PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

Transkripsi

1 No. 9/02/63/Th.XIX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JANUARI 2015 NAIK 1,32 PERSEN Pada Januari 2015 NTP Kalimantan Selatan tercatat 99,77 atau naik 1,32 persen dibanding NTP Desember. Naiknya NTP ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,88 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,43 persen. Dilihat dari subsektornya, empat subsektor pertanian mengalami kenaikan NTP dan satu subsektor mengalami penurunan NTP. Subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 2,73 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,42 persen, Subsektor Peternakan naik sebesar 1,07 persen, dan Subsektor Perikanan naik sebesar 0,18 persen. Sementara Subsektor Holtikultura mengalami penurunan NTP sebesar 0,38 persen. Pada Januari 2015 terjadi deflasi di daerah pedesaan Kalimantan Selatan sebesar 0,31 persen. Hal ini diakibatkan oleh turunnya indeks harga pada subkelompok perumahan sebesar 0,10 persen dan pada subkelompok transportasi dan komunikasi sebesar 7,10 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kalimantan Selatan Januari 2015 sebesar 104,46 atau naik sebesar 1,77 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya. Pada bulan Januari 2015, secara Nasional, Provinsi Nusa Tenggara Barat mengalami kenaikan NTP tertinggi sebesar 1,46 persen, sebaliknya Provinsi Sumatera Barat mengalami penurunan NTP tertinggi sebesar 0,62 persen. *) Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 9/02/63 /Th.XIX, 2 Februari

2 1. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Pada bulan Januari 2015, NTP Kalimantan Selatan tercatat sebesar 99,77 atau naik 1,32 persen jika dibandingkan NTP pada bulan Desember sebesar 98,47. Angka NTP tersebut diperoleh dari rasio antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). Jika dilihat masing-masing subsektor, empat subsektor pertanian mengalami kenaikan NTP dan satu subsektor mengalami penurunan NTP. Subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 2,73 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,42 persen, Subsektor Peternakan naik sebesar 1,07 persen, dan Subsektor Perikanan naik sebesar 0,18 persen. Sementara Subsektor Holtikultura mengalami penurunan NTP sebesar 0,38 persen. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100) Subkelompok Desember Januari % Perubahan (1) (2) (3) (4) 1 Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 98,97 101,67 2,73 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 113,07 115,71 2,33 - Padi 114,29 117,11 2,47 - Palawija 102,55 103,57 0,99 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 114,26 113,81-0,39 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 115,33 114,97-0,31 - Indeks BPPBM 111,29 110,58-0,63 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 9/02/63/Th.XIX, 2 Februari 2015

3 Tabel 1 Lanjutan Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100) Subkelompok Desember Januari % Perubahan (1) (2) (3) (4) 2 Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 99,51 99,14-0,38 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 113,35 112,78-0,50 - Sayur-sayuran 130,14 127,49-2,03 - Buah-buahan 108,37 108,36-0,01 - Tanaman Obat 102,40 104,20 1,75 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 113,90 113,76-0,13 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 115,25 115,29 0,03 - Indeks BPPBM 107,22 106,18-0,97 3 Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTP-TPR) 88,56 88,93 0,42 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 101,38 101,23-0,15 - Tanaman Perkebunan Rakyat 101,38 101,23-0,15 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 114,48 113,83-0,57 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 115,85 115,37-0,41 - Indeks BPPBM 108,89 107,54-1,25 4 Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTP-TR) 107,32 108,47 1,07 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 118,59 119,45 0,73 - Ternak Besar 123,88 123,92 0,04 - Ternak Kecil 115,93 117,24 1,13 - Unggas 118,03 118,95 0,79 - Hasil Ternak 115,38 116,76 1,20 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 110,49 110,12-0,34 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 115,65 115,12-0,45 - Indeks BPPBM 104,73 104,53-0,20 5 Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTNP) 108,16 108,36 0,18 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 126,90 125,98-0,72 - Penangkapan Ikan 129,91 128,80-0,85 - Budidaya 118,91 118,51-0,34 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 117,32 116,27-0,90 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,70 119,40-0,25 - Indeks BPPBM 113,10 110,69-2,13 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 9/02/63 /Th.XIX, 2 Februari

