BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN. produksi/semi produksi/ jasa cutting tissue (converting tissue). Perusahaan ini berdiri

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN. produksi/semi produksi/ jasa cutting tissue (converting tissue). Perusahaan ini berdiri"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN 3.1. Latar belakang perusahaan PT. Duta Indah Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi/semi produksi/ jasa cutting tissue (converting tissue). Perusahaan ini berdiri pada tahun 2004 dan masih berbentuk PD (Perusahaan Dagang) dan diberi nama PD. Duta Indah Perkasa. Pada tahun 2007 barulah perusahaan ini berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Duta Indah Sejahtera menurut akta notaris no 71.- pada hari Senin tanggal 8 Oktober 2007 pukul WIB. Notaris yang saat itu berwenang adalah Setiawan,SH. (menurut SK Menteri Kehakiman RI No.C-1534 HT th 99 tanggal 15 Juli 1999). Dalam pembentukannya menjadi PT, ada 1 orang yang menjabat sebagai direktur, yaitu Tuan Tjhin Guan, 1 orang yang menjabat sebagai komisaris utama, yaitu Tuan Heriyanto Samin, dan 1 orang menjadi komisaris, yaitu Tuan Ka Tjin. PT. Duta Indah Sejahtera merupakan anak perusahaan dari PT. Duta Indah Group. PT. Duta Indah Group bergerak di bidang Perumahan, Pergudangan, Aluminium, Plaza dan Hotel. PT. Duta Indah Sejahtera memiliki spesialisasi di bidang Tissue Paper Industry dan Paper Mill, dimana Tuan Thjin Guan yang dipercaya untuk menjadi Direktur dan menjalankan perusahaan ini. PT. Duta Indah Sejahtera memproduksi semua jenis tissue, baik yang berbahan baku Virgin Pulp maupun berbahan baku Recycle. PT. Duta Indah Sejahtera memproduksi tisu untuk mereknya sendiri maupun untuk berbagai macam merek lainnya sesuai dengan permintaan customer. Pabriknya terletak di Jalan Tanjung Pura

2 69 168A, Kalideres, Jakarta Barat. PT Duta Indah Sejahtera menyalurkan tisu untuk usaha korporat, hotel dan juga tempat-tempat perbelanjaan. Jenis tisu yang dihasilkan oleh perusahaan ini diberi merek Agies dan Tessy dan beragam jenisnya, yaitu : 1. Napkin 2. Facial 3. Roll core 4. Roll non core 5. Handkerchief 6. Hand towel 3.2. Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan PT. Duta Indah Sejahtera memiliki visi untuk menjadi yang terdepan dengan memberikan pelayanan dan hasil produksi tisu yang terbaik, sehingga produk nya dapat dikenal luas di masyarakat. Selain itu, PT Duta Indah Sejahtera juga mempunyai visi untuk mensejahterakan karyawannya dengan memberikan hak-hak yang sesuai untuk diterima karyawan Misi Perusahaan PT. Duta Indah Sejahtera memiliki visi sebagai berikut : 1. Mengembangkan perusahaan dengan memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan harapan customer agar tercipta loyalitas dari customer. 2. Mengembangkan jalur distribusi dengan baik agar produknya dapat dikenal dengan baik di masyarakat luas.

3 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas berikut : Struktur organisasi PT. Duta Indah Sejahtera dapat digambarkan sebagai Direktur Manager Penjualan Manager Pembelian Manager Akuntansi Manager Produksi Bagian Marketing Bagian Purchasing Staff Keuangan PPIC Bagian Administrasi Bagian Gudang Bahan Baku Staff Pengiriman Kepala Produksi Kepala Bagian Bagian Gudang Barang Jadi Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Duta Indah Sejahtera Sumber : PT. Duta Indah Sejahtera

4 71 Adapun tugas,wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian pada PT.Duta Indah Sejahtera adalah sebagai berikut : 1. Direktur a. Memimpin dan mengorganisasikan ke manager dalam melaksanakan tugas sehari-hari b. Meminta hasil laporan dari masing-masing manager mengenai penjualan, produksi, dan keuangan serta mempelajari hasil laporan tersebut untuk dianalisa lebih lanjut c. Mengawasi dan mengontrol jalannya perusahaan secara keseluruhan d. Merumuskan dan menetapkan sistem manajemen yang digunakan perusahaan 2. Manager Penjualan a. Menawarkan dan memasarkan hasil-hasil produksi kepada customer b. Menerima order barang dari customer c. Mengumpulkan data-data di lapangan apa yang diinginkan pasar dan membandingkan dengan barang competitor d. Melaporkan kepada pimpinan perusahaan akan temuan di pasar baik dari harga, design, dan bentuk produk dari pesaing e. Menerima complain secara langsung dari para customer mengenai keluhan dan kendala yang dihadapi oleh customer tersebut 3. Manager Pembelian

5 72 a. Mengatur agar proses pembelian bahan baku berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan. 4. Manager Akuntansi a. Memeriksa laporan keuangan secara berkala b. Memantau aliran cash flow untuk mengetahui kondisi keuangan yang sedang terjadi pada saat itu c. Menandatangani kwitansi dan faktur pajak 5. Manager Produksi a. Mengatur dan melaksanakan produksi barang sesuai order produksi b. Menyiapkan bahan baku dan bahan pembantu dan tenaga kerja yang menunjang produksi 6. PPIC (Planning Production Inventory Control) a. Mengatur pesanan-pesanan yang masuk ke perusahaan. b. Menghitung apakah bahan baku yang akan digunakan untuk produksi cukup atau tidak c. Mengatur agar proses produksi berjalan dengan baik. 7. Staff Marketing a. Menjaga kepercayaan customer b. Melakukan kunjungan ke customer c. Berusaha mencapai target yang telah ditetapkan

6 73 8. Staff Keuangan a. Menerima tagihan dari supplier b. Membuat kwitansi dan faktur pajak c. Memantau tagihan yang telah jatuh tempo, serta transferan uang masuk dari customer d. Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. Staff Administrasi a. Mengontrol kuantiti pengiriman dengan PO (Purchase Order) b. Membuat surat jalan dan surat-surat keluar yang dibutuhkan untuk kegiatan perusahaan c. Menerima keluhan dari customer via telepon d. Membuat laporan penjualan untuk direktur 10. Kepala Produksi a. Mengatur kepala bagian agar setiap bagian mengetahui apa-apa saja yang harus dikerjakan. 11. Kepala Bagian a. Mengatur para staff produksi untuk mengerajakan tugas mereka masingmasing.

7 Bagian Gudang Bahan Baku a. Menerima dan mengatur penempatan barang-barang dari supplier b. Memesan bahan baku jika sudah mencapai stock minimum 13. Bagian Gudang Barang Jadi a. Mengatur penyimpanan barang-barang jadi dari produksi agar mudah disiapkan untuk dikirim ke customer b. Menyiapkan barang sesuai surat jalan untuk dikirim ke customer c. Membuat schedule pengiriman barang 14. Staff Pengiriman a. Mengirim barang sesuai instruksi dari kepala pengiriman dan bertanggung jawab penuh atas barang yang dikirim b. Memastikan barang yang dikirim ke customer tepat waktu dan menjaga kondisi barang agar tetap bagus sampai di tempat. c. Memastikan ditandatanganinya surat jalan oleh customer apabila barang tersebut telah diterima.

8 Dokumen-dokumen yang digunakan pada proses produksi PT. Duta Indah Sejahtera Dari proses produksi yang ada di PT. Duta Indah Sejahtera berikut dokumendokumen yang terkait di dalamnya. 1. Sales Order Sales Order memuat informasi mengenai data dari customer, jenis barang apa yang dipesan beserta rinciannya, tanggal kirim, dan ekspedisi apa yang digunakan. Sales Order dibuat oleh bagian marketing. 2. Bukti Order Barang Dokumen ini dibuat oleh Bagian Gudang untuk Bagian pembelian yang memuat tentang jenis barang dan rinciannya yang sudah mencapai ROP sehingga barang perlu dipesan kembali. Bukti Order Barang harus disetujui oleh Bagian Planning Production Inventory Control. 3. Purchase Order Purchase Order memuat nama barang, jumlah, harga, dan keterangan tentang barang-barang yang ingin dipesan. Purchase Order dibuat oleh bagian pembelian untuk supplier. 4. Bukti Terima Barang Bukti Terima Barang memuat tentang nama barang, jumlah, satuan, keterangan barang yang diterima oleh bagian gudang saat supplier mengirimkan barang yang dipesan. Jumlah yang ada di Bukti Terima Barang harus sama dengan jumlah barang yang benar-benar diterima.

