Jumlah serasah di lapangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jumlah serasah di lapangan"

Transkripsi

1 Lampiran 1 Perhitungan jumlah serasah di lapangan. Jumlah serasah di lapangan Dengan ketinggian serasah tebu di lapangan 40 cm, lebar alur 60 cm, bulk density 7.7 kg/m 3 dan kecepatan maju traktor 0.3 m/s maka diperoleh jumlah serasah yang harus dicacah : Jumlah serasah yang harus dicacah = kerapatan isi x lebar alur x ketebalan serasah x kecepatan maju = 7.7 kg/m 3 x 0.6 m x 0.4 m x 0.3 m/s = kg/s = 1.99 ton/jam Jumlah serasah yang ada dilapangan = 2/6 x kerapatan isi x luasan x ketebalan Serasah = 2/6 x 7.7 kg/m 3 x m 2 x 0.4 m = 10.2 ton/ha Bila mengacu pada sistem tebang 4-2 yang terjadi dilahan tebu maka jumlah tebu per ha adalah 30.6 ton/ha. 58

2 Lampiran 2 Perhitungan diameter poros. Untuk menghitung diameter poros pencacah sesuai standar ASME sebelumnya harus menghitung tegangan geser yang di izinkan dengan persamaan (Sularso 1991): σ B τ a = sf 1.sf 2 di mana : τ a = tegangan geser (kg/mm 2 ) σ b = kekuatan tarik (kg/mm 2 ) sf 1 = faktor kelelahan puntir ( ) sf 2 = faktor pengaruh konsentrasi tegangan ( ) Bahan poros yang digunakan pada poros pencacah adalah S35C. Bahan ini merupakan bahan poros berkekuatan sedang sehingga tidak terlalu keras dan mudah dalam pengerjaan seperti pembubutan. Besarnya kekuatan tarik untuk bahan tersebut adalah 58 kg/mm 2. Sehingga apabila dimasukkan pada persamaan tegangan geser diperoleh nilai : τ = a τ a σ B sf.sf = 6 2 τ a = 4.8 kg/mm 2 Apabila torsi ditentukan 20 kg.m untuk menahan beban serasah pada saat pencacahan dengan nilai beban lentur (C b ) = 1.5 dan faktor koreksi tumbukan (K t ) = 2 maka diameter poros pencacah dapat didekati dengan persamaan (Sularso 1991) : d s d s d s 5.1 = K tcbt τ a = x2x1.5x = 40 mm 1 3 Diameter minimal dalam pemilihan poros adalah 40 mm. Untuk lebih amannya maka dipilih diameter poros yang ada di pasaran adalah 45 mm. 59

3 Lampiran 3 Perhitungan kecepatan putar silinder pencacah. Untuk memperoleh perhitungan panjang potongan, (x) adalah fungsi dari : x = ƒ (n,j,p). Sehingga hubungan antara x,n,j dan p diperloleh persamaan sebagai berikut : j x = p. n di mana : x = panjang potongan (mm) n = kecepatan putar (rpm) j = kecepatan maju (m/s) p = Jumlah pisau Parameter rancangan adalah kecepatan maju serasah 0.3 m/s panjang potongan yang diharapkan adalah 1 cm, jumlah pisau adalah 8 buah maka kecepatan putar ideal yang diperoleh adalah sebagai berikut : j n = p. x n = 8 10 n = 225 rpm Mengingat kecepatan 225 rpm merupakan kecepatan tanpa slip maka kecepatan putar pada saat pengujian diambil nilai kecepatan putar 400, 450, 500 dan 550 rpm. Adapun secara teoritis panjang potongan untuk setiap kecepatan putar adalah sebagai berikut : No Kecepatan putar Jumlah Pisau Kecepatan maju Panjang potongan (rpm) (unit) serasah (m/s 2 ) (mm)

4 Lampiran 4 Perhitungan kecepatan putar silinder penjepit Kecepatan putar poros pencacah yang direncanakan untuk pengujian adalah 400, 450, 500, dan 550 rpm. Sistem transmisi menggunakan rantai dan sprocket untuk menyambungkan poros pencacah dengan poros penjepit. Adapun perhitungan kecepatan dari unit slinder penjepit ini adalah sebagai berikut : Sproket penjepit Sproket pengarah Sproket pencacah Mesin diesel Z 8 Bagian atas Z 2, Z 3 Z 7 Z 1 Bagian bawah Z 6 Z 4, Z 5 Z 7 Z 3 Z 2 Z 1 Z 8 Z 6 Z 5 Z 4 61

