ANALISIS KECEPATAN LARI 400 METER PUTRI FINAL PADA KEJUARAAN NASIONAL ATLETIK JAWA TIMUR TERBUKA DI SURABAYA TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KECEPATAN LARI 400 METER PUTRI FINAL PADA KEJUARAAN NASIONAL ATLETIK JAWA TIMUR TERBUKA DI SURABAYA TAHUN 2016"

Transkripsi

1 Analisis Kecepatan Lari..(Dian Saputri) ANALISIS KECEPATAN LARI METER PUTRI FINAL PADA KEJUARAAN NASIONAL ATLETIK JAWA TIMUR TERBUKA DI SURABAYA TAHUN THE ANALYSIS OF METERS RUN SPEED WOMEN ATHLETES IN THE FINAL EAST JAVA NATIONAL CHAMPIONSHIP OPEN IN SURABAYA. Oleh: Dian Saputri, Fakultas Ilu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta. Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk engetahui pola kecepatan lari eter atlet putri Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya tahun. Penelitian ini, diaksudkan untuk engetahui analisis kecepatan per eter. Lari eter dengan siste energi anaerobik laktit perlu pola strategi atau pengaturan kecepatan untuk endapatkan prestasi terbaik. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi dala penelitian ini yaitu atlet lari eter putri peserta final Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya tahun. Teknik pengabilan data enggunakan purposive sapling, sapel yang didapatkan sejulah atlet putri. Data yang diperoleh berupa video dan analisis data enggunakan kinovea software. Hasil penelitian enunjukkan bahwa () waktu tepuh lari eter antara,,, kecepatan ratarata lari eter, /detik. () percepatan dilakukan jarak eter dan kebali elakukan percepatan pada jarak eter. Ratarata percepatan yang dilakukan atlet Indonesia jarak, eter dengan waktu tepuh, detik. () atlet putri Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka elakukan percepatan sepanjang eter sebesar,% ( atlet), eter sebesar,% ( atlet), dan eter sebesar,% ( atlet). () kecepatan tertinggi pada jarak eter dengan persentase sebesar %. () ratarata jarak perlabatan, eter dengan waktu tepuh, detik. () Atlet putri kejuaraan nasional atletik Jawa Tiur terbuka elakukan perlabatan jarak eter sebanyak % ( atlet), eter,% ( atlet), eter,% ( atlet), eter,% ( atlet). Kata kunci: analisis kecepatan, lari eter, Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka. Abstract This research was conducted to deterine the pattern speed of woen's final at the East Java National Athletics Chapionships Open in Surabaya. This research ais to deterine the speed of analysis per eters. The runners with lactic anaerobic energy systes need a strategy pattern or speed settings to obtain the best perforance. This research was a descriptive study. Population in this research is the athletes of eters woen's final at the East Java National Athletics Chapionships Open in Surabaya. The data taken by using purposive sapling, the saple obtained a nuber of woen athletes. Data obtained in the for of video and data analysis using software Kinovea. The findings of this research show that () the travel tie to run eters between. to., an average speed of at. /sec. () the acceleration is done within eters and reaccelerating at a distance of eters. The average acceleration done by Indonesian athlete within. eters with a travel tie of. seconds. () East Java National Athletics Chapionships Open woen athletes accelerating along the eters of.% ( athletes), eters of.% ( athletes), and the eters of.% ( athlete). () The highest speed at a distance of eters with a percentage of %. () The average distance of. eters with a slowdown in travel tie of. seconds. () Woen athletes in East Java National Chapionship Open to slow distance of eters as uch as % ( of athletes), eters of.% ( athletes), eters of.% ( athletes), eters % ( athlete). Keywords: speed analysis, eter run, East Java National Athletics Chapionships Open.

2 Jurnal Ilu Keolahragaan PENDAHULUAN Atletik erupakan aktifitas jasani yang terukur di setiap noornya. Kopetisi dala atletik terbagi enjadi beberapa noor yang dikelopokkan dala noor lintasan dan lapangan yang terdiri dari lari, lopat, lepar dan jalan. Atletik erupakan cabang olahraga yang dianggap sebagai ibu dari seua cabang olahraga karena engandung unsur gerakan dasar dala kehidupan anusia eliputi jalan, lari, lepar dan lopat sehingga atletik penting untuk dipelajari. Lari erupakan salah satu event yang diperlobakan dala cabang olahraga atletik, event lari dibedakan berdasarkan pebagian jarak yaitu lari jarak pendek dengan jarak sapai eter selain itu, lari gawang eter putri, lari gawang eter putra, lari gawang eter, dan lari estafet x eter dan x eter. Lari jarak enengah jarak sapai eter dan lari jarak jauh jarak eter sapai, k (arathon). Lari cepat atau sprint erupakan seua perlobaan lari diana peserta berlari dengan kecepatan aksial sepanjang jarak yang ditepuh, dari jarak eter sapai dengan jarak eter. Disebut dengan lari cepat karena jarak yang ditepuh pendek atau dekat. Biootor utaa pada noor lari sprint adalah kecepatan yang aksial ulai dari start sapai finish dengan eperhatikan tahapan dala berlari yaitu tahap reaksi dan dorongan, tahap percepatan (akselerasi), tahap kecepatan aksial, peeliharaan kecepatan, penurunan kecepatan (deselerasi) dan finish. Tujuan diadakannya event lari yaitu untuk eaksialkan kecepatan lari atlet. Faktor fisik sangat diperlukan bagi pelari sprint, karena koponen biootor utaa yang dibutuhkan sprinter adalah kecepatan. Kecepatan erupakan koponen utaa yang dibutuhkan pelari sprint karena dala perlobaan lari seorang atlet dituntut untuk berlari secepatcepatnya guna eperoleh waktu yang sesingkatsingkatnya dengan jarak yang akan ditepuh, aka kecepatan sangat penting untuk di latihkan. Lari eter erupakan lari sprint yang terjauh, ditepuh dala satu kali putaran lintasan dengan enggunakan siste energi anaerobik laktit. Siste energi anaerobik laktit bekerja dengan intensitas tinggi yang enyebabkan enupuknya asa laktat dala otot dan darah sehingga enyebabkan kelelahan. Pengaturan kecepatan atau strategi lari eter sangat diperlukan untuk engatur iraa langkah sehingga atlet tidak engalai kelelahan yang berlebihan. Pengaturan kecepatan lari dipengaruhi oleh langkah dan waktu (pace and split ties). Menurut Jonath, dkk., (: ) kecepatan

3 Analisis Kecepatan Lari..(Dian Saputri) berlari adalah hasil kali antara panjang dan julah frekuensi langkah perdetik. Menurut IAAF level (: ) lari eter ini tidak bisa dilakukan dengan kecepatan puncak sepanjang/sepenuh jarak eter, oleh sebab itu pengaturan kecepatan lari eter harus enabah waktu penundaan selaa,, detik dala eter pertaa sesuai dengan tingkat peeliharaan kecepatan atlet dan pada eter terakhir biasanya lebih labat detik dari prestasi terbaik eter atlet. Kesipulannya untuk encapai catatan waktu prestasi eter yang baik dapat dihitung dari prestasi eter terbaik dikalikan di tabah,, detik. Pengaturan kecepatan atau strategi ini penting dilakukan dan dilatihkan, bagaiana atlet harus engatur kecepatan pada eter pertaa dan eter kedua enggunakan analisis split tie dari prestasi terbaik yang dicapai atlet. Pencapaian prestasi terbaik dala lari sprint eter, seorang atlet harus engikuti suatu rencana yang telah ditentukan dala perlobaan dengan eperhatikan daftar langkah (pacing chart) dari waktu split yang telah di siapkan. Tujuan dari rencana yang telah ditentukan yaitu untuk engatur iraa langkah dan waktu yang stabil guna encegah kelelahan yang berlebihan. Fokus seorang atlet dala lari eter yaitu pada pencapaian prestasi dan epertahankan kecepatan lari aksial. Pengaturan langkah lari harus tetap seibang hal ini dapat dilatihkan agar atlet eperoleh feel pada saat lari. Pengaturan tepo lari dapat dilakukan dengan percobaan waktu split tiap bagian. Berdasarkan hasil pengaatan di lapangan, seorang pelatih dala enganalisis hasil pertandingan lari eter hanya didasarkan pada etode yang bersifat klasikal, beberapa pelatih tidak elakukan analisis secara detail terhadap teknik analisis split tie. Selaa elatih, pelatih hanya dapat engukur total hasil pelaksanaan lari sejauh eter dari atlet, hal tersebut engakibatkan terjadinya kesulitan bagi pelatih dala engevaluasi hasil latihan dan pertandingan, khususnya lari eter bagaiana engatur strategi saat berlari enyesuaikan iraa dan tepo lari atlet. Analisis lebih detail persatuan jarak dan waktu akan eudahkan pelatih dala engetahui kelebihan dan keleahan atlet. Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka erupakan event tahunan yang diselenggarakan satu tahun sekali. Kejuaraan Nasional Jawa Tiur Terbuka di Surabaya tahun epunyai fungsi untuk eantau keapuan atlet dari berbagai daerah yang ikut berpartisipasi dala perlobaan skala nasional. Hal ini dikarenakan atletik erupakan cabang olahraga yang terukur sehingga pelatih

4 Jurnal Pendidikan Kepelatihan Olahraga pelatih dapat eprediksi kepapuan dari setiap lawan aupun atlet yang dibina dala periodisasi endatang. Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya tahun ini erupakan salah satu ajang try out enjelang PON yang akan diselenggarakan di Jawa Barat. Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka ini diselenggarakan di Surabaya pada tanggal April yang bertepat di Stadion Oentoeng Poedjadi Universitas Negeri Surabaya, Jawa Tiur. Lari sprint eter eerlukan pengaturan kecepatan dengan analisis split tie atau pebagian waktu dan pebagian jarak untuk engetahui kelebihan dan keleahan atlet sehingga dapat eaksialkan kecepatan lari eter. Berdasarkan uraian di atas, penulis terdorong untuk elakukan penelitian dengan judul Analisis kecepatan lari eter putri final pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya tahun. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini erupakan penelitian deskriptif. Metode yang digunakan dala penelitian ini adalah etode survey. Penelitian ini untuk enganalisis kecepatan lari eter putri peserta Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya tahun. Waktu dan Tepat Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal April. Lokasi penelitian berada di stadion oentung poedjadi UNESA, Surabaya. Populasi Penelitian dan Sapel Penelitian Populasi dala penelitian ini adalah atlet lari eter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya tahun yang berjulah atlet putri dan atlet putra. Teknik pengabilan sapel dengan teknik purposive sapling, yaitu () peserta final lari eter kejuaraan nasional atletik Jawa Tiur terbuka tahun, () berjenis kelain perepuan. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh sapel penelitian sebanyak atlet perepuan. Teknik Pengupulan Data dan Teknik Analisis Data Metode yang digunakan dala penelitian ini adalah etode penelitian survei dengan teknik observasional. Teknik pengaatan atau observasi dala hal ini pengabilan videotape. Data dianalisis dengan enggunakan siste analisis perangkat lunak kinovea video analysis software. Video rekaan diasukkan pada sebuah laptop yang telah diinstal software kinovea video analysis software. Pada dart trainer enawarkan rangkaian lengkap peralatan analisis video eliputi siulca dan strootion yang

5 Analisis Kecepatan Lari..(Dian Saputri) enjadikan tahapantahapan gerakan saat kecepatan lari eter dapat dilihat dengan jelas dan rinci. Selanjutnya video lari eter diubah dala bentuk gabar perbagian, dari bagianbagian gabar tersebut didapatkan waktu eter saat atlet easuki tanda jarak eter. setelah didapatkan catatan waktu keudian data dideskripsikan dala hasil penelitian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian kecepatan lari asingasing atlet putri peserta final noor lari pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya Tahun dijelaskan sebagai berikut: Tabel. Catatan Waktu Atlet Putri Peserta Final or Lari Meter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya Tahun. Waktu (Detik) Peringkat A, B, C, D, E, F, G, Tabel. Selisish Waktu Meter I dan ke II dari Atlet Putri Peserta Final or Lari pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya Tahun. Hasil I II Beda I dan II A,,,, F,,,, G,,,, Tabel. Pecahan Waktu (SplitTie) dari Catatan Waktu Atlet Putri Peserta Final or Lari Meter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya Tahun. N o subj ek A, B, C, D,,,,, E,, F,, G,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, (wak Tabel. Kecepatan RataRata Tiap Meter Per Detik Atlet Putri Peserta Final Lari Meter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Tahun Terbuka di Surabaya Tahun. N o Subje k A B C D E F G,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, tu),,,,,,, Kec rata rata,,,,,,, B,,,, C,,,, D,,,, E,,,,

6 Jurnal Pendidikan Kepelatihan Olahraga,,,,,,,,,,, C D A B E F G Gabar. Rangkuan Grafik Kecepatan Lari Meter Atlet Putri Peserta Final or Lari pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya Tahun. Keseluruhan rangkuan grafik kecepatan lari eter atlet putri peserta final noor lari eter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya Tahun, dapat dilihat dengan jelas percepatan, kecepatan, dan perlabatannya, sehingga dapat diketahui naik dan turunnya kecepatan lari eter atlet putri peserta final noor lari eter Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya Tahun. Berdasarkan gabar diatas dapat dilihat bahwa atlet putri engalai dua kali percepatan, jika dibandingkan dengan pola kecepatan lari eter atlet putri dunia enunjukkan percepatan lari hanya terjadi satu kali pada jarak eter keudian atlet cenderung eelihara kecepatan aksialnya sapai finish. Analisis kecepatan lari atlep putri Indonesia belu bisa eaksialkan lari percepatan dengan baik, karena noralnya lari percepatan hanya dapat dilakukan setelah atlet elakukan tahapan dorongan start. Atlet lari eter putri Indonesia setelah encapai kecepatan aksialnya atlet tidak dapat eelihara atau epertahankan kecepatan, atlet putri Indonesia cenderung engalai penurunan kecepatan yang signifikan. Data diatas dapat disipukan bahwa ada dua faktor yang epengaruhi pola kecepatan lari atlet Indonesia yaitu: () Koponen biootor daya tahan kecepatan yang kurang baik, sehingga perlu dilatihan daya tahan kecepatan, sehingga atlet dapat eelihara kecepatan aksialnya dengan baik dan tidak terjadi dua kali percepatan. () Teknik lari, ratarata atlet lari dengan kecepatan tinggi yaitu lari pada lintasan lurus, pada tikungan atlet belu bisa eaksialkan larinya. Maka atlet perlu di latihkan teknik lari tikungan untuk dapat eaksialkan kecepatan lari pada lintasan tikungan. Harapannya atlet putri Indonesia dapat berprestasi di tinggkat asia ataupun dunia dengan pola kecepatan lari yang dipelihara dengan baik dan eaksialkan prestasi lari eter. Tabel. Kecepatan Ratarata Meter Atlet Putri Peserta Final Meter Pada Kejuaraan Nasional Jawa Tiut Terbuka di Surabaya Tahun. Kecepatan ratarata eter (/detik) A, B, C, D, E, F,

7 Analisis Kecepatan Lari..(Dian Saputri) G, Berdasarkan tabel di atas diketahui keceptan ratarata atlet eter putri final kejuaraan nasionnal atletik Jawa Tiur Terbuka bahwa atlet A ratarata kecepatan lari eter tertinggi dengan keceptan, /detik, dan atlet G ratarata kecepatan lari eter terendah dengan kecepatan, /detik. Kecepatan ratarata lari eter atlet terbaik dengan catatan waktu kurang dari, detik yaitu atlet A, B, C, dan D peringkat,,, dan, kecepatan ratarata, /detik. Tabel. Rangkuan Jarak Lari Percepatan (Akselerasi) Atlet Putri Peserta Final or Lari Meter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya Tahun. A B C Mengalai Percepatan pada Jarak (),,,,,,,,,,,, Jarak Percepatan () D,,, E,,,, F,,, G,, Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan bahwa atlet A peserta final lari eter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya tahun elakukan akselerasi sepanjang jarak eter, atlet B elakukan akselerasi sepanjang jarak eter, atlet C elakukan akselerasi sepanjang jarak eter, atlet D elakukan akselerasi sepanjang jarak eter, atlet E elakukan akselerasi sepanjang jarak eter, atlet F elakukan akselerasi sepanjang jarak eter, atlet G elakukan akselerasi sepanjang jarak eter. Ratarata jarak percepatan lari eter putri peserta final lari eter pada kejuaraan nasional Jawa Tiur terbuka tahun yaitu, eter. Tabel. Rangkuan Waktu Lari Percepatan (akselerasi) Atlet Putri Meter pada Kejuaraan Nasional Jawa Tiur Terbuka di Surabaya Tahun Catatan Waktu Percepatan (detik) waktu Percepatan (detik) A.,.,.,.,., B.,.,.,.,., C.,.,.,.,., D.,.,.,., E.,.,.,.,., F.,.,.,., G.,.,., Berdasarkan tabel diatas dapat diuraikan bahwa atlet A peserta final lari eter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya tahun elakukan akselerasi dengan catatan waktu akselerasi, detik dengan jarak yang ditepuh eter. Atlet B elakukan akselerasi dengan catatan waktu akselerasi, detik dengan jarak yang ditepuh eter. atlet C elakukan akselerasi dengan catatan waktu akselerasi, detik dengan jarak yang ditepuh eter. Atlet D elakukan akselerasi dengan catatan waktu akselerasi, detik

8 Jurnal Pendidikan Kepelatihan Olahraga dengan jarak yang ditepuh eter. Atlet E elakukan akselerasi dengan catatan waktu akselerasi, detik dengan jarak yang ditepuh eter. Atlet elakukan akselerasi dengan catatan waktu akselerasi, detik dengan jarak yang ditepuh eter. Atlet G elakukan akselerasi dengan catatan waktu akselerasi, detik dengan jarak yang ditepuh eter. Ratarata waktu percepatan lari eter peserta final lari eter Jawa Tiur terbuka tahu yaitu,. Tabel.Persentase Julah Jarak Akselerasi Atlet Putri Peserta Final or Lari Meter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya Tahun. Jarak Akselerasi Frekuensi Persentase (%) eter, % eter, % eter, % atlet % Berdasarkan tabel diatas dapat disipulkan bahwa atlet yang elakukan akselerasi sepanjang eter sebesar,% ( atlet), atlet yang elakukan akselerasi sepanjang eter sebesar,% ( atlet), dan atlet yang apu elakukan akselerasi sepanjang eter sebesar,% ( atlet). Gabar. Rangkuan Kecepatan Ratarata Tertinggi Atlet Putri Peserta Final or Lari Meter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya Tahun. Berdasarkan grafik di atas atlet E epunyai kecepatan ratarata eter paling tinggi dibanding atlet yang lain, fenoena ini eberikan gabaran bahwa atle E belu bisa engatur kecepatan lari eter karena jika atlet E apu elakuakan kecepatan aksial tercepat artinya atlet E seharusnya apu engejar ketinggalan dari atlet A, B, dan C, jika dibandingkan kecepatan atlet E lebih tinggi dari pada atlet A dengan atlet A, naun prestasi atlet E tidak lebih baik dari atlet A, B, dan C, hal ini bisa diungkinkan karena pengaturan kecepatan atlet E kurang baik sehingga perlu dilatihkan daya tahan kecepatan. dan atlet G epunyai kecepatan ratarata paling rendah. Tabel. Persentase Kecepatan Ratarata Meter tertinggi Atlet Putri Peserta Final Lari Meter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya Tahun. Kecepatan eter/detik Frekuensi Persentase (%), < %,,,% >,,% Julah % Hasil perhitungan di atas atlet putri final lari eter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya tahun dapat elakukan

9 Analisis Kecepatan Lari..(Dian Saputri) kecepatan ratarata tertinggi kurang dari, eter/detik sebesar,% ( atlet),,, eter/detik,% ( atlet), dan yang dapat elakukan kecepatan ratarata tertinggi di atas, eter/detik % ( atlet). % % % Persentase Atlet Putri Peserta Final Lari Meter Jawa Tiur Terbuka di Surabaya Tahun dala Melakukan Julah Jarak Kecepatan Tertinggi % % % % % % % Gabar. Diagra Persentase Atlet Putri Peserta Final Lari Meter Jawa Tiur Terbuka di Surabaya Tahun dala Melakukan Julah Jarak Kecepatan Tertinggi. Gabar di atas dapat diuraikan bahwa atlet putri final lari eter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya tahun yang elakukan kecepatan tertinggi pada jarak eter dengan persentase sebesar % sebanyak atlet. Tabel. Rangkuan Julah Jarak Perlabatan Atlet Putri Peserta Final Lari Meter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya Tahun. Mengalai Perlabatan pada Jarak () Jarak Perlabatan A,, dan B,, dan C,, dan D,,, dan E,, dan F,,, dan () G,,,, dan Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan bahwa atlet putri final lari eter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya tahun atlet A,B,C dan E elakukan perlabatan dengan jarak eter, atlet D dan F elakukan perlabatan sepanjang jarak eter dan atlet G elakukan perlabatan sepanjang eter. Kesipulannya atlet A,B,C dan E elakukan perlabatan dengan jarak lebih pendek dibandingkan dengan atlet lainnya, atlet G elakukan perlabatan dengan jarak paling panjang dibandingkan dengan atlet lainnya. Ratarata jarak perlabatan lari eter peserta final lari eter pada Jawa Tiur terbuka tahun adalah, eter. Tabel. Rangkuan Julah Waktu Perlabatan Atlet Putri Peserta Final Lari Meter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya Tahun. Catatan Waktu Perlabatan (detik) waktu Perlabatan (detik) A.,.,.. B.,.,.. C.,.,.. D.,.,.,.. E.,.,.. F.,.,.,.. G.,.,.,.,.. Berdasarkan tabel dan dapat diuraikan bahwa atlet A peserta final eter putri kejuaraan nasional atletik Jawa

10 Jurnal Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tiur terbuka elakukan perlabatan dengan catatan waktu, detik jarak perlabatan eter. Atlet B elakukan perlabatan dengan catatan waktu, detik jarak perlabatan eter. Atlet C elakukan perlabatan dengan catatan waktu, detik jarak perlabatan eter. Atlet D elakukan perlabatan dengan catatan waktu, detik jarak perlabatan eter. Atlet E elakukan perlabatan dengan catatan waktu. detik jarak perlabatan eter. Atlet F elakukan perlabatan dengan catatan waktu, detik jarak perlabatan eter. Atlet G elakukan perlabatan dengan catatan waktu, detik jarak perlabatan eter. Ratarata waktu perlabatar lari eter peserta final lari eter pada Jawa Tiur terbuka tahun yaitu, detik. Tabel. Persentase Julah Jarak Perlabatan Atlet Putri Peserta Final Lari Meter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya Tahun. Julah Jarak Perlabatan Frekuensi Persentase (%) eter % eter,% eter,% eter,% Julah atlet % Persentase julah jarak perlabatan atlet putri peserta final lari eter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya tahun pada jarak eter sebanyak %, atlet yang engalai perlabatan sepanjang eter,%, atlet yang engalai perlabatan sepanjang eter,%, atlet yang engalai perlabatan sepanjang eter,%. SIMPULAN DAN SARAN Sipulan Kesipulan dari hasil peneliti ini ialah:. Atlet putri Indonesia peserta final lari eter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya tahun dapat elakukan kecepatan ratarata, /detik.. Atlet putri Indonesia peserta final lari eter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya tahun dapat elakukan percepatan (akselerasi) pada jarak eter dan kebali elakukan percepatan pada jarak eter. Ratarata percepatan (akselerasi) yang dilakukan atlet Indonesia yaitu jarak, eter dengan waktu tepuh, detik.. Atlet putri Indonesia peserta final lari eter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya tahun apu elakukan elakukan percepatan (akselerasi) sepanjang eter sebesar,% ( atlet), atlet yang elakukan percepatan (akselerasi)

11 Analisis Kecepatan Lari..(Dian Saputri) sepanjang eter sebesar,% ( atlet), dan atlet yang apu elakukan percepatan (akselerasi) sepanjang eter sebesar,% ( atlet).. Atlet putri peserta final lari eter pada Jawa Tiur terbuka di Surabaya tahun elakukan kecepatan tertinggi pada jarak eter dengan persentase sebesar %.. Atlet putri Indonesia peserta final lari eter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya tahun ratarata elakukan perlabatan jarak, eter dengan waktu tepuh, detik.. Atlet putri Indonesia peserta final lari eter pada Kejuaraan Nasional Atletik Jawa Tiur Terbuka di Surabaya tahun elakukan perlabatan pada jarak eter sebanyak % ( atlet), eter,% ( atlet), eter,% ( atlet), eter,% ( atlet). Saran Berdasarkan kesipulan di atas, saran yang dapat disapaikan antara lain:. Peanfaatan kinovea video analysis software untuk enganalisis gerak segera disosialisasikan kepada para pelatih khususnya pelatih lari.. Perlu dibangun laboratoriu bioekanika untuk analisis kecepatan gerak, khususnya dala lari lintasan sehingga penapilan atau prestasi atlet akan enjadi lebih baik.. Seorang atlet hendaknya eahai suatu teknik dan taktik dala pengaturan kecepatan saat pertandingan.. Pelatih hendaknya eperhatikan faktor daya tahan kecepatan pada lari jarak eter. DAFTAR PUSTAKA Sugiyono. (). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA. Sugiyono. (). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA. IAAFRDC. () Sprint dan lari gawang. Jakarta. Departeen Pengebangan IAAF. IAAF. (). Pedoan Dasar Melatih Atletik. IAAF. U. Jonath, E. Haag, R. Krepel. (). Atletik. Jakarta: PT. Rosda Jayaputra Offset.

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TOT PARAMETER TES CABOR ATLETIK

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TOT PARAMETER TES CABOR ATLETIK NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TOT PARAMETER TES CABOR ATLETIK Oleh: Dr. Ria Luintuarso, M.Si. NIP. 19621026 198812 1 001 Hotel Patra Jasa Searang Jawa Tengah 26-27 Noveber 2014 Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Dapak Pebangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Miftachul Huda 1), Dwi Muryanto 2) 1) Teknik Sipil, Teknik, Universitas Muhaadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, 60113 Eail:

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN NAMA PRAKTIKAN : Raadhan Bestari T. Barlian GRUP PRAKTIKAN : Grup Pagi (08.00-11.00) KELOMPOK : 2 HARI/TGL. PRAKTIKUM : Kais, 17

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

ANALISIS KECEPATAN LARI 400 METER PUTRI FINAL PADA KEJUARAAN NASIONAL ATLETIK JAWA TIMUR TERBUKA DI SURABAYA TAHUN 2016 SKRIPSI

ANALISIS KECEPATAN LARI 400 METER PUTRI FINAL PADA KEJUARAAN NASIONAL ATLETIK JAWA TIMUR TERBUKA DI SURABAYA TAHUN 2016 SKRIPSI ANALISIS KECEPATAN LARI 400 METER PUTRI FINAL PADA KEJUARAAN NASIONAL ATLETIK JAWA TIMUR TERBUKA DI SURABAYA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogjakarta

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK Lucky T Sianjuntak, Maksu Pine Departeen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Suatera Utara, Medan e-ail : LuckyTrasya@gail.co

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

PANDUAN SELEKSI TINGKAT KAB/KOTA

PANDUAN SELEKSI TINGKAT KAB/KOTA PANDUAN SELEKSI TINGKAT KAB/KOTA CERDAS CERMAT EMPAT PILAR MPR (PANCASILA, UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945, NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, BHiNNEKA TUNGGAL IKA, DAN KETETJ\PAN

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY

Lebih terperinci

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015 Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Statistika, Vol., No., Noveber 0 STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Gede Suwardika, Heri Kuswanto, Irhaah Jurusan Statistika,Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KECEPATAN LAJU BOLA PADA JENIS PUKULAN PUSH, HIT, DAN FLICK PADA PERMAINAN HOCKEY (STUDI LAPANGAN ATLET PUTRA UKM HOCKEY UNESA)

PERBANDINGAN KECEPATAN LAJU BOLA PADA JENIS PUKULAN PUSH, HIT, DAN FLICK PADA PERMAINAN HOCKEY (STUDI LAPANGAN ATLET PUTRA UKM HOCKEY UNESA) PERBANDINGAN KECEPATAN LAJU BOLA PADA JENIS PUKULAN PUSH, HIT, DAN FLICK PADA PERMAINAN HOCKEY (STUDI LAPANGAN ATLET PUTRA UKM HOCKEY UNESA) E-JOURNAL Fajar Teguh Budiarto 64449 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI MANAJEMEN SOAL PADA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA (STUDI KASUS PRIMAGAMA PONTIANAK) Budi Heriyanto

RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI MANAJEMEN SOAL PADA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA (STUDI KASUS PRIMAGAMA PONTIANAK) Budi Heriyanto RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI MANAJEMEN SOAL PADA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA (STUDI KASUS PRIMAGAMA PONTIANAK) Budi Heriyanto Progra Studi Teknik Inforatika Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 013 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-58 Perancangan Siste Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Siste Fuzzy Mochaad Raa Raadhan,

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES

PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES I. TUJUAN PERCOBAAN a. Mengukur distribusi tegangan pada kondisi diterinasi 60 oh, ujung saluran terbuka dan Short circuit b. Mengukur distribusi λ/4, λ/2 pada

Lebih terperinci

Hubungan Senam Lansia terhadap Kualitas Hidup Lansia yang Menderita Hipertensi di Klinik HC UMMI Kedaton Bandar Lampung

Hubungan Senam Lansia terhadap Kualitas Hidup Lansia yang Menderita Hipertensi di Klinik HC UMMI Kedaton Bandar Lampung Fitria Saftarina dkk Hubungan Lansia terhadap Kualitas Hidup Lansia yang Menderita Hipertensi Hubungan Lansia terhadap Kualitas Hidup Lansia yang Menderita Hipertensi di Klinik HC UMMI Kedaton Bandar Lapung

Lebih terperinci

APLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID

APLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID Seinar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, 3 Noveber 207 APLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID Febryna Chaniago, Rikip Ginanjar 2, Rosalina

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan 2.1.2. Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik dala suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Seua benda

Lebih terperinci

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL 1 GETARAN PEGAS SERI-PARALEL I. Tujuan Percobaan 1. Menentukan konstanta pegas seri, paralel dan seri-paralel (gabungan). 2. Mebuktikan Huku Hooke. 3. Mengetahui hubungan antara periode pegas dan assa

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI CEPAT (SPRINT) 100 METER PUTRA

KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI CEPAT (SPRINT) 100 METER PUTRA KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI CEPAT (SPRINT) 100 METER PUTRA (Studi pada Mahasiswa Pendkesrek Angkatan 2010 Universitas Negeri Surabaya) ARTIKEL I-JOURNAL

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 3 ini erupakan seri buku pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (VIMK13) Buku ini euat pedoan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga pada masa sekarang merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Dalam olahraga maupun berolahraga terdapat berbagai tujuan

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH DAYA

BAB II PENYEARAH DAYA BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai

Lebih terperinci

Prediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis

Prediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis JURNAL TEKNIK ITS Vol., (Sept, ) ISSN: 3-97 G-59 Prediksi Uur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunai dengan Metode Spectral Fatigue Analysis Angga Yustiawan dan Ketut Suastika Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas

Lebih terperinci

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 85 91 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS FERDY NOVRI

Lebih terperinci

KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHADAP AREA PELAYANAN DI KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT

KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHADAP AREA PELAYANAN DI KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHAAP AREA PELAYANAN I KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT Ridwan Alasyah 1, Sulwan Perana, Ida Farida Jurnal Air Baku Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syasu No. 1

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL Diajukan untuk eenuhi persyaratan eperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA Babang Purwanggono, Andre Sugiyono Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Olahraga dewasa ini semakin banyak digemari oleh berbagai kalangan, karena mereka sadar bahwa manfaat yang bisa diraih dengan berolahraga adalah terpeliharanya kondisi

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1) JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Estimasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algoritma Space Alternate Generalized Expectation (SAGE)

Estimasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algoritma Space Alternate Generalized Expectation (SAGE) JUISI, Vol. 03, No. 02, Agustus 2017 1 Estiasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algorita Space Alternate Generalized Expectation (SAGE) Musayyanah 1, Yosefine Triwidyastuti 2, Heri Pratikno 3

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM 25 PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM Budi Hartono Fakultas Teknik, Universitas Ibnu Chaldun, Jl. Raya Serang Cilegon K.5, Serang Banten. Telp. 254-82357 / Fax. 254-82358

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Copetititon Tingkat SMA 1. Ujian Eksperien berupa Naskah soal beserta lebar jawaban dan kertas grafik. 2. Waktu keseluruhan dala eksperien dan

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu 6 Siulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Sith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu Neilcy Tjahja Mooniarsih Progra Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMER ELJR PENUNJNG PLPG 06 MT PELJRN/PKET KEHLIN FISIK VIII MOMENTUM DN IMPULS Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIN PENDIDIKN DN KEUDYN DIREKTORT JENDERL GURU DN TENG KEPENDIDIKN 06 .8 Materi Pokok: Moentu

Lebih terperinci

Sphaira Mobile Electronic Medical Record (m-emr) Mobile Application untuk pelayanan medis yang lebih baik

Sphaira Mobile Electronic Medical Record (m-emr) Mobile Application untuk pelayanan medis yang lebih baik Sphaira Mobile Electronic Medical Record (-EMR) Mobile Application untuk pelayanan edis yang lebih baik Para narasuber di peluncuran aplikasi Sphaira Mobile pada tablet Windows 8 (ki-ka) Rudy Surjanto

Lebih terperinci

BAB 4 KAJI PARAMETRIK

BAB 4 KAJI PARAMETRIK Bab 4 Kaji Paraetrik BAB 4 Kaji paraetrik ini dilakukan untuk endapatkan suatu grafik yang dapat digunakan dala enentukan ukuran geoetri tabung bujursangkar yang dibutuhkan, sehingga didapatkan harga P

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING. Puji Saksono 1) ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING. Puji Saksono 1) ABSTRAK ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING Puji Saksono 1) ABSTRAK Kondensor erupakan alat penukar kalor pada sisti refrigerasi yang berfungsi untuk elepaskan

Lebih terperinci

Respon Tanaman Jagung (Zea mays) pada Berbagai Regim air Tanah dan Pemberian Pupuk Nitrogen

Respon Tanaman Jagung (Zea mays) pada Berbagai Regim air Tanah dan Pemberian Pupuk Nitrogen Respon Tanaan Jagung (Zea ays) pada Berbagai Regi air Tanah dan Peberian Pupuk Nitrogen Burhanuddin Rasyid, Solo S.R. Saosir, Firan Sutoo Jurusan Ilu Tanah, Fak. Pertanian, Universitas Hasanuddin Jl. Perintis

Lebih terperinci

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN 7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Analisis Metode Dala penelitian ini akan digunakan etode hootopi untuk enyelesaikan persaaan Whitha-Broer-Koup (WBK), yaitu persaaan gerak bagi perabatan gelobang pada perairan

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET TI PADA KEMENTERIAN AGAMA KOTA PROBOLINGGO Zulfikar Rahan 1) Arifin Puji Widodo 2) Anjik Sukaaji 3) S1 / Jurusan Siste Inforasi Institut Bisnis dan Inforatika STIKOM Surabaya

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah adalah jenis cabang olahraga yang disebut sebagai induk dari semua cabang olahraga, hal tersebut dapat dibuktikan dengan mengamati olahraga atletik yang didalamnya

Lebih terperinci

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah

Lebih terperinci

ANALISIS GERAK LEMPAR LEMBING (Studi Pada Atlet Atletik Cabor Lempar Lembing PASI Sidoarjo, Ditinjau dari Aspek Biomekanika dan Kinesiologi)

ANALISIS GERAK LEMPAR LEMBING (Studi Pada Atlet Atletik Cabor Lempar Lembing PASI Sidoarjo, Ditinjau dari Aspek Biomekanika dan Kinesiologi) (Studi Pada Atlet Atletik Cabor Lepar Lebing PASI Sidoarjo, Ditinjau dari Aspek Bioekanika dan Kinesiologi) E-JOURNAL ADE SATRIA BAGUS SUWADJI 106484056 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan

Lebih terperinci

Model Sistem Informasi Pencatatan Pengembangan Bangunan Gedung

Model Sistem Informasi Pencatatan Pengembangan Bangunan Gedung ISSN: 026-3284 077 Model Siste Inforasi Pencatatan Pengebangan Bangunan Gedung Rakhat Fajri, Rintana Arnie STMIK Banjarbaru Jalan Ahad Yani K. 33,5 Banjarbaru riefaz@gail.co, rintana.bj@gail.co Abstrak

Lebih terperinci

PSIKOLOGI PERKEMBAN GAN

PSIKOLOGI PERKEMBAN GAN PSIKOLOGI PERKEMBAN GAN 1 Definisi psikologi perkebangan Psikologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata psikose yg berarti jiwa dan logos yg berarti ilu. Berarti psikologi adalah ilu yg ebahas tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi olahraga merupakan tindakan dilakukan secara menyeluruh yang bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah keberhasilan.

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT PERECANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY MULTI ITEM DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA Dio Kharisa Putra, Rusindiyanto dan Budi Santoso

Lebih terperinci

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X IATMI 2006-TS-30 PROSIDING, Siposiu Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perinyakan Indonesia (IATMI) 2006 Hotel The Ritz Carlton Jakarta, 5-7 Noveber 2006 OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru)

RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru) Jurnal Teknik Inforatika, Vol 1 Septeber 2012 RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru) Dodi Wahyudi, Dadang Syarif

Lebih terperinci

BUKU 3 : PEDOMAN PENGAWAS / PEMERIKSA

BUKU 3 : PEDOMAN PENGAWAS / PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 : PEDOMAN PENGAWAS / PEMERIKSA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN T A H U N 2 0 1 5 (VIMK15 TAHUNAN) Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK15 Tahunan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR NOMOR : 16 / PDAM / KPTS / 2018 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR NOMOR : 16 / PDAM / KPTS / 2018 TENTANG KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR NOMOR : 16 / PDAM / KPTS / 2018 TENTANG KETENTUAN BIAYA PENGATURAN PELAYANAN PELANGGAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR DIREKSI

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Siste Inforasi Manajeen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Gubernur Berbasis Web Deasy AnnisaSari, Helfi Nasution 2, Anggi Sriurdianti Sukato 3. Progra Studi Inforatika Universitas Tanjungpura,2,3

Lebih terperinci

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL)

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Media Elektrika, ol. 8, No. 1, Juni 015 ISSN 1979-7451 PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Adhi Kusantoro, ST, MT [1] Ir.Agus Nuwolo,

Lebih terperinci

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di:

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di: JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 6, Noor 1, Tahun 2017, Halaan 246-262 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 6, Noor 1, Tahun 2017, Halaan 246-262 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts PERBANDINGAN

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang Keberhasilan suatu kegiatan survei tidak terlepas dari tanggung jawab, fungsi dan peran seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu Athlon yang memiliki makna bertanding atau berlomba. Atletik juga dapat diartikan bentuk olahraga yang menjadi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

INSTANTON. Casmika Saputra Institut Teknologi Bandung

INSTANTON. Casmika Saputra Institut Teknologi Bandung INSTANTON Casika Saputra 02200 Institut Teknologi Bandung Abstrak. Solusi klasik pada kasus Double Well Potential dala ekanika kuantu dala iaginary tie Euclidian eberikan dua buah solusi yaitu solusi trivial

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia APLIKASI KENDALI ADAPTIF PADA SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR CAIRAN DENGAN TIPOLOGI KENDALI MODEL REFERENCE ADAPTIVE CONTROLLER (MRAC) Ferry Rusawan, Iwan Setiawan, ST. MT., Wahyudi, ST. MT. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI CEPAT ( SPRINT

KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI CEPAT ( SPRINT KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI CEPAT (SPRINT) 100 METER PUTRA (Studi pada Mahasiswa IKOR Angkatan 2010 Universitas Negeri Surabaya) Akhmad Aji Pradana

Lebih terperinci

Gerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan

Gerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan Gerak Haronik Sederhana Pada Ayunan Setiap gerak yang terjadi secara berulang dala selang waktu yang saa disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur aka disebut juga sebagai gerak haronik/haronis.

Lebih terperinci

Uji Rank Mann-Whitney Dua Tahap

Uji Rank Mann-Whitney Dua Tahap Statistika, Vol. 7 No., 55 60 Mei 007 ji Rank Mann-Whitney Dua Tahap Teti Sofia Yanti Dosen Jurusan Statistika FMIPA NISBA. Abstrak ji rank Mann-Whitney adalah salah satu bentuk pengujian dala analisis

Lebih terperinci

Diketik ulang oleh : Copyright Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK

Diketik ulang oleh : Copyright  Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK Copyright http://serbiserbi.co/ Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, 1 2 SOAL PILIHAN GANDA 1. Tahukah kalian, salah satu keunikan dari laba-laba pelopat adalah keistiewaan penglihatannya.

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure Pelaksanaan Postest

Standard Operating Procedure Pelaksanaan Postest Standard Operating Procedure Pelaksanaan Postest Elektronika Universitas Brawijaya Malang 2017 Hal. i DAFTAR ISI LEMBAR IDENTIFIKASI -----------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Keywords: Railway, Jenggala, Operational Performance, Cross Capacity, IPA

Keywords: Railway, Jenggala, Operational Performance, Cross Capacity, IPA KAJIAN KINERJA OPERASIONAL KERETA API JENGGALA JURUSAN MOJOKERTO SIDOARJO (A Study On Operational Perforance of Jenggala Train, Mojokerto Sidoarjo Route) Irfan Nurdiansyah, Achad Wicaksono, Hendi Bowoputro

Lebih terperinci

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika (ISSN.460-919) Volue 1, No., Maret 016 MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI 1 Suraidin, Islahudin, 3 M. Firan Raadhan 1 Mahasiswa Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena gerak dasar yang terdapat didalamnya sudah dilakukan sejak zaman peradaban manusia

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PERKEMBANGAN FISIK KOTA (Studi Kasus Kota Singaraja-Bali)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PERKEMBANGAN FISIK KOTA (Studi Kasus Kota Singaraja-Bali) Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Inforatika (JANAPATI) Volue 2, Noor 3, Deseber 2013 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PERKEMBANGAN FISIK KOTA (Studi Kasus Kota Singaraja-Bali) I Wayan Krisna

Lebih terperinci