan hal itu menjadi momentum bagi beberapa orang-orang yang saya duga sebagai bentuk membalas kepada tindakan-tindakan yang saya lakukan itu, Yang Mulia, sehingga saya melihat bahwa dalam proses pemeriksaan, saat itu, Yang Mulia, saya perlu jelaskan juga bahwa tidak ada reskrim melakukan upaya penyidikan, yang ada hanyalah bagian propam dan intel di Polres dan Polda Bengkulu, tidak ada sama sekali tindakan dari reskrim, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Bagian Saudara apa? 150. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Saya reskrim, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Bukan. Ketika itu kan, sudah wakil ops? Sudah? 152. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Waktu itu sudah kasat, Yang Mulia. Untuk terkait dengan tindakan yang ( ) 153. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Yang yang Saudara, yang kemudian muncul persoalan itu? 154. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Ya, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Saudara kasat?

31 156. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Saya baru baru sekitar 1 minggu atau 2 minggu menjadi kasat HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Ya, ya, Mahkamah sudah bisa menangkap apa yang ingin Saudara ilustrasikan. Tapi keterkaitan antara cerita Saudara itu dengan satu kasus yang kemudian sampai sekarang masih bermasalah itu itu memang ada enggak yang awalnya Saudara hanya diberi apa teguran tertulis, apakah teguran tertulisnya juga dalam konteks karena Saudara diduga telah melakukan atau hasil pemeriksaan Saudara terbukti telah melakukan apa yang menjadi apa di situ etika atau indisipliner? Apa hasil temuan tim yang kemudian menjatuhkan sanksi teguran lisan ya, pada Saudara tadi? 158. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Betul, Yang Mulia. Mohon izin, Yang Mulia, saya teruskan sedikit untuk menggambarkan yang Yang Mulia tanyakan tadi. Bahwa pada saat itu kemudian, saya melihat proses pemeriksaan kepada anggota-anggota saya berlebihan dan tidak objektif. Itu pandangan saya waktu itu, sehingga anggota saya, saya kumpulkan, Ya, sudah kalau begini caranya saya akan mengambil alih tanggung jawab untuk menghadapi ini. Itu terjadi, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Itu kasus sudah muncul, ya? 160. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Sudah, Yang Mulia. Setelah terjadinya ada salah satu tersangka yang meninggal. Itu yang saya lakukan HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Apa bentuk pengalihan tanggung jawab Saudara? Apa Saudara kemudian mengaku bahwa saya Anda yang melakukan, kemudian Anda yang siap bertanggung jawab? Atau bentuk seperti apa yang Saudara ambil alih itu?

32 162. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Begini, Yang Mulia, pada proses itu memang bukan cuma saya, ada beberapa orang yang kemudian diberikan sanksi teguran HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Ya SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Saya dan beberapa kanit perwira saya dan juga beberapa anggota saya. Terjadinya demikian karena saya pandang karena pemeriksaan dari propam tidak objektif lagi saya pandang, maka bagi saya penting untuk kemudian saya harus melakukan tanggung mengambil alih tanggung jawab. Karena apa? Terjadinya protes propam tidak objektif karena kemarahan atas perkara-perkara yang saya melakukan tindakan sebagaimana tiga perkara pokok tadi yang saya sampaikan, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Ya, yang itu tidak sejalan dengan semangat Saudaralah, ya? 166. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Ya, betul, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Kalau ingin Mahkamah ingin menangkap... eh sekarang menurut Anda, apakah sanksi yang dijatuhkan itu karena memang Anda merasa terbukti karena ada keterlibatan di sana atau semata-mata karena Saudara mengambil alih karena ingin tidak mau mengorbankan anggota Saudara? Jujur Saudara diminta oleh Mahkamah ini SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Baik, Yang Mulia. Saya akan menyampaikan dengan sejujurjujurnya HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Ya, singkat saja, Pak.

33 170. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Baik, Yang Mulia. Saya memandang bahwa sebenarnya karena saya mengambil alih itulah, kemudian sanksi itu ada, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Jadi, tidak ( ) 172. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Karena begini, Yang Mulia ( ) 173. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Tidak melakukan sebenarnya? 174. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Tidak, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Baik. Kalau demikian, tidak ada proses-proses lain, dong? Artinya, misalnya propam kemudian melakukan penyidikan terhadap barangkali nanti bisa ditindaklanjuti dengan kasus pidanya atau ( ) 176. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Ya HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Karena kalau tidak salah kan, pemberitaan-pemberitaan yang ada kan, sempat di situ ada perdamaian segala macam dengan pihak korban yang meninggal, dengan keluarganya, dengan yang pelaku-pelaku yang lain itu kan, ada perdamaiannya kan, ya? Artinya, apakah di dalam perdamaian yang dibuat itu kemudian saling mengakui perbuatannya, cuma kemudian dianggap perkara itu selesai, tapi sekarang diangkat lagi. Kemudian yang Anda istilahkan pengkriminalisasi pengkriminalisasian itu ataukah memang di situ perdamaian itu tidak meng tidak ada soal mengaku-mengaku atau minta maaf di situ?

34 178. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Jadi, begini, Yang Mulia, saya perlu jelaskan bahwa sudah menjadi kebiasaan di institusi Polri atau di anggota-anggota Polri apabila ada terjadinya masalah dengan masyarakat, maka upaya perdamaian itu yang ditempuh pertama kali dan tentunya dalam hal itu kita dalam rangka merespons yang bersangkutan dengan cara-cara yang baik HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Jadi, meskipun tidak sampai substansi apa, siapa yang salah kalau begitu? 180. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Tidak, tidak bicara itu, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Baru kemudian ketika itu sudah tenang, tidak ada persoalan, ketika Saudara menangani perkara simulator 2012 baru di ( ) 182. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Baru dipermasalahkan. Betul, Yang Mulia HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Kalau boleh ketika 2012 Saudara dipersoalkan lagi itu action-nya apa, ya? Konkretnya apa yang diperlakukan Polri terhadap Saudara di 2012? 184. SAKSI DARI PEMOHON: NOVEL BASWEDAN Baik, Yang Mulia. Sebelumnya, saya akan menyampaikan dulu ada proses sedikit sebelum 2012, Yang Mulia. Penanganan perkara simulator sekitar awal Agustus atau akhir Juli, saya lupa persisnya, Yang Mulia. Antara akhir Juli sampai dengan Oktober ada proses dimana saya diajak bertemu dengan beberapa dengan Kabareskrim, waktu itu Pak Sutarman, Yang Mulia. Tapi waktu itu saya menolak karena saya tidak boleh bertemu dengan siapa pun dalam proses penyidikan, Yang Mulia.