PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA DENI ROMADONI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA DENI ROMADONI"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA DENI ROMADONI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

2 PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA DENI ROMADONI Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Departemen Ilmu Komputer DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

3 ABSTRACT DENI ROMADONI. The Development of Word Graph Formation System For Indonesian Text. Under the direction of SRI NURDIATI. Knowledge graph is a new method which is used to describe and model natural language or human language. A word is a basic unit of natural language processing. Word graph is a graph which has connected structure of words. Ontology between word and in word graph is represented by a node, 8 binary relationships, 4 frame relationships, and a focus. In this research, a system to construct a word graph from Indonesian text is developed. The software was initially developed by Mark van Koningsveld, which is called DelftCoStruct. On the previous version, knowledge graph method is not fully implemented. The first step in this research is analyzing the outline description and the requirement system. There are three principal requirements: formation and modification of word graph, analyzing text in word graph, and saving the dictionary capabilities. The second step in this research is designing specification system. The third step is developing and implementing the system designed. And the last step is validating system, to ensuring that all the requirements is fully implemented on this system. Keywords : natural language processing, knowledge graph, word graph,, ontology, frame

4 Judul Nama NRP : Pengembangan Sistem Pembentukan Word Graph Untuk Teks Berbahasa Indonesia : Deni Romadoni : G Menyetujui: Pembimbing Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc NIP Mengetahui: Dekan Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Dr. drh. Hasim, DEA NIP Tanggal Lulus:

5 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas nikmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Tulisan ini merupakan hasil penelitian penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tulisan akhir ini, antara lain kepada orang tua penulis, Ayahanda Oyon Mulyana dan Ibunda Icih atas cinta kasih dan iringan doa yang tak ternilai. Terimakasih kepada kakak dan adikadik tersayang, Teh Henik, A Iyus, Arie, dan Anne atas bimbingan dan motivasi serta canda tawa yang diberikan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada Yth. Ibu Sri Nurdiati sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian berlangsung. Tidak lupa kepada semua dosen pengajar yang telah mendidik, membina, serta mengajar penulis selama menjadi civitas akademika Departemen Ilmu Komputer. Ucapan terima kasih juga diberikan kepada rekan-rekan ilkom42 IPB, atas bantuan, kerjasama, persahabatan, dan kehangatan persaudaraan serta kenangan indah kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, namun besar harapan penulis bahwa apa yang telah dikerjakan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Bogor, September 2009 Deni Romadoni

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kuningan Jawa Barat pada tanggal 1 Juni Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara dengan ayah bernama Oyon Mulyana dan ibu bernama Icih. Selama masa sekolah menengah, penulis aktif dalam organisasi dan kegiatan ekstrakurikuler, di antaranya Pramuka, Paskibra, dan Musyawarah Perwakilan Kelas (MPK). Pada tahun 2004 penulis menamatkan sekolah menengah di Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 2 Kuningan. Setahun kemudian penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), dan pada tahun kedua masuk dalam Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Penulis aktif dalam Organisasi Mahasiswa Daerah tahun dengan menjabat sebagai anggota tahun , sebagai staf Divisi Pengembangan Sumber Daya Anggota pada tahun , dan sebagai Sekretaris Umum pada tahun Penulis bergabung pula dengan Komunitas Networking tahun yang berada di bawah Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer IPB.

7 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... v PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 1 Ruang Lingkup Penelitian... 1 Manfaat Penelitian... 1 TINJAUAN PUSTAKA... 2 Graph... 2 Natural Language... 2 Teori KG... 2 Pengetian KG... 2 Concept... 2 Relationship... 2 Word Graph... 3 Aspek Ontologi... 3 METODE PENELITIAN... 5 Deskripsi Perangkat Lunak... 5 Spesifikasi... 6 Pengembangan... 6 Validasi... 6 HASIL DAN PEMBAHASAN... 6 Deskripsi Umum Sistem... 6 Deskripsi Batasan Sistem... 7 Deskripsi Proses Sistem... 7 Spesifikasi dan Perancangan Fungsional... 7 Spesifikasi dan Perancangan Struktur Data... 9 Implementasi Fungsional Implementasi Struktur Data Implementasi Antarmuka Validasi KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iv

8 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Contoh penggunaan relasi ALI Contoh penggunaan relasi CAU Contoh penggunaan relasi EQU Contoh penggunaan relasi SUB Contoh penggunaan relasi DIS Contoh penggunaan relasi ORD Contoh penggunaan relasi PAR Contoh penggunaan relasi SKO Contoh penggunaan frame FPAR Contoh penggunaan frame NEGPAR Contoh penggunaan frame POSPAR Contoh penggunaan frame NECPAR Contoh penggunaan ontologi F Metode pengembangan evolusioner Panel add relation Panel dictionary Panel relationship Contoh word graph yang dibentuk dalam workspace DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Antarmuka DelftConStruct Dekomposisi fungsional pada modul pembentukan dan modifikasi word graph Dekomposisi fungsional modul analisis word graph Dekomposisi fungsional pada modul pembentukan dan modifikasi kamus word graph Implementasi struktur data setiap variabel data Antarmuka BogorDelftConStruct Menu pada BogorDelftConStruct Antarmuka jendela dialog BogorDelftConStruct Prosedur pengujian sistem v

9 Latar Belakang PENDAHULUAN Berkembangnya teknologi komputer semakin menarik minat para insan ilmiah untuk berkreasi dan berkarya. Berbagai penelitian yang dilakukan telah melahirkan metode atau teknologi baru yang dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Satu impian yang masih dalam angan-angan adalah penggunaan bahasa alami (bahasa manusia) untuk melakukan komunikasi dengan komputer atau mesin. Bahasa yang digunakan untuk komunikasi antara manusia dan komputer selama ini adalah bahasa buatan. Bahasa buatan yaitu bahasa yang dibuat untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu pengguna dan tidak dapat digunakan secara global dalam semua lingkungan implementasi perangkat lunak komputer. Bahasa buatan membutuhkan perangkat lunak yang disebut compiler, yang dapat mengonversi bahasa buatan tersebut menjadi bahasa mesin. Akan tetapi banyak kendala dalam penggunaan bahasa buatan tersebut, dikarenakan perlu waktu dan usaha untuk mempelajari bahasa buatan, sehingga tidak setiap orang dapat menggunakannya. Oleh karena itu usaha untuk mewujudkan bahasa alami sebagai bahasa yang dikenali komputer terus dilakukan. Penelitian dalam bahasa alami melahirkan bidang ilmu Natural Language Processing (NLP). Tantangan terbesar dalam NLP adalah adanya ambiguitas dalam bahasa alami. Hal ini membuat komputer tidak dapat dengan pasti memberikan output yang diharapkan. Banyak variabel yang harus dipertimbangkan untuk memahami bahasa alami sehingga sulit diinterpretasikan untuk dijadikan bahasa komunikasi antara manusia dan komputer. Teks merupakan bahasa alami berupa tulisan. Ambiguitas di dalam teks pun banyak dijumpai, sehingga pemahaman terhadap teks tersebut dapat bersifat subjektif. Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah ambiguitas dalam teks salah satunya adalah dengan metode Knowledge Graph (KG). Metode KG merupakan satu jenis dari representasi NLP, yang mengarahkan pada cara baru dalam menjelaskan dan memodelkan NLP, dan juga sebagai langkah besar ke depan untuk pemahaman terhadap semantik (Zhang 2002). Dengan cara menganalisis teks diharapkan dapat dihasilkan sebuah pengetahuan baru. Berbagai penelitian KG yang dilakukan diharapkan mampu merancang suatu sistem yang dapat melakukan pembacaan terhadap sembarang dokumen yang diinginkan dan menginterpretasikan informasi yang didapat dalam bentuk graph. Penelitian yang akan dilakukan merupakan sebagian dari proses untuk mewujudkan harapan tersebut. Penelitian yang akan dilakukan adalah mengembangkan perangkat lunak yang telah dibangun oleh Mark van Koningsveld pada tahun Perangkat lunak tersebut bernama DelftConStruct. DelftConStruct adalah tools yang menganalisis teks bahasa Inggris dan menampilkan visualisasi dalam bentuk graph dengan menggunakan metode KG. DelftConStruct dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman MATLAB. DelftConStruct yang telah dibuat oleh Mark van Koningsveld mengimplementasikan sistem yang dapat menganalisis suatu kata dan membentuk suatu graph antara satu kata dengan kata lainnya (word graph). Namun pembentukan word graph tersebut belum sesuai dengan konsep KG. Sebagai contoh salah satu ketidaksesuaian konsep tersebut adalah tidak ada arah panah sebagai penunjuk relasi. Analisis yang dilakukan DelftConStruct ini terbatas hanya pada teks berbahasa Inggris. Sistem ini juga belum mendukung proses modifikasi edit dan hapus pada elemen graph (verteks atau edge). Sistem juga belum mendukung penyimpanan graph dan pembentukan graph baru. Keterbatasan sistem ini memberikan banyak peluang untuk melengkapi fitur pada perangkat lunak ini. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan perangkat lunak yang dapat menggunakan metode KG untuk membentuk word graph dari hasil analisis teks berbahasa Indonesia. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup untuk penelitian ini dibatasi pada pengembangan perangkat lunak DelftConStruct yang sesuai dengan konsep KG, dan bisa diimplementasikan untuk teks berbahasa Indonesia. Pengembangan DelftConStruct juga dilakukan dengan menambahkan fitur untuk modifikasi graph dan pembentukan kamus word graph. Sistem yang baru akan disebuat BogorDelftConStruct. Manfaat Penelitian Implementasi nyata dari manfaat jangka panjang penelitian ini yaitu terbentuknya suatu 1

