BAB 3 ANALISIS ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. PUTRATUNGGAL ANEKA
|
|
- Susanti Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 3 ANALISIS ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. PUTRATUNGGAL ANEKA 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. PUTRATUNGGAL ANEKA didirikan di Jakarta berdasarkan akta notaris nomor 70 tanggal 26 September 1988 yang dibuat oleh E. Sianipar S.H, dan Surat Keputusan Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.534/ sebagai salah satu perusahaan pengelola kendaraan umum Bus Kecil (Mikrolet) yang berlokasi di Jl.Raya Bogor Km.25, 70 RT.008/01 Kel.Ciracas, Jakarta. Salah satu kegiatan bisnis yang dijalankan oleh PT. PUTRATUNGGAL ANEKA adalah menyediakan suku cadang kendaraan bermotor (spare part) bagi kendaraan angkutan umum yang mengalami kerusakan atau membutuhkan penggantian spare part. PT. PUTRATUNGGAL ANEKA memperoleh spare part dari berbagai pemasok, sesuai dengan ketersediaan dan harga spare part yang ditawarkan oleh masing-masing pemasok. Pada awal pembentukannya, jumlah kendaraan angkutan umum yang dikelola oleh PT. PUTRATUNGGAL ANEKA berjumlah 200 unit dengan merek yang bervariasi. Namun, saat ini hanya 144 unit kendaraan angkutan umum yang aktif beroperasi. Banyak faktor yang mengakibatkan penurunan bisnis perusahaan, salah satunya adalah kesulitan dalam hal pengelolaan persediaan spare part.
2 Visi dan Misi Perusahaan Berikut adalah pernyataan visi dan misi PT. PUTRATUNGGAL ANEKA: 1. Visi : Menjadi perusahaan pengelola kendaraan angkutan umum yang profesional, sehingga dapat dijadikan panutan dalam pengembangan dan penerapan jasa angkutan umum di wilayah Jakarta dan sekitarnya. 2. Misi : Memberikan pelayanan jasa angkutan umum yang aman, nyaman, serta tertib sesuai dengan peraturan yang berlaku. 3.3 Struktur Organisasi Perusahaan Gambar 3.1. Struktur organisasi PT. PUTRATUNGGAL ANEKA disajikan dalam
3 Komisaris Direktur Manajer Operasional Kepala Bengkel Montir Staff Keuangan Staff Akuntansi Staff Angkutan Umum Gambar 3.1 Struktur organisasi PT. PUTRATUNGGAL ANEKA Sumber: Direktur PT. PUTRATUNGGAL ANEKA. 49
4 Pembagian Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Berikut adalah pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing elemen organisasi sebagaimana tercantum dalam gambar struktur organisasi diatas : 1. Komisaris 1) Menetapkan tujuan perusahaan atau target operasi yang harus dicapai dalam jangka panjang dan jangka pendek. 2) Menetapkan perencanaan, program kerja, kebijaksanaan, dan rancangan Anggaran Dasar (AD) / Anggaran Rumah Tangga (ART) perusahaan. 3) Meminta dan menilai pertanggung jawaban direktur atas jalannya perusahaan secara keseluruhan. 2. Direktur 1) Memimpin perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan. 2) Menyusun perencanaan, program kerja, kebijaksanaan, dan rancangan AD / ART perusahaan secara umum. 3) Meninjau kembali secara berkesinambungan perencanaan, program kerja, kebijaksanaan perusahaan, dan AD / ART perusahaan agar tetap relevan dengan perkembangan perusahaan dan perkembangan jaman. 4) Menetapkan perencanaan kegiatan operasi harian, organisasi informasi, dan koordinasi didalam perusahaan. 5) Bertanggung jawab kepada komisaris atas jalannya perusahaan secara keseluruhan berdasarkan wewenang yang dimiliki.
5 51 3. Manajer Operasional 1) Menyusun perencanaan kegiatan operasi harian, organisasi informasi, dan koordinasi didalam perusahaan. 2) Meninjau kembali secara berkesinambungan perencanaan kegiatan operasi harian, organisasi informasi, dan koordinasi didalam perusahaan agar tetap relevan dengan perkembangan perusahaan dan jaman. 3) Mengawasi pelaksanaan kegiatan operasi harian perusahaan berdasarkan laporan yang diterima maupun pengawasan langsung di lapangan. 4) Menangani hal yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan. 5) Memajukan perusahaan melalui pengembangan dan pemantapan kegiatan operasi harian perusahaan. 6) Bertanggung jawab kepada direktur atas kegiatan operasi harian perusahaan yang meliputi: perbengkelan, angkutan umum, keuangan, dan akuntansi berdasarkan wewenang yang dimiliki. 4. Kepala Bengkel 1) Mengatur dan mengawasi kegiatan perbengkelan perusahaan (pemeliharaan dan perbaikan kendaraan angkutan umum yang dimiliki perusahaan). 2) Bertanggung jawab atas terpeliharanya peralatan yang berhubungan dengan kegiatan perbengkelan perusahaan. 3) Menentukan jenis, jumlah, dan waktu pemesanan spare part untuk persediaan. 4) Bertanggung jawab atas pembelian, penerimaan, penyimpanan, dan pemakaian spare part kendaraan angkutan umum.
6 52 5) Melakukan kerjasama dan koordinasi yang baik dengan bagian lainnya guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan. 6) Bertanggung jawab kepada manajer operasional atas segala hal yang berhubungan dengan kegiatan perbengkelan dan pengelolaan persediaan spare part perusahaan berdasarkan wewenang yang dimiliki. 5. Montir 1) Melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan kendaraan angkutan umum yang dimiliki perusahaan. 2) Menjaga dan merawat peralatan yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan kendaraan angkutan umum yang dimiliki perusahaan. 3) Melakukan kerjasama dan koordinasi yang baik dengan bagian lainnya guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan. 4) Bertanggung jawab kepada kepala bengkel atas segala hal yang berhubungan dengan kegiatan pemelirahaan dan perbaikan kendaraan angkutan umum yang dimiliki perusahaan. 6. Staff Keuangan 1) Menangani masalah penerimaan dan pengeluaran kas yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. 2) Mengelola kas yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien. 3) Melakukan kerjasama dan koordinasi yang baik dengan bagian lainnya guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
7 53 4) Bertanggung jawab kepada manajer operasional atas segala hal yang berhubungan dengan keuangan perusahaan berdasarkan wewenang yang dimiliki. 7. Staff Akuntansi 1) Melaksanakan kegiatan administrasi dan pembukuan perusahaan. 2) Memonitor saldo pembukuan setiap akhir bulan. 3) Menghasilkan dan melaporkan laporan keuangan perusahaan kepada manajer operasional. 4) Melakukan kerjasama dan koordinasi yang baik dengan bagian lainnya guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan. 5) Bertanggung jawab kepada manajer operasional atas segala hal yang berhubungan dengan akuntansi perusahaan berdasarkan wewenang yang dimiliki. 8. Staff Angkutan Umum 1) Mengatur dan mengawasi kegiatan operasional kendaraan angkutan umum yang dimiliki perusahaan di lapangan. 2) Mengatur dan melaksanakan pengadministrasian (pengurusan dan perpanjangan) surat (STNK, KIR, Trayek, SIPA) kendaraan angkutan umum yang dimiliki perusahaan. 3) Bertanggung jawab atas penerimaan dan pemberdayaan supir kendaraan angkutan umum. 4) Melakukan kerjasama dan koordinasi yang baik dengan bagian lainnya guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
8 54 5) Bertanggung jawab kepada manajer operasional atas segala hal yang berhubungan dengan supir dan surat kendaraan angkutan umum yang dimiliki perusahaan berdasarkan wewenang yang dimiliki. 3.5 Gambaran Pengelolaan Persediaan Suku Cadang Kendaraan Bermotor pada PT. PUTRATUNGGAL ANEKA Rich picture dari sistem pengelolaan persediaan suku cadang kendaraan bermotor (spare part) PT. PUTRATUNGGAL ANEKA saat ini disajikan dalam Gambar 3.2.
9 $ $ $ Faktur & Surat Jalan (dari pemasok) Melaporkan Ketidak-tersediaan Spare Part Dana Pembelian Spare Part & Bukti Kas Keluar $ $ Montir Kepala Bengkel Staff Keuangan Menggunakan Spare Part (jika tersedia) Memeriksa dan Menyimpan Spare Part Membeli / Memesan Spare Part Spare Part, Faktur, & Surat Jalan (dari pemasok) Menyerahkan Dana Pembelian Spare Part & Bukti Kas Keluar Faktur & Surat Jalan (dari pemasok) Gudang Penyimpanan Spare Part Pemasok Staff Akuntansi Gambar 3.2 Rich picture sistem pengelolaan persediaan spare part PT. PUTRATUNGGAL ANEKA 55
10 56 Disaat montir membutuhkan suatu suku cadang kendaraan bermotor (spare part) guna melakukan kegiatan pemeliharaan atau perbaikan kendaraan angkutan umum, maka montir akan mengecek spare part tersebut didalam gudang. Apabila spare part tersebut tersedia, maka montir akan mengambil dan menggunakan spare part tersebut untuk melakukan kegiatan pemeliharaan atau perbaikan kendaraan angkutan umum. Jika spare part tersebut tidak tersedia, maka montir akan melapor kepada kepala bengkel bahwa spare part yang ia butuhkan tidak tersedia. Setelah menerima laporan dari montir, maka kepala bengkel akan memesan spare part yang dibutuhkan oleh montir dan spare part yang dimaksudkan sebagai persediaan di masa datang kepada pemasok yang jumlah dan jenis spare part tersebut ditentukan oleh kepala bengkel berdasarkan frekuensi pemakaian spare part tersebut di masa lalu. Setelah memperoleh spare part yang dibutuhkan beserta faktur dan surat jalan dari pemasok, maka kepala bengkel akan memeriksa kembali apakah spare part tersebut sesuai dengan jenis dan jumlah spare part yang telah ditentukan sebelumnya. Jika sesuai, maka kepala bengkel akan menyimpan spare part tersebut ke dalam gudang dan menyerahkan faktur dari pemasok kepada staff keuangan. Setelah menerima faktur dan surat jalan dari pemasok yang diserahkan oleh kepala bengkel, maka staff keuangan akan memeriksa faktur dan surat jalan tersebut apakah sesuai dengan pemesanan yang dilakukan atau tidak. Jika sesuai, maka staff keuangan akan menyerahkan faktur dan surat jalan tersebut kepada
11 57 staff akuntansi untuk dibukukan, dan segera mempersiapkan serta menyerahkan bukti kas keluar dan dana pembelian spare part kepada kepala bengkel. Setelah menerima bukti kas keluar dan dana pembelian spare part dari staff keuangan, maka kepala bengkel akan menyerahkan bukti kas keluar dan dana pembelian spare part tersebut kepada pemasok. Selama ini, pemesanan atau pembelian spare part dilakukan oleh kepala bengkel kepada pemasok sesuai dengan ketersediaan dan harga spare part (paling murah) yang ditawarkan oleh masing-masing pemasok. Pemesanan atau pembelian spare part biasanya dilakukan satu bulan sekali dalam jumlah besar dengan memperhatikan kondisi keuangan perusahaan saat itu. Pemesanan atau pembelian spare part dapat terjadi sebanyak dua kali, tiga kali, atau lima kali dalam satu bulan. Perusahaan sering mengalami kelebihan atau kekurangan spare part tertentu. Kondisi kelebihan spare part mengakibatkan kerusakan dan turunnya kualitas spare part, dan kondisi kekurangan spare part mengakibatkan terhambatnya kegiatan operasional kendaraan angkutan umum yang membutuhkan spare part tersebut, sehingga tidak dapat menghasilkan pendapatan setoran yang optimal.
12 Permasalahan yang Dihadapi dalam Pengelolaan Persediaan Suku Cadang Kendaraan Bermotor pada PT. PUTRATUNGGAL ANEKA 1. Kuantitas pemesanan spare part tidak ekonomis. Pemesanan spare part biasanya dilakukan dalam jumlah yang tidak pasti dan dengan berbagai jenis, tanpa memperhatikan jumlah dan jenis spare part aktual yang sesuai dengan kebutuhan. Seharusnya pemesanan spare part dilakukan dalam jumlah dan jenis spare part aktual yang sesuai dengan kebutuhan. Kondisi diatas terjadi karena perusahaan tidak dapat mengetahui secara pasti jumlah dan jenis spare part yang akan dipesan secara aktual sesuai dengan kebutuhan. Akibat dari kondisi diatas, jumlah dan jenis spare part yang akan dipesan tidak dapat dipastikan secara akurat (sesuai dengan yang benarbenar dibutuhkan), sehingga sering terjadi kekurangan atau kelebihan persediaan spare part tertentu didalam gudang. Untuk itu, sebaiknya dikembangkan suatu sistem yang dapat mengidentifikasikan secara akurat jumlah dan jenis spare part yang sesuai dengan kebutuhan guna menghindari kekurangan persediaan spare part atau kelebihan investasi persediaan spare part tertentu didalam gudang yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. 2. Kuantitas persediaan spare part minimum tidak ditentukan. Persediaan spare part pada jumlah terendah (minimum) sebagai persediaan cadangan atau penyelamat tidak ditentukan.
13 59 Seharusnya persediaan spare part minimum sebagai persediaan cadangan atau penyelamat ditentukan. Kondisi diatas terjadi karena perusahaan tidak dapat mengetahui secara akurat jumlah dan jenis spare part minimum yang harus tersedia didalam gudang. Akibat dari kondisi diatas, terdapat kemungkinan pada suatu waktu perusahaan mengalami kekurangan persediaan spare part (stock out) sehingga tidak dapat memenuhi permintaan kebutuhan atas suatu spare part yang dapat menyebabkan pendapatan perusahaan atas kendaraan angkutan umum yang mengalami kerusakan atau membutuhkan penggantian spare part menjadi tidak optimal. Untuk itu, sebaiknya dikembangkan suatu sistem yang dapat menentukan secara akurat jumlah dan jenis spare part minimum yang harus dimiliki didalam gudang agar tidak terjadi kekurangan atau kehabisan spare part sehingga kegiatan operasional perusahaan menjadi lancar. 3. Pemesanan spare part kembali tidak dilakukan pada waktu atau saat yang tepat. Pemesanan spare part tidak dilakukan pada suatu titik atau batas dari jumlah dan jenis spare part yang ada, yang mengharuskan diadakannya pemesanan kembali. Seharusnya pemesanan spare part dilakukan pada suatu titik atau batas dari jumlah dan jenis spare part yang ada, yang mengharuskan
14 60 diadakannya pemesanan kembali agar dapat menggantikan spare part yang telah terpakai. Kondisi diatas terjadi karena perusahaan tidak dapat mengetahui jumlah dan jenis spare part minimum yang harus dimiliki, sehingga menyulitkan dalam penentuan saat harus diadakannya pemesanan spare part kembali. Akibat dari kondisi diatas, terdapat kemungkinan perusahaan mengalami kekurangan atau kelebihan spare part pada suatu waktu yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Untuk itu, sebaiknya dikembangkan suatu sistem yang dapat menentukan titik atau batas dari jumlah dan jenis spare part yang ada, dimana titik tersebut mengisyaratkan diadakannya pemesanan kembali agar persediaan spare part yang telah terpakai dapat tergantikan, sehingga perusahaan tidak mengalami kekurangan atau kelebihan spare part pada suatu waktu yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. 4. Terdapat perangkapan tugas kepala bengkel dalam kegiatan perbengkelan dan pembelian spare part. Kepala bengkel bertugas menentukan jenis, jumlah, dan waktu pemesanan spare part untuk persediaan, serta bertanggung jawab dalam hal pemesanan, penerimaan, penyimpanan, dan pemakaian spare part seorang diri. Seharusnya perusahaan memiliki unit atau bagian yang bertugas dan bertanggung jawab atas pengelolaan persediaan spare part yang
15 61 terpisah dari unit atau bagian yang bertugas dan bertanggung jawab atas pemesanan spare part. Kondisi diatas terjadi karena perusahaan kurang menyadari pentingnya pemisahan tugas dan tanggung jawab dalam hal pemesanan dan pengelolaan (beserta pengendalian) spare part. Akibat dari kondisi diatas, tidak ada fungsi saling kendali (controlling) dalam hal pemesanan persediaan spare part yang dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya kecurangan (fraud) dalam hal pengelolaan persediaan spare part yang dapat merugikan perusahaan. Misal: Kepala bengkel dapat dengan leluasa melakukan pemesanan spare part yang sebenarnya tidak perlu dilakukan atau memang tidak dilakukan (fiktif). Untuk itu, sebaiknya dibentuk bagian logistik (gudang) dibawah manajer operasional yang memiliki tugas, tanggung jawab, dan wewenang dalam : 1) Menentukan jenis dan jumlah spare part yang harus dibeli atau dipesan untuk persediaan. 2) Menentukan saat pemesanan kembali akan dilakukan. 3) Meminta kepada kepala bengkel untuk membeli atau memesan spare part yang sudah ditentukan untuk persediaan. 4) Menerima dan memeriksa apakah spare part yang diterima dari pemasok sesuai dengan jumlah dan spesifikasi spare part yang dipesan, dan jika sesuai lalu menyimpan dan memelihara spare part tersebut sebagai persediaan didalam gudang.
16 62 5) Mengadakan pengecekan spare part mana yang cepat habis dan spare part mana yang lambat habis. 6) Mengadakan pencatatan secara administratif mengenai jenis, jumlah dan nilai persediaan spare part. 7) Mengadakan pemeriksaan secara langsung atas keadaan fisik spare part (stock opname) yang terdapat didalam gudang setiap akhir bulan. 8) Menganalisa keadaan persediaan spare part untuk dapat menentukan jumlah persediaan spare part yang optimum dengan memperhatikan jumlah persediaan spare part yang minimum, jumlah pesanan yang ekonomis, dan titik pemesanan kembali. 9) Bertanggung jawab atas pengeluaran persediaan spare part dari dalam gudang. 10) Melakukan kerjasama dan koordinasi yang baik dengan bagian lainnya guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan. 11) Bertanggung jawab kepada manajer operasional atas segala hal yang berhubungan dengan pengelolaan persediaan spare part perusahaan berdasarkan wewenang yang dimiliki. Dengan demikian, maka tugas, tanggung jawab, dan wewenang kepala bengkel berubah, menjadi : 1) Mengatur dan mengawasi kegiatan perbengkelan perusahaan (pemeliharaan dan perbaikan kendaraan angkutan umum yang dimiliki perusahaan). 2) Bertanggung jawab atas terpeliharanya peralatan yang berhubungan dengan kegiatan perbengkelan perusahaan.
17 63 3) Melakukan pemesanan spare part untuk persediaan sebagaimana yang telah ditentukan oleh staff gudang. 4) Melakukan kerjasama dan koordinasi yang baik dengan bagian lainnya guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan. 5) Bertanggung jawab kepada manajer operasional atas segala hal yang berhubungan dengan kegiatan perbengkelan dan pemesanan spare part perusahaan berdasarkan wewenang yang dimiliki. Apabila dibentuk unit atau bagian logistik (gudang), maka struktur organisasi PT. PUTRATUNGGAL ANEKA berubah, sebagaimana disajikan dalam Gambar 3.3.
18 Komisaris Direktur Manajer Operasional Kepala Bengkel Montir Staff Gudang Staff Keuangan Staff Akuntansi Staff Angkutan Umum Gambar 3.3 Rancangan struktur organisasi PT. PUTRATUNGGAL ANEKA 64
19 65 5. Tidak ada catatan atau dokumen pengawasan persediaan spare part yang digunakan dalam sistem pengelolaan persediaan spare part berjalan. Sistem pengelolaan persediaan spare part yang berjalan selama ini tidak menggunakan catatan atau dokumen pengawasan persediaan yang berhubungan dengan pencatatan mengenai penerimaan, persediaan didalam gudang, dan pengeluaran barang dari gudang. Seharusnya sistem pengelolaan persediaan spare part menggunakan catatan atau dokumen pengawasan persediaan spare part guna agar persediaan spare part didalam gudang digunakan secara efektif dan efisien. Kondisi diatas terjadi karena perusahaan kurang memperhatikan atau menyadari pentingnya pengelolaan dan pengendalian persediaan spare part secara baik dan benar. Akibat dari kondisi diatas, perusahaan tidak dapat mengikuti perkembangan persediaan spare partnya dengan baik. Untuk itu, sebaiknya sistem pengelolaan persediaan spare part saat ini dikembangkan dengan menggunakan catatan atau dokumen pengawasan persediaan spare part agar persediaan spare part didalam gudang digunakan secara efektif dan efisien, dan agar perusahaan dapat mengikuti perkembangan persediaan spare part serta mengetahui perkembangan keadaan usaha atau bisnisnya. Catatan atau dokumen yang sebaiknya digunakan oleh perusahaan dalam hal pengelolaan dan pengendalian persediaan adalah :
20 66 1) Surat Permintaan Kebutuhan Barang (SPKB) 2) Form Pengeluaran Barang Gudang (FPBG) 3) Surat Permintaan Beli (SPB) 4) Surat Perintah Pembelian (SPP) 5) Surat Penawaran Harga (SPH) 6) Daftar Penawaran Harga (DPH) 7) Surat Penetapan Pesanan (SPPs) 8) Surat Order Pembelian (SOP) 9) Surat Kontrak (SK) 10) Bukti Barang Masuk (BBM) 11) Berita Acara (BA) Apabila catatan atau dokumen pengawasan persediaan spare part diatas digunakan, dan dengan asumsi unit atau bagian logistik (gudang) dibentuk, maka sistem pengelolaan persediaan spare part PT. PUTRATUNGGAL ANEKA dapat diilustrasikan melalui Gambar 3.4.
21 $ $ SPKB rangkap-2 FPBG rangkap-4 SPB rangkap-2 BBM rangkap-2 BA rangkap-2 SPP rangkap-2 Montir Gudang Penyimpanan Spare Part SPKB rangkap-1 FPBG rangkap-1 + Spare Part Menyimpan / Mengeluarkan Spare Part Spare Part + Faktur + SJ (dari pemasok) Staff Gudang Konsultasi SPB rangkap-1 Konfirmasi SPB rangkap-1 SPB rangkap-1 SPPs rangkap-1 & 3 $ $ Staff Keuangan SOP rangkap-3 BBM rangkap-3 FPBG rangkap-3 SPH rangkap-3 + DPH rangkap-5 SK rangkap-1 (bermaterai) BA rangkap-3 SK rangkap-1 (bermaterai) SPB SPP rangkap-3 rangkap-1 BA rangkap-4 SOP rangkap-2 SPPs rangkap-2 Staff Akuntansi Manajer Operasional DPH (beserta harga spare part) rangkap-1 BBM rangkap-1 SPPs rangkap-3 SPH rangkap-2 + DPH rangkap-4 SPH rangkap-4 + DPH rangkap-6 SK rangkap-3 SOP rangkap-1 DPH (beserta harga spare part) rangkap-3 BBM rangkap-4 SPB rangkap-3 FPBG rangkap-2 DPH (beserta harga spare part) rangkap-2 $ SPH rangkap-1 + DPH 3 rangkap Pemasok SK rangkap-2 (bermaterai) BA rangkap-1 Kepala Bengkel SK rangkap-4 SOP rangkap-4 Keterangan : SPKB = Surat Permintaan Kebutuhan Barang FPBG = Form Pengeluaran Barang Gudang SPB = Surat Permintaan Beli SJ = Surat Jalan (dari Pemasok) SPP SPH DPH SPPs = Surat Perintah Pembelian = Surat Penawaran Harga = Daftar Penawaran Harga = Surat Penetapan Pesanan SOP SK BBM BA = Surat Order Pembelian = Surat Kontrak = Bukti Barang Masuk = Berita Acara SPPs rangkap-3 Gambar 3.4 Rich picture perancangan sistem pengelolaan persediaan spare part PT. PUTRATUNGGAL ANEKA 67
22 68 Disaat montir membutuhkan suatu suku cadang kendaraan bermotor (spare part) guna melakukan kegiatan pemeliharaan atau perbaikan kendaraan angkutan umum, maka montir akan meminta spare part yang diperlukan kepada staff gudang dengan sebelumnya mengisi Surat Permintaan Kebutuhan Barang (SPKB) sebanyak dua rangkap, dengan pendistribusian sebagai berikut : 1. Rangkap pertama akan diberikan kepada staff gudang, dan 2. Rangkap kedua akan disimpan oleh montir yang bersangkutan sebagai tanda bukti permintaan barang. Setelah staff gudang menerima SPKB rangkap pertama dari montir, maka staff gudang akan membuat Form Pengeluaran Barang Gudang (FPBG) sebanyak empat rangkap (copy), dengan pendistribusian sebagai berikut : 1. Copy pertama akan diberikan kepada montir yang bersangkutan beserta spare part yang dibutuhkan, 2. Copy kedua akan diberikan kepada kepala bengkel, 3. Copy ketiga akan diberikan kepada staff akuntansi, dan 4. Copy keempat akan disimpan oleh staff gudang. Apabila terdapat suatu jenis spare part yang mengalami kondisi minimum stock yang mengharuskan diadakannya pemesanan kembali, maka staff gudang akan membuat Surat Permintaan Beli (SPB) sebanyak tiga rangkap (copy), dengan pendistribusian sebagai berikut : 1. Copy pertama diberikan kepada staff keuangan, 2. Copy kedua disimpan oleh staff gudang, dan 3. Copy ketiga diberikan kepada kepala bengkel (yang melakukan proses pemesanan spare part).
23 69 Setelah staff keuangan menerima SPB rangkap pertama dari staff gudang, maka staff keuangan akan mengkonsultasikan SPB tersebut dengan manajer operasional. Setelah manajer operasional menyetujui SPB tersebut, maka staff keuangan akan membuat Surat Perintah Pembelian (SPP) sebanyak dua rangkap, dengan pendistribusian sebagai berikut : 1. Rangkap pertama diberikan kepada kepala bengkel, dan 2. Rangkap kedua diberikan kepada staff akuntansi. Setelah kepala bengkel menerima SPP dari staff keuangan, maka kepala bengkel akan membuat Surat Penawaran Harga (SPH) sebanyak empat rangkap beserta Daftar Penawaran Harga (DPH) sebanyak enam rangkap, dengan pendistribusian sebagai berikut : 1. SPH rangkap pertama beserta DPH sebanyak tiga rangkap diberikan kepada pemasok, 2. SPH rangkap kedua beserta DPH rangkap keempat diberikan kepada staff keuangan, 3. SPH rangkap ketiga beserta DPH rangkap kelima diberikan kepada staff akuntansi, dan 4. SPH rangkap keempat beserta DPH rangkap keenam diberikan kepada staff gudang. Setelah pemasok menerima SPH rangkap pertama beserta DPH sebanyak tiga rangkap dari kepala bengkel, maka pemasok akan mengisi harga masingmasing spare part yang tertera pada tiga rangkap DPH tersebut. Setelah mengisi harga masing-masing spare part, pemasok akan mengembalikan DPH, dengan pendistribusian sebagai berikut :
24 70 1. DPH rangkap pertama kepada staff gudang, 2. DPH rangkap kedua kepada staff keuangan, dan 3. DPH rangkap ketiga kepada staff akuntansi. Setelah ketiga rangkap DPH dikembalikan oleh pemasok, maka kepala bengkel akan membuat Surat Penetapan Pesanan (SPPs) sebanyak tiga rangkap, dengan pendistribusian sebagai berikut : 1. Rangkap pertama dan ketiga diberikan kepada manajer operasional, 2. Rangkap kedua diberikan kepada staff akuntansi, dan 3. Rangkap ketiga setelah disetujui oleh manajer operasional akan diberikan kepada kepala bengkel untuk disimpan. Setelah membuat SPPs, kepala bengkel akan membuat Surat Order Pembelian (SOP) sebanyak empat rangkap, dengan pendistribusian sebagai berikut : 1. Rangkap pertama diberikan kepada pemasok, 2. Rangkap kedua diberikan kepada staff akuntansi, 3. Rangkap ketiga diberikan kepada staff gudang, dan 4. Rangkap keempat disimpan oleh kepala bengkel. Setelah membuat SOP, kepala bengkel akan membuat Surat Kontrak (SK) sebanyak empat rangkap, dengan pendistribusian sebagai berikut : 1. Rangkap pertama diberikan kepada staff keuangan yang kemudian diteruskan kepada staff akuntansi sebagai lampiran bukti pembukuan, 2. Rangkap kedua-bermaterai-diberikan kepada pemasok,
25 71 3. Rangkap ketiga diberikan kepada staff gudang sebagai acuan mengenai syarat-syarat dan waktu penyerahan spare part yang akan dikirimkan oleh pemasok, dan 4. Rangkap keempat disimpan oleh kepala bengkel. Apabila spare part yang dipesan beserta Faktur dan Surat Jalan (SJ) dari pemasok telah diterima dan diperiksa oleh staff gudang, maka staff gudang akan membuat Bukti Barang Masuk (BBM) sebanyak empat rangkap, dengan pendistribusian sebagai berikut : 1. Rangkap pertama diberikan kepada pemasok, 2. Rangkap kedua disimpan oleh staff gudang, 3. Rangkap ketiga diberikan kepada staff akuntansi, dan 4. Rangkap keempat diberikan kepada kepala bengkel. Setelah kepala bengkel menerima BBM rangkap keempat dari staff gudang, maka kepala bengkel akan membuat Berita Acara (BA) sebanyak empat rangkap, dengan pendistribusian sebagai berikut : 1. Rangkap pertama diberikan kepada pemasok, 2. Rangkap kedua diberikan kepada staff gudang, 3. Rangkap ketiga diberikan kepada staff akuntansi, dan 4. Rangkap keempat diberikan kepada kepala bengkel.
26 72 6. Sistem pengelolaan persediaan spare part saat ini tidak mendukung pengelolaan dan pengendalian persediaan spare part secara efektif dan efisien. Penerapan sistem pengelolaan dan pengendalian persediaan spare part saat ini masih menggunakan cara tradisional. Misal: Dalam menentukan jumlah dan jenis spare part yang akan dipesan atau dibeli hanya mengandalkan prediksi frekuensi penggunaan spare part tersebut di masa lalu. Seharusnya jumlah dan jenis spare part yang akan dipesan atau dibeli berdasarkan perhitungan yang akurat, dan diketahui pula saat dimana pemesanan atau pembelian persediaan spare part akan dilakukan, dan jumlah minimal persediaan spare part yang harus terdapat didalam gudang, sehingga pengelolaan dan pengendalian persediaan spare part berjalan secara efektif dan efisien. Kondisi diatas terjadi karena perusahaan kurang memperhatikan atau menyadari pentingnya pengelolaan dan pengendalian persediaan spare part secara baik dan benar. Akibat dari kondisi diatas, perusahaan sering mengalami kekurangan dan atau kelebihan persediaan spare part, dimana kondisi kekurangan persediaan spare part mengakibatkan terhambatnya kegiatan operasional perusahaan, dan kondisi kelebihan spare part mengakibatkan investasi berlebih pada persediaan spare part didalam gudang.
27 73 Untuk itu, sebaiknya dikembangkan suatu sistem pengelolaan persediaan spare part secara terkomputerisasi yang dapat memperoleh, mengolah, dan menghasilkan informasi tentang persediaan spare part (Sistem Informasi Manajemen Persediaan), sehingga mendukung proses pengelolaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan persediaan spare part secara efektif dan efisien.
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PT. PUTRATUNGGAL ANEKA. menyediakan suku cadang kendaraan bermotor (spare part) bagi kendaraan
BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PT. PUTRATUNGGAL ANEKA 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose PT. PUTRATUNGGAL ANEKA adalah salah satu perusahaan pengelola kendaraan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Di awal perkembangan kegiatan industri di Indonesia yang semakin pesat, kebutuhan akan sarana transportasi yang dapat dengan cepat dan tepat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah. Output SIM dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sumber daya yang dapat dimiliki oleh suatu unit bisnis untuk membantu menyediakan informasi kepada pihak manajemen
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain.
BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Dalam sub bab ini membahas mengenai situasi perusahaan dan sistem yang sedang berjalan, deskripsi masalah yang dihadapi perusahaan serta akibat yang ditimbulkan
Lebih terperinciGambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang
Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang L8 Gambar Window Laporan Fisik Persediaan L9 Gambar Window Laporan Status Persediaan L10 Gambar Window Laporan Management by Exception L11 L12 Descriptions
Lebih terperinciBAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.
BAB 3 Analisis Sistem Pembelian Bahan Baku yang Sedang Berjalan 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Siaga Ratindotama, yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1992 di Jakarta
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT TARGET MAKMUR SENTOSA merupakan sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang bergerak di bidang produksi dan distribusi
Lebih terperinciBAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.
BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam perkembangan dunia di bidang otomotif yang semakin maju, sehingga jumlah unit kendaraan khususnya di daerah jabotabek semakin menjamur,
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan
BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan perorangan Speed Power Racing adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan spare parts (perlengkapan) kendaraan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Organisasi PT PANCAYASA PRIMATANGGUH berdiri pada awal tahun 1990 oleh Budi Arifandi, Yohanes Kaliman dan Soegiarto Simon. PT PANCAYASA
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA
BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Riwayat PT.Groovy Mustika Sejahtera PT.Groovy Mustika Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN
BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan PT Trans Makmur Abadi berdiri pada tanggal 28 Agustus 2002, Kantornya terletak di TRANS MOBIL Jl.Bandengan Utara dalam no.38d Jakarta
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Skripsi Sarjana Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Semester Ganjil 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR
Lebih terperinciBAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN
BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan CV. Kurnia Agung adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat alat tulis untuk digunakan oleh konsumen akhir. CV. Kurnia Agung
Lebih terperinciSUMMARY PROSEDUR PEMBELIAN. Current Analysis Recommendation. Seharusnya yang melakukan permintaan. pembelian bahan baku adalah bagian gudang
L1 SUMMARY PROSEDUR PEMBELIAN Current Analysis Recommendation 1. Prosedur Permintaan Pembelian : Bagian arsitektur melakukan permintaan pembelian bahan baku ke bagian field director setelah menganalisis
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan
BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan Akta Pendirian Nomor 12 yang dibuat oleh notaris Monica, SH. PT Prima
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. Berikut ini adalah data tentang perusahaan PT LION BROTHER.
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut ini adalah data tentang perusahaan PT LION BROTHER. 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT LION BROTHER adalah perusahaan yang bergerak dalam
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan
BAB IV PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil dari proses evaluasi kegiatan pembelian tunai dan persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan persediaan, penggunaan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. dengan akta bernomor 26 oleh notaris Silvia, SH yang bertempat di Jalan Suryopranoto
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Cakra Supra Aditia didirikan pada tanggal 11 Juni 1998 oleh Ibu Lily Liu sebagai salah satu pemegang saham utama dan beberapa pemegang saham
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan
Lebih terperinciLampiran 1 PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK. PT. SUMBER REJEKI Jalan Gembong Sekolahan No.14 Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE
Lampiran 1 PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK PT. SUMBER REJEKI Jalan Gembong Sekolahan No.14 Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK 1. TUJUAN Tujuan dari
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN 3.1. Profil Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL
BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL 3.1 Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Piutang Usaha PT. Aromatech International
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN
BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Latar Belakang Perusahaan Pada tanggal 8 Desember 1996, perusahaan ini diresmikan dengan nama PT. Kencana Cemerlang Abadi, memiliki akta pendirian dari notaris Rosliana.
Lebih terperinciB A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
59 B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebijakan Organisasi Perusahaan Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan menentukan kebijakan yang telah dibuat dan disepakati oleh para pimpinan perusahaan.
Lebih terperinciBAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari
BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari PT Kurnia Mulia Citra Lestari adalah perusahaan swasta yang didirikan berdasarkan akta notaris no.67 dihadapan Emmy Halim.SH,
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL
73 BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian
Lebih terperinciBAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan
BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan Berikut beberapa defenisi persediaan menurut beberapa ahli : Persediaan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. PT. JDI bermula dari perusahaan lain yang bernama PT. Maluku Timber. PT. Maluku
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. JDI bermula dari perusahaan lain yang bernama PT. Maluku Timber. PT. Maluku Timber didirikan oleh Sutan Jati. PT. Maluku Timber bergerak
Lebih terperinciBAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1998 di Jakarta dengan nama PT. Tricilla
BAB ANALISA SISTEM YANG BERJALAN. Gambaran Umum Perusahaan.. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Gumilang Abadi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan juga bertindak sebagai penjual langsung
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1. Informasi Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan PT Mulia Dharma Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang ekspedisi. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2009
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional
BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Valindo Global. Pembahasan tersebut dibatasi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melaksanakan audit
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Berdirinya CV. Asoka Sukses Makmur CV. Asoka Sukses Makmur berlokasi di Jl. Raya Puri Kembangan no.1, Jakarta Barat.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT.Modern Putra Indonesia. Berikut ini sistem penjualan perusahaan yang akan dibahas oleh penulis adalah mengenai
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN
BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN Evaluasi atas sistem akuntansi dimulai pada saat perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk produksi saat produksi berlangsung. Selain itu evaluasi juga dilakukan pada
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
31 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem informasi yang dibahas ditekankan pada pengorganisasian informasi antar bagian-bagian yang terlibat dalam pengendalian persediaan di gudang perkantoran kantor.
Lebih terperinciBAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI
BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI IV.1. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang dilakukan adalah atas aktivitas yang berkaitan dengan prosedur
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA
BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Perorangan Felindo Jaya didirikan pada tahun 1997, dengan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SISTEM BERJALAN. dimana jenis produk atau obat yang di tawarkan kepada pelanggan berupa barang bebas dan
54 BAB III ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah CV. Apotek Cahaya CV. Apotek Cahaya merupakan sebuah CV. Yang bergerak di bidang farmasi, dimana jenis produk atau obat yang
Lebih terperinciBAB IV SIMPULAN DAN SARAN
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di Divisi Industri Makanan dan Minuman (BMC) PT. AGRONESIA dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya,
Lebih terperinciBAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN
BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut ini adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan di dalamnya : 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. XYZ adalah sebuah perusahaan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. SURYAPRABHA JATISATYA merupakan suatu perusahaan swasta yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA
Lebih terperinciProsedur Persediaan Barang Pada CV. Sunda Jaya Elektronik Bekasi. Nama : Nammeta Riski A.K Npm : Kelas : 3DA04
Prosedur Persediaan Barang Pada CV. Sunda Jaya Elektronik Bekasi Nama : Nammeta Riski A.K Npm : 41209113 Kelas : 3DA04 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perputaran persediaan adalah faktor atau elemen
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan
- 6 - BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan prosedur prosedur yang erat hubunganya satu sama lain yang dikembangkan menjadi
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Karya Mandiri Persada merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor (bahan konstruksi, mekanikal,
Lebih terperinciANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Struktur Organisasi Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu harus mempunyai struktur organisasi yang menyatakan berbagai fungsi
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. TRIJAYA BAN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Latar Belakang Perusahaan PT. TRIJAYA BAN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perbengkelan, khususnya bengkel ban. PT. TRIJAYA BAN ini adalah salah satu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian 2.1.1 Pengertian Pembelian Pembelian adalah transaksi pembelian terjadi antara perusahaan dengan pemasok atau pihak penjual. Barang-barang yang dibeli dapat berupa
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. JALA ANUGERAH SEJATImerupakan perusahaan jasa angkutan yang dibentuk sesuai dengan Akte Notaris Rohana Frieta, SH No. 5, di Jakarta. Manajemen
Lebih terperinciBAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI
BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3. Gambaran Umum Perusahaan 3.. Riwayat Perusahaan PT Hens Chemindo Kurnia didirikan oleh Bapak Teddy Winata dan Bapak Budi Kurniawan, yang dikelola sepenuhnya oleh Bapak
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Fajar Lestari Abadi Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi consumer goods, khususnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Evaluasi Evaluasi merupakan salah satu sarana yang penting dalam melakukan kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap berjalannya kegiatan biasanya
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN UMUM
BAB III TINJAUAN UMUM Dalam penyusunan skripsi ini yang menjadi obyek penelitian adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak di bidang perdagangan telepon seluler. Dalam pengumpulan data untuk penulisan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit 1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Anugrah. Sistem penjualan yang dilakukan oleh PT. Anugrah
Lebih terperinciEvaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN
Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku pada perusahaan j rot galery di Klaten Oleh : Riasti F.3302181 BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Perusahaan J ROT GALERY adalah perusahaan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV. Sumber Abadi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penjualan barang material bangunan dan alat listrik.
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Mitra Makmurjaya Mandiri adalah sebuah perusahaan yang bergerak di
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Mitra Makmurjaya Mandiri adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan produk sepeda motor Honda yang didirikan pada tanggal
Lebih terperinci: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?
