Laporan Praktikum Fisika Dasar 43 Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 BAB V MODULUS YOUNG. Menentukan Modulus Young dari beberapa logam.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Praktikum Fisika Dasar 43 Jurusan D3 Teknik Sipil Infrastruktur 2008 BAB V MODULUS YOUNG. Menentukan Modulus Young dari beberapa logam."

Transkripsi

1 Laporan Praktikum Fisika Dasar 4 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur 008 BAB V MODULUS YOUNG 5.1. MAKSUD DAN TUJUAN Menentukan Modulus Young dari rapa logam. 5.. DASAR TORI Suatu balok dengan panjang L dan tebal a serta lebar b diri gaya di tengah balok maka dalam kondisi ini deformasi atau perpanjangan nda ke arah x. Tentu saja perpanjangan nda sangat kecil karena batang yang digunakan adalah logam keras. Dalam hal ini batang mengalami tegangan sekaligus regangan sehingga kita dapat menghitung sarnya Modulus Young dari nda dengan rumus L Mg dengan: Jarak antara skala dengan kaca = x Ketebalan batang tes (rata-rata) = a Lebar batang tes (rata-rata) = b Jarak antara pendukung batang tes = L Jarak tegak lurus antara kaki-kaki tripod kaca = z Kemelencengan per massa =e Massa =M Gravitasi =g

2 Laporan Praktikum Fisika Dasar 44 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur 008 cermin Papan skala penumpu Batang uji ban Gambar 5.1. Susunan alat percobaan Modulus Young Masalah utama dalam percobaan ini adalah perubahan skala yang sangat kecil. Untuk mengatasinya digunakan alat yang memakai prinsip pantulan dari cermin, dimana perubahan posisi cermin yang sangat kecil ( akibat perpanjangan batang) menyebabkan skala yang dipantulkannya juga rubah. Untuk ini digunakan teropong sebagai alat pemsar penglihatan. 5.. ALAT DAN BAHAN 5..1 Alat 1. Penyangga batang uji,. Mistar,. Kaca cermin, 4. Teropong, 5. Mistar rskala, 6. Beban 5 buah masing-masing 00gram, 7. Batang pembantu. 5.. Bahan 1. tembaga,. kuningan,. si.

3 Laporan Praktikum Fisika Dasar 45 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur GAMBAR ALAT DAN BAHAN SATU ST ALAT MODULUS YOUNG PNGGARIS Batang tembaga Batang kuningan Batang si GAMBAR BAHAN Gambar 5.. Alat dan Bahan 5.5. PROSDUR PRCOBAAN 1. Mencatat panjang, lebar dan ketebalan batang uji.. Mengukur jarak antara penyangga batang uji dan kaca tripod dengan teropong.. Menempatkan batang uji (tembaga) di atas penyangga dan meletakkan batang yang lain di lakangnya sebagai batang pembantu. 4. Mengatur teropong sehingga skala yang ditunjukkan oleh mistar terlihat jelas. 5. Meneropong ke arah cermin sehingga skala terlihat jelas, keadaan tanpa ban ini dicatat sebagai keadaan awal. 6. Menggantungkan ban 00 gram di tengah-tengah batang uji.

4 Laporan Praktikum Fisika Dasar 46 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur Mengukur perubahan skala yang ditimbulkan oleh gaya dari ban melalui teropong. 8. Mencatat perubahan skala yang terjadi. 9. Menambah ban yang digantungkan rturut-turut hingga mencapai 1 kg.. Setelah penambahan mencapai 1 kg, mengurangi ban yang digantungkan satu-persatu hingga tidak ada ban yang tergantung. 11. Mencatat perubahan skala yang terjadi saat pengurangan ban. 1. Melakukan prosedur percobaan yang sama untuk batang uji kuningan dan si ALUR KRJA Mulai Mencatat dimensi batang uji Mengukur jarak antar teropong dan kaca tripot dengan kaca penyokong Meletakkan batang uji diatas penyangga Mengatur Teropong Meneropong kearah cermin Menggantungkan ban Mengukur perubahan sekala Mencatat perubahan skala Menambah ban X

5 Laporan Praktikum Fisika Dasar 47 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur 008 X Mencatat perubahan skala Mengurangi ban Mencatat Perubahan skala Mengulangi percobaan Selesai Gambar 5.1. Diagram alur kerja 5.7. DATA PRCOBAAN Tembaga Tal 5.1. Pembacaan Skala Batang Uji Tembaga Beban (gram) Pembaca Skala (Beban Bertambah) Pembaca Skala (Beban Berkurang) Rata-rata Pembacaan Skala 0 y y O y y O y 160 y 160 O y 151 y 151 O y 4 14 y 4 14 O y 5 15 y 5 15 O 5 15

6 Laporan Praktikum Fisika Dasar 48 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur Kuningan Tal 5.. Pembacaan Skala Batang Uji Kuningan Beban (gram) Pembaca Skala (Beban Bertambah) Pembaca Skala (Beban Berkurang) Rata-rata Pembacaan Skala 0 y y O y 1 17 y 1 17 O y 161 y 161 O y 149 y 149 O y 4 17 y 4 17 O y 5 15 y 5 15 O Besi Tal 5.. Pembacaan Skala Batang Uji Besi Beban (gram) Pembaca Skala (Beban Bertambah) Pembaca Skala (Beban Berkurang) Rata-rata Pembacaan Skala 0 y y O y y O y 178 y 179 O 178,5 600 y 174 y 17 O 17,5 800 y y O y y O ANALISIS DATA I. Tembaga Jarak antara skala dan kaca : x = 0,0 cm Ketebalan batang tes (rata-rata) : a = 0,500 cm Lebar batang tes (rata-rata) : b = 1,5459 cm Jarak antara pendukung batang tes : L = 40,0 cm Jarak tegak lurus antara kaki-kaki tripod kaca (rata-rata) : Z =,09 cm

7 Laporan Praktikum Fisika Dasar 49 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur 008 Pada ban 600 gram a.kemelencengan per 600 gram ban yang rda : O O 0 = 8 mm O 4 O 1 = 7 mm O 5 O = 5 mm b.rata-rata kemelencengan per 600 gram ban yang rda : y 6,67mm,667cm c.salah penempatan titik tengah per 600 gram Zy e1 X,09,667 0,0 0,041cm 0,00041m d.modulus young : L Mg 1 0,4 0,6 9,8 4 0, , , ,9 x Pada ban 400 gram a.kemelencengan per 400 gram ban yang rda : O O 0 = 19mm O O 1 = 19 mm O 4 O = 17 mm O 5 O = 16 mm

8 Laporan Praktikum Fisika Dasar 50 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur 008 b.rata-rata kemelencengan per 400 gram ban yang rda : y 4 17,75mm 1,775cm c.salah penempatan titik tengah per 400 gram W : Zy e X,09 1,775 0,0 0,07cm 0,0007m d.modulus young L Mg 0,4 0,4 9,8 4 0, , ,0007 1, Pada ban 00 gram a.kemelencengan skala per 00 gram ban yang rda : O 1 O 0 = 9 mm O O 1 = mm O O = 9 mm O 4 O = 8 mm O 5 O 4 = 8 mm b.rata-rata kemelencengan per 00 gram ban yang rda : y 5 8,8mm 0,88cm

9 Laporan Praktikum Fisika Dasar 51 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur 008 c.salah penempatan titik tengah per 00 gram W : Zy e X,09 0,88 0,0 0,014cm 0,00014m d.modulus young L Mg 0,4 0, 9,8 4 0, , , ,6 rata rata 1 ratarata 11,9 1, 11,6 11,8 i n( n 1) (0,07 ) (0,17 ) (0, ) 0,94 Kesalahan Relatif 0% 0,49 11,8,49% 0% Ketelitian 0 % KR 0%,49% 97,51%

10 Laporan Praktikum Fisika Dasar 5 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur 008 II. Besi Ketebalan batang tes (rata-rata) Jarak antara skala dan kaca Lebar batang tes (rata-rata) Jarak antara pendukung batang tes Jarak tegak lurus antara kaki-kaki tripod kaca (rata-rata) : a = 0,500 cm : x = 0,0 cm : b = 1,5459 cm : L = 40,0 cm : Z=,09 cm Pada ban 600 gram a. Kemelencengan per- 600 ban yang rda O O 0 =,5 mm O 4 O 1 = 19 mm O 5 O = 19,5 mm b. Rata-rata kemelencengan per600 gram ban yang rda :, ,5 y 0,mm,0cm c. Salah penempatan titik tengah per600 gram Zy e1 X,09,0 0,0 0,01cm 0,0001m

11 Laporan Praktikum Fisika Dasar 5 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur 008 d. Modulus young : L Mg 1 0,4 0,6 9,8 4 0, , , ,7 Pada ban 400 gram a. Kemelencengan per400 gram ban yang rda : O O 0 = 14,5 mm O O 1 = 1,5 mm O 4 O = 11,5 mm O 5 O = 17,5 mm b. Rata-rata kemelencengan per400 gram ban yang rda : 14,5 1,5 11,5 17,5 y 4 14mm 1,4cm c. Salah penempatan titik tengah per400 gram W : Zy e X,09 1,4 0,0 0,0cm 0,000m d. Modulus young L Mg 0,4 0,4 9,8 4 0, , ,000 14,8

12 Laporan Praktikum Fisika Dasar 54 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur 008 Pada ban 00 gram a. Kemelencengan skala per00 gram ban yang rda : O 1 O 0 = 11 mm O O 1 = 6,5 mm O O = 5 mm O 4 O = 7,5 mm O 5 O 4 = 7 mm b. Rata-rata kemelencengan per00 gram ban yang rda : 7 7,5 5 6,5 11 y 5 7,4mm 0,74cm c. Salah penempatan titik tengah per00 gram W : Zy e X,09 0,74 0,0 0,011cm 0,00011m d. Modulus young L Mg 0,4 0, 9,8 4 0, , , ,7 rata rata 1 ratarata 15,7 14,8 14,7 15,07

13 Laporan Praktikum Fisika Dasar 55 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur 008 i n( n 1) (0,6 ) (0,7 ) (0,7 ) 0, Kesalahan Relatif 0% 0, 15,07,1% 0% Ketelitian 0 % 97,88% KR 0%,1% III. Kuningan Ketebalan batang tes (rata-rata) : Jarak antara skala dan kaca : Lebar batang tes (rata-rata) : Jarak antara pendukung batang tes : Jarak tegak lurus antara kaki-kaki tripod kaca (rata-rata) : a = 0,500 cm x = 0,0 cm b = 1,5459 cm L = 40,0 cm Z =,09 cm Pada ban 600 gram a. Kemelencengan per600 gram ban yang rda O O 0 = 6 mm O 4 O 1 = 6 mm O 5 O = 6 mm

14 Laporan Praktikum Fisika Dasar 56 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur 008 b. Rata-rata kemelencengan per600 gram ban yang rda : y 6mm,6cm c. Salah penempatan titik tengah per600 gram Zy e1 X,09,6 0,0 0,0557cm 0, d. Modulus young L Mg 1 0,4 0,6 9,8 4 0, , , ,8 Pada ban 400 gram a. Kemelencengan per400 gram ban yang rda : O O 0 = 4 mm O O 1 = 4 mm O 4 O = 4 mm O 5 O = 4 mm b. Rata-rata kemelencengan per400 gram ban yang rda : y 4 4mm,4cm

15 Laporan Praktikum Fisika Dasar 57 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur 008 c. Salah penempatan titik tengah per400 gram W : Zy e X,09,4 0,0 0,07cm 0,0007m d. Modulus young L Mg 0.4 0,4 9,8 4 0, , ,0007,04 Pada ban 00 gram a. Kemelencengan skala per00 gram ban yang rda O 1 O 0 = 1 mm O O 1 = 1 mm O O = 1 mm O 4 O = 1 mm O 5 O 4 = 1 mm b. Rata-rata kemelencengan per00 gram ban yang rda : y 5 1mm 1,cm c. Salah penempatan titik tengah per00 gram W : Zy e X,09 1, 0,0 0,00185cm 0,000185m

16 Laporan Praktikum Fisika Dasar 58 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur 008 d. Modulus young L Mg 0,4 0, 9,8 4 0, , , ,1 ` rata rata 1 ratarata 8,8,04 15, 15,1 i n( n 1) (0,1 ) (0,1 ) (0,0 ) 0,077 Kesalahan Relatif 0% 0,77 15, 0,474% 0% Ketelitian 0 % KR 0% 0,474% 99,558%

17 Pergeseran Skala (mm) Pergeseran Skala(mm) Laporan Praktikum Fisika Dasar 59 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur 008 Grafik pergeseran skala dan ban pada uji batang tembaga 40 00, , , 400, 15 00, ban (gram) Grafik 5.1 Pergeseran skala dan ban pada uji tembaga Grafik Pergeseran Skala Dan Beban pada Uji Besi , 6 800,.5 600, ,.5 00, Beban (gram) Grafik 5. Pergeseran skala dan ban pada uji si

18 Pergeseran Skala (mm) Laporan Praktikum Fisika Dasar 60 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur 008 Grafik Hubungan Pergeseran Skala Dan Beban Pada Uji Kuningan , , , , , Beban (gram ) Grafik 5. Pergeseran skala dan ban pada uji kuningan 5.9. PMBAHASAN Hasil perhitungan Modulus Young 1. Modulus Young batang tembaga 0,46 0,17. Modulus Young batang Kuningan 0,46 0,17.Modulus Young Batang Besi 15, 0,77 Faktor yang penyebab kesalahan: 1. Faktor dari peralatan yaitu ketepatan fokus teropong.. Kesalahan paralaks atau penglihatan yaitu kekurangtelitian dalam melihat skala.. Kesalahan dalam pengukuran data awal. 4. Faktor keadaan ruang seperti getaran.

19 Laporan Praktikum Fisika Dasar 61 Jurusan D Teknik Sipil Infrastruktur KSIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan dan hasil yang telah dicapai maka diperolah kesimpulan: 1. Semakin sar simpangan skala maka sarnya Modulus Young semakin kecil atau dengan kata lain sarnya simpangan rbanding terbalik dengan harga.. Harga Modulus Young rbanding lurus dengan ban. Aplikasi dalam bidang Teknik Sipil: a. Untuk mengetahui kualitas baja dan kayu. b. Untuk mengetahui kekuatan tegangan baja dalam menyangga ban. c. Untuk mengetahui rapa sar ban yang disangga oleh kayu pada kuda-kuda bangunan.

P F M P IPA P A U P U I

P F M P IPA P A U P U I SELAMAT DATANG Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung ELASTISITAS (Modulus Young) Oleh: TIM EFD 1 Tujuan Eksperimen Menentukan Modulus Young ( E) batang tembaga (Cu), baja

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG. Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung

SELAMAT DATANG. Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung SELAMAT DATANG Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung ELASTISITAS (Modulus Young) Oleh: TIM EFD 1 Tujuan Eksperimen Menentukan Modulus Young ( E) batang tembaga (Cu), baja

Lebih terperinci

P F M P IPA P A U P U I

P F M P IPA P A U P U I SELAMAT DATANG Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung ELASTISITAS (Modulus Young) Oleh: TIM EFD 1 Tujuan Eksperimen Menentukan Modulus Young ( E) batang tembaga (Cu), baja

