Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi
|
|
- Shinta Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Febry Firghani Oemry Dosen Pembimbing: Ir. Heri Supomo, M.Sc. Ir. Soejitno
2 Latar Belakang Masalah Pemanfaatan bambu laminasi sebagai material pembuat kapal Sambungan antar konstruksi memegang peranan penting pada kekuatan kapal kayu Konstruksi berbahan bambu laminasi harus memiliki sambungan yang kuat
3 Rumusan Masalah 1. Apakah sambungan yang paling baik untuk konstruksi lunas, lunasgading dan gading-balok geladak sehingga dapat memenuhi beban yang diterima pada lambung kapal pada kapal kecil 15 GT? 2. Bagaimana perbandingan dari sisi teknis pengerjaan sambungan yang diteliti? 3. Bagaimana produktivitas dan berapa total biaya produksi dari tiap konstruksi berbahan bambu laminasi dengan sambungan tertentu untuk kapal kecil berkapasitas 15 GT?
4 Batasan Masalah 1. Jenis laminasi yang digunakan adalah tumpuk bata 2. Lem yang digunakan adalah Epoxy (Marine Use). 3. Variasi fastening yang digunakan adalah baut dan sekrup. 4. Sambungan yang dianalisis adalah sambungan antar lunas (hook scarfdantabled scarf), sambunganlunas-gading dan sambungan gading-balok geladak. 5. Standar pengujian menggunakan ASTM D Kapal yang dijadikan rujukan adalah kapal ikan 15 GT.
5 Tujuan a. Menentukan sambungan yang paling baik untuk tiap bagian konstruksi yang diteliti. b. Mengetahui gambaran proses pengerjaan dan tingkat kesulitan masing-masing sambungan. c. Mengetahui nilai total biaya produksi dan tingkat produktivitas dari tiap konstruksi dan sambungan yang digunakannya.
6 Manfaat a. Memberikan acuan berkenaan dengan proses pembuatan dan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat konstruksi lunas, gading dan balok geladak berbahan bambu laminasi dengan sambungan tertentu. b. Memberikan uraian tentang biaya produksi dan produktivitas pengerjaan konstruksi berbahan bambu laminasi dengan variasi sambungan tertentu.
7 Hipotesa Awal 1. Pada sambungan antar lunas, penggunaan sambungan hook scarf dengan fastening baut lebih kuat dibanding yang lainnya. 2. Pada sambungan antara lunas dan gading, pengunaan fastening baut lebih kuat dibanding yang lain. 3. Pada sambungan antara gading dan balok geladak, penggunaan fastening baut lebih kuat dibanding yang lain.
8 Dasar Teori 1. Macam sambungan antar konstruksi pada kapal kayu khususnya lunas terdapat hampir 20 jenis (Desmond, 1919) 2. Konstruksi kapal kayu, sambungan dan pemakuan (DNV, 1970 dan BKI 1996) 3. Bambu laminasi dapat menggantikan kayu jati sebagai material alternatif pembuatan konstruksi kapal kayu (Wahidi, 2012)
9 Mulai LATAR BELAKANG Metodologi Laminasi bambu menjadi alternatif pengganti konstruksi kapal Sambungan antar konstruksi menjadi bagian penting dalam pembangunan kapal Perlunya melakukan pengujian kekuatan sambungan yang dipilih dan pengaruhnya terhadap konstruksi laminasi bambu Perlunya melakukan perhitungan biaya produksi untuk pengerjaan sambungan dan konstruksinya RUMUSAN MASALAH Apakah sambungan yang paling baik untuk konstruksi lunas, lunas-gading dan gading-balok geladak sehingga dapat memenuhi beban yang diterima pada lambung kapal pada kapal kecil 515 GT? Bagaimana perbandingan dari sisi teknis pengerjaan sambungan yang diteliti? Bagaimana produktivitas dan berapa total biaya produksi dari tiap konstruksi berbahan bambu laminasi dengan sambungan tertentu untuk kapal kecil berkapasitas 515 GT? STUDI LITERATUR Penelitian sebelumnya 1. Bambu laminasi sebagai alternatif pengganti kayu/bahan baku kapal 2. Analisa teknis konstruksi gading dan balok geladak dari segi fatigue 3. Macam-macam sambungan kayu 4. Studi perbandingan kekuatan pasak kayu dan baja 5. Perbandingan perhitungan konstruksi dan kekuatan sambungan Jurnal 1. Standarisasi bambu sebagai bahan baku alternatif Buku relevan 1. Diktat konstruksi kapal kayu FTK ITS 2. BKI kapal kayu 1996 Catatan kuliah 1. Kuliah produksi kapal kecil L < 45 meter Sumber lain yang relevan 1. ASTM D 709 A Pendahuluan dan Pengumpulan Data
