LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil analisa FTIR. Penentuan DD kitosan mentah. Dari data di atas diperoleh: T 0 hidroksil = 100.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil analisa FTIR. Penentuan DD kitosan mentah. Dari data di atas diperoleh: T 0 hidroksil = 100."

Transkripsi

1 Lampiran 1. Hasil analisa FTIR Penentuan DD kitosan mentah LAMPIRAN Dari data di atas diperoleh: T 0 hidroksil = 100 T hidroksil = A hidriksil = log (T 0 hidroksil / T hidroksil) = log (100/) = 0,6575 T 0 amida = 6 T amida = 43 A amida = log (T 0 amida / T amida ) = log (6/43) = 0,1589

2 Untuk penentuan DD kitosan menggunakan persamaan: DD kitosan = (1-[A amida / A hidroksil ][1/1,33]) x 100% = (1-[0,1589 /0,6575][1/1,33]) x 100% = 81,89 % Penentuan DD kitosan matang T 0 hidroksil = 100 T hidroksil = 3 A hidriksil = log (T 0 hidroksil / T hidroksil) = log (100/3) = 0,495 T 0 amida = 78 T amida = 51

3 A amida = log (T 0 amida / T amida ) = log (78/51) = 0,185 Untuk penentuan DD kitosan menggunakan persamaan: DD kitosan = (1-[A amida / A hidroksil ][1/1,33]) x 100% = (1-[0,185 /0,495][1/1,33]) x 100% = 71,899 %

4 Lampiran. Hasil pengukuran ketebalan bioselulosa-kitosan Data yang telah didapatkan dari hasil uji ketebalan akan diolah sehingga diperoleh nilai ketebalan rata-rata. Sampel diukur ketebalannya yaitu tebal atas, tebal tengah dan tebal bawah kemudian di rata-rata dan dihitung nilai simpangan bakunya. Contoh: Sampel yang pertama adalah bioselulosa tanpa penambahan massa kitosan. Data ketebalan yang diperoleh adalah tebal atas = 103,5 m, tebal tengah = 104 m dan tebal bawah = 104,5 m, maka nilai rata-rata tebal sample adalah t t ι n (103, ,5) μm Pada pengukuran berulang dengan n jumlah pengukuran, maka simpangan baku adalah Δt t n t i n(n 1) (3448,5) 3 (3 1) 3(104) 0,886 μm Perhitungan juga dilakukan untuk sampel yang lainnya. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.

5 Tabel 1 Nilai Ketebalan Bioselulosa-kitosan Massa kitosan Tebal atas Tebal tengah Tebal bawah Tebal rata-rata (gram) ( m) ( m) ( m) ( m) 0 103, , , , ,5 97, ,75 69,5 69 0, , 54,3 53,5 0, , ,5 0,

6 Lampiran 3. Grafik Uji Tarik Bioselulosa-kitosan Bioselulosa tanpa kitosan Bioselulosa-kitosan dengan penambahan massa kitosan 1 gram

7 Bioselulosa-kitosan dengan penambahan massa kitosan gram Bioselulosa-kitosan dengan penambahan massa kitosan 3 gram

8 Bioselulosa-kitosan dengan penambahan massa kitosan 4 gram Bioselulosa-kitosan dengan penambahan massa kitosan 5 gram

9 Pengukuran Nilai Uji Tarik Data yang telah didapatkan dari hasil uji tarik akan diolah sehingga diperoleh nilai elongasi dan kekuatan tarik, nilai elongasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3. dan nilai kuat tarik dihitung menggunakan persamaan 3.1. Nilai elongasi dihitung dengan rumus L Lo x 100% Lo Ket: ε = Elongation ( % ) L = Panjang akhir spesimen uji ( cm ) Lo = Panjang awal spesimen uji ( cm ) Contoh: Sampel yang pertama adalah Biosellulosa tanpa penambahan massa kitosan. Data yang diperolah adalah l 0 = 6,35 cm dan l = 7,36 maka nilai elongasinya adalah: 7,36 6,35 x 100% = 15,873 % 6,35 Perhitungan yang sama juga dilakukan untuk setiap sampel yang lain. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel.

