barang yang dihasilkan. Menurut para ahli, kualitas adalah :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "barang yang dihasilkan. Menurut para ahli, kualitas adalah :"

Transkripsi

1 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Pengertian Pengendalian Dalam suatu proses produksi terutama pada perusahaan manufaktur diperlukan adanya suatu pengendalian agar kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan dapat terkendali dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Pengendalian merupakan suatu cara untuk memeriksa dan mengarahkan suatu kejadian baik yang sedang atau telah dilakukan agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Yamit (2004:41) pengendalian adalah keseluruhan fungsi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk menjamin tercapainya sasaran perusahaan dalam hal kualitas produk atau jasa pelayanan yang diproduksi Pengertian Kualitas Peranan kualitas diperlukan dalam suatu produk dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen dan mencapai kepuasan konsumen. Dengan adanya perkembangan teknologi maka produsen berusaha menjaga reputasinya. Usaha untuk menjaga reputasi (nama baik) dapat dilakukan melalui kualitas dari barang yang dihasilkan. Menurut para ahli, kualitas adalah : 1. Keseluruhan fiture dan karakteristik produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar (Render, Barry & Heizer, 2004:253). 2. Suatu standar khususnya dimana kemampuannya, kinerja, kendalanya, kemudahan pemeliharaan dan karakteristiknya dapat diukur (Yamit, 1996:337). 17

2 Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk yang dapat diukur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan Dimensi-Dimensi Kualitas Menurut Gavin dalam Ariani (2001:210) ada delapan dimensi kualitas yang telah dikembangkan dan dapat diterapkan atau dipergunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis, terutama untuk produk yang standart kualitasnya termasuk di dalam dimensi-dimensi kualitas dapat dirinci sebagai berikut : 1. Kinerja karakteristik operasi pokok dari produk inti 2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Feature) 3. Kehandalan (Reliability) 4. Kesesuaian dengan spesifikasi (Confermance to specification) 5. Daya tahan (charability) berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan 6. Serviceability, meliputi tentang kecepatan, kenyamanan dan mudah direparasi. 7. Estetika, berkaitan dengan daya tarik produk terhadap panca indera 8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) berkaitan dengan citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadap barangnya Pengertian Pengendalian Kualitas Jaminan suatu produk atau jasa yang dihasilkan produsen standar yang telah ditetapkan perusahaan diperlukan suatu manajemen yang baik dari perusahaan. Manajemen tersebut mencakup semua sumber daya yang ada di 18

3 perusahaan dan semua aktifitas yang mendukung terciptanya suatu produk yang berkualitas baik. Untuk mengurangi terjadinya produk cacat maka perlu adanya pengawasan kualitas. Bila suatu produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan baik, maka perusahaan memiliki citra baik di mata konsumen serta perusahaan mendapatkan kepercayaan konsumen untuk mengkonsumsi produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang berkualitas baik diperlukan adanya pengendalian kualitas. Dengan adanya pengendalian kualitas yang baik perusahaan dapat mengetahui adanya suatu kesalahan sedini mungkin pada proses produksi, sehingga dapat dihindari adanya produk cacat dan tidak sesuai dengan standard perusahaan. Ada beberapa pengertian pengendalian kualitas dari para ahli, antara lain : 1. Menurut Assauri (1999:210) pengendalian kualitas adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijakan dalam hal mutu dapat tercermin dan hasil akhir atau usaha agar dapat mempertahankan mutu atau kualitas dari barang yang telah dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah diterapkan berdasarkan perusahaan. 2. Menurut Purnomo (2003:163) pengendalian kualitas adalah alat Bantu manajemen untuk menjamin kualitas, karena pada dasarnya tidak ada 2 produk yang dihasilkan perusahaan itu sama besar dan tidak dapat dihindarkan adanya variasi. 3. Menurut Handoko (2003:162) pengendalian kualitas adalah aktivitas pengendalian proses untuk mengukur ciri-ciri kualitas produk, 19

4 membandingkan dengan spesifikasi atau persyaratan dan mengambil tindakan-tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan penampilan yang sebenarnya dan yang standar Tujuan dan Fungsi Pengendalian Kualitas Menurut Ahyari (2002:239) tujuan dan fungsi pengendalian kualitas adalah : 1. Peningkatan kepuasan konsumen 2. Penggunaan biaya serendah-rendahnya 3. Selesai tepat pada waktunya Menurut Assauri (1999:210) tujuan dilaksanakannya pengendalian kualitas adalah : Agar hasil produksi dapat mencapai standart mutu dan kualitas yang telah ditetapkan Agar bisa menyesuaikan biaya inspeksi menjadi sekecil mungkin Mengusahakan agar biaya design produk dan proses penggunaan mutu tertentu dapat menjadi kecil Mengusahakan agar biaya produksi menjadi serendah mungkin Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa prinsip dan tujuan pengendalian kualitas adalah agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standart yang telah ditentukan dan direncakan sebelumnya. Sedangkan fungsi pengendalian kualitas mengandung pelaksanaan, pengukuran dan pola tindakan korektif yang meyakinkan tercapainya tujuan secara luas akibat pengendalian adalah : 20

