BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Komponen Biaya Produksi. 1. Terdapat perhitungan tenaga kerja langsung yang kurang tepat,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Komponen Biaya Produksi. 1. Terdapat perhitungan tenaga kerja langsung yang kurang tepat,"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Komponen Biaya Produksi Menghitung dan menganalisis harga pokok produksi diperlukan data data biaya yang akurat dan perhitungan biaya harga pokok produksi yang cukup cermat dan tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dan sangat membantu menentukan harga jual. Pada proyek xx01 yang dikerjakan produksinya oleh PT. Surya Citra Khatulistiwa ditemukan perhitungan biaya produksi yang kurang tepat, yaitu : 1. Terdapat perhitungan tenaga kerja langsung yang kurang tepat, 2. Terdapat perhitungan dan pencatatan overhead pabrik yang lebih rendah, 3. Untuk departemen Graphic, perusahaan hanya menghitung dan membebankan biaya bahan baku langsung, termasuk di dalamnya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. IV.1.1 Tenaga Kerja Langsung Di dalam menghitung tenaga kerja, perusahaan menggunakan sistem harian lepas. Karena perusahaan memakai tenaga kerja tergantung banyaknya pesanan dan kesulitan atas pengerjaaan produk tersebut. Dan jumlah tenaga harian lepas tergantung pada berapa kebutuhan tenaga dan berapa hari untuk menyelesaikan produk tersebut. 75

2 Perusahaan mempunyai ketentuan dalam menghitung dan menetapkan tarif serta rate harga untuk membayar tenaga kerja harian lepas, yaitu Tarif per hari x berapa hari penyelesaian x jumlah karyawan yang dibutuhkan + Tarif per hari ditambah dengan 1x tarif per hari (untuk overtime tenaga kerja). Dan setiap per departemen mempunyai perhitungan tenaga kerja lepas yang berbeda beda, sesuai dengan tingkat keahlian dan tingkat kesulitan atas pekerjaan produk tersebut. Di dalam penelitian ini, terdapat data data sebagai berikut dalam menghitung tenaga kerja harian lepas pada PT. Surya Citra Khatulistiwa : 1. Perusahaan mempunyai standar umum (rate) dalam perhitungan tenaga kerja harian lepas, yaitu : Tabel IV.1 PT. Surya Citra Khatulistiwa Standar Tarif Tenaga Kerja Harian Lepas No Keterangan 1 Skill Carpenter Standart Tarif (rate) per hari Ahli Rp 60,000 s/d Rp 75,000 Tukang kayu Rp 50,000 s/d Rp 60,000 Helper Rp 40,000 s/d Rp 50,000 2 Skill Painting Ahli Rp 60,000 s/d Rp 75,000 Tukang cat Rp 50,000 s/d Rp 60,000 Helper Rp 40,000 s/d Rp 50,000 Standar Tarif Tenaga Kerja Harian Lepas Sumber : PT. Surya Citra Khatulistiwa 76

3 2. Perusahaan menetapkan perhitungan overtime tenaga kerja harian lepas, yaitu : 1x tarif per hari. Maka hasil survey atas penelitian ini, terdapat analisa sebagai berikut: 1. Kriteria Tenaga kerja langsung adalah semua tenaga kerja yang dikerahkan atau dipekerjakan langsung berhubungan dengan produk yang dipesan. 2. Kondisi Perusahaan membebankan biaya gaji mandor (supervisor) pabrik ke produk yang dipesan 3. Sebab Biaya gaji mandor (supervisor) pabrik dibebankan ke tenaga kerja langsung 4. Akibat Biaya tenaga kerja langsung dihitung dan dicatat lebih tinggi dan biaya overhead pabrik dicatat lebih rendah karena biaya tenaga kerja tidak langsung termasuk kelompok biaya overhead pabrik. Maka perhitungan tenaga kerja yang dibebankan ke biaya produksi menjadi lebih tinggi. 5. Rekomendasi Biaya tenaga kerja tidak langsung seharusnya dibebankan ke biaya overhead pabrik 77

4 IV.1.2. Overhead Pabrik PT. Surya Citra Khatulistiwa tidak memperhitungan dengan rinci biaya biaya untuk overhead pabrik yang langsung dibebankan ke produk yang dipesan. Di dalam penelitian ini, terdapat data data sebagai berikut dalam menghitung overhead pabrik pada PT. Surya Citra Khatulistiwa : 1. Perusahaan hanya menghitung dan mencatat biaya bahan baku tidak langsung seperti, lem dan paku di dalam perhitungan overhead pabrik yang dibebankan langsung ke setiap produk, 2. Perusahaan mempunyai kebijakan dalam menetapkan percentage atas overhead pabrik sebagai alokasi pembiayaan operasional proses bisnis dan laba, yaitu 20% - 40% dari total perhitungan harga pokok produksi. Contohnya dalam penelitian ini, perusahaan menetapkan 35 % dikalikan total harga pokok produksi untuk overhead pabrik. Penambahan percentage atas overhead pabrik tersebut digunakan untuk penambahan biaya yang akan ditawarkan ke client atas harga jual produk. Maka hasil survey atas penelitian ini, terdapat analisa sebagai berikut: 1. Kriteria Yang termasuk komponen biaya overhead pabrik, yaitu bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan lain lain overhead pabrik. 2. Kondisi Perusahaan membebankan overhead pabrik ke produk yang dipesan, meliputi lem dan paku (bahan tidak langsung) dan aksesoris lainnya. 3. Sebab 78