10 Tabel Nilai Elongasi Bioselulosa-kitosan Massa kitosan (gram) L 0 (cm) L(cm) (%) Nilai kekuatan tarik dihitung dengan rumus : F A dengan : σ = Stress (N/cm ) Contoh: F = Beban ( N ) A = Luas permukaan ( cm ) =Tebal spesimen (cm) x Lebar spesimen (cm) Sampel yang pertama adalah biosellulosa tanpa penambahan massa kitosan. Data yang diperoleh adalah A 0 = cm x 50,010 cm = cm dan harga beban = 16,39 N, sehingga diperoleh nilai kuat tariknya adalah:

11 16,39 N cm 3151,9 N cm Perhitungan yang sama juga dilakukan untuk setiap sampel yang lain. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Nilai Kuat Tarik Bioselulosa-kitosan Massa kitosan F Lebar Tebal A (gram) (N) (cm) (cm) ( cm ) ( N/ cm ) , , , , , , , , , , ,19

12 Lampiran 4. Pengukuran Persentase Swelling Terhadap Air Berdasarkan data yang diperoleh yaitu air yang diserap oleh bioselulosakitosan maka Pengukuran prosentase swelling terhadap air dapat ditentukan berdasarkan persamaan 3.3. W f Wi % Swelling x 100% W i dengan : Contoh: W i = massa awal W f = massa akhir Sampel yang pertama adalah bioselulosa tanpa penambahan massa kitosan. Data yang diperoleh adalah prosentase air yang diserap adalah W i = 0,0043 gram dan W f = 0,0045, maka 0,4518 0,109 % Air yang diserap 100% 73,697% 0,109 Perhitungan yang sama juga dilakukan untuk setiap sampel yang lain. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Nilai Prosentase Air yang diserap Bioselulosa-kitosan Variasi massa kitosan (gram) Massa awal (gram) Massa akhir (gram) Penyerapan (%) 0 0,109 0, , ,1989 0, ,85 0,677 0, , ,077 0, , ,0676 0, , ,1636 0,19 17,4817

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pembuatan Kitosan 4.1.1 Penyiapan Perlakuan Sampel Langkah awal yang dilakukan dalam proses isolasi kitin adalah dengan membersikan cangkang kepiting yang masih mentah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorim Fisika Material Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Laboratorium Metalurgi ITS Surabaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada bab ini akan disajikan hasil karakterisasi yang sudah dilakukan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada bab ini akan disajikan hasil karakterisasi yang sudah dilakukan. 24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk mengukur nilai sifat mekanis hasil sintesis dan kualitas hasil sintesis pada bahan dasar kaca laminating dan tempered. Sifat mekanis yang diukur

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS DAFTAR SIMBOL BJ : Berat Jenis ρ : Berat Jenis (kg/cm 3 ) m : Massa (kg) d : Diameter Kayu (cm) V : Volume (cm 3 ) EMC : Equilibrium Moisture Content σ : Stress (N) F : Gaya Tekan / Tarik (N) A : Luas

Lebih terperinci

PERHITUNGAN FRAKSI VOLUME SERAT KOMPOSIT HIBRIDA KENAF-E GLASS DENGAN MATRIKS POLYPROPYLENE

PERHITUNGAN FRAKSI VOLUME SERAT KOMPOSIT HIBRIDA KENAF-E GLASS DENGAN MATRIKS POLYPROPYLENE LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN FRAKSI VOLUME SERAT KOMPOSIT HIBRIDA KENAF-E GLASS DENGAN MATRIKS POLYPROPYLENE Sebelum proses pencetakan dimulai maka dilakukan perhitunan terlebih dahulu, yaitu perhitunan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pelarut dengan penambahan selulosa diasetat dari serat nanas. Hasil pencampuran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pelarut dengan penambahan selulosa diasetat dari serat nanas. Hasil pencampuran 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel plastik layak santap dibuat dari pencampuran pati tapioka dan pelarut dengan penambahan selulosa diasetat dari serat nanas. Hasil pencampuran ini diperoleh 6 sampel

Lebih terperinci

Oleh: ANURAGA TANATA YUSA ( ) Pembimbing 1 : Drs. M. Nadjib M., M.S. Pembimbing 2: Lukman Atmaja, Ph.D

Oleh: ANURAGA TANATA YUSA ( ) Pembimbing 1 : Drs. M. Nadjib M., M.S. Pembimbing 2: Lukman Atmaja, Ph.D leh: ANURAGA TANATA YUSA (1407 100 042) Pembimbing 1 : Drs. M. Nadjib M., M.S. Pembimbing 2: Lukman Atmaja, Ph.D JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNLGI SEPULUH NPEMBER

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KOMPOSISI SAMPEL PENGUJIAN Pada penelitian ini, komposisi sampel pengujian dibagi dalam 5 grup. Pada Tabel 4.1 di bawah ini tertera kode sampel pengujian untuk tiap grup

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DATA PENELITIAN

LAMPIRAN A DATA PENELITIAN LAMPIRAN A DATA PENELITIAN A.1 DATA HASIL ANALISIS PATI KULIT SINGKONG Tabel A.1 Data Hasil Analisis Pati Kulit Singkong Parameter Pati Kulit Singkong Kadar Air 9,45 % Kadar Abu 1,5 % Kadar Pati 75,9061

