Pengembangan Tes Kreativitas pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri pada Materi Teori Kinetik Gas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengembangan Tes Kreativitas pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri pada Materi Teori Kinetik Gas"

Transkripsi

1 Available online at: Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (2), 2016, Pengebangan Tes Kreativitas pada Pebelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri pada Materi Teori Kinetik Gas Aprilia Santofani 1 *, Dadan Rosana Progra Studi Pendidikan Sains, Progra Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta. Jalan Colobo No. 1, Karangalang, Yogyakarta, 55281, Indonesia * Korespondensi Penulis. Eail: aprilia.pahsan@gail.co, Telp: Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) engetahui karakteristik instruen penilaian tes kreativitas pada pebelajaraan fisika dengan pendekatan inkuiri enurut kriteria instruen yang baik, serta (2) engetahui keapuan tes dala engukur berpikir kreatif peserta didik pada proses pebelajaran dengan pendekatan inkuiri. Penelitian ini erupakan penelitian dan pengebangan dengan odel pengebangan prosedural, yang engikuti beberapa tahapan sehingga enghasilkan instruen penilaian untuk peserta didik SMA. Subjek uji coba penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIA SMA Negeri 1 Sewon. Hasil penelitian dan pengebangan ini yaitu: (1) Produk berupa tes kreativitas dengan pendekatan inkuiri pada ateri teori kinetik gas berbentuk uraian bebas yang dikebangkan sudah layak sesuai dengan validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran. Penilaian instruen tes kreativitas dari aspek isi, konstruk, dan teknis berada dala kategori sangat baik, serta (2) Proses pebelajaran dengan pendekatan inkuiri eberikan pengaruh terhadap kreativitas peserta didik yang diinterpretasikan dari hasil analisis effect size sebesar 0,202 dengan kategori efek sedang. Uji coba penggunaan instruen tes ini enunjukan peningkatan kreativitas peserta didik dengan enggunakan pendekatan inkuiri. Kata Kunci: instruen penilaian, tes kreativitas, uraian bebas, pendekatan inkuiri Developing a Creativity Test on Physics Learning with Inquiry Approach on the Material of Gas Kinetics Theory Abstract This study ais to: (1) get an assessent of creativity with an inquiry approach in the physics learning and, (2) investigate the capability of test for easure student`s creative thinking in the physics learning with an inquiry approach. This study was research and developent with a procedural odel, which applied soe steps for getting an assessent that is used for Senior High School students. The assessent that was developed had been validated by experts of theory and evaluation, and then evaluated by a physics teacher, experts of theory and evaluation. The try out subjects of this reseacrh were the students of class XI MIA Sewon Senior High School. The data were collected by using validation sheets, observation sheets, and creativity tests. The techniques of data analysis used descriptive statistics and inferential statistics. The result of the research and developent is as follows: (1) Creativity tests with an inquiry approach in gas kinetic theory topic in the for of an essay has been appropriate consisting of validity, reliability, and difficulty levels. The evaluation of creativity consisted of atter, construct and techniques aspect which are in the best category. (2) The learning process with an inquiry approach had an effect on student`s creativity which is interpreted by the value of effect size which are in ediu efffect. The ain testing instruents points out the gain of student`s creativity who learned with an inquiry approach is higher. Keywords: assessent instruent, creativity tests, essay, inquiry approach How to Cite: Santofani, A., & Rosana, D. (2016). Pengebangan tes kreativitas pada pebelajaran fisika dengan pendekatan inkuiri pada ateri teori kinetik gas. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2(2), doi: Peralink/DOI:

2 Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (2), PENDAHULUAN Standar isi dan standar kopetensi lulusan pada kurikulu erupakan tujuan instruksional yang telah ditetapkan dan diterapkan disekolah-sekolah. Tujuan tersebut akan epengaruhi setiap perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi dala diri peserta didik sebagai hasil belajar. Fisika sebagai ilu dasar eiliki karakteristik yang encakup bangun ilu yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, huku, postulat, dan teori serta etodologi keiluan (Mundilarto, 2010, p.4). Fisika dala engkaji objek-objek telaahnya enggunakan prosedur baku yang biasa disebut etode atau proses iliah. Proses iliah ini terkait erat dengan ketrapilan berpikir peserta didik dala eecahkan perasalahan dengan banyak cara. Keapuan ini diungkinkan jika peserta didik eiliki keapuan berpikir kreatif sehingga apu engebangkan potensi dirinya serta dapat eandang suatu perasalahan dari berbagai prespektif. Sejalan dengan Standar Kopetensi Lulusan pada Peraturan Menteri Pendidikan Noor 23 Tahun 2006 yang salah satunya enyebutkan standar kopetensi lulusan yakni peserta didik enunjukan keapuan berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif. Seseorang yang epunyai keapuan berpikir kreatif tidak hanya apu eecahkan ataupun engajukan suatu perasalahan dala ateri fisika, tetapi juga apu elihat alternatif cara penyelesaian dari peecahan asalah itu. Piirto (2011, p.2) enyatakan: Educators nowadays are focusing on a set of recoendations called 21 st century skills, and aong these are creativity skills. Perhaps it s tie to joins the 21 st century and to add to the divergent productions exercises that flood the creativity enhanceent arket in education, and ove into a new skill that take into account the whole person, the whole teacher,... Berdasarkan kutipan tersebut bisa dipahai bahwa pentingnya kreativitas pada abad ke-21 enuntut berbagai pihak terasuk institusi pendidikan untuk engebangkannya. Kreativitas sangat penting untuk dipupuk dan dikebangkan. Menurut Munandar (1992, p.45), alasan kreativitas perlu dikebangkan yakni: (1) dengan berkreasi orang dapat ewujudkan dirinya, dan perwujudan diri terasuk salah satu kebutuhan pokok dala hidup anusia. (2) kreativitas atau berpikir kreatif sebagai keapuan untuk elihat beracaaca keungkinan penyelesaian terhadap suatu asalah, erupakan bentuk peikiran yang sapai saat ini asih kurang endapat perhatian dala pendidikan foral. (3) bersibuk diri secara kreatif tidak hanya beranfaat tetapi juga eberikan kepuasan kepada individu. (4) kreativitaslah yang eungkinkan anusia eningkatkan kualitas hidupnya. Mengacu pada paparan diatas aka dapat ditarik kesipulan bahwa kreativitas sangat diperlukan dala pendidikan terutaa pada abad ke-21 saat ini. Oleh karena itu, pendidik perlu eberikan perhatian yang lebih ke ranah kreativitas peserta didik. Keapuan penalaran peserta didik Indonesia dapat diketahui dari hasil survei keapuan yang dilakukan oleh TIMSS pada tahun 2011 dan PISA pada tahun Tes yang diberikan oleh TIMSS enitikberatkan pada keapuan knowing, applying, dan reasoning, sedangkan untuk tes PISA enitikberatkan kepada keapuan peecahan asalah, penalaran dan kounikasi. Guilford (1985) enyatakan bahwa kreativitas erupakan proses yang elibatkan peunculan gagasan atau konsep baru hasil peikiran berdaya cipta yang dihasilkan dala bentuk aptitude (berpikir kreatif) aupun non aptitude (afektif), sehingga dapat diketahui bahwa tes keapuan yang dilakukan oleh TIMSS dan PISA erupakan salah satu bagian dari cara engukur kreativitas. Berdasarkan hasil TIMSS tahun 2011, persentase peserta didik Indonesia yang encapai tingkat rendah, sedang, tinggi, dan lanjut dala bidang sains berturut-turut adalah 54%, 19%, 10% dan 3%. Hasil tersebut enunjukan sekitar separuh peserta Indonesia tidak encapai standar terendah TIMSS 2011, yaitu sekitar 46% untuk sains. Hasil-hasil TIMSS konsisten dengan hasil PISA. Survei PISA tahun 2009, engelopokkan peserta ulai dari tingkat 1 yang terendah sapai tingkat 6 yang tertinggi. Tingkat 2 dipandang sebagai tingkat terendah dengan potensi keapuan yang eadai untuk hidup layak di abad ke-21. Hasil PISA 2009 enunjukan sekitar 65% peserta Indonesia tidak encapai tingkat 2 dala sains. Angka-angka tersebut engkhawatirkan karena penguasaan dasar-dasar sains yang eliputi peahaan dan kreativitas diyakini harus diiliki oleh setiap individu yang hidup di abad ke-21. National Research Council (1997) engeukakan bahwa bahwa: setiap individu

3 Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (2), harus kenal dekat dengan konsep-konsep dasar sains, ateatika, rekayasa, dan teknologi agar dapat berpikir kritis tentang dunia ini dan ebuat keputusan cerdas dala isu-isu pribadi dan keasyarakatan. Pada tingkat individu, seseorang dengan penguasaan dasar sains yang rendah akan udah terpedaya oleh ruor, kabar bohong (hoax) dan sains palsu (pseudo-science). Selain itu, individu juga akan engalai kesulitan untuk eperoleh pekerjaan yang layak. Azza (2009, pp ) engeukakan bahwa saat kita berada pada abad ke-21 teknologi akan enguasai seluruh aspek kehidupan. Hal ini dapat terlihat dari perubahan bagaiana anusia bekerja, berpikir dan bersosialisasi. Jadi, pekerjaan yang sepenuhnya bersifat fisik digantikan dengan yang lebih intelektual. Pekerjaan-pekerjaan ini enuntut pengetahuan dan keapuan sains yang lebih tinggi, seperti engendalikan, erawat dan engawasi, serta bekerja dengan erancang, engkaji dan engorganisir. Oleh sebab itu, cara berpikir anusia pada abad 21 harus lebih cerdas dari esin, karena esin hanyalah buatan anusia yang kreatif. Menurut Sugiarto (2015, p. 2) selaa ini kreativitas peserta didik belu banyak dikebangkan disekolah-sekolah, padahal untuk enyelesaikan perasalahan yang seakin kopleks diperlukan kreativitas yang tinggi agar dapat eilih solusi yang tepat. Oleh sebab itu, dengan adanya evaluasi yang berorientasi pada pengukuran kreativitas peserta didik pada penyelesaian asalah suatu ateri pelajaran dapat enggabarkan tingkat berpikir kreatif peserta didik dala suatu ateri pada ranah kognitif. Unsur-unsur hasil belajar pada ranah kognitif berkaitan dengan keseluruhan pengetahuan peserta didik atas unit-unit ateri pelajaran yang terorganisir secara berurutan, dari tingkat pengetahuan yang paling rendah (ingatan/hapalan) sapai tingkat yang paling tinggi (evaluasi). Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada proses belajar engajar fisika pada pokok bahasan Fluida Dinais, di kelas XI SMA Negeri 1 Sewon tapak bahwa sebagian besar peserta didik hanya 29,2% yang dapat enyelesaikan soal-soal yang diberikan saat ulangan harian. Dari segi evaluasi yang diberikan oleh guru pada beberapa ateri fisika, guru belu sepenuhnya eperhatikan tentang instruen evaluasi yang baik untuk peserta didik dan belu sepenuhnya enerapkan pebuatan instruen evaluasi yang sesuai dengan kriteria valid dan reliabel agar diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan evaluasi pendidikan. Guru cenderung enyalin soal dari buku ajar, lebar kerja peserta didik (LKPD), yang belu tentu soal itu benar-benar engevaluasi keapuan peserta didik dala eahai konsep, ebentuk peikiran yang abstrak, kreatif, inovatif, dan iajinatif dan belu diketahui kualitasnya. Soal-soal fisika yang diberikan hanya enuntut keapuan ingatan dan eecahkan asalah foralise ateatis saja dala peecahannya, sehingga soal-soal seaca ini tidak akan efektif apabila digunakan sebagai alat evaluasi tingkat peahaan serta keapuan berpikir kreatif peserta didik. Piirto (2011, pp ) dala bukunya Creativity for 21 st Century Skill engeukakan bahwa kreativitas bisa diunculkan oleh guru dengan banyak cara. Misalnya dengan ebuat sebuah percobaan dari suatu perasalahan yang sering uncul dala kehidupan sehari-hari. Jadi, diharapkan peserta didik tidak hanya engandalkan enghafal ruus, tetapi bagaiana cara peserta didik dala enyelesaikan asalah dengan banyak cara yang dapat ereka lakukan. Pada akhirnya guru akan eperoleh gabaran tentang keefektifan proses pebelajaran dan engetahui sejauh ana peserta didik eahai konsep, keapuan peserta didik untuk dapat berfikir abstrak, kritis, sisteatis, logis, kreatif, inovatif, dan iajinatif dala enyelesaikan soal-soal istilah lainnya adalah keapuan berpikir tingkat tinggi. Instruen yang dikebangkan difokuskan pada intruen penilaian yang yang engukur kreativitas berpikir peserta didik dala enyelesaikan perasalahan. Tes kreativitas ini erujuk pada 4 eleen dasar kreatif dari Guilford yaitu kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality) dan terperinci (elaboration). Tes yang dikebangkan yakni pada ateri teori kinetik gas. Penilaian kreativitas berpikir siswa enggunakan instruen berupa soal uraian bebas, sedangkan produk kreatif digunakan lebar kerja peserta didik yang berisi proyek peserta didik untuk elakukan sebuah percobaan yang berkaitan dengan ateri teori kinetik gas. Konsep yang ada dala ateri teori kinetik gas sering peserta didik teui dala penerapannya dikehidupan seharihari. Peserta didik akan endapat gabaran, inspirasi atau peahaan yang lebih ketika ereka eneui hasil penerapan teori yang telah ereka pelajari sebelunya di sekolah dan enyelesaikan asalah sesuai tingkat kreativitasnya.

4 Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (2), Harapannya, inforasi tentang hasil tes peserta didik dala enyelesaikan soal-soal fisika tersebut dapat digunakan untuk eningkatkan utu kegiatan belajar engajar dan akhirnya dapat eningkatkan prestasi belajar fisika peserta didik. Belajar fisika erupakan suatu proses yang berkesinabungan untuk eperoleh konsep, ide, dan pengetahuan baru yang berdasarkan pengalaan-pengalaan sebelunya. Oleh karena itu, peserta didik diharapkan benar-benar enguasai konsep dari suatu ateri yang diberikan karena konsep tersebut akan digunakan untuk epelajari ateri berikutnya. METODE Jenis Penelitian Penelitian ini erupakan penelitian Research and Developent (R&D). Instruen penilaian yang dikebangkan berupa tes kreativitas dengan odel pengebangan procedural. Ada beberapa langkah penelitian dan pengebangan yang dapat dilakukan, yaitu: (1) pengupulan inforasi, (2) perancangan, (3) engebangkan bentuk produk awal, (4) uji coba terbatas, (5) revisi hasil uji coba terbatas, (6) uji coba lapangan, (7) revisi uji coba lapangan, (8) uji lapangan operasional, (9) revisi terhadap produk akhir dan (10) desiinasi dan engipleentasikan produk (Borg & Gall, 2008, p. 589). Pada penelitian ini, peneliti hanya elaksanakan langkah (1) sapai dengan (7) karena hasil penelitian ini tidak disebarluaskan pada sekolah lain. Sisteatika tahapan pengebangan ini dijelaskan pada Gabar 1 Pendahuluan Pengebangan Penilaian Mengupulkan inforasi : 1. Studi Pustaka 2. Survei Prapenelitian Perencanaan Menentukan jenis instruen evaluasi yang akan digunakan 1. Menentukan SK, KD, Indikator dan Materi 2. Analisis Materi 3. Menyusun draf atau rancangan tes kreativitas 4. Mebuat instruen penelitian 5. Pengebangan instruen penilaian berupa tes kreativitas Uji Coba Terbatas (Uji Produk Awal) Uji Ahli Uji Luas Desain Final Uji Lapangan (Uji Peakaian) Gabar 1. Desain Penelitian Pengebangan Subjek Penelitian Subjek uji coba dala penelitian ini adalah peserta didik SMA Negeri 1 Sewon kelas XI MIA pada seester 2 tahun ajaran 2014/ Uji coba terbatas (uji coba produk awal) di kelas XI MIA 1, Uji coba luas (uji peakaian) dikelas XI MIA 2, XI MIA 3, XI MIA 4, XI MIA 5. Prosedur Prosedur pengebangan yang digunakan dala penelitian ini enggunakan langkahlangkah: (1) engupulkan inforasi dengan cara studi pustaka dan survei pra-penelitian; (2) elakukan perencanaan dengan cara analisis KI dan KD, analisis peetaan ateri, analisis tujuan pebelajaran; (3) engebangkan produk dengan tujuan enghasilkan instruen tes kreativitas dengan pendekatan inkuiri yang berupa RPP, lebar kerja peserta didik, lebar validasi instruen, lebar observasi pelaksanaan pebelajaran, dan tes kreativitas; (4) elakukan penilaian produk eperoleh inforasi perbaikan dan penyepurnaan soal tes serta ipleentasinya di sekolah. Pada penilaian produk tahapan yang dilakukan: penilaian dari ahli ateri dan ahli evaluasi, uji coba terbatas, revisi hasil uji coba terbatas, uji coba luas, revisi hasil uji coba luas. Salah satu cara untuk eastikan kelas yang enjadi sapel elakukan pebelajaran dengan pendekatan inkuiri, aka dala penelitian ini dilakukan treatent terlebih dahulu. Hal-hal yang dipersiapkan untuk elakukan proses pebelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah dengan ebuat RPP, Lebar Kerja Peserta Didik, dan lebar observasi proses pebelajaran. Untuk engetahui pengaruh dari proses pebelajaran inkuiri dilakukan observasi dan enganalisis nilai Gain dan effect size yang diperoleh dari nilai pretest dan nilai postest peserta didik. Instruen yang digunakan dala engupulkan data yaitu: (1) angket validitas penilaian oleh ahli ateri, ahli evaluasi dan guru fisika; (2) lebar observasi untuk endapatkan inforasi berkenaan dengan aktivitas belajar dan respon peserta didik selaa engikuti pebelajaran dengan pendekatan inkuiri, serta (3) soal berupa ters kreativitas berbentuk uraian bebas. Teknik pengupulan data berupa tes dan non-tes. Teknik non-tes dilakukan dengan enggunakan lebar observasi pelaksanaan pebelajaran, sedangkan teknik tes dilakukan dengan enggunakan tes kreativitas berbentuk tes uraian bebas.

5 Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (2), Teknik Analisis Data Data yang diperoleh elalui validasi oleh ahli, uji coba terbatas, uji coba luas (uji peakaian) keudian dianalisis. Data yang diperoleh elalui validasi, uji coba terbatas, uji coba luas, dan uji coba lapangan (uji peakaian) diklasifikasikan enjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuntitatif. Data kualitatif berupa koentar dan saran yang dikeukakan oleh ahli ateri, ahli evaluasi, guru fisika, peer reviewer, dan peserta didik dikupulkan untuk eperbaiki instruen tes kreativitas dengan pendekatan inkuiri. Data kuantitatif berupa nilai kualitas instruen tes yang dinilai berdasarkan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, penilaian dari para ahli, dan nilai efektifitas pebelajaran dengan pendekatan inkuiri. Uji coba produk dala penelitian ini bertujuan untuk engupulkan data tentang kualitas produk serta untuk engetahui kelayakan instruen saat digunakan dala engukur berpikir kreatif peserta didik saat di kelas dala kegiatan pebelajaran. Data yang diperoleh untuk engetahui keterlaksanaan penggunaan instruen dala pebelajaran dapat diketahui dengan enggunakan lebar observasi dan dinilai sesuai dengan deskriptor yang terlaksana pada kegiatan pebelajaran. Adapun skala presentase untuk enentukan keterlaksanaan pebelajaran enggunakan ruus sebagai berikut: Kualitas instruen penilaian diukur berdasarkan: Validitas Isi Validitas isi yang dilakukan dengan encocokan ateri tes dengan silabus dan kisikisi, keudian dikonsultasikan kepada para ahli untuk endapatkan asukan. Hasil penilaian dari para ahli (expert judgeent) yaitu ahli ateri, ahli evaluasi dan guru fisika akan dianalisis dengan enggunakan statistik Aiken. Jenis data yang diabil dala enilai validitas isi per ite tes kreatif yaitu berupa skor. Data berupa skor dianalisis dengan Statistik Aiken`s V yang diruuskan sebagai berikut (Azwar, 2014, p. 113): [ ( )] Keterangan: s = = Angka penilaian validitas yang terendah (dala hal ini = 1) = Angka penilaian validitas yang tertinggi (dala hal ini = 3) = Angka yang diberikan oleh seorang penilai Validitas Konstruksi Suatu instruen dikatakan eiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang ebangun tes tersebut engukur setiap aspek bepikir (Surapranata, 2009, p. 53). Validitas konstruksi dapat diketahui dengan cara eerinci dan easangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dala tujuan evaluasi. Validitas Epiris Tes dikatakan eiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteriu, dala arti eiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriteriu. Menurut Subali & Suyata (2012, p. 54) hasil tes uraian dapat dianalisis enurut odel kredit parsial (Partial Credit Model) dengan enggunakan progra QUEST. Progra ini dapat enginterpretasikan nilai validitas, reliabilitas, daya pebeda dan tingkat kesukaran tes kreativitas yang dikebangkan. Teknik pengolahan data terlebih dahulu enghitung skor dari asing-asing peserta didik. Secara sisteatis perhitungannya sebagai berikut (Arifin, 2013, p. 223): Keterangan : = Skor atau nilai peserta didik = Julah soal Data yang diperoleh pada angket penilaian aspek isi, konstruk dan teknis adalah penilaian dari ahli ateri, ahli evaluasi dan guru fisika terhadap instruen tes kreativitas secara keseluruhan. Data tersebut diubah enjadi kuantitatif dengan ketentuan yang dapat dilihat dala Tabel 1 (Sugiyono, 2011, p. 94): Tabel 1. Aturan Peberian Skala No. Keterangan Skor 1. SB (sangat baik) 5 2. B (baik) 4 3. C (cukup baik) 3 4. K (kurang baik) 2 5. SK (sangat kurang) 1 Data yang terkupul, dihitung skor ratarata dengan ruus:

6 Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (2), Keterangan: = skor rata-rata = julah skor = julah penilai Mengubah nilai tiap aspek kriteria dala lebar validator untuk asing-asing kriteria instruen penilaian kreativitas disesuaikan dengan kriteria kategori penilaian ideal dengan ketentuan dala Tabel 2 (Widoyoko, 2011, p.238). No Tabel 2. Kriteria Kategori Penilaian Ideal Rentang skor (i) kuantitatif 1. > (X i + 1,8 SB i ) 2. (X i + 0,6 SB i ) < (X i + 1,8 SB i ) Kategori Kualitatif Sangat Baik Baik 3. (X i 0,6 SB i ) < (X i + 0,6 SB i ) Cukup 4. (X i 1,8 SB i ) < (X i 0,6 SB i ) Kurang Sangat 5. (X i 1,8 SB i ) Kurang dengan : x (skor aksial ideal + skor inial ideal) SBi = ( ) x (skor aksial ideal skor inial ideal) diana: Skor aksial ideal = butir kriteria x skor tertinggi Skor inial ideal = butir kriteria x skor terendah Keterangan: : rata-rata ideal yang dapat dicari dengan enggunakan ruus : sipangan baku ideal yang dapat dicari dengan ruus Besarnya pengaruh penggunaan suatu instruen penilaian yang digunakan terhadap kreativitas peserta didik dapat dianalisis dengan enggunakan effect size. Effect size adalah besarnya efek yang ditibulkan oleh paraeter yang diuji didala sebuah penelitian, dengan persaaan adalah sebagai berikut (Donald, 2008, p. 137): Keterangan d : Effect Size : rata-rata nilai postest : rata-rata nilai pretest : julah skor deviasi kuadrat dari asing-asing nilai postest : julah skor deviasi kuadrat dari asing-asing nilai pretest : julah peserta didik postest : julah peserta didik pretest Kategori dala Effect Size: Efek Besar : 0,80 > d Efek Sedang: 0,20 < d < 0,79 Efek Kecil : 0,0 < d < 0,19 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pengebangan ini telah elalui tahapan-tahapan dala pengebangan instruen penilaian pebelajaran berupa tes kreativitas berbentuk uraian bebas dengan ateri teori kinetik gas pada pebelajaran fisika yang enggunakan pendekatan inkuiri. Pengebangan ini bertujuan untuk engukur kreativitas peserta didik dala konsep teori kinetik gas elalui peneuan sendiri dengan elakukan sebuah percobaan sederhana dan enyelesaikan sebuah perasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Pengebangan tes kreativitas dengan pendekatan inkuiri pada penelitian ini enggunakan odel pengebangan Borg & Gall (2008) dengan engabil tujuh langkah yaitu studi pendahuluan, perencanaan, pengebangan bentuk produk awal, uji coba terbatas, revisi produk berdasarkan hasil uji terbatas, uji luas dan revisi produk berdasarkan uji coba luas. Berikut ini disajikan secara rinci tahapan-tahapan dala pengebangan tersebut adalah sebagai berikut: Studi pendahuluan Hal yang dilakukan dala studi pendahuluan adalah survei lapangan dan studi pustaka. Pada hasil dari survei lapangan diperoleh gabaran bahwa etode yang digunakan oleh guru fisika dala proses pebelajaran berupa deostrasi, presentasi dan ceraah. Media pebelajaran yang sering digunakan dala proses pebelajaran yakni software power point. Berdasarkan hasil studi pustaka, intruen pebelajaran yang dikebangkan adalah instruen penilaian yang hanya enekankan hasil belajar. Berdasarkan hasil studi pustaka dan survei lapangan tersebut aka dijadikan sebagai landasan untuk engebangkan tes kreativitas dengan pendekatan inkuiri.

7 Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (2), Perencanaan Pada tahap perencanaan dilakukan analisis tugas yang eliputi analisis struktur isi, analisis konsep, dan analisis tujuan pebelajaran. Analisis struktur isi dilakukan dengan eilih kopetensi inti (KI) dan kopetensi dasar (KD) yang akan dijadikan acuan untuk engebangkan instruen evaluasi. gas ideal, teori kinetik gas ideal, serta teorea ekipartisi energi. Analisis konsep dilakukan untuk engidentifikasi konsep-konsep utaa yang akan diajarkan dan disusun secara sisteatis. Materi teori kinetik gas eliputi beberapa huku tentang gas, persaaan keadaan gas ideal, teori kinetik gas ideal, dan teorea ekipartisi energi. Instruen tes yag dikebangkan encakup seluruh ateri. Hasil peruusan tujuan pebelajaran yaitu: peserta didik dapat enyelesaikan persoalan baru yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari elalui cara/ide/gagasannya sendiri; peserta didik dapat eahai konsep huku Boyle, Boyle-Gay Lussac, Charles-Gay Lussac elalui percobaan sederhana; peserta didik dapat enyelesaikan persoalan engenai persaaan keadaan gas ideal; peserta didik dapat engeukakan ide/gagasan yang berkaitan dengan persoalan konsep teori kinetik gas ideal, peserta didik dapat engeukakan ide/gagasan yang berkaitan dengan persoalan teorea ekipartis energi. Pengebangan Bentuk Produk Awal Produk tes kreativitas dengan pendekatan inkuiri dikebangkan berdasarkan pada indikator-indikator yang sudah disusun sebelunya. Indikator tersebut sebagaai acuan dala pebuatan kisi/draft instruen penilaian. Kisikisi/draft yang telah dirancang keudian dikebangkan dengan eperhatikan urutan ateri serta kopetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai dala tes kreativitas fisika yang dikaitkan dengan indikator 4 eleen berpikir kreatif dari teori Guilford dengan acuan dari beberapa referensi yang peneliti kupulkan agar soal tes kreativitas sesuai dengan taraf kesukaran peserta didik kelas XI SMA/MA. Tahapan-tahapan yang dilakukan setelah draft awal selesai dibuat yaitu: (1) einta koreksi pada peer reviewer dan dosen pebibing; (2) asukan dari ahli ateri; (3) asukan ahli evaluasi; (4) penilaian terhadap prosuk. Peneliti keudian enelaah instruen evaluasi pebelajaran berupa tes kreativitas berdasarkan asukan dari ahli ateri, ahli evaluasi, dosen pebibing, dan peer reviewer serta elakukan beberapa perubahan endasar, terutaa kesesuaian pengorganisasian urutan ateri, peilihan kata dala enyusun kaliat pertanyaan, gabar, sibol dan peodelan ateatis. Penilaian Berdasarkan asukan peer reviewer, dosen pebibing, ahli ateri aka selanjutnya, instruen penilaian pebelajaran berupa soal tes kreativitas fisika ateri teori kinetik gas siap divalidasi. Produk awal yang telah selesai disusun berdasarkan perbaikan-perbaikan tersebut, keudian divalidasi isi oleh ahli ateri, ahli evaluasi, dan guru fisika. Validasi isi dilakukan untuk engetahui apakah ite tes sudah sesuai dengan aspek-aspek yang diukur dala kreativitas. Perhitungan validitas isi enggunakan statistik Aiken dengan bantuan progra Microsoft Excel. Validasi isi ini akan engetahui nilai kualitas ite tes. Adapun hasil perhitungan dari validitas isi enurut ahli ateri, ahli evaluasi dan guru fisika seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Penilaian Validitas Isi Menurut Ahli Evaluasi, Ahli Materi dan Guru Fisika No. Ahli Statistik Ahli I Guru II aiken (V) Sipulan ,83 Baik ,67 Baik ,83 Baik ,83 Baik ,83 Baik Baik Baik ,83 Baik ,67 Baik Rentang angka V yang didapat antara 0 sapai 1,00 aka dapat diinterpretasikan bahwa ite tersebut eiliki validitas isi yang baik dan endukung validitas isi secara keseluruhan. Tahapan selanjutnya setelah produk awal selesai disusun adalah elakukan uji coba. Adapun secara rinci tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Uji Coba Terbatas Uji coba terbatas dilakukan untuk endapatkan gabaran awal validitas epirik ite tes yang dikebangkan. Tes kreativitas yang dikebangkan berbentuk uraian bebas. Oleh sebab itu dianalisis enurut Partial Credit Model (PCM). Nilai-nilai yang diperoleh dari hasil pengerjaan ite tes oleh peserta didik dianalisis dengan enggunakan software

8 Difficulty Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (2), QUEST. Hasil analisis enunjukkan bahwa seluruh ite tes kreativitas eiliki INFIT MNSQ antara 0,76 sapai dengan 1,36 yang artinya ada sebagian soal yang tidak sesuai dengan odel PCM. Reliabilitas yang diestiasi berdasarkan analisis butir enunjukan indeks alpha Cronbach sebesar 0,00, artinya ada soal yang tidak reliabel. Rangkuan analisis butir enggunakan progra Quest disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Paraeter fit statistik untuk N = 31, L = 16 dengan level peluang 0,5 No. Paraeter Estiasi Estiasi Butir Case 1. INFIT MNSQ 2. OUTFIT MNSQ 3. Difficulty rata-rata 4. Reability Estiasi 0,00 Berdasarkan data tersebut dan peta kecocokan aka ada beberapa ite tes yang perlu diperbaiki dan ada ite yang harus dihilangkan. Berdasarkan hasil kecocokan butir dengan PCM, aka ite tes yang dibuang adalah noor 2. Hal ini dikarenakan butir soal noor dua kecocokan butir yang jauh dari kriteria PCM. Menurut asukan dari para ahli ite tes kreativitas noor 2 dihapus karena soal tersebut sulit dipahai peserta didik dan engandung pertanyaan yang abigu. Selain itu, kejelasan dari keadaan kentang dala karung tidak bisa dianalogikan sebagai keadaan kentang dala ruang tertutup.karena karung tidak bisa dipastikan tidak dipengaruhi ataupun dipengaruhi oleh volue udara luar (karung bukan benda yang apat udara/udara tetap bisa keluar/ asuk). Jadi soal tersebut tidak bisa digunakan. Revisi Hasil Uji Coba Terbatas Berdasarkan hasil perhitungan QUEST dan hasil asukan dari para ahli dan dosen pebibing aka soal yang dihapus adalah soal noor 2 dan soal-soal yang lain direvisi baik dari segi bahasa, peodelan ateatis dan kata tanya yang digunakan. Uji Coba Luas Kegiatan uji coba luas adalah elakukan uji coba perangkat tes yang elibatkan 123 responden dari SMA Negeri 1 Sewon. Data respon peserta didik dala penelitian ini diskor secara politous dengan kategori 1, 2, 3, 4, dan 5. Data politous 5 kategori dianalisis enurut Partial Credit Model (PCM). Analisis kecocokan butir untuk uji coba luas dilihat dari paraeter INFIT untuk ean square (MNSQ). Paraeter-paraeter tersebut diperoleh dari analisis enggunakan progra Quest. Hasil analisis enunjukan bahwa ke-16 butir pertanyaan dari tes kreativitas eiliki nilai INFIT MNSQ antara 0,77 sapai dengan 1,3 yang artinya seua butir tes fit dengan odel PCM. Reliabilitas yang diestiasi berdasarkan analisis butir enunjukan indeks alpha Cronbach 0,67. Rangkuan analisis butir enggunakan progra Quest disajikan pada Tabel 5. No. Tabel 5. Paraeter Fit Statistik Tes Untuk N=123, L=16 dengan Level Peluang 0,50 Paraeter 1. INFIT MNSQ 2. OUTFIT MNSQ Estiasi Butir Estiasi Case 3. Difficulty Rata-rata Reliability of 4. 0,67 Estiate Berdasarkan analisis data dengan odel PCM aka dapat ditentukan butir yang udah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran butir pertanyaan adalah pada rentang untuk kategori udah, rentang untuk kategori sedang, dan rentang untuk kategori sukar. Nilai Reliability of estiate sebesar 0,67 artinya reliabilitas tes tinggi. Hal ini eyakinkan bahwa pengukuran eberiikan hasil yang konsisten. Testi yang skornya tinggi akan benar pada setiap skor dan testi yang skornya rendah akan salah pada setiap skor. Berikut ditapilkan distribusi tingkat kesukaran ite tes kreativitas pada Gabar 2. 0,6 0,4 0,2 0-0,2-0,4-0,6-0, Gabar 2. Distribusi Tingkat Kesukaran Tes Kreativitas pada Kegiatan Uji Coba Luas Revisi terhadap Uji Coba Luas dan Penilaian dari Ahli Data hasil uji coba di lapangan yang telah dianalisis secara epirik tersebut selanjutnya, value 0,3 0, ,4-0 0,5 0,5 0, , No. 16

9 Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (2), hasil secara epirik dikonsultasikan kepada dosen pebibing untuk endapat asukan, sehingga eperoleh hasil akhir berupa tes kreativitas. Berdasar pada perhitungan penilaian dari guru SMA, instruen tes kreativitas endapatkan skor 111 dari skor keidealan sebesar 120, berarti nilai yang didapat sebesar 92,5% atau 92,5, yang berarti kualitas instruen evaluasi yang penulis susun dikatakan sangat baik. Penilaian juga berdasarkan dari ahli evaluasi dan ahli ateri. Penilaian dari ahli ateri, tes kreativitas yang dikebangkan endapatkan nilai 83 dari skor ideal Hal ini berarti bahwa nilai yang didapat dari penilaian ahli ateri berada pada rentang (M i + 0,5 SB i ) < (M i + 1,5 SB i ), yang artinya kualitas instruen evaluasi yang penulis susun dikatakan baik. Sedangkan penilaian dari ahli evaluasi endapatkan nilai 111 dari skol ideal 120, berarti nilai yang didapat adalah > (M i + 1,5 SB i ). Artinya skor ratarata kuantitatif (i) yang diperoleh lebih dari skor keidealan dari rentang kuantitatif, sehingga kualitas instruent evaluasi yang peneliti kebangkan secara kualitatif adalah sangat baik. Hal ini berarti bahwa instruen yang dikebangkan untuk engukur kreativitas berpikir peserta didik pada proses pebelajaran dengan pendekatan inkuiri. Proses Pebelajaran dengan Pendekatan Inkuiri Pelaksanaan proses pebelajaran inkuiri berdasarkan RPP yang dikebangkan serta enggunakan LKPD dilakukan di kelas dan laboratoriu dengan suasana diskusi peserta didik yang berjalan dengan antusias. Tetapi sebelu elakukan proses pebelajarn inkuiri, peserta didik diberi soal pretest terlebih dahulu dengan tujuan untuk engetahui keapuan awal peserta didik sebelu proses pebelajaran. Selaa proses pebelajaran dengan pendekatan inkuiri, peserta didik dituntut aktif dan kreatif. Peserta didik harus apu enganalisis perasalahan dan enyelesaikannya dengan enggunakan ide/gagasan ereka sendiri elalui sebuah percobaan sederhana. Fenoena yang disajikan di LKPD berupa percobaan sederhana yang dirancang berdasarkan konsep ateri teori kinetik gas. Dari percobaan ini peserta didik keudian enganalisis konsep dari fenoenafenoena saat elakukan percobaan dan engidentifikasi fenoena tersebut terasuk konsep dari teorinya siapa. Saat enganalisis konsep ini peserta didik dipandu dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKPD, sehingga eudahkan peserta didik untuk elakukan proses penyelidikan secara runtut. Dala proses diskusi kelopok ini peserta didik juga harus encari inforasi yang endukung pernyataan ereka dala enjawab pertanyaan. Hasil dari peserta didik dala elakukan percobaan disajikan dala bentuk laporan yang berisi konsep yang endasari percobaan dan hasil analisis peserta didik tentang hasil percobaan yang ereka lakukan. Akhir dari proses pebelajaran adalah eberikan soal postest dengan bentuk soal yang saa yaitu soal uraian bebas tentang tes kreativitas. Penilaian hasil pretest dan postest dilihat dari keapuan peserta didik dari engeukakan ide/gagasan untuk enjawab perasalahan dari tes kreativitas secara kuantitatif, yang berarti bahwa penilaian hasil pretest dan postest berdasarkan banyaknya skor/nilai yang diperoleh peserta didik dala enyelesaikan asalah dengan tepat dan benar. Selain itu, keapuan analisis peserta didik secara kualitatif lebih terlihat pada saat peserta didik berdiskusi untuk erangkai alat percobaan dan enganalisis konsep yang endasari percobaan yang dilakukan. Penilaian tentang keajuan yang dicapai para peserta didik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu iluinatif-observatif dan structuralobjektif. Penilaian iluinatif-observatif lebih enekankan pada pengaatan tentang perubahan dan keajuan yang dicapai peserta didik sedangkan penilaian struktural-objektif berhubungan dengan peberian skor, angka, atau nilai yang biasa dilakukan dala rangka penilaian hasil belajar. Pada penelitian ini penelitian jenis pertaa dilakukan selaa proses belajar engajar berlangsung, untuk penilaian jenis kedua dilakukan dari hasil pretest-postest, LKPD dan laporan. Hasil pretest dan postest keudian dibandingkan untuk dianalisis. Analisis enggunakan gain standart enunjukkan terjadi peningkatan gain 0,46 untuk 90 peserta didik yang diteliti. Gain standart diperoleh dari nilai rerata postest dikurangi nilai pretest. Untuk eperjelas hasil pretest dan postest peserta didik ditapilkan pada Gabar 3.

10 Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (2), Pretest Postest Rata-rata 40,18 68,15 Gabar 3. Diagra Batang Hasil Pretest dan Postest pada Pelaksanaan Pebelajaran Inkuiri Observasi selaa proses pebelajaran dilakukan untuk engaati kegiatan belajar engajar dan aktivitas peserta didik. Penelitian ini enggunakan dua observer untuk setiap perteuan. Observer akan encatat seua kegiatan yang terjadi selaa proses pebelajaran baik itu kegiatan belajar engajar, aktivitas guru aupun aktivitas peserta didik. Data hasil observasi diperoleh dari lebar observasi yang didasarkan pada aspek-aspek efektifitas pebelajaran. Rangkuan hasil pengaatan enurut observer terdapat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Pengaatan Observer Besarnya Persentase Keterlaksanaan RPP Berdasarkan Aspek-Aspek Efektifitas Keterlaksanaan (%) No Aspek Efektifitas Observer I Observer II 1. Keceratan Penguasaan Perilaku 83 91,67 2. Kecepatan Unjuk Kerja 87,5 87,5 3. Kesesuaian dengan Prosedur 91,67 91,67 4. Kuantitas Unjuk Kerja Kualitas Hasil Akhir Tingkat Alih Belajar 75 87,5 7. Tingkat Retensi Berdasarkan hasil pengaatan observer tersebut dapat disipulkan bahwa selaa pebelajaran peserta didik sudah berperan aktif dala diskusi kelopok, elakukan sebuah percobaan sederhana, enyelesaikan perasalahan, dan engeukakan ide/gagasan dengan enjawab pertanyaan. Untuk engetahui pengaruh dari kegiatan pebelajaran dengan pendekatan inkuiri perlu dilakukan perhitungan analisis dengan enggunakan effect size. Untuk enentukan effect size terlebih dahulu encari nilai Standar deviasi (SD) dan nilai ean. Berdasarkan dari perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai effect size sebesar 0,202 dengan kategori penilaian efek sedang. Hal ini berarti bahwa penggunaan pendekatan inkuiri eberikan pengaruh terhadap kinerja dan hasil belajar kognitif peserta didik, sehingga pendekatan inkuiri dapat digunakan dala kegiatan pebelajaran dikelas dala engebangkan kreativitas peserta didik. SIMPULAN DAN SARAN Sipulan Kesipulan yang dapat diabil pada penelitian pengebangan ini engacu pada tujuan penelitian dan pebahasan adalah sebagai berikut: hasil uji coba terbatas, uji coba luas, dan uji peakaian enunjukan bahwa tes kreativitas yang dikebangkan valid dan reliabel serta berdasarkan asukan dari ahli ateri, ahli evaluasi asuk dala kategori sangat baik. Dengan deikian, produk ini dapat digunakan sebagai alternatif alat penilaian dala proses pebelajaran fisika; dan berdasarkan hasil penggunaan tes kreativitas pada uji coba lapangan (uji coba peakaian) dala engukur berpikir kreatif peserta didik dapat disipulkan bahwa peserta didik sudah apu enyelesaikan perasalahan yang terdapat pada soal berdasarkan ide/gagasan ereka sendiri. Selain itu, hasil pengaatan dari dua observer dapat diketahui bahwa selaa pebelajaran peserta didik sudah berperan aktif dala diskusi kelopok, elakukan sebuah percobaan sederhana, enyelesaikan perasalahan, dan engeukakan ide/ gagasan dengan enjawab pertanyaan pada LKPD. Saran Penelitian ini terasuk penelitian pengebangan instruen evaluasi pebelajaran fisika. Adapun saran peanfaatan yaitu: guru dapat enerapkan instruen tes ini dala kegiatan evaluasi pebelajaran fisika bagi peserta didik SMA/MA. Instruen evaluasi pebelajaran berupa soal kreativitas dapat digunakan sebagai salah satu odel penilaian alternatif yang dapat dipakai sebagai acuan untuk engetahui tingkat kreativitas peserta didik terhadap ateri teori kinetik gas; serta produk ini dapat dijadikan contoh oleh guru fisika untuk engebangkan instruen tes yang engetahui kreativitas peserta didik dala engeukakan ide/gagasan berdasarkan asalah-asalah dala kehidupan sehari-hari.

11 Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (2), DAFTAR PUSTAKA Aiken, L.R. (1985). Three coefficients for analyzing the reliability and validity of ratings. Educational and Psychological Measureent, 45, Arifin, Z. (2013). Evaluasi instruksional: prinsip-teknik-prosedur Bandung: Reaja Rosdakarya Azwar, S. (2014). Reliabilitas dan validitas edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azza, A.M. (2009). Why creativity now? a conversation with Sir Ken Robinson. Teaching for The 21st Century, 67, Borg, W.R. & Gall, M.D. (2008). Educational research. New York: Longan Donald, A. (2008). Introduction to research in education. USA: WADSWORTH Cengange Learning Mundilarto, M. (2010). Penilaian hasil belajar fisika. Yogyakarta: Pusat Pengebangan Instruksional Sains FMIPA UNY National Research Council. (1997). Preparing for the 21 st century: The Education Iperative. Diakses tanggal 17 Januari 2015 dari Piirto, J. (2011). Creativity for 21 st century skills: how to ebed creativity into the curriculu. Netherlands: Sense Publisher Subali, B., & Suyata, P. (2012). Pengebangan ite tes konvergen dan divergen. Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia Sugiarto, A., & Djukri, D. (2015). Pebelajaran berbasis sets sebagai upaya eningkatkan kreativitas dala peecahan asalah pencearan lingkungan. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 1(1), doi: 27 Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Surapranata, S. (2009). Analisis, validitas, reliabilitas dan interpretasi hasil tes. Bandung: PT. Reaja Rosdakarya Offset Munandar, U. (1992). Mengebangkan bakat dan kreativitas anak sekolah. Jakarta: Grasindo Widoyoko, E. P. (2011). Evaluasi progra pebelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015 Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran 2 kurang tertarik epelajari pelajaran ilu pengetahuan ala karena etode pebelajaran yang diterapkan guru. Jadi etode pengajaran guru sangat epengaruhi inat belajar siswa dala epelajari ilu pengetahuan ala.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra Mebelajarkan Geoetri dengan Progra GeoGebra Oleh : Jurusan Pendidikan Mateatika FMIPA UNY Yogyakarta Eail: ali_uny73@yahoo.co ABSTRAK Peanfaatan teknologi koputer dengan berbagai progranya dala pebelajaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III peneliti akan membahas mengenai jenis penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian dan pengembangan, instrument penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI MANAJEMEN SOAL PADA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA (STUDI KASUS PRIMAGAMA PONTIANAK) Budi Heriyanto

RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI MANAJEMEN SOAL PADA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA (STUDI KASUS PRIMAGAMA PONTIANAK) Budi Heriyanto RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI MANAJEMEN SOAL PADA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA (STUDI KASUS PRIMAGAMA PONTIANAK) Budi Heriyanto Progra Studi Teknik Inforatika Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

MAKALAH SISTEM BASIS DATA MAKALAH SISTEM BASIS DATA (Entity Relationship Diagra (ERD) Reservasi Hotel) Disusun Oleh : Yulius Dona Hipa (16101055) Agustina Dau (15101635) Arsenia Weni (16101648) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMARIKA

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

karya yang terampil, ahli, dan memiliki motivasi yang tinggi serta bermental ideologi

karya yang terampil, ahli, dan memiliki motivasi yang tinggi serta bermental ideologi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini pengebangan suber daya anusia (huan resources) telah enjadi fokus perhatian utaa dan upaya terpenting dari langkahlangkah pebangunan di negara kita yang sekarang

Lebih terperinci

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUTIR SOAL TES UNTUK MENGUKUR KETERCAPAIAN SCIENCE PROCESS SKILL PESERTA DIDIK SMP KELAS VII POKOK BAHASAN KALOR DAN PERPINDAHANNYA

PENGEMBANGAN BUTIR SOAL TES UNTUK MENGUKUR KETERCAPAIAN SCIENCE PROCESS SKILL PESERTA DIDIK SMP KELAS VII POKOK BAHASAN KALOR DAN PERPINDAHANNYA Pengembangan Butir Soal... (Indah Annisa Diena) 1 PENGEMBANGAN BUTIR SOAL TES UNTUK MENGUKUR KETERCAPAIAN SCIENCE PROCESS SKILL PESERTA DIDIK SMP KELAS VII POKOK BAHASAN KALOR DAN PERPINDAHANNYA DEVELOPMENT

Lebih terperinci

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2) Pengembangan LKPD Berbasis Conceptual. (Syella Ayunisa Rani) 231 PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS CONCEPTUAL ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEPTUAL SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 1 TANJUNG BATU

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEPTUAL SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 1 TANJUNG BATU PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEPTUAL SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 1 TANJUNG BATU Meidahrianti 1, Zulheran 2, Taufiq 2 1 Aluni Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Mateatika Oleh : NURSUKAISIH 0854003938

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF ABSTRAK PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF Agus Santoso Jurusan Statistik FMIPA Universitas Terbuka eail:aguss@ut.ac.id ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI RAPORT SISWA BERBASIS WEB DENGAN FASILITAS SMS GATEWAY. (Studi Kasus SMK Muhammadiyah Kutowinangun)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI RAPORT SISWA BERBASIS WEB DENGAN FASILITAS SMS GATEWAY. (Studi Kasus SMK Muhammadiyah Kutowinangun) RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI RAPORT SISWA BERBASIS WEB DENGAN FASILITAS SMS GATEWAY (Studi Kasus SMK Muhaadiyah Kutowinangun) Rendy Eka S, Satyo Nuryadi 2 Progra Studi Teknik Inforatika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

E-journal Prodi Edisi 1

E-journal Prodi Edisi 1 E-journal Prodi Edisi 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMP BERBASIS SCIENCE EDUTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK THE DEVELOPMENT OF SCIENCE

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Linda Aprilia, Sri Mulyaningsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT GAMBARAN MATERI DAN KATA KERJA OPERASIONAL (KKO) YANG TERDAPAT PADA TUJUAN PEMBELAJARAN (RRP) DI SMAN SEKOTA PAINAN Nova Susanti Zafri Liza Husnita Progra Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Suatera Barat

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART Prosiding Seinar Nasional Ilu Koputer dan Teknologi Inforasi Vol., No., Septeber 07 e-issn 540-790 dan p-issn 54-66X SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2013), metode penelitian dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tempat Penelitian Modul pembelajaran fisika ini dikembangkan di Laboratorium Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana. BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Tujuan dari penelitian ini adalah mengasilkan produk berupa

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA Babang Purwanggono, Andre Sugiyono Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

DEVELOPMENT OF PHYSICS-ORIENTED LEARNING DEVICE INQUIRY APPROACH ON THERMODYNAMIC MATERIALS OF CLASS XI SMA BASED ON CURRICULUM 2013

DEVELOPMENT OF PHYSICS-ORIENTED LEARNING DEVICE INQUIRY APPROACH ON THERMODYNAMIC MATERIALS OF CLASS XI SMA BASED ON CURRICULUM 2013 1 DEVELOPMENT OF PHYSICS-ORIENTED LEARNING DEVICE INQUIRY APPROACH ON THERMODYNAMIC MATERIALS OF CLASS XI SMA BASED ON CURRICULUM 2013 Fanny Mitsalina, Zulhelmi, Fakhruddin Email : fanny.fm93@gmail.com,

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Siste Inforasi Manajeen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Gubernur Berbasis Web Deasy AnnisaSari, Helfi Nasution 2, Anggi Sriurdianti Sukato 3. Progra Studi Inforatika Universitas Tanjungpura,2,3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang berorientasi pada produk. Produk yang dikembangan dalam penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED Dian Nopitasari Universitas Muhammadiyah Tangerang, Jl. Perintis Kemerdekaan 1/33, d_novietasari@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika (ISSN.460-919) Volue 1, No., Maret 016 MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI 1 Suraidin, Islahudin, 3 M. Firan Raadhan 1 Mahasiswa Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian jenis R&D (Research and Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema pencemaran lingkungan berbasis

Lebih terperinci

PERWUJUDAN KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENGEMBANGKAN KNOWLEDGE, SKILL, DAN ATTITUDE PESERTA DIDIK SMA

PERWUJUDAN KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENGEMBANGKAN KNOWLEDGE, SKILL, DAN ATTITUDE PESERTA DIDIK SMA 126 PERWUJUDAN KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENGEMBANGKAN KNOWLEDGE, SKILL, DAN ATTITUDE PESERTA DIDIK SMA REALIZATION IN LEARNING PHYSICS CURRICULUM 2013 TO DEVELOP KNOWLEDGE, SKILL,

Lebih terperinci

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar Pengembangan Mobile Learning Berbasis. (Tutut Sari Handayani) 384 PENGEMBANGAN MOBILE LEARNING BERBASIS ANDROID SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI FLUIDA STATIS UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR

Lebih terperinci

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Kristal no.12/april/1995 1 MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Di dala ateatika anda pasti sudah pernah berhadapan dengan sebuah siste persaaan linier. Cacah persaaan yang berada di dala siste

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian pengembangan Subject Spesific Pedagogy (SSP) ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono (2016:30) mengartikan metode penelitian

Lebih terperinci

FORM (FR) SATUAN ACARA PERKULIAHAN

FORM (FR) SATUAN ACARA PERKULIAHAN Jl. Angkrek Situ No 19 Kabupaten Sueg Tgl. Terbit : 1 Septeber 2014 Hal : 1/7 Kode Mata Kuliah : SI4015 Mata Kuliah : Rekayasa Siste Inforasi Bobot SKS : 3 Jurusan/Prodi : Siste Inforasi Seester : 6 Dosen

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENT S PROCESS SKILL IN

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Kemampuan IPA peserta didik Indonesia dapat dilihat secara Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development)

Lebih terperinci

Dicetak oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika

Dicetak oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika PAKET FASILITASI PEMBERDAYAAN KK/MMP MATEMATIKA Pebelajaran SMA Untuk SMA Penulis: Drs. Marsudi Raharjo, M.Sc.Ed. Penilai: Drs. M. Danuri, M.Pd. Editor: Sri Wulandari Danoebroto, M.Pd. Desain: Cahyo Sasongko,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan A. RANCANGAN PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Research and Development (R&D) yang merupakan desain penelitian dan pengembangan, yaitu metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experiment. Penelitian quasy experiment memiliki variabel kontrol, tetapi

BAB III METODE PENELITIAN. experiment. Penelitian quasy experiment memiliki variabel kontrol, tetapi A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu atau quasy experiment. Penelitian quasy experiment memiliki variabel kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development (R&D). Model penelitian pengembangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP Pengembangan Lembar Kerja. (Putri Chandra H.) 1 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP DEVELOPMENT

Lebih terperinci

Kata-kata kunci: LKPD berbasis visual, metode demonstrasi, minat membaca, hasil belajar peserta didik.

Kata-kata kunci: LKPD berbasis visual, metode demonstrasi, minat membaca, hasil belajar peserta didik. Pengembangan LKPD Berbasis Visual. (Palupi Yuliani) 367 PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS VISUAL DENGAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT MEMBACA DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SMA MATERI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian pengembangan LKPD berbasis SETS dengan metode outdoor learning untuk menumbuhkan science process skill dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP Arnetis, Mariani Natalina dan Sri Ayuni Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan atau disebut juga Research and Development BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau disebut juga Research and Development (R&D). Desain penelitian

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Guru Berprestasi Menggunakan Fuzzy-Analytic Hierarchy Process (F-AHP) (Studi Kasus : SMA Brawijaya Smart School)

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Guru Berprestasi Menggunakan Fuzzy-Analytic Hierarchy Process (F-AHP) (Studi Kasus : SMA Brawijaya Smart School) Jurnal Pengebangan Teknologi Inforasi dan Ilu Koputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hl. 2095-2101 http://j-ptiik.ub.ac.id Siste Pendukung Keputusan Penentuan Guru Berprestasi Menggunakan Fuzzy-Analytic

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI Nuril Maghfiroh 1, Herawati Susilo 2, Abdul Gofur 3 Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKPD IPA MATERI TEKANAN ZAT BERPENDEKATAN AUTHENTIC INQUIRY LEARNING

PENGEMBANGAN LKPD IPA MATERI TEKANAN ZAT BERPENDEKATAN AUTHENTIC INQUIRY LEARNING PENGEMBANGAN LKPD IPA MATERI TEKANAN ZAT BERPENDEKATAN AUTHENTIC INQUIRY LEARNING DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP INGIN TAHU DAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING PESERTA DIDIK SMP ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan Kepada

Lebih terperinci

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian berjudul Pengembangan Petunjuk Praktikum Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP termasuk kedalam desain penelitian pengembangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TES OBJEKTIF PILIHAN GANDA UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN MATERI AJAR GERAK LURUS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TES OBJEKTIF PILIHAN GANDA UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN MATERI AJAR GERAK LURUS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA Pengembangan Instrumen Penilaian (Siti Zainab) 106 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TES OBJEKTIF PILIHAN GANDA UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN MATERI AJAR GERAK LURUS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA SISWA KELAS XI SMKS IBNU CHOLIL BANGKALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLOS

UPAYA PENINGKATAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA SISWA KELAS XI SMKS IBNU CHOLIL BANGKALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLOS UPAYA PENINGKATAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA SISWA KELAS XI SMKS IBNU CHOLIL BANGKALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLOS Bagus Tri Handoko Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP PGRI BANGKALAN

Lebih terperinci

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 ) BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 74 81 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST RELIGEA

Lebih terperinci

TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SD DENGAN POKOK BAHASAN ENERGI

TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SD DENGAN POKOK BAHASAN ENERGI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SD DENGAN POKOK BAHASAN ENERGI Erfinia Deca Christiani,S.Pd., M.Pd Staf Pengajar Universitas Panca Marga Probolinggo erphinia12@gmail.com (diterima: 21.12.2014,

Lebih terperinci

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Pembelajaran Fisika

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PERKEMBANGAN FISIK KOTA (Studi Kasus Kota Singaraja-Bali)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PERKEMBANGAN FISIK KOTA (Studi Kasus Kota Singaraja-Bali) Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Inforatika (JANAPATI) Volue 2, Noor 3, Deseber 2013 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PERKEMBANGAN FISIK KOTA (Studi Kasus Kota Singaraja-Bali) I Wayan Krisna

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : RPP berbasis KTSP, Guru Disertifikasi, Mutu Pembelajaran

ABSTRAK. Kata kunci : RPP berbasis KTSP, Guru Disertifikasi, Mutu Pembelajaran PENEVGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN RPP BERBASIS KTSP OLEH GURU SEJARAH YANG TELAH DISERTIFIKASI DI SMANEGERI 5 PEKANBARU Dra. Bedriati Ibrahi MS.i Universitas Riau ABSTRAK Kata kunci : RPP

Lebih terperinci

Model Produksi dan Distribusi Energi

Model Produksi dan Distribusi Energi Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, maka desain dari penelitian ini adalah penelitian pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, maka desain dari penelitian ini adalah penelitian pengembangan BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar berupa LKPD IPA berbasis inquiry science issues yang dapat mengembangkan practical skills dan scientific

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). Menurut Thiagarajan (1974: 5-9), Research and Development adalah desain penelitian yang

Lebih terperinci

Dita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang

Dita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang PENGARUH PENDEKATAN CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) DALAM MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF DAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS X SMAN 10 MALANG PADA MATERI MINYAK

Lebih terperinci

ANALISIS KECEPATAN LARI 400 METER PUTRI FINAL PADA KEJUARAAN NASIONAL ATLETIK JAWA TIMUR TERBUKA DI SURABAYA TAHUN 2016

ANALISIS KECEPATAN LARI 400 METER PUTRI FINAL PADA KEJUARAAN NASIONAL ATLETIK JAWA TIMUR TERBUKA DI SURABAYA TAHUN 2016 Analisis Kecepatan Lari..(Dian Saputri) ANALISIS KECEPATAN LARI METER PUTRI FINAL PADA KEJUARAAN NASIONAL ATLETIK JAWA TIMUR TERBUKA DI SURABAYA TAHUN THE ANALYSIS OF METERS RUN SPEED WOMEN ATHLETES IN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and Development (R&D) untuk mengembangkan Subject Specific Pedagogy (SSP) IPA dengan Model Problem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengembangan bahan ajar khususnya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 3 ini erupakan seri buku pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (VIMK13) Buku ini euat pedoan bagi

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMETAAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA PONTIANAK BERBASIS WEB

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMETAAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA PONTIANAK BERBASIS WEB PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMETAAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA PONTIANAK BERBASIS WEB Aey Indah Pratiwi Progra Studi Teknik Inforatika Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Seinar Nasional Teknologi Inforasi dan Kounikasi 01 (SENTIKA 01 ISSN: 089-981 Yogyakarta, 8 Maret 01 PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Sauel Manurung 1 1Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID

IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID Dwi Rizki Purnaasari Mahasiswa Progra Studi Teknik Inforatika STMIK Budidara Medan Jl. Sisingaangaraja No. 338 Sipang Liun

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian serta pengambilan data-data pada lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian serta pengambilan data-data pada lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Guna eperoleh data-data yang dibutuhkan dala penelitian ini, penulis elakukan penelitian serta pengabilan data-data pada lokasi penelitian. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi penelitian bertempat di SMK Pertanian di Lembang. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Pertanian di

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R.

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R. 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningru*, Ia Santoso**, R.Rizal Isnanto** Abstrak - Tekstur adalah karakteristik yang penting

Lebih terperinci