BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai manusia, aktivitas-aktivitas yang sering dilakukan adakalanya memiliki

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai manusia, aktivitas-aktivitas yang sering dilakukan adakalanya memiliki"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai manusia, aktivitas-aktivitas yang sering dilakukan adakalanya memiliki keterbatasan dari kemampuan manusia. Untuk memulihkan kondisi kinerja manusia, maka manusia memerlukan istirahat yang cukup. Kebutuhan manusia dalam beristirahat, tidaklah cukup dengan dengan hanya dapat tidur di berbagai tempat. Cara tidur yang salah dapat membuat kondisi tubuh menjadi sakit dan menyebabkan nyeri pada otot. Pada saat sekarang ini, manusia disarankan beristirahat di atas tempat tidur yang nyaman. Keinginan untuk dapat beristirahat dengan nyaman, membuat para pemakai tempat tidur ini mengharapkan tempat tidur yang dapat memenuhi segala kenyamanan mereka pada saat akan beristirahat. Pemakaian tempat tidur yang secara umum, bahkan hampir seluruh manusia yang menggunakan tempat tidur, menyebabkan tingkat pemakaian tempat tidur yang sangat tinggi. Pada PT. Funisia Perkasa telah terdapat berbagai jenis tempat tidur yang telah tersedia. Adapun tempat tidur yang dirancang lebih kepada pembuatan tempat tidur dari kayu dan bukan pembuatan kasurnya. PT. Funisia Perkasa mengeluarkan produk-produk furniture dan sebagai salah satunya adalah tempat tidur ini. Karena itulah, penulis akan meneliti dan menggembangkan tempat tidur sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan. Pengembangan yang

2 2 dilakukan merupakan pengembangan terhadap produk-produk tempat tidur produksi PT. Funisia Perkasa yang telah ada. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Pemakaian tempat tidur dapat dipakai oleh berbagai kalangan. Sehingga tujuan dari penelitian ini lebih kepada kepuasan pelanggan. Dan dari tempat tidur yang sudah ada di pasaran, penulis akan mengembangkannya sesuai dengan keingginan konsumen. Adapun masalah-masalah yang dihadapi saat ini adalah : Bagaimana membuat tempat tidur yang membuat konsumen merasa nyaman. Bagaimana membuat agar pengguna tempat tidur dapat memperoleh kualitas mutu yang tinggi. Perbaikan apa saja yang diperlukan dari tempat tidur yang sudah ada. Bagaimana supaya tempat tidur yang ada lebih efektif dan efesien. Bagaimana tempat tidur yang baru memperoleh nilai dan fungsi yang lebih dibandingkan sebelumnya. Bagaimana agar tempat tidur yang baru memberikan nilai fungsi yang lebih dan lebih praktis penggunaannya.

3 3 1.3 Ruang Lingkup Adapun tugas akhir ini menggunakan metode penelitian terhadap kebutuhankebutuhan pelanggan. Metode penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner dan melakukan wawancara secara langsung kepada para konsumen. Penyebaran kuisioner dilakukan secara tiga tahapan. Ketiga tahapan ini akan dibahas pada bab berikutnya. Hasil dari pengembangan yang telah diteliti, akan diperbandingankan dengan produk-produk tempat tidur produksi PT. Funisia Perkasa. Hasil-hasil data-data baik berupa gambar dan tabel akan diolah menggunakan teori-teori yang telah dipelajari. Sehingga selain menggunakan metode penelitian, juga menggunakan metode kepustakaan. Beberapa teori-teori yang dipakai dalam penyusunan tugas akhir ini adalah : Anthropometri tubuh manusia Perencanaan dan Perancangan Produk Perencanaan Proses Pengujian Statistik Teori-teori diatas digunakan untuk dapat membuat produk akhir yang dihasilkan dari hasil penelitian dengan menggolah data-data yang telah diteliti. Pengolahan datanya dilakukan dengan perhitungan secara manual dan perhitungan secara komputerisasi menggunakan program-program yang sesuai.

4 4 1.4 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari penelitian pembuatan tempat tidur ini adalah : Memberikan kepuasan pada pengguna tempat tidur ini. Untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pemakaian tempat tidur ini. Memberikan hasil yang lebih sempurna dari segi penampilan dan segi fungsinya. Sedangkan manfaat penelitian ini: Perbaikan dalam berbagai hal, baik dari segi ergonomis maupun dari segi kualitas. Memberikan beberapa pengetahuan mengenai bagaimana untuk dapat mengembangkan suatu produk yang telah ada. Penggunaan tempat tidur yang baru akan memperbaiki penggunaan tempat tidur yang lama. 1.5 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini bergerak di bidang manufaktur furniture dengan menggunakan bahan dasar Kayu Pinus dan kayu dari berbagai bahan campuran. Perusahaan ini berdiri dengan nama PT. Funisia Perkasa. Sejarah berdirinya PT. Funisia Perkasa adalah berdasarkan keinginan perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen akan produk-produk furniture rumah tangga dan kantor. PT. Funisia Perkasa berdiri pada tahun 1993 (Perusahaan ini merupakan generasi ke-2). Pada awalnya generasi pertama mendirikan perusahaan furniture yang berorientasi local, sedangkan PT. Funisia Perkasa berorientasi export oriented.

5 5 Sejalan bertambahnya waktu, PT Funisia Perkasa semakin berkembang dari 30 karyawan menjadi 200 karyawan. Berikut merupakan profile dari PT. Funisia Perkasa: Kantor Pusat : Jl. Pluit Sakti IX no. 16, Jakarta Phone : / Fax : Pabrik : Jl. Daan Mogot km. 19, Jl. Yos Sudarso no.12 Jakarta Phone : / Fax : Luas area : 3 hektar funisia@indosat.net.id/ lieamin@yahoo.com Home-page : President Director : Lie A Min Kapasitas : 10 x 40 feet/ bulan Referensi Bank : Bank Negara Indonesia (Persero) Cabang Kota, Jl. Lada no. 1 Jakarta Registrasi TDP : Registrasi SQUP no : 1008/09/02/PB/I/93 Adapun PT. Funisia Perkasa ini berkiprah di manca negara. Sejak tahun 1994 PT. Funisia Perkasa turut serta pada pameran internasional di antaranya :

6 6 Amerika (High Point) Cologne (Jerman Furniture Exhibition) Dubai (Index Show) Australia (Sydney) Malaysia (MIFF= Malaysia International Furniture Fair) Singapore (SFIF= Singapore Furniture International Fair) PT. Funisia Perkasa menjadi kuat, maju, dan berkembang luas dalam bidang ekspor. Bahkan sampai merambah ke Arab dan sekarang memasuki negara Thailand (sebuah negara yang terkenal akan kemajuannya di bidang interior). Sedangkan kiprahnya di nusantara kurang lebih 3 tahun yang lalu, dengan melihat kebutuhan furniture di Indonesia yang semakin maju, maka PT. Funisia Perkasa membuka divisi baru untuk melayani pasar lokal, dengan mendirikan Interior Design Local yaitu Philadelphia House.

7 7 Yang menjadi kegiatannya yaitu mengikuti pameran di JHCC dan membuka 3 showroom antara lain : 1. Mega Mall Jl. Pluit Indah Raya Lt.2 no. 60 Phone/ Fax : STC Senayan Lt.4 no Jl. Asia Afrika Pintu 9 Gelora Senayan Jakarta Phone/ Fax : Plaza Meubel Jl. RS Fatmawati Lt. 1 No. 123 Jakarta Phone/ Fax : Proyek- proyek yang ditangani oleh PT. Funisia Perkasa ada yang di luar negeri ada pula yang di dalam negeri. Proyek-proyek yang ditangani di luar negeri antara lain: Amerika (Los Angeles, Miami, Florida) Singapura (Orchid Road, Suntec, dan Picket of Rail)

8 8 Proyek-proyek yang ditangani di dalam negeri antara lain : Proyek di Bellagio Mansion dan residence sebanyak 220 unit (kitchen set dan partisi desain). Proyek apartemen di Mango (Jakarta Selatan) sebanyak 18 unit. Proyek perumahan di Lippo Karawaci sebanyak 25 rumah. Proyek property dan perumahan dalam skala kecil (seperti bedset, kitchen set dan lain-lain) sebanyak 50 unit. Proyek perkantoran dan perbankan. Seluruh proyek ini dikerjakan oleh PT. Funisia Perkasa dengan berbagai bahan material import yang berkualitas. Untuk finishing PT. Funisia Perkasa memakai merk terkenal (Profain). Sumber : PT. Funisia Perkasa Gambar 1.1 Logo PT. Funisia Perkasa Visi dan Misi yang ingin dicapai oleh PT. Funisia Perkasa yaitu : Visi : Bekerja untuk melayani dan memproduksi furniture yang berkualitas internasional untuk memenuhi kebutuhan market lokal dengan design yang mengikuti trend yang ada (luar negeri).

9 9 Misi : Kita percaya dengan tidak meninggalkan design kita bisa memuaskan permintaan lokal dan luar negeri. Memberikan design dan produk Indonesia yang seimbang dengan market internasional/luar negeri dalam hal kualitas dan design adalah misi PT. Funisia Perkasa. Karena produk furniture ini unik dan setiap produk dan design bisa memuaskan klien. Dengan menggandeng konsultan interior yang khusus, PT. Funisia Perkasa ini memiliki keunikan dan ciri khas, yaitu mampu melayani kebutuhan massal produk dan individual produk dengan design spesifik (Sesuai pesanan).

10 Sumber : PT. Funisia Perkasa Gambar 1.2 Bagan Organisasi PT. Funisia Perkasa

11 11 Sumber : PT. Funisia Perkasa Gambar 1.3 Produk-produk PT. Funisia Perkasa

12 12 Gambar diatas merupakan produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Funisia Perkasa. Produk ini merupakan produk yang umum dihasilkan oleh perusahaan. Jika konsumen ingin menambah atau mengurangkan salah satu komponennya dapat dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada perusahaan. Ataupun jika konsumen ingin membuat produk furniture sesuai dengan keinginanya, perusahaan akan dapat menjalankan proyek tersebut. Tetapi tidak semuanya dimasukkan ke dalam produk-produk yang umum dipesan oleh konsumen Teknologi Proses Pada PT. Funisia Perkasa Pada PT. Funisia Perkasa material yang digunakan adalah kayu. Adapun kayu yang biasa digunakan adalah kayu pinus dan kayu campuran, tetapi mayoritas penggunaan bahan baku terbanyak dan utama adalah kayu pinus. Kayu campuran merupakan sebutan untuk jenis kayu-kayu lain disamping kayu pinus. Di bawah ini merupakan kayu pinus yang baru dipotong mengikuti ukuran pesanan dan belum diwarnai sama sekali.