Lebih terperinci

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polimer Benzilkitosan Somorin (1978), pernah melakukan sintesis polimer benzilkitin tanpa pemanasan. Agen pembenzilasi yang digunakan adalah benzilklorida. Adapun

Lebih terperinci

Pada prakteknya hanya sebuah sampel yang biasa diambil dan digunakan untuk hal tersebut. Sampel yang diambil ialah sampel acak dan dari sampel

Pada prakteknya hanya sebuah sampel yang biasa diambil dan digunakan untuk hal tersebut. Sampel yang diambil ialah sampel acak dan dari sampel DISTRIBUSI SAMPLING Pada prakteknya hanya sebuah sampel yang biasa diambil dan digunakan untuk hal tersebut. Sampel yang diambil ialah sampel acak dan dari sampel tersebut nilai-nilai statistiknya dihitung

Lebih terperinci

BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sebanyak 25 ekor, yang terdiri dari 5 ekor jantan dan 20 ekor betina dan berumur

BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sebanyak 25 ekor, yang terdiri dari 5 ekor jantan dan 20 ekor betina dan berumur 15 III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuda polo sebanyak 25 ekor, yang terdiri dari 5 ekor jantan

Lebih terperinci

A = log P dengan A = absorbans P 0 = % transmitans pada garis dasar, dan P = % transmitans pada puncak minimum

A = log P dengan A = absorbans P 0 = % transmitans pada garis dasar, dan P = % transmitans pada puncak minimum LAMPIRAN 12 Lampiran 1 Prosedur pencirian kitosan Penelitian Pendahuluan 1) Penentuan kadar air (AOAC 1999) Kadar air kitosan ditentukan dengan metode gravimetri. Sebanyak kira-kira 1.0000 g kitosan dimasukkan

Lebih terperinci

Sintesis dan Karakterisasi Bioselulosa Kitosan Dengan Penambahan Gliserol Sebagai Plasticizer

Sintesis dan Karakterisasi Bioselulosa Kitosan Dengan Penambahan Gliserol Sebagai Plasticizer Sintesis dan Karakterisasi Bioselulosa Kitosan Dengan Penambahan Gliserol Sebagai Plasticizer Riesca Ayu Kusuma Wardhani, Djony Izak Rudyardjo, Adri Supardi Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistirena Polistirena disintesis melalui polimerisasi adisi radikal bebas dari monomer stirena dan benzoil peroksida (BP) sebagai inisiator. Polimerisasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Impak dan Pembahasan Dari hasil pengujian impak yang telah didapat data yaitu energi yang terserap oleh spesimen uji untuk material komposit serat pelepah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Perbandingan fraksi volume serat dan matriks 20% : 80% Fraksi volume serat kenaf/ E-glass 70/30 Volume cetakan, V c

LAMPIRAN 1. Perbandingan fraksi volume serat dan matriks 20% : 80% Fraksi volume serat kenaf/ E-glass 70/30 Volume cetakan, V c LAMPIRAN 1 60 LAMPIRAN 1 Perhitungan Fraksi Volume Komposit Perbandingan fraksi volume serat dan matriks 20% : 80% dengan variasi perbandingan fraksi volume serat kenaf/e-glass sebesar 70/30, 80/20 dan

Lebih terperinci

2.6.4 Analisis Uji Morfologi Menggunakan SEM BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Alat

2.6.4 Analisis Uji Morfologi Menggunakan SEM BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Alat DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR ISTILAH... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. percampuran natrium alginat-kitosan-kurkumin dengan magnetic stirrer sampai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. percampuran natrium alginat-kitosan-kurkumin dengan magnetic stirrer sampai BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan absorbent dressing sponge dimulai dengan tahap percampuran natrium alginat-kitosan-kurkumin dengan magnetic stirrer sampai penghilangan air dengan proses lyophilizer.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Tahap Persiapan Tahap persiapan yang dilakukan meliputi tahap studi literatur, persiapan alat dan bahan baku. Bahan baku yang digunakan adalah nata de banana. 3.1. Persiapan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro. 24 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro. 2. Bahan campuran yang akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil uji tarik serat tunggal.

