MODUL WORD GRAPH KATA BENDA PADA KG_EDITOR BERBASIS JAVA DESKTOP RANI DWIJAYANTI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL WORD GRAPH KATA BENDA PADA KG_EDITOR BERBASIS JAVA DESKTOP RANI DWIJAYANTI"

Transkripsi

1 MODUL WORD GRAPH KATA BENDA PADA KG_EDITOR BERBASIS JAVA DESKTOP RANI DWIJAYANTI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

2 MODUL WORD GRAPH KATA BENDA PADA KG_EDITOR BERBASIS JAVA DESKTOP RANI DWIJAYANTI Skripsi sebagai DEPARTEMEN salah satu syarat untuk ILMU memperoleh KOMPUTER gelar Sarjana Komputer pada Departemen Ilmu Komputer DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

3 ABSTRACT RANI DWIJAYANTI. Word Graph Module for Indonesian Nouns in Knowledge Graph Editor Based on Java Desktop. Supervised by SRI NURDIATI and AHMAD RIDHA. One natural language processing method that can represent result of semantic analysis of a text as a graph is Knowledge Graph (KG). BogorDelftConstruct is a software developed to analyze a text and visualize it as a graph using KG. BogorDelftConstruct was developed using MATLAB programming language, which is not freely accessible. Because of that, in this reseach we develop a system using Java programming language, so everyone can run this system freely. The objective of this research is to add a word graph module for Indonesian noun in the system. Indonesian nouns comprise of 20 word graph patterns. All but one of them are formed by affixation. The process of forming word graph is started by getting root word and affix contained in input word using stemming based on Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). The root word is used to determine the part-of-speech in KBBI, which is used as a parameter to determine which pattern is appropriate. The pattern containing the meaning of the word would then be generated by the system. In this word graph module, only 19 patterns can be implemented. From 176 words used in testing, there were only 4 errors, equivalent to an accuracy of more than 97%. Keywords: Knowledge Graph (KG), natural language processing, noun, stemming, word graph

4 Judul Skripsi Nama NIM : Modul Word Graph Kata Benda pada KG_EDITOR Berbasis Java Desktop : Rani Dwijayanti : G Menyetujui: Pembimbing 1, Pembimbing 2, Dr Ir Sri Nurdiati MSc Ahmad Ridha SKom MS NIP NIP Mengetahui: Ketua Departemen, Dr Ir Agus Bouno MSi MKom NIP Tanggal Lulus:

5 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta ala karena atas berkat dan kasih sayang-nya penulis bisa menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, juga kepada keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Pada pengerjaan tugas akhir ini, penulis melakukan penelitian mengenai word graph kata benda. Penelitian ini dilakukan sejak Maret 2010 sampai dengan Desember Penulis menyampaikan terima kasih kepada 1 Kedua orang tua penulis, yaitu Arie Djunianto dan Endeh Nahdiah. Terima Kasih atas segala doa, dukungan, motivasi, pengertian, dan doa yang tidak pernah putus sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan penelitian ini, 2 Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc dan Ahmad Ridha, S.Kom, M.S sebagai pembimbing bagi penulis dalam penyusunan skripsi. Terima kasih atas bimibingan, nasihat, motivasi, kritik, serta saran yang sering diberikan kepada penulis selama mengerjakan penelitian ini, 3 Bapak Sony Hartono Wijaya, S.Kom, M.Kom sebagai penguji. Terima kasih atas segala kritik dan saran yang diberikan kepada penulis terhadap penelitian ini, 4 Kakak dan adik penulis, yaitu Teguh Arif Wicaksana dan Leni Novitasari. Terima kasih atas kasih sayang dan dukungan yang telah diberikan, 5 Roby Ginanjar. Terima kasih atas kasih sayang, semangat, dukungan, bantuan, serta doa yang diberikan selama penulis mengerjakan penelitian ini, 6 Teman-teman satu bimbingan. Ria, Ichonx, Made, Topa, dan Dean, terima kasih atas bantuan, dukungan, serta motivasi yang selalu diberikan, 7 Teman-teman Laboratorium Computer Intelligence. Wido, Dimpy, Benz, Laras, Deka, terima kasih atas kegembiraan, masukan, dan semangat yang diberikan, 8 Teman-teman seperjuangan Ilkom 44, dan 9 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat. Bogor, Februari 2012 Rani Dwijayanti

6 RIWAYAT HIDUP Rani Dwijayanti dilahirkan di kota Bogor pada tanggal 30 Januari 1990 dari pasangan Bapak Arie Djunianto dan Ibu Endeh Nahdiah. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis menempuh pendidikan formal di SDN Panaragan 2 Bogor dan lulus pada tahun Penulis kemudian melanjutkan pendidikan menengah di SMP Negeri 4 Bogor dan lulus pada tahun Pada tahun 2004, penulis diterima sebagai murid Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Bogor. Penulis lulus dari SMA Negeri 2 Bogor pada tahun 2007 dan diterima sebagai mahasiswi di Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui Jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selain pendidikan formal, penulis juga pernah mengikuti beberapa kegiatan ekstrakurikuler selama masa SMA dan perkuliahan. Penulis merupakan anggota paduan suara SMA Negeri 2 Bogor pada tahun Penulis juga pernah menjadi salah satu anggota pasukan pengibar bendera (paskibra) dalam organisasi Pasukan Khusus Caraka Muda (PKCM) SMA Negeri 2 Bogor pada tahun Pada tahun 2004, penulis meraih juara ke-3 pada Lomba Ketangkasan Baris Berbaris (LKBB) tingkat Kota Madya Bogor dan pada tahun 2005 penulis juga meraih juara ke-2 dalam lomba baris berbaris Gema Paksina SMA Regina Pacis Bogor tingkat Kota Madya Bogor. Selama masa perkuliahan, penulis dipercaya untuk menjadi anggota Divisi Kesekretariatan dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer (Himalkom) pada tahun dan menjadi penanggung jawab pada Subdivisi Surat Menyurat dalam divisi yang sama pada tahun

7 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 Ruang Lingkup... 1 Manfaat Penelitian... 1 TINJAUAN PUSTAKA Kata Benda... 1 Java... 2 Metode Pengembangan Prototype... 2 Graph... 2 Knowledge Graph (KG)... 2 Word Graph... 3 Stemming... 3 Aspek-aspek Ontologi... 3 METODE PENELITIAN Studi Literatur dan Analisis Pola Pembentukan Word Graph Kata Benda... 3 Penambahan Modul Word Graph Kata Benda pada KG_EDITOR Listen to Customer Build or Revise Mock-up Customer Test Drives Mock-up... 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Pola Word Graph Kata Benda... 4 Penambahan Modul Word Graph Kata Benda pada KG_EDITOR Iterasi Pertama Listen to Customer Build Mock-up Customer Test Drives Mock-up Iterasi Kedua Listen to Customer Revise Mock-up Customer Test Drives Mock-up Kekurangan dan Kelebihan Sistem KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

8 DAFTAR TABEL Halaman 1 Contoh isi tabel entry pada database kamus Contoh isi tabel polabenda Data hasil kueri dengan input pertanian untuk pengecekan KBBI Hasil dari proses stemming KBBI menggunakan input kata benda pertanian Hasil dari proses stemming KBBI menggunakan input kata benda pertanian Contoh isi tabel polabenda sebelum field Pola diberikan nilai default Contoh isi tabel polabenda setelah field Pola diberikan nilai default DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Diagram metode pengembangan prototype Use Case Diagram untuk modul word graph kata benda Kueri pengecekan KBBI Kueri pencarian jenis kata dasar Proses pencarian akhiran pada class Akhiran Contoh aturan pembentukan awalan Contoh aturan pembentukan awalan dan kata dasar pada class Luluh Kueri penentuan pola word graph kata benda Kode program pada class PolaKataBenda Kode program pada class KataBenda Hasil pembangkitan Pola 15 dengan contoh input pertanian Bentuk antarmuka menu bar Bentuk antarmuka panel kanvas Bentuk tampilan input dialog box untuk kata benda Output dari pengujian dengan input kata pemecahan Output yang dihasilkan dari input kata pemecahan vi

9 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Pola word graph kata benda yang digunakan Diagram alir pembuatan modul word graph kata benda pada sistem KG_EDITOR Class diagram modul word graph kata benda Sequence diagram modul word graph kata benda Pesan peringatan KG_EDITOR pada tahap praproses Diagram alir stemming manual Diagram alir stemming meluruh Hasil pengujian pola Hasil Pengujian pola Hasil pengujian pola Hasil pengujian pola Hasil pengujian pola Hasil pengujian pola Hasil pengujian pola Hasil pengujian pola Hasil pengujian pola Hasil pengujian pola Hasil pengujian pola Hasil pengujian pola Hasil pengujian pola Hasil pengujian pola Hasil pengujian pola Hasil pengujian pola Hasil pengujian pola Hasil pengujian pola Hasil pengujian pola vii

10 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Natural language processing (NLP) adalah teknologi yang memungkinkan untuk melakukan pemrosesan berbagai macam bahasa alami yang digunakan manusia untuk berkomunikasi (Hulliyah 2007). Tantangan terbesar dalam NLP adalah ambiguitas. Ambiguitas banyak sekali ditemukan terutama dalam pemrosesan teks. Ambiguitas disebabkan oleh adanya perbedaan pemahaman terhadap teks akibat interpretasi yang subjektif. Salah satu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah ambiguitas dalam teks adalah dengan metode Knowledge Graph (KG). Knowledge Graph (KG) merupakan salah satu metode dalam NLP yang digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan bahasa dengan berfokus pada aspek semantis (makna) kata daripada aspek sintaksis (Zhang 2002). Metode ini dapat merepresentasikan suatu informasi kata berdasarkan maknanya dan menampilkannya dalam bentuk graf. Salah satu perangkat lunak yang telah dikembangkan untuk menganalisis teks dan menampilkan visualisasi dalam bentuk graf menggunakan metode KG adalah BogorDelftConstruct. Perangkat lunak ini merupakan hasil penelitian Romadoni (2009) yang dapat menganalisis teks bahasa Indonesia dan merupakan hasil pengembangan dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mark van Koningsveld pada tahun Beliau berhasil menciptakan sistem yang dapat menganalisis teks bahasa Inggris dan menampilkannya dalam bentuk graf yang diberi nama DelftConstruct. BogorDelftConstruct dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman MATLAB. MATLAB bersifat closed platform sehingga sistem ini tidak dapat dijalankan tanpa adanya MATLAB. Oleh karena itu, pada penelitian ini sistem akan dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman Java. Java merupakan bahasa pemrograman yang bersifat open source sehingga pengguna dapat mengakses sistem secara bebas. Pengguna dapat mengakses kode program dari sistem yang dibuat bahkan memodifikasinya sehingga pengguna dapat memanfaatkan sistem sesuai kebutuhan. Sistem ini terdiri atas beberapa modul jenis kata. Penelitian kali ini hanya akan mengembangkan modul word graph kata benda. Modul ini berfungsi untuk menampilkan word graph kata benda sesuai dengan input yang diberikan pengguna. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah menambahkan modul word graph jenis kata benda pada sistem KG_EDITOR dengan menggunakan bahasa pemrograman Java berbasis desktop. Ruang Lingkup Sistem word graph kata benda yang dikembangkan dalam penelitian ini didasarkan pada pola pembentukan word graph kata benda yang terdapat pada penelitian Saleh (2009) yang berjudul Analisis Pembentukan Word Graph Kata Benda Menggunakan Teori Knowledge Graph. Penelitian ini juga dibatasi hanya untuk kata benda bentuk tunggal, bukan merupakan paduan antar kata benda maupun antara kata benda dengan jenis kata lainnya. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai makna suatu kata dari segi semantis, khususnya kata benda, dengan melihat pola dari kata tersebut yang divisualisasikan menggunakan word graph. Penggunaan Java sebagai bahasa pemrograman diharapkan dapat memberikan kemudahan pengaksesan oleh masyarakat. Kata Benda TINJAUAN PUSTAKA Menurut Alwi et al. (2003), kata benda dapat dilihat dari tiga segi, yaitu segi semantis, segi sintaksis, dan segi bentuk. Bedasarkan segi semantis, kita dapat mengatakan bahwa kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Dari segi sintaksisnya, kata benda memiliki ciriciri tertentu, yaitu: 1 Dalam kalimat yang predikatnya kata kerja, kata benda cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap. 2 Kata benda tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata pengingkarnya adalah bukan. 3 Kata benda umumnya dapat diikuti oleh kata sifat, baik secara langsung maupun dengan diantarai oleh kata yang. Dilihat dari segi bentuknya, kata benda terdiri atas dua macam, yaitu kata benda yang berbentuk kata dasar dan kata benda turunan.

11 2 1 Kata Benda Dasar Kata benda dasar adalah kata benda yang hanya terdiri atas satu morfem. Kata benda terdiri atas kata benda dasar umum dan kata benda dasar khusus (Alwi et al. 2003). 2 Kata Benda Turunan Kata benda turunan adalah kata benda yang terbentuk dari kata benda dasar dengan menambahkan afiks tertentu pada kata dasar. Penurunan kata benda ini dilakukan berdasarkan afiksasi, perulangan, dan pemajemukan. Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia pada dasarnya ada tiga prefiks dan satu sufiks yang dipakai untuk menurunkan kata benda, yaitu prefiks ke-, per-, peng-, dan sufiks -an. Prefiks dan sufiks dapat bergabung. Jadi, secara keseluruhan terdapat tujuh macam afiksasi dalam penurunan kata benda, yaitu: 1 Afiksasi kata benda dengan ke-. 2 Afiksasi kata benda dengan per-. Prefiks per- memiliki tiga alomorf, yaitu pel-, per-, dan pe-. 3 Afiksasi kata benda dengan peng-. Prefiks peng- memiliki enam alomorf, yaitu pem-, pen-, peny-, pe-, peng-, dan penge-. 4 Afiksasi kata benda dengan -an. 5 Afiksasi kata benda dengan peng-an. Kata benda dengan afiksasi peng-an memiliki beberapa alomorf : peng-an, penan, pem-an, penge-an, peny-an, dan pe-an. 6 Afiksasi kata benda dengan per-an. 7 Afiksasi kata benda dengan ke-an. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Saleh (2009), diperoleh 20 pola pembentukan word graph kata benda yang terdiri atas 19 pola pembentukan word graph berdasarkan afiksasi dan masing-masing sebuah pola kata benda dasar (KBD) dan kata benda turunan (KBT) yang belum dapat dimasukkan ke dalam pola yang telah terbentuk sesuai dengan makna katanya. Java Java adalah bahasa pemrograman dan platform komputasi yang pertama kali dirilis oleh Sun Microsystem pada tahun Java merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek yang dapat dijalankan pada berbagai platform sistem operasi. Selain itu, Java memiliki library yang cukup besar sehingga dapat memudahkan dalam membuat sebuah aplikasi dengan cepat (Cornell & Horstmann 2008). Abstract Window Toolkit Sistem windowing memiliki tantangan terbesar untuk portabilitas. Ketika pengguna memindahkan aplikasi dari Windows ke Machintosh, pengguna mungkin dapat menyelamatkan sebagian besar sistem komputasi, tetapi pengguna harus menuliskan kembali kode program antarmuka untuk window secara lengkap. Tantangan ini ditangani oleh sebuah package pada Java yang disebut Abstract Window Toolkit (AWT). AWT dapat mempertahankan tampilan lokal dan nuansa lingkungan pengguna. Akibat dari adanya AWT, suatu aplikasi yang sama dapat terlihat sesuai di semua lingkungan implementasi. Kode program yang sama dapat bekerja di semua platform. Selain menyediakan sekumpulan set bagi komponen antarmuka, AWT juga memiliki fasilitas untuk memanipulasi gambar dan menghasilkan grafis (Zukowski 1997). Metode Pengembangan Prototype Metode prototype merupakan salah satu metode perangkat lunak yang sering digunakan ketika seorang pengguna hanya mendefinisikan secara umum mengenai apa yang dikehendakinya tanpa menjelaskan dengan detail input, proses, serta output yang dibutuhkan. Sebaliknya, pengembang kurang memperhatikan efisiensi algoritme, serta kemampuan sistem operasi dan antarmuka yang menghubungkan manusia dan komputer (Pressman 2001). Metode prototype berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi kebutuhan perangkat lunak. Ketika suatu prototype dibangun, pihak pengembang akan berusaha untuk menggunakan bagian-bagian dari program tersebut atau menggunakan suatu tools yang memungkinkan program dapat dihasilkan dengan cepat (Pressman 2001). Graph Menurut Deo (2009), graf G = (V,E) adalah pasangan terurut dengan V adalah himpunan berhingga dan tak kosong dari elemen graf yang disebut vertex dan E adalah himpunan pasangan tak terurut dari vertex V yang disebut edge E. Vertex disebut juga node atau titik, sedangkan edge disebut juga garis atau sisi. Knowledge Graph (KG) Teori KG adalah suatu pandangan baru, yang digunakan untuk menggambarkan bahasa manusia. Teori ini berfokus lebih kepada aspek semantis daripada aspek sintaksis (Zhang 2002). KG dapat digunakan untuk

12 3 merepresentasikan suatu informasi dalam bentuk graf berarah, sehingga diharapkan dapat dengan mudah dipahami (Rusiyamti 2008). KG tersusun dari concept dan relationship (Zhang 2002). Concept dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu token, type, dan name. a Token Token mengekspresikan sesuatu yang dialami dalam dunia nyata atau konsep dari dalam persepsi manusia (Zhang 2002). Token bersifat subjektif karena merupakan konsep yang dipahami seseorang menurut cara pandang masing-masing (Rusiyamti 2008). Sebuah token dinyatakan dengan menggunakan simbol. b Type Type adalah konsep berupa informasi umum dan bersifat objektif karena merupakan kesepakatan yang dibuat sebelumnya (Rusiyamti 2008). Contoh type adalah buah, binatang, dan manusia. c Name Name adalah suatu konsep yang bersifat individual. Sesuatu dapat diberi name dengan banyak cara. Contoh name adalah fuji. Fuji merupakan name dari apel. Word Graph Word graph adalah graf dari sebuah kata atau frasa kata. Setiap kata dalam teori KG yang berhubungan dengan word graph menyatakan makna dari kata dan oleh karena itu disebut semantic word graph. Gabungan beberapa word graph dari kata-kata dalam sebuah kalimat disebut sentence graph. Graf yang merepresentasikan kombinasi beberapa sentence graph dalam sebuah teks disebut text graph (Nurdiati & Hoede 2008). Stemming Stemming merupakan proses pemotongan imbuhan pada kata untuk mendapatkan kata dasar. Proses ini mempunyai dua tujuan. Tujuan yang pertama adalah efisien. Stemming mengurangi jumlah kata unik di dalam indeks. Tujuan yang kedua adalah efektif. Stemming memperbaiki recall dengan mengurangi semua bentuk dari kata dasar (Liddy 2001). Aspek-aspek Ontologi Ontologi merupakan gambaran dari beberapa konsep dan relasi di antaranya untuk mendefinisikan ide-ide yang merepresentasikan konsep, relasi, dan logikanya (Saleh 2009). Menurut Nurdiati dan Hoede (2008), sampai saat ini ontologi terdiri atas 9 binary relationship dan 4 jenis frame relationship. Binary relationship merupakan penghubung antara dua concept yang membentuk sebuah graf. Berikut ini merupakan jenis-jenis binary relatonship: 1 Similarity of sets, alikeness : 2 Causality : CAU 3 Equality : EQU 4 Subset relationship : SUB 5 Disparateness : DIS 6 Attribution : PAR 7 Ordering : ORD 8 Informational dependency : SKO 9 Ontologi F (Focus) Frame merupakan vertex berlabel dan digunakan untuk mengelompokkan beberapa konsep (Rahmat 2009). Satu objek terkadang tidak cukup terwakili oleh sebuah token sehingga diperlukan frame yang mengelompokkan token tersebut dalam sebuah pernyataan. Menurut Zhang (2002), terdapat empat frame relationship sebagai berikut: 1 Focusing on a situation : FPAR 2 Negation of a situation : NEGPAR 3 Possibility of a situation : POSPAR 4 Necessity of a situation : NECPAR METODE PENELITIAN Studi Literatur dan Analisis Pola Pembentukan Word Graph Kata Benda Penelitian ini diawali dengan melakukan studi literatur. Studi literatur merupakan kegiatan mengumpulkan dan mempelajari berbagai bahan pustaka yang relevan dengan topik penelitian. Penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya, yaitu tesis Saleh (2009) yang berjudul Analisis Pembentukan Word Graph Kata Benda Menggunakan metode Knowledge Graph. Selain itu, pada penelitian ini juga akan dilakukan analisis pola word graph kata benda yang telah dibentuk. Berdasarkan penelitian Saleh (2009), diperoleh 20 pola pembentukan word graph kata benda. Hasil analisis tersebut kemudian akan digunakan untuk membuat modul word graph kata benda menggunakan bahasa pemrograman Java. Penambahan Modul Word Graph Kata Benda pada KG_EDITOR Penambahan modul word graph kata benda dilakukan dengan menggunakan metode prototype. Menurut Pressman (2001), metode prototype terdiri atas 3 tahap seperti yang terdapat pada Gambar 1.

13 4 Listen to customer Gambar 1 Diagram metode pengembangan prototype. 1 Listen to Customer Tahap listen to customer merupakan tahap untuk melakukan pengumpulan kebutuhan pengguna (requirements gathering). Pihak pengembang dan pengguna bertemu dan mendeskripsikan tujuan keseluruhan dari perangkat lunak, mengidentifikasi kebutuhankebutuhan, dan menguraikan permintaan pengguna (Pressman 2001). 2 Build or Revise Mock-up Tahap build or revise mock-up merupakan tahap perencanaan dan perancangan prototype yang berfokus pada representasi aspek-aspek dari perangkat lunak yang terlihat oleh pengguna (contoh: pendekatan input dan format output) (Pressman 2001). 3 Customer Test Drives Mock-up Customer test drives mock-up merupakan tahap evaluasi yang dilakukan oleh pengguna untuk mengetahui apakah prototype yang dibangun telah sesuai dengan kebutuhan pengguna (Pressman 2001). Tahap ini dilakukan melalui proses pengujian. Pengujian pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode black box. Metode pengujian black box menitikberatkan pengujian sistem pada fungsi kebutuhan software. Model pengujian ini tidak memperhatikan bagaimana proses yang terjadi di dalam sistem, melainkan hanya mempertimbangkan hasil keluaran saja (Pressman 2001). Sistem yang telah selesai dibangun selanjutnya dihitung tingkat akurasinya. Sejumlah kata benda dimasukkan ke dalam skenario pengujian untuk selanjutnya dihitung tingkat akurasinya. Penghitungan akurasi dilakukan dengan menghitung jumlah kata yang dikenali dan sesuai dengan pola word graph. Akurasi = Customer test drives mock-up Ʃ Kata yang benar Ʃ Kata yang diuji Build or revise mock-up x 100% HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Pola Word Graph Kata Benda Penelitian ini didasarkan pada penelitian Saleh (2009). Hasil penelitian Saleh (2009) adalah 20 pola pembentukan word graph kata benda berikut: 1 Pola kata benda dasar (KBD). 2 Pola pe-kata kerja (KK) 1, yang bermakna orang yang KK. 3 Pola pe-kk 2, yang bermakna orang yang KK, sesuatu yang KK atau alat KK. 4 Pola pe-kk 3, yang bermakna orang atau sesuatu yang di-kk atau dijadikan KK. 5 Pola pe-kata benda (KB) 1, yang bermakna orang yang berhubungan dengan KB. 6 Pola pe-kb 2, yang bermakna orang atau sesuatu yang berhubungan dengan KB. 7 Pola pe-kata sifat (KS) 1, yang bermakna orang yang KS. 8 Pola pe-ks 2, yang bermakna orang atau sesuatu yang me-ks. 9 Pola KK-an, yang bermakna objek atau akibat dari KK. 10 Pola KB-an, yang bermakna sesuatu yang bergantung pada KB. 11 Pola KS-an, yang bermakna sesuatu yang mempunyai sifat KS. 12 Pola kata bilangan. 13 Pola pe-kk-an 1, yang bermakna perbuatan atau hal KK, dengan KK adalah kata kerja transitif. 14 Pola pe-kk-an 2, yang bermakna perbuatan atau hal KK, dengan KK adalah kata kerja tak transitif. 15 Pola pe-kb-an 1, yang bermakna hal yang berkaitan dengan KB. 16 Pola pe-kb-an 2, yang bermakna perbuatan me-kb-kan. 17 Pola pe-ks-an, yang bermakna perbuatan me-ks-kan. 18 Pola ke-kata dasar (KD)-an. 19 Pola ke-kd. 20 Pola kata benda yang belum terpolakan (KBT). Berdasarkan penelitian Saleh (2009), polapola pembentukan word graph kata benda dikelompokkan berdasarkan imbuhan dan kata dasar dari suatu kata benda. Setiap jenis imbuhan dan kata dasar yang membentuk suatu kata memiliki makna tertentu. Tidak semua pola word graph yang dihasilkan pada penelitian Saleh (2009) digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini hanya menggunakan 19 pola, mulai dari pola pertama sampai dengan pola ke- 19.

14 5 Penambahan Modul Word Graph Kata Benda pada KG_EDITOR Proses penambahan modul word graph kata benda menggunakan metode pengembangan prototype. Proses ini dilakukan sebanyak dua kali iterasi. Iterasi pertama merupakan proses pembuatan sistem secara keseluruhan. Iterasi kedua merupakan perbaikan atas kesalahan yang terjadi pada iterasi pertama. Perbaikan sistem dilakukan berdasarkan hasil pengujian dan evaluasi yang dilakukan oleh pengguna. 1 Iterasi Pertama 1.1 Listen to Customer Tahap pertama penambahan modul word graph kata benda adalah mendefinisikan keinginan pengguna. Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan spesifikasi KG_EDITOR berdasarkan kebutuhan pengguna. Analisis terdiri atas deskripsi umum sistem, kebutuhan sistem, batasan sistem, karakteristik pengguna, dan deskripsi proses sistem Deskripsi Umum KG_EDITOR merupakan sebuah tools yang digunakan untuk menganalisis kata menggunakan metode KG (Walayatullah 2011). KG_EDITOR dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman Java berbasis desktop dengan tujuan memperbaiki kekurangan dari sistem BogorDelftConstruct yang dikembangkan melalui penelitian sebelumnya. Sistem BogorDelftConstruct dikembangkan dengan bahasa pemrograman MATLAB yang bersifat close platform. Oleh karena itu, KG_EDITOR dikembangkan dengan bahasa pemrograman Java karena Java bersifat open source. Modul word graph kata benda merupakan bagian dari sistem KG_EDITOR. Modul ini berfungsi untuk menampilkan word graph dari suatu kata benda sesuai dengan input yang diberikan pengguna Kebutuhan Sistem Modul word graph kata benda untuk KG_EDITOR membutuhkan sebuah textfield agar pengguna dapat memasukkan input sehingga dapat diproses oleh sistem. Selain itu, sistem ini juga membutuhkan data yang terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) untuk dimasukkan ke dalam database. KBBI berfungsi dalam proses pengecekan input dan stemming kata untuk memperoleh word graph yang sesuai dengan pola kata benda yang telah disimpan di dalam sistem. Fungsi stemming juga dibutuhkan oleh sistem ini untuk menangani input kata berimbuhan. Selain itu, KG_EDITOR ini juga membutuhkan fungsifungsi yang akan digunakan untuk menampilkan pola-pola word graph kata benda pada kanvas Batasan Sistem Batasan-batasan yang terdapat pada sistem ini adalah sebagai berikut: Input kata yang dapat diproses dalam sistem ini hanya berupa kata benda tunggal (satu kata). Proses stemming manual tidak berlaku untuk kata-kata yang mengandung sisipan dan imbuhan asing. Sistem hanya mengimplementasikan 19 pola word graph kata benda dari 20 pola yang dihasilkan pada penelitian Saleh (2009). Pola word graph kata benda yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Sistem hanya dapat menampilkan word graph kata benda, namun tidak dapat menyimpan dan memodifikasi hasil dari pembentukan word graph. Penggambaran relasi hanya dapat digambarkan secara vertikal dan horizontal Sasaran Pengguna Pengguna sistem KG_EDITOR bukan orang awam yang tidak mengerti konsep KG, khususnya word graph, karena KG_EDITOR bukanlah sistem untuk mempelajari konsep KG. Sistem ini dibuat untuk orang-orang yang telah mengerti konsep KG karena output dari sistem ini adalah berupa word graph yang merupakan bagian dari konsep KG Deskripsi Proses Sistem Tampilan awal KG_EDITOR ketika pertama kali dijalankan berupa kanvas kosong sebagai tampilan default sistem. Operasi pembentukan word graph kata benda dimulai dengan memilih menu Modul yang terdapat di sudut kiri atas sistem, kemudian memilih submenu Kata Benda. Sebuah dialog box muncul sebagai respon pemilihan submenu Kata Benda. Dialog box digunakan sebagai media bagi pengguna untuk memasukkan input yang berupa kata benda tunggal. Input kemudian diproses oleh sistem untuk melalui beberapa tahapan pembentukan word graph kata benda. Word graph yang dianggap sesuai bagi input kemudian akan ditampilkan pada sistem. Sementara itu, input yang tidak sesuai dengan pola pembentukan word graph kata benda akan diberikan pesan peringatan. Pesan peringatan yang dimunculkan adalah berupa dialog box. Mekanisme penambahan modul word graph

15 6 kata benda dapat dilihat melalui diagram alir sistem yang terdapat pada Lampiran Build Mock-up Pada tahap ini, dilakukan proses perancangan dan implementasi berdasarkan spesifikasi yang diinginkan oleh pengguna. Perancangan dan implementasi terdiri atas dua jenis, yaitu perancangan dan implementasi secara fungsional dan antarmuka Perancangan Fungsional Perancangan fungsional meliputi proses pembangkitan word graph kata benda yang didasarkan pada pola word graph kata benda hasil penelitian Saleh (2009). Proses pembangkitan modul word graph kata benda meliputi praproses, pengecekan KBBI, stemming, penentuan pola word graph kata benda, dan pembangkitan word graph kata benda. Berdasarkan spesifikasi pengembangan modul word graph kata benda, dibuatlah use case diagram, class diagram, dan sequence diagram. Beberapa hal yang dapat dilakukan pengguna terhadap modul word graph kata benda di antaranya adalah memilih menu Modul. Terdapat beberapa pilihan submenu di dalam menu Modul. Pengguna memilih submenu Kata Benda untuk mengaktifkan modul word graph kata benda. Selain itu, pengguna juga dapat memasukkan input sesuai keinginan melihat bentuk word graph yang sesuai dengan input kata yang diberikan. Gambar 2 menjelaskan deskripsi modul word graph kata benda yang telah digambarkan dalam use case. Gambaran mengenai class diagram dan sequence diagram dari sistem modul word graph kata benda dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Praproses Tahap praproses dilakukan untuk membatasi input kata pada sistem. Pada tahap ini, kata yang dimasukkan akan diperiksa apakah bersifat tunggal atau tidak. Jika kata yang dimasukkan bersifat tunggal, kata tersebut akan diproses ke tahap selanjutnya. Tahap ini juga digunakan untuk memeriksa nilai masukan, apakah berupa karakter atau tidak. Pengecekan KBBI Input yang telah melalui tahap praproses akan dilakukan pengecekan apakah input tersebut termasuk dalam jenis kata benda dan terdapat pada KBBI yang disesuaikan atau tidak. Input yang berupa kata benda dan terdaftar di dalam KBBI yang disesuaikan kemudian akan melalui tahap stemming KBBI, sementara jika tidak terdaftar dalam KBBI akan melalui tahap stemming manual. Gambar 2 Use case diagram untuk modul word graph kata benda. Stemming KBBI Input yang telah melalui tahap pengecekan KBBI dan ternyata terdaftar di dalam KBBI selanjutnya akan dicari imbuhan dan kata dasarnya melalui proses stemming KBBI. Parameter-parameter tersebut kemudian digunakan untuk memperoleh pola word graph kata benda yang sesuai dengan input. Proses stemming yang dilakukan sistem disesuaikan dengan pola pembentukan word graph kata benda pada penelitian Saleh (2009). Stemming Manual Input yang telah melalui tahap pengecekan KBBI, namun tidak ditemukan di dalam KBBI, akan di-stemming secara manual. Stemming manual dilakukan untuk memperoleh kata dasar dan imbuhan. Jika terdapat lebih dari satu kata dasar, sistem akan mengambil kata dasar yang pertama kali ditemukan. Penentuan Pola Word Graph Kata Benda Proses stemming, baik stemming KBBI maupun stemming manual, menghasilkan data yang berisi imbuhan, kata dasar, dan jenis kata dasar. Data tersebut kemudian digunakan untuk menentukan pola word graph kata benda. Penentuan pola dilakukan dengan mencocokkan imbuhan (awalan dan akhiran) dengan jenis kata dasar yang diperoleh pada proses stemming dengan data pada database. Pembangkitan Word Graph Kata Benda Proses selanjutnya setelah pola word graph kata benda berhasil ditentukan adalah pembangkitan word graph kata benda. Pola word graph yang sesuai akan digambarkan dan ditampilkan pada sistem. Pembangkitan pola

16 7 juga akan menggambarkan input dan kata dasarnya dalam satu kesatuan pola word graph kata benda. Pola-pola yang dibangkitkan merupakan hasil kombinasi dari komponenkomponen word graph seperti token, binary relationship, dan frame relationship. Komponen-komponen tersebut telah dibuat pada penelitian sebelumnya oleh Walayatullah (2011) dan digunakan dalam penelitian ini untuk membentuk pola-pola word graph kata benda Perancangan Antarmuka Antarmuka KG_EDITOR yang dirancang adalah sebuah kanvas, yang akan menjadi media untuk menampilkan word graph, dan menu bar sebagai menu utama yang terdapat pada menu items File dan Modul Perancangan Database Database yang digunakan pada penelitian ini bernama kamus. Database kamus terdiri atas dua buah tabel, yaitu entry dan polabenda. Data yang ada di dalam KBBI disimpan di dalam tabel entry, sedangkan tabel polabenda berisi daftar imbuhan, jenis kata dasar, dan pola kata benda. Tabel entry memiliki sejumlah field, di antaranya adalah field EntryId, Word, Category, Stem, dan Qty. Field EntryId merupakan primary key pada tabel entry sementara field Word berisi kata dalam bahasa Indonesia, baik kata dasar maupun kata berimbuhan. Field Category berisi jenis kata dasar yang berupa kata benda (n), kata kerja (v), kata sifat (a), dan sebagainya. Field Stem berisi kata dasar dari kata yang berada di dalam field Word. Field Qty berisi sejumlah nilai untuk menentukan suatu kata termasuk pada word graph kata benda tertentu. Field ini bermanfaat untuk menentukan pola word graph bagi kata benda yang memiliki imbuhan serta jenis kata dasar yang sama persis. Berikut ini merupakan contoh isi dari tabel entry yang ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 Contoh isi tabel entry pada database kamus Entry- Id Word Category Stem Qty 669 Air n air null 670 Berair v air null 671 mengairi v air null 672 perairan n air pengairan n air 1 Tabel polabenda digunakan untuk proses pengecekan pola pembentukan word graph kata benda. Tabel tersebut berisi enam field, yaitu PolaID, Awalan, KategoriKD, Akhiran, Qty, dan Pola. Contoh dari tabel polabenda dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Contoh isi tabel polabenda PolaID Awalan KategoriKD Akhiran Qty Pola 11 pe v null pem v null peng v null peny n null per n null Implementasi Fungsional Praproses Praproses merupakan tahap awal yang dilakukan sistem KG_EDITOR ketika pengguna memasukkan input. Class dalam KG_EDITOR yang digunakan untuk melakukan tahap praposes adalah class CekInputBenda. Input kata yang dimasukkan diperiksa apakah merupakan kata tunggal dan mengandung selain karakter. Jika input terdiri atas lebih dari satu kata atau kosong atau mengandung selain karakter, sistem akan menampilkan peringatan berupa message dialog kepada pengguna dan input tersebut tidak akan diproses ke tahap selanjutnya. Pesan peringatan yang diberikan sistem pada tahap praproses dapat dilihat pada Lampiran 5. Misalnya, pengguna memasukkan input pertanian, maka pertama kali sistem akan melakukan pengecekan terhadap input tersebut dengan memeriksa bentuk karakter serta jumlah katanya pada class CekInputBenda. Jika dilihat dari kedua hal tersebut, input pertanian merupakan input yang valid untuk tahap praproses sehingga input ini lolos dan akan diproses ke tahap selanjutnya, yaitu tahap pengecekan KBBI. Pengecekan KBBI Input kata benda yang telah melalui tahap praproses selanjutnya diperiksa apakah terdapat di dalam KBBI atau tidak. Class yang digunakan untuk pengecekan KBBI adalah class CekKBBI. Tabel yang berfungsi sebagai KBBI dalam penelitian ini adalah tabel entry. Pengecekan dilakukan dengan memeriksa apakah input berada di dalam field Word atau tidak. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengecekan KBBI adalah bahwa jenis input harus berupa kata benda. Input yang terdaftar di dalam KBBI kemudian akan diambil datanya

17 8 sebanyak satu record. Record tersebut memiliki atribut EntryID, Word, Category, Stem, dan Qty. Jika input tidak terdaftar di dalam KBBI, input tersebut akan langsung masuk ke proses stemming manual. Contoh input yang diberikan pengguna adalah pertanian yang telah lolos tahap praproses. Input ini kemudian akan dicek keberadaannya pada KBBI yang disesuaikan. Pertama, sistem akan mengecek keberadaan input pertanian di dalam tabel entry dengan menggunakan kueri seperti pada Gambar 3. SELECT * FROM `entry` WHERE `Word` LIKE '"+input+"' and `Category` LIKE 'n' Gambar 3 Kueri pengecekan KBBI. Berdasarkan kueri tersebut, sistem akan mencari keberadaan input pertanian di dalam field Word pada tabel entry dengan Category yang digunakan adalah n (kata benda). Hasil pencarian menunjukkan bahwa pertanian terdaftar di dalam tabel entry. Sistem akan mengambil data sebanyak satu record. Hasil dari kueri di atas ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3 Data hasil kueri dengan input pertanian untuk pengecekan KBBI Field Data EntryID Word Category Stem pertanian n tani Qty 1 Stemming KBBI Input yang terdaftar di dalam KBBI akan diproses oleh class StemKBBI sementara input yang tidak terdaftar di dalam KBBI akan dilakukan proses stemming manual yang melibatkan beberapa class. Proses stemming KBBI pada penelitian ini berfungsi untuk memotong input kata, mengambil kata dasar dari input tersebut, serta mencari jenis dari kata dasar. Hasil dari pemotongan input kata adalah berupa imbuhan dan kata dasar. Contoh input yang diberikan pengguna adalah pertanian yang telah terdeteksi di dalam KBBI. Kata pertanian akan masuk ke dalam proses stemming KBBI. Kata pertanian pada proses ini pertama kali akan diambil kata dasar, jenis input kata, dan nilai qty yang terdapat di dalam KBBI yang disesuaikan (tabel entry ). Proses selanjutnya adalah pengecekan terjadinya peluruhan pada kata dasar. Kata pertanian merupakan contoh input kata yang kata dasarnya tidak meluruh sehingga sistem akan langsung memotong kata tersebut untuk mengambil awalan dan akhirannya, yaitu per dan an. Proses selanjutnya setelah diperoleh awalan dan akhiran adalah pencarian jenis kata dasar dari input. Kata pertanian memiliki kata dasar tani. Kata tani akan dicari jenis katanya oleh sistem. Proses pencarian jenis kata dasar dilakukan dengan menggunakan kueri yang dideskripsikan pada Gambar 4. SELECT * FROM `entry` WHERE `Word` LIKE '"+input+"' and `Stem` LIKE '"+input+"' Gambar 4 Kueri pencarian jenis kata dasar. Parameter input pada kueri tersebut merepresentasikan kata dasar. Berdasarkan kueri tersebut dapat diketahui bahwa untuk mencari jenis kata dasar maka sistem akan mencari kata tani di dalam tabel entry yang memiliki nilai sama pada field Word dan Stem, yaitu yang bernilai tani. Sistem kemudian mengambil jenis kata dasar dari hasil kueri tersebut. Hasil dari proses stemming KBBI dengan contoh input kata pertanian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Awalan Akhiran Hasil dari proses stemming KBBI menggunakan input kata benda pertanian Parameter Kata dasar Jenis kata Jenis kata dasar Data per an tani Qty 1 Proses stemming KBBI untuk kata benda yang meluruh sedikit berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada proses pemotongan imbuhan. Kata yang mengalami peluruhan akan diberi nilai -1 setelah didapatkan data mengenai kata dasar, jenis input kata, dan nilai quality ( Qty ). Sistem memberikan nilai -1 sebagai tanda bahwa kata dasar yang diperoleh dari KBBI yang disesuaikan tidak terdapat di dalam input kata. Kata yang meluruh kemudian akan dipotong imbuhannya. n n

18 9 Contoh stemming KBBI untuk input kata yang kata dasarnya meluruh terdapat pada kata pemotongan. Kata ini dideteksi sebagai kata yang mengalami peluruhan karena kata dasar potong tidak berada di dalam kata pemotongan sehingga diberi nilai -1. Berbeda dengan kata pertanian, kata dasar tani merupakan bagian dari kata pertanian sehingga tidak diberi nilai -1. Proses stemming selanjutnya adalah pemotongan kata dasar potong menjadi otong. Kata dasar potong diperoleh melalui pencarian kata dasar di dalam tabel entry. Kata potong kemudian dipotong sebanyak satu huruf dari depan menjadi otong dan disimpan sementara pada suatu variabel. Pemotongan tersebut dilakukan untuk mendapatkan awalan dan akhiran kata. Peluruhan kata juga berlaku untuk suatu kata yang kata dasarnya diawali oleh huruf k, p, t, dan s. Kata dasar otong yang merupakan bagian dari kata pemotongan selanjutnya dilakukan proses pemotongan untuk mengambil awalan dan akhiran. Proses stemming KBBI untuk kata pemotongan menghasilkan awalan pem dan akhiran an. Hasil dari proses stemming KBBI dengan contoh input kata pemotongan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Awalan Akhiran Kata dasar Jenis kata Hasil dari proses stemming KBBI menggunakan input kata benda pertanian Parameter Jenis kata dasar Data pem an potong Qty 1 Stemming Manual Input kata yang tidak terdaftar di dalam KBBI yang disesuaikan akan dilakukan stemming secara manual. Proses ini dilakukan untuk memperoleh imbuhan dan kata dasar. Stemming manual yang dilakukan oleh modul word graph kata benda dikhususkan untuk jenis kata benda saja karena proses ini mengacu pada bentuk-bentuk imbuhan yang terdapat pada pola pembentukan word graph kata benda dalam penelitian Saleh (2009). Stemming manual diawali oleh proses pencarian bentuk akhiran yang sesuai. Proses ini dilakukan oleh class Akhiran1. Bentuk akhiran yang terdapat pada proses ini adalah bentuk n v akhiran -an. Input yang memiliki akhiran -an akan dipotong. Hasil pemotongan tersebut selanjutnya akan dianggap sebagai sebuah kata dasar. Kata tersebut kemudian akan dicek keberadaannya di dalam tabel entry oleh class CekKBBI. Jika kata dasar tersebut terdaftar di dalam tabel entry, kata tersebut akan dianggap sebagai kata dasar. Namun, jika tidak, sistem akan menduga bahwa kata tersebut mengandung awalan. Nilai null pada akhiran akan diberikan jika input tidak mengandung akhiran -an. Nilai null pada akhiran menandakan bahwa input tidak mengalami pemotongan akhiran sehingga nilai input tidak berubah. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 5. Contoh kata yang memiliki akhiran -an dan tidak terdaftar di dalam tabel entry adalah kata pendugaan. Kata pendugaan akan dipotong oleh class Akhiran menjadi kata penduga dan berakhiran -an. Kata penduga selanjutnya akan dicek keberadaannya di dalam tabel entry oleh class CekKBBI. Sistem akan mengecek apakah kata penduga merupakan kata dasar atau bukan. Hasil pengecekan menunjukkan bahwa kata penduga tidak termasuk dalam daftar kata dasar sehingga sistem menduga bahwa kata penduga memiliki awalan. Oleh karena itu, kata penduga akan masuk ke tahap selanjutnya, yaitu proses pencarian awalan yang sesuai public class Akhiran1 {... public Akhiran1(String input) {... if("an".equals(akh)){ akhiran=akh; kdasar=kd; }else{ akhiran=null; kdasar=input; }... } } Gambar 5 Proses pencarian akhiran pada class Akhiran1. Tahap kedua dari proses stemming manual adalah proses pencarian awalan. Pencarian awalan dilakukan oleh class Awalan dengan terlebih dahulu memotong beberapa huruf terdepan dari suatu input kata. Class Awalan mula-mula akan memotong dua huruf terdepan dari suatu input. Hasil pemotongan tersebut adalah berupa awalan dan kata dasar. Proses selanjutnya adalah pengecekan terhadap kedua hasil pemotongan tersebut. Proses ini akan mengecek apakah awalan dan kata dasar yang dihasilkan dari proses pemotongan kata sesuai

19 10 dengan aturan pembentukan awalan pada kata benda. Jika hasil pemotongan tersebut termasuk dalam salah satu aturan, sistem akan mengembalikan kedua nilai hasil pemotongan tersebut sebagai output. Sebaliknya, jika hasil pemotongan tersebut tidak cocok dengan aturan-aturan yang ada, sistem akan melakukan pemotongan terus menerus dengan batas tertentu hingga diperoleh awalan dan kata dasar yang paling sesuai dengan aturan pembentukan awalan. Class Awalan akan mengembalikan nilai null untuk awalan dan kata dasar menjadi tetap seperti sebelum awalan dipotong jika tidak ada satupun aturan yang sesuai dengan hasil pemotongan kata. Aturan pembentukan awalan terdiri atas dua parameter, yaitu awalan dan kata dasar. Contoh kata yang memiliki awalan adalah kata penduga yang merupakan hasil pemotongan akhiran -an dari kata pendugaan. Kata tersebut merupakan kata yang memiliki awalan pen- dan huruf pertama dari kata dasar duga adalah d. Kedua nilai tersebut termasuk dalam salah satu aturan pembentukan awalan pada kata benda. Oleh karena itu, class Awalan akan mengembalikan nilai pen dan duga sebagai awalan dan kata dasar dari kata penduga. Gambar 6 menggambarkan contoh aturan pembentukan awalan pada kata benda public class Awalan { public Awalan(String input) { if(("pen".equals(aw)) && kd1.matches("[cdjtz]+")){ 65 awalan=aw; 66 kdasar=kd; } if(("pem".equals(aw) )&& kd1.matches("[bfvp]+")){ 69 awalan=aw; 70 kdasar=kd; }... } Gambar 6 Contoh aturan pembentukan awalan pada class Awalan. Tahap ketiga dari proses stemming manual adalah proses pencarian kata dasar di dalam KBBI yang disesuaikan. Kata yang telah melalui proses penentuan akhiran dan awalan selanjutnya akan masuk ke tahap ini untuk menentukan kata dasar dari kata tersebut. Proses ini dilakukan oleh class Stemm. Kata dasar yang diperoleh dari proses kedua, yaitu proses pencarian awalan, akan dicari keberadaannya di dalam tabel entry oleh class CekKBBI. Kata dasar yang ditemukan di dalam tabel entry kemudian akan dikembalikan sebagai output kata dasar beserta awalan dan akhiran yang diperoleh dari proses sebelumnya. Kata dasar yang tidak terdapat di dalam tabel entry akan dikembalikan nilai input awalnya seperti pada saat sebelum mengalami pemotongan akhiran. Contoh kata dari proses sebelumnya yaitu pendugaan. Hasil pemotongan akhiran adalah awalan untuk kata tersebut adalah akhiran -an, awalan pen, dan kata dasar duga. Kata dasar duga yang diperoleh dari proses pencarian awalan selanjutnya akan dicek keberadaannya di dalam tabel entry. Hasil pencarian menunjukkan bahwa kata duga terdapat di dalam tabel entry sehingga sistem menentukan kata duga sebagai kata dasar dari kata pendugaan. Sebagian kata benda mengalami proses peluruhan. Kata benda yang meluruh masuk ke proses stemming meluruh setelah melalui tahap ketiga, yaitu proses pencarian kata dasar. Proses stemming meluruh diawali dengan proses pencarian akhiran, kemudian pencarian awalan, dan proses terakhir adalah pencarian kata dasar. Proses pencarian akhiran untuk kata benda yang meluruh sama seperti proses pencarian untuk kata benda yang tidak meluruh. Sistem akan mengecek apakah input mengandung akhiran -an atau tidak, kemudian sistem akan mengecek keberadaan kata dasar hasil pemotongan akhiran ke dalam tabel entry. Contoh kata benda yang meluruh dan tidak terdapat di dalam tabel entry adalah pemecahan. Kata pemecahan pertama kali akan masuk ke class Akhiran1 untuk dilakukan proses pencarian akhiran yang sesuai. Proses tersebut menunjukkan bahwa kata pemecahan memiliki akhiran -an sehingga kata tersebut dipotong menjadi pemecah, lalu sistem akan menyimpan akhiran -an dari hasil pemotongan tersebut. Kata pemecah selanjutnya akan masuk ke proses pencarian awalan yang sesuai. Proses pencarian awalan untuk kata benda yang meluruh dilakukan oleh class Luluh. Tahap awal pada proses ini adalah pemotongan input kata yang dimulai dari depan. Pertama, class Luluh akan memotong satu huruf dari depan. Huruf hasil pemotongan akan disimpan oleh class Luluh sebagai awalan, sementara sisa huruf hasil pemotongan akan disimpan sebagai kata dasar. Proses kedua adalah pemotongan huruf pertama dan kedua dari kata dasar. Huruf yang telah dipotong kemudian masing-masing disimpan pada sebuah variabel. Huruf kedua disimpan pada variabel kd1 dan huruf ketiga disimpan pada variabel kd2. Proses ketiga

20 11 adalah pengecekan terhadap isi variabel kd1 dan kd2, apakah masing-masing variabel tersebut adalah huruf vokal (a, i, u, e, o) atau bukan. Hasil pengecekan huruf vokal terhadap masingmasing variabel tersebut adalah berupa nilai boolean. Variabel yang berisi huruf vokal akan diberi nilai true, sementara variabel yang berisi selain huruf vokal akan diberi nilai false. Proses keempat adalah penentuan awalan dan kata dasar yang paling sesuai berdasarkan aturan pembentukan awalan. Hasil pemotongan yang berupa awalan, kata dasar, serta nilai boolean hasil dari pengecekan nilai variabel kd1 dan kd2 kemudian akan dijadikan sebagai parameter penentu nilai awalan dan akhiran yang akan diambil. Keempat proses tersebut dilakukan sebanyak lima iterasi hingga diperoleh awalan dan kata dasar yang paling sesuai dengan salah satu aturan pembentukan awalan untuk kata yang meluruh. Misalnya, jika nilai aw adalah pem dan variabel a bernilai true, nilai aw dianggap sebagai awalan dan nilai kd dianggap sebagai kata dasar dengan ditambahkan huruf t pada awal kata. Gambar 7 mengilustrasikan contoh aturan pembentukan awalan dan kata dasar untuk kata yang meluruh public class Luluh {... public void Luluh(){... if(("men".equals(aw) "pen".equals(aw)) && a){ awalan=aw; KDasar = "t"+kd; }... else if (("mem".equals(aw) "pem".equals(aw)) && a){ awalan = aw; KDasar = "p"+kd; }... }} Gambar 7 Contoh aturan pembentukan awalan dan kata dasar pada class Luluh. Kata pemecah yang telah lolos dari tahap pencarian akhiran selanjutnya akan masuk ke proses pencarian awalan. Tahap pertama adalah pemotongan huruf pertama dari kata pemecah, yaitu p. Huruf p kemudian disimpan di dalam variabel aw sebagai awalan, sementara huruf-huruf sisanya, yaitu emecah disimpan di dalam variabel kd sebagai kata dasar. Tahap kedua adalah pemotongan huruf pertama dan kedua dari kata dasar emecah. Huruf pertama dari kata dasar emecah adalah e, sementara huruf keduanya adalah m. Kedua huruf ini masing-masing disimpan didalam variabel kd1 dan kd2. Tahap ketiga adalah pengecekan huruf vokal terhadap variabel kd1 dan kd2. Dilihat dari isi kedua variabel tersebut, kd1 berisi huruf vokal e sehingga diberi nilai true, sedangkan kd2 berisi huruf konsonan m sehingga diberi nilai false. Kedua nilai boolean tersebut masingmasing disimpan di dalam variabel a dan b. Proses keempat adalah penentuan kata dasar dan awalan. Berdasarkan nilai pada masingmasing variabel aw, kd, a, dan b, dapat disimpulkan bahwa tidak ada nilai parameter yang sesuai dengan aturan pembentukan awalan. Class Luluh kemudian akan menambah iterasi hingga diperoleh nilai yang sesuai pada iterasi ke-4. Nilai-nilai variabel yang diperoleh pada iterasi ke-4 yaitu aw= pem, kd= ecah, kd1= e, kd2= c, a=true, dan b=false. Nilainilai tersebut sesuai dengan aturan kedua yang mensyaratkan nilai aw= pem dan a=true sehingga diperoleh awalan pem dan kata dasar pecah. Urutan proses stemming manual dapat dilihat pada Lampiran 6. Penentuan Pola Word Graph Kata Benda Kata yang telah berhasil melalui tahap stemming, baik stemming KBBI maupun stemming manual, selanjutnya akan masuk ke proses pengecekan pola word graph kata benda. Proses pengecekan pola dilakukan oleh class PolaBenda dengan mencocokkan antara output dari proses stemming dengan data pada tabel polabenda dalam database kamus. Output yang dihasilkan dari proses stemming di antaranya adalah kata, kata dasar, jenis input, jenis kata dasar, awalan, akhiran, dan quality. Empat dari tujuh output yang dihasilkan melalui proses stemming akan digunakan sebagai parameter untuk menentukan pola yang sesuai. Penentuan pola dilakukan dengan menggunakan kueri seperti pada Gambar 8. SELECT `Pola` FROM `polabenda` WHERE `Awalan` LIKE '" + awalan + "' and `KategoriKD` LIKE '"+jnskd+"' and `Akhiran` like '"+akhiran+"' and `Qty` like '"+qty+"' Gambar 8 Kueri penentuan pola word graph kata benda. Beberapa pola pembentukan word graph kata benda dipecah menjadi beberapa bagian karena memiliki makna yang berbeda walaupun strukturnya sama. Misalnya, pola pe-kata Kerja (KK) dipecah menjadi tiga bagian, yaitu pe-kk 1, pe-kk 2, dan pe-kk 3. Ketiga pola tersebut memiliki imbuhan dan jenis kata dasar yang sama persis, yaitu awalan pe dengan jenis kata dasarnya adalah kata kerja, namun ketiga pola tersebut memiliki arti yang berbeda. Pola pe- KK 1 memiliki makna orang yang KK,

21 12 sementara pola pe-kk 2 memiliki makna orang yang KK, sesuatu yang KK, atau alat KK. Hal berbeda juga terjadi pada pola pe-kk 3 yang memiliki makna orang atau sesuatu yang di-kk atau dijadikan KK. Perbedaan makna tersebut menyebabkan bentuk word graph yang dihasilkan untuk masing-masing pola berbeda. Pola lain yang dipecah adalah pola pe-kb. Pola pe-kb dibedakan menjadi pola pe-kb 1 dan pola pe-kb 2. Begitu juga dengan pola pe-ks, pola pe-kk-an, dan pola pe-ks-an yang masing-masing dibedakan menjadi dua bentuk pola. Parameter Qty merupakan parameter pembeda yang menentukan bentuk word graph bagi suatu kata yang memiliki struktur sama, namun maknanya berbeda. Parameter Qty diberi nilai satu sampai tiga, disesuaikan dengan jumlah perbedaan makna untuk setiap pola pembentukan. Misalnya, pola pe-ks yang dibagi menjadi pola pe-ks 1 dan pola pe-ks 2. Nilai Qty yang diberikan adalah 1 untuk pola pe-ks 1 dan 2 untuk pola pe-ks 2. Nilai yang sama juga diberikan kepada pola lainnya. Contoh proses penentuan pola word graph kata benda untuk kata yang memiliki struktur sama, namun maknanya berbeda terdapat pada kata benda penyayang dan penyejuk. Kata penyayang dan penyejuk memiliki imbuhan dan jenis kata dasar yang sama, yaitu peny dan kata sifat (a). Berdasarkan KBBI, kedua kata ini memiliki makna yang berbeda. Kata penyayang bermakna orang yang memiliki sifat belas kasih, sedangkan kata penyejuk bermakna alat untuk menyejukkan. Berdasarkan perbedaan tersebut, kata penyayang masuk ke Pola pe-ks 1 yang bermakna orang yang memiliki sifat KS dengan nilai Qty adalah 1, sedangkan kata penyejuk masuk ke Pola pe-ks 2 karena sesuai dengan maknanya yaitu orang atau sesuatu yang me-ks dengan nilai Qty adalah 2. Pembangkitan Pola Word Graph Kata Benda Tahap ini merupakan visualisasi pola word graph yang telah ditentukan. Output dari proses penentuan pola word graph kata benda adalah nama pola word graph kata benda. Nama pola tersebut kemudian akan diperiksa keberadaannya oleh class PolaKataBenda. Nama pola adalah berupa nilai satu hingga 19, sesuai dengan jumlah pola word graph kata benda yang diimplementasikan. Jika nama pola tersebut terdapat di dalam class PolaKataBenda, sistem akan menampilkan bentuk word graph-nya. Jika tidak ada, sistem akan memunculkan pesan peringatan. Misalnya, output yang dihasilkan dari tahap penentuan pola word graph untuk kata pertanian adalah 15. Hal ini bermakna bahwa kata pertanian termasuk ke dalam pola 15. Sistem kemudian memeriksa keberadaan pola 15 ada di dalam class PolaKataBenda. Karena pola tersebut ada, sistem lalu memanggil class KataBenda15 yang berisi aturan-aturan untuk menggambarkan pola pe-kb-an 1 dan memvisualisasikan bentuk word graph-nya. Bentuk kode program untuk class PolaKataBenda dan KataBenda15 dapat dilihat pada Gambar 9 dan Gambar public class PolaKataBenda { public String kata;... KataBenda19 KB19; public PolaKataBenda(String kata){... if(pola==1){ KB1 = new KataBenda1(50,50, kata); }... } public void drawpola(graphics2d gd){ if(pola==1){... KB1.drawKataBenda1(gd); }... else{ gd.drawstring("pola tidak ditemukan.", 10, 20); }} Gambar 9 Kode program pada class PolaKataBenda. public class KataBenda15 { Ali AK, AA;... public KataBenda15(int x, int y, String kata){... AK = new Ali(x+60, y+30);... } public void drawkatabenda15 (Graphics2D gd){ AK.drawAliKanan(gd); FP.drawFrameFokus(gd);... }} Gambar 10 Kode program pada class KataBenda15. Setiap bentuk pola word graph kata benda digambarkan dalam satu class sehingga terdapat 19 class pola pembentukan word graph kata benda pada penelitian ini, yaitu mulai dari class KataBenda1 sampai class Katabenda19.

22 13 Penggambaran pola word graph seperti pada Gambar 10. Penggambaran pola word graph ditentukan oleh variabel integer yang menyimpan nilai koordinat untuk setiap komponen word graph. Variabel ini yang akan menentukan letak penggambaran untuk setiap komponen tersebut pada sistem. Setiap komponen word graph yang telah ditentukan letak penggambarannya kemudian akan digambarkan dalam bentuk dua dimensi. Sistem akan menampilkan pesan peringatan ketika ia tidak dapat mengenali pola pembentukan word graph kata benda dari input yang diberikan pengguna. Hasil pembangkitan Pola 15 dari contoh input pertanian dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 12 Bentuk antarmuka menu bar. Gambar 13 Bentuk antarmuka panel kanvas. Gambar 11 Hasil pembangkitan Pola 15 dengan contoh input pertanian Implementasi Antarmuka Antarmuka perangkat lunak KG_EDITOR terdiri atas dua bagian, yaitu menu bar dan panel kanvas. Menu bar memiliki dua pilihan menu item, yaitu menu File dan Modul. Menu File hanya memiliki satu sub menu, yaitu Exit yang digunakan untuk keluar dari perangkat lunak KG_EDITOR. Menu Modul memiliki lima pilihan sub menu, yaitu Kata Keterangan, Kata Benda, dan Kata Kerja. Bagian panel kanvas digunakan sebagai media untuk memvisualisasikan bentuk word graph kata benda. Tampilan awal kanvas pada saat perangkat lunak pertama kali dijalankan adalah berupa kanvas kosong berwarna putih. Bentuk antarmuka untuk menu bar dan panel kanvas dapat dilihat pada Gambar 12, sedangkan contoh antarmuka panel kanvas yang dapat menampilkan sebuah bentuk word graph dapat dilihat pada Gambar 13. Input dialog box merupakan antarmuka yang muncul ketika pengguna memilih salah satu sub menu pada menu Kamus. Input dialog box digunakan sebagai media untuk memasukkan input kata. Gambaran mengenai input dialog box diilustrasikan pada Gambar 14. Gambar 14 Bentuk tampilan input dialog box untuk kata benda. KG_EDITOR juga menyediakan fasilitas shortcut sebagai pilihan lain bagi pengguna yang ingin mengaktifkan salah satu sub menu pada menu Kamus. Shortcut yang digunakan untuk modul word graph kata benda pada KG_EDITOR adalah dengan menekan tombol CTRL+B pada keyboard. KG_EDITOR untuk kata benda akan memberikan suatu peringatan untuk memberitahu pengguna jika terjadi kesalahan pada input kata atau tidak ditemukannya pola yang sesuai bagi input kata. Peringatanperingatan tersebut ditampilkan dalam bentuk dialog box Lingkungan Implementasi Modul word graph kata benda dibangun dengan bahasa pemrograman Java. Lingkungan implementasi perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk pembuatan modul kamus word graph kata benda adalah sebagai berikut:

23 14 a Lingkungan perangkat keras Processor AMD Turion(tm) X2 Dual- Core Mobile RM GHz RAM 2 GB HDD 250 GB Monitor Keyboard dan mouse b Lingkungan perangkat lunak Windows 7 Professional sebagai sistem operasi Netbeans 6.8 sebagai IDE (Integrated Development Environment) XAMPP sebagai server control panel Java 6.0 sebagai bahasa pemrograman 1.3 Customer Test Drives Mock-up Tahap ini merupakan tahap evaluasi sistem. Tahap ini dilakukan melalui proses pengujian menggunakan metode black box. Pengguna menguji sistem dengan memasukkan berbagai kemungkinan input untuk mengetahui apakah sistem memberikan output yang sesuai tanpa memerhatikan proses yang terjadi di dalamnya. Hasil pengujian menunjukkan kesesuaian antara hasil yang seharusnya dengan hasil yang didapat melalui proses pengujian. Hasil tersebut kemudian dievaluasi oleh pengembang. Setiap kekurangan sistem yang ditemukan dalam tahap ini selanjutnya diperbaiki hingga kebutuhan pengguna dapat dipenuhi. Pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan 173 kata benda uji yang terdiri atas 4-10 kata uji untuk setiap bentuk pola word graph kata benda. Hasil pengujian menunjukkan terdapat 9 kata benda uji yang tidak dapat ditemukan bentuk word graph-nya. Beberapa kata tersebut di antaranya adalah pemecahan, pendugaan, penjaring, penyemangat, pengharum, binaan, aliran, kritikan, dan pendamaian. Hal ini terjadi karena sistem modul word graph kata benda belum dapat menampilkan word graph dari sejumlah kata yang tidak terdapat di dalam KBBI dan merupakan kata yang termasuk dalam jenis pola yang memiliki nilai Qty. Hasil stemming manual selalu menghasilkan nilai null untuk Qty sehingga sistem tidak dapat menentukan jenis pola untuk kata tersebut. Misalnya, kata pemecahan yang tidak terdaftar di dalam KBBI. Kata pemecahan seharusnya termasuk dalam pola pe-kk-an 1 yang bermakna perbuatan atau hal memecahkan, namun karena nilai Qty yang dihasilkan dari proses stemming manual adalah null, sistem tidak dapat mengenali pola untuk kata pemecahan. Oleh karena itu, output yang dihasilkan adalah berupa pesan peringatan bahwa pola tidak ditemukan. Output dari pengujian terhadap kata pemecahan dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15 Output dari pengujian dengan input kata pemecahan. 2 Iterasi Kedua Iterasi kedua dilakukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan sistem yang terdapat pada iterasi pertama. Kekurangan yang diperbaiki dalam iterasi kedua ini yaitu dalam tahap penentuan pola word graph kata benda. 2.1 Listen to Customer Berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh dari iterasi pertama, pengguna menginginkan agar pengembang melakukan perbaikan terhadap kekurangan yang dihasilkan pada iterasi pertama. Pengguna menginginkan agar pengembang melakukan penentuan pola word graph untuk sejumlah kata yang melalui proses stemming manual. Penentuan pola ini berlaku untuk kata-kata yang memiliki struktur imbuhan dan jenis kata yang sama persis, namun memiliki makna yang berbeda. 2.2 Revise Mock-up Perbaikan terhadap sistem pada iterasi kedua dilakukan sesuai dengan permintaan pengguna pada tahap listen to customer. Tahap ini merupakan perbaikan terhadap proses penentuan pola word graph kata benda. Penentuan pola dilakukan dengan memberikan nilai default terhadap pola bagi sejumlah kata yang memiliki struktur imbuhan dan jenis kata yang sama, namun maknanya berbeda. Perbaikan ini dilakukan untuk mencegah tidak ditemukannya bentuk word graph suatu kata benda yang tidak terdaftar di dalam tabel entry. Nilai Qty untuk seluruh kata yang terdaftar di dalam tabel entry telah ditentukan sehingga sistem pasti akan menemukan bentuk word graph untuk kata-kata tersebut. Nilai Qty untuk kata-kata yang melalui tahap stemming manual belum ditentukan. Semua nilai Qty untuk kata-kata yang melalui tahap ini diberi nilai null. Contoh isi tabel polabenda sebelum diberikan nilai default terhadap pola dapat dilihat pada Tabel 6.

24 15 Tabel 6 Contoh isi tabel polabenda sebelum field Pola diberikan nilai default Awalan KategoriKD Akhiran Qty Pola pe a null 1 7 pe a null 2 8 Penentuan nilai default dilakukan terhadap tabel polabenda di dalam database Kamus. Penentuan tersebut dilakukan dengan melihat persentase jumlah kata pada tabel entry untuk masing-masing imbuhan. Nilai default ditentukan dengan terlebih dahulu melihat jumlah kata terbanyak untuk setiap imbuhan. Misalnya pada pola kata pe-ks, jumlah kata terbanyak di dalam tabel entry antara pola word graph pe-ks 1 dan pe-ks 2 adalah kata dengan pola pe-ks 1, maka sistem akan secara otomatis memasukkan setiap kata yang tidak terdaftar di dalam tabel entry ke dalam pola pe-ks 1 jika kata tersebut memiliki imbuhan pe dan jenis kata dasarnya adalah kata sifat. Penentuan nilai default terhadap pola word graph kata benda diberikan pada tabel polabenda yang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Contoh isi tabel polabenda setelah field Pola diberikan nilai default Awalan KategoriKD Akhiran Qty Pola pe a null 1 7 pe a null 2 8 pe a null null Customer Test Drives Mock-up Pengujian pada iterasi kedua dilakukan dengan memberikan input berupa kata benda yang tidak terdaftar di dalam tabel entry. Contoh input yang diberikan pengguna adalah pemecahan. Sistem tidak dapat menemukan bentuk word graph untuk kata pemecahan pada iterasi pertama karena belum diberikan nilai default terhadap pola pada tabel polabenda. Setelah dilakukan perbaikan, sistem sekarang sudah dapat menentukan bentuk word graph untuk kata pemecahan. Output yang dihasilkan oleh sistem jika contoh input yang diberikan adalah pemecahan dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16 Output yang dihasilkan dari input kata pemecahan. Perbaikan sistem dengan memberikan nilai default terhadap pola tidak sepenuhnya dapat menghasilkan word graph yang sesuai. Kesalahan terjadi pada proses penentuan pola word graph untuk kata benda penyemangat dan penjaring. Kata penyemangat tidak terdaftar di dalam tabel entry sehingga harus melalui proses stemming manual. Makna dari kata penyemangat seharusnya adalah orang atau sesuatu yang berhubungan dengan semangat sehingga seharusnya kata tersebut masuk ke Pola 6, yaitu pola pe-kb 2. Namun, sistem memasukkan kata penyemangat ke dalam Pola 5, yaitu pola pe-kb 1 yang bermakna orang yang berhubungan dengan KB. Kesalahan tersebut terjadi akibat pemberian nilai default terhadap pola pe-ks. Sistem secara otomatis akan memasukkan setiap kata dengan struktur pe-ks dan tidak terdaftar di dalam tabel entry ke dalam pola 5. Tingkat akurasi yang diperoleh dari 176 kata uji yang digunakan adalah sebesar 97,16%. Akurasi = 172 x 100% = 97,16% 176 Selain kesalahan penentuan pola pada kata penyemangat dan penjaring, sistem juga melakukan kesalahan pembangkitan pola pada kata pemerah dan pengemas. Kesalahan pembangkitan pola word graph kata benda terjadi karena kata dasar yang dihasilkan dari proses stemming lebih dari satu kata dasar. Jika hasil dari proses stemming menghasilkan lebih dari satu kata, kemungkinan kata dasar yang terpilih adalah yang pertama kali dikenali polanya walaupun pilihan tersebut belum tentu benar. Kata pemerah yang terdaftar di dalam tabel entry memiliki dua kata dasar, yaitu merah dan perah. Posisi kata merah di dalam tabel entry berada di atas kata perah. Oleh karena itu, sistem akan mengambil kata dasar merah sebagai kata dasar dari kata pemerah. Hal ini

25 16 terjadi karena kata merah yang pertama kali ditemukan oleh sistem. Output yang sesuai dengan keinginan pengguna adalah word graph kata pemerah dengan kata dasar perah, namun kesalahan dalam penentuan kata dasar menyebabkan sistem menampilkan word graph dari kata pemerah dengan kata dasar merah. Kata pengemas merupakan kata yang tidak terdaftar di dalam tabel entry sehingga kata tersebut mengalami proses stemming manual. Kata pengemas dapat memiliki dua kata dasar, yaitu emas dan kemas. Stemming manual memilih kata emas sebagai kata dasar karena kata dasar tersebut yang pertama kali ditemukan dalam proses pencarian kata dasar. Hal ini menyebabkan sistem melakukan kesalahan dalam mengenali pola word graph untuk kata benda pengemas. Kata tersebut seharusnya masuk ke Pola 8, yaitu pola pe-ks 2, namun karena kesalahan dalam mengambil kata dasar menyebabkan kata pengemas masuk ke Pola 5, yaitu pola pe-kb 1. Hasil pengujian dapat dilihat lebih rinci pada Lampiran 7 sampai dengan Lampiran 25. Kekurangan dan Kelebihan Sistem Kekurangan modul word graph kata benda pada penelitian ini adalah hanya dapat menampilkan graf kata benda yang dibentuk melalui pengafiksan dan word graph kata dasar. Selain itu, pola pembentukan word graph kata benda terbatas pada penelitian Saleh (2009). Misalnya, pada kata penyatuan dengan pola pembentuk awalan pe- dengan kata numerik ( satu ) dan akhiran -an. Pola pembentukan tersebut tidak tercakup di dalam penelitian Saleh (2009). Selain itu, pola pembentukan word graph kata benda pada penelitian Saleh (2009) hanya berlaku untuk kata benda yang memiliki awalan dan akhiran. Pola pembentukan tersebut tidak berlaku untuk kata benda yang memiliki sisipan ataupun kata benda yang memiliki imbuhan asing. Misalnya telunjuk, pelatuk, kinerja, nasionalisme, alamiah, hadirin, imunisasi, dan sebagainya. Keterbatasan dari segi pengembangan terdapat pada komponen-komponen pembentuk word graph. Komponen-komponen yang dibangkitkan masih dalam bentuk gambar dengan format PNG dan bersifat statis. Komponen yang digunakan berasal dari penelitian Walayatullah (2009). Setiap komponen pembentuk word graph tidak dapat dipindahkan, dihapus, disimpan, ataupun diubah. Sistem hanya dapat menampilkan bentuk word graph kata benda berdasarkan input yang diberikan pengguna. Proses stemming manual yang dilakukan oleh pengembang hanya dibuat untuk memotong sejumlah awalan dan akhiran yang terdapat pada penelitian Saleh (2009). Imbuhan yang dapat dipotong adalah pe-, pem-, peng-, penge-, peny-, ke-, dan -an. Sistem tidak dapat melakukan proses stemming untuk kata yang memiliki imbuhan selain tujuh imbuhan tersebut. Beberapa input kata benda menghasilkan hasil stemming lebih dari satu kata. Hal ini menjadi keterbatasan sistem. Sistem yang akan dibuat selanjutnya diharapkan mampu menghasilkan graf sesuai keinginan pengguna dengan memilih kata dasar dari beberapa hasil stemming yang ada. Modul word graph kata benda belum dapat membedakan dengan sempurna bentuk pola word graph kata benda yang memiliki struktur sama, namun berbeda makna. Diperlukan analisis lanjut mengenai hal ini agar penelitian selanjutnya dapat mengatasi kekurangan ini. Kelebihan dari modul word graph kata benda ini adalah menjadi langkah maju untuk mengembangkan sistem KG_EDITOR dengan bahasa pemrograman open source. Sistem ini juga tidak terbebani untuk selalu menyimpan word graph dari setiap input kata benda karena sistem telah menyimpan pola-pola word graph di dalamnya. Sistem cukup memanggil pola word graph yang sesuai dengan input yang diberikan pengguna dan menampilkannya sebagai output sistem. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, telah dibangun sebuah modul word graph kata benda pada sistem KG_EDITOR dengan menggunakan bahasa pemrograman Java berbasis desktop. Modul word graph kamus kata benda pada penelitian ini mampu mengenali 19 dari 20 pola word graph kata benda yang dihasilkan pada penelitian Saleh (2009). Sistem modul word graph kata benda dibangun dengan metode pengembangan prototype. Sistem ini berhasil dibangun dengan melakukan dua iterasi. Iterasi pertama merupakan pembangunan sistem secara keseluruhan sementara iterasi kedua merupakan perbaikan terhadap kekurangan yang terdapat pada iterasi pertama agar dihasilkan sistem yang lebih baik.

26 17 Pengujian modul word graph kata benda pada KG_EDITOR menghasilkan akurasi lebih dari 97%. Kesalahan terjadi karena pada saat proses stemming manual ada lebih dari satu kata dasar yang dihasilkan. Selain itu, kesalahan lain terjadi akibat pemberian nilai default pada pola untuk sejumlah kata yang tidak terdaftar di dalam KBBI sehingga beberapa input kata menghasilkan pola yang salah. Modul word graph kata benda pada KG_EDITOR secara garis besar telah berhasil karena telah mampu membangkitkan pola aturan word graph kata benda yang sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Saleh (2009). Saran Beberapa hal yang disarankan untuk ditambahkan ke dalam sistem sebagai pengembangan dari penelitian ini, di antaranya adalah sebagai berikut: 1 Penambahan class atau fungsi dalam modul kata benda agar sistem dapat membedakan dengan baik bentuk pola word graph kata benda yang memiliki struktur sama namun berbeda makna. 2 Pembuatan aturan stemming yang lebih baik sehingga mampu menghasilkan kata dasar yang sesuai atau yang diinginkan. 3 Sistem mampu memberikan pilihan kepada pengguna agar dapat memilih kata dasar yang diinginkan dari proses stemming yang menghasilkan lebih dari satu kata. 4 Pembentukan file XML bagi setiap pola word graph kata benda untuk kemudahan penyimpanan dan pembangkitan bentuk word graph. DAFTAR PUSTAKA Alwi H, Dardjowidjojo S, Lapoliwa H, Moeliono A.M Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Ed ke-3. Jakarta: Balai Pustaka. Cornell CS, Horstmann G Core Java Volume I Fundamentals. California: Prentice Hall. Deo N. Graph Theory with Applications to Engineering and Computer Science. Prentice Hall. Hoede C, Nurdiati S A Graph Theoritical Analysis of Certain Aspects of Bahasa Indonesia. Belanda: Departemen Matematika Terapan, Universitas Twente. Liddy E How a Search Engine Works. iddy.htm[ ]. Pressman RS Software Engineering: A Practitioner s Approach. Ed ke-5. New York: McGraw-Hill. Romadoni D Pengembangan sistem pembentukan word graph untuk teks berbahasa Indonesia [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Rusiyamti Analisis teks berbahasa Indonesia menggunakan teori knowledge graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Saleh H Analisis pembentukan word graph kata benda menggunakan teori knowledge graph [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Walayatullah MTS Pengembangan KG_EDITOR berbasis Java desktop untuk modul kata keterangan [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Zhang L Knowledge graph theory and structural parsing [tesis]. Belanda: Universitas Twente. Zukowski J Java AWT Reference. Sebastopol: O Reilly Media, Inc.

27 LAMPIRAN

28 19 Lampiran 1 Pola word graph kata benda yang digunakan Pola Pembentukan Kata Benda Pola 1 KBD KBD Word Graph pe-kk CAU Pola 2 pe-kk 1 orang KK pe-kk CAU Pola 3 pe-kk 2 KK pe-kk CAU CAU Pola 4 pe-kk 3 KK pe-kb SKO Pola 5 pe-kb 1 orang KB pe-kb SKO Pola 6 pe-kb 2 KB

29 20 Lampiran 1 Pola word graph kata benda yang digunakan (lanjutan) Pola Pembentukan Kata Benda Word Graph pe-ks PAR Pola 7 pe-ks 1 orang KS pe-ks CAU CAU Pola 8 pe-ks 2 KS KK-an CAU Pola 9 KK-an KK KB-an SKO Pola 10 KB-an KB KS-an PAR Pola 11 KS-an KK

30 21 Lampiran 1 Pola word graph kata benda yang digunakan (lanjutan) Pola Pembentukan Kata Benda Word Graph himpunan Pola 12 Kata Bilangan (KBil) KBil BK EQU ORD PAR ORD EQU BB bilangan bilangan bilangan SKO Pola 13 pe-kk-an 1 pe-kk-an CAU CAU orang KK pe-kk-an CAU SKO Pola 14 pe-kk-an 2 orang KK pe-kb-an SKO Pola 15 pe-kb-an 1 KB

31 22 Lampiran 1 Pola word graph kata benda yang digunakan (lanjutan) Pola Pembentukan Kata Benda Word Graph SKO Pola 16 pe-kb-an 2 pe-kb-an CAU CAU orang KB SKO Pola 17 pe-ks-an pe-ks-an CAU CAU orang KS ke-kd-an SKO Pola 18 ke-kd-an KD ke-kd CAU CAU Pola 19 ke-kd KD

32 Lampiran 2 Diagram alir pembuatan modul word graph kata benda pada sistem KG_EDITOR 23

33 24 Lampiran 3 Class diagram modul word graph kata benda 1 Class diagram package KG_EDITOR

34 25 Lampiran 3 Class diagram modul word graph kata benda (lanjutan) 2 Class diagram package PolaKata.KataBenda

35 26 Lampiran 3 Class diagram modul word graph kata benda (lanjutan) 2 Class diagram package PolaKata.KataBenda (lanjutan)

36 27 Lampiran 3 Class diagram modul word graph kata benda (lanjutan) 3 Class diagram package kbbi

37 Lampiran 4 Sequence diagram modul word graph kata benda 28

38 29 Lampiran 5 Pesan peringatan KG_EDITOR pada tahap praproses No. Tipe Kesalahan Input Pesan Peringatan 1 Input kosong Input tidak boleh kosong. 2 Input lebih dari satu kata Input harus berupa kata benda tunggal. 3 Input mengandung selain huruf Input tidak boleh mengandung simbol ataupun angka. 4 Input bukan kata benda Pola tidak ditemukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Pola Word Graph Kata Benda 1 Listen to Customer 2 Build or Revise Mock-up Customer Test Drives Mock-up

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Pola Word Graph Kata Benda 1 Listen to Customer 2 Build or Revise Mock-up Customer Test Drives Mock-up 4 Listen to customer Gambar 1 Diagram metode pengembangan prototype. 1 Listen to Customer Tahap listen to customer merupakan tahap untuk melakukan pengumpulan kebutuhan pengguna (requirements gathering).

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Berkembangnya teknologi komputer semakin menarik minat para insan ilmiah untuk berkreasi dan berkarya. Berbagai penelitian yang dilakukan telah melahirkan metode atau teknologi

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kata Benda Batasan dan Ciri Kata Benda yang + kata sifat Kata Benda Dasar

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kata Benda Batasan dan Ciri Kata Benda yang + kata sifat Kata Benda Dasar 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Ada dua masalah yang menjadi tinjauan dalam menganalisis pembentukan kata benda pada bahasa Indonesia menggunakan teori knowledge graph. Pertama, masalah aturan pembentukan kata benda

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. listen to customer. build/revise. mock-up. customer test-drives

HASIL DAN PEMBAHASAN. listen to customer. build/revise. mock-up. customer test-drives 4 dilakukan oleh Muslik (2009). Tahap selanjutnya yaitu pembuatan modul word graph kata kerja pada KG_EDITOR. Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam pembuatan modul kata kerja ini yaitu prototype.

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Kata Keterangan Batasan dan Ciri Kata Keterangan Kata Keterangan dari Segi Bentuknya

II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Kata Keterangan Batasan dan Ciri Kata Keterangan Kata Keterangan dari Segi Bentuknya II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diberikan beberapa penjelasan yang akan digunakan pada babbab selanjutnya. 2. 1 Kata Keterangan 2.1.1 Batasan dan Ciri Kata Keterangan Menurut tatarannya kata keterangan

Lebih terperinci

PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN KAMUS WORD GRAPH KATA BENDA PADA SISTEM APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT ARIFA DESFAMITA

PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN KAMUS WORD GRAPH KATA BENDA PADA SISTEM APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT ARIFA DESFAMITA PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN KAMUS WORD GRAPH KATA BENDA PADA SISTEM APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT ARIFA DESFAMITA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA Sri Nurdiati, Deni Romadoni Department Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Indonesia

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN II TINJAUAN PUSTAKA I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cara termudah untuk mendapatkan informasi dari sebuah teks adalah dengan meringkasnya, karena membaca sebuah ringkasan tidak memerlukan waktu lama, dibandingkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA DENI ROMADONI

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA DENI ROMADONI PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA DENI ROMADONI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

MODUL WORD GRAPH KATA KERJA PADA KG_EDITOR BERBASIS DESKTOP NI MADE FEBRYANTINI DWI ARINY

MODUL WORD GRAPH KATA KERJA PADA KG_EDITOR BERBASIS DESKTOP NI MADE FEBRYANTINI DWI ARINY i MODUL WORD GRAPH KATA KERJA PADA KG_EDITOR BERBASIS DESKTOP NI MADE FEBRYANTINI DWI ARINY DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH ANSIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diberikan beberapa penjelasan yang akan digunakan pada bab-bab selanjutnya. 1. Kelas Kata Semantik (Yunani : semanein = berarti, bermaksud; semanticos = makna) adalah

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN WORD GRAPH PREPOSISI BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH

PEMBENTUKAN WORD GRAPH PREPOSISI BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH PEMBENTUKAN W GRAPH PREPOSISI BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH Wulan Anggraeni Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Teknik, Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indraprasta

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KALIMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs)

KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KALIMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs) SNGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 11 Nomor 1 Edisi Juni 2014 (16 25) KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs) Ayu Amanah, Sri

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

Spesifikasi Pengembangan Validasi HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Sistem

Spesifikasi Pengembangan Validasi HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Sistem Spesifikasi Tahap spesifikasi ini mencakup proses perancangan dan pemrograman perangkat lunak secara keseluruhan. Tahap ini juga melibatkan perbaikan terhadap spesifikasi sebelumnya. Perancangan BogorDelftConStruct

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WORDNET BAHASA INDONESIA BERBASIS WEB

PENGEMBANGAN WORDNET BAHASA INDONESIA BERBASIS WEB PENGEMBANGAN WORDNET BAHASA INDONESIA BERBASIS WEB RIYAN ADI LESMANA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PENGEMBANGAN WORDNET BAHASA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. pembentukan pola word graph, pengujian pola word graph, analisis hasil pengujian.

HASIL DAN PEMBAHASAN. pembentukan pola word graph, pengujian pola word graph, analisis hasil pengujian. yang sesuai dengan pola tersebut. Di lain pihak, jika hasil dari stemming berupa pola kata dasar dan imbuhan yang tidak ada dalam pola kata kerja menurut Ahmad Muslik (2009) dan gagal dalam proses pengenalan,

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KG_EDITOR BERBASIS JAVA DESKTOP UNTUK MODUL KATA KETERANGAN MUSTHAFA TANFIZ SYARIAT WALAYATULLAH

PENGEMBANGAN KG_EDITOR BERBASIS JAVA DESKTOP UNTUK MODUL KATA KETERANGAN MUSTHAFA TANFIZ SYARIAT WALAYATULLAH PENGEMBANGAN KG_EDITOR BERBASIS JAVA DESKTOP UNTUK MODUL KATA KETERANGAN MUSTHAFA TANFIZ SYARIAT WALAYATULLAH DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI TEKS BERBAHASA INDONESIA KUNEDI

PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI TEKS BERBAHASA INDONESIA KUNEDI PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI TEKS BERBAHASA INDONESIA KUNEDI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH FRASA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH ZIKRI SULISTIAWAN

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH FRASA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH ZIKRI SULISTIAWAN ANSIS PEMBENTUKAN W GRAPH FRASA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH ZIKRI SULISTIAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT ANSIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI PENGAMANAN SMS DENGAN METODE ALGORITMA VIGENERE CIPHER DAN TRANSPOSISI BERBASIS ANDROID

RANCANG BANGUN APLIKASI PENGAMANAN SMS DENGAN METODE ALGORITMA VIGENERE CIPHER DAN TRANSPOSISI BERBASIS ANDROID RANCANG BANGUN APLIKASI PENGAMANAN SMS DENGAN METODE ALGORITMA VIGENERE CIPHER DAN TRANSPOSISI BERBASIS ANDROID YAYAT SUYATNA 41512110051 PROGRAM STUDI INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah mengenai perancangan software. Software yang dimaksud adalah aplikasi database yang digunakan untuk menyimpan

Lebih terperinci

2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Concept Relations

2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Concept Relations 2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Knowledge graph adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis teks dan merepresentasikannya ke dalam bentuk graf (Zhang dan Hoede 2000). Menurut Zhang

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Penelitian

Bab 3 Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian Pada bab ini akan dibahas mengenai proses bisnis yang berlangsung pada Toko Istana Boneka dan metode perancangan yang digunakan dalam membuat sistem informasi perhitungan arus kas

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PASSAGE DALAM QUESTION ANSWERING SYSTEM UNTUK DOKUMEN BAHASA INDONESIA SYAHRUL FATHI

PEMBENTUKAN PASSAGE DALAM QUESTION ANSWERING SYSTEM UNTUK DOKUMEN BAHASA INDONESIA SYAHRUL FATHI PEMBENTUKAN PASSAGE DALAM QUESTION ANSWERING SYSTEM UNTUK DOKUMEN BAHASA INDONESIA SYAHRUL FATHI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya

Lebih terperinci

PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA PADA APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT CHRISTIAN HENRY

PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA PADA APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT CHRISTIAN HENRY PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA PADA APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT CHRISTIAN HENRY DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa:

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 19 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tahap Pembentukan Knowledge Graph Sekumpulan kata-kata dalam suatu dokumen tidak akan terepresentasi sepenuhnya ke dalam graf. Bagian inti dokumen yang akan menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Penelitian yang sudah pernah membuat sistem ini berhasil menciptakan pembangkitan pertanyaan non-factoid secara otomatis dengan menggunakan tiga jenis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS 29 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS Dengan menggunakan Visual Basic 6.0 aplikasi perangkat ajar pengelolaan dan perhitungan ekspresi matematika yang akan dibangun dalam penelitian

Lebih terperinci

KBD. pe-kk. orang. pe-kk. pe-kk. pe-kb ALI. pe-kb

KBD. pe-kk. orang. pe-kk. pe-kk. pe-kb ALI. pe-kb LAMPIRAN 19 Lampiran 1 word graph kata benda yang digunakan Pembentukan Kata Benda 1 KBD KBD Word Graph pe-kk CAU 2 pe-kk 1 orang KK pe-kk CAU 3 pe-kk 2 KK pe-kk CAU CAU 4 pe-kk 3 KK pe-kb SKO 5 pe-kb

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. kata yang diuji

HASIL DAN PEMBAHASAN. kata yang diuji 8 Kata yang telah melalui proses stemming akan disimpan output-nya, yang berupa imbuhan (awalan dan akhiran), ke dalam array StorageFix{n} dengan indeks n sebagai penunjuk kata ke-n. Penentuan Pola Hasil

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan pada bagian ini.

2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan pada bagian ini. 4 2 TINJAUAN PUSTAKA Beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan pada bagian ini. 2.1 Klausa Subordinatif 2.1.1 Klausa Satuan sintaksis dalam bahasa

Lebih terperinci

Tabel 3 Situs berita dan jumlah RSS yang diunduh Situs Berita

Tabel 3 Situs berita dan jumlah RSS yang diunduh Situs Berita 6 besar dibandingkan dengan istilah yang berada pada description. Lingkup Implemental Lingkungan implementasi yang akan digunakan adalah sebagai berikut: Perangkat Lunak : Sistem operasi Windows XP Professional

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan analisis dan perancangan sistem dari aplikasi translator bahasa Indonesia Sunda, Sunda Indonesia berbasis mobile dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 6 METODE PENGUJIAN

BAB 6 METODE PENGUJIAN BAB 6 METODE PENGUJIAN Metode pengujian adalah cara atau teknik untuk menguji perangkat lunak, mempunyai mekanisme untuk menentukan data uji yang dapat menguji perangkat lunak secara lengkap dan mempunyai

Lebih terperinci

Nama : Rendi Setiawan Nim :

Nama : Rendi Setiawan Nim : Nama : Rendi Setiawan Nim : 41813120188 Desain Test Case Definisi Test Case Test case merupakan suatu tes yang dilakukan berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil yang telah ditentukan

Lebih terperinci

TEMPORAL QUESTION ANSWERING SYSTEM BAHASA INDONESIA ADI DARLIANSYAH

TEMPORAL QUESTION ANSWERING SYSTEM BAHASA INDONESIA ADI DARLIANSYAH TEMPORAL QUESTION ANSWERING SYSTEM BAHASA INDONESIA ADI DARLIANSYAH DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 TEMPORAL QUESTION ANSWERING

Lebih terperinci

PENAMBAHAN MODUL PEMBANGKITAN WORD GRAPH PREPOSISI PADA APLIKASI BOGOR_DELFT_CONSTRUCT ANDY JULIADI

PENAMBAHAN MODUL PEMBANGKITAN WORD GRAPH PREPOSISI PADA APLIKASI BOGOR_DELFT_CONSTRUCT ANDY JULIADI PENAMBAHAN MODUL PEMBANGKITAN WORD GRAPH PREPOSISI PADA APLIKASI BOGOR_DELFT_CONSTRUCT ANDY JULIADI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HERNIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING SKRIPSI

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HERNIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING SKRIPSI PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HERNIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING SKRIPSI Ahmad Doli Hutagalung 081421037 PROGRAM EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

CROSS LANGUAGE QUESTION ANSWERING SYSTEM MENGGUNAKAN PEMBOBOTAN HEURISTIC DAN RULE BASED SELAMET SUBU

CROSS LANGUAGE QUESTION ANSWERING SYSTEM MENGGUNAKAN PEMBOBOTAN HEURISTIC DAN RULE BASED SELAMET SUBU CROSS LANGUAGE QUESTION ANSWERING SYSTEM MENGGUNAKAN PEMBOBOTAN HEURISTIC DAN RULE BASED SELAMET SUBU DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

EKSPANSI KUERI MENGGUNAKAN KAMUS KEDOKTERAN PADA SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBAHASA INDONESIA ENENG MARYANI

EKSPANSI KUERI MENGGUNAKAN KAMUS KEDOKTERAN PADA SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBAHASA INDONESIA ENENG MARYANI EKSPANSI KUERI MENGGUNAKAN KAMUS KEDOKTERAN PADA SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBAHASA INDONESIA ENENG MARYANI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN POLA GRAF PADA KALIMAT BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH YASIN YUSUF

ANALISIS PEMBENTUKAN POLA GRAF PADA KALIMAT BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH YASIN YUSUF i ANSIS PEMBENTUKAN POLA GRAF PADA KMAT BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH YASIN YUSUF SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI FUZZY TEMPORAL ASSOCIATION RULE MINING (STUDI KASUS : DATA TRANSAKSI PASAR SWALAYAN ) HANDAYANI RETNO SUMINAR

PENGEMBANGAN APLIKASI FUZZY TEMPORAL ASSOCIATION RULE MINING (STUDI KASUS : DATA TRANSAKSI PASAR SWALAYAN ) HANDAYANI RETNO SUMINAR PENGEMBANGAN APLIKASI FUZZY TEMPORAL ASSOCIATION RULE MINING (STUDI KASUS : DATA TRANSAKSI PASAR SWALAYAN ) HANDAYANI RETNO SUMINAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN 3.1 State of the Art Pada penelitian sebelumnya sudah ada yang menggunakan metode Stemming untuk preprocessing text dalam mengolah data pelatihan dan data uji untuk

Lebih terperinci

Kata Kunci: pengecekan ejaan, kata berimbuhan, string matching, algoritma KMP.

Kata Kunci: pengecekan ejaan, kata berimbuhan, string matching, algoritma KMP. Judul : Aplikasi Pengecekan Ejaan Kata Berimbuhan Dalam Bahasa Indonesia Berbasis Web Nama : Kharisma Sadewi Satria NIM : 1208605004 Pembimbing I : I Made Widiartha,S.Si.,M.Kom. Pembimbing II : I Putu

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM ADMINISTRASI BEASISWA PADA KOPERASI PURA GROUP

LAPORAN SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM ADMINISTRASI BEASISWA PADA KOPERASI PURA GROUP LAPORAN SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM ADMINISTRASI BEASISWA PADA KOPERASI PURA GROUP Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab Tinjauan Pustaka memuat uraian gambaran umum dan fungsi-fungsi pada perpustakaan, pengertian sistem informasi, dan kaitan antara perpustakaan dan sistem informasi. 2.1. Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 4 TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM Dasar-dasar Pengujian Perangkat Lunak Dasar-dasar Pengujian Perangkat Lunak. Pengujian White Box.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku merupakan media informasi yang memiliki peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan, karena dengan buku kita dapat memperoleh banyak informasi, pengetahuan

Lebih terperinci

ANALISIS GRAFOLOGI BERDASARKAN HURUF a DAN t MENGGUNAKAN ALGORITME K-NEAREST NEIGHBOR AMANDA KARATIKA HUBEIS

ANALISIS GRAFOLOGI BERDASARKAN HURUF a DAN t MENGGUNAKAN ALGORITME K-NEAREST NEIGHBOR AMANDA KARATIKA HUBEIS ANALISIS GRAFOLOGI BERDASARKAN HURUF a DAN t MENGGUNAKAN ALGORITME K-NEAREST NEIGHBOR AMANDA KARATIKA HUBEIS DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem Pada bab ini akan dibahas mengenai metode perancangan yang digunakan dalam membuat perancangan sistem aplikasi pendeteksian kata beserta rancangan design interface yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proposisi adalah pernyataan yang dapat ditentukan nilai kebenarannya, bernilai benar atau salah tetapi tidak keduanya. Sedangkan, Kalkulus Proposisi (Propositional

Lebih terperinci

PENYAJIAN SISTEM INFORMASI SPASIAL SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER AMALIA RAHMAWATI G

PENYAJIAN SISTEM INFORMASI SPASIAL SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER AMALIA RAHMAWATI G PENYAJIAN SISTEM INFORMASI SPASIAL SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK PMAPPER AMALIA RAHMAWATI G64103020 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

OPERASI LOGIKA PADA GENERAL TREE MENGGUNAKAN FUNGSI REKURSIF

OPERASI LOGIKA PADA GENERAL TREE MENGGUNAKAN FUNGSI REKURSIF OPERASI LOGIKA PADA GENERAL TREE MENGGUNAKAN FUNGSI REKURSIF Lutfi Hakim (1), Eko Mulyanto Yuniarno (2) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro (1), Dosen Pembimbing (2) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNIK STEMMING UNTUK APLIKASI TEXT PROCESSING BAHASA INDONESIA SKRIPSI. Oleh : SEPTIAN BAGUS WAHYONO NPM :

PEMANFAATAN TEKNIK STEMMING UNTUK APLIKASI TEXT PROCESSING BAHASA INDONESIA SKRIPSI. Oleh : SEPTIAN BAGUS WAHYONO NPM : PEMANFAATAN TEKNIK STEMMING UNTUK APLIKASI TEXT PROCESSING BAHASA INDONESIA SKRIPSI Oleh : SEPTIAN BAGUS WAHYONO NPM : 0734010126 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. GERLONG FUTSAL berdiri pada 8 juni 2008 yang dipimpin oleh

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. GERLONG FUTSAL berdiri pada 8 juni 2008 yang dipimpin oleh BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Perusahaan yang menjadi objek penelitian oleh peneliti adalah GERLONG FUTSAL, yang bergerak di bidang olahraga. 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah. Biasanya kerangka

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah. Biasanya kerangka BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Kerangka Konseptual Pengembangan Kerangka konseptual merupakan suatu bentuk kerangka berpikir yang dapat digunakan sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah. Biasanya kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. Metode Penelitian Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan penelitian maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

ANALISIS TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH RUSIYAMTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

ANALISIS TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH RUSIYAMTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 i ANSIS TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH RUSIYAMTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan. Teknik Informatika Universitas Telkom 2015

Analisis Kebutuhan. Teknik Informatika Universitas Telkom 2015 Analisis Kebutuhan Teknik Informatika Universitas Telkom 2015 1 Overview Penjelasan Analisis Kebutuhan Penjelasan Sistem yang sedang berjalan Penjelasan tools analisis aliran system yang sedang berjalan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI POLA WORD GRAPH FRASA KATA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH MAHMUDA

KONSTRUKSI POLA WORD GRAPH FRASA KATA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH MAHMUDA KONSTRUKSI POLA WORD GRAPH FRASA KATA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH MAHMUDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

Pembuatan Kakas Bantu untuk Mendeteksi Ketidaksesuaian Diagram Urutan (Sequence Diagram) dengan Diagram Kasus Penggunaan (Use Case Diagram)

Pembuatan Kakas Bantu untuk Mendeteksi Ketidaksesuaian Diagram Urutan (Sequence Diagram) dengan Diagram Kasus Penggunaan (Use Case Diagram) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-71 Pembuatan Kakas Bantu untuk Mendeteksi Ketidaksesuaian Diagram Urutan (Sequence Diagram) dengan Diagram Kasus Penggunaan (Use

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa inggris dari kata computer yang berarti menghitung. Dapat

Lebih terperinci

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PENGEMBANGAN PEMODELAN 3D PRODUK BERBASIS FEATURE BERDASARKAN ALGORITMA FEATURE PENGURANGAN TUGAS SARJANA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh Faizal Wahyu Prabowo

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELELANGAN GULA PADA APTRI (ASOSIASI PETANI TEBU RAKYAT INDONESIA) SEMARANG

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELELANGAN GULA PADA APTRI (ASOSIASI PETANI TEBU RAKYAT INDONESIA) SEMARANG LAPORAN SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELELANGAN GULA PADA APTRI (ASOSIASI PETANI TEBU RAKYAT INDONESIA) SEMARANG Disusun oleh : Nama : Hidayatun Ni mah Nim : 2011-53-153 Program Studi : Sistem

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA KOMPRESI ARITHMETIC CODING PADA FILE TEKS DAN CITRA DIGITAL SKRIPSI SARIFAH

ANALISIS KINERJA DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA KOMPRESI ARITHMETIC CODING PADA FILE TEKS DAN CITRA DIGITAL SKRIPSI SARIFAH ANALISIS KINERJA DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA KOMPRESI ARITHMETIC CODING PADA FILE TEKS DAN CITRA DIGITAL SKRIPSI SARIFAH 061401090 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENAMBAHAN REPRESENTASI WORD GRAPH MENGGUNAKAN XML UNTUK FRASA PREPOSISIONAL DALAM BAHASA INDONESIA RESTI SINTYA ERVINA

PENAMBAHAN REPRESENTASI WORD GRAPH MENGGUNAKAN XML UNTUK FRASA PREPOSISIONAL DALAM BAHASA INDONESIA RESTI SINTYA ERVINA PENAMBAHAN REPRESENTASI WORD GRAPH MENGGUNAKAN XML UNTUK FRASA PREPOSISIONAL DALAM BAHASA INDONESIA RESTI SINTYA ERVINA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

White Box Testing dan Black Box Testing, Perbedaannya Serta Contohnya.

White Box Testing dan Black Box Testing, Perbedaannya Serta Contohnya. White Box Testing dan Black Box Testing, Perbedaannya Serta Contohnya. I. White Box Testing Pengertian White Box Testing adalah cara pengujian dengan melihat ke dalam modul untuk meneliti kode-kode program

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai BAB III LANDASAN TEORI 1. 3.1 Rekrutmen Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai atau tenaga kerja adalah proses pencarian tenaga kerja yang dilakukan secara seksama, sehingga

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 [TIK] BAB VIII PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK [Alfa Faridh Suni] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017 BAB VIII

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan berperan dominan di dalam menentukan keberhasilan pelayanan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING PADA APLIKASI PENCARI PELANGGAN POTENSIAL PADA RESTORAN XYZ. Asri Ulfa Latifa

IMPLEMENTASI ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING PADA APLIKASI PENCARI PELANGGAN POTENSIAL PADA RESTORAN XYZ. Asri Ulfa Latifa IMPLEMENTASI ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING PADA APLIKASI PENCARI PELANGGAN POTENSIAL PADA RESTORAN XYZ Asri Ulfa Latifa 41513110097 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Analisa sistem pada penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sistem yang sedang berjalan yang terdiri dari input, proses, dan output sistem sehingga

Lebih terperinci

PENGUBAHAN SINGKATAN PADA PESAN SINGKAT TELEPON SELULER DENGAN MEMANFAATKAN POHON KEPUTUSAN C4.5

PENGUBAHAN SINGKATAN PADA PESAN SINGKAT TELEPON SELULER DENGAN MEMANFAATKAN POHON KEPUTUSAN C4.5 PENGUBAHAN SINGKATAN PADA PESAN SINGKAT TELEPON SELULER DENGAN MEMANFAATKAN POHON KEPUTUSAN C4.5 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai syarat kelulusan tingkat sarjana oleh: Rian Hadisaputra / 13503026 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian akan di lakukan di kampus D3 FMIPA dan ilmu komputer Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung. 3.1.1

Lebih terperinci

Analysis Modeling 4/10/2018. Focus on What not How. Kenapa Analisis Kebutuhan. Definisi Analisis Kebutuhan. Langkah-Langkah Analisis Kebutuhan

Analysis Modeling 4/10/2018. Focus on What not How. Kenapa Analisis Kebutuhan. Definisi Analisis Kebutuhan. Langkah-Langkah Analisis Kebutuhan Kenapa Analisis Kebutuhan Analysis Modeling 1 Definisi Analisis Kebutuhan Definisi Analisis Kebutuhan Penguraian kebutuhan-kebutuhan yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENCARIAN JUDUL TESIS BERBASIS TEKNOLOGI WEB SEMANTIK

RANCANG BANGUN PENCARIAN JUDUL TESIS BERBASIS TEKNOLOGI WEB SEMANTIK RANCANG BANGUN PENCARIAN JUDUL TESIS BERBASIS TEKNOLOGI WEB SEMANTIK Ahmad Chusyairi 1), Ema Utami 2) 1,2) Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring Road Utara, Condongcatur,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif.

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai kata kredit yang berasal dari bahasa Yunani credere yang berarti kepercayaan. Maksudnya pemberi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer ( computer ) berasal dari bahasa latin computere yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer ( computer ) berasal dari bahasa latin computere yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer ( computer ) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris berasal dari kata computer yang artinya menghitung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware) a) Personal Computer (PC)/Laptop 32/64 bit architecture

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2007 / 2008

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2007 / 2008 Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2007 / 2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PENERJEMAH BAHASA INDONESIA KE DALAM

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Taman Kanak kanak Di Daerah Medan Marelan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Chatbot adalah sebuah program komputer yang dirancang untuk mensimulasikan sebuah percakapan atau komunikasi yang interaktif kepada pengguna (manusia) melalui bentuk

Lebih terperinci

PENDEKATAN METODE ATURAN PERUBAHAN KATA UNTUK MENGALIHKAN TEKS BAHASA INDONESIA KE BAHASA BELITUNG

PENDEKATAN METODE ATURAN PERUBAHAN KATA UNTUK MENGALIHKAN TEKS BAHASA INDONESIA KE BAHASA BELITUNG PENDEKATAN METODE ATURAN PERUBAHAN KATA UNTUK MENGALIHKAN TEKS BAHASA INDONESIA KE BAHASA BELITUNG 1 Annisa Della, 2 Dewi Soyusiawaty 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Jl. Prof.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: diagram kelas, xml, java, kode sumber, sinkronisasi. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: diagram kelas, xml, java, kode sumber, sinkronisasi. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Salah satu bidang kajian dalam bidang teknologi informasi adalah rekayasa perangkat lunak. Dalam rekayasa perangkat lunak, terdapat konsep yang mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI PUBLIKASI DIGITAL 3.1 Analisa Masalah dan Alternatif Pemecahan Masalah Pada penulisan tugas akhir ini akan di analisa mengenai masalah dalam penggabungan video

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI RAPOR ONLINE (SIRALINE) UNTUK TINGKAT SMA BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER.

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI RAPOR ONLINE (SIRALINE) UNTUK TINGKAT SMA BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER. PEMBUATAN SISTEM INFORMASI RAPOR ONLINE (SIRALINE) UNTUK TINGKAT SMA BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER Tugas Akhir Disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Ahli

Lebih terperinci