BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia. meningkatkan standar furniture di Indonesia secara
|
|
- Fanny Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A Hasil Penelitian 1. Gambaran umum PT DBS Indonesia i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia PT DBS Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang trading furniture, didirikan oleh Dedeh Hendrayani pada tanggal 07 November 2002 dengan akta notaris Nomor : 06 tanggal 07 November 2002 disahkan oleh Notaris H. Rizal Sudarmadi, SH. PT DBS Indonesia meningkatkan standar furniture di Indonesia secara konsisten. Inilah yang membedakan perusahaan lokal sejenis dan juga menjadikan PT DBS Indonesia dikenal di luar negeri. Produk furniture yang dihasilkan untuk kebutuhan home equipment, office, sekolah dan universitas, fasilitas pemerintah dan rumah sakit. ii. Struktur Organisasi Perusahaan Umumnya suatu organisasi baik organisasi massa maupun organisasi usaha, haruslah mempunyai struktur organisasi agar perjalanan usaha dapat berlangsung dengan baik, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai dengan efektif. Yang membedakan struktur organisasi pada perusahan besar dan kecil adalah tingkat kerumitan
2 2 masalah yang dihadapinya dan disesuaikan dengan jenis dan kegiatan usaha yang dijalankan perusahaan. Penyusunan struktur organisasi sesuai dengan prinsip organisasi yang dilaksanakan sebelum operasi fisik perusahaan, agar berjalan sebagaimana mestinya. Pembentukan struktur organisasi secara umum diikuti dengan penyusunan analisa jabatan dan uraian jabatan yang mempertegas dalam pembagian pekerjaan dalam arti pekerja mengetahui siapa yang menjadi atasan, pekerjaan apa yang diharapkan darinya dan apa dikerjakan, apa yang menjadi hak dan kewajibannya dan lain sebagainya. Oleh karena itu, struktur organisasi sangat penting perannya untuk menghindari terjadinya ketidakpastian dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. Struktur organisasi PT DBS Indonesia menganut pola organisasi garis dan staf. Organisasi ini menunjukan bemtuk aliran kekuasan yang mengalir secara langsung dari direktur utama kepada kepala bagian dan kemudian meneruskannya ke karyawan dibawahnya. Dengan struktur organisasi seperti ini memungkinkan adanya kesatuan dalam pemberian perintah dan pengambilan keputusan cepat dari pimpinan kepada bawahannya. Bagian dalam struktur organisasi PT DBS Indonesia secara garis besar sebagai berikut :
3 3 Gambar 3.1 Struktur Organisasi (Data Perusahaan) Berdasarkan bagian-bagian dalam struktur organisasi tersebut maka dapat diterapkan tugas, wewenang dan tanggung jawab masingmasing bagian sebagai berikut : Direktur Utama Bertanggung jawab sepenuhnya atas jalannya aktivitas perusahan baik tanggung jawab keluar maupun ke dalam. Direktur Produksi Bertanggung jawab terhadap bagian produksi dan logistik o Bagian produksi Bertanggung jawan sepenuhnya atas kegiatan produksi perusahaan dan kualitas produk o Bagian Logistik Bertanggung jawab atas pembelian bahan baku untuk kegiatan produksi perusahaan
4 4 Sekertaris Membantu direktur utama menyelesaikan pekerjaan serta mencatat agenda-agenda kegiatan direktur utama, selain itu mengawasi kegiatan perusahaan dan mengecek laporan laporan perusahaan. HRD Departemen Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berkaitan dengan tenaga kerja perusahaan serta pelayanan umum terhadap karyawan perusahaan. Direktur Marketing Bertanggung jawab pada bagian pemasaran o Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan pemasaran produk perusahan. Direktur Keuangan Bertanggung jawab pada bagian Akuntansi dan keuangan o Bagian Akuntansi Bertanggung jawab atas pembukuan dan pembuatan laporan keuangan perusahaan serta penerbitan administrasi keuangan di tiap-tiap bagian perusahaan. o Bagian Keuangan Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang menyangkut masalah keuangan perusahaan yang biasanya berkaitan dengan gaji karyawan dan biaya kebutuhan perusahaan.
5 5 iii. Proses Produksi Proses produksi furniture kayu secara umum dapat digambarkan dengan diagram alir berikut ini. Gambar 3.2 Proses Produksi furniture Proses produksi pada usaha kecil furniture kayu ini menggunakan teknologi proses sederhana secara manual untuk pekerjaan kecil dan rinci. Pada pekerjaan yang lebih berat sudah menggunakan teknologi proses semi modern, yaitu dalam proses pemotongan, penyerutan dan penghalusan untuk bidang-bidang yang lebih luas. Proses pembuatan furniture kayu merupakan gabungan proses mekanik (pemotongan, pengeboran dan pemolaan kayu) dan pengerjaan seni
6 6 (pembentukan akhir sesuai contoh model). Furniture kayu yang dihasilkan merupakan produk yang mempunyai kandungan seni menurut model dan fungsi produk yang dikehendaki. Proses pembuatan dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu pemotongan kayu gelondongan menjadi bentuk kaso, papan dan balok yang dilakukan di tempat penjual kayu. Selanjutnya bahan tersebut dilakukan pemotongan sesuai dengan ukuran produk, pembentukan model-model produk dengan mesin bubut, pengukiran bentukan produk jadi, pengampelasan, pewarnaan dan finishing. Pewarnaan umumnya memanfaatkan warna alami kayu jati yang sangat digemari oleh konsumen. Penguatan warna sesuai selera konsumen, biasanya cenderung kepada warna terang, kuning sampai kecoklatan, atau warna agak gelap, yaitu coklat sampai kehitaman. Tetapi beberapa konsumen juga ada yang menginginkan warna lain seperti warna keemasan atau perak. Bahan pelarut warna dan perekat warna dapat dipilih antara politur dan melamine. a. Bahan Baku 1) Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan berbagai jenis produk furniture kayu antara lain kayu jati dan kayu mahoni. Kayu jati digunakan untuk bagian furniture yang tampak terekspose pada produk akhir, sedangkan kayu mahoni
7 7 digunakan untuk bagian dalam seperti rangka bagian dalam, rak, lis penyangga rak, dan sebagainya. 2) Bahan Pelengkap dan Pembantu Bahan pelengkap yang digunakan dalam pembuatan berbagai macam jenis furniture kayu antara lain: kaca, cermin, kunci, engsel, tarikan pintu, bahan jok, asesoris dan sebagainya. Sedangkan bahan pembantu yang digunakan terdiri dari paku, sekrup, ampelas, dempul, bahan melamin, thiner, spiritus, bahan politur seperti sirlak dan pewarna, lem serta cat. b. Tenaga Kerja Tenaga kerja yang terlibat dalam usaha furniture kayu terdiri dari : Tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung adalah pekerja produksi yang memiliki keahlian dalam kategori tukang kayu, tukang politur untuk pekerjaan finishing, serta tukang amplas Tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja tidak langsung Tenaga manajemen, administrasi dan penjualan serta sopir. Standar Biaya Tenaga kerja Langsung yaitu : Standar biaya tenaga kerja langsung pada perusahaan ditentukan oleh dua unsur, yaitu :
8 8 Standar Tarif Upah Langsung Penetapan standar tarif upah langsung pada perusahaan didasarkan pada tarif Upah Minimal Regional (UMR) yang telah ditetapkan pemerintah. Standar jam kerja langsung Perusahaan menerapkan delapan jam kerja per hari yang berlangsung mulai pukul WIB WIB dengan waktu istirahat selama satu jam mulai pukul 12.00WIB WIB iv. Penyajian Data. PT DBS Indonesia memproduksi berbagai macam furniture yaitu home furniture, office furniture, bed room furniture dan living room. Jumlah produksi yang dihasilkan selama dua tahun yaitu tahun 2009 dan tahun 2010 adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Jumlah Produksi Furniture Tahun Home Office Bed room Living Tahun furniture Furniture furniture room set 96 set 115 set 120 set set 108 set 130 set 144 set Sumber : Data perusahaan (2011) (a) Biaya bahan baku Komposisi bahan baku yang dipakai untuk memproduksi furniture yaitu sebagai berikut :
9 9 Tabel 4.2 Biaya Bahan Baku Bahan Baku Tahun 2009 Tahun 2010 Bahan Baku Kayu : Kayu Jati Kayu Mahoni Sub Bahan Baku Kayu Bahan Pelengkap dan Pembantu : Bahan Melanin: Melanin Sending Sealer Melanin Semi Gloss Wood Filler Teak Wook Tiner ND Super Sub bahan melain Bahan Pelitur : Spirtus Sirlak Cat bronse mas Polis furniture Amplas kasar Kain ball Flinknote cell Kuas Sub bahan pelitur Bahan jok : Lem kain Paku jok Talikur Busa Kertas karton Kain Sub bahan jok Bahan lem : Lem proxy Lem fox putih Lem kuning Sub bahan lem Acesories : Kuningan Kunci, paku, engsel, skrup Kaca, cermin Sub bahan acesoris Sumber : Data Perusahaan (2011)
10 10 (b) Biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi furniture adalah sebagai berikut : Tahun 2009 Biaya tenaga kerja langsung : Rp Tahun 2010 Biaya tenaga kerja langsung : Rp (c) Biaya Overhead Biaya overhead yang dikeluarkan oleh perusahan adalah sebagai berikut : Tahun 2009, biaya overhead : Rp Tahun 2010, biaya overhad : Rp (d) Biaya pemasaran, administrasi dan umum Biaya pemasaran, administrasi dan umum yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebagai berikut : Tahun 2009 Biaya pemasaran Rp Biaya administrasi dan umum Rp Rp