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil uji tarik serat tunggal. BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Serat Tunggal Hasil pengujian serat tunggal kenaf menurut ASTM D 3379 dirangkum pada Tabel 10. Tabel ini menunjukan bahwa, nilai kuat tarik, regangan

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g) 22 HASIL PENELITIAN Kalsinasi cangkang telur ayam dan bebek perlu dilakukan sebelum cangkang telur digunakan sebagai prekursor Ca. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, kombinasi suhu

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistiren Polistiren disintesis dari monomer stiren melalui reaksi polimerisasi adisi dengan inisiator benzoil peroksida. Pada sintesis polistiren ini, terjadi tahap

Lebih terperinci

: Luas Bidang-Bidang Tanah

: Luas Bidang-Bidang Tanah Lampiran N : Luas Bidang-Bidang Tanah - 2 - Lampiran O : Uji Chi-Square Uji Chi-square dihitung dengan α G = 0.05 Pengukuran titik dilakukan terhadap 24 byek (n -1 = 23). Chi 2 dengan α G sebesar 0.05

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 3). 94% Resin, 3% Serat Pelepah Salak, dan 3% Serat Glass. 4). 94% Resin, 4% Serat Pelepah Salak, dan 2% Serat Glass.

LAMPIRAN. 3). 94% Resin, 3% Serat Pelepah Salak, dan 3% Serat Glass. 4). 94% Resin, 4% Serat Pelepah Salak, dan 2% Serat Glass. 1 LAMPIRAN 1. Perhitungan Komposisi Komposit Perhitungan komposit ini berdasarkan perhitungan volume total cetakan. Ukuran cetakan yang dipergunakan adalah 16,5 x 12 x 0,5.cm 3. Dengan fraksi volume serat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambar Alat Percobaan 1 4 2 5 3a 6 8 7 3b Gambar 11. Rangkaian alat percobaan Keterangan gambar: 1. Amperemeter 2. Rangkaian pengubah arus 3. Elektroda; a. anoda (tembaga),

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 HASIL PERHITUNGAN PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIK

LAMPIRAN 1 HASIL PERHITUNGAN PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIK LAMPIRAN 1 HASIL PERHITUNGAN PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIK a. Pengujian densitas Hasil Pengujian densitas dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan (2.1) Densitas (ρ) Dimana : m V m massa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pendahuluan Pengujian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui klasifikasi tanah gambut Rawa Pening yang akan digunakan sebagai sampel

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan glukosamin hidroklorida (GlcN HCl) pada penelitian ini dilakukan melalui proses hidrolisis pada autoklaf bertekanan 1 atm. Berbeda dengan proses hidrolisis glukosamin

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SENSOR STRAIN GAUGE. Kurriawan Budi Pranata, Wignyo Winarko Universitas Kanjuruhan Malang

KARAKTERISASI SENSOR STRAIN GAUGE. Kurriawan Budi Pranata, Wignyo Winarko Universitas Kanjuruhan Malang KARAKTERISASI SENSOR STRAIN GAUGE Kurriawan Budi Pranata, Wignyo Winarko Universitas Kanjuruhan Malang kurriawan@gmail.com, wignyowinarko@gmail.com ABSTRAK. Karakterisasi sensor strain gauge dengan resistansi

Lebih terperinci

6. Perhatikan grafik berikut! Y x

6. Perhatikan grafik berikut! Y x 1. Jika Jarak sebenarnya antara kota Surakarta dan kota Semarang adalah 125 km, maka jarak kedua kota pada peta dengan skala 1 : 2.000.000 adalah. a. 62,5 cm b. 25 cm c. 6,25 cm d. 2,5 cm e. 0,625 cm 2.

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 asil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistiren Sintesis polistiren dilakukan dalam reaktor polimerisasi dengan suasana vakum. al ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kontak dengan udara karena stiren

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS 2

PENGUJIAN HIPOTESIS 2 PENGUJIAN HIPOTESIS. Menguji Kesamaan Dua Rata-rata a. Uji Dua Pihak Misalkan ada dua populasi berdistribusi normal dengan masing-masing rata-rata dan simpangan baku secara berturut-turut μ dan μ dan σ

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Hasil Pengukuran Densitas n-hap/cs. (gram) (cm) A 10% B 20%

Tabel Lampiran 1. Hasil Pengukuran Densitas n-hap/cs. (gram) (cm) A 10% B 20% Lampiran 1 Analisis rapat massa (Densitas) Tabel Lampiran 1. Hasil Pengukuran Densitas n-hapcs Sampel Konsentrasi m T D Densitas HAP (gram) (cm) (cm) (g cm 3 ) A 10% 1.2115 0.578 1.214 1.81170945 B 20%

Lebih terperinci

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 9 3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September 2012. Laboratorium yang digunakan yaitu Laboratorium Biokimia Hasil Perairan I untuk preparasi sampel

Lebih terperinci

Lampiran A. Perhitungan Untuk Menentukan Densitas

Lampiran A. Perhitungan Untuk Menentukan Densitas Lampiran A. Perhitungan Untuk Menentukan Densitas Dengan menggunakan persamaan 2.1, perhitungan menentukan densitas sebagai berikut : Dari hasil pengukuran diperoleh : 1. untuk variasi komposisi batu apung

