PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2015

Transkripsi

1 No. 18/04/63/Th.XIX, 1 April PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN MARET NAIK 0,25 PERSEN Pada Maret NTP Kalimantan Selatan tercatat 101,06 atau naik 0,25 persen dibanding NTP Februari. Naiknya NTP ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,90 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan relatif lebih kecil yaitu sebesar 0,64 persen. Dilihat dari subsektornya, satu subsektor pertanian mengalami kenaikan NTP dan empat subsektor mengalami penurunan NTP. Subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 1,63 persen, Subsektor Holtikultura turun sebesar 0,14 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 0,98 persen, Subsektor Peternakan turun sebesar 1,06 persen, dan Subsektor Perikanan turun sebesar 0,03 persen. Pada Maret terjadi inflasi di daerah pedesaan Kalimantan Selatan sebesar 0,69 persen. Hal ini diakibatkan oleh naiknya indeks harga pada subkelompok bahan makanan sebesar 0,75 persen, subkelompok makanan jadi sebesar 0,37 persen, subkelompok sandang sebesar 0,37 persen, subkelompok kesehatan sebesar 0,40 persen, subkelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 1,22 persen, dan pada subkelompok transportasi dan komunikasi sebesar 1,77 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kalimantan Selatan Maret sebesar 105,89 atau naik sebesar 0,35 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya. *) Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 18/04/63 /Th.XIX, 1 April 1

2 1. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Pada bulan Maret, NTP Kalimantan Selatan tercatat sebesar 101,06 atau naik 0,25 persen jika dibandingkan NTP pada bulan Februari sebesar 100,80. Angka NTP tersebut diperoleh dari rasio antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). Jika dilihat masing-masing subsektor, satu subsektor pertanian mengalami kenaikan NTP dan empat subsektor mengalami penurunan NTP. Subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 1,63 persen, Subsektor Holtikultura turun sebesar 0,14 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 0,98 persen, Subsektor Peternakan turun sebesar 1,06 persen, dan Subsektor Perikanan turun sebesar 0,03 persen. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100) Subkelompok Februari Maret % Perubahan (1) (2) (3) (4) 1 Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 103,06 104,74 1,63 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 116,65 119,28 2,26 - Padi 118,22 121,03 2,38 - Palawija 103,08 104,17 1,05 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 113,19 113,89 0,62 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 114,34 115,08 0,65 - Indeks BPPBM 109,99 110,59 0,54 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 18/04/63/Th.XIX, 1 April

3 Tabel 1 Lanjutan Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100) Subkelompok Februari Maret % Perubahan (1) (2) (3) (4) 2 Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 99,89 99,75-0,14 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 112,97 113,55 0,52 - Sayur-sayuran 123,87 125,73 1,50 - Buah-buahan 109,74 109,93 0,17 - Tanaman Obat 105,77 105,91 0,13 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 113,10 113,84 0,65 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 114,59 115,41 0,71 - Indeks BPPBM 105,70 106,05 0,33 3 Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTP-TPR) 89,19 88,31-0,98 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 100,83 100,52-0,30 - Tanaman Perkebunan Rakyat 100,83 100,52-0,30 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 113,05 113,83 0,68 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 114,61 115,35 0,65 - Indeks BPPBM 106,72 107,60 0,83 4 Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTP-TR) 109,57 108,41-1,06 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 120,19 119,53-0,54 - Ternak Besar 125,01 124,77-0,19 - Ternak Kecil 119,31 119,31 0,00 - Unggas 120,53 119,41-0,93 - Hasil Ternak 115,99 115,55-0,38 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 109,69 110,26 0,52 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 114,31 115,07 0,66 - Indeks BPPBM 104,53 104,88 0,34 5 Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTNP) 110,30 110,27-0,03 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 126,82 127,84 0,80 - Penangkapan Ikan 129,73 131,25 1,17 - Budidaya 119,11 118,81-0,24 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 114,98 115,94 0,83 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118,40 119,60 1,01 - Indeks BPPBM 108,87 109,40 0,48 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 18/04/63 /Th.XIX, 1 April 3

