ANALISIS HUBUNGAN AKSES FISIK, AKSES EKONOMI, DAN PENGETAHUAN GlZl TERHADAP KONSUMSI PANGAN MAHASISWA IPB IPAH RAHMAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS HUBUNGAN AKSES FISIK, AKSES EKONOMI, DAN PENGETAHUAN GlZl TERHADAP KONSUMSI PANGAN MAHASISWA IPB IPAH RAHMAH"

Transkripsi

1 ANALISIS HUBUNGAN AKSES FISIK, AKSES EKONOMI, DAN PENGETAHUAN GlZl TERHADAP KONSUMSI PANGAN MAHASISWA IPB IPAH RAHMAH PROGRAM STUD1 GlZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYAKELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

2 RINGKASAN IPAH RAHMAH. Analisis Hubungan Akses Fisik, Akses Ekonorni, dan Pengetahuan Gizi terhadap Konsumsi Pangan Mahasiswa IPB (Dibimbing oleh IKEU TANZIHA). Penelitian ini secara urnurn bertujuan untuk rnenganalisis hubungan akses fisik (jarak ternpat tinggal dari warung rnakan terdekat), akses ekonorni (pengeluaran pangan), dan pengetahuan gizi terhadap konsumsi pangan mahasiswa program studi pangan & gizi (PG) dan program studi non pangan & gizi (NPG). Tujuan khusus dari penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi karakteristik contoh dan keluarga contoh PG dan NPG; 2) Menganalisis perbedaan uang saku, pengeluaran pangan, jarak ternpat tinggal dari warung rnakan terdekat, pengetahuan gizi, kebiasaan rnakan, dan konsurnsi pangan antara contoh PG dan NPG; 3) Menganalisis hubungan pengetahuan gizi dengan frekuensi rnakan contoh; 4) Menganalisis hubungan jarak ternpat tinggal dari warung rnakan terdekat, pengeluaran pangan, dan pengetahuan gizi dengan konsurnsi pangan contoh. Desain penelitian ini adalah crossectional study. Penelitian dilakukan di karnpus dan lingkungan Kampus IPB Drarnaga. Responden penelitian ini adalah rnahasiswa IPB Angkatan 2003 yang tinggal secara rnandiri, dan berasal dari program studi pangan & gizi (PG) dan program studi non pangan & gizi (NPG). Penelitian dilakukan selarna 3 (tiga) bulan, sejak bulan April sarnpai Juni Data yang dikurnpulkan dalarn penelitian ini terdiri atas data primer dan sekunder. Jenis data primer yang dikurnpulkan adalah karakteristik sosial ekonorni keluarga contoh (pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan orang tua serta besar keluarga), karakteristik contoh (urnur, daerah asal, jenis ternpat tinggal, dan uang saku), pengeluaran pangan selarna sebulan, jarak ternpat tinggal ke warung makan terdekat, pengetahuan gizi, kebiasaan rnakan serta konsurnsi pangan selarna dua hari. Sedangkan data sekunder berupa profil urnurn IPB serta narna dan jurnlah program studi. Data statistik diolah dengan rnenggunakan program SPSS 13.0 for windows dan Microsoft Exel. Independent.Samp:e T Test digunakan untuk rnelihat perbedaan kedua kelornpok penelitian pada variabel uang saku, pengeluaran pangan, jarak warung rnakan terdekat, pengetahuan gizi, kebiasaan rnakan, dan konsurnsi pangan. Uji korelasi Pearson digunakan untuk rnelihat hubungan antara pengetahuan gizi dengan frekuensi rnakan dan hubungan jarak ternpat tinggal dari warung rnakan terdekat, pengeluaran pangan, serta pengetahuan gizi dengan konsurnsi pangan contoh. Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara urnur ayah, urnur ibu, serta besar keluarga contoh pada kedua program studi. Lebih dari separuh ayah contoh pada kedua program studi berpendidikan perguruan tinggi. Sebanyak 43.3% ibu contoh NPG berpendidikan perguruan tinggi dan sebanyak 48.3% ibu contoh PG berpendidikan SMU. Sebanyak 53.4% ayah contoh NPG dan 76.7% ayah contoh PG rnerniliki pendapatanlsxc3 juta rupiah. Sebanyak 46.7% ibu contoh NPG dan 62.1% ibu contoh PG bekerja sebagai ibu rurnahtangga. Lebih dari 30% ayah contoh pada kedua program studi bekerja sebagai PNS. Lebih dari separuh contoh pada kedua program studi berurnur 21 tahun. Proporsi terbanyak (36.7%) contoh PG berasal dari DKI Jakarta dan proporsi terbanyak (36.7%) contoh NPG berasal dari Jawa Barat. Secara keseluruhan (70%) contoh lebih rnernilih rurnah kost sebagai ternpat tinggal dibandingkan jenis ternpat tinggal lainnya. Rata-rata uang saku contoh sebesar Rp

3 Sebanyak 53.4% contoh NPG dan 70% contoh PG memilki pengeluaran pangan berkisar antara Rp sld Rp per bulan. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada pebedaan yang nyata antara uang saku dan pengeluaran pangan contoh pada kedua program studi. Sebagian besar (90%) contoh pada kedua program studi memiliki tempat tinggal yang berjarak dekat dengan warung makanlsurnber pangan (466.3rn). Sebanyak 70% contoh NPG berpengetahuan gizi sedang, sedangkan pada program studi PG sebanyak 70% contoh memiliki pengetahuan gizi tinggi. Hasil uji statistik rnenunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara jarak tempat tinggal dari warung makan serta pengetahuan gizi contoh kedua program studi. Sebagian besar (80%) contoh PG dan sebanyak 46.7 % contoh NPG biasa rnengkonsurnsi makanan pokok dengan frekuensi 3 kali sehari. Sebanyak 76.7% contoh PG biasa mengkonsumsi lauk dengan frekuensi tiga kali sehari sedangkan sebanyak 60% contoh NPG biasa mengkonsumsi lauk dengan frekuensi dua kali sehari. Sebanyak 46.7% contoh PG biasa mengkonsurnsi sayur dengan frekuensi tiga kali sehari, sedangkan sebanyak 46.7% contoh NPG biasa mengkonsumsi sayur dengan frekuensi dua kali sehari. Sebanyak 56.7 % contoh PG dan sebesar 46.7% contoh NPG biasa rnengkonsumsi buah dengan frekuensi satu kali sehari. Lebih dari separuh contoh (56.7%) pada kedua program studi biasa mengkonsumsi susu dengan frekuensi 1-2 kali sehari. Lebih dari separuh contoh NPG biasa sarapan pagi sebelum rnelakukan aktivitas sedangkan jumlah contoh PG yang biasa sarapan pagi sebelum melakukan aktivitas adalah sebanyak 73.3%. Hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara frekuensi makan makanan pokok, lauk, dan sayur contoh pada kedua program studi. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara frekuensi rnakan buah, minum susu, dan kebiasaan sarapan pagi contoh pada kedua program studi. Sebanyak 67.7% contoh NPG dan 77.8% contoh PG tidak rnelakukan sarapan pagi karena jadwal kuliah yang padat. Rata-rata tingkat kecukupan energi, protein, vitamin A, Fe, dan kalsium contoh PG cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan contoh NPG. Meskipun demikian konsumsi energi, vitamin C, zat besi, dan kalsiurn contoh pada kedua program studi masih jauh dari angka kecukupan yang dianjurkan. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara konsurnsi protein, vitamin A, dan kalsiurn contoh pada kedua program studi. Separuh contoh (50%) pada kedua program studi memprioritaskan rasa sebagai kriteria pertama dalam memilih pangan dan sebanyak 43.3% contoh pada kedua program studi mernilih kebersihan sebagai prioritas pertarna dalam memilih tempat makan. Hasil uji statistik mernperlihatkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan frekuensi makan makanan pokok, sayur, buah, dan susu, tetapi terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan frekuensi makan lauk. Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara jarak tempat tinggal ke warung makan dengan tingkat konsumsi energi dan protein contoh. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengeluaran pangan dengan tingkat konsumsi energi, protein, dan kalsium contoh. Terdapat hubungan positif signifikan antara pengetahuan gizi dengan tingkat konsumsi protein, vitamin A, dan kalsium contoh. Melihat peran penting akses fisik, ekonomi, dan pengetahuan gizi terhadap tingkat konsumsi pangan mahasiswa, maka upaya perbaikan konsumsi pangan melalui peningkatan akses pangan baik secara fisik rnaupun ekonomi serta peningkatan pengetahuan gizi harus dilakukan secara terpadu dengan melibatkan pihak-pihak yang terkait seperii pemerintah daerah, institusi kemahasiswaan, pihak swasta, serta masyarakat.

4 ANALISIS HUBUNGAN AKSES FISIK, AKSES EKONOMI, DAN PENGETAHUAN GlZl TERHADAP KONSUMSI PANGAN MAHASISWA IPB Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk rnernperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian lnstitut Pertanian Bogor Oleh: IPAH RAHMAH A PROGRAM STUD1 GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

5 Judul : ANALISIS HUBUNGAN AKSES FISIK, AKSES EKONOMI, DAN PENGETAHUAN GlZl TERHADAP KONSUMSI PANGAN MAHASISWA IPB Nama : lpah Rahmah Nomor Pokok : A Disetujui Dosen pembimbing NIP Dr Ir. lkeu Tanziha. MS..,.,.. -.':,*, Diketahui ""; " " -* *>,~ an:fakultas Pertanian NIP

6 Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 8 Juni Penulis rnerupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Ayip Ali Alhabsyi dan lpah Mas'at Assegaf. Pendidikan SD diternpuh dari tahun 1990 sarnpai tahun 1996 di SDN 21 Serang. Tahun 1996 penulis melanjutkan sekolah di SLTPN 1 Cipocok Jaya tahun Pada tahun yang sarna penulis melanjutkan sekolah di SMUN 1 Serang dan lulus pada tahun Penulis diterima sebagai mahasiswa IPB pada tahun 2002 rnelalui jalur USMl di Departernen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian. Selarna rnenyelesaikan studinya di IPB, penulis pernah rnenjadi anggota HMI 2002/2003, pengurus BINDES(Bina Desa) tahun 2003 sampai 2005.

7 PRAKATA Syukur alhamdulilah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-nya sehingga Penulis dapat rnenyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Hubungan Akses Fisik, Akses Ekonomi, dan Pengetahuan Gizi terhadap Konsumsi Pangan Mahasiswa IPB. Penulis rnengucapkan terirnakasih kepada Dr.lr. lkeu Tanziha, MS telah membimbing penulis dari awal pembuatan proposal hingga selesainya skripsi ini, juga atas dukungan baik rnoril rnaupun semangat yang telah diberikan. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Faisal Anwar selaku dosen pemandu dan lr.retnaningsih, MS selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: 1. Aba, Umi, Ama, Ila, Haidar, Wulan atas doa, kasih sayang, perhatian dan dukungan yang tiada henti-hentinya kepada penulis. 2. Asril Siregar atas waktu, perhatian, dan bantuannya 3. Aa Hendrayana, terima kasih atas waktu, bantuan, dan kebaikannya. 4. Mbak Mega, Agustin Susilo, dan Benny lrawan yang telah membantu penulis dalam pengolahan data. 5. Vivi, lin, Ade, Tyas, Dian, Heda, Mideh, Achi, Rico, Sita, Hany, terima kasih atas bantuannya. 6. Teman-teman 40 GMSK, TPG, TEP, STK, SEI, MNH, EKBANG atas kesediannya untuk diwawancarai dan kemudahan dalam mengambil data. 7. M:; lovely peer group, Meta, Midah, Maul, Inggrit, Fina, dan Aya. 8. Teman-teman KKP Brebes ceria, Liza, Ade, Mia, Endank, Ema, Astri. 9. Teman-teman 39 : Bwie, Genta, Dewi titi, Lyana, Mboku woro, Bude Munce, Deni Alam, Eva, Eki, Dikfa, Mamieh, Rian, Ninot, dan teman-teman lain yang tidak bisa saya ucapkan satu persatu atas kebersamaan kita di GMSK. 10. Gardenia girls : Maul. Nene (Putri). Heda (monti), lpeh, ido, Anggi, Mba Pippo, Mba Eyi. Mba Liza, Mba Ocha atas kenangan indah dan kebersamaan kita. 11. Staf GMSK untuk semua kebaikan dan bimbingannya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat. Bogor, Juli 2006

8 DAFTAR IS1 DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN... Halaman PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 2 Kegunaan... 2 Hipotesis... 3 TINJAUAN PUSTAKA Konsumsi Pangan... 4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan Penlla~an Konsumsi Pangan Kecukupan Energi Kecukupan Protein Kecukupan Vitamin Kecukupan Fe Kecukupan Kalsium KERANGKA PEMIKIRAN METODE PENELlTlAN Desain. Tempat. dan Waktu Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Definisi Operasional HASlL DAN PEMBAHASAN Garnbaran Umum Lokasi Penelitian Karakteristik Keluarga Contoh Karakteristik Contoh... Uang Saku Contoh... Pengeluaran pangan Jarak Tempat Tinggal dari Warung Makan lnformas~ GIZI Pengetahuan Gizi Kebiasaan Makan... Konsumsi Pangan Hubungan Penge Hubungan Jarak Warung Makan dengan Konsumsi Pangan Hubungan Pengeluaran Pangan dengan Konsumsi Pangan Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Konsumsi Pangan KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA ii iv V vi 55 56

9

10 DAFTAR TABEL Halaman 1 Rangkuman hasil angka kecukupan gizi yang dianjurkan Jenis dan cara pengumpulan datd Narna fakultas. depaternen. dan program studi Sebaran orang tua contoh berdasarkan umur Sebaran ayah contoh berdasarkan pendapatan Sebaran ibu contoh berdasarkan pendapdtan Sebaran ayah contoh berdasarkan pendidikan Sebaran ibu corltoh berdasarkan pendidikan Sebaran ayah contoh berdasarkan pekerjaan Sebaran ibu contoh berdasarkan pekerjdan Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga Sebaran contoh berdasarkan umur Sebaran contoh berdasarkan daerah asdl Sebaran contoh berdasarkan jenis tempat tinggal Sebaran contoh uang saku Sebaran contoh berdasarkan pengeluaran pangan Sebaran contoh berdasarkan jarak ternpat tinggal dari warung rnakan Sebaran contoh.. berdasarkan.. jawaban pertama kali rnendengar lstllah g Sebaran. contoh.. berdasarkan jawaban asal memperoleh inforrnasl glzr Sebaran contoh berdasarkan aktivitas mecari informasi.. glzl Sebaran contoh berdasarkan jawaban pengetahuan gizi yang benar dan salah Sebaran contoh berdasarkan kategori pengetahuan gizi Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan rnakan makanan p6kgk. lauk. dan sayur Separqn contoh berdasarkan kebiasaan rnakan buah S&baran contoh berdasarkan kebiasaan rninum susu Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan sarapan pagi Sebaran contoh berdasarkan alasan tidak sarapan pagi Sebaran.. contoh berdasarkan rata-rata tingkat kecukupan zat g

11 29 Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan gizi dan frekuensi rnakan... 51

12 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Bagan kerangka pernikiran hubungan akses fisik, akses ekonomi, dan hubungan pengetahuan gizi terhadap konsumsi rnahasiswa IPB Bagan penarikan contoh Sebaran contoh berdasarkan prioritas pertarna rnernilih pangan Sebaran contoh berdasarkan prioritas kedua rnernilih pangan Sebaran contoh berdasarkan prioritas ketiga rnernilih pangan Sebaran contoh berdasarkan prioritas keernpat memilih pangan Sebaran contoh berdasarkan prioritas pertama rnernilih ternpat rnakan Sebaran contoh berdasarkan prioritas kedua rnernilih ternpat makan Sebaran contoh berdasarkan prioritas ketiga rnernilih ternpat rnakan Sebaran contoh bardasarkan prioritas keernpat rnernilih ternpat rnakan I1 Sebaran contoh berdasarkan prioritas kelirna rnernilih tempat rnakan Sebaran contoh berdasarkan jarak warung rnakan dan tingkat konsumsi Sebaran contoh berdasarkan pengeluaran pangan dan tingkat konsurnsi Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan gizi dengan tingkat konsurnsi... 54

13 DAFTAR LAMPIRAN Halaman I Lampiran Kuesioner Hasil Deskr~pt~f Hasil Uji Beda /dependent Sample T Test Uji Korelasi Pearson... 69

14 PENDAHULUAN Latar belakang Papalia & Olds (1986) rnernbagi rnasa dewasa rnenjadi dewasa awal(20-40 tahun), dewasa menengah (40-65 tahun), dan dewasa lanjut (>65 tahun). Dengan dernikian rnahasiswa yang berada pada tingkat dua ke atas dapat dikelornpokan pada kategori usia dewasa awal. Menurut Nasution dan Riyadi (1995) pada rnasa ini baik pria rnaupun wanita setengah dari kehidupannya dipakai untuk aktivitas fisik yang kuat, sehingga rnemerlukan konsurnsi zat gizi yang cukup untuk mengimbangi aktivitasnya. Mahasiswa sebagai generasi rnuda juga berpotensi besar sebagai penggerak pernbangunan. Agar akivitas dan potensi tersebut dapat berjalan dan digunakan secara optimal, rnaka keadaan gizi dan kesehatan rnahasiswa saat ini harus diperhatikan. Unsur gizi rnerupakan salah satu faktor yang rnemegang peranan penting terhadap perkembangan mental, perkembangan fisik, produktivitas, dan kesanggupan kerja rnanusia yang sernuanya rnernpengaruhi kesanggupan ekonorni yang akan berdampak pada pembangunan (Berg 1986). Keadaan gizi seseorang merupakan garnbaran apa yang dikonsumsinya. Kuantitas dan kualitas pangan yang dikonsumsi sangat rnenentukan pemenuhan kebutuhan zat gizi tubuh. Hasil penelitian Lubis (1993) menyatakan bahwa rata-rata konsurnsi energi, protein, dan zat besi pada rnahasiswa asal Tapanuli Selatan di IPB rnasih kurang dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Hasil yang sarna diperoleh dari hasil penelitian Mustopa (2003) pada rnahasiswa Universitas Pakuan Bogor. Hal ini rnengindikasikan bahwa keadaan gizi yang rneng~hawaiirkan dapat terjadi pada rnahasiswa sebagai generasi penerus bangsa jika ha1 ini tidak segera ditangani secara serius. Konsurnsi pangan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan gizi dan aksesibilitas secara ekonomi maupun fisik untuk mernperoleh pangan. Menurut Arifin (2004) walaupun pangan tersedia cukup, tetapi jika akses individu untuk mernenuhi kebutuhan pangannya tidak merata, maka ketahanan pangan dapat dikatakan masih rapuh. Artinya bahwa individu tersebut tidak dapat mendapatkan pangan untuk mernenuhi kebutuhan pangannya baik secara kuantitas maupun kualitas. Aspek distribusi pangan sampai ke pelosok tentunya mencakup fungsi tempat, ruang, dan waktu juga tidak kalah pentingnya dalam memperkuat strategi ketahanan pangan. Mahasiswa biasanya tidak rnernasak sendiri, sehingga untuk rnencukupi kebutuhan pangannya rnereka sangat tergantung pada pasarlwarung rnakan yang ada. Narnun penelitian rnengenai hubungan akses fisik

15 (jarak tempat tinggal dari warung rnakan) terhadap tingkat konsurnsi pangan mahasiswa sarnpai saat ini belurn dilakukan. Mengingat rnasih rendahnya tingkat konsumsi zat gizi pada beberapa rnahasiswa maka penelitian rnengenai faktor- faktor yang berperan dalarn konsurnsi pangan rnahasiswa penting untuk dilakukan. Selain faktor ekonomi dan pengetahuan gizi, penelitian mengenai akses fisik dilihat dari jarak ternpat tinggal rnahasiswa dengan warung rnakan juga penting diperhatikan untuk melihat hubungan jauh dekatnya ternpat tinggal dengan surnber pangan terhadap tingkat konsurnsi pangan mahasiswa. Adapun sasaran dalarn penelitian ini adalah mahasiswa yang berasal dari program studi yang berbeda, yaitu rnahasiswa program studi PG (pangan & gizi) dan NPG (non pangan & gizi). Perbedaan rnateri ilmu yang diajarkan pada kedua program studi tersebut diduga mengakibatkan perbedaan tingkat pengetahuan di bidang pangan dan gizi. Mahasiswa dari program studi pangan dan gizi diharapkan merniliki pengetahuan gizi yang lebih baik sehingga pada akhirnya juga rnerniliki kualitas konsurnsi pangan yang lebih baik pula. Tujuan Urnum Tujuan Menganalisis hubungan jarak ternpat tinggal dari warung rnakan terdekat (akses fisik), pengeluaran pangan (akses ekonorni), dan pengetahuan gizi terhadap konsumsi pangan mahasiswa program studi PG dan program studi NPG. Tujuan Khusus: 1. Mengidentifikasi karakteristik contoh dan keluarga contoh PG dan NPG. 2. Menganalisis perbedaan uang saku, pengeluaran pangan, jarak warung makan terdekat dari ternpat tinggal, pengetahuan gizi, kebisaan rnakan, dan konsurnsi pangan antara contoh PG dan Menganalisis hubungan pengetahuan gizi dan frekuensi rnakan contoh. 4. Menganalisis hubungan jarak tempat tinggal dari warung; rnakan terdekat, pengeluaran pangan, dan pengetahuan gizi dengan konsumsi pangan contoh. Kegunaan penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang hubungan jarak tempat tinggal dari warung rnakan, pengeluaran pangan, dan pengetahuan gizi mahasiswa terhadap konsumsi pangannya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

16 digunakan dan bermanfaat bagi berbagai pihak antara lain perguruan tinggi dan pernerintah daerah dalarn penyusunan program dan kebijakan dalarn upaya perbaikan konsurnsi pangan dan gizi rnahasiswa. Perbaikan konsurnsi pangan rnahasiswa dapat dilakukan rnelalui penyuluhan pangan & gizi maupun pengernbangan warung rnakan yang rnudah dijangkau, rnurah, serta rnenyediakan rnakanan bergizi secara lengkap dengan citarasa yang lebih baik. Perbaikan konsurnsi pangan rnahasiswa rnerupakan salah satu upaya dalarn rnewujudkan upaya perbaikan gizi masyarakat. Hipotesis Dalarn penelitian ini akan dikernukakan beberapa hipotesis yang dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya. Hipotesis-hipotesis yang akan diuji dalarn penelitian ini adalah : 1. Terdapat perbedaan pengetahuan gizi, kebiasaan rnakan, dan konsurnsi pangan antara contoh PG dan NPG 2. Terdapat hubungan negatif signifikan antara jarak tempat tinggal dari warung rnakan terdekat dengan tingkat konsurnsi pangan contoh. 3. Terdapat hubungan positif signifikan antara pengetahuan gizi dan pengeluaran pangan dengan tingkat konsurnsi konsurnsi pangan contoh.

17 TlNJAUAN PUSTAKA Konsumsi pangan Konsurnsi pangan adalah inforrnasi pangan yang dirnakan (dikonsurnsi) seseorang atau kelornpok, baik berupa jenis rnaupun jurnlahnya pada waktu tertentu, artinya konsurnsi pangan dapat dilihat dari aspek jurnlah rnaupun jenis pangan yang dikonsurnsi (Hardinsyah & Suhardjo 1990). Menurut Riyadi (1996) ada tiga tujuan sesorang rnengkonsurnsi pangan, yaitu tujuan fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Tujuan fisiologis adalah untuk rnernenuhi rasa lapar atau keinginan rnernperoleh zat-zat gizi yang diperlukan tubuh. Tujuan psikologis rnerupakan sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan untuk rnernenuhi kepuasan ernosional ataupun selera seseorang. Tujuan sosiologis adalah berhubungan dengan upaya rnernelihara hubungan antar rnanusia dalarn kelornpok kecil rnaupun kelornpok besar. Keragaan konsurnsi pangan rnasyarakat dapat diketahui dari pola konsurnsi pangan di daerah yang bersangkutan, yaitu rnencakup ragarn jenis pangan dan jurnlah pangan yang dikonsurnsi serta frekuensi dan waktu rnekan, yang secara kuantitatif kesernuanya rnenentukan jurnlah pangan yang dikonsumsi. Apabila keragaan konsurnsi pangan berada di bawah anjuran, rnaka tingkat konsurnsi rnasyarakat perlu ditingkatkan rnelalui peningkatan pendapatan, pengetahuan pangan dan gizi, serta peningkatan ketersediaan pangan sesuai dengan kondisi dan potensi surnberdaya yang dirniliki oleh daerah yang bersangkutan (Anonirn 2005). Konsurnsi pangan berkaitan erat dengan gizi & kesehatan, kesejahteraan, pengupahan serta perencanaan ketersediaan dan produksi pangan (Hardinsyah & Suhardjo 1990). Menurut Harper, Deaton, dan Driskel (1985) ada 4 faktor utarna yang rnempengaruhi konsurnsi pangan sehari-hari yaitu, produksi pangan untuk keperluan rurnahtangga, pengeluaran uang untuk pangan rurnahtangga, pengetahuan gizi, dan tersedianya pangan. Sedangkan rnenurut Hardinsyah, Suhardjo, dan Riyadi (1988) faktor-faktor yang rnernpengaruhi konsurnsi pangan seseorang atau rnasyarakat, diantaranya adalah aksesibilitas, kebiasaan rnakan, pola rnakan, pernbagian rnakanan dalarn keluarga, dan besar keluarga. Konsurnsi pangan dipengaruhi oleh banyak faktor pernilihan jenis rnaupun banyaknya pangan yang dirnakan, narnun tiga diantara yang terpenting rnenurut

18 Suhardjo (1989) adalah jenis dan banyaknya pangan yang diproduksi dan tersedia, tingkat pendapatan, dan pengetahuan gizi. Oleh karena konsurnsi pangan dipengaruhi oleh banyak faktor rnaka analisis pengaruh masing-masing faktor rnenjadi kompleks. Analisis harus dilakukan sedernikian rupa sehingga sernua faktor yang diharapkan berpengaruh diasumsikan konstan kecuali faktor yang dipelajari. Apabila tidak demikian, maka pengaruh masing-masing faktor penting yang mernbatasi kecukupan konsurnsi pangan tidak dapat diternukan (Hardinsyah, Suhardjo & Riyadi 1988). Beberapa faktor yang rnernpengaruhi konsumsi pangan diantaranya dapat diuraikan sebagai berikut. Aksesibilitas Tingkat Pendapatan Pendapatan rnerupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas makanan. Akses pangan hanya dapat terjadi bila rurnah tangga berpenghasilan cukup. Konsumsi pangan akan sangat rnenentukan apakah seluruh anggo?a rurnah tangga bisa rnencapai derajat kesehatan optimal (Khornsan 2005). Terdapat hubungan yang erat antara pendapatan dan gizi. Adanya pertarnbahan pendapatan akan berdarnpak pada kualitas kesehatan dan gizi keluarga, dan pendapatan yang rendah atau peningkatan pendapatan yang rendah dapat menyebabkan daya beli rnasyarakat lernah sehingga kualitas konsurnsi pangannya juga rendah dan otornatis menghalangi upaya perbaikan gizi yang efektif (Berg 1986). Menurut Harper, Deaton, dan Driskel (1985), jika tingkat pendapatan naik, jurnlah dan jenis rnakanan cenderung rnembaik juga, akan tetapi rnutu rnakanan tidak selalu rnernbaik. Adanya peningkatan pendapatan rnungkin tidak digunakan untuk rnernbeli pangan atau ada juga yang rnernbeli cukup pangan tetapi tidak dapat rnernilih jenis pangan yang dibeli, sehingga berakibat pada kurangnya rnutu dan keragarnan yang diperoleh. Hal ini bisa rnenyebabkan adanya masalah gizi kurang. Tingkat pendapatan juga rnenentukan pola rnakan atau jenis pangan apa yang dibeli. Orang rniskin biasanya akan rnembelanjakan sebagian besar pendapatan tarnbahannya untuk rnakanan, sedangkan pada orang kaya porsi pendapatan untuk pernbelian pangan lebih rendah. Porsi pendapatan yang dibeli

19 untuk jenis pangan padi-padian akan rnenurun tetapi untuk rnakanan yang berasal dari susu akan bertambah jika pendapatan keluarga rneningkat. Semakin tinggi pendapatan, sernakin besar pula persentase pertambahan pernbelanjaannya ternasuk untuk buah, sayur, dan jenis-jenis rnakanan lainnya (Berg 1986). Akses Fisik Akses pangan menunjukkan adanya jarninan bahwa setiap individu rnernpunyai surnberdaya yang cukup untuk rnengakses kebutuhan pangan sesuai norrna gizi. Ada tiga kornponen utarna dalam ketahanan pangan, yaitu ketersediaan dan stabilitas harga, kemudahan rnemperoleh pangan, dan pemanfaatan pangan (Setiawan 2004). Menurut Arifin (2004), konsep ketahanan pangan minimal terdiri dari ketersediaan pangan dan aksesibilitas rnasyarakat terhadap bahan pangan. Jika salah satu unsur tersebut tidak terpenuhi rnakan rnaka tidak dapat dikatakan tahan pangan. Walaupun pangan tersedia cukup, tetapi jika akses individu untuk rnernenuhi kebutuhan pangannya tidak rnerata, rnaka ketahanan pangan dapat dikatakan rnasih rapuh. Aspek distribusi pangan sarnpai ke pelosok tentunya rnencakup fungsi tempat, ruang, dan waktu juga tidak kalah pentingnya dalarn mernperkuat strategi ketahanan pangan. Akses pangan rneliputi akses fisik dan ekonomi. Akses fisik akan rnenentukan apakah surnber pangan yang dikonsurnsi dapat diternui dan rnudah diperoleh. Kernudahan dalarn mernperoleh pangan di tunjang oleh tersedianya sarana fisik yang cukup dalarn mernperoleh pangan (Penny 1990). Rimbawan dan Baliwati (2004) rnenyatakan bahwa salah satu kelornpok masyarakat yang rawan terhadap pangan dan gizi adalah rnasyarakat yang tinggal di lokasi atau ternpat yang terpencil. Pengetahuan Gizi Selain pendapatan, peningkatan pendidikan, serta pengetahuan tentang pangan dan gizi diperlukan agar rnasyarakat dapat rnernperbaiki konsurnsi pangan dan gizi sekaligus kesehatan mereka. Pengetahuan didefinisikan sebagai ingatan terhadap rnaterilbahan yang telah dipelajari sebelurnnya yang rnencakup sernua ha1 dari fakta-fakta yang sangat khusus sampai sernua teori yang sangat kornpleks. Pengetahuan merupakan hasil belajar yang rendah tingkatannya (Bloom 1956 diacu dalarn Pranadji 1988). Riyadi (1996) rnenyatakan bahwa beberapa faktor yang rnernpengaruhi jumlah dan jenis rnakanan yang dikonsurnsi

20 adalah banyaknya inforrnasi yang dirniliki seseorang rnengenai kebutuhan tubuh akan zat gizi; kernarnpuan seseorang untuk rnenerapkan pengetahuan gizi ke dalarn pernilihan pangan dan cara pernanfaatan pangan yang sesuai; dan keadaan kesehatan seseorang. Pengetahuan gizi sangat erat hubungannya dengan baik buruknya kualitas gizi dari rnakanan yang dikonsurnsi. Dengan pengetahuan yang benar rnengenai gizi, rnaka orang akan tahu dan berupaya untuk rnengatur pola rnakannya sedernikian rupa sehingga seirnbang, tidak kekurangan dan tidak berlebihan. Jadi, rnasalah gizi yang tirnbul apakah itu gizi kurang atau gizi lebih sebenarnya disebabkan oleh perilaku yang salah, yakni tidak adanya ketidakseirnbangan antara konsurnsi gizi dan kecukupan gizinya (Karyadi 1997). Pengetahuan gizi, sikap terhadap gizi, dan keterarnpilan gizi secara bersarnasarna akan rnenentukan perilaku gizi (Pranadji 1988). Sikap seseorang terhadap gizi akan dapat rnernperkirakan perilaku gizinya. Perilaku gizi seseorang atau kelornpok sangat dipengaruhi oleh kebiasaan yang berkaitan dengan gizi. Pola konsurnsi pangan sangat dipengaruhi oleh adat istiadat seternpat, terrnasuk didalarnnya pengetahuan mengenai pangan, sikap ierhadap pangan, dan kebiasaan rnakan sehari-harinya. Tercukupinya kebutuhan gizi individu rnerupakan hasil akhir yang diharapkan akan meningkatnya pengetahuan, sikap, dan keterarnpilan gizi (Pranadji 1988). Suatu ha1 yang rneyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada tiga kenyataan, yaitu 1. Status gizi yang cukup adalah penting, bagi kesehatan dan kesejahteraan. 2. Setiap orang hanya akan cukup gizi jika rnakanan yang dirnakannya rnampu rnenyediakan zat gizi yang diperlukan untuk perturnbuhan yang optimal, perneliharaan, dan energi. 3. llmu gizi rnernberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar rnenggunakan pangan dengan baik bagi kesejahteraan gizi. Kurangnya pengetahuan dan kesalahan konsepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan adalah urnum disetiap negara. Kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi rnerupakan faktor penting didalarn rnasalah kurang gizi. Gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kernarnpuan untuk rnenerapkan inforrnasi tersebut dalarn kehidupan seharihari (Harper, Deaton, dan Driskel 1985).

21 Kebiasaan Makan Konsurnsi pangan dipengaruhi oleh kebiasaan rnakan seseorang (Suhardjo 1989). Kebiasaan rnakan berasal dari kata kebiasaan dan rnakan. Kebiasaan adalah poia perilaku yang diperoleh dari pola praktek. Kebiasaan makan rnerupakan tindakan rnanusia (what people do, practice) terhadap makanan yang dipengaruhi oleh pengetahuan (what people think) dan perasaan atau apa yang dirasakan (what people feel) serta persepsi (what people perceive) (Khurnaidi 1988). Perilaku konsurnsi pangan rnasyarakat dilandasi oleh kebiasaan rnakan (food habit) yang turnbuh dan berkernbang dalarn lingkungan keluarga rneialui proses sosialisasi. Keadaan gizi seseorang sangat dipengaruhi oleh konsurnsi rnakanannya sehari-hail. Kebiasaan rnakan tersebut dapat dipengaruhi oleh lingkungan ekologi (ciri tanarnan pangan, ternak, dan ikan yang tersedia dan dapat dibudidayakan seternpat), lingkungan budaya, dan sistern ekonorni. (Anonirn 2005). Kebiasaan rnakan dapat diartikan sebagai cara individu atau keiornpok individu rnemilih pangan dan rnengkonsurnsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh-pengaruh fisiologik, psikologik, sosial, dan budaya (Hardinsyah, Suhardjo & Riyadi 1988). Kebiasaan terbentuk dalarn diri seseorang akibat proses sosialisasi yang diperoleh dari lingkungannya (Pranadji 1988). Kegiatan budaya suatu keluarga, suatu kelornpok rnasyarakat suatu negara atau suatu bangsa rnempunyai pengaruh kuat dan kekal terhadap apa, kapan, dan bagaimana penduduk makan. Kebudayaan tidak hanya rnenentukan pangan apa, tetapi untuk siapa, dan dalarn keadaan bagairnana pangan tersebut dirnakan. Pola kebudayaan yang berkenaan dengan suatu rnasyarakat dan kebiasaan pangan yang rnengikuti berkernbang di sekitar arti pangan dan penggunaannya (Hardinsyah, Suhardjo & Riyadi 1988). Krondl dan Lau (1985) diacu dalarn Susanto (1995) rnengatakan bahwa dalarn upaya rnernperkenalkan kebiasaan rnakan yang baik, perlu diperhatikan beberapa faktor yang rnernpengaruhinya, yaitu persepsi (wawasan konsumsi rnakan, termasuk pengetahuan, sistem kepercayaan, prestise, rasa, dan keterbiasaan), faktor dalarn (jenis kelarnin, urnur, kegiatan) dan faktor luar (budaya, ekonomi, dan ciri masyarakat). Sernua faktor tersebut pada gilirannya akan rnernpengaruhi seseorang dalarn rnernilih rnakanan.

22 Besar Keluarga Hubungan antara laju kelahiran yang tinggi dan kurang gizi, sangat nyata pada masing-masing keluarga. Anak-anak yang tumbuh dalam suatu keluarga yang miskin, adalah paling rawan terhadap kurang gizi diantara seluruh anggota keluarga dan anak yang paling kecil biasanya paling terpengaruh oleh kekurangan pangan. Hal ini terjadi pada sebagian masyarakat karena dengan bertarnbahnya jumlah keluarga, maka pangan untuk setiap anak berkurang. Banyak orang tua tidak menyadari bahwa anak-anak yang sangat muda memerlukan pangan relatif lebih banyak daripada anak-anak yang lebih tua. Akibatnya banyak anak-anak yang kekurangan pangan (Suhardjo 1989). Faktor Pribadi Jika berbagai pangan yang berbeda tersedia dalam jumlah yang cukup, biasanya orang memilih pangan yang telah dikenal dan yang disukai. Disamping banyak faktor yang mempengaruhi tersedianya pangan dan pola sosial budaya yang berkaitan dengan cara makan, juga terdapat faktor pribadi dan kesukaan yang mempengaruhi jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi, diantaranya: - Banyaknya informasi yang dirniliki seseorang tentang kebutuhan akan zat gizi. - Kemarnpuan seseorang untuk menerapkan pengetahuan gizi kedalam pemilihan pangan dan pengembangan cara pemanfaatan pangan yang sesuai. - Hubungan keadaan kesehatan seseorang dengan kebutuhan akan pangan untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit (Harper, Deaton, dan Driskel 1985). Ketersediaan Pangan Masalah penyusutan pangan baik karena kerusakan, tercecerlhilang, kadar air dan lain-lain selarna dalam penanganan sejak bahan rnakanan dipanen sampai siap dikonsumsi juga merupakan ha1 yang sangat penting untuk diatasi selain produksi pertanian yang rendah yang menjadikan pembatas bagi usaha- usaha untuk mernperbaiki keadaan gizi penduduk. Sementara itu ketidakmerataan lahan pertanian juga merupakan hambatan yang harus diperhitungkan dalam upaya perbaikan gizi penduduk (Harper, Deaton, dan Driskel 1985).

23 Aspek ketersediaan pangan bergantung pada surnber daya alarn, fisik, dan manusia. Pemilikan lahan yang ditunjang iklirn yang rnendukung disertai SDM yang baik akan rnenjarnin ketersediaan pangan yang kontinu (Khornsan 2005). Penilaian Konsumsi Pangan Pada prinsipnya penilaian jurnlah konsurnsi zat gizi berdasarkan pada data konsumsi pangan dan data kandungan zat gizi bahan rnakanan (pangan) atau Daftar Kornposisi Bahan Makanan (DKBM). DKBM menunjukkan kandungan berbagai zat gizi dari berbagai jenis pangan atau makanan dalam seratus gram bagian yang dapat dirnakan (Bdd). DKBM sangat penting sebagai alat untuk rnenilai konsumsi pangan, rnerencanakan menu, rnerencanakan ketersediaan, dan produksi pangan yang sesuai dengan kebutuhan gizi (Hardinsyah & Martianto 1992). Dengan menggunakan DKBM, jurnlah dan komposisi zat gizi yang diperoleh seseorang atau kelompok orang dapat dihitung atau dinilai konsumsi pangannya dari jurnlah pangan yang dikonsurnsinya (Hardinsyah & Martianto 1992). Secara umurn, penilaian zat gizi tertentu yang dikonsurnsi dapat dihitung dengan rurnus : BPj Bddj Gij = -X-XKGij Ket: Kgij = Kandungan zat gizi tertentu (i) dari pangan (j) atau rnakanan yang dikonsumsi dengan satuannya. Bpij = Berat pangan atau rnakanan j yang dikonsurnsi. Bddj = Bagian yang dapat dimakan (dalam persen atau gram dari 100 gram pangan atau makanan j). Gij = Zat gizi i yang dikonsurnsi dari pangan atau makanan j. Kecukupan Energi Selama ini ada dua cara yang digunakan untuk menaksir angka kebutuhan energi seseorang rnelalui penelitian. Pertama, diperoleh dengan rnengetahui energi yang digunakan tubuh untuk berbagai aktivitas (internal dan eksternal) dan kegunaan lainnya bagi tubuh seperti untuk pertumbuhan, pencernaan, dan metabolisme. Kadangkala hasil pengukuran seperti pada cara yang pertarna tidak tersedia atau sulit dilakukan, maka dapat dilakukan pendekatan dengan cara yang kedua, yaitu dengan mengetahui jurnlah energi

24 yang dikonsurnsi oleh seseorang yang sehat dan rnarnpu rnernpertahankan kesehatannya. Biasanya angka kecukupan energi dinyatakan dalarn satuan Kalori (Hardinsyah & Martianto 1992). Angka Kecukupan Energi (AKE) adalah rata-rata tingkat konsurnsi dari pangan yang seimbang dengan pengeluaran energi pada kelornpok urnur, jenis kelarnin, ukuran tubuh, dan tingkat kegiatan fisik agar hidup sehat dan dapat rnelakukan kegiatan ekonorni dan sosial yang diharapkan. Sekurang-kurangnya setengah dari kehidupan rnasa dewasa awal baik pria ataupun wanita telibat dalarn rnasa kerja fisik yang kuat. Kerja rnernerlukan energi pengeluaran energi tarnbahan. Cukup rnakanan sangat dibutuhkan untuk rnengirnbangi energi yang dikeluarkan untuk bekerja. Kalau tidak, rnaka protein dan lernak tubuh yang disirnpan akan digunakan untuk rnernenuhi kebutuhan tubuh (Nasoetion& Riyadi 1995). Kecukupan Protein Kecukupan protein ditentukan dari rata-rata kebutuhan protein seseorang ditarnbah sejumlah tertentu yang biasanya dua kali sirnpangan baku atau kirakira persen. Ada dua alasan yang rnendasari kecukupan protein dihitung berdasarkan rata-rata kebutuhan ditambah dua kali sirnpangan baku. Pertarna, protein tidak dapat disirnpan di dalam tubuh. Apabila konsurnsi protein kurang dari kebutuhannya, maka pernenuhan kebutuhan tersebut diarnbil dari protein jaringan yang rnasih aktif. Dengan dernikian penetapan kecukupan protein jaringan pada rata-rata kebutuhan suatu kelornpok rnasih rnerupakan batas kritis terhadap kernungkinan kekurangan protein. Kedua, penentu kecukupan protein dengan rnenarnbah dua standar deviasi tidak rnernbahayakan kesehatan, karena sarnpai batas tertentu kelebihan konsurnsi protein akan diubah rnenjadi energi dan sisa perombakan protein dibuang rnelalui air seni, tinja, dan keringat (Hardinsyah & Martianto 1992). Walaucun sebagian besar tubuh sudah berhenti perturnbuhannya pada akhir remaja, ukuran tubuh dan jaringan harus tetap dipelihara. Tubuh rnanusia rnerupakan bentuk dinamis dari kehidupan dan zat gizi yang sarna diperlukan untuk penggantian jaringan pada rnasa dewasa (Nasoetion & Riyadi 1995). Secara urnum faktor yang rnernpengaruhi dan perlu dipertirnbangkan dalarn penetapan kecukupan protein adalah urnur, jenis kelarnin, ukuran tubuh, keadaan fisiologis, dan iklirn atau altitude. Faktor lain yang turut rnernpengaruhi

25 Angka Kecukupan Protein (AKP) adalah rnutu protein dan tingkat konsumsi energi. Kecukupan Vitamin Vitamin rnerupakan zat organik yang pada urnurnnya tidak dapat dibentuk di dalam tubuh. Vitamin berperan sebagai katalisator organik, serta pengatur proses rnetabolisme dan fungsi normal tubuh. Masing-masing vitamin rnempunyai peran khusus dan tidak dapat digantikan oleh vitamin atau zat gizi lain. a. Vitamin A Penilaian konsumsi atau diit vitamin A rnerupakan indikator status vitamin A yang agak kasar pada tahap populasi. Pada tahap individu interpretasi data asupan bahkan lebih rneragukan. Hal ini disebabkan keragaman antar individu dalarn kebutuhan dan asupan dari hari ke hari. Catatan jangka pendek seperti recall 2 X 24 jam rnernang kurang teliti, narnun dapat rnenjadi alternatif dalam ha1 waktu dan biaya untuk mengidentifikasi kelompok beresiko tinggi (Berg 1996 diacu dalam Muhillal & Sulaernan 2004). Vitamin A sangat efisien disimpan dalam hati dan orang yang menyusui dengan baik, sedikitnya beberapa bulan sebelumnya rnenyuplai vitamin A ke dalarn tubuhnya. Keracunan bagi orang dewasa tampak dengan konsurnsi lebih dari RE untuk jangka waktu yang panjang, sedangkan bila lebih dari 7500 RE per hari tidak menjadi masalah. Kelebihan konsurnsi karoten tidak berbahaya tetapi rnenyebabkan warna kuning pada kulit (Hardinsyah & Martianto 1992). b. Vitamin C Kebutuhan vitamin C pada manusia sudah diperkirakan dalam jumlah yang dapat rnencegah tejadinya penyakit scurvy, jumlah yang dapat dimetabolisir tubuh, serta jumlah yang dapat rnemelihara sirnpanan vitamin C dalam jumlah cukup (Setiawan & Rahayuningsih 2004). Vitamin C yang diperlukan rnanusia tergantung pada faktor usia, jenis kelamin, konsumsi obat-obatan, kebiasaan merokok dan penggunaan kontrasepsi. Vitamin C yang diperlukan wanita dewasa umumnya tidak sebesar yang diperlukan pria dewasa karena adanya perbedaan fisiologi pada metabolisrne vitamin C wanita dan pria (Hardinsyah & Martianto 1992). Asupan vitamin C dalam bentuk makanan (buah dan sayur) dapat rnenurunkan insiden kanker.

26 Asupan vitamin C yang tinggi dapat meningkatkan resiko timbulnya batu ginjal Kecukupan Mineral a. Zat besi (Fe) Faktor yang rnernpengaruhi kebutuhan zat besi adalah keasarnan lambung, bioavailibilitas, serta faktor pernacu dan penghambat penyerapan besi. Kekurangan zat besi dapat rnenyebabkan anemia gizi besi sedangkan kelebihan zat besi dapat rnenjadi fatal bagi penderita parkinson, hernosidorisis, dan talesimia. Pada pria dewasa, kecukupan besi adalah 13 mglhari sernentara untuk wanita dewasa adalah 26 mglhari. Untuk wanita menopause, karena tidak lagi kehilangan zat besi akibat rnenstruasi sehingga kecukupan besi adalah 12 rnglhari (Soekatri & Kartono 2004). b. Kalsiurn (Ca) Diantara sekian banyak mineral yang dibutuhkan tubuh, kalsium merupakan salah satu mineral yang dibutuhkan tubuh dalarn jurnlah banyak. Hal ini disebabkan karena kalsium sangat penting sebagai kornponen tulang (Hardinsyah & Martianto 1992). Menurut Alrnatsier (2002) konsurnsi kalsium hendaknya jangan rnelebihi 2500 rng sehari. Kelebihan kalsiurn dapat rnenirnbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal. Kelebihan kalsiurn bisa terjadi bila menggunakan suplemen berupa tablet atau bentuk lainnya. Sedangkan kekurangan kalsium dapat rnenyebabkan osteoporosis dan osteomalasia atau riketsia pada orang dewasa. Kadar kalsiurn darah yang sangat rendah dapat rnenyebabkan tetani atau kejang Tabel 1 Rangkurnan hasil angka kecukupan gizi yang dianjurkan 2004 Umur Jenis BB TB AKE AKP AKVitA AKVitC AKFe AKCa Kelamin (kg) (cm) (Kkal) (g) (RE) (mg) (mg) (mg) Pria Wanita 52? Surnber: (Hardinsyah & Tarnbunan 2004).

27 KERANGKA PEMlKlRAN Mahasiswa adalah salah satu unsur rnasyarakat yang berpotensi besar sebagai penggerak pernbangunan. Mahasiswa yang berkualitas rnerupakan salah satu surnberdaya penting bagi investasi pernbangunan nasional. Menurut Khornsan (2002a), terdapat sejurnlah faktor yang rnenentukan terciptanya surnberdaya rnanusia yang berkualitas, salah satu diantaranya adalah pangan yang bergizi. Konsurnsi pangan yang baik diperlukan untuk rnencapai suatu taraf gizi dan kesehatan yang optimal. Konsurnsi pangan dan taraf gizi serta kesehatan yang baik rnerupakan unsur penting dalarn rneningkatkan kualitas hidup rnanusia. Konsurnsi pangan yang bergizi dan seirnbang dapat rneningkatkan daya tahan tubuh dan konsentrasi belajar rnahasiswa sehingga rnahasiswa dapat belajar secara efektif. Harper, Deaton, dan Driskel (1985) rnengatakan bahwa faktor-faktor yang berperan dalarn konsurnsi pangan antara lain adalah pengeluaran uang untuk pangan rurnahtangga, pengetahuan gizi, dan tersedianya pangan. Sedangkan Hardinsyah, Suhardjo, dan Riyadi (1988) rnenyatakan beberapa faktor yang rnempengaruhi konsumsi pangan seseorang atau rnasyarakat, diantaranya adalah aksesibilitas dan kebiasaan rnakan. Aksesibilitas (akses) pangan rnenunjukkan adanya jarninan bahwa setiap individu rnernpunyai surnberdaya yang cukup untuk rnengakses kebutuhan pangan sesuai norrna gizi. Akses pangan meliputi akses fisik dan ekonorni. Akses fisik akan rnenentukan apakah surnber pangan yang dikonsurnsi dapat diternui dan rnudah diperoleh sedangkan akses ekonorni akan menentukan daya beli seseorang terhadap pangan baik secara kualitas rnaupun kuantitas. Selain itu rnenurut Martianto dan Ariani (2004) adanya peningkatan pengetahuan gizi rnernungkinkan pengelolaan sumberdaya secara lebih baik sehingga seseorang dapat rnernilih jenis-jenis pangan yang berrnutu gizi tinggi dengan harga terjangkau. Jadi selain akses pangan secara fisik dan ekonorni, pengetahuan gizi juga rnempunyai peranan penting dalarn menentukan konsurnsi pangan rnahasiswa. Secara lebih lengkap, faktor-faktor yang berperan dalarn konsurnsi pangan rnahasiswa dapat dilihat pada Garnbar 1.

28 Pengeluaran pangan-akses ekonomi 4 I...* Pengetahuan gizi n Uang saku Kebiasaan makan (frekuensi rnakan, sarapan pagi, prioritas.* memilih pangan dan tempat rnakan ) 4 Sosek keluarga( pendapatan, pendidikan, pekerjaan orang tua dan besar keluarga) Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan fisik, akses ekonomi, dan pengetahuan gizi terhadap konsumsi pangan mahasiswa IPB. Keterangan : - :... = 9 = Variabel yang diteliti... = Variabel yang tidak diteliti... Hubungan yang diteliti = Hubungan yang tidak diteliti

29 METODE PENELITIAN Desain,Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan rnenggunakan desain cross sectional study, yaitu pengurnpulan paparan dan outcome pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan selarna tiga bulan dari bulan April sarnpai dengan bulan Juni 2006 di karnpus dan lingkungan Karnpus IPB Drarnaga. Pernilihan ternpat dilakukan secara purposive dengan pertirnbangan Karnpus IPB Drarnaga rnerupakan pusat aktivitas sebagian besar rnahasiswa IPB. Cara Pengambilan Contoh Contoh dalam penelitian ini adalah rnahasiswa IPB angkatan 2003 yang tinggal di Bogor secara rnandiri. Artinya bahwa contoh tidak tinggal dengan orang tua atau keluarga. Jumlah contoh ada 60 orang, 30 orang berasal dari program studi PG dan 30 orang berasal dari program NPG yang diarnbil secara acak dari masing-masing program studi. Program studi NPG berasal dari Program studi Statistika, Ekonorni Pernbangunan, Manajernen Kehutanan, Manajernen Bisnis dan Ekonorni Perikanan Kelautan serta Teknik Pertanian, sedangkan program studi PG berasal dari Program studi Gizi Masyarakat dan Surnberdaya Keluarga dan Teknologi Pangan. Pengarnbilan program studi NPG dilakukan secara acak dari setiap fakultas sedangkan pengarnbilan Program studi PG dilakukan secara purposive (Garnbar 2). II II!I Program studi PG i/iml II II I1 II II II I1!I 11 Fateta 11 Gambar 2 Kerangka penarikan contoh

30 Perhitungan jurnlah sarnpel xa Z= X3Oorang xa + ya Ket : a = Pangan dan gizi b = Non pangan dan gizi Z x Y = Jurnlah contoh = Jurnlah contoh program studi tertentu yang tinggal rnandiri (kos, kontrak, atau asrarna) dalarn satu kelas = Jurnlah contoh pada seluruh program studi Contoh perhitungan sarnpel program studi statistika xa = 32 ya=( )=290 = 3.3 (3 orang) Jenis dan Cara Pengurnpulan Data Data yang dikurnpulkan dalarn penelitian ini terdiri atas data primer dan sekunder. Jenis data primer yang dikurnpulkan adalah karakteristik sosial ekonorni keluarga contoh (pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan orang tua serta besar keluarga), karakteristik contoh (urnur, daerah asal, jenis ternpat tinggal, dan uang saku), pengeluaran pangan selarna sebulan terakhir, jarak ternpat tinggal ke warung rnakan terdekat, pengetahuan gizi, kebiasaan rnakan serta konsumsi pangan selama dua hari. Data primer diperoleh rnelalui hasil wawancara langsung dengan alat bantu kuesioner (lampiran 1). Data primer berupa kebiasaan rnakan contoh rneliputi frekuensi makan makanan pokok, lauk, sayur, buah, dan susu dalarn satu hari, kebiasaan sarapan pagi, serta faktor-faktor yang dipertirnbangkan contoh dalarn rnernilih pangan dan tempat rnakan. Sementara data konsurnsi pangan rneliputi jurnlah dan jenis pangan yang dikonsurnsi contoh selarna dua hari. Data pengeluaran pangan merupakan jurnlah uang yang dikeluarkan contoh selama dua hari yang rataratanya dikalikan 30 hari. Data sekunder diperoleh dari buku Panduan Program Sarjana IPB edisi 2002.

31 Tabel 2 Jenis peubah berdasarkan cara pengumpulan data No Variabel Cara... pengumpulan... data.. 1. Karakteristik contoh dan keluarga Wawancara menggunakan kuesioner 2. Kebiasaan rnakan Wawancara rnenggunakan kuesioner 3. Pengetahuan dan inforrnasi gizi Wawancara rnenggunakan kuesioner 4. Pengeluaran pangan 5. Konsurnsi pangan Wawancara rnenggunakan kuesioner Recall 2 X 24 jam dan penimbangan beberapa sampel makanan dari 5 warung makan di lingkungan kampus Pengolahan dan Analisis Data Data yang terkumpul kernudian dianalisis secara deskriptif menggunakan rata-rata dan tabulasi silang dan statistika inferensia. Data statistik diolah dengan menggunakan program SPSS versi 13.0 for windows dan Microsoft Exel. Proses pengolahan rneliputi editing, coding, entry, dan analisis data. Data konsurnsi pangan yang dikumpulkan dengan metoda 24-hours food recall dikonversikan ke dalam bentuk energi, protein, vitamin A, vitamin C, Fe, dan kalsium dengan rnenggunakan Food Processor yang mengacu pada Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) ASEAN tahun Konversi dihitung dengan rurnus sebagai berikut (Hardinsyah & Briawan 1994): KGj=(Bj1100 x Gij x (BDDj1100) Keterangan : Kgij = Kandungan zat gizi -i dalarn bahan rnakanan -j Bj = Berat makan j yang dikonsumsi (g) Gij = Kandungan zat gizi dalarn 1009 BDD bahan makanan ke-j BDDj = Bagian bahan makanan -j yang dapat dirnakan Kemudian data tersebut dihitung kandungan zat gizinya dengan rnenggunakan Microsoff Exel dengan program Food Processor (Hardinsyah & Briawan 1994). Konsurnsi zat gizi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan oleh Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 2004 dengan rnenggunakan rurnus:

32 Keterangan : Keterangan : TKGi = (KiIAKG) XI 00% TKGi = Tingkat konsumsi zat gizi -i Ki = Konsumsi zat gizi -i AKGi = Tingkat kecukupan zat gizi-i yang dianjurkan AKGI = (Ba1Bs)xAKGI AKGI = Angka kecukupan energi atau proten yang dianjurkan Ba Bs = Berat badan aktual sehat (kg) = Berat badan rata-rata (kg) Tingkat pendidikan orang tua dikategorikan menjadi: a. Tidak sekolah d. SLTA b. SD e. PT c. SLTP Uang saku dan pengeluaran pangan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: Kategori tinggi Kategori sedang Kategori rendah : X 2 (rnean+l sd) : (mean -1sd).%X(mean +Isd) : X.% (mean-i sd) kategori, yaitu: Jarak tempat tinggal ke warung makan terdekat dikelompokan menjadi 3 a. Kategori rendah = NR-(NR+I) b. Kategori sedang = (NR+I)+((NR+I)+I) c. Kategori tinggi = ((NR+l)+l)-NT Nilai maksirnal - Nilai Minimal I = Jumlah Kategori (Slarnet 1993 diacu dalarn Marviati 2001) Keterangan: I NR NT = Kelas interval antar kategori = Nilai minimal = Nilai maksimal Pengetahuan gizi contoh diketahui dengan menilai jawaban contoh terhadap 20 pertanyaan tentang pangan dan gizi. Jawaban yang salah diberi skor 0, sedangkan jawaban yang benar diberi skor 1 dengan total skor 20. Dasar

Ketahanan Pangan yaitu pencegahan dan penanganan kerawanan pangan dan gizi. Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan

Ketahanan Pangan yaitu pencegahan dan penanganan kerawanan pangan dan gizi. Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan PENDAHULUAN Latar Belakang Pangan rnerupakan kebutuhan dasar rnanusia agar dapat hidup dan beraktivitas. Kondisi terpenuhinya kebutuhan ini dikenal dengan istilah ketahanan pangan. Undang-undang No. 7

Lebih terperinci

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita 22 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi yang baik, terutama pada anak merupakan salah satu aset penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari penelitian payung Ajinomoto IPB Nutrition Program

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA (Kasus di Desa Pasar Krui dan Desa Ulu Krui, Kecamatan Pesisir Tengah Krui,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA (Kasus di Desa Pasar Krui dan Desa Ulu Krui, Kecamatan Pesisir Tengah Krui,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA WlSllNU EKA SAPUTRA A 27.1583 JURUSAN ILMU-ILMU SOSLAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA WlSllNU EKA SAPUTRA A 27.1583 JURUSAN ILMU-ILMU SOSLAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab

Lebih terperinci

- persaingan Prirnkopti berada dalarn kuadran (star) bintang. Prirnkopti sarnpai

- persaingan Prirnkopti berada dalarn kuadran (star) bintang. Prirnkopti sarnpai RINGKASAN DlEN EVlTA HENDRIANA. ANALISIS PEMlLlHAN STRATEGI BERSAING PRlMKOPTl KOTAMADYA BOGOR SETELAH PENGHAPUSAN MONOPOLI TATANIAGA KEDELAI OLEH BULOG. (Dibawah Bimbingan NUNUNG NURYARTONO) Kedelai sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk rnengernbangkan daerah yang. bersangkutan. Tujuan dari pernbangunan daerah adalah untuk

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk rnengernbangkan daerah yang. bersangkutan. Tujuan dari pernbangunan daerah adalah untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernbangunan daerah rnerupakan bagian dari pernbangunan nasional yang diarahkan untuk rnengernbangkan daerah yang bersangkutan. Tujuan dari pernbangunan daerah adalah untuk

Lebih terperinci

MATERI PENGAJARAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN GlZl KESEHATAN GURU TAMAN KANAK-KANAK Dl KOTA BOGOR DEW1 ANGGIA MEGASARI

MATERI PENGAJARAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN GlZl KESEHATAN GURU TAMAN KANAK-KANAK Dl KOTA BOGOR DEW1 ANGGIA MEGASARI MATERI PENGAJARAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN GlZl KESEHATAN GURU TAMAN KANAK-KANAK Dl KOTA BOGOR DEW1 ANGGIA MEGASARI PROGRAM STUD1 GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKU LTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLlKASl KEBIJAKAN. memiliki struktur yang searah dengan pola yang terjadi secara nasional,

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLlKASl KEBIJAKAN. memiliki struktur yang searah dengan pola yang terjadi secara nasional, VIII. KESIMPULAN DAN IMPLlKASl KEBIJAKAN 8.1. Kesirnpulan 1. Pola konsurnsi dan pengeluaran rata-rata rumahtangga di wilayah KT1 memiliki struktur yang searah dengan pola yang terjadi secara nasional,

Lebih terperinci

Oleh : DlNA RATNA SARI A

Oleh : DlNA RATNA SARI A STRATEGI KELUARGA DALAM MENANGGULANGI NAIKNYA HARGA PANGAN UNTUK KONSUMSI BALITA (Kasus di Desa Pangkalan Jati, Kecamatan Limo, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat) Oleh : DlNA RATNA SARI A 30.0370 JURUSAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan

I. PENDAHULUAN. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

Lebih terperinci

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan Analisis Data METODE PENELlTlAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini rnenggunakan rnenggunakan data sekunder yang berkaitan dengan rnasalah kerawanan pangan tahun 2004 atau 2005 serta intewensi yang telah

Lebih terperinci

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODE. n = Z 2 P (1- P) 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Lokasi penelitian adalah TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong.

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan prospective study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2003 (antara musim

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengambilan data dilakukan pada suatu waktu. Penelitian dilaksanakan di Pesantren di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bogor. Penentuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan ketika penelitian berlangsung. Penelitian

Lebih terperinci

MASYARAUAT KE LAS ATAS

MASYARAUAT KE LAS ATAS (St~ldi Ibsus MASYARAUAT KE LAS ATAS 111; I{otaiiladya Bogor) Oleh : DEVI YULIANTI MARTIAS r A 30.0017 JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1997 RINGKASAN

Lebih terperinci

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study (sebab akibat diteliti dalam satu waktu). Pemilihan PAUD dilakukan secara purposive, dengan kriteria memiliki

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2011 di SMP/SMA Ragunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1 20 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study dengan metode survey observational. Tempat penelitian dipilih dengan metode purposive yaitu di UPT

Lebih terperinci

@cr KERAGAAN ANAK-ANAK SIBUK: PRESTASI BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, STATUS GIZI, DAN STATUS KESEHATAN AMALIA KUSUMANINGRUM

@cr KERAGAAN ANAK-ANAK SIBUK: PRESTASI BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, STATUS GIZI, DAN STATUS KESEHATAN AMALIA KUSUMANINGRUM ysw4 d @cr KERAGAAN ANAK-ANAK SIBUK: PRESTASI BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, STATUS GIZI, DAN STATUS KESEHATAN AMALIA KUSUMANINGRUM PROGRAM STUD1 GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 16 METODOLOGI PENELITIAN Desain Waktu dan Tempat Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab atau faktor resiko dan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 8 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai hubungan konsumsi susu dan kebiasaan olahraga dengan status gizi dan densitas tulang remaja di TPB IPB dilakukan dengan menggunakan desain

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, KESESUAIAN DIET DAN STATUS GIZI ANGGOTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) SEPAKBOLA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B A S I R

TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, KESESUAIAN DIET DAN STATUS GIZI ANGGOTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) SEPAKBOLA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B A S I R TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, KESESUAIAN DIET DAN STATUS GIZI ANGGOTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) SEPAKBOLA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B A S I R PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 29 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2011 di SMA Ragunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional. Pemilihan lokasi SMA dilakukan secara purposive dengan pertimbangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Aspek Sosio-ekonomi dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosssectional study dimana seluruh paparan dan outcome diamati pada saat bersamaan dan pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

V. PRODUKSI DAN PERAN SUB SEKTOR PETERNAKAN KABUPATEN BENGKALlS. adalah ternak sapi, kerbau, kambing, babi, ayarn buras, ayarn pedaging,

V. PRODUKSI DAN PERAN SUB SEKTOR PETERNAKAN KABUPATEN BENGKALlS. adalah ternak sapi, kerbau, kambing, babi, ayarn buras, ayarn pedaging, V. PRODUKSI DAN PERAN SUB SEKTOR PETERNAKAN KABUPATEN BENGKALlS 5.1. Produksi dan Kebutuhan Ternak 5.1.1 Jenis dan Populasi Ternak Secara urnum jenisjenis ternak yang dikernbangkan rnasyarakat adalah ternak

Lebih terperinci

MASYARAUAT KE LAS ATAS

MASYARAUAT KE LAS ATAS (St~ldi Ibsus MASYARAUAT KE LAS ATAS 111; I{otaiiladya Bogor) Oleh : DEVI YULIANTI MARTIAS r A 30.0017 JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1997 RINGKASAN

Lebih terperinci

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil 13 KERANGKA PEMIKIRAN Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas anak yang akan dilahirkan. Menurut Sediaoetama (1996), pemenuhan kebutuhan akan zat gizi merupakan faktor utama untuk

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

Oleh : YANTl ANGGRAlNl A

Oleh : YANTl ANGGRAlNl A HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN MOBILITAS KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PADA ORGANlSASl PEMERINTAHAN (Kasus di Sekretariat Daerah Kota Cilegon, Provinsi Banten) Oleh : YANTl ANGGRAlNl A09499040 PROGRAM

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian mengenai konsumsi pangan, aktivitas fisik, status gizi dan status kesehatan lansia menggunakan desain cross sectional. Desain ini merupakan pengamatan yang

Lebih terperinci

POLA PEMBERIAN SUSU FORMULA DAN KONSUMSI ZAT GIZI ANAK USIA DI BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) PADA KELUARGA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA.

POLA PEMBERIAN SUSU FORMULA DAN KONSUMSI ZAT GIZI ANAK USIA DI BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) PADA KELUARGA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA. POLA PEMBERIAN SUSU FORMULA DAN KONSUMSI ZAT GIZI ANAK USIA DI BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) PADA KELUARGA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA Djuwita Andini PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

Dalarn rnengantisipasi rneningkatnya perrnintaan konsurnen

Dalarn rnengantisipasi rneningkatnya perrnintaan konsurnen I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalarn rnengantisipasi rneningkatnya perrnintaan konsurnen terhadap produk olahan perikanan yang berrnutu, dewasa ini rnuncul industri pengolahan perikanan yang rnengalarni

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN berhasil tidak suatu organisasi. Salah satu karakteristik yang harus dirniliki

I. PENDAHULUAN berhasil tidak suatu organisasi. Salah satu karakteristik yang harus dirniliki I. PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Surnberdaya rnanusia rnerupakan faktor utarna dalarn rnenentukan berhasil tidak suatu organisasi. Salah satu karakteristik yang harus dirniliki oleh seorang Pirnpinan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang dan gizi buruk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27) METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah case study. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kebon Kopi 2, Kota Bogor. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

METODE. Zα 2 x p x (1-p)

METODE. Zα 2 x p x (1-p) 16 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Pemilihan tempat dilakukan secara purposif dengan pertimbangan kemudahan akses dan perolehan izin. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan terhadap paparan dan outcome

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus-September 2011 di SMA Negeri 6

Lebih terperinci

ANALISIS AKSES PANGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN IDA HILDAWATI A

ANALISIS AKSES PANGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN IDA HILDAWATI A ANALISIS AKSES PANGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN IDA HILDAWATI A54104039 PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar

I. PENDAHULUAN. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar negeri rnernpunyai peranan yang sangat penting. Pada periode tahun 1974-1981 surnber utarna pernbangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Disisi lain, wisata juga dapat rnerusak suatu daerah jika tidak

I. PENDAHULUAN. Disisi lain, wisata juga dapat rnerusak suatu daerah jika tidak 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Kesadaran pernerintah akan besarnya potensi kelautan Indonesia, rnenyebabkan paradigrna pernbangunan yang selarna ini kurang rnernperhatikan sektor kelautan rnulai ditinggalkan.

Lebih terperinci

Oleh SUNARTl A

Oleh SUNARTl A FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN SUSU FORVGLA ANAK?ADA KELGARGA BERPENDAPATAN RENDAN (Kasus di Keiurahan Tegallega dan Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor) Oleh SUNARTl A.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan pada waktu penelitian berlangsung. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian proyek intevensi cookies muli gizi IPB, data yang diambil adalah data baseline penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

Bagan Kerangka Pemikiran "##

Bagan Kerangka Pemikiran ## KERANGKA PEMIKIRAN Olahraga pendakian gunung termasuk dalam kategori aktivitas yang sangat berat (Soerjodibroto 1984). Untuk itu diperlukan kesegaran jasmani, daya tahan tubuh yang prima, dan keseimbangan

Lebih terperinci

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita 17 KERANGKA PEMIKIRAN Masa balita merupakan periode emas, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan otak yang optimal, terlebih lagi pada periode dua tahun pertama kehidupan seorang anak.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola pembangunan ekonomi sentralistik yang telah berlangsung selama lebih dari 32 tahun telah rnernberikan darnpak yang luas bagi pernbangunan ekonomi nasional, khususnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Secara konstitusional koperasi telah mendapat posisi politis

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Secara konstitusional koperasi telah mendapat posisi politis I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi memiliki kedudukan yang khusus dalam perekonomian Indonesia. Secara konstitusional koperasi telah mendapat posisi politis X yang kuat dalam UUD 1945, dan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIUITAS KERJA PENGRAJIN ROTAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIUITAS KERJA PENGRAJIN ROTAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIUITAS KERJA PENGRAJIN ROTAN (Studi Kasus Pad* Industri Kecll Rotan, Desa Curug Kulon, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang) Duma Netty Simanjuntak A. 280948

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR

PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP WM SURABAYA, JAWA TlMUR ,p PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR Oleh : Maria Imelda Melina A. 29.0842 JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR

PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP WM SURABAYA, JAWA TlMUR ,p PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR Oleh : Maria Imelda Melina A. 29.0842 JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 16 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik yang menggambarkan sistem penyelenggaraan makan dan preferensi para atlet terhadap menu makanan yang disajikan.

Lebih terperinci

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti KERANGKA PEMIKIRAN Usia sekolah adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Kebutuhan gizi pada masa anak-anak harus dipenuhi agar proses pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku 126 KERANGKA PEMIKIRAN Ada beberapa faktor yang mempengaruhi praktek gizi seimbang yang selanjutnya diterapkan dalam konsumsi energi dan zat gizi. Faktor tersebut diantaranya adalah pengetahuan,sikap,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Penelitian mengenai studi karakteristik pertumbuhan anak usia sekolah di Provinsi Jawa Barat dilaksanakan dari bulan Mei-Juli 2011 dengan menggunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MORBIDITAS DAN STIMULASI DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA BERSTATUS GIZI BAIK DAN PENDERITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) DI KOTA BOGOR

HUBUNGAN MORBIDITAS DAN STIMULASI DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA BERSTATUS GIZI BAIK DAN PENDERITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) DI KOTA BOGOR HUBUNGAN MORBIDITAS DAN STIMULASI DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA BERSTATUS GIZI BAIK DAN PENDERITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) DI KOTA BOGOR Yulia Rimawati PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana seluruh pengumpulan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Malangsari

Lebih terperinci

ow ANALISIS PERSEPSI, KONSUMSI, DAN KEPUASAN TERHADAP MINUMAN ISOTONIK PADA ATLET BOLA BASKET SORAYA NINGRUM PUTRl NAULl

ow ANALISIS PERSEPSI, KONSUMSI, DAN KEPUASAN TERHADAP MINUMAN ISOTONIK PADA ATLET BOLA BASKET SORAYA NINGRUM PUTRl NAULl ow ANALISIS PERSEPSI, KONSUMSI, DAN KEPUASAN TERHADAP MINUMAN ISOTONIK PADA ATLET BOLA BASKET SORAYA NINGRUM PUTRl NAULl PROGRAM STUD1 GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 17 METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 di lingkungan Kampus (IPB)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini desain population survey, yaitu dengan mensurvei sebagian dari populasi balita yang ada di lokasi penelitian selama periode waktu tertentu.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2011. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

pangan terganggu seperti kenaikan harga, bencana yang sebabkan kesulitan pangan, serta penurunan produksi dan stok pangan (Khornsan 1997).

pangan terganggu seperti kenaikan harga, bencana yang sebabkan kesulitan pangan, serta penurunan produksi dan stok pangan (Khornsan 1997). TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kerawanan Pangan Pada sarnbutan Widya Karya Pangan dan Gizi Vlll tahun 2004 Menteri~ Pertanian, Menteri Negara Riset dan Teknologi, Menteri Kesehatan dan Menteri Negara Perencanaan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).

Lebih terperinci

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup 7 II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pola makan anak balita Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup khususnya manusia. Pangan merupakan bahan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang bertujuan mempelajari hubungan pengetahuan gizi ibu dan kebiasaan jajan siswa serta kaitannya dengan status

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT)

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT) 22 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Cross Sectional Study. Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Kota (1 kelurahan)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data 15 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional study. Lokasi penelitian bertempat di Desa Sukajadi, Sukaresmi, Sukaluyu, dan Sukajaya, Kecamatan Taman

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 26 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosectional study. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder dari Program Perbaikan Anemia Gizi Besi di Sekolah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40 15 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah metode survei dengan teknik wawancara. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Babakan, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Gambar 2Cara Penarikan Contoh 16 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study dimana pengumpulan data dilakukan pada satu waktu untuk menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI 1 KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI Oleh: FRISKA AMELIA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

Djuniarti Notoprodjo. F DEPARTEMEN PRODUKSI DAN QUALITY ASSURANCE Dl PT NESTLE INDONESIA. Di bawah birnbingan lr. Darwin Kadarisrnan, MS.

Djuniarti Notoprodjo. F DEPARTEMEN PRODUKSI DAN QUALITY ASSURANCE Dl PT NESTLE INDONESIA. Di bawah birnbingan lr. Darwin Kadarisrnan, MS. Djuniarti Notoprodjo. F 29.0410. DEPARTEMEN PRODUKSI DAN QUALITY ASSURANCE Dl PT NESTLE INDONESIA. Di bawah birnbingan lr. Darwin Kadarisrnan, MS. Kegiatan rnagang rnerupakan kegiatan rnahasiswa untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain. Tempat dan Waktu Penelitian. Desain penelitian rnerupakan studi cross-sectional dengan rnenggunakan

METODE PENELITIAN. Desain. Tempat dan Waktu Penelitian. Desain penelitian rnerupakan studi cross-sectional dengan rnenggunakan METODE PENELITIAN Desain. Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian rnerupakan studi cross-sectional dengan rnenggunakan data primer dan data sekunder guna rnenggali inforrnasi rnengenai Penggunaan

Lebih terperinci

STUD1 TENTANG POTENSI DAN ANALISIS EKONOMI PERIKANAN KEMBUNG (Rastrelligerspp.) Dl SUNGAlLlAT BANGKA. Oleh: Rinto C

STUD1 TENTANG POTENSI DAN ANALISIS EKONOMI PERIKANAN KEMBUNG (Rastrelligerspp.) Dl SUNGAlLlAT BANGKA. Oleh: Rinto C STUD1 TENTANG POTENSI DAN ANALISIS 610 - EKONOMI PERIKANAN KEMBUNG (Rastrelligerspp.) Dl SUNGAlLlAT BANGKA Oleh: Rinto C06495074 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN NGANJUK BERDASARKAN ANGKA KECUKUPAN ENERGI DAN POLA PANGAN HARAPAN WILAYAH MUHAMMAD DIKFA NURHADI PURADISASTRA

ANALISIS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN NGANJUK BERDASARKAN ANGKA KECUKUPAN ENERGI DAN POLA PANGAN HARAPAN WILAYAH MUHAMMAD DIKFA NURHADI PURADISASTRA ANALISIS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN NGANJUK BERDASARKAN ANGKA KECUKUPAN ENERGI DAN POLA PANGAN HARAPAN WILAYAH MUHAMMAD DIKFA NURHADI PURADISASTRA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Balita Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi KERANGKA PEMIKIRAN Kebiasaan didefinisikan sebagai pola perilaku yang diperoleh dari pola praktek yang terjadi berulang-ulang. Kebiasaan makan dapat didefinisikan sebagai seringnya (kerap kalinya) makanan

Lebih terperinci

Goreng Ny. Suharti adalah fast food waralaba tradisional yang dikonsumsi dengan frekuensi konsumsi 5 2 kali dalam sebulan (80,3%).

Goreng Ny. Suharti adalah fast food waralaba tradisional yang dikonsumsi dengan frekuensi konsumsi 5 2 kali dalam sebulan (80,3%). Ringkasan FlTRlA HAYATI. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Fast Food Waralaba Modern dan Tradisional pada Remaja Siswa SMU Negeri di Jakarta Selatan. (Dibimbing oleh HARDINSYAH dan YEKTl HARTATI

Lebih terperinci

Kondisi persaingan pada saat ini telah membawa perubahan pada. konsumsi (consumer good), kondisi persaingan

Kondisi persaingan pada saat ini telah membawa perubahan pada. konsumsi (consumer good), kondisi persaingan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi persaingan pada saat ini telah membawa perubahan pada semua aspek dalam berusaha. Demikian juga dalam bisnis produk konsumsi (consumer good), kondisi persaingan

Lebih terperinci

V. POLA PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGANlGlZl

V. POLA PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGANlGlZl V. POLA PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGANlGlZl 5.1. Pola Pengeluaran Pangan Non-Pangan Secara garis besar kebutuhan konsumsi barang dan jasa oleh konsumen (rurnahtangga) dapat dikelompokkan kedalam dua kategori

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional Study yang dilakukan pada siswa sekolah dasar di SD Negeri Empang 1 Bogor. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

Karakteristik Sosial Ekonomi - Jenis kelamin - Umur - Besar keluarga - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan

Karakteristik Sosial Ekonomi - Jenis kelamin - Umur - Besar keluarga - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan KERANGKA PEMIKIRAN Konsumsi pangan karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan yaitu karakteristik sosial ekonomi yang meliputi jenis kelamin, umur dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif, yang menjelaskan hubungan beberapa variabel dengan melalui pengujian hipotesis dibidang gizi

Lebih terperinci

Oleh AGUS RIYANTO JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS BERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR A

Oleh AGUS RIYANTO JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS BERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR A ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADA USAHATANI BAWANG MERAH (Studi Kasus di Desa Keboledan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Dati II Brebes, Propinsi Dati I Jawa Tengah) Oleh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 38 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua kecamatan yaitu Kecamatan Ciomas dan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penulis terlibat dalam pengambilan

Lebih terperinci