4 Tabel 1 Lanjutan Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100) Subkelompok Desember Januari % Perubahan (1) (2) (3) (4) Gabungan a, Nilai Tukar Petani (NTP) 98,47 99,77 1,32 b, Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) 112,19 113,17 0,88 c, Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) 113,93 113,43-0,43 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 115,83 115,48-0,31 - Indeks BPPBM 109,31 108,34-0,88 Gabungan Tanpa Perikanan a, Nilai Tukar Petani (NTP) 97,63 99,02 1,43 b, Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) 110,95 112,09 1,03 c, Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) 113,64 113,20-0,39 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 115,51 115,15-0,31 - Indeks BPPBM 108,99 108,14-0,77 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Januari 2015, indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,88 persen dibandingkan bulan Desember, yaitu dari 112,19 menjadi 113,17. Kenaikan ini sepenuhnya didukung oleh naiknya harga gabah, pisang, kelapa, sapi potong, kambing, ayam buras, ayam ras pedaging, itik, telur ayam buras, telur ayam ras, telur itik, ikan mas budidaya, ikan nila budidaya, ikan baung, ikan gabus, ikan lais, dan ikan papuyu. 3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Harga Konsumen Pedesaan Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani bulan Januari 2015 mengalami penurunan sebesar 0,43 persen jika dibandingkan dengan bulan Desember. Jika dilihat dari kelompok konsumsi rumah tangga, subkelompok bahan makanan naik sebesar 1,09 persen, subkelompok makanan jadi naik sebesar 0,59 persen, subkelompok perumahan turun sebesar 0,10 persen, subkelompok sandang naik sebesar 0,57 persen, subkelompok 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 9/02/63/Th.XIX, 2 Februari 2015

5 kesehatan naik sebesar 0,54 persen, subkelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan, dan subkelompok transportasi dan komunikasi turun sebesar 7,10 persen. Dilihat dari biaya produksi dan penambahan barang modal pertanian, pada bulan Januari 2015 terjadi penurunan indeks sebesar 0,88 persen dibandingkan kondisi bulan Desember. Penurunan ini disebabkan turunnya biaya transportasi sebesar 11,35 persen. Sementara itu, harga bibit naik sebesar 0,40 persen, harga pupuk, obat-obatan dan pakan naik 0,94 persen, biaya sewa dan pengeluaran lainnya naik 0,02 persen, penambahan barang modal naik 0,73 persen, dan upah buruh naik 0,34 persen. 4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada bulan Januari 2015, nilai NTP-P naik sebesar 2,73 persen. Hal ini disebabkan It mengalami kenaikan sebesar 2,33 persen, sementara Ib mengalami penurunan sebesar 0,39 persen. Naiknya It pada bulan Januari 2015 sebesar 2,73 persen terjadi akibat dari kenaikan pada kelompok padi sebesar 2,47 persen dan kenaikan pada kelompok palawija sebesar 0,99 persen. Penurunan Ib sebesar 0,39 persen disebabkan penurunan pada indeks kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,31 persen dan penurunan pada indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal sebesar 0,63 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada bulan Januari 2015, NTP-H turun sebesar 0,38 persen. Hal ini disebabkan It mengalami penurunan sebesar 0,50 persen, sementara Ib mengalami penurunan relatif lebih kecil yaitu sebesar 0,13 persen. Penurunan It bulan Januari 2015 disebabkan turunnya harga berbagai komoditas pada kelompok sayur-sayuran khususnya komoditi cabai merah, cabai rawit, dan tomat. Sedangkan pada kelompok buah-buahan komoditas yang mengalami penurunan harga yaitu jeruk. Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 9/02/63 /Th.XIX, 2 Februari

6 c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-TPR) Pada bulan Januari 2015, NTP-TPR naik sebesar 0,42 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,15 persen, sementara Ib mengalami penurunan relatif lebih besar yaitu sebesar 0,57 persen. Penurunan It bulan Januari 2015 utamanya disebabkan turunnya indeks pada kelompok tanaman perkebunan rakyat (khususnya komoditi karet dan kelapa sawit) sebesar 0,15 persen, yaitu dari 101,38 menjadi 101,23. Sementara itu, penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh indeks biaya konsumsi rumah tangga mengalami penurunan sebesar 0,41 persen, dan juga turunnya indeks biaya produksi dan penambahan barang modal sebesar 1,25 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-TR) Pada bulan Januari 2015, NTP-TR naik sebesar 1,07 persen. Hal ini disebabkan It mengalami kenaikan sebesar 0,73 persen, sedangkan Ib mengalami penurunan sebesar 0,34 persen. Kenaikan It bulan Januari 2015 disebabkan oleh naiknya harga komoditi Ternak Besar sebesar 0,04 persen, Ternak Kecil sebesar 1,13 persen, Unggas sebesar 0,79 persen, dan komoditi Hasil Ternak sebesar 1,20 persen. Sementara itu, penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh turunnya indeks harga kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,45 persen dan turunnya indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal sebesar 0,20 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada bulan Januari 2015, NTNP naik sebesar 0,18 persen. Hal ini terjadi karena turunnya It sebesar 0,72 persen, sedangkan Ib mengalami penurunan relatif lebih besar yaitu sebesar 0,90 persen. Turunnya It pada bulan Januari 2015 disebabkan turunnya indeks kelompok penangkapan ikan (khususnya komoditi udang sungai, ikan kakap, ikan manyung, ikan tenggiri, udang laut, dan cumi-cumi) sebesar 0,85 persen dan turunnya indeks kelompok budidaya ikan (khususnya komoditi ikan patin dan ikan bandeng) sebesar 0,34 persen. Sementara itu, penurunan yang terjadi pada Ib diakibatkan indeks harga kelompok konsumsi rumah tangga turun sebesar 0,25 persen dan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal turun sebesar 2,13 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Januari 2015, NTN naik sebesar 0,31 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,85 persen, sedangkan Ib mengalami penurunan 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 9/02/63/Th.XIX, 2 Februari 2015