5 N 1 = Kecepatan putar poros pencacah Z 1 = Jumlah gigi sprocket poros pencacah N 2 = Kecepatan putar poros pengarah atas sebelum di reduksi Z 2 = Jumlah gigi sproket poros pengarah atas sebelum direduksi N 3 = Kecepatan putar poros pengarah bagian atas 1 Z 3 = Jumlah gigi sproket poros pengarah bagian atas 1 N 4 = Kecepatan putar poros pengarah bagian bawah 1 Z 4 = Jumlah gigi sproket poros pengarah bagian bawah 1 N 5 = Kecepatan putar poros pengarah bagian bawah 2 Z 5 = Jumlah gigi sproket poros pengarah bagian bawah 2 N 6 = Kecepatan putar poros penjepit bagian bawah Z 6 = Jumlah gigi sproket poros penjepit bagian bawah N 7 = Kecepatan putar poros pengarah bagian atas 2 Z 7 = Jumlah gigi sprocket poros pengarah bagian atas 2 N 8 = Kecepatan putar poros penjepit bagian atas = Jumlah gigi sprocket poros penjepit bagian atas Z 8 Adapun kecepatan putar untuk selinder penjepit dan pengarah dengan kecepatan maju serasah 0.3 m/s adalah sebagai berikut: Kecepatan putar silinder penjepit bagian atas n = V π. d 0.3 n = π.0.27 n = 21rpm Kecepatan putar silinder penjepit bagian bawah n = V π. d 0.3 n = π.0.22 n = 26 rpm Kecepatan putar silinder pengarah atas n = V π. d 0.3 n = π.0.18 n = 32 rpm 62

6 Kecapatan putar silinder pengarah bawah n = V π. d 0.3 n = π.0.08 n = 72 rpm Dik : N 1 = 400 rpm Z 1 = 16 gigi N 2 = 320 rpm N 3 = 32 rpm (Reduksi 1:10) Z 3 = 20 gigi Jawab : N 1 x Z 1 = N 2 x Z x 16 = 320 x Z 2 Z 2 = 20 gigi N 3 x Z 3 = N 4 x Z 4 32 x 20 = 72 x Z 4 Z 4 = 9 gigi N 4 = N 5 = 72 rpm N 5 x Z 5 = N 6 x Z 6 72 x 9 = 26 x Z 6 Z 6 = 25 gigi N 7 = N 3 = 32 rpm N 7 x Z 7 = N 8 x Z 8 32 x 20 = 21 x Z 8 Z 8 = 30 gigi Dengan diketahui jumlah gigi sproket untuk setiap silinder penjepit dan pengarah maka dengan melakukan perhitungan yang sama diperoleh data kecepatan putar dan kecepatan linier untuk masing masing silinder penjepit dan pengarah dapat disajikan pada tabel berikut : 63

7 Item Silinder Penjepit Silinder Penjepit Silinder Pengarah Silinder Pengarah Atas Bawah Atas Bawah Diameter (mm) Jumlah gigi Sproket (unit) RPM = 400 Kecepatan putar (rpm) Kecepatan linier (m/s) RPM = 450 Kecepatan putar (rpm) Kecepatan linier (m/s) RPM = 500 Kecepatan putar (rpm) Kecepatan linier (m/s) RPM = 550 Kecepatan putar (rpm) Kecepatan linier (m/s)

8 Lampiran 5 Skema tabel pengolahan data pemotongan serasah PERLAKUAN STANDAR BEBAN BEBAN VOLTASE VOLTASE VOLTASE DEVIASI MIN MAX PEMBEBANAN TANPA BEBAN PEMOTONGAN RPM = 400 P1M408 P1M4016 P1M4024 P1M4032 RPM = 450 P1M4508 P1M4516 P1M4524 P1M4532 RPM = 500 P1M508 P1M5016 P1M5024 P1M5032 RPM = 550 P1M5508 P1M5516 P1M5524 P1M5532 Keterangan: RPM = 400 : Kecepatan putar pada 400 rpm P1M408 : Perlakuan pada kecepatan putar 400 rpm dan pembebanan 8 kg/m 3 65

9 Lampiran 6 Tabel data pengukuran karakteristik fisik daun tebu No Panjang Lebar posisi Lebar posisi Lebar posisi Tebal daun Berat daun sampel daun (cm) tepi daun (cm) tengah daun (cm) ujung daun (cm) (cm) (gram)

10 No Panjang Lebar posisi Lebar posisi Lebar posisi Tebal daun Berat daun sampel daun (cm) tepi daun (cm) tengah daun (cm) ujung daun (cm) (cm) (gram) Rata-rata Kisaran Simpangan baku

11 Lampiran 7 Tabel data pengukuran karakteristik fisik pucuk tebu No Panjang Jumlah Lebar Diameter Tebal Berat sampel pucuk (cm) daun (unit) pucuk (cm) pucuk (mm) pucuk (cm) pucuk (gram)

12 No Panjang Jumlah Lebar Diameter Tebal Berat sampel pucuk (cm) daun (unit) pucuk (cm) pucuk (mm) pucuk (cm) pucuk (gram) , , Rata -rata Kisaran Simpangan Baku

13 Lampiran 8 Tabel data pengukuran kerapatan isi serasah tebu Berat No Tinggi Volume Kerapatan (kg/m 3 ) tumpukan (m) (m 3 ) (kg) Rata -rata

14 Lampiran 9 Data kadar air serasah tebu No Berat awal Sampel Batang (gram) Pucuk (gram) Daun (gram) No Berat akhir Sampel Batang (gram) Pucuk (gram) Daun (gram) KA (Basis Kering) No Sampel Batang % Pucuk % Daun % Rata - rata Kisaran Keterangan : 1. Lama pengeringan 2 x 24 jam pada suhu C. 2. Khusus untuk batang sebelum masuk oven di potong sepanjang 10 cm yang disesuaikan dengan dimensi dan kapasitas oven pengering. 71

15 Lampiran 10 Tabel data pengukuran elastisitas Ukuran : 28 x 16 cm Berat : 50 Kg No Tinggi Awal Tinggi Akhir Beda Tinggi Beban Luas Tekanan Koef.Elestisitas Ratio cm cm cm kg cm 2 N/m 2 kg/cm Perbandingan : : : : : : : : : : 3.5 Rata-rata : 3.9 Ukuran : 28 x 16 cm Berat : 80 Kg No Tinggi Awal Tinggi Akhir Beda Tinggi Beban Luas Tekanan Koef.Elestisitas Ratio cm cm cm kg cm 2 N/m 2 kg/cm Perbandingan : : : : : : : : : : 4.1 Rata-rata :

16 Lampiran 11 Tabel data uji kinerja mesin serasah tebu Bahan awal Waktu proses Berat hasil Kapasitas (kg) (menit) (kg) (kg/jam) Ulangan Ulangan Ulangan Rata - rata Kecepatan putar yang terukur Uji tanpa beban RPM Engine Pencacah1 Pencacah2 depan Pengarah Pengarah Penjepit Penjepit Conveyor Coveyor Conveyor Reel Gearbox atas bawah atas bawah atas bawah depan Pegambil Ulangan Ulangan Ulangan Uji dengan beban RPM Engine Pencacah1 Pencacah2 depan Pengarah Pengarah Penjepit Penjepit Conveyor Coveyor Conveyor Reel Gearbox atas bawah atas bawah atas bawah depan Pegambil Ulangan Ulangan Ulangan

17 Lampiran 12 Data kalibrasi strain torsi pada poros pisau pencacah No Torsi Strain A (Kg.m) (με) Strain (με) Grafik Torsi - Strain y = 45.66x R² = Torsi (kg.m) No Torsi Strain B (Kg.m) (με) Strain (με) Grafik Torsi - Strain y = 45.70x R² = Torsi (kg.m) Keterangan : Panjang lengan beban 1 m Persamaan grafik y = 45.66x dimana : y = strain (ε) x = Torsi (T) sehingga persamaan dapat ditulis : ε = T

18 Lampiran 13 Data kalibrasi strain torsi pada poros silinder penjepit No Beban Strain A (kg.m) (με) Strain (με) Grafik Torsi - Strain y = 77.81x R² = Torsi (kg.m) No Beban Strain B (kg.m) (με) Strain (με) Grafik Torsi - Strain y = 77.79x R² = Torsi (kg.m) Keterangan : Panjang lengan beban 1 m Persamaan grafik y = 77.81x dimana : y = strain (ε) x = Torsi (T) sehingga persamaan dapat ditulis : ε = T

19 Lampiran 14 Data kalibrasi strain tegangan poros pisau dan penjepit Keterangan : Persamaan grafik y = 0.004x dimana : y = Tegangan (V) x = Strain (ε ) sehingga persamaan dapat ditulis : V = ε (Poros Pisau) 76

20 Lampiran 15 Persamaan kalibrasi torsi untuk poros pisau pencacah Persamaan regresi yang menghubungkan antara torsi dengan strain adalah sebagai berikut : ε = T T = ε T = (ε/45.66) + (0.313/45.66) T = ε (a) Persamaan regresi yang menghubungkan antara strain dengan tegangan adalah sebagai berikut : V = ε ε = V ε = (V/0.004) + (0.0098/0.004) ε = 250 V (b) Subsitusi persamaan (b) ke persamaan (a) sehingga diperoleh : T = (250 V ) T = V T = V (c) Persamaan (c) digunakan sebagai persamaan untuk mengkonversi data tegangan hasil pengukuran menjadi torsi pemotongan pada percobaan pencacahan serasah tebu. Contoh perhitungan pada torsi pemotongan P1M4516. Dik : V = volt (Lampiran 17) T = V T = (0.413) T = 2.80 kg.m (Lampiran 18) 77

21 Lampiran 16 Persamaan kalibrasi torsi untuk poros silinder penjepit Persamaan regresi yang menghubungkan antara torsi dengan strain adalah sebagai berikut : ε = T T = ε T = (ε/77.81) - (0.376/77.81) T = ε (a) Persamaan regresi yang menghubungkan antara strain dengan tegangan adalah sebagai berikut : V = ε ε = V ε = (V/0.004) - (0.413/0.004) ε = 250 V (b) Subsitusi persamaan (b) ke persamaan (a) sehingga diperoleh : T = (250 V ) T = 3.2 V T = 3.2 V (c) Persamaan (c) digunakan sebagai persamaan untuk mengkonversi data tegangan hasil pengukuran menjadi torsi penjepitan pada percobaan pencacahan serasah tebu. Contoh perhitungan pada torsi penjepitan P1M4016 Dik : V = Volt (Lampiran 17) T = 3.2 V T = 3.2 (0.009) T = 0 kg.m 78

22 Lampiran 17 Tabel data tegangan pemotongan serasah tebu Tabel data tegangan silinder pencacah PERLAKUAN STANDAR BEBAN BEBAN VOLTASE VOLTASE VOLTASE DEVIASI MIN MAX PEMBEBANAN TANPA BEBAN PEMOTONGAN RPM = 400 P1M P1M P1M P1M RPM = 450 P1M P1M P1M P1M RPM = 500 P1M P1M P1M P1M RPM = 550 P1M P1M P1M P1M Keterangan : P1M4016 = Pencacahan serasah tebu pada kecepatan putar 400 rpm dengan bulk density 16 kg/m 3 2 Gaya grafitasi = 9.81 m/dt Tabel data tegangan silinder penjepit PERLAKUAN STANDAR BEBAN BEBAN VOLTASE VOLTASE VOLTASE DEVIASI MIN MAX PEMBEBANAN TANPA BEBAN PEMOTONGAN RPM = 400 P1M P1M P1M P1M RPM = 450 P1M P1M P1M P1M RPM = 500 P1M P1M P1M P1M RPM = 550 P1M P1M P1M P1M

23 Lampiran 18 Tabel torsi dan daya pemotongan PERLAKUAN TORSI T0RSI DAYA DAYA PEMOTONGAN PEMOTONGAN PEMOTONGAN PEMOTONGAN (kg.m) (N.m) (Watt) (HP) RPM = 400 P1M P1M P1M P1M RPM = 450 P1M P1M P1M P1M RPM = 500 P1M P1M P1M P1M RPM = 550 P1M P1M P1M P1M Keterangan 1 hp = 746 watt 80

24 Lampiran 19 Perhitungan kapasitas mesin pencacah Desain bak pemadatan Arah masuk serasah 10 cm 120 cm 60 cm Berat serasah yang diumpankan Berat umpan serasah 1 = m 3 x 8 kg/m 3 = 0.6 kg Berat umpan serasah 2 = m 3 x 16 kg/m 3 = 1.2 kg Berat umpan serasah 3 = m 3 x 24 kg/m 3 = 1.7 kg Berat umpan serasah 4 = m3 x 32 kg/m3 = 2.3 kg Kecepatan umpan pada saat pengujian 0.3 m/s maka kapasitas mesin untuk setiap perlakuan adalah sebagai berikut : 0.6kg Kapasitas mesin 1 = = 540kg / jam (Bulk density 8 kg/m 3 ) 4s 1.2kg Kapasitas mesin 2 = = 1.08ton / jam (Bulk density 16 kg/m 3 ) 4s 1.7kg Kapasitas mesin 3 = = 1.53ton / jam (Bulk density 24 kg/m 3 ) 4s 2.3kg Kapasitas mesin 4 = = 2.07ton / jam (Bulk density 32 kg/m 3 ) 4s 81

25 Lampiran 20 Perhitungan kebutuhan energi pemotongan Tabel kebutuhan energi pemotongan Kepadatan (kg/m 3 ) Kapasitas (ton/jam) Kecepatan Putar (rpm) Daya Pemotongan (Watt) Energi (Watt jam/kg) Contoh perhitungan energi pemotongan Diketahui kapasitas mesin 2.07 ton/jam dengan kecepatan putar 550 rpm pada daya 2.55 hp (1903 Watt) maka energi pemotongan yang dibutuhkan : Energi pemotongan = 1903 watt jam/2070 kg = 0.92 watt jam/kg 82