13 13 Gambar 1.4 Kayu Pinus Adapun material handling yang digunakan untuk mengangkut bahan baku dari Logistik ke Pembahanan adalah fork lift. Gambar 1.5 Fork Lift

14 14 Mesin-mesin yang dipakai dalam pembuatan produk-produk furniture di PT. Funisia Perkasa antara lain : 1. Mesin Planner 2. Mesin Belah (RIP) 3. Mesin Bor 4. Mesin Spindel 5. Mesin Router 6. Mesin Amplas 7. Mesin Laminating 8. Mesin Potong 9. Mesin Press 10. Mesin Warna Kesepuluh mesin ini akan dibahas dalam sub bab berikut ini Mesin Planner Planner, yaitu kegiatan penghalusan bahan baku yang masih kasar menjadi lebih halus. Terdapat 2 mesin Planner, yaitu Planner kecil dan Planner besar.

15 15 Gambar 1.6 Mesin Planner Besar Mesin Planner besar digunakan untuk menghaluskan bahan baku yang masih kasar dan berukuran cukup besar. Sehingga memerlukan pemotongan yang cepat. Gambar 1.7 Mesin Planner Kecil Sedangkan mesin Planner kecil digunakan untuk menghaluskan bahan baku yang masih kasar dan berukuran lebh kecil, sehingga pemakaiannya tidak terlalu rumit.

16 Mesin Belah (RIP) Mesin belah digunakan untuk membelah kayu menjadi 2 bagian. Sehingga bila terdapat kayu yang berlebihan, maka dapat dipotong menggunakan mesin belah ini. Pada PT. Funisia Perkasa, digunakan 3 buah mesin belah. Gambar 1.8 Mesin Belah

17 Mesin Bor Mesin bor merupakan mesin yang digunakan untuk membuat lubang yang ukurannya relatif lebih kecil. Dan lubang ini digunakan untuk memasukkan baut, engsel, mur, bambu rakit, atau paku. Gambar 1.9 Mesin Bor Gambar 1.10 Proses Pengeboran

18 18 Gambar 1.11 Hasil Bor Mesin Spindel Mesin Spindle yaitu mesin yang digunakan untuk proses pembentukan lengkungan pada sisi-sisi kayu Gambar 1.12 Mesin Spindle

19 19 Selain mesin spindle, juga terdapat mesin bendsaw. Mesin ini berfungsi sama seperti mesin spindle, yaitu untuk membuat lengkungan, tetapi lengkungan yang dihasilkan tidak sehalus lengkungan yang dihasilkan oleh mesin spindle sehingga harus diamplas lagi. Mesin ini digunakan sebagai mesin cadangan apabila proses lengkungan yang dibutuhkan banyak dan mesin spindle mengalami bottleneck. Gambar 1.13 Mesin Bendsaw

20 Mesin Router Router merupakan mesin yang digunakan untuk membuat lubang pada kayu. Atau untuk juga membuat lubang sebagai hiasan yang berukir atau berbentuk. Gambar 1.14 Mesin Router Mesin Amplas Mesin amplas digunakan untuk mengamplas permukaan kayu yang telah berbentuk. Mesin amplas yang digunkan oleh PT. Funisia Perkasa terdiri dari dua jenis, yaitu mesin amplas pembentukan awal dan mesin amplas halus. Mesin amplas pembentukan awal merupakan mesin amplas yang digunakan untuk menghaluskan permukaan benda setelah diproses

21 21 dari bahan baku. Ada dua jenis mesin amplas pembentukan awal yaitu mesin untuk mengamplas permukaan panjang kayu dan mesin untuk mengamplas permukaan lebar suatu kayu. Gambar 1.15 Mesin Amplas untuk Permukaan Panjang

22 22 Gambar 1.16 Mesin Amplas untuk Permukaan Lebar Sedangkan mesin amplas halus digunakan untuk mengamplas permukaan kayu yang telah jadi dan akan melalui proses pewarnaan. Gambar 1.17 Mesin Amplas Halus

23 Mesin Laminating Mesin yang berfungsi untuk menyatukan kayu-kayu pendek menjadi kayu dengan ukuran besar. Mesin itu disebut mesin Laminating. Gambar 1.18 Mesin Laminating Mesin ini sepenuhnya adalah mesin manual. Kayu-kayu pendek dijejerkan di atas mesin, kemudian diberi lem kayu untuk menyatukannya. Dan agar memperkuat kayu yang telah dilem, mesin ini memberi tekanan agar kayu tidak terlepas.

24 Mesin Potong Mesin potong digunakan untuk memotong kayu menjadi ukuran yang diinginkan. Untuk memotong kayu yang ukurannya lebar, digunakan mesin Panel Show. Mesin ini dapat digunakan untuk memotong kayu yang lebar, seperti tripleks. Gambar 1.19 Mesin Panel Show Mesin Press Pada PT. Funisia Perkasa, perakitan yang dilakukan hanya beberapa komponen saja. Perakitan ini dilakukan dengan menggunakan mesin Press yang cara kerjanya dengan menggunakan tenaga hidrolik.

25 25 Gambar 1.20 Mesin Press Mesin Warna Pewarnaan dilakukan dengan penyemprot yang terhubung dengan tangki air. Mesin penyemprot mengalirkan air ke atas komponen yang telah dirakit. Awalnya, komponen disemprot dengan warna dasar. Warna dasar ini berguna untuk memperjelas hasil warna produknya. Warna dasar ada berbagai jenis, sesuai dengan warna yang diinginkan pada hasil akhirnya.