4 Tabel 1 Lanjutan Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100) Subkelompok Februari Maret % Perubahan (1) (2) (3) (4) Gabungan a, Nilai Tukar Petani (NTP) 100,80 101,06 0,25 b, Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) 113,65 114,67 0,90 c, Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) 112,75 113,47 0,64 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 114,75 115,54 0,69 - Indeks BPPBM 107,71 108,30 0,55 Gabungan Tanpa Perikanan a, Nilai Tukar Petani (NTP) 99,98 100,26 0,28 b, Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) 112,54 113,56 0,91 c, Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) 112,56 113,26 0,63 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 114,44 115,20 0,66 - Indeks BPPBM 107,61 108,20 0,55 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Maret, indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,90 persen dibandingkan bulan Februari, yaitu dari 114,67 menjadi 113,65. Kenaikan ini sepenuhnya didukung oleh naiknya harga gabah, jagung, cabai rawit, kacang panjang, tomat, nangka, pisang, rambutan, jahe, kelapa, kelapa sawit, ikan patin budidaya, ikan baung, ikan gabus, ikan papuyu, ikan bawal, ikan belanak, ikan kakap, dan ikan manyung. 3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Harga Konsumen Pedesaan Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani bulan Maret mengalami kenaikan sebesar 0,64 persen jika dibandingkan dengan bulan Februari. Jika dilihat dari kelompok konsumsi rumah tangga, subkelompok bahan makanan naik sebesar 0,75 persen, subkelompok makanan jadi naik sebesar 0,37 persen, subkelompok sandang naik sebesar 0,37 persen, subkelompok kesehatan naik sebesar 0,40 persen, subkelompok pendidikan, 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 18/04/63/Th.XIX, 1 April

5 rekreasi, dan olahraga naik sebesar 1,22 persen, dan subkelompok transportasi dan komunikasi naik sebesar 1,77 persen. Dilihat dari biaya produksi dan penambahan barang modal pertanian, pada bulan Maret terjadi kenaikan indeks sebesar 0,55 persen dibandingkan kondisi bulan Februari. Kenaikan ini disebabkan naiknya harga bibit sebesar 0,53 persen, harga pupuk, obat-obatan dan pakan naik sebesar 0,38 persen, biaya transportasi naik sebesar 2,85 persen, penambahan barang modal naik sebesar 0,07 persen, dan upah buruh naik sebesar 0, NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada bulan Maret, nilai NTP-P naik sebesar 1,63 persen. Hal ini disebabkan It mengalami kenaikan sebesar 2,26 persen, sementara Ib mengalami kenaikan relatif lebih kecil yaitu sebesar 0,62 persen. Naiknya It pada bulan Maret sebesar 2,26 persen terjadi akibat dari kenaikan pada kelompok padi sebesar 2,38 persen dan pada kelompok palawija sebesar 1,05 persen. Kenaikan Ib sebesar 0,62 persen disebabkan kenaikan pada indeks kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,65 persen dan kenaikan pada indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal sebesar 0,54 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada bulan Maret, NTP-H turun sebesar 0,14 persen. Hal ini disebabkan It mengalami kenaikan sebesar 0,52 persen, sementara Ib mengalami kenaikan relatif lebih besar yaitu sebesar 0,65 persen. Kenaikan It bulan Maret disebabkan naiknya harga berbagai komoditas pada kelompok sayur-sayuran khususnya komoditas cabai rawit, kacang panjang, dan tomat, pada kelompok buah-buahan khususnya durian, pisang, rambutan, dan pada kelompok tanaman obat komoditas yang mengalami kenaikan harga yaitu jahe. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-TPR) Pada bulan Maret, NTP-TPR turun sebesar 0,98 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,30 persen, sementara Ib mengalami kenaikan sebesar 0,68 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 18/04/63 /Th.XIX, 1 April 5

