20% dari basket IHK, sementara untuk bahan pangan (raw food) total sekitar 23% dari basket IHK.

Transkripsi

1 Working Paper 1

2 1

3 Jan-08 Mar-08 May-08 Jul-08 Sep-08 Nov-08 Jan-09 Mar-09 May-09 Jul-09 Sep-09 Nov-09 Jan-10 Mar-10 May-10 Jul-10 Sep-10 Nov-10 Jan-11 Mar-11 May-11 Jul-11 Sep-11 Nov-11 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep Rp/kg Beras Domestik (Umum, BPS) Thailand 15% Vietnam 15% Volatile food adalah sekelompok komoditas bahan pangan yang harganya bergejolak dengan bobot ± 20% dari basket IHK, sementara untuk bahan pangan (raw food) total sekitar 23% dari basket IHK. 2

4 3

5 (1) (2) 4

6 5

7 Produksi (juta ton) Kontribusi (%) 6

8 7

9 8

10 9

11 q a a. y a. p v W. p p it 0 1 it 2 i ij jt it j i q b b. p b. s W. p b. Lp b. pf b.inf s it 0 1 it 2 it ij jt 3 it 4 t 5 it it j i E p W. p d d. y d. s d. Lp d. pf d.inf ij. t ij jt 0 1 it 2 it 3 it 4 t 5 it it p i yi si Lp i 10

12 Pi * P i P P R * i i i y g( y, ) x ' i j i i yi j J j i 11

13 xi k i g y y Wy X n n n X y X W W N y W y x it ij jt it i it j 1 yit xit i it N W it ij it it j 1 12

14 0 wy ( di, j ) wy ( d, ) i n Wy wy ( d j, i ) 0 wy ( d j, n) wy ( dn, i ) wy ( dn, j ) 0. (10) NT 1 LogL log(2 ) T log I W ( yit W y * x ) 2 2 N T N 2 * 2 N 2 ij ij it i 1 i 1 j 1 N T T T NT N 2 LogL log{ ( y (1 ) y [ x (1 ) x ] ) } log 2 2 it it ' it it ' i 1 t 1 T t ' 1 T t ' 1 13

15 14

16 15

17 16

18 17

19 18

20 NASIONAL JAWA-BALI SUMATERA KALIMANTAN SULAWESI NUSAMALPAPUA BERAS Sampel (triwulan) Rb rata-rata: Defisit (+), Surplus (-) 3.5E E E E E E-04 Rb kumulatif: Defisit (+), Surplus (-) 1.3E E E E E E-03 Rb maksimum Rb minimum Δ Harga rata-rata Δ Harga kumulatif Δ Harga maksimum Δ Harga minimum # Periode Defisit # Periode Harga Naik # Periode Defisit dan Harga Naik # Periode Surplus Defisit Memburuk # Periode Harga Naik # Periode Surplus Defisit Memburuk dan Harga Naik # Periode Defisit dan Harga Naik atau Surplus Defisit Memburuk dan Harga Naik

21 20

22 21

23 22

24 23

25 24

26 NASIONAL JAWA-BALI SUMATERA KALIMANTAN SULAWESI NUSAMALPAPUA Gula Sampel (triwulan) Rg rata-rata: Defisit (+), Surplus (-) -1.6E E E E E E-04 Rg kumulatif: Defisit (+), Surplus (-) -5.8E E E E E E-02 Rg maksimum Rg minimum Δ Harga rata-rata Δ Harga kumulatif Δ Harga maksimum Δ Harga minimum # Periode Defisit # Periode Harga Naik # Periode Defisit dan Harga Naik # Periode Surplus Defisit Memburuk # Periode Harga Naik # Periode Surplus Defisit Memburuk dan Harga Naik # Periode Defisit dan Harga Naik atau Surplus Defisit Memburuk dan Harga Naik

27 26

28 27

29 28

30 29

31 30

32 NASIONAL JAWA-BALI SUMATERA KALIMANTAN SULAWESI NUSAMALPAPUA Minyak Goreng Sampel (triwulan) Rm rata-rata: Defisit (+), Surplus (-) 1.12E E E E E E-05 Rm kumulatif: Defisit (+), Surplus (-) 4.04E E E E E E-03 Rm maksimum Rm minimum Δ Harga rata-rata Δ Harga kumulatif Δ Harga maksimum Δ Harga minimum # Periode Defisit # Periode Harga Naik # Periode Defisit dan Harga Naik # Periode Surplus Defisit Memburuk # Periode Harga Naik # Periode Surplus Defisit Memburuk dan Ha # Periode Defisit dan Harga Naik atau Surplus Defisit Memburuk dan Harga Naik

33 32

34 33

35 34

36 12 Sumber: bahan presentasi Kementan dalam FGD tgl 7 Februari 2012 di Bank Indonesia. 35

37 36

38 37

39 NASIONAL JAWA-BALI SUMATERA KALIMANTAN SULAWESI NUSAMALPAPUA Bawang Merah Sampel (triwulan) Rbm rata-rata: Defisit (+), Surplus (-) 2.4E E E E E E-05 Rbm kumulatif: Defisit (+), Surplus (-) 8.8E E E E E E-03 Rbm maksimum Rbm minimum Δ Harga rata-rata Δ Harga kumulatif Δ Harga maksimum Δ Harga minimum # Periode Defisit # Periode Harga Naik # Periode Defisit dan Harga Naik # Periode Surplus Defisit Memburuk # Periode Harga Naik # Periode Surplus Defisit Memburuk dan Harga Naik # Periode Defisit dan Harga Naik atau Surplus Defisit Memburuk dan Harga Naik

40 39

41 40

42 41

43 42

44 43

45 NASIONAL JAWA-BALI SUMATERA KALIMANTAN SULAWESI NUSAMALPAPUA Cabai Sampel (triwulan) Rcm rata-rata: Defisit (+), Surplus (-) 2.1E E E E E E-04 Rcm kumulatif: Defisit (+), Surplus (-) 7.5E E E E E E-03 Rcm maksimum Rcm minimum Δ Harga rata-rata Δ Harga kumulatif Δ Harga maksimum Δ Harga minimum # Periode Defisit # Periode Harga Naik # Periode Defisit dan Harga Naik # Periode Surplus Defisit Memburuk # Periode Harga Naik # Periode Surplus Defisit Memburuk dan Harga Naik # Periode Defisit dan Harga Naik atau Surplus Defisit Memburuk dan Harga Naik

46 45

47 46

48 47

49 48

50 (1) (2) (3) (4) 49

51 (5) (6) (1) (2) (3) (1) (2) (1) (2) 50

52 (3) (4) (5) 51

53 52

54 53

55 54

56 55

57 56

58 57

59 Komoditas Umur Tanam Lokasi/Sentra Produksi (% kontribusi) Beras Gula (Tebu) Minyak Goreng (Kelapa Sawit) hari (tergantung varietas) bulan Usia Produktif Tanaman s.d. 40 tahun, pembentukan buah s.d. 6 bulan sejak penyerbukan Jabar (17.66%), Jatim (17.52%), Jateng (15,21%), Sumut (5.39%), Sulsel (6.59%), Sulteng(1.44%), Bali (1.31%), Banten (3.98%), Kalsel (2.77%), Lampung (4.22%), Aceh (2.38%), NTB (2.67%), dan Kalbar(2.02%) Jatim (47.20%), Lampung (31.79%), Jateng (8.41%), Jabar (4.12%), DIY (1.25%), Sumut (2.11%), Sumsel (2.34%), dan Gorontalo (1.97%) Sumbar, Sumsel, Sumut, Babel, Riau, Bengkulu, Kalsel, Kalteng, Kaltim, Kepri, Sulsel, Sultra, dan Sulbar Umur Simpan hari (tergantung varietas) Tidak kadaluwarsa bila penyimpanan baik ± 8 bulan. Jenis Usaha Tani Rakyat dan Industri Rakyat dan Industri. Khusus Jawa 70% petani memiliki luas area < 1 ha; 20% dgn luas 1-5 ha; 10% dgn luas > 5ha. Industri*(Perkebunan Rakyat (39.17%), Perkebunan Besar Negara (10.53%), Perkebunan Besar Swasta (50.29%)) Ketergantungan pada Cuaca Tinggi. Temperatur ideal C (dataran rendah) atau C (dataran tinggi); Penyinaran matahari tinggi tanpa naungan; Angin tidak terlalu kencang Sedang. Dibutuhkan kondisi tanah yg kering-kering basah Tinggi. Kondisi ideal: Penyinaran matahari 5?7 jam/hari. Temperatur 24?280C. Ketinggian 1?500 m dpl. Kecepatan angin 5?6 km/jam. Ketergantungan pada Air Tinggi-Sedang (tergantung varietas). Curah hujan ideal adl 200 mm/bulan atau mm/tahun. Sedang. Kondisi ideal curah hujan <2000 mm/tahun Tinggi. Curah hujan ideal 1.500?4.000 mm/thn. Permasalahan On-Farm (Hulu) Hama dan penyakit; Kesesuaian lahan dengan varietas; Kondisi air sekitar lahan pertanian Penerapan kaidah teknologi pertanian yang baik dan benar; Pemilihan dan komposisi varietas bibit unggul bermutu; Penggunaan, pemeliharaan, serta tebang-angkut-muat Proses pemupukan; Ketepatan waktu panen Permasalahan Off-Farm (Hilir) Manajemen irigasi; Kualitas lahan pertanian; Penyediaan infrastruktur pedesaan; Pengembangan ICT utk efektivitas penyuluhan; Masih panjangnya mata rantai tata niaga Pasokan tebu ke pabrik gula; Penilaian tebu; Penggilingan; Pemurnian nira; Penguapan; Pengkristalan, Pengeringan, dan; Pengemasan serta penyimpanan. Ketersediaan pupuk; Infrastruktur jalan sekitar kebun sawit; Tingkat permintaan dunia Cabai Merah hari (tergantung varietas) Jabar [(20.65%)(Ciamis, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, Cianjur, Bandung)]; Jateng [(16.67%) (Magelang, Temanggung]);Sumut (19.17%); Jatim [(8.87%) (Malang, Banyuwangi)]; Bengkulu (5.68%); Sumbar (4.90%); Aceh (4.38%); Lampung (3.55%); Sumsel (3%); Bali (1.67%); DIY (1.62%) 2--3 hari Rakyat dan Industri Rendah. Kondisi ideal: Drainase baik; Suhu C, suhu yg terlalu tinggi dan kelembaban rendah dpt menyebabkan kerontokan bunga dan buah Rendah. Curah hujan tinggi akan menyebabkan bunga mudah gugur Hama dan penyakit; Teknis budidaya; Kekurangan Unsur dalam Tanah Manajemen Pascapanen; Penyimpanan; Tidak adanya kepastian jual; Harga yang berfluktuasi Bawang Merah * Persen Kontribusi thd Produksi Nasional, hari (tergantung varietas) Jateng [(48.27%) (Brebes, Kendal); DIY(Bantul)];Jabar [(11.10%) (Majalengka, Indramayu, Sukabumi, Sumedang, Pandeglang, Serang)]; Jatim (19.42%) ; Sumbar (2.39%); Sulsel (2.22%); NTB (9.95%); Lainnya (6.65%) 3--4 bulan Rakyat dan Industri Tinggi. Kondisi ideal: Ketinggian tanah: mdpl; Iklim kering, agak panas, cerah (25 C--32 C); Kelembaban %; Intensitas matahari tinggi, tanpa naungan Sedang-Rendah (tergantung varietas). Curah hujan yg sesuai mm/thn. Curah hujan dan kelembaban yg terlalu tinggi memudahkan jamur tumbuh pd tanaman. Perbedaan produksi pd musim kemarau& musim hujan; Belum cukup tersedia varietas unggul bawang merah yang resisten thd hama dan penyakit& sesuai pd musim hujan; Ketergantungan petani bawang merah terhadap benih impor; Kendala sosialisasi dan substitusi varietas unggul bawang merah Manajemen pascapanen; Fluktuasi harga 58