9 76 5. Order Produksi Order Produksi memuat tentang kode barang, nama barang, qty, satuan, keterangan barang yang ingin diproduksi. 6. Bukti Keluar Barang Bukti Keluar Barang memuat tentang nama barang, jumlah, satuan barang yang dikeluarkan oleh bagian gudang atas permintaan bagian produksi. 7. Bukti Penyerahan Barang Jadi Bukti Penyerahan Barang Jadi memuat kode barang, nama barang, qty, satuan, keterangan barang yang telah selesai diproduksi oleh bagian produksi berdasarkan order produksi yang diterima. Bukti Penyerahan Barang Jadi diterima oleh Bagian Gudang bersama dengan barang jadi. 8. Laporan Hasil Produksi Laporan Harian Produksi berisi tentang bahan baku, saldo awal, penerimaan, pemakaian, saldo akhir, waste dari bahan baku, dan hasil produksi dari penggunaan bahan baku tersebut. 9. Rekap Laporan Harian Produksi Merupakan Laporan Harian Produksi per bulan Analisis Sistem yang Berjalan Prosedur dalam sistem pembelian dan sistem produksi pada PT. Duta Indah Sejahtera saat ini dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

10 77 Harga jual selama ini masih mengikuti harga pasar A5. BOB $ $ $ A6. PO Marketing A4. BOB Bagian Purchasing Supplier A7. BB untuk diperiksa A2. SO A3. BOB (untuk meminta persetujuan PPIC) A10. BTB SJ A9. + BB A8. Barang ok A1. order Bagian PPIC (Planning Production Inventory Control) Bagian Gudang Bahan Baku A11. BTB + Bagian Quality Control Keterangan Rich Picture : SO =Sales Order BOB =Bukti Order Barang PO =Purchase Order Customer SJ BB =Surat Jalan =Bahan Baku Bagian Akuntansi Gambar 3.2. Rich Picture sistem berjalan PT. Duta Indah Sejahtera untuk proses pembelian BTB =Bukti Terima Barang

11 78 Penjelasan alur bisnis proses pembelian: A1. Customer memberikan order ke Bagian Marketing. A2. Bagian Marketing memberikan Sales Order ke bagian Planning Production Inventory Control (PPIC). A3. Saat bahan baku yang dibutuhkan tidak cukup untuk produksi, maka Bagian Gudang Bahan Baku membuat Bukti Order Barang (BOB) untuk disetujui oleh Bagian PPIC A4. Bagian PPIC mengembalikan BOB yang telah disetujui ke Bagian Gudang Bahan Baku. A5. Bagian Gudang Bahan Baku menyerahkan BOB ke Bagian Purchasing untuk memesan bahan baku yang dibutuhkan A6. Bagian Purchasing membuat Purchase Order ke Supplier setelah memperhitungkan supplier mana yang harus dipilih dari segi harga, kualitas, dll. Bagian Purchasing juga membuat laporan PO per hari untuk diberikan ke bagian admin gudang. A7. Supplier mengantarkan bahan baku dan saat bahan baku diantar, bagian Quality Control dan Bagian Gudang Bahan Baku memeriksa Bahan Baku, apakah sesuai pesanan atau tidak. A8. Saat barang sudah ok, Bagian Quality Control memberitahu supplier dan Bagian Admin Gudang A9. Supplier memberikan Bahan Baku dan Surat Jalan ke Bagian Gudang Bahan Baku.

12 79 A10. Bagian Gudang Bahan Baku membuat Bukti Terima Barang yang diberikan ke Supplier. A11. Bagian Gudang Bahan Baku membuat Bukti Terima Barang yang diberikan ke bagian Akuntansi.

13 80 Persediaan fisik biasanya tidak sesuai saat di cross-check dengan data Harga pokok produksi belum benar-benar baku (belum diketahui secara pasti) Hasil produksi dengan jumlah bahan baku tertentu tidak diketahui secara pasti Gambar 3.3. Rich Picture sistem berjalan PT. Duta Indah Sejahtera untuk proses produksi Keterangan Rich Picture : OP = Order Produksi BKB = Bukti Keluar Barang BJ LHP = Barang Jadi = Laporan Harian Produksi BPBJ = Bukti Penyerahan Barang Jadi RLHP = Rekap Laporan Harian Produksi

14 81 Penjelasan alur bisnis proses produksi: B1. Bagian PPIC memberikan Order Produksi ke Kepala Produksi. B2. Kepala Produksi melakukan koordinasi dengan Bagian Gudang Bahan Baku untuk meminta Bahan Baku yang diperlukan B3. Bagian Gudang Bahan Baku memberikan Bahan Baku yang diperlukan serta membuat Bukti Keluar Barang untuk Kepala Produksi. B4. Bukti Keluar Barang juga diberikan dari Bagian Gudang Bahan Baku ke Bagian Akuntansi agar Bagian Akuntansi mengetahui stock yang tersisa dan biaya yang terpakai. B5. Kepala Produksi memberitahu secara lisan apa yang harus dikerjakan ke kepala bagian. B6. Kepala Bagian menulis di papan tulis apa yang harus dikerjakan oleh bagian produksi per masing-masing jenis tisu dan produksi pun dilakukan yang dimulai dari Bagian Converting. B7. Hasil Converting di packaging ke plastik. B8. Setelah packaging ke plastik, tisu pun di packaging ke karton. B9. Setelah di packaging ke karton, Barang Jadi diserahkan ke kepala bagian agar dapat dihitung. B10. Kepala Bagian menghitung Barang Jadi yang telah dihasilkan oleh per bagian jenis tisu. B11. Kepala Bagian membuat Laporan Harian Produksi untuk Kepala Produksi dan menyerahkan Barang Jadi. B12. Laporan Harian Produksi juga diberikan ke Bagian Akuntansi

15 82 B13. Setelah melihat Laporan Harian Produksi yang diberikan per Kepala Bagian dan menyetujuinya, maka Kepala Produksi menyerahkannya ke Bag. PPIC. B14. Kepala Produksi menyerahkan Barang Jadi dan Bukti Penyerahan Barang Jadi ke Bagian Gudang Barang Jadi. B15. Setiap akhir bulan, bagian PPIC membuat Rekap Laporan Harian Produksi untuk diserahkan ke Direktur. B16. Bagian Akuntansi membuat laporan perhitungan Harga Pokok Produksi dengan metode tradisional (dimana total biaya dibagi berdasarkan unit produk yang dihasilkan) untuk diberikan ke direktur Permasalahan yang dihadapi Masalah-masalah yang dihadapi oleh PT. Duta Indah Sejahtera yang dapat saya analisa adalah sebagai berikut : 1. Masalah Sebab Akibat : Harga Pokok Produksi tidak diketahui secara pasti : Perhitungan harga pokok produksi masih menggunakan sistem tradisional : Perusahaan tidak dapat menentukan harga jual secara akurat Rekomendasi : Menghitung harga pokok produksi dengan metode activity based costing sehingga dapat diketahui secara akurat biaya yang dikeluarkan.

16 83 2. Masalah Sebab Akibat : Harga Jual masih berdasarkan harga pasar : Harga Pokok Produksi tidak diketahui secara pasti : Perusahaan tidak dapat memprediksi keuntungan dengan pasti Rekomendasi : Harga jual ditentukan oleh perusahaan 3. Masalah Sebab Akibat : Persediaan Bahan Baku seringkali tidak sesuai dengan data/stock yang ada : Tidak adanya otorisasi pengambilan bahan baku di gudang saat malam hari : Persediaan fisik tidak sesuai saat di cross-check dengan data Rekomendasi : Mempekerjakan satu orang untuk mengawasi gudang pada malam hari sehingga Bahan Baku dapat dikeluarkan jika ada otorisasi. 4. Masalah Sebab Akibat : Jumlah hasil produksi dengan jumlah bahan baku tertentu tidak diketahui jumlahnya secara pasti : Tidak ada cutting-off saat dilakukannya produksi : Hasil produksi dengan jumlah bahan baku tertentu tidak diketahui secara pasti dan dapat mengakibatkan kecurangan. Rekomendasi : Perlunya pengawasan lebih detail dan dibuat surat hasil produksi dengan mencantumkan total waste dari bahan baku yang digunakan.