5 1. Melakukan pengukuran pelaksanaan tujuan atau rencana kegiatan kebijakan yang telah diterapkan lebih dulu 2. Untuk menganalisis pelaksanaan kegiatan, tujuan, rencana dan kebijakan untuk mencari penyebabnya. 3. Untuk mempertimbangkan alternatif atas dasar arah tindakan yang dapat diambil dapat mengoreksi semua gejala-gejala yang ada didalamnya. 4. Menilai dan melengkapi alternatif yang baik dan sesuai dengan kemampuan di dalam pengendalian kualitas yang baik tentang hasil rencana dan kebijakan tetang pengendalian yang dapat dikomunikasikan dengan baik dan lengkap. 3.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas Kualitas pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut : 1. Fungsi suatu barang Suatu barang yang dihasilkan hendaknya memperhatikan fungsi untuk apa barang tersebut digunakan atau dimaksudkan. Dengan demikian barang-barang yang dihasilkan harus dapat benar-benar memenuhi fungsi tersebut. 2. Wujud luar barang Salah satu faktor yang sering dilakukan konsumen dalam melihat suatu barang pertama kalinya untuk menentukan kualitas barang tersebut secara fisik wujud luar tercermin dari usaha, bentuk, susunan dan sebagainya. 3. Biaya barang Barang-barang yang mempunyai biaya atau harga yang mahal dapat menunjukkan bahwa mutu atau kualitas dari barang tersebut lebih baik dari pada barang yang lainnya. Hal ini terjadi 21

6 karena biasanya untuk mendapatkan mutu yang lebih baik dibutuhkan biaya yang lebih mahal, karena kemungkinan besar barang tersebut menggunakan bahan baku atau teknik pembuatan yang membutuhkan biaya yang lebih mahal. Menurut Assauri (1999:206) secara umum ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas dapat diklarifikasikan sebagai berikut : 1. Fasilitas operasi seperti kondisi fisik bangunan. 2. Peralatan dan perlengkapan. 3. Bahan baku dan material. 4. Pekerja maupun staff organisasi. 3.7 Aktivitas Pengendalian Kualitas Pengertian aktivitas pengendalian kualitas menurut Purnomo (2003:162) : 1. Pengamatan terhadap informa produk atau proses. 2. Membandingkan perfoma yang di tampilkan dengan standar yang berlaku. 3. Mengambil tindakan-tindakan apabila terdapat penyimpanganpenyimpangan yang cukup signifikan dan bila perlu dibuat tindakantindakan untuk mengoreksinya. 3.8 Pengendalian Proses Statistikal Pengendalian proses statistical merupakan suatu alat yang dapat mempengaruhi keputusan yang berhubungan dengan pembuatan produk yaitu fungsi spesifikasi, produksi dan insfeksi. 22

7 Pengendalian proses statistical adalah suatu terminologi yang mulai digunakan sejak tahun 1970-an untuk menjabarkan penggunaan teknik statistical dalam memantau dan meningkatkan performansi proses penghasilan produk yang berkualitas. Pada tahun 1950-an sampai 1960-an digunakan terminology pengendalian kualitas statistical yang memiliki pengertian sama dengan pengendalian proses statistical. Standar Industri Jepang (JIS) mendefinisikan pengendalian mutu adalah suatu sistem tentang metode produksi yang secara ekonomis memproduksi barangbarang atau jasa yang bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Banyak keputusan mengenai masalah yang berhubungan dengan mutu diperlukan dalam sistem produksi, teknik pengendalian proses statistical dapat memberi suatu sumbangan yang berguna bagi penelitian semacam ini. Teknik pengendalian proses statistical mendatangkan hasil tertentu yang diinginkan yang tidak dapat dicapai dengan cara lainnya, hal ini mungkin dapat dikatakan sebagai manfaat langsung dari pengendalian proses statistical. A. Pengendalian Proses Secara Statistik Sistem pengendalian proses dapat digambarkan sebagai sistem umpan balik. Sistem pengendalian proses secara statistk merupakan salah satu tipe sistem umpan balik. Adapun 4 unsur penting yang terdapat dalam sistem tersebut adalah sebagai berikut : 1. Proses 23

8 Melalui proses ini kita dapat mengkombinasikan tentang supliyer, produsen, manusia, bahan, metode dan lingkungan yang bekerja sama menghasilkan produk (output) dan pelanggan yang menggunakan produk tersebut. Performa total dari proses tergantung pada proses tersebut di disain dan di implementasikan serta bagaimana cara tersebut di oprasikan dan diatur. Sistem produksi baik terhadap pengendalian tingkat mutu tinggi maupun terhadap perbaikan performa total proses. 2. Informasi Tentang Performa Informasi yang paling membantu berasal dari pemahaman proses itu sendiri dan variable internal. Kita perlu menentukan target terhadap karakteristik proses yang hasilnya terdapat pada proses yang paling produktif. Serta memonitor seberapa dekat atau jauh dari target tersebut jika informasi tersebut digabung dan dapat di interprestasi kan maka dapat di ketahui apakah proses tersebut berjalan sebagai mana biasanya atau tidak. Tindakan yang sesuai dan tepat waktu perlu di lakukan untuk memperbaiki proses, sehingga usaha pengumpulan informasi tidak sia-sia. 3. Tindakan terhadap proses Merupakan tindakan paling ekonomis untuk mencegah karakteristik karakteristik penting tidak berbeda terlalu jauh dari target. Tindakan dapat di lakukan terhadap : Perubahan pada operasi seperti pada operator. Unsur unsur dasar proses, seperti peralatan yang perlu diperbaiki, desain proses secara keseluruhan dan bagaimana orang berkomunikasi Pengaruh tindakan tersebut harus di monitor dan di analisis lebih lanjut. 24

9 4. Tindakan dapat dilakukan terhadap produk Tindakan ini sebenarnya kurang ekonomis jika di batasi untuk mendeteksi dan mengoreksi di luar spesipikasi produk tanpa menunjukan masalah proses yang mendasari. Jika produk yang umum tidak memenuhi kebutuhan pelanggan, maka perlu dilakukan penyortiran terhadap semua produk dan menghasilkan kembali beberapa rincian barang yang sesuai. 3.9 Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas Statistik Ruang lingkup pengendalian kualitas statistik pada dasarnya mempunyai beberapa alat yang digunakan dalam pengendalian kualitas yaitu : 1. Lembar Periksa ( Cheek Sheet ). Merupakan lembar pemeriksaan atau lembar pengumpulan data yang digunakan sebagai alat bantu untuk memudahkan pengumpulan data. Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi masalah yang ada. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengisi lembar periksa adalah sebagai berikut: Tujuan pengisian lembar periksa (Pengumpulan data) harus jelas apa yang hendak diketahui untuk dilakukan penelitian, sehingga dalam pemilihan data akan lebih terarah sesuai dengan tujuan. Lembar pengumpulan data harus sederhana bentuknya membuat kolom yang sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat diisi dengan mudah dan tepat. Lembar pengumpulan data mudah di mengerti, dalam pembuatannya harus benar dan mudah untuk di fahami baik oleh pengumpul data maupun oleh orang lain. 25

10 Lembar pengumpulan data harus memberikan informasi yang diperlukan, maksudnya apakah data yang di dapat cukup lengkap sebagai landasan untuk bertindak, sehingga data yang dikumpulkan memberi manfaat seperti: - Memahami situasi yang sebenarnya. - Menganalisa masalah yang ada. - Membantu dalam mengambil keputusan. Tabel 3. 1 Contoh Lembar Periksa ( Check Sheet) NO TANGGAL JUMLAH KERTAS Histogram. JUMLAH DITOLAK JUMLAH DITERIMA Digunakan untuk distribusi data yang dikumpulkan Diagram Pareto Gambar 3.1 Bentuk Histogram 26

11 Digram pareto adalah diagram balok yang di susun secara berjenjang mulai dari yang tertinggi hingga yang terendah. Yang digunakan untuk menentukan urutan prioritas masalah yang dipecahkan Langkah-langkah diagram pareto : 1. Menentukan item klasifikasi yang akan anda gunakan dalam grafik sebagai contoh, grafik dapat mendaftar item sesuai macam cacat, kerusakan, grup kerja, produk dan kehancuran. (bila cacat anda tidak diklasifikasikan atau di itemisasikan maka anda dapat menyusun diagram pareto, ulangi lembaran pemeriksaan anda. Sehingga data anda akan di itemisasikan. 2. Tetapkan periode waktu untuk digambarkan pada grafik anda dengan kata lain dari waktu apa mencakup ke waktu apa. Tidak terdapat batasan periode waktu sehinga pada umumnya periode waktu akan berpariasi sesuai dengan situasi. Hal yang penting untuk diingat adalah mencoba menetapkan periode yang sama untuk semua grafik yang berkaitan sehingga anda dapat membandingkan. 3. Jumlah setiap item untuk periode yang anda tetapkan jumlah setiap item akan ditunjukan dengan balok panjang. Bila perlu dapat digunakan 100 % sebagai total dan menghitung jumlah persentase setiap item. 4. Gambar sumbu horizontal dan vertikal pada kertas grafik dan membatasi sumbu vertical dengan unit yang tepat (jumlah cacat dan persentase cacat). 5. Dibawah sumbu horizontal, tulis item yang paling penting dan yang lainnya, sehingga item cacat utama ditunjukan pada grafik paling kiri. 27

12 6. Gambar balok, tinggi balok akan menggambarkan nilai pada sumbu vertikal. Jagalah lebar balok agar selalu sama dan setiap balok harus selalu nempel dengan balok lainnya. Jika anda membuat jarak antar balok buatlah jarak yang seragam. 7. Berikan judul pada grafik dan tulis dengan singkat sumber data grafik tersebut. Kegunaan diagram pareto Diagram pareto adalah langkah pertama dalam membuat perbaikan Menunjukan masalah utama, maksudnya yaitu bahwa diagram pareto dapat menunjukan penyebab utama yang merupakan kunci dalam penyeleksian produk cacat. Membantu dalam mengambil keputusan Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan terhadap keseluruhan masalah Untuk mengevaluasi pada tahap selanjutnya. Tabel 3. 2 Data Jumlah Cacat NO JENIS CACAT JUMLAH CACAT % CACAT

13 Gambar 3. 2 Diagram Pareto 4. Diagram sebab akibat Diagram sebab akibat adalah suatu alat untuk menemukan faktor-faktor yang berpengaruh pada masalah yang akan dipecahkan. Perbaikan kualitas dari produk hasil proses produksi dapat disebabkan oleh: Bahan baku Mesin Metode Manusia Lingkungan Faktor-faktor diatas mempunyai hubungan dengan perbedaan kualitas yang dapat digambarkan dalam sebab akibat, sehingga dapat dengan mudah diketahui penyebab utama dalam perbaikan kualitas yang paling dominan. Langkah-langkah membuat diagram sebab akibat (Fishbone Diagram) adalah sebagai berikut : 29

14 1. Mulai dengan pernyataan-pernyataan masalah-masalah utama yang penting dan mendesak untuk diselesaikan. 2. Tulis pernyataan masalah itu pada kepala ikan yang merupakan akibat (effect). Tulis pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan) kemudian gambarkan tulang belakang dari kiri kekanan dan tempatkan pernyataan masalah itu dalam kotak. 3. Tulis faktor-faktor penyebab-penyebab utama (sebab-sebab yang mempengaruhi masalah kualitas sebagai tulang besar yang ditempatkan dalam kotak. 4. Tulis penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebabpenyebab utama (tulang besar) serta penyebab sekunder itu dinyatakan sebagai tulang berukuran sedang. 5. Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebabpenyebab sekunder (tulang berukuran sedang) serta penyebab-penyebab tersier itu dinyatakan sebagai tulang berukuran kecil. 6. Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan berilah tanda faktor-faktor penting tertentu yang kelihatan memiliki pengaruh nyata terhadap karakteristik kualitas. 7. Catatlah informasi yang perlu didalam diagram sebab akibat itu. Seperti judul, nama produk, proses, kelompok, tanggal dan lain-lain. Apabila dikerjaka oleh suatu grup, maka pembuatan diagram sebab akibat melalui sumbang saran (brain storming) dengan dasar pendekatan sistem. Dengan cara pendekatan ini dapat membantu penyusunan diagram sebab akibat. 30

15 Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam sumbang saran yang harus dipenuhi yaitu : Berupa diskusi bebas Tidak mengkritik atau mencela orang lain Tidak melarang orang untuk berbicara atau berpendapat Prinsip-prinsip tersebut dianut dengan alasan bahwa makin banyak pendapat akan semakin baik. Baru kemudian dilakukan penyaringan (eliminasi). Dan diambil pokok-pokok penting dari pendapat tersebut yang merupakan faktor yang berpengaruh terhadap suatu akibat tertentu. Kegunaan diagram sebab akibat Digunakan untuk menemukan sebab-sebab timbulnya persoalan serta apa akibatnya. Diagram ini digunakan untuk menganalisa timbulnya akibat, yaitu mencari atau menemukan dan menggambarkan faktor-faktor penyebab dari suatu akibat yang diamati Dalam hal ini ada 5 faktor utama yang perlu diperhatikan yaitu : Bahan baku Mesin Metode Manusia LingkunganSebab-sebab keragaman dapat terjadi karena : Manusia Mesin Metode Deffect material Material Lingkungan 31

16 Gambar 3. 3 Diagram Sebab Akibat 5. Diagram Pancar (Scater Diagram) Diagram pancar adalah suatu diagram yang memperlihatkan hubungan atau korelasi antara sebab dan akibat. Diantara suatu penyebab dengan penyebab lain dan hubungan dengan satu penyebab dengan dua penyebab lain. Pedoman pembuatan diagram pancar adalah : 1. Mengumpulkan sejumlah data yang akan diteliti kedalam lembar pemeriksaan. 2. Membuat sumbu tegak dan sumbu datar beserta skalanya. Bila hubungan antara data-data tersebut merupakan sebab-akibat, maka, besaran penyebab diletakan pada sumbu (X) sumbu mendatar dan besaran akibat diletakan pada sumbu (Y). 3. Masukan data yang dihasilkan dari penelitian. 6. Stratifikasi Stratifikasi adalah alat yang digunakan untuk menguraikan atau mengklasifikasikan persoalan menjadi kelompok-kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama (misalnya : jenis, sifat dan ukuran). Data atau ukuran yang diamati biasanya selalu bervariasi yang disebabkan oleh berbagai factor. Apabila data tersebut dapat digolongkan berdasarkan faktor-faktor yang diduga merupakan penyebab variasi maka faktor-faktor penyebab tersebut, akan mudah 32

17 didapati karena dipersempit variasinya. Dengan cara ini kita akan lebih mudah meningkatkan mutu dengan mengurangi variasi dan meningkatkan keseragaman. Kegunaan stratifikasi adalah : 1. Melihat masalah secara baik terarah dan mendalam 2. Mempermudah dalam mengambil keputusan 3. Menghindari salah tafsir 4. Membantu membuat diagram Pareto, Histogram dan lain-lain. 7. Peta Kendali Pertama kali dikenalkan oleh W.A. Shewher pada tahun Dengan pandangan untuk menghilangkan variasi tidak normal dengan membedakan variasi terhadap assignable Couses dari Change Causes. Sebuah peta kendali terdiri dari garis tengah ( GT ), batas kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB) serta nilai karakteristik digambarkan peta yang menggambarkan proses (keadaan proses). BKA GT BKB Gambar 3. 4 Peta Kendali Bagan kendali control (Control Chart) merupakan garis grafik dengan pencantuman batas maksimum dan minimum yang merupakan batas daerah pengendalian. Bagian ini menunjukan perubahan data dari waktu ke waktu tetapi 33

18 tidak menunjukan penyebab penyimpangan, menskipun adanya penyimpangan itu terlihat pada bagan kendali tersebut. Salah satu tujuan dari bagan pengendalian adalah untuk membuat atau menghasilkan produk-produk yang sama sesuai standar. Apabila kondisi pembuatan atau faktor-faktor utama dari suatu sistem berubah dari biasanya, maka pada bagan pengendalian menunjukan perubahan tersebut. Dalam hal ini tindakan yang harus diambil untuk mengembalikan bagan pada kondisi semestinya. Yaitu dengan mencari penyebabnya. Dengan demikian akan meyakinkan aktivitas produksi berada dalam kondisi standar. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bagan kendali yaitu : 1. Mengumpulkan data. Diperlukan lebih dari 100 data. Data dan cara pengambilannya serupa dengan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. 2. Membagi 2 data dalam beberapa sub grup. Pemilihan sub grup dapat didasarkan pada urutan pengukuran atau lot dan tiap sub grup terdiri atas 2 hingga 5 buah data. - Data yang diperoleh dengan kondisi teknik yang sama di kelompokan dalam satu grup - Dalam satu grup jangan dimasukan data dari lot atau sifat yang berbeda. Karena itu, umumnya data dikelompokan dalam satu grup menurut hari, waktu, lot dan sebagainya. Jumlah data di dalam masingmasing sub grup dinyatakan sebagai n, sedangkan jumlah sub grup dinyatakan dalam k. 34

19 Bagan kendali dapat diklasifikasikan kedalam 2 tipe umum. Apabila karakteristik kualitas dapat diukur dan dinyatakan dalam bilangan, ini biasanya dinamakan bagan pengendali variabel. Yang termasuk bagan pengendali variable yaitu : - Grafik X - Grafik R - Grafik S Sedangkan apabila karakteristik kualitas tidak dapat diukur dan dinyatakan dalam bilangan, biasanya dinamakan bagan pengendali sifat (atribut). Yang termasuk bagan pengendali sifat adalah : - Grafik P dan NP - Grafik C - Grafik U Bagan pengendali yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta kendali P. Peta P merupakan peta control proses yang berhubungan dengan karakteristik kualitas yang hanya didapat dan diperoleh sebagai atribut atau karakteristik kualitas yang dianggap sebagai atribut. Peta P digunakan untuk fraksi tolak produk karena tidak memenuhi spesifikasi atau dapat juga dikatakan cacat. Fraksi tolak (P) dedefinisikan sebagai angka rasio antara jumlah produk yang tidak memenuhi spesifikasi pada suatu pemeriksaan dengan jumlah total produk yang diperiksa. Persentase tolak atau 100 P merupakan kelipatan 100 dari fraksi tolak. Untuk perhitungan batas kontrol aktual perlu digunakan fraksi tolak 35

20 untuk pemetaan dan persentasi umum tentang hasil kepada operator dan manajemen, fraksi tolak biasanya dikonversikan kepersentase tolak. Pemakaian peta P, didasarkan pada konsep yang menyatakan bahwa distribusi nilai P akan mengikuti distribusi binomial. Peta P dapat digunakan pada pemeriksaan 100 % maupun pada sample lot perlot. Batas control yang digunakan pada peta P biasanya adalah 3, karena pertimbangan ekonomis dan juga mampu memberikan indikasi terjadinya variasi etnik pada proses melalui peta. Hal tersebut didasarkan atas pemikiran bahwa peluang jatuhnya nilai P diluar batas kontrol adalah 0.27 % yang sangat kecil kemungkinannya apabila proses tidak berubah. Kegunaan dari peta kontrol P adalah : 1. Untuk menemukan proporsi rata-rata produk yang tidak sesuai (rusak/cacat) berdasarkan pemeriksaan selama satu periode 2. Memberikan informasi menajemen tentang perubahan-perubahan dalam rata-rata tingkatan mutu 3. Memberikan indikasi gambaran proses sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan tindakan untuk mengidentifikasi dan mengoreksi sebab-sebab terjadinya penurunan kualitas 4. Memberikan gambaran mengenai tempat-tempat penggunaan X dan R, guna mendiagnosis masalah-masalah kualitas. Langkah-langkah yang digunakan dalam pembuatan peta control yang umumnya digunakan untuk keperluan praktis adalah : Persiapan pembuatan peta control a. Penentuan tujuan pembuatan peta control. 36

21 b. Pemilihan stasiun pemeriksaan dan karakteristik kualitas yang dipetakan c. Menentukan penyeleksian atau pemilihan sub grup d. Pemilihan jenis (tipe) bagan yang akan digunakan (P dan np) e. Menentukan keputusan mengenai perhitungan batas-batas control f. Penyusunan lembar / formulir pencatatan dan pembaganan data. Pembuatan peta control a. Pencatatan pengumpulan data b. Menghitung fraksi tolak (P). setiap sub grup, rumus yang digunakan dalam menghitung fraksi tolak tiap grup (P) adalah : Pi ri n r i = jumlah produk yang ditolak dalam sub grup n = jumlah yang diperiksa dalam sub grup c. Menghitung P, rata-rata bagian yang ditolak (fraksi tolak) Rumus yang digunakan : P ri n ri = Jumlah keseluruhan produk yang ditolak selama periode tertentu n = Jumlah keseluruhan produk yang diperiksa selama periode penelitian. d. Menghitung batas-batas control untuk setiap sub grup berdasarkan rata-rata bagian yang diamati, P. rumus yang digunakan untuk menghitung simpangan baku, P yaitu : 37

22 σ P P(1 P) n Maka batas-batas control untuk peta P sebagai berikut : BKAp P 3 GT P BKBp P 3 P(1 P n P(1 P n e. Penebaran (pelukisan) titik-titik dan batas-batas control. Lukiskan batas-batas control percobaan segera setelah dihitung dan di perhatikan apakah proses tersebut tampaknya berada dalam control. Melanjutkan penggunaan peta control a. Pemilihan fraksi tolak (P) b. Perhitungan batas-batas control c. Penebaran titik-titik dan batas-batas d. Penafsiran mengenai kurangnya control e. Peninjauan kembali dan revisi nilai standar periodik (P) Laporan dan tindakan berdasarkan peta kontrol a. Tindakan untuk membawa proses kedalam control pada tindakan yang memuaskan b. Peninjauan kembali spesifikasi dalam hubungannya dengan kemampuan proses produksi c. Informasi bagi manajemen mengenai tingkatan mutu Interpretasi keadaan tak terkendali pada peta kontrol Kemampuan melakukan interpretasi terhadap berbagai pola yang timbul pada peta kontrol merupakan hal yang penting dalam menggunakan 38

23 peta control. Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam atas proses yang dikendalikan sangat membantu keefektipan penggunaan peta kontrol. Setelah peta kontrol di implementasikan dalam produksi, peta ontrol akan memeberikan informasi tentang perubahan yang terjadi selama proses berlangsung yaitu saat tindakan perbaikan perlu diambil. Tetapi peta kontrol tidak memberikan letak sumber masalah itu sendiri. Secara terperinci keadaan tak terkendali yang terlihat pada peta X dan peta P adalah apabila kondisi sebagai berikut : 1. Beberapa titik (nilai P atau X). keluar dari batas kontrol (termasuk titik-titik yang tepat pada garis batas kontrol) untuk proses yang sudah baik (terkendali selama periode yang panjang) proses tidak terkendali apabila : - Dari 35 titik yang berurutan terdapat lebih dari 7 titik yang keluar dari batas kontrol. - Dari 100 titik yang berurutan terdapat lebih dari 2 titik yang keluar dari batas kontrol. 2. Titik-titik yang secara mengelompok menunjukan bentuk khusus. Meskipun dalam batas-batas kontrol. Untuk keadaan yang terkendali pada kasus ini dapat dibentuk : a. Deret Bila ada beberapa titik pada peta control selalu berada di atas atau di bawah garis tengah secara berurut. Yang kejadiannya dapat berupa : 39

24 Bila ada 7 titik berurutan semuanya jatuh di atas atau di di bawah garis tengah Bila ada 11 titik berurutan paling sedikit 10 titik jatuh diatas atau dibawah garis tengah Bila dalam 14 titik secara berurutan terdapat paling 12 titik jatuh diatas atau dibawah garis tengah Bila dalam 17 titik secara berurutan terdapat paling sedikit 14 titik berada diatas atau di bawah garis tengah Bila dalam 20 titik secara berurutan terdapat paling sedikit 16 titik berada di atas atau di bawah garis tengah b. Kecenderungan Apabila dari sekumpulan titik terdapat paling sedikit 7 titik secara kontinu jatuh membentuk kecenderungan keatas atau kebawah. 40

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Ada banyak sekali definisi dan pengertian kualitas, yang sebenarnya definisi atau pengertian yang satu hampir sama dengan definisi atau pengertian yang lain.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi 2.1.1 Pengertian Riset Operasi Menurut Mulyono, riset adalah proses untuk mencari kebenaran suatu masalah atau hipotesa, sedangkan operasi didefinisikan sebagai penerapan

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Banyaknya perusahaan di era globalisasi memicu keberadaan produk lokal dan nasional tidak akan luput dari tuntutan persaingan, selain itu juga mempunyai peluang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENGERTIAN PENGENDALIAN KUALITAS 2.1.1 Pengertian Pengendalian Kegiatan pengendalian dilaksanakan dengan cara memonitor keluaran (output), membandingkan dengan standart - standart,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Mutu Dalam dunia industri baik industri jasa maupun manufaktur mutu adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality) BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam dunia industri banyak sekali hal-hal yang dapat mempengaruhi proses produksi, salah satunya yang menjadikan penentu suatu keberhasilan produksi adalah kualitas dari barang yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Pengertian mutu atau kualitas akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung pada konteksnya. Mutu atau kualitas suatu barang pada umumnya diukur dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengendalian Kualitas 3.1.1 Definisi Kualitas Tinggi rendahnya kualitas suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, berhubungan langsung dengan kepuasan dan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar dari

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Dalam buku yang berjudul Manajemen Operasi, Heizer & Render (2009:301) mendefinisikan pengertian kualitas sebagaimana dijelaskan oleh American

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat perkembangan dan kemajuan suatu perusahaan. Perusahaan yang beroperasi tanpa memperhatikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, dilakukan studi pendahuluaan terlebih dahulu. Studi pendahuluan dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian untuk pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan, hingga analisa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module. Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode. Penelitian. kasus. kasus. kasus

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode. Penelitian. kasus. kasus. kasus 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis dan Metode Unit Analisis Time Horizon Penelitian 1. Menganalisis jenis cacat yang

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK ABSTRAK PD Jaya Sentosa adalah perusahaan manufaktur yang harus berjuang untuk mempertahankan produknya laku dipasaran. Upaya yang dilakukan selama ini adalah dengan mempertahankan kualitas produk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Produksi merupakan sebuah siklus yang dilakukan oleh perusahaan dalam penyediaan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada pasar demi keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper Machine 3

Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper Machine 3 Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper Machine 3 Vera Devani 1, Fitri Wahyuni 2 Abstract. Purpose of this research is to determine types and causes of defects

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era saat ini, perekonomian adalah salah satu sektor pembangunan yang penting dan harus benar-benar diperhatikan dalam suatu negara. Apalagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang semakin pesat. Dampaknya adalah persaingan antar industri semakin ketat, terutama industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Plastik Plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Bahan

Lebih terperinci

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Pengertian Kualitas Kualitas tidaklah harus yang terbaik secara mutlak tapi secara umum dapat diartikan sebagai yang terbaik dalam batas-batas kondisi yang diinginkan

Lebih terperinci

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212 III Control chart for variables Pengendalian Kualitas TIN-212 Common dan Assignable causes of variation Variabilitas dapat dibagi ke dalam dua kategori: 1. Common causes of variation. Variasi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengertian manajemen sendiri menurut George R. Terry (http://organisasi.org, 2003) adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN. pengertian manajemen sendiri menurut George R. Terry (http://organisasi.org, 2003) adalah: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perekonomian industri-industri di Indonesia pada saat memasuki persaingan global, perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut memerlukan sebuah keunggulan kompetitif.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6 ABSTRAK PT Dhaya Tuhumitra adalah perusahaan penghasil sepatu sandal wanita dengan orientasi pasar ekspor sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu proses berfikir dari menemukan masalah, mengumpulkan data, baik melalui tinjauan pustaka maupun melalui studi lapangan, melakukan pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena berguna untuk membantu usaha tersebut untuk mencapai tujuannya yaitu memberikan keuntungan

Lebih terperinci

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses BAB III METODE CONTROL CHART 3.1 Control Chart Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat bersaing dan meningkatkan keunggulan kompetitif dengan perusahaan lain yang sejenis,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasi. Manajemen operasi merupakan bagian dari ilmu manajemen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasi. Manajemen operasi merupakan bagian dari ilmu manajemen. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Landasan Teori 2. 1. 1. Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan bagian dari ilmu manajemen. Manajemen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba yang maksimal dengan modal yang tersedia. Dengan demikian perusahaan akan mencari

Lebih terperinci

management is defined as the design, operation, and improvement of the system that

management is defined as the design, operation, and improvement of the system that BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PENELITIAN 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006, p4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini bisa terjadi karena adanya niat serta

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini bisa terjadi karena adanya niat serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi industri manufaktur Indonesia saat ini mengalami perkembangan dan kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini bisa terjadi karena adanya niat serta tekad yang begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat dengan memasuki era globalisasi, karena persaingan bukan hanya dengan perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Laporann Tugas Akhir BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, menurut Moh, Nazir dalam Metode Penelitian, cetakan ke-4 (1999;63) yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan-perusahaan di Indonesia saat ini dihadapkan pada persaingan yang sangat ketat. Hal ini dikarenakan banyaknya perusahaanperusahaan baru bermunculan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION MEDIA ASMAJAYA DAN HARI MOEKTIWIBOWO Program Studi S1 Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan salah satu perusahaan tekstil yang bergerak dalam bidang pembuatan benang menjadi kain. Untuk mempertahankan citranya di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat maka PT. X selalu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang semakin maju, industri konveksi pun semakin berkembang pesat mengikuti irama pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan, sasaran oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat keadaan perekonomian di Indonesia menjadi tidak menentu. Nilai mata uang rupiah yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Produktivitas dan Pengukuran produktivitas 2.1.1.Produktivitas Produktivitas adalah ukuran pendayagunaan faktor produksi dan peran serta tenaga kerja dalam proses produksi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna

BAB II LANDASAN TEORI. dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan perbaikan dan penurunan variasi karakteristik kualitas dari suatu produk barang atau jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Botol Kemasan Sabun Lifebuoy Bahan baku utama untuk pembuatan botol kemasan sabun lifebuoy adalah biji plastik berwarna putih yang sudah memenuhi standar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu peranan manajemen operasi bagi suatu perusahaan adalah membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu peranan manajemen operasi bagi suatu perusahaan adalah membantu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu peranan manajemen operasi bagi suatu perusahaan adalah membantu manajer dalam menghadapi masalah pengambilan keputusan dan kegiatan yang diperlukan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Pengumpulan Data Pengumpulan data primer

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Pengumpulan Data Pengumpulan data primer 46 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data lapang penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2010. Tempat penelitian dilakukan di PPP Sadeng, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, pasti. membutuhkan manajemen operasi. Teknik manajemen operasi diterapkan di

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, pasti. membutuhkan manajemen operasi. Teknik manajemen operasi diterapkan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, pasti membutuhkan manajemen operasi. Teknik manajemen operasi diterapkan di seluruh dunia pada seluruh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Fouad dan Mukattash (2010) yang berjudul Statistical Process

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Fouad dan Mukattash (2010) yang berjudul Statistical Process BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian Fouad dan Mukattash (2010) yang berjudul Statistical Process Control Tools: A Practical guide for Jordanian Industrial Organizations. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, kondisi, ataupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat pertumbuhan yang kurang menggembirakan, hal ini merupakan dampak dari adanya resesi perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai dengan revolusi di segala bidang, yang membuat faktor-faktor produksi seperti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas (Quality) Dalam konteks pembahasan tentang pengendalian proses statistikal, terminologi kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan suatu proses yang dilaksanakan selama jangka waktu tertentu dan memerlukan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan dana. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROSES PRODUKSI 2.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan

Lebih terperinci

Definisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Mutu

Definisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Mutu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Mutu 2.1.1. Definisi Sebuah perusahaan akan berfokus pada bagaimana memberikan kepuasan kepada para pelanggannya, dimana hal tersebut hanya didapatkan apabila perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik 47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik (Agroplas). Variabel yang diteliti adalah metode pengendalian kualitas yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pertumbuhan industri di Indonesia mengalami peningkatan yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala kecil dan rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan manufaktur, sistem manajemen harus

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan manufaktur, sistem manajemen harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di dalam suatu perusahaan manufaktur, sistem manajemen harus diperhatikan dengan baik, guna membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu mendapatkan

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengendalian Kualitas 3.1.1 Definisi Kualitas Kualitas mempunyai cakupan yang sangat luas, relatif, berbeda-beda dan berubah-ubah, sehingga definisi dari kualitas memiliki

Lebih terperinci

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016 7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Robbins& Coulter (2010:23) mengemukakan bahwa manajemen adalah pengkoordinasian dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga pekerjaan mereka terselesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan satu fungsi manajemen selain manajemen pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia yang sangat penting bagi sebuah organisasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Djarum adalah salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Untuk tetap mempertahankan predikatnya, PT Djarum berusaha untuk selalu memberikan produk yang bermutu dan memiliki karakteristik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Teori 2.1.1 Pengertian Kualitas Banyak pakar bidang kualitas yang mencoba mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangannya masing-masing. Beberapa definisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. CITRA ABADI SEJATI yang beralamat di jalan raya Cileungsi-Jonggol Km: 2.5 kp.sawah, kecamatan Cileungsi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,

Lebih terperinci