11 11 Tahun 2010 Biaya pemasaran Rp Biaya administrasi dan umum Rp Rp v. Analisis Data a. Variance biaya bahan baku Variance biaya produksi terjadi karena adanya penyimpangan realisasi biaya dengan standar biaya yang sudah ditetapkan. Untuk mengetahui penyimpangan tersebut digunakan analisis variance biaya bahan baku 1) Selisih Kuantitas bahan baku : (KA x hst) (kst x hstr) Tabel 4.3 Selisih Kuantitas Bahan baku tahun (dalam rupiah) Tahun Bahan baku (KA x HA) (kst x Hst) Selisih 2009 Bahan produksi Bahan pembantu Total Bahan produksi Bahan pembantu Total Sumber : Data primer diolah (2011) Keterangan : KA : Kuantitas Aktual Hst : Harga Standar Kst : Kuantitas Standar
12 12 Penjelasan : Tahun 2009 Realisasi kuantitas yang dipakai dikalikan harga standar adalah sebesar Rp ,- sedangkan kuantitas standar yang dipakai setelah dikalikan harga standar adalah Rp ,- Kuantitas sesungguhnya yang dipakai sama dengan kuantitas standar yang dipakai sehingga tidak Terdapat selisih baik laba maupun rugi. i) Tahun 2010 Realisasi kuantitas yang dipakai dikalikan harga standar adalah sebesar Rp ,- sedangkan kuantitas standar yang dipakai setelah dikalikan harga standar adalah Rp sehingga terdapat selisih laba sebesar Rp Selisih laba tersebut dikarenakan dalam pembelian bahan baku mendapatkan harga yang lebih murah dari standar yang sudah ditetapkan. 2) Selisih Harga bahan baku (KA x HA) (KA x hst) Tabel 4.4 Selisih Harga Bahan Baku Tahun (Dalam Rupiah) Tahun Bahan baku (KA x HA) (KA x Hst) Selisih 2009 Bahan produksi Bahan pembantu Total (UF) 2010 Bahan produksi Bahan pembantu Total (F) Sumber : Data primer diolah (2011)
13 13 Keterangan : KA : Kuantitas Aktual Hst : Harga Standar HA : Harga Aktual Penjelasan : i) Tahun 2009 Realisasi kuantitas yang dipakai dikalikan harga standar adalah sebesar Rp ,- sedangkan kuantitas standar yang dipakai setelah dikalikan harga standar adalah Rp ,- sehingga terdapat selisih rugi sebesar Rp Selisih rugi tersebut dikarenakan dalam pembelian bahan baku telah membeli bahan baku dengan Harga yang lebih tinggi dari harga standar. ii) Tahun 2010 Realisasi kuantitas yang dipakai dikalikan harga standar adalah sebesar Rp ,- sedangkan kuantitas standar yang dipakai setelah dikalikan harga standar adalah Rp ,- Selisih laba ini terjadi karena bagian pembelian telah membeli bahan baku dengan harga yang lebih rendah dari harga standar. b. Variance Tenaga Kerja 1) Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung Selisih Jam Kerja / Selisih Efisiensi (Jam Aktual x Upah Standar) (Jam Standar x Upah Standar)
14 14 Tabel 4.5 Selisih Jam kerja Tahun (Dalam Rupiah) Tahun Tenaga Kerja (JA x ust) (jst x ust) Selisih 2009 Tenaga kerja produksi Tenaga kerja produksi Sumber : Data primer diolah (2011) Keterangan : JA : Jam Aktual JS : Jam Standar Ust : Upah Standar Penjelasan : i) Tahun 2009 Tarif standar setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp sedangkan tarif standar setelah dikalikan jam standar sebesar Rp Jam sesungguhnya sama dengan jam standar sehingga tidak terdapat selisih laba maupun rugi ii) Tahun 2010 Tarif standar setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp ,- sedangkan tarif standar setelah dikalikan jam standar sebesar Rp Jam sesungguhnya sama dengan jam standar sehingga tidak terdapat selisih laba maupun rugi 2) Selisih Upah (JA x UA) (JA x ust)
15 15 Tabel 4.6 Selisih Jam kerja Tahun (Dalam Rupiah) Tahun Tenaga Kerja (JA x UA) (JA x ust) Selisih 2009 Tenaga kerja produksi Tenaga kerja produksi Sumber : Data primer diolah (2011) Keterangan : JA : Jam Aktual UA : Upah Aktual Ust : Upah Standar Penjelasan : i) Tahun 2009 Tarif standar setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp sedangkan tarif standar setelah dikalikan jam standar sebesar Rp Jam sesungguhnya sama dengan jam standar sehingga tidak terdapat selisih laba maupun rugi ii) Tahun 2010 Tarif standar setelah dikalikan jam sesungguhnya sebesar Rp ,- sedangkan tarif standar setelah dikalikan jam standar sebesar Rp Jam sesungguhnya sama dengan jam standar sehingga tidak terdapat selisih laba maupun rugi
16 16 c. Variance Biaya Overhead 1) Selisih Terkendalikan ST = BOPS afkst Tabel 4.7 Selisih Terkendalikan Tahun (Dalam Rupiah) Tahun Overhead BOPS Afkst Selisih 2009 Overhead (UF) 2010 Overhead (F) Sumber : Data primer diolah (2011) Keterangan : ST : Selisih Terkendalikan BOPS : Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Afkst : Anggaran Fleksibel pada Kapasitas Standar Penjelasan: 1 ) Tahun 2009 Biaya overhead pabrik sesungguhnya sebesar Rp ,- sedangkan anggaran fleksibel pada kapasitas standar sebesar Rp ,-. Biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih besar daripada anggaran fleksibel pada kapasitas standar sehingga terdapat selisih rugi sebesar Rp Unfavourable 2 ) Tahun 2010 Biaya overhead pabrik sesungguhnya sebesar Rp ,- sedangkan anggaran fleksibel pada kapasitas standar sebesar Rp Biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil daripada anggaran fleksibel pada
17 17 kapasitas standar sehingga terdapat selisih laba (Favourable)sebesar Rp ,-. vi) Pembahasan Berdasarkan analisis variance pada bahan baku, tenaga kerja dan biaya overhead terdapat perbedaan, namun masih dalam daerah in control. Hal ini menunjukkan bahwa pengendalian biaya Produksi perushaan dilakukan dengan efektif, karena penyimpangan realisasi biaya dari standar biaya tidak mengalami selisih rugi. Penyimpangan yang terjadi pada bahan baku, biaya overhad pabrik meskipun secara keseluruhan penyimpangan realisasi biaya dari standar masih dalam taraf in control, namun diperlukan perhartian dari perusahaan untuk mengatasi penyimpangan dan mencari penyebabnya sehingga dapat dicari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. a. Biaya Bahan baku Pengendalian bahan baku diperlukan sehingga pemakaian bahan baku menjadi efektif dari segi pemakaian dan pembelian bahan baku, perusahaan harus menetapkan standar kuantitas untuk proses produksi. Kebijakan perusahaan mencakup pada saat pembelian bahan baku untuk mendapatkan harga yang kompetitif dari pemasok maupun dari katalog atau informasi sejenis, sehingga perusahaan dapat menentukan harga standar bahan baku. Setelah
18 18 dilakukan analisis variance terhadap biaya bahan baku standar dan realisasinya diperoleh hasil yaitu : Berdasarkan perhitungan selisih kuantitas bahan baku pada tahun 2009 dan tahun 2010, tidak terdapat selisih karena kuantitas sesungguhnya bahan baku yang digunakan dalam proses produksi sama dengan kuantitas standar yang telah ditetapkan Berdasarkan perhitungan selisih harga bahan baku pada tahun 2009 dan tahun 2010, terdapat selisih laba karena harga sesungguhnya bahan baku yang digunakan dalam proses produksi lebih rendah dari harga standar yang telah ditetapkan. b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar-standar yang telah ditetapkan baik untuk tarif upah standar Maupun jam kerja standar harus senantiasa ditinjau untuk memastikan bahwa standar dapat dipakai untuk pengendalian biaya tenaga kerja. Perubahan terhadap standar perlu dilakukan apabila terjadi perubahan kondisi di dalam perusahaan maupun perubahan kondisi di luar perusahaan Setelah dilakukan analisis variance (selisih) terhadap biaya tenaga kerja standar dan realisasi biaya tenaga kerja diperoleh hasil sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan selisih tarif upah langsung diketahui bahwa pada tahun 2009 dan tahun 2010 tidak terjadi selisih
19 19 karena perusahaan membayar tarif upah sesungguhnya sesuai dengan tarif standar upah langsung. c. Biaya Overhead Pabrik Terjadinya selisih diakibatkan karena biaya sesungguhnya yang dikeluarkan kadang terlalu besar atau terlalu kecil dari biaya tandar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Setelah dilakukan analisis variance (selisih) terhadap biaya overhead pabrik standar dan realisasi biaya overhead pabrik diperoleh hasil sebagai berikut: Berdasarkan selisih terkendalikan diketahui bahwa pada tahun 2009 dan biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih besar daripada anggaran fleksibel pada kapasitas standar sehingga terdapat selisih rugi sebesar Rp Rp Yang sifatnya tidak menguntungkan (unfavorable). Sedangkan pada tahun 2010 biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil daripada anggaran fleksibel pada kapasitas standar sehingga terdapat selisih sebesar Rp ,-. Karena biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil daripada anggaran fleksibel pada kapasitas standar maka selisih ini bersifat menguntungkan (favorable). d. Biaya Pemasaran, Biaya Administrasi dan Umum Terjadinya selisih diakibatkan karena biaya sesungguhnya yang dikeluarkan kadang terlalu besar atau terlalu kecil dari biaya
20 20 tandar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Setelah dilakukan analisis variance (selisih) terhadap biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum dan realisasinya diperoleh hasil sebagai berikut: Berdasarkan selisih terkendalikan diketahui bahwa pada tahun 2009 dan biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum sesungguhnya lebih besar daripada anggaran fleksibel pada kapasitas standar sehingga terdapat selisih rugi sebesar Rp ,-. Yang sifatnya tidak menguntungkan (unfavorable). Sedangkan pada tahun 2010 biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum sesungguhnya lebih kecil daripada anggaran fleksibel pada kapasitas standar sehingga terdapat selisih sebesar Rp ,-. Karena biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum sesungguhnya lebih kecil daripada anggaran fleksibel pada kapasitas standar maka selisih ini bersifat menguntungkan (favorable).
BAB II LANDASAN TEORITIS
7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. variasi pada nilai (Sekaran, 2006:115). Adapun yang menjadi variabel dalam. Tabel 3.1.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian. Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai (Sekaran, 2006:115). Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Di negara Indonesia banyak berkembang usaha-usaha dalam industri mebel, dengan memanfaatkan bahan baku kayu hingga
Lebih terperinciPERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL COSTING PADA HOME INDUSTRY JATI INDAH FURNITURE : KARLINA FARADILA
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL DENGAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY JATI INDAH FURNITURE NAMA KELAS : KARLINA FARADILA : 3EB14 NPM : 23210842 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dilakukan oleh PT. LEKJ dalam rangka melakukan evaluasi
66 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini penulis akan menguraikan mengenai pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh PT. LEKJ dalam rangka melakukan evaluasi perencanaan dan pengendalian anggaran
Lebih terperinciANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT PRODUK PADA CV. CAHAYA AMANAH
ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT PRODUK PADA CV. CAHAYA AMANAH Nama : Rina Wahyuni NPM : 25210973 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Sri Sapto
Lebih terperinciANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA CV. KARYA MANDIRI
ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA CV. KARYA MANDIRI Nama : AYU MAYLISA NPM : 21210248 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Rini Dwiastutiningsih,
Lebih terperinciANALISIS AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT PADA LIMA SAUDARA FURNITURE. Dwi Mulia Septiani
ANALISIS AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT PADA LIMA SAUDARA FURNITURE Dwi Mulia Septiani 21209272 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap perusahaan yang
Lebih terperinciBab 1. PENDAHULUAN
Bab 1 http://www.gunadarma.ac.id/ PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi biaya yang tepat dan akurat dapat membantu perusahaan untuk menentukan harga jual yang sesuai dengan mutu produk tersebut.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada SETIA BARU Furniture Pada bab ini Penulis akan membahas tentang perhitungan Harga Pokok Produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mei Nama YOSOGIRA diambil dari singkatan nama pendiri. perusahaan yaitu Yosep, Somadi, Mugianto, dan Ratman.
1 BAB I PENDAHULUAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Berdirinya Perusahaan PT.Yosogira adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang industri kerajinan kayu. PT.Yosogira didirikan pada tanggal 21
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
75 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan maka penulis dapat menarik simpulan bahwa penerapan biaya standar dalam pengendalian biaya produksi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan dalam penelitian ini adalah : 1. PT Sariyunika Jaya, telah menerapkan biaya standar untuk harga pokok produksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Pintu Sukses Lestari merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis pintu, kusen, dan jendela. Berdiri sejak tahun 2009. Perusahaan ini melakukan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan.
BAB IV PEMBAHASAN IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi Pada PT Grahacitra Adhitama ditemukan pengklasifikasian dan perhitungan biaya produksi yang kurang tepat, yaitu : 1. Ada beberapa unsur
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah dan perkembangan perusahaan. produksi furniture baik indoor furniture maupun garden furniture.
38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah dan perkembangan perusahaan Jepara merupakan salah satu daerah yang mempunyai potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciUraian Tugas 1. Pemilik Pemilik UKM Ridho Jaya juga bertindak sebagai pimpinan perusahaan. Dimana tugas pimpinan pada UKM Ridho Jaya ini adalah sebagai berikut: a. Merencanakan produksi yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan perusahaan dalam suatu kondisi perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1996 telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1996 telah memicu terjadinya inflasi. Ini akibat kebergantungan kepada bahan baku, barang modal,
Lebih terperinciPENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PD. MEBEL JEPARA PUTRA. Nama : Lely Yunita Sari NPM :
PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PD. MEBEL JEPARA PUTRA Nama : Lely Yunita Sari NPM : 24209199 BAB PENDAHULUAN Latar Belakang Faktor yang berpengaruh besar terhadap
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. simpulan bahwa kesalahan dalam mengklasifikasikan biaya dan perhitungan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang terdapat pada bab sebelumnya, dapat ditarik simpulan bahwa kesalahan dalam mengklasifikasikan biaya dan perhitungan pembebanan biaya
Lebih terperinciBAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA. A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra
BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra 1. Sejarah Usaha Dagang Tiga Putra UD. Tiga Putra merupakan sebuah usaha
Lebih terperinciANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA
ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA NAMA : SITI RAHAYU W NPM : 27212082 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI LATAR BELAKANG Mencari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam menganalisis masalah ini digunakan metode deskriptif analisis
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam menganalisis masalah ini digunakan metode deskriptif analisis yang dianggap paling relevan dengan pokok penelitian ini. Deskriptif analitis yaitu suatu
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan
Lebih terperinciEvaluasi ketepatan penentuan harga pokok produksi dengan metode harga pokok pesanan pada J rot galery Klaten
1 Evaluasi ketepatan penentuan harga pokok produksi dengan metode harga pokok pesanan pada J rot galery Klaten Tugas Akhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana Ahli Madya Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan terjadi hampir di semua sektor, tidak terkecuali sektor ekonomi yang melibatkan banyak
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA
Nama ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA HOME INDUSTRI HENDRI BAG NPM : 25209876 : Eka Rahmawati Sunistiani Fakultas / Jurusan Dosen Pembimbing : Ekonomi/Akuntansi
Lebih terperinciANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010 E. Retno Maninggarjati (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, berkembang pula dunia usaha dewasa ini, terbukti dengan berdirinya perusahaan besar, perusahaan menengah dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Biaya Produksi Standar Biaya standar merupakan biaya yang dianggarkan terlebih dahulu sebelum perusahaan memulai produksi. Biaya Standar yang ditetapkan
Lebih terperinciProsedur Penentuan Biaya Bahan Baku Standar
Definisi Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi
Lebih terperinciSejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art
10 METODE PENELITIAN Metode penelitian digunakan untuk memahami objek penelitian dan dapat mengarahkan peneliti dalam melakukan analisis, sehingga dapat memberikan solusi dalam menjawab persoalan penelitian
Lebih terperinciBAB VIII AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB VIII AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI BERDASARKAN PESANAN (JOB ORDER COSTING) PADA MEBEL R.DIKA LUBUKLINGGAU.
ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI BERDASARKAN PESANAN (JOB ORDER COSTING) PADA MEBEL R.DIKA LUBUKLINGGAU. Hayatun frida Mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Manajemen UNIB ABSTRAK Peningkatan pola pikir
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Ocean Centra Furnindo adalah perusahaan yang bergerak pada bidang spring bed dan busa. PT. Ocean Centra Furnindo dibangun pada tahun
Lebih terperinciPERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK PESANAN KHUSUS PADA JATISARI FURNITURE
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK PESANAN KHUSUS PADA JATISARI FURNITURE Nama Kelas : Natalia Dwi Kristiani : 3EB08 NPM : 24210921 Fakultas Jurusan : Ekonomi : Akuntansi LATAR BELAKANG Perekonomian
Lebih terperinciACTIVITY BASED COSTING
Modul ke: Akuntansi Biaya ACTIVITY BASED COSTING Fakultas FEB Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Manufacturing Costs Direct Direct Materials
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. kualitas bahan kayu jadi yang sudah tidak diragukan lagi. Produk C.V Surya
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah C.V Surya Gemilang Jaya C.V Surya Gemilang Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan mebel khususnya berbahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. lain lain. Pendirian CV Surya Gemilang Jaya tidak bisa lepas dari peran bapak H.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV Surya Gemilang Jaya Semarang adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang mebel seperti meja,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan manufaktur furnitur PT. Livio Furniture sebelumnya bernama CV. Policrystal didirikan bulan Oktober 1996. Penggunaan PT. Livio
Lebih terperinciANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY BLACK DIAMOND. Anisa Maulina Universitas Gunadarma
ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY BLACK DIAMOND Anisa Maulina 20210875 Universitas Gunadarma Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi dunia
Lebih terperinciANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALI BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Gadang Rejo Sentosa Malang)
ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALI BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Gadang Rejo Sentosa Malang) Ariesta Rossanda Maharani Darminto Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Biaya Produksi Standar Biaya standar merupakan biaya yang dianggarkan terlebih dahulu sebelum perusahaan memulai produksi. Biaya standar yang ditetapkan
Lebih terperinciBAB VIII METODE HARGA POKOK STANDAR
BAB VIII METODE HARGA POKOK STANDAR JENIS-JENIS STANDAR Standar Teoritis Standar Dasar Standar Pelaksanaan Terbaik yang Dapat Dicapai Standar Teoritis Standar ini mengasumsikan: Harga yang minimum untuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Aktivitas Perusahaan Dan Proses Produksi 1. Aktivitas Perusahaan Pada umumnya aktivitas awal dari keseluruhan perusahaan adalah aktivitas yang berhubungan dengan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Ahmadi Rulam, Metodologi Penelitian Kualitatif, Ar-Ruzz Media : Yogyakarta, 2014.
72 DAFTAR PUSTAKA Alimuddin, Analisis Pendekatan Target Costing Sebagai Alat Penilaian Efisiensi Produksi Semen Pada PT. Semen Tonasa Kabupaten Pangke, Skripsi Universitas Hasanuddin : Makassar, 2012.
Lebih terperinciPENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI ATAU MEMBUAT SENDIRI LEMARI TIGA PINTU PADA PD. MEUBEL JEPARA KITA
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI ATAU MEMBUAT SENDIRI LEMARI TIGA PINTU PADA PD. MEUBEL JEPARA KITA Nama : I Made Indra Sanjaya NPM : 23211421 Jurusan : Akuntansi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Manfaat Sistem Biaya Standar. Setiap badan usaha yang bergerak dalam bidang produksi akan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Manfaat Sistem Biaya Standar Setiap badan usaha yang bergerak dalam bidang produksi akan mengeluarkan biaya produksi yang menunjang jalannya proses produksi. Perencanaan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Masuknya globalisasi ke Indonesia, ditandai dengan meningkatnya persaingan yang ketat. Dalam dunia usaha, proses produksi merupakan salah satu kegiatan yang mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan,
Lebih terperinciANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)
ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) Diah Aulia Iswanty Suhadak Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Lebih terperinciANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 5 No. 1, April 2005 : 7 13 ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI Oleh : Iriyadi Dosen pada Sekolah
Lebih terperinciANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA
Journal of Applied Business And Economics Vol. 3 No. 2 (Des 2016) 61-68 ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA Oleh: Litdia Dosen Fakultas
Lebih terperinciBAB III UPAH BORONGAN DI PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO
BAB III UPAH BORONGAN DI PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO A. Gambaran Singkat Perusahaan PT. Integra Indocabinet pertama kali didirikan pada tahun 1989, berlokasi di desa Betro kecamatan Sedati
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK
BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun
Lebih terperinciNama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18
ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI BUTRI CABANG TAMBUN Nama : WENY ANDRIATI NPM : 28210479 Kelas : 3 EB 18 BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kebutuhan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM PT GRAHACITRA ADHITAMA. dengan akte pendirian nomor 51, yang dibuat dihadapan notaris Haji Paulus Natagale
BAB III GAMBARAN UMUM PT GRAHACITRA ADHITAMA III.I Sejarah Singkat Perusahaan PT Grahacitra Adhitama mendapatkan ijin usaha pada tanggal 18 Januari 1993 dengan akte pendirian nomor 51, yang dibuat dihadapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya
Lebih terperinciPENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN BIAYA TERHADAP EFISIENSI BIAYA PADA PT. PANCA USAHA PALOPO PLYWOOD HASBIAH, M. RISAL, SALJU SANUDDIN ABSTRAK
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN BIAYA TERHADAP EFISIENSI BIAYA PADA PT. PANCA USAHA PALOPO PLYWOOD HASBIAH, M. RISAL, SALJU SANUDDIN ABSTRAK Akuntansi Pertanggungjawaban adalah adalah system yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini sangat pesat. Perhitungan harga pokok
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini sangat pesat. Perhitungan harga pokok produksi merupakan salah satu faktor yang tidak dapat ditinggalkan, sebab apabila pimpinan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : standard cost, kos produksi, analisis selisih (variance). UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
ABSTRAK Kelangsungan hidup suatu perusahaan sangat ditentukan oleh tingkat laba yang diperolehnya. Agar dapat memperoleh laba yang maksimal, perusahaan harus mengefisiensikan kos produksi dengan cara mengendalikan
Lebih terperinciANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL ATAU MEMPRODUKSI LEBIH LANJUT PADA CV. USAHA BERSAMA
Nama ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL ATAU MEMPRODUKSI LEBIH LANJUT PADA CV. USAHA BERSAMA : Firdha Anisa NPM : 24214264 Jurusan Pembimbing : Akuntansi : Silvia Avira, SE.,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Maher Deakin (1996:6) pengertian akuntansi biaya adalah suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Menurut Maher Deakin (1996:6) pengertian akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mencatat, mengukur, dan melaporkan informasi mengenai
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.2 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Megah Plastik merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Pembagian tugas berdasarkan jabatan pada struktur organisasi di PT. Ocean Centra Furnindo adalah sebagai berikut: 1. Direktur Direktur adalah merupakan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
50 LAMPIRAN 51 LAMPIRAN HASIL WAWANCARA Informasi ataupun data yang diperoleh penulis didapat melalui pengamatan langsung dan wawancara terstruktur kepada informan. Wawancara dilakukan denggan pemilik
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN
BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. bahan baku Herbal dan Tea Extract yang didirikan pada tahun Saat ini CV. Dwi
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil perusahaan CV. Dwi Sarana Mandiri adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang bahan baku Herbal dan Tea Extract yang didirikan pada tahun 1999. Saat ini CV.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Dan Jenis-Jenis Biaya Standar Setiap badan usaha yang bergerak pada bidang produksi akan mengeluarkan biaya produksi yang akan menunjang jalannya produksi. Perencanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PT. MAHOGANY LESTARI 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan
Lebih terperinciStandard Costing. Harga Pokok Standar. 1
Standard Costing Harga Pokok Standar http://www.deden08m.com 1 STANDARD COSTING Biaya Standar (Standard Cost) adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya untuk membuat
Lebih terperinciManfaat Harga Pokok Standar untuk:
STANDARD COSTING Biaya Standar (Standard Cost) adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu,
Lebih terperinciABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perusahaan harus dapat menghadapi dan memenangkan persaingan, karena itu tugas perusahaan bukan sekedar memproduksi dan memasarkan produknya, namun mempertimbangkan besar kecilnya biaya yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk dicapai, salah satu tujuan tersebut adalah untuk mendapatkan laba yang tinggi dengan meminimalkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada PT X mengenai
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada PT X mengenai analisis perubahan laba kotor terhadap penilaian efisiensi dan efektivitas bagian produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif. Kemajuan teknologi
Lebih terperinciBAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya.
10 BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA 2.1. Biaya Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Setiap perusahaan tidak akan dapat menghindari berbagai biaya yang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri tersebut membuat para pengusaha melakukan berbagai cara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia industri sangatlah pesat, baik industri dibidang manufaktur, dagang ataupun jasa. Dampak dari perkembangan dunia industri tersebut
Lebih terperinciEKSPLORASI TEKNIK PRODUKSI PAPAN PARTIKEL SEKAM PADI EXPLORATION OF TECHNIQUES PRODUCTION OF RICE HUSKS PARTICLE BOARD
EKSPLORASI TEKNIK PRODUKSI PAPAN PARTIKEL SEKAM PADI EXPLORATION OF TECHNIQUES PRODUCTION OF RICE HUSKS PARTICLE BOARD Abstrak Ayu Setya Nurmalita Prodi S1 Desain Produk, Fakultas Industri Kreatif, Universitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
35 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Aktivitas Perusahaan Dan Proses Produksi 1. Aktivitas Perusahaan Pada umumnya aktivitas awal dari keseluruhan perusahaan adalah aktivitas yang berhubungan dengan
Lebih terperinciEFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA MELALUI PENERAPAN BIAYA STANDAR PADA TOKO ENNY BAKRY MELIA ULFA
EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA MELALUI PENERAPAN BIAYA STANDAR PADA TOKO ENNY BAKRY MELIA ULFA 24211412 LATAR BELAKANG Didalam pengendalian biaya, diperlukan patokan atau standar sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori. 2.1.1. Biaya Produksi. Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). Menurut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Biaya 1. Pengertian Biaya Segala tindakan yang telah dipikirkan secara matang akan meminta pertimbangan antara manfaat dan pengorbanan. Begitu juga dalam sektor produksi,
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA. 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan Meubel CV. Era di Surakarta
BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan Meubel CV. Era di Surakarta Perusahaan Meubel Era bergerak dalam bidang industri furnitureinterior. Perusahaan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perkembangan Perusahaan Perusahaan CV.Swadaya adalah sebuah perusahaan yang hasil produksinya berupa meubel atau furniture. Perusahaan ini didirikan oleh bapak
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Komponen Biaya Produksi. 1. Terdapat perhitungan tenaga kerja langsung yang kurang tepat,
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Komponen Biaya Produksi Menghitung dan menganalisis harga pokok produksi diperlukan data data biaya yang akurat dan perhitungan biaya harga pokok produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan semakin pesatnya perkembangan ilmu serta teknologi, berdampak kepada semakin ketatnya persaingan
Lebih terperinciANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY
ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY NAMA : AJENG DWI UTAMININGSIH NPM : 20212511 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI LATAR BELAKANG Mencari
Lebih terperinciSISTEM HARGA POKOK STANDAR
SISTEM HARGA POKOK STANDAR I. BIAYA STANDAR UNTUK BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA LANGSUNG Biaya Standar untuk Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung mencakup beberapa hal seperti dibawah ini : a. BIAYA STANDAR
Lebih terperinci