17 84 5. Masalah Sebab Akibat : Kurangnya dokumen-dokumen pendukung yang memadai dalam pelaporan proses produksi. : Perusahaan telah merasa cukup dengan dokumen yang ada saat ini. : Hal ini dapat mengakibatkan adanya informasi yang tidak disajikan dan kurangnya bukti yang diperlukan untuk pencatatan aktivitas dalam proses produksi. Rekomendasi : Merancang suatu sistem yang menyediakan formulir-formulir yang dibutuhkan untuk proses produksi secara lengkap Identifikasi Kebutuhan Informasi Usulan Formulir dan laporan yang dibutuhkan antara lain : 1. Surat Permintaan Bahan Baku Surat ini dibuat oleh bagian PPIC sebagai dokumen resmi yang menjadi bukti bahwa PPIC meminta bahan baku yang diperlukan untuk produksi kepada bagian gudang. 2. Surat Perintah Kerja SPK ini dibuat oleh kepala produksi sebagai dokumen resmi untuk mencatat perintah kerja yang harus dilakukan oleh masing-masing bagian. 3. Surat Hasil Produksi Dokumen ini dibuat untuk menggantikan laporan harian produksi sehingga pada akhir bulan dapat dihasilkan laporan hasil produksi.

18 85 4. Pemakaian Biaya Form ini dibuat untuk mencatat setiap pemakaian biaya aktivitas overhead yang dikeluarkan perusahaan dimana di dalamnya telah terdapat biaya aktivitas yang dapat dipilih. 5. Pemakaian Mesin Form ini dibuat untuk mencatat jumlah jam pemakaian mesin yang nantinya data tersebut akan digunakan untuk penghitungan laporan HPP. 6. Pemakaian Tenaga Kerja Langsung Form ini digunakan untuk mencatat jumlah dan nama karyawan yang berperan dalam suatu order produksi sehingga dapat diketahui berapa total upah yang harus dibayar untuk tenaga kerja langsung dalam satu order produksi. 7. Laporan Perhitungan HPP dengan metode ABC Laporan ini dibuat oleh Bagian Akuntansi untuk melaporkan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Activity Based Costing sehingga hasil yang didapat lebih akurat. 8. Laporan Pembelian Bahan Baku Laporan ini dibuat oleh Bagian Akuntansi untuk mencatat jumlah bahan baku yang dibeli selama periode tertentu 9. Laporan Hasil Produksi Laporan ini dibuat untuk menggantikan Rekap Laporan Harian Produksi.

19 Perhitungan Harga Pokok Produk pada PT. Duta Indah Sejahtera Laporan Rugi Laba untuk keseluruhan produk Tahun 2011 Keterangan Per tahun (Dalam Rupiah) PENJUALAN 4,740,225,000 HARGA POKOK PENJUALAN Persediaan awal Barang jadi 2,414,466,210 Harga pokok produksi 2,393,505,180 Barang jadi siap dijual 4,807,971,390 Persediaan Barang Akhir 2,433,150,210 HPP 2,374,821,180 Biaya-Biaya Operasional Upah 509,091,270 Transport 268,854,000 Ekspedisi 104,745,000 Pemeliharaan Kendaraan 38,685,000 Pemeliharaan Gedung 3,765,000 Pemeliharaan mesin 249,180,000 Alat tulis kantor 9,810,000 Cetak dan fotocopy 49,311,000 Entertainment 2,730,000 Marketing 3,900,000 Listrik 55,426,050 Telepon 19,704,000 Air 13,575,000 Pengobatan 4,035,000 Keamanan 24,900,000 Sumbangan 27,600,000 Lain-lain 9,270,000 Penyusutan/amortisasi 16,945,350 Jumlah beban operasional 1,411,526,670

20 87 Laporan Rugi Laba untuk keseluruhan produk Tahun 2011 (lanjutan) Pendapatan (Beban) lain-lain Pendapatan lain-lain 112,425,000 Beban lain-lain Jumlah pendapatan (beban) lain 112,425,000 Laba Bersih 1,066,302,150 Tabel 3.1. Laporan Rugi Laba tahun 2011 untuk keseluruhan produk LAPORAN RUGI LABA 2011 untuk produk Napkin Keterangan Per tahun (dalam rupiah) PENJUALAN 2,370,112,500 HARGA POKOK PENJUALAN Persediaan awal Barang jadi 1,207,233,105 Harga pokok produksi 1,196,752,590 Barang jadi siap dijual 2,403,985,695 Persediaan Barang Akhir 1,216,575,105 HPP 1,187,410,590 Biaya-Biaya Operasional Upah 254,545,635 Transport 134,427,000 Ekspedisi 52,372,500 Pemeliharaan Kendaraan 19,342,500 Pemeliharaan Gedung 1,882,500 Pemeliharaan mesin 124,590,000 Alat tulis kantor 4,905,000 Cetak dan fotocopy 24,655,500 Entertainment 1,365,000 Marketing 1,950,000 Listrik 27,713,025 Telepon 9,852,000 Air 6,787,500 Pengobatan 2,017,500 12,450,000

21 88 LAPORAN RUGI LABA 2011 (lanjutan) untuk produk Napkin Keamanan Sumbangan 13,800,000 Lain-lain 4,635,000 Penyusutan/amortisasi 8,472,675 Jumlah beban operasional 705,763,335 Pendapatan (Beban) lain-lain Pendapatan lain-lain 56,212,500 Beban lain-lain - Jumlah pendapatan (beban) lain 56,212,500 Laba Bersih 533,151,075 Tabel 3.2. Laporan Rugi Laba tahun 2011 untuk produk Napkin LAPORAN RUGI LABA TAHUN 2011 untuk produk Hand Towel Keterangan Per tahun (dalam rupiah) PENJUALAN 94,804,500 HARGA POKOK PENJUALAN Persediaan awal Barang jadi 48,289,324 Harga pokok produksi 47,870,104 Barang jadi siap dijual 96,159,428 Persediaan Barang Akhir 48,663,004 HPP 47,496,424 Biaya-Biaya Operasional Upah 10,181,825 Transport 5,377,080 Ekspedisi 2,094,900 Pemeliharaan Kendaraan 773,700 Pemeliharaan Gedung 75,300 Pemeliharaan mesin 4,983,600 Alat tulis kantor 196,200 Cetak dan fotocopy 986,220 54,600

22 89 LAPORAN RUGI LABA 2011 (lanjutan) Entertainment untuk produk Hand Towel Marketing 78,000 Listrik 1,108,521 Telepon 394,080 Air 271,500 Pengobatan 80,700 Keamanan 498,000 Sumbangan 552,000 Lain-lain 185,400 Penyusutan/amortisasi 338,907 Jumlah beban operasional 28,230,533 Pendapatan (Beban) lain-lain Pendapatan lain-lain 2,248,500 Beban lain-lain - Jumlah pendapatan (beban) lain 2,248,500 Laba Bersih 21,326,043 Tabel 3.3. Laporan Rugi Laba tahun 2011 untuk produk Hand Towel Dari data perusahaan tersebut dan hasil wawancara penulis dan penelitian langsung di perusahaan, penulis mendapatkan data alokasi biaya dari seluruh produk. Sesuai pembahasan di ruang lingkup penulis, maka penulis hanya membatasi perhitungan biaya untuk 2 produk, yaitu produk Napkin dan Hand Towel. Di bawah ini, penulis membuat alokasi biaya (direct allocation) Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, dan Biaya Overhead Produk dari kedua jenis tisu tersebut.

23 90 1. Napkin Agies 20s : 60 pack/karton Harga jual : Rp ,- (Dalam Rupiah) Penjualan per tahun 2,370,112,500 Biaya Bahan Baku : Mono Glass putih 2 9,250 18,500 Waste (20% dari bahan baku) 3,700 Biaya tenaga kerja langsung 3,308 Biaya Bahan Pembantu : Karton 3,900 Plastik ,360 Waste plastik (5%) 168 Total Biaya per karton 32,936 Tabel 3.4. Alokasi biaya HPP untuk produk Napkin 2. Hand Towel Agies 150's : 24 pack/karton Harga Jual : Rp /karton (Dalam Rupiah) Penjualan per tahun 94,804,500 Biaya Bahan Baku : Rp 12,050 72,300 waste (20% dari bahan baku) 14,460 Biaya tenaga kerja langsung 10,817 Biaya Bahan Pembantu : Karton 4,000 Plastik 24@Rp 98 2,352 Waste plastik (5%) 118 Total Biaya per karton 104,047 Tabel 3.5. Alokasi biaya HPP untuk produk Hand Towel

24 Hasil Produksi per jenis tisu Napkin Hand Towel Facial Handkerchief Roll core Roll non core Hasil Produksi per jenis tisu Gambar 3.4. Grafik hasil produksi per jenis tisu Dari grafik tersebut diatas, penulis hanya membahas perhitungan harga pokok produksi dengan metode ABC untuk dua jenis produk, yaitu produk Napkin (yang penjualannya terbesar) dan produk Hand Towel (yang penjualannya terkecil), sedangkan produk lainnya hanya sebagai pendukung. Tabel perhitungan HPP dengan sistem tradisional dari Napkin dan Hand Towel yang dilakukan oleh penulis sesudah alokasi dapat dilihat sebagai berikut.