10 sistem yang dapat membaca input (masukan) berupa teks dan menghasilkan output (keluaran) berupa ringkasan atau informasi lainnya dari teks tersebut (text summarization). Manfaat jangka pendek dari penelitian ini yaitu dapat memberikan pengetahuan tentang informasi yang diberikan oleh suatu kalimat, tanpa adanya kesalahan memaknai maksud dari kalimat yang disampaikan, dengan merepresentasikan teks tersebut ke dalam bentuk word graph. Graph TINJAUAN PUSTAKA Dalam sistem diskret, graph menggambarkan suatu alat dasar untuk mempelajari hubungan antar unsur. Graph dikatakan terhubung jika untuk sembarang pasangan verteks x dan y terdapat sebuah barisan hingga, yang disebut suatu lintasan atau rantai (Granadi & Khatiza 2006). Barisan tersebut memiliki verteks awal yang tidak sama dengan verteks akhir. Menurut Supriyo (2006), suatu graph berarah G=(V,E) terdiri atas suatu himpunan V yang anggotanya disebut verteks dan himpunan E yang anggotanya disebut edge, yang masingmasing berarah dari suatu verteks ke verteks yang lain. Suatu edge menyatakan suatu ruas jalan, sedangkan verteks menyatakan titik pertemuan beberapa ruas jalan seperti misalnya pertigaan atau perempatan. Natural Language Secara umum, natural language atau bahasa alami adalah metode dan sistem simbol yang paling banyak digunakan untuk mengekspresikan pikiran manusia dan pertukaran informasi. Terdapat sebuah pemisah antara bahasa formal atau bahasa buatan dan bahasa alami. Komunikasi antara komputer dan manusia hanya dimungkinkan ketika banyak penelitian yang bertujuan untuk menjembatani pemisah di antara keduanya (Zhang 2002). Secara alami, menggambarkan dan memodelkan bahasa alami adalah dasar untuk perkembangan dari proses menganalisis dan memaknai bahasa alami, dan menentukan arah proses penelitian dari bahasa alami. Ada dua faktor yang diperhatikan dalam menganalisis sebuah kalimat, yaitu sintaksis dan semantik. Perbedaan sintaksis dan semantik adalah sintaksis melakukan analisis berdasarkan bentuk dari sebuah kalimat, sedangkan semantik menganalisis bagaimana mengartikan suatu kalimat (Hulliyah 2007). Teori KG Pengetian KG Menurut Zhang (2002) teori KG adalah jenis sudut pandang baru, yang digunakan untuk menggambarkan bahasa manusia saat lebih memfokuskan pada aspek semantik daripada aspek sintaksis. KG mempunyai kemampuan lebih kuat untuk mengekspresikan dan menggambarkan lebih dalam semantic layers, untuk meminimumkan penggunaan relation set dan untuk menirukan pengertian dari jalan pikiran manusia. KG sebagai bagian dari metode baru yang merepresentasikan pengetahuan, tergolong pada kategori semantic network. Dalam prinsipnya, KG tersusun dari concept dan relationship (Zhang 2002). Concept terdiri atas, type, dan name. relationship terdiri atas binary relationship dan multivariate relationship. Concept Token adalah sebuah node dalam KG yang disimbolkan dengan persegi. Token mengekspresikan sesuatu dalam dunia nyata atau sebuah konsep dari dalam persepsi manusia (Zhang 2002). Token bersifat subjektif, karena merupakan konsep yang dipahami oleh bahasa manusia menurut persepsi masing-masing. Contoh sebuah menurut Rusiyamti (2008), misalkan seseorang menemukan kata apel, orang tersebut dapat menghubungkan hal ini dengan informasi bentuk, warna, rasa, dan sebagainya. Demikian juga orang lain akan menghubungkan dengan hal berbeda. Seseorang dalam mengamati sesuatu, pada kenyataannya akan dibandingkan dan dihubungkan dengan dunia nyata. Type adalah suatu konsep yang masih bersifat umum dan merupakan hasil dari kesepakatan yang dibuat sebelumnya (Rusiyamti 2008). Contoh type misalnya buah, binatang, dan sebagainya. Suatu konsep yang bersifat individual dikategorikan ke dalam sebuah name. Sebagai contoh fuji adalah sebuah name yaitu nama dari sebuah apel. Type dan name dibedakan oleh jenis relasi yang menghubungkannya dengan. Relationship Untuk menggambarkan dunia nyata, dibutuhkan hubungan yang membedakan antar. Sebuah relationship antara 2 concepts a dan b adalah sebuah graph yang di dalamnya terdapat kedua concepts a dan b tersebut. Dalam teori KG, sangat diperlukan prinsip penggunaan kumpulan relationship yang 2

11 sangat terbatas (Zhang 2002). Dengan demikian sangat diperlukan basic relationship atau disebut juga ontologi, untuk menghindari pertumbuhan relationship yang tidak terbatas dari semantic network. Menurut Zhang (2002), hubungan (relationship) yang dibentuk pada word graph tersebut direpresentasikan dengan sebuah node, 8 binary relationships, dan 4 frame relationships. Hoede dan Nurdiati (2008) menambahkan sebuah ontologi F, sebagai fokus. Word Graph Kata adalah unit dasar dari NLP untuk mengekspresikan pikiran-pikiran manusia dan pertukaran informasi. Setiap natural language telah disusun ke dalam sebuah jenis sistem simbol tradisional, yang masing-masing mempunyai jenis-jenis kata, dan struktur kata yang di dalamnya terdapat perbedaan komponen relationship dan relasi komponen-komponen tersebut memainkan peran sebagai sebuah kesatuan yang mempunyai suatu makna. Untuk dapat mengerti makna dari sebuah kalimat terlebih dahulu harus dimengerti makna dari setiap kata yang terdapat dalam kalimat tersebut dengan demikian dapat memperoleh makna dari keseluruhan kalimat. Word graph adalah graph dari sebuah kata atau frase kata. Pada akhirnya dengan menggabungkan word graph dapat diperoleh makna dari kesatuan teks. Aspek Ontologi Ontologi adalah keterangan untuk mengambarkan beberapa konsep dan relasirelasi di antaranya, dengan maksud untuk memberikan definisi yang cukup terhadap ideide yang dituangkan dengan komputer untuk merepresentasikan ide-ide tersebut dan logikanya (Hulliyah 2007). Berdasarkan ontologi yang dimilki inilah maka KG dapat membangun sebuah model yang dapat digunakan untuk memahami bahasa alami. Hal ini diperlukan agar arti dari suatu kalimat dapat diekspresikan. Arti dari kata harus terlebih dahulu diketahui untuk dapat mengartikan sebuah kalimat. Ontologi word graph sampai saat ini direpresentasikan dengan sebuah node, 8 binary relationships, sebuah ontologi F, dan 4 frame relationships. Berikut ini adalah gambaran dari 8 types relationship (Zhang 2002): 1. ALI (alikeness) Relasi ALI digunakan di antara type dan atau antara 2 yang memiliki unsurunsur yang sama. Contoh : binatang adalah type, maka dinyatakan seperti pada Gambar 1. Gambar 1 Contoh penggunaan relasi ALI. 2. CAU (causality) Relasi CAU mengekspresikan hubungan antara sebab dan akibat, atau sesuatu hal mempengaruhi sesuatu yang lain. Contoh : kucing makan nasi. Representasi word graph untuk kalimat tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Contoh penggunaan relasi CAU. 3. EQU (equality) Relasi ini digunakan di antara name dan atau antara 2 yang mengekspresikan keduanya adalah sama dan sederajat. Relasi EQU juga digunakan untuk menyatakan kata hubung seperti adalah dan merupakan. Contoh : Fuji adalah name dari apel. Gambar 3 adalah contoh dari penggunaan relasi EQU. Gambar 3 Contoh penggunaan relasi EQU. 4. SUB (subset) Bila terdapat 2 yang mengekspresikan dua rangkaian secara berurutan, dan 1 adalah bagian dari yang lainnya, maka di antara kedua tersebut terdapat relasi SUB. Contoh : pintu adalah bagian dari rumah. Gambar 4 merupakan representasi kalimat tersebut. Gambar 4 Contoh penggunaan relasi SUB. 5. DIS (dissparatness) Relasi DIS digunakan untuk mengekspresikan bahwa 2 tidak memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Contoh relasi DIS digunakan juga untuk menunjukkan kata berbeda, misalnya binatang berbeda 3

12 dengan pohon, dinyatakan seperti pada Gambar 5. Gambar 5 Contoh penggunaan relasi DIS. 6. ORD (ordering) Relasi ORD mengekspresikan bahwa 2 hal mempunyai urutan satu sama lain. Contoh penggunaan relasi ORD untuk menyatakan pagi sebelum sore, ditunjukkan oleh Gambar 6. Gambar 6 Contoh penggunaan relasi ORD. 7. PAR (attribute) Relasi PAR mengekspresikan bahwa sesuatu adalah sebuah atribut dari sesuatu yang lain. Contohnya untuk menyatakan frase buku baru, dinyatakan seperti pada Gambar NEGPAR : Negation of a situation NEGPAR mengekspresikan peniadaan atau pengingkaran terjadinya isi dari frame. Misalkan untuk menyatakan pengingkaran terhadap preposisi a, maka dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar tersebut menunjukkan bahwa tidak benar adik bahagia. Gambar 10 Contoh penggunaan frame NEGPAR. 3. POSPAR : Possibility of a situation POSPAR mengekspresikan kemungkinan terjadi dari isi frame. Misalkan untuk menyatakan kemungkinan terjadinya peristiwa pada preposisi a, digunakan sebuah frame relationship POSPAR, seperti ditunjukkan oleh Gambar 11. Gambar tersebut berarti menyatakan mungkin saja adik bahagia. Gambar 7 Contoh penggunaan relasi PAR. 8. SKO (informational dependency) Relasi SKO digunakan, jika suatu informasinya bergantung pada yang lainnya. Contohnya digunakan untuk menyatakan harga bergantung kualitas, dapat dinyatakan seperti pada Gambar 8. Gambar 8 Contoh penggunaan relasi SKO. Sebuah frame adalah sebuah node yang diberikan label (Zhang 2002). Adapun untuk 4 frame relationships dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. FPAR : Focusing on a situation FPAR mengekspresikan bahwa sekumpulan subgraph dari graph adalah bagian dari seluruh graph yang telah dibentuk. Misalkan a adalah preposisi yang menyatakan adik bahagia, maka bisa direpresentasikan dengan frame FPAR seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 9. Gambar 11 Contoh penggunaan frame POSPAR. 4. NECPAR : Necessity of a situation NECPAR mengekspresikan perlu, butuh atau keharusan terjadi dari isi frame. Misalkan kalimat seharusnya adik bahagia direpresentasikan oleh frame NECPAR terhadap preposisi a, maka dapat dinyatakan seperti pada Gambar 12. Gambar 12 Contoh penggunaan frame NECPAR. Ontologi F digunakan untuk menunjukkan fokus dari suatu graph. Penggunaan ontologi ini, misalnya untuk menyatakan word graph gempa merusak bangunan, dapat dinyatakan pada Gambar 13. Gambar tersebut menunjukkan bahwa gempa menjadi fokus dari graph tersebut. Gambar 9 Contoh penggunaan frame FPAR. 4

13 Gambar 13 Contoh penggunaan ontologi F. METODE PENELITIAN Penelitian ini diawali dengan mengkaji lebih dalam tentang konsep dan cara mengimplementasikan KG dalam teks berbahasa Indonesia. Beberapa literatur yang digunakan dalam mengkaji penggunaan konsep KG dalam teks berbahasa Indonesia di antaranya tesis Rusiyamti (2008) yang berjudul Analisis Teks Berbahasa Indonesia Menggunakan Teori Knowledge Graph, dan tesis Khodijah Hulliyah (2007) dengan judul Rekayasa Memahami Teks Menggunakan Metode Knowledge Graph. Hasil pengkajian ini kemudian digunakan untuk membangun sistem untuk teks berbahasa Indonesia sesuai dengan konsep KG. Metode yang dilakukan dalam tahap pengembangan BogorDelftConStruct adalah metode pengembangan Evolusioner dengan jenis eksploratory. Menurut Sommerville (2001), pengembangan evolusioner berdasarkan pada ide untuk mengembangkan implementasi awal, memperlihatkannya pada pengguna untuk dikomentari, dan memperbaikinya versi demi versi sampai sistem memenuhi persyaratan. Pengembangan dimulai dengan bagian-bagian sistem yang dipahami. Sistem berubah dengan adanya tambahan fitur-fitur baru sesuai dengan usulan pengguna. Kegiatan spesifiksi, pengembangan dan validasi dilakukan pada saat yang bersamaan dengan umpan balik yang cepat untuk masing-masing kegiatan. Gambar 14 menunjukkan kegiatan-kegiatan pada pengembangan evolusioner. Versi awal dan menengah pada gambar merupakan prototype untuk perangkat lunak yang dikembangkan sebelum versi akhir atau dengan kata lain sebelum seluruh persyaratan dipenuhi. Deskripsi Perangkat Lunak Pendeskripsian perangkat lunak dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap kebutuhan, batasan dan tujuan perangkat lunak. Analisis dilakukan terhadap DelftConStruct dengan melihat fungsi apa saja yang sudah relevan maupun yang harus diperbaiki kembali. Analisis dilanjutkan dengan mendefinisikan apa saja yang dibutuhkan dan seharusnya ada pada BogorDelftConStruct. Analisis kebutuhan sistem dilakukan yaitu dengan melihat fungsi dari BogorDelftConStruct sendiri sebagai tools yang menggunakan konsep KG untuk menganalisis teks dalam bentuk word graph. Hal utama yang dibutuhkan adalah kemampuan sistem untuk membuat dan memodifikasi graph sesuai konsep KG dan melakukan analisis teks. Konsep penting dari graph sendiri adalah terdapatnya verteks dan edge. Verteks merepresentasikan sebagai sebuah, sedangkan edge sendiri merepresentasikan relasi antar- atau teks dari word graph. Pada DelftConStruct setiap direpresentasikan memiliki nama unik, dan belum bisa digunakan sebagai representasi banyak kata. Penambahan relasi antar- bisa dilakukan, namun relasi antara dengan teks belum bisa dilakukan. Proses edit dan hapus pada dan teks pun belum bisa dilakukan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa DelftConStruct belum memenuhi konsep KG. Pada pengembangan BogorDelftConStruct kali ini, dilakukan penambahan fungsi untuk proses memodifikasi graph, yaitu proses tambah, edit, dan hapus terhadap, kata maupun relasi pada word graph. Token yang dibentuk dapat merepresentasikan relasi terhadap banyak kata. Kebutuhan sistem dalam melakukan analisis teks pada word graph merupakan fungsi dari sistem ini. DelftConStruct menganalisis teks yang berbahasa Inggris. Pada BogorDelftConStruct yang dikembangkan ini, analisis teks dilakukan terhadap teks berbahasa Indonesia, dengan menggunakan konsep KG. Kebutuhan lainnya dari BogorDelftConStruct yaitu mampu untuk menyimpan setiap word graph yang telah dibentuk, sehingga dapat terbentuk sebuah kamus word graph dari kumpulan word graph yang telah disimpan tersebut. Proses modifikasi kamus word graph pun didefinisikan sebagai kebutuhan dari BogorDelftConStruct. Gambar 14 Metode pengembangan evolusioner. 5

14 Spesifikasi Tahap spesifikasi ini mencakup proses perancangan dan pemrograman perangkat lunak secara keseluruhan. Tahap ini juga melibatkan perbaikan terhadap spesifikasi sebelumnya. Perancangan BogorDelftConStruct berdasarkan pendefinisian kebutuhan sistem adalah sebagai berikut: 1. Perancangan Fungsional Perancangan fungsional pada BogorDelftConStruct meliputi tiga modul utama yang merupakan penambahan maupun perbaikan dari DelftConStruct, yaitu: a. Pembentukan dan modifikasi word graph. Graph dibentuk berdasarkan konsep KG yaitu terdiri atas dan kata yang saling terhubung oleh sebuah relasi. Proses tambah, edit, dan hapus dapat dilakukan terhadap, kata, maupun relasi, baik binary relationship, ontologi F maupun frame relationship. b. Analisis graph. Analisis word graph merupakan fungsi utama dari BogorDelftConStruct. Analisis yang dikembangkan yaitu analisis terhadap teks berbahasa Indonesia. Analisis dilakukan dengan membaca tiap kata yang terhubung pada graph. c. Pembentukan dan modifikasi kamus word graph. Word graph yang berhasil dibentuk seyogyanya dapat disimpan menjadi sebuah word graph dengan topik tertentu. Kumpulan dari word graph yang disimpan tersebut akan membentuk sebuah kamus graph. Proses modifikasi yaitu tambah, edit, dan hapus terhadap kamus graph menjadi satu kesatuan dalam modul ini. 2. Perancangan Struktur Data Aliran data yang ada pada BogorDelftConStruct merupakan data titik koordinat dari setiap atau kata, data tipe relasi antar-titik koordinat yang dihubungkan, serta data kata dari graph. 3. Perancangan Antarmuka Perancangan antarmuka BogorDelftConStruct yang dikembangkan tidak memiliki perbedaan signifikan dari antarmuka DelftConStruct. Antarmuka DelftConStruct dapat dilihat pada Lampiran 1. Perancangan antarmuka utama BogorDelftConStruct yang akan ditampilkan yaitu: axis sebagai media visualisasi graph, form tambah relasi, form pemilihan kamus graph, dan antarmuka yang menampilkan hasil analisis dari graph. Toolbar dan menubar disediakan pula untuk mempermudah pengguna menggunakan BogorDelftConStruct. Pengembangan Pada tahap ini, perancangan perangkat lunak diimplementasikan sebagai serangkaian program atau unit program. Perangkat lunak dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman MATLAB. Hal tersebut dikarenakan DelftConStruct juga dikembangkan dalam MATLAB. MATLAB juga dirasa cukup representatif digunakan untuk pengembangan algoritme dan visualisasi. BogorDelftConStruct dikembangkan dalam lingkungan implementasi perangkat keras dan perangkat lunak dengan spesifikasi sebagai berikut: Perangkat keras Intel Pentium M GHz Memori DDR 512 MB Harddisk 60 GB Monitor Keyboard dan mouse Perangkat lunak Windows XP SP2 Operating System MATLAB (R14) SP Validasi Validasi bertujuan untuk menunjukkan bahwa sistem sesuai dengan spesifikasinya dan memenuhi harapan pengguna. Validasi mencakup proses integrasi, uji dan pemeliharaan sistem. Pada tahap ini, unit program diintegrasikan dan diuji sebagai suatu sistem yang sudah utuh. Pengujian dilakukan untuk mendeteksi kesalahan dan memastikan bahwa seluruh persyaratan yang telah didefinisikan sudah dipenuhi. Pengujian yang dilakukan menggunakan metode black box. Pemeliharaan terhadap sistem mencakup koreksi dari berbagai error, penambahan fiturfitur sistem, perbaikan implementasi dan pengembangan, sementara itu spesifikasi baru yang dianggap relevan ditambahkan kembali. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Sistem BogorDelftConStruct merupakan perangkat lunak berbasis desktop yang dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemograman 6

15 MATLAB. BogorDelftConStruct adalah sebuah tools yang digunakan untuk pembentukan word graph dan melakukan analisis terhadap teks menggunakan metode KG. Pada awalnya, DelftConStruct dikembangkan untuk teks berbahasa Inggris. Pada penelitian kali ini BogorDelftConStruct diimplementasikan dalam teks berbahasa Indonesia. Pengguna BogorDelftConStruct adalah mereka yang memahami konsep KG. Hal tersebut dikarenakan BogorDelftConStruct merupakan sistem pembentukan word graph, sehingga pengguna hendaknya mempunyai pengetahuan untuk membentuk word graph sesuai konsep KG. Deskripsi Batasan Sistem BogorDelftConStruct dikembangkan dengan berbagai fitur tambahan yang mendukung terbentuknya word graph yang sesuai dengan konsep KG. Beberapa perintah mungkin saja tidak sesuai dengan konsep KG, sehingga sistem akan menolak proses untuk perintah tersebut. Berikut ini dijelaskan batasan-batasan sistem dan beberapa kondisi yang akan ditolak sistem: a. Sistem tidak membedakan huruf kapital atau bukan. b. Pembuatan relasi antar teks tidak dapat dilakukan pada BogorDelftConStruct. c. Pembentukan relasi ontologi F hanya diperkenankan untuk sebuah saja dalam sebuah word graph. d. Sistem akan menolak penyimpanan sebuah word graph menjadi kamus word graph, apabila masih terdapat sebuah atau lebih yang belum terhubung dalam graph. e. Sistem akan menolak penyimpanan sebuah word graph apabila ada minimal sebuah kata yang yang belum terhubung dengan minimal sebuah. Deskripsi Proses Sistem Keadaan default BogorDelftConStruct hasil pengembangan pada saat dibuka adalah sebuah lembar kerja (workspace) dengan sebuah telah tergambar dan siap untuk dibentuk menjadi sebuah word graph. Operasi modifikasi terhadap tersebut dapat dilakukan melalui form add relation yang tersedia, maupun dengan cara klik kanan mouse pada tersebut, maka menu untuk modifikasi dapat dipilih. Proses penambahan, hapus dan lain-lain dapat dilakukan dengan klik kanan, maupun melalui menubar. Operasi modifikasi terhadap teks maupun relasi dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Analisis teks dilakukan dengan membaca setiap kata yang terbentuk pada word graph, sehingga makna dari kalimat yang dimaksud dapat tersampaikan melalui word graph tersebut. Hasil analisis terhadap word graph dapat diketahui ketika salah satu diklik, maka keterangan makna relationship tersebut dengan yang lainnya dapat dilihat pada panel relationship yang berada di sebelah kiri jendela aplikasi. Pengguna dapat mengatur kedalaman level graph yang akan dianalisis pada panel tersebut. Hasil analisis terhadap word graph yang ditampilkan merupakan makna dari inward relationship dan outward relationship. Setelah word graph berhasil dibentuk, maka dapat disimpan dan ditambahkan ke dalam kamus word graph. File-file yang telah tersimpan dalam kamus dapat dilihat di panel dictionary. Dalam panel tersebut dapat dilakukan modifikasi langsung terhadap topiktopik pada kamus word graph. Modifikasi tersebut dapat pula dilakukan melalui menubar. Pada saat keluar dari sistem BogorDelftConStruct, maka sistem otomatis meyimpan hasil kerja terakhir, dan menampilkannya pada saat BogorDelftConStruct dijalankan kembali suatu waktu. Spesifikasi dan Perancangan Fungsional Tiga modul yang dibutuhkan sebagai sebuah perancangan fungsional sistem memiliki fungsifungsi sebagai berikut: 1. Modul pembentukan dan modifikasi word graph Berdasarkan konsep KG, word graph yang dibentuk mempunyai sebuah edge sebagai relasi yang menghubungkan antar-, dan juga menghubungkan antara dengan kata. Berikut ini adalah fungsi-fungsi yang digunakan untuk melakukan penambahan 8 binary relationships dan 4 frame relationships pada graph: a. Penambahan dan modifikasi relasi pada Menambahkan relasi antar-. Fungsi ini melakukan penambahan relasi dari suatu menuju yang lain, ataupun sebaliknya. Token asal maupun tujuan dapat berupa yang 7

16 telah tergambar, maupun sebuah baru yang belum tergambar. Menambahkan relasi antara dengan teks. Fungsi ini melakukan penambahan relasi pada suatu dari sebuah teks. Teks dan dapat merupakan atau teks yang telah ada sebelumnya, maupun atau teks yang baru. Menambahkan atau menghapus relasi fokus. Fungsi ini melakukan penambahan relasi ontologi F pada suatu sebagai fokus. Menambahkan frame relationship pada sebuah. Fungsi ini membuat sebuah frame baru pada sebuah yang dipilih dalam graph. Menggabungkan atau melepaskan terhadap frame. Fungsi ini menggabungkan sebuah yang dipilih untuk masuk pada sebuah frame yang telah ada, dan sistem dapat pula melepaskan tersebut dari frame. Hapus. Fungsi ini melakukan penghapusan sebuah yang diinginkan. b. Penambahan dan modifikasi relasi pada teks Menambahkan relasi antara teks dengan. Fungsi ini melakukan penambahan relasi dari sebuah kata menuju sebuah, baik kata atau tersebut telah ada pada graph, maupun kata atau yang baru. Mengganti (rename) teks. Fungsi ini melakukan penggantian suatu kata yang telah ada pada graph, dengan sebuah kata baru. Menghapus teks. Fungsi ini melakukan penghapusan kata yang telah ada pada graph. c. Penambahan dan modifikasi relasi pada frame Menambahkan relasi antar-frame. Fungsi ini melakukan penambahan relasi antar-frame yang telah terbentuk pada graph. Menambahkan relasi antara frame dengan. Fungsi ini melakukan penambahan antara frame dengan sebuah baik yang telah ada pada graph maupun baru. Relasi dapat menuju ke frame, maupun berasal dari frame. Menambahkan anggota baru terhadap frame. Fungsi ini menambahkan sebuah sebagai anggota suatu frame. Token yang dimaksud dapat merupakan yang telah ada, maupun baru. Mengeluarkan anggota yang ada pada frame. Fungsi ini mengeluarkan sebuah sebagai anggota dari sebuah frame. Mengubah ontologi frame. Fungsi ini melakukan perubahan terhadap ontologi frame relationship pada sebuah frame yang dipilih. Menghapus frame. Fungsi ini melakukan penghapusan terhadap frame yang ada pada graph, tetapi tidak menghapus yang menjadi anggotanya. Menambahkan, mengubah, dan menghapus label pada frame. Setiap frame mempunyai sebuah label yang menunjukkan suatu aktivitas atau peristiwa dari word graph dalam fame tersebut. Fungsi ini melakukan modifikasi yang mencakup tambah, edit, dan hapus pada label tersebut. Terdapat satu fungsi yang berlaku untuk semua relasi yang menghubungkan setiap elemen pada word graph, baik, teks, maupun frame yaitu fungsi untuk mengubah ontologi dari setiap relasi yang berhasil dibentuk pada word graph. 2. Modul analisis graph Analisis word graph dilakukan dengan membaca elemen-elemen pada word graph yang mempunyai relasi ontologi. Analisis word graph meliputi : a. Analisis suatu yang mempunyai relasi ontologi terhadap setiap kata pada tersebut. b. Analisis antar- yang mempunyai relasi ontologi tertentu. c. Analisis tehadap frame dengan relationship frame tertentu, yang mempunyai sejumlah anggota di dalamnya. 8

17 d. Analisis suatu label dengan relasi ontologi tertentu terhadap frame. e. Analisis antara frame dengan yang terhubung padanya. f. Analisis antar-frame yang mempunyai relasi ontologi tertentu. g. Kedalaman level graph yang dianalisis dapat ditentukan oleh pengguna melalui form input pada panel relationship. Hasil analisis graph memberikan makna dari word graph yang terbentuk. Hasil analisis tersebut ditampilkan dalam panel relationship yang berada di samping kiri. Selain itu dapat pula dilakukan double klik pada maupun pada frame yang dimaksud untuk ditampilkan hasil analisis pada jendela dialog. 3. Modul pembentukan dan modifikasi kamus word graph Modul pembentukan kamus word graph membutuhkan fungsi-fungsi pendukung sebagai berikut: a. Mengganti workspace. Fungsi ini menyediakan workspace baru, dengan menghapus graph yang sebelumnya terbentuk pada workspace BogorDelftConStruct. Sistem memberikan konfirmasi untuk memastikan bahwa pengguna memang ingin membuka workspace baru dan secara otomatis menghapus graph yang sebelumnya ada pada workspace. b. Menyimpan word graph. Fungsi ini menyimpan word graph yang telah dibentuk pada workspace. Bila word graph tersebut ternyata belum pernah disimpan sebelumnya, maka sistem meminta pengguna memasukkan nama file dari word graph tersebut. c. Menampilkan dan mengubah word graph pada kamus word graph. Fungsi ini menampilkan word graph dari suatu file yang terdapat dalam kamus word graph. Word graph yang ditampilkan telah otomatis siap untuk dilakukan proses edit. d. Mengubah nama file pada kamus word graph. Fungsi ini mengganti nama file dari suatu file dalam kamus word graph. e. Menyalin file pada kamus word graph. Fungsi ini melakukan duplikasi atau penggandaan terhadap file yang terdapat pada kamus word graph. f. Menghapus file pada kamus word graph. Fungsi ini menghapus suatu file dalam kamus word graph yang tersedia. Spesifikasi dan Perancangan Struktur Data Token, kata, frame, dan semua elemen pada graph yang terbentuk dalam sebuah word graph menyimpan titik-titik koordinat masing-masing elemen. Melalui koordinat tersebut, maka semua, kata, dan frame dapat dihubungkan dengan sebuah relasi yang menghubungkan antar-koordinat tersebut. Relasi yang digunakan pun meyimpan data sebuah id tipe ontologi untuk setiap koordinat yang dihubungkan. Graph dapat dianalisis dengan membaca tiap kata yang terhubung, sehingga data pada sistem ini juga berisi tentang kata yang terdapat pada word graph. Stuktur data pada BogorDelftConStruct yang dikembangkan ini dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Data mengenai Berikut ini merupakan perancangan tempat penyimpanan data mengenai : Penyimpanan data. Data mengenai, yaitu data koordinat persegi dan titik koordinat pusat persegi itu sendiri disimpan dalam suatu variabel. Penyimpanan data relasi ontologi antar. Suatu variabel digunakan untuk menyimpan relasi ontologi antar-. Penyimpanan data label relasi ontologi antar-. Suatu variabel menangani koordinat dari label ontologi tersebut digambarkan, dan id dari ontologi yang digunakan. Penyimpanan data garis relasi (edge). Suatu variabel digunakan untuk menyimpan data koordinat garis digambarkan. Garis tersebut menghubungkan antar- dengan relasi tertentu. Penyimpanan data tanda panah. Suatu variabel digunakan untuk menyimpan data koordinat tanda panah pada graph, sebagai simbol arah terhadap relasi antar-. Penyimpanan data fokus. Suatu variabel digunakan untuk menyimpan id yang merupakan sebuah fokus. 9

18 b. Data mengenai teks Berikut ini merupakan perancangan tempat penyimpanan data mengenai teks: Penyimpanan data teks. Data mengenai teks, yaitu data mengenai kata itu sendiri dan koordinat teks disimpan dalam suatu variabel. Penyimpanan data relasi ontologi antara teks dan. Suatu variabel digunakan untuk menyimpan id dari relasi ontologi antara suatu teks dengan. Penyimpanan data label relasi ontologi antar-. Label relasi ontologi yang digunakan untuk menghubungkan antara teks dan beserta koordinat label tersebut disimpan dalam sebuah variabel. Penyimpanan data garis relasi (edge). Koordinat garis yang menghubungkan antara teks dan disimpan dalam sebuah variabel. Penyimpanan data tanda panah. Suatu variabel digunakan untuk menyimpan data koordinat tanda panah pada graph, sebagai simbol arah relasi ontologi teks dan tersebut. c. Data frame Berikut ini merupakan perancangan tempat penyimpanan data mengenai frame : Penyimpanan data frame. Semua data mengenai frame, berupa koordinat, frame ontologi, label frame, maupun id yang termasuk pada relasi frame ini disimpan pada suatu variabel. Penyimpanan relasi ontologi binary relationship antar-frame. Suatu variabel berisi data mengenai id frame dan id relasi ontologi yang menghubungkan antar-frame. Penyimpanan ontologi binary relationship antara frame dengan. Semua data mengenai ontologi frame menuju ke sebuah maupun sebaliknya disimpan dalam variabel penyimpanan. Penyimpanan data garis relasi antarframe. Suatu variabel berisi data koordinat garis yang menghubungkan antar-frame disimpan. Penyimpanan label relasi ontologi antarframe. Suatu variabel berisi id label ontologi yang menghubungkan antar-frame dan koordinat label tersebut digambarkan dalam graph. Penyimpanan data tanda panah relasi ontologi antar-frame. Suatu variabel berisi id frame yang mempunyai relasi dengan frame yang lain. Variabel juga berisi koordinat arrow sebagai penanda arah relasi antarframe. Penyimpanan data garis relasi antara frame dengan. Suatu variabel berisi data koordinat garis yang menghubungkan antara frame dengan. Penyimpanan label relasi ontologi antara frame dengan. Suatu variabel berisi id label ontologi yang menghubungkan antara frame dengan dan koordinat label tersebut. Penyimpanan data tanda panah relasi ontologi antar-frame. Suatu variabel berisi id frame yang mempunyai relasi antara frame dengan, dan juga berisi koordinat arrow sebagai penanda arah relasi antara frame dengan tersebut. d. Data Relasi Ontologi Data mengenai semua hal menyangkut ontologi, baik itu tipe ontologi, maupun makna dari ontologi itu sendiri disimpan dalam dua buah file dan fungsi getontology dan getframeontology. Fungsi getontology menyimpan data 8 binary relationships, dan fungsi getframeontology menyimpan data 4 frame relationships. Fungsi-fungsi inilah yang kemudian dipakai sebagai penanda tipe ontologi pada tiap relasi, teks, dan frame. Analisis teks juga diambil dari makna tiap ontologi yang tersimpan dalam fungsifungsi ini. Semua variabel yang menyimpan data, data teks, data garis dan data panah disimpan dalam variabel bertipe struct. Variabel tersebut diberi nama session. Variabel session inilah yang setiap saat digunakan untuk menggambar word graph. Begitu pula pada saat penyimpanan word graph, variabel session inilah yang disimpan ke dalam sebuah file sebagai data dari word graph. Namun khusus pada saat 10

19 penyimpanan word graph, variabel yang menyimpan data garis dan panah dihapus, dan dibangkitkan kembali ketika word graph ditampilkan atau dilakukan proses edit. Implementasi Fungsional Implementasi fungsional BogorDelftConStruct adalah sebagai berikut: 1. Implementasi modul pembentukan dan modifikasi word graph Fungsi untuk pembentukan dan modifikasi graph disediakan pada toolbar, menubar dan pada panel add relation yang ada pada jendela aplikasi sebelah kiri. Panel add relation dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar toolbar dan menubar dapat dilihat pada Lampiran 7. Fungsi penambahan relasi antar- maupun relasi antara dengan teks dapat dilakukan dengan mengakses menu dari form add relation atau dengan melakukan klik kanan pada atau kata yang diinginkan. Bila fungsi penambahan relasi tersebut dilakukan dari form add relation, maka pengguna mengisi form popup menu, dengan memilih atau teks mana yang akan ditambahkan relasi, dan mana yang akan menjadi tujuan dari relasi tersebut, kemudian memilih tipe relasi ontologi yang akan ditambahkan. Setelah tombol add relation ditekan, maka akan muncul jendela dialog untuk memasukkan data dari penambahan relasi tersebut. Bila fungsi penambahan relasi diakses melalui klik kanan, maka pengguna dapat langsung memilih menu yang dimaksud, setelah itu memasukkan data pada jendela dialog yang muncul untuk penambahan relasi. Fungsi yang menangani penambahan semua kemungkinana relasi ontologi antara dan teks dilakukan oleh fungsi-fungsi pendukung seperti fungsi addrelationtoken dan addrelationteks. Pembuatan frame relationship dapat dilakukan melalui menubar maupun klik kanan pada. Fungsi yang digunakan adalah fungsi makeframeontology. Fungsi modifikasi word graph, baik proses edit maupun hapus dan fungsi-fungsi modifikasi lainnya dapat dilakukan dari menu klik kanan pada, kata, frame maupun relasi yang akan dimodifikasi. Fungsi modifikasi tersebut juga disediakan di dalam menubar. Setelah menu dari fungsi ini dipilih, maka akan muncul jendela dialog untuk memasukkan informasi tentang, teks, frame maupun relasi yang akan dimodifikasi tersebut. Dekomposisi fungsional modul penambahan dan modifikasi relasi dapat dilihat pada Lampiran Implementasi modul analisis word graph Dengan melakukan klik terhadap atau frame pada graph, maka sistem secara otomatis menganalisis atau frame yang dipilih, terhadap dan frame lainnya. Sistem akan melakukan analisis terhadap graph dengan membaca relasi ontologi tiap kata yang terhubung pada sebuah yang dipilih. Analisis terhadap tiap kata pada lainnya pun dilakukan, sehingga akan didapatkan makna untuk setiap pada word graph tersebut. Selanjutnya analisis relasi ontologi dilanjutkan terhadap yang terhubung langsung dengan yang dipilih tersebut, dan dinyatakan sebagai analisis level 1. Token lainnya yang tidak terhubung langsung dengan yang dipilih dinyatakan sebagai analisis pada level 2, level 3 dan seterusnya. Pengguna dapat menentukan kedalaman level graph yang akan dianalisis, kedalaman default pada sistem sebanyak 3 level. Dengan demikian akan didapatkan sebuah makna dari word graph tersebut atas analisis terhadap semua pada berbagai level. Hal yang sama pun dilakukan pada analisis sebuah frame. Pada saat dilakukan double klik sebuah frame, maka sistem akan melakukan analisis terhadap semua anggota yang terdapat dalam frame tersebut. Setelah mendapatkan hasil analisis dari semua maka sistem akan membaca ontologi frame relationship tersebut terhadap hasil analisis tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan membaca label pada frame (jika terdapat label pada frame tersebut). Hasil analisis dapat dilihat pada panel relationship. Gambar 17 menunjukkan form relationship. Dekomposisi fungsional Implementasi modul analisis word graph dapat dilihat pada Lampiran Implementasi modul pembentukan dan modifikasi kamus word graph Fungsi untuk pembentukan dan modifikasi kamus word graph disediakan pada toolbar, menubar dan pada panel dictionary yang ada pada jendela aplikasi sebelah kiri. Dengan penempatan posisi menu tersebut, harapannya dapat memudahkan pengguna mengakses dan menggunakannya. Gambar 16 menunjukkan gambar dari panel dictionary. Pada toolbar disediakan jalan pintas untuk menu pembuatan workspace baru (fungsi new 11

20 graph) dan menu untuk menyimpan graph menjadi kamus word graph. Pada saat pengguna menekan icon new graph maka muncul dialog konfirmasi untuk memastikan bahwa pengguna menginginkan workspace baru dan secara otomatis menghapus graph yang ada pada workspace pada saat itu. Pada panel dictionary yang dapat dilakukan terhadap kamus word graph yang terdapat disana adalah proses modifikasi, yaitu rename file, view and edit, copy, dan hapus file. Menumenu modifikasi pada panel tersebut dapat diakses setelah pengguna memilih (klik kiri) pada nama file di dalam kamus tersebut, kemudian melakukan klik kanan pada nama file yang telah dipilih tadi. Untuk beberapa fungsi yaitu rename dan hapus, jika menu ini diakses maka jendela dialog konfirmasi akan muncul untuk mengonfirmasi perintah yang diinginkan pengguna. Hal tersebut untuk memastikan bahwa pengguna akan melakukan modifikasi terhadap kamus word graph. Pada menubar, yaitu pada menu workspace dan menu dictionary, semua fungsi dari modul pembentukan dan modifikasi kamus word graph dapat diakses. Dekomposisi fungsional modul pembentukan dan modifikasi kamus word graph dapat dilihat pada Lampiran 4. Sebagai catatan, bahwa setelah melakukan salah satu fungsi dari modul ini kecuali fungsi view and edit graph, maka disarankan untuk mengakses menu restart system pada menubar workspace. Hal tersebut dimaksudkan untuk melihat hasil dari proses yang telah dikerjakan oleh modul ini. Implementasi Struktur Data Setiap proses yang dilakukan pada BogorDelftConStruct selalu berhubungan dengan data yang disimpan dalam variabel session bertipe struct. Hal tersebut dikarenakan penggambaran word graph dalam axis selalu menggunakan titik koordinat. Pergerakan suatu elemen word graph sekecil apapun selalu mengubah koordinat seluruh elemen pada word graph tersebut. Variabel yang bersifat dinamis ini menyebabkan dan teks dapat dengan bebas digerak-gerakkan atau ditarik ke sana kemari, dan relasi yang menghubungkannya bisa mengikuti pergerakan tersebut. Pada saat sistem melakukan penambahan atau modifikasi terhadap word graph yang ada pada workspace, maka koordinat dari elemen graph tersebut berubah. Namun ada perbedaan dengan pada saat graph digerak-gerakkan. Sebelum dilakukan modifikasi, sistem terlebih dahulu menghapus isi dari variabel yang menangani data garis dan panah. Kemudian setelah dilakukan modifikasi, maka data teks,, dan frame digunakan untuk menggambar dan membangkitkan ulang data garis dan panah yang menghubungkannya. Dengan demikian proses memperbaharui koordinat setiap elemen selalu dilakukan ketika ada proses menggambar graph (plot pada axis). Implementasi dari struktur data dalam setiap variabel data dapat dilihat pada Lampiran 5. Implementasi Antarmuka Ada beberapa perbedaan antarmuka BogorDelftConStruct dengan antarmuka DelftConStruct. Pada antarmuka BogorDelftConStruct, semua panel ditempatkan di sebelah kiri jendela aplikasi. Panel-panel yang disediakan yaitu, panel form add relation, panel dictionary, dan panel relationship. Gambar ketiga panel tersebut dapat dilihat pada Gambar 15, Gambar 16, dan Gambar 17. Ada penambahan panel dictionary, dan perbedaan form add relation dengan DelftConStruct. Form add relation DelftConStruct terdiri atas textfield dan popup menu, sedangkan form add relation BogorDelftConStruct semuanya merupakan popup menu. Antarmuka DelftConStruct dapat dilihat pada Lampiran 1, sedangkan antarmuka BogorDelftConStruct dapat dilihat pada Lampiran 6. Lampiran 7 adalah antarmuka menu BogorDelftConStruct, baik menu pada klik kanan, pada toolbar, maupun pada menubar. Gambar 15 Panel add relation. Gambar 16 Panel dictionary. 12

21 seharusnya dengan hasil pengujian. Prosedur pengujian dapat dilihat pada Lampiran 9. Kelebihan dari sistem ini yaitu dapat membentuk dan melakukan modifikasi word graph sesuai dengan konsep KG, dan dapat melakukan penyimpanan terhadap word graph yang telah dibentuk. Sistem ini belum dilengkapi dengan beberapa modul, sehingga menjadi suatu kekurangan sistem, yaitu modul untuk membuka dan menutup sebuah frame, modul pembangkitan word graph dari masukan berupa sebuah frase atau kalimat, dan modul untuk penggabungan word graph dari file yang ada pada kamus word graph. Gambar 17 Panel relationship. Workspace untuk membuat graph berada di sebagian besar jendela aplikasi BogorDeldtConStruct. Gambar 18 memperlihatkan contoh sebuah word graph yang berhasil dibentuk pada workspace. Gambar 18 Contoh word graph yang dibentuk dalam workspace. Beberapa gambar dari jendela dialog BogorDelftConStruct, baik yang berupa konfirmasi, informasi, peringatan, kesalahan, input dialog, maupun list dialog disertakan pada Lampiran 8. Validasi Pada proses validasi ini, dilakukan proses integrasi unit fungsi dan subfungsi yang telah dibuat ke dalam sistem BogorDelftConStruct, dengan mendefinisikan fungsi callback yang tepat untuk setiap menu dari fungsi-fungsi tersebut. Fungsi-fungsi tersebut merupakan fungsi yang sesuai dengan spesifikasi sistem itu sendiri. Pengujian yang dilakukan menggunakan metode black box. Hasil pengujian menunjukkan kesesuaian antara hasil yang Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN BogorDelftConStruct yang dikembangkan dalam penelitian ini merupakan aplikasi yang telah sesuai dengan konsep KG. Proses penambahan dan modifikasi pada setiap elemen word graph telah dapat dilakukan dan sesuai konsep KG. Analisis word graph terhadap teks berbahasa Indonesia yang dilakukan oleh sistem ini telah cukup relevan dengan makna teks yang dimaksud. Word graph yang telah dibentuk dapat disimpan, sehingga dapat terbentuk kumpulan word graph yang disebut kamus word graph. Saran Untuk pengembangan BogorDelftConStruct selanjutnya, ada beberapa saran yang dapat ditambahkan ke dalam sistem, di antaranya: 1. Melengkapi modul untuk membuka dan menutup sebuah frame. 2. Melengkapi modul pembangkitan word graph dari masukan teks berupa frase atau kalimat. 3. Melengkapi modul untuk penggabungan word graph dari file-file yang ada pada kamus graph. 4. Melengkapi sistem dengan modul analisis word graph yang lebih optimal dan menghasilkan analisis yang lebih sederhana, namun tepat sesuai dengan makna yang dimaksud oleh word graph. 5. Memperbaiki tipe data dalam penggunaan variabel menjadi tipe data yang lebih hemat dalam penggunaan memori. 6. Memberikan pilihan format penyimpanan file, tidak hanya dalam format.mat. 13

22 DAFTAR PUSTAKA Granadi A D, Khatiza E Masalah Variasional untuk Persamaan Beda dalam Graf Terboboti. Bogor: Departemen Matematika FMIPA IPB. Hoede C, Nurdiati S A Graph Theoritical Analysis of Certain Aspects of Bahasa Indonesia. Memorandum No. 1870, Departement of Applied Mathematics, University of Twente, Enschede, The Netherlands, ISSN Hulliyah K Rekayasa Memahami Teks Menggunakan Metode Knowledge Graph. [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Rusiyamti Analisis Teks Berbahasa Indonesia Mengunakan Teori Knowledge Graph. [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Sommerville I Software Engineering. 6th Ed. United Kingdom: Pearson Education. Supriyo P T Algoritma Rute Terpendek Berbasis Teori Graph. JMA, VOL. 5, No.1. Bogor: Departemen Matematika FMIPA IPB Zhang L Knowledge Graph Theory And Structural Parsing. [Disertasi]. ISBN Netherlands: Twente University. 14

23 LAMPIRAN

24 Lampiran 1 Antarmuka DelftConStruct a. Splash screen DelftConStruct b. Antarmuka halaman utama DelftConStruct 16

25 Lampiran 2 Dekomposisi fungsional pada modul pembentukan dan modifikasi word graph Deskripsi Fungsi (Nama Fungsi ) Menambahkan relasi antar- ( addrelationtoken ) Menambahkan relasi antara dengan teks (addrelationtext) Input Output Keterangan Id, tipe relasi ontologi Id, tipe relasi ontologi, sebuah kata Graph yang menghubungkan dengan relasi ontologi tertentu Graph yang menghubungkan dengan teks dan dihubungkan dengan relasi ontologi tertentu Kemungkinan penambahan relasi: 1. Exist menuju exist 2. Exist menuju baru 3. Token baru menuju exist 4. Token baru menuju baru Kemungkinan penambahan relasi: 1. Exist text menuju exist 2. Exist text menuju baru 3. Teks baru menuju exist 4. Teks baru menuju baru Menambahkan atau menghapus relasi fokus ( focustoken ) Id Pemberian warna pada sebagai penanda fokus - Menambahkan frame relationship pada sebuah (makeframeontology) Id, id frame Sebuah frame ontologi dengan anggota dengan id tertentu - Menggabungkan atau melepaskan terhadap frame (jointoken2frame) Id, id frame Token bergabung ke dalam frame - Hapus (deletetoken) Id Token dihapus dari graph Penghapusan otomatis juga menghapus semua relasi ontologi dari dan atau ke tersebut Mengganti teks (renametext) Id teks, kata baru Teks diganti dengan kata baru - Menghapus teks (deletetext) Id teks Teks dihapus dari graph Penghapusan teks secara otomatis juga menghapus relasi ontologi dari teks 17

26 Lampiran 2 Lanjutan Deskripsi Fungsi (Nama Fungsi ) Menambahkan relasi antar-frame (addframerelation) Menambahkan relasi antara frame dengan (addtokenontology) Mengubah ontologi frame (editframeontology) Menghapus frame (deleteframe) Menambahkan, mengubah, dan menghapus label pada frame (labelframe) Mengubah relasi ontologi setiap elemen word graph yang terhubung (editrelationtype) Input Output Keterangan Id frame, tipe relasi ontologi Id frame, id relasi ontologi Id frame, relasi ontologi baru Id frame Id frame, label frame Id setiap elemen yang akan diubah relasinya Frame digambarkan mempunyai relasi tertentu terhadap frame lain Frame dihubungkan dengan sebuah relasi ontologi terhadap sebuah frame lain Ontologi frame relationship berubah Frame terhapus dari graph Label frame berhasil dimodifikasi Relasi ontologi berhasil diubah Menu ini muncul ketika sudah terdapat minimal 2 pada graph Dengan menghapus frame secara otomatis menghapus semua relasi baik mapun teks terhadap frame tersebut, namun tidak menghapus yang dimaksud

27 Lampiran 3 Dekomposisi fungsional modul analisis word graph Deskripsi Fungsi (Nama Fungsi ) Analisis kata dengan ontologi tertentu terhadap (analyzetoken) Analisis antar- dengan ontologi tertentu (findinrelationship dan findoutrelationship) Analisis terhadap dalam suatu frame (analyzeframe) Analisis label ontologi terhadap frame (analyzelabelframe) Analisis frame dengan di luar anggota yang terhubung padanya (analyzetokenframe) Analisis antar-frame (analyzeframerelationship) Input Output Keterangan Id kata, kata, id Id, kata Id frame, id Id frame, label frame Hasil analisis ini bisa dilihat dengan cara dilakukan double klik pada, maupun pada panel relationship Hasil analisis ditampilkan pada panel relationship Hasil analisis dapat dilihat saat double klik maupun pada panel relationship Ditampilkan pada saat dilakukan double klik Id frame, id Hasil analisis ditampilkan - Id frame Hasil analisis ditampilkan pada saat dilakukan double klik

28 Lampiran 4 Dekomposisi fungsional pada modul pembentukan dan modifikasi kamus word graph Deskripsi Fungsi (Nama Fungsi ) Mengganti workspace ( newgraph ) Menyimpan word graph (savegraph dan saveasgraph ) Menampilkan dan mengubah word graph pada kamus word graph ( vieworeditgraph) Mengubah nama file pada kamus word graph ( renamedictionary) Menyalin file pada kamus word graph (copydictionary) Menghapus file pada kamus word graph (deletedictionary) Input Output Keterangan savegraph : Nama file word graph - Workspace baru saveasgraph: Variabel session bertipe struct File word graph dengan variabel session bertipe struct Nama file word graph baru File word graph File word graph Membangkitkan sebuah sebagai default sistem Masukkan nama file melalui jendela dialog Word graph - File word graph baru File word graph baru Masukan nama file baru melalui jendela dialog File word graph

29 Lampiran 5 Implementasi struktur data setiap variabel data Variabel Tipe Data yang ditangani Isi Keterangan Cell Data Ontology Line Label Arrow Double Double Double Double Data tipe relasi ontologi antar- Data garis relasi antar- Data label relasi antar- Data arah panah Focus Double Id Id Id, koordinat persegi, koordinat pusat Dua id yang dihubungkan, tipe relasi ontologi Kedua id yang dihubungkan, koordinat garis Kedua Id yang dihubungkan, koordinat label relasi Kedua id yang dihubungkan, koordinat arah panah Teks Cell Data teks Kata, koordinat kata textontology textline textlabel textarrow Double Double Double Double Data tipe relasi ontologi antara teks dengan Data tipe relasi ontologi antara teks dengan Data label relasi ontologi antara teks dengan Data arah panah relasi teks ke frame Cell Data koordinat frame frameontology frameline framelabel framearrow frameontology_from Double Double Double Double Double Data tipe relasi ontologi antar-frame Data garis pada relasi antar-frame Data label relasi antar-frame Data tanda panah pada relasi antarframe Data tipe relasi ontologi dari frame ke Id, id kata, tipe relasi ontologi Id, id teks, koordinat garis Id, id teks, koordinat label relasi Id, id teks, koordinat arah panah Id frame, ontologi frame relationship, label frame, relasi ontologi, koordinat frame, koordinat label Id frame dan id ontologi Id frame, koordinat garis antar-frame pada graph Id frame, koordinat label ontologi pada graph Id frame, koordinat tanda panah pada relasi antarframe Id frame dan id ontologi 21

30 Lampiran 5 Lanjutan Variabel Tipe Data yang ditangani Isi Keterangan frameline_from framelabel_from framearrow_from frameontology_to frameline_to framelabel_to framearrow_to Double Double Double Double Double Double Double Data garis pada relasi dari frame ke Data label relasi dari frame ke Data tanda panah pada relasi dari frame ke Data tipe relasi ontologi dari ke frame Data garis pada relasi dari ke frame Data label relasi dari ke frame Data tanda panah pada relasi dari ke frame Id frame, koordinat garis antara frame dengan pada graph Id frame, koordinat label ontologi pada graph Id frame, koordinat tanda panah pada relasi frame dengan Id frame dan id ontologi Id frame, koordinat garis antara frame dengan pada graph Id frame, koordinat label ontologi pada graph Id frame, koordinat tanda panah pada relasi frame dengan 22

31 Lampiran 6 Antarmuka BogorDelftConStruct 23

32 Lampiran 7 Menu pada BogorDelftConStruct a. Menubar dan toolbar BogorDelftConStruct b. Menu klik kanan pada c. Menu klik kanan pada kata d. Menu klik kanan pada relasi e. Menu klik kanan pada frame 24

33 Lampiran 7 Lanjutan f. Menu klik kanan pada kamus word graph 25

34 Lampiran 8 Antarmuka jendela dialog BogorDelftConStruct a. Dialog konfirmasi new graph b. Dialog input nama file yang akan disimpan c. Dialog peringatan bahwa tak ada input nama file yang akan disimpan d. Dialog list memilih file word graph dari kamus untuk dilakukan modifikasi 26

35 Lampiran 8 Lanjutan e. Dialog konfirmasi penghapusan suatu file pada kamus f. Dialog konfirmasi perubahan nama suatu file pada kamus g. Dialog list id yang telah terdaftar h. Dialog list kata yang telah terdaftar 27

36 Lampiran 8 Lanjutan i. Dialog list relasi ontologi j. Dialog input penggantian nama suatu kata k. Dialog konfirmasi penghapusan suatu l. Dialog konfirmasi penghapusan suatu relasi m. Dialog konfirmasi penghapusan suatu kata 28

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Berkembangnya teknologi komputer semakin menarik minat para insan ilmiah untuk berkreasi dan berkarya. Berbagai penelitian yang dilakukan telah melahirkan metode atau teknologi

Lebih terperinci

Spesifikasi Pengembangan Validasi HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Sistem

Spesifikasi Pengembangan Validasi HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Sistem Spesifikasi Tahap spesifikasi ini mencakup proses perancangan dan pemrograman perangkat lunak secara keseluruhan. Tahap ini juga melibatkan perbaikan terhadap spesifikasi sebelumnya. Perancangan BogorDelftConStruct

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA Sri Nurdiati, Deni Romadoni Department Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Kata Keterangan Batasan dan Ciri Kata Keterangan Kata Keterangan dari Segi Bentuknya

II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Kata Keterangan Batasan dan Ciri Kata Keterangan Kata Keterangan dari Segi Bentuknya II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diberikan beberapa penjelasan yang akan digunakan pada babbab selanjutnya. 2. 1 Kata Keterangan 2.1.1 Batasan dan Ciri Kata Keterangan Menurut tatarannya kata keterangan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN II TINJAUAN PUSTAKA I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cara termudah untuk mendapatkan informasi dari sebuah teks adalah dengan meringkasnya, karena membaca sebuah ringkasan tidak memerlukan waktu lama, dibandingkan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kata Benda Batasan dan Ciri Kata Benda yang + kata sifat Kata Benda Dasar

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kata Benda Batasan dan Ciri Kata Benda yang + kata sifat Kata Benda Dasar 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Ada dua masalah yang menjadi tinjauan dalam menganalisis pembentukan kata benda pada bahasa Indonesia menggunakan teori knowledge graph. Pertama, masalah aturan pembentukan kata benda

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN WORD GRAPH PREPOSISI BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH

PEMBENTUKAN WORD GRAPH PREPOSISI BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH PEMBENTUKAN W GRAPH PREPOSISI BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH Wulan Anggraeni Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Teknik, Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indraprasta

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

Lampiran 1 Antarmuka DelftConStruct. a. Splash screen DelftConStruct. b. Antarmuka halaman utama DelftConStruct

Lampiran 1 Antarmuka DelftConStruct. a. Splash screen DelftConStruct. b. Antarmuka halaman utama DelftConStruct LAMPIRAN Lampiran 1 Antarmuka DelftConStruct a. Splash screen DelftConStruct b. Antarmuka halaman utama DelftConStruct 16 Lampiran 2 Dekomposisi fungsional pada modul pembentukan dan modifikasi word Deskripsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diberikan beberapa penjelasan yang akan digunakan pada bab-bab selanjutnya. 1. Kelas Kata Semantik (Yunani : semanein = berarti, bermaksud; semanticos = makna) adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KALIMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs)

KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KALIMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs) SNGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 11 Nomor 1 Edisi Juni 2014 (16 25) KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs) Ayu Amanah, Sri

Lebih terperinci

PENAMBAHAN MODUL PEMBANGKITAN WORD GRAPH PREPOSISI PADA APLIKASI BOGOR_DELFT_CONSTRUCT ANDY JULIADI

PENAMBAHAN MODUL PEMBANGKITAN WORD GRAPH PREPOSISI PADA APLIKASI BOGOR_DELFT_CONSTRUCT ANDY JULIADI PENAMBAHAN MODUL PEMBANGKITAN WORD GRAPH PREPOSISI PADA APLIKASI BOGOR_DELFT_CONSTRUCT ANDY JULIADI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN KAMUS WORD GRAPH KATA BENDA PADA SISTEM APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT ARIFA DESFAMITA

PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN KAMUS WORD GRAPH KATA BENDA PADA SISTEM APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT ARIFA DESFAMITA PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN KAMUS WORD GRAPH KATA BENDA PADA SISTEM APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT ARIFA DESFAMITA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Aplikasi Implementasi merupakan suatu penerapan perancangan aplikasi yang dapat dimengerti oleh mesin dengan spesifikasi perangkat lunak (software) dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian, untuk memudahkan peneliti melakukan penelitan dibutuhkan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH FRASA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH ZIKRI SULISTIAWAN

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH FRASA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH ZIKRI SULISTIAWAN ANSIS PEMBENTUKAN W GRAPH FRASA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH ZIKRI SULISTIAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 54 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Program 4.1.1 Spesifikasi Kebutuhan Program Spesifikasi Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan untuk merancang sistem ini adalah : Processor

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Implementasi Ada beberapa spesifikasi yang dibutuhkan pengguna agar program aplikasi ini dapat berjalan, yaitu: 4.1.1. Kebutuhan Piranti Keras (Hardware)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda untuk orang yang berbeda. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk implementasi pada Oke Bakery ada spesifikasi-spesifikasi yang dibutuhkan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk implementasi pada Oke Bakery ada spesifikasi-spesifikasi yang dibutuhkan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Rencana Implementasi Untuk implementasi pada Oke Bakery ada spesifikasi-spesifikasi yang dibutuhkan sehingga program aplikasi dapat berjalan. Berikut adalah spesifikasinya.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI TEKS BERBAHASA INDONESIA KUNEDI

PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI TEKS BERBAHASA INDONESIA KUNEDI PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI TEKS BERBAHASA INDONESIA KUNEDI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Setelah tahap analisa dan perancangan selesai, maka untuk selanjutnya adalah melakukan pengimplementasian dari analisis dan rancangan yang ada dan selanjutnya melakukan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan pada bagian ini.

2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan pada bagian ini. 4 2 TINJAUAN PUSTAKA Beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan pada bagian ini. 2.1 Klausa Subordinatif 2.1.1 Klausa Satuan sintaksis dalam bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. perangkat kerasnya telah dipersiapkan, Kegiatan implementasi sistem ini meliputi

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. perangkat kerasnya telah dipersiapkan, Kegiatan implementasi sistem ini meliputi BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1. Implementasi Tahap implementasi dapat diterapkan jika sistem perangkat lunak dan perangkat kerasnya telah dipersiapkan, Kegiatan implementasi sistem ini meliputi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT ANSIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH ANSIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

MODUL WORD GRAPH KATA BENDA PADA KG_EDITOR BERBASIS JAVA DESKTOP RANI DWIJAYANTI

MODUL WORD GRAPH KATA BENDA PADA KG_EDITOR BERBASIS JAVA DESKTOP RANI DWIJAYANTI MODUL WORD GRAPH KATA BENDA PADA KG_EDITOR BERBASIS JAVA DESKTOP RANI DWIJAYANTI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 MODUL WORD GRAPH

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Informasi Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, bilangan-bilangan, uraian karakter yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Kebutuhan Program Untuk menjalankan aplikasi ini ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pengguna. Spesifikasi kebutuhan berikut ini merupakan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakkan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakkan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI BAB III ANALISIS DAN EVALUASI 3.1 Analisis Prosedur Yang Berjalan Prosedur yang berjalan pada proses pemindahbukuan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang saat ini adalah : 1. Wajib Pajak (WP) mengajukan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Pengujian merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Pengujian merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 5.1. Pengujian Pengujian merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan perangkat lunak. Pengujian dilakukan untuk menjamin kualitas dan juga mengetahui

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TESTING Perkiraan Kebutuhan Piranti Keras (Hardware) b. Memory DDR 512MB

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TESTING Perkiraan Kebutuhan Piranti Keras (Hardware) b. Memory DDR 512MB 115 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TESTING 4.1. Implementasi 4.1.1. Perkiraan Kebutuhan Piranti Keras (Hardware) Perkiraan piranti keras atau hardware yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi ini antara lain :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa inggris dari kata computer yang berarti menghitung. Dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Orasi ilmiah DR. Arry Akhmad Arman, Fakultas Teknologi Industri, ITB, 23 Agustus

BAB I PENDAHULUAN. Orasi ilmiah DR. Arry Akhmad Arman, Fakultas Teknologi Industri, ITB, 23 Agustus BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH llmu komputer memiliki dua komponen utama; pertama, model dan gagasan mendasar mengenai komputasi, kzdua, teknik rekayasa untuk perancangan sistem komputasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dilanjutkan dengan pengujian terhadap aplikasi. Kebutuhan perangkat pendukung dalam sistem ini terdiri dari :

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dilanjutkan dengan pengujian terhadap aplikasi. Kebutuhan perangkat pendukung dalam sistem ini terdiri dari : BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Sistem Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi sistem berdasarkan analisis dan perancangan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dan dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Implementasi Pada bab ini akan diuraikan cara dan langkah-langkah untuk mengimplementasikan rancangan perangkat lunak, kebutuhan perangkat lunak maupun perangkat keras yang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software Dalam pembuatan program aplikasi ini digunakan komputer dengan spesifikasi hardware sebagai berikut: 1) Processor : Pentium IV 2.80

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap aplikasi yang dibangun tahap ini dilakukan setelah algoritma perancangan selesai dilakukan dan selanjutnya

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Implementasi Pada bab ini akan diuraikan cara dan langkah-langkah untuk mengimplementasikan rancangan perangkat lunak, kebutuhan perangkat lunak maupun perangkat keras yang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum hardware yang digunakan untuk menjalankan program aplikasi dengan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN TESTING

BAB IV IMPLEMENTASI DAN TESTING BAB IV IMPLEMENTASI DAN TESTING 4.1. Implementasi Setelah melakukan analisa dan pengembangan sistem, pada tahap selanjutnya akan dilakukan proses implementasi sistem. Pada proses ini pengembang sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Informasi Akuntansi Penyusutan Aset Tetap Dan Bergerak Dengan Metode Garis Lurus Pada Otoritas Pelabuhan Utama

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

Metode Perancangan BAB Metode Perancangan Sistem

Metode Perancangan BAB Metode Perancangan Sistem BAB 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan dibahas bagaimana langkah-langkah yang dikerjakan untuk perancangan yang diterapkan dalam penelitian ini. Langkah-langkah tersebut

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. mempersiapkan kebutuhan system (baik hardware maupun software), persiapan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. mempersiapkan kebutuhan system (baik hardware maupun software), persiapan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Di dalam tahap implementasi ini terdapat 3 sub tahap, yaitu mempersiapkan kebutuhan system (baik hardware maupun software), persiapan instalasi aplikasi,

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi adalah tahap dimana sistem yang dibuat telah digunakan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Implementasi merupakan proses pembangunan komponen-komponen

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Implementasi merupakan proses pembangunan komponen-komponen 110 BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1. Fase Construction 5.1.1. Implementasi Implementasi merupakan proses pembangunan komponen-komponen pokok sebuah sistem informasi berdasarkan desain yang sudah di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Objek tiga dimensi merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Objek tiga dimensi dibentuk oleh sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi komputer dapat diartikan sebagai alat untuk menghitung. Perkembangan teknologi dan

Lebih terperinci

ANALISIS TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH RUSIYAMTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

ANALISIS TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH RUSIYAMTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 i ANSIS TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH RUSIYAMTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. umum SETWAN DPRD Kota Sukabumi yaitu badan pemerintahan yang terdiri

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. umum SETWAN DPRD Kota Sukabumi yaitu badan pemerintahan yang terdiri BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan Adapun analisis sistem akan dilakukan pada sub bagian kepegawaian dan umum SETWAN DPRD Kota Sukabumi yaitu badan pemerintahan yang

Lebih terperinci

2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Concept Relations

2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Concept Relations 2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Knowledge graph adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis teks dan merepresentasikannya ke dalam bentuk graf (Zhang dan Hoede 2000). Menurut Zhang

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah langkah dan proses yang akan dilakukan dalam

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah langkah dan proses yang akan dilakukan dalam BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah langkah dan proses yang akan dilakukan dalam sebuah penelitian. Desain penelitian merupakan pokok utama yang mesti dikerjakan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Kebutuhan Perangkat Lunak Sistem Pendukung Keputusan Pendukung Penempatan Jabatan dibutuhkan perangkat lunak Visual Studio 2010 dengan menggunakan bahasa pemrograman C# untuk

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. IMPLEMENTASI Prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain yang ada dalam dokumen desain sistem yang disetujui dan menguji, menginstal, memulai, serta menggunakan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Tahapan selanjutnya dalam perancangan sistem adalah tahapan implementasi sistem. Dalam tahap implementasi sistem terdapat beberapa kegiatan yang lakukan, antara lain : pengujian

Lebih terperinci

MICROSOFT WINDOWS 1.1. Pengenalan Windows 1.2. Memulai Windows Xp Profesional

MICROSOFT WINDOWS 1.1. Pengenalan Windows 1.2. Memulai Windows Xp Profesional MICROSOFT WINDOWS 1.1. Pengenalan Windows Windows adalah salah satu software sistem operasi yang dikeluarkan oleh perusahaan Microsoft Inc. Microsoft Windows adalah software sistem informasi yang paling

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI. komponen sistem yang diimplementasikan dan mengetahui kelemahan dari

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI. komponen sistem yang diimplementasikan dan mengetahui kelemahan dari BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI 5.1. Pengujian Pengujian merupakan bagian yang terpenting dalam siklus pembangunan perangkat lunak. Pengujian dilakukan untuk untuk memeriksa kekompakan antara komponen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer ( computer ) berasal dari bahasa latin computere yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer ( computer ) berasal dari bahasa latin computere yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer ( computer ) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris berasal dari kata computer yang artinya menghitung.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dan pengujian merupakan langkah yang dilakukan setelah melakukan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dan pengujian merupakan langkah yang dilakukan setelah melakukan 75 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Berdasarkan perancangan software pada bab sebelumnya, maka dihasilkan sebuah aplikasi fingerscan untuk keamanan ruang kelas. Implementasi dan pengujian merupakan langkah

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. fungsi sistem bekerja dengan baik dan mencari kesalahan yang mungkin terjadi pada

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. fungsi sistem bekerja dengan baik dan mencari kesalahan yang mungkin terjadi pada 76 BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 5.1. Pengujian Pengujian adalah proses yang bertujuan untuk memastikan apakah semua fungsi sistem bekerja dengan baik dan mencari kesalahan yang mungkin terjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Penjelasan sistem dan perkembangan IT secara umum 1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dari penulisan Tugas Akhir Tujuan penulisan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Program

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem penjualan dan stok barang. Dengan menganalisis prosedur sistem yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem penjualan dan stok barang. Dengan menganalisis prosedur sistem yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai tahap yang bertujuan untuk memahami sistem, mengetahui kekurangan sistem dan menentukan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Sistem Informasi Keuangan Pada PT. CCBI Northern Sumatra. IV.1.1

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. perangkat lunak secara manual maupun otomatis untuk menguji apakah

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. perangkat lunak secara manual maupun otomatis untuk menguji apakah BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 5.1. Pengujian Pengujian adalah proses menjalankan dan mengevaluasi sebuah perangkat lunak secara manual maupun otomatis untuk menguji apakah perangkat lunak sudah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda untuk orang yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda untuk orang yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda untuk orang yang berbeda. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti

Lebih terperinci

FRAMEWORK PHP BERBASIS KOMPONEN UNTUK MEMBUAT FORMULIR DAN LAPORAN SECARA OTOMATIS ABSTRAK

FRAMEWORK PHP BERBASIS KOMPONEN UNTUK MEMBUAT FORMULIR DAN LAPORAN SECARA OTOMATIS ABSTRAK 1 FRAMEWORK PHP BERBASIS KOMPONEN UNTUK MEMBUAT FORMULIR DAN LAPORAN SECARA OTOMATIS ALI MUHTAS Program Studi Sistem Informasi S1, Fakultas Ilmu Komputer ABSTRAK Dalam pembangunan aplikasi perlu adanya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Pola Word Graph Kata Benda 1 Listen to Customer 2 Build or Revise Mock-up Customer Test Drives Mock-up

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Pola Word Graph Kata Benda 1 Listen to Customer 2 Build or Revise Mock-up Customer Test Drives Mock-up 4 Listen to customer Gambar 1 Diagram metode pengembangan prototype. 1 Listen to Customer Tahap listen to customer merupakan tahap untuk melakukan pengumpulan kebutuhan pengguna (requirements gathering).

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Implementasi Pada bab ini akan diuraikan cara dan langkah-langkah untuk mengimplementasikan rancangan perangkat lunak, kebutuhan perangkat lunak maupun perangkat keras yang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TAMPILAN LAYAR

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TAMPILAN LAYAR 141 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TAMPILAN LAYAR 4.1 Arsitektur Aplikasi Pengajaran Mata Kuliah Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Berbasiskan Multimedia Arsitektur aplikasi pengajaran mata kuliah Analisa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Sistem seperti yang ditulis dalam buku analisis dan disain sistem informasi Jogianto HM didefinisikan sebagai kumpulan dari elemenelemen yang berinteraksi untuk

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. aplikasi program berdasarkan tahapan analisa dan desain sistem yang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. aplikasi program berdasarkan tahapan analisa dan desain sistem yang 42 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Implementasi Pengertian implementasi program adalah penerapan dalam bentuk aplikasi program berdasarkan tahapan analisa dan desain sistem yang sebelumnya telah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Program Agar aplikasi enkripsi dan dekripsi ini dapat berjalan dengan baik dan bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan, spesifikasi perangkat keras

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi adalah tahap dimana sistem yang dibuat telah digunakan

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PADA DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS POLDA SUMBAR

APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PADA DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS POLDA SUMBAR APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PADA DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS POLDA SUMBAR Janero Kennedy 1) 1) Magister Teknik Informatika, STMIK AMIKOM, Kota Yogyakarta. Jl Ring road Utara, Condongcatur,

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI. A. Lingkungan Implementasi. Dalam hal kegiatan implementasi sistem ini adapun yang

BAB V IMPLEMENTASI. A. Lingkungan Implementasi. Dalam hal kegiatan implementasi sistem ini adapun yang BAB V IMPLEMENTASI A. Lingkungan Implementasi Dalam hal kegiatan implementasi sistem ini adapun yang meliputi kebutuhan didalamnya adalah perangkat lunak, perangkat keras, listing program yang sesuai,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 IMPLEMENTASI Agar kios informasi ini dapat diimplementasikan pada haromoni central busway maka harus disediakan sarana-sarana pendukung berupa perangkat keras dan perangkat

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. informasi telah digunakan oleh pengguna. Sebelum benar-benar bisa digunakan

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. informasi telah digunakan oleh pengguna. Sebelum benar-benar bisa digunakan BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Tujuan Implementasi Sistem Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi adalah tahap dimana sistem

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA. Pengenalan Pola dengan Algoritma Eigen Image, dibutuhkan spesifikasi

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA. Pengenalan Pola dengan Algoritma Eigen Image, dibutuhkan spesifikasi BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA 4.1 Kebutuhan Sistem Sebelum melakukan implementasi dan menjalankan aplikasi Model Pengenalan Pola dengan Algoritma Eigen Image, dibutuhkan spesifikasi perangkat lunak

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Lingkungan Implementasi Implementasi aplikasi ini meliputi kebutuhan perangkat lunak, perangkat keras, form program yang sesuai, query yang digunakan, pemrograman dan pengujian

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan awal aplikasi pengaturan lampu lalu lintas berdasarkan Metode Webster menggunakan Visual Basic 6.0 sampai dengan

Lebih terperinci

A. Spesifikasi Perangkat Lunak

A. Spesifikasi Perangkat Lunak A. Spesifikasi Perangkat Lunak Perangkat lunak merupakan otomasi dari proses bisnis pada sebuah organisasi, untuk menghasilkan operasi bisnis (organisasi) yang efektif (akurat) dan efisien (cepat dan murah).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Informasi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada Kantor SAR Banda Aceh. IV.1.1 Halaman Menu Login Halaman

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan implementasi dari Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian kinerja yang sudah dibangun 5.1 Lingkungan Implementasi Lingkungan implementasi meliputi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Pembahasan mengenai hasil mencakup spesifikasi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) serta tampilan output perangkat lunak. IV.1.1.

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakkan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Implementasi Sistem Implementasi adalah suatu proses penerapan rancangan program yang telah dibuat ke dalam sebuah aplikasi pemrograman sesuai dengan tujuan yang di dari program

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang digunakan untuk membuat aplikasi ini yaitu: 1. Processor Intel(R) Core(TM) Duo 2.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang digunakan untuk membuat aplikasi ini yaitu: 1. Processor Intel(R) Core(TM) Duo 2. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perancangan Aplikasi Perangkat keras yang digunakan untuk membuat aplikasi ini yaitu: 1. Processor Intel(R) Core(TM) Duo 2.20 GHz 2. Memory

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Tahapan selanjutnya dalam perancangan sistem adalah tahapan implementasi sistem. Dalam tahap implementasi sistem terdapat beberapa kegiatan yang lakukan, antara lain : pengujian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Management Fee Jasa Outsourcing Pada PT. Dara Indonesia. IV.1.1 Halaman

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap Implementasi Sistem

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap Implementasi Sistem BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Setelah tahap penganalisaan dan perancangan, maka langkah selanjutnya dalam membangun sebuah sistem informasi adalah menguji apakah sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai sebuah tujuan. Sistem hampir selalu

Lebih terperinci