26 26 Gambar 1.21 Mesin Pewarnaan Terlihat bahwa di atas mesin Pewarnaan terdapat pipa-pipa ke atas. Pipa-pipa ini berfungsi eksos untuk menyaring udara ke luar karena cat warna yang digunakan memiliki bau yang menyengat. Material handling yang digunakan pada proses pewarnaan ini adalah conveyor. Di mana conveyor ini berjalan terus sementara penyemprot mengalirkan air ke atas benda.

27 27 Gambar 1.22 Conveyor Pewarnaan Proses Produksi Pada PT. Funisia Perkasa Ada lima macam proses dalam pembuatan furniture di PT. Funisia Perkasa., yaitu : 1. Proses Logistik 2. Proses Pembahanan 3. Proses Processing 4. Proses Finishing 5. Proses packing Berikut adalah bagan proses produksi pada PT. Funisia Perkasa.

28 28 Sumber : Hasil Penelitian Gambar 1.23 Proses Produksi Furniture

29 Logistik Proses pertama dimulai dari Logistik. Pada proses ini, Semua bahan dipilih dari storage dan dipindahkan ke bagian pembahanan. Pemilihan kayu dilakukan oleh staff bagian Quality Control. Pemindahan bahan baku dari storage menuju bagian pembahanan menggunakan forklift Pembahanan Pada bagian pembahanan, bahan baku berupa kayu mulai dihaluskan dengan menggunakan mesin planner. Kayu awalnya masih kasar dan masih berupa batang-batang pohon. Karena itu diperlukan penghalusan pada permukaannya terlebih dahulu sebelum dibuat ukuran yang diinginkan. Setelah itu, kayu yang telah halus di potong lebih kecil sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Pemotongan menggunakan mesin potong. Pannel Show merupakan mesin potong yang khusus digunakan untuk memotong triplek. Ada beberapa bahan yang berlebihan dan perlu untuk dibagi. Dan pembagian ini menggunakan mesin belah (RIP). Sisa-sisa kayu dapat digabungkan kembali menjadi kayu yang besar dengan menggunakan mesin laminating. Setelah pengabungan ini, proses kembali lagi pada proses pemotongan.

30 Processing Setelah melalui proses pembahanan, bahan baku masuk ke dalam proses Processing. Dalam proses ini, bahan baku yang telah dipotong sesuai dengan kebutuhan dibentuk sesuai dengan yang diinginkan. Pertama bahan menggunakan mesin spindle untuk membentuk lengkungan pada bagian pinggir bahan. Setelah itu, menggunakan mesin bor untuk membuat tempat baut. Ada beberapa produk yang memerlukan pelobangan pada bagian dalam bahan. Dan untuk membentuk lobang ini digunakan mesin router. Bagian-bagian dari produk yang telah selesai dibentuk kemudian diamplas. Amplas ini belum terlalu halus, hanya untuk menghilangkan bagian-bagian yang kasar terdapat pada kayu. Hasil yang dihasilkan dari proses ini berupa komponen-komponen dari suatu produk. Sebagai contoh, tempat tidur. Tempat tidur terdiri dari bagian tiang penyangga, potongan-potongan balok kayu untuk alas tempat tidur, bagian belakang tempat tidur, dll Finisihing Proses ini merupakan kelanjutan dari proses Processing. Pada proses ini komponen-komponen dari suatu produk melalui tahap penyelesaian. Pertama komponen-komponen dari suatu produk di amplas lebih halus lagi permukaannya. Setelah itu, bagian-bagian ini melalui proses pewarnaan. Dalam proses ini, melalui banyak tahap-

31 31 tahap yang memerlukan ketelitian. Pada awalnya dilakukan penyemprotan warna dasar. Gambar 1.24 Warna Dasar Warna dasar pengeringan tidak memerlukan masuk ke dalam oven. Karena waktu pengeringannya sangat cepat. Setelah kering, beberapa komponen digabungkan menjadi satu dengan menggunakan mesin press. Sebagai contoh, bagian belakang tempat tidur yang terdiri dari beberapa potongan kayu-kayu yang telah dibentuk dan diukur sesuai kebutuhan, digabungkan menjadi satu. Semua komponen tidak digabungkan menjadi produk jadi, karena pada saat proses packing akan mengalami kesulitan akan ukurannya. Sehingga pengabungan seluruh komponen menjadi produk jadi, yaitu tempat tidur, dilakukan secara manual oleh pelanggan atau petugas dari perusahaan.

32 32 Gambar 1.25 Sebelum Dirakit Gambar 1.26 Setelah Dirakit Setelah dirakit bagian-bagian tersebut masuk kembali ke dalam proses pewarnaan. Dari penyemprotan warna selapis-selapis, kemudian penyemprotan pembersihan, dan penyemprotan warna kembali. Dan proses ini berulang terus menerus. Hingga menjadi warna yang diinginkan. Proses pewarnaan ini menggunakan conveyor untuk pemindahan komponen.