25 92 Keterangan Napkin Hand Towel Biaya bahan baku langsung 1,823,958,936 70,202,190 Biaya tenaga kerja langsung 203,636,508 8,145,460 Biaya overhead pabrik : Biaya bahan baku tidak langsung 3,139,662 38,403 Biaya tenaga kerja tidak langsung 50,909,127 2,036,365 Biaya transport 134,427,000 5,377,080 Biaya Ekspedisi 52,372,500 2,094,900 Biaya pemeliharaan kendaraan 19,342, ,700 Biaya pemeliharaan gedung 1,882,500 75,300 Biaya pemeliharaan mesin 124,590,000 4,983,600 Alat tulis kantor 4,905, ,200 Cetak dan fotocopy 24,655, ,220 Entertainment 1,365,000 54,600 Marketing 1,950,000 78,000 Listrik 27,713,025 1,108,521 Telepon 9,852, ,080 Air 6,787, ,500 Pengobatan 2,017,500 80,700 Keamanan 12,450, ,000 Sumbangan 13,800, ,000 Lain-lain 4,635, ,400 Penyusutan/Amortisasi 8,472, ,907 Total Biaya Overhead 505,266,489 20,123,476 Harga Pokok Produksi 2,532,861,933 98,471,126 Tabel 3.6. Perhitungan HPP sistem tradisional untuk produk Napkin dan Hand Towel Tabel 3.6 menunjukkan bahwa Harga Pokok Produksi untuk produk Napkin adalah Rp 2,532,861,933 sedangkan Harga Pokok Produksi untuk produk Hand Towel adalah Rp 98,471,126 yang didapat dari penjumlahan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Perhitungan tarif overhead Dari data-data yang telah ada, dapat dihitung tarif biaya overhead per pack/karton untuk jenis tisu Napkin dan Hand Towel, yang dapat dilihat pada tabel berikut.

26 93 Tabel perhitungan tarif overhead berdasarkan sistem tradisional untuk produk Napkin dan Hand Towel tahun Biaya overhead pabrik Napkin (dalam rupiah) Hand Towel (Dalam Rupiah) Total (Dalam Rupiah) 1.Biaya bahan baku tidak langsung 3,139,662 38,403 3,178,065 2.Biaya tenaga kerja tidak langsung 50,909,127 2,036,365 52,945,492 3.Biaya transport 134,427,000 5,377, ,804,080 4.Biaya Ekspedisi 52,372,500 2,094,900 54,467,400 5.Biaya pemeliharaan kendaraan 19,342, ,700 20,116,200 6.Biaya pemeliharaan gedung 1,882,500 75,300 1,957,800 7.Biaya pemeliharaan mesin 124,590,000 4,983, ,573,600 8.Alat tulis kantor 4,905, ,200 5,101,200 9.Cetak dan fotocopy 24,655, ,220 25,641, Entertainment 1,365,000 54,600 1,419, Marketing 1,950,000 78,000 2,028, Listrik 27,713,025 1,108,521 28,821, Telepon 9,852, ,080 10,246, Air 6,787, ,500 7,059, Pengobatan 2,017,500 80,700 2,098, Keamanan 12,450, ,000 12,948, Sumbangan 13,800, ,000 14,352, Lain-lain 4,635, ,400 4,820, Penyusutan/Amortisasi 8,472, ,907 8,811,582 Total Biaya overhead pabrik 505,266,489 20,123, ,389,965 Unit diproduksi ,315 Tarif Overhead per karton 8, , ,431 Tabel 3.7. Perhitungan tarif overhead berdasarkan sistem tradisional untuk produk Napkin dan Hand Towel tahun 2011 Tabel 3.7 menunjukkan perhitungan tarif overhead berdasarkan sistem Tradisional untuk produk Napkin dan Hand Towel dimana tarif overhead per unit adalah Rp 8,431 yang diperoleh dari total biaya overhead pabrik yang dibagi dengan unit yang diproduksi.

27 94 Keterangan Napkin (Dalam Rupiah) Hand Towel (Dalam Rupiah) Biaya Bahan Baku Langsung 1,823,958,936 70,202,190 Biaya Tenaga Kerja Langsung 203,636,508 8,145,460 Biaya Overhead pabrik : Rp 8,431 x unit 519,029,222 Rp 8,431 x 753 unit 6,348,543 Total Harga Pokok Produksi 2,546,624,666 84,696,193 Volume Produksi unit 753 unit Harga Pokok Produksi per karton 41, ,478 Tabel 3.8. Laporan HPP berdasarkan sistem Tradisional Tabel 3.8 menampilkan perhitungan Harga Pokok Produksi per unit produk Napkin dan Hand Towel berdasarkan perhitungan sistem Tradisional. Harga Pokok Produksi per unit Napkin untuk sistem tradisional adalah Rp 41,367 sedangkan untuk produk Hand Towel adalah Rp 112,478. Harga Pokok Produksi per unit tersebut diperoleh dari total harga pokok produksi (penjumlahan dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) dibagi dengan volume produksi per produk Penerapan Sistem Activity-Based Costing untuk perhitungan Harga Pokok Produk pada PT. Duta Indah Sejahtera Penulis akan menyajikan perhitungan tentang penerapan sistem ABC pada PT. Duta Indah Sejahtera. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan sistem ABC adalah sebagai berikut :

28 95 Prosedur tahap pertama 1. Identifikasi dan klasifikasi aktivitas Aktivitas Perusahaan Tingkat Aktivitas 1. Aktivitas pemakaian bahan baku tidak langsung unit 2. Aktivitas pemakaian tenaga kerja tidak langsung unit 3. Aktivitas transport batch 4. Aktivitas Ekspedisi produk 5. Aktivitas pemeliharaan kendaraan fasilitas 6. Aktivitas pemeliharaan gedung fasilitas 7. Aktivitas pemeliharaan mesin fasilitas 8. Aktivitas Entertainment unit 9. Aktivitas pemakaian alat tulis kantor produk 10. Aktivitas cetak dan fotocopy produk 11. Aktivitas Marketing unit 12. Aktivitas pemakaian listrik unit 13. Aktivitas pemakaian telepon unit 14. Aktivitas pemakaian air minum unit 15. Aktivitas pengobatan unit 16. Aktivitas keamanan fasilitas 17. Aktivitas sumbangan fasilitas 18. Aktivitas penyusutan mesin produk 19. Aktivitas penyusutan pabrik fasilitas 20. Aktivitas penyusutan kendaraan batch 21. Aktivitas penyusutan inventaris kantor produk 22. Aktivitas overhead lainnya unit Tabel 3.9. Identifikasi dan klasifikasi aktivitas pada PT. Duta Indah Sejahtera 2. Penentuan penggerak biaya (cost driver) Setelah mengidentifikasi dan mengklasifikasi aktivitas yang terjadi, maka selanjutnya adalah sejauh mungkin menelusuri biaya overhead secara langsung ke objek biaya, yang menyebabkan timbulnya biaya, kemudian menentukan pemicu biayanya.

29 96 Aktivitas Perusahaan Tingkat Aktivitas Cost Driver 1. Aktivitas pemakaian bahan baku tidak langsung unit Volume Produksi 2. Aktivitas pemakaian tenaga kerja tidak langsung unit JTKL 3. Aktivitas transport batch Jumlah pengiriman 4. Aktivitas Ekspedisi produk Jumlah pengiriman 5. Aktivitas pemeliharaan kendaraan fasilitas JTKL 6. Aktivitas pemeliharaan gedung fasilitas JTKL 7. Aktivitas pemeliharaan mesin fasilitas Jam Mesin 8. Aktivitas Entertainment unit Jumlah Pesanan 9. Aktivitas pemakaian alat tulis kantor produk Jumlah Pesanan 10. Aktivitas cetak dan fotocopy produk Jumlah Pesanan 11. Aktivitas Marketing unit Jumlah Pesanan 12. Aktivitas pemakaian listrik unit Jam Mesin 13. Aktivitas pemakaian telepon unit Jumlah Pesanan 14. Aktivitas pemakaian air minum unit JTKL 15. Aktivitas pengobatan unit JTKL 16. Aktivitas keamanan fasilitas Luas Lantai 17. Aktivitas sumbangan fasilitas Luas Lantai 18. Aktivitas penyusutan mesin produk Jam Mesin 19. Aktivitas penyusutan pabrik fasilitas Luas Lantai 20. Aktivitas penyusutan kendaraan batch Jumlah pengiriman 21. Aktivitas penyusutan inventaris kantor produk Jumlah Pesanan 22. Aktivitas overhead lainnya unit Volume Produksi Tabel Hubungan biaya dengan tingkat aktivitas dan cost driver 3. Membebankan biaya ke pool biaya aktivitas Dalam Activity Based Costing (ABC) sangat umum overhead terkait dengan beberapa aktivitas. Berdasarkan cost driver yang telah ditentukan, maka biaya dari beberapa aktivitas dapat dikelompokkan berdasarkan cost driver yang sejenis.

30 97 Aktivitas Perusahaan Tingkat Aktivitas Cost Driver Kelompok Biaya 1 : Aktivitas pemakaian bahan baku tidak langsung unit Volume Produksi Aktivitas overhead lainnya unit Volume Produksi Kelompok Biaya 2 : Aktivitas pemakaian tenaga kerja tidak langsung unit JTKL Aktivitas pemeliharaan kendaraan fasilitas JTKL Aktivitas pemeliharaan gedung fasilitas JTKL Aktivitas pemakaian air unit JTKL Aktivitas pengobatan unit JTKL Kelompok Biaya 3 : Aktivitas pemeliharaan mesin fasilitas Jam Mesin Aktivitas pemakaian listrik unit Jam Mesin Aktivitas penyusutan mesin produk Jam Mesin Kelompok Biaya 4 : Aktivitas Entertainment unit Jumlah Pesanan Aktivitas pemakaian alat tulis kantor produk Jumlah Pesanan Aktivitas cetak dan fotocopy produk Jumlah Pesanan Aktivitas Marketing unit Jumlah Pesanan Aktivitas pemakaian telepon unit Jumlah Pesanan Aktivitas penyusutan inventaris kantor produk Jumlah Pesanan Kelompok Biaya 5 : Aktivitas transport batch Jumlah Pengiriman Aktivitas Ekspedisi produk Jumlah Pengiriman Aktivitas penyusutan kendaraan batch Jumlah pengiriman Kelompok Biaya 6 : Aktivitas keamanan fasilitas Luas Lantai Aktivitas sumbangan fasilitas Luas Lantai Aktivitas penyusutan pabrik fasilitas Luas Lantai Tabel Kelompok aktivitas dan kelompok biaya sejenis 4. Perhitungan tarif overhead kelompok Setelah biaya dikelompokkan ke dalam cost driver yang sejenis, maka langkah selanjutnya adalah menghitung tarif overhead dari masing-masing cost driver, yaitu dengan cara membagi biaya overhead dengan cost driver-nya. Berikut ini adalah tarif perhitungan overhead per kelompok biaya :

31 98 Kelompok Biaya 1 : (Dalam Rupiah) Overhead yang berhubungan dengan Volume Produksi Aktivitas pemakaian bahan baku tidak langsung 3,178,065 Aktivitas overhead lainnya 4,820,400 Total biaya 1 7,998,465 Volume Produksi unit Tarif overhead per kelompok biaya Kelompok Biaya 2 : Overhead yang berhubungan dengan Jam Tenaga Kerja Langsung Aktivitas pemakaian tenaga kerja tidak langsung 52,945,492 Aktivitas pemeliharaan kendaraan 20,116,200 Aktivitas pemeliharaan gedung 1,957,800 Aktivitas pemakaian air minum 7,059,000 Aktivitas pengobatan 2,098,200 Total biaya 2 84,176,692 Jam Tenaga Kerja Langsung 196,160 jam Tarif overhead per kelompok biaya Kelompok Biaya 3 : Overhead yang berhubungan dengan Jam Mesin Aktivitas pemeliharaan mesin 129,573,600 Aktivitas pemakaian listrik 28,821,546 Aktivitas penyusutan mesin 3,524,633 Total biaya 3 161,919,779 Jam Mesin jam Tarif overhead per kelompok biaya 3 15,521 Kelompok Biaya 4 : Overhead yang berhubungan dengan Jumlah Pesanan Aktivitas Entertainment 1,419,600 Aktivitas pemakaian alat tulis kantor 5,101,200 Aktivitas cetak dan fotocopy 25,641,720 Aktivitas Marketing 2,028,000 Aktivitas pemakaian telepon 10,246,080 Aktivitas penyusutan inventaris kantor 1,762,316 Total biaya 4 46,198,916 Jumlah Pesanan Tarif overhead per kelompok biaya Kelompok Biaya 5 : Overhead yang berhubungan dengan Jumlah Pengiriman Aktivitas transport 139,804,080 Aktivitas Ekspedisi 54,467,400 Aktivitas penyusutan kendaraan 3,524,633 Total biaya 5 197,796,113 Jumlah Pengiriman 676 Tarif overhead per kelompok biaya 5 292,598

32 99 Perhitungan tarif overhead kelompok (lanjutan) Kelompok Biaya 6 : Overhead yang berhubungan dengan Luas Lantai Aktivitas keamanan 12,948,000 Aktivitas sumbangan 14,352,000 Aktivitas penyusutan pabrik 881,158 Total biaya 6 28,181,158 Luas Lantai 575 m 2 Tarif overhead per kelompok biaya 6 49,011 Tabel Perhitungan tarif overhead per kelompok biaya Dari tabel 3.12 diatas, tarif overhead per kelompok biaya telah diketahui, dimana tarif overhead kelompok biaya 1 adalah yang terendah dibandingkan dengan kelompok biaya lainnya, yaitu Rp 128, kelompok biaya 2 adalah Rp 429, kelompok biaya 3 adalah Rp 15,521, kelompok biaya 4 adalah Rp 741, kelompok biaya 5 adalah yang tertinggi di antara kelompok biaya lainnya, yaitu Rp 292,598, dan kelompok biaya 6 adalah Rp 49,011. Prosedur tahap kedua Pada tahap ini, semua biaya aktivitas akan dibebankan ke masing-masing produk. Besarnya alokasi biaya overhead ke masing-masing produk diperoleh dengan cara mengalikan tarif overhead masing-masing cost driver dengan besarnya unit cost driver yang dikonsumsi untuk tiap produk. Berikut ini akan disajikan tabel perhitungan overhead berdasarkan sistem Activity Based Costing.

33 100 Keterangan Napkin (dalam rupiah) Hand Towel (dalam rupiah) Kelompok Biaya 1 : Overhead yang berhubungan dengan Volume Produksi Rp 128 x 61,562 unit 7,879,936 Rp 128 x 753 unit 96,384 Kelompok Biaya 2 : Overhead yang berhubungan dengan Jam Tenaga Kerja Langsung Rp 429 x 192,000 jam 82,368,000 Rp 429 x 4,160 jam 1,784,640 Kelompok Biaya 3 : Overhead yang berhubungan dengan Jam Mesin Rp 15,521 x 9,600 jam 149,001,600 Rp 15,521 x 832 jam 12,913,472 Kelompok Biaya 4 : Overhead yang berhubungan dengan Jumlah Pesanan Rp 741 x 61,562 45,617,442 Rp 741 x ,973 Kelompok Biaya 5 : Overhead yang berhubungan dengan Jumlah Pengiriman Rp 292,598 x ,581,152 Rp 292,598 x 52 15,215,096 Kelompok Biaya 6 : Overhead yang berhubungan dengan Luas Lantai Rp 49,011 x 500 m 2 24,505,500 Rp 49,011 x 75 m 2 3,675,825 Total Biaya Overhead 491,953,630 34,243,390 Tabel Perhitungan overhead berdasarkan sistem Activity Based Costing Dari tabel 3.13 diatas dapat diketahui bahwa total biaya overhead yang digunakan oleh produk Napkin adalah Rp 491,953,630 sedangkan produk Hand Towel memiliki biaya overhead sebesar Rp 34,243,390.

34 101 Keterangan Napkin (Dalam Rupiah) Hand Towel (Dalam Rupiah) Bahan baku langsung 1,823,958,936 70,202,190 Tenaga kerja langsung 203,636,508 8,145,460 Biaya Overhead 491,953,630 34,243,390 Total Biaya Produksi 2,519,549, ,591,040 Volume Produksi unit 753 unit Harga pokok produksi per unit 40, ,523 Tabel Harga Pokok Produksi berdasarkan sistem Activity Based Costing Tabel 3.14 menunjukkan harga pokok produksi masing-masing produk yang telah dihitung berdasarkan metode Activity Based Costing sehingga diketahui bahwa HPP per unit produk Napkin adalah Rp 40,927 sedangan produk Hand Towel adalah Rp 149,523. Keterangan Sistem Tradisional (Dalam Rupiah) Sistem ABC (Dalam Rupiah) Bahan baku langsung 1,823,958,936 1,823,958,936 Tenaga kerja langsung 203,636, ,636,508 Biaya Overhead 519,029, ,953,630 Total Biaya Produksi 2,546,624,666 2,519,549,074 Volume Produksi unit unit Harga pokok produksi per unit 41,367 40,927 Tabel Perbandingan Harga Pokok Produksi tisu Napkin Tabel 3.15 menunjukkan perbandingan harga pokok produksi tisu jenis Napkin jika menggunakan sistem Tradisional dengan sistem ABC, dimana pada sistem Tradisional HPP per unit adalah Rp 41,367 (overstated sebesar Rp 440 jika dibandingkan dengan perhitungan menggunakan sistem ABC).