10 A BATASAN MASALAH Jenis laminasi yang digunakan adalah tumpuk bata Lem yang digunakan adalah Epoxy (marine use) Variasi penyatuan sambungan yang digunakan adalah baut dan sekrup Sambungan yang di analisis adalah sambungan antar lunas (hook scarf dan tabled scarf), sambungan lunas-gading dan sambungan gading-balok geladak Standar pengujian menggunakan ASTM D709 Kapal yang dijadikan rujukan adalah kapal ikan 5GT 15 GT? Metodologi TUJUAN Menentukan sambungan yang paling baik untuk tiap bagian konstruksi yang diteliti Mengetahui gambaran proses pengerjaan dan tingkat kesulitan masing-masing sambungan Mengetahui nilai total biaya produksi dan tingkat produktivitas dari tiap konstruksi dan sambungan yang digunakannya Data tentang bambu betung Teknik laminasi Teknik sambungan kapal kayu Lines plan General arrangement Teknis perhitungan biaya PENGUMPULAN DATA PERSIAPAN Pembuatan dan Pengujian Spesimen ALAT Parang/golok Mesin planner Mesin planner tangan Mesin planner sisi Vertical Chainsaw Gergaji Mesin Gerinda potong Alat pres bambu laminasi Pahat tangan Dll BAHAN Bambu betung lebar 1cm, 1.5cm, 2cm, 2.5cm dan 3cm Lem epoxy Union Baut M6 dan M12 Sekrup 6mm dan 12mm Kertas koran B
11 B PEMBUATAN SPESIMEN UJI Pembuatan sambungan konstruksi lunas (hook dan tabled scarf) Pembuatan sambungan lunas dan gading bawah Pembuatan sambungan gading dan balok geladak Metodologi Uji Bending ASTM D 709 σ f = 3PL/2bd 2 ANALISIS TEKNIS PENGUJIAN Analisis dan Pembahasan PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI UNTUK PENGERJAAN KONSTRUKSI LUNAS, GADING DAN BALOK GELADAK UNTUK TIAP VARIASI SAMBUNGAN ANALISIS TEKNIS EKONOMIS DARI TIAP VARIASI SAMBUNGAN PENYUSUNAN TABEL PERBANDINGAN UNTUK TIAP VARIASI SAMBUNGAN DAN JENIS PENGUJIAANNYA PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN SELESAI
12 Metodologi Peralatan dan Bahan Bambu Betung Lem Epoxy Alat Press Lunas Alat Press Gading Sekrup Baut
13 Metodologi Ukuran Konstruksi Ukuran Baut/Sekrup Nama Konstruksi Ukuran Penampang (mm) Ukuran Setelah Skala (mm) Lunas 160 x x120 Gading 60 x 95 - Balok Geladak 90 x 90 - Diameter Baut, Sekrup dan Paku Keling Lunas, linggi dan lutut linggi dengan wrang Lajur lunas dengan wrang, galar balok dengan gading dan balok geladak, tutup sisi geladak dengan balok geladak, sambungansambungan lunas Sambungan lunas dalam, galar kim dengan gadinggading mm mm mm
14 Metodologi Bentuk Spesimen 1. Hook Scarf 2. Tabled Scarf 3. Lunas Gading 4. Balok Geladak-Gading
15 Proses Pembuatan Spesimen Metodologi
16 Proses Pembuatan Spesimen Metodologi
17 Proses Pembuatan Spesimen Metodologi
18 Metodologi Pengujian Hook Scarf Baut Tabled Scarf Sekrup Hook Scarf Sekrup Tabled Scarf Baut
19 Metodologi Pengujian Hook Scarf Baut Baut Sekrup Hook Scarf Sekrup
20 Grafik Pengujian Hook Scarf Baut Sambungan Lunas-Gading Baut Hook Scarf Sekrup Sambungan Balok Geladak-Gading Sekrup
21 Analisis & Pembahasan Hasil Pengujian Sambungan Antar Lunas No. Nama Panjang Lebar Tebal Beban Maksimum Defleksi Jarak Tumpuan Tipe Tipe (mm) (mm) (mm) (N) (mm) (mm) Sambungan Fastening p b h P y L σ f (Mpa) σ f rata2 (Mpa) 1 Spesimen 1 Hook Scarf Baut ,77 2 Spesimen 2 Hook Scarf Baut ,5 62,77 68,25 3 Spesimen 3 Hook Scarf Baut ,5 72,21 4 Spesimen 4 Tabled Scarf Baut ,63 5 Spesimen 5 Tabled Scarf Baut ,93 59,31 6 Spesimen 6 Tabled Scarf Baut ,38 7 Spesimen 7 Hook Scarf Sekrup ,29 8 Spesimen 8 Hook Scarf Sekrup ,67 57,69 9 Spesimen 9 Hook Scarf Sekrup ,10 10 Spesimen 10 Tabled Scarf Sekrup ,55 11 Spesimen 11 Tabled Scarf Sekrup ,5 65,81 62,26 12 Spesimen 12 Tabled Scarf Sekrup ,41 13 Kontrol ,83 14 Kontrol ,45 93,06 15 Kontrol ,88 Hasil perhitungan dengan rumus flexural stress menunjukkan bahwa sambungan hook scarf baut memiliki tegangan lentur tertinggi sebesar 68,25 Mpa
22 Analisis & Pembahasan Hasil Pengujian Sambungan Antar Lunas Tegangan (σ) =Momen (M) / Modulus (W) = N/m 2 = kn/m 2 = Mpa Jika dibandingkan dengan tegangan pada lunas hasil perhitungan diatas prosentase dari masingmasing sambungan adalah sebagai berikut: Hook Scarf Baut Hook Scarf Sekrup Tabled Scarf Baut Tabled Scarf Sekrup Kontrol 115,84 97,91 100,67 105,67 157,94 %
23 Analisis & Pembahasan Hasil Pengujian Sambungan Lunas & Gading No. Nama Panjang Lebar Tinggi Beban Maksimum Defleksi Jarak Tumpuan Tipe (mm) (mm) (mm) (N) (mm) (mm) Fastening p b h P y L σ f (Mpa) 1 Spesimen 1 Baut ,72 2 Spesimen 2 Baut ,63 3 Spesimen 3 Baut , Spesimen 4 Sekrup ,42 5 Spesimen 5 Sekrup ,26 6 Spesimen 6 Sekrup ,37 σ f rata2 (Mpa) 47,72 50,35 Dari hasil perhitungan untuk sambungan lunas dan gading, penggunaan sekrup memiliki tegangan lentur tertinggi sebesar 50,35 Mpa
24 Analisis & Pembahasan Hasil Pengujian Sambungan Lunas & Gading Jika dibandingkan dengan tegangan pada Gading hasil perhitungan diatas, prosentase dari masing-masing sambungan adalah sebagai berikut: Tegangan (σ) = Momen (M) / Modulus (W) = N/m 2 = kn/m 2 = Mpa Lunas-Gading (Baut) Lunas-Gading (Sekrup) 109, ,111 %