Lebih terperinci

P F M P IPA P A U P U I

P F M P IPA P A U P U I SELAMAT DATANG Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung by Syam 2009 ELASTISITAS (Modulus Young) Oleh : TIM EFD 1 EFD 1 Tujuan Eksperimen Menentukan Modulus Young ( E) batang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS Nama : Nova Nurfauziawati NPM : 240210100003 Tanggal / jam : 21 Oktober 2010 / 13.00-15.00 WIB Asisten : Dicky Maulana JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR. Modulus Elastisitas. Disusun Oleh :

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR. Modulus Elastisitas. Disusun Oleh : LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR Modulus Elastisitas Disusun Oleh : Nama : Rosaria Puspasari NPM : 240210120119 Kelompok/Shift : 4/B2 Hari/tanggal praktikum : Kamis/11 Oktober 2012 Waktu : 15.00-17.00 Asisten

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB IV MODULUS YOUNG Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Persiapan UTS Doc. Name: AR10FIS0UTS Doc. Version: 014-10 halaman 1 01. Grafik di bawah ini melukiskan hubungan antara gaya F yang bekerja pada kawat dan pertambahan panjang /

Lebih terperinci

UN SMP 2017 Fisika. Soal UN SMP Fisika. 03. Perhatikan gambar percobaan berikut ini!

UN SMP 2017 Fisika. Soal UN SMP Fisika. 03. Perhatikan gambar percobaan berikut ini! UN SM 2017 Fisika Soal UN SM 2017 - Fisika alaman 1 01. elmi dibelikan ibu sebuah kasur spring bed baru dengan spesifikasi sebagai berikut: 03. erhatikan gambar percobaan berikut ini! No Besaran Satuan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS DENGAN METODE PEGAS DINAMIK

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS DENGAN METODE PEGAS DINAMIK LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS DENGAN METODE PEGAS DINAMIK Nama : Ayu Zuraida NIM : 1308305030 Dosen Asisten Dosen : Drs. Ida Bagus Alit Paramarta,M.Si. : 1. Gusti Ayu Putu

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar: 3.6 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Pembelajaran:

Kompetensi Dasar: 3.6 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Pembelajaran: ELASTISITAS Kalian pasti sudah mengenal alat-alat sebagai berikut. Plastisin, pegas pada sepeda, motor dan lain-lainnya, benda-benda tersebut dinamakan bahan elastisitas. Bahkan kalian juga pernah meregangkan

Lebih terperinci

BAB II PENGUKURAN DASAR

BAB II PENGUKURAN DASAR Laporan Praktikum Fisika Dasar 3 BAB II PENGUKURAN DASAR 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN 1. Dapat melakukan pengukuran terhadap besaran dasar : panjang, massa, waktu. 2. Dapat melakukan pengukuran terhadap besaran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TEGANGAN (STRESS) r (1)

PENDAHULUAN TEGANGAN (STRESS) r (1) HND OUT FISIK DSR I/LSTISITS LSTISITS M. Ishaq PNDHULUN Dunia keteknikan khususnya Material ngineering, Studi geofisika, Civil ngineering dll adalah beberapa cabang keilmuan yang amat membutuhkan pemahaman

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Persiapan UTS 2 Doc. Name: AR10FIS02UTS Doc. Version: 2014-10 halaman 1 01. Grafik di bawah ini melukiskan hubungan antara gaya F yang bekerja pada kawat dan pertambahan panjang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. berkaitan dengan Modulus Young adalah elastisitas. tersebut berubah.untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan

PENDAHULUAN. berkaitan dengan Modulus Young adalah elastisitas. tersebut berubah.untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan bahan-bahan teknik secara tepat dan efisien membutuhkan pengetahuan yang luas akan sifat-sifat mekanisnya. Diantara sifat ini yang berkaitan dengan Modulus Young

Lebih terperinci

K13 Antiremed Kelas 10 Fisika

K13 Antiremed Kelas 10 Fisika K3 Antiremed Kelas 0 Fisika Persiapan UTS Semester Genap Halaman 0. Sebuah pegas disusun paralel dengan masingmasing konstanta sebesar k = 300 N/m dan k 2 = 600 N/m. Jika pada pegas tersebut diberikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MENGHITUNG KONSTANTA PEGAS. A. TUJUAN Tujuan diadakannya percobaan ini adalah menentukan konstanta pegas.

LAPORAN PRAKTIKUM MENGHITUNG KONSTANTA PEGAS. A. TUJUAN Tujuan diadakannya percobaan ini adalah menentukan konstanta pegas. LAPORAN PRAKTIKUM MENGHITUNG KONSTANTA PEGAS A. TUJUAN Tujuan diadakannya percobaan ini adalah menentukan konstanta pegas. B. LANDASAN TEORI Jika sebuah pegas ditarik dengan gaya tertentu, maka panjangnya

Lebih terperinci

Menguasai Konsep Elastisitas Bahan. 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis.

Menguasai Konsep Elastisitas Bahan. 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis. SIFAT ELASTIS BAHAN Menguasai Konsep Elastisitas Bahan Indikator : 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis. Hal.: 2 Menguasai Konsep Elastisitas

Lebih terperinci

Xpedia Fisika DP SNMPTN 02

Xpedia Fisika DP SNMPTN 02 Xpedia Fisika DP SNMPTN 02 Doc. Name: XPFIS9907 Version: 2012-06 halaman 1 25. Sebatang magnet digerakkan melalui kawat. Jika magnet itu tiba-tiba berhenti di tengahtengah kawat, apa yang terjadi? (A)

Lebih terperinci

VII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis

VII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis VII EASTISITAS Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh mahasiswa setelah mempelajari bab elastisitas adalah kemampuan memahami, menganalisis dan mengaplikasikan konsep-konsep elastisitas pada kehidupan

Lebih terperinci

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM 1 PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 11 ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE

BAB 11 ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE BAB ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE TEGANGAN (STRESS) Adalah hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami kawat dengan luas penampang A. Tegangan F A REGANGAN (STRAIN) Adalah hasil bagi antara pertambahan panjang

Lebih terperinci

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM GERAK NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yang berkaitan dgn hukum gerak newton

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu : BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu : 1. Kayu Bangunan Struktural : Kayu Bangunan yang digunakan untuk bagian struktural Bangunan dan

Lebih terperinci

P F M P IPA P A U P U I

P F M P IPA P A U P U I SELAMAT DATANG Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung ELASTISITAS Oleh : Achmad Samsudin, M.Pd. Arif Hidayat, S.Pd., M.Si. Fenomena Elastisitas di alam Model-model pengukuran

Lebih terperinci

1. PERUBAHAN BENTUK 1.1. Regangan :

1. PERUBAHAN BENTUK 1.1. Regangan : Elastisitas merupakan kemampuan suatu benda untuk kembali kebentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepadanya dihilangkan (dibebaskan). Misalnya karet, pegas dari logam, pelat logam dan

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab:

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab: TUGAS INDIVIDU 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab: 2. Panjang sebuah pensil ditunjukkan oleh nonius sebuah jangka sorong seperti gambar samping. Panjang pensil

Lebih terperinci

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas

Lebih terperinci

SOAL SIAP UN SMP TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009

SOAL SIAP UN SMP TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009 SOAL SIAP UN SMP TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009 Mata Pelajaran : IPA - Fisika 1. Perhatikan tabel berikut! No. Nama Besaran Satuan Alat Ukur 1. Panjang kilometer Mistar 2. Massa kilogram Neraca 3. Waktu jam

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Setrata I (S-1) Disusun oleh : NAMA : WAHYUDIN NIM : 41111110031

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Besaran dan Satuan

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Besaran dan Satuan Panjang benda yang diukur dengan jangka sorong (ketelitian 0,1 mm) diperlihatkan seperti gambar di bawah ini : 3 cm 4 cm 0 5 10 Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa panjang benda adalah... A 33,00

Lebih terperinci

itu menunjukan keadaan obyek sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh perasaan pengukur atau suasana sekitar tempat mengukur pada saat itu.

itu menunjukan keadaan obyek sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh perasaan pengukur atau suasana sekitar tempat mengukur pada saat itu. PENGUKURAN Sifat-sifat fisis suatu benda dapat dipelajari secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk mempelajari sifat dan keadaan benda secara kuantitatif diperlukan pengukuran. Perhatikan gambar berikut

Lebih terperinci

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan momen inersia batang. 2. Mempelajari sifat sifat osilasi pada batang. 3. Mempelajari sistem osilasi. 4. Menentukan periode osilasi dengan panjang tali dan jarak antara

Lebih terperinci

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

Bab III Elastisitas. Sumber :  Fisika SMA/MA XI Bab III Elastisitas Sumber : www.lib.ui.ac Baja yang digunakan dalam jembatan mempunyai elastisitas agar tidak patah apabila dilewati kendaraan. Agar tidak melebihi kemampuan elastisitas, harus ada pembatasan

Lebih terperinci

Jurnal Teknika Atw 1

Jurnal Teknika Atw 1 PENGARUH BENTUK PENAMPANG BATANG STRUKTUR TERHADAP TEGANGAN DAN DEFLEKSI OLEH BEBAN BENDING Agung Supriyanto, Joko Yunianto P Program Studi Teknik Mesin,Akademi Teknologi Warga Surakarta ABSTRAK Dalam

Lebih terperinci

BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN

BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN 143 BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN Bahan-bahan terdapat disekitar kita dan telah menjadi bagian dari kebudayaan dan pola berfikir manusia. Bahan telah menyatu dengan peradaban manusia, sehingga manusia mengenal

Lebih terperinci

TEGANGAN DAN REGANGAN

TEGANGAN DAN REGANGAN Kokoh Tegangan mechanics of materials Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TEGANGAN DAN REGANGAN 1 Tegangan Normal (Normal Stress) tegangan yang bekerja dalam arah tegak lurus permukaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian rangka Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-batang yang disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujungnya, sehingga membentuk suatu rangka

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH David Bambang H NRP : 0321059 Pembimbing : Daud Rachmat W., Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 10. PESAWAT SEDERHANALATIHAN SOAL BAB 10

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 10. PESAWAT SEDERHANALATIHAN SOAL BAB 10 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 10. PESAWAT SEDERHANALATIHAN SOAL BAB 10 1. http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/fis9-10.1.png Jika panjang lengan kuasa 2,4 m, maka panjang lengan beban adalah.

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: RK13AR11FIS01UTS Version: 2016-09 halaman 1 01. Empat gaya masing-masing F 1 = 10 N, F 2 = 20 N, F 3 = 10 N dan F 4 = 40 N

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Fisika

Antiremed Kelas 10 Fisika Antiremed Kelas 10 Fisika UAS - Latihan Soal Doc. Name: K13AR10FIS02UAS Doc. Version: 2016-05 halaman 1 01. Perhatikan gambar. Panjang kawat bawah dua kali panjang kawat atas, dan keduanya terbuat dari

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SENSOR STRAIN GAUGE. Kurriawan Budi Pranata, Wignyo Winarko Universitas Kanjuruhan Malang

KARAKTERISASI SENSOR STRAIN GAUGE. Kurriawan Budi Pranata, Wignyo Winarko Universitas Kanjuruhan Malang KARAKTERISASI SENSOR STRAIN GAUGE Kurriawan Budi Pranata, Wignyo Winarko Universitas Kanjuruhan Malang kurriawan@gmail.com, wignyowinarko@gmail.com ABSTRAK. Karakterisasi sensor strain gauge dengan resistansi

Lebih terperinci

TES STANDARISASI MUTU KELAS XI

TES STANDARISASI MUTU KELAS XI TES STANDARISASI MUTU KELAS XI. Sebuah partikel bergerak lurus dari keadaan diam dengan persamaan x = t t + ; x dalam meter dan t dalam sekon. Kecepatan partikel pada t = 5 sekon adalah ms -. A. 6 B. 55

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU Ristinah S., Retno Anggraini, Wawan Satryawan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Perancangan Batang Desak Tampang Ganda Yang Ideal Pada Struktur Kayu

Perancangan Batang Desak Tampang Ganda Yang Ideal Pada Struktur Kayu Perancangan Batang Desak Tampang Ganda Yang Ideal Pada Struktur Kayu Arusmalem Ginting Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta Jurnal Janateknika Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/2014 A. PILIHAN GANDA 1. Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume d. Panjang, lebar, tinggi, tebal b. Kecepatan,waktu,jarak,energi

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil Doc. Name: RK13AR10FIS01PAS Doc. Version : 2016-11 halaman 1 10 11 01. Nilai tetapan grafitasi G adalah 6,7 Nm 2 kg

Lebih terperinci

SIMAK UI 2017 Fisika. Soal SIMAK UI Fisika

SIMAK UI 2017 Fisika. Soal SIMAK UI Fisika SIMAK UI 17 Fisika Soal SIMAK UI 17 - Fisika Doc. Name: SIMAKUI17FIS999 Version: 18- Halaman 1 1. Sebuah palu dengan massa kg digunakan untuk memukul paku yang memiliki luas permukaan,1 m. Ketika palu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, prosedur perencanaan suatu struktur harus menjamin bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, prosedur perencanaan suatu struktur harus menjamin bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, prosedur perencanaan suatu struktur harus menjamin bahwa di bawah kondisi pembebanan terburuk struktur harus tetap aman, dan selama kondisi kerja normal

Lebih terperinci

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi DAFTAR SIMBOL a tinggi balok tegangan persegi ekuivalen pada diagram tegangan suatu penampang beton bertulang A b luas penampang bruto A c luas penampang beton yang menahan penyaluran geser A cp luasan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas FISIKA lastisitas - Latihan Soal oc Name: ARFIS030 Version : 0-07 halaman 0. Grafik di bawah ini melukiskan hubungan antara gaya F yang bekerja pada kawat dan pertambangan panjang l yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2009 sampai dengan Mei 2010, bertempat di Laboratorium Pengeringan Kayu, Laboratorium Peningkatan Mutu Hasil Hutan dan

Lebih terperinci

MEKANIKA BAHAN (TKS 1304) GATI ANNISA HAYU PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER

MEKANIKA BAHAN (TKS 1304) GATI ANNISA HAYU PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER MEKANIKA BAHAN (TKS 1304) GATI ANNISA HAYU PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER TEGANGAN DAN REGANGAN Tegangan dan Regangan Normal Tegangan dan Regangan Geser Tegangan dan Regangan

Lebih terperinci

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis,

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis, SIFAT MEKANIK BAHAN Sifat (properties) dari bahan merupakan karakteristik untuk mengidentifikasi dan membedakan bahan-bahan. Semua sifat dapat diamati dan diukur. Setiap sifat bahan padat, khususnya logam,berkaitan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR Modulus Young

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR Modulus Young LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR Modulus Young Nama : Sajidin NPM : 240110120082 Kelompok : 4 Shift : TMIP-B1 Hari/Tanggal : Rabu, 3 Oktober 2012 Waktu : 08.00-10.00 Asisten : Annisa Oktaviani LABORATORIUM

Lebih terperinci

BAB 3. Metodologi Penelitian. 3.1 Rencana Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

BAB 3. Metodologi Penelitian. 3.1 Rencana Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian BAB 3 Metodologi Penelitian 3 3.1 Rencana Penelitian 3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian dilakukan di dua tempat yaitu di Laboratorium Hidraulika, Program Studi Teknik Kelautan, Institut

Lebih terperinci

Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore

Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Susana Endah Sri Hartati, 06 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap 88 Kisi-Kisi Instrumen Tes Elastisitas No. (C)Mengingat

Lebih terperinci

BAB 2. PENGUJIAN TARIK

BAB 2. PENGUJIAN TARIK BAB 2. PENGUJIAN TARIK Kompetensi : Menguasai prosedur dan trampil dalam proses pengujian tarik pada material logam. Sub Kompetensi : Menguasai dan mengetahui proses pengujian tarik pada baja karbon rendah

Lebih terperinci

Mengukur Modulus Elastisitas Batang Logam dengan Pelengkungan. Dwi Handayani Yulfi FKIP, Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.

Mengukur Modulus Elastisitas Batang Logam dengan Pelengkungan. Dwi Handayani Yulfi FKIP, Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Mengukur Modulus Elastisitas atang Logam dengan Pelengkungan Dwi Handayani Yulfi 1001135016 FKIP, Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka, Jakarta Abstract Elasticity is the ability of an object to return

Lebih terperinci

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN Sifat mekanika bahan Hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja Berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan dan kekakuan Tegangan Intensitas

Lebih terperinci

OPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN

OPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN OPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN Sugeng P. Budio 1, Retno Anggraini 1, Christin Remayanti 1, I Made Bayu Arditya Widia 2 1 Dosen / Jurusan Teknik Sipil /

Lebih terperinci

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

Pelatihan Ulangan Semester Gasal Pelatihan Ulangan Semester Gasal A. Pilihlah jawaban yang benar dengan menuliskan huruf a, b, c, d, atau e di dalam buku tugas Anda!. Perhatikan gambar di samping! Jarak yang ditempuh benda setelah bergerak

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY Oleh : Willy Chandra K. 2108 030 085 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang

Lebih terperinci

STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI DENIE SETIAWAN NRP : 9721019 NIRM : 41077011970255 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir., MT. FAKULTAS

Lebih terperinci

sejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya

sejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya BABH TINJAUAN PUSTAKA Pada balok ternyata hanya serat tepi atas dan bawah saja yang mengalami atau dibebani tegangan-tegangan yang besar, sedangkan serat di bagian dalam tegangannya semakin kecil. Agarmenjadi

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : ANALISIS SIMULASI PENGARUH SUDUT CETAKAN TERHADAP GAYA DAN TEGANGAN PADA PROSES PENARIKAN KAWAT TEMBAGA MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 8.0 I Komang Astana Widi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BUKU AJAR UNTUK SMA/MA

BUKU AJAR UNTUK SMA/MA BUKU AJAR UNTUK SMA/MA A. ELASTISITAS BAHAN PETUNJUK BELAJAR 1. PETUNJUK SISWA Berdoa sebelum memulai pembelajaran. Bacalah KI, KD dan Indikator pada bahan ajar ini. Bacalah materi dan pahami. Buatlah

Lebih terperinci

1. Sambungan tampang satu 2. Sambungan tampang dua

1. Sambungan tampang satu 2. Sambungan tampang dua SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT Dikelompokkan menjadi dua macam: 1. Sambungan tampang satu 2. Sambungan tampang dua 1 SAMBUNGAN TAMANG SATU Arah gaya Arah gaya h Tampak depan b 1 b 2 Tampak penampang Baut teriris

Lebih terperinci

USAHA, ENERGI DAN MOMENTUM. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

USAHA, ENERGI DAN MOMENTUM. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. USAHA, ENERGI DAN MOMENTUM Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. Impuls dan momentum HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM LINIER : Perubahan momentum yang disebabkan

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

DESAIN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG PENAHAN MOMEN MENENGAH BERDASARKAN SNI BETON DAN SNI GEMPA

DESAIN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG PENAHAN MOMEN MENENGAH BERDASARKAN SNI BETON DAN SNI GEMPA DESAIN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG PENAHAN MOMEN MENENGAH BERDASARKAN SNI BETON 03-2847-2002 DAN SNI GEMPA 03-1726-2002 Rinto D.S Nrp : 0021052 Pembimbing : Djoni Simanta,Ir.,MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

STUDI DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA UNTUK BENTANG PANJANG DENGAN PROGRAM KOMPUTER

STUDI DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA UNTUK BENTANG PANJANG DENGAN PROGRAM KOMPUTER STUDI DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA UNTUK BENTANG PANJANG DENGAN PROGRAM KOMPUTER Andi Algumari NRP : 0321059 Pembimbing : Daud Rachmat W., Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT 2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT Pendahuluan Elemen struktur komposit merupakan struktur yang terdiri dari 2 material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan

Lebih terperinci

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D.

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D. 1. Perhatikan gambar. Jika pengukuran dimulai pada saat kedua jarum menunjuk nol, maka hasil pengukuran waktu adalah. A. 38,40 menit B. 40,38 menit C. 38 menit 40 detik D. 40 menit 38 detik 2. Perhatikan

Lebih terperinci

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT Pembebanan Batang Secara Aksial Suatu batang dengan luas penampang konstan, dibebani melalui kedua ujungnya dengan sepasang gaya linier i dengan arah saling berlawanan yang berimpit i pada sumbu longitudinal

Lebih terperinci

MASSA JENIS MATERI POKOK

MASSA JENIS MATERI POKOK MATERI POKOK 1. Pengertian massa jenis 2. Persamaan konsep massa jenis 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi massa jenis fluida 4. Contoh hasil pengukuran massa jenis beberapa zat TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mendefinisikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG APARTEMEN MEDITERANIAN GARDEN JAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG APARTEMEN MEDITERANIAN GARDEN JAKARTA PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG APARTEMEN MEDITERANIAN GARDEN JAKARTA Tugas Akhir Sarjana Strata Satu Oleh : EDDY SUGIARTO SURYO NPM : 04 02 11859 UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE (Pegas)

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE (Pegas) 1. EBTANAS-02-08 Grafik berikut menunjukkan hubungan F (gaya) terhadap x (pertambahan panjang) suatu pegas. Jika pegas disimpangkan 8 cm, maka energi potensial pegas tersebut adalah A. 1,6 10-5 joule B.

Lebih terperinci

DASAR PERCOBAAN-PERCOBAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

DASAR PERCOBAAN-PERCOBAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA UNIVERSITAS SRIWIJAYA DASAR PERCOBAAN-PERCOBAAN PENYUSUN TIM DOSEN PENDIDIKAN FISIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Lebih terperinci

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector) Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector) Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University Pendahuluan JEMBATAN GELAGAR BAJA BIASA Untuk bentang sampai dengan

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL FISIKA SMA N 1 SINGARAJA. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah.. mm

SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL FISIKA SMA N 1 SINGARAJA. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah.. mm SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL FISIKA SMA N 1 SINGARAJA 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah.. mm A. 2, 507 ± 0,01 B. 2,507 ± 0,005 C. 2, 570 ± 0,01 D. 2, 570 ± 0,005 E. 2,700 ±

Lebih terperinci

PERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN

PERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN PERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN TUJUAN: 1. Dapat menerapkan rumus tegangan tekuk untuk perhitungan batang tekan. 2. Dapat merencanakan dimensi batang tekan. PENDAHULUAN Perencanaan batang tekan

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X PENGUKURAN K-13. A. BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI a. Besaran

FISIKA. Kelas X PENGUKURAN K-13. A. BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI a. Besaran K-13 Kelas X FISIKA PENGUKURAN TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Memahami definisi besaran dan jenisnya. 2. Memahami sistem satuan dan dimensi besaran.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kuat Tekan Beton Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi

Lebih terperinci

Model Modul Program Keahlian : Semua Kelompok Teknologi KATA PENGANTAR

Model Modul Program Keahlian : Semua Kelompok Teknologi KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Kurikulum SMK 2004 adalah perangkat kurikulum yang muatannya memotivasi siswa terampil menggunakan potensi yang ada dalam dirinya. Untuk menunjang itu semua, maka Subdis Pendidikan SMK Dinas

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN FISIKA

DASAR PENGUKURAN FISIKA DASAR PENGUKURAN FISIKA M1 TUJUAN 1. Mampu melakukan pengukuran dan membedakan penggunaan berbagai alat ukur 2. Mampu menghitung densitas zat padat dan zat cair TUGAS PENDAHULUAN 1. Jelaskan pengertian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS DAFTAR SIMBOL BJ : Berat Jenis ρ : Berat Jenis (kg/cm 3 ) m : Massa (kg) d : Diameter Kayu (cm) V : Volume (cm 3 ) EMC : Equilibrium Moisture Content σ : Stress (N) F : Gaya Tekan / Tarik (N) A : Luas

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450 PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI 02-1726-2002 DAN FEMA 450 Eben Tulus NRP: 0221087 Pembimbing: Yosafat Aji Pranata, ST., MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu merupakan suatu bahan mentah yang didapatkan dari pengolahan pohon pohon yang terdapat di hutan. Kayu dapat menjadi bahan utama pembuatan mebel, bahkan dapat menjadi

Lebih terperinci

STUDI KEKUATAN RANGKA ATAP TRUSS MENGGUNAKAN PIPA BAJA DENGAN SAMBUNGAN LAS DENGAN PELAT SAMBUNG

STUDI KEKUATAN RANGKA ATAP TRUSS MENGGUNAKAN PIPA BAJA DENGAN SAMBUNGAN LAS DENGAN PELAT SAMBUNG STUDI KEKUATAN RANGKA ATAP TRUSS MENGGUNAKAN PIPA BAJA DENGAN SAMBUNGAN LAS DENGAN PELAT SAMBUNG Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III Teknik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAKSI... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR TABEL...xiii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

TUGAS MAHASISWA TENTANG

TUGAS MAHASISWA TENTANG TUGAS MAHASISWA TENTANG o DIAGRAM BIDANG MOMEN, LINTANG, DAN NORMAL PADA BALOK KANTILEVER. o DIAGRAM BIDANG MOMEN, LINTANG, DAN NORMAL PADA BALOK SEDERHANA. Disusun Oleh : Nur Wahidiah 5423164691 D3 Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

SPMB/Fisika/UMPTN Tahun 1992

SPMB/Fisika/UMPTN Tahun 1992 1. Akibat rotasi bumi, keadaan Ida yang bermassa a dan ada di Bandung, dan David yang bermassa a dan ada di London, akan sama dalam hal... A. laju linearnya B. kecepatan linearnya C. gaya gravitasi buminya

Lebih terperinci

- - WUJUD ZAT DAN PEMUAIAN

- - WUJUD ZAT DAN PEMUAIAN - - WUJUD ZAT DAN PEMUAIAN - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian Tujuh2wujud Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara

Lebih terperinci