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UAN MATEMATIKA KELOMPOK NON-TEKNIK

PREDIKSI SOAL UAN MATEMATIKA KELOMPOK NON-TEKNIK PREDIKSI SOAL UAN MATEMATIKA KELOMPOK NON-TEKNIK 1. Perhatikan gambar berikut ini! y 5 R 5 6 x Daerah R pada gambar di atas ini merupakan daerah penyelesain dari suatu sistem pertidaksamaan. Nilai minimum

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN

LAMPIRAN 1 DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN LAMPIRAN 1 DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN Tabel Pengujian analisa saringan agregat halus dan kasar Lokasi asal sampel Sungai Progo segmen Kebon Agung II Jenis sampel Sedimen dasar sungai Berat sampel yang di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer superabsorbent di bawah radiasi microwave dilakukan di Laboratorium Riset Jurusan

Lebih terperinci

KASUS DILAPANGAN YANG BERKAITAN DENGAN PROSES KONSOLIDASI PENURUNAN PENURUNAN AKIBAT KONSOLIDASI PENURUNAN AKIBAT PERUBAHAN BENTUK TANAH

KASUS DILAPANGAN YANG BERKAITAN DENGAN PROSES KONSOLIDASI PENURUNAN PENURUNAN AKIBAT KONSOLIDASI PENURUNAN AKIBAT PERUBAHAN BENTUK TANAH TEORI KONSOLIDASI DEFINISI & ANALOGI KASUS DILAPANGAN YANG BERKAITAN DENGAN PROSES KONSOLIDASI PENURUNAN PENURUNAN AKIBAT KONSOLIDASI PENURUNAN AKIBAT PERUBAHAN BENTUK TANAH PENYEBAB PROSES KELUARNYA AIR

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Hasil Perhitungan Jam Ke- CTQ of Out Sol Manufacture it) n it) si (p in g . P efect (p Isi ersize - T

LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Hasil Perhitungan Jam Ke- CTQ of Out Sol Manufacture it) n it) si (p in g . P efect (p Isi ersize - T L46 LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan selama melakukan observasi di PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini antara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sifat Mekanik (Kuat Tekan) Beras Gambar 2. Kerapatan enam varietas beras

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sifat Mekanik (Kuat Tekan) Beras Gambar 2. Kerapatan enam varietas beras HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Mekanik (Kuat Tekan) Beras Kerapatan (gram/cm3) 1.4 1.2 1..8.6.4.2. Varietas Beras Gambar 2. Kerapatan enam varietas beras Berdasarkan hasil pengukuran massa dan volume setiap

Lebih terperinci

6. Perhatikan gambar berikut! y (0,4)

6. Perhatikan gambar berikut! y (0,4) 1. Jarak sebenarnya antara kota A dan kota B adalah 60 km. Jika digambarkan pada peta yang berskala 1 : 500.000, maka jarak antara kota A dan kota B pada peta adalah. a. 30 cm b. 12 cm c. 3 cm d. 1,2 cm

Lebih terperinci

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016 70 B. Metode AASHTO 1993 1. LHR 2016 dan LHR 2026 Tipe Kendaraan Tabel 5.9 LHR 2016 dan LHR 2026 LHR 2016 (Smp/2Arah/Hari) Pertumbuhan Lalulintas % LHR 2026 Smp/2arah/hari Mobil Penumpang (2 Ton) 195 17,3

Lebih terperinci

BAB 11 ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE

BAB 11 ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE BAB ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE TEGANGAN (STRESS) Adalah hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami kawat dengan luas penampang A. Tegangan F A REGANGAN (STRAIN) Adalah hasil bagi antara pertambahan panjang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum instrumen soal digunakan dalam penelitian, maka instrumen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum instrumen soal digunakan dalam penelitian, maka instrumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Hasil Uji Instrumen Sebelum instrumen soal digunakan dalam penelitian, maka instrumen yang telah dibuat oleh peneliti diujicobakan terlebih dahulu

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu, tahap isolasi kitin yang terdiri dari penghilangan protein, penghilangan mineral, tahap dua pembuatan kitosan dengan deasetilasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur mikro adalah gambaran dari kumpulan fasa-fasa yang dapat diamati

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur mikro adalah gambaran dari kumpulan fasa-fasa yang dapat diamati BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Struktur Mikro Struktur mikro adalah gambaran dari kumpulan fasa-fasa yang dapat diamati melalui teknik metalografi. Struktur mikro suatu logam dapat dilihat dengan

Lebih terperinci

ANALISA KEAUSAN CYLINDER BEARING MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS

ANALISA KEAUSAN CYLINDER BEARING MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS ANALISA KEAUSAN CYLINDER BEARING MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS Darmanto 1, Wahid Nasruddin 2 dan Imam Syafa at 3 1,3 Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

LATIHAN PEMAHAMAN SOAL APROKSIMASI KESALAHAN

LATIHAN PEMAHAMAN SOAL APROKSIMASI KESALAHAN LATIHAN PEMAHAMAN SOAL APROKSIMASI KESALAHAN 1. Sepotong karton berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 25 cm dan lebar 15 cm. Luas maksimum potongan karton tersebut adalah... a. 375,00 cm 2 b.

Lebih terperinci

PENGARUH TEBAL LAPISAN CAT TERHADAP KEKEDAPAN KAYU

PENGARUH TEBAL LAPISAN CAT TERHADAP KEKEDAPAN KAYU PENGARUH TEBAL LAPISAN CAT TERHADAP KEKEDAPAN KAYU OLEH : AKHMAD SYAIFURRIZAL 6207030003 DWI MUHAMMAD ARIF 6207030011 Progam Studi Bangunan Kapal Jurusan Teknik Bangunan Kapal Politehnik Perkapalan Negeri

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum penelitian akan dilakukan dengan pemanfaatan limbah media Bambu yang akan digunakan sebagai adsorben dengan diagram alir keseluruhan

Lebih terperinci

PENJERAPAN LEMAK KAMBING MENGGUNAKAN ADSORBEN CHITOSAN

PENJERAPAN LEMAK KAMBING MENGGUNAKAN ADSORBEN CHITOSAN 1 PENJERAPAN LEMAK KAMBING MENGGUNAKAN ADSORBEN CHITOSAN Carlita Kurnia Sari (L2C605123), Mufty Hakim (L2C605161) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 9-8 Februari 016 di MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu tahun ajaran 015/016 pada kelas VIII. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Melting Route Aluminum foam Jika semua tahapan proses pembuatan aluminum foam dengan metode melt route dilakukan, maka dihasilkan produk aluminum foam utuh

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA IV.1 UJI BANDING Uji banding dilakukan di laboratorium PERTAMINA dan laboratorium Polimer Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI. Sampel yang digunakan dalam uji banding ini

Lebih terperinci

Panja ng Samp el Uji ( cm ) Lebar Samp el Uji ( cm )

Panja ng Samp el Uji ( cm ) Lebar Samp el Uji ( cm ) Lampiran : A Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kerapatan Persent ase PP : STK % 30:70 40:60 50:50 60:40 70:30 Penguji an Mass a Samp el ( gr ) Panja ng Samp el ( cm ) Lebar Samp el ( cm ) Tebal Samp el ( cm )

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis Penentuan panjang gelombang maksimum (λ maks) dengan mengukur absorbansi sembarang

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012 Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UAN MATEMATIKA 2009 KELOMPOK TEKNIK

PREDIKSI SOAL UAN MATEMATIKA 2009 KELOMPOK TEKNIK PREDIKSI SOAL UAN MATEMATIKA 2009 KELOMPOK TEKNIK 1. Jarak kota P dan kota R pada sebuah peta adalah 20 cm. Jika skala pada peta tersebut 1:2.500.000, maka jarak sebenarnya dua kota tersebut adalah. A.

Lebih terperinci

KURVA NORMAL. (Sumber: Buku Metode Statistika tulisan Sudjana)

KURVA NORMAL. (Sumber: Buku Metode Statistika tulisan Sudjana) KURVA NORMAL (Sumber: Buku Metode Statistika tulisan Sudjana) Distribusi Normal (Distribusi GAUSSE) Kurva Normal Suatu alat statistik yang sangat penting untuk menaksir dan meramalkan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap diazinon, terlebih dahulu disintesis adsorben kitosan-bentonit mengikuti prosedur yang telah teruji (Dimas,

Lebih terperinci

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan Bab 4 asil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan dan Kitosan Kulit udang yang digunakan sebagai bahan baku kitosan terdiri atas kepala, badan, dan ekor. Tahapan-tahapan dalam pengolahan kulit udang menjadi kitosan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Alat Penelitian 1. Mesin electrospinning, berfungsi sebagai pembentuk serat nano.

BAB III METODE PENELITIAN Alat Penelitian 1. Mesin electrospinning, berfungsi sebagai pembentuk serat nano. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan penelitian Bahan penelitian yang digunaka dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. PVA gohsenol (polyvinyl alcohol). 2. Aquades. 3. Nano emulsi kitosan ukuran

Lebih terperinci

keramik yang didapat dengan mengambil rata-rata dimensi genteng keramik yang

keramik yang didapat dengan mengambil rata-rata dimensi genteng keramik yang BABV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil pengujian, pembahasan dan analisis data hasil penelitian berdasarkan teori yang mendukung analisis, diantaranya meliputi pengukuran dimensi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sistematika Bagan Alir Penelitian Start Mengumpulkan literature dan referensi tentang stabilisasi tanah Pengambilan contoh tanah : Tanah lempung dari ruas jalan berau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Dikeringkan, Dipotong sesuai cetakan Mixing Persentase dengan Rami 15,20,25,30,35 %V f Sampel Uji Tekan Sampel Uji Flexural Sampel Uji Impak Uji

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Dasar 43 Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 BAB V MODULUS YOUNG. Menentukan Modulus Young dari beberapa logam.

Laporan Praktikum Fisika Dasar 43 Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 BAB V MODULUS YOUNG. Menentukan Modulus Young dari beberapa logam. Laporan Praktikum Fisika Dasar 4 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur 008 BAB V MODULUS YOUNG 5.1. MAKSUD DAN TUJUAN Menentukan Modulus Young dari rapa logam. 5.. DASAR TORI Suatu balok dengan panjang

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER TM_3

PENAKSIRAN PARAMETER TM_3 PENAKSIRAN PARAMETER TM_3 Pendahuluan Statistik inverensial membicarakan bgmn mengeneralisasi informasi yg telah diperoleh. Segala aturan, dan cara, yg dpt di pakai sebagai alat dlm mencoba menarik kesimpulan

Lebih terperinci

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu) Reaktor, Vol. 11 No.2, Desember 27, Hal. : 86- PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu) K. Haryani, Hargono dan C.S. Budiyati *) Abstrak Khitosan adalah

Lebih terperinci

Jumlah serasah di lapangan

Jumlah serasah di lapangan Lampiran 1 Perhitungan jumlah serasah di lapangan. Jumlah serasah di lapangan Dengan ketinggian serasah tebu di lapangan 40 cm, lebar alur 60 cm, bulk density 7.7 kg/m 3 dan kecepatan maju traktor 0.3

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SIFAT FISIK TANAH AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara =

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Distanoksan Sintesis distanoksan dilakukan dengan mencampurkan dibutiltimah(ii)oksida dan dibutiltimah(ii)klorida (Gambar 3.2). Sebelum dilakukan rekristalisasi, persen

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Analisis Sintesis PS dan Kopolimer PS-PHB Sintesis polistiren dan kopolimernya dengan polihidroksibutirat pada berbagai komposisi dilakukan dengan teknik polimerisasi radikal

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66 DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halaman 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan... 66 a. Ekstraksi pati ganyong... 66 b. Penentuan kisaran konsentrasi sorbitol untuk membuat edible film 68 c. Penentuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN - 1 PENENTUAN DAN PERHITUNGAN KADAR PROTEIN FILM BIOPLASTIK

LAMPIRAN - 1 PENENTUAN DAN PERHITUNGAN KADAR PROTEIN FILM BIOPLASTIK LAMPIRAN - 1 PENENTUAN DAN PERHITUNGAN KADAR PROTEIN FILM BIOPLASTIK L.1.1 Penentuan Kadar Protein dengan Metode Kjeldhal Prosedur: I. Tahap Destruksi 1. Dimasukkan 0,8 gram sampel kedalam labu kjeldhal

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara = V U Massa Padatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I. PENDAHULUAN 1.1... L atar belakang... 1 1.2...

Lebih terperinci

KOEFISIEN MUAI PANJANG

KOEFISIEN MUAI PANJANG KOEFISIEN MUAI PANJANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat banyak sekali hal-hal yang terjadi berkaitan dengan pemuaian dan pengerutan suatu benda. Misalnya

Lebih terperinci

\ / BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan. Spesimen uji yang digunakan pada pengujian ini adalah kayu kamfer. 1. UjiTarik

\ / BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan. Spesimen uji yang digunakan pada pengujian ini adalah kayu kamfer. 1. UjiTarik BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Spesimen uji yang digunakan pada pengujian ini adalah kayu kamfer. 1. UjiTarik Spesimen uji dibuat dengan memenuhi standar (American Standart for Testing Material) Wood

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, tahap pertama sintesis kitosan yang terdiri dari isolasi kitin dari kulit udang, konversi kitin menjadi kitosan. Tahap ke dua

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kalibrasi Lensa Mikroskop pada Penggunaan Mikronmeter

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kalibrasi Lensa Mikroskop pada Penggunaan Mikronmeter LAMPIRAN Lampiran. Kalibrasi Lensa Mikroskop pada Penggunaan Mikronmeter Kalibrasi mikronmeter: (x) cm = 400 kotak kotak = /400 cm 2 = 0,0025 cm 2 = 0,05 cm x 0,05 cm sisi kotak = 0,05 cm = 500 µm Kalibrasi

Lebih terperinci

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las Sulistiawan I 1303010 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Intensitas (arb.unit) Intensitas (arb.unit) Intensitas (arb. unit) Intensitas 7 konstan menggunakan buret. Selama proses presipitasi berlangsung, suhu larutan tetap dikontrol pada 7 o C dengan kecepatan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik oleh : Nama : Catia Julie Aulia NIM : Kelompok : 7 Anggota (NIM) : 1. Conrad Cleave Bonar (13714008) 2. Catia Julie Aulia () 3. Hutomo

Lebih terperinci

LAMPIRAN B2. KISI-KISI SOAL TES KETERAMPILAN PROSES SAINS : Sekolah Mengengah Atas

LAMPIRAN B2. KISI-KISI SOAL TES KETERAMPILAN PROSES SAINS : Sekolah Mengengah Atas LAMPIRAN B2 Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Sub Materi Pokok KISI-KISI SOAL TES KETERAMPILAN PROSES SAINS : Sekolah Mengengah Atas : Fisika : X/Ganjil : Elastisitas Bahan Kompetensi Dasar dan Indikator

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil No. Menit ke- Serapan (A) 1 10 0,432 2 11 0,432 3 12 0,433 4 13 0,432 5 14 0,433 6 15 0,432 7 16 0,433 8 17 0,435 9 18 0,435 10 19 0,435 11

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi mikroskopik yang pertama dilakukan adalah analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi mikroskopik yang pertama dilakukan adalah analisis 41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Serapan Fourier Transform Infrared (FTIR) Karakterisasi mikroskopik yang pertama dilakukan adalah analisis FTIR. Analisis serapan FTIR dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perbedaan cara pembuatannya yaitu spesimen uji tarik dengan kode VI-1, VI-2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perbedaan cara pembuatannya yaitu spesimen uji tarik dengan kode VI-1, VI-2 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Tarik Pengujian dilakukan dengan variable tiga spesimen tarik dengan perbedaan cara pembuatannya yaitu spesimen uji tarik dengan kode VI-1, VI-2 dan PM. Spesimen

Lebih terperinci

100% = = 39 13x = -39. x =

100% = = 39 13x = -39. x = 1 75 + 2 3-12 agar dapat dijumlahkan maka akar 75 dipecahkan menjadi 25 x 3 5 3 maka 5 3 + 2 3-2 3 5 3 2 5 Log 10 + 5 Log 50 4 Log 4 5 Log 5 Log 125 3 3 Panjang sebenarnya 2 cm x 200 400 cm 4 m Lebar sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No.229 Bandung. Untuk keperluan

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Isolasi Kitin dan Kitosan Isolasi kitin dan kitosan yang dilakukan pada penelitian ini mengikuti metode isolasi kitin dan kitosan dari kulit udang yaitu meliputi tahap deproteinasi,

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB IV 4.1. BAHASAN PENDAHULUAN Pada bagian bab IV ini membahas tentang laporan hasil pengamatan dari serangkaian proses penelitian, termasuk perolehan data dan pengolahannya. Adupun garis besar pengamatan,

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 SIFAT FISIK TANAH AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara =

Lebih terperinci

Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi

Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Febry Firghani Oemry - 4108100079 Dosen Pembimbing: Ir. Heri Supomo,

Lebih terperinci

STATISTIKA. Tabel dan Grafik

STATISTIKA. Tabel dan Grafik STATISTIKA Organisasi Data Koleksi data statistik perlu disusun (diorganisir) sedemikian hingga dapat dibaca dengan jelas. Salah satu pengorganisasian data statistik adalah dengan: tabel grafik Organisasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat ukur nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat ukur nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis 41 BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab 4 akan diuraikan pengujian dan pembahasan serta hasil dari percobaan alat dengan sampel. 4.1. Spesifikasi alat a. Nama Alat : Alat ukur nitrit untuk air bersih

Lebih terperinci

KARAKTERISAS I SENSOR STRAIN GAUGE Kurriawan Budi Pranata 1, Wignyo Winarko 2, Solikhan 3

KARAKTERISAS I SENSOR STRAIN GAUGE Kurriawan Budi Pranata 1, Wignyo Winarko 2, Solikhan 3 KARAKTERISAS I SENSOR STRAIN GAUGE Kurriawan Budi Pranata 1, Wignyo Winarko 2, Solikhan 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Kanjuruhan Malang kurriawan@gmail.com,

Lebih terperinci