5 Perusahaan tidak membebankan tenaga kerja tidak langsung dan lainnya overhead pabrik, seperti listrik, penyusutan mesin ke produk yang dipesan. 4. Akibat Overhead pabrik dihitung dan dicatat lebih rendah, karena tidak membebankan tenaga kerja tidak langsung dan lainnya overhead pabrik. Maka akibat dari kelemahan tersebut, biaya produksi menjadi lebih rendah. 5. Rekomendasi Biaya biaya overhead pabrik, seperti tenaga kerja tidak langsung dan lainnya overhead, seharusnya dibebankan, dihitung dan dicatat berdasarkan tarif sebagai overhead pabrik ke produk yang dipesan. IV Implementasi Perhitungan Overhead Pabrik Atas Dasar Tarif yang Ditentukan Dimuka (Predetermined Rate) Berbagai macam overhead costs harus dibebankan kepada semua pekerjaan yang telah dilakukan selama suatu periode. Namun masalahnya adalah bagaimana cara pembebanan biaya tersebut. Masalah ini timbul karena FOH actual tidak dapat dibebankan sekaligus apabila volume pekerjaan yang dilakukan tidak sama setiap periodenya dan biaya overhead kurang dapat dikendalikan. Selain itu merupakan suatu hal yang mustahil untuk menelusuri setiap jenis overhead ke produk tertentu. Oleh karena itu, digunakanlah suatu cara yang memberikan satu satunya pilihan terbaik untuk menghitung biaya overhead dengan tepat, guna 79

6 memenuhi kebutuhan manajemen dan mengidentifikasi ketidakefisienan yaitu Predetermined FOH (tarif overhead costs yang ditetapkan terlebih dahulu). Pemilihan dasar (bases) yang paling tepat untuk menentukan overhead merupakan suatu hal yang sangat penting karena sistem biaya harus menyediakan data yang cukup akurat. Biasanya dasar yang dipilih harus berkaitan erat dengan fungsi overhead yang diterapkan tersebut, misalnya : Apabila unsur FOH itu sebagian besar berorientasi pada pekerja, seperti supervisory dan indirect labor, maka dasar yang paling tepat adalah Direct Labor Cost atau Direct Labor Hours. Apabila unsur FOH itu sebagian besar berorientasi pada penanaman modal, yang berkaitan dengan pemilikan dan operasi mesin, maka dasar yang paling tepat adalah Machinery Hours. Apabila unsur FOH itu sebagian besar berorientasi pada bahan baku, seperti biaya yang berhubungan dengan pembelian dan penanganan bahan, maka dasar yang paling tepat adalah Direct Material Cost. Dasar yang paling mudah untuk diterapkan adalah Direct Material Cost dan Direct Labor Cost. Contoh : a) Direct Material Cost Base Jika estimasi overhead pabrik untuk periode yang akan datang sebesar Rp 300,000 dan estimasi bahan baku Rp 250,000, maka tarif FOH : Estimasi FOH x 100% = % of Direct Material Cost Estimasi Material Cost 80

7 Rp 300,000 x 100% = 120 % Rp 250,000 Pada bulan januari diterima pesanan yang menggunakan bahan baku langsung sebanyak Rp 5,000, maka : FOH yang dibebankan = Rp 5,000 x 120% = Rp 6,000 b) Direct Labor Cost Base Jika estimasi overhead pabrik untuk periode yang akan datang sebesar Rp 300,000 dan estimasi biaya tenaga kerja langsung Rp 500,000, maka tarif FOH : Estimasi FOH x 100% = % of Direct Labor Cost Estimasi Direct Labor Cost Rp 300,000 x 100% = 60 % Rp 500,000 Pada bulan januari diterima pesanan yang menggunakan biaya tenaga kerja langsung sebanyak Rp 12,000, maka : FOH yang dibebankan = Rp 12,000 x 60% = Rp 7,200 IV.1.3 Departemen Graphic Proyek xx01, melalui tiga (3) departemen untuk proses pembentukan produk dalam tahap produksinya yaitu : Tahap pertama dilakukan oleh departemen pemotongan, yaitu pemilihan material. Setelah pemilihan material sudah siap, lalu dibawa ke workshop untuk diolah sesuai dengan bentuk. Tahap awal dimulai dari membuat 81

8 rencana, misal membuat box, sebelumnya kita harus tahu bagaimana nantinya hasil box tersebut dan bagaimana membuat design box menjadi bagus dan tidak merepotkan dalam pembuatan box tersebut sehingga dalam penyelesaiannya tidak memakan waktu yang lama. Departemen ini mempersiapkan dan mencatat bahan baku apa saja yang digunakan serta memperkirakan harga dari bahan tersebut di pasaran. Setelah pembentukkan dasar jadi, tahap selanjutnya adalah finishing. Finishing adalah untuk pekerjaan painting. Setelah pekerjaan painting selesai dilanjutkan ke bagian graphic. Di bagian graphic, perusahaan memakai jasa dari perusahaan lain karena untuk pekerjaan sticker digital printing terkadang perusahaan kesulitan dalam penyelesaian pekerjaan ini. Maka perusahaan untuk penyelesaian proyek xx01 ini membutuhkan jasa dari perusahaan lain dalam menyelesaikan pekerjaan sticker digital printing. Dengan ini, maka perusahaan tidak menyiapkan dan mencatat bahan bahan serta perhitungan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan sticker digital printing. Setelah bagian graphic selesai dilanjutkan ke bagian packing dan langsung pengiriman (departemen Loading on Loading). Untuk departemen graphic, terdapat data data sebagai berikut : 1. Untuk departemen graphic, perusahaan hanya menghitung dan membebankan biaya bahan baku langsung, termasuk di dalamnya tenaga kerja langsung dan overhead, 2. Untuk proses pembuatan sticker digital printing, perusahaan memakai jasa perusahaan lain (diluar perusahaan). Dikarenakan memakai jasa perusahaan 82

9 lain, maka perusahaan hanya membebankan langsung ke produk yang dipesan berdasarkan tarif atau biaya yang dikenakan oleh perusahaan, sehingga pencatatan untuk biaya departemen graphic hanya bahan baku langsung saja, yang sudah temasuk biaya tenaga kerja langsung dan overhead. Maka hasil survey atas penelitian ini, terdapat analisa sebagai berikut: 1. Kriteria Menghitung harga pokok produksi haruslah meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhad pabrik berdasarkan tarif. 2. Kondisi Perusahaan menghitung biaya produksi pesanan perusahaan hanya menghitung dan membebankan biaya bahan baku langsung, termasuk didalamnya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. 3. Sebab Perusahaan membebankan biaya bahan baku langsung saja, termasuk didalamnya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. 4. Akibat Biaya produksi untuk Departemen Graphic yang dibebankan ke produk yang dipesan menjadi lebih rendah. 5. Rekomendasi Perusahaan dalam menghitung biaya produksi untuk Departemen Graphic meliputi biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead 83

10 pabrik yang dibebankan ke produk seharusnya dihitung dan dicatat lebih rinci, khususnya untuk overhead pabrik dihitung berdasarkan tarif. IV.2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Pesanan PT. Surya Citra Khatulistiwa merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi (Interior Contractor) dan Event Organizer. Untuk produksinya, perusahaan membuat pada saat pesanan dari client. Maka dalam membuat perhitungan harga pokok produksi, PT. Surya Citra Khatulistiwa menggunakan metode harga pokok pesanan (Job Order Costing) karena perusahaan melakukan proses produksi berdasarkan pesanan yang diterima. Dalam membuat atau menyiapkan harga pokok produksi untuk setiap pesanan, perusahaan membuatnya masih dengan cara tradisional atau manual. Kepala bagian produksi dalam menentukan harga untuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead masih dengan cara manual, yaitu pencatatan yang manual. Dan dalam memperkirakan harga bahan baku serta tarif untuk tenaga kerja langsung, dengan cara kebiasaan serta keahlian dari masing masing tenaga kerja yang terlibat serta untuk bahan bakunya dengan cara kebiasaan mereka dalam mengetahui harga harga bahan baku (perhitungan harga pokok produksi bisa dilihat pada tabel III.1. di lampiran L1 L4) Berdasarkan data di atas dapat diketahui, yaitu : 1. Kriteria 84

11 Dalam menghitung harga pokok produksi haruslah meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik berdasarkan tarif. 2. Kondisi Perusahaan menghitung biaya produksi pesanan khususnya untuk biaya overhead pabrik tidak berdasarkan tarif melainkan biaya overhead pabrik sebenarnya, dan biaya overhead pabrik ditetapkan dimuka sebesar 35% (ada nya kebijakan perusahaan dalam penetapan percentage untuk overhead pabrik). 3. Sebab Perusahaan membebankan biaya overhead pabrik dengan harga sebenarnya, meliputi lem, paku serta aksesoris lainnya (hanya bahan baku langsung saja). 4. Akibat Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produk yang dipesan lebih rendah. Maka biaya produksi yang dikenakan produk pesanan menjadi lebih rendah. 5. Saran Perusahaan dalam menghitung biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produk yang dipesan seharusnya semua komponen biaya overhead pabrik seperti bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, penyusutan mesin dan biaya lainnya overhead dihitung berdasarkan tarif. 85

12 IV.3. Perhitungan dan Uraian Harga Jual PT. Surya Citra Khatulistiwa menggunakan metode harga pokok pesanan (Job Order Costing) untuk menghitung harga pokok pesanan, karena perusahaan melakukan proses produksi berdasarkan pesanan yang diterima. Dalam membuat atau menyiapkan harga pokok produksi untuk setiap pesanan, perusahaan membuatnya masih dengan cara tradisional atau manual. Pencatatan harga pokok produksinya dengan cara manual. Dalam menentukan harga jual untuk produk, perusahaan melakukan beberapa tahap, yaitu yang pertama perusahaan menghitung dan menetapkan harga pokok produksi. Yang bertugas menyiapkan harga pokok pesanan adalah kepala bagian produksi, karena kepala bagian produksi mempunyai pengetahuan tentang bagaimana memperkirakan harga bahan baku dipasaran dengan tepat atau setidaknya mendekati harga pasaran sehingga dalam menghitung harga pokok produksi tidak ada perbedaan atau selisih yang signifikan harga bahan baku maupun penetapan tarif tenaga kerja yang bisa membuat perusahaan mengalami kerugian. Setelah menghitung dan menetapkan harga pokok produksi, kepala bagian produksi menyerahkan hasil perhitungan tersebut kepada bagian keuangan. Bagian keuangan ini bertugas me-review hasil perhitungan harga pokok produksi, apakah perhitungan tersebut sudah wajar atau belum. Setelah bagian keuangan menyetujui hasil perhitungan harga pokok tersebut, bagian keuangan menentukan harga jual kepada client. 86

13 Dalam menetapkan harga jual, bagian keuangan sepenuhnya berwenang dalam menetapkan harga jual. Komponen biaya yang termasuk dalam harga jual adalah : a) Harga pokok produksi, b) Kebijakan penetapan harga untuk overhead pabrik, dan c) Biaya Loading on Loading. Dalam perhitungan overhead pabrik, perusahaan tidak membebankan langsung ke produk yang dipesan melainkan perusahaan mempunyai kebijakan tentang overhead pabrik, yaitu 20% - 40%. Angka dari kebijakan tersebut digunakan sebagai overhead perusahaan atau biaya operasional perusahaan dan termasuk keuntungan atas penjualan produk yang dipesan. Perusahaan dalam menentukan harga jual ke pihak client, juga menambahkan biaya loading on loading. Biaya tersebut dimaksudkan untuk biaya pemasangan dan pembongkaran booth serta transportasi dan pengemasan atas produk yang akan dikirimkan dan yang akan dipamerkan. Dan biaya tersebut dibebankan ke pihak client yang akan menyelenggarakan event atas produk mereka. Ketika semua komponen biaya yang termasuk di dalam menentukan harga jual sudah ditentukan, maka bagian keuangan memberikan pencatatan harga jual tersebut ke bagian marketing. Dan bagian marketing memberikan penjelasan atas harga jual ke pihak client dan pihak client menyetujui harga yang ditawarkan oleh marketing. Setelah pernyataan penyetujuan harga, maka bagian 87

14 marketing memberikan kepada bagian akuntansi untuk di input sebagai account receivable atas penjualan. Perusahaan mempunyai kelemahan dalam pencatatan harga pokok produksi, yaitu tidak adanya kartu Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Sheet). Dan di dalam penelitian ini, memberikan rekomendasi atau saran atas bentuk kartu Harga Pokok Pesanan ( Job Order Cost Sheet ), agar perusahaan dalam pencatatan harga pokok produksi lebih mudah dalam membedakan pencatatan per pesanan. Berikut adalah kartu Harga Pokok Pesanan ( Job Order Cost Sheet ) yang direkomendasikan di dalam penelitian ini : KARTU BIAYA PESANAN (JOB ORDER COST SHEET) PT. SURYA CITRA KHATULISTIWA Jl. H. Dogol No. 103 B. Duren Sawit - Jakarta timur. Quotation No : xx01 88

15 Client : Person in Charge : Job Advice : Date Preparation : Venue : Date Install : Booth : Date Dismantle : BAHAN BAKU LANGSUNG NO Description Permintaan Jumlah STAGE Rp 1,050,000 BACKDROP Rp 1,310,000 RACK DISPLAY Rp 455,000 STANDING PUZZLE Rp 1,454,000 ICE BOX Rp 707,500 Rp 4,976,500 TENAGA KERJA LANGSUNG Tanggal Description Biaya STAGE Rp 300,000 BACKDROP Rp 400,000 RACK DISPLAY Rp 250,000 STANDING PUZZLE Rp 300,000 ICE BOX Rp 250,000 Rp 1,500,000 OVERHEAD PABRIK DIBEBANKAN Tanggal Description Biaya STAGE Rp 50,000 BACKDROP Rp 100,000 RACK DISPLAY Rp 50,000 STANDING PUZZLE Rp 100,000 ICE BOX Rp 150,000 Rp 450,000 Bahan Baku Langsung Rp 4,976,500 Biaya Pabrik Rp 6,926,500 Tenaga Kerja Langsung Rp 1,500,000 Biaya loading on loading Rp 1,200,000 per venue Overhead Pabrik Rp 450,000 dibebankan langsung Overhead (%) 35% Total biaya pabrik Rp 6,926,500 Overhead yang dibebankan Rp 2,424,275 Harga Jual per unit Rp 10,550,775 Jumlah unit produksi 20 unit Harga Jual Rp 211,015,500 89

16 Tabel IV.2 Kartu Biaya Pesanan (Job Order Cost Sheet) Sumber : Data diolah penulis Berdasarkan data di atas dapat diketahui, yaitu : 1. Kriteria Yang termasuk klasifikasi biaya harga jual, yaitu total biaya pabrik atau harga pokok produksi (yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead pabrik yang dibebankan ke produk pesanan), beban pemasaran, beban administrasi dan laba. 2. Kondisi Perusahaan mempunyai kebijakan dalam penetapan overhead pabrik senilai 35% dari harga pokok produksi, serta adanya biaya loading on loading yang dicatat sebagai biaya pemasangan, biaya pemasaran, serta transportasi. 3. Sebab Perusahaan membebankan overhead pabrik per pesanan lebih rendah, sedangkan kebijakan yang ada diperusahaan untuk overhead pabrik dibebankan atau dialokasikan sebagai overhead proses bisnis dan laba. 4. Akibat Overhead pabrik dihitung dan dicatat lebih rendah, sedangkan alokasi overhead pabrik untuk proses bisnis dicatat dan dihitung lebih besar. Sehingga biaya produksi yang langsung dikenakan ke produk per pesanan menjadi lebih rendah, dan untuk penetapan harga jual yang dihitung dan 90

17 dicatat oleh perusahaan menjadi naik dan lebih besar dibandingkan dengan harga pokok produksi yang dibebankan per pesanan. Harga jual yang dihitung, dicatat, dan ditetapkan oleh perusahaan sebagai penawaran harga ke client menjadi lebih besar, dikarenakan adanya penambahan biaya biaya yang dibebankan, yaitu kebijakan overhead dan biaya loading on loading. 5. Rekomendasi Dalam menghitung dan mencatat overhead pabrik, seharusnya secara terpisah antara overhead pabrik yang dibebankan ke produk per pesanan dengan overhead proses bisnis dan laba. IV.4. Uraian Harga Pokok Jasa PT. Surya Citra Khatulistiwa merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi (Interior Contractor) dan Event Organizer. Dalam menghitung harga pokok dari masing masing produk yang ditawarkan oleh perusahaan, dibedakan menjadi dua (2) bagian, yaitu : harga pokok pesanan untuk produksi (Interior Contractor) dibuat oleh kepala bagian produksi, sedangkan harga pokok jasa untuk Event Organizer dibuat oleh kepala bagian Event Organizer. Perusahaan dalam mendapatkan client baru dalam memberikan jasa Event Organizer biasa didapatkan dengan cara informasi dari hubungan antar relasi. Dalam satu (1) tahun, ada Event Organizer yang selalu mengadakan event atau pameran. Di setiap pameran, ada baliho (belakang panggung) yang mempertunjukkan atau menyebutkan siapa penyelenggara yang terlibat pameran 91

18 tersebut. Dan dari penyelenggara tersebut, perusahaan mendapat informasi atau data siapa siapa saja peserta perusahaan yang terlibat atau membuat pameran tersebut. Dari data tersebut, dapat diketahui data perusahaan (seperti : alamat, no. telepon perusahaan) yang ikut dalam pameran tersebut. Setelah perusahaan mendapatkan data data perusahaan, maka bagian marketing mempresentasikan jasa berupa pembuatan produk (Interior Contractor) dan jasa Event Organizer yang akan ditawarkan kepada pihak perusahaan yang membutuhkan untuk mempromosikan dan memperkenalkan produk perusahaan tersebut kepada masyarakat. Tidak menutup kemungkinan juga perusahaan lain yang bidangnya sama dengan PT. Surya Citra Khatulistiwa menawarkan jasa kepada perusahaan yang ingin memperkenalkan produk mereka ke masyarakat dengan cara membuat pameran. Dan saling bersaing atas design pembuatan produk (Interior Contractor) dan jasa Event Organizer serta harga yang terbaik. Yang terbaik dalam design pembuatan produk (Interior Contractor) akan memenangkan persaingan tersebut. Adapun cara lain, yaitu sebagai contoh perusahaan unilever memberikan informasi bahwa mereka akan mengadakan pameran melalui ke beberapa perusahaan yang bergerak dibidang yang sama, yaitu Interior Contractor.dan yang terbaik atas design, maka perusahaan yang akan mendapatkan pesanan dari unilever. Dengan cara di atas tersebut perusahaan bisa mendapatkan pesanan atas pembuatan produk yang sesuai dengan pesanan. Terkadang perusahaan mendapatkan informasi dari Event Organizer lain untuk pemesanan berupa 92

19 pembuatan produk Interior Contractor saja, seperti di dalam penelitian ini. Perusahaan hanya memberikan jasa dalam pembuatan produk booth yang menunjang pameran. Tidak semua Event Organizer bisa membuat booth untuk penunjang pameran. Maka pesanan untuk pembuatan produk booth bisa datang dari Event Organizer perusahaan lain. Sehingga dalam menentukan harga pokok jasa tidak bisa dihitung oleh PT. Surya Citra Khatulistiwa, karena perusahaan ini hanya menawarkan pembuatan produk booth saja dalam menunjang pameran dan Event Organizer tersebut berasal dari perusahaan lain. Dalam menghitung harga pokok jasa atas Event Organizer, PT. Surya Citra Khatulistiwa mempunyai standar komponen biaya yang termasuk dalam biaya harga pokok jasa, yaitu : a) Biaya penyewaan tempat, b) Biaya penyewaan tenaga kerja, c) Biaya perlengkapan listrik, d) Biaya perlengkapan sound system, e) Dan biaya biaya lainnya yang menunjang acara yang di rencanakan oleh Event Organizer. Berdasarkan data di atas dapat diketahui, yaitu : 1. Kriteria Di dalam perhitungan harga pokok jasa, tidak ada klasifikasi biaya tertentu yang harus dimasukkan sebagai penentuan atau penetapan harga pokok jasa. Klasifikasi biaya untuk harga pokok jasa, tergantung pada jasa yang akan diberikan. 93

20 2. Kondisi Perusahaan mencatat dan menghitung biaya biaya yang berpengaruh terhadap kegiatan dari jasa tersebut. 3. Sebab Untuk membuat pameran atas produk booth yang telah diproduksi, perusahaan memakai jasa Event Organizer dari perusahaan lain. Karena tidak semua perusahaan jasa Event Organizer bisa memproduksi booth yang diperlukan sebagai alat pameran produk. 4. Akibat Perusahaan tidak dapat menghitung dan mencatat klasifikasi biaya untuk menetapkan harga pokok jasa 5. Rekomendasi Di dalam penelitian ini tidak bisa memberikan saran, karena kegiatan dan perhitungan serta pencatatan atas harga pokok jasa dilakukan oleh perusahaan jasa Event Organizer lain. 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berproduksi di daerah Jl. H. Dogol No. 103 B. Duren Sawit - Jakarta timur.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berproduksi di daerah Jl. H. Dogol No. 103 B. Duren Sawit - Jakarta timur. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan PT. Surya Citra Khatulistiwa adalah perusahaan yang bergerak dibidang produksi (Interior Contractor) dan Event Organizer. Perusahaan melakukan proses produksi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berproduksi di daerah Jl. H. Dogol No. 103 B. Duren Sawit - Jakarta timur.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berproduksi di daerah Jl. H. Dogol No. 103 B. Duren Sawit - Jakarta timur. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Surya Citra Khatulistiwa adalah perusahaan yang bergerak dibidang produksi (Interior Contractor) dan Event Organizer. Perusahaan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat terhindar dari kerugian yang timbul akibat adanya persaingan yang. sehingga akan meningkatkan laba perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat terhindar dari kerugian yang timbul akibat adanya persaingan yang. sehingga akan meningkatkan laba perusahaan. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang saat ini semakin meng-global, menciptakan suatu peluang yang besar bagi perusahaan. Menghilangnya batas-batas geografis, regional, bahkan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Job Order Costing. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

Akuntansi Biaya. Job Order Costing. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen. Akuntansi Biaya Modul ke: Job Order Costing Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ellis Venissa, MBA. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Kemampuan yang diharapkan Mampu melakukan akumulasi biaya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan.

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan. BAB IV PEMBAHASAN IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi Pada PT Grahacitra Adhitama ditemukan pengklasifikasian dan perhitungan biaya produksi yang kurang tepat, yaitu : 1. Ada beberapa unsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

Modul ke: COST ACCOUNTING JOB ORDER COSTING. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi.

Modul ke: COST ACCOUNTING JOB ORDER COSTING. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi. Modul ke: COST ACCOUNTING JOB ORDER COSTING Fakultas Ekonomi dan Bisnis Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Job-Order Costing (Sistem perhitungan biaya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA Journal of Applied Business And Economics Vol. 3 No. 2 (Des 2016) 61-68 ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA Oleh: Litdia Dosen Fakultas

Lebih terperinci

JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN)

JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN) JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN) 1. Konsep Dasar Job-Order Costing & Process Costing 2. Perbedaan Job-Order Costing & Process Costing 3. Arus Biaya dalam Perhitungan Job-Order Costing Muniya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi global menuntut perusahaan menata manajemennya, mengingat ketatnya persaingan dan segala bentuk perubahan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. simpulan bahwa kesalahan dalam mengklasifikasikan biaya dan perhitungan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. simpulan bahwa kesalahan dalam mengklasifikasikan biaya dan perhitungan BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang terdapat pada bab sebelumnya, dapat ditarik simpulan bahwa kesalahan dalam mengklasifikasikan biaya dan perhitungan pembebanan biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia saat ini, persaingan yang dihadapi oleh berbagai jenis usaha semakin ketat. Dalam menghadapi persaingan ini, setiap pihak atau perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan utamanya mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Industri tekstil mempunyai peran yang penting dalam menunjang pembangunan di Indonesia karena produk tekstil di Indonesia sudah dapat diperhitungkan keberadaannya di pasar internasional sehingga

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING 1 Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan Metode ini digunakan oleh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Job Order Costing. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

Akuntansi Biaya. Job Order Costing. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen. Akuntansi Biaya Modul ke: Job Order Costing Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Metode Akumulasi Biaya Metode akumulasi biaya yang paling banyak digunakan

Lebih terperinci

FACTORY OVERHEAD COST (BIAYA OVERHEAD PABRIK)

FACTORY OVERHEAD COST (BIAYA OVERHEAD PABRIK) FACTORY OVERHEAD COST (BIAYA OVERHEAD PABRIK) Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah elemen biaya produksi yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya bahan baku langsung atau biaya tenaga kerja langsung.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada SETIA BARU Furniture Pada bab ini Penulis akan membahas tentang perhitungan Harga Pokok Produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditekankan pada pembuatan mold serta beberapa pekerjaan pendukung yakni

BAB I PENDAHULUAN. ditekankan pada pembuatan mold serta beberapa pekerjaan pendukung yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan kecil maupun besar akan dituntut bersaing dalam memperoleh profit untuk meneruskan visi dan misinya sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan manajemen dalam mengambil keputusan. Agar operasi perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Biaya Produksi PT. Sorin Maharasa adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri berbahan baku daging. Perusahaan tersebut menghasilkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di PT Sukasari, berikut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di PT Sukasari, berikut BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di PT Sukasari, berikut ini beberapa kesimpulan yang dapat ditarik: 1. PT Sukasari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 lalu membuat dunia bisnis di Indonesia menjadi lesu, ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang merosot tajam. Perusahaan-perusahaan bersaing

Lebih terperinci

Soal Pilihan Ganda (bobot 30)

Soal Pilihan Ganda (bobot 30) Soal Pilihan Ganda (bobot 30) 1. Akuntansi biaya kurang berperan dalam: a. Penetapan biaya bunga yang bisa dikapitalisasi* b. Penetapan metode perhitungan biaya c. Penentuan biaya produk d. Pemilihan di

Lebih terperinci

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN (JOB ORDER COSTING ATAU JOB COSTING)

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN (JOB ORDER COSTING ATAU JOB COSTING) SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN (JOB ORDER COSTING ATAU JOB COSTING) Job costing adalah biaya produksi yang diakumulasikan untuk setiap pesanan (job) yang terpisah. Suatu pesanan adalah output

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan Dosen: Christian Ramos K COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan REFERENSI: Hongren, Charles T., Cost Accounting, Prentice Hall (BOOK) Vanderbeck, Principles of Cost Accounting, Cengage

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sejalan dengan 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan manajemen didalam mengambil keputusan. Agar suatu operasi perusahaan dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut : 1. Pada produksi sablon perusahaan CV. Yabes Printing belum menggunakan metode harga

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan CV Danmas Cushion merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang ekspor mebel,yang tepatnya

Lebih terperinci

dimana pada pesanan A selisihnya sebesar Rp ,00 dan pada pesanan B selisihnya sebesar Rp ,00. Dalam menetapkan harga jual dibutuhkan

dimana pada pesanan A selisihnya sebesar Rp ,00 dan pada pesanan B selisihnya sebesar Rp ,00. Dalam menetapkan harga jual dibutuhkan ABSTRAKSI Meningkatnya persaingan dalam dunia usaha saat ini, setiap perusahaan akan berusaha untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya dengan menghasilkan produk berkualitas dan harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan usaha yang berkembang dengan cepat, memberi kesempatan bagi negara-negara di dunia khususnya di Indonesia untuk melaksanakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Kelancaran atau keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan manajemen dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang dapat dipercaya sebagai dasar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang didapat pada bab IV, penulis telah melihat bahwa hubungan harga jual dalam persaingan harga menghadapi daya saing usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa Dalam melakukan analisis biaya relevan, diperlukan pengklasifikasian biaya yang terjadi di dalam suatu perusahaan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan zaman dan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan zaman dan perubahan yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat dan kompetitif. Pimpinan perusahaan dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan zaman dan perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan semakin pesatnya perkembangan teknologi mempunyai dampak yang cukup berarti terhadap persaingan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL

LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL PRODUK VOLUME PRODUK TARIF BOP / UNIT BOP Classic 605,503 Rp 182.40 Rp 110,443,747 Premium 4,718,519

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan sumber daya untuk memproses bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi.

Lebih terperinci

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) Karakteristik Perusahaan Manufaktur Dalam perusahaan manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan produksi,

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul Modul berisi materi

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL ATAU MEMPRODUKSI LEBIH LANJUT PADA CV. USAHA BERSAMA

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL ATAU MEMPRODUKSI LEBIH LANJUT PADA CV. USAHA BERSAMA Nama ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL ATAU MEMPRODUKSI LEBIH LANJUT PADA CV. USAHA BERSAMA : Firdha Anisa NPM : 24214264 Jurusan Pembimbing : Akuntansi : Silvia Avira, SE.,

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Pesanan Pada Perusahaan Konveksi CV Sinar Jaya. Hardi Setiawan

Perhitungan Harga Pokok Pesanan Pada Perusahaan Konveksi CV Sinar Jaya. Hardi Setiawan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Pada Perusahaan Konveksi CV Sinar Jaya Hardi Setiawan 23213911 Latar Belakang Masalah.perusahaan harus menerapkan perhitungan harga pokok produksi agar biaya produksi yang

Lebih terperinci

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016 Biaya per unit: arti penting dan cara menghitung (contd.) UNIT COST: Definition

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan Dosen: Christian Ramos K COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan REFERENSI: Hongren, Charles T., Cost Accounting, Prentice Hall (BOOK) Vanderbeck, Principles of Cost Accounting, Cengage

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB Pembebanan Biaya ke Produk 2 Obyek Biaya Biaya Langsung Biaya Bahan Biaya Tenaga Kerja PRODUK Biaya tdk Langsung Biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Di negara Indonesia banyak berkembang usaha-usaha dalam industri mebel, dengan memanfaatkan bahan baku kayu hingga

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. offset dan digital printing. Perusahaan ini merupakan percetakan dimana jumlah

BAB I PENDAHULUAN. offset dan digital printing. Perusahaan ini merupakan percetakan dimana jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah CV. Lintas Nusa adalah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan offset dan digital printing. Perusahaan ini merupakan percetakan dimana jumlah minimal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Tradisional Pada PT. XYZ Perhitungan harga pokok produksi dalam perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu kegiatan yang ditunjukkan untuk menyediakan informasi biaya bagi manajemen yang merupakan alat dalam merencanakan, mengorganisir,

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA DEFINISI BIAYA TENAGA KERJA Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah

Lebih terperinci

Bab 1. PENDAHULUAN

Bab 1.  PENDAHULUAN Bab 1 http://www.gunadarma.ac.id/ PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi biaya yang tepat dan akurat dapat membantu perusahaan untuk menentukan harga jual yang sesuai dengan mutu produk tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Review. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

Akuntansi Biaya. Review. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen. Akuntansi Biaya Modul ke: Review Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ellis Venissa, MBA. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Costing By-Product and Joint Product Penentuan harga pokok produk bersama dan

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

PRODUCTION COST. Production cost itu ada yg: a. Direct, yaitu Direct material dan Direct labor b. Indirect, yaitu Factory Overhead (FOH)

PRODUCTION COST. Production cost itu ada yg: a. Direct, yaitu Direct material dan Direct labor b. Indirect, yaitu Factory Overhead (FOH) COST ACCOUNTING Akuntansi Biaya COST CONCEPT Cost = Biaya, spt living cost, overhead cost Cost = Harga perolehan, spt cost of equipment, cost of land, cost of building cost of investment Cost = Harga pokok,

Lebih terperinci

CHAPTER 2 COST CONCEPTS AND THE COST ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM. i. The Cost Concept Cost: Harga perolehan (pengorbanan) untuk mendapatkan manfaat.

CHAPTER 2 COST CONCEPTS AND THE COST ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM. i. The Cost Concept Cost: Harga perolehan (pengorbanan) untuk mendapatkan manfaat. Hal 2-1 CHAPTER 2 COST CONCEPTS AND THE COST ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM i. The Cost Concept Cost: Harga perolehan (pengorbanan) untuk mendapatkan manfaat. Expense: Jumlah penurunan asset / kenaikan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut membuat para pengusaha melakukan berbagai cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut membuat para pengusaha melakukan berbagai cara untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia industri sangatlah pesat, baik industri dibidang manufaktur, dagang ataupun jasa. Dampak dari perkembangan dunia industri tersebut

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Sistem Perhitungan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING (Studi Kasus Pada UKM Kaswanto Kampung Potrojayan, Serengan, Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya ,3 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya ,3 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Analisis Harga Pokok Produksi Kapal 30 GT Pole and Line Menggunakan Metode Job Order Costing (Studi Kasus Pada Perusahaan Produksi dan Perawatan Kapal) Kartika A. N. 1, Rina Sandora 2, R.A. Norromadani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan jasa berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen,

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan jasa berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, pertumbuhan bisnis di sektor industri jasa sangat cepat perkembangannya. Hal ini disebabkan karena semakin besarnya populasi

Lebih terperinci

BAB IV HARGA POKOK PESANAN

BAB IV HARGA POKOK PESANAN BAB IV HARGA POKOK PESANAN Clara Susilawati,MSi Jurusan Akuntansi Unika Soegijapranata SISTEM PERHITUNGAN BIAYA PRODUK ( PRODUCT COSTING) Cost accumulation method merupakan metode untuk mengumpulkan biaya

Lebih terperinci

MET ME ODE P ODE ENOU EN MP OU ULAN U LAN HAROA POKOK

MET ME ODE P ODE ENOU EN MP OU ULAN U LAN HAROA POKOK METODE PENOUMPULAN HAROA POKOK METODE PENOUMPULAN HAROA POKOK/AKUMULASI BIAYA Metode akumulasi biaya adalah suatu cara untuk mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk suatu produk dan jasa atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana perusahaan sudah menggunakan prosedur akumulasi biaya Job Order Costing dalam menghitung biaya produksinya, mengetahui cara penetapan harga

Lebih terperinci

Modul ke: Job Order Costing. Konsep Job Order Costing. Fakultas FEB. Minanari, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

Modul ke: Job Order Costing. Konsep Job Order Costing. Fakultas FEB. Minanari, SE, M.Si. Program Studi Manajemen Modul ke: Job Order Costing Konsep Job Order Costing Fakultas FEB Minanari, SE, M.Si Program Studi Manajemen TUJUAN BELAJAR Mahasiswa dapat memahami perbedaan antara METODE HARGA POKOK PESANAN DAN METODE

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang)

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang) PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang) Mila Ariskawati, Sumanto Politeknik Negeri Semarang, Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang Semarang 50277

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan tingkat kemajuan yang begitu pesat. Hal ini dilihat dari banyaknya perusahaan yang terus bermunculan, sehingga

Lebih terperinci

Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual dan Pembebanan (Factory Overhead : Planned, Actual and Applied) Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual dan Pembebanan (Factory Overhead : Planned, Actual and Applied) Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Akuntansi Biaya Modul ke: Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual dan Pembebanan (Factory Overhead : Planned, Actual and Applied) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40).

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40). BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA II.1. Pengertian Biaya Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya Job Order Costing

Akuntansi Biaya Job Order Costing Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 04 MK10230 Disusun Oleh Diah Iskandar SE., M.Si TUGAS PERKULIAHAN Akuntansi Biaya Job Order Costing Judul Tugas Studi Kasus Abstract

Lebih terperinci

Systems Design: Job-Order costing

Systems Design: Job-Order costing 3-1 Systems Design: Job-Order costing Prof. Dr. Deden Mulyana, SE.,M.Si. 1 HARGA POKOK PESANAN (Job Order Costing) Job Order Costing adalah cara penentuan harga pokok produk dimana biaya produksi dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sandang Indah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sandang Indah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang Analisis Perbandingan Metode Penentuan Harga Pokok Produksi pada PT. Panca Mitra Sandang Indah, maka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI BERDASARKAN PESANAN (JOB ORDER COSTING) PADA MEBEL R.DIKA LUBUKLINGGAU.

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI BERDASARKAN PESANAN (JOB ORDER COSTING) PADA MEBEL R.DIKA LUBUKLINGGAU. ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI BERDASARKAN PESANAN (JOB ORDER COSTING) PADA MEBEL R.DIKA LUBUKLINGGAU. Hayatun frida Mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Manajemen UNIB ABSTRAK Peningkatan pola pikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan produk. Sistem akuntansi biaya tradisional yang selama ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan produk. Sistem akuntansi biaya tradisional yang selama ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan perubahan dunia bisnis, telah menciptakan kebutuhan akan pendekatan strategi manajemen yang baru, serta dapat memberikan informasi

Lebih terperinci

Systems Design: Job-Order costing. Prof. Dr. Deden Mulyana, SE.,M.Si. 1

Systems Design: Job-Order costing. Prof. Dr. Deden Mulyana, SE.,M.Si. 1 Systems Design: Job-Order costing Prof. Dr. Deden Mulyana, SE.,M.Si. 1 HARGA POKOK PESANAN (Job Order Costing) Job Order Costing adalah cara penentuan harga pokok produk dimana biaya produksi dikumpulkan

Lebih terperinci

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan. Biaya per

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada umumnya setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba yang maksimal, dalam upaya untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan di masa yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 2. Diskripsi CV. Jawa Dipa CV. Jawa Dipa merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dibidang permebelan yang ada di Desa Bondo, Kecamatan

Lebih terperinci

iii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

iii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK Perhitungan harga pokok, pengelompokkan dan pembebanan biaya yang tepat dan akurat merupakan beberapa hal yang harus dilakukan sebelum menetapkan harga jual. Kesalahan dalam hal ini akan menyebabkan

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan mengumpulkan harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci