V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Faktor 1. Penetapan Faktor Berdasarkan hasil analisis, didapatkan dua puluh faktor yang umum dipergunakan dalam pelaksanaan evaluasi jabatan. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Faktor-faktor Evaluasi Jabatan No Faktor No Faktor 1 Pengetahuan dan Keahlian 11 Tanggung jawab orang 2 Pengalaman 12 Tanggung jawab pengawasan 3 Pendidikan 13 Tanggung jawab sumber daya fisik 4 Komunikasi internal 14 Tanggung jawab sumber daya keuangan 5 komunikasi eksternal 15 Persyaratan fisik 6 Kreativitas dan Inovasi 16 Persyaratan emosional 7 Lingkungan Berpikir 17 Persyaratan mental 8 Tantangan Berpikir 18 Petunjuk dalam pengambilan keputusan 9 Lingkungan Pekerjaan 19 Konsekuensi atas pengambilan keputusan 10 Kerja tim dan motivasi 20 Manajemen atas sumber daya Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang umum dipergunakan dalam pelaksanaan evaluasi jabatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Armstrong et al. (2003) yang menyatakan bahwa faktor yang umum dipergunakan dalam pelaksanaan evaluasi jabatan adalah faktor pengetahuan dan keahlian, komunikasi atau kontak, pengambilan keputusan, pengaruh, manajemen orang, kebebasan bertindak, lingkungan pekerjaan, dan tanggung jawab terhadap keuangan. Kemudian, faktor komunikasi dapat dibagi menjadi dua faktor, yakni faktor komunikasi internal dan komunikasi eksternal (Concordia University 1988). Faktor tanggung jawab keuangan merupakan bagian dari faktor tanggung jawab. Faktor tersebut memiliki tiga faktor lainnya, yakni faktor tanggung jawab terhadap orang, tanggung jawab pengawasan, dan tanggung jawab terhadap sumber daya fisik (Staffordshire County Council 2007). Oleh karena itu, faktor komunikasi internal, komunikasi eksternal, tanggung jawab terhadap orang, 40

2 pengawasan, dan sumber daya fisik merupakan faktor-faktor penting dalam pelaksanaan evaluasi jabatan sehingga layak dipergunakan dalam sistem ini. Faktor pengambilan keputusan memiliki dua subfaktor, yakni faktor petunjuk dalam pengambilan keputusan dan konsekuensi/pengaruh atas pengambilan keputusan (Civil Service 2008). Faktor-faktor tersebut memiliki sisi penilaian yang berbeda sehingga penting untuk dipisahkan. Faktor-faktor tersebut melingkupi dua faktor yang telah diungkapkan oleh Armstrong et al. (2003). Faktor petunjuk dalam pengambilan keputusan memiliki definisi yang sama dengan faktor kebebasan bertindak, yakni lebih menonjolkan sisi penilaian banyak atau sedikitnya petunjuk yang ada untuk mengambil keputusan. Kemudian, faktor konsekuensi dalam pengambilan keputusan memiliki definisi yang sama dengan faktor pengaruh, yakni lebih menonjolkan sisi penilaian terhadap dampak dari keputusan-keputusan tersebut terhadap perusahaan. Oleh karena itu, kedua faktor tersebut layak dipergunakan dalam sistem ini. Faktor kreativitas dan inovasi, faktor kerja tim dan motivasi, faktor pendidikan, faktor tantangan berpikir dan lingkungan berpikir, faktor manajemen atas sumber daya, faktor persyaratan fisik, mental, dan emosional merupakan faktor-faktor yang perlu ditambahkan dalam merancang sistem evaluasi jabatan ini. Hal ini disebabkan karena faktor-faktor tersebut memuat kriteria tertentu untuk menilai sebuah jabatan sehingga dapat memberikan pertimbangan bagi para pengguna sistem dalam melakukan evaluasi jabatan. Berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner AHP, didapatkan suatu data mengenai tingkat kepentingan faktor-faktor tersebut dalam pelaksanaan evaluasi jabatan di pabrik gula. Faktor yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi adalah pengetahuan dan keahlian dengan bobot sebesar 0,19 dan faktor yang memiliki tingkat kepentingan terendah adalah lingkungan pekerjaan dengan bobot sebesar 0,01. Urutan tertinggi selanjutnya adalah faktor kreativitas dan inovasi, kerja tim dan motivasi, manajemen atas sumber daya, tanggung jawab orang, lingkungan berpikir, tanggung jawab pengawasan, persyaratan emosional, tantangan berpikir, konsekuensi atas pengambilan keputusan, pengalaman, pendidikan, komunikasi internal, persyaratan fisik, petunjuk dalam pengambilan keputusan, persyaratan mental, tanggung jawab sumber daya fisik, tanggung jawab sumber daya 41

3 keuangan, dan komunikasi eksternal. Secara lebih lengkap, urutan faktor dan bobotnya dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Urutan tingkat Kepentingan Faktor No Faktor Bobot No Faktor Bobot 1 Pengetahuan dan Keahlian 0,19 11 Pengalaman 0,03 2 Kreativitas dan Inovasi 0,12 12 Pendidikan 0,03 3 Kerja tim dan motivasi 0,11 13 Komunikasi internal 0,029 4 Manajemen atas sumber daya 0,08 14 Persyaratan fisik 0,020 5 Tanggung jawab orang 0, Petunjuk dalam pengambilan keputusan 0,019 6 Lingkungan Berpikir 0, Persyaratan mental 0,018 7 Tanggung jawab pengawasan 0, Tanggung jawab sumber daya fisik 0,016 8 Persyaratan emosional 0, Tanggung jawab sumber daya keuangan 0,014 9 Tantangan Berpikir 0, Komunikasi eksternal 0, Konsekuensi atas pengambilan keputusan 0, Lingkungan Pekerjaan 0,01 Berdasarkan hasil pengurutan tersebut, dapat dikatakan bahwa faktor pengetahuan dan keahlian adalah faktor yang dinilai paling berpengaruh dalam penentuan gaji di pabrik gula sedangkan faktor lingkungan pekerjaan merupakan faktor yang memiliki pengaruh rendah dalam penentuan gaji di pabrik tersebut. Hasil pengurutan tersebut dapat dipergunakan sebagai pertimbangan bagi para pengguna sistem. Dengan hasil ini, para pengguna dapat mempertimbangkan dengan baik jumlah faktor yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan evaluasi jabatannya. 2. Pengembangan Faktor Tahapan pengembangan faktor adalah tahapan untuk mendefinisikan faktorfaktor yang akan dipergunakan dalam sistem. Berdasarkan pustaka yang ada, definisi kedua puluh faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 11. Berdasarkan data-data tersebut, maka dapat dikatakan bahwa definisi faktor-faktor tersebut telah memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam sistem evaluasi jabatan ini karena setiap faktor memiliki kriteria yang berbeda untuk menilai sebuah pekerjaan dan tidak terdapat perhitungan ganda. Hal ini sesuai dengan pernyataan 42

4 Armstrong et al. (2003), dimana tidak diizinkan adanya perhitungan ganda dalam pendefinisian faktor-faktor. Tabel 11. Definisi Faktor No Nama Faktor Definisi 1 Pengetahuan dan Keahlian Faktor yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan relevan yang dibutuhkan oleh sebuah jabatan untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan mengenai angka dan huruf, pengetahuan mengenai peralatan dan mesin, pengetahuan mengenai konsep atau ide, budaya-budaya, teori-teori, teknik-teknik, kebijakan-kebijakan dan sebagainya. 2 Pengalaman Faktor yang digunakan untuk mengukur pengalaman kerja minimum yang dibutuhkan oleh suatu jabatan untuk melaksanakan pekerjaannya Kreativitas dan Inovasi Komunikasi internal Komunikasi eksternal Lingkungan Berpikir Faktor yang digunakan untuk mengukur persyaratan inovatif dan imajinasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Persyaratan tersebut seperti kerumitan, implikasi, variasi dan kompleksitas masalah, pengakuan dan interpretasi fakta, pertimbangan alternatif dan pengembangan solusi. Faktor yang digunakan untuk mengukur besarnya komunikasi internal yang dibutuhkan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Komunikasi tersebut dapat berupa komunikasi lisan atau tulisan melalui media tulisan, elektronik, dll. Faktor yang digunakan untuk mengukur besarnya komunikasi eksternal yang dibutuhkan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Komunikasi tersebut dapat berupa komunikasi lisan atau tulisan melalui media tulisan, elektronik, dll. Faktor yang digunakan untuk mengukur besarnya lingkungan berpikir yang ada pada suatu jabatan untuk melaksanakan pekerjaannya. 8 Tantangan Berpikir Faktor yang digunakan untuk mengukur besarnya tantangan berpikir yang ada pada suatu jabatan untuk melaksanakan pekerjaannya. 43

5 Tabel 11. (Lanjutan) No Nama Faktor Definisi Lingkungan Pekerjaan Kerja tim dan motivasi Tanggung jawab orang Tanggung pengawasan jawab Tanggung jawab sumber daya fisik Tanggung jawab sumber daya keuangan Persyaratan fisik Persyaratan mental Persyaratan emosional Petunjuk dalam pengambilan keputusan Konsekuensi atas pengambilan keputusan Manajemen atas sumber daya Faktor yang digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh lingkungan pekerjaan pada suatu jabatan. Pengaruh tersebut meliputi bermacam-macam benda, seperti suhu, suara atau asap, posisi kerja dll. Faktor yang digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi yang harus diberikan oleh suatu jabatan ke dalam tim untuk mencapai tujuan. Faktor yang digunakan untuk mengukur besarnya tanggung jawab suatu jabatan terhadap kesejahteraan individu, kelompok-kelompok selain pekerja yang diawasi. Faktor yang digunakan untuk mengukur besarnya tanggung jawab suatu jabatan untuk melakukan pengawasan terhadap pekerja lainnya, baik yang berada pada level yang sama atau berlainan Faktor yang digunakan untuk mengukur besarnya tanggung jawab yang diberikan kepada suatu jabatan pada sumberdayasumberdaya fisik, seperti informasi manual atau terkomputerisasi, data dan laporan, peralatan kantor, mesinmesin, instrumen-instrumen, dll Faktor yang digunakan untuk mengukur besarnya tanggung jawab yang diberikan kepada suatu jabatan terhadap sumber daya keuangan, seperti uang tunai, cek, dsb Faktor yang digunakan untuk mengukur tipe, jumlah, keberlanjutan dan frekuensi usaha fisik yang disyaratkan pada suatu jabatan Faktor yang digunakan untuk mengukur derajat atau frekuensi konsentrasi, kehati-hatian, dan perhatian mental yang disyaratkan pada suatu jabatan Faktor yang digunakan untuk mengukur kealamian dan frekuensi permintaan emosi yang disyaratkan pada suatu jabatan. Permintaan emosi ini terjadi akibat hubungan atau interaksi dengan orang lain Faktor yang digunakan untuk mengukur banyaknya penuntun yang tersedia dalam mengambil keputusan di suatu jabatan Faktor yang digunakan untuk mengukur besarnya konsekuensi atas keputusan yang diambil dalam suatu jabatan Faktor yang digunakan untuk mengukur besarnya aktivitas manajemen sumber daya yang dilakukan pada suatu jabatan. Aktivitas tersebut seperti perencanaan, prioritasisasi, dan pengorganisasian waktu dan sumber daya 44

6 3. Penentuan dan Pendefinisian Level Penentuan dan pendefinisian level merupakan suatu tahapan yang dilaksanakan untuk menentukan jumlah level dan definisinya di setiap faktor. Jumlah level untuk tiap faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 12. Jumlah levellevel tersebut merupakan jumlah level di setiap faktor yang umum dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam melaksanakan evaluasi jabatan. Selain memiliki jumlah level, setiap faktor juga memiliki definisi masing-masing di setiap levelnya. Definisi faktor di setiap level yang umum dipergunakan dalam pelaksanaan evaluasi jabatan dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 12. Jumlah Level di Setiap Faktor No Nama Faktor Jumlah Level No Nama Faktor Jumlah Level 1 Pengetahuan dan 6 11 Tanggung jawab orang 6 Keahlian 2 Pengalaman 5 12 Tanggung jawab 5 pengawasan 3 Pendidikan 7 13 Tanggung jawab sumber 5 daya fisik 4 Kreativitas dan 3 14 Tanggung jawab sumber 5 Inovasi daya keuangan 5 Komunikasi Internal 4 15 Persyaratan fisik 5 6 Komunikasi Eksternal 5 16 Persyaratan mental 5 7 Lingkungan Berpikir 5 17 Persyaratan emosional 4 8 Tantangan Berpikir 5 18 Petunjuk dalam pengambilan keputusan 9 Lingkungan Pekerjaan 4 19 Konsekuensi atas pengambilan keputusan 10 Kerja tim dan motivasi 4 20 Manajemen atas sumber daya Pengujian Awal Faktor Pengujian awal faktor dilaksanakan dengan cara memberikan konsep yang berisi faktor, level dan definisinya tersebut kepada manajer SDM dan perwakilan serikat pekerja di Pabrik Gula Djombang Baru. Hal tersebut ditujukan untuk melakukan pengecekan awal terhadap definisi faktor dan level yang akan dipergunakan pada sistem evaluasi jabatan ini. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat dikatakan bahwa definisi faktor di setiap levelnya telah jelas dan 45

7 dapat dipahami karena perusahaan telah membaca dan menyepakati seluruh isi konsep tersebut. B. Analisis Jabatan Menurut Armstrong et al. (2003), ada empat tipe analisis jabatan yang dapat dipergunakan dalam pelaksanaan evaluasi jabatan. Keempat tipe analisis jabatan tersebut adalah analisis jabatan dengan menggunakan deskripsi jabatan, profil peranan, kuesioner terstruktur, dan wawancara interaktif. Setiap jenis analisis jabatan tersebut memiliki keunggulan masing-masing. Namun, sistem ini akan dirancang secara terbuka dan tidak interaktif sehingga hanya tiga tipe analisis jabatan saja yang dapat dipergunakan. Ketiga tipe analisis jabatan tersebut adalah analisis jabatan dengan menggunakan deskripsi jabatan, profil peranan, dan kuesioner terstruktur. Penggunaan ketiga tipe analisis jabatan tersebut dalam sistem ini dapat memberikan fleksibilitas kepada perusahaan dalam merancang sistem evaluasi jabatannya. Sistem evaluasi jabatan yang dilaksanakan dengan deskripsi jabatan dan profil peranan membutuhkan persepsi penilai dalam mengelompokkan jabatanjabatan berdasarkan levelnya. Hal ini menyebabkan adanya penilaian yang tidak transparan sehingga dapat menimbulkan bias pada hasil penilaian. Oleh karena itu, sistem evaluasi jabatan ini akan diuji dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Hal ini ditujukan untuk memperlihatkan mekanisme evaluasi jabatan yang lebih singkat dan transparan. Hasil penyusunan kuesioner terstruktur yang menggunakan faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada Lampiran 4. C. Pengujian Faktor Tahapan pengujian faktor telah dilaksanakan dengan mengaplikasikan kuesioner analisis jabatan untuk menilai beberapa jabatan yang ada di Pabrik Gula Djombang Baru. Jabatan-jabatan yang dipergunakan dalam pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel 13. Jabatan-jabatan tersebut dapat dikatakan telah mewakili populasi yang ada. Hal ini dikarenakan jabatan-jabatan tersebut diambil secara vertikal, yakni mewakili jenjang jabatan dari yang tertinggi hingga yang terendah. Kemudian, jabatan ini juga diambil secara horizontal, yakni mewakili 46

8 jenjang jabatan yang berbeda namun masih dalam satu tingkatan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Armstrong et al. (2003), yang menyatakan bahwa salah satu cara pemilihan jabatan adalah dilaksanakan dengan memilih jabatan secara vertikal atau horizontal melalui struktur organisasi. Selanjutnya, hasil analisis jabatan yang telah dilaksanakan pada jabatan-jabatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 13. Jabatan-jabatan untuk Pengujian Faktor No Nama Jabatan No Nama Jabatan 1 Administratur 17 TRM L&LL 2 Kabag Instalasi 18 Sekwil 3 Wakabag Instalasi 19 PTRI 4 RC. Instalasi 20 Mandor TS 5 Spv. RC.Instalasi 21 Anggota TA 6 Pelaksana Instalasi 22 Kabag AK& U 7 Kabag Pengolahan 23 RC AK & U 8 Wakabag Pengolahan 24 Spv Ak & U 9 Kemiker 25 Kepala Gudang 10 Asisten Kemiker 26 Kadiskam 11 Mandor Proses 27 Pembantu Kadiskam 12 Mandor Lab 28 Danton 13 Kabag Tanaman 29 Kepala Danru 14 SKK 30 Anggota Danru 15 SKW 31 Pelaksana kantor AK & U 16 Litbang 32 TU Hasil Berdasarkan hasil analisis jabatan pada Tabel 13, dapat dikatakan bahwa pada faktor pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam, ketujuh, kesepuluh, duabelas, empatbelas, delapanbelas, sembilanbelas, dan dua puluh telah mempergunakan semua level. Hal ini mengindikasikan bahwa definisi level di tiap-tiap faktor tersebut memenuhi syarat karena telah diaplikasikan dengan baik untuk menilai jabatan-jabatan yang ada. Kemudian, hasil analisis jabatan untuk faktor kesembilan berada antara angka dua dan tiga. Hal tersebut menunjukkan adanya pengaplikasian level yang tidak sempurna. Namun, apabila faktor kesembilan tersebut ditelaah lebih mendalam maka dapat dikatakan bahwa definisi faktor tersebut juga memenuhi syarat. Hal ini disebabkan karena faktor kesembilan merupakan faktor yang mengukur besarnya pengaruh lingkungan pekerjaan sehingga penilaian mengenai hal tersebut banyak dipengaruhi oleh 47

9 persepsi para pemegang jabatan sehingga terlihat adanya bias. Hal tersebut juga berlaku pada faktor kesepuluh, sebelas, tigabelas, limabelas, enambelas, dan tujuhbelas. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa definisi seluruh faktor telah memenuhi syarat sehingga dapat dipergunakan dalam penyusunan sistem evaluasi ini. Tabel 14. Hasil Analisis Jabatan Nama Jabatan Faktor Administratur Kabag Instalasi Wakabag Instalasi RC. Instalasi Spv. RC.Instalasi Pelaksana Instalasi Kabag Pengolahan Wakabag Pengolahan Kemiker Asisten Kemiker Mandor Proses Mandor Lab Kabag Tanaman SKK SKW Litbang TRM L&LL Sekwil PTRI Mandor TS Anggota TA Kabag AK& U RC AK & U Spv Ak & U Kepala Gudang Kadiskam Pembantu Kadiskam Danton Kepala Danru Anggota Danru Pelaksana kantor AK & U TU Hasil

10 D. Pembobotan dan Pengembangan Skor Tahapan pembobotan memiliki beberapa subtahapan. Hasil penelitian pada subtahapan-subtahapan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pembobotan faktor Pembobotan tiap faktor merupakan hal penting dalam pelaksanaan evaluasi jabatan. Bobot tersebut merupakan masukan utama dalam proses pengembangan skor. Gambar 7 di bawah ini akan menggambarkan hasil pembobotan faktor berdasarkan tiga kriteria yang telah ditentukan. Tiga kriteria tersebut adalah tingkat kepentingan dalam penentuan gaji, intensitas pemakaian faktor dalam pelaksanaan evaluasi jabatan, dan tingkat kepuasan karyawan atas penggunaan faktor tersebut dalam pelaksanaan evaluasi jabatan. Ketiga kriteria tersebut merupakan kriteria penting untuk membobotkan suatu faktor. Berdasarkan hasil pembobotan, diketahui bahwa faktor yang memiliki bobot terbesar adalah faktor pengetahuan dan keahlian dengan bobot sebesar 0,168. Kemudian, faktor yang memiliki bobot terendah adalah faktor tanggung jawab terhadap sumber daya keuangan dengan bobot sebesar 0,001. Selain itu, dapat diketahui juga bahwa ketiga kriteria tersebut memiliki bobot yang sama yakni 0,333. Hal ini mengindikasikan bahwa kriteria-kriteria tersebut mempengaruhi pembobotan dengan proporsi yang sama. Selain itu, hal ini juga mengindikasikan bahwa masih terdapat bias pada hasil pembobotan karena perusahaan menganggap ketiga kriteria tersebut memiliki nilai yang sama. Bias tersebut dapat diakibatkan oleh minimnya pengetahuan responden akan evaluasi jabatan dan pengaruh nilai moral perusahaan dalam pembobotan faktor-faktor. Pengaruh nilai moral ini dapat dikatakan cukup kuat mengingat Pabrik Gula Djombang Baru merupakan BUMN sehingga pembobotan faktor sering dikaitkan dengan norma-norma yang ada di perusahaan. Hal ini diperkuat oleh Kahya (2006) yang mengatakan bahwa budaya perusahaan memiliki pengaruh besar dalam pembobotan faktor-faktor. Kemudian, penggunaan AHP dalam pembobotan ini telah dapat menunjukkan adanya transparansi dalam pelaksanaan evaluasi jabatan. Hal ini disebabkan karena pekerja telah dilibatkan dalam memprioritaskan faktor-faktor. 49

11 Tujuan Pembobotan Compansable Factor 1,00 Kriteria Tingkat Kepentingan Dalam Penentuan Gaji Alternatif 0,333 Pengetahuan dan Keahlian 0,168 Intensitas Pemakaian di Perusahaan 0,333 Tingkat Kepuasan Karyawan 0,333 Tanggung jawab Terhadap Orang 0,05976 Pengalaman 0,065 Tanggung jawab Pengawasan 0,03816 Pendidikan 0,059 Tanggung Jawab Fisik 0,01176 Kreativitas dan Inovasi 0,054 Tanggung Jawab Keuangan 0,01032 Komunikasi Internal 0,07738 Persyaratan Fisik 0,01845 Komunikasi Eksternal 0,02862 Persyaratan Mental 0,03945 Lingkungan Berpikir 0, Persyaratan Emosional 0,0171 Tantangan Berpikir 0, Petunjuk Keputusan 0, Lingkungan Pekerjaan 0,039 Konsekuensi Keputusan 0, Kerja Tim dan Motivasi 0,09 Manajemen atas Sumber daya 0,07 Gambar 7. Bobot Faktor 50

12 2. Pengembangan skor Tahapan pengembangan skor telah dilaksanakan mengikuti rumus Davis dan Werther (1996) dengan skor total Hasil pengembangan skor tersebut dapat dilihat pada Lampiran 5 sedangkan skor untuk masing-masing jabatan yang ada di Pabrik Gula Djombang Baru dapat dilihat pada Lampiran 6. Berdasarkan hasil pengembangan skor tersebut, maka didapatkan sebuah urutan jabatan berdasarkan total skor yang dimilikinya. Urutan jabatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 15. Berdasarkan urutan tersebut, dapat dikatakan bahwa administratur adalah jabatan tertinggi dengan skor sebesar 883 dan anggota komandan regu adalah jabatan terendah dengan skor sebesar 198. Apabila nilai tersebut dikonversi menjadi 1000, maka jabatan tertinggi adalah administratur dengan total nilai sebesar 1000 dan anggota komandan regu mendapat nilai sebesar 270. Tabel 15. Urutan Jabatan No Nama Jabatan Skor Normalisasi 1 Administratur Kabag AK& U Kabag Pengolahan Kabag Instalasi Kabag Tanaman Wakabag Pengolahan Wakabag Instalasi SKK RC AK & U SKW Litbang TRM L&LL RC. Instalasi Kemiker Kadiskam Spv Ak & U Asisten Kemiker TU Hasil Pembantu Kadiskam Kepala Gudang Spv. RC.Instalasi Mandor Lab Mandor Proses PTRI Danton Anggota TA Pelaksana Instalasi Pelaksana kantor AK & U Kepala Danru Mandor TS Sekwil Anggota Danru

13 3. Verifikasi hasil pembobotan dan pengembangan skor Berdasarkan hasil pengurutan jabatan, dapat dikatakan bahwa model yang dipergunakan untuk membobotkan faktor dan mengembangkan skor telah memenuhi syarat. Hal tersebut disebabkan karena hasil urutan yang dihasilkan telah sesuai dengan data-data yang ada. Berdasarkan struktur organisasi, secara vertikal administratur adalah jabatan yang tertinggi. Kemudian, kepala bagian berada di urutan selanjutnya. Setelah itu, ada RC/ kemiker/skk/litbang, SKW/supervisor/kadiskam/kepala gudang/kadiskam/tu Hasil, PTRI/sekwil /Danru/Mandor TS/Mandor proses/mandor lab, dan pelaksana instalasi/anggota tebang angkut. Hal tersebut juga dikuatkan oleh data mengenai struktur penggajian yang telah ada, dimana administratur berada pada golongan gaji tertinggi karena jabatan ini berfungsi sebagai pengambil kebijakan manajerial. Kemudian, kepala bagian berada pada urutan selanjutnya. RC/kemiker/SKK/Litbang dapat dikatakan berada pada tingkat ketiga karena jabatan-jabatan tersebut berfungsi sebagai pengendali operasional. Kemudian, SKW/supervisor/kadiskam/kepala gudang/kadiskam/tu Hasil berada pada urutan keempat karena jabatan-jabatan tersebut berfungsi sebagai komando operasional sedangkan PTRI/sekwil /Danru/Mandor TS/Mandor proses/mandor lab berada pada urutan kelima karena jabatan-jabatan tersebut berfungsi sebagai pengawas operasional. Selanjutnya, pelaksana instalasi/anggota tebang angkut berada pada tingkat terakhir karena jabatan-jabatan tersebut berfungsi sebagai pelaksana. Berdasarkan hasil pengurutan tersebut, dapat dikatakan bahwa sistem evaluasi jabatan mampu menggambarkan dengan jelas posisi tinggi rendahnya jabatan-jabatan pada Pabrik Gula Djombang Baru. Hal ini memberikan bukti kuat bahwa evaluasi jabatan mampu mewujudkan keadilan gaji bagi para karyawan karena skor yang dihasilkan dapat mewakili berat/ringannya suatu pekerjaan. Namun, proses ini memiliki subyektivitas tinggi karena persepsi para pemegang jabatan akan memberikan pengaruh besar pada hasil evaluasi. Selain itu, evaluasi ini rentan terhadap praktik-praktik manipulasi sehingga proses evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara analitis dan terbuka. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan kesepakatan bersama sehingga dapat mengurangi bias pada hasil evaluasi. 52

14 E. Desain Sistem Evaluasi Jabatan Sistem yang dirancang dalam Microsoft Excel ini terdiri dari tiga bagian utama, yakni bagian petunjuk pelaksanaan, contoh aplikasi, dan formulir pelaksanaan evaluasi jabatan. Bagian petunjuk pelaksanaan dibuat dalam bentuk Microsoft Word agar dapat memberikan kemudahan bagi pengguna untuk memahami langkah-langkah pelaksanaan evaluasi jabatan dengan metode point factor dan memahami pemakaian sistem evaluasi jabatan ini. Halaman utama sistem evaluasi jabatan ini akan diperlihatkan pada Gambar 8. Gambar 8. Halaman Utama Sistem Evaluasi Jabatan Bagian contoh penggunaan dan formulir pelaksanaan telah dirancang sama, yakni terdiri dari tujuh menu utama, yakni basis data faktor, analisis faktor, definisi level, pengembangan skor, hasil analisis, skor jabatan, dan hasil urutan. Menu basis data faktor akan menyediakan bermacam-macam faktor yang dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk mengadakan evaluasi jabatan. Basis data tersebut juga dilengkapi dengan definisi tiap faktor dengan tujuan untuk membantu pengguna dalam melakukan pemilihan faktor. Pemilihan faktor tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan tingkat kepentingan faktor. Pemilihan dapat dilaksanakan dengan cara mengkopi nama faktor dari sheet data ke sheet analisis. Secara lebih lengkap, Profil menu basis data yang berisi faktorfaktor dan definisinya ini dapat dilihat pada Gambar 9. 53

15 Gambar 9. Profil Menu Basis Data Faktor Menu analisis faktor dirancang untuk membantu pengguna dalam memilih faktor-faktor yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan evaluasi jabatan. Menu ini berisi faktor-faktor dan hasil AHP yang berupa tingkat kepentingan faktorfaktor tersebut dalam pelaksanaan evaluasi jabatan di pabrik gula. Profil menu tersebut dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Profil Menu Analisis Faktor 54

16 Menu selanjutnya adalah menu definisi level. Menu ini dipergunakan untuk mendefinisikan level-level bagi tiap faktor. Pendefinisian level dapat dilaksanakan secara mandiri atau mengikuti pendefinisian level yang telah ada. Profil menu tersebut dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Profil Menu Definisi Level Menu selanjutnya adalah menu pengembangan skor. Menu ini dirancang khusus agar perusahaan dapat mengembangkan skor dengan mudah. Profil menu tersebut dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Profil Menu Pengembangan Skor 55

17 Menu selanjutnya adalah menu analisis jabatan. Pada menu ini, pengguna dapat memasukkan hasil analisis jabatan yang telah didapatkan dari kuesioner. Hasil tersebut berupa angka yang menunjukkan level jabatan di tiap faktornya. Profil menu tersebut dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13. Profil Menu Analisis Jabatan Menu selanjutnya adalah menu skor jabatan. Menu tersebut dipergunakan untuk mengembangkan skor bagi tiap jabatan. Proses pengembangan skor dapat dilaksanakan sesuai contoh yang ada. Profil mengenai menu tersebut dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. Profil Menu Skor Jabatan 56

18 Menu terakhir adalah menu hasil urutan jabatan. Menu tersebut akan memuat hasil urutan jabatan yang telah didapatkan berdasarkan total skor yang dimilikinya. Profil menu tersebut dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15. Profil Menu Hasil Urutan Jabatan Menu selanjutnya adalah menu evaluasi gaji. Menu ini dapat dipergunakan untuk pelaksanaan evaluasi gaji dimana pengguna dapat memasukkan gaji saat ini dan dengan cepat dapat menilai status gaji yang telah didapatkan saat ini. Status gaji tersebut adalah IP (In Paid), OP (Over Paid), atau UP (Under Paid). Profil menu evaluasi gaji tersebut dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16. Profil Menu Evaluasi Gaji 57

A. Kerangka Pemikiran Sistem evaluasi jabatan akan dirancang secara analitis dengan menggunakan metode point factor. Hal ini disebabkan karena

A. Kerangka Pemikiran Sistem evaluasi jabatan akan dirancang secara analitis dengan menggunakan metode point factor. Hal ini disebabkan karena III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Sistem evaluasi jabatan akan dirancang secara analitis dengan menggunakan metode point factor. Hal ini disebabkan karena Armstrong et al. (2003) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Evaluasi Jabatan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Evaluasi Jabatan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Jabatan 1. Pengertian Jabatan Jabatan merupakan sekelompok posisi yang mirip dalam suatu badan atau perusahaan (Bellows 1961, diacu dalam Moekijat 1992). Suatu jabatan

Lebih terperinci

PJS. Administratur. Ir. H. Moch Sulton, M.M

PJS. Administratur. Ir. H. Moch Sulton, M.M Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi Pabrik Gula Djombang Baru PJS. Administratur Ir. H. Moch Sulton, M.M Kabag Instalasi Kabag A K & U Kabag Pengolahan Kabag Tanaman Bambang Haryanto, ST Priyo Budi Setyono,

Lebih terperinci

SISTEM PEMBERIAN IMBALAN DAN EVALUASI JABATAN

SISTEM PEMBERIAN IMBALAN DAN EVALUASI JABATAN SISTEM PEMBERIAN IMBALAN DAN EVALUASI JABATAN Sistem pemberian imbalan (kompensasi) : Merupakan hal yang penting dalam perusahaan, karena : imbalan merupakan biaya dengan proporsi terbesar yang harus dikeluarkan

Lebih terperinci

2018, No.7 2 Mengingat : 1. UndangUndang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46,

2018, No.7 2 Mengingat : 1. UndangUndang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, No.7, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Perkebunan Kelapa Sawit. Jenjang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Tenaga Kerja. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PERMENTAN/SM.200/12/2017

Lebih terperinci

ataupun menghapus data agama yang telah ada.

ataupun menghapus data agama yang telah ada. 253 9. Agama Gambar 4.51 Tampilan Halaman Edit Agama Halaman ini digunakan oleh admin untuk menambah agama baru ataupun menghapus data agama yang telah ada. 254 10. Kontak User Gambar 4.52 Tampilan Halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasional dari suatu organisasi. Keberhasilan dari tercapainya tujuan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. operasional dari suatu organisasi. Keberhasilan dari tercapainya tujuan organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh perusahaan atau organisasi dengan berperan sebagai pelaksana kebijakankebijakan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk keputusan manajerialnya. Untuk itu, manajer membutuhkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. untuk keputusan manajerialnya. Untuk itu, manajer membutuhkan sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk tepat, cermat, dan cepat. Keputusan yang tepat dan cermat memberikan dampak yang signifikan

Lebih terperinci

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP iii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Tidak semua mahasiswa mampu menyelesaikan tugas akhir dengan lancar, faktor yang mempengaruhi lancarnya mahasiswa dalam menyelesaiakan tugas akhir diantaranya penguasaan

Lebih terperinci

Tujuan administrasi kompensasi

Tujuan administrasi kompensasi kompensasi Definisi kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa kerja mereka (Handoko,2001) Kompensasi karyawan adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Distribusi Frekuensi Jawaban Benar Hasil yang diperoleh dari jawaban-jawaban siswa pada penelitian ini adalah sebagai berikut, dengan daftar pertanyaan pada lampiran. Jawaban

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA TAHUN 2017

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT UMUM ANGGOTA LUAR BIASA TAHUN 2017 1 9 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 9 13 BAB II KEGIATAN

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM EVALUASI JABATAN UNTUK PABRIK GULA DENGAN METODE POINT FACTOR OLEH SULISTIOWATI F

DESAIN SISTEM EVALUASI JABATAN UNTUK PABRIK GULA DENGAN METODE POINT FACTOR OLEH SULISTIOWATI F DESAIN SISTEM EVALUASI JABATAN UNTUK PABRIK GULA DENGAN METODE POINT FACTOR OLEH SULISTIOWATI F34050803 2010 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR SULISTIOWATI. F34050803. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud mengetahui dan menggambarkan pemberdayaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud mengetahui dan menggambarkan pemberdayaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bermaksud mengetahui dan menggambarkan pemberdayaan pegawai pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Kota Medan, dengan demikian penelitian

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN saya setujui. Substansi Prosedur Tetap tentang Evaluasi Kelembagaan di Lingkungan ANRI telah Disetujui di Jakarta pada tanggal Juni 2010 Plt. SEKRETARIS

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Setiap perusahaan pasti memerlukan sumber daya, termasuk sumber daya manusia di dalamnya. Sumber daya manusia termasuk ke dalam elemen yang sangat penting, karena sumber daya manusia inilah yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas perusahaan yaitu budaya perusahaan. Setiap organisasi atau perusahaan memiliki budaya khas yang dominan di dalamnya,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. selanjutnya, dan implikasi manajerial. Simpulan dan usulan dibuat berdasarkan

BAB V PENUTUP. selanjutnya, dan implikasi manajerial. Simpulan dan usulan dibuat berdasarkan BAB V PENUTUP Bab ini berisi simpulan, keterbatasan penelitian, usulan untuk penelitian selanjutnya, dan implikasi manajerial. Simpulan dan usulan dibuat berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PG. DJOMBANG BARU. sejarahnya PG. Djombang Baru ini mempunyai dua periode yaitu periode

BAB II GAMBARAN UMUM PG. DJOMBANG BARU. sejarahnya PG. Djombang Baru ini mempunyai dua periode yaitu periode BAB II GAMBARAN UMUM PG. DJOMBANG BARU 2.1 Sejarah PG. Djombang Baru Pabrik Gula Djombang baru berdiri sejak tahun 1895. Dalam sejarahnya PG. Djombang Baru ini mempunyai dua periode yaitu periode sebelum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, budaya, agama, dan sebagainya. sebaliknya dalam individu berbakat pasti ditemukan kecacatan tertentu.

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, budaya, agama, dan sebagainya. sebaliknya dalam individu berbakat pasti ditemukan kecacatan tertentu. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Filosofi Bhineka Tunggal Ika merupakan wujud kebhinekaan manusia, baik vertikal maupun horizontal. Kebhinekaan vertikal ditandai dengan perbedaan kecerdasan, fisik, finansial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peralatan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Permasalahan umum yang ada di. beberapa pegawai yang malas-malasan dalam bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. peralatan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Permasalahan umum yang ada di. beberapa pegawai yang malas-malasan dalam bekerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan agroindustri yaitu merupakan kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan untuk

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul Peranan Struktur

BAB II URAIAN TEORITIS. Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul Peranan Struktur BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja Pada Perusahaan Mandala Airlines Perwakilan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Diajukan oleh : NURUL KUSUMA WARDHANI F 100 030 219

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MANADO

PENGADILAN TINGGI MANADO PENGADILAN TINGGI MANADO Jalan Sam Ratulangi No. 2 Manado 95 Telp. (43) 86249 Fax. (43) 8629 Website : www.pt-manado.go.id Email : ptmanadomari@gmail.com SURVEI KEPUASAN PENGGUNA PENGADILAN Disusun Oleh

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 561.4/78/2006 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 561.4/78/2006 TENTANG Membaca : PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 561.4/78/2006 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2007 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta meliputi: 1. Strategi Pemasaran (Relation Marketing) dilaksanakan dengan fokus terhadap pelayanan masyarakat pengguna, sosialisasi kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Berdasarkan hasil perancangan aplikasi yang telah dilakukan pada bab analisa dan perancangan, selanjutnya dapat di tampilkan beberapa tampilan animasi Proses pembuatan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran

BAB V. Kesimpulan dan Saran BAB V Kesimpulan dan Saran Pada bab 5 ini akan diberikan suatu konklusi, implikasi dan rekomendasi berdasarkan pada uraian dan pembahasan pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya konklusi, implikasi dan rekomendasi

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

BAB 5. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB 5. HASIL dan PEMBAHASAN 53 BAB 5 HASIL dan PEMBAHASAN 5.1 Data Pendukung Data-data yang didapat untuk menyelesaikan masalah produktivitas diperoleh dengan melakukan observasi secara langsung di lapangan maupun dari data-data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan suatu perusahaan. Untuk mencapai apa yang telah menjadi tujuan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI MALUKU UTARA NOMOR 167/KPTS/MU/2006 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI MALUKU UTARA NOMOR 167/KPTS/MU/2006 TENTANG KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI MALUKU UTARA NOMOR 167/KPTS/MU/2006 TENTANG PENETAPAN BESARNYA UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP), UPAH MINIMUM SEKTORAL DAN SUB SEKTORAL PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2007 Menimbang

Lebih terperinci

2016, No Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Le

2016, No Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1568, 2016 KEMENKO-KEMARITIMAN. Standar Prosedur Operasional Layanan Publik. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG MANAJEMEN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN. A. Penilaian Terhadap Sistem Manajemen dan Pengendalian Intern pada BMT

BAB IV ANALISIS TENTANG MANAJEMEN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN. A. Penilaian Terhadap Sistem Manajemen dan Pengendalian Intern pada BMT 74 BAB IV ANALISIS TENTANG MANAJEMEN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN A. Penilaian Terhadap Sistem Manajemen dan Pengendalian Intern pada BMT El Nusa Pucuk Lamongan Prinsip-prinsip yang terkait dengan sistem

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai 100 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan Bank CIMB Niaga, maka berikut ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. payroll untuk melakukan pembayaran gaji karyawan. Aktivitas ini merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. payroll untuk melakukan pembayaran gaji karyawan. Aktivitas ini merupakan faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada setiap perusahaan hampir dapat dipastikan ada aktivitas pemrosesan payroll untuk melakukan pembayaran gaji karyawan. Aktivitas ini merupakan faktor pendukung

Lebih terperinci

Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Permenpan No. 14 Tahun Makassar, 20 Februari 2018

Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Permenpan No. 14 Tahun Makassar, 20 Februari 2018 Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Permenpan No. 14 Tahun 2017 Makassar, 20 Februari 2018 Survei Litbang Kompas September 2016 di 14 Kota Besar di Indonesia Survei Kepuasan Masyarakat SASARAN Mendorong

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam sebuah perusahaan, manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai faktor yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 25 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Pada penelitian ini, untuk menjabarkan atau menjelaskan sifat-sifat pada suatu keadaan yang merupakan tujuan dari penelitian ini, maka digunakan riset deskriptif

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG PENERAPAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG PENERAPAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG PENERAPAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Mayoritas pelanggan Hero Supermarket di mal Taman Anggrek adalah: Berjenis kelamin wanita Berusia 25-34 tahun Tingkat pendidikan terakhir sarjana Berprofesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Data Gaji Pokok di Bagian SDM PT. Pikiran Rakyat. Sumber: Data Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Data Gaji Pokok di Bagian SDM PT. Pikiran Rakyat. Sumber: Data Perusahaan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Karyawan sebagai aset yang paling berharga di dalam perusahaan, harus ditangani dengan manajemen sumber daya manusia yang baik agar senantiasa mendapat kepuasan kerja.

Lebih terperinci

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan L-1 Lampiran 1 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di PT. Intan Suar Kartika Di bawah ini diuraikan masing-masing pembagian tugas dan tanggung jawab tiap jabatan yaitu sebagi berikut:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang ini perindustrian di Indonesia sudah semakin berkembang kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin mutakhir, sehingga

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan kopi bubuk Inkopas Sejahtera, Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja, karena adanya pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilakukan ini berjudul Program Bimbingan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilakukan ini berjudul Program Bimbingan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel 1. Komitmen Kerja Karyawan Penelitian yang akan dilakukan ini berjudul Program Bimbingan untuk Meningkatkan Komitmen Kerja Karyawan PT. Surveyor

Lebih terperinci

LAPORAN. Penelitian Studi Kelayakan Program Sertifikat Bahasa Inggris. Oleh Johanna B. S. Pantow

LAPORAN. Penelitian Studi Kelayakan Program Sertifikat Bahasa Inggris. Oleh Johanna B. S. Pantow LAPORAN Penelitian Studi Kelayakan Program Sertifikat Bahasa Inggris Oleh Johanna B. S. Pantow UNIVERSITAS TERBUKA 2014 1 LEMBAR PENGESAHAN PENELITIAN STUDI KELAYAKAN Judul Penelitian : Penelitian Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, memunculkan berbagai macam tantangan dan peluang bagi bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan objektifitas

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN JABATAN FUNGSIONAL UMUM PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvii

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL...... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN...... xvii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah..... 7 1.3 Tujuan Penelitian.... 8 1.4 Manfaat Penelitian.....

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 7/KMK. 09/2011 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 7/KMK. 09/2011 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 7/KMK. 09/2011 TENTANG PENYAMPAIAN DAN PENGELOLAAN LAPORAN PAJAK-PAJAK PRIBADI (LP2P) PEJABAT/PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

7/KMK. 09/2011 PENYAMPAIAN DAN PENGELOLAAN LAPORAN PAJAK-PAJAK PRIBADI (LP2P) PEJABAT/PEGAWAI DI LI

7/KMK. 09/2011 PENYAMPAIAN DAN PENGELOLAAN LAPORAN PAJAK-PAJAK PRIBADI (LP2P) PEJABAT/PEGAWAI DI LI 7/KMK. 09/2011 PENYAMPAIAN DAN PENGELOLAAN LAPORAN PAJAK-PAJAK PRIBADI (LP2P) PEJABAT/PEGAWAI DI LI Contributed by Administrator Thursday, 10 March 2011 Pusat Peraturan Pajak Online KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT UPT PANGKALAN PSDKP JAKARTA PELAYANAN PENERBITAN SLO

LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT UPT PANGKALAN PSDKP JAKARTA PELAYANAN PENERBITAN SLO LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT UPT PANGKALAN PSDKP JAKARTA PELAYANAN PENERBITAN SLO DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016 1 KATA PENGANTAR Kebijakan Kementrian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk selalu menghasilkan produk-produk yang baru dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk selalu menghasilkan produk-produk yang baru dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk dalam dunia industri sudah semakin maju. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu menghasilkan produk-produk yang baru dan inovatif. Produk-produknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elektronik menjadi lebih pendek. Digitalisasi mempercepat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. elektronik menjadi lebih pendek. Digitalisasi mempercepat perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri elektronik global pada pertengahan 1990-an cepat berubah dari analog ke digital menyebabkan produk industri mengalami komoditisasi dan modularisasi. Kemajuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sikap Sikap terkait praktik higiene daging. Peubah Situasional SOP Pengawasan pimpinan. Gambar 4 Kerangka konsep penelitian

METODE PENELITIAN. Sikap Sikap terkait praktik higiene daging. Peubah Situasional SOP Pengawasan pimpinan. Gambar 4 Kerangka konsep penelitian 19 METODE PENELITIAN Kerangka Konsep Penelitian Terdapat beberapa peubah yang akan diamati pada penelitian ini yaitu karakteristik individu (umur, pendidikan, pengetahuan, pengalaman kerja, pelatihan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Tahap-tahap penelitian pengukuran tingkat kepuasan pegawai BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 3.1. Adapun tahapannya sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbedaan kecerdasan, fisik, finansial, pangkat, kemampuan, pengendalian diri,

I. PENDAHULUAN. perbedaan kecerdasan, fisik, finansial, pangkat, kemampuan, pengendalian diri, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Filosofi Bhineka Tunggal Ika merupakan wujud kebhinekaan manusia, baik vertikal maupun horizontal. Kebhinekaan vertikal ditandai dengan perbedaan kecerdasan, fisik, finansial,

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM)

LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) LAYANAN PENERBITAN SURAT LAIK OPERASI (SLO) LEMBAR VERIFIKASI HASIL PENDARATAN IKAN (LVHPI) STASIUN PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN PONTIANAK DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perusahaan sangat membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas, terutama di era globalisasi ini. Semua organisasi bisnis harus siap beradaptasi dan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Kualitas pelayanan telah menjadi kunci keberhasilan bagi organisasi jasa

1. Pendahuluan. Kualitas pelayanan telah menjadi kunci keberhasilan bagi organisasi jasa 1. Pendahuluan Kualitas pelayanan telah menjadi kunci keberhasilan bagi organisasi jasa pelayanan, misalnya penyedia layanan jasa seperti rumah sakit, hotel, asuransi. Sumber daya manusia berkualitas yang

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT UPT PANGKALAN PSDKP JAKARTA

LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT UPT PANGKALAN PSDKP JAKARTA LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT UPT PANGKALAN PSDKP JAKARTA DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015 1 KATA PENGANTAR Kebijakan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara

Lebih terperinci

Kompensasi Finansial Langsung

Kompensasi Finansial Langsung Kompensasi Finansial Langsung Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah total dari seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti atas layanan mereka. Tujuan umum pemberian kompensasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perumnas didirikan sebagai solusi pemerintah dalam menyediakan perumahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perumnas didirikan sebagai solusi pemerintah dalam menyediakan perumahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum) dimana keseluruhan sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Perumnas didirikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian asosiatif digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel - variabel yang

Lebih terperinci

Kompensasi Finansial Langsung

Kompensasi Finansial Langsung MSDM Materi 10 Kompensasi Finansial Langsung http://deden08m.com 1 Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah total dari seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti atas layanan mereka.

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan atau instansi dalam pengelolaan pegawai secara profesional harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan, penarikan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya dinamis yang mempunyai pemikiran, perasaan dan tingkah laku yang beraneka ragam. Jika terjadi pengelolaan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

4. METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN 66 4. METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, dengan menjelaskan fakta-fakta yang ada yang bertujuan untuk memahami

Lebih terperinci

Manfaat Metode Penelitian

Manfaat Metode Penelitian Metode Penelitian Pengertian Metodologi Penelitin: Merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan atau mempersoalkan cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas Dalam penelitian kualitatif, analisis data

Lebih terperinci

S1 : Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompetensi 1. S2 : Mengutamakan kesejahteraan karyawan 4

S1 : Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompetensi 1. S2 : Mengutamakan kesejahteraan karyawan 4 L-1 L.1 Tahap Pengumpulan Data A. INDIKATOR SWOT HRD L.1.1. Tabel Indikator Kekuatan Internal HRD (Human Resources Development) KEKUATAN (STREGHTS) Peringkat S1 : Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompetensi

Lebih terperinci

MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING

MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING MANAJER SEBAGAI PEMBUAT KEPUTUSAN PROSES MEMBUAT KEPUTUSAN Manajer bertugas membuat keputusan. Dan mereka ingin keputusan tersebut menjadi keputusan yang terbaik,

Lebih terperinci

( )= m = Angka tertinggi dalam skor jawaban n = Angka terendah dalam skor jawaban b = Banyaknya kelas/kategori jawaban

( )= m = Angka tertinggi dalam skor jawaban n = Angka terendah dalam skor jawaban b = Banyaknya kelas/kategori jawaban Lampiran Surat Sekretaris Badan Nomor : 293/BKIPM.1/HM.210/II/2015 Tanggal : 03 Februari 2015 Perihal : Metode Penghitungan Service Level Agreement (SLA) Dan Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses Layanan

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 134

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 134 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR SINGKATAN... viii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 5 1.3. Tujuan Penelitian... 6 1.4. Manfaat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan organisasi adalah budaya organisasi. Budaya organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT SEMESTER I TAHUN 2017

LAPORAN HASIL PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT SEMESTER I TAHUN 2017 LAPORAN HASIL PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT SEMESTER I TAHUN 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan survey, dimana data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT SEMESTER II TAHUN 2017

LAPORAN HASIL PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT SEMESTER II TAHUN 2017 LAPORAN HASIL PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT SEMESTER II TAHUN 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) LAYANAN KEMAHASISWAAN DI POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2015

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) LAYANAN KEMAHASISWAAN DI POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2015 LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) LAYANAN KEMAHASISWAAN DI POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2015 UNIT KEMAHASISWAAN POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA 2015 1 DAFTAR ISI BAB

Lebih terperinci

PERBAIKAN STRUKTUR GAJI DASAR KARYAWAN BERDASARKAN HASIL ANALISA DAN EVALUASI JABATAN

PERBAIKAN STRUKTUR GAJI DASAR KARYAWAN BERDASARKAN HASIL ANALISA DAN EVALUASI JABATAN PERBAIKAN STRUKTUR GAJI DASAR KARYAWAN BERDASARKAN HASIL ANALISA DAN EVALUASI JABATAN Ronald Sukwadi Program Studi Teknik Industri Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jalan Jenderal Sudirman 51 Jakarta

Lebih terperinci

KUESIONER Analisis Efektifitas Knowledge Management System pada KAP Siddharta Siddharta & Widjaja

KUESIONER Analisis Efektifitas Knowledge Management System pada KAP Siddharta Siddharta & Widjaja KUESIONER Analisis Efektifitas Knowledge Management System pada KAP Siddharta Siddharta & Widjaja Kuesioner ini disusun untuk menganalisis efektifitas sistem manajemen pengetahuan (Knowledge Management

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada PT. Intan Suar Kartika adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris a. Menentukan visi dan misi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) STIA SEBELAS APRIL SUMEDANG 2016

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) STIA SEBELAS APRIL SUMEDANG 2016 SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATAKULIAH : PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI SEMESTER : I (SATU) TAHUN AKADEMIK : 2015/2016 STIA SEBELAS APRIL SUMEDANG 2016 SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah : PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Cimahi maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Cimahi maka dapat disimpulkan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Demikian berdasarkan hasil dari penelitian mengenai pengaruh kualitas sistem informasi pada SIPKD terhadap kepuasan pengguna di Pemerintahan Kota Cimahi maka dapat

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB I

MEMUTUSKAN : : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB I PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

UJI AKURASI SISTEM ABSENSI DENGAN PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE TUGAS AKHIR. Oleh : SEPTIAN WIDANEHRU

UJI AKURASI SISTEM ABSENSI DENGAN PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE TUGAS AKHIR. Oleh : SEPTIAN WIDANEHRU UJI AKURASI SISTEM ABSENSI DENGAN PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE TUGAS AKHIR Oleh : SEPTIAN WIDANEHRU 0634015077 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA

ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA M. Ansyar Bora, S.T., M.T. Dosen Program Studi Teknik Industri STT IBNU SINA Batam Email : ansyar@stt-ibnusina.ac.id

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi

II. LANDASAN TEORI. Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi 16 II. LANDASAN TEORI A. Definisi Iklim Organisasi Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi pegawai mengenai kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. B. Werther William dan Davis Keith. (1995). Human Resources and Personal Management. Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. B. Werther William dan Davis Keith. (1995). Human Resources and Personal Management. Jakarta 83 DAFTAR PUSTAKA B. Werther William dan Davis Keith. (1995). Human Resources and Personal Management. Jakarta Handoko, T. Hani, (2008). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia (Cetakan Ke-enam belas),

Lebih terperinci

Bab VI Kesimpulan Dan Saran

Bab VI Kesimpulan Dan Saran Bab VI Kesimpulan Dan Saran 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Hasil Pengolahan Data Untuk Gap 1 Hasil pengolahan data untuk mencari besarnya gap 1 terbobot untuk keseluruhan dimensi kualitas pelayanan adalah +0,339

Lebih terperinci