HASIL DAN PEMBAHASAN. listen to customer. build/revise. mock-up. customer test-drives

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN. listen to customer. build/revise. mock-up. customer test-drives"

Transkripsi

1 4 dilakukan oleh Muslik (2009). Tahap selanjutnya yaitu pembuatan modul word graph kata kerja pada KG_EDITOR. Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam pembuatan modul kata kerja ini yaitu prototype. Metode Pengembangan Prototype Model pengembangan prototype digunakan karena definisi tujuan perangkat lunak yang diberikan terlalu umum dan tidak menjelaskan kebutuhan masukan, proses, dan keluaran perangkat lunak secara spesifik. Metode pengembangan prototype dimulai dengan mengumpulkan semua informasi tentang kebutuhan, batasan, dan tujuan dalam membangun sistem (listen to customer). Setelah diperoleh kebutuhan inti perangkat lunak, selanjutnya dibuat mock-up atau desain ringkas sistem (build/revise mock-up). Mock-up dapat berbentuk sketsa ataupun kerangka perangkat lunak yang akan dibuat. Pengujian terhadap mock-up dilakukan oleh pengguna untuk mengetahui kekurangan sistem (customer testdrives mock-up). Koreksi sistem dilakukan berdasar pada hal-hal yang perlu diperbaiki pada mock-up. Iterasi berlangsung hingga sistem memenuhi kebutuhan pengguna (Pressman 2001). Proses pengembangan sistem prototype dapat dilihat pada Gambar 2. listen to customer customer test-drives mock-up build/revise mock-up Gambar 2 Metode pengembangan perangkat lunak prototype. Listen to Customer Tahap awal pembuatan sistem yaitu dengan mendeskripsikan batasan dan kemungkinan kebutuhan sistem. Hal tersebut dapat diperoleh dari pengguna maupun berdasarkan analisis terhadap penelitian sebelumnya. Pengguna merupakan bagian terpenting pada metode prototype karena pengguna merupakan komponen yang menentukan apakah prototype yang dibuat telah memenuhi spesifikasi untuk dikembangkan sebagai produk. Informasi yang dicari pada tahap ini, yaitu mengenai deskripsi umum, deskripsi proses, kebutuhan, dan batasan sistem serta karakteristik serta kebutuhan pengguna. Build/Revise Mock-up Tahap ini berfokus pada perencanaan dan perancangan prototype sistem. Sistem mulai dibuat sesuai informasi yang telah didapat setelah terkumpul informasi mengenai batasan dan kebutuhan sistem. Tujuan utama dari pembuatan mock-up adalah untuk menjawab satu atau lebih pertanyaan mengenai karakteristik fungsional dari produk. Mock-up yang dibuat berupa perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pengguna misalnya membuat format masukan dan keluaran sistem. Langkah-langkah pembuatan sistem meliputi perancangan antarmuka, perancangan kebutuhan fungsional, perancangan database, implementasi antarmuka, dan implementasi fungsional. Customer Test-drives Mock-up Tahap terakhir yaitu pengujian sistem oleh pengguna. Mock-up yang telah dibuat harus diuji untuk menentukan perilakunya dan mengumpulkan keluaran sehingga didapat produk yang sesuai dengan keinginan pengguna. Pengujian sistem bertujuan untuk melihat kesesuaian sistem dengan spesifikasi yang diberikan dan mencari kesalahan yang mungkin masih ada. Kesalahan yang ditemukan kemudian diperbaiki hingga sesuai dengan kebutuhan pengguna. Proses revisi dan pengujian terhadap mock-up dilakukan secara iteratif hingga didapatkan sistem yang sesuai dengan yang diinginkan oleh pengguna. Metode pengujian yang digunakan pada KG_EDITOR adalah metode black box. Pengujian sistem terfokus pada pengujian masukan dan keluaran sistem. Perhitungan akurasi modul word graph kata kerja dilakukan dengan menghitung banyak kata yang dapat dibangkitkan pola word graph kata kerja yang sesuai dari keseluruhan masukan yang diberikan. kurasi kata yang benar kata yang diuji HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan pada penelitian kali ini adalah metode prototype. Tahap awal metode tersebut yaitu membuat mock-up awal sesuai dengan kebutuhan pengguna. Mock-up yang telah dibuat kemudian dievaluasi dan kekurangan yang didapat dari hasil evaluasi kemudian diperbaiki untuk mendapatkan sistem yang sesuai dengan keinginan pengguna. Hal tesebut membuat keseluruhan proses pembuatan x

2 5 modul word graph kata kerja terbagi atas beberapa iterasi. Penelitian mengenai pembuatan modul word graph kata kerja pada KG_EDITOR kali ini terbagi menjadi tiga iterasi. Iterasi 1 Listen to Customer Beberapa hal yang didapat berdasarkan komunikasi awal dengan pengguna dan analisis penelitian sebelumnya: 1 Deskripsi Umum Sistem KG_EDITOR adalah sebuah sistem berbasis desktop yang dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman Java. Sistem ini merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk menganalisis teks dengan menerapkan konsep KG. Pengembangan KG_EDITOR dengan menggunakan bahasa pemrograman Java bertujuan untuk mengatasi kekurangan sistem Bogor_Delft_Construct pada penelitian sebelumnya, yaitu sistem dikembangkan dengan menggunakan MATLAB yang bersifat close platform. Penelitian kali ini dilakukan untuk menambahkan sebuah modul pembangkit word graph kata kerja pada sistem KG_EDITOR. Modul pembangkitan word graph kata kerja merupakan salah satu modul penyusun KG_EDITOR. Modul ini berfungsi untuk menampilkan word graph jenis kata kerja sesuai masukan yang diberikan pengguna. Terdapat 10 word graph kata kerja berdasarkan penelitian Muslik (2009) yang terdiri atas 31 aturan pembentukan kata kerja. Seluruh aturan pembentukan word graph kata kerja dapat dilihat pada Lampiran 1. 2 Deskripsi Proses Sistem Sistem akan menampilkan lembar kerja berupa kanvas kosong sebagai default tampilan sistem. Proses pembentukan word graph kata kerja dapat dilakukan dengan memasukkan kata kerja sebagai masukan sistem, yaitu dengan memilih menu Modul kemudian memilih submenu Kata Kerja untuk menjalankan modul word graph kata kerja. Dialog box berisi text field akan muncul sebagai sarana untuk memasukkan kata kerja. Kata masukan tersebut kemudian akan diproses melalui beberapa tahapan dan diperiksa termasuk word graph kata kerja yang mana. Word graph yang sesuai dengan kata masukan kemudian digambarkan dan ditampilkan pada kanvas KG_EDITOR. Pesan peringatan akan muncul jika kata masukan tidak sesuai dengan aturan pembentukan kata kerja berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Muslik (2009) atau tidak sesuai dengan aturan yang diberikan sistem. Pesan peringatan tersebut terdapat pada dialog box ataupun pesan pada kanvas KG_EDITOR. Seluruh tahap pembuatan modul word graph kata kerja dapat dilihat pada Lampiran 2. 3 Karakteristik Pengguna Sistem KG_EDITOR bukan merupakan sistem yang ditujukan sebagai alat pembelajaran mengenai KG. Oleh karena itu, pengguna sistem ini adalah orang yang sudah memahami konsep KG. Hal tersebut dikarenakan modul word graph kata kerja pada sistem ini berfungsi untuk menganalisis teks yang berupa kata kerja dengan menerapkan konsep KG. Pengguna dapat mengerti keluaran modul pada sistem yang berupa word graph kata kerja jika pengguna memahami konsep KG. 4 Kebutuhan Pengguna Pengguna dapat memilih modul jenis kata yang ingin dibangkitkan dalam bentuk word graph, dalam hal ini modul kata kerja. Pengguna juga dapat memasukkan kata kerja untuk mendapatkan word graph yang diinginkan. Kata masukan kemudian diproses oleh sistem. Pengguna dapat melihat word graph kata kerja sesuai dengan masukan yang diberikan jika proses sistem berjalan dengan baik dan memenuhi kondisi yang diberikan. Pengguna dapat melihat pesan peringatan jika suatu kondisi tidak terpenuhi. Gambar 3 menjelaskan deskripsi kebutuhan pengguna KG_EDITOR dalam use case diagram. Pengguna Memasukkan Input Kata Kerja Melihat Word Graph Kata Kerja Melihat Pesan Peringatan Sistem Gambar 3 Use case diagram pada modul word graph kata kerja. 5 Kebutuhan Sistem Sistem dapat berjalan sesuai dengan fungsinya jika semua kebutuhan sistem terpenuhi. Sistem membutuhkan beberapa fungsi untuk menerima dan mengolah kata masukan, serta menampilkan word graph hasil pembangkitan dari kata masukan. Suatu sarana dibutuhkan agar pengguna dapat memasukkan

3 6 kata kerja sebagai masukan dari sistem. Selain itu, modul word graph kata kerja pada KG_EDITOR membutuhkan data dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang disesuaikan, yang disimpan ke dalam database. KG_EDITOR juga membutuhkan fungsi stemming untuk mengakomodasi kata masukan yang tidak terdapat dalam KBBI. KBBI digunakan dalam proses pengecekan kata masukan dan pengecekan kata dasar pada proses stemming. Data lain yang diperlukan yaitu aturan pembentukan word graph kata kerja yang disimpan ke dalam database. Fungsi komponen dibutuhkan untuk menampilkan komponen-komponen pembentuk word graph kata kerja pada kanvas sistem. Komponen pembentuk tersebut didapat dari penelitian Walayatullah (2012). Build Mock-up Pembuatan mock-up dilakukan berdasarkan hasil komunikasi yang dilakukan dengan pengguna. Tahapan yang dilakukan pada pembuatan mock-up modul word graph kata kerja yaitu: 1 Perancangan Antarmuka Antarmuka utama KG_EDITOR adalah sebuah kanvas sebagai media visualisasi word graph. Kanvas berada dalam keadaan kosong saat pertama kali sistem dijalankan. Terdapat menu File dan Modul sebagai menu utama sistem. Menu File berisi submenu Exit untuk keluar dari KG_EDITOR. Beberapa pilihan jenis kata terdapat pada menu Modul. Pengguna dapat memilih jenis kata yang ingin ditampilkan dalam bentuk word graph. 2 Perancangan Kebutuhan Fungsional Modul pembangkitan word graph kata kerja digunakan untuk menentukan word graph berdasarkan aturan pembentukan kata kerja sesuai dengan masukan yang diberikan pengguna. Aturan pembentukan terdiri atas imbuhan dan kategori kata dasar dari kata masukan. Word graph yang didapatkan kemudian ditampilkan pada kanvas. Proses pembangkitan word graph kata kerja meliputi: Praproses Kata kerja masukan dari pengguna langsung diproses pada tahap ini untuk membatasi nilai masukan pada sistem. Batasan nilai masukan untuk word graph kata kerja, yaitu kata masukan harus berupa kata tunggal, tidak boleh kosong, dan tidak boleh mengandung simbol atau karakter numerik. Kata masukan kemudian akan diproses ke tahap selanjutnya jika keadaan tersebut terpenuhi. Pengecekan KBBI Kata masukan kemudian diperiksa apakah terdapat pada KBBI atau tidak, dan apakah kata masukan tersebut berupa kata kerja atau bukan. Kata masukan akan dipecah menjadi kata dasar dan imbuhan jika kata masukan merupakan kata kerja dan terdapat dalam KBBI yang disesuaikan. Kata dasar dari kata masukan didapat dari pencarian pada KBBI Stemming Kata masukan yang telah melalui praproses dan tidak terdapat dalam KBBI akan masuk ke dalam proses stemming. Proses stemming adalah proses pencarian kata dasar dengan menghilangkan kemungkinan imbuhan yang melekat pada kata dasar. Oleh karena itu, langkah awal proses stemming yaitu pencarian kemungkinan awalan dan akhiran yang melekat pada kata masukan. Proses stemming akan mengolah kata masukan untuk mendapatkan kata dasar yang sesuai. Karena sistem tidak mengetahui imbuhan apa saja yang harus dihilangkan agar kata dasar ditemukan, berbagai kemungkinan awalan dan akhiran pada kata masukan dihilangkan. Tahap tersebut menghasilkan beberapa calon kata dasar. Sistem melakukan pengecekan pada tiap calon kata dasar. Kata dasar yang didapat dari proses stemming harus berada pada KBBI. Jika tidak, proses tersebut tidak akan menghasilkan data imbuhan dan kategori kata dasar yang diperlukan untuk penentuan word graph. Proses stemming pada modul word graph kata kerja dibuat sesuai dengan aturan pembentukan word graph kata kerja pada penelitian Muslik (2009). Penentuan word graph kata kerja Pengecekan word graph kata kerja dilakukan setelah data yang diperlukan didapat. Data tersebut berupa imbuhan dan kategori kata dasar dari kata masukan. Data untuk penentuan word graph kata kerja dapat berasal dari proses pengecekan langsung pada KBBI ataupun melalui proses stemming terlebih dahulu. Penentuan word graph kata kerja dilakukan dengan mencocokkan kategori kata dasar dan imbuhan yang didapat dengan aturan pembentukan word graph kata kerja berdasarkan penelitian Muslik (2009). Pembangkitan word graph kata kerja Pembangkitan word graph kata kerja dilakukan jika kata masukan memenuhi kondisi aturan pembentukan kata kerja tertentu. Word graph yang sesuai kemudian digambarkan dan ditampilkan pada kanvas yang tersedia. Kata

4 7 dasar masukan dan kata masukan juga termasuk dalam komponen penggambaran word graph kata kerja. 3 Perancangan Database Database yang digunakan dalam sistem ini bernama kamus. Tabel yang digunakan untuk modul kata kerja terdiri atas dua buah tabel yaitu tabel Entry dan tabel PolaKataKer. Data yang terdapat pada KBBI disimpan ke dalam tabel Entry. Tabel Entry terdiri atas empat field yaitu EntryId, Word, Category, dan Stem. Field EntryId sebagai primary key tabel Entry, sedangkan field Word berisi kata dalam bahasa Indonesia, baik yang berupa kata dasar maupun kata turunan yang sudah terdapat imbuhan di dalamnya. Field Category berisi kategori dari kata pada field Word, seperti v (kata kerja), n (kata benda), dan sebagainya. Field Stem berisi kata dasar dari kata pada field Word. Beberapa kata turunan dapat memiliki kata dasar yang sama. Contoh isi tabel Entry dapat dilihat pada Tabel. Tabel 1 Contoh isi tabel Entry 4 Implementasi Antarmuka Antarmuka KG_EDITOR terdiri atas menu bar dan kanvas sistem. Terdapat dua menu pada menu bar, yaitu menu File dan menu Modul. Tampilan awal KG_EDITOR pada saat dijalankan adalah menu bar pada bagian atas window dan di bawahnya terdapat kanvas yang masih dalam keadaan kosong. Menu File hanya berisi satu submenu yaitu Exit untuk keluar dari sistem, sedangkan menu Modul terdiri atas tiga submenu yaitu Kata Keterangan, Kata Benda, dan Kata Kerja. Pengguna dapat memilih salah satu submenu jenis kata yang diinginkan, kemudian input dialog box akan muncul. Pembangkitan word graph kata kerja dapat dilakukan dengan memilih submenu Kata Kerja atau dengan menekan tombol shortcut CTRL + J pada keyboard. Terdapat sebuah text field pada input dialog box sebagai media bagi pengguna untuk memasukkan kata yang ingin ditampilkan dalam bentuk word graph. Tampilan submenu dan input dialog box sistem dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5. EntryId Word Category Stem tingkat n tingkat bertingkat v tingkat meningkat v tingkat meningkatkan v tingkat Gambar 4 Tampilan menu Modul sistem peningkatan n tingkat Tabel PolaKataKer dalam database kamus digunakan dalam proses pengecekan aturan pembentukan word graph kata kerja. Tabel tersebut terdiri atas empat field, yaitu walan, JenisKD, khiran, dan Pola. Sesuai dengan nama field tersebut, masingmasing field berisi awalan, kategori kata dasar, akhiran, dan nama pola word graph dari suatu kata kerja. Contoh isi tabel PolaKataKer dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Contoh isi tabel 'PolaKataKer' Awalan JenisKD Akhiran Pola me v kan 2 di a kan 3 ber v an 5 ke n an 6 Gambar 5 Tampilan input dialog box. Peringatan sistem ditampilkan dalam bentuk dialog box. Pesan peringatan pada dialog box akan muncul bila kata masukan tidak memenuhi kondisi tertentu. Kondisi-kondisi tersebut adalah kata masukan tidak boleh kosong, berisi lebih dari satu kata (dipisahkan oleh spasi), ataupun terdapat simbol atau numerik. Tampilan peringatan pada dialog box untuk tahap praproses dapat dilihat pada Lampiran 3. Pesan peringatan untuk kata masukan dapat muncul setelah praproses terpenuhi, yaitu dalam pengecekan pada KBBI. Pesan peringatan akan muncul seperti Gambar 6 jika kategori kata masukan bukan merupakan v atau kata kerja.

5 8 Gambar 6 Tampilan peringatan masukan bukan kata kerja. Pesan peringatan muncul tidak hanya pada kesalahan dalam memasukkan kata masukan ke sistem, tetapi pesan peringatan juga muncul setelah proses stemming dilakukan. Calon-calon kata dasar yang diperoleh kemudian dicek keberadaannya pada KBBI. Jika semua calon tidak memenuhi kondisi yang diberikan atau proses stemming tidak menghasilkan kata dasar yang sesuai, pesan peringatan seperti pada Gambar 7 akan muncul. Gambar 7 Tampilan peringatan kata dasar tidak ditemukan. Jika tidak terdapat kata dasar yang dikenali, aturan pembentukan word graph kata masukan juga tidak dapat ditemukan sehingga word graph tidak dapat ditampilkan. Selain itu, jika data yang didapat tidak memenuhi aturan pembentukan kata kerja, pola juga tidak dapat ditemukan. Pesan peringatan akan ditampilkan pada kanvas jika kondisi tersebut terjadi. Tampilan pesan peringatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 Tampilan peringatan pada kanvas. 5 Implementasi Fungsional Praproses Tahap awal pembangkitan word graph kata kerja yaitu praproses yang bertujuan untuk membatasi nilai masukan. Kata masukan harus berupa kata tunggal atau tidak mengandung spasi ( ). Kata tunggal juga dapat berupa kata berulang, baik berimbuhan maupun tidak, yang dihubungkan dengan tanda hubung (-). Kata masukan tidak boleh mengandung numerik atau simbol dan kata masukan tidak boleh kosong. Sistem dapat menerima kata masukan yang berupa huruf kapital, huruf kecil, atau gabungan keduanya karena kata masukan akan diubah ke dalam huruf kecil semua pada proses sistem. Class yang digunakan pada tahap ini adalah class CekInputKerja. Kata masukan akan diproses ke tahap selanjutnya jika keadaan pada tahap praproses terpenuhi. Jika tidak terpenuhi, kata masukan tidak akan diproses ke tahap selanjutnya dan sistem akan menampilkan pesan peringatan. Contoh kata masukan yang diberikan pengguna adalah mengairi. Kata tersebut akan melalui proses pengecekan apakah sesuai dengan kondisi yang diperbolehkan sistem. Berdasarkan pengecekan, kata mengairi memenuhi kondisi sistem dan dapat diproses ke tahap selanjutnya. Pengecekan KBBI Kata masukan yang telah lolos tahap praproses kemudian diperiksa apakah kata tersebut terdapat dalam KBBI yang disesuaikan. Proses pengecekan ini dilakukan oleh class Kata. Proses yang terjadi ketika dilakukan pengecekan yaitu sistem akan memeriksa apakah kata masukan terdapat pada KBBI yang disesuaikan, yang dalam penelitian ini disimpan pada tabel Entry. Pemeriksaan kata masukan pada KBBI dilakukan dengan menggunakan method Kata(). Kata masukan diperiksa apakah terdapat dalam field Word atau tidak. Kategori kata masukan akan diperiksa jika kata tersebut terdapat dalam field Word. Kategori kata masukan didapat dengan mencari dalam field Category. Kategori kata masukan tersebut harus berupa v atau kata kerja jika kata masukan terdapat dalam KBBI. Kemudian, diambil data kata dasar dari kata masukan dalam field Stem. Sistem akan menampilkan pesan peringatan jika kategori kata masukan bukan berupa kata kerja. Kata dasar tidak perlu dicari lagi karena jika kata masukan terdapat dalam KBBI, kata dasarnya langsung diperoleh. Kata dasar yang didapat kemudian diperiksa kembali kategorinya. Setelah itu, akan dicari imbuhan dari kata masukan berdasarkan kata dasarnya. Proses pencarian imbuhan dilakukan dengan menghilangkan kata dasar yang didapat dari kata masukan. Data yang didapat dari proses ini

6 9 adalah imbuhan, kata dasar, dan kategori kata dasar dari masukan. Contoh kata masukan yang telah lolos tahap praproses adalah mengairi. Kemudian, kata tersebut akan dicek keberadaannya pada KBBI. Kata tersebut terdapat dalam KBBI yang disesuaikan. Data kategori dan data kata dasar dari kata masukan didapat dengan menggunakan kueri "select Category, Stem from entry where Word ='"+input+"'", sedangkan data kategori kata dasar didapat dengan menggunakan kueri "select Category from entry where Word ='"+kata_dasar+"'". Data awalan didapat dengan mengambil substring kata masukan mulai dari indeks ke nol sampai indeks kata dasar berada dan data akhiran didapat dengan mengambil substring kata masukan dari indeks kata dasar berada ditambah panjang kata dasar sampai akhir string kata masukan. Data yang didapat dari kata masukan mengairi, yaitu kategori kata v, kata dasar air, kategori kata dasar n, awalan meng, dan akhiran i. Stemming Kata masukan akan melalui proses stemming jika kata masukan tidak ditemukan dalam field Word. Stemming adalah pencarian kata dasar dengan menghilangkan kemungkinan imbuhan pembentuk kata kerja yang melekat. Diagram proses stemming dapat dilihat pada Gambar 9. Proses stemming dilakukan dengan menggunakan class Stem pada method runstem(). Tahap awal proses stemming yaitu mencari calon awalan kemudian mencari calon akhiran dari kata masukan. Kata Masukan Cari Calon Awalan Cari Calon Akhiran Calon Awalan 1, Calon Awalan 2, Calon Akhiran 1, Calon Akhiran 2, Buang, Luluh Cari Calon Kata Dasar Pilih Kata Dasar yang Paling Sesuai Tidak Semua CKD tidak ada pada KBBI? Cek Calon Kata Dasar di KBBI Tampilkan Pesan Peringatan Gambar 9 Diagram proses stemming. Ya Pencarian calon awalan dilakukan dengan menggunakan method runawalan(). Calon awalan didapat dengan melihat beberapa huruf pertama dari kata masukan. Terdapat dua calon awalan yaitu calon_awalan1 dan calon_awalan2, namun calon_awalan2 dapat berupa string kosong. Data lain yang didapat yaitu luluh dan buang. Kedua data tersebut didapat jika kata masukan memenuhi kondisi tertentu. Berikut adalah contoh kode program untuk mendapatkan awalan: 210 private void runawalan(string input){ 222 else if(input_kata.startswith("me")){ 223 calon_awalan1 = "me"; 225 if(input.startswith("men")){ 226 if(input.startswith("meng")){ 227 calon_awalan2 = "meng"; 228 luluh = "k"; 229 buang = "ng"; 230 } 241 } 257 } 302 } Data yang didapat setelah menjalankan method runawalan() dapat dilihat pada Tabel 3. Kolom walan Kata berisi kemungkinan awalan dari kata masukan, kolom C W berisi data calon_awalan1, kolom C W2 berisi data calon_awalan2, kolom B berisi data buang, dan kolom L berisi data luluh. Data buang dan luluh digunakan untuk kata yang mengalami peluruhan. Kata masukan diperiksa apakah kata tersebut diawali dengan salah satu substring pada kolom walan Kata, kemudian didapatkan data yang sesuai dengan kondisi kata masukan. Data yang didapat berdasarkan contoh kode program yang diberikan, yaitu calon_awalan me, calon_awalan2 meng, buang ng, dan luluh k. Tabel 3 Data pencarian calon awalan Awalan Kata CAW1 CAW2 B L diper- di diper - r di- di meng- me meng ng k meny- me meny ny s men- me men n t memper- me memper - r mem- me mem m p ter- te ter r - ber- ber be r - ke- ke - - -

7 10 Calon akhiran didapat dengan melihat beberapa huruf terakhir dari kata masukan. Pencarian akhiran dilakukan dengan menggunakan method runakhiran(). Akhiran untuk pembentukan kata kerja terdiri atas -i, -an, dan -kan. Calon akhiran dari tiap kata masukan juga dapat terdiri atas satu atau dua calon akhiran. Pencarian akhiran dengan method runakhiran() dapat dilihat pada contoh kode berikut: 304 private void runakhiran(string input){ 305 if(input.endswith("an")){ 306 calon_akhiran1 = "an"; 307 if(input.endswith("kan")){ 308 calon_akhiran2 = "kan"; 309 } 310 } 314 } Kata masukan yang memiliki dua calon akhiran hanya kata masukan dengan substring kan pada akhir kata, seperti yang ditampilkan pada Tabel 4. Sama seperti pencarian awalan, kolom khiran Kata berisi kemungkinan akhiran dari kata masukan, kolom C K berisi data calon_akhiran1, dan kolom C K2 berisi data calon_akhiran2. Tabel 4 Data pencarian calon akhiran Akhiran Kata CAK1 CAK2 -an an - -kan an kan -i i - Calon kata dasar didapat dari kata masukan yang telah dipotong berbagai kemungkinan imbuhan berdasarkan calon awalan dan calon akhiran. Urutan kemungkinan calon kata dasar yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 5. Urutan tersebut memengaruhi hasil dari proses stemming. Hasil dari proses pemotongan imbuhan pada kata masukan yaitu didapatkan beberapa calon kata dasar. Calon kata dasar dapat terdiri atas enam atau sembilan kata, sesuai dengan jumlah calon akhiran. Calon kata dasar berjumlah enam jika calon akhiran hanya berjumlah satu, sedangkan jika calon akhiran berjumlah dua, calon kata dasar akan berjumlah sembilan. Baris nomor 4, 5, dan 6 pada Tabel 5 tidak dipakai jika calon kata dasar hanya berjumlah enam. Contoh cara pembacaan data tabel tersebut yaitu pada calon kata dasar baris kedua. Kata masukan dihilangkan substring calon_awalan2 pada awal kata dan substring calon_akhiran1 pada akhir kata untuk mendapat calon kata. Penambahan substring luluh dilakukan pada awal calon kata. Tabel 5 Urutan pencarian calon kata dasar No Calon Kata Dasar 1 masukan - awalan 1 - akhiran 1 2 luluh + (masukan - awalan 2 - akhiran 1) 3 masukan - awalan 2 - akhiran 1 4 masukan - awalan 1 - akhiran 2 5 luluh + (masukan - awalan 2 - akhiran 2) 6 masukan - awalan 2 - akhiran 2 7 masukan - awalan 1 8 luluh + (masukan - awalan 2) 9 masukan - awalan 2 Semua calon kata dasar yang didapat kemudian diperiksa apakah terdapat dalam KBBI dan dicari kata dasarnya. Kemudian, dicari kategori dari kata dasar tersebut. Pengecekan calon kata dasar dilakukan oleh method cekcalon(). Suatu status ditambahkan untuk memeriksa hasil stemming. Status tersebut bernilai yes atau no. Status akan bernilai yes jika calon kata dasar terdapat dalam KBBI, calon kata dasar sama dengan kata dasar yang didapat dari KBBI, dan kategori dari kata dasar memiliki suatu nilai tertentu. Status akan bernilai no jika keadaan tersebut tidak terpenuhi. Data yang didapat tersebut disimpan ke dalam array dua dimensi. Setiap kolom berisi calon kata dasar, calon awalan, calon akhiran, kata dasar, kategori kata dasar, dan status, sedangkan tiap baris berisi calon kata dasar yang dapat berjumlah enam ataupun sembilan. Kata dasar yang didapat dianggap benar jika status bernilai yes dan akan disimpan untuk proses selanjutnya. Pesan peringatan akan muncul jika tidak terdapat calon kata dasar yang memenuhi kondisi yang diberikan. Kata dasar yang didapat melalui proses stemming harus terdapat dalam KBBI meskipun kata masukan tidak terdapat dalam KBBI, karena kategori kata dasar diperlukan untuk menentukan pola word graph kata kerja dan data kategori kata dasar tidak dapat diperoleh jika kata dasar tidak terdapat dalam KBBI. Kata dasar akan diambil dan digunakan pada tahap selanjutnya jika terdapat lebih dari satu kata dasar dengan status bernilai yes, yaitu kata pertama yang didapat sesuai dengan urutan baris yang terdapat pada array dua dimensi yang dibuat. Data yang didapat dari proses stemming berupa imbuhan, kata dasar, dan kategori kata dasar.

8 11 Contoh kata yang tidak terdapat dalam KBBI yaitu bertabrakan. Pada pencarian awalan dan akhiran diperoleh data calon_awalan be, calon_awalan2 ber, buang r, calon_akhiran an, dan calon_akiran2 kan. Calon kata dasar berjumlah sembilan karena terdapat dua calon akhiran. Gambar 10 memperlihatkan hasil dari proses stemming. Status yang bernilai yes ditemukan pertama kali pada baris kedua. Oleh karena itu, data yang didapat pada baris tersebut digunakan untuk tahap selanjutnya. Data yang didapat yaitu awalan ber, akhiran an, kata dasar tabrak, dan kategori kata dasar v. Gambar 10 Contoh hasil stemming pada kata bertabrakan. Penentuan word graph kata kerja Tahap selanjutnya yaitu pengecekan aturan pembentukan word graph kata kerja dengan menggunakan data yang telah didapat. Pengecekan dilakukan dengan mencocokkan data dengan tabel PolaKataKer dalam database kamus. Data imbuhan dan kategori kata dasar dibandingkan dengan data yang terdapat dalam tabel, kemudian dikembalikan nama word graph kata kerja yang memenuhi kondisi tersebut. Class yang digunakan dalam penentuan pola word graph kata kerja adalah class PolaKataKer. Pengecekan pola word graph langsung mengembalikan nama pola yang didapat dari database. Kueri untuk pengecekan pola pada method cekpola() yaitu "select Pola from polakataker where " + "Awalan ='"+ data1[4]+"' AND " + "JenisKD ='"+ data1[3]+"' AND " + "Akhiran ='"+ data1[5]+"'". Sebagai contoh, kata masukan mengairi yang telah diproses sebelumnya akan dicek pada tabel PolaKataKer. Hasilnya, kata mengairi termasuk pada Pola 2. Pembangkitan word graph kata kerja Pola word graph yang didapat tersebut kemudian digambarkan. Penggambaran pola terdiri atas komponen pembentuk word graph kata kerja. Kata dasar yang didapat juga termasuk salah satu komponen dalam penggambaran pola word graph kata kerja. Pola word graph yang dihasilkan kemudian ditampilkan pada kanvas KG_EDITOR yang tersedia. Proses pembangkitan word graph kata kerja juga masih menggunakan class yang sama dengan penentuan pola, yaitu class PolaKataKer. Setiap word graph kata kerja dibangkitkan pada method yang berbeda tetapi masih berada dalam satu class PolaKataKer. Berikut adalah contoh pembangkitan Pola 1 yang terdapat pada method Pola1() dan drawpola() dalam class PolaKataKer : 235 public void Pola1(int x, int y, Graphics2D gd){ 236 FPar fr = new FPar (x-10, y-20, 240, 100); 237 Ali ali1 = new Ali(x+50, y+20); 238 Ali ali2 = new Ali(x+230, y+20); 239 TokenF f1 = new TokenF(x,y); gd.drawstring("word GRAPH KATA KERJA - POLA 1", 10,15); 242 fr.drawframefokus(gd); 243 f1.drawtokenf(gd); 244 ali1.drawalikiri(gd); 245 ali2.drawalikiri(gd); 246 gd.drawstring(data1[2], x+160, y+30); 247 gd.drawstring(data1[0], x+335, y+30); 248 } 440 public void drawpola(graphics2d gd){ 441 if(a==1) { 442 Pola1(50,50,gd); 443 } 471 else { 472 gd.drawstring("pola tidak dapat ditemukan", 10,20); 473 } 474 } Penggambaran word graph ditentukan oleh variabel integer berisi koordinat tiap komponen yang menentukan posisi penggambaran komponen pada kanvas. Selain itu, penggambaran frame juga ditentukan oleh variabel integer berisi data panjang dan lebar frame. Kemudian, pola digambarkan oleh method drawpola(). Sistem akan menampilkan pesan bahwa pola tidak ditemukan seperti pada Gambar 8 jika data yang didapat tidak sesuai dengan aturan pembentukan word graph kata kerja. Hasil pembangkitan Pola 1 tersebut dapat dilihat pada Gambar 11 dengan contoh kata masukan berada. Gambar 11 Contoh hasil pembangkitan Pola 1.

9 12 Class diagram dan sequence diagram keseluruhan modul word graph kata kerja dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5. 6 Lingkungan Implementasi Modul word graph kata kerja pada KG_EDITOR dikembangkan dalam lingkungan implementasi perangkat keras dan perangkat lunak dengan spesifikasi sebagai berikut: 1 Perangkat keras Intel Core Duo CPU GHz RAM 3 GB Monitor, keyboard dan mouse 2 Perangkat lunak Microsoft Windows 7 Ultimate sebagai sistem operasi Java 6.0 sebagai bahasa pemrograman NetBeans 6.8 sebagai IDE (Integrated Development Environment) XAMPP sebagai aplikasi penyedia database MySQL Customer Test-drives Mock-up Mock-up yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Sistem dapat menampilkan word graph kata kerja baik yang terdapat dalam KBBI maupun yang tidak terdapat dalam KBBI. Kata masukan sudah dapat dicek bentuk word graph-nya didasarkan pada aturan pembentukan kata kerja. Word graph yang didapat dari pengecekan aturan pembentukan kata kerja kemudian digambarkan dan ditampilkan pada kanvas. Kesalahan muncul pada saat pengguna memasukkan kata kerja yang berupa pengulangan. Sistem tidak dapat memproses kata masukan berupa pengulangan. Oleh karena itu sistem juga tidak dapat memperoleh word graph kata kerja kata masukan yang dimaksud. Terdapat empat word graph yang memiliki aturan pembentukan berupa kata kerja berulang, yaitu Pola 4, Pola 8, Pola 9, dan Pola 10. Keempat pola tersebut tidak dapat dibangkitkan oleh mock-up hasil iterasi pertama. Hasil pengujian mock-up iterasi pertama dapat dilihat lebih rinci pada Lampiran 6 sampai dengan Lampiran 15. Iterasi 2 Listen to Customer Hal yang dilakukan pada iterasi kedua yaitu memperbaiki kesalahan yang didapat pada mock-up sebelumnya. Kesalahan tersebut didapat dari hasil pengujian mock-up oleh pengguna. Kesalahan yang didapat pada mockup hasil dari iterasi pertama yaitu sistem tidak dapat menampilkan word graph kata kerja dengan kata masukan berupa kata kerja berulang, baik yang terdapat dalam KBBI maupun tidak. Sistem membutuhkan suatu fungsi yang dapat mengakomodasi kata masukan berupa kata berulang sehingga kata masukan dapat diproses dan word graph kata kerja dapat dibangkitkan. Sistem harus dapat mengakomodasi kata berulang, baik yang terdapat dalam KBBI maupun yang tidak. Kata berulang yang tidak terdapat dalam KBBI harus dapat dilakukan proses stemming. Revise Mock-up Revisi dilakukan terhadap mock-up yang dibuat sebelumnya berdasarkan hasil evaluasi pada iterasi pertama. Tahap awal proses pembangkitan word graph adalah tahap praproses yang sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna, namun agar dapat mengakomodasi kata kerja berulang ditambahkan fungsi untuk mengecek apakah terdapat tanda hubung pada kata masukan. Kata masukan yang telah lolos tahap praproses kemudian dilakukan pengecekan pada KBBI pada class Kata. Kata masukan yang terdapat tanda hubung atau berupa pengulangan akan dipecah menjadi dua kata, yaitu kata pertama dan kata kedua. Tanda hubung sebagai pemisah antara kata pertama dan kata kedua. Tiap kata kemudian dilakukan pengecekan pada KBBI. Data dari kedua kata langsung didapat jika kedua kata terdapat dalam KBBI, sama seperti pengecekan langsung kata masukan pada KBBI yang dilakukan pada iterasi pertama. Pada salah satu atau kedua kata, akan dilakukan proses stemming dengan memanggil class Stem jika kata tidak ditemukan pada KBBI. Proses stemming tiap kata sama seperti proses stemming pada kata tidak berulang yang telah dijelaskan sebelumnya. Data tiap kata yang dihasilkan sama dengan data yang dihasilkan pada iterasi pertama. Data yang didapat digunakan untuk pengecekan word graph berdasarkan aturan pembentukan kata kerja. Pengecekan dilakukan dengan mencocokkan data dengan tabel PolaKataKer, namun tidak semua aturan pembentukan word graph kata kerja terdapat dalam tabel tersebut. Kata kerja yang berupa pengulangan tidak dapat langsung dicek. Kemudian, pada kata yang telah dipecah menjadi dua bagian, dilakukan pengecekan word graph untuk masing-masing kata. Beberapa aturan pembentukan word graph kata kerja memiliki struktur yang sama

10 13 sehingga dikelompokkan dalam satu pola, tetapi untuk mengakomodasi kata kerja yang berupa pengulangan diperlukan penanda pada suatu pola pembentukan. Beberapa pola kemudian dipecah menjadi beberapa subpola, seperti Pola 1 yang dibedakan menjadi Pola 1a dan Pola 1b yang menghasilkan word graph yang sama. Pola 1a yaitu pola Kata Kerja Dasar (KKD) dan Pola 1b yaitu pola ber-kkd. Pola lain yang dipecah yaitu Pola 2, dibedakan menjadi Pola 2a dan Pola 2, sedangkan Pola 6 dibedakan menjadi Pola 6a, Pola 6b, dan Pola 6. Pola 2a yaitu pola meng-/mem-/me-kkd, Pola 6a yaitu pola meng-/mem-/me-ks, dan Pola 6b yaitu pola meng-/mem-/me-kb. Hal tersebut dilakukan sebagai penanda suatu word graph tertentu saja, namun tetap akan menghasilkan word graph yang sama. Misalnya, Pola 1a dan Pola 1b tetap menghasilkan word graph yang sama jika dibangkitkan, yaitu word graph kata kerja Pola 1. Word graph kata berulang didapat dengan memeriksa aturan pembentukan masing-masing kata (Pola1 dan Pola2). Pengecekan pola word graph tiap kata, sama dengan pengecekan pola word graph kata tidak berulang pada iterasi pertama. Pola pembentukan tiap kata tersebut kemudian dijadikan sebagai kondisi untuk pengembalian salah satu nama pola word graph kata kerja. Pengecekan Pola1 sama seperti kueri pada pengecekan pola kata tidak berulang, sedangkan untuk kata kedua digunakan kueri "select Pola from polakataker where " + "Awalan ='"+ data2[4]+"' AND " + "JenisKD ='"+ data2[3]+"' AND " + "Akhiran ='"+ data2[5]+"'". Tabel 6 Pola pembentukan kata berulang Pola1 Pola2 Pola Word Graph Pola 2a Pola 1a Pola 4 Pola 6a Pola Adj Pola 4 Pola 6b Pola Nou Pola 4 Pola 1a Pola 1a Pola 8 Pola 1a Pola 2a Pola 9 Pola 1b Pola 1a Pola 10 Pola 5 Pola Adj Pola 10 Pola 5 Pola Nou Pola 10 Aturan pembentukan kata berulang dapat dilihat pada Tabel 6. Pola Adj dan Pola Nou merupakan pola tambahan untuk mengakomodasi kata berulang yang berisi kata sifat dan kata benda dasar. Kedua pola tersebut tidak akan menghasilkan word graph pada modul kata kerja. Nama pola word graph kata kerja dikembalikan jika Pola1 dan Pola2 memenuhi kondisi yang diberikan. Sistem akan menampilkan pesan peringatan jika tidak terdapat pola yang sesuai dengan pola pembentukan word graph kata kerja berdasarkan penelitian Muslik (2009). Contoh kata masukan berulang yaitu tembak-menembak. Kata tersebut tidak terdapat dalam KBBI sehingga kata akan masuk ke dalam proses stemming. Kata pertama tembak terdapat dalam KBBI, setelah dilakukan pengecekan didapat data berupa data kategori kata v, kata dasar tembak, kategori kata dasar v, awalan, dan akhiran. Kata kedua menembak juga terdapat dalam KBBI. Data yang didapat dari kata tersebut, yaitu kategori kata v, kata dasar tembak, kategori kata dasar v, awalan men, dan akhiran. Berdasarkan data tersebut didapatkan pola kata pertama atau Pola1 berupa Pola 1a, dan kata kedua atau Pola2 berupa Pola 2a. Sesuai dengan pola pembentukan kata berulang pada Tabel 3, jika Pola1 merupakan Pola 1a dan Pola2 merupakan Pola 2a maka pola word graph kata masukan tembak-menembak yang dihasilkan yaitu Pola 9. Customer Test-drives Mock-up Mock-up pada iterasi kedua dibuat sesuai kebutuhan pengguna berdasarkan evaluasi pada hasil iterasi pertama. Sistem sudah dapat memproses kata masukan yang berupa kata berulang dengan cara memecah kata menjadi dua bagian. Pengecekan pola word graph tiap kata sudah dapat dilakukan dan menghasilkan word graph kata kerja yang sesuai dengan kata berulang sebagai masukan. Pengujian dengan kata masukan yang termasuk word graph Pola 8, Pola 9, dan Pola 10 sudah sesuai dengan aturan pembentukan word graph kata kerja. Beberapa kata masukan berulang yang temasuk Pola 4 tidak dapat dibangkitkan word graph kata kerja berdasarkan aturan pembentukannya. Pola 4 tidak dapat dibangkitkan jika kata masukan yang diberikan berupa kata berulang dengan kata kedua meluruh dan tidak memiliki imbuhan. Proses pencarian data kata kedua baik pada pengecekan KBBI maupun proses stemming tidak mendapatkan hasil yang sesuai. Word graph beberapa kata masukan yang termasuk pada Pola 4 tidak dapat dibangkitkan oleh mock-up hasil iterasi kedua. Hasil pengujian mock-up iterasi kedua untuk kata berulang dapat dilihat lebih rinci pada Lampiran 16 sampai dengan Lampiran 19.

11 14 Iterasi 3 Listen to Customer Iterasi ketiga dilakukan karena masih terdapat kesalahan pada mock-up hasil dari iterasi kedua. Hal yang dilakukan pada iterasi ketiga adalah memperbaiki kesalahan yang didapat pada mock-up sebelumnya. Kesalahan yang didapat pada mock-up hasil dari iterasi kedua adalah sistem tidak dapat menampilkan word graph beberapa kata kerja berulang yang termasuk Pola 4. Kata berulang dengan kata kedua berupa kata dasar yang meluluh dan tidak terdapat awalan tidak dapat dibangkitkan word graph yang sesuai. Contoh kata yang dimaksud yaitu seperti kata kedua nari pada kata menarinari. Sistem membutuhkan suatu fungsi yang dapat mengakomodasi kata masukan berupa kata berulang dengan kata kedua berupa kata dasar yang meluruh dan tidak terdapat awalan, sehingga kata masukan dapat diproses dan word graph kata kerja dapat dibangkitkan. Revise Mock-up Kata yang tidak dapat dibangkitkan word graph-nya yaitu kata masukan berupa pengulangan dengan kata kedua berupa kata dasar yang meluluh dan tidak memiliki awalan. Kata kedua tersebut sudah pasti tidak terdapat pada KBBI. Oleh karena itu, revisi yang dilakukan pada iterasi ketiga yaitu memperbaiki fungsi stemming agar dapat mengakomodasi kata kedua yang meluruh dan tidak memiliki awalan. Method yang digunakan untuk memperbaiki mock-up hasil iterasi kedua yaitu masih menggunakan method runawalan(). Method tersebut digunakan juga untuk mengakomodasi fungsi stemming yang digunakan hanya untuk kata kedua yang mengalami peluruhan, namun tidak terdapat awalan. Data yang didapat pada pencarian awalan untuk proses stemming kata kedua hanya berupa buang dan luluh saja. Berikut adalah contoh kode program pada method runawalan() untuk kata kedua: 210 private void runawalan(string input){ 282 else { 287 else if(input_kata.startswith("n")){ 296 else{ 297 buang = "n"; 298 luluh = "t"; 299 } 300 } 301 } 302 } Kedua kata hasil pemecahan kata berulang kemudian dilakukan pengecekan pada KBBI. Kedua kata akan dilakukan proses stemming lagi dengan memanggil class Stem jika tidak terdapat dalam KBBI. Proses stemming pada kata pertama sama seperti proses stemming kata tidak berulang pada iterasi sebelumnya. Proses stemming pada kata kedua sedikit berbeda dengan proses stemming pada kata pertama. Stemming yang dilakukan yaitu stemming untuk mengakomodasi kata kedua yang meluluh namun tidak memiliki awalan. Setelah itu, jika masih belum ditemukan kata dasar yang sesuai, akan dilakukan proses stemming biasa, seperti stemming pada kata pertama. Jumlah calon kata dasar pada iterasi ketiga bertambah satu untuk mengakomodasi kata kedua pada kata berulang. Calon kata dasar menjadi berjumlah tujuh jika calon akhiran hanya satu, sedangkan jika terdapat dua calon akhiran maka calon kata dasar berjumlah sepuluh. Kata menari-nari tidak terdapat dalam KBBI sehingga perlu dilakukan proses stemming. Tahap selanjutnya yaitu pemecahan kata menjadi kata menari dan kata nari. Kata pertama menari terdapat dalam KBBI, lalu didapat data awalan men, akhiran, kata dasar tari, dan kategori kata dasar n. Kata kedua nari tidak terdapat pada KBBI, kemudian dilakukan stemming untuk kata kedua. Data yang didapat untuk kata nari, yaitu buang n, luluh t, dan calon akhiran i. Calon akhiran hanya berjumlah satu sehingga calon kata dasar dari kata masukan menarinari berjumlah tujuh. Gambar 12 menunjukkan hasil stemming untuk kata kedua nari. Gambar 12 Contoh hasil stemming pada kata kedua nari. Data yang didapat dari proses stemming untuk kata kedua, yaitu awalan, akhiran, kata dasar tari, dan kategori kata dasar n. Berdasarkan data tersebut, didapat Pola1 berupa Pola 6b dan Pola2 berupa Pola Nou. Sesuai dengan pola pembentukan kata berulang pada Tabel 3, jika Pola1 merupakan Pola 6b dan Pola2 merupakan Pola Nou maka pola word graph kata menari-nari yang dihasilkan yaitu Pola 4.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Pola Word Graph Kata Benda 1 Listen to Customer 2 Build or Revise Mock-up Customer Test Drives Mock-up

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Pola Word Graph Kata Benda 1 Listen to Customer 2 Build or Revise Mock-up Customer Test Drives Mock-up 4 Listen to customer Gambar 1 Diagram metode pengembangan prototype. 1 Listen to Customer Tahap listen to customer merupakan tahap untuk melakukan pengumpulan kebutuhan pengguna (requirements gathering).

Lebih terperinci

MODUL WORD GRAPH KATA KERJA PADA KG_EDITOR BERBASIS DESKTOP NI MADE FEBRYANTINI DWI ARINY

MODUL WORD GRAPH KATA KERJA PADA KG_EDITOR BERBASIS DESKTOP NI MADE FEBRYANTINI DWI ARINY i MODUL WORD GRAPH KATA KERJA PADA KG_EDITOR BERBASIS DESKTOP NI MADE FEBRYANTINI DWI ARINY DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. pembentukan pola word graph, pengujian pola word graph, analisis hasil pengujian.

HASIL DAN PEMBAHASAN. pembentukan pola word graph, pengujian pola word graph, analisis hasil pengujian. yang sesuai dengan pola tersebut. Di lain pihak, jika hasil dari stemming berupa pola kata dasar dan imbuhan yang tidak ada dalam pola kata kerja menurut Ahmad Muslik (2009) dan gagal dalam proses pengenalan,

Lebih terperinci

MODUL WORD GRAPH KATA BENDA PADA KG_EDITOR BERBASIS JAVA DESKTOP RANI DWIJAYANTI

MODUL WORD GRAPH KATA BENDA PADA KG_EDITOR BERBASIS JAVA DESKTOP RANI DWIJAYANTI MODUL WORD GRAPH KATA BENDA PADA KG_EDITOR BERBASIS JAVA DESKTOP RANI DWIJAYANTI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 MODUL WORD GRAPH

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Penelitian yang sudah pernah membuat sistem ini berhasil menciptakan pembangkitan pertanyaan non-factoid secara otomatis dengan menggunakan tiga jenis

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN 3.1 State of the Art Pada penelitian sebelumnya sudah ada yang menggunakan metode Stemming untuk preprocessing text dalam mengolah data pelatihan dan data uji untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan analisis dan perancangan sistem dari aplikasi translator bahasa Indonesia Sunda, Sunda Indonesia berbasis mobile dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

Spesifikasi Pengembangan Validasi HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Sistem

Spesifikasi Pengembangan Validasi HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Sistem Spesifikasi Tahap spesifikasi ini mencakup proses perancangan dan pemrograman perangkat lunak secara keseluruhan. Tahap ini juga melibatkan perbaikan terhadap spesifikasi sebelumnya. Perancangan BogorDelftConStruct

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem ialah proses identifikasi mengenai hal-hal yang dibutuhkan dan harus ada pada sistem, agar sistem tersebut dapat berjalan sesuai

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Implementasi Perangkat Keras Perangkat keras yang minimal diperlukan untuk membangun suatu sistem informasi perhitungan harga pokok produk ini sesuai dengan rekomendasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini. Pada dasarnya penelitian ini terpisah antara pengembangan MBROLA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini. Pada dasarnya penelitian ini terpisah antara pengembangan MBROLA BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini. Pada dasarnya penelitian ini terpisah antara pengembangan MBROLA dan sistem

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan implementasi dari Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian kinerja yang sudah dibangun 5.1 Lingkungan Implementasi Lingkungan implementasi meliputi

Lebih terperinci

Bab IV Perancangan. Aplikasi Visualisasi Dashoard

Bab IV Perancangan. Aplikasi Visualisasi Dashoard Bab IV Perancangan Perancangan merupakan salah satu tahap yang memiliki peranan penting pada pembangunan suatu aplikasi. Perancangan dilakukan berdasarkan hasil analisis dan penentuan kebutuhan. Pada perancangan

Lebih terperinci

Tabel 3 Situs berita dan jumlah RSS yang diunduh Situs Berita

Tabel 3 Situs berita dan jumlah RSS yang diunduh Situs Berita 6 besar dibandingkan dengan istilah yang berada pada description. Lingkup Implemental Lingkungan implementasi yang akan digunakan adalah sebagai berikut: Perangkat Lunak : Sistem operasi Windows XP Professional

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Aplikasi Pada bab ini akan dibahas implementasi sistem rancang bangun Aplikasi pencarian pasal-pasal undang-undang hukum dengan metode String Matching hingga

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dilanjutkan dengan pengujian terhadap aplikasi. Kebutuhan perangkat pendukung dalam sistem ini terdiri dari :

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dilanjutkan dengan pengujian terhadap aplikasi. Kebutuhan perangkat pendukung dalam sistem ini terdiri dari : BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Sistem Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi sistem berdasarkan analisis dan perancangan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dan dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dan pengujian merupakan langkah yang dilakukan setelah melakukan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dan pengujian merupakan langkah yang dilakukan setelah melakukan 75 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Berdasarkan perancangan software pada bab sebelumnya, maka dihasilkan sebuah aplikasi fingerscan untuk keamanan ruang kelas. Implementasi dan pengujian merupakan langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian, untuk memudahkan penelitian dalam melakukan penelitian dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Tahapan analisis dan perancangan ini bertujuan menganalisa kebutuhan pengembangan aplikasi media pembelajaran enkripsi dengan algoritma Triple DES.

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Tahapan Implementasi merupakan kelanjutan dari kegiatan rancangan sistem dan dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk mewujudkan sistem yang telah dirancang. Langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dijabarkan mengenai implementasi dan pengujian perangkat lunak berdasarkan hasil analisis dan perancangan di bab III. 4.1 Implementasi Bagian implementasi

Lebih terperinci

Lingkungan Pengembangan

Lingkungan Pengembangan 8 ireport yang telah dibenamkan pada program NetBeans. Struktur laporan ini terdiri atas judul laporan, isi laporan, dan tanggal pelaporan. Laporan ini ditampilkan oleh JasperReviewer, salah satu menu

Lebih terperinci

BAB IV TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB IV TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM 4.1. Implementasi Sistem Implementasi merupakan tahap pengembangan analisa dan rancangan menjadi sebuah sistem untuk dilakukan kajian mengenai rangkaian sistem baik

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Pengertian Implementasi Sistem Setelah sistem selesai dianalisis dan dirancang secara rinci dan teknologi telah diseleksi dan dipilih, saatnya sistem untuk diimplementasikan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahanpermasalahan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahanpermasalahan BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahanpermasalahan yang ada pada sistem. Analisis ini diperlukan sebagai dasar bagi tahapan

Lebih terperinci

4 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

4 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Implementasi adalah penerapan hasil perancangan yang telah dilakukan pada tahap analisis dan perancangan sistem. Hasil perancangan diterapkan menjadi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. buat, dilakukan menggunakan bahasa pemograman java netbeans dengan basis

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. buat, dilakukan menggunakan bahasa pemograman java netbeans dengan basis BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Implementasi Implementasi adalah suatu kelanjutan dari perancangan sistem informasi peminjaman dan pengembalian mobil pada Rental Mobil Dua Saudara. Telah di

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Sistem baru yang telah dibangun sesuai dengan perancangan, kemudian akan diimplementasikan untuk mengetahui apakah sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan tujuannya

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi Sistem Pada implementasi sistem ini akan dijelaskan mengenai perangkat yang digunakan saat pembuatan aplikasi ini. Berikut merupakan spesifikasi perangkat

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI PEDAGANG SIMPAN PINJAM DI PASAR BARU KOTA BANDUNG

SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI PEDAGANG SIMPAN PINJAM DI PASAR BARU KOTA BANDUNG SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI PEDAGANG SIMPAN PINJAM DI PASAR BARU KOTA BANDUNG Indra Purnama, M.T., MCAS, MOS., 1, Ali Kurniawan 2 1 Program Studi Manajemen Informatika Politeknik Komputer

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Program Agar aplikasi enkripsi dan dekripsi ini dapat berjalan dengan baik dan bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan, spesifikasi perangkat keras

Lebih terperinci

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Dalam perancangan dan pengimplementasian perangkat lunak diperlukan perancangan sistem terlebih dahulu yang bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pengguna tentang

Lebih terperinci

Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem Pada bab ini akan dibahas mengenai metode perancangan yang digunakan dalam membuat perancangan sistem aplikasi pendeteksian kata beserta rancangan design interface yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS 29 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS Dengan menggunakan Visual Basic 6.0 aplikasi perangkat ajar pengelolaan dan perhitungan ekspresi matematika yang akan dibangun dalam penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. kata yang diuji

HASIL DAN PEMBAHASAN. kata yang diuji 8 Kata yang telah melalui proses stemming akan disimpan output-nya, yang berupa imbuhan (awalan dan akhiran), ke dalam array StorageFix{n} dengan indeks n sebagai penunjuk kata ke-n. Penentuan Pola Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware) a) Personal Computer (PC)/Laptop 32/64 bit architecture

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Penelitian

Bab 3 Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian Pada bab ini akan dibahas mengenai proses bisnis yang berlangsung pada Toko Istana Boneka dan metode perancangan yang digunakan dalam membuat sistem informasi perhitungan arus kas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Dalam bab ini akan dijelaskan dan ditampilkan bagaimana hasil dari rancangan program. Dimana didalam program ini terdapat tampilan login, tampilan menu utama, tampilan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem (atau Produk) 3.1.1 Use Case Diagram Berikut adalah use case pada aplikasi yang akan dibangun. Pada aplikasi ini hanya ada 1 aktor, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Langkah selanjutnya dalam membangun aplikasi kearsipan ini adalah mengimplementasikan diagram-diagram UML serta hasil rancangan antarmuka pengguna yang sudah dibuat sebelumnya

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakkan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan perbandingan dari sistem pemotongan pajak dengan Net Method dan Gross Up Method pada DPRD Provinsi Sumatera Utara. IV.1.1.

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1. Implementasi Implementasi Sistem Informasi Persediaan Barang Jadi pada PT.Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung dilakukan menggunakan bahasa pemograman Java

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakkan perancangan sistem

Lebih terperinci

Rekomendasi Min Perangkat Keras. Prosesor dual core 1.5 GHz RAM 2 GB Monitor 10 " VGA Onboard Keyboard PS2 Mouse PS2

Rekomendasi Min Perangkat Keras. Prosesor dual core 1.5 GHz RAM 2 GB Monitor 10  VGA Onboard Keyboard PS2 Mouse PS2 Netbeans IDE Netbeans merupakan IDE (Integreted Development Environment) yang powerfull untuk membangun sebuah aplikasi berbasis Java, PHP, C/C++, Ruby dan lainnya. Netbeans awalnya diciptakan hanya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem Pengolahan Nilai Mahasiswa 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem Pengolahan Nilai Mahasiswa 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Maksud dan Tujuan 1.3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya teknologi saat ini maka kebutuhan penyimpanan data dalam skala yang besar sangat dibutuhkan terutama untuk perusahaanperusahaan besar,

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Kebutuhan Perangkat Lunak Sistem Pendukung Keputusan Pendukung Penempatan Jabatan dibutuhkan perangkat lunak Visual Studio 2010 dengan menggunakan bahasa pemrograman C# untuk

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap aplikasi clustering yang telah dibangun. Tahapan ini dilakukan setelah analisis dan perancangan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN. Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN. Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu implementasi sistem tersebut dan juga evaluasi dari implementasi sistem untuk mengetahui

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1 Metode dan Analisis Kebutuhan Sistem Metode yang digunakan untuk perancangan sistem ini adalah metode prototype Perancangan sistem dengan menggunakan metode prototype memiliki

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Untuk mengetahui manfaat dari aplikasi backup dan restore ini, perlu dilakukan suatu implementasi. Implementasi yang benar dan tepat sasaran memerlukan pula ketersediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berbasis komputer, walaupun perusahaan sudah menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berbasis komputer, walaupun perusahaan sudah menggunakan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini kebanyakan dari Perusahaan atau Instansi sudah menggunakan teknologi berbasis komputer, walaupun perusahaan sudah menggunakan komputerisasi di dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Implementasi merupakan kelanjutan dari kegiatan perancangan system dan dapat dipandang sebagi usaha untuk mewujudkan sistem yang dirancang. Langkah langkah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Pada tahapan analisis dan perancangan ini bertujuan menganalisa kebutuhan pengembangan aplikasi media pembelajaran kompresi dengan algoritma LZW.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Menjalankan Sistem Aplikasi Tracking Kartu Halo perlu memperhatikan lingkungan operasional dan pengembangan yang meliputi perangkat keras (hardware) yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Waktu penelitian dilaksanakan semester ganjil

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Tahap implementasi sistem adalah tahap pengubahan hasil analisis dan perancangan sistem ke dalam bahasa pemrograman sehingga menghasilkan aplikasi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pengolahan Proyek Konstruksi Jalan Pada PT. Medan Smart Jaya Dengan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. untuk menampilkan ringkasan dari teks yang dimasukkan pengguna. Ringkasan

BAB III PEMBAHASAN. untuk menampilkan ringkasan dari teks yang dimasukkan pengguna. Ringkasan BAB III PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibuat sistem peringkasan teks. Sistem ini bertujuan untuk menampilkan ringkasan dari teks yang dimasukkan pengguna. Ringkasan yang ditampilkan adalah kalimat-kalimat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam melakukan penelitian untuk memudahkan penyusun dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam melakukan penelitian untuk memudahkan penyusun dalam BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah tahapan yang menggambarkan susunan dalam melakukan penelitian untuk memudahkan penyusun dalam melakukan kegiatan. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan pada semester

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1. Spesifikasi Sistem Tahap implementasi sistem merupakan tahap menerjemahkan perancangan berdasarkan dari hasil analisis. Tahap ini merupakan tahap dimana sistem siap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Raudhoh adalah Perusahaan dagang yang menjual barang tanpa mengolah barang tersebut menjadi barang yang siap dijual. Perusahaan Raudhoh didirikan oleh Bapak Budi pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI BAB III ANALISIS DAN EVALUASI 3.1 Analisis Prosedur Yang Berjalan Prosedur yang berjalan pada proses pemindahbukuan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang saat ini adalah : 1. Wajib Pajak (WP) mengajukan

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Model Pengembangan Perangkat Lunak Model pengembangan perangkat lunak yang digunakan dalam skripsi ini adalah model prototype. Tahapan yang terjadi dalam model prototype

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil IV.1.1. Tampilan Hasil Form Login Form ini berfungsi sebagai tempat untuk melakukan login pada sistem. Pemakai sistem diwajibkan untuk memasukan username

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini mengulas tentang proses implementasi perangkat lunak, dari hasil perancangan yang dibuat sebelumnya. Selain itu juga terdapat hasil-hasil pengujian kebenaran dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses Alur Penelitian Proses metodologi penelitian ini adalah merupakan langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari proses pengumpulan data hingga pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK 1.1 PENDAHULUAN Pada saat kita melakukan pencarian melalui search engine (google.com, yahoo, dsb), kita bisa mendapatkan beberapa hasil, yang berupa dokumen - dokumen yang sama

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1. Implementasi Tahap implementasi pada sebuah sistem informasi merupakan tahap dimana sistem yang telah dirancang pada tahap sebelumnya diterapkan, berupa perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berajaskan pada kitab suci Al-Qur an yang berorientasi pada bahasa Arab.

BAB I PENDAHULUAN. berajaskan pada kitab suci Al-Qur an yang berorientasi pada bahasa Arab. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Umumnya masyarakat Indonesia 80% ber-agama muslim, yang berajaskan pada kitab suci Al-Qur an yang berorientasi pada bahasa Arab. Pembelajaran Al-Qur an yang didasari

Lebih terperinci

BAB 3. Metode dan Perancangan Sistem

BAB 3. Metode dan Perancangan Sistem BAB 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Perancangan Sistem Metode yang dipakai untuk membuat sistem ini adalah prototype model. Prototype model memungkinkan adanya interaksi yang lebih baik antara

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dapat dipahami jalannya aplikasi Rancang Bangun Aplikasi Informasi Kegiatan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dapat dipahami jalannya aplikasi Rancang Bangun Aplikasi Informasi Kegiatan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Implementasi program adalah implementasi dari analisis dan desain sistem yang dibuat sebelumnya. Sehingga diharapkan dengan adanya implementasi ini dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada semester Genap Tahun Pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada semester Genap Tahun Pelajaran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Program Studi Ilmu Komputer Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Implementasi adalah sebuah tahap dimana analisa dan rancangan yang sudah dibuat sebelumnya dijalankan. Pada tahap ini perangkat keras dan perangkat lunak

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi sistem merupakan tahap pembangunan perangkat lunak, tahap lanjut dari tahap perancangan sistem. Tahap yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK 1.1 Pendahuluan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. adalah salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang telekomunikasi. Sebagai sebuah perusahaan besar,

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan membahas tahap-tahap pembuatan sistem menggunakan model waterfall yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.tahap-tahap pembuatan sistem,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bagian ini, penulis melakukan bagian implementasi dan pengujian dimana bagian ini mengacu pada analisa dan perancangan pada bagian sebelumnya. 4.1 Lingkungan Implementasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai pelaksanaan terhadap hasil perancangan yang telah diperoleh sebelumnya. Hasil perancangan pada tahap perancangan akan diimplemetasikan menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Sistem Informasi Keuangan Pada PT. CCBI Northern Sumatra. IV.1.1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil 1. Tampilan Menu Utama Pada Halaman Menu Utama Sistem Informasi Geografis ini sebagai halaman pertama kali saat aplikasi ini dijalankan. Halaman ini berisi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Tahapan implementasi merupakan kelanjutan dari kegiatan rancangan sistem dan dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk mewujudkan sistem yang telah dirancang. Langkah langkah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. 3.1 Analisa Berikut tahap-tahap awal dalam pembuatan:

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. 3.1 Analisa Berikut tahap-tahap awal dalam pembuatan: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Berikut tahap-tahap awal dalam pembuatan: Gambar 3.1 Tahap awal pengerjaan Gambar di atas adalah tahapan awal dalam pengerjaan pembuatan aplikasi SMS Kriptografi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. data, selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut: menyajikan suatu rancangan langkah kerja dari sistem yang baru.

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. data, selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut: menyajikan suatu rancangan langkah kerja dari sistem yang baru. BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan proses penghimpunan data yang akan digunakan sebagai dasar kebutuhan sistem penjualan bahan kimia. Penghimpunan

Lebih terperinci

1 BAB III METODE PENELITIAN

1 BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa studi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa studi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa studi literatur berupa mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan pembahasan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisis dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi adalah tahap dimana sistem informasi telah digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 26 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Analisis dan perancangan berfungsi untuk mempermudah, memahami dan menyusun perancangan pada bab selanjutnya, selain itu juga berfungsi untuk memberikan gambaran dan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. harus dijalankan diantaranya adalah: hal-hal yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut:

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. harus dijalankan diantaranya adalah: hal-hal yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut: BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi sistem Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Dalam implementasi perancangan aplikasi web E-Commerce

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dibahas mengenai implementasi aplikasi yang telah dibuat dan evaluasi terhadap aplikasi Multivariate Statistical Process Control. 4.1 Spesifikasi Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI 1.1 Analisis Masalah Sampai saat ini masih banyak kita temui cerita cerita fiksi yaitu dongeng maupun cerita rakyat lainya masih tercetak dalam bentuk buku, majalah

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap Aplikasi Power Control. Tahapan ini dilakukan setelah analisa dan perancangan selesai dilakukan dan akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Informasi Akuntansi Penyusutan Aset Tetap Dan Bergerak Dengan Metode Garis Lurus Pada Otoritas Pelabuhan Utama

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Sebelum melakukan implementasi dan menjalankan aplikasi Rancang Bangun Prototype Produk Paket Sistem Komputasi Akuntansi Keuangan, dibutuhkan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses penelitian penerapan Hidden Markov Models : 40 Studi Literatur dan Kepustakaan Rumusan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 51 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Pada tahap implementasi dan pengujian sistem, akan dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada sub bab ini akan

Lebih terperinci