BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar belakang perusahaan PT. Budi Texindo Prakarsa merupakan perusahaan swasta nasional yang ikut mengambil bagian dalam proses pembangunan di sektor industri tekstil permintaan benang dan perajutan. Perusahaan berbadan hukum ini didirikan pada tanggal 19 Juli Nama Budi di ambil dari nama pemiliknya Ong Budi sedangkan Texindo adalah bidang usaha yang dijalankanya yaitu tekstil permintalan dan perajutan yang menghasilkan jenis benang cotton dan kain cotton. Perusahaan PT. Budi Texindo Prakarsa merupakan salah satu perusahaan keluarga yang tergabung dalam Budi Muartex Group dengan pemilik yang sekaligus President Direktur adalah Ong Budiman dan Putra-putra sebagai direktur utama. PT. Budi Texindo Prakarsa didirikan sebagai upaya guna melengkapi mata rantai proses produksi teksktil yang sudah ada sebelumnya yaitu perajutan dan garmen. Nomor ijin pendirian usaha PT, Budi Texindo Prakarsa adalah 554/T/INDUSTRI/1988, tanggal 29 Oktober 1988, dengan nomor SIUP 7886/09-01/PB/IX/94 pada tanggal 2 september Sebagai salah satu perusahaan yang tergabung dalam Budi Muartex Group, PT. Budi Texindo Prakarsa merupakan perusahaan yang termuda, 2 diantaranya perusahaan lainya adalah: 1. Budi Muartex Perusahaan ini bergerak dibidang tekstil perajutan dan pencelupan yang berdomisili di Kapuk Kamal Muara, Jakarta 2. PT. Harindo Tama Mandiri Perusahaan ini bergerak dibidang garment dan perdagangan umum, yang memiliki merk kaos Country Fiesta (CF), Basic Element (BE) dan Ocean Pasific (OP). Secara Aktual PT. Budi Texindo Prakarsa mulai masa proyek fisik pada tahun 1994 sampai 1995 yang diawali dengan proses perijinan serta pembangunan gedung pabrik dan bangunan pendukung. Selain itu juga melakukan rekruitmen tenaga kerja yang berpengalaman untuk para manager, kepala bagian, dan staff yang di pilih. 53

2 54 Pada awal bulan Agustus tahun 1995 di mulai dengan masa proyek pemasangan mesin, rekruitmen tenaga kerja dan tenaga teknik pemasangan mesin. Pada bulan januari 1996 pabrik mulai berproduksi yang diawali dengan masa running mesin produksi dan berjalan sampai dengan saat ini. PT. Budi Texindo Prakarsa adalah pabrik pemintaan benang yang berlokasi di Desa Junti, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang Jakarta-Merak. Lahan perusahaan ini mempunyai luas ± meter persegi (11 hektar) untuk area pabrik dan ± meter persegi perumahan karyawan/ mess. PT. Budi Texindo Prakarsa berdiri pada tahun PT. Budi Texindo Prakarsa memproleh bahan baku dengan melakukan impor kapas dari berbagai negara seperti Australia, Amerika Brazil, Argentina, Pargue, dan West Afrika. Pabrik pemintalan benang ini membuat jenis produksi Combeed Yarn dan Carded Yarn dengan kapasitas produksi mencapai 38,400 mata pintal atau ± 130 bale/ hari, dimana barang jadi akan di eskpor ke luar negeri dan dalam negeri. Lokasi Pabrik terletak di jalan Pamarayan No. 142 Desa Junti, kecamatan Jawilan Kabupaten Serang Banten. Sedangkan Kantor pusatnya terletak di jalan A.M Sangaji No. 21 B Petojo, Jakarta Pusat. 3.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan PT. Budi Texindo Prakarsa yang bergerak pada sektor industri bidang tekstil pemintalan benang dan perajutan memiliki visi untuk menjadikan sebagai perusahaan yang siap bersaing selangkah kedepan untuk menyongsong era globalisasi yang akan datang dengan memberikan benang yang berkualitas dan hasil produksi benang yang optimal, sehingga produknya dapat dikenal luas di masyarakat Misi Perusahaan PT. Budi Terxindo Prakarsa memiliki visi sebagai berikut : 1. Pabrik di kelola oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman danmendukung dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitarnya.

3 55 2. Management PT. Budi Texindo Prakarsa dalam menjalankan aktifitasnya berupaya untuk bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk menjaga stabilitas ekonomi. 3. Menempatkan pemesinan yang modern dan automatic yang di datangkan dari eropa.

4 3.3 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Struktur Organisasi Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Budi Texindo Prakarsa Sumber : PT. Budi Texindo Prakarsa 56

5 Pembagian Tugas Adapun tugas,wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian pada PT.Budi Texindo Prakarsa adalah sebagai berikut : 1. Direktur Utama a. Memimpin dan mengorganisasikan ke manager dalam melaksanakan tugas sehari-hari b. Meminta hasil laporan dari masing-masing manager mengenai penjualan, produksi, dan keuangan serta mempelajari hasil laporan tersebut untuk dianalisa lebih lanjut c. Mengawasi dan mengontrol jalannya perusahaan secara keseluruhan d. Merumuskan dan menetapkan sistem manajemen yang digunakan perusahaan 2. Internal Control a. Melindungi dan mengamankan harta kekayaan milik perusahaan b. Memeriksa kecermatan dan menentukan sampai sejauh mana data-data akuntansi dapat dipercaya, yang dapat menambah keyakinan pemimpin bahwa apa yang dilaporkan bawahannya adalah benar dan dapat dipercaya c. Meningkatkan efisisensi operasional operasional perusahaan secara umum. d. Mendorong ditaatinya setiap kebijakan perusahaan yang telah digariskan oleh pimpinan. 3. Direktur Keuangan a. Mengkoordinir perumusan Strategi Jangka Panjang sebagai dasar perumusan Rencana Kerja dan Anggaran perusahaan (RKAP) dengan bekerja sama dengan Direksi lainnya b. Memberlakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi dan menanggulangi berbagai jenis risiko finansial yang dapat dihadapi oleh perusahaan dengan berkoordinasi dengan direksi lainnya.

6 58 c. Memastikan agar seluruh unit usaha dan wilayah kerja perusahaan mematuhi policy dan standard operating procedure (SOP) keuangan yang berlaku untuk masingmasing fungsi sesuai dengan rencana yang telah disetujui. d. Membangun sinergi dan berusaha mencapai hasil bisnis yang optimal dari pelaksanaan seluruh usaha perusahaan. e. Memastikan ketersediaan dana operasional yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk kegiatan operasional sehari-hari, dengan melakukan koordinasi erat dengan para pimpinan unit usaha 4. Plan Manager a. Mengatur dan melaksanakan produksi barang sesuai order produksi b. Membuat rencana penggunaan bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi. c. Membuat rencana penggunaan tenaga kerja langsung yang di butuhkan dalam proses produksi d. Membuat rencana mengenai penggunaan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan operasi overhead pabrik. e. Membuat penjadwalan estimasi barang jadi. 5. Direktur Marketing Purchasing Melakukan pemantauan terhadap staff bagian marketing dan merencanakan strategi penjualan produk pemasaran terhadap pelanggan dengan menggunakan berbagai macam media, alat komunikasi dan teknik-teknik marketing yang menunjang peningkatan penjualan pada perusahaan.

7 59 6. Internal Control Internal control bertugas untuk memeriksa laporan produksi dengan jumlah produksi yang di hasilkan, untuk mencegah terjadinya suatu kecurangan yang dilakukan oleh karyawan. 7. Manager Accounting a. Memeriksa laporan keuangan secara berkala b. Memantau aliran cash flow untuk mengetahui kondisi keuangan yang sedang terjadi pada saat itu c. Menandatangani kwitansi dan faktur pajak 8. Manager Keuangan a. Menetapkan struktur keuangan entitas dengan menetapkan kebutuhan entitas akan dana untuk sekarang (modal kerja jangka pendek) dan masa depan (keperluan investasi jangka panjang) serta menetapkan sumber dana yang dapat menutup kebutuhan-kebutuhan itu secara sehat. b. Mengalokasikan dana sedemikian rupa agar dapat memperoleh tingkat efisiensi atau profitabilitas yang optimal. c. Mengendalikan keuangan perusahaan dengan mengadakan sistem dan prosedur yang dapat mencegah penyimpangan dan mengambil langkah perbaikan jika terjadi penyimpangan di dalam pelaksanaan usaha dan memengaruhi struktur keuangan dan alokasi dana. 9. Manager Pembelian Lokal a. Menerima dan mengatur penempatan barang-barang dari supplier b. Memesan bahan baku jika sudah mencapai stock minimum c. Mengatur agar proses pembelian bahan baku berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan. 10. Manager Personalia dan Umum a. Melakukan pemeriksaan terhadap kondisi perlatan pabrik termasuk perawatan mesin dan penggantian sparerpart mesin. b. Melakukan perawatan terhadap kondisi fisik atas konstruksi bangunan.

8 Manager Spinning a. Meminta persediaan bahan baku b. Membuat surat keluar bahan baku 12. PPIC (Planning Production Inventory Control) a. Mengatur pesanan-pesanan yang masuk ke perusahaan. b. Menghitung apakah bahan baku yang akan digunakan untuk produksi cukup atau tidak. c. Membuat rencana pengadaan bahan berdasarkan rencana dan kondisi stok dengan menghitung kebutuhan material produksi menurut standar stok. d. Membuat evaluasi proses produksi e. Mengolah data, membuat rencana dan menganalisa realisasi produksi. 13. Manager Teknik a. Melakukan pemeliharaan mesin dan mengatasi teknis mengenai kerusakan yang terjadi pada mesin pabrik b. Memantau hasil kerja mesin dengan membuat laporan evaluasi jam kerja mesin yang telah berjalan 14. Manager Rajut Melakukan proses konversi bahan baku benang menggunakan mesin rajut sehingga menjadi kain cotton dan kain grey. 15. Manager Pemasaran a. Menawarkan dan memasarkan hasil-hasil produksi kepada customer b. Menerima order barang dari customer c. Mengumpulkan data-data di lapangan apa yang diinginkan pasar dan membandingkan dengan barang competitor d. Melaporkan kepada pimpinan perusahaan akan temuan di pasar baik dari harga, design, dan bentuk produk dari pesaing e. Menerima complain secara langsung dari para customer mengenai keluhan dan kendala yang dihadapi oleh customer tersebut.

9 Manager Pembelian Impor a. Menangani prosedur import secara menyeluruh b. Menangani dokumen-dokumen yang berkenaan dengan keperluan pemenuhan syarat import. 17. Staff Accounting a. Membantu manager accounting dalam memantau aliran cash flow. b. Membuat laporan keuangan perusahaan. 18. Staff Keuangan a. Menerima tagihan dari supplier. b. Membuat kwitansi dan faktur pajak. c. Memantau tagihan yang telah jatuh tempo, serta transferan uang masuk dari customer. d. Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan. 19. Staff Pemasaran a. Mengontrol kuantiti pengiriman dengan PO (Purchase Order) b. Membuat surat jalan dan surat-surat keluar yang dibutuhkan untuk kegiatan perusahaan c. Menerima keluhan dari customer via telepon d. Membuat laporan penjualan untuk direktur e. Menjaga kepercayaan customer f. Melakukan kunjungan ke customer g. Berusaha mencapai target yang telah ditetapkan 20. Staff Pembelian Impor a. Menangani pembelian barang impor dengan kelengkapan surat impor b. Menangani pajak bea masuk PPN bahan baku produksi 21. Kepala Bagian Menerima tugas dari para manager untuk mengatur, memberikan arahan bagi kepala regu sehingga job desk yang di berikan dapat dimengerti oleh karyawan.

10 Kepala Regu a. Kepala regu menjadi penghubung antara staff dan karyawan. b. Bertugas sebagai supervisor dimana ketua regu akan mengawasi berjalanya produksi bahan baku hingga menjadi barang jadi. 23. Tenaga Kerja Langsung a. Karyawan bertugas untuk melakukan pekerjaan di bagian pabrik yang merupakan tenaga kerja langsung. b. Karyawan bertugas dalam melakukan aktivitas produksi bahan baku hingga menjadi barang jadi. c. Membuat laporan mengenai keluarnya bahan baku d. Mencatat keluaran barang jadi 3.4 Dokumen yang Digunakan pada Proses Bisnis Berjalan Dari proses produksi yang ada di PT. Budi Texindo Prakarsa berikut dokumendokumen yang terkait di dalamnya diantaranya: 1. Rencana penggunaan bahan baku Membuat perencanaan mengenai kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk melakukan produksi yang berisi kode perencanaan bahan baku, jenis bahan baku, dan jumlah bahan baku yang akan dibuat oleh plan manager. 2. Rencana penggunaan tenaga kerja langsung Membuat perencanaan mengenai perkiraan tenaga kerja langsung yang di butuhkan dalam melakukan produksi yang berisi kode perencanaan TKL, jumlah TKL, gaji TKL dan waktu kerja TKL akan dibuat oleh plan manager. 3. Rencana penggunaan operasi overhead pabrik Membuat perencanaan mengenai biaya-biaya yang terlibat dalam melakukan produksi barang jadi yang berisi kode perencanaan penggunaan operasi overhead, jenis mesin yang digunakan, jam mesin yang dibutuhkan dan jumlah biaya overhead akan dibuat oleh plan manager. 4. Jadwal produksi Jadwal produksi bertujuan untuk melakukan estimasi mengenai kapan barang jadi selesai di produksi yang berisi kode jadwal produksi,tanggal produksi dan tanggal selesai produksi.

11 63 5. Order produksi Order produksi bertujuan untuk melakukan produksi bahan baku, hingga jadi sesuai dengan order permintaan dari pelanggan yang berisi kode order, tanggal order, jenis bahan baku, jumlah TKL dan jumlah mesin. 6. Rencana pengadaan bahan baku Rencana pengadaan bahan baku memuat mengenai kode bahan baku, tanggal order, jenis bahan baku dan jumlah bahan baku, yang bertujuan untuk melakukan pengadaan bahan baku sesuai pesanan pelanggan yang akan di kerjakan oleh PPIC. 7. Surat pembelian bahan baku Surat pembelian bahan baku berisi nama barang, jumlah, harga, dan keterangan mengenai bahan baku yang dibeli yang akan dilakukan oleh bagian manager pembelian impor. 8. Bukti keluar bahan baku Bukti keluar bahan baku memuat nama barang, jumlah, satuan barang yang dikeluarkan oleh bagian gudang atas permintaan PPIC. 9. Laporan keluaran barang jadi Laporan keluaran barang jadi bertujuan untuk mengetahui berapa banyak hasil produksi yang di hasilkan yang berisi kode laporan keluaran barang jadi, tanggal laporan keluaran barang jadi, jenis barang jadi dan jumlah barang jadi. 10. Laporan hasil kontrol produk barang jadi Membuat laporan hasil kontrol atas produk yang telah di produksi sehingga sesuai standar dan dapat dikirimkan kepada pelanggan. 11. Surat jalan produksi Surat jalan digunakan untuk mengantarkan barang jadi yang telah diproduksi oleh karyawan untuk dikirimkan kepada ketua regu yang berisi kode surat jalan, tanggal surat jalan, pengirim, penerima, jenis barang dan jumlah barang. 12. Laporan harian produksi Membuat laporan harian yang terkait dengan hasil barang jadi, banyak biaya bahan baku yang digunakan dan penggunaan tenaga kerja langsung. Dimana di dalam laporan harian produksi terdapat kode laporan harian

12 64 produksi, tanggal laporan, jenis barang, jumlah barang, jumlah tenaga kerja dan jumlah jam mesin. 13. Bukti Penyerahan Barang Jadi Bukti penyerahan barang jadi memuat kode barang, nama barang, qty, satuan, keterangan barang yang telah selesai diproduksi oleh karyawan berdasarkan order produksi yang diterima. 14. Laporan evaluasi produksi Laporan evaluasi produksi berisi tentang bahan baku, saldo awal, penerimaan, pemakaian, saldo akhir, waste dari bahan baku, dan hasil produksi dari penggunaan bahan baku tersebut. 15. Laporan HPP dengan metode tradisional Laporan perhitugan HPP dengan metode tradisional bertujuan untuk menghitung biaya-biaya yang terkait didalam produksi dengan membagi jumlah biaya produksi dibagi dengan volume produksi. Dalam laporan ini berisi kode laporan HPP, tanggal laporan, jenis barang, jumlah tenaga kerja dan jam mesin. 3.5 Analisis Sistem yang berjalan Proses Bisnis yang Berjalan PT. Budi Texindo Prakarsa mendapatkan bahan baku dengan melakukan impor kapas dari luar negeri. Mengingat hasil produksi adalah High Quality Knitted Export ke Jepang maka untuk menunjang dan mendapatkan kualitas yang sangat baik high grade types of row cotton such as a california, maka impor kapas di ambil dari SJV dari Amerika, dan tipe ANDY dari Australia. Dalam melakukan proses produksinya bahan pembantu berupa emcee, elvanol dan sunsize. Setelah melakukan impor kapas lalu di angkut menggunakan truk kontainer yang mencapai ton pertahun. Produksi yang di lakukan PT. Budi Texindo Prakarsa dimulai saat dengan melakukan stock barang. Dalam melakukan produksinya, PT. Budi Texindo Prakarsa dapat menghasilkan 42,644 bale pertahunnya, dimana dalam 1 bale berisi 6 karung kumpulan dari cone dengan berat 181,4 kg atau sama dengan 4 kardus. Masing-masing kardus berisikan 45,36 kg dengan 24 cone benang.

13 65 Proses bisnis produksi yang berjalan pada PT. Budi Texindo Prakarsa dimulai saat pelanggan melakukan pemesanan order atas barang yang dipesan, lalu plan manager akan membuat perencanaa produksi dan membuat estimasi penjadwalan barang jadi untuk memproduksi benang combed dan benang carded. Setelah melakukan estimasi, maka plan manager akan melakukan penjadwalan terhadap kapan perkiraan barang jadi selesai di buat. Setelah melakukan penjadwalan, bagian PPIC akan melakukan order produksi dan meminta presediaan bahan baku. Lalu kepala bagian spinning akan mengecek ketersediaan stok bahan baku untuk diserahkan kepada ketua regu. Jika stok bahan baku terdapat di bagian gudang, maka kepala bagian spinning akan membuat bukti keluar bahan baku. Namun jika stok bahan baku telah habis maka kepala bagian spinning akan melakukan pembelian bahan baku dengan membuat surat pembelian bahan baku yang dibuat oleh manager pembelian impor. Lalu ketua regu akan membuat surat perintah produksi dan memberikan instruksi kepada tenaga kerja langsung untuk melakukan produksi. Produksi barang akan di lakukan oleh tenaga kerja langsung dari bahan baku berupa kapas hingga menjadi benang. Tugas dari tenaga kerja langsung diantaranya adalah membuat laporan keluaran barang jadi, melakukan kontrol terhadap barang jadi yang telah diproduksi untuk memenuhi standar mutu kualitas yang baik dan melakukan packing barang jadi. Setelah selesai melalui ketiga tahapan tersebut lalu tenaga kerja langsung akan membuat surat jalan produksi untuk di serahkan kepada ketua regu. Setelah itu ketua regu melakukan perhitungan terhadap barang jadi yang dihasilkan untuk di serahkan oleh kepala bagian spinning. Kepala bagian spinning akan membuat laporan harian produksi yang akan diserahkan ke bagian manager spinning dan bagian akuntansi. Lalu barang yang sudah jadi akan di packing ke dalam kardus yang berisi 24 cones (gulungan benang) oleh tenaga kerja langsung yang akan di serahkan dan akan dimasukkan ke dalam gudang atau dapat di kirim ke pelanggan. Setelah itu manager spinning akan

14 66 melakukan penyerahan barang jadi yang akan di serahkan kepada PPIC untuk membuat evaluasi terhadap laporan produksi. Laporan harian produksi barang jadi pada bagian akuntansi juga akan di lakukan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode perhitungan tradisional. 3.6 Identifikasi Masalah dan Rekomendasi Identifikasi Masalah Masalah-masalah yang dihadapi oleh PT. Budi Texindo Prakarsa adalah sebagai berikut : 1. Harga Pokok Produksi tidak diketahui secara pasti karena masih menggunakan perhitungan secara tradisonal sehingga terdapat beberapa alokasi biaya yang kurang tepat dan tidak berdasarkan volume produksi. 2. Dasar alokasi yang digunakan adalah volume produksi yang menyebabkan biaya-biaya yang dibebankan ke produk menjadi kurang tepat oleh karena cost driver yang berbeda. 3. Persediaan bahan baku seringkali tidak sesuai dengan stock yang ada. 4. Adanya kecurangan dalam produksi, dimana jumlah bahan baku dan jumlah hasil produksi tidak sesuai serta tidak diketahui jumlahnya secara pasti. 5. Kurangnya dokumen-dokumen pendukung yang memadai dalam pelaporan produksi yang mengakibatkan kurangnya bukti yang diperlukan untuk melakukan pencatatan aktivitas proses produksi.

15 Rekomendasi Rekomendasi dari masalah-masalah di atas dapat di atasi dengan melakukan solusi-solusi terbaik dengan cara: 1. Menghitung harga pokok produksi dengan metode activity based costing sehingga dapat diketahui secara lebih akurat biaya yang dikeluarkan. 2. Perlunya pengawasan lebih detail dan dibuat surat hasil produksi dengan mencantumkan total waste dari bahan baku yang digunakan. 3. Merancang suatu sistem yang menyediakan formulir-formulir yang dibutuhkan untuk proses produksi secara lengkap 4. Menambahkan beberapa departemen baru seperti bagian gudang dan bagian quality kontrol sehingga meminilasisasi kesalahankesalahan risiko yang terjadi dalam pabrik serta menghindari kecurangan yang terjadi dalam pabrik. Perhitungan harga pokok dengan menggunakan satu penggerak biaya seperti volume produksi yang dasar pengalokasian biaya overhead kurang tepat, dikarenakan besar dari biaya overhead masing-masing produk berbanding lurus dengan volume masingmasing produk. Setiap biaya cost driver tunggal akan menyebabkan pengalokasian biaya overhead yang tidak mencerminkan pemakaian biaya overhead yang sesungguhnya. Dalam perusahaan manufaktur dalam perhitungan tradisonal hanya memperhitungkan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung ke setiap unit output. Maka dari itu, untuk memperbaiki pembebanan biaya overhead pabrik, metode perhitungan yang tepat sehingga hasil perhitungan akurat dan tepat yaitu dengan Activity based costing yang menilai biaya berdasarkan aktivitas pada masing-masing produk.

16 Perhitungan Harga Pokok Produk pada PT. Budi Texindo Prakarsa dengan Menggunakan Metode Perhitungan Tradisional Laporan Harga Pokok Produksi Per Bale untuk Benang Combed PT. Budi Texindo Prakrasa Laporan Harga Pokok Produksi, Benang Combed Tahun 2013 Keterangan Benang Combed Biaya Bahan Baku Langsung Bahan Baku Kapas (Cotton) Rp. 17,601,258,100 Pajak Import Rp. 440,031,453 Total Bahan Baku Langsung Rp. 18,041,289,553 Biaya Tenaga Kerja Langsung 376 orang Rp. 9,475,200,000 Overhead Pabrik Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Rp. 659,196,469 Biaya Wasting 22% dari Bahan Baku Rp. 3,872,276,782 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp. 395,241,524 Biaya Transport Pengiriman Rp. 45,857,124 Biaya Pemeliharaan Mesin Rp. 2,250,852,478 Biaya Pemeliharaan Kendaraan Pabrik Rp. 32,324,524 Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik Rp. 58,556,724 Biaya Listrik Mesin Rp. 11,870,841,436 Biaya Listrik Pabrik Rp. 2,659,318,759 Biaya Telepon Pabrik Rp. 24,884,524 Biaya Air Mesin Rp. 20,344,485 Biaya Air Pabrik Rp. 15,266,758 Biaya Penyusutan Mesin Rp. 1,857,705,882 Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik Rp. 17,448,552 Biaya Penyusutan Gedung Pabrik Rp. 459,558,823 Biaya Quality control Rp. 55,526,447 Biaya PBB Rp. 39,244,547 Biaya Pengolahan Limbah Rp. 87,634,254

17 69 Biaya Overhead Lain-lain Rp. 22,458,724 Total Overhead Pabrik Rp. 24,444,538,814 Harga Pokok Produksi Rp. 51,961,028,367 Volume Produksi (Bale) 16,865 Harga Pokok Produksi per bale Rp. 3,080,998 Tabel 3.1 Perhitungan harga pokok produksi per bale berdasarkan sistem tradisonal untuk produk Benang Combed Pada Tabel 3.1 perhitungan harga pokok produksi per bale untuk produk benang Combed dapat diketahui dari biaya bahan baku langsung dijumlahkan dengan biaya tenaga kerja langsung dan overhead. Totalnya adalah harga pokok produksi secara keseluruhan untuk produk benang Combed adalah Rp. 51,961,028,367 dengan total produksi 16,865 bale. Harga pokok produksi per unit dapat dihitung dengan membagikan harga pokok keseluruhan (Rp. 51,961,028,367) dengan volume produksi (16,865) sehingga hasilnya adalah Rp. 3,080,998.

18 Laporan Harga Pokok Produksi Per Bale untuk Benang Carded Keterangan Benang Carded Biaya Bahan Baku Langsung Bahan Baku Kapas (Cotton) Rp. 12,812,203,066 Pajak Import Rp. 320,305,077 Total Bahan Baku Langsung Rp. 13,132,508,143 Biaya Tenaga Kerja Langsung 264 orang Rp. 6,652,800,000 Overhead Pabrik Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Rp. 496,354,723 Biaya Wasting 22% dari Bahan Baku Rp. 2,820,447,454 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp. 324,524,658 Biaya Transport Pengiriman Rp. 35,458,741 Biaya Pemeliharaan Mesin Rp. 1,854,779,824 Biaya Pemeliharaan Kendaraan Pabrik Rp. 26,554,781 Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik Rp. 42,239,587 Biaya Listrik Mesin Rp. 8,309,589,005 Biaya Listrik Pabrik Rp. 2,004,199,353 Biaya Telepon Pabrik Rp. 21,867,571 Biaya Air Mesin Rp. 14,019,152 Biaya Air Pabrik Rp. 10,686,730 Biaya Penyusutan Mesin Rp. 1,142,294,458 Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik Rp. 13,458,471 Biaya Penyusutan Gedung Pabrik Rp. 321,691,185 Biaya Quality Control Rp. 38,562,435 Biaya PBB Rp. 27,470,883 Biaya Pengolahan Limbah Rp. 75,243,154 Biaya Overhead Lain-lain Rp. 30,257,428 Total Overhead Pabrik Rp. 17,609,699,593 Harga Pokok Produksi Rp. 37,395,007,736 Volume Produksi (Bale) 14,396 Harga Pokok Produksi per bale Rp. 2,597,597 Tabel 3.2 Perhitungan harga pokok produksi per bale berdasarkan sistem tradisonal untuk produk benang Carded.

19 71 Pada Tabel 3.2 perhitungan harga pokok produksi per bale untuk produk benang carded dapat diketahui bahwa biaya bahan baku langsung dijumlahkan dengan biaya tenaga kerja langsung dan overhead. Totalnya adalah harga pokok produksi secara keseluruhan untuk produk. Benang carded adalah Rp. 37,395,007,736 dengan total produksi 14,396 bale. Harga pokok prosuksi per bale dapat dihitung dengan membagikan harga pokok keseluruhan (Rp 37,395,007,736) dengan volume produksi (14,396) sehingga hasilnya adalah Rp. 2,597, Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi antara Benang Combed dan Benang Carded PT. Budi Texindo Prakrasa Laporan Harga Pokok Produksi Tahun 2013 Keterangan Benang Combed Benang Carded (dalam rupiah) (dalam rupiah) Biaya Bahan Baku Langsung Bahan Baku Kapas (Cotton) 17,601,258,100 12,812,203,066 Pajak Import 440,031, ,305,077 Total Bahan Baku Langsung 18,041,289,553 13,132,508,143 Biaya Tenaga Kerja Langsung 376 9,475,200, ,652,800,000 Overhead Pabrik Biaya Bahan Baku Tidak Langsung 659,196, ,354,723 Biaya Wasting 22% dari Bahan Baku 3,872,276,782 2,820,447,454 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 395,241, ,524,658 Biaya Transport Pengiriman 45,857,124 35,458,741 Biaya Pemeliharaan Mesin 2,250,852,478 1,854,779,824 Biaya Pemeliharaan Kendaraan Pabrik 32,324,524 26,554,781 Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik 58,556,724 42,239,587

20 72 Biaya Listrik Mesin 11,870,841,436 8,309,589,005 Biaya Listrik Pabrik 2,659,318,759 2,004,199,353 Biaya Telepon Pabrik 24,884,524 21,867,571 Biaya Air Mesin 20,344,485 14,019,152 Biaya Air Pabrik 15,266,758 10,686,730 Biaya Penyusutan Mesin 1,857,705,882 1,142,294,458 Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik 17,448,552 13,458,471 Biaya Penyusutan Gedung Pabrik 459,558, ,691,185 Biaya Quality kontrol 55,526,447 38,562,435 Biaya PBB 39,244,547 27,470,883 Biaya Pengolahan Limbah 87,634,254 75,243,154 Biaya Overhead Lain-lain 22,458,724 30,257,428 Total Overhead Pabrik 24,444,538,814 17,609,699,593 Harga Pokok Produksi 51,961,028,367 37,395,007,736 Tabel 3.3 Perhitungan harga pokok produksi berdasarkan sistem tradisonal untuk produk Benang Combed dan Benang Carded Pada Tabel 3.3 perhitungan harga pokok produksi untuk benang Combed adalah Rp. 51,961,028,367, sedangkan Harga Pokok Produksi untuk benang Carded adalah Rp 37,395,007,736 yang didapat dari penjumlahan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

21 Perbandingan Perhitungan Tarif Overhead antara Benang Combed dan Benang Carded Dari data-data yang telah ada, dapat dihitung tarif biaya overhead per bale untuk jenis benang Combed dan benang Carded, yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel perhitungan tarif overhead berdasarkan sistem tradisional untuk benang Combed dan benang Carded tahun 2013 Biaya Overhead Pabrik Benang Combed Benang Carded (dalam rupiah) (dalam rupiah) Total Biaya Bahan Baku Tidak Langsung 659,196, ,354,723 1,155,551,192 Biaya Wasting 22% dari Bahan Baku 3,872,276,782 2,820,447,454 6,692,724,236 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 395,241, ,524, ,766,182 Biaya Transport Pengiriman 45,857,124 35,458,741 81,315,865 Biaya Pemeliharaan Mesin 2,250,852,478 1,854,779,824 4,105,632,302 Biaya Pemeliharaan Kendaraan Pabrik 32,324,524 26,554,781 58,879,305 Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik 58,556,724 42,239, ,796,311 Biaya Listrik Mesin 11,870,841,436 8,309,589,005 20,180,430,440 Biaya Listrik Pabrik 2,659,318,759 2,004,199,353 4,663,518,112 Biaya Telepon Pabrik 24,884,524 21,867,571 46,752,095 Biaya Air Mesin 20,344,485 14,019,152 34,363,637 Biaya Air Pabrik 15,266,758 10,686,730 25,953,488 Biaya Penyusutan Mesin 1,857,705,882 1,142,294,458 3,000,000,340 Biaya Penyusutan Kendaraan Pabrik 17,448,552 13,458,471 30,907,023 Biaya Penyusutan Gedung Pabrik 459,558, ,691, ,250,008 Biaya Quality Control 55,526,447 38,562,435 94,088,882 Biaya PBB 39,244,547 27,470,883 66,715,430 Biaya Pengolahan Limbah 87,634,254 75,243, ,877,408 Biaya Overhead Lain-lain 22,458,724 30,257,428 52,716,152 Total Overhead Pabrik 24,444,538,814 17,609,699,593 42,054,238,407 Bale Produksi 16,865 14,396 31,261 Tarif Overhead Per Bale 1,449,424 1,223,236 1,345,262 Tabel 3.4 Perhitungan tarif overhead pabrik berdasarkan sistem tradisonal untuk produk benang Combed dan benang Carded

22 74 Pada Tabel 3.4, Pada perhitungan tarif overhead pabrik berdasarkan sistem tradisional untuk benang Combed dan benang Carded per bale adalah Rp. 1,345,262 yang didapat dari total biaya overhead pabrik dibagi dengan total jumlah bale yang diproduksi Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Benang pada Combed dan Benang Carded PT. Budi Texindo Prakrasa Laporan Harga Pokok Produksi per Bale Benang Combed dan Benang Carded Tahun 2013 Keterangan Benang Combed Benang Carded Biaya Bahan Baku Langsung Rp. 18,041,289,553 Rp. 13,132,508,143 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 9,475,200,000 Rp. 6,652,800,000 Biaya Overhead Pabrik : Rp. 1,449,424 X 16,865 Bale Rp. 24,444,538,814 Rp. 1,223,236 X 14,396 Bale Rp. 17,609,699,593 Total Harga Pokok Produksi Rp. 51,961,028,367 Rp. 37,395,007,736 Volume Produksi (Bale) 16,865 14,396 Harga Pokok Produksi Per Bale Rp. 3,080,998 Rp. 2,597,597 Tabel 3. 5 Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Bale berdasarkan sistem tradisonal untuk produk benang Combed dan benang Carded. Pada Tabel 3.5 perhitungan Harga Pokok Produksi per bale pada produk benang Combed dengan sistem tradisional adalah Rp. 3,080,998 sedangkan untuk produk benang Carded adalah Rp. 2,597,597. Untuk Harga Pokok Produksi per bale diperoleh dari total keseluruhan harga pokok produksi (penjumlahan dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) dibagi dengan volume produksi per produk (bale).

23 75 Dari kedua hasil produksi di atas diperoleh bahwa terdapat beberapa alokasi biaya yang kurang tepat dan tidak berdasarkan volume produksi. Biaya tersebut meliputi biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan mesin, biaya pemeliharaan mesin, biaya pemeliharaan kendaraan, biaya pemeliharaan kendaraan, biaya penyusutan gedung pabrik, dan biaya trasportasi. Maka dari itu, bila dasar alokasi yang di gunakan adalah volume produksi, biaya-biaya yang dibebankan ke produk menjadi kurang tepat oleh karena cost driver yang berbeda.

24 76

BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN. produksi/semi produksi/ jasa cutting tissue (converting tissue). Perusahaan ini berdiri

BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN. produksi/semi produksi/ jasa cutting tissue (converting tissue). Perusahaan ini berdiri BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN 3.1. Latar belakang perusahaan PT. Duta Indah Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi/semi produksi/ jasa cutting tissue (converting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Siklus produksi merupakan sebuah gambaran dari aktivitas proses bisnis dan pengoperasian proses data yang berhubungan dengan pembuatan produk. Di dalam sebuah siklus

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV.Yakin adalah perusahaan yang berorientasi pada produksi es batangan (balok) dengan kapasitas produksi kurang lebih 800

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim Gambar 2.1 Foto Perusahaan PT Kasa Husada Wira Jatim yang berlokasi di jalan Kalimas Barat 17-19, Surabaya merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Riwayat PT.Groovy Mustika Sejahtera PT.Groovy Mustika Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi

Lebih terperinci

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya. BAB 3 Analisis Sistem Pembelian Bahan Baku yang Sedang Berjalan 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Siaga Ratindotama, yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1992 di Jakarta

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

LAMPIRAN. RJPP wkt Kebijakan wkt RKAP wkt MANAGING DIRECTOR merencanakan menentukan waste 0.16 membuat 3.20 mengorganisasikan 3.20 memimpin rapat 0.

LAMPIRAN. RJPP wkt Kebijakan wkt RKAP wkt MANAGING DIRECTOR merencanakan menentukan waste 0.16 membuat 3.20 mengorganisasikan 3.20 memimpin rapat 0. 108 LAMPIRAN FUNGSI STRATEGIS - IMPROVED RJPP wkt Kebijakan wkt RKAP wkt MANAGING DIRECTOR merencanakan menentukan waste 0.16 membuat 3.20 mengorganisasikan 3.20 memimpin rapat 0.72 3.20 0.88 3.20 General

Lebih terperinci

Lampiran 1 PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK. PT. SUMBER REJEKI Jalan Gembong Sekolahan No.14 Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE

Lampiran 1 PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK. PT. SUMBER REJEKI Jalan Gembong Sekolahan No.14 Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE Lampiran 1 PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK PT. SUMBER REJEKI Jalan Gembong Sekolahan No.14 Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK 1. TUJUAN Tujuan dari

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. SURYAPRABHA JATISATYA merupakan suatu perusahaan swasta yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang supplier handuk dan sprey ke

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang supplier handuk dan sprey ke BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Bab ini membahas mengenai sejarah dari perusahaan. PT. Timur Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang supplier handuk dan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 69 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan UD. Sri Rejeki adalah usaha dagang yang bergerak dalam bidang ceramics houseware. Berawal dari keinginan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN

BAB III OBYEK PENELITIAN BAB III OBYEK PENELITIAN III.1. Gambaran Umum Perusahaan III.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Multi Megah Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri garmen. Perusahaan ini memiliki dua

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. DS. Penulis melakukan observasi dan wawancara langsung ke perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata 68 BAB 3 Analisa Kebutuhan Basisdata 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Mitratama Uniplast merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang mendaur ulang biji plastik, lalu menjualnya.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PT MULTIFARMA SATWA MAJU. III.1. Sejarah dan Perkembangan PT.Multifarma Satwa Maju

BAB III GAMBARAN UMUM PT MULTIFARMA SATWA MAJU. III.1. Sejarah dan Perkembangan PT.Multifarma Satwa Maju BAB III GAMBARAN UMUM PT MULTIFARMA SATWA MAJU III.1. Sejarah dan Perkembangan PT.Multifarma Satwa Maju III.1.1. Sejarah Singkat PT.Multifarma Satwa Maju PT.Multifarma Satwa Maju adalah sebuah perusahaan

Lebih terperinci

HASIL WAWANCARA 1 Dengan : Andy Chandra Jabatan : Kepala Bagian Perencanaan PT. Global Teknikindo Berkatama Tanggal : 18 Maret 2013

HASIL WAWANCARA 1 Dengan : Andy Chandra Jabatan : Kepala Bagian Perencanaan PT. Global Teknikindo Berkatama Tanggal : 18 Maret 2013 L1 HASIL WAWANCARA 1 Dengan : Andy Chandra Jabatan : Kepala Bagian Perencanaan PT. Global Teknikindo Berkatama Tanggal : 18 Maret 2013 1. Bisa tolong dijelaskan bagaimana sejarah perusahaan PT. Global

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Profile Perusahaan PT. Tatalogam Lestari, yang berproduksi pertama kali pada tahun 1994, adalah produsen genteng metal terbesar di Indonesia dan sudah mampu berbicara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS Prosedur Terkait Sistem Persediaan Bahan Baku Fiber

BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS Prosedur Terkait Sistem Persediaan Bahan Baku Fiber BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS 4.1. Prosedur Terkait Sistem Persediaan Bahan Baku Fiber 4.1.1 Prosedur Pemesanan Fiber 1. Bagian PPIC menerima Laporan Stock Fiber (LSF) dari Bag. Inventory (Bag.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektivitasnya. Meningkatkan efektivitas mencakup kemampuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan PT Trans Makmur Abadi berdiri pada tanggal 28 Agustus 2002, Kantornya terletak di TRANS MOBIL Jl.Bandengan Utara dalam no.38d Jakarta

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.2 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. Penulis menggunakan objek penelitian yaitu CV Kalingga Jati. Perusahaan. Kota Jepara, Jawa Tengah, Indonesia.

BAB III. Metode Penelitian. Penulis menggunakan objek penelitian yaitu CV Kalingga Jati. Perusahaan. Kota Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. BAB III Metode Penelitian 3..Objek & Lokasi Penelitian Penulis menggunakan objek penelitian yaitu CV Kalingga Jati. Perusahaan ini bergerak di bidang manufaktur furniture kayu jati. Yang berlokasi di Kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi kebutuhan penting dalam perusahaan untuk mendukung

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi kebutuhan penting dalam perusahaan untuk mendukung 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya perkembangan sistem informasi pada era teknologi saat ini, berdampak pada kemajuan dalam perkembangan usaha setiap organisasi. Informasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL 3.1 Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Piutang Usaha PT. Aromatech International

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Keadaan Saat ini 6.1.1.1 Struktur Organisasi dan Job Description Saat Ini Struktur organisasi dan job description saat ini tergambar dalam bab 4 pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Profil Perusahaan PT. Muncul Anugerah Sakti merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2004 yang merupakan anak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Plymilindo Perdana merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang supporting plywood dan cat tembok.pt.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. A. Aktivitas Usaha PT. Indorama Synthetics Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. A. Aktivitas Usaha PT. Indorama Synthetics Tbk 41 BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN A. Aktivitas Usaha PT. Indorama Synthetics Tbk PT. Indorama Synthetics Tbk merupakan perusahaan manufaktur sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, dimana ruang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. Berikut adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. Berikut adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan didalamnya 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Batavia Cyclindo Industry

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian internal pada PT.

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut adalah gambaran tentang PT. Phanovindo Suksestama meliputi sejarah perusahaan, struktur, pembagian tugas dan tanggung jawab di

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam kebutuhan hidup manusia. Hal ini juga membawa suatu kompetisi khususnya di dunia manufaktur.

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Valindo Global. Pembahasan tersebut dibatasi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melaksanakan audit

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Putra Mas Prima PT. Putra Mas Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli bijih plastik yang berdiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia dan juga semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan diri untuk

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan Teknologi dalam kehidupannya. Semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, maka saat ini tercipta banyak

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

guna memenuhi kebutuhan furniture di Indonesia.

guna memenuhi kebutuhan furniture di Indonesia. BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Amerindo Sentosa adalah sebuah perusahaan berkembang yang bergerak di bidang industri springbed, dimana keberadaanya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo

BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN 3.1 Analisa Sistem Berjalan 3.1.1 Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo P.T Berkat Jaya Komputindo pertama kali didirikan pada tanggal 5 Januari 1999,

Lebih terperinci

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek? Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT ELEMATEC INDONESIA

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT ELEMATEC INDONESIA BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT ELEMATEC INDONESIA 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Elematec Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan material elektronik.

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei Perusahaan didirikan oleh Endang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei Perusahaan didirikan oleh Endang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat PT. BERLIAN TECHPRINT INDONESIA merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei 2007. Perusahaan didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN PADA PT.RIZKI ADHIBUANA PERKASA. pendirian perseroan terbatas No. 19 oleh Notaris Miranti Tresnining Timur SH

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN PADA PT.RIZKI ADHIBUANA PERKASA. pendirian perseroan terbatas No. 19 oleh Notaris Miranti Tresnining Timur SH BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN PADA PT.RIZKI ADHIBUANA PERKASA 3.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan ini didirikan untuk pertama kalinya berdasarkan akta pendirian perseroan terbatas No. 19 oleh Notaris

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada PT. Intan Suar Kartika adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris a. Menentukan visi dan misi

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 2. Diskripsi CV. Jawa Dipa CV. Jawa Dipa merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dibidang permebelan yang ada di Desa Bondo, Kecamatan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ORGANISASI PERUSAHAAN Uraian Tugas dan Tanggungjawab PT XYZ Medan memiliki beberapa departemen yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN 3.1. Profil Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Vista Mandiri Gemilang adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang garment dengan produk utamanya adalah pakaian dalam untuk pria,

Lebih terperinci

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku pada perusahaan j rot galery di Klaten Oleh : Riasti F.3302181 BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Perusahaan J ROT GALERY adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan sumber daya untuk memproses bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi.

Lebih terperinci

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan L-1 Lampiran 1 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di PT. Intan Suar Kartika Di bawah ini diuraikan masing-masing pembagian tugas dan tanggung jawab tiap jabatan yaitu sebagi berikut:

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi PT. Jabatex 3.1.1 Profile PT Jabatex merupakan produsen tekstil dengan kualitas utama yang melayani baik pasar domestik maupun internasional.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari PT Kurnia Mulia Citra Lestari adalah perusahaan swasta yang didirikan berdasarkan akta notaris no.67 dihadapan Emmy Halim.SH,

Lebih terperinci

Hasil Wawancara. Berikut ini adalah Hasil wawancara dengan Manager Perusahaan PT.Youngindo Utama.

Hasil Wawancara. Berikut ini adalah Hasil wawancara dengan Manager Perusahaan PT.Youngindo Utama. Hasil Wawancara Berikut ini adalah Hasil wawancara dengan Manager Perusahaan PT.Youngindo Utama. Hasil wawancara telah kami ringkas dan padatkan menjadi beberapa paragraf yang dapat dilihat dibawah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MULTI MEGAH MANDIRI. perkembangan dan menjadi pemimpin pasar dalam fashion socks dan sport socks

BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MULTI MEGAH MANDIRI. perkembangan dan menjadi pemimpin pasar dalam fashion socks dan sport socks BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MULTI MEGAH MANDIRI 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Multi Megah Mandiri yang terletak di Jl. Kamal Muara IX No. 26 Jakarta-Utara, merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari banyaknya industri baru yang tumbuh dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari banyaknya industri baru yang tumbuh dan berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa kini perkembangan dunia industri di Indonesia semakin maju, hal ini dapat terlihat dari banyaknya industri baru yang tumbuh dan berkembang dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak LAMPIRAN Lampiran. Kuesioner No. Pernyataan Lingkungan Pengendalian. Perusahaan telah menerapkan integritas dan nilai etis dalam kegiatannya.. Perusahaan telah menempatkan karyawan sesuai dengan latar

Lebih terperinci

Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer?

Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer? Wawancara I Pertanyaan no. 1 Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer? Jb. belum ada cara untuk mengatasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA 41 BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA 3.1 Profile Perusahaan PT Rackindo Setara Perkasa merupakan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN Evaluasi atas sistem akuntansi dimulai pada saat perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk produksi saat produksi berlangsung. Selain itu evaluasi juga dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB Akuntansi Biaya Modul ke: Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Perhitungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Organisasi PT PANCAYASA PRIMATANGGUH berdiri pada awal tahun 1990 oleh Budi Arifandi, Yohanes Kaliman dan Soegiarto Simon. PT PANCAYASA

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penjualan alat-alat rumah tangga dari Korea dan Cina. Alat-alat yang dijual berupa

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penjualan alat-alat rumah tangga dari Korea dan Cina. Alat-alat yang dijual berupa BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan CV. Sumber Mas merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi penjualan alat-alat rumah tangga dari Korea dan Cina. Alat-alat yang dijual

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Investigasi Awal 4.1.1. Informasi dan Data 4.1.1.1 Input Sistem kerja yang ada dan berjalan sebelumnya dilakukan secara manual. Manual dalam hal ini adalah masih menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Dra. Waty Tjakra & Associates (WTA) didirikan pada tanggal 7 Februari 2000 Dra. Waty Tjakra,Al.,BKP.,SH.,MH

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT Denko Wahana Prima Perusahaan berdiri pertama kali pada bulan april tahun 1992, dengan nama PT Natapilar Pusaka yang terletak di Jl. Riau No.111.

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN

BAB 5 ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN BAB 5 ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN 5.. Analisis Prosedur pada Sistem Informasi Persediaan Berdasarkan Pengumpulan data pada bab 4 terdapat 6 prosedur Sistem Informasi Persediaan. Enam Prosedur Sistem

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

PROSES PENJUALAN DAN PEMBELIAN BARANG DI PT. MULTI GARMENTAMA

PROSES PENJUALAN DAN PEMBELIAN BARANG DI PT. MULTI GARMENTAMA PROSES PENJUALAN DAN PEMBELIAN BARANG DI PT. MULTI GARMENTAMA TUGAS Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Matakuliah Analisa Proses Bisnis Kelas MI-4 Semester III Oleh : Kelompok Mix Fourteen Haris Munandar

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Tugas 4 STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Berikut ini adalah salah satu contoh struktur organisasi. Organisasi Lini adalah bentuk

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut ini adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan di dalamnya : 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. XYZ adalah sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT PMJ (dahulu PD DH) berdiri pada bulan Oktober 2001 dibuat dihadapan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT PMJ (dahulu PD DH) berdiri pada bulan Oktober 2001 dibuat dihadapan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Sejarah singkat perusahaan PT PMJ (dahulu PD DH) berdiri pada bulan Oktober 2001 dibuat dihadapan notaris Niny, S.H No.2 yang beralamat di kawasan Tangerang. Pertama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. anggota dihargai sebesar Rp1,00 per yard. Adapun simpanan anggota-anggota. dimulai dengan kemampuan kapasitas :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. anggota dihargai sebesar Rp1,00 per yard. Adapun simpanan anggota-anggota. dimulai dengan kemampuan kapasitas : BAB III METODOLOGI PENELITIAN H. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT GKBI berdiri pada tanggal 1 Juli 1957 dengan modal pembangunan diperoleh dari simpanan wajib anggota Gabungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Adanya persaingan ini menuntut perusahaan untuk melakukan berbagai upaya agar bertahan

Lebih terperinci

Hasil Wawancara dengan CV. AGH. Tanggal Wawancara : 22 Oktober 2013

Hasil Wawancara dengan CV. AGH. Tanggal Wawancara : 22 Oktober 2013 Hasil Wawancara dengan CV. AGH A: Penulis B: Direktur Tanggal Wawancara : 22 Oktober 2013 A: Pada tahun berapa perusahaan ini mulai berdiri? B: Pada tahun 2000 A: Bagaimana awal pendirian perusahaan? B:

Lebih terperinci