33 33 Gambar 1.27 Proses Pewarnaan Bagian-bagian yang telah diwarnai dan menghasilkan warna yang diinginkan, dimasukkan ke dalam ruang oven terlebih dahulu kurang lebih 1 jam. Setelah kering, maka bagian-bagian ini masuk ke dalam proses packing Packing Terakhir adalah proses packing. Pada proses ini, setiap komponen dipasangkan aksesoris sesuai jenis produk tersebut. Gambar 1.28 Pemasangan aksesoris

34 34 Setelah semuanya telah selesai, produk dipacking ke dalam box. Satu produk 1 box dan di dalamnya terdiri dari komponen-komponen produk tersebut. Gambar 1.29 Produk packing

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini di tanah air Indonesia, banyak industri manufaktur bermunculan. Suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini di tanah air Indonesia, banyak industri manufaktur bermunculan. Suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini di tanah air Indonesia, banyak industri manufaktur bermunculan. Suatu industri --sebagai contoh: industri furniture-- tidak lagi menjadi monopoli satu atau

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Perbedaan karya rancangan penulis dengan karya desainer lain berdasarkan riset yang penulis kumpulkan adalah desainer lain ada juga yang membuat rancangan meja

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Perancangan rak buku yang dibuat memiliki orisinialitas sendiri berdasarkan sistematika dan pemilian warna yang contrast. Berbahan dasar multiplek, dan dilapisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin BAB III METODE PROYEK AKHIR A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan dan perakitan mesin pemotong kerupuk ini di lakukan di Bengkel Kurnia Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Di negara Indonesia banyak berkembang usaha-usaha dalam industri mebel, dengan memanfaatkan bahan baku kayu hingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam keahliannya dalam mengubah/merakit suatu bahan baku menjadi bahan jadi (perakitan suatu

Lebih terperinci

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Analisis desain yang pertama dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Keterhubungan hasil rancangan dengan lingkungan, yaitu pemilihan bahan baku bambu petung diolah menjadi bambu laminasi. Bambu laminasi merupakan

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Tempat tidur anak pada umumnya hanya sebagai tempat beristirahat atau tidur, dan kadang digunakan sebagai tempat belajar atau bermain bagi anak-anak, meskipun

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran I : Uraian Tugas dan Tanggung Jawab PT. Sinar Makmur 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Suryamas Lestari Prima adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam industri pembuatan daun pintu. PT. Suryamas Lestari Prima didirikan atas

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PT. MAHOGANY LESTARI 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan

Lebih terperinci

Ada dua macam jenis data, antara lain:

Ada dua macam jenis data, antara lain: III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian objek yang digunakan oleh penulis adalah UD. Mebel Hakaem 11 yang terletak di Jl. Raya Jepara-Kudus ds. Troso RT 009/ 010 Pecangaan

Lebih terperinci

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA Indri Hapsari, Benny Lianto, Yenny Indah P. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya Email : indri@ubaya.ac.id PT. JAYA merupakan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II a. Orisinalitas METODE PERANCANGAN Banyak produk rak buku dengan berbagai macam bentuk yang sudah beredar dipasaran, namun dari banyaknya jenis rak yang sudah ada hanya sedikit sekali yang mengeksplorasi

Lebih terperinci

BAB II 2.1 TINJAUAN UMUM PT. PANCAWIRA BANGUN PRATAMA- CONTRACTOR & ARCHITECTURAL WORK PT. PANCAWIRA BANGUN PRATAMA

BAB II 2.1 TINJAUAN UMUM PT. PANCAWIRA BANGUN PRATAMA- CONTRACTOR & ARCHITECTURAL WORK PT. PANCAWIRA BANGUN PRATAMA BAB II 2.1 TINJAUAN UMUM PT. PANCAWIRA BANGUN PRATAMA- CONTRACTOR & ARCHITECTURAL WORK PT. PANCAWIRA BANGUN PRATAMA Building Finishing- Contractor & Supplier Jln. Bandengan Utara Terusan 95 E33 jakarta

Lebih terperinci

Bab 1. PENDAHULUAN

Bab 1.  PENDAHULUAN Bab 1 http://www.gunadarma.ac.id/ PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi biaya yang tepat dan akurat dapat membantu perusahaan untuk menentukan harga jual yang sesuai dengan mutu produk tersebut.

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. ULASAN PRODUK SEJENIS Dalam perancangan desain ini merupakan peluang dari pengembangan desain sejenis yang telah ada lebih dulu. Pengembangan dilakukan dari

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Fungsi produk yang menjelaskan tentang data yang didapat dari berbagai sumber yang digunakan sebagai acuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dunia secara keseluruhan. Perkembangan dunia industri ini

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dunia secara keseluruhan. Perkembangan dunia industri ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri pada masa sekarang ini semakin terus berkembang dan sudah menjadi suatu bagian penting tersendiri dari perkembangan dunia secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Gaya hidup modern yang didasari pemikiran bahwa dapur adalah jantung dari sebuah rumah yang membutuhkan penataan yang cermat dan ideal, maka dapur yang

Lebih terperinci

1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal

1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal 1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal 2. BELUM ADA SPESIFIKASI tentang FURNITUR KHUSUS KAPAL 3. PROSPEK dan PELUANG USAHA yang CERAH untuk PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

IV. PROFIL PERUSAHAAN

IV. PROFIL PERUSAHAAN IV. PROFIL PERUSAHAAN A. Visi dan Misi Shofia Toys merupakan produk mainan edukatif dibawah bendera CV Edutama Perkasa yang didirikan pada tahun 2002 untuk mainan edukatif berbahan dasar kayu (wooden toys)

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut 16 III. METODE PEMBUATAN A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut Amanah, jalan raya candimas Natar, Lampung Selatan. Pembuatan mesin pengaduk adonan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari penurunan nilai pertumbuhan industry pada setiap tahunnya. Pada 2004

BAB 1 PENDAHULUAN. dari penurunan nilai pertumbuhan industry pada setiap tahunnya. Pada 2004 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini menurun. Hal ini dapat dilihat dari penurunan nilai pertumbuhan industry pada setiap tahunnya. Pada 2004 pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Seperti yang dihasilkan oleh pengerajin karya Saf Handycraft yang ada

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Seperti yang dihasilkan oleh pengerajin karya Saf Handycraft yang ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menumpuknya hasil penebangan pohon menghasilkan limbah potonganpotongan yang tidak terpakai misalnya, hasil pemotongan kayu gelondongan yang diambil tengahnya,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia. meningkatkan standar furniture di Indonesia secara

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia. meningkatkan standar furniture di Indonesia secara 1 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A Hasil Penelitian 1. Gambaran umum PT DBS Indonesia i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia PT DBS Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang trading furniture,

Lebih terperinci

Diproduksi oleh: PT. Bangunperkasa Adhitamasentra Distributor: PT. Ciptapapan Dinamika SISTEM SAMBUNGAN FLUSH JOINT

Diproduksi oleh: PT. Bangunperkasa Adhitamasentra Distributor: PT. Ciptapapan Dinamika SISTEM SAMBUNGAN FLUSH JOINT Diproduksi oleh: PT. Bangunperkasa Adhitamasentra Distributor: PT. Ciptapapan Dinamika SISTEM SAMBUNGAN FLUSH JOINT Daftar Isi Pemasangan Rangka... 1 Pemasangan Papan GRC board... 4 Penyambungan GRC board

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada SETIA BARU Furniture Pada bab ini Penulis akan membahas tentang perhitungan Harga Pokok Produksi

Lebih terperinci

BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA. A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra

BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA. A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra 1. Sejarah Usaha Dagang Tiga Putra UD. Tiga Putra merupakan sebuah usaha

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Bintang Persada Satelit merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi parabola dengan merek BP Sat dan merek QQ. PT. Bintang Persada Satelit

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Skema Alur Kerja Pembuatan - Skema proses pembuatan alat pneumatik transfer station adalah alur kerja proses pembuatan alat pneumatik transfer station

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Sanata Electronic Industry merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi bola lampu untuk kebutuhan rumah tangga (merk Dai-ichi)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Raya Sport merupakan usaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang konveksi, khususnya pakaian olahraga. CV. Raya Sport didirikan pada tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki strategi yang tepat untuk dapat bersaing dengan para pesaingnya, terlebih perusahaan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Bagi pengrajin furniture tradisional, rel pada sebuah laci memiliki peran yang penting sebagai penghubung antara laci dengan benda furniture yang memiliki ruang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Komponen Biaya Produksi. 1. Terdapat perhitungan tenaga kerja langsung yang kurang tepat,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Komponen Biaya Produksi. 1. Terdapat perhitungan tenaga kerja langsung yang kurang tepat, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Komponen Biaya Produksi Menghitung dan menganalisis harga pokok produksi diperlukan data data biaya yang akurat dan perhitungan biaya harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baru yang terus berimprovisasi dalam menjalin hubungan dengan konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN. baru yang terus berimprovisasi dalam menjalin hubungan dengan konsumen. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Dengan semakin ketatnya persaingan didunia bisnis maka perusahaan haruslah mampu untuk memgimbangi perusahaan-perusahaan pesaing yang ada di pasaran, hal utama yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen itu untuk mempromosikan produk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen itu untuk mempromosikan produk perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah perusahaan atau industri ritel yang bergerak di bidang busana, keberadaan suatu desain mempunyai peranan yang sangat penting dalam urusan penjualan produk,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia dan juga semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan diri untuk

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar

Lebih terperinci

PT. GENTA TIMUR PERSADA. Building & Interior Contractor

PT. GENTA TIMUR PERSADA. Building & Interior Contractor PT. GENTA TIMUR PERSADA Building & Interior Contractor Perusahaan ini secara resmi kami dirikan pada tahun 2006 dengan nama PT. Genta Timur Persada yang bergerak di Bidang Jasa Konstruksi dan Renovasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian BAB II METODOLOGI A. STRATEGI DESAIN Briefing Desain Pengumpulan data Analisa Konsep Desain Proses digital Sketsa Awasl Proses Produksi penyelesaian Gambar 2.1: strategi desain Sumber : data pribadi KEBUTUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan perusahaan, kajian tentang produktivitas umumnya selalu dikaitkan hanya pada masalah teknologi produksi dan masalah ekonomi, padahal disamping hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Sapta Lautan Rejeki Adalah perusahaan yang bergerak dibidang Furniture, khususnya pembuatan meja kerja untuk perkantoran. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN 4.1. Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen-komponen yang akan dibuat adalah komponen yang tidak

Lebih terperinci

BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN DAN DATA

BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN DAN DATA BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN DAN DATA 4.1. Profil Perusahaan 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Indoexim International merupakan perusahaan yang memproduksi furniture dengan type outdoor maupun indoor. Pangsa

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN 30 BAB IV PROSES PEMBUATAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat stik dan keripik. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

Website : WORKSHOP : Ruko Buana Impian 1 Blok B1 No Batam

Website :   WORKSHOP : Ruko Buana Impian 1 Blok B1 No Batam COMPANY PROFILE OFFICE : DC Mall Lantai Dasar GF 68 - Batam Website : WORKSHOP : Ruko Buana Impian 1 Blok B1 No. 11 - Batam COMPANY PROFILE Berawal dari sebuah usaha dalam lingkup kecil yang mempunyai

Lebih terperinci

Company Profile 5/17/2013 D HOME INTERIOR. Office: PUP SEKTOR V BLOK H9 NO.25 KOTA HARAPAN INDAH BEKASI TELP

Company Profile 5/17/2013 D HOME INTERIOR. Office: PUP SEKTOR V BLOK H9 NO.25 KOTA HARAPAN INDAH BEKASI TELP 2013 Company Profile Office: PUP SEKTOR V BLOK H9 NO.25 KOTA HARAPAN INDAH BEKASI TELP. 021-68972111 D HOME INTERIOR 5/17/2013 PROFIL PERUSAHAAN PT. RIDHA CITRA MANDIRI adalah perusahan yang telah berdiri

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. karna beberapa faktor yang mendukung dalam pemakaian bahan plywood tersendiri yaitu :

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. karna beberapa faktor yang mendukung dalam pemakaian bahan plywood tersendiri yaitu : BAB IV KONSEP PERANCANGAN 1. Tataran Lingkungan Tanggung jawab karya pada lingkungan Penggunaan material plywood pada karya ini memang terdengar relatif murah dan berkualitas. Karena pada plywood sendiri

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Bintang Persada Satelit bergerak di bidang produksi parabola ini didirikan oleh Bapak Susanto Lim. Perusahaan beroperasi di Jalan Raya Medan-

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ergonomi merupakan suatu studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Bahan Baku dan Bahan Tambahan Produksi Kerajinan Rotan No Bahan Asal Pembelian Rotan Harga Beli (Rp) 1. Bahan Baku Rotan a. Rotan Manau Pabrik/Koperasi Rotan 11.300/kg b. Rotan Semambu

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK PERANCANGAN 1. Furniture Fleksibel Fleksibilitas merupakan sifat kelenturan yang dapat menyesuaikan diri

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM CUSTOM ORGANIZER THETALISA LANGKAH AWAL MEMBANGUN UKM BIDANG KEGIATAN: PKM-KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM CUSTOM ORGANIZER THETALISA LANGKAH AWAL MEMBANGUN UKM BIDANG KEGIATAN: PKM-KEWIRAUSAHAAN PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM CUSTOM ORGANIZER THETALISA LANGKAH AWAL MEMBANGUN UKM BIDANG KEGIATAN: PKM-KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : Shelliana Dwi R (F0315088/2015) Elisabeth

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan atau Komunitas Perancangan tempat ganti popok bayi model lipat ini adalah produk yang berkaitan dengan kebutuhan orang tua untuk keperluan bayi. Karena produk

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR BIDANG LOMBA : CABINET MAKING SKILL : 24 PROYEK : ALMARI KECIL PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Membuat : Almari kecil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

4. Behavioral ( Kebiasaan ) Saat bermain anak sangat aktif, senang berlarian, melompat, memiliki imajinasi yang kuat, tidak cepat lelah, dan tidak bisa diam dalam satu tempat. C. TUJUAN DAN MANFAAT 1.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA Sejarah Perusahaan Awalnya pada tahun 1997 ibu Aryani pemilik dari home industry aryani art hanya sebagai distributor enceng gondok untuk para pengerajin Jogjakarta. Enceng gondok

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Dalam melakukan pembelian produk konsumen tidak mengetahui produk edisi terbaru hold project, konsumen mengeluhkan untuk mencari produk edisi terbaru, dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perkembangan Perusahaan Perusahaan CV.Swadaya adalah sebuah perusahaan yang hasil produksinya berupa meubel atau furniture. Perusahaan ini didirikan oleh bapak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT. STI yang berlokasi di Jakarta Timur. Untuk mencapai tujuan - tujuan dalam laporan penelitian ini, penulis melakukan serangkaian tahap penelitian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI ATAU MEMBUAT SENDIRI LEMARI TIGA PINTU PADA PD. MEUBEL JEPARA KITA

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI ATAU MEMBUAT SENDIRI LEMARI TIGA PINTU PADA PD. MEUBEL JEPARA KITA PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI ATAU MEMBUAT SENDIRI LEMARI TIGA PINTU PADA PD. MEUBEL JEPARA KITA Nama : I Made Indra Sanjaya NPM : 23211421 Jurusan : Akuntansi

Lebih terperinci

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6]

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6] BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK200-8 Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6] Universitas Mercu Buana 47 Gambar 5.1 Job Set Cylinder Assy

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Proses Perancangan Dalam suatu pembuatan alat diperlukan perencanaan yang matang agar hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini sangat pesat. Perhitungan harga pokok

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini sangat pesat. Perhitungan harga pokok 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini sangat pesat. Perhitungan harga pokok produksi merupakan salah satu faktor yang tidak dapat ditinggalkan, sebab apabila pimpinan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan merupakan salah satu tahap untuk membuat komponenkomponen pada Troli Bermesin. Komponen-komponen yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan dalam hal mengenai bahan yang akan diproses menjadi suatu produk bagi perusahaan industri merupakan hal penentu dalam kelancaran produksinya, maka perlu

Lebih terperinci

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art 10 METODE PENELITIAN Metode penelitian digunakan untuk memahami objek penelitian dan dapat mengarahkan peneliti dalam melakukan analisis, sehingga dapat memberikan solusi dalam menjawab persoalan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen komponen yang akan dibuat adalah komponen

Lebih terperinci

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2 1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Keaslian (Orisinalitas) Sebuah produk tidaklah ada yang benar benar asli dari hasil pemikiran. Melainkan ada pengembangan atau inovasi inovasi baru dari produk yang sudah ada.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama dalam menghadapi perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang. Para

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama dalam menghadapi perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang. Para BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia industri saat ini dimana sedang menuju kearah persaingan global, terutama dalam menghadapi perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang. Para perusahaan

Lebih terperinci

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data. BAB III PROSES MANUFAKTUR 3.1. Metode Proses Manufaktur Proses yang dilakukan untuk pembuatan mesin pembuat tepung ini berkaitan dengan proses manufaktur dari mesin tersebut. Proses manufaktur merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana, prasarana, dan lain-lain yang dapat merugikan pihak perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. sarana, prasarana, dan lain-lain yang dapat merugikan pihak perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern saat ini, dunia usaha dihadapkan pada kondisi persaingan yang ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar lebih efektif dan efisien dalam mencapai

Lebih terperinci

kecocokan dengan pelanggan. Karena jika pelanggan puas akan produk yang

kecocokan dengan pelanggan. Karena jika pelanggan puas akan produk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menciptakan sebuah produk yang benar-benar sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan konsumen adalah sangat penting. Karena akan berpengaruh pada tingkat penjualan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Raya Sport merupakan usaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang konveksi, khususnya satu set pakaian olahraga. CV. Raya Sport didirikan

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI Nama : Haga Ardila NPM : 23410094 Jurusan : Teknik mesin LATAR BELAKANG Perkembangan teknologinya dilakukan dengan cara melakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berproduksi di daerah Jl. H. Dogol No. 103 B. Duren Sawit - Jakarta timur.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berproduksi di daerah Jl. H. Dogol No. 103 B. Duren Sawit - Jakarta timur. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan PT. Surya Citra Khatulistiwa adalah perusahaan yang bergerak dibidang produksi (Interior Contractor) dan Event Organizer. Perusahaan melakukan proses produksi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Mengenalkan dan mendetugas akhirkan tentang pemanfaatan bamboo sebagai partisi ruangan yang digunakan sebagai pembatas antara dua ruang agar memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi saat ini pertumbuhan barang dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi saat ini pertumbuhan barang dan jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini pertumbuhan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen semakin pesat, dan dimbangi pula dengan semakin bertambah banyak

Lebih terperinci

cm, 6 cm, 5 cm, 4 cm, 3 cm. lebar 8 cm, 7 cm, 6 cm, 5 cm, 4 cm, 3 cm. Mesin ini mengeluarkan hawa panas, digunakan untuk mengeringkan kayu yang

cm, 6 cm, 5 cm, 4 cm, 3 cm. lebar 8 cm, 7 cm, 6 cm, 5 cm, 4 cm, 3 cm. Mesin ini mengeluarkan hawa panas, digunakan untuk mengeringkan kayu yang Lampiran 1 Foto & Fungsi Mesin 1. Mesin Saw Mill/gesek kayu log menjadi papan [gambar hal. 5]. Kegunaan : Membelah kayu log menjadi papan sesuai ukuran yang diinginkan. Contoh : tebal 7 cm, 6 cm, 5 cm,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, produk mebel merupakan salah satu produk yang paling sering di gunakan dalam kehidupan sehari-hari dan sudah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong umbi. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

PT Jogja Rekayasa Engineering Jl. Menur No. 150 RT 05/57 Maguwoharjo, Sleman, DIY Telp COMPANY. Profile

PT Jogja Rekayasa Engineering Jl. Menur No. 150 RT 05/57 Maguwoharjo, Sleman, DIY Telp COMPANY. Profile PT Jogja Rekayasa Engineering Jl. Menur No. 150 RT 05/57 Maguwoharjo, Sleman, DIY Telp. 0811 575 0518 t f a r D COMPANY Profile Daftar Isi i Daftar Isi i Pengantar 1 Visi Misi 1 Prinsip & Kerangka Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT. Berdikari Meubel Nusantara adalah salah satu anak perusahaan PT. Berdikari (Persero) yang bergerak dalam bidang industri

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS 1. Komunitas Pengguna Kursi goyang berbahan kardus, dengan menggunakan material utamanya adalah kardus yang dipesan khusus agar kursi goyang ini

Lebih terperinci

BAB II A. ORISINALITAS

BAB II A. ORISINALITAS BAB II A. ORISINALITAS Beberapa desainer ada yang bergerak di dunia design toys atau bisa disebut Urbantoys, tema yang mereka ambil biasanya karakter pribadi, tokoh kartun, superhero, streetart, dan sebagainya.

Lebih terperinci

Informasi Produk. Keunggulan. Quick in Delivery. Carefully and Systematically Planned. Consistent in Quality. Flexible in Design. Earthquake Resistant

Informasi Produk. Keunggulan. Quick in Delivery. Carefully and Systematically Planned. Consistent in Quality. Flexible in Design. Earthquake Resistant Edisi: 1/IX/2014 Informasi Produk BBI Prefab House merupakan mahakarya solusi kami untuk pembangunan rumah ideal masa depan yang menghendaki pembangunan cepat, konsisten dalam kualitas namun tetap memenuhi

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN 1.1.1 Sejarah Perusahaan PT. International Chemical Industry didirikan pada tahun 1968, bermula dari sebuah home industry (family business)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Perusahaan yang bergerak di bidang produksi parabola ini didirikan oleh Bapak Susanto Lim. Nama perusahaan ini adalah PT. Bintang Persada Satelit.

Lebih terperinci