ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH FRASA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH ZIKRI SULISTIAWAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH FRASA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH ZIKRI SULISTIAWAN"

Transkripsi

1 ANSIS PEMBENTUKAN W GRAPH FRASA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH ZIKRI SULISTIAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Analisis Pembentukan Word Graph Frasa Keterangan Menggunakan Metode Knowledge Graph adalah karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum pernah disajikan dalam bentuk apa pun ke perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Agustus 2011 Zikri Sulistiawan NRP G

3 ABSTRACT ZIKRI SULISTIAWAN. The Analysis of Word Graph Formation of Indonesian Adverb Phrase Using Knowledge Graph Method. Under Supervision of SRI NURDIATI and FARIDA HANUM. Knowledge Graph (KG) is a new method to represent a knowledge in a graph form. In KG, a word is represented by a word graph. The structure of the word graph describes the semantic aspect of the word. Previous researches on KG have resulted in the construction of word graphs of nouns, adjectives, verbs, prepositions, adverbs, and phrases. However, none of them has investigated the construction word graph of adverb phrases. Therefore, this research intends to analyze the structure of an adverb phrase and to construct its word graph. In this research, the meaning of an adverb phrase is analyzed and classified into one of the eight existing categories. The next step is to analyze the word graph pattern of the phrases such that, the phrases having similar pattern are to be grouped together. The results show that there are 7 word graph patterns for adverb phrase. Keyword: adverb phrase, graph, knowledge graph, word graph

4 RINGKASAN ZIKRI SULISTIAWAN. Analisis Pembentukan Word Graph Frasa Keterangan Menggunakan Metode Knowledge Graph. Dibimbing oleh SRI NURDIATI dan FARIDA HANUM. Penerapan teori graf dalam matematika dapat digunakan untuk memodelkan masalah yang melibatkan jaringan komunikasi. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi antarindividu untuk menyampaikan maksud kepada komunikan. Dalam berinteraksi, bahasa dapat dibedakan menjadi bahasa alami dan bahasa buatan. Bahasa alami adalah bahasa yang biasa digunakan untuk berkomunikasi antarmanusia, sedangkan bahasa buatan adalah bahasa yang dibuat secara khusus untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Chomsky memprakarsai memproses bahasa alami sebagai rangkaian simbol karena pemikirannya maka lahirlah ilmu natural language processing (NLP). NLP merupakan teknologi yang memungkinkan untuk melakukan berbagai macam pemrosesan bahasa alami yang biasa digunakan oleh manusia. Metode knowledge graph (KG) merupakan metode baru dalam NLP yang digunakan untuk menganalisis teks dan merepresentasikannya ke dalam bentuk graf dengan tujuan agar teks tersebut lebih mudah dipahami. Pada saat ini metode KG telah digunakan untuk menganalisis teks berbahasa Inggris. Karena struktur bahasa Inggris tidak sama dengan bahasa Indonesia maka perlu dilakukan analisis terhadap struktur bahasa Indonesia. Penelitian KG pada teks berbahasa Indonesia telah dilakukan untuk kata benda, kata sifat, kata kerja, preposisi, kata keterangan, dan frasa kata. Penelitian-penelitian tersebut belum memadai bagi terbentuknya sebuah metode komputasi untuk membaca sebuah teks berbahasa Indonesia sebab masih banyak konsep dan struktur bahasa Indonesia yang belum dianalisis dan dibentuk word graph-nya. Oleh karena itu, penulis akan meneliti KG dengan membatasinya pada pembentukan word graph frasa keterangan bahasa Indonesia sebab aturan pembentukan word graph pada frasa keterangan ini belum dilakukan penganalisisan secara khusus oleh para peneliti sebelumnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis frasa keterangan, membuat aturan pembentukan word graph frasa keterangan, dan menguji aturan tersebut pada bahasa Indonesia. Manfaat penelitian ini adalah untuk melengkapi aturan pembentukan word graph dalam menganalisis teks berbahasa Indonesia dan merepresentasikan hasilnya dalam bentuk graf. Frasa keterangan terdiri atas frasa dan kata keterangan. Frasa adalah kesatuan yang terdiri atas dua kata atau lebih, yang masing-masing kata tersebut mempertahankan makna dasar katanya. Kata keterangan adalah kata yang menjelaskan verba, adjektiva, atau adverbia lainnya. Frasa keterangan adalah kelompok kata yang terbentuk dari dua kata atau lebih dengan kata keterangan sebagai intinya. Inti frasa keterangan adalah kata keterangan yang membentuk frasa keterangan itu sendiri, sehingga makna frasa keterangan sama dengan makna kata keterangan. KG terdiri atas graf gabungan edge dan arc yang diberi label dan dinyatakan dengan garis dan garis berarah. Pada prinsipnya komposisi dari KG terdiri atas concept (token, type, dan name) dan relations. Concept adalah unsur terpenting dalam pemikiran manusia dalam membentuk suatu pengertian dari yang khusus ke bentuk umum atau sebaliknya. Concept dibedakan menjadi tiga

5 jenis yaitu token, type, dan name. Token adalah suatu concept yang dipahami oleh seseorang menurut cara pandangnya sendiri, token bersifat subjektif. Sebuah token dalam KG direpresentasikan dengan simbol. Type merupakan informasi umum dari kesepakatan yang dibuat sebelumnya dan bersifat objektif. Name menyatakan identitas dari sesuatu dan bersifat individual. Relations pada KG hingga saat ini terdiri atas 9 binary relations, dan 4 frame relations. Sembilan binary relations tersebut yaitu:, CAU, EQU, SUB, DIS, PAR,, SKO, dan F. Relasi digunakan untuk menghubungkan sebuah type dengan token. Relasi CAU menghubungkan dua token yang memiliki hubungan sebab akibat. Relasi EQU menghubungkan sebuah name dengan token. Relasi SUB menyatakan bahwa sesuatu merupakan bagian dari sesuatu yang lain. Relasi DIS menyatakan relasi antara dua token yang tidak mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya. Relasi menyatakan sesuatu yang memiliki urutan. Relasi PAR untuk menjelaskan bahwa satu elemen berkaitan dan memiliki sifat elemen lainnya. Relasi SKO menyatakan hubungan jika sesuatu bergantung pada yang lain. F menunjukkan fokus dari suatu graf. Dan empat frame relations dari ontologi KG yaitu: FPAR, NEGPAR, POSPAR, dan NECPAR. Relasi FPAR digunakan untuk menghubungkan sebuah konsep dengan strukturnya. Relasi NEGPAR digunakan untuk menyatakan negasi dari sesuatu. Relasi POSPAR digunakan untuk menyatakan kemungkinan sesuatu. NECPAR digunakan untuk menyatakan suatu kebutuhan. Alur penelitian yang dilakukan adalah: (1) mengidentifikasi dan menganalisis frasa keterangan, (2) membuat pola word graph frasa keterangan berdasarkan makna frasa keterangan, (3) mengklasifikasikan frasa keterangan berdasarkan kesamaan pola word graph, (4) membuat aturan pembentukan word graph frasa keterangan, (5) menguji aturan pembentukan word graph frasa keterangan tersebut. Hasil identifikasi frasa keterangan berdasarkan maknanya ada 8 jenis, yaitu (1) kualitatif, (2) kuantitatif, (3) limitatif, (4) frekuentatif, (5) kewaktuan, (6) kecaraan, (7) kontrastif, dan (8) keniscayaan. Setelah dianalisis dan dibuat pola word graph-nya lalu dikelompokkan berdasarkan pola word graph yang sama maka ada 7 jenis frasa keterangan, karena frasa keterangan jenis 6 (makna kecaraan) memiliki word graph sama dengan frasa keterangan jenis 8 (makna keniscayaan). Pembentukan pola word graph frasa keterangan berdasarkan unsur frasanya ada 29 pola, dan ada 7 pola memiliki pola umum. Setelah diklasifikasikan berdasarkan pola word graph yang sama maka ada 23 pola. Berdasarkan pengujian aturan pembentukan word graph frasa keterangan pada bahasa Indonesia, disimpulkan bahwa aturan pembentukan word graph frasa keterangan dapat diterapkan untuk frasa keterangan yang sama pada kalimat berbeda dan untuk frasa keterangan lainnya yang memiliki struktur sama yang tidak termaktub dalam pembahasan. Kata kunci: frasa, frasa keterangan, knowledge graph, word graph.

6 Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang 1 Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebut sumbernya. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2 Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

7 ANSIS PEMBENTUKAN W GRAPH FRASA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH ZIKRI SULISTIAWAN Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Matematika Terapan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

8 Judul Tesis Nama NRP Program Studi : Analisis Pembentukan Word Graph Frasa Keterangan Menggunakan Metode Knowledge Graph : Zikri Sulistiawan : G : Matematika Terapan Disetujui, Komisi Pembimbing Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. Ketua Dra. Farida Hanum, M.Si. Anggota Diketahui Ketua Program Studi Matematika Terapan Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, M.S. Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr. Tanggal Ujian: 05 Agustus 2011 Tanggal Lulus:

9 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. I Gusti Putu Purnaba, DEA.

10 Ku persembahkan tesis ini untuk orang tuaku tercinta, istri tercinta dan anakku Hafidz Farhan Azzikra "Tidak ada manusia yang gagal dalam kehidupan, kecuali ia memilih untuk gagal. Kegagalan yang sebenarnya adalah gagal untuk mulai mencoba"

11 PRAKATA Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadhirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan kesehatan sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Judul karya ilmiah yang dipilih penulis adalah Analisis Pembentukan Word Graph Frasa Keterangan Menggunakan Metode Knowledge Graph. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada komisi pembimbing Ibu Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc dan Ibu Dra. Farida Hanum, M.Si atas kesabaran dan ketulusannya membimbing penulis sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan, serta Bapak Dr. Ir. I Gusti Putu Purnaba, DEA selaku penguji di luar komisi pembimbing atas saran dan bimbingan agar tercapai sebuah karya ilmiah yang bermanfaat. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak, Ibu, Mertua, Kakak & Abang, dan Istri beserta Anakku Hafidz Farhan Azzikra atas ketulusan doa dan motivasinya. Akhir kata, penulis menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan saran dan kritikannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Agustus 2011 Zikri Sulistiawan

12 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kotacane, Aceh pada tanggal 10 Agustus 1979 sebagai anak bungsu dari pasangan Bapak H. Syeh Ahmadsyah dan Ibu Hj. Batiah. Tahun 1998 penulis lulus dari SMA Darul Iman Kotacane dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Penulis memilih jurusan Pendidikan Matematika pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan lulus pada tahun Tahun 2004 penulis lulus Pegawai Negeri Sipil dan menjadi staf pengajar di MTs Negeri Ngkeran Kotacane hingga sekarang. Pada tahun 2009 penulis lulus seleksi masuk Program Magister pada Program Studi Matematika Terapan di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah Departemen Agama Republik Indonesia.

13 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Frasa Keterangan Definisi Frasa Keterangan Struktur Frasa Keterangan Knowledge Graph Concept Relations Word Graph METODE PENELITIAN Studi Literatur Awal Identifikasi dan Analisis Frasa Keterangan Membuat Pola Word Graph Frasa Keterangan Membuat Aturan Pembentukan Word Graph Frasa Keterangan Pengujian Aturan Word Graph Frasa Keterangan HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Struktur Frasa Keterangan Pembentukan Word Graph Frasa Keterangan Frasa Keterangan Kualitatif Frasa Keterangan Kuantitatif Frasa Keterangan Limitatif Frasa Keterangan Frekuentatif Frasa Keterangan Kewaktuan Frasa Keterangan Kecaraan Frasa Keterangan Kontrastif Frasa Keterangan Keniscayaan Aturan Pembentukan Word Graph Frasa Keterangan Pengujian Hasil Aturan Word Graph Frasa Keterangan SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... 75

14 DAFTAR TABEL Halaman 1 Word graph frasa keterangan berdasarkan maknanya Word graph frasa keterangan berdasarkan pola word graph yang sama Hasil pengujian aturan pembentukan word graph frasa keterangan xiii

15 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Contoh penggunaan relasi Alikeness () Contoh penggunaan relasi Causality (CAU) Contoh penggunaan relasi Equality (EQU) Contoh penggunaan relasi EQU untuk merepresentasikan A = B Contoh penggunaan relasi Subset (SUB) Contoh penggunaan relasi Disparateness (DIS) Contoh penggunaan relasi Ordering () Contoh penggunaan relasi Attribution (PAR) Contoh penggunaan relasi Informational Dependency (SKO) Contoh penggunaan ontologi F Empat frame relations Flowchart pembentukan aturan word graph frasa keterangan pada bahasa Indonesia Word graph frasa keterangan amat sangat Word graph frasa keterangan lebih kurang Word graph frasa keterangan lebih baik Word graph frasa keterangan dengan pola lebih+adv/adj Word graph frasa keterangan paling baik Word graph frasa keterangan dengan pola paling+adv/adj Word graph frasa keterangan sangat kurang Word graph frasa keterangan belum cukup Word graph frasa keterangan sedikit sekali Word graph frasa keterangan dengan pola adv/adj+sekali Word graph frasa keterangan dua kali Word graph frasa keterangan bilangan bulat+kali Word graph frasa keterangan baru saja Word graph frasa keterangan hanya saja Word graph frasa keterangan acapkali Word graph frasa keterangan sangat jarang Word graph frasa keterangan nanti siang Word graph frasa keterangan dengan pola nanti+waktu Word graph frasa keterangan sore hari Word graph frasa keterangan dengan pola waktu+hari Word graph frasa keterangan saat ini Word graph frasa keterangan sekarang juga Word graph frasa keterangan tadi pagi Word graph frasa keterangan dengan pola tadi+waktu Word graph frasa keterangan kemarin malam Word graph frasa keterangan belum pernah Word graph frasa keterangan barangkali Word graph frasa keterangan tidak mungkin Word graph frasa keterangan sudah pasti Word graph frasa keterangan justru dapat Word graph frasa keterangan lagi pula xiv

16 44 Word graph frasa keterangan begitu penting Word graph frasa keterangan belum tentu Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Word graph pola ke Flowchart aturan pembentukan word graph frasa keterangan xv

17 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graf merupakan salah satu bidang penting dalam matematika terapan. Teori graf digunakan untuk memodelkan masalah-masalah dari semua ilmu pengetahuan, terutama sekali berguna dalam penerapan-penerapan yang melibatkan jaringan komunikasi. Dalam Ramlan (2001) disebutkan bahwa bahasa merupakan salah satu alat komunikasi antarindividu dalam berinteraksi, peran bahasa sangatlah penting untuk menyampaikan maksud dan informasi kepada komunikan. Dalam berinteraksi, bahasa dapat dibedakan menjadi bahasa alami dan bahasa buatan. Bahasa alami adalah bahasa yang biasa digunakan untuk berkomunikasi antarmanusia berupa suara atau ucapan (spoken language), dan sering juga dinyatakan dalam bentuk tulisan. Bahasa buatan adalah bahasa yang dibuat secara khusus untuk memenuhi kebutuhan tertentu, misalnya bahasa pemodelan atau bahasa pemrograman komputer. Dipandang dari sisi implementasi teknologinya, pemrosesan bahasa alami dan bahasa buatan sangat berbeda. Bahasa alami lebih banyak melakukan pemrosesan bunyi atau suara, sedangkan bahasa buatan lebih banyak melakukan pemrosesan simbol tertulis. Pemrosesan bahasa alami tumbuh secara alami sebagai alat komunikasi, sedangkan bahasa buatan mesti dirancang oleh manusia dengan mematuhi aturan yang diperlukan untuk kemudahan pemrosesannya. Perancangan bahasa alami tidak memperhatikan berbagai kendala untuk kemudahan pemrosesan, akibatnya pemrosesan bahasa alami jauh lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan bahasa buatan. Beberapa alasan yang menyulitkan pemrosesan bahasa alami yaitu dalam bahasa alami sering terjadi ambiguity atau makna ganda, jumlah kosa kata (vocabulary) dalam bahasa alami sangat besar dan teknik pemrosesan bahasa alami bersifat sangat language dependent yaitu suatu sistem atau teknik yang berlaku untuk suatu bahasa dan tidak mudah diterapkan untuk bahasa lainnya. Chomsky adalah orang yang pertama kali memproses dan mempresentasikan bahasa alami sebagai

18 2 rangkaian simbol. Karena pemikirannya maka lahirlah ilmu natural language processing (NLP). Teknologi NLP merupakan teknologi yang memungkinkan untuk melakukan berbagai macam pemrosesan terhadap bahasa alami yang biasa digunakan oleh manusia. Sistem ini biasanya mempunyai masukan dan keluaran berupa bahasa tulisan (teks). NLP mempunyai aplikasi yang sangat luas, di antaranya sebagai natural language translator yaitu translator dari satu bahasa alami ke bahasa alami lainnya, dan digunakan sebagai translator bahasa alami ke bahasa buatan, juga sebagai text summarization yaitu suatu sistem yang dapat membuat ringkasan hal-hal yang penting dari suatu wacana yang diberikan (Arman 2004). Seiring dengan kebutuhan dan kemajuan zaman, aplikasi NLP semakin dikembangkan oleh para ilmuwan. Metode knowledge graph (KG) merupakan metode baru dalam NLP yang merupakan sebuah metode untuk mengekspresikan bahasa dengan cara menganalisis teks dokumen secara harfiyah dengan tujuan agar dokumen tersebut lebih mudah dipahami dan diperoleh pengetahuan baru. C Hoede, seorang ahli matematika diskret di Universitas Twente, dan F N Stockman, seorang sosiolog di Universitas Groningen Belanda, memprakarsai penggunaan metode KG mempresentasikan sembarang teks pada buku. Penggunaan metode KG untuk mempresentasikan suatu teks melibatkan bahasa yang digunakan dalam teks tersebut. Saat ini penggunaan metode KG telah dilakukan untuk dokumen yang menggunakan teks berbahasa Inggris, karena struktur bahasa Inggris tidak sama dengan struktur bahasa Indonesia maka perlu dilakukan analisis terhadap struktur bahasa Indonesia. Penelitian penerapan metode KG pada bahasa Indonesia dalam jangka panjang bertujuan merancang sebuah metode yang dapat membaca teks berbahasa Indonesia dan menghasilkan informasi dari teks dalam bentuk graf, informasi tersebut merupakan intisari dari pengetahuan yang ada dalam dokumen yang dibaca. Penerapan dan pengembangan KG pada teks berbahasa Indonesia hingga saat ini masih terasa sangat perlu dilanjutkan. Implikasi dari penerapan KG sangat bermanfaat untuk pengembangan sarana komunikasi untuk masa akan datang.

19 3 Penelitian KG pada teks berbahasa Indonesia telah dilakukan oleh beberapa peneliti di Departemen Matematika dan Departemen Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor, antara lain rekayasa memahami teks menggunakan metode KG dalam bahasa Indonesia (Hulliyah 2007), penentuan chunk indicators yang digunakan sebagai petunjuk dalam menganalisis teks berbahasa Indonesia (Rusiyamti 2008). Selain itu, penelitian pembentukan word graph kata pada bahasa Indonesia menggunakan teori KG juga telah dilakukan, yaitu: kata benda (Saleh 2009), kata sifat (Rahmat 2009), kata kerja (Muslik 2009), preposisi (Anggraeni 2009), kata keterangan (Samba 2010) dan konstruksi pola word graph frasa kata (Mahmuda 2010). Penelitian-penelitian tersebut di atas belum memadai untuk terbentuknya sebuah metode untuk membaca teks berbahasa Indonesia oleh mesin atau komputer, apalagi untuk penerapannya dalam bentuk software komputasi sebab masih banyak konsep dan aturan pada struktur bahasa Indonesia yang belum dianalisis/dibentuk word graph-nya. Perancangan aturan untuk semua konsep pada struktur bahasa Indonesia agar terciptanya suatu word graph bukanlah hal mudah, melainkan perlu kerja keras dan waktu yang tidak sedikit. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian tentang KG dengan membatasinya pada aturan pembentukan word graph frasa keterangan bahasa Indonesia sebab aturan pembentukan word graph pada frasa keterangan ini belum dilakukan penganalisisan secara khusus oleh peneliti-peneliti sebelumnya. 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1 melakukan identifikasi dan analisis frasa keterangan (adverbia) pada bahasa Indonesia, 2 membuat aturan pembentukan word graph frasa keterangan (adverbia) pada bahasa Indonesia, 3 melakukan pengujian aturan word graph untuk frasa keterangan (adverbia) pada bahasa Indonesia.

20 4 1.3 Manfaat Penelitian Penelitian ini akan menghasilkan word graph frasa keterangan yang bermanfaat untuk melengkapi aturan yang sudah diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya dalam menganalisis wacana/teks berbahasa Indonesia. Aturan word graph frasa keterangan yang diperoleh direpresentasikan hasilnya dalam bentuk graf.

21 5 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini dijelaskan beberapa definisi, teori dan konsep yang akan digunakan untuk pembahasan bab-bab selanjutnya. 2.1 Frasa Keterangan Definisi Frasa Keterangan Frasa keterangan pada bahasa Indonesia baku merupakan pengembangan dari kata keterangan (Alwi et al. 2003). Secara gramatik, frasa keterangan terdiri atas frasa dan kata keterangan. Frasa adalah kesatuan yang terdiri atas dua kata atau lebih, yang masing-masingnya mempertahankan makna dasar katanya, sementara gabungan itu menghasilkan suatu relasi tertentu, dan tiap kata pembentuknya tidak bisa berfungsi sebagai subjek dan predikat dalam konstruksi itu (Keraf 1991). Kata keterangan atau adverbia adalah kelas kata yang memberikan keterangan kepada kata lain, seperti kata kerja (verba) dan kata sifat (adjektiva) yang bukan kata benda (nomina). Contoh adverbia misalnya sangat, amat, tidak. Dari segi bentuknya kata keterangan dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu (1) kata keterangan tunggal, dan (2) kata keterangan gabungan. Kata keterangan tunggal dapat dirinci lagi berupa kata dasar, kata berafiks, dan kata ulang, contohnya: banyak (kata dasar), mestinya (kata berafiks), dan kadangkadang (kata ulang). Di pihak lain, kata keterangan gabungan bentuknya berupa kelompok kata yang tidak mempunyai predikat sehingga kata ini disebut juga sebagai frasa keterangan. Contoh: belum lagi, kadang kala, acapkali, hampir selalu, seringkali dan lagi pula (Finoza 2009) Struktur Frasa Keterangan Frasa keterangan merupakan kelompok kata yang berfungsi menerangkan predikat yang berupa verba atau adjektiva, selain itu ternyata frasa adverbia dapat menerangkan frasa preposisional, dan dapat juga menerangkan seluruh kalimat (Alwi et al. 2003). Inti dari frasa keterangan adalah kata keterangan yang membentuk frasa keterangan itu sendiri, sehingga makna frasa keterangan sama dengan makna kata keterangan (Finoza 2009).

22 6 Berdasarkan perilaku semantisnya kata keterangan sebagai inti frasa keterangan dapat mengungkapkan delapan jenis arti. Setiap jenis arti menggambarkan makna yang disandangnya (Alwi et al. 2003). Makna frasa keterangan berdasarkan perilaku semantisnya tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Makna kualitatif Makna kualitatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat, derajat dan mutu dari inti frasa keterangan. 2. Makna kuantitatif Makna kuantitatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan jumlah. 3. Makna limitatif Makna limitatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan pembatasan dari inti frasa keterangan. 4. Makna frekuentatif Makna frekuentatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan kata keterangan itu. 5. Makna kewaktuan Makna kewaktuan menggambarkan makna yang berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan kata keterangan itu. 6. Makna kecaraan Makna kecaraan menggambarkan makna yang menjelaskan suatu peristiwa karena tanggapan si pembicara atas berlangsungnya peristiwa tersebut. 7. Makna kontrastif Makna kontrastif menggambarkan pertentangan dengan makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya. 8. Makna keniscayaan Makna keniscayaan menggambarkan makna yang berhubungan dengan kepastian tentang kelangsungan atau terjadinya hal atau peristiwa yang dijelaskan kata keterangan itu.

23 7 2.2 Knowledge Graph Knowledge graph atau KG merupakan suatu pendekatan baru dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat digunakan untuk menyatakan dan memahami bahasa manusia ke bentuk yang lebih sederhana dengan bantuan aplikasi komputer dengan lebih memfokuskan pada aspek semantik daripada aspek sintatik. KG terdiri atas suatu himpunan verteks V yang tidak berlabel disebut token dan dinyatakan dengan persegi (Hoede 2003). Menurut Hoede dan Nurdiati (2008) KG biasanya merupakan graf gabungan edge dan arc yang diberi label dan dinyatakan dengan garis dan garis berarah. Pada prinsipnya komposisi dari knowledge graph terdiri atas concept (token, type, dan name) dan relationship Concept Menurut Zhang (2002) concept adalah komponen terpenting dalam pemikiran manusia. Concept dapat menjadi tata cara dalam membentuk suatu pengertian dari yang khusus ke bentuk umum atau sebaliknya. Concept dibedakan menjadi tiga jenis yaitu token, type, dan name (Berg 1993). Token merupakan concept yang dipahami oleh seseorang menurut cara pandangnya masing-masing, sehingga token bersifat subjektif. Sebuah token dalam KG direpresentasikan dengan simbol. Dalam metode KG segala sesuatu akan dihubungkan dengan token (Berg 1993). Type bersifat objektif dan merupakan concept yang berbentuk informasi umum dari kesepakatan yang dibuat sebelumnya (Zhang 2002). Name adalah suatu yang bersifat individual (Berg 1993). Sebagai contoh melati adalah sebuah name yaitu nama dari sebuah bunga Relations Relations pada KG merupakan ontologi. Ontologi adalah gambaran dari beberapa konsep dan relasi antar-concept yang bertujuan mendefinisikan ide-ide yang merepresentasikan concept, relasi dan logikanya. Berdasarkan ontologi yang dimiliki inilah maka KG dapat memahami bahasa alami (natural language) (Anggraeni 2009). Hal ini diperlukan untuk mengekspresikan arti dari suatu kalimat. Ontologi word graph terdiri atas token yang dinyatakan dengan node,

24 8 9 binary relations, dan 4 frame relations. Menurut Zhang dan Hoede (2000), penjelasan dari ontologi dalam teori KG tersebut sebagai berikut: 1 Relasi Alikeness () Relasi alikeness disingkat dengan yang berasal dari kata KE berarti sama atau mirip. Relasi digunakan untuk menghubungkan sebuah type dengan token (Zhang 2002). Contoh type adalah kembang, maka word graph dari kata kembang yaitu: kembang Gambar 1 Contoh penggunaan relasi Alikeness (). 2 Relasi Causality (CAU) Relasi causality (CAU) antara dua buah token dilambangkan dengan garis berarah dan digunakan untuk menghubungkan dua token yang memiliki hubungan sebab akibat. Untuk struktur yang kompleks CAU digunakan untuk menghubungkan dua token yang memiliki hubungan, pelaku, alasan, maksud, alat dan hasil. Dalam Zhang (2002) disebutkan bahwa relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan dua concept yang terdiri atas kata kerja, yaitu untuk menghubungkan subjek dengan predikat atau predikat dengan objek. Contoh: Dede minum. Kalimat tersebut dapat dinyatakan dengan word graph berikut: orang CAU minum Dede EQU Gambar 2 Contoh penggunaan relasi Causality (CAU). 3 Relasi Equality (EQU) Relasi Equality (EQU) digunakan untuk menghubungkan sebuah name dengan token. Contoh: mawar adalah name dari bunga. Relasi EQU juga dapat

25 9 difungsikan untuk menjelaskan concept yang setara atau sama, mengekspresikan dua hal yang identik. Berikut ini graf dari penggunaan relasi EQU. mawar EQU bunga Gambar 3 Contoh penggunaan relasi Equality (EQU). Logika matematika EQU diformulasikan dengan jika A EQU B, maka A=B. EQU menyatakan kata hubung sama dengan atau pada bahasa Indonesia EQU dapat berarti adalah dan merupakan. A EQU B Gambar 4 Contoh penggunaan relasi EQU untuk merepresentasikan A = B. 4 Relasi Subset (SUB) Jika ada dua token menyatakan suatu word graph, dan token yang satu merupakan bagian dari token yang lain, maka kedua token tersebut dihubungkan dengan relasi SUB. Contoh: jengger SUB ayam. Contoh tersebut mengekspresikan jengger ayam yang berarti jengger merupakan bagian dari anggota tubuh ayam. Pernyataan tersebut dinyatakan pada gambar berikut: jengger SUB ayam Gambar 5 Contoh penggunaan relasi Subset (SUB). Relasi SUB pada dasarnya adalah menggambarkan satu bagian dari sebuah concept yang utuh sehingga fungsi SUB berkaitan erat dengan concept kepemilikan, artinya a adalah milik atau bagian dari b.

26 10 5 Relasi Disparateness (DIS) Relasi Disparateness (DIS) digunakan untuk menyatakan relasi antara dua token yang tidak mempunyai satu elemen yang sama satu dengan yang lainnya. Relasi ini juga dapat digunakan untuk menyatakan kata berbeda, misalnya padi berbeda dengan jagung, kalimat tersebut dapat dinyatakan dengan word graph berikut. padi DIS jagung Gambar 6 Contoh penggunaan relasi Dispareteness (DIS). 6 Relasi Ordering () Relasi Ordering () menyatakan bahwa dua benda memiliki urutan tertentu satu dengan lainnya, baik urutan waktu maupun tempat. Relasi ini digunakan untuk membandingkan urutan dua benda dan dapat juga digunakan untuk mengungkapkan hubungan < yang dikenal dalam matematika A < B (A lebih kecil dari B). Misalnya dari hari ini sampai besok dapat dinyatakan dengan word graph berikut. hari ini besok Gambar 7 Contoh penggunaan relasi Ordering (). 7 Relasi Attribution (PAR) Relasi Attribution (PAR) digunakan untuk menjelaskan bahwa satu elemen berkaitan dan memiliki sifat elemen lainnya. Misalnya tanaman hias. Kata hias merupakan atribut dari tanaman, dinyatakan dengan word graph berikut. tanaman PAR hias Gambar 8 Contoh penggunaan relasi Attribution (PAR). Relasi PAR juga digunakan untuk menghubungkan satuan seperti waktu, panjang, temperatur, berat, umur, dan lain-lain.

27 11 8 Relasi Informational Dependency (SKO) Relasi SKO menyatakan hubungan jika suatu token bergantung pada token yang lainnya. Contohnya rajin pangkal pandai. Dapat dinyatakan dengan word graph berikut. rajin SKO pandai Gambar 9 Contoh penggunaan relasi Informational Dependency (SKO). 9 Ontologi F (Focus) Ontologi F digunakan untuk menunjukkan fokus dari suatu graf (Nurdiati & Hoede 2009). Pada penelitian ini fokus disimbolkan dengan persegi yang dihitamkan. Fokus menunjukkan intisari dari suatu pernyataan misalnya untuk menyatakan word graph ibu menelepon saya dengan fokus ibu dinyatakan sebagai berikut: ibu CAU CAU saya telepon menelepon Gambar 10 Contoh penggunaan ontologi F. Terdapat empat frame relations dari ontologi KG yaitu: 1. Focusing on a situation : FPAR 2. Negation of a situation : NEGPAR 3. Possibility of a situation : POSPAR 4. Necessity of a situation : NECPAR Jika suatu graf merepresentasikan suatu pernyataan, misalkan p, yang dinyatakan dengan frame, maka graf dari negasi p dapat dinyatakan dengan graf yang sama dan diberi frame relasi NEGPAR, graf possibility dari p dinyatakan

28 12 dengan graf yang sama dan diberi frame dengan relasi POSPAR, graf necessity dari p dinyatakan dengan graf yang sama dan diberi frame dengan relasi NECPAR (Zhang 2002). Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut: NEG POS NEC p p p p Gambar 11 Empat frame relations. Misalkan p : hari ini hujan, maka dari Gambar 11 secara berurutan menunjukkan graf dari pernyataan bahwa: hari ini hujan, tidak benar hari ini hujan, mungkin hari ini hujan, dan seharusnya hari ini hujan. 2.3 Word Graph Dalam teori KG setiap kata berhubungan dengan sebuah word graph yang menyatakan arti dari kata dan disebut dengan semantic word graph, selanjutnya sebuah kata memiliki jenis khusus seperti kata benda atau kata kerja, dan aturanaturan lain pada jenis bahasa yang berhubungan dengan beberapa kata lainnya. Word graph merupakan graf dari kata dan dapat dinyatakan sebagai graf berarah (digraph) yang diberi label. Gabungan beberapa word graph dari beberapa kata dalam suatu kalimat menghasilkan sentence graph. Beberapa kalimat yang digabungkan dalam sebuah teks menghasilkan text graph, dan memuat pengetahuan yang terkandung dalam suatu teks (Hoede & Nurdiati 2008).

29 13 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas tahapan yang akan dilakukan pada penelitian ini. Tahapan-tahapan tersebut yaitu: 3.1 Studi literatur awal Studi literatur awal dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan semua materi yang sesuai dengan topik yang diteliti yaitu bahan pustaka yang berhubungan dengan frasa keterangan dan knowledge graph (KG). 3.2 Identifikasi dan analisis frasa keterangan Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap frasa keterangan dari teks bacaan yang telah dikumpulkan dengan mengidentifikasi dan memilih frasa keterangan bahasa Indonesia. Identifikasi dan pemilihan frasa keterangan dilakukan berdasarkan struktur dan makna dari frasa keterangan berdasarkan kaedah bahasa baku bahasa Indonesia. Struktur frasa keterangan bahasa Indonesia dilihat dari segi semantisnya, yaitu sebanyak delapan jenis frasa keterangan, sedangkan analisis makna frasa keterangan menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia. 3.3 Membuat pola word graph frasa keterangan. Pembuatan pola word graph frasa keterangan didasarkan pada konsep KG. Metode KG memberikan penjelasan bahwa setiap kata berhubungan dengan sebuah word graph sebagai pernyataan arti dari kata itu sendiri. Oleh karena itu frasa keterangan juga memiliki word graph yang berbeda bergantung pada frasa keterangan tersebut. 3.4 Membuat aturan pembentukan word graph frasa keterangan Dalam merekonstruksi aturan pembentukan word graph frasa keterangan ini, penulis menganalisis beberapa contoh word graph yang telah dibuat oleh para peneliti sebelumnya untuk dipadukan, sehingga aturan word graph yang dibentuk sesuai dengan aturan word graph yang sudah ada. Word graph yang telah dibuat akan dikelompokkan berdasarkan pada makna yang dinyatakan oleh frasa keterangan dan bentuk word graph-nya.

30 14 Pada prinsipnya, perekonstruksian pola word graph frasa keterangan hampir sama dengan pembentukan word graph kata keterangan. Perbedaan keduanya terletak pada struktur kata dan bentuknya saja. Dari proses analisis tersebut diperoleh suatu aturan pembentukan word graph dari frasa keterangan pada bahasa Indonesia. 3.5 Pengujian aturan word graph frasa keterangan Langkah terakhir adalah pengujian aturan pembentukan word graph dari frasa keterangan. Pengujian ini dilakukan terhadap frasa keterangan yang sama pada kalimat yang berbeda, pengujian dilakukan secara berulang agar didapat aturan word graph frasa keterangan yang berlaku umum. Secara ringkas, tahapan penelitian dalam menganalisis aturan pembentukan word graph frasa keterangan dengan menggunakan metode KG dapat dilihat pada flowchart di bawah ini: Mulai Literatur teks berbahasa Indonesia yang baku Identifikasi frasa keterangan pada bahasa Indonesia Analisis frasa keterangan pada bahasa Indonesia berdasarkan maknanya ada 8 macam Pembuatan pola word graph frasa keterangan berdasarkan maknanya Pengelompokan frasa keterangan berdasarkan kesamaan bentuk word graph 1

31 15 1 Pembuatan aturan pembentukan word graph frasa keterangan Uji hasil aturan pembentukan word graph frasa keterangan Apakah hasil aturan sudah benar Ya Tidak Perbaiki aturan pembentukan word graph frasa keterangan Apakah hasil aturan telah berlaku umum Tidak Ya Aturan pembentukan word graph frasa keterangan Selesai Gambar 12 Flowchart pembentukan aturan word graph frasa keterangan pada bahasa Indonesia.

32 16

33 17 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Struktur Frasa Keterangan Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatannya. Frasa keterangan dibentuk dari gabungan dua kata keterangan yang berdampingan dan berfungsi menerangkan verba, adjektiva, frasa preposisional dan seluruh kalimat. Inti dari frasa keterangan adalah kata keterangan yang membentuk frasa keterangan itu sendiri, sehingga makna frasa keterangan sama dengan makna kata keterangan (Finoza 2009). Frasa keterangan terdiri atas dua kata atau lebih dengan kata keterangan sebagai intinya, dan masing-masing kata mempertahankan makna kata dasarnya. Gabungan dua kata tersebut menghasilkan suatu relasi tertentu dan tiap kata pembentuknya tidak bisa berfungsi sebagai subjek dan predikat dalam konstruksi tersebut. Dalam Ramlan (2001) disebutkan bahwa frasa keterangan adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan. Dilihat dari fungsinya frasa keterangan diklasifikasikan sebagai berikut: (1) frasa keterangan menerangkan verba, (2) frasa keterangan menerangkan adjektiva, (3) frasa keterangan menerangkan frasa preposisional, dan (4) frasa keterangan menerangkan kalimat (Alwi et al. 2003). Di pihak lain, berdasarkan makna dan perilaku semantisnya frasa keterangan dapat mengungkapkan delapan jenis arti. Setiap jenis arti menggambarkan makna yang disandangnya. Dalam Alwi et al. (2003) disebutkan bahwa makna frasa keterangan berdasarkan perilaku semantisnya tersebut, yaitu (1) kualitatif, (2) kuantitatif, (3) limitatif, (4) frekuentatif, (5) kewaktuan, (6) kecaraan, (7) kontrastif, dan (8) keniscayaan. Penelitian ini menganalisis frasa keterangan berdasarkan perilaku semantis dari inti frasa dan menganalisis hubungan makna unsurnya pada teks berbahasa Indonesia. 4.2 Pembentukan Word Graph Frasa Keterangan Prosedur yang dilakukan pembuatan pola word graph frasa keterangan pada teks berbahasa Indonesia didasarkan pada konsep KG. Metode KG memberi penjelasan bahwa setiap kata berhubungan dengan sebuah word graph sebagai

34 18 pernyataan arti dari kata itu sendiri. Oleh karena itu, frasa keterangan juga memiliki word graph yang berbeda bergantung pada makna frasa keterangan itu sendiri. Makna setiap frasa ditentukan oleh inti frasa, sedangkan inti dari frasa keterangan adalah kata keterangan. Makna frasa keterangan ditinjau dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dalam Finoza (2009) disebutkan bahwa frasa keterangan dapat juga merupakan kata keterangan itu sendiri sehingga frasa keterangan dapat bermakna sama dari segi perilaku semantisnya dengan kata keterangan. Pada bahasan berikut ini akan dijelaskan makna frasa keterangan bahasa Indonesia berdasarkan perilaku semantisnya yang dinyatakan inti frasa keterangan tersebut beserta word graph yang dibuat Frasa Keterangan Kualitatif Frasa keterangan kualitatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat, derajat dan mutu (Alwi et al. 2003). Yang termasuk frasa keterangan kualitatif berdasarkan inti frasanya adalah amat sangat, lebih kurang, lebih baik, paling baik, dan sangat kurang. (a) amat sangat Frasa amat sangat merupakan gabungan dua kata keterangan kualitatif amat dan sangat. Dalam Depdiknas (2008) frasa amat sangat berarti melebihi dari ukuran biasanya. Berikut adalah penggunaan frasa amat sangat di dalam kalimat. (1.1) Saat menjalani penyinaran ke-15, Tono merasa sakit yang amat sangat di pinggangnya (Susanti 2010). Frasa keterangan amat sangat pada kalimat (1.1) menyatakan hubungan derajat atau tingkatan dan berfungsi untuk menerangkan rasa sakit yang didera Tono di pinggangnya. Pola word graph untuk kata keterangan amat dan sangat telah direpresentasikan oleh Samba (2010). Makna kedua kata keterangan tersebut merepresentasikan ukuran atau tingkatan, dan makna leksikal kata keterangan tersebut juga sama. Frasa amat sangat bermakna ukuran tingkatan atau derajat yang melebihi dari kata sangat maupun amat. Word graph frasa keterangan amat sangat dapat dipresentasikan sebagai berikut:

35 19 sangat amat sangat Gambar 13 Word graph frasa keterangan amat sangat. Word graph frasa amat sangat dipresentasikan dengan dua token. Token 1 merepresentasikan kata sangat yang dihubungkan dengan relasi dan token 2 merepresentasikan suatu ukuran yang melebihi sangat yang dihubungkan dengan relasi. Token 1 (sangat) terletak di sebelah kiri mengindikasikan ukuran tingkatan token 1 kurang dari token 2. Kedua token mempunyai hubungan ukuran urutan, sehingga relasi tersebut dihubungkan oleh arc berlabel ke arah token 2. Arc berawal dari token 1, sebab urutan ukuran yang dinyatakan oleh token 2 lebih tinggi derajatnya dibanding token 1. Fokus pembicaraan pada konteks kalimat adalah frasa amat sangat yang menyatakan ukuran yang melebihi dari ukuran yang lazim dari suatu tingkatan yaitu melebihi makna dari kata sangat, sehingga fokus word graph pada token 2 diberi warna hitam. Makna frasa amat sangat di dalam word graph ditunjukkan frame pada Gambar 13. (b) lebih kurang Makna frasa lebih kurang adalah kira-kira (Depdiknas 2008). Frasa lebih kurang terdiri atas dua kata keterangan kualitatif lebih dan kurang. Lebih memilki arti lewat dari semestinya, dan kurang memiliki arti tidak atau belum cukup. Berikut adalah penggunaan frasa lebih kurang di dalam kalimat. (1.2) Tingginya lebih kurang 30 cm. Bunganya banyak. Warnanya beragam (Raharjo 2010a). Frasa keterangan lebih kurang pada kalimat (1.2) menyatakan hubungan derajat atau tingkatan dan berfungsi untuk menerangkan tinggi dari sesuatu. Pola word graph untuk kata keterangan lebih dan kurang telah direpresentasikan oleh Samba (2010). Makna kedua kata keterangan tersebut merepresentasikan ukuran atau tingkatan, namun makna leksikal kedua kata keterangan tersebut saling bertolak belakang. Makna lebih kurang adalah ukuran tingkatan yang tidak dapat

36 20 dipastikan atau kira-kira, dapat bermakna lebih atau dapat juga bermakna kurang. Word graph frasa keterangan lebih kurang dipresentasikan sebagai berikut: lebih kurang ukuran ukuran Gambar 14 Word graph frasa keterangan lebih kurang. Frasa keterangan lebih kurang menyatakan hubungan derajat atau tingkatan. Word graph frasa lebih kurang dipresentasikan dengan dua token. Token 1 terletak sebelah kiri dan merepresentasikan suatu ukuran (lebih) dan dihubungkan dengan relasi. Token 2 terletak sebelah kanan dan merepresentasikan ukuran (kurang) yang dihubungkan dengan relasi. Kedua token menyatakan ukuran yang tidak dapat dipastikan, dapat berukuran lebih atau kurang, akibatnya kedua token dihubungkan dengan dua buah arc dengan arah yang berlawanan dengan label. Fokus word graph berdasarkan konteks kalimat atau dapat dibuat konsesi dengan mengambil fokus pada token sebelah kiri. Makna frasa keterangan lebih kurang beralternasi dengan frasa kurang lebih, sehingga pola word graph pada Gambar 14 juga berlaku untuk frasa kurang lebih. (c) lebih baik Frasa keterangan lebih baik terdiri atas kata keterangan lebih dan adjektiva baik. Dalam Depdiknas (2008) kata lebih bermakna lewat dari semestinya (ukuran, banyaknya, besarnya). Dan adjektiva baik bermakna patut; teratur (apik, rapi, tidak ada celanya). Berikut adalah penggunaan frasa lebih baik di dalam kalimat. (1.3) Sebagian dari porsi sayuran lebih baik dikonsumsi mentah. Pasalnya, enzim dalam sayuran mentah banyak yang rusak saat dimasak (Raharjo 2010c). Frasa lebih baik pada kalimat (1.3) menyatakan hubungan mutu atau derajat dan berfungsi untuk menerangkan porsi sayuran mentah yang dikonsumsi. Word graph frasa keterangan lebih baik dikonstruksi sebagai berikut:

37 21 baik baik lebih baik Gambar 15 Word graph frasa keterangan lebih baik. Word graph frasa lebih baik direpresentasikan dengan dua token yang sesuai dengan pola kata lebih (Samba 2010). Token 1 terletak sebelah kiri dan merepresentasikan adjektiva baik dan dihubungkan dengan relasi. Token 2 terletak sebelah kanan dan merepresentasikan adjektiva baik yang dihubungkan dengan relasi. Ukuran adjektiva atau adverbia pada kedua token berupa ukuran kualitatif. Fokus pembicaraan pada konteks kalimat adalah ukuran yang lebih berdasarkan makna frasa lebih baik dan terletak pada token 2 maka diberi warna hitam. Kedua token merepresentasikan makna ukuran urutan sehingga dihubungkan dengan relasi. Struktur frasa keterangan lebih baik terdiri atas gabungan adverbia (lebih) dengan adjektiva (baik), sehingga pola ini dapat dibuat menjadi pola lebih+adv/adj. Kata lebih dapat diikuti kata keterangan (adverbia) bermakna kualitatif atau kuantitatif maupun kata sifat (adjektiva), sehingga dapat membentuk suatu pola yang lebih umum. Secara umum frasa keterangan dengan pola lebih+adv/adj bentuk word graph-nya dapat direkonstruksi sebagai berikut: adv/adj adv/adj ukuran (kualitat if/kuanti tatif) ukuran (kualitat if/kuant itatif) lebih +adv/adj Gambar 16 Word graph frasa keterangan lebih+adv/adj.

38 22 (d) paling baik Frasa paling baik merupakan gabungan kata keterangan kualitatif paling dan adjektiva baik. Dalam Depdiknas (2008) kata keterangan paling mempunyai makna ter; teramat. Di pihak lain, adjektiva baik bermakna tidak ada celanya. Frasa paling baik berarti terbaik, dapat juga disimpulkan berarti ukuran mutu atau derajat yang melebihi dari ukuran biasanya. Berikut adalah penggunaan frasa paling baik di dalam kalimat. (1.4) Minyak ikan asal tuna dan salmon yang kaya omega-3 paling baik menghambat peradangan (Artdiyasa 2010a). Frasa keterangan paling baik pada kalimat (1.4) menyatakan hubungan mutu atau derajat dan berfungsi untuk menerangkan kandungan minyak ikan tuna dan salmon sebagai penghambat radang. Word graph frasa keterangan paling baik dapat dipresentasikan dengan menyempurnakan pola yang sudah ada. Word graph frasa paling baik dipresentasikan sebagai berikut: paling baik baik baik baik Gambar 17 Word graph frasa keterangan paling baik. Word graph frasa paling baik direpresentasikan dengan tiga buah token yang sesuai dengan pola kata paling (Samba 2010). Token 1 (token paling kiri) merepresentasikan adjektiva baik dan dihubungkan dengan relasi. Token 2 (token di tengah) merepresentasikan adjektiva baik yang dihubungkan dengan relasi. Token 3 (token paling kanan) merepresentasikan adjektiva baik yang dihubungkan dengan relasi, dalam hal ini token 3 merepresentasikan frasa paling baik. Fokus pembicaraan pada konteks kalimat adalah ukuran yang tertinggi berdasarkan makna kata paling dan terletak pada token 3, sehingga token 3 diberi warna hitam. Ketiga token merepresentasikan makna ukuran, maka dihubungkan dengan relasi berlabel.

39 23 Struktur frasa keterangan paling baik terdiri atas gabungan adverbia (paling) dengan adjektiva (baik), sehingga pola ini dapat dibuat ke bentuk yang umum, yaitu paling+adv/adj. Secara umum frasa keterangan dengan pola paling+adv/adj bentuk word graph-nya sebagai berikut: paling+ adv/adj adv/adj (ukuran kualitatif/ kuantitatif) adv/adj (ukuran kualitatif/ kuantitatif ) adv/adj (ukuran kualitatif/ kuantitatif ) Gambar 18 Word graph frasa keterangan dengan pola paling+adv/adj. (e) sangat kurang Frasa sangat kurang terdiri atas dua kata keterangan kualitatif sangat dan kurang. Sangat artinya melebihi dari ukuran semestinya, dan kurang artinya belum cukup (Depdiknas 2008). Berikut adalah penggunaan frasa sangat kurang di dalam kalimat. (1.5) Faedah lain sambung samping pada tanaman kakao dapat memperbaiki klonklon yang ditanam, tetapi dinilai sangat kurang diminati oleh para petani (Yajri 2009). Frasa keterangan sangat kurang pada kalimat (1.5) menyatakan hubungan derajat atau tingkatan dan berfungsi untuk menerangkan perbuatan yang diminati. Pola word graph untuk kata sangat beralternasi dengan kata amat. Makna kata keterangan tersebut merepresentasikan ukuran atau tingkatan. Word graph frasa sangat kurang dipresentasikan sebagai berikut: PAR kurang sangat ukuran ukuran Gambar 19 Word graph frasa keterangan sangat kurang. Word graph frasa sangat kurang direpresentasikan dengan dua concept. Concept 1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan ukuran sangat yang

40 24 dihubungkan dengan relasi. Concept 2 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata keterangan kurang (Samba 2010) yang dihubungkan dengan relasi. Fokus pembicaraan pada konteks kalimat adalah concept 2 maka diberi warna hitam. Concept 1 merupakan atribut bagi concept 2 maka dihubungkan dengan relasi PAR Frasa Keterangan Kuantitatif Frasa keterangan kuantitatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan jumlah (Alwi et al. 2003). Yang termasuk frasa keterangan kuantitatif yaitu: belum cukup, paling banyak, sedikit sekali, dan dua kali. (a) belum cukup Makna frasa belum cukup adalah kurang (Depdiknas 2008). Frasa belum cukup merupakan frasa keterangan bermakna kuantitatif, terdiri atas dua kata yang membentuk satu makna. Frasa keterangan belum cukup menyatakan makna ukuran suatu jumlah yang minimum dari yang diharapkan atau kenyataannya. Berikut adalah penggunaan frasa belum cukup di dalam kalimat. (2.1) Angka itu belum cukup memenuhi permintaan yang jumlahnya lebih dari 10 ekor (Duryatmo 2010). Frasa keterangan belum cukup pada kalimat (2.1) berfungsi menerangkan angka permintaan dari sesuatu yang menyatakan jumlah dari suatu benda. Frasa belum cukup merupakan fokus pada kalimat tersebut, karena dengan bantuan frasa belum cukup didapat suatu informasi penting dari kalimat (2.1) bahwa banyaknya benda/barang yang diperlukan masih kurang. Karena frasa belum cukup bermakna kurang, maka pola word graph dari frasa belum cukup dapat dikonstruksi sesuai dengan pola word graph kata kurang (Samba 2010). Word graph frasa belum cukup (sinonim: kurang) dipresentasikan sebagai berikut: belum cukup ukuran ukuran Gambar 20 Word graph frasa keterangan belum cukup.

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Kata Keterangan Batasan dan Ciri Kata Keterangan Kata Keterangan dari Segi Bentuknya

II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Kata Keterangan Batasan dan Ciri Kata Keterangan Kata Keterangan dari Segi Bentuknya II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diberikan beberapa penjelasan yang akan digunakan pada babbab selanjutnya. 2. 1 Kata Keterangan 2.1.1 Batasan dan Ciri Kata Keterangan Menurut tatarannya kata keterangan

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 17 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Struktur Frasa Keterangan Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatannya. Frasa dibentuk dari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Berkembangnya teknologi komputer semakin menarik minat para insan ilmiah untuk berkreasi dan berkarya. Berbagai penelitian yang dilakukan telah melahirkan metode atau teknologi

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kata Benda Batasan dan Ciri Kata Benda yang + kata sifat Kata Benda Dasar

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kata Benda Batasan dan Ciri Kata Benda yang + kata sifat Kata Benda Dasar 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Ada dua masalah yang menjadi tinjauan dalam menganalisis pembentukan kata benda pada bahasa Indonesia menggunakan teori knowledge graph. Pertama, masalah aturan pembentukan kata benda

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN II TINJAUAN PUSTAKA I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cara termudah untuk mendapatkan informasi dari sebuah teks adalah dengan meringkasnya, karena membaca sebuah ringkasan tidak memerlukan waktu lama, dibandingkan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KALIMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs)

KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KALIMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs) SNGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 11 Nomor 1 Edisi Juni 2014 (16 25) KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs) Ayu Amanah, Sri

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN WORD GRAPH PREPOSISI BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH

PEMBENTUKAN WORD GRAPH PREPOSISI BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH PEMBENTUKAN W GRAPH PREPOSISI BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH Wulan Anggraeni Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Teknik, Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indraprasta

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diberikan beberapa penjelasan yang akan digunakan pada bab-bab selanjutnya. 1. Kelas Kata Semantik (Yunani : semanein = berarti, bermaksud; semanticos = makna) adalah

Lebih terperinci

2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Concept Relations

2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Concept Relations 2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Knowledge graph adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis teks dan merepresentasikannya ke dalam bentuk graf (Zhang dan Hoede 2000). Menurut Zhang

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA Sri Nurdiati, Deni Romadoni Department Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH ANSIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan pada bagian ini.

2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan pada bagian ini. 4 2 TINJAUAN PUSTAKA Beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan pada bagian ini. 2.1 Klausa Subordinatif 2.1.1 Klausa Satuan sintaksis dalam bahasa

Lebih terperinci

KONSTRUKSI POLA WORD GRAPH FRASA KATA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH MAHMUDA

KONSTRUKSI POLA WORD GRAPH FRASA KATA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH MAHMUDA KONSTRUKSI POLA WORD GRAPH FRASA KATA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH MAHMUDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT ANSIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN POLA GRAF PADA KALIMAT BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH YASIN YUSUF

ANALISIS PEMBENTUKAN POLA GRAF PADA KALIMAT BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH YASIN YUSUF i ANSIS PEMBENTUKAN POLA GRAF PADA KMAT BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH YASIN YUSUF SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI TEKS BERBAHASA INDONESIA KUNEDI

PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI TEKS BERBAHASA INDONESIA KUNEDI PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI TEKS BERBAHASA INDONESIA KUNEDI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA DENI ROMADONI

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA DENI ROMADONI PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA DENI ROMADONI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

ANALISIS TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH RUSIYAMTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

ANALISIS TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH RUSIYAMTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 i ANSIS TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH RUSIYAMTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini sa mentakan bahwa tesis Analisis Pembentukan Word Graph Preposisi Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Knowledge Graph adalah kar sa dengan arahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Orasi ilmiah DR. Arry Akhmad Arman, Fakultas Teknologi Industri, ITB, 23 Agustus

BAB I PENDAHULUAN. Orasi ilmiah DR. Arry Akhmad Arman, Fakultas Teknologi Industri, ITB, 23 Agustus BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH llmu komputer memiliki dua komponen utama; pertama, model dan gagasan mendasar mengenai komputasi, kzdua, teknik rekayasa untuk perancangan sistem komputasi

Lebih terperinci

REPRESENTASI WORD GRAPH FRASA KETERANGAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN XML CIPTA WIRASWASTA

REPRESENTASI WORD GRAPH FRASA KETERANGAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN XML CIPTA WIRASWASTA REPRESENTASI WORD GRAPH FRASA KETERANGAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN XML CIPTA WIRASWASTA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 REPRESENTASI

Lebih terperinci

PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN KAMUS WORD GRAPH KATA BENDA PADA SISTEM APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT ARIFA DESFAMITA

PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN KAMUS WORD GRAPH KATA BENDA PADA SISTEM APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT ARIFA DESFAMITA PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN KAMUS WORD GRAPH KATA BENDA PADA SISTEM APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT ARIFA DESFAMITA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

ABSTRAKSI TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH DIMAS FEBRIATMOKO

ABSTRAKSI TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH DIMAS FEBRIATMOKO ABSTRAKSI TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH DIMAS FEBRIATMOKO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK DIMAS

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH i STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 iii PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA 1 PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PEMODELAN PENENTUAN KOMPOSISI PRODUK UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN JENANG KUDUS ROSMA MULYANI

PEMODELAN PENENTUAN KOMPOSISI PRODUK UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN JENANG KUDUS ROSMA MULYANI PEMODELAN PENENTUAN KOMPOSISI PRODUK UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN JENANG KUDUS ROSMA MULYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PENAMBAHAN MODUL PEMBANGKITAN WORD GRAPH PREPOSISI PADA APLIKASI BOGOR_DELFT_CONSTRUCT ANDY JULIADI

PENAMBAHAN MODUL PEMBANGKITAN WORD GRAPH PREPOSISI PADA APLIKASI BOGOR_DELFT_CONSTRUCT ANDY JULIADI PENAMBAHAN MODUL PEMBANGKITAN WORD GRAPH PREPOSISI PADA APLIKASI BOGOR_DELFT_CONSTRUCT ANDY JULIADI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 1 EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI (PREPAID CARD) LOVITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan

Lebih terperinci

PENAMBAHAN REPRESENTASI WORD GRAPH MENGGUNAKAN XML UNTUK FRASA PREPOSISIONAL DALAM BAHASA INDONESIA RESTI SINTYA ERVINA

PENAMBAHAN REPRESENTASI WORD GRAPH MENGGUNAKAN XML UNTUK FRASA PREPOSISIONAL DALAM BAHASA INDONESIA RESTI SINTYA ERVINA PENAMBAHAN REPRESENTASI WORD GRAPH MENGGUNAKAN XML UNTUK FRASA PREPOSISIONAL DALAM BAHASA INDONESIA RESTI SINTYA ERVINA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN 2004-2012 RENALDO PRIMA SUTIKNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PERIZINAN PENANAMAN MODAL DI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP), BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM)

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PERIZINAN PENANAMAN MODAL DI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP), BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM) ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PERIZINAN PENANAMAN MODAL DI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP), BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM) EPI RATRI ZUWITA PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI ANALISIS REGRESI TERPOTONG DENGAN BEBERAPA NILAI AMATAN NOL NURHAFNI SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN

METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan

Lebih terperinci

SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI

SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB I1 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I1 TINJAUAN PUSTAKA BAB I1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENDAHULUAN Metode KG merupakan suatu metode barn dalarn bidang ilmu NLP. Penelitian tentang metode ini diawali oleh para peneliti yang berbasis di Universitas Twente dan Universitas

Lebih terperinci

INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K.

INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR )

ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR ) ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR ) TEGUH PAIRUNAN PUTRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA

SEKOLAH PASCASARJANA ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH TERHADAP LINGKUNGAN DI KABUPATEN TANGERANG Oleh: Sri Martini PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 ANALISIS DAMPAK

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO

MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI DI SEAMEO BIOTROP DEWI SURYANI OKTAVIA B.

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI DI SEAMEO BIOTROP DEWI SURYANI OKTAVIA B. PERANCANGAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI DI SEAMEO BIOTROP DEWI SURYANI OKTAVIA B. PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERANCANGAN

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANA MARNIDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS

KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH PENENTUAN BESARNYA PREMI UNTUK SEBARAN RISIKO YANG BEREKOR GEMUK (FAT-TAILED RISK DISTRIBUTION) ADRINA LONY SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN JENIS KAYU BERBASIS CITRA G A S I M

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN JENIS KAYU BERBASIS CITRA G A S I M JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN JENIS KAYU BERBASIS CITRA G A S I M SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK Pengenalan jenis kayu yang sering dilakukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM Oleh: WULAN ANGGRAENI G54101038 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K.

INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

TRANSFORMASI BUDAYA ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK YANG DIAMBIL ALIH KEPEMILIKANNYA OLEH ASING IRVANDI GUSTARI

TRANSFORMASI BUDAYA ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK YANG DIAMBIL ALIH KEPEMILIKANNYA OLEH ASING IRVANDI GUSTARI i TRANSFORMASI BUDAYA ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK YANG DIAMBIL ALIH KEPEMILIKANNYA OLEH ASING IRVANDI GUSTARI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Lebih terperinci

PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI

PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH

PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis Perancangan

Lebih terperinci

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL Oleh: Endang Nurjamil G05497044 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMETAAN DAN ANALISIS DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR SERTA UPAYA MITIGASINYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMETAAN DAN ANALISIS DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR SERTA UPAYA MITIGASINYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAN ANALISIS DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR SERTA UPAYA MITIGASINYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus Kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI DAN WILLINGNESS TO PAY KONSUMEN TERHADAP PRODUK STEAK WAGYU (STUDI KASUS: RESTORAN STEAK HOTEL DI WILAYAH JAKARTA SELATAN)

ANALISIS PERSEPSI DAN WILLINGNESS TO PAY KONSUMEN TERHADAP PRODUK STEAK WAGYU (STUDI KASUS: RESTORAN STEAK HOTEL DI WILAYAH JAKARTA SELATAN) ANALISIS PERSEPSI DAN WILLINGNESS TO PAY KONSUMEN TERHADAP PRODUK STEAK WAGYU (STUDI KASUS: RESTORAN STEAK HOTEL DI WILAYAH JAKARTA SELATAN) ISTIFA RINI PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH DALAM RANGKA REFORMA AGRARIA DI KABUPATEN PATI. Oleh: Darsini

ANALISIS PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH DALAM RANGKA REFORMA AGRARIA DI KABUPATEN PATI. Oleh: Darsini ANALISIS PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH DALAM RANGKA REFORMA AGRARIA DI KABUPATEN PATI Oleh: Darsini PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 Hak cipta milik

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU v PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Matematika SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH

PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KNOWLEDGE GRAPH DAN CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI METODE REPRESENTASI TEKS MUHAMMAD SYAHRUL ANWAR

PERBANDINGAN KNOWLEDGE GRAPH DAN CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI METODE REPRESENTASI TEKS MUHAMMAD SYAHRUL ANWAR PERBANDINGAN KNOWLEDGE GRAPH DAN CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI METODE REPRESENTASI TEKS MUHAMMAD SYAHRUL ANWAR DETEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DI SEKRETARIAT KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP FIRDAUS ALIM DAMOPOLII

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DI SEKRETARIAT KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP FIRDAUS ALIM DAMOPOLII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DI SEKRETARIAT KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP FIRDAUS ALIM DAMOPOLII SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN : RANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN RUMAH SECARA TUNAI DAN KREDIT DI PERUMAHAN BUMI PUSPA KENCANA 3

HALAMAN PENGESAHAN : RANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN RUMAH SECARA TUNAI DAN KREDIT DI PERUMAHAN BUMI PUSPA KENCANA 3 HALAMAN PENGESAHAN Judul Nama : RANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN RUMAH SECARA TUNAI DAN KREDIT DI PERUMAHAN BUMI PUSPA KENCANA 3 : Ardanu Prasetyo NPM : 0907051017 Fakultas Jurusan Prodi : Matematika

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DAN PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PRODUK REKSA DANA YANG DIPERJUALBELIKAN DI PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK.

ANALISIS KINERJA DAN PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PRODUK REKSA DANA YANG DIPERJUALBELIKAN DI PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. ANALISIS KINERJA DAN PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PRODUK REKSA DANA YANG DIPERJUALBELIKAN DI PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. DESTYA DANANG PRADITYO SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS PENANGKAPAN (FISHING CAPACITY) PADA PERIKANAN PURSE SEINE DI KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Y U S T O M

ANALISIS KAPASITAS PENANGKAPAN (FISHING CAPACITY) PADA PERIKANAN PURSE SEINE DI KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Y U S T O M ANALISIS KAPASITAS PENANGKAPAN (FISHING CAPACITY) PADA PERIKANAN PURSE SEINE DI KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Y U S T O M SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Lebih terperinci