6 Penurunan It bulan Maret utamanya disebabkan turunnya indeks pada kelompok tanaman perkebunan rakyat (khususnya komoditi karet) sebesar 0,30 persen, yaitu dari 100,83 menjadi 100,52. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh indeks biaya konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan sebesar 0,65 persen, dan juga naiknya indeks biaya produksi dan penambahan barang modal sebesar 0,83 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-TR) Pada bulan Maret, NTP-TR turun sebesar 1,06 persen. Hal ini disebabkan It mengalami penurunan sebesar 0,54 persen, dan Ib mengalami kenaikan sebesar 0,52 persen. Penurunan It bulan Maret disebabkan oleh turunnya harga komoditi Ternak Besar sebesar 0,19 persen, Unggas turun sebesar 0,93 persen, dan Hasil Ternak turun sebesar 0,38 persen. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,66 persen dan indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal naik sebesar 0,34 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada bulan Maret, NTNP naik sebesar 1,80 persen. Hal ini terjadi karena naiknya It sebesar 0,67 persen, sedangkan Ib mengalami penurunan sebesar 1,11 persen. Naiknya It pada bulan Maret disebabkan naiknya indeks kelompok penangkapan ikan (khususnya komoditi ikan baung, ikan lais, udang sungai, ikan bawal, ikan kakap, udang laut, dan cumi-cumi) sebesar 0,72 persen dan naiknya indeks kelompok budidaya ikan (khususnya komoditi ikan mas dan ikan nila) sebesar 0,50 persen. Sementara itu, penurunan yang terjadi pada Ib diakibatkan indeks harga kelompok konsumsi rumah tangga turun sebesar 0,84 persen dan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal turun sebesar 1,64 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Maret, NTN naik sebesar 2,06 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 0,72 persen, sedangkan Ib mengalami penurunan sebesar 1,31 persen. Kenaikan It disebabkan naiknya harga ikan baung, ikan lais, udang sungai, ikan bawal, ikan kakap, udang laut, dan cumi-cumi. Penurunan yang terjadi pada Ib dikarenakan kelompok KRT turun sebesar 0,84 persen dan kelompok BPPBM turun sebesar 2,22 persen. 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 18/04/63/Th.XIX, 1 April

7 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Maret, NTPi naik sebesar 1,07 persen. Hal ini dikarenakan It mengalami kenaikan sebesar 0,50 persen, sedangkan Ib mengalami penurunan sebesar 0,56 persen. Penurunan yang terjadi pada Ib dikarenakan kelompok KRT turun sebesar 0,84 persen. Sementara itu kelompok BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,01 persen. 5. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Pada Maret terjadi kenaikan NTUP sebesar 1,02 persen. Hal ini karena terjadi kenaikan It sebesar 0,42 persen, sedangkan indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,59 persen. Kalau dilihat dari subsektornya, diketahui bahwa NTUP Subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 1,36 persen, Subsektor Holtikultura naik sebesar 0,63 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,36 persen, Subsektor Peternakan naik sebesar 0,62 persen, dan Subsektor Perikanan naik sebesar 2,34 persen. 6. Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, ternyata perubahan NTP bulan Maret didominasi oleh kenaikan NTP, yaitu 21 provinsi mengalami kenaikan NTP, 11 provinsi mengalami penurunan NTP, dan 1 provinsi yang tidak mengalami perubahan NTP. Penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Maluku yaitu sebesar 0,76 persen, sedangkan kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kalimatan Timur yaitu sebesar 1,45 persen. Dari empat Provinsi di Kalimantan yang melaporkan hasil survei bulan Maret, Kalimantan Selatan mengalami kenaikan NTP sebesar 1,03 persen, Kalimantan Tengah turun sebesar 0,38 persen, Kalimantan Timur naik sebesar 1,45 persen, dan Kalimantan Barat naik sebesar 0,71 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 18/04/63 /Th.XIX, 1 April 7

8 Tabel 2 Ranking Nilai Tukar Petani (NTP) Februari Maret (2012 = 100) Februari Maret PROVINSI PROVINSI NTP Ranking % NTP Ranking % (1) (7) (8) (9) (6) (7) (8) (9) JATIM 106,18 1 0,91 JATIM 106,18 1 0,91 JABAR 105,69 2-0,25 JABAR 105,69 2-0,25 BANTEN 105,19 3-0,22 BANTEN 105,19 3-0,22 BALI 103,90 4-0,27 BALI 103,90 4-0,27 SULSEL 103,84 5-0,45 SULSEL 103,84 5-0,45 LAMPUNG 103,20 6 0,00 LAMPUNG 103,20 6 0,00 BABEL 102,96 7-0,23 BABEL 102,96 7-0,23 MALUKU UTARA 102,45 8-0,37 MALUKU UTARA 102,45 8-0,37 NTB 101,97 9 0,59 NTB 101,97 9 0,59 SULBAR 101, ,33 SULBAR 101, ,33 NTT 101, ,68 NTT 101, ,68 GORONTALO 101, ,33 GORONTALO 101, ,33 JATENG 101, ,30 JATENG 101, ,30 KALSEL 100, ,03 KALSEL 100, ,03 YOGYAKARTA 100, ,39 YOGYAKARTA 100, ,39 KALTIM 100, ,45 KALTIM 100, ,45 KEPRI 100, ,17 KEPRI 100, ,17 MALUKU 100, ,76 MALUKU 100, ,76 PAPUA BARAT 99, ,14 PAPUA BARAT 99, ,14 DKI 99, ,16 DKI 99, ,16 SULTRA 99, ,34 SULTRA 99, ,34 KALTENG 98, ,38 KALTENG 98, ,38 SUMBAR 98, ,12 SUMBAR 98, ,12 SULUT 98, ,48 SULUT 98, ,48 SUMUT 98, ,08 SUMUT 98, ,08 SULTENG 97, ,64 SULTENG 97, ,64 SUMSEL 97, ,06 SUMSEL 97, ,06 KALBAR 97, ,71 KALBAR 97, ,71 PAPUA 97, ,32 PAPUA 97, ,32 NAD 97, ,20 NAD 97, ,20 RIAU 96, ,30 RIAU 96, ,30 JAMBI 96, ,76 JAMBI 96, ,76 BENGKULU 95, ,23 BENGKULU 95, ,23 NASIONAL 102,19 0,33 NASIONAL 102,19 0,33 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 18/04/63/Th.XIX, 1 April

9 7. Inflasi Pedesaan Perubahan indeks konsumsi rumah tangga (KRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan Maret, di daerah pedesaan Kalimantan Selatan terjadi deflasi sebesar 0,63 persen akibat turunnya indeks harga pada subkelompok bahan makanan sebesar 0,83 persen dan pada subkelompok transportasi dan komunikasi sebesar 3,52 persen. Sementara itu, indeks subkelompok makanan jadi naik sebesar 0,18 persen, subkelompok sandang naik sebesar 0,63 persen, subkelompok kesehatan naik sebesar 0,32 persen, dan subkelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik sebesar 0,04 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 18/04/63 /Th.XIX, 1 April 9

10 B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET RATA-RATA HARGA GABAH (GKP) DI TINGKAT PETANI PADA BULAN FEBRUARI NAIK 3,12 PERSEN Selama Maret, komposisi jumlah observasi dari 64 transaksi harga gabah di 10 kabupaten didominasi Gabah Kering Panen (GKP). Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Unus senilai Rp 8.000,- per Kg yang terdapat di Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar. Sedangkan harga terendah senilai Rp 4.000,- per Kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang yang terdapat di Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 3,12 persen, dari Rp 6.087,51 per Kg di bulan Februari menjadi Rp 6.087,51 per Kg di bulan Maret. Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan naik 3,05 persen dari Rp 6.190,33 per Kg di bulan Februari menjadi Rp 6.190,33 per Kg di bulan Maret. Survei harga produsen gabah selama Maret dilakukan terhadap 64 observasi di 10 Kabupaten meliputi Tanah Laut, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Tanah Bumbu dan Balangan, Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 64 observasi. Tabel 1 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan HPP Menurut Kelompok Kualitas, Maret Kalimantan Selatan Kelompok Kualitas Jumlah Observasi (%) Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg) Terendah Tertinggi Ratarata Harga Ratarata di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg) Selisih (6) thd (7) (Rp/Kg) (%) GKP , , , , , (100 %) Ciherang, Unus, (Petani) Angkinang Beruntung (Hulu Baru Sungai , (Banjar) Selatan) (Penggilingan) Keterangan: GKG : KA 14,00% dan KH 3,00% GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% HPP berdasarkan Inpres No,3 Tahun 2012 tgl, 27 Februari 2012, diberlakukan mulai 1 Maret Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 18/04/63/Th.XIX, 1 April

11 Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani naik 3,12 persen dari Rp 6.087,51 per kg di bulan Februari menjadi Rp 6.087,51 per kg di bulan Maret. Sedangkan harga di tingkat penggilingan naik 3,05 persen dari Rp 6.190,33 per kg selama bulan Februari menjadi Rp 6.190,33 per kg pada bulan Maret. Tabel 2 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan Menurut Kualitas Februari Maret Tingkat Petani (Rp/Kg) Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Kelompok Kualitas Februari Maret Perubahan (3) thd (2) (%) Februari Maret Perubahan (6) thd (5) (%) GKP 6.087, ,51 3, , ,33 3,05 Secara umum, komponen mutu gabah selama bulan Maret cenderung fluktuatif, Rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Lainnya gabah kualitas GKP masing-masing sebesar 14,87 persen dan 3,07 persen. Tabel 3 Rata-rata Komponen Mutu menurut Kualitas Gabah Februari Maret Kelompok Kualitas Kadar Air (%) Kadar Hampa/Kotoran (%) Februari Maret Februari Maret GKP 14,87 14,87 3,07 3,07 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 18/04/63 /Th.XIX, 1 April 11