35 102 Keterangan Sistem Tradisional (Dalam Rupiah) Sistem ABC (Dalam Rupiah) Bahan baku langsung 70,202,190 70,202,190 Tenaga kerja langsung 8,145,460 8,145,460 Biaya Overhead 6,348,543 34,243,390 Total Biaya Produksi 84,696, ,591,040 Volume Produksi 753 unit 753 unit Harga pokok produksi per unit 112, ,523 Tabel Perbandingan Harga Pokok Produksi tisu Hand Towel Dari tabel 3.16 dapat dilihat perbandingan harga pokok produki per unit tisu jenis Hand Towel dimana jika menggunakan perhitungan dengan sistem tradisional harganya adalah Rp 112,478 (understated sebesar 37,045 dibandingkan dengan perhitungan HPP per unit dengan sistem ABC) Analisis Rekonsiliasi Analisis rekonsiliasi antara sistem tradisional dan sistem ABC perlu dilakukan agar perhitungan harga pokok produksi produk Napkin dan Hand Towel diketahui dengan jelas. Cost driver yang digunakan dalam perhitungan tradisional adalah volume produksi sedangkan cost driver yang digunakan dalam sistem ABC pada PT. Duta Indah Sejahtera adalah volume produksi, Jam Tenaga Kerja Langsung, Jam Mesin, Jumlah Pesanan, Jumlah Pengiriman, dan Luas Lantai. Melihat digunakannya cost driver tersebut, maka dapat dibuat proporsi masing-masing cost driver untuk produk Napkin dan Hand Towel.

36 103 Gambar 3.5. Proporsi Volume Produksi Pada gambar 3.5, dapat dilihat bahwa proporsi volume produksi produk Napkin sebesar 98.79% sedangkan produk Hand Towel adalah 1.21%. Gambar 3.6. Proporsi konsumsi Jam Tenaga Kerja Langsung (JTKL) Pada gambar 3.6. diketahui bahwa proporsi konsumsi JTKL untuk produk Napkin adalah 97.88% sedangan produk Hand Towel 2.12%.

37 104 Gambar 3.7. Proporsi konsumsi Jam Mesin Gambar 3.7. menunjukkan proporsi jam mesin untuk produk Napkin adalah 92.02% sedangkan untuk produk Hand Towel adalah 7.98%. Gambar 3.8. Proporsi Jumlah Pesanan Gambar 3.8. menunjukkan proporsi jumlah pesanan untuk produk Napkin adalah 98.79% sedangkan untuk produk Hand Towel adalah 1.21%.

38 105 Gambar 3.9. Proporsi Jumlah Pengiriman Gambar 3.9. menunjukkan proporsi jumlah pengiriman untuk produk Napkin adalah 92.31% sedangkan untuk produk Hand Towel adalah 7.69%. Gambar Proporsi Luas Lantai Gambar menunjukkan proporsi luas lantai untuk produk Napkin adalah 86.96% sedangkan untuk produk Hand Towel adalah 13.04%. Analisis Rekonsiliasi untuk kedua produk akan penulis uraikan secara sistematis pada tabel berikut.

39 106 Per Total (dalam Rupiah) Keterangan karton Biaya produk napkin dari sistem tradisional 2,546,624,666 41,367 Penyesuaian untuk : Biaya produk dengan cost driver JTKL yang dibebankan terlalu tinggi Rp 84,176,692 x (98.79%-97.88%) (766,007.90) Biaya produk dengan cost driver Jam Mesin yang dibebankan terlalu tinggi Rp 161,919,779 x (98.79%-92.02%) (10,961,969.04) Biaya produk dengan cost driver Jumlah Pengiriman yang dibebankan terlalu tinggi Rp 197,796,113 x (98.79%-92.31%) (12,817,188.12) Biaya produk dengan cost driver Luas Lantai yang dibebankan terlalu tinggi Rp 28,181,158 x (98.79%-86.96%) (3,333,830.99) Total penyesuaian (27,878,996.05) (453) Biaya produk napkin dari sistem ABC 2,518,745, ,927 Tabel Rekonsiliasi Harga Pokok Produk Napkin antara sistem tradisional dan sistem ABC

40 107 Dari tabel 3.17, dapat dilihat rekonsiliasi Harga Pokok Produk Napkin antara sistem tradisional dan sistem ABC dimana ada biaya produk dengan cost driver yang dibebankan terlalu tinggi. Ada 4 penyesuaian yang perlu dilakukan yaitu: 1) Biaya produk dengan cost driver JTKL dibebankan terlalu tinggi (lihat gambar 3.6) sehingga diperlukan penyesuaian senilai Rp 766,007.90, 2) Biaya produk dengan cost driver Jam Mesin dibebankan terlalu tinggi (lihat gambar 3.7) sehingga diperlukan penyesuaian senilai Rp 10,961,969.04, 3) Biaya produk dengan cost driver Jumlah Pengiriman dibebankan terlalu tinggi (lihat gambar 3.9) sehingga diperlukan penyesuaian senilai Rp 12,817,188.12, 4) Biaya produk dengan cost driver Luas Lantai dibebankan terlalu tinggi (lihat gambar 3.10) sehingga diperlukan penyesuaian senilai Rp 3,333, Dari 4 penyesuaian tersebut maka total penyesuaian untuk produk Napkin adalah Rp 27,878, sehingga biaya produk Napkin dari sistem ABC adalah Rp 2,518,745,670 dan biaya per kartonnya menjadi Rp 40,927.

41 108 Keterangan Total (dalam Rp) Per unit Biaya produk hand towel dari sistem tradisional 84,696, ,478 Penyesuaian untuk : Biaya produk dengan cost driver JTKL yang dibebankan terlalu rendah Rp 84,176,692 x (1.21%-2.12%) 766, Biaya produk dengan cost driver Jam Mesin yang dibebankan terlalu rendah Rp 161,919,779 x (1.21%-7.98%) 10,961, Biaya produk dengan cost driver Jumlah Pengiriman yang dibebankan terlalu rendah Rp 197,796,113 x (1.21%-7.69%) 12,817, Biaya produk dengan cost driver Luas Lantai yang dibebankan terlalu rendah Rp 28,181,158 x (1.21%-13.04%) 3,333, Total penyesuaian 27,878, ,045 Biaya produk hand towel dari sistem ABC 112,591, ,523 Tabel Rekonsiliasi Harga Pokok Produk hand towel antara sistem tradisional dan sistem ABC

42 109 Dari tabel 3.18, dapat dilihat rekonsiliasi Harga Pokok Produk Hand Towel antara sistem tradisional dan sistem ABC dimana ada biaya produk dengan cost driver yang dibebankan terlalu rendah. Ada 4 penyesuaian yang perlu dilakukan yaitu: 1) Biaya produk dengan cost driver JTKL dibebankan terlalu rendah (lihat gambar 3.6) sehingga diperlukan penyesuaian senilai Rp 766,007.89, 2) Biaya produk dengan cost driver Jam Mesin dibebankan terlalu rendah (lihat gambar 3.7) sehingga diperlukan penyesuaian senilai Rp 10,961,969.04, 3) Biaya produk dengan cost driver Jumlah Pengiriman dibebankan terlalu rendah (lihat gambar 3.9) sehingga diperlukan penyesuaian senilai Rp 12,817,188.12, 4) Biaya produk dengan cost driver Luas Lantai dibebankan terlalu rendah (lihat gambar 3.10) sehingga diperlukan penyesuaian senilai Rp 3,333, Dari 4 penyesuaian tersebut maka total penyesuaian untuk produk Hand Towel adalah Rp 27,878, sehingga biaya produk Hand Towel dari sistem ABC adalah Rp 112,591,040 dan biaya per kartonnya menjadi Rp 149,523.

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PROSES PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. DUTA INDAH SEJAHTERA

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PROSES PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. DUTA INDAH SEJAHTERA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PROSES PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. DUTA INDAH SEJAHTERA Stephanie Rosalina Phandinata dan Vini Mariani dan Benny Madi Silalahi Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Duta Indah Sejahtera merupakan salah satu perusahaan swasta yang memproduksi tissue. Kegiatan utama dari perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan cepat menuju perekonomian global didukung perkembangan IT yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan cepat menuju perekonomian global didukung perkembangan IT yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan cepat menuju perekonomian global didukung perkembangan IT yang semakin canggih telah mempertajam kompetisi antar perusahaan di dunia ini. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar belakang perusahaan PT. Budi Texindo Prakarsa merupakan perusahaan swasta nasional yang ikut mengambil bagian dalam proses pembangunan di sektor industri tekstil

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk Bab IV PEMBAHASAN Perhitungan harga pokok produksi yang akurat sangatlah penting bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk dapat menentukan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN Kelancaran atau keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang dapat dipercaya sebagai dasar untuk

Lebih terperinci

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya. BAB 3 Analisis Sistem Pembelian Bahan Baku yang Sedang Berjalan 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Siaga Ratindotama, yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1992 di Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Tradisional Pada PT. XYZ Perhitungan harga pokok produksi dalam perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur masalah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN 3.1. Profil Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL 3.1 Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Piutang Usaha PT. Aromatech International

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari PT Kurnia Mulia Citra Lestari adalah perusahaan swasta yang didirikan berdasarkan akta notaris no.67 dihadapan Emmy Halim.SH,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan Akta Pendirian Nomor 12 yang dibuat oleh notaris Monica, SH. PT Prima

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut adalah gambaran tentang PT. Phanovindo Suksestama meliputi sejarah perusahaan, struktur, pembagian tugas dan tanggung jawab di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat. 36 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Prima Plastik Internusa (PPI) adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang packaging atau produksi kemasan. PT PPI didirikan tahun

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN PADA PT.RIZKI ADHIBUANA PERKASA. pendirian perseroan terbatas No. 19 oleh Notaris Miranti Tresnining Timur SH

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN PADA PT.RIZKI ADHIBUANA PERKASA. pendirian perseroan terbatas No. 19 oleh Notaris Miranti Tresnining Timur SH BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN PADA PT.RIZKI ADHIBUANA PERKASA 3.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan ini didirikan untuk pertama kalinya berdasarkan akta pendirian perseroan terbatas No. 19 oleh Notaris

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL 73 BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT Trijaya Catur Sentosa merupakan perseroan terbatas, perusahaan ini berdiri pada tahun 2001 berdasarkan akta notaris

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PROSES PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. DUTA INDAH SEJAHTERA

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PROSES PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. DUTA INDAH SEJAHTERA ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PROSES PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. DUTA INDAH SEJAHTERA SKRIPSI Oleh Stephanie Rosalina P 1100031814 PROGRAM GANDA SISTEM

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. DS. Penulis melakukan observasi dan wawancara langsung ke perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Biaya Produksi PT. Sorin Maharasa adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri berbahan baku daging. Perusahaan tersebut menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1. Sejarah Singkat PT. Swasti Makmur Sejahtera

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1. Sejarah Singkat PT. Swasti Makmur Sejahtera BAB III OBYEK PENELITIAN III.1. Sejarah Singkat PT. Swasti Makmur Sejahtera PT. Swasti Makmur Sejahtera adalah sebuah perusahaan berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT). PT. Swasti Makmur Sejahtera didirikan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang 51 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang bergerak di bidang automotive accessories, plastic injection, dan moulding

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG DAGANG PADA PT CORNINDO BOGA JAYA (GARUDAFOOD GROUP)

BAB IV EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG DAGANG PADA PT CORNINDO BOGA JAYA (GARUDAFOOD GROUP) BAB IV EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG DAGANG PADA PT CORNINDO BOGA JAYA (GARUDAFOOD GROUP) IV.1 Evaluasi Atas Struktur Organisasi Perusahaan Beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL

LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL PRODUK VOLUME PRODUK TARIF BOP / UNIT BOP Classic 605,503 Rp 182.40 Rp 110,443,747 Premium 4,718,519

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei Perusahaan didirikan oleh Endang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei Perusahaan didirikan oleh Endang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat PT. BERLIAN TECHPRINT INDONESIA merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei 2007. Perusahaan didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAKSI... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xiii

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 69 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan UD. Sri Rejeki adalah usaha dagang yang bergerak dalam bidang ceramics houseware. Berawal dari keinginan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS Prosedur Terkait Sistem Persediaan Bahan Baku Fiber

BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS Prosedur Terkait Sistem Persediaan Bahan Baku Fiber BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS 4.1. Prosedur Terkait Sistem Persediaan Bahan Baku Fiber 4.1.1 Prosedur Pemesanan Fiber 1. Bagian PPIC menerima Laporan Stock Fiber (LSF) dari Bag. Inventory (Bag.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA 41 BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA 3.1 Profile Perusahaan PT Rackindo Setara Perkasa merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. PANCASONA DAYASAKTI YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. PANCASONA DAYASAKTI YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. PANCASONA DAYASAKTI YANG BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT. Pancasona Dayasakti adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja. 35 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Perumusan Objek Penelitian 3.1.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Delta Suplindo Internusa adalah sebuah perusahaan distributor yang bergerak di bidang perdagangan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Karya Mandiri Persada merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor (bahan konstruksi, mekanikal,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT TARGET MAKMUR SENTOSA merupakan sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang bergerak di bidang produksi dan distribusi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Riwayat PT.Groovy Mustika Sejahtera PT.Groovy Mustika Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM

BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM IV. 1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dan Penerimaan Kas Pada PT. Bernofarm. PT. Bernofarm merupakan

Lebih terperinci

akan muncul pesan seperti contoh berikut. diterima Berikut adalah tampilan awal dari form Retur Pembelian:

akan muncul pesan seperti contoh berikut. diterima Berikut adalah tampilan awal dari form Retur Pembelian: L61 apakah penerimaan barang untuk kode order pembelian yang baru saja diterima barangnya sudah lengkap diterima atau belum, apabila sudah lengkap, maka status order pembelian di dalam basis data akan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAGANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. GLOBAL TWIN STAR

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAGANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. GLOBAL TWIN STAR BAB ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAGANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. GLOBAL TWIN STAR.1 Sejarah Perusahaan PT. Global Twin Star, resmi berdiri pada tanggal 18 Februari 2008.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Putra Mas Prima PT. Putra Mas Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli bijih plastik yang berdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 2. Diskripsi CV. Jawa Dipa CV. Jawa Dipa merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dibidang permebelan yang ada di Desa Bondo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN EVALUASI SISTEM YANG BERJALAN. kepada Factory Manager untuk dikelola dengan baik.

BAB 3 ANALISA DAN EVALUASI SISTEM YANG BERJALAN. kepada Factory Manager untuk dikelola dengan baik. BAB 3 ANALISA DAN EVALUASI SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah singkat perusahaan PT. Cipta Selera Semesta adalah sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK.

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK. PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK. Nama : Adventia Diah Rosari NPM : 22209204 Pembimbing : B. Sundari, SE., MM. Latar Belakang: Pada

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Sinar Multi Langgeng didirikan pada tanggal 5 Agustus 1994. PT. Sinar Multi Langgeng ini awalnya bernama PD. Langgeng dan setelah berkembang,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii v vii viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 5 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM INFORMAS I AKUNTANS I PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. PRO-HEALTH INTERNATIONAL

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM INFORMAS I AKUNTANS I PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. PRO-HEALTH INTERNATIONAL BAB 3 ANALIS IS S IS TEM INFORMAS I AKUNTANS I PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. PRO-HEALTH INTERNATIONAL 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Pro-Health International didirikan di Jakarta,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PD. Cahaya Fajar adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur. Perusahaan ini menjalankan usahanya dalam

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. SURYAPRABHA JATISATYA merupakan suatu perusahaan swasta yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam perkembangan dunia di bidang otomotif yang semakin maju, sehingga jumlah unit kendaraan khususnya di daerah jabotabek semakin menjamur,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut ini adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan di dalamnya : 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. XYZ adalah sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN Evaluasi atas sistem akuntansi dimulai pada saat perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk produksi saat produksi berlangsung. Selain itu evaluasi juga dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan

BAB IV PEMBAHASAN. persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan BAB IV PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil dari proses evaluasi kegiatan pembelian tunai dan persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan persediaan, penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos Mulyadi (2003: 4) menjelaskan bahwa kos (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit 1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Anugrah. Sistem penjualan yang dilakukan oleh PT. Anugrah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman Permata Buana

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman Permata Buana BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan CV. Mutiara Electronic pertama kali didirikan pada tanggal 8 Maret 00 di Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman

Lebih terperinci

Flowchart Sistem Penjualan Kredit PT Geotechnical Systemindo. Purchase Order. Copy PO. Kalkulasi harga. Memeriksa status customer

Flowchart Sistem Penjualan Kredit PT Geotechnical Systemindo. Purchase Order. Copy PO. Kalkulasi harga. Memeriksa status customer L1 PENJUALAN KREDIT Mulai 2 1 Purchase Order Copy PO PO SC PO SC Kalkulasi harga PH SC Ke customer T 3 Memeriksa status customer Memberi otorisasi kredit SC SC PO 1 2 Flowchart Sistem Penjualan Kredit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Mulyadi, dalam bukunya akuntansi Biaya ialah sebagai berikut : - Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. PT. JDI bermula dari perusahaan lain yang bernama PT. Maluku Timber. PT. Maluku

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. PT. JDI bermula dari perusahaan lain yang bernama PT. Maluku Timber. PT. Maluku BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. JDI bermula dari perusahaan lain yang bernama PT. Maluku Timber. PT. Maluku Timber didirikan oleh Sutan Jati. PT. Maluku Timber bergerak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. operasionalnya berdasarkan tingkat biaya pelanggan dan aktivitas masing- masing

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. operasionalnya berdasarkan tingkat biaya pelanggan dan aktivitas masing- masing BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah penulis melakukan wawancara, observasi, pengumpulan catatan dan dokumen perusahaan, diketahui bahwa PT.X belum mengelompokkan biaya operasionalnya berdasarkan

Lebih terperinci

METODE PEMBEBANAN BOP

METODE PEMBEBANAN BOP METODE PEMBEBANAN BOP ~ Kalkulasi Biaya Berdasar Aktivitas ~.[metode tradisional] Kalkulasi biaya atau costing, adalah cara perhitungan biaya, baik biaya produksi maupun biaya nonproduksi. Yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Valindo Global. Pembahasan tersebut dibatasi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melaksanakan audit

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah PT. Dunlopillo Indonesia PT. Dunlopillo Indonesia merupakan perusahaan manufaktur. Perusahaan ini bergerak di bidang industri pembuatan kasur Latex. Bahan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV.Yakin adalah perusahaan yang berorientasi pada produksi es batangan (balok) dengan kapasitas produksi kurang lebih 800

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain.

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain. BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Dalam sub bab ini membahas mengenai situasi perusahaan dan sistem yang sedang berjalan, deskripsi masalah yang dihadapi perusahaan serta akibat yang ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG BERJALAN. kemasan kayu dan pelayanan jasa sertifikasi sesuai dengan ISPM (International. Standards for Phytosanitary Measures) #15.

BAB 3 SISTEM YANG BERJALAN. kemasan kayu dan pelayanan jasa sertifikasi sesuai dengan ISPM (International. Standards for Phytosanitary Measures) #15. 35 BAB 3 SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. JASA DUTA MANDIRI merupakan salah satu perusahaan pertama di Indonesia yang memperoleh ijin berupa pemberian No. Registrasi yaitu (ID 002)

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penjualan alat-alat rumah tangga dari Korea dan Cina. Alat-alat yang dijual berupa

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penjualan alat-alat rumah tangga dari Korea dan Cina. Alat-alat yang dijual berupa BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan CV. Sumber Mas merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi penjualan alat-alat rumah tangga dari Korea dan Cina. Alat-alat yang dijual

Lebih terperinci

3.1.1 Sejarah Perusahaan

3.1.1 Sejarah Perusahaan 48 BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Matahari Abadi adalah perusahaan percetakan yang melayani jasa percetakan seperti : brosur, kop surat, amplop,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Budi Raya Perkasa merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi spring bed. Perusahaan ini berdiri pada bulan

Lebih terperinci

Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas

Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas Penanggung Requestor membuat purchase request untuk material yang diperlukan, kemudian diserahkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI DAN PENERIMAAN KAS PADA PD. SUN BERI

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI DAN PENERIMAAN KAS PADA PD. SUN BERI BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI DAN PENERIMAAN KAS PADA PD. SUN BERI 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PD. Sun Beri berdiri pada bulan Maret tahun 2011 berlokasi

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Fajar Lestari Abadi Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi consumer goods, khususnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V. Kesimpulan dan Saran 71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai penetapan harga jual produk pada perusahaan percetakan M, maka penulis menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT.Vinyl Monomer Chemical berdiri sejak tanggal 15 oktober 1999 dengan akte pendirian No.4 oleh notaris Johanes Limardi Soeharjo SH.,MH

Lebih terperinci

Vina Chris Lady Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Haryono, SE., MMSI.

Vina Chris Lady Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Haryono, SE., MMSI. Vina Chris Lady 28210376 ANALISIS PERBANDINGAN PENERAPAN SISTEM KONVENSIONAL DAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA TOKO AJIB BAKERY Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan PT Trans Makmur Abadi berdiri pada tanggal 28 Agustus 2002, Kantornya terletak di TRANS MOBIL Jl.Bandengan Utara dalam no.38d Jakarta

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Kerja Praktek Dan Analisis

Bab IV Hasil Kerja Praktek Dan Analisis Bab IV Hasil Kerja Praktek Dan Analisis 1.1 Hasil Praktek Kerja Sistem Penjualan Kredit di PT Purinusa Ekapersada menggunakan SAP (System Application Product) dari Jerman. Tujuan dari perusahaan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Survei pendahuluan adalah permulaan yang digunakan dalam merencanakan tahap-tahap audit berikutnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai semua

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. TRIJAYA BAN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. TRIJAYA BAN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Latar Belakang Perusahaan PT. TRIJAYA BAN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perbengkelan, khususnya bengkel ban. PT. TRIJAYA BAN ini adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Profil Perusahaan PT. Muncul Anugerah Sakti merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2004 yang merupakan anak

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL A. Gambaran Umum Perusahaan. 1. Sejarah Singkat CV. Subur Art. CV. Subur Karya Arti Pertama kali didirikan pada tahun 2010 atau dikenal dengan nama CV. Subur Art yang bertempat

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 38 BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Yoyo Toys Nusa Plasindo merupakan sebuah perusahaan distributor yang bergerak dibidang pembelian, persediaan

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED COSTING

ACTIVITY BASED COSTING ACTIVITY BASED COSTING AND ACTIVITY BASED MANAGEMENT DRS. DEVIE., AK., RFC., CFP., AEPP., CMA., CBA 1 APA COSTING SYSTEM? 2 APA PERMASALAHAN DALAM COSTING SYSTEM? 3 BAGAIMANA MEMPERLAKUKAN BIAYA OVERHEAD?

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM

ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM Nama NPM Jurusan : Siswanti : 2A214321 : Akuntansi Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Hasil Wawancara. Berikut ini adalah Hasil wawancara dengan Manager Perusahaan PT.Youngindo Utama.

Hasil Wawancara. Berikut ini adalah Hasil wawancara dengan Manager Perusahaan PT.Youngindo Utama. Hasil Wawancara Berikut ini adalah Hasil wawancara dengan Manager Perusahaan PT.Youngindo Utama. Hasil wawancara telah kami ringkas dan padatkan menjadi beberapa paragraf yang dapat dilihat dibawah ini

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. PUTRATUNGGAL ANEKA

BAB 3 ANALISIS ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. PUTRATUNGGAL ANEKA BAB 3 ANALISIS ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. PUTRATUNGGAL ANEKA 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. PUTRATUNGGAL ANEKA didirikan di Jakarta berdasarkan akta notaris

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. PT Syn Toba Grafika merupakan perusahaan manufaktur yang

BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. PT Syn Toba Grafika merupakan perusahaan manufaktur yang 85 BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Gambaran Umum 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Syn Toba Grafika merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi lembaran karton

Lebih terperinci

Lampiran 1 FLOWCHART PROSEDUR PENJUALAN

Lampiran 1 FLOWCHART PROSEDUR PENJUALAN Lampiran 1 FLOWCHART PROSEDUR PENJUALAN Lampiran 2 FLOWCHART USULAN PERBAIKAN SOP SIKLUS PENJUALAN Lampiran 3 CV. BINTANG JAYA Jalan Brigjen Katamso 141, Desa Janti Waru-Sidoarjo STANDARD

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Komposisi Biaya Perhitungan harga pokok produksi pada suatu perusahaan tidak hanya untuk menentukan harga jual serta besarnya pendapatan saja tetapi juga untuk

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Central Fluxindo merupakan sebuah badan usaha swasta yang bergerak dibidang produksi dan penjualan alumunium,

Lebih terperinci