7 relatif lebih besar yaitu sebesar 1,16 persen. Penurunan It disebabkan turunnya harga udang sungai, ikan kakap, ikan manyung, ikan tenggiri, udang laut, dan cumicumi. Penurunan yang terjadi pada Ib dikarenakan kelompok KRT turun sebesar 0,21 persen dan kelompok BPPBM turun sebesar 2,92 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Januari 2015, NTPi turun sebesar 0,16 persen. Hal ini dikarenakan It mengalami penurunan sebesar 0,34 persen, sedangkan Ib mengalami penurunan relatif lebih kecil yaitu sebesar 0,18 persen. Penurunan yang terjadi pada Ib dikarenakan kelompok KRT turun sebesar 0,35 persen. Sementara itu kelompok BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen. 5. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Pada Januari 2015 terjadi kenaikan NTUP sebesar 1,77 persen. Hal ini karena terjadi kenaikan It sebesar 0,88 persen, sedangkan indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,88 persen. Kalau dilihat dari subsektornya, diketahui bahwa NTUP Subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 2,98 persen, Subsektor Holtikultura naik sebesar 0,47 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,11 persen, Subsektor Peternakan naik sebesar 0,92 persen, dan Subsektor Perikanan naik sebesar 1,44 persen. 6. Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, ternyata perubahan NTP bulan Januari 2015 didominasi oleh kenaikan NTP, yaitu 27 provinsi mengalami kenaikan NTP dan 6 provinsi mengalami penurunan NTP. Penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Barat yaitu sebesar 0,62 persen, sedangkan kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu sebesar 1,46 persen. Dari empat Provinsi di Kalimantan yang melaporkan hasil survei bulan Januari 2015, Kalimantan Selatan mengalami kenaikan NTP sebesar 1,32 persen, Kalimantan Tengah naik sebesar 0,62 persen, Kalimantan Timur naik sebesar 0,01 persen, dan Kalimantan Barat naik sebesar 0,82 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 9/02/63 /Th.XIX, 2 Februari

8 Tabel 2 Ranking Nilai Tukar Petani (NTP) Desember Januari 2015 (2012 = 100) Desember Januari 2015 PROVINSI PROVINSI NTP Ranking % NTP Ranking % (1) (7) (8) (9) (6) (7) (8) (9) BANTEN 105,46 1 0,71 JABAR 105,95 1 0,75 JABAR 105,16 2-0,02 BANTEN 105,42 2-0,03 JATIM 104,41 3-1,39 JATIM 105,23 3 0,79 BALI 104,19 4-2,04 SULSEL 104,31 4 0,13 SULSEL 104,17 5-1,07 BALI 104,18 5-0,01 LAMPUNG 103,16 6-1,87 LAMPUNG 103,20 6 0,04 MALUKU UTARA 102,41 7-1,42 BABEL 103,19 7 0,91 BABEL 102,26 8-0,78 MALUKU UTARA 102,83 8 0,41 SULBAR 101,40 9-2,45 SULBAR 102,04 9 0,63 NTT 101, ,37 NTB 101, ,46 MALUKU 100, ,04 GORONTALO 101, ,61 GORONTALO 100, ,10 MALUKU 101, ,31 JATENG 100, ,76 JATENG 101, ,62 NTB 99, ,48 NTT 100, ,14 YOGYAKARTA 99, ,16 YOGYAKARTA 100, ,75 SULTRA 99, ,58 KALSEL 99, ,32 KALTIM 99, ,92 KEPRI 99, ,03 SUMBAR 99, ,78 SULTRA 99, ,29 PAPUA BARAT 99, ,73 KALTIM 99, ,01 KALTENG 98, ,19 KALTENG 99, ,62 SULTENG 98, ,15 PAPUA BARAT 99, ,03 KALSEL 98, ,33 SUMBAR 98, ,62 KEPRI 98, ,23 SULTENG 98, ,12 SUMUT 97, ,03 SUMUT 98, ,38 SUMSEL 97, ,00 SULUT 98, ,71 SULUT 97, ,27 DKI 97, ,79 DKI 97, ,15 SUMSEL 97, ,08 KALBAR 96, ,10 PAPUA 96, ,05 PAPUA 95, ,03 KALBAR 96, ,82 NAD 95, ,30 RIAU 96, ,39 JAMBI 95, ,65 NAD 95, ,34 RIAU 95, ,63 JAMBI 95, ,62 BENGKULU 94, ,50 BENGKULU 94, ,04 NASIONAL 101,32-1,03 NASIONAL 101,86 0,53 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 9/02/63/Th.XIX, 2 Februari 2015

9 7. Inflasi Pedesaan Perubahan indeks konsumsi rumah tangga (KRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan Januari 2015, di daerah pedesaan Kalimantan Selatan terjadi deflasi sebesar 0,31 persen akibat turunnya indeks harga pada subkelompok perumahan sebesar 0,10 persen dan pada subkelompok transportasi dan komunikasi sebesar 7,10 persen. Sementara itu, indeks subkelompok bahan makanan mengalami kenaikan sebesar 1,09 persen, subkelompok makanan jadi naik sebesar 0,59 persen, subkelompok sandang naik sebesar 0,57 persen, dan subkelompok kesehatan naik sebesar 0,54 persen. Sedangkan subkelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga relatif tidak berubah. Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 9/02/63 /Th.XIX, 2 Februari

10 B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015 RATA-RATA HARGA GABAH (GKP) DI TINGKAT PETANI PADA BULAN JANUARI 2015 NAIK 6,52 PERSEN Selama Januari 2015, komposisi jumlah observasi dari 62 transaksi harga gabah di 10 kabupaten didominasi Gabah Kering Panen (GKP). Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Siam Rukut senilai Rp 7.500,- per Kg yang terdapat di Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar. Sedangkan harga terendah senilai Rp 4.200,- per Kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Siam Palas yang terdapat di Kecamatan Tapin Tengah Kabupaten Tapin. Rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 6,52 persen, dari Rp 5.541,65 per Kg di bulan Desember menjadi Rp 5.903,10 per Kg di bulan Januari Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan naik 6,39 persen dari Rp 5.646,68 per Kg di bulan Desember menjadi Rp 6.007,39 per Kg di bulan Januari Survei harga produsen gabah selama Januari 2015 dilakukan terhadap 62 observasi di 10 Kabupaten meliputi Tanah Laut, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Tanah Bumbu dan Balangan, Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 62 observasi. Tabel 1 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan HPP Menurut Kelompok Kualitas, Januari 2015 Kalimantan Selatan Kelompok Kualitas Jumlah Observasi (%) Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg) Terendah Tertinggi Ratarata Harga Ratarata di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg) Selisih (6) thd (7) (Rp/Kg) (%) GKP , , , , , (100 %) Siam Siam Palas, (Petani) Rukut, Tapin Kertak Tengah Hanyar , (Tapin) (Banjar) (Penggilingan) Keterangan: GKG : KA 14,00% dan KH 3,00% GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% HPP berdasarkan Inpres No,3 Tahun 2012 tgl, 27 Februari 2012, diberlakukan mulai 1 Maret Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 9/02/63/Th.XIX, 2 Februari 2015

11 Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani naik 6,52 persen dari Rp 5.541,65 per kg di bulan Desember menjadi Rp 5.903,10 per kg di bulan Januari Sedangkan harga di tingkat penggilingan naik 6,39 persen dari Rp 5.646,68 per kg selama bulan Desember menjadi Rp 6.007,39 per kg pada bulan Januari Tabel 2 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan Menurut Kualitas Desember Januari 2015 Tingkat Petani (Rp/Kg) Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Kelompok Kualitas Desember Januari 2015 Perubahan (3) thd (2) (%) Desember Januari 2015 Perubahan (6) thd (5) (%) GKP 5.541, ,10 6, , ,39 6,39 Secara umum, komponen mutu gabah selama bulan Januari 2015 cenderung fluktuatif, Rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Lainnya gabah kualitas GKP masing-masing sebesar 14,64 persen dan 3,23 persen. Tabel 3 Rata-rata Komponen Mutu menurut Kualitas Gabah Desember Januari 2015 Kelompok Kualitas Kadar Air (%) Kadar Hampa/Kotoran (%) Desember Januari 2015 Desember Januari 2015 GKP 14,57 14,64 3,15 3,23 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 9/02/63 /Th.XIX, 2 Februari