25 Analisis & Pembahasan Hasil Pengujian Sambungan Balok Geladak & Gading No. Nama Panjang Lebar Tinggi Beban Maksimum Defleksi Jarak Tumpuan Tipe (mm) (mm) (mm) (N) (mm) (mm) σ Fastening f (Mpa) p b h P y L 1 Spesimen 1 Baut ,21 2 Spesimen 2 Baut ,03 3 Spesimen 3 Baut , Spesimen 4 Sekrup ,02 5 Spesimen 5 Sekrup ,36 6 Spesimen 6 Sekrup ,19 σ f rata2 (Mpa) 23,37 24,86 Hasil pengujian ini menunjukkan perbedaan tipi antara kedua fastening, tetapi nilai sekrup lebih besar dengan nilai 24,86 Mpa
26 Analisis & Pembahasan Hasil Pengujian Sambungan Balok Geladak & Gading Jika dibandingkan dengan tegangan pada Balok Geladak hasil perhitungan diatas, prosentase dari masing-masing sambungan adalah sebagai berikut: Tegangan (σ) =Momen (M) / Modulus (W) = N/m 2 = kn/m 2 = Mpa Balok-Gading (Baut) Balok-Gading (Sekrup) 110,64 117,65 %
27 Analisis & Pembahasan Harga Bambu Harga Bambu Betung 1 pohon (10 m) = Harga bambu per meter = Harga bambu per bilah = Rupiah = = Rupiah Rupiah Laminasi Bambu Jumlah bilah bambu dalam 1m 3 = Dimensi 1 bilah bambu Panjang = 1 m Lebar = 0,03 m Tebal = 0,01 m Volume 1 bilah bambu = Jumlah bilah bambu dalam 1m 3 = Harga bambu per m 3 = Harga 1set epoxy = Luas permukaan yang dapat dilapisi = Jumlah lapisan vertikal dalam 1m 3 = Luas permukaan tiap lapisan = 1m 3 Volume bilah 0,0003 m ,33 bilah 3333 bilah Rupiah Rupiah (hardener & 1kg) 2,23 m 2 /set 100 lapis 1 m Kebutuhan lem epoxy untuk laminasi 1m 3 bambu = Total biaya lem epoxy = = 2, Rupiah 44,84 set Biaya total laminasi 1m 3 bambu = Rupiah
28 Analisis & Pembahasan Perbandingan Bambu Laminasi Dengan Kayu Lainnya No. Item Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m) Volume (m 3 ) Perhitungan Biaya Produksi Lunas dan Gading Kapal 15 GT Bambu Laminasi Prosentase Pengurangan (%) Volume Setelah Prosentase (m 3 ) 1 Lunas 10,46 0,16 0,24 0, ,34 2 Gading 83,72 0,06 0,095 0, ,70 3 Balok Geladak 62,41 0,09 0,09 0, ,42 Total 1,73 Rupiah/m Total Biaya Material No. Item Volume (m 3 ) Lama pengerjaan (hari) 1 Lunas 0,34 21,59 2 Gading 0,70 44,17 3 Balok Geladak 0,42 26,54 Total 65,77 Biaya Tenaga Kerja Total Biaya (pekerja min. 2 org) No. Item Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m) Volume (m 3 ) Perhitungan Biaya Produksi Lunas dan Gading Kapal 15 GT Merbau (Kayu Kelas 2) Prosentase Pengurangan (%) Volume Setelah Prosentase (m 3 ) Rupiah/m 3 Total Biaya Material 1 Lunas 10,46 0,16 0,24 0, , Gading 83,72 0,06 0,095 0, , Balok Geladak 62,41 0,09 0,09 0, , Total 1, No. Item Volume (m 3 ) Lama pengerjaan (hari) Biaya Tenaga Kerja Total Biaya (pekerja min. 2 org) 1 Lunas 0,34 21, Gading 0,70 44, Balok Geladak 0,42 26, Total 65,
29 Analisis & Pembahasan Perbandingan Bambu Laminasi Dengan Kayu Lainnya No. Item Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m) Volume (m 3 ) Perhitungan Biaya Produksi Lunas dan Gading Kapal 15 GT Kayu Jati Prosentase Pengurangan (%) Volume Setelah Prosentase (m 3 ) Rupiah/m 3 Total Biaya Material 1 Lunas 10,46 0,16 0,24 0, , Gading 83,72 0,06 0,095 0, , Balok Geladak 62,41 0,09 0,09 0, , Total 0, No. Item Volume (m 3 ) Lama pengerjaan (hari) Biaya Tenaga Kerja Total Biaya (pekerja min. 2 org) 1 Lunas 0,34 21, Gading 0,70 44, Balok Geladak 0,42 26, Total 65, Untuk membuat konstruksi lunas, gading dan balok geladak kapal 15GT penggunaan bambu laminasi merupakan pilihan termurah dengan total biaya material dengan ongkos pekerja sebesar Rp. 23,706,270 sebagai perbandingan apabila dibangun dengan menggunakan kayu jati harganya akan naik 2 kali lipat atau sebesar Rp. 50,094,780 jika di prosentasekan maka penggunaan bambu laminasi 111,32 persen lebih murah ketimbang kayu jati
30 Analisis & Pembahasan Pengerjaan Fastening Tipe "Hook Scarf" Lama Pembentukan sambungan (menit) 50 Biaya Tenaga Kerja/Hari (Rupiah) Total Biaya (Rupiah) Jumlah Baut/Sekrup Harga/Unit Lem Perekat Total Harga No. Sistem Pengikat Jumlah Sambungan Tiap Sambungan (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) 1 Baut Sekrup Jumlah Baut/Sekrup Lama Pengerjaan Biaya Tenaga Kerja/Hari No. Sistem Pengikat Total Biaya Tiap Sambungan (menit) (Rupiah) 1 Baut Sekrup Tipe "Tabled Scarf" Lama Pembentukan sambungan (menit) Biaya Tenaga Kerja/Hari (Rupiah) Total Biaya (Rupiah) Jumlah Baut/Sekrup Harga/Unit Lem Perekat No. Sistem Pengikat Jumlah Sambungan Total Harga Tiap Sambungan (Rupiah) (Rupiah) 1 Baut Sekrup Jumlah Baut/Sekrup Lama Pengerjaan Biaya Tenaga Kerja/Hari No. Sistem Pengikat Total Biaya Tiap Sambungan (jam) (Rupiah) 1 Baut Sekrup
31 Pengerjaan Fastening Analisis & Pembahasan Lama Pembentukan sambungan (menit) Biaya Tenaga Kerja/Hari (Rupiah) Total Biaya (Rupiah) 30 50,000 25,000 Sambungan Lunas & Gading Jumlah Baut/Sekrup Harga/Unit Lem Perekat No. Sistem Pengikat Jumlah Sambungan Total Harga Tiap Sambungan (Rupiah) (Rupiah) 1 Baut 8,250 9, ,325 2 Sekrup 17,700 19,025 Jumlah Baut/Sekrup Lama Pengerjaan Biaya Tenaga Kerja/Hari No. Sistem Pengikat Total Biaya Tiap Sambungan (menit) (Rupiah) 1 Baut 10 8, ,000 2 Sekrup 25 20,833 Lama Pembentukan sambungan (menit) Biaya Tenaga Kerja/Hari (Rupiah) Total Biaya (Rupiah) 15 50,000 12,500 Sambungan Balok Geladak & Gading Jumlah Baut/Sekrup Harga/Unit Lem Perekat No. Sistem Pengikat Jumlah Sambungan Total Harga Tiap Sambungan (Rupiah) (Rupiah) 1 Baut 8,250 8, Sekrup 17,700 18,009 Jumlah Baut/Sekrup Lama Pengerjaan Biaya Tenaga Kerja/Hari No. Sistem Pengikat Total Biaya Tiap Sambungan (menit) (Rupiah) 1 Baut 10 8, ,000 2 Sekrup 25 20,833
32 Analisis & Pembahasan Perhitungan fastening dan Biaya Total No Tipe Tipe Fastening 1 Hook Scarf 2 Tabled Scarf 4 4 Sambungan Lunas dan Gading Sambungan Balok Geladak dan Gading Biaya Pembentukan Sambungan Kebutuhan Sambungan Total Biaya (Rupiah) Baut 99,222 41,667 Sekrup 147,022 1 Baut 88,351 29,167 Sekrup 136,151 Baut 3,775,963 Sekrup 25, ,707,563 Baut 1,881,136 Sekrup 12, ,285,936 Komponen Biaya (Rupiah) Konstruksi bambu laminasi 23,706,270 Sambungan antar lunas dengan hook scarf-baut 99,222 Sambungan lunas-gading dengan sekrup 5,707,563 Sambungan balok geladak-gading dengan sekrup 3,285,936 Total 32,798,990
33 Teknis Pengerjaan Proses Pembuatan gading adalah proses yang paling sulit dan memakan banyak waktu
34 Teknis Pengerjaan Penggunaan fastening sekrup dalam proses pemasangannya dalah yang paling sulit memerlukan banyak waktu dan tenaga
35 Kesimpulan 1. Sambungan yang mengasilkan nilai tegangan lentur (flexural stress) paling besar diantara yang lain ialah sambungan antar lunas hook scarf dengan fastening baut 68,25Mpa dan perbandingan terhadap tegangan hasil perhitungan manual115,84%, sambungan antara lunas dan gading menggunakan fastening sekrup 50,35 Mpa dan perbandingan terhadap tegangan hasil perhitungan manual 115,11% dan sambungan antara balok geladak dan gading menggunakan fastening sekrup 24,86 Mpa dan perbandingan terhadap tegangan hasil perhitungan manual 117,65%. Variabel yang mempengaruhi besarnya tegangan lentur pada sambungan adalah kualitas bambu betung, kekuatan baut atau sekrup yang digunakan, ukuran ring atau pelat tambahan pada baut atau sekrup dan jenis sambungan itu sendiri.
36 Kesimpulan 2. Proses pengerjaan sambungan antar lunas hook scarf lebih sulit ketimbang tabled scarf ataupun sambungan lain pada konstruksi yang berbeda karena arah sambungan yang memotong miring arah serat bambu yang ulet, sehingga membutuhkan kurang lebih 50 menit untuk satu sambungan. 3. Total biaya produksi konstruksi lunas, gading dan balok geladak berbahan bambu laminasi sebesar Rp. 23,706,270 atau lebih murah ketimbang menggunakan kayu merbau atau kayu jati dan total biaya konstruksi dengan fasteningnya yang optimal menurut hasil perhitungan kekuatan sebesar Rp. 32,798,990.Biaya sambungan yang paling ekonomis adalah tabled scarf serta tipe fastening yang paling ekonomis untuk seluruh sambungan konstruksi adalah baut.
37 Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk tipe sambungan dan fastening yang berbeda 2. Melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan ring atau pelat 3. Memperhatikan tebal bambu laminasi yang digunakan untuk pembuatan konstruksi sehingga dapat mengurangi penggunaan lem.
38 Sekian dan Terima Kasih
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Studi Teknis Ekonomi Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu
Lebih terperinciBIDANG STUDI INDUSTRI PERKAPALAN JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Analisis Teknis dan Ekonomis Produksi Kapal Ikan Dengan Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Sebagai Material Alternatif Pengganti Kayu Oleh : Sufian Imam Wahidi (4108100039) Pembimbing
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH VARIASI UMUR BAMBU SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF PENGGANTI KAYU PADA PEMBUATAN KAPAL KAYU. Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M.Sc.
ANALISIS PENGARUH VARIASI UMUR BAMBU TERHADAP KEKUATAN BAMBU LAMINASI SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF PENGGANTI KAYU PADA PEMBUATAN KAPAL KAYU Oleh : Agastya Surya Adinata Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo,
Lebih terperinciANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN
ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN Disusun oleh : Yohanes Edo Wicaksono (4108.100.048) Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M.Sc Sri Rejeki
Lebih terperinciAnalisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Menggunakan Laminasi Hybrid Antara Bambu Ori dengan Kayu Sonokembang dengan Variasi Arah Serat
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (218), 2337-352 (231-928X Print) G 94 Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Menggunakan Hybrid Antara Bambu Ori dengan Kayu Sonokembang dengan Variasi Arah
Lebih terperinciRancang Bangun Peralatan untuk MeMbuat GadinG kapal BerBahan Laminasi BamBu
Rancang Bangun Peralatan untuk MeMbuat GadinG kapal BerBahan Laminasi BamBu Irfan Murtadlo 4108100058 Dosen pembimbing Ir Heri Supomo M.Sc Latar Belakang Langka dan mahalnya kayu jati Diperlukan inovasi
Lebih terperinciANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN LAMINASI BAMBU ORI DENGAN VARIASI UMUR UNTUK PEMBUATAN KAPAL KAYU Oleh : NUR FATKHUR ROHMAN
ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN LAMINASI BAMBU ORI DENGAN VARIASI UMUR UNTUK PEMBUATAN KAPAL KAYU Oleh : NUR FATKHUR ROHMAN 4109100011 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia tercatat di Guinnes World
Lebih terperinciAnalisis Kekuatan Kapal Bambu Laminasi dan Pengaruhnya Terhadap Ukuran Konstruksi dan Biaya Produksi
Analisis Kekuatan Kapal Bambu Laminasi dan Pengaruhnya Terhadap Ukuran Konstruksi dan Biaya Produksi 1 Ahmad Purnomo, Heri Supomo Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi
Lebih terperinciANALISISTEKNISDAN EKONOMIS PEMBUATAN BAMBU LAMINASI IKAN TRADISIONAL
ANALISISTEKNISDAN EKONOMIS VARIASI KOMPOSISI LEM KAYU PADA PEMBUATAN BAMBU LAMINASI SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KAPAL IKAN TRADISIONAL Oleh : Taufan Prasetyo (4108100070) Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M.Sc
Lebih terperinciAnalisis Teknis Pengaruh Suhu Ruang Mesin Kapal Kayu Terhadap Bambu Laminasi Dengan Variasi Lama Pemanasan
Analisis Teknis Pengaruh Suhu Ruang Mesin Kapal Kayu Terhadap Bambu Laminasi Dengan Variasi Lama Pemanasan Ferdy Naranda 4109100005 Dosen Pembimbing: Ir. Heri Supomo M.sc ??? LATAR BELAKANG PERUMUSAN MASALAH
Lebih terperinciAnalisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Laminasi Bambu Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai Alternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Lambung Kapal
JURNL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) nalisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai lternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Kapal M. Bagus
Lebih terperinciAnalisis Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Ori Dengan Variasi Umur Untuk Pembuatan Kapal Kayu
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print 1 Analisis Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Ori Dengan Variasi Untuk Pembuatan Kapal Kayu Nur Fatkhur Rohman dan Heri Supomo
Lebih terperinciStudy Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System
1 Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System Kembara Rizal Ramadhana, Heri Supomo Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
. HASIL DAN PEMBAHASAN yang dijadikan sampel dan diukur pada penelitian ini berjumlah 22 unit yang mempunyai wilayah pengoperasian lokal, yaitu di daerah yang tidak jauh dari teluk Palabuhanratu. Konstruksi
Lebih terperinciStudy Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-78 Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System Kembara
Lebih terperinciStudi Inovasi Peralatan Steam Wood untuk Membuat Gading Kapal Berbahan Laminasi Bambu
Sidang Tugas Akhir (P3) Kamis, 4 Juli 2013 Ruang Bidang Studi Teknik Perkapalan Studi Inovasi Peralatan Steam Wood untuk Membuat Gading Kapal Berbahan Laminasi Bambu Fajar Suryanto NRP. 4109100092 Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan bahan kebutuhan untuk masyarakat modern masa kini. Beton adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan. Di Indonesia hampir seluruh
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Analisa Teknis Dan Ekonomis Penggunaan
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI)
STUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI) Oleh : Abdur Rachman 4108.100.111 Dosen Pembimbing : M. Nurul Misbah,
Lebih terperinciANALISA TEKNIS KM PUTRA BIMANTARA III MENURUT PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI
ANALISA TEKNIS KM PUTRA BIMANTARA III MENURUT PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI Sarjito Jokosisworo*, Ari Wibawa Budi Santosa* * Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik UNDIP ABSTRAK Mayoritas
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan
4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Terdapat beberapa definisi mengenai kapal perikanan, menurut Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan Menurut Nomura dan Yamazaki (1977) kapal perikanan sebagai kapal yang digunakan dalam kegiatan perikanan yang meliputi aktivitas penangkapan atau pengumpulan
Lebih terperinci\ / BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan. Spesimen uji yang digunakan pada pengujian ini adalah kayu kamfer. 1. UjiTarik
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Spesimen uji yang digunakan pada pengujian ini adalah kayu kamfer. 1. UjiTarik Spesimen uji dibuat dengan memenuhi standar (American Standart for Testing Material) Wood
Lebih terperinciKAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kapal 1829-8370 (p) 2301-9069 (e) KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN Pengaruh Susunan dan Ukuran Bilah Bambu Petung (Dendrocalamus asper) Dan Bambu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia adalah suatu negeri yang sangat kaya akan kayu, baik kaya dalam jenisnya maupun kaya dalam kuantitasnya. Kayu sering dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337 3539 (2301 9271 Print) 1 Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional
Lebih terperinciGambar 5.1. Proses perancangan
5. PERANCANGAN SAMBUNGAN BAMBU 5.1. Pendahuluan Hasil penelitian tentang sifat fisik dan mekanik bambu yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa bambu, khususnya bambu tali, cukup baik untuk digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu merupakan suatu bahan mentah yang didapatkan dari pengolahan pohon pohon yang terdapat di hutan. Kayu dapat menjadi bahan utama pembuatan mebel, bahkan dapat menjadi
Lebih terperinciSTUDI PEMILIHAN JENIS COATING PADA KOMPOSIT BAMBU LAMINASI SEBAGAI MATERIAL LAMBUNG KAPAL
STUDI PEMILIHAN JENIS COATING PADA KOMPOSIT BAMBU LAMINASI SEBAGAI MATERIAL LAMBUNG KAPAL Di sampaikan oleh : Agus Kurniawan 4109100009 Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M. Sc Ir. Soejitno LATAR BELAKANG
Lebih terperinciHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
DAFTAR SIMBOL BJ : Berat Jenis ρ : Berat Jenis (kg/cm 3 ) m : Massa (kg) d : Diameter Kayu (cm) V : Volume (cm 3 ) EMC : Equilibrium Moisture Content σ : Stress (N) F : Gaya Tekan / Tarik (N) A : Luas
Lebih terperinciALTERNATIF PENGGUNAAN GADING BAJA PADA PEMBANGUNAN KAPAL KAYU 30 GT
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 10, Nomor 2, Juli - Desember 2012 ALTERNATIF PENGGUNAAN GADING BAJA PADA PEMBANGUNAN KAPAL KAYU 30 GT Lukman Bochary & Farid Larengi Jurusan Teknik Perkapalan
Lebih terperinciMOHAMMAD IMRON C INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS PERI KANAN. Oleh : KARVA IlMIAH
~~~~~~*,S,;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kayu merupakan material struktural dan banyak disediakan oleh alam dan diminati di beberapa daerah di Indonesia. Material utama pada bangunan tradisional Indonesia
Lebih terperinciLaporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan
Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan oleh : Nama : Catia Julie Aulia NIM : Kelompok : 7 Anggota (NIM) : 1. Conrad Cleave Bonar (13714008) 2. Catia Julie Aulia
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
4.1 Hasil Pembuatan Jig BAB IV HASIL DAN ANALISA Untuk membantu pada saat proses penyambungan komponen (assembly) maka perlu untuk dibuat cetakan untuk sepeda sehingga sepeda dapat presisi dan nyaman untuk
Lebih terperinciLampiran 1 Posisi beberapa bagian konstruksi kapal
LAMPIRAN Lampiran 1 Posisi beberapa bagian konstruksi kapal Lampiran 1 Lanjutan Lampiran 2 Tabel luas penampang lunas dan linggi No Nama kapal L(B/3+H) Lunas (cm²) BKI Hasil Deviasi 1 Hikmah Jaya 28.956
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan bahan kebutuhan untuk masyarakat modern masa kini. Di Indonesia hampir seluruh konstruksi bangunan menggunakan beton sebagai bahan bangunan, seperti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Juni hingga Agustus 2011 di Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu, Laboratorium Peningkatan
Lebih terperinci5. KAJIAN DAN PEMBAHASAN
109 5. KAJIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Kajian Desain Kayu dan Struktur Beton pada Rangka Kapal Pukat Cincin 5.1.1. Perbedaan Desain Kapal Kayu dan Kapal Gabungan Beton, Kayu. Perbedaan desain kapal kayu dan
Lebih terperinciStudi Inovasi Peralatan Steam Wood untuk Membuat Gading Kapal Berbahan Laminasi Bambu
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Studi Inovasi Peralatan Steam Wood untuk Membuat Gading Kapal Berbahan Laminasi Bambu Fajar Suryanto, Heri Supomo Teknik Perkapalan,
Lebih terperinciANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL
ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Berat Jenis dan Kerapatan Kayu Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara 0.2-1.28 kg/cm 3. Berat jenis kayu merupakan suatu petunjuk dalam menentukan kekuatan
Lebih terperinciPerancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan
Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Latar Belakang Dalam mencapai kemakmuran suatu negara maritim penguasaan terhadap laut merupakan prioritas utama. Dengan perkembangnya
Lebih terperinci6. EVALUASI KEKUATAN KOMPONEN
6. EVALUASI KEKUATAN KOMPONEN 6.1. Pendahuluan Pada dasarnya kekuatan komponen merupakan bagian terpenting dalam perencanaan konstruksi rangka batang ruang, karena jika komponen tidak dapat menahan beban
Lebih terperinciANALISA TEKNIS PENENTUAN SPESIFIKASI KANTUNG UDARA (AIRBAG) SEBAGAI SARANA UNTUK PELUNCURAN TONGKANG
ANALISA TEKNIS PENENTUAN SPESIFIKASI KANTUNG UDARA (AIRBAG) SEBAGAI SARANA UNTUK PELUNCURAN TONGKANG Alex Prastyawan*, Ir Heri Supomo, M.Sc** *Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan **Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciKAJIAN DIMENSI DAN MODEL SAMBUNGAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU PRODUKSI GALANGAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA
PROSID ING 2011 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK KAJIAN DIMENSI DAN MODEL SAMBUNGAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU PRODUKSI GALANGAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA Azis Abdul Karim, Mansyur Hasbullah & Andi Haris
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT LENTUR BALOK LAMINASI KOMBINASI ANTARA KAYU SENGON DAN KAYU JATI DENGAN PEREKAT LEM EPOXY
TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK LAMINASI KOMBINASI ANTARA KAYU SENGON DAN KAYU JATI DENGAN PEREKAT LEM EPOXY Abdul Rochman 1, Warsono 2 1 Pengajar Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN:
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-98 Produksi Kapal Ikan Tradisional dengan Kulit Lambung dan Geladak Kayu Laminasi serta Konstruksi Gading dan Geladak Aluminium Ricky Andrianto
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) G 25
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) G 25 Analisa Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Ukuran 10GT-20GT Konstruksi Fibreglass Reinforced Plastic (FRP) Sesuai Standar
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Kapal Cumi-Cumi (Squid Jigging) Kapal penangkap cumi-cumi adalah kapal yang sasaran utama penangkapannya adalah cumi-cumi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Tinjauan Umum Menurut Supriyadi dan Muntohar (2007) dalam Perencanaan Jembatan Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan mengumpulkan data dan informasi
Lebih terperinciANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH
Tugas Akhir TM091486 ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH Rifki Nugraha 2108 100 704 Dosen Pembimbing : Putu Suwarta, ST. M.Sc Latar Belakang Komposit Material
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam menganalisis tegangan yang terjadi pada balok beton dengan beban yang
III. METODOLOGI PENELITIAN Dalam menganalisis tegangan yang terjadi pada balok beton dengan beban yang sama pada setiap balok beton. Balok beton yang awalnya tunggal disusun hingga menjadi multi-profil
Lebih terperinciSTUDIES ON THE USE OF WOOD ON FRAME IN TANJUNG BAKAU S VILLAGE RANGSANG S SUB-DISTRICT REGENCY OF KEPULAUAN MERANTI PROVINCE OF RIAU
STUDIES ON THE USE OF WOOD ON FRAME IN TANJUNG BAKAU S VILLAGE RANGSANG S SUB-DISTRICT REGENCY OF KEPULAUAN MERANTI PROVINCE OF RIAU By Tos arianto 1) Syaifuddin 2) and Ronald M hutauruk 3) 1) Student
Lebih terperinciAnalisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada Kapal Ikan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271) 1 Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada
Lebih terperinciTEKNOLOGI KOMPOSIT KAYU SENGON DENGAN PERKUATAN BAMBU LAMINASI
Balai Litbang Perumahan Wilayah II Denpasar Puslitbang Perumahan & Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat TEKNOLOGI KOMPOSIT KAYU SENGON DENGAN PERKUATAN
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisis Teknis Pengaruh Suhu Ruang Mesin Kapal Kayu terhadap Kekuatan Bambu Laminasi dengan Variasi Lama Pemanasan Ferdy
Lebih terperinciBab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Desain konstruksi yang telah dilakukan dalam tugas akhir ini membuktikan bahwa anggaran yang besar tidak diperlukan untuk mendesain suatu bangunan tahan gempa.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Proses Pembuatan Kapal Baru Pada umumnya metode atau cara dalam proses pembuatan kapal terdiri dari dua cara yaitu cara pertama berdasarkan sistem, cara kedua berdasarkan tempat.
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMBANGUNAN KAPAL KAYU TRADISIONAL DI TANAHBERU KABUPATEN BULUKUMBA
TEKNOLOGI PEMBANGUNAN KAPAL KAYU TRADISIONAL DI TANAHBERU KABUPATEN BULUKUMBA Syarifuddin DEWA *1 and A. Haris MUHAMMAD 1 1 Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar *E-mail:
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA
STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA Roland Martin S 1*)., Lilya Susanti 2), Erlangga Adang Perkasa 3) 1,2) Dosen,
Lebih terperinciPERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN SNI 7971 : 2013 IMMANIAR F. SINAGA. Ir. Sanci Barus, M.T.
TUGAS AKHIR PERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN SNI 7971 : 2013 Disusun oleh: IMMANIAR F. SINAGA 11 0404 079 Dosen Pembimbing: Ir. Sanci Barus, M.T. 19520901 198112 1 001 BIDANG STUDI STRUKTUR
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 UMUM Pada bab ini akan dilakukan analisa dan pembahasan terhadap pengujian yang telah dilakukan meliputi evaluasi property mekanik bambu, evaluasi teknik laminasi sampel
Lebih terperinciBAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM
BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan perilaku struktur bambu akibat beban rencana. Pengujian menjadi penting karena bambu merupakan material yang tergolong
Lebih terperinciKAJIAN KOEFISIEN PASAK DAN TEGANGAN IZIN PADA PASAK CINCIN BERDASARKAN REVISI PKKI NI DENGAN CARA EXPERIMENTAL TUGAS AKHIR
KAJIAN KOEFISIEN PASAK DAN TEGANGAN IZIN PADA PASAK CINCIN BERDASARKAN REVISI PKKI NI-5 2002 DENGAN CARA EXPERIMENTAL TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh
Lebih terperinciIII.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di
III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas
Lebih terperinciTugas Akhir. Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl
Tugas Akhir Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl Oleh : Wishnu Wardhana 4305 100 024 Dosen Pembimbing: Murdjito, M.Sc.
Lebih terperinciV. PENDIMENSIAN BATANG
V. PENDIMENSIAN BATANG A. Batang Tarik Batang yang mendukung gaya aksial tarik perlu diperhitungkan terhadap perlemahan (pengurangan luas penampang batang akibat alat sambung yang digunakan). Luas penampang
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Estika 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode-metode dengan analisis studi kasus yang
III. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan metode-metode dengan analisis studi kasus yang dilakukan yaitu metode pengujian langsung lapangan dengan Static Loading Test pada pelat jembatan dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.
49 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 1. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak terkecuali pada bangunan rumah tinggal sederhana. Balok merupakan bagian struktur yang fungsinya
Lebih terperinciTEKNO EKONOMI KAPAL GILLNET DI KALIBARU DAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA LUSI ALMIRA KALYANA
TEKNO EKONOMI KAPAL GILLNET DI KALIBARU DAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA LUSI ALMIRA KALYANA DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. proyek pembangunan. Hal ini karena beton mempunyai banyak keuntungan lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Struktur beton merupakan struktur yang paling sering digunakan untuk proyek pembangunan. Hal ini karena beton mempunyai banyak keuntungan lebih dibandingkan
Lebih terperinciSTUDI MODERNISASI INDUSTRI KAPAL RAKYAT DI JAWA TIMUR
STUDI MODERNISASI INDUSTRI KAPAL RAKYAT DI JAWA TIMUR Disusun Oleh: Sa adatul Munawaroh NRP: 4109100701 Dosen pembimbing: Sri Rejeki Wahyu Pribadi,ST.MT Ir. Soejitno Jurusan teknik perkapalan Fakultas
Lebih terperinciKAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN
1829-8370 (p) 2301-9069 (e) http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kapal KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN Fabrikasi Kapal Fiberglass Sebagai Bahan Alternatif Pengganti Kapal Kayu Untuk
Lebih terperinciKESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN PALABUHANRATU JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA
KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN PALABUHANRATU JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ARIEF MULLAH MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN
Lebih terperinciAnalisa Data. Keterangan No. Uji
Analisa Data Keterangan No. Uji Tabel 5.55 : Perhitungan Data Uji Bending Analisa Data Susunan Serat Kekuatan Tarik Kekuatan euaa Bending ed Benda Tarik Benda Bending Analisa Data Uji Tarik Keterangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati. Diantaranya tumbuhan bambu yang merupakan satu tumbuhan yang tumbuh subur dan melimpah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. uji raw material, komposit sandwich untreatment dan komposit sandwich
Kekuatan Tarik (MPa) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Tarik Pengujian tarik dilakukan dengan tiga variabel spesimen tarik, yaitu spesimen uji raw material, komposit sandwich untreatment dan komposit
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi
TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil
Lebih terperinci3 METODOLOGI. Gambar 9 Peta lokasi penelitian.
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 di galangan kapal PT Proskuneo Kadarusman Muara Baru, Jakarta Utara. Selanjutnya pembuatan
Lebih terperinciPERENCANAAN MEKANISME PADA MESIN POWER HAMMER
PERENCANAAN MEKANISME PADA MESIN POWER HAMMER Oleh: Ichros Sofil Mubarot (2111 030 066) Dosen Pembimbing : 1. Ir. Eddy Widiyono, MSc. NIP. 19601025 198701 1 001 2. Hendro Nurhadi, Dipl.-lng.,Ph.D NIP.
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH
KARAKTERISTIK KOMPOSIT SERBUK KAYU JATI DENGAN FRAKSI VOLUME 25%, 30%, 35% TERHADAP UJI BENDING, UJI TARIK DAN DAYA SERAP BUNYI UNTUK DINDING PEREDAM SUARA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:
III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan baja AISI 045, proses pembuatan spesimen uji
Lebih terperinciDiterima: 7 Januari 2009; Disetujui: 20 November 2009
KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL IKAN DI PPI MUARA ANGKE JAKARTA UTARA DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA Dimension Appropriatness of Some Construction Parts of Woodden Fishing
Lebih terperinciBagaimana menentukan spesifikasi kantung udara yang efektif dengan memvariasikan ukuran tongkang, spesifikasi airbag dan jarak antar airbag?
Latar Balakang Peluncuran yaitu proses memindahkan berat kapal dari darat ke perairan. Metode peluncuran mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan teknologi. Peluncuran dengan sarana Airbag semakin
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Garis perekat arah radial lurus. (c)
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu dan bambu merupakan bahan bangunan yang digunakan sejak jaman dahulu sampai sekarang. Kayu berkualitas saat ini sulit didapatkan, kalaupun ada harganya sangat
Lebih terperinciPENGUJIAN AWAL KONSTRUKSI FIBERGLASS PADA LAMBUNG KAPAL BOAT SESUAI STANDAR
PENGUJIAN AWAL KONSTRUKSI FIBERGLASS PADA LAMBUNG KAPAL BOAT SESUAI STANDAR ABSTRAK Shahrin Febrian S.T, M.Si Program Studi Teknik Sistem Perkapalan - Fakultas Teknologi Kelautan shahrin.febrian@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.
I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang pada saat ini banyak digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik diperlukan pengetahuan
Lebih terperinciKekuatan Bending Material Komposit Laminasi Kayu Kamper dengan Bambu Betung untuk Kontruksi Kapal Kayu
Kekuatan Bending Material Komposit Laminasi Kayu Kamper dengan Bambu Betung untuk Kontruksi Kapal Kayu Nur Yanu Nugroho Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN...1
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii HALAMAN PERNYATAAN...iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR PERSAMAAN...xiv INTISARI...xv ABSTRACT...xvi
Lebih terperinci1.2 Tujuan Penelitian 2
DAFTAR ISI Halaman Judul * Halaman Pengesahan Prakata Daftar isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran Daftar Notasi Abstraksi n 1U v V1U x,-x1 xn X1V BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan
Lebih terperinci1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal
1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal 2. BELUM ADA SPESIFIKASI tentang FURNITUR KHUSUS KAPAL 3. PROSPEK dan PELUANG USAHA yang CERAH untuk PENGEMBANGAN
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI BENTUK KOMBINASI SHEAR CONNECTOR TERHADAP PERILAKU LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON-KAYU ABSTRAK
VOLUME 12 NO. 2, OKTOBER 2016 PENGARUH VARIASI BENTUK KOMBINASI SHEAR CONNECTOR TERHADAP PERILAKU LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON-KAYU Fengky Satria Yoresta 1, Muhammad Irsyad Sidiq 2 ABSTRAK Tulangan besi
Lebih terperinciPLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder
PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghasil kayu, yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan,baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan tanaman penghasil kayu, yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan,baik untuk keperluan industri besar,industri
Lebih terperinciTegangan Dalam Balok
Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : SKS Tegangan Dalam Balok Pertemuan 9, 0, TIU : Mahasiswa dapat menghitung tegangan yang timbul pada elemen balok akibat momen lentur, gaya normal, gaya
Lebih terperinci