PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

Transkripsi

1 No. 24/05/63/Th.XXI, 2 Mei PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN APRIL TURUN 0,67 PERSEN Pada April NTP Kalimantan Selatan tercatat 96,73 atau turun 0,67 persen dibanding NTP Maret yang mencapai 97,38. Turunnya NTP ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,62 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan relatif kecil yaitu 0,05 persen. Pada April terjadi deflasi di daerah pedesaan Kalimantan Selatan sebesar 0,06 persen terutama disebabkan oleh naiknya indeks harga di subkelompok bahan makanan. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kalimantan Selatan April sebesar 104,51 atau turun sebesar 1,07 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya yang mencapai 105,64. Pada bulan April, secara Nasional, 15 provinsi mengalami kenaikan, kenaikan NTP terbesar terjadi pada Provinsi Gorontalo sebesar 0,64 persen. Sedangkan 18 Provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. Penurunan NTP terbesar terjadi pada provinsi Kalimantan Barat yang turun 1,40 persen. 1. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. 1

2 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Pada bulan April, NTP Kalimantan Selatan tercatat sebesar 96,73 atau turun 0,67 persen jika dibandingkan NTP pada bulan Maret sebesar 97,38. Penurunan tersebut disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100) Subsektor Maret April Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Gabungan Tanpa Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Padi Palawija c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM

3 Tabel 1 Lanjutan Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100) Subsektor Maret April Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) 2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Sayur-sayuran Buah-buahan Tanaman Obat c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Ternak Besar Ternak Kecil Unggas Hasil ternak c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Perikanan Tangkap a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Penangkapan Perairan Umum Penangkapan Laut c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Perikanan Budidaya a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Budidaya Air Tawar Budidaya Air Payau c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM

4 Jika dilihat masing-masing subsektor, pada bulan April terdapat 2 subsektor pertanian mengalami penurunan NTP, yaitu Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun masing-masing sebesar 1,02 persen dan 2,12 persen. Sedangkan Subsektor Lainnya mengalami kenaikan, Subsektor Hortikultura naik sebesar 0,08 persen, Subsektor Peternakan naik sebesar 0,39 persen, dan subsektor Perikanan naik sebesar 1,23 persen. 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan April, It turun sebesar 0,62 persen dibandingkan Maret, yaitu dari 118,57 menjadi 117,83 Penurunan ini disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani pada seluruh Subsektor. Penurunan terutama terjadi pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yang turun mencapai 1,98 persen diikuti oleh subsektor Tanaman Pangan yang turun 0,93 persen. 3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada April, Ib mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen jika dibandingkan dengan bulan Maret, yaitu dari 121,76 menjadi 121,82. Kenaikan Ib disebabkan naiknya Ib di hampir seluruh subsektor walaupun dengan kenaikan yang relatif kecil, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,09 persen, Subsektor Holtikultura sebesar 0,01 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,15 persen, dan Subsektor Peternakan sebesar 0,02 persen, kecuali Subsektor Perikanan yang mengalami penurunan sebesar 0,28 persen. 4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada bulan April, nilai NTP-P turun sebesar 1,01 persen. Hal ini disebabkan It mengalami penurunan sebesar 0,93 persen, sedangkan Ib mengalami kenaikan relatif kecil yaitu sebesar 0,09 persen. 4

5 Turunnya It pada bulan April disebabkan turunnya indeks harga pada kelompok padi sebesar 1,03 persen. Sementara kelompok palawija terjadi kenaikan indeks sebesar 0,11 persen. Sementara itu kenaikan Ib sebesar 0,09 persen disebabkan oleh kenaikan pada indeks harga kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,54 persen, sedangkan indeks harga kelompok konsumsi rumah tangga turun 0,06 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada bulan April, NTP-H naik sebesar 0,08 persen. Hal ini disebabkan It mengalami kenaikan sebesar 0,09 persen, demikian juga Ib mengalami kenaikan relatif kecil yaitu sebesar 0,01 persen. Kenaikan It bulan April disebabkan naiknya indeks harga komoditas pada kelompok sayur-sayuran sebesar 0,55 persen. Sementara kelompok buah-buahan dan kelompok tanaman obat terjadi penurunan indeks masing-masing sebesar 0,01 persen dan 1,82 persen. Kenaikan pada Ib disebabkan naiknya indeks kelompok BPPBM sebesar 0,20 persen, walaupun indeks konsumsi rumah tangga mengalami penurunan sebesar 0,02 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-TPR) Pada bulan April, NTP-TPR turun sebesar 2,12 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 1,98 persen, sedangkan Ib hanya mengalami kenaikan relatif kecil yaitu sebesar 0,15 persen. Penurunan It bulan April disebabkan turunnya indeks harga pada kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,98 persen. Sedangan kenaikan pada Ib disebabkan naiknya indeks kelompok BPPBM sebesar 0,83 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-TR) Pada bulan April, NTP-TR terjadi kenaikan sebesar 0,39 persen. Hal ini disebabkan It mengalami kenaikan sebesar 0,41 persen, dan kenaikan pada Ib sebesar 0,02 persen. Kenaikan It bulan April disebabkan oleh naiknya indeks harga komoditas ternak besar sebesar 0,60 persen, komditas ternak kecil naik 0,26 persen, komoditas unggas sebesar 0,44, dan komoditas Hasil Ternak sebesar 0,22 persen. Kenaikan yang terjadi pada 5

6 Ib disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok BPPBM sebesar 0,07 persen, walaupun kelompok konsumsi rumah tangga turun sebesar 0,02 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada bulan April, NTNP naik sebesar 1,23 persen. Hal ini terjadi karena It terjadi kenaikan sebesar 0,94 persen, sedangkan Ib terjadi penurunan sebesar 0,28 persen. Kenaikan It pada bulan April disebabkan indeks kelompok perikanan tangkap secara rata-rata naik sebesar 0,92 persen. Begitu juga kelompok budi daya ikan terjadi kenaikan sebesar 1,01 persen. Penurunan Ib disebabkan indeks harga kelompok KRT mengalami penurunan sebesar 0,40 persen dan kelompok BPPBM turun sebesar 0,03 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada April, NTN naik sebesar 1,20 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami naik sebesar 0,92 persen, dan terjadi penurunan pada Ib sebesar 0,28 persen. Penurunan yang terjadi pada Ib dikarenakan naiknya indeks harga kelompok KRT sebesar 0,41 persen, sedangkan kelompok BPPBM tidak terjadi perubahan. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada April, NTPi naik sebesar 1,29 persen. Indeks harga yang diterima petani (It) naik 1,01 persen dan kenaikan ini lebih dikarenakan naiknya It kelompok budidaya air tawar sebesar 1,38 persen. Sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,28 persen. Penurunan yang terjadi pada Ib dikarenakan indeks harga kelompok KRT mengalami penurunan sebesar 0,37 persen dan kelompok BPPBM turun sebesar 0,11 persen. 5. Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, dapat dilihat bahwa 15 provinsi mengalami kenaikan NTP, dan 18 provinsi mengalami penurunan NTP. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Gorontalo yaitu sebesar 0,64 persen, dan penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kaimantan Barat yaitu turun sebesar 1,40 persen. Dari empat provinsi di Kalimantan yang melaporkan hasil survei bulan April, seluruh provinsi mengalami penurunan. Kalimantan Barat mengalami penurunan NTP tertinggi sebesar 1,40 persen, Kalimantan Tengah turun sebesar 1,16 persen, Kalimantan Timur turun sebesar 1,06 persen, dan Kalimantan Selatan mengalami penurunan terkecil 0,67 persen. 6

7 Tabel 2 Ranking Nilai Tukar Petani (NTP) Maret - April (2012 = 100) PROVINSI Maret PROVINSI Maret NTP Ranking % NTP Ranking % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) SULBAR SULBAR BALI GORONTALO NTB BALI GORONTALO LAMPUNG LAMPUNG NTB RIAU RIAU JABAR JABAR JATIM JATIM PAPUA BARAT YOGYAKARTA YOGYAKARTA NTT MALUKU UTARA JAMBI JAMBI MALUKU UTARA NTT PAPUA BARAT SULSEL MALUKU MALUKU SULSEL KALTENG SUMUT SUMUT DKI DKI KALTENG KALTIM SUMBAR SUMBAR BANTEN BANTEN KEPRI KEPRI JATENG BABEL BABEL JATENG KALTIM KALBAR KALSEL KALSEL KALBAR SULTRA PAPUA PAPUA NAD BENGKULU BENGKULU SULTENG SULTRA NAD SULTENG SUMSEL SUMSEL SULUT SULUT NASIONAL NASIONAL

8 6. Inflasi Pedesaan Perubahan indeks konsumsi rumah tangga (KRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan April, di daerah pedesaan Kalimantan Selatan terjadi deflasi sebesar 0,06 persen. Indeks harga pada subkelompok bahan makanan turun sebesar 0,63 persen, namun demikian walaupun subkelompok lainnya mengalami kenaikan tetapi tidak dapat menutupi penurunan yang terjadi pada subkelompok bahan makanan. Subkelompok makanan jadi naik sebesar 0,10 persen, subkelompok perumahan sebesar 1,08 persen, subkelompok sandang sebesar 0,27 persen, subkelompok kesehatan sebesar 0,44 persen, subkelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,17 persen, dan subkelompok transportasi dan komunikasi naik sebesar 0,31 persen. Tabel 3 Indeks Harga Konsumen Perdesaan dan Persentase Perubahannya, Maret - April (2012 = 100) Kelompok Maret April Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, rokok, dan tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Transportasi dan Komunikasi Konsumsi Rumah Tangga Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) NTUP pada bulan April turun sebesar 1,07 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,62 persen lebih besar daripada kenaikan indeks kelompok BPPBM hanya sebesar 0,45 persen. Kalau dilihat dari subsektornya, diketahui bahwa NTUP Subsektor tanaman pangan, subsektor hortikultura, dan subsektor tanaman perkebunan Rakyat mengalami penurunan masing-masing turun 1,46 persen, 0,11 persen dan 2,78 persen. Sedangkan subsektor peternakan dan subsektor perikanan terjadi kenaikan masingmasing sebesar 0,35 persen dan 0,97 persen. 8

9 Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya Maret April (2012 = 100) Kelompok Maret Persentase April Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan Hortikultura Tanaman Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan a. Tangkap b. Budidaya NTUP Kalimantan Selatan

10 PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL RATA-RATA HARGA GABAH (GKP) DI TINGKAT PETANI PADA BULAN APRIL NAIK 0,92 PERSEN Selama April, komposisi jumlah observasi dari transaksi harga gabah di 10 kabupaten didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 44 transaksi. Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas karang dukuh yaitu senilai Rp 8.363,00 per Kg yang terdapat di Kecamatan Rantau Bedauh Kabupaten Barito Kuala. Sedangkan harga terendah senilai Rp 4.000,00 per Kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang yang terdapat di Kecamatan Sungai Pandan Kabupaten Hulu Sungai Utara dan varietas IR.42 di Kecamatan Tapin Tengah Kabupaten Tapin Rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 0,92 persen, dari Rp 4.974,24 per Kg di bulan Maret menjadi Rp 5.019,91 per Kg di bulan April. Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan naik 0,90 persen dari Rp 5.074,14 per Kg di bulan Maret menjadi Rp 5.120,05 per Kg di bulan April. Survei harga produsen gabah selama April dilakukan di 10 Kabupaten meliputi Tanah Laut, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Tanah Bumbu dan Balangan, Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 44 observasi. Tabel 1 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan dan HPP Menurut Kelompok Kualitas, April Kalimantan Selatan harga di tingkat Petani (Rp/Kg) Harga Ratarata di Pembelian Harga Selisih (5) & (6) thd (7) Jml kelompok Observasi Kualitas Tingkat Pemerintah (%) Terendah tertinggi Rata-rata Penggilingan (HPP) (Rp/Kg) (%) (Rp/Kg) (RP/Kg) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) GKP 44 4, , , , (100%) (petani) Ciherang Karang Dukuh Sungai Pandan Rantau Bedauh (HS Utara) (Barito Kuala) (Penggilingan) IR.42 Tapin Tengah (Tapin) Keterangan: GKG : KA 14,00% dan KH 3,00% GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tgl. 17 Maret 2015, diberlakukan mulai 17 Maret

11 Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 0,92 persen, dari Rp 4.974,24 per Kg di bulan Maret menjadi Rp 5.019,91 per Kg di bulan April. Begitu juga harga gabah di tingkat penggilingan naik 0,90 persen dari Rp 5.074,14 per Kg di bulan Maret menjadi Rp 5.120,05 per Kg di bulan April. Tabel 2 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan dan HPP Menurut Kelompok Kualitas, April Kalimantan Selatan kelompok Kualitas Tingkat Petani (Rp/Kg) Perubahan (3) thd (2) Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Perubahan (5) thd (6) Maret April Maret April (%) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) GKP 4, , , , Secara umum, komponen mutu gabah selama bulan April cenderung fluktuatif, pada bulan ini terjadi penurunan persentase kadar air maupun kadar hampa/kotoran dibandingkan bulan Maret. Rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/kotoran gabah kualitas GKP masing-masing sebesar 14,39 persen dan 3,68 persen. Tabel 3 Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kualitas Gabah Maret April kelompok Kualitas Kadar Air (%) Kadar Hampa/Kotoran (%) Maret April Maret April (1) (2) (3) (4) (5) GKP