26 Lampiran 21 Pengukuran panjang serasah tebu hasil cacahan 83

27 Lampiran 22 Contoh grafik perlakuan pada kecepatan putar dan bulk density 84

28 Lampiran 23 Gambar desain mesin pencacah serasah tebu 85

29 Lampiran 21 No Panjang Serasah Tebu Hasil Pemotongan (cm) P1M408 P1M4016 P1M4024 P1M4032 P1M4508 P1M4516 P1M4524 P1M4532 P1M508 P1M5016 P1M5024 P1M5032 P1M5508 P1M5516 P1M5524 P1M ,5 2, ,5 3,7 2,5 3 2,5 2 1,8 2,7 2 1, ,5 2,5 4 1,5 2,5 3 2,5 2,6 2,3 2 2,5 2,2 0, ,8 3 2,5 1,4 2,5 2,8 2 2,2 2,3 3 1,5 2,3 3 1,8 1 0, , ,5 3 3,5 2,5 4 2,1 1,8 1,2 1,8 1,5 1 1,2 5 2,8 2,8 3,5 2 3,5 2,5 2 3,5 3,2 2,5 2,4 1 1,6 2 2,4 1,1 6 3, , ,5 1,7 3 1,2 2,3 2,3 1,2 0, ,5 3, ,5 3, ,3 1,5 2,8 1,6 2 0, ,5 3 2, ,5 3 1,8 2,2 1,7 1,4 3,2 2,3 1, , ,5 2,2 3,4 1,3 2 2,7 1,7 1,7 1,5 10 4,5 2, ,5 2,5 3,2 3 2,6 3,6 1,4 1,4 3,1 1,3 2, , ,5 2,5 2,9 2 2,2 1,2 1,5 2,1 2,5 1,5 12 4,5 3 1,5 4 4,5 3,8 2,5 2,3 3,8 1,6 2 1,8 1,8 2 2,2 1, ,5 1, ,5 1,8 2 2,4 2,3 2,3 2 1,3 2 0, ,8 2, ,5 2,3 3,5 3,2 2 1,3 2,3 2 2,5 1, ,7 3,5 3,2 3,8 3 2,8 2,5 3,2 3 3,3 1,1 1,3 2,5 2,7 1,6 0,7 16 4, ,5 2 2,5 2 3,1 3,4 1,4 1,3 1,8 1,5 0,8 1,3 17 4,4 4 3, ,2 2,8 2,6 1,3 1,2 2,5 1,3 1,5 1 1,1 18 3, ,5 2 3, ,4 1,6 1,3 2,2 2 1,3 1,2 0,9 19 4,2 2 3,5 2,8 2,7 3,5 2, ,9 2 1,6 1,7 1, ,5 3 3,3 3 3,2 2,5 2,2 1,5 2,6 2,4 2,2 1,4 2,2 2 1,2 1,8 21 3,7 4,3 4 3,5 2 2,5 2,3 1 2,1 2 1,9 0,8 1,8 1,5 0,7 1, ,5 1,7 2,7 2, ,1 1,9 2,5 1 2,6 2 1, , , , ,2 0,9 1,8 2, ,8 4 3,5 1,9 4 2,5 3 1,2 2 2,2 1,3 1,4 2,2 2,2 1,3 0,8 25 2,5 3,3 3,5 2 3,8 3,5 2 1,5 2,3 2,5 2,7 2 2,5 1,6 1 1,3 26 2,8 4 3,5 1,5 3,7 3,5 2,5 1,2 2,5 3,2 2 2,3 1,6 1,4 1,4 0, , ,3 1,7 2,1 3 1,8 1 1,9 2 2, ,5 2, ,5 2,5 2 1,5 3,2 1,8 1,4 1,2 3,2 1,3 1,1 1,4 29 2,8 3,5 2, ,5 2,8 2 2,5 1,2 1,2 1,4 3 1,9 1,7 1,2 30 3,2 2,3 4 3,7 2,5 2,5 1,5 1,8 3,2 2,2 1,5 2 2, rata-rata 3,7 3,2 3,0 2,7 3,1 2,8 2,5 2,3 2,7 2,3 1,8 1,6 2,2 1,9 1,4 1,1 kisaran 4,5-2,5 4,3-2,2 4-1,5 4-1,4 4, ,5 3,7-1,5 3,5-1 3,8-2 3,6-1,2 3,2-1,1 2,5-1 3,2-1,3 2,7-1,3 2,5-0,7 1,8-0,5 83

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan Mengingat lahan tebu yang cukup luas kegiatan pencacahan serasah tebu hanya bisa dilakukan dengan sistem mekanisasi. Mesin pencacah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010. Tempat penelitian dilaksanakan dibeberapa tempat sebagai berikut. 1) Laboratorium

Lebih terperinci

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah LAMPIRAN 84 85 Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah 1. Aliran Massa Serasah Tebu 3 a. Bulk Density serasah tebu di lahan, ρ lahan = 7.71 kg/m b. Kecepatan maju mesin, Vmesin = 0.3 m/s c. Luas penampang

Lebih terperinci

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

V.HASIL DAN PEMBAHASAN V.HASIL DAN PEMBAHASAN A.KONDISI SERASAH TEBU DI LAHAN Sampel lahan pada perkebunan tebu PT Rajawali II Unit PG Subang yang digunakan dalam pengukuran profil guludan disajikan dalam Gambar 38. Profil guludan

Lebih terperinci

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan : A. POROS UTAMA IV. ANALISIS TEKNIK Menurut Sularso dan K. Suga (1997), untuk menghitung besarnya diameter poros yang digunakan adalah dengan menentukan daya rencana Pd (kw) dengan rumus : Pd = fcp (kw)...

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Kondisi Serasah dan Lahan Setelah Panen Tebu

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Kondisi Serasah dan Lahan Setelah Panen Tebu HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Kondisi Serasah dan Lahan Setelah Panen Tebu Berdasarkan hasil survey lapangan di PG. Subang, Jawa barat, permasalahan yang dihadapi setelah panen adalah menumpuknya sampah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan April 2011. Tempat perancangan dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Budidaya Pertanian IPB. Pengambilan

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN Perancangan atau desain mesin pencacah serasah tebu ini dimaksudkan untuk mencacah serasah yang ada di lahan tebu yang dapat ditarik oleh traktor dengan daya 110-200

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t) BAB III PERANCANGAN 3.1. Perencanaan Kapasitas Penghancuran Kapasitas Perencanaan : 100 kg/jam PutaranMotor : 1400 Rpm Diameter Gerinda (D3) : 200 mm Diameter Puli Motor (D1) : 50,8 mm Tebal Permukaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram BAB III PERANCANGAN 3.. Perencanaan Kapasitas Perajangan Kapasitas Perencanaan Putaran motor iameter piringan ( 3 ) iameter puli motor ( ) Tebal permukaan ( t ) Jumlah pisau pada piringan ( I ) iameter

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8)

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8) III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2011 di Laboratorium Lapangan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem. Pelaksanaan penelitian terbagi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Kapasitas Alat pencacah Plastik Q = 30 Kg/jam 30 kg = jam x 1 jam 60 menit = 0,5 kg/menit = 500 gr/menit Dimana : Q = Kapasitas mesin B. Perencanaan Putaran Pisau Jika

Lebih terperinci

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 19 BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 31 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pengupas serabut kelapa seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN Dani Prabowo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta E-mail: daniprabowo022@gmail.com Abstrak Perencanaan ini

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

POROS dengan BEBAN PUNTIR

POROS dengan BEBAN PUNTIR POROS dengan BEBAN PUNTIR jika diperkirakan akan terjadi pembebanan berupa lenturan, tarikan atau tekanan, misalnya jika sebuah sabuk, rantai atau roda gigi dipasangkan pada poros, maka kemungkinan adanya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A.WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai dengan Juni 2010. Desain pembuatan prototipe, uji fungsional dan uji kinerja dilaksanakan di Bengkel

Lebih terperinci

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya IV. PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Kriteria Perancangan Perancangan dynamometer tipe rem cakeram pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur torsi dari poros out-put suatu penggerak mula dimana besaran ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Ada proses produksi membutuhkan waktu yang lama, misalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Diagram Alur Perencanaan Proses perencanaan pembuatan mesin pengupas serabut kelapa dapat dilihat pada diagram alur di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram alur perencanaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERHITUNGAN

BAB III ANALISA PERHITUNGAN BAB III ANALISA PERHITUNGAN 3.1 Data Informasi Awal Perancangan Gambar 3.1 Belt Conveyor Barge Loading Capasitas 1000 Ton/Jam Fakultas Teknoligi Industri Page 60 Data-data umum dalam perencanaan sebuah

Lebih terperinci

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Perencanaan Proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan Menggambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,

Lebih terperinci

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

SKRIPSI / TUGAS AKHIR PROSES MANUFAKTUR MESIN PRESS BAGLOG JAMUR SKRIPSI / TUGAS AKHIR TRI HARTANTO (26410947) JURUSAN TEKNIK MESIN LATAR BELAKANG Dalam industri agrobisnis terutama dalam bidang penanaman jamur. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT

METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2009 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian Bengkel Metanium, Leuwikopo, dan lahan

Lebih terperinci

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Spesifikasi TOYOTA YARIS Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA YARIS memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Daya maksimum (N) : 109 dk. Putaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TEKNIK MESIN

BAB IV ANALISIS TEKNIK MESIN BAB IV ANALISIS TEKNIK MESIN A. ANALISIS PENGATUR KETINGGIAN Komponen pengatur ketinggian didesain dengan prinsip awal untuk mengatur ketinggian antara pisau pemotong terhadap permukaan tanah, sehingga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT Pada pembahasan dalam bab ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap pembuatan dan perakitan alat, gaya-gaya yang terjadi dan gaya yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember 2010 September 2011. Perancangan dan pembuatan prototipe serta pengujian mesin kepras tebu dilakukan di Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Teknik 4.1.1. Kebutuhan Daya Penggerak Kebutuhan daya penggerak dihitung untuk mengetahui terpenuhinya daya yang dibutuhkan oleh mesin dengan daya aktual pada motor

Lebih terperinci

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

MESIN PERUNCING TUSUK SATE MESIN PERUNCING TUSUK SATE NASKAH PUBLIKASI Disusun : SIGIT SAPUTRA NIM : D.00.06.0048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 013 MESIN PERUNCING TUSUK SATE Sigit Saputra,

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL

TRANSMISI RANTAI ROL TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan

Lebih terperinci

Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN

Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Spesifikasi New Mazda 2 Dari data yang diperoleh di lapangan (pada brosur), mobil New Mazda 2 memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Daya Maksimum (N) : 103 PS 2. Putaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2009 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo, Departemen

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016 KINERJA UNIT PEMOTONG SERASAH TEBU TIPE REEL

Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016 KINERJA UNIT PEMOTONG SERASAH TEBU TIPE REEL KINERJA UNIT PEMOTONG SERASAH TEBU TIPE REEL Performance of Sugarcane Trash Cutting Unit with Reel Type Cutter Wahyu K Sugandi 1,*), Radite P A Setiawan 2, Wawan Hermawan 2 1 Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu : BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu : 1. Kayu Bangunan Struktural : Kayu Bangunan yang digunakan untuk bagian struktural Bangunan dan

Lebih terperinci

IV. ANALISA PERANCANGAN

IV. ANALISA PERANCANGAN IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konstruksi Mesin Secara keseluruhan mesin kepras tebu tipe rotari terdiri dari beberapa bagian utama yaitu bagian rangka utama, bagian coulter, unit pisau dan transmisi daya (Gambar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA 31 BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA 4.1 MENGHITUNG PUTARAN POROS PISAU Dengan mengetahui putaran pada motor maka dapat ditentukan putaran pada pisau yang dapat diketahui dengan persamaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tanaman Tebu Ratoon

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tanaman Tebu Ratoon TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tanaman Tebu Ratoon Saat ini proses budidaya tebu terdapat dua cara dalam penanaman. Pertama dengan cara Plant Cane dan kedua dengan Ratoon Cane. Plant Cane adalah tanaman tebu

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESAIN PENGGETAR MOLE PLOW Prototip mole plow mempunyai empat bagian utama, yaitu rangka three hitch point, beam, blade, dan mole. Rangka three hitch point merupakan struktur

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :

Lebih terperinci

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB VI POROS DAN PASAK BAB VI POROS DAN PASAK Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersamasama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN.. DYNAMOMETER TIPE REM CAKERAM HASIL RANCANGAN Dynamometer adalah alat untuk mengukur gaya dan torsi. Dengan torsi dan putaran yang dihasilkan sebuah mesin dapat dihitung kekuatan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Roda Gigi Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.3, No. 1, Maret 2015 PERANCANGAN MESIN PENCACAH DAN PENGEMPA PELEPAH KELAPA SAWIT

Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.3, No. 1, Maret 2015 PERANCANGAN MESIN PENCACAH DAN PENGEMPA PELEPAH KELAPA SAWIT PERANCANGAN MESIN PENCACAH DAN PENGEMPA PELEPAH KELAPA SAWIT Design of Chopper for Cutting up and Trash Oil Palm Frond Waste Ramayanty Bulan 1, Tineke Mandang 2, Wawan Hermawan 2, Desrial 2 1 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011 TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar

Lebih terperinci

SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME. Angga Fajar S ( )

SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME. Angga Fajar S ( ) SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME Angga Fajar S (240110060041) Latar Belakang Kacang Kedelai Edamame Proses Pengupasan Kulit Manual

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAYA DAN PENGUJIAN MESIN PENGEPRESS SANDAL

PERHITUNGAN DAYA DAN PENGUJIAN MESIN PENGEPRESS SANDAL PERHITUNGAN DAYA DAN PENGUJIAN MESIN PENGEPRESS SANDAL Oleh : FIDYA GHANI PUTRA 08 030 06 DOSEN PEMBIMBING: Ir. Suhariyanto, MT. PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Lampiran 1. Prosedur penelitian Kentang yang seragam dikupas dan dicuci Ditimbang kentang sebanyak 1 kg Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Kentang dimasukkan ke dalam mesin melalui hopper

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN Pada rancangan mesin penghancur plastic ini ada komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu daya motor,kekuatan rangka,serta komponenkomponen elemen mekanik lainnya,perhitungan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR 4.1 Sketsa rencana anak tangga dan sproket Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah horizontal adalah sebesar : A H x 1,732 A

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan V-belt yang sesuai. Ditimbang kertas bekas sebanyak 3 kg3 Kg. Dihidupkan mesin untuk mengoprasikan alat

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan V-belt yang sesuai. Ditimbang kertas bekas sebanyak 3 kg3 Kg. Dihidupkan mesin untuk mengoprasikan alat LAMPIRAN Lampiran 1. Flowchart Penelitian Mulai Dipasang pulley dan V-belt yang sesuai Ditimbang kertas bekas sebanyak 3 kg3 Kg Dihidupkan mesin untuk mengoprasikan alat Dimasukan kertas kedalam alat Dihitung

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka

Lebih terperinci

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah: Contoh soal: POROS:. Tentukan diameter sebuah poros bulat untuk meneruskan daya 0 (kw) pada putaran 450 rpm. Bahan diambil baja dingin S45C. Solusi: Daya P = 0 kw n = 450 rpm f c =,0 Daya rencana = f c

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV PERHITUGA DA HASIL PEMBAHASA Pada proses perancangan terdapat tahap yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu perancangan, yaitu tahap perhitungan. Perhitungan di lakukan untuk menentukan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil rancangan transporter tandan buah segar tipe trek kayu dapat dilihat pada Gambar 39. Transporter ini dioperasikan oleh satu orang operator dengan posisi duduk. Besar gaya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi

Lebih terperinci

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Latar Belakang Dalam mencapai kemakmuran suatu negara maritim penguasaan terhadap laut merupakan prioritas utama. Dengan perkembangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mesin Gerinda Batu Akik Sebagian pengrajin batu akik menggunakan mesin gerinda untuk membentuk batu akik dengan sistem manual. Batu gerinda diputar dengan menggunakan

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pemotong krupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan kepulley 2 dan memutar pulley 3 dengan

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH

RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH Syahrir Arief Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Email:syah.arief@mail.piisulsel.org ABSTRAK Pencacahan rumput gajah yang dilakukan oleh peternak

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Uji Impak Metode Charpy

Rancang Bangun Alat Uji Impak Metode Charpy Rancang Bangun Alat Uji Impak Metode Charpy Amud Jumadi 1, Budi Hartono 1, Gatot Eka Pramono 1 1 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor Corresponding author : Amudjumadi91@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mesin Press Mesin press adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk membentuk dan memotong suatu bahan atau material dengan cara penekanan. Proses kerja daripada

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

IV. PENDEKATAN RANCANGAN IV. PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Rancang Bangun Furrower Pembuat Guludan Rancang bangun furrower yang digunakan untuk Traktor Cultivator Te 550n dilakukan dengan merubah pisau dan sayap furrower. Pada furrower

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Perhitungan Sebelum mendesain mesin pemotong kerupuk hal utama yang harus diketahui adalah mencari tegangan geser kerupuk yang akan dipotong. Percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Singkat Alat Alat pembuat mie merupakan alat yang berfungsi menekan campuran tepung, telur dan bahan-bahan pembuatan mie yang telah dicampur menjadi adonan basah kemudian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Umum Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3. Diagram Alur Perakitan Trolley Crane Jalan Elektrik dengan Daya Angkat Manual Proses perancangan alur kerja perakitan Trolley CraneHoistJalan Elektrik dengan Daya AngkatManual

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Simulasi Putaran Pisau Simulasi dilakukan untuk menduga bentuk putaran yang akan terjadi pada saat melakukan pengujian. Di samping itu dari hasil simulasi ini dapat diketahui

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS

Lebih terperinci

PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK

PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK PROS ID I NG 0 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan konstruksi mesin pengupas serabut kelapa ini terlihat pada Gambar 3.1. Mulai Survei alat yang sudah ada dipasaran

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM PERANCANGAN TROLLEY DAN SPREADER GANTRY CRANE KAPASITAS ANGKAT 40 TON TINGGI ANGKAT 41 METER YANG DIPAKAI DI PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL (BICT) SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci