ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH"

Transkripsi

1 ANSIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Analisis Pembentukan Word Graph Kata Benda Menggunakan Teori Knowledge Graph adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian tesis ini. Bogor, 19 Agustus 2009 Hairul Saleh G

3 ABSTRACT HAIRUL SALEH. Word Graph of Noun Analysis Using Knowledge Graph Theory. Under direction of SRI NURDIATI and FARIDA HANUM. Knowledge graph is one of many theories that can be used to describe human language. In the theory of knowledge graph, word is represented by a word graph. Nouns describe something that are usually of considerable complexity. Describing their precise meaning leads to complex word graphs. In this thesis every noun will be analyzed using Indonesian grammar. Then, the noun is represented in a word graph. The result of this research is a systematic pattern of word graph of noun. Furthermore, the systematic pattern has been tested and is used to produce a rule to construct a knowledge graph for any noun. Keywords: knowledge graph, word graph, sentence graph, word graph of noun.

4 RINGKASAN HAIRUL SALEH. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Benda Menggunakan Teori Knowledge Graph. Dibimbing oleh SRI NURDIATI dan FARIDA HANUM Teori Knowledge Graph (KG) digunakan untuk menggambarkan bahasa manusia yang lebih berfokus pada aspek semantik daripada aspek sintaksis. Salah satu pemanfaatan teori KG adalah dalam analisis dokumen sehingga diperoleh intisari atau pengetahuan baru. Penerapan teori KG tersebut selama ini masih terbatas untuk dokumen berbahasa Inggris. Hal ini disebabkan penerapan teori KG berkait dengan tata bahasa alami yang mendasarinya dan dasar teori KG selama ini adalah tata bahasa Inggris. Upaya penerapan teori KG pada bahasa Indonesia telah dirintis dengan diadakannya beberapa penelitian. Penelitian tersebut telah dimulai dengan pembuatan rekayasa memahami teks menggunakan metode KG dalam bahasa Indonesia dengan tema sistem pendidikan nasional dan penggunaan teori KG untuk menganalisis masalah kemiskinan. Selanjutnya diadakan pula penelitian untuk mengubah kalimat sembarang menjadi kalimat efektif lalu mengubahnya ke dalam bentuk text graph dan merancang algoritme pembentukan text graph. Penelitian lainnya ditujukan untuk merancang algoritme pembentukan combined graph dan simplified graph untuk teks berbahasa Indonesia. Penelitian terakhir dalam upaya penerapan teori KG pada bahasa Indonesia ditujukan untuk menentukan chunk indicators yang digunakan sebagai petunjuk dalam menganalisis teks berbahasa Indonesia yang akan ditampilkan dalam bentuk graf. Penelitian di atas masih jauh dari memadai untuk terciptanya sebuah metode membaca dokumen berbahasa Indonesia secara otomatis dan menghasilkan informasi dalam bentuk graf. Masih banyak aspek pada struktur bahasa Indonesia yang belum dianalisis yang mengakibatkan teori KG belum dapat diterapkan dalam bahasa Indonesia sepenuhnya. Sebagai contoh belum ada aturan word graph dari jenis kata yang lebih spesifik seperti kata benda, kata kerja dan kata sifat. Juga belum ada kamus word graph dari setiap kata yang muncul dalam sembarang dokumen berbahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis pada proses pembentukan word graph kata benda pada bahasa Indonesia dan membuat aturan pembentukan word graph kata benda pada bahasa Indonesia. Penelitian ini bermanfaat dalam membantu terciptanya kamus graf kata benda pada bahasa Indonesia sebagai konstribusi bagi usaha untuk merealisasikan tujuan jangka panjang analisis teks bahasa Indonesia secara otomatis dengan memanfaatkan teori knowledge graph. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian menganalisis pembentukan word graph kata benda pada bahasa Indonesia menggunakan teori knowledge graph (KG) dimulai dengan pengumpulan data untuk analisis struktur kata benda bahasa Indonesia. Pada tahap ini dilakukan kegiatan mengumpulkan berbagai bahan pustaka yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti yaitu pustaka mengenai pengelompokan kata benda berdasarkan afiksasinya dan pustaka mengenai pembentukan graf kata pada knowledge graph. Selanjutnya dilakukan pembuatan contoh graf kata benda berdasarkan kelompok afiksasi kata benda. Pembuatan graf kata benda ini terbatas hanya pada kata benda yang dianggap

5 merepresentasikan kelompok afiksasinya. Selanjutnya, berdasarkan analisis pembuatan contoh graf kata benda sesuai kelompoknya di atas maka dibuatlah aturan pembentukan graf kata benda yang dapat berlaku umum untuk setiap kata benda. Langkah terakhir penelitian ini adalah pengujian aturan pembentukan graf kata benda yang telah dibuat terhadap sembarang kata benda. Bila aturan tersebut belum dapat diterapkan pada kata uji maka aturan tersebut perlu diperbaiki. sehingga dapat diterapkan pada kata uji tersebut. Dari tinjauan pustaka diketahui bahwa penurunan kata benda pada bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan afiksasi yaitu proses penambahan afiks tertentu pada kata dasar. Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia pada dasarnya ada tiga prefiks dan satu sufiks yang dipakai untuk menurunkan kata benda, yaitu prefiks ke-, per, dan peng- serta sufiks an. Karena prefiks dan sufiks dapat bergabung, seluruhnya ada tujuh macam afiksasi dalam penurunan kata benda: (1) ke-, (2) per-, (3) peng-, (4) -an, (5) peng-an, (6) per-an dan (7) ke-an. Selain dipengaruhi oleh ketujuh macam afiksasi tersebut makna kata benda turunan juga dipengaruhi oleh kata dasar pembentuknya. Dari berbagai makna kata benda turunan inilah selanjutnya diperoleh beberapa pola pembentukan word graph kata benda. Dari penelitian ini diperoleh dua puluh pola pembentukan word graph kata benda yang terdiri atas delapan belas pola pembentukan word graph berdasarkan afiksasi dan masing-masing sebuah pola kata benda dasar (KBD) dan kata benda turunan (KBT) yang belum dapat dimasukkan ke dalam pola yang telah terbentuk sesuai dengan makna katanya. Kata kunci: knowledge graph, word graph, sentence graph, kata benda, word graph kata benda.

6 @Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2009 Hak cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik dan tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Institut Pertanian Bogor. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin Institut Pertanian Bogor.

7 ANSIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Matematika Terapan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

8 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Drs. Prapto Tri Supriyo, M.Kom

9 Judul Tesis Nama NRP : Analisis Pembentukan Word Graph Kata Benda Menggunakan Teori Knowledge Graph : Hairul Saleh : G Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. Ketua Dra. Farida Hanum, M.Si. Anggota Diketahui Ketua Program Studi Matematika Terapan Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, MS Prof. Dr. Ir.Khairil Anwar Notodiputro, MS Tanggal ujian : 18 Agustus 2009 Tanggal lulus : 24 Agustus 2009

10 tuk nia kurniasih muhammad zaki ihsani syahid naufal ramadhan fitra khalisa zahira

11 PRAKATA Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan takterhingga nikmat hingga selesailah sudah penulisan tesis ini. Solawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. Penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc dan Dra. Farida Hanum, M.Si sebagai dosen pembimbing atas bimbingannya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Drs. Prapto Tri Supriyo, M.Kom sebagai penguji pada ujian tesis yang telah memberikan masukan yang berharga untuk perbaikan tesis ini. Juga kepada para dosen dan karyawan Departemen Matematika IPB penulis sampaikan terima kasih atas bantuannya selama ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Bahrul Hayat, Ph.D sebagai Sekretaris Jendral Departemen Agama yang telah mengupayakan beasiswa dan kesempatan kepada guru-guru madrasah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pascasarjana. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Drs.Achmad Damiri dan Dra. Hj. Makiyah, M.Pd sebagai Kepala MTsN 11 Jakatrta serta Zulkifli, S.Pd sebagai Kepala MTsN 36 Jakarta atas pengertian dan perhatiannya sewaktu penulis menempuh pendidikan pascasarjana ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman mahasiswa S2 Matematika atas kerjasama dan bantuannya. Akhirnya terima kasih penulis sampaikan kepada istri, anak-anak dan seluruh keluarga atas pengertian, bantuan dan doanya. Penulis siap menerima saran dan kritik untuk perbaikan tesis ini yang memang masih banyak kekurangannya. Semoga Allah SWT menjadikan semua amal kita sebagai amal kebaikan dan membalasnya dengan balasan yang berlipat. Amin. Bogor, 19 Agustus 2009 Hairul Saleh

12 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Jakarta pada 12 Juni Penulis merupakan anak kelima dari delapan bersaudara dengan ayah Juaini dan ibu Maimunah. Penulis menamatkan SDN 01 Cengkareng, SMPN 45 dan SMAN 33 di Jakarta. Melalui Proyek Perintis II tahun 1983 penulis memasuki pendidikan S1 pada Jurusan Matematika ITB dan lulus tahun Sarjana kependidikan penulis dapatkan dari STKIP Kusuma Negara Jakarta tahun Melalui beasiswa bagi guru di lingkungan Departemen Agama tahun 2007 penulis menempuh pendidikan S2 pada Program Studi Matematika Terapan IPB dan lulus tahun Kini penulis mengajar di MTsN 36 Jakarta dan beberapa perguruan tinggi serta membuka bimbingan belajar matematika Logic.

13 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Kata Benda Batasan dan Ciri Kata Benda Kata Benda Dasar Kata Benda Turunan Graf dan Knowledge Graph Graf Knowledge Graph (KG) Konsep Word Graph Aspek-aspek Ontologi Pembentukan Graf Kata Benda.. 3 METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pembentukan Word Graph Kata Benda Pembentukan Word Graph Kata Benda Dasar Afiksasi Kata Benda dengan Prefiks pe Afiksasi Kata Benda dengan Sufiks an Afiksasi Kata Benda dengan Prefiks pe- dan Sufiks an Afiksasi Kata Benda dengan Prefiks ke- dan Sufiks an Afiksasi Kata Benda dengan Prefiks ke Word Graph Kata Benda yang Belum Terpolakan. 4.2 Aturan Pembentukan Word Graph Kata Benda Pengujian Aturan Pembentukan Word Graph Kata Benda... 5 SIMPULAN DAN SARAN.. DAFTAR PUSTAKA. LAMPIRAN. xiii xv

14 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Contoh relasi Contoh relasi Contoh relasi EQU Contoh relasi SUB Contoh relasi DIS Contoh relasi ORD Contoh relasi PAR Contoh relasi SKO Contoh relasi Fokus Empat relasi frame Graf kata pelajar Graf kata pelaut Graf kata penakut Bagan penelitian pembentukan word graph kata benda Graf kata sawah Word Graph Pola 1: KBD Graf kata penyuruh Word Graph Pola 2: pe-kk Graf kata pendorong Word Graph Pola 3: pe-kk Graf kata pesuruh Graf kata pertanda Word Graph Pola 4: pe-kk Graf kata pelaut Word Graph Pola 5: pe-kb Graf kata pemancing Word Graph Pola 6: pe-kb Graf kata peramah Word Graph Pola 7: pe-ks 1. 23

15 30 Graf kata pengecil Word Graph Pola 8: pe-ks Graf kata makanan Word Graph Pola 9: KK-an Graf kata harian Word Graph Pola 10: KB-an Graf kata manisan Word Graph Pola 11: KS-an Graf kata satuan Graf kata belasan Graf kata puluhan Graf kata dua puluhan Graf kata belasan tahun Word Graph Pola 12: KBil Graf kata pemindahan Word Graph Pola 13: pe-kk-an Graf kata perpindahan Word Graph Pola 14: pe-kk-an Graf kata perbukuan Word Graph Pola 15: pe-kb-an Graf kata pembukuan Word Graph Pola 16: pe-kb-an Graf kata penyuburan Word Graph Pola 17: pe-ks-an Graf kata kesuburan Word Graph Pola 18: ke-kd-an Graf kata kekasih Word Graph Pola 19: ke-kd Word Graph Pola 20: KBT Diagram alir pembentukan word graph kata benda Graf kata pembajakan berdasarkan skenario Word Graph Pola 16: pe-kb-an

16 62 Graf kata pembajakan berdasarkan aturan 53

17 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Daftar kata benda yang termasuk pola pe-kk Daftar kata benda yang termasuk pola pe-kk Daftar kata benda yang termasuk pola pe-kk Daftar kata benda yang termasuk pola pe-kb Daftar kata benda yang termasuk pola pe-kb Daftar kata benda yang termasuk pola pe-ks Daftar kata benda yang termasuk pola pe-ks Daftar kata benda yang termasuk pola KK-an Daftar kata benda yang termasuk pola KB-an Daftar kata benda yang termasuk pola KBil Daftar kata benda yang termasuk pola pe-kk-an Daftar kata benda yang termasuk pola pe-kk-an Daftar kata benda yang termasuk pola pe-kb-an Daftar kata benda yang termasuk pola pe-kb-an Daftar kata benda yang termasuk pola pe-ks-an Daftar kata benda yang termasuk pola ke-kd-an Daftar kata benda yang termasuk pola ke-kd Daftar kata pengujian aturan pembentukan word graph kata benda.. 66

18 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu pemanfaatan teori knowledge graph (KG) adalah dalam analisis dokumen sehingga diperoleh intisari atau pengetahuan baru. Penerapan teori KG tersebut selama ini masih terbatas untuk dokumen berbahasa Inggris. Hal ini disebabkan penerapan teori KG berkait dengan tata bahasa alami yang mendasarinya dan dasar teori KG selama ini adalah tata bahasa Inggris. Untuk penerapan teori KG pada bahasa alami selain bahasa Inggris seperti bahasa Jepang, Cina atau Bahasa Indonesia diperlukan analisis teori KG terhadap struktur bahasa yang bersangkutan. Hal ini diperlukan karena setiap bahasa alami memiliki struktur bahasa yang tidak persis sama dengan struktur bahasa Inggris. Upaya penerapan teori KG pada bahasa Indonesia telah dirintis oleh Sri Nurdiati dan beberapa mahasiswa di bawah bimbingannya. Hulliyah (2007) memulai dengan membuat rekayasa memahami teks menggunakan metode KG dalam bahasa Indonesia dengan tema sistem pendidikan nasional. Ikhwati (2007) mencoba menggunakan teori KG untuk menganalisis masalah kemiskinan. Selanjutnya Berri (2008) mengubah kalimat sembarang menjadi kalimat efektif lalu mengubahnya ke dalam bentuk text graph dan merancang algoritme pembentukan text graph. Wulandari (2008) merancang algoritme pembentukan combined graph dan simplified graph untuk teks berbahasa Indonesia dan Rusiyamti (2008) menentukan chunk indicators yang digunakan sebagai petunjuk dalam menganalisis teks berbahasa Indonesia yang akan ditampilkan dalam bentuk graf. Penelitian di atas masih jauh dari memadai untuk terciptanya sebuah metode membaca dokumen berbahasa Indonesia secara otomatis dan menghasilkan informasi dalam bentuk graf. Masih banyak aspek pada struktur bahasa Indonesia yang belum dianalisis yang mengakibatkan teori KG belum dapat diterapkan dalam bahasa Indonesia sepenuhnya. Sebagai contoh belum ada aturan word graph dari jenis kata yang lebih spesifik seperti kata benda, kata kerja dan kata sifat. Juga belum ada kamus word graph dari setiap kata yang muncul dalam sembarang dokumen berbahasa Indonesia.

19 2 1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. melakukan analisis pada proses pembentukan word graph kata benda pada bahasa Indonesia, 2. membuat aturan pembentukan word graph kata benda pada bahasa Indonesia, 3. melakukan pengujian terhadap aturan pembentukan word graph kata benda pada bahasa Indonesia. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat dalam membantu terciptanya kamus graf kata benda pada bahasa Indonesia sebagai konstribusi bagi usaha untuk merealisasikan tujuan jangka panjang analisis teks bahasa Indonesia secara otomatis dengan memanfaatkan teori knowledge graph. 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Karena kata benda pada bahasa Indonesia sangat banyak maka dalam penelitian ini kata benda yang dibahas diutamakan pada kata benda yang berhubungan dengan bidang pertanian.

20 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Ada dua masalah yang menjadi tinjauan dalam menganalisis pembentukan kata benda pada bahasa Indonesia menggunakan teori knowledge graph. Pertama, masalah aturan pembentukan kata benda pada bahasa Indonesia dan kedua, masalah pembentukan graf kata benda menggunakan teori knowledge graph. 2.1 Kata Benda Batasan dan Ciri Kata Benda Kata benda adalah segala macam kata yang dapat diterangkan atau diperluas dengan yang + kata sifat (Keraf 1984). Kata benda dapat dilihat dari tiga segi, yakni segi semantis, segi sintaksis, dan segi bentuk. Dari segi semantis, kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Dengan demikian, kata seperti guru, kucing, meja, dan kebangsaan adalah kata benda. Dari segi sintaksisnya, kata benda mempunyai ciri-ciri tertentu: 1. Dalam kalimat yang predikatnya kata kerja, kata benda cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap. 2. Kata benda tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata pengingkarnya ialah bukan. 3. Kata benda umumnya dapat diikuti oleh kata keterangan, baik secara langsung maupun dengan diantarai oleh kata yang. Dari segi bentuknya, kata benda terdiri atas dua macam, yakni (1) kata benda yang berbentuk kata dasar dan (2) kata benda turunan (Alwi et al. 2003) Kata Benda Dasar Kata benda dasar adalah kata benda yang hanya terdiri atas satu morfem. Kata benda dasar dapat dibagi menjadi dua yaitu kata benda dasar umum dan kata benda dasar khusus (Alwi et al. 2003). Beberapa acuan ciri semantik kata benda dasar umum: 1. tempat, contohnya meja, kursi 2. waktu, contohnya malam, minggu, tahun

21 4 3. alat melakukan perbuatan, contohnya pisau, tongkat 4. cara melakukan perbuatan, contohnya kesatria, hukum Kata benda dasar khusus memiliki beberapa acuan fitur semantik, misalnya: 1. tempat, contohnya atas, dalam, bawah 2. nama geografis, contohnya Jakarta, Bogor 3. idiomatis, contohnya butir, batang 4. nama diri orang, contohnya Hairul, Saleh 5. nama hari, contohnya Minggu, Jumat Kata Benda Turunan Kata benda turunan adalah kata benda yang terbentuk dari kata benda dasar. Penurunan kata benda dapat dilakukan dengan afiksasi yaitu proses penambahan afiks tertentu pada kata dasar. Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia pada dasarnya ada tiga prefiks dan satu sufiks yang dipakai untuk menurunkan kata benda, yaitu prefiks ke-, per, dan peng- serta sufiks an. Karena prefiks dan sufiks dapat bergabung, seluruhnya ada tujuh macam afiksasi dalam penurunan kata benda: (1) ke-, (2) per-, (3) peng-, (4) -an, (5) peng-an, (6) per-an dan (7) ke-an. Di bawah ini diberikan uraian singkat dan contoh dari ketujuh afiksasi tersebut (Alwi et al. 2003) Afiksasi Kata Benda dengan ke- Tidak banyak kata benda yang diturunkan dengan prefix ke-. Yang dapat disebutkan ialah ketua, kehendak, kekasih, dan kerangka. Prefix ke- menyatakan orang atau sesuatu yang di., dengan titik-titik diisi dengan kata kerja pasif. Contoh, ketua berarti orang yang dituakan Afiksasi Kata Benda dengan per- Prefiks per- mempunyai tiga alomorf, yakni pel-, per-, dan pe-. Kata benda yang diturunkan dengan pel- hanya pada satu kata dasar, yakni ajar yang menurunkan kata pelajar. Kata benda yang diturunkan dengan per- berkaitan erat dengan kata kerja berafiks ber- dan jumlahnya sangat terbatas: pertapa, persegi,

22 5 pertanda dan perlambang. Kata benda yang berkaitan dengan kata kerja berafiks ber- tetapi muncul dengan bentuk pe-, misalnya petani, petinju, pedagang dan pejuang Afiksasi Kata Benda dengan peng- Prefiks peng- mempunyai enam alomorf, yakni pem-, pen-, peny-, pe-, peng-, dan peng-. Sumber untuk penurunan kata benda ini adalah kata kerja atau kata sifat. Arti yang umum bagi kata benda dengan peng- ialah: (a) Orang atau hal yang melakukan perbuatan yang dinyatakan oleh kata kerja. Contoh, pembeli berarti orang yang membeli. (b) Orang yang pekerjaannya melakukan kegiatan yang dinyatakan oleh kata kerja. Contoh, penanam berarti orang yang pekerjaannya menanam. (c) Orang yang memiliki sifat yang dinyatakan oleh kata sifat. Contoh, pemarah berarti orang yang sifatnya mudah marah. (d) Alat untuk melakukan atau orang yang melakukan perbuatan yang dinyatakan oleh kata kerja. Contoh, penyubur berarti alat untuk atau orang yang menyuburkan. Karena pe- merupakan alomorf dari peng- dan alomorf dari per- maka perlu benar-benar diketahui apakah bentuk pe- merupakan alomorf peng- atau alomorf per-. Contoh pe- alomorf per-: petani, pedagang, peladang yang berasal dari bertani, berdagang, dan berladang. Contoh pe- alomorf peng-: perawat, pelatih, pemilih yang berasal dari merawat, melatih, dan memilih. Selain didasarkan atas analogi bentuk yang telah ada, bentuk baru juga ditopang oleh perkembangan pada aspek lain terutama kata kerja. Bentuk yang semula terbatas dan tidak memiliki kontras makna ini lalu berkembang sehingga terbentuklah kontras. Contoh, penyuruh berarti yang menyuruh sedangkan pesuruh berarti yang disuruh. Contoh lainnya adalah penatar dengan petatar dan penyuluh dan pesuluh.

23 Afiksasi Kata Benda dengan -an Kata benda dengan sufiks an umumnya diturunkan dari sumber kata kerja walaupun kata dasarnya adalah kelas kata lain. Kata asinan, misalnya, diturunkan dari sumber kata kerja mengasinkan walaupun kata dasarnya adalah kata sifat asin. Arti yang umum bagi kata benda dengan sufiks -an ialah: (a) Hasil tindakan, atau sesuatu yang dinyatakan oleh kata kerja. Contoh, anjuran berarti hasil menganjurkan atau sesuatu yang dianjurkan (b) Berkaitan dengan makna lokasi Contoh, tepian berarti tempat menepi. (c) Mengacu pada waktu berkala. Contoh: harian, mingguan, bulanan. (d) Kumpulan dari kata benda Contoh, sayuran berarti berbagai sayur Afiksasi Kata Benda dengan peng-an Kata benda dengan peng-an mempunyai beberapa alomorf: peng-an, penan, pem-an, penge-an, peny-an, dan pe-an. Kata benda dengan peng-an umumnya diturunkan dari kata kerja transitif dengan meng- bukan dari kata kerja taktransitif. Kata penyatuan, misalnya, diturunkan dari kata kerja transitif menyatukan bukan dari kata kerja taktransitif bersatu. Arti yang umum bagi kata benda dengan peng-an ialah: (a) Perbuatan yang dinyatakan oleh kata kerja Contoh, penyiraman berarti perbuatan menyiram. (b) Hasil perbuatan Contoh, pengakuan berarti hasil perbuatan mengakui. (c) Bermakna unik sehingga harus ditentukan sendiri-sendiri, yang belum tentu berkaitan dengan kata kerjanya. Contoh, pendirian berarti perbuatan mendirikan/pendapat yang dinyatakan Afiksasi Kata Benda dengan per-an Makna umum kata benda dengan per-an adalah: (a) Hal, keadaan, atau hasil yang dinyatakan oleh kata kerja

24 7 Contoh, pergerakan berarti hal/keadaan bergerak. (b) Perbuatan yang dinyatakan oleh kata kerja Contoh, pertanian berarti perbuatan bertani. (c) Hal yang berkaitan dengan kata dasar Contoh, perikanan berarti hal yang berkaitan dengan ikan. (d) Tempat yang dirujuk oleh kata kerja atau kata dasar Contoh, perkemahan berarti tempat berkemah Afiksasi Kata Benda dengan ke-an Makna umum kata benda dengan ke-an adalah: (a) Hal atau keadaan yang berhubungan dengan yang dinyatakan kata kerja Contoh, kepergian berarti hal yang berhubungan dengan pergi. (b) Hal atau keadaan yang berhubungan dengan yang dinyatakan kata sifat Contoh, kekosongan berarti keadaan kosong. (c) Merujuk pada keabstrakan Contoh, kebangsaan berarti hal mengenai bangsa. (d) Merujuk pada kantor atau wilayah kekuasaan Contoh, kedutaan berarti kantor duta 2.2 Graf dan Knowledge Graph Graf Graf G = (V,E) adalah pasangan terurut dengan V adalah himpunan berhingga dan tak kosong dari elemen graf yang disebut verteks dan E adalah himpunan pasangan takterurut dari verteks di V yang disebut edge E. Verteks disebut juga node atau titik, edge disebut juga garis atau sisi. Graf berarah Ğ = (V,A) adalah pasangan terurut dengan V himpunan tak kosong dan berhingga dan A adalah himpunan pasangan terurut dari elemenelemen di V yang disebut sisi berarah atau arc (Foulds 1992) Knowledge Graph Teori knowledge graph merupakan suatu cara pandang baru yang digunakan untuk menggambarkan bahasa manusia yang lebih berfokus pada

25 8 aspek semantik daripada sintaksis. Knowledge graph membuka jalan baru riset tentang komputer dalam memahami bahasa manusia. Pada dasarnya knowledge graph terdiri atas konsep (token dan type) dan relasi (binary dan multivariate) (Zhang 2002) Konsep Konsep merupakan komponen terpenting dalam pemikiran manusia. Konsep merupakan sesuatu yang penting dalam membentuk suatu pengertian dari khusus ke umum atau sebaliknya (Zhang dan Hoede 2000). Menurut van den Berg (1993) konsep dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu token, type dan name. Token adalah verteks pada knowledge graph yang diberi tanda. Token mengekspresikan sesuatu dalam dunia nyata atau suatu konsep dalam diri manusia. Token merupakan konsep yang dipahami manusia menurut cara pandang masing-masing sehingga bersifat subjektif (Zhang 2002); misalnya kata padi dapat diasosiasikan secara subjektif mengenai bentuk, warna, rasa dan sebagainya. Type adalah konsep yang berupa informasi umum dan bersifat objektif karena merupakan kesepakatan yang dibuat sebelumnya; misalnya orang, buah, hewan. Name adalah sesuatu yang bersifat individual, sebagai contoh: rojolele adalah sebuah name yaitu nama padi. Dalam KG type dan name dibedakan oleh jenis relasi yang menghubungkannya dengan token Word Graph Word graph merupakan graf yang merepresentasikan kata. Dalam teori KG setiap kata memiliki word graph tersendiri. Karena setiap word graph mengekspresikan makna kata tertentu maka disebut semantic word graph. Beberapa kata yang membentuk kalimat dapat direpresentasikan menjadi sentence graph. Beberapa sentence graph yang digabung dapat membentuk teks

26 9 yang disebut text graph dan mengandung pengetahuan tertentu (Hoede dan Nurdiati 2008) Aspek-Aspek Ontologi Ontologi merupakan gambaran dari beberapa konsep dan relasi antarkonsep yang bertujuan untuk mendefinisikan ide-ide yang merepresentasikan konsep, relasi dan logikanya. Ontologi word graph terdiri atas token, 9 relasi biner dan 4 relasi frame (Zhang 2002). Penjelasan dari relasi tersebut diberikan di bawah ini. 1. (Alikeness) Relasi digunakan untuk menghubungkan type dengan token. Contoh: padi adalah type karena padi adalah konsep yang berupa informasi umum, maka grafnya adalah: padi Gambar 1 Contoh relasi. 2. (Causality) Relasi digunakan untuk menghubungkan dua token yang memiliki hubungan sebab akibat. juga digunakan untuk menghubungkan konsep berupa kata benda dan kata kerja. Contoh: petani menanam padi. Graf kalimat tersebut: tanam petani padi Gambar 2 Contoh relasi.

27 10 3. EQU (Equality) Relasi EQU digunakan untuk menghubungkan name dengan token. Contoh: rojolele merupakan name dari padi. Graf kata rojolele seperti pada Gambar 3 (kiri). EQU dapat menyatakan kata kerja adalah atau merupakan. Graf adalah atau merupakan seperti pada Gambar 3 (kanan): rojolele EQU padi EQU Gambar 3 Contoh relasi EQU. 4. SUB (Subset) Relasi SUB digunakan untuk menggambarkan dua token yang menyatakan word graph dengan sifat word graph yang satu merupakan bagian dari word graph yang lain. Contoh: biji apel. Karena biji bagian dari apel maka graf biji apel adalah: biji SUB apel Gambar 4 Contoh relasi SUB. 5. DIS (Disparateness) Relasi DIS digunakan untuk menyatakan sesuatu yang berbeda. Contoh: pertanian berbeda dengan pertambangan. Graf kalimat tersebut: pertanian DIS pertambangan Gambar 5 Contoh relasi DIS. 6. ORD (Ordering) Relasi ORD menyatakan dua hal yang memiliki urutan waktu atau tempat. Ungkapan dari permukaan sampai dasar dinyatakan dengan graf berikut: permukaan ORD dasar Gambar 6 Contoh relasi ORD.

28 11 7. PAR (Attribute) Relasi PAR digunakan untuk menyatakan sesuatu yang memiliki sifat tertentu. Kata manis merupakan attribute dari apel pada kata apel manis. Relasi PAR pada kata apel manis ditampilkan pada Gambar 7 di bawah ini. apel PAR manis Gambar 7 Contoh relasi PAR. 8. SKO Relasi SKO digunakan jika sebuah token informasinya bergantung pada token yang lain. Contoh: pernyataan, berakibat nilai y bergantung pada x. Bentuk grafnya: x SKO y Gambar 8 Contoh relasi SKO. 9. Ontologi F (Fokus) Ontologi F digunakan untuk menunjukkan fokus suatu graf. Contoh: petani benci hama. Dalam kalimat tersebut yang menjadi fokus adalah petani sehingga graf kalimat tersebut adalah: F benci PAR petani hama Gambar 9 Contoh relasi Fokus.

29 12 Frame merupakan verteks berlabel. Relasi frame menyatakan bahwa verteks berlabel tersebut sebenarnya suatu frame dari beberapa graf yang lebih kompleks. Relasi frame pada KG ada empat macam (Zhang 2002): 1. FPAR (Focusing on a situation) 2. NEGPAR (Negation of a situation) 3. POSPAR (Possibility of a situation) 4. NECPAR (Necessity of a situation) FPAR merupakan pemberian sifat internal dari sesuatu ke sesuatu yang lain (dalam frame). NEGFAR merupakan pemberian sifat internal sesuatu ke sesuatu yang lain tetapi dalam bentuk negasi (dalam frame). POSPAR merupakan pemberian sifat internal sesuatu ke objek yang lain sebagai sebuah kemungkinan (dalam frame). NECFAR merupakan pemberian sifat internal sesuatu ke objek yang lain sebagai sebuah keharusan (dalam frame). Misalkan p suatu pernyataan tanaman memerlukan air. Graf dari pernyataan bahwa tanaman memerlukan air, tidak benar bahwa tanaman memerlukan air, mungkin tanaman memerlukan air dan seharusnya tanaman memerlukan air berturut-turut seperti pada Gambar 10 di bawah ini. NEG POS NEC p p p p Gambar 10 Empat relasi frame. 2.3 Pembentukan Graf Kata Benda Pembentukan graf kata benda harus memperhatikan dasar pembentukan kata benda tersebut. Hal ini diperlukan agar graf kata benda yang dibentuk tidak berbeda maknanya dengan kata benda sumber pembentukannya. Ada tujuh macam afiksasi dalam penurunan kata benda. Pada ketujuh macam afiksasi tersebut terdapat beberapa alomorf. Sebagai contoh, prefiks per-

30 13 mempunyai tiga alomorf, yakni per-, pel-, dan pe-. Prefiks peng- mempunyai enam alomorf: pem-, pen-, peny-, peng-, penge-, dan pe-. Karena prefiks per- atupun peng- mempunyai alomorf yang wujudnya sama, yakni pe- maka dalam menentukan keanggotaan prefiks ini kita harus hatihati. Sebagai contoh, pewaris dan pedagang. Pe- pada pewaris adalah alomorf dari peng- sedangkan pe- pada pedagang alomorf dari per- (Alwi et al. 2003). Karena banyaknya afiksasi penurunan kata benda maka peninjauan pustaka pembentukan graf kata benda disini hanya ditampilkan afiksasi dengan pe-. Banyak kemungkinan perubahan pelafalan terjadi ketika prefiks pedigunakan. Agar perubahan semantik terlihat jelas perubahan tersebut hanya ditulis dengan pe- ditambah penggalan kata selanjutnya. Makna dasar dari peadalah orang yang, dengan titik-titiknya diisi sesuai dengan kata asal penurunannya. Di bawah ini diberikan beberapa contoh word graph kata benda dengan prefiks pe- (Hoede dan Nurdiati 2008). a. Penurunan dari Kata Kerja Akan dibahas sebuah contoh: pe- ajar yang berubah menjadi pe(l)ajar. Ajar adalah kata kerja untuk belajar, jadi pe-ajar adalah orang yang belajar, yakni siswa. Dengan demikian word graph kata pelajar adalah: pelajar orang ajar Gambar 11 Graf kata pelajar. Pencantuman orang pada graf tersebut adalah hal yang wajar sesuai dengan fakta bahwa pelajar secara definisi adalah orang yang belajar. Dalam bahasa Inggris verb-er sering digunakan untuk mengekspresikan pe-kata kerja dalam bahasa Indonesia.

31 14 b. Penurunan dari Kata Benda Makna dasar dari pe- adalah orang yang, dengan titik-titik diisi sesuai kata asal penurunannya tidaklah selalu berlaku. Sebagai contoh, kata pelaut tidaklah bermakna orang yang laut, tetapi lebih tepat diberi makna sebagai orang yang berhubungan dengan laut. Relasi yang tepat untuk digunakan dalam graf adalah relasi SKO. Dengan demikian graf kata pelaut dapat dibuat seperti pada Gambar 12 di bawah ini. SKO pelaut orang laut Gambar 12 Graf kata pelaut. c. Penurunan dari Kata Sifat Penggunaan pe- banyak pula dikombinasikan dengan kata sifat. Penurunan kata benda dari kata sifat bermakna orang yang. Contoh: takut. Penakut berarti orang yang takut. Graf kata penakut adalah: PAR penakut orang takut Gambar 13 Graf kata penakut.

32 15 3 METODE PENELITIAN Tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian dalam menganalisis pembentukan word graph kata benda pada bahasa Indonesia menggunakan teori knowledge graph (KG) adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data untuk analisis struktur kata benda bahasa Indonesia Pada tahap ini dilakukan kegiatan mengumpulkan berbagai bahan pustaka yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Ada dua bahan pustaka pokok yang menjadi tinjauan: pertama, pustaka mengenai pengelompokan kata benda berdasarkan afiksasinya dan kedua, pustaka mengenai pembentukan graf kata pada knowledge graph. 2. Pembuatan contoh graf kata benda berdasarkan kelompok afiksasi kata benda Pembuatan graf kata benda ini terbatas hanya pada kata benda yang dianggap merepresentasikan kelompok afiksasinya. Jika satu kelompok afiksasi memiliki arti yang sama maka dibuat satu graf kata benda yang mewakili kelompoknya. Jika satu kelompok afiksasi memiliki beberapa arti maka dibuat beberapa graf kata benda sesuai artinya yang mewakili kelompoknya. 3. Pembuatan aturan pembentukan graf kata benda Berdasarkan analisis pembuatan contoh graf kata benda sesuai kelompoknya di atas maka dibuatlah aturan pembentukan graf kata benda yang dapat berlaku umum untuk setiap kata benda. 4. Pengujian aturan pembentukan graf kata benda Aturan pembentukan graf kata benda yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya diujikan terhadap sembarang kata benda. Bila aturan tersebut belum dapat diterapkan pada kata uji maka aturan tersebut perlu diperbaiki sehingga dapat diterapkan pada kata uji tersebut.

33 16 Tahapan penelitian dalam menganalisis pembentukan word graph kata benda pada bahasa Indonesia menggunakan teori knowledge graph dibagankan seperti di bawah ini. Pengumpulan data untuk analisis struktur kata benda bahasa Indonesia Pengumpulan data untuk analisis pembentukan graf kata benda pada KG Analisis contoh kata benda berdasarkan kelompok afiksasinya Pembuatan graf kata benda dari hasil analisis contoh kata benda berdasarkan kelompok afiksasinya Analisis contoh graf kata benda berdasarkan kelompok afiksasinya Pembuatan aturan pembentukan graf kata benda yang berlaku umum untuk setiap kata benda Pengujian aturan pembentukan graf kata benda Gambar 14 Bagan penelitian pembentukan word graph kata benda.

34 17 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembentukan Word Graph Kata Benda Word graph kata benda dibentuk dengan mempertimbangkan teori knowledge graph tentang pembentukan word graph dan makna semantik kata benda itu sendiri. Karena dari segi bentuknya kata benda terdiri atas kata benda dasar dan kata benda turunan maka pembahasan pembentukan word graph kata benda dalam penelitian ini juga mempertimbangkan bentuk kata benda dasar dan kata benda turunan. Dalam pembentukan word graph kata benda pada pembahasan ini token yang merupakan fokus graf diberi lambang Pembentukan Word Graph Kata Benda Dasar Kata benda dasar adalah kata benda yang hanya terdiri atas satu morfem; misalnya sawah, ladang, cangkul, padi dan sapi. Word graph kata benda dasar dapat dibuat langsung dengan relasi. Sebagai contoh word graph kata sawah dapat dibuat seperti di bawah ini. sawah Gambar 15 Graf kata sawah. Secara umum word graph kata benda dasar (KBD) tanpa afiksasi dibuat seperti gambar di bawah ini. KBD Gambar 16 Word graph pola 1: KBD. Kata benda turunan dapat dibentuk dengan afiksasi (Alwi et al. 2003). Selanjutnya akan dibahas pembentukan word graph kata benda turunan dengan afiksasi tersebut menggunakan teori knowledge graph.

35 Afiksasi Kata Benda dengan Prefiks pe- Salah satu cara yang banyak dipakai untuk membentuk kata benda adalah dengan prefiks pe-. Banyak kemungkinan perubahan yang terjadi saat pengucapan ketika prefiks pe- digunakan. Untuk kemudahan pembahasan dan kejelasan perubahan semantik, di sini hanya ditulis pe- ditambah akar katanya. Arti dasar dari pe- adalah orang yang, dengan titik-titik diisi sesuai dengan kata dasar penurunan kata benda tersebut Prefiks pe- Penurunan dari Kata Kerja Contoh kata benda dengan prefiks pe- penurunan dari kata kerja yang akan dianalisis adalah kata penyuruh. Kata penyuruh berasal dari pe + suruh. Suruh adalah kata kerja yang mendapat awalan me- dan mengalami perubahan bentuk (alomorf) menjadi menyuruh. Penyuruh berarti orang yang menyuruh. Dengan demikian dapatlah dibuat graf kata penyuruh sebagai berikut: penyuruh orang suruh Gambar 17 Graf kata penyuruh. Karena banyaknya alomorf yang terjadi pada proses afiksasi maka untuk memudahkan pembahasan secara umum kata benda dengan prefiks pepenurunan dari kata kerja (KK) diberi pola pe-kk. Makna pe-kk pada pola ini adalah orang yang., dengan titik-titik diisi sesuai dengan KK. Selanjutnya pe- KK dengan makna orang yang ini disebut pola pe-kk 1 Grafnya dapat dibuat sebagai berikut:

36 19 pe-kk orang KK Gambar 18 Word graph pola 2: pe-kk 1. Beberapa kata benda yang termasuk pola pe-kk 1 dicantumkan pada Lampiran 1. Selain bermakna orang yang KK, pola pe-kk ini bisa pula bermakna sesuatu yang KK atau alat KK. Sebagai contoh, pendorong bermakna orang yang mendorong. Selain itu pendorong juga bermakna sesuatu yang mendorong atau alat mndorong. Dengan demikian dapatlah dibuat graf pendorong seperti pada gambar 19. pendorong dorong Gambar 19 Graf kata pendorong. Pola pe-kk yang bermakna orang yang KK, sesuatu yang KK atau alat KK selanjutnya disebut pola pe-kk 2. Graf pola pe-kk 2 dapat dibuat seperti pada di bawah ini. pe-kk KK Gambar 20 Word graph pola 3: pe-kk 2.

37 20 Beberapa kata benda yang termasuk pola pe-kk 2 dicantumkan pada Lampiran 2. Makna lainnya dari pola pe-kk adalah orang atau sesuatu yang di-kk atau dijadikan KK. Sebagai contoh, pesuruh bermakna orang yang disuruh dan pertanda bermakna sesuatu yang menjadi tanda. Dengan demikian dapatlah dibuat graf pesuruh seperti di bawah ini. pesuruh suruh Gambar 21 Graf kata pesuruh. Graf kata pertanda dibuat seperti gambar di bawah ini. pertanda tanda Gambar 22 Graf kata pertanda. Dari kedua contoh graf di atas dapat dibuat graf pola pe-kk 3 yang bermakna orang atau sesuatu yang di-kk atau dijadikan KK seperti pada gambar berikut.

38 21 pe-kk KK Gambar 23 Word graph pola 4: pe-kk 3. Beberapa kata benda yang termasuk pola pe-kk 3 dicantumkan pada Lampiran Prefiks pe- Penurunan dari Kata Benda Untuk membahas pembentukan graf kata benda prefiks pe- penurunan dari kata benda akan kita tinjau kata pelaut. Pelaut berarti orang yang berhubungan dengan laut. Dengan demikian hubungan ini dapat direpresentasikan dengan relasi SKO pada graf. Graf pelaut menjadi: pelaut SKO orang laut Gambar 24 Graf kata pelaut. Secara umum kata benda dengan prefiks pe- penurunan dari kata benda (KB) berbentuk pe-kb bermakna orang yang berhubungan dengan KB. Grafnya dinamakan pola pe-kb 1 dan dapat dibuat sebagai berikut:

39 22 pe-kb SKO orang KB Gambar 25 Word graph pola 5: pe-kb 1. Beberapa kata benda yang termasuk pola pe-kb 1 dicantumkan pada Lampiran 4. Ada pula pe-kb yang bisa diperluas maknanya menjadi sesuatu yang berhubungan dengan KB. Contoh, pemancing bisa bermakna orang atau sesuatu yang berhubungan dengan pancing. Dengan demikian dapat dibuat graf kata pemancing seperti di bawah ini. pemancing SKO pancing Gambar 26 Graf kata pemancing. Dari contoh tersebut dapat dibuat graf kata dengan pola pe-kb 2 sebagai berikut. pe-kb SKO KB Gambar 27 Word graph pola 6: pe-kb 2. Beberapa kata benda yang termasuk pola pe-kb 2 dicantumkan pada Lampiran 5.

40 Prefiks pe- Penurunan dari Kata Sifat Untuk membahas pembentukan graf kata benda prefiks pe- penurunan dari kata sifat akan ditinjau kata peramah. Peramah berarti orang yang ramah. Dengan demikian hubungan orang dan ramah dapat direpresentasikan dengan relasi PAR pada graf. Graf peramah menjadi: peramah PAR orang ramah Gambar 28 Graf kata peramah. Secara umum kata benda dengan prefiks pe- penurunan dari kata sifat (KS) berbentuk pe-ks bermakna orang yang KS. Graf kata benda seperti itu disebut graf kata benda pola pe-ks 1 yang dibuat sebagai berikut: pe-ks PAR orang KS Gambar 29 Word graph pola 7: pe-ks 1. Beberapa kata benda yang termasuk pola pe-ks 1 dicantumkan pada Lampiran 6. Ada pula kata benda bentuk pe-ks yang bermakna orang atau sesuatu yang me., dengan titik-titik berisi kata sifat yang dijadikan kata kerja transitif. Contoh, pengecil berasal dari prefiks pe- dan kata sifat kecil. Pengecil bermakna orang atau sesuatu yang mengecilkan. Graf kata pengecil dapat dibuat seperti pada Gambar 30.

41 24 pengecil kecil Gambar 30 Graf kata pengecil. Graf kata benda bentuk pe-ks yang bermakna orang atau sesuatu yang me., dengan titik-titik berisi kata sifat yang dijadikan kata kerja transitif dikelompokkan dalam graf pola pe-ks 2 dengan grafnya seperti di bawah ini. pe-ks KS Gambar 31 Word graph pola 8: pe-ks 2. Beberapa kata benda yang sejenis dengan ini dicantumkan pada Lampiran Afiksasi Kata Benda dengan Sufiks an Cara lain yang banyak ditemukan untuk membentuk kata benda adalah dengan sufiks an. Arti umum dari sufiks an ini adalah sesuatu yang Sufiks -an Penurunan dari Kata Kerja Berkaitan dengan kata kerja transitif sufiks an memiliki kedudukan sebagai objek atau akibat seperti kedudukan agen atau pelaku pada sufiks pe-. Sebagai contoh: makanan adalah objek atau akibat dari kata kerja makan. Dengan demikian graf kata makanan dapat dibuat seperti pada gambar di bawah ini.

42 25 makanan makan Gambar 32 Graf kata makanan. Secara umum kata benda dengan sufiks an yang dibuat dari kata kerja (KK) berbentuk KK-an bermakna sesuatu yang menjadi objek atau akibat dari kata kerja transitif (KK). Grafnya dapat dibuat sebagai berikut: KK-an KK Gambar 33 Word graph pola 9: KK-an. Beberapa kata benda yang termasuk pola KK-an dicantumkan pada Lampiran Sufiks -an Penurunan dari Kata Benda Contoh kata benda dengan sufiks an yang berasal dari kata benda adalah harian. Kata harian berasal dari kata benda hari. Harian adalah sesuatu yang bergantung kepada hari. Dengan alasan tersebut relasi pada graf kata harian adalah SKO dan graf kata harian dapat dibuat sebagai berikut:

43 26 harian SKO hari Gambar 34 Graf kata harian. Secara umum kata benda dengan sufiks an yang dibuat dari kata benda (KB) berbentuk KB-an bermakna sesuatu yang bergantung kepada kata benda (KB). Secara umum grafnya dapat dibuat dengan relasi SKO sebagai berikut: KB-an SKO KB Gambar 35 Word graph pola 10: KB-an. Beberapa kata benda yang termasuk pola KB-an dicantumkan pada Lampiran Sufiks -an Penurunan dari Kata Sifat Sufiks an dari kata sifat membentuk kata benda. Sebagai contoh, dari kata sifat manis dapat dibentuk kata benda manisan yang bermakna sesuatu yang manis. Dengan demikian dapatlah dibuat graf kata manisan sebagai berikut:

44 27 manisan PAR manis Gambar 36 Graf kata manisan. Secara umum kata benda dengan sufiks an yang dibuat dari kata sifat (KS) berbentuk KS-an bermakna sesuatu yang mempunyai sifat kata sifat (KS). Secara umum grafnya dapat dibuat sebagai berikut: KS-an PAR KS Gambar 37 Word graph pola 11: KS-an. Tidak bamyak kata benda yang termasuk pola KS-an. Selain manisan, kata lain yang termasuk pola ini adalah asinan Sufiks -an Penurunan dari Kata Bilangan Dari kata bilangan satu timbul kata satuan yang berarti sesuatu yang satu atau satu unit. Dengan demikian graf kata satuan dapat dibuat sebagai berikut:

45 28 1 EQU PAR satuan bilangan Gambar 38 Graf kata satuan. Kata belasan yang berasal dari kata belas berarti himpunan bilangan mulai dari sebelas hingga sembilan belas. Dengan alasan tersebut dapat dibuat graf kata sebelas sebagai berikut: himpunan belasan 11 EQU ORD PAR ORD EQU 19 bilangan bilangan bilangan Gambar 39 Graf kata belasan. Dari kata puluh dapat dibentuk kata puluhan yang berarti himpunan bilangan mulai dari sepuluh hingga sembilan puluh sembilan. Graf kata puluhan dapat dibuat sebagai berikut:

46 29 puluhan himpunan 10 EQU ORD PAR ORD EQU 99 bilangan bilangan bilangan Gambar 40 Graf kata puluhan. Perluasan dari kata puluhan adalah dua puluhan, tiga puluhan, dan seterusnya. Dua puluhan, misalnya, adalah himpunan bilangan mulai dari dua puluh hingga dua puluh sembilan. Dengan demikian dapatlah dibuat graf kata dua puluhan seperti di bawah ini. himpunan dua puluhan 20 EQU ORD PAR ORD EQU 29 bilangan bilangan bilangan Gambar 41 Graf kata dua puluhan.

47 30 Untuk lebih jelasnya penggunaan graf kata bilangan di atas akan dicontohkan kata belasan tahun. Karena tahun adalah attribute dari belasan maka graf belasan tahun dibuat seperti pada Gambar 42. belasan himpunan PAR 11 EQU ORD PAR ORD EQU 19 tahun bilangan bilangan bilangan Gambar 42 Graf kata belasan tahun. Dari pembahasan pembentukan graf kata bilangan belasan, puluhan dan dua puluhan di atas tampak bahwa bilangan terkecilnya berturut-turut adalah 11, 10 dan 20 dan bilangan terbesarnya 19, 99 dan 20. Secara umum graf kata bilangan (KBil) dengan bilangan terkecil (BK) dan bilangan terbesar (BB) dapat dibuat sebagai berikut: himpunan KBil PAR BK EQU ORD ORD EQU BB bilangan bilangan bilangan Gambar 43 Word graph pola 12: KBil.

48 31 Beberapa kata benda yang termasuk pola kata bilangan (KBil) beserta bilangan terkecil (BK) dan bilangan terbesar (KK) dicantumkan pada Lampiran Afiksasi Kata Benda dengan Prefiks pe- dan Sufiks an Afiksasi kata benda dengan prefiks pe- dan sufiks an dapat berasal dari kata kerja, kata benda atau kata sifat. Berdasarkan kata dasar pembentuknya dari afiksasi ini terbentuk pola pe-kk-an, pe-kb-an dan pola pe-ks-an. Dari masingmasing pola tersebut terdapat beberapa makna sehingga muncul pola turunannya. Dari pola pe-kk-an, misalnya, muncul pola pe-kk-an 1 dan pe-kk-an Afiksasi dengan Prefiks pe- dan Sufiks an dari Kata Kerja Kata benda yang terbentuk dengan prefiks pe- dan sufiks an umumnya diturunkan dari kata kerja transitif. Kata pemindahan, misalnya, diturunkan dari kata kerja memindahkan. Pemindahan bermakna perbuatan atau hal memindahkan. Dengan demikian graf kata pemindahan dapat dibuat seperti gambar di bawah ini. SKO pemindahan orang pindah Gambar 44 Graf kata pemindahan. Dari contoh di atas dapat dibuat secara umum graf kata benda pola pe-kk-an yang bermakna perbuatan atau hal KK, dengan KK adalah kata kerja transitif. Selanjutnya graf kata pola tersebut dinamakan pola pe-kk-an 1 yang gambarnya seperti pada Gambar 45.

49 32 SKO pe-kk-an orang KK Gambar 45 Word graph pola 13: pe-kk-an 1. Beberapa kata yang termasuk pola pe-kk-an 1 tercantum pada Lampiran 11. Selain dari kata kerja transitif kata benda yang terbentuk dengan prefiks pedan sufiks an juga diturunkan dari kata kerja taktransitif. Kata perpindahan, misalnya, diturunkan dari kata kerja berpindah. Perpindahan bermakna perbuatan atau hal berpindah. Dengan demikian graf kata perpindahan dapat dibuat seperti gambar di bawah ini. perpindahan SKO orang pindah Gambar 46 Graf kata perpindahan.

50 33 Dari contoh di atas dapat dibuat secara umum graf kata benda pola pe-kkan yang bermakna perbuatan atau hal KK, dengan KK adalah kata kerja taktransitif. Selanjutnya graf kata pola tersebut dinamakan pola pe-kk-an 2 yang gambarnya seperti di bawah ini. pe-kk-an SKO orang KK Gambar 47 Word graph pola 14: pe-kk-an 2. Beberapa kata yang termasuk pola pe-kk-an 2 tercantum pada Lampiran Afiksasi dengan Prefiks pe- dan Sufiks an dari Kata Benda Selanjutnya akan dibahas contoh kata benda yang dibentuk dengan prefiks pe- dan sufiks an dengan kata dasarnya kata benda. Dari kata benda buku dapat dibentuk kata perbukuan yang bermakna hal yang berkaitan dengan buku. Dengan demikian graf kata perbukuan dapat dibuat dengan menggunakan relasi SKO sebagai berikut: perbukuan SKO buku Gambar 48 Graf kata perbukuan.

51 34 Contoh graf di atas dapat dibuat secara umum untuk kata benda dengan prefiks pe- dan sufiks an yang berasal dari kata benda (KB) dengan makna hal yang berkaitan dengan KB. Selanjutnya pola seperti ini disebut pola pe-kb-an 1. Graf pola kata benda tersebut seperti gambar di bawah ini. pe-kb-an SKO KB Gambar 49 Word graph pola 15: pe-kb-an 1. Beberapa kata benda yang termasuk pola pe-kb-an 1 dicantumkan pada Lampiran 13. Selain contoh kata perbukuan di atas akan dibahas contoh kata benda yang dibentuk dengan prefiks pe- dan sufiks an dengan kata dasarnya kata benda yang telah menjadi kata kerja transitif. Dari kata benda buku dapat dibentuk kata membukukan sehingga terbentuk kata pembukuan yang bermakna perbuatan membukukan. Dengan demikian graf kata pembukuan dapat dibuat dengan menggunakan relasi SKO sebagai berikut: SKO pembukuan orang buku Gambar 50 Graf kata pembukuan.

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kata Benda Batasan dan Ciri Kata Benda yang + kata sifat Kata Benda Dasar

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kata Benda Batasan dan Ciri Kata Benda yang + kata sifat Kata Benda Dasar 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Ada dua masalah yang menjadi tinjauan dalam menganalisis pembentukan kata benda pada bahasa Indonesia menggunakan teori knowledge graph. Pertama, masalah aturan pembentukan kata benda

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Kata Keterangan Batasan dan Ciri Kata Keterangan Kata Keterangan dari Segi Bentuknya

II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Kata Keterangan Batasan dan Ciri Kata Keterangan Kata Keterangan dari Segi Bentuknya II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diberikan beberapa penjelasan yang akan digunakan pada babbab selanjutnya. 2. 1 Kata Keterangan 2.1.1 Batasan dan Ciri Kata Keterangan Menurut tatarannya kata keterangan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN II TINJAUAN PUSTAKA I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cara termudah untuk mendapatkan informasi dari sebuah teks adalah dengan meringkasnya, karena membaca sebuah ringkasan tidak memerlukan waktu lama, dibandingkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Berkembangnya teknologi komputer semakin menarik minat para insan ilmiah untuk berkreasi dan berkarya. Berbagai penelitian yang dilakukan telah melahirkan metode atau teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diberikan beberapa penjelasan yang akan digunakan pada bab-bab selanjutnya. 1. Kelas Kata Semantik (Yunani : semanein = berarti, bermaksud; semanticos = makna) adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KALIMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs)

KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KALIMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs) SNGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 11 Nomor 1 Edisi Juni 2014 (16 25) KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs) Ayu Amanah, Sri

Lebih terperinci

PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN KAMUS WORD GRAPH KATA BENDA PADA SISTEM APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT ARIFA DESFAMITA

PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN KAMUS WORD GRAPH KATA BENDA PADA SISTEM APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT ARIFA DESFAMITA PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN KAMUS WORD GRAPH KATA BENDA PADA SISTEM APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT ARIFA DESFAMITA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN WORD GRAPH PREPOSISI BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH

PEMBENTUKAN WORD GRAPH PREPOSISI BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH PEMBENTUKAN W GRAPH PREPOSISI BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH Wulan Anggraeni Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Teknik, Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indraprasta

Lebih terperinci

ANALISIS TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH RUSIYAMTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

ANALISIS TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH RUSIYAMTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 i ANSIS TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH RUSIYAMTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT ANSIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH FRASA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH ZIKRI SULISTIAWAN

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH FRASA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH ZIKRI SULISTIAWAN ANSIS PEMBENTUKAN W GRAPH FRASA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH ZIKRI SULISTIAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI TEKS BERBAHASA INDONESIA KUNEDI

PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI TEKS BERBAHASA INDONESIA KUNEDI PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI TEKS BERBAHASA INDONESIA KUNEDI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Concept Relations

2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Concept Relations 2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Knowledge graph adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis teks dan merepresentasikannya ke dalam bentuk graf (Zhang dan Hoede 2000). Menurut Zhang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA Sri Nurdiati, Deni Romadoni Department Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Indonesia

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan pada bagian ini.

2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan pada bagian ini. 4 2 TINJAUAN PUSTAKA Beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan pada bagian ini. 2.1 Klausa Subordinatif 2.1.1 Klausa Satuan sintaksis dalam bahasa

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Alwi H, Dardjowidjojo S, Lapoliwa H, Moeliono AM Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Ed ke-3. Jakarta: Balai Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA. Alwi H, Dardjowidjojo S, Lapoliwa H, Moeliono AM Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Ed ke-3. Jakarta: Balai Pustaka. DAFTAR PUSTAKA Alwi H, Dardjowidjojo S, Lapoliwa H, Moeliono AM. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Ed ke-3. Jakarta: Balai Pustaka. Berri N. 2008. Algoritme Pembentukan Text Graph dari Dokumen Berbahasa

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN POLA GRAF PADA KALIMAT BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH YASIN YUSUF

ANALISIS PEMBENTUKAN POLA GRAF PADA KALIMAT BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH YASIN YUSUF i ANSIS PEMBENTUKAN POLA GRAF PADA KMAT BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH YASIN YUSUF SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANA MARNIDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI POLA WORD GRAPH FRASA KATA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH MAHMUDA

KONSTRUKSI POLA WORD GRAPH FRASA KATA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH MAHMUDA KONSTRUKSI POLA WORD GRAPH FRASA KATA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH MAHMUDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA DENI ROMADONI

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA DENI ROMADONI PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA DENI ROMADONI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA STRUKTUR UMUR INFEKSI VIRUS HIV DENGAN KOMBINASI TERAPI OBAT MUHAMMAD BUWING

MODEL MATEMATIKA STRUKTUR UMUR INFEKSI VIRUS HIV DENGAN KOMBINASI TERAPI OBAT MUHAMMAD BUWING MODEL MATEMATIKA STRUKTUR UMUR INFEKSI VIRUS HIV DENGAN KOMBINASI TERAPI OBAT MUHAMMAD BUWING SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH i STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 iii PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

Hak cipta milik IPB, tahun 2009

Hak cipta milik IPB, tahun 2009 Hak cipta dilindungi Undang-Undang Hak cipta milik IPB, tahun 2009 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan meyebutkan sumber : a. Pengutipan hanya unuk kepentingan

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K.

INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

MODUL WORD GRAPH KATA BENDA PADA KG_EDITOR BERBASIS JAVA DESKTOP RANI DWIJAYANTI

MODUL WORD GRAPH KATA BENDA PADA KG_EDITOR BERBASIS JAVA DESKTOP RANI DWIJAYANTI MODUL WORD GRAPH KATA BENDA PADA KG_EDITOR BERBASIS JAVA DESKTOP RANI DWIJAYANTI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 MODUL WORD GRAPH

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 1 EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH

PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis Perancangan

Lebih terperinci

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

ABSTRAKSI TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH DIMAS FEBRIATMOKO

ABSTRAKSI TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH DIMAS FEBRIATMOKO ABSTRAKSI TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH DIMAS FEBRIATMOKO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK DIMAS

Lebih terperinci

PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI

PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

KBD. pe-kk. orang. pe-kk. pe-kk. pe-kb ALI. pe-kb

KBD. pe-kk. orang. pe-kk. pe-kk. pe-kb ALI. pe-kb LAMPIRAN 19 Lampiran 1 word graph kata benda yang digunakan Pembentukan Kata Benda 1 KBD KBD Word Graph pe-kk CAU 2 pe-kk 1 orang KK pe-kk CAU 3 pe-kk 2 KK pe-kk CAU CAU 4 pe-kk 3 KK pe-kb SKO 5 pe-kb

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN 2004-2012 RENALDO PRIMA SUTIKNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PERILAKU MAKAN GORILA (Gorilla gorilla gorilla ) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER TAMAN MARGASATWA RAGUNAN JAKARTA SAHRONI

PERILAKU MAKAN GORILA (Gorilla gorilla gorilla ) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER TAMAN MARGASATWA RAGUNAN JAKARTA SAHRONI 1 PERILAKU MAKAN GORILA (Gorilla gorilla gorilla ) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER TAMAN MARGASATWA RAGUNAN JAKARTA SAHRONI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K.

INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK : MEMBANDINGKAN KINERJA RASIO KEUANGAN DENGAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Oleh : Ahmad Susanto

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK : MEMBANDINGKAN KINERJA RASIO KEUANGAN DENGAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Oleh : Ahmad Susanto KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK 2007-2008: MEMBANDINGKAN KINERJA RASIO KEUANGAN DENGAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Oleh : Ahmad Susanto PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCA SARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN Oleh : Dewi Maditya Wiyanti PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH

Lebih terperinci

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Dengan

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO

MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA 1 PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEDIAAN DAN PIUTANG USAHA DALAM MANAJEMEN MODAL KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PROFITABILITAS (STUDI KASUS PT. XYZ INDONESIA) Oleh :

ANALISIS PERSEDIAAN DAN PIUTANG USAHA DALAM MANAJEMEN MODAL KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PROFITABILITAS (STUDI KASUS PT. XYZ INDONESIA) Oleh : ANALISIS PERSEDIAAN DAN PIUTANG USAHA DALAM MANAJEMEN MODAL KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PROFITABILITAS (STUDI KASUS PT. XYZ INDONESIA) Oleh : Sapta Juliansyah PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PEMODELAN PENENTUAN KOMPOSISI PRODUK UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN JENANG KUDUS ROSMA MULYANI

PEMODELAN PENENTUAN KOMPOSISI PRODUK UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN JENANG KUDUS ROSMA MULYANI PEMODELAN PENENTUAN KOMPOSISI PRODUK UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN JENANG KUDUS ROSMA MULYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA PERPINDAHAN KELOMPOK BELALANG DENGAN METODE GELOMBANG BERJALAN NURUDIN MAHMUD

MODEL MATEMATIKA PERPINDAHAN KELOMPOK BELALANG DENGAN METODE GELOMBANG BERJALAN NURUDIN MAHMUD MODEL MATEMATIKA PERPINDAHAN KELOMPOK BELALANG DENGAN METODE GELOMBANG BERJALAN NURUDIN MAHMUD SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS

KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini dijelaskan beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan bab-bab selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini dijelaskan beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan bab-bab selanjutnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini dijelaskan beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan bab-bab selanjutnya. 2.1 Kata Kerja Kelas kata dalam bahasa Indonesia yang akan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL DAN ARBITRAGE PRICING THEORY DALAM MEMPREDIKSI RETURN SAHAM KELOMPOK JAKARTA ISLAMIC INDEX.

ANALISIS PENGGUNAAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL DAN ARBITRAGE PRICING THEORY DALAM MEMPREDIKSI RETURN SAHAM KELOMPOK JAKARTA ISLAMIC INDEX. ANALISIS PENGGUNAAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL DAN ARBITRAGE PRICING THEORY DALAM MEMPREDIKSI RETURN SAHAM KELOMPOK JAKARTA ISLAMIC INDEX Oleh Andam Dewi PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS SEKOLAH

Lebih terperinci

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH

PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis Perancangan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN JENIS KAYU BERBASIS CITRA G A S I M

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN JENIS KAYU BERBASIS CITRA G A S I M JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN JENIS KAYU BERBASIS CITRA G A S I M SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK Pengenalan jenis kayu yang sering dilakukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN)

HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) (Penelitian di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai 3 Bogor) NADIA JA FAR ABDAT

Lebih terperinci

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR )

ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR ) ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR ) TEGUH PAIRUNAN PUTRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Dengan

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN EFEKTIVITAS PROGRAM BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH KECAMATAN (BKKPK) DI KABUPATEN SIAK

STRATEGI PENINGKATAN EFEKTIVITAS PROGRAM BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH KECAMATAN (BKKPK) DI KABUPATEN SIAK STRATEGI PENINGKATAN EFEKTIVITAS PROGRAM BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH KECAMATAN (BKKPK) DI KABUPATEN SIAK Oleh : PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR ANALISIS PENGARUH SIKAP PENDENGAR TERHADAP ADLIBS RADIO PROGRAM BERBAHASA DAERAH (JAWA, SUNDA DAN MINANG/PADANG) KAITANNYA DENGAN PERILAKU PEMBELIAN PRODUK DI RADIO ELGANGGA 100.3 FM BEKASI ADHE PUYHOKO

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU v PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Matematika SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI

SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAGA SIMPAN PINJAM BERBASIS MASYARAKAT (LSP-BM) SINTUVU DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA-USAHA MIKRO TENRIUGI

PENGEMBANGAN LEMBAGA SIMPAN PINJAM BERBASIS MASYARAKAT (LSP-BM) SINTUVU DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA-USAHA MIKRO TENRIUGI PENGEMBANGAN LEMBAGA SIMPAN PINJAM BERBASIS MASYARAKAT (LSP-BM) SINTUVU DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA-USAHA MIKRO (Studi Kasus di Desa Sidondo I Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah)

Lebih terperinci

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini sa mentakan bahwa tesis Analisis Pembentukan Word Graph Preposisi Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Knowledge Graph adalah kar sa dengan arahan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NON PERFORMING LOAN (NPL) KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) Oleh : Nindya Rasmi Musthikaningtyas

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NON PERFORMING LOAN (NPL) KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) Oleh : Nindya Rasmi Musthikaningtyas ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NON PERFORMING LOAN (NPL) KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) Oleh : Nindya Rasmi Musthikaningtyas PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

KAJIAN PORTFOLIO PRODUK TABUNGAN PT BANK MANDIRI (PERSERO), TBK DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA : KASUS PT BANK MANDIRI AREA SAMARINDA

KAJIAN PORTFOLIO PRODUK TABUNGAN PT BANK MANDIRI (PERSERO), TBK DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA : KASUS PT BANK MANDIRI AREA SAMARINDA KAJIAN PORTFOLIO PRODUK TABUNGAN PT BANK MANDIRI (PERSERO), TBK DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA : KASUS PT BANK MANDIRI AREA SAMARINDA BAYU TRISNO ARIEF SETIAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK ANSIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOKOL PENYEMBUNYIAN INFORMASI TEROTENTIKASI SHELVIE NIDYA NEYMAN

PERANCANGAN PROTOKOL PENYEMBUNYIAN INFORMASI TEROTENTIKASI SHELVIE NIDYA NEYMAN PERANCANGAN PROTOKOL PENYEMBUNYIAN INFORMASI TEROTENTIKASI SHELVIE NIDYA NEYMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci