HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Pola Word Graph Kata Benda 1 Listen to Customer 2 Build or Revise Mock-up Customer Test Drives Mock-up

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Pola Word Graph Kata Benda 1 Listen to Customer 2 Build or Revise Mock-up Customer Test Drives Mock-up"

Transkripsi

1 4 Listen to customer Gambar 1 Diagram metode pengembangan prototype. 1 Listen to Customer Tahap listen to customer merupakan tahap untuk melakukan pengumpulan kebutuhan pengguna (requirements gathering). Pihak pengembang dan pengguna bertemu dan mendeskripsikan tujuan keseluruhan dari perangkat lunak, mengidentifikasi kebutuhankebutuhan, dan menguraikan permintaan pengguna (Pressman 2001). 2 Build or Revise Mock-up Tahap build or revise mock-up merupakan tahap perencanaan dan perancangan prototype yang berfokus pada representasi aspek-aspek dari perangkat lunak yang terlihat oleh pengguna (contoh: pendekatan input dan format output) (Pressman 2001). 3 Customer Test Drives Mock-up Customer test drives mock-up merupakan tahap evaluasi yang dilakukan oleh pengguna untuk mengetahui apakah prototype yang dibangun telah sesuai dengan kebutuhan pengguna (Pressman 2001). Tahap ini dilakukan melalui proses pengujian. Pengujian pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode black box. Metode pengujian black box menitikberatkan pengujian sistem pada fungsi kebutuhan software. Model pengujian ini tidak memperhatikan bagaimana proses yang terjadi di dalam sistem, melainkan hanya mempertimbangkan hasil keluaran saja (Pressman 2001). Sistem yang telah selesai dibangun selanjutnya dihitung tingkat akurasinya. Sejumlah kata benda dimasukkan ke dalam skenario pengujian untuk selanjutnya dihitung tingkat akurasinya. Penghitungan akurasi dilakukan dengan menghitung jumlah kata yang dikenali dan sesuai dengan pola word graph. Akurasi = Customer test drives mock-up Ʃ Kata yang benar Ʃ Kata yang diuji Build or revise mock-up x 100% HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Pola Word Graph Kata Benda Penelitian ini didasarkan pada penelitian Saleh (2009). Hasil penelitian Saleh (2009) adalah 20 pola pembentukan word graph kata benda berikut: 1 Pola kata benda dasar (KBD). 2 Pola pe-kata kerja (KK) 1, yang bermakna orang yang KK. 3 Pola pe-kk 2, yang bermakna orang yang KK, sesuatu yang KK atau alat KK. 4 Pola pe-kk 3, yang bermakna orang atau sesuatu yang di-kk atau dijadikan KK. 5 Pola pe-kata benda (KB) 1, yang bermakna orang yang berhubungan dengan KB. 6 Pola pe-kb 2, yang bermakna orang atau sesuatu yang berhubungan dengan KB. 7 Pola pe-kata sifat (KS) 1, yang bermakna orang yang KS. 8 Pola pe-ks 2, yang bermakna orang atau sesuatu yang me-ks. 9 Pola KK-an, yang bermakna objek atau akibat dari KK. 10 Pola KB-an, yang bermakna sesuatu yang bergantung pada KB. 11 Pola KS-an, yang bermakna sesuatu yang mempunyai sifat KS. 12 Pola kata bilangan. 13 Pola pe-kk-an 1, yang bermakna perbuatan atau hal KK, dengan KK adalah kata kerja transitif. 14 Pola pe-kk-an 2, yang bermakna perbuatan atau hal KK, dengan KK adalah kata kerja tak transitif. 15 Pola pe-kb-an 1, yang bermakna hal yang berkaitan dengan KB. 16 Pola pe-kb-an 2, yang bermakna perbuatan me-kb-kan. 17 Pola pe-ks-an, yang bermakna perbuatan me-ks-kan. 18 Pola ke-kata dasar (KD)-an. 19 Pola ke-kd. 20 Pola kata benda yang belum terpolakan (KBT). Berdasarkan penelitian Saleh (2009), polapola pembentukan word graph kata benda dikelompokkan berdasarkan imbuhan dan kata dasar dari suatu kata benda. Setiap jenis imbuhan dan kata dasar yang membentuk suatu kata memiliki makna tertentu. Tidak semua pola word graph yang dihasilkan pada penelitian Saleh (2009) digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini hanya menggunakan 19 pola, mulai dari pola pertama sampai dengan pola ke- 19.

2 5 Penambahan Modul Word Graph Kata Benda pada KG_EDITOR Proses penambahan modul word graph kata benda menggunakan metode pengembangan prototype. Proses ini dilakukan sebanyak dua kali iterasi. Iterasi pertama merupakan proses pembuatan sistem secara keseluruhan. Iterasi kedua merupakan perbaikan atas kesalahan yang terjadi pada iterasi pertama. Perbaikan sistem dilakukan berdasarkan hasil pengujian dan evaluasi yang dilakukan oleh pengguna. 1 Iterasi Pertama 1.1 Listen to Customer Tahap pertama penambahan modul word graph kata benda adalah mendefinisikan keinginan pengguna. Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan spesifikasi KG_EDITOR berdasarkan kebutuhan pengguna. Analisis terdiri atas deskripsi umum sistem, kebutuhan sistem, batasan sistem, karakteristik pengguna, dan deskripsi proses sistem Deskripsi Umum KG_EDITOR merupakan sebuah tools yang digunakan untuk menganalisis kata menggunakan metode KG (Walayatullah 2011). KG_EDITOR dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman Java berbasis desktop dengan tujuan memperbaiki kekurangan dari sistem BogorDelftConstruct yang dikembangkan melalui penelitian sebelumnya. Sistem BogorDelftConstruct dikembangkan dengan bahasa pemrograman MATLAB yang bersifat close platform. Oleh karena itu, KG_EDITOR dikembangkan dengan bahasa pemrograman Java karena Java bersifat open source. Modul word graph kata benda merupakan bagian dari sistem KG_EDITOR. Modul ini berfungsi untuk menampilkan word graph dari suatu kata benda sesuai dengan input yang diberikan pengguna Kebutuhan Sistem Modul word graph kata benda untuk KG_EDITOR membutuhkan sebuah textfield agar pengguna dapat memasukkan input sehingga dapat diproses oleh sistem. Selain itu, sistem ini juga membutuhkan data yang terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) untuk dimasukkan ke dalam database. KBBI berfungsi dalam proses pengecekan input dan stemming kata untuk memperoleh word graph yang sesuai dengan pola kata benda yang telah disimpan di dalam sistem. Fungsi stemming juga dibutuhkan oleh sistem ini untuk menangani input kata berimbuhan. Selain itu, KG_EDITOR ini juga membutuhkan fungsifungsi yang akan digunakan untuk menampilkan pola-pola word graph kata benda pada kanvas Batasan Sistem Batasan-batasan yang terdapat pada sistem ini adalah sebagai berikut: Input kata yang dapat diproses dalam sistem ini hanya berupa kata benda tunggal (satu kata). Proses stemming manual tidak berlaku untuk kata-kata yang mengandung sisipan dan imbuhan asing. Sistem hanya mengimplementasikan 19 pola word graph kata benda dari 20 pola yang dihasilkan pada penelitian Saleh (2009). Pola word graph kata benda yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Sistem hanya dapat menampilkan word graph kata benda, namun tidak dapat menyimpan dan memodifikasi hasil dari pembentukan word graph. Penggambaran relasi hanya dapat digambarkan secara vertikal dan horizontal Sasaran Pengguna Pengguna sistem KG_EDITOR bukan orang awam yang tidak mengerti konsep KG, khususnya word graph, karena KG_EDITOR bukanlah sistem untuk mempelajari konsep KG. Sistem ini dibuat untuk orang-orang yang telah mengerti konsep KG karena output dari sistem ini adalah berupa word graph yang merupakan bagian dari konsep KG Deskripsi Proses Sistem Tampilan awal KG_EDITOR ketika pertama kali dijalankan berupa kanvas kosong sebagai tampilan default sistem. Operasi pembentukan word graph kata benda dimulai dengan memilih menu Modul yang terdapat di sudut kiri atas sistem, kemudian memilih submenu Kata Benda. Sebuah dialog box muncul sebagai respon pemilihan submenu Kata Benda. Dialog box digunakan sebagai media bagi pengguna untuk memasukkan input yang berupa kata benda tunggal. Input kemudian diproses oleh sistem untuk melalui beberapa tahapan pembentukan word graph kata benda. Word graph yang dianggap sesuai bagi input kemudian akan ditampilkan pada sistem. Sementara itu, input yang tidak sesuai dengan pola pembentukan word graph kata benda akan diberikan pesan peringatan. Pesan peringatan yang dimunculkan adalah berupa dialog box. Mekanisme penambahan modul word graph

3 6 kata benda dapat dilihat melalui diagram alir sistem yang terdapat pada Lampiran Build Mock-up Pada tahap ini, dilakukan proses perancangan dan implementasi berdasarkan spesifikasi yang diinginkan oleh pengguna. Perancangan dan implementasi terdiri atas dua jenis, yaitu perancangan dan implementasi secara fungsional dan antarmuka Perancangan Fungsional Perancangan fungsional meliputi proses pembangkitan word graph kata benda yang didasarkan pada pola word graph kata benda hasil penelitian Saleh (2009). Proses pembangkitan modul word graph kata benda meliputi praproses, pengecekan KBBI, stemming, penentuan pola word graph kata benda, dan pembangkitan word graph kata benda. Berdasarkan spesifikasi pengembangan modul word graph kata benda, dibuatlah use case diagram, class diagram, dan sequence diagram. Beberapa hal yang dapat dilakukan pengguna terhadap modul word graph kata benda di antaranya adalah memilih menu Modul. Terdapat beberapa pilihan submenu di dalam menu Modul. Pengguna memilih submenu Kata Benda untuk mengaktifkan modul word graph kata benda. Selain itu, pengguna juga dapat memasukkan input sesuai keinginan melihat bentuk word graph yang sesuai dengan input kata yang diberikan. Gambar 2 menjelaskan deskripsi modul word graph kata benda yang telah digambarkan dalam use case. Gambaran mengenai class diagram dan sequence diagram dari sistem modul word graph kata benda dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Praproses Tahap praproses dilakukan untuk membatasi input kata pada sistem. Pada tahap ini, kata yang dimasukkan akan diperiksa apakah bersifat tunggal atau tidak. Jika kata yang dimasukkan bersifat tunggal, kata tersebut akan diproses ke tahap selanjutnya. Tahap ini juga digunakan untuk memeriksa nilai masukan, apakah berupa karakter atau tidak. Pengecekan KBBI Input yang telah melalui tahap praproses akan dilakukan pengecekan apakah input tersebut termasuk dalam jenis kata benda dan terdapat pada KBBI yang disesuaikan atau tidak. Input yang berupa kata benda dan terdaftar di dalam KBBI yang disesuaikan kemudian akan melalui tahap stemming KBBI, sementara jika tidak terdaftar dalam KBBI akan melalui tahap stemming manual. Gambar 2 Use case diagram untuk modul word graph kata benda. Stemming KBBI Input yang telah melalui tahap pengecekan KBBI dan ternyata terdaftar di dalam KBBI selanjutnya akan dicari imbuhan dan kata dasarnya melalui proses stemming KBBI. Parameter-parameter tersebut kemudian digunakan untuk memperoleh pola word graph kata benda yang sesuai dengan input. Proses stemming yang dilakukan sistem disesuaikan dengan pola pembentukan word graph kata benda pada penelitian Saleh (2009). Stemming Manual Input yang telah melalui tahap pengecekan KBBI, namun tidak ditemukan di dalam KBBI, akan di-stemming secara manual. Stemming manual dilakukan untuk memperoleh kata dasar dan imbuhan. Jika terdapat lebih dari satu kata dasar, sistem akan mengambil kata dasar yang pertama kali ditemukan. Penentuan Pola Word Graph Kata Benda Proses stemming, baik stemming KBBI maupun stemming manual, menghasilkan data yang berisi imbuhan, kata dasar, dan jenis kata dasar. Data tersebut kemudian digunakan untuk menentukan pola word graph kata benda. Penentuan pola dilakukan dengan mencocokkan imbuhan (awalan dan akhiran) dengan jenis kata dasar yang diperoleh pada proses stemming dengan data pada database. Pembangkitan Word Graph Kata Benda Proses selanjutnya setelah pola word graph kata benda berhasil ditentukan adalah pembangkitan word graph kata benda. Pola word graph yang sesuai akan digambarkan dan ditampilkan pada sistem. Pembangkitan pola

4 7 juga akan menggambarkan input dan kata dasarnya dalam satu kesatuan pola word graph kata benda. Pola-pola yang dibangkitkan merupakan hasil kombinasi dari komponenkomponen word graph seperti token, binary relationship, dan frame relationship. Komponen-komponen tersebut telah dibuat pada penelitian sebelumnya oleh Walayatullah (2011) dan digunakan dalam penelitian ini untuk membentuk pola-pola word graph kata benda Perancangan Antarmuka Antarmuka KG_EDITOR yang dirancang adalah sebuah kanvas, yang akan menjadi media untuk menampilkan word graph, dan menu bar sebagai menu utama yang terdapat pada menu items File dan Modul Perancangan Database Database yang digunakan pada penelitian ini bernama kamus. Database kamus terdiri atas dua buah tabel, yaitu entry dan polabenda. Data yang ada di dalam KBBI disimpan di dalam tabel entry, sedangkan tabel polabenda berisi daftar imbuhan, jenis kata dasar, dan pola kata benda. Tabel entry memiliki sejumlah field, di antaranya adalah field EntryId, Word, Category, Stem, dan Qty. Field EntryId merupakan primary key pada tabel entry sementara field Word berisi kata dalam bahasa Indonesia, baik kata dasar maupun kata berimbuhan. Field Category berisi jenis kata dasar yang berupa kata benda (n), kata kerja (v), kata sifat (a), dan sebagainya. Field Stem berisi kata dasar dari kata yang berada di dalam field Word. Field Qty berisi sejumlah nilai untuk menentukan suatu kata termasuk pada word graph kata benda tertentu. Field ini bermanfaat untuk menentukan pola word graph bagi kata benda yang memiliki imbuhan serta jenis kata dasar yang sama persis. Berikut ini merupakan contoh isi dari tabel entry yang ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 Contoh isi tabel entry pada database kamus Entry- Id Word Category Stem Qty 669 Air n air null 670 Berair v air null 671 mengairi v air null 672 perairan n air pengairan n air 1 Tabel polabenda digunakan untuk proses pengecekan pola pembentukan word graph kata benda. Tabel tersebut berisi enam field, yaitu PolaID, Awalan, KategoriKD, Akhiran, Qty, dan Pola. Contoh dari tabel polabenda dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Contoh isi tabel polabenda PolaID Awalan KategoriKD Akhiran Qty Pola 11 pe v null pem v null peng v null peny n null per n null Implementasi Fungsional Praproses Praproses merupakan tahap awal yang dilakukan sistem KG_EDITOR ketika pengguna memasukkan input. Class dalam KG_EDITOR yang digunakan untuk melakukan tahap praposes adalah class CekInputBenda. Input kata yang dimasukkan diperiksa apakah merupakan kata tunggal dan mengandung selain karakter. Jika input terdiri atas lebih dari satu kata atau kosong atau mengandung selain karakter, sistem akan menampilkan peringatan berupa message dialog kepada pengguna dan input tersebut tidak akan diproses ke tahap selanjutnya. Pesan peringatan yang diberikan sistem pada tahap praproses dapat dilihat pada Lampiran 5. Misalnya, pengguna memasukkan input pertanian, maka pertama kali sistem akan melakukan pengecekan terhadap input tersebut dengan memeriksa bentuk karakter serta jumlah katanya pada class CekInputBenda. Jika dilihat dari kedua hal tersebut, input pertanian merupakan input yang valid untuk tahap praproses sehingga input ini lolos dan akan diproses ke tahap selanjutnya, yaitu tahap pengecekan KBBI. Pengecekan KBBI Input kata benda yang telah melalui tahap praproses selanjutnya diperiksa apakah terdapat di dalam KBBI atau tidak. Class yang digunakan untuk pengecekan KBBI adalah class CekKBBI. Tabel yang berfungsi sebagai KBBI dalam penelitian ini adalah tabel entry. Pengecekan dilakukan dengan memeriksa apakah input berada di dalam field Word atau tidak. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengecekan KBBI adalah bahwa jenis input harus berupa kata benda. Input yang terdaftar di dalam KBBI kemudian akan diambil datanya

5 8 sebanyak satu record. Record tersebut memiliki atribut EntryID, Word, Category, Stem, dan Qty. Jika input tidak terdaftar di dalam KBBI, input tersebut akan langsung masuk ke proses stemming manual. Contoh input yang diberikan pengguna adalah pertanian yang telah lolos tahap praproses. Input ini kemudian akan dicek keberadaannya pada KBBI yang disesuaikan. Pertama, sistem akan mengecek keberadaan input pertanian di dalam tabel entry dengan menggunakan kueri seperti pada Gambar 3. SELECT * FROM `entry` WHERE `Word` LIKE '"+input+"' and `Category` LIKE 'n' Gambar 3 Kueri pengecekan KBBI. Berdasarkan kueri tersebut, sistem akan mencari keberadaan input pertanian di dalam field Word pada tabel entry dengan Category yang digunakan adalah n (kata benda). Hasil pencarian menunjukkan bahwa pertanian terdaftar di dalam tabel entry. Sistem akan mengambil data sebanyak satu record. Hasil dari kueri di atas ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3 Data hasil kueri dengan input pertanian untuk pengecekan KBBI Field Data EntryID Word Category Stem pertanian n tani Qty 1 Stemming KBBI Input yang terdaftar di dalam KBBI akan diproses oleh class StemKBBI sementara input yang tidak terdaftar di dalam KBBI akan dilakukan proses stemming manual yang melibatkan beberapa class. Proses stemming KBBI pada penelitian ini berfungsi untuk memotong input kata, mengambil kata dasar dari input tersebut, serta mencari jenis dari kata dasar. Hasil dari pemotongan input kata adalah berupa imbuhan dan kata dasar. Contoh input yang diberikan pengguna adalah pertanian yang telah terdeteksi di dalam KBBI. Kata pertanian akan masuk ke dalam proses stemming KBBI. Kata pertanian pada proses ini pertama kali akan diambil kata dasar, jenis input kata, dan nilai qty yang terdapat di dalam KBBI yang disesuaikan (tabel entry ). Proses selanjutnya adalah pengecekan terjadinya peluruhan pada kata dasar. Kata pertanian merupakan contoh input kata yang kata dasarnya tidak meluruh sehingga sistem akan langsung memotong kata tersebut untuk mengambil awalan dan akhirannya, yaitu per dan an. Proses selanjutnya setelah diperoleh awalan dan akhiran adalah pencarian jenis kata dasar dari input. Kata pertanian memiliki kata dasar tani. Kata tani akan dicari jenis katanya oleh sistem. Proses pencarian jenis kata dasar dilakukan dengan menggunakan kueri yang dideskripsikan pada Gambar 4. SELECT * FROM `entry` WHERE `Word` LIKE '"+input+"' and `Stem` LIKE '"+input+"' Gambar 4 Kueri pencarian jenis kata dasar. Parameter input pada kueri tersebut merepresentasikan kata dasar. Berdasarkan kueri tersebut dapat diketahui bahwa untuk mencari jenis kata dasar maka sistem akan mencari kata tani di dalam tabel entry yang memiliki nilai sama pada field Word dan Stem, yaitu yang bernilai tani. Sistem kemudian mengambil jenis kata dasar dari hasil kueri tersebut. Hasil dari proses stemming KBBI dengan contoh input kata pertanian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Awalan Akhiran Hasil dari proses stemming KBBI menggunakan input kata benda pertanian Parameter Kata dasar Jenis kata Jenis kata dasar Data per an tani Qty 1 Proses stemming KBBI untuk kata benda yang meluruh sedikit berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada proses pemotongan imbuhan. Kata yang mengalami peluruhan akan diberi nilai -1 setelah didapatkan data mengenai kata dasar, jenis input kata, dan nilai quality ( Qty ). Sistem memberikan nilai -1 sebagai tanda bahwa kata dasar yang diperoleh dari KBBI yang disesuaikan tidak terdapat di dalam input kata. Kata yang meluruh kemudian akan dipotong imbuhannya. n n

6 9 Contoh stemming KBBI untuk input kata yang kata dasarnya meluruh terdapat pada kata pemotongan. Kata ini dideteksi sebagai kata yang mengalami peluruhan karena kata dasar potong tidak berada di dalam kata pemotongan sehingga diberi nilai -1. Berbeda dengan kata pertanian, kata dasar tani merupakan bagian dari kata pertanian sehingga tidak diberi nilai -1. Proses stemming selanjutnya adalah pemotongan kata dasar potong menjadi otong. Kata dasar potong diperoleh melalui pencarian kata dasar di dalam tabel entry. Kata potong kemudian dipotong sebanyak satu huruf dari depan menjadi otong dan disimpan sementara pada suatu variabel. Pemotongan tersebut dilakukan untuk mendapatkan awalan dan akhiran kata. Peluruhan kata juga berlaku untuk suatu kata yang kata dasarnya diawali oleh huruf k, p, t, dan s. Kata dasar otong yang merupakan bagian dari kata pemotongan selanjutnya dilakukan proses pemotongan untuk mengambil awalan dan akhiran. Proses stemming KBBI untuk kata pemotongan menghasilkan awalan pem dan akhiran an. Hasil dari proses stemming KBBI dengan contoh input kata pemotongan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Awalan Akhiran Kata dasar Jenis kata Hasil dari proses stemming KBBI menggunakan input kata benda pertanian Parameter Jenis kata dasar Data pem an potong Qty 1 Stemming Manual Input kata yang tidak terdaftar di dalam KBBI yang disesuaikan akan dilakukan stemming secara manual. Proses ini dilakukan untuk memperoleh imbuhan dan kata dasar. Stemming manual yang dilakukan oleh modul word graph kata benda dikhususkan untuk jenis kata benda saja karena proses ini mengacu pada bentuk-bentuk imbuhan yang terdapat pada pola pembentukan word graph kata benda dalam penelitian Saleh (2009). Stemming manual diawali oleh proses pencarian bentuk akhiran yang sesuai. Proses ini dilakukan oleh class Akhiran1. Bentuk akhiran yang terdapat pada proses ini adalah bentuk n v akhiran -an. Input yang memiliki akhiran -an akan dipotong. Hasil pemotongan tersebut selanjutnya akan dianggap sebagai sebuah kata dasar. Kata tersebut kemudian akan dicek keberadaannya di dalam tabel entry oleh class CekKBBI. Jika kata dasar tersebut terdaftar di dalam tabel entry, kata tersebut akan dianggap sebagai kata dasar. Namun, jika tidak, sistem akan menduga bahwa kata tersebut mengandung awalan. Nilai null pada akhiran akan diberikan jika input tidak mengandung akhiran -an. Nilai null pada akhiran menandakan bahwa input tidak mengalami pemotongan akhiran sehingga nilai input tidak berubah. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 5. Contoh kata yang memiliki akhiran -an dan tidak terdaftar di dalam tabel entry adalah kata pendugaan. Kata pendugaan akan dipotong oleh class Akhiran menjadi kata penduga dan berakhiran -an. Kata penduga selanjutnya akan dicek keberadaannya di dalam tabel entry oleh class CekKBBI. Sistem akan mengecek apakah kata penduga merupakan kata dasar atau bukan. Hasil pengecekan menunjukkan bahwa kata penduga tidak termasuk dalam daftar kata dasar sehingga sistem menduga bahwa kata penduga memiliki awalan. Oleh karena itu, kata penduga akan masuk ke tahap selanjutnya, yaitu proses pencarian awalan yang sesuai public class Akhiran1 { public Akhiran1(String input) { if("an".equals(akh)){ akhiran=akh; kdasar=kd; else{ akhiran=null; kdasar=input; Gambar 5 Proses pencarian akhiran pada class Akhiran1. Tahap kedua dari proses stemming manual adalah proses pencarian awalan. Pencarian awalan dilakukan oleh class Awalan dengan terlebih dahulu memotong beberapa huruf terdepan dari suatu input kata. Class Awalan mula-mula akan memotong dua huruf terdepan dari suatu input. Hasil pemotongan tersebut adalah berupa awalan dan kata dasar. Proses selanjutnya adalah pengecekan terhadap kedua hasil pemotongan tersebut. Proses ini akan mengecek apakah awalan dan kata dasar yang dihasilkan dari proses pemotongan kata sesuai

7 10 dengan aturan pembentukan awalan pada kata benda. Jika hasil pemotongan tersebut termasuk dalam salah satu aturan, sistem akan mengembalikan kedua nilai hasil pemotongan tersebut sebagai output. Sebaliknya, jika hasil pemotongan tersebut tidak cocok dengan aturan-aturan yang ada, sistem akan melakukan pemotongan terus menerus dengan batas tertentu hingga diperoleh awalan dan kata dasar yang paling sesuai dengan aturan pembentukan awalan. Class Awalan akan mengembalikan nilai null untuk awalan dan kata dasar menjadi tetap seperti sebelum awalan dipotong jika tidak ada satupun aturan yang sesuai dengan hasil pemotongan kata. Aturan pembentukan awalan terdiri atas dua parameter, yaitu awalan dan kata dasar. Contoh kata yang memiliki awalan adalah kata penduga yang merupakan hasil pemotongan akhiran -an dari kata pendugaan. Kata tersebut merupakan kata yang memiliki awalan pen- dan huruf pertama dari kata dasar duga adalah d. Kedua nilai tersebut termasuk dalam salah satu aturan pembentukan awalan pada kata benda. Oleh karena itu, class Awalan akan mengembalikan nilai pen dan duga sebagai awalan dan kata dasar dari kata penduga. Gambar 6 menggambarkan contoh aturan pembentukan awalan pada kata benda public class Awalan { 34 public Awalan(String input) { 64 if(("pen".equals(aw)) && kd1.matches("[cdjtz]+")){ 65 awalan=aw; 66 kdasar=kd; 68 if(("pem".equals(aw) )&& kd1.matches("[bfvp]+")){ 69 awalan=aw; 70 kdasar=kd; Gambar 6 Contoh aturan pembentukan awalan pada class Awalan. Tahap ketiga dari proses stemming manual adalah proses pencarian kata dasar di dalam KBBI yang disesuaikan. Kata yang telah melalui proses penentuan akhiran dan awalan selanjutnya akan masuk ke tahap ini untuk menentukan kata dasar dari kata tersebut. Proses ini dilakukan oleh class Stemm. Kata dasar yang diperoleh dari proses kedua, yaitu proses pencarian awalan, akan dicari keberadaannya di dalam tabel entry oleh class CekKBBI. Kata dasar yang ditemukan di dalam tabel entry kemudian akan dikembalikan sebagai output kata dasar beserta awalan dan akhiran yang diperoleh dari proses sebelumnya. Kata dasar yang tidak terdapat di dalam tabel entry akan dikembalikan nilai input awalnya seperti pada saat sebelum mengalami pemotongan akhiran. Contoh kata dari proses sebelumnya yaitu pendugaan. Hasil pemotongan akhiran adalah awalan untuk kata tersebut adalah akhiran -an, awalan pen, dan kata dasar duga. Kata dasar duga yang diperoleh dari proses pencarian awalan selanjutnya akan dicek keberadaannya di dalam tabel entry. Hasil pencarian menunjukkan bahwa kata duga terdapat di dalam tabel entry sehingga sistem menentukan kata duga sebagai kata dasar dari kata pendugaan. Sebagian kata benda mengalami proses peluruhan. Kata benda yang meluruh masuk ke proses stemming meluruh setelah melalui tahap ketiga, yaitu proses pencarian kata dasar. Proses stemming meluruh diawali dengan proses pencarian akhiran, kemudian pencarian awalan, dan proses terakhir adalah pencarian kata dasar. Proses pencarian akhiran untuk kata benda yang meluruh sama seperti proses pencarian untuk kata benda yang tidak meluruh. Sistem akan mengecek apakah input mengandung akhiran -an atau tidak, kemudian sistem akan mengecek keberadaan kata dasar hasil pemotongan akhiran ke dalam tabel entry. Contoh kata benda yang meluruh dan tidak terdapat di dalam tabel entry adalah pemecahan. Kata pemecahan pertama kali akan masuk ke class Akhiran1 untuk dilakukan proses pencarian akhiran yang sesuai. Proses tersebut menunjukkan bahwa kata pemecahan memiliki akhiran -an sehingga kata tersebut dipotong menjadi pemecah, lalu sistem akan menyimpan akhiran -an dari hasil pemotongan tersebut. Kata pemecah selanjutnya akan masuk ke proses pencarian awalan yang sesuai. Proses pencarian awalan untuk kata benda yang meluruh dilakukan oleh class Luluh. Tahap awal pada proses ini adalah pemotongan input kata yang dimulai dari depan. Pertama, class Luluh akan memotong satu huruf dari depan. Huruf hasil pemotongan akan disimpan oleh class Luluh sebagai awalan, sementara sisa huruf hasil pemotongan akan disimpan sebagai kata dasar. Proses kedua adalah pemotongan huruf pertama dan kedua dari kata dasar. Huruf yang telah dipotong kemudian masing-masing disimpan pada sebuah variabel. Huruf kedua disimpan pada variabel kd1 dan huruf ketiga disimpan pada variabel kd2. Proses ketiga

8 11 adalah pengecekan terhadap isi variabel kd1 dan kd2, apakah masing-masing variabel tersebut adalah huruf vokal (a, i, u, e, o) atau bukan. Hasil pengecekan huruf vokal terhadap masingmasing variabel tersebut adalah berupa nilai boolean. Variabel yang berisi huruf vokal akan diberi nilai true, sementara variabel yang berisi selain huruf vokal akan diberi nilai false. Proses keempat adalah penentuan awalan dan kata dasar yang paling sesuai berdasarkan aturan pembentukan awalan. Hasil pemotongan yang berupa awalan, kata dasar, serta nilai boolean hasil dari pengecekan nilai variabel kd1 dan kd2 kemudian akan dijadikan sebagai parameter penentu nilai awalan dan akhiran yang akan diambil. Keempat proses tersebut dilakukan sebanyak lima iterasi hingga diperoleh awalan dan kata dasar yang paling sesuai dengan salah satu aturan pembentukan awalan untuk kata yang meluruh. Misalnya, jika nilai aw adalah pem dan variabel a bernilai true, nilai aw dianggap sebagai awalan dan nilai kd dianggap sebagai kata dasar dengan ditambahkan huruf t pada awal kata. Gambar 7 mengilustrasikan contoh aturan pembentukan awalan dan kata dasar untuk kata yang meluruh public class Luluh { public void Luluh(){ if(("men".equals(aw) "pen".equals(aw)) && a){ awalan=aw; KDasar = "t"+kd; else if (("mem".equals(aw) "pem".equals(aw)) && a){ awalan = aw; KDasar = "p"+kd; Gambar 7 Contoh aturan pembentukan awalan dan kata dasar pada class Luluh. Kata pemecah yang telah lolos dari tahap pencarian akhiran selanjutnya akan masuk ke proses pencarian awalan. Tahap pertama adalah pemotongan huruf pertama dari kata pemecah, yaitu p. Huruf p kemudian disimpan di dalam variabel aw sebagai awalan, sementara huruf-huruf sisanya, yaitu emecah disimpan di dalam variabel kd sebagai kata dasar. Tahap kedua adalah pemotongan huruf pertama dan kedua dari kata dasar emecah. Huruf pertama dari kata dasar emecah adalah e, sementara huruf keduanya adalah m. Kedua huruf ini masing-masing disimpan didalam variabel kd1 dan kd2. Tahap ketiga adalah pengecekan huruf vokal terhadap variabel kd1 dan kd2. Dilihat dari isi kedua variabel tersebut, kd1 berisi huruf vokal e sehingga diberi nilai true, sedangkan kd2 berisi huruf konsonan m sehingga diberi nilai false. Kedua nilai boolean tersebut masingmasing disimpan di dalam variabel a dan b. Proses keempat adalah penentuan kata dasar dan awalan. Berdasarkan nilai pada masingmasing variabel aw, kd, a, dan b, dapat disimpulkan bahwa tidak ada nilai parameter yang sesuai dengan aturan pembentukan awalan. Class Luluh kemudian akan menambah iterasi hingga diperoleh nilai yang sesuai pada iterasi ke-4. Nilai-nilai variabel yang diperoleh pada iterasi ke-4 yaitu aw= pem, kd= ecah, kd1= e, kd2= c, a=true, dan b=false. Nilainilai tersebut sesuai dengan aturan kedua yang mensyaratkan nilai aw= pem dan a=true sehingga diperoleh awalan pem dan kata dasar pecah. Urutan proses stemming manual dapat dilihat pada Lampiran 6. Penentuan Pola Word Graph Kata Benda Kata yang telah berhasil melalui tahap stemming, baik stemming KBBI maupun stemming manual, selanjutnya akan masuk ke proses pengecekan pola word graph kata benda. Proses pengecekan pola dilakukan oleh class PolaBenda dengan mencocokkan antara output dari proses stemming dengan data pada tabel polabenda dalam database kamus. Output yang dihasilkan dari proses stemming di antaranya adalah kata, kata dasar, jenis input, jenis kata dasar, awalan, akhiran, dan quality. Empat dari tujuh output yang dihasilkan melalui proses stemming akan digunakan sebagai parameter untuk menentukan pola yang sesuai. Penentuan pola dilakukan dengan menggunakan kueri seperti pada Gambar 8. SELECT `Pola` FROM `polabenda` WHERE `Awalan` LIKE '" + awalan + "' and `KategoriKD` LIKE '"+jnskd+"' and `Akhiran` like '"+akhiran+"' and `Qty` like '"+qty+"' Gambar 8 Kueri penentuan pola word graph kata benda. Beberapa pola pembentukan word graph kata benda dipecah menjadi beberapa bagian karena memiliki makna yang berbeda walaupun strukturnya sama. Misalnya, pola pe-kata Kerja (KK) dipecah menjadi tiga bagian, yaitu pe-kk 1, pe-kk 2, dan pe-kk 3. Ketiga pola tersebut memiliki imbuhan dan jenis kata dasar yang sama persis, yaitu awalan pe dengan jenis kata dasarnya adalah kata kerja, namun ketiga pola tersebut memiliki arti yang berbeda. Pola pe- KK 1 memiliki makna orang yang KK,

9 12 sementara pola pe-kk 2 memiliki makna orang yang KK, sesuatu yang KK, atau alat KK. Hal berbeda juga terjadi pada pola pe-kk 3 yang memiliki makna orang atau sesuatu yang di-kk atau dijadikan KK. Perbedaan makna tersebut menyebabkan bentuk word graph yang dihasilkan untuk masing-masing pola berbeda. Pola lain yang dipecah adalah pola pe-kb. Pola pe-kb dibedakan menjadi pola pe-kb 1 dan pola pe-kb 2. Begitu juga dengan pola pe-ks, pola pe-kk-an, dan pola pe-ks-an yang masing-masing dibedakan menjadi dua bentuk pola. Parameter Qty merupakan parameter pembeda yang menentukan bentuk word graph bagi suatu kata yang memiliki struktur sama, namun maknanya berbeda. Parameter Qty diberi nilai satu sampai tiga, disesuaikan dengan jumlah perbedaan makna untuk setiap pola pembentukan. Misalnya, pola pe-ks yang dibagi menjadi pola pe-ks 1 dan pola pe-ks 2. Nilai Qty yang diberikan adalah 1 untuk pola pe-ks 1 dan 2 untuk pola pe-ks 2. Nilai yang sama juga diberikan kepada pola lainnya. Contoh proses penentuan pola word graph kata benda untuk kata yang memiliki struktur sama, namun maknanya berbeda terdapat pada kata benda penyayang dan penyejuk. Kata penyayang dan penyejuk memiliki imbuhan dan jenis kata dasar yang sama, yaitu peny dan kata sifat (a). Berdasarkan KBBI, kedua kata ini memiliki makna yang berbeda. Kata penyayang bermakna orang yang memiliki sifat belas kasih, sedangkan kata penyejuk bermakna alat untuk menyejukkan. Berdasarkan perbedaan tersebut, kata penyayang masuk ke Pola pe-ks 1 yang bermakna orang yang memiliki sifat KS dengan nilai Qty adalah 1, sedangkan kata penyejuk masuk ke Pola pe-ks 2 karena sesuai dengan maknanya yaitu orang atau sesuatu yang me-ks dengan nilai Qty adalah 2. Pembangkitan Pola Word Graph Kata Benda Tahap ini merupakan visualisasi pola word graph yang telah ditentukan. Output dari proses penentuan pola word graph kata benda adalah nama pola word graph kata benda. Nama pola tersebut kemudian akan diperiksa keberadaannya oleh class PolaKataBenda. Nama pola adalah berupa nilai satu hingga 19, sesuai dengan jumlah pola word graph kata benda yang diimplementasikan. Jika nama pola tersebut terdapat di dalam class PolaKataBenda, sistem akan menampilkan bentuk word graph-nya. Jika tidak ada, sistem akan memunculkan pesan peringatan. Misalnya, output yang dihasilkan dari tahap penentuan pola word graph untuk kata pertanian adalah 15. Hal ini bermakna bahwa kata pertanian termasuk ke dalam pola 15. Sistem kemudian memeriksa keberadaan pola 15 ada di dalam class PolaKataBenda. Karena pola tersebut ada, sistem lalu memanggil class KataBenda15 yang berisi aturan-aturan untuk menggambarkan pola pe-kb-an 1 dan memvisualisasikan bentuk word graph-nya. Bentuk kode program untuk class PolaKataBenda dan KataBenda15 dapat dilihat pada Gambar 9 dan Gambar public class PolaKataBenda { public String kata; KataBenda19 KB19; public PolaKataBenda(String kata){ if(pola==1){ KB1 = new KataBenda1(50,50, kata); public void drawpola(graphics2d gd){ if(pola==1){ KB1.drawKataBenda1(gd); else{ gd.drawstring("pola tidak ditemukan.", 10, 20); Gambar 9 Kode program pada class PolaKataBenda. public class KataBenda15 { Ali AK, AA; public KataBenda15(int x, int y, String kata){ AK = new Ali(x+60, y+30); public void drawkatabenda15 (Graphics2D gd){ AK.drawAliKanan(gd); FP.drawFrameFokus(gd); Gambar 10 Kode program pada class KataBenda15. Setiap bentuk pola word graph kata benda digambarkan dalam satu class sehingga terdapat 19 class pola pembentukan word graph kata benda pada penelitian ini, yaitu mulai dari class KataBenda1 sampai class Katabenda19.

10 13 Penggambaran pola word graph seperti pada Gambar 10. Penggambaran pola word graph ditentukan oleh variabel integer yang menyimpan nilai koordinat untuk setiap komponen word graph. Variabel ini yang akan menentukan letak penggambaran untuk setiap komponen tersebut pada sistem. Setiap komponen word graph yang telah ditentukan letak penggambarannya kemudian akan digambarkan dalam bentuk dua dimensi. Sistem akan menampilkan pesan peringatan ketika ia tidak dapat mengenali pola pembentukan word graph kata benda dari input yang diberikan pengguna. Hasil pembangkitan Pola 15 dari contoh input pertanian dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 12 Bentuk antarmuka menu bar. Gambar 13 Bentuk antarmuka panel kanvas. Gambar 11 Hasil pembangkitan Pola 15 dengan contoh input pertanian Implementasi Antarmuka Antarmuka perangkat lunak KG_EDITOR terdiri atas dua bagian, yaitu menu bar dan panel kanvas. Menu bar memiliki dua pilihan menu item, yaitu menu File dan Modul. Menu File hanya memiliki satu sub menu, yaitu Exit yang digunakan untuk keluar dari perangkat lunak KG_EDITOR. Menu Modul memiliki lima pilihan sub menu, yaitu Kata Keterangan, Kata Benda, dan Kata Kerja. Bagian panel kanvas digunakan sebagai media untuk memvisualisasikan bentuk word graph kata benda. Tampilan awal kanvas pada saat perangkat lunak pertama kali dijalankan adalah berupa kanvas kosong berwarna putih. Bentuk antarmuka untuk menu bar dan panel kanvas dapat dilihat pada Gambar 12, sedangkan contoh antarmuka panel kanvas yang dapat menampilkan sebuah bentuk word graph dapat dilihat pada Gambar 13. Input dialog box merupakan antarmuka yang muncul ketika pengguna memilih salah satu sub menu pada menu Kamus. Input dialog box digunakan sebagai media untuk memasukkan input kata. Gambaran mengenai input dialog box diilustrasikan pada Gambar 14. Gambar 14 Bentuk tampilan input dialog box untuk kata benda. KG_EDITOR juga menyediakan fasilitas shortcut sebagai pilihan lain bagi pengguna yang ingin mengaktifkan salah satu sub menu pada menu Kamus. Shortcut yang digunakan untuk modul word graph kata benda pada KG_EDITOR adalah dengan menekan tombol CTRL+B pada keyboard. KG_EDITOR untuk kata benda akan memberikan suatu peringatan untuk memberitahu pengguna jika terjadi kesalahan pada input kata atau tidak ditemukannya pola yang sesuai bagi input kata. Peringatanperingatan tersebut ditampilkan dalam bentuk dialog box Lingkungan Implementasi Modul word graph kata benda dibangun dengan bahasa pemrograman Java. Lingkungan implementasi perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk pembuatan modul kamus word graph kata benda adalah sebagai berikut:

11 14 a Lingkungan perangkat keras Processor AMD Turion(tm) X2 Dual- Core Mobile RM GHz RAM 2 GB HDD 250 GB Monitor Keyboard dan mouse b Lingkungan perangkat lunak Windows 7 Professional sebagai sistem operasi Netbeans 6.8 sebagai IDE (Integrated Development Environment) XAMPP sebagai server control panel Java 6.0 sebagai bahasa pemrograman 1.3 Customer Test Drives Mock-up Tahap ini merupakan tahap evaluasi sistem. Tahap ini dilakukan melalui proses pengujian menggunakan metode black box. Pengguna menguji sistem dengan memasukkan berbagai kemungkinan input untuk mengetahui apakah sistem memberikan output yang sesuai tanpa memerhatikan proses yang terjadi di dalamnya. Hasil pengujian menunjukkan kesesuaian antara hasil yang seharusnya dengan hasil yang didapat melalui proses pengujian. Hasil tersebut kemudian dievaluasi oleh pengembang. Setiap kekurangan sistem yang ditemukan dalam tahap ini selanjutnya diperbaiki hingga kebutuhan pengguna dapat dipenuhi. Pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan 173 kata benda uji yang terdiri atas 4-10 kata uji untuk setiap bentuk pola word graph kata benda. Hasil pengujian menunjukkan terdapat 9 kata benda uji yang tidak dapat ditemukan bentuk word graph-nya. Beberapa kata tersebut di antaranya adalah pemecahan, pendugaan, penjaring, penyemangat, pengharum, binaan, aliran, kritikan, dan pendamaian. Hal ini terjadi karena sistem modul word graph kata benda belum dapat menampilkan word graph dari sejumlah kata yang tidak terdapat di dalam KBBI dan merupakan kata yang termasuk dalam jenis pola yang memiliki nilai Qty. Hasil stemming manual selalu menghasilkan nilai null untuk Qty sehingga sistem tidak dapat menentukan jenis pola untuk kata tersebut. Misalnya, kata pemecahan yang tidak terdaftar di dalam KBBI. Kata pemecahan seharusnya termasuk dalam pola pe-kk-an 1 yang bermakna perbuatan atau hal memecahkan, namun karena nilai Qty yang dihasilkan dari proses stemming manual adalah null, sistem tidak dapat mengenali pola untuk kata pemecahan. Oleh karena itu, output yang dihasilkan adalah berupa pesan peringatan bahwa pola tidak ditemukan. Output dari pengujian terhadap kata pemecahan dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15 Output dari pengujian dengan input kata pemecahan. 2 Iterasi Kedua Iterasi kedua dilakukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan sistem yang terdapat pada iterasi pertama. Kekurangan yang diperbaiki dalam iterasi kedua ini yaitu dalam tahap penentuan pola word graph kata benda. 2.1 Listen to Customer Berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh dari iterasi pertama, pengguna menginginkan agar pengembang melakukan perbaikan terhadap kekurangan yang dihasilkan pada iterasi pertama. Pengguna menginginkan agar pengembang melakukan penentuan pola word graph untuk sejumlah kata yang melalui proses stemming manual. Penentuan pola ini berlaku untuk kata-kata yang memiliki struktur imbuhan dan jenis kata yang sama persis, namun memiliki makna yang berbeda. 2.2 Revise Mock-up Perbaikan terhadap sistem pada iterasi kedua dilakukan sesuai dengan permintaan pengguna pada tahap listen to customer. Tahap ini merupakan perbaikan terhadap proses penentuan pola word graph kata benda. Penentuan pola dilakukan dengan memberikan nilai default terhadap pola bagi sejumlah kata yang memiliki struktur imbuhan dan jenis kata yang sama, namun maknanya berbeda. Perbaikan ini dilakukan untuk mencegah tidak ditemukannya bentuk word graph suatu kata benda yang tidak terdaftar di dalam tabel entry. Nilai Qty untuk seluruh kata yang terdaftar di dalam tabel entry telah ditentukan sehingga sistem pasti akan menemukan bentuk word graph untuk kata-kata tersebut. Nilai Qty untuk kata-kata yang melalui tahap stemming manual belum ditentukan. Semua nilai Qty untuk kata-kata yang melalui tahap ini diberi nilai null. Contoh isi tabel polabenda sebelum diberikan nilai default terhadap pola dapat dilihat pada Tabel 6.

12 15 Tabel 6 Contoh isi tabel polabenda sebelum field Pola diberikan nilai default Awalan KategoriKD Akhiran Qty Pola pe a null 1 7 pe a null 2 8 Penentuan nilai default dilakukan terhadap tabel polabenda di dalam database Kamus. Penentuan tersebut dilakukan dengan melihat persentase jumlah kata pada tabel entry untuk masing-masing imbuhan. Nilai default ditentukan dengan terlebih dahulu melihat jumlah kata terbanyak untuk setiap imbuhan. Misalnya pada pola kata pe-ks, jumlah kata terbanyak di dalam tabel entry antara pola word graph pe-ks 1 dan pe-ks 2 adalah kata dengan pola pe-ks 1, maka sistem akan secara otomatis memasukkan setiap kata yang tidak terdaftar di dalam tabel entry ke dalam pola pe-ks 1 jika kata tersebut memiliki imbuhan pe dan jenis kata dasarnya adalah kata sifat. Penentuan nilai default terhadap pola word graph kata benda diberikan pada tabel polabenda yang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Contoh isi tabel polabenda setelah field Pola diberikan nilai default Awalan KategoriKD Akhiran Qty Pola pe a null 1 7 pe a null 2 8 pe a null null Customer Test Drives Mock-up Pengujian pada iterasi kedua dilakukan dengan memberikan input berupa kata benda yang tidak terdaftar di dalam tabel entry. Contoh input yang diberikan pengguna adalah pemecahan. Sistem tidak dapat menemukan bentuk word graph untuk kata pemecahan pada iterasi pertama karena belum diberikan nilai default terhadap pola pada tabel polabenda. Setelah dilakukan perbaikan, sistem sekarang sudah dapat menentukan bentuk word graph untuk kata pemecahan. Output yang dihasilkan oleh sistem jika contoh input yang diberikan adalah pemecahan dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16 Output yang dihasilkan dari input kata pemecahan. Perbaikan sistem dengan memberikan nilai default terhadap pola tidak sepenuhnya dapat menghasilkan word graph yang sesuai. Kesalahan terjadi pada proses penentuan pola word graph untuk kata benda penyemangat dan penjaring. Kata penyemangat tidak terdaftar di dalam tabel entry sehingga harus melalui proses stemming manual. Makna dari kata penyemangat seharusnya adalah orang atau sesuatu yang berhubungan dengan semangat sehingga seharusnya kata tersebut masuk ke Pola 6, yaitu pola pe-kb 2. Namun, sistem memasukkan kata penyemangat ke dalam Pola 5, yaitu pola pe-kb 1 yang bermakna orang yang berhubungan dengan KB. Kesalahan tersebut terjadi akibat pemberian nilai default terhadap pola pe-ks. Sistem secara otomatis akan memasukkan setiap kata dengan struktur pe-ks dan tidak terdaftar di dalam tabel entry ke dalam pola 5. Tingkat akurasi yang diperoleh dari 176 kata uji yang digunakan adalah sebesar 97,16%. Akurasi = 172 x 100% = 97,16% 176 Selain kesalahan penentuan pola pada kata penyemangat dan penjaring, sistem juga melakukan kesalahan pembangkitan pola pada kata pemerah dan pengemas. Kesalahan pembangkitan pola word graph kata benda terjadi karena kata dasar yang dihasilkan dari proses stemming lebih dari satu kata dasar. Jika hasil dari proses stemming menghasilkan lebih dari satu kata, kemungkinan kata dasar yang terpilih adalah yang pertama kali dikenali polanya walaupun pilihan tersebut belum tentu benar. Kata pemerah yang terdaftar di dalam tabel entry memiliki dua kata dasar, yaitu merah dan perah. Posisi kata merah di dalam tabel entry berada di atas kata perah. Oleh karena itu, sistem akan mengambil kata dasar merah sebagai kata dasar dari kata pemerah. Hal ini

HASIL DAN PEMBAHASAN. listen to customer. build/revise. mock-up. customer test-drives

HASIL DAN PEMBAHASAN. listen to customer. build/revise. mock-up. customer test-drives 4 dilakukan oleh Muslik (2009). Tahap selanjutnya yaitu pembuatan modul word graph kata kerja pada KG_EDITOR. Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam pembuatan modul kata kerja ini yaitu prototype.

Lebih terperinci

MODUL WORD GRAPH KATA BENDA PADA KG_EDITOR BERBASIS JAVA DESKTOP RANI DWIJAYANTI

MODUL WORD GRAPH KATA BENDA PADA KG_EDITOR BERBASIS JAVA DESKTOP RANI DWIJAYANTI MODUL WORD GRAPH KATA BENDA PADA KG_EDITOR BERBASIS JAVA DESKTOP RANI DWIJAYANTI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 MODUL WORD GRAPH

Lebih terperinci

Spesifikasi Pengembangan Validasi HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Sistem

Spesifikasi Pengembangan Validasi HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Sistem Spesifikasi Tahap spesifikasi ini mencakup proses perancangan dan pemrograman perangkat lunak secara keseluruhan. Tahap ini juga melibatkan perbaikan terhadap spesifikasi sebelumnya. Perancangan BogorDelftConStruct

Lebih terperinci

MODUL WORD GRAPH KATA KERJA PADA KG_EDITOR BERBASIS DESKTOP NI MADE FEBRYANTINI DWI ARINY

MODUL WORD GRAPH KATA KERJA PADA KG_EDITOR BERBASIS DESKTOP NI MADE FEBRYANTINI DWI ARINY i MODUL WORD GRAPH KATA KERJA PADA KG_EDITOR BERBASIS DESKTOP NI MADE FEBRYANTINI DWI ARINY DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Penelitian yang sudah pernah membuat sistem ini berhasil menciptakan pembangkitan pertanyaan non-factoid secara otomatis dengan menggunakan tiga jenis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. pembentukan pola word graph, pengujian pola word graph, analisis hasil pengujian.

HASIL DAN PEMBAHASAN. pembentukan pola word graph, pengujian pola word graph, analisis hasil pengujian. yang sesuai dengan pola tersebut. Di lain pihak, jika hasil dari stemming berupa pola kata dasar dan imbuhan yang tidak ada dalam pola kata kerja menurut Ahmad Muslik (2009) dan gagal dalam proses pengenalan,

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Penelitian

Bab 3 Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian Pada bab ini akan dibahas mengenai proses bisnis yang berlangsung pada Toko Istana Boneka dan metode perancangan yang digunakan dalam membuat sistem informasi perhitungan arus kas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah. Biasanya kerangka

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah. Biasanya kerangka BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Kerangka Konseptual Pengembangan Kerangka konseptual merupakan suatu bentuk kerangka berpikir yang dapat digunakan sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah. Biasanya kerangka

Lebih terperinci

Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem Pada bab ini akan dibahas mengenai metode perancangan yang digunakan dalam membuat perancangan sistem aplikasi pendeteksian kata beserta rancangan design interface yang

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. buat, dilakukan menggunakan bahasa pemograman java netbeans dengan basis

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. buat, dilakukan menggunakan bahasa pemograman java netbeans dengan basis BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Implementasi Implementasi adalah suatu kelanjutan dari perancangan sistem informasi peminjaman dan pengembalian mobil pada Rental Mobil Dua Saudara. Telah di

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS 29 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS Dengan menggunakan Visual Basic 6.0 aplikasi perangkat ajar pengelolaan dan perhitungan ekspresi matematika yang akan dibangun dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Tahapan selanjutnya dalam perancangan sistem adalah tahapan implementasi sistem. Dalam tahap implementasi sistem terdapat beberapa kegiatan yang lakukan, antara lain : pengujian

Lebih terperinci

KBD. pe-kk. orang. pe-kk. pe-kk. pe-kb ALI. pe-kb

KBD. pe-kk. orang. pe-kk. pe-kk. pe-kb ALI. pe-kb LAMPIRAN 19 Lampiran 1 word graph kata benda yang digunakan Pembentukan Kata Benda 1 KBD KBD Word Graph pe-kk CAU 2 pe-kk 1 orang KK pe-kk CAU 3 pe-kk 2 KK pe-kk CAU CAU 4 pe-kk 3 KK pe-kb SKO 5 pe-kb

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Tahap implementasi sistem adalah tahap pengubahan hasil analisis dan perancangan sistem ke dalam bahasa pemrograman sehingga menghasilkan aplikasi.

Lebih terperinci

Bab IV Perancangan. Aplikasi Visualisasi Dashoard

Bab IV Perancangan. Aplikasi Visualisasi Dashoard Bab IV Perancangan Perancangan merupakan salah satu tahap yang memiliki peranan penting pada pembangunan suatu aplikasi. Perancangan dilakukan berdasarkan hasil analisis dan penentuan kebutuhan. Pada perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah mengenai perancangan software. Software yang dimaksud adalah aplikasi database yang digunakan untuk menyimpan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi Sistem Pada implementasi sistem ini akan dijelaskan mengenai perangkat yang digunakan saat pembuatan aplikasi ini. Berikut merupakan spesifikasi perangkat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Implementasi merupakan kelanjutan dari kegiatan perancangan system dan dapat dipandang sebagi usaha untuk mewujudkan sistem yang dirancang. Langkah langkah

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Implementasi Sistem merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Dalam tahap implementasi sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil IV.1.1. Tampilan Hasil Form Login Form ini berfungsi sebagai tempat untuk melakukan login pada sistem. Pemakai sistem diwajibkan untuk memasukan username

Lebih terperinci

Tabel 3 Situs berita dan jumlah RSS yang diunduh Situs Berita

Tabel 3 Situs berita dan jumlah RSS yang diunduh Situs Berita 6 besar dibandingkan dengan istilah yang berada pada description. Lingkup Implemental Lingkungan implementasi yang akan digunakan adalah sebagai berikut: Perangkat Lunak : Sistem operasi Windows XP Professional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Dalam pembangunan sistem, penelitian menggunakan model Software Development Life Cycle). Model-model yang digunakan pada SDLC yaitu : a) Waterfall, b)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan analisis dan perancangan sistem dari aplikasi translator bahasa Indonesia Sunda, Sunda Indonesia berbasis mobile dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Tahapan selanjutnya dalam perancangan sistem adalah tahapan implementasi sistem. Dalam tahap implementasi sistem terdapat beberapa kegiatan yang lakukan, antara lain : pengujian

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN. Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN. Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu implementasi sistem tersebut dan juga evaluasi dari implementasi sistem untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN APLIKASI. Setelah melakukan analisis dan perancangan terhadap Aplikasii

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN APLIKASI. Setelah melakukan analisis dan perancangan terhadap Aplikasii BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN APLIKASI 4.1 Implementasi Setelah melakukan analisis dan perancangan terhadap Aplikasii, tahapan selanjutnya adalah implementasi dan pengujian aplikasi. Pada tahapan implementasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem ialah proses identifikasi mengenai hal-hal yang dibutuhkan dan harus ada pada sistem, agar sistem tersebut dapat berjalan sesuai

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap sistem yang baru. Tahapan implementasi sistem (sistem implementation) merupakan tahap meletakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dilanjutkan dengan pengujian terhadap aplikasi. Kebutuhan perangkat pendukung dalam sistem ini terdiri dari :

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dilanjutkan dengan pengujian terhadap aplikasi. Kebutuhan perangkat pendukung dalam sistem ini terdiri dari : BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Sistem Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi sistem berdasarkan analisis dan perancangan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dan dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Aplikasi Pada bab ini akan dibahas implementasi sistem rancang bangun Aplikasi pencarian pasal-pasal undang-undang hukum dengan metode String Matching hingga

Lebih terperinci

88 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Implementasi merupakan penerapan analisis dan perancangan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya. Implementasi system aplikasi m-checking untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware)

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa alat dan bahan sebagai penunjang keberhasilan penelitian. Alat dan bahan tersebut adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1. Implementasi Implementasi Sistem Informasi Persediaan Barang Jadi pada PT.Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung dilakukan menggunakan bahasa pemograman Java

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN 3.1 State of the Art Pada penelitian sebelumnya sudah ada yang menggunakan metode Stemming untuk preprocessing text dalam mengolah data pelatihan dan data uji untuk

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap Implementasi Sistem

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap Implementasi Sistem BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Setelah tahap penganalisaan dan perancangan, maka langkah selanjutnya dalam membangun sebuah sistem informasi adalah menguji apakah sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB IV TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM 4.1. Implementasi Sistem Implementasi merupakan tahap pengembangan analisa dan rancangan menjadi sebuah sistem untuk dilakukan kajian mengenai rangkaian sistem baik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Waktu penelitian dilaksanakan semester ganjil

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. utuh dan nyata ke dalam bagian-bagian atau komponen-komponen komputer yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. utuh dan nyata ke dalam bagian-bagian atau komponen-komponen komputer yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan kegiatan penguraian suatu sistem informasi yang utuh dan nyata ke dalam bagian-bagian atau komponen-komponen komputer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab Tinjauan Pustaka memuat uraian gambaran umum dan fungsi-fungsi pada perpustakaan, pengertian sistem informasi, dan kaitan antara perpustakaan dan sistem informasi. 2.1. Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Aplikasi Pada bab ini akan dilakukan impelementasi dan pengujian terhadap sistem. Implementasi merupakan penerapan dari proses sebelumnya, yakni proses

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Analisis merupakan suatu tahap untuk memperoleh kesimpulan persoalan

BAB III PEMBAHASAN. Analisis merupakan suatu tahap untuk memperoleh kesimpulan persoalan BAB III PEMBAHASAN 3.1 Analisis Analisis merupakan suatu tahap untuk memperoleh kesimpulan persoalan dan gambaran kebutuhan bagi pembuatan sistem yang diamati, dalam hal ini adalah sistem inventori barang.

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK PENGELOLAAN SURAT DI TATA USAHA PUSAT SUMBER DAYA MINERAL BATUBARA PANAS BUMI BANDUNG

PERANGKAT LUNAK PENGELOLAAN SURAT DI TATA USAHA PUSAT SUMBER DAYA MINERAL BATUBARA PANAS BUMI BANDUNG PERANGKAT LUNAK PENGELOLAAN SURAT DI TATA USAHA PUSAT SUMBER DAYA MINERAL BATUBARA PANAS BUMI BANDUNG Indra Purnama, M.T., MCAS, MOS 1, Stefani Kris Romanda 2 1 Program Studi Manajemen Informatika Politeknik

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bagian ini, penulis melakukan bagian implementasi dan pengujian dimana bagian ini mengacu pada analisa dan perancangan pada bagian sebelumnya. 4.1 Lingkungan Implementasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap aplikasi clustering yang telah dibangun. Tahapan ini dilakukan setelah analisis dan perancangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini. Pada dasarnya penelitian ini terpisah antara pengembangan MBROLA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini. Pada dasarnya penelitian ini terpisah antara pengembangan MBROLA BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini. Pada dasarnya penelitian ini terpisah antara pengembangan MBROLA dan sistem

Lebih terperinci

BAB 3. Metode dan Perancangan Sistem

BAB 3. Metode dan Perancangan Sistem BAB 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Perancangan Sistem Metode yang dipakai untuk membuat sistem ini adalah prototype model. Prototype model memungkinkan adanya interaksi yang lebih baik antara

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Pengertian Implementasi Sistem Setelah sistem selesai dianalisis dan dirancang secara rinci dan teknologi telah diseleksi dan dipilih, saatnya sistem untuk diimplementasikan.

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap Aplikasi Power Control. Tahapan ini dilakukan setelah analisa dan perancangan selesai dilakukan dan akan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. kata yang diuji

HASIL DAN PEMBAHASAN. kata yang diuji 8 Kata yang telah melalui proses stemming akan disimpan output-nya, yang berupa imbuhan (awalan dan akhiran), ke dalam array StorageFix{n} dengan indeks n sebagai penunjuk kata ke-n. Penentuan Pola Hasil

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Implementasi Perangkat Keras Perangkat keras yang minimal diperlukan untuk membangun suatu sistem informasi perhitungan harga pokok produk ini sesuai dengan rekomendasi yang

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Implementasi perancangan pada sistem informasi perparkiran

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Implementasi perancangan pada sistem informasi perparkiran 61 BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Implementasi Implementasi perancangan pada sistem informasi perparkiran dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0, dengan basis data

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Implementasi merupakan penerapan dari proses analisis dan perangcangan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya. Pada tahapan ini terdapat dua aspek

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dan pengujian merupakan langkah yang dilakukan setelah melakukan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dan pengujian merupakan langkah yang dilakukan setelah melakukan 75 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Berdasarkan perancangan software pada bab sebelumnya, maka dihasilkan sebuah aplikasi fingerscan untuk keamanan ruang kelas. Implementasi dan pengujian merupakan langkah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Pada implementasi sistem ini akan dijelaskan mengenai perangkat yang digunakan saat pembuatan aplikasi ini. Berikut merupakan spesifikasi perangkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pengolahan Proyek Konstruksi Jalan Pada PT. Medan Smart Jaya Dengan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Sistem BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisa dan perancangan selesai dilakukan. Pada sub bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 54 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Setelah melakukan analisis dan perancangan terhadap aplikasi yang akan dibangun, tahapan selanjutnya adalah implementasi dan pengujian. Untuk mengimplementasikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Masih banyaknya sebagian dari siswa yang tidak lulus tiap tahunnya dikarenakan sebagian dari siswa masih belum paham dalam mengerjakan soalsoal

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI. komponen sistem yang diimplementasikan dan mengetahui kelemahan dari

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI. komponen sistem yang diimplementasikan dan mengetahui kelemahan dari BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI 5.1. Pengujian Pengujian merupakan bagian yang terpenting dalam siklus pembangunan perangkat lunak. Pengujian dilakukan untuk untuk memeriksa kekompakan antara komponen

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1 Metode dan Analisis Kebutuhan Sistem Metode yang digunakan untuk perancangan sistem ini adalah metode prototype Perancangan sistem dengan menggunakan metode prototype memiliki

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan implementasi dari Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian kinerja yang sudah dibangun 5.1 Lingkungan Implementasi Lingkungan implementasi meliputi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem

BAB III PEMBAHASAN. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem BAB III PEMBAHASAN 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Menjalankan Sistem Aplikasi Tracking Kartu Halo perlu memperhatikan lingkungan operasional dan pengembangan yang meliputi perangkat keras (hardware) yang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini mengulas tentang proses implementasi perangkat lunak, dari hasil perancangan yang dibuat sebelumnya. Selain itu juga terdapat hasil-hasil pengujian kebenaran dari

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. aplikasi. Proses implementasi basis data dilakukan dengan menggunakan DDL dari

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. aplikasi. Proses implementasi basis data dilakukan dengan menggunakan DDL dari BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Implementasi Implementasi adalah proses realisasi fisikal dari rancangan basis data dan aplikasi. Proses implementasi basis data dilakukan dengan menggunakan DDL dari

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. mempersiapkan kebutuhan system (baik hardware maupun software), persiapan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. mempersiapkan kebutuhan system (baik hardware maupun software), persiapan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Di dalam tahap implementasi ini terdapat 3 sub tahap, yaitu mempersiapkan kebutuhan system (baik hardware maupun software), persiapan instalasi aplikasi,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 2 Perangkat keras: Prosesor AMD Athlon II 245 2,9 GHz; Memori 2046 MB; HDD 160 GB. Client:

HASIL DAN PEMBAHASAN. 2 Perangkat keras: Prosesor AMD Athlon II 245 2,9 GHz; Memori 2046 MB; HDD 160 GB. Client: 9 batasan, dan tujuan sistem. Pada tahap ini, spesifikasi sistem telah ditetapkan. Perancangan Sistem dan Perangkat Lunak Pada tahap ini, akan dirancang suatu representasi sistem yang akan dibuat. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahanpermasalahan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahanpermasalahan BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahanpermasalahan yang ada pada sistem. Analisis ini diperlukan sebagai dasar bagi tahapan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Tahapan analisis dan perancangan ini bertujuan menganalisa kebutuhan pengembangan aplikasi media pembelajaran enkripsi dengan algoritma Triple DES.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Aplikasi Pada tahap implementasi dan pengujian aplikasi akan dilakukan serangkaian analisis dan perancangan aplikasi selesai dilakukan. Pada sub bab

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM IV.1. Implementasi Sistem Tahap implementasi sistem merupakan tahap untuk mengaplikasikan apa yang telah dirancang pada tahap perancangan sistem berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Langkah selanjutnya dalam membangun aplikasi kearsipan ini adalah mengimplementasikan diagram-diagram UML serta hasil rancangan antarmuka pengguna yang sudah dibuat sebelumnya

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Kebutuhan Perangkat Lunak Sistem Pendukung Keputusan Pendukung Penempatan Jabatan dibutuhkan perangkat lunak Visual Studio 2010 dengan menggunakan bahasa pemrograman C# untuk

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dijabarkan mengenai implementasi dan pengujian perangkat lunak berdasarkan hasil analisis dan perancangan di bab III. 4.1 Implementasi Bagian implementasi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dioperasikan. Dalam pembuatan website SMK GANTRA Yayasan Pendidikan

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dioperasikan. Dalam pembuatan website SMK GANTRA Yayasan Pendidikan BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi merupakan tahap dimana suatu sistem siap untuk dioperasikan. Dalam pembuatan website SMK GANTRA Yayasan Pendidikan Gandi Putra.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Sistem baru yang telah dibangun sesuai dengan perancangan, kemudian akan diimplementasikan untuk mengetahui apakah sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan tujuannya

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1. Implementasi Tahap implementasi pada sebuah sistem informasi merupakan tahap dimana sistem yang telah dirancang pada tahap sebelumnya diterapkan, berupa perangkat

Lebih terperinci

3 BAB III PEMBAHASAN

3 BAB III PEMBAHASAN 3 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Analysis System Analisis merupakan suatu tahapan pemahaman terhadap sistem atau aplikasi yang sedang berjalan maupun yang akan dibuat. Tahapan analisis bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Aplikasi Implementasi merupakan suatu penerapan perancangan aplikasi yang dapat dimengerti oleh mesin dengan spesifikasi perangkat lunak (software) dan

Lebih terperinci

Lingkungan Pengembangan

Lingkungan Pengembangan 8 ireport yang telah dibenamkan pada program NetBeans. Struktur laporan ini terdiri atas judul laporan, isi laporan, dan tanggal pelaporan. Laporan ini ditampilkan oleh JasperReviewer, salah satu menu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Dalam bab ini akan dijelaskan dan ditampilkan bagaimana hasil dari rancangan program. Dimana didalam program ini terdapat tampilan login, tampilan menu utama, tampilan

Lebih terperinci

1 H a n d o u t T u g a s A k h i r J u r u s a n M a n a j e m e n I n f o r m a t i k a

1 H a n d o u t T u g a s A k h i r J u r u s a n M a n a j e m e n I n f o r m a t i k a Kode Outline : Web Programming Bentuk Outline Tugas Akhir Web Programming Lembar Judul Tugas Akhir Lembar Pernyataan Keaslian Tugas akhir Lembar Pernyataan Publikasi Karya Ilmiah Lembar Persetujuan dan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI..Net 2005 dan menggunalan SQL Server 2005 sebagai database.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI..Net 2005 dan menggunalan SQL Server 2005 sebagai database. BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Impementasi Sistem Tahap implementasi program merupakan suatu tahap penerapan dari analisa dan perancangan sistem yang telah dibuat sebelumnya. Aplikasi uang dibangun,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Setelah tahap analisa dan perancangan selesai, maka untuk selanjutnya adalah melakukan pengimplementasian dari analisis dan rancangan yang ada dan selanjutnya melakukan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Sumber Daya Yang Dibutuhkan Dalam mengimplementasikan suatu aplikasi yang dibangun untuk PT.Dwi Sukses Mulia, maka diperlukan beberapa kebutuhan yang harus dipersiapkan. Kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi sistem Setelah sistem dianalisis dan didesain secara rinci, kemudian dilakukan tahap implementasi. Implementas sistem merupakan tahap meletakkan sistem

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Program Agar aplikasi enkripsi dan dekripsi ini dapat berjalan dengan baik dan bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan, spesifikasi perangkat keras

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Setelah melakukan analisis dan perancangan terhadap aplikasi permainan Koneksi-4 yang akan dikembangkan, tahapan selanjutnya adalah implementasi dan pengujian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai

Lebih terperinci

Software Requirements Specification

Software Requirements Specification Software Requirements Specification untuk Aplikasi Desktop Untuk Logistik Alat Tulis Kantor Berbasis RMI Java (Client - Server Middleware). Versi 1.10 Oleh : Made Andhika 23510307 I Putu Agus Eka Pratama

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Komunikasi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Seiring dengan berkembangnya teknologi, bentuk dan media berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Langkah selanjutnya setelah melakukan analisa dan perancangan adalah pengkodean (implementasi) dan pengujian, implementasi merupakan perancangan aplikasi yang dapat dimengerti

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. saat ini sedang berjalan. Kelebihan dan kekurangan sistem tersebut dapat

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. saat ini sedang berjalan. Kelebihan dan kekurangan sistem tersebut dapat BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem memberikan gambaran tentang sistem yang diamati yang saat ini sedang berjalan. Kelebihan dan kekurangan sistem tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Pada implementasi sistem ini akan dijelaskan implementasi dari aplikasi sistem yang dari ruang implementasi, pengkodean dan interface dari aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 32 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas tentang analisis sistem melalui pendekatan secara terstruktur dan perancangan yang akan dibangun dengan tujuan menghasilkan model atau representasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem penjualan dan stok barang. Dengan menganalisis prosedur sistem yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem penjualan dan stok barang. Dengan menganalisis prosedur sistem yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai tahap yang bertujuan untuk memahami sistem, mengetahui kekurangan sistem dan menentukan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari perancangan sistem informasi service car pada Toyota Auto 2000 Medan Berbasis Client Server yang dibangun.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada bagian ini penulis akan menganalisis kebutuhan-kebutuhan dalam membuat aplikasi ini, karena dengan melakukan analisis akan membuat lebih terarah dan jelas alur aplikasinya.

Lebih terperinci