Nama Perusahaan Dilengkapi oleh Jabatan : PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK : PROCUREMENT & HUMAN RESOURCES : MANAGER & STAFF FUNGSI PEMBELIAN A. Umum Ya Tidak Ket. 1 Apakah struktur organisasi telah
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Dari hasil pemeriksaan operasional yang telah dilakukan penulis pada PT Norita Multiplastindo, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas pengelolaan persediaan
Lebih terperinciBab 3. Sistem yang Berjalan
Bab 3 Sistem yang Berjalan 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Gambaran Umum PT. Aon Sofa PT AON SOFA merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufacturing sofa, yang didirikan di Jakarta pada
Lebih terperinciStandard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS. Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN
Lampiran 1. Persediaan Standard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN 1. TUJUAN Standard Operating Procedure sistem
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENYAJIAN DATA 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa PT. Sehat Sukses Sentosa merupakan subjek pajak yang telah didaftar dan memiliki Nomor Pokok
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian Koperasi No. 44 dan mendapat
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Koperasi 3.1.1 Sejarah Singkat Koperasi Koperasi Buana Indonesia adalah Koperasi yang berikrar pada tanggal 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Sistem Dari beberapa pengertian sistem, berikut adalah pengertian sistem menurut Mulyadi (2001:2) ; Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. barang dari pemasok untuk pengadaan atau penyediaan barang agar. permintaan pelanggan dapat dipenuhi dengan baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam menangani kegiatan operasionalnya sehari-hari untuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) 1. Kegiatan pengadaan bahan baku Bon Permintaan Barang
BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) PT Bio Farma (Persero) merupakan satu-satunya perusahaan BUMN yang bergerak di bidang memproduksi vaksin dan antisera. Untuk
Lebih terperinciBAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO
BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. PT Syn Toba Grafika merupakan perusahaan manufaktur yang
85 BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Gambaran Umum 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Syn Toba Grafika merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi lembaran karton
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang
51 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang bergerak di bidang automotive accessories, plastic injection, dan moulding
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat
6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan
BAB 4 PEMBAHASAN Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan baku pada PT Urasima Putra Gamalindo difokuskan untuk hal-hal berikut ini: a) Mengidentifikasi kelemahan dan keunggulan
Lebih terperinciA. Prosedur Pemesanan dan
L1 Kuesioner Evaluasi Pengendalian Internal atas Persediaan dan Fungsi Penjualan PT. Tunas Dunia Kertasindo A. Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang NO. PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN 1. Apakah
Lebih terperinciBAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA
BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA IV.1 Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit operasional di PT Bangunreksa Millenium Jaya akan dimulai dari tahap
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. analisis penerapan sistem informasi akuntansi pembelian secara kredit dalam
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bertitik tolak dari pembahasan masalah, tinjauan pustaka dan analisis hasil penelitian, maka peneliti menarik kesimpulan mengenai bebrapa hal mengenai analisis
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN
SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN : Digunakan Perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan, baik pembelian local dari pemasok dalam negri maupun pembelian
Lebih terperinciANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK
ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dalam suatu perusahaan menjadi hal penting. Dalam kondisi bisnis yang mengalami perubahan sangat cepat saat ini, perusahaan membutuhkan informasi
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
69 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan UD. Sri Rejeki adalah usaha dagang yang bergerak dalam bidang ceramics houseware. Berawal dari keinginan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN PADA NOTEBOOK88
67 BAB ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN PADA NOTEBOOK88. Sejarah Perusahaan Perusahaan Perorangan Notebook88 mulai beroperasi di Jakarta sejak September 00. Notebook88 adalah sebuah perusahaan yang
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN
BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Evaluasi Ada beberapa alasan mengapa harus dibuat perencanaan yang baik sebelum melakukan evaluasi yaitu memperoleh bahan bukti yang cukup, mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Niagatama Cemerlang adalah sebuah perusahaan yang berdiri sejak
Lebih terperinci. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang
43. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT.Triteguh
Lebih terperinciBAB 3 Analisis dan perancangan
BAB 3 Analisis dan perancangan 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan P.D. Rimba Alam Jaya berdiri pada tahun 1983 yang terletak di Jalan Srengseng Jakarta Barat, merupakan sebuah industri perdagangan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana IV.1.1. Evaluasi atas Aktivitas Pembelian Barang Dagang Aktivitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber pendapatan adalah berasal dari kegiatan penjualan yang
Lebih terperincimenyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan ini sendiri.
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan Perusahaan Rent n Play merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yaitu penyewaan mainan bagi anak-anak dan balita. Usaha ini dibangun
Lebih terperinciAnalisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?
Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG
BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG Instalasi Farmasi Rumah Sakit Myria Palembang merupakan Bagian Pelayanan Instalasi
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. service serta penjualan accesories dan sparepart khususnya untuk kendaraan bermotor
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Sejarah Perusahaan CV. Dewi Bersaudara merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa service serta penjualan accesories dan sparepart khususnya untuk kendaraan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru
BAB IV PEMBAHASAN A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru Penerimaan kas dari PDAM Tirta Satria Cabang Purwokerto 2 terbagi menjadi 2 yaitu penerimaan kas air dan non air. Penerimaan kas
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Sejarah Perusahaan dan Bidang Usaha
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan dan Bidang Usaha CV. Anugrah berdiri pada tanggal 29 Desember 2004 dengan nomer 045/1.824.221/0105 yang terletak
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN. Gambaran Umum mengenai PT. Bumi Maestroayu
BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Gambaran Umum mengenai PT. Bumi Maestroayu III.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bumi Maestroayu merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang importir penyedia
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA
BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA 3.1 Pembatasan Area Bisnis Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada perusahaan manufaktur, secara umum perusahaan perusahaan tersebut memiliki beberapa area
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN DAN HASIL
BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL A. Gambaran Umum Perusahaan. 1. Sejarah Singkat CV. Subur Art. CV. Subur Karya Arti Pertama kali didirikan pada tahun 2010 atau dikenal dengan nama CV. Subur Art yang bertempat
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum dan Sejarah Perusahaan Pendirian Klinik Kharisma Citra Medika pada awalnya dikarenakan adanya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN DAN TUJUAN SISTEM
BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN DAN TUJUAN SISTEM 3.1 Perumusan Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Perusahaan Pada mulanya PT. Kayu Lapis Indonesia merupakan sebuah perusahaan pembuatan mebel yang didirikan di Solo.
Lebih terperinci