BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Indentifikasi Jenis Pemborosan Bahan Baku Pembuatan Produk Opp Tape dan Opp Bag

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Indentifikasi Jenis Pemborosan Bahan Baku Pembuatan Produk Opp Tape dan Opp Bag"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Indentifikasi Jenis Pemborosan Bahan Baku Pembuatan Produk Opp Tape dan Opp Bag Sebelum mengidentifikasi jenis pemborosan bahan baku akan dijelaskan terlebih dahulu proses pembuatan produk OPP Tape dan OPP Bag, seperti terlihat pada gambar 5.8 dan 5.9. Dalam proses pembuatan OPP Tape, bahan baku yang di butuhkan adalah OPP film, tinta, lem dan paper core. 1. OPP Film Gambar 4.1 Bahan material Opp Film Bahan baku OPP film adalah bahan dasar dari Opp Tape yang digunakan sebagai bahan pelapisan pada produk Opp tape. OPP film ini mempunyai banyak ukuran dan ketebalan. PT. Dian Semangat Insani menggunakan OPP film yang dengan ketebalan 25 mic dengan ukuran 1310 ml dan 1030 ml. 31

2 32 2. Tinta (bahan pendukung) Gambar 4.2 Bahan Material Tinta Tinta merupakan bahan cair (kimia) yang mempunyai banyak warna untuk hasil proses opp tape. Tinta sebagai bahan pendukung pada opp tape untuk proses cetak gambar atau cetak warna. 3. Lem water Base Gambar 4.3 Bahan Material Lem (waterbase)

3 33 Lem yang digunakan untuk pembuatan Opp Tape ini menggunakan lem berbahan waterbase yang berarti yang tahan basah atau air. 4. Paper Core Gambar 4.4 Paper Core Paper core merupakan alat bantu untuk penggulungan pada produk OPP Tape. Selain itu, Paper Core juga memberikan dasar yang kuat untuk bahan penggulungan pada opp tape. Fungsi dari papercore adalah untuk menggulung hasil produk Opp Tape yang selesai di produksi. Berikut proses produksi OPP Tape adalah 1. Proses Printing Gambar 4.5 Printing Machine PT. Dian Semangat Insani menggunakan jenis mesin printing Rotogravure. Rotogravure adalah salah satu teknologi dalam dunia percetakan, yang biasanya digunakan untuk mencetak media yang terbuat dari bahan yang fleksibel (misalnya; berbagai jenis plastik, alumunium dan kertas serta PVC). Bahan yang akan dicetak

4 34 adalah dalam bentuk rol atau gulungan. Proses bekerja mesin printing rotogravure antara lain adalah unwinder, infeed, unit cetak, outfeed dan rewinder. Secara umum bagian-bagian dari mesin printing rotogravure terbagi sebagai berikut: UNWINDER Bagian dari mesin printing yang berfungsi sebagai masuknya unit bahan baku untuk dicetak. Proses unwinder printing ini di awali masuknya bahan baku opp film yang gaya ditarik oleh infeed. Agar putaran unwider rapi, maka unwinder ini dilengkapi dengan tension brake. Yang berfungsi untuk menahan gaya putar pada bahan yang ditarik oleh infeed. INFEED Bagian dari mesin printing yang memiliki fungsi sebagai pengatur tegangan bahan yang akan masuk ke unit cetak. Prinsip kerjanya adalah bergeraknya dancing roll untuk mengimbangi tegangan bahan agar selalu stabil. Besar tegangan bahan ini bisa diatur sesuai dengan bahan apa yang digunakan. UNIT CETAK Proses mencetak gambar dari silinder. Dengan menyambungkan tinta ke dalam silinder maka silinder ini akan memproses tinta ini untuk mengeluarkan atau menghasilkan gambar. Gambar yang telah terbentuk pada bahan opp film kemudian akan masuk ke dalam pipa dryer atau pengeringan. Setelah bahan keluar dari pengeringan atau dryer bahan akan diewatkan pada guide roll yang berisi air pendingin. Tujuannya agar tinta tidak menempel pada roll-roll guide yang akan di lalui, karena tinta bersifat lengket ketika baru keluar dari dryer. OUTFEED Hampir sama dengan infeed yaitu secara bersama-sama mengatur tegangan bahan. Outfeed mengatur tegangan bahan setelah keluar dari unit pencetak. Outfeed ini juga mempunyai dancing roll yang berguna sebagai penyeimbang agar bahan tetap stabil. REWINDER Berfungsi sebagai perjalanan akhir dari bahan cetak. Yaitu dengan menggulung bahan cetak dengan tension tertentu yang bisa di atur.

5 35 2. Proses coating Gambar 4.6 Coating Machine Mesin coating adalah proses lem pada pembuatan opp tape. Dengan masuknya bahan baku opp film dan lem waterbase akan menghasikan produk opp tape. Mesin coating dapat dijelaskan proses bekerja pada mesin coating antara lain unwind, coating roll, dry oven, cooling roll, rewind. Secara umum bagian-bagian mesin dari coating machine: Unwind Proses unwind dari mesin coating yang berfungsi sebagai masuknya unit bahan baku opp film yang akan di proses ke proses selanjutnya. Coating Roll Dimana proses coating roll dengan pemberian lem waterbase pada opp film yang akan di bawa proses dry oven. Coating roll mempunyai 2 roll berimpit yang prosesnya memberikan lem waterbase pada opp film. Dry oven Dengan proses coating roll akan dilalui ke proses selanjutnya adalah proses dry oven. Fungsinya untuk memanaskan agar bahan tidak lengket. Dalam mesin coating ini mempunyai 6 oven yang panasnya sekitar derajat celicius. Cooling Roll Setelah dari dry oven akan di tarik ke dalam proses berjalan menuju ke cooling rolls. Fungsi dari cooling rool tersebut untuk menstabilkan bahan

6 36 proses material ke dalam proses ini agar bahan tersebut tidak terlalu panas (mendinginkan produk)dan keadaan bahan tersebut dapat di pakai. Rewind perjalanan akhir dari bahan setengah jadi. Yaitu dengan menggulung bahan setengah jadi dengan tension tertentu yang bisa di atur. 3. Proses Slitting Gambar 4.7 Slitting Machine Proses mesin slitting machine adalah proses pemotongan opp tape yang telah di proses coating. Proses slitting machine dimana memotong dengan ukuran yang telah ditentukan atau 2 gulungan atau lebih dan dalam proses tersebut juga memasang papercore agar dapat menggulung dengan rapi agar dapat di proses dengan slitting. Secara umum bagian-bagian dari mesin slitting di tambah paper core. Unwinding Proses berjalan masuknya barang jadi yang akan melakukan proses selanjutnya yaitu proses sliiting section. Slitting section (sejenis cutter) Proses dari unwinding yang di tarik per roll menuju proses slitting untuk proses pemotongan dengan menjadi 2 bagian atau lebih tergantung setiap ukuran dan berapa banyak dari pemesanan.

7 37 Rewind Sebagai perjalanan akhir dari proses slitting dengan menggulung bahan cetak dengan tension tertentu yang bisa di atur. 4. Packing Gambar 4.8 Packing Produk OPP Tape Setelah proses telah selesai maka dilakukan proses packing dengan menyiapkan tempat atau kotak atau kardus yang sesuai nama merek di masukkan ke dalam kardus tersebut. Dalam proses pembuatan OPP Bag, bahan baku yang dibutuhkan adalah OPP film,tinta dan sealing tape. 1. OPP Film Gambar 4.9 Bahan material Opp Film

8 38 Opp film yang berupa plastik bening. Opp film ini digunakan untuk bahan dasar pembuatan Opp Bag. 2. Sealing Tape Gambar 5.0 Sealing Tape Sealing tape adalah bahan pendukung pada material OPP film untuk hasil produk Opp Bag, karena sealing tape itu sendiri berfungsi untuk menempelkan OPP Bag agar dapat di pakai untuk memasukan barang,baju,dan lain-lain. 3. Tinta Gambar 5.1 Bahan material tinta (bahan pendukung) Tinta merupakan bahan cair (kimia) yang mempunyai banyak warna untuk hasil proses opp tape. Tinta sebagai bahan pendukung pada opp tape untuk proses cetak gambar atau cetak warna.

9 39 Berikut proses produksi OPP Bag adalah 1. Proses Printing Gambar 5.2 Printing Machine PT. Dian Semangat Insani menggunakan jenis mesin printing Rotogravure. Rotogravure adalah salah satu teknologi dalam dunia percetakan, yang biasanya digunakan untuk mencetak media yang terbuat dari bahan yang fleksibel (misalnya; berbagai jenis plastik, alumunium dan kertas serta PVC). Bahan yang akan dicetak adalah dalam bentuk rol atau gulungan. Proses kerja mesin printing rotogravure antara lain adalah unwinder, infeed, unit cetak, outfeed dan rewinder. Secara umum bagian-bagian dari mesin printing rotogravure terbagi sbb: UNWINDER Bagian dari mesin printing yang berfungsi sebagai masuknya unit bahan baku untuk dicetak. Proses unwinder printing ini di awali masuknya bahan baku opp film yang ditarik oleh infeed. Agar putaran unwider rapi, maka unwinder ini dilengkapi dengan tension brake. Yang berfungsi untuk menahan gaya putar pada bahan yang ditarik oleh infeed. INFEED Bagian dari mesin printing yang memiliki fungsi sebagai pengatur tegangan bahan yang akan masuk ke unit cetak. Prinsip kerjanya adalah bergeraknya dancing roll untuk mengimbangi tegangan bahan agar selalu stabil. Besar tegangan bahan ini bisa diatur sesuai dengan bahan apa yang digunakan. UNIT CETAK Proses mencetak gambar dari silinder. Dengan menyambungkan tinta ke dalam silinder maka silinder ini akan memproses tinta ini untuk mengeluarkan atau menghasilkan gambar. Gambar yang telah terbentuk pada bahan opp film kemudian akan masuk ke dalam pipa dryer atau pengeringan.

10 40 Setelah bahan keluar dari pengeringan bahan akan diewatkan pada guide roll yang berisi air pendingin. Tujuannya agar tinta tidak menempel pada roll-roll guide yang akan di lalui. OUTFEED Hampir sama dengan infeed yaitu secara bersama-sama mengatur tegangan bahan. Outfeed mengatur tegangan bahan setelah keluar dari unit cetak. Outfeed juga memiliki dancing roll yang berguna sebagai penyeimbang agar bahan tetap stabil. REWINDER Berfungsi sebagai perjalanan akhir dari bahan cetak, yaitu dengan menggulung bahan cetak dengan tension tertentu yang bisa di atur. 2. Proses folding Gambar 5.3 Sandwich Folding Machine (tampak mesin belakang) Gambar 5.4 Sandwich Folding Machine (tampak mesin depan)

11 41 Sandwich folding machine adalah mesin pembentuk lipatan pada plastik (Opp film). Folding adalah mesin lipat untuk opp film untuk menjalankan in-line dengan mesin, dilengkapi dengan EPC (EDGE POSISI CONTROLLER) untuk menghasilkan lipatan akurat dan brack listrik. 3. Proses side sealing & cutting Gambar 5.5 Side Sealing & Cutting Machine (tampak dari belakang) Gambar 5.6 Side Sealing & Cutting Machine (tampak dari depan) Proses side sealing and cutting machine adalah proses melakukan pemotongan pada produk opp bag dan proses menempelkan sealing tape pada produk opp bag. Secara umum, mesin ini terdiri dari :

12 42 Unwind Mesin unwind digunakan sebagai tahap awal masuknya bahan opp film yang telah melalui proses folding. Proses ini berputar karena gaya tarik bahan yang ditarik oleh infeed. Agar putaran unwider rapi, maka unwinder ini dilengkapi dengan tension brake. Tension brake ini berfungsi untuk menahan gaya putar yang terjadi akibat bahan/web yang ditarik oleh infeed. Infeed bagian dari mesin side sealing dan cutting mesin yang mempunyai fungsi sebagai pengatur tegangan bahan yang akan masuk ke dancing roll unit. Prinsip kerjanya adalah bergerak dengan dancing roll untuk mengimbangi tegangan bahan agar selalu stabil. Besarnya tegangan bahan ini bisa diatur sesuai dengan bahan apa yang kita gunakan. Outfeed hampir sama dengan infeed yaitu secara bersama sama mengatur tegangan bahan. Outfeed mengatur tegangan bahan setelah keluar dari unit side sealing dan cutting. Outfeed ini juga mempunyai dancing roll yang berguna sebagai penyeimbang agar bahan tetap stabil. Cut Sheet Setelah dari proses outfeed maka di lakukan proses cut sheet. Proses cut sheet ini memotong opp bag dengan ukuran yang telah di tentukan. 4. Packing Gambar 5.7 Packing Produk Opp Bag Setelah semua proses selesai, maka dilakukan proses packing dengan menyiapkan tempat atau kotak/kardus yang sesuai dengan pesanan customer.

13 43 Setelah menjelaskann proses pembuatan produk Opp Tape dan Opp bag akan menjelaskan berapa banyak karyawan produksi menangani pada mesin pembuatan produk Opp Tape dan Opp Bag yang ada di perusahaan PT.Dian Semangat Insani sebagai berikut: Mesin Printing terdiri dari 8 karyawan produksi dimana dibagi menjadi 2 shift, shift 1 terdiri dari 4 orang dan shift 2 terdiri 4 orang. Shift 1 dan 2 mempunyai tugas sebagai operator dan pembantu operator. Tugas meraka adalah bertanggung jawab pada mesin yang di tangani saat melakukan awal proses dan selesai proses dan memasukan barang bahan material yang akan di proses dan melihat hasil proses dan berjalannya proses dengan teliti. Mesin coating terdiri dari 8 orang orang karyawan produksi dimana dibagi menjadi 2 shift, maka shift 1 terdiri dari 4 orang dan shift 2 terdiri dari 8 orang. Shift 1dan shift 2 mempunyai tugas sebagai operator dan pembantu operator. Tugas mereka adalah bertanggung jawab pada mesin yang di tangani saat melaukan porses dan selesai proses dan tugas paling penting adalah memasukan bahan material yang akan di proses dan melihat hasil proses dan berjalannya proses dengan teliti. Mesin slitting terdiri dari 14 orang karyawan produksi dimana dibagi menjadi 2 shift, maka shift 1terdiri dari 7 orang dan shift 2 terdiri dari 7 orang. Shift 1 dan shfit 2 mempunyai tugas sebagai operator dan pembantu operator. Tugas mereka adalah memasukan bahan material yang akan di proses dan melihat hasil proses dan berjalannya proses dengan teliti,dan bertanggung jawab pada mesin yang di tangani saat melakukan porses dan selesai proses. Sandwich folding machine terdiri dari 4 orang karyawan produksi dimana dibagi menjadi 2 shift, maka shift 1 terdiri dari 2 orang dan shift 2 terdiri dari 2 orang. Karyawan produksi dibagian sandwich folding mesin ini tugasnya sebagai operator. Operator bertanggung jawab pada mesin di tangani dan melakukan masuknya bahan yang akan di proses ke mesin ini dan dijaga dengan teliti. Mesin side sealing terdiri dari 36 orang karyawan produksi dimana dibagi menjadi 2 shift.setiap mesin side sealing ditangani 1 orang karyawan. Tugas mereka adalah menjaga proses berjalannya produk tersbut dan juga sebelum proses berjalan dengan memasukan bahan yang akan di proses dan bertanggung jawab pada saat proses berjalan dan mengawasi kebersihan.

14 44 Tabel 4.1 Data Bahan Baku Pembuatan OPP Tape dan OPP Bag No. Nama Barang Barang Awal Pemakaian Bahan Sisa Stock Opp Film untuk 1 Roll= 6000 M kg 5602 kg 5602 kg 1 Opp Tape dan 1 Roll= 3000 M kg kg kg OPP Bag 1 Roll = 2000 M kg kg kg 2 Lem (Waterbase) 9741 kg 2400 kg 7341 kg 3 Tinta 2775 Kg 1554 kg 1221 kg 3 Sealing Tape 750 roll 300 roll 450 roll 4 Paper Core 1600 roll 190 roll 1410 roll Berdasarkan tabel 4.1, perusahaan memiliki bahan baku untuk pembuatan OPP Tape dan OPP Bag yang tidak terpakai. Bahan-bahan tersebut terdiri dari OPP Film, Lem (Waterbase), Tinta, Sealing Tape, dan Paper core. Dari beberapa bahan baku, tinta seringkali tidak terpakai karena banyaknya jumlah variasi warna tinta yang mencapai 70 warna dan kualitas tinta bergantung pada masa kadaluarsa. Untuk bahan baku selain tinta, bahan opp film, lem, sealing tape dan paper core dapat terus digunakan dalam proses produksi.

15 45 Tabel 4.2 Jumlah Produksi OPP Bag Jumlah OPP Bag Tanggal Ukuran Jumlah Permintaan (KG/LBR) Tanggal produksi yang di produksi (KG/LBR) Jumlah Cacat 02/12/ x /12/ /12/ x /12/ /12/2012 4x /12/ /12/2012 8x /12/ /12/2012 7x /12/ /12/2012 6x /12/ /12/2012 5x /12/ /12/2012 3x /12/ /12/ x /12/ /12/ x /12/ /12/ x /12/ /12/2012 5x /12/ /12/2012 4x /12/ /12/2012 3x /12/ /12/2012 9x /12/ /12/ x25 pon /12/ /12/ x /12/ /12/ x25 Pon /12/ /12/ x /12/ /12/ x25 Pon /12/ /12/ x /12/

16 46 Tabel 4.3 Jumlah Produksi OPP Tape Tgl Ukuran (Roll) Jumlah Jumlah Produksi Jumlah Permintaan Tanggal Opp Cacat (KG) Tape 03/12/ mm x 90m /12/ /12/ mm x 50m /12/ /12/ MM x 72 Y 288 3,466 06/12/ /12/ mm x 77 m /12/ /12/ mm x 30m /12/ /12/ mmx64.5m 200 3,744 06/12/2012 3, /12/ mmx64.5m 348 3,480 06/12/2012 3, /12/ MM x 45M /12/ /12/ mm x 56m /12/ /12/ mmx56m /12/ /12/ mmx56m /12/ /12/ mm x 56m /12/ /12/ mmx56m /12/ /12/ mm x 500m /12/ /12/ mm x 500m /12/ /12/ mm x 500m /12/ /12/ mm x 500m /12/ /12/ mm x 500m /12/ /12/ mm x 100 y /12/ /12/ mmx76m /12/ Sumber: PT. Dian Semangat Insani, 2014

17 47 Dari 7 jenis pemborosan, peneliti mengidentifikasikan bahwa perusahaan tidak mengalami overproduction. Karena perusahaan tidak memproduksi lebih dari kebutuhan pelanggan dan tidak memproduksi lebih awal atau lebih cepat, sehingga dapat dilihat dengan tabel 4.2 Jenis Produksi OPP Tape dan tabel 4.3 Jenis produksi OPP Bag. Dengan melihat jumlah produksi Opp Tape dan Opp Bag tidak terjadi pemborosan karena dari jumlah produksi pada Opp Bag terlihat dari jumlah permintaan sebesar 50 kg/lbr dan jumlah produksi 50 kg/lbr, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memproduksi sesuai dengan jumlah permintaan. Dan jumlah produksi Opp Tape terlihat dari jumah permintaan sebesar 607 kg dan jumlah produksi sebesar 607 kg, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memproduksi sesuai dengan jumlah permintaan pelanggan atau customer. Dengan hasil analisis bahwa PT. Dian Semangat Insani tidak mengalami produksi berlebihan atau overproduction. Karena dari jumlah produksi OPP Bag dan OPP Tape sama dengan dari jumlah permintaan, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini tidak mengalami overproduction pada pembuatan produk OPP Bag. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala produksi, Bapak Halim menyatakan bahwa perusahaan tidak mengalami masalah waiting time atau delays. Karena mesin beroperasi secara terus-menerus selama pabrik dibuka yang diimbangi dengan jumlah karyawan produksi yang tetap serta pemeliharaan mesin dengan teratur sehingga kinerja mesin tidak terganggu dalam hal perawatan dan sebagainya. Analisis dari pengamatan penelitian bahwa pemborosan transportation tidak terjadi, karena lokasi penyimpanan material dengan lokasi produksi saling berdekatan karena lokasi gudang dan lokasi produksi bersebelahan dengan jarak 10 meter, sehingga tidak memindahkan material dalam jarak jauh dari satu proses ke proses, sehingga dapat dilihat dengan gambar sebagai berikut: Gambar 5.8 Gudang PT. Dian Semangat Insani

18 48 Analisis dari pengamatan penelitian bahwa pemborosan processes tidak terjadi pada perusahaan. Karena perusahaan tidak mengadakan kegiatan kerja yang tidak efisisen atau tidak perlu dilakukan di perusahaan, seperti mengadakan kegiatan pembersihan secara berulang-ulang dan sebagainya. Analisis dari pengamatan penelitian bahwa pemborosan inventories adalah pemborosan yang terjadi pada perusahaan. Karena inventories telah menyembunyikan masalah dan menimbulkan kegiatan tambahan yang seharusnya tidak diperlukan dan mengakibatkan barang menumpuk digudang. Pemborosan inventori telah terbukti dengan data yang ada pernah terjadi pemborosan, data dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.4 Data Stock Tinta dan Jumlah rusak Tinta No Nama tinta/ Kode Tinta Stock Pema Stock Sisa Jumlah Awal kaian (KG) Rusak (KG) 1 Black BR. Red Stationary Brown Gold Crocodile Gold DSI Green Lolipop Green Parago Green Sunkus DSI Green Mikro DSI Green 1905 DSI RE-5 10 HB Green Stationary DSI Grey Pita 1902 DSI Orange Telly DSI Blue Rider 1509 DSI Sumber: Data PT. Dian Semangat Insani, 2014

19 49 Tabel 4.4 Data Stock Tinta dan Jumlah rusak Tinta No Nama tinta/ Kode Tinta Stock Pema Stock Sisa Jumlah Awal kaian (KG) Rusak (KG) 15 L. Blue Rider 1509 DSI Green Rider 1106 DSI Red Rider DSI Brown red rider DSI Yellow Rider DSI Orange Bread DSI Pink Mikrotop DSI Pink 1104 DSI Pink Debon DSI Pink 0511 DSI Red Lolipop Red Popular Red IR DSI Silver Silver VCD White 110 PR Yellow 24 T Grey Bread DSI Pink 0906 DSI Blue Trend DSI Red Trend DSI Green Wool Duster DSI Blue Wool Duster DSI D.Green Rider boys DSI Orange Rider boys DSI Yellow Rider Boys DSI Sumber: Data PT. Dian Semangat Insani, 2014

20 50 Tabel 4.4 Data Stock Tinta dan Jumlah rusak Tinta No Nama tinta/ Kode Tinta Stock Pema Stock Sisa Jumlah Awal kaian (KG) Rusak (KG) 41 L.Green Rider Boys DSI Blue Jovac Violet Jovac DSI BR.Blue 720 DSI Blue Payu DSI Brown Bread Line DSI Brown Friend DSI Red 2905 DSI Blue 2905 DSI D.Blue Red Volare DSI Violet Volare DSI Magenta Geranium Orange Geranium 360 G Red SGI DSI Silver Printek DSI Blue Violet 510 G Brown Jawara DSI Green SG DSI Blue SB DSI Pink DSI Green Jawara DSI Silver DSI Sumber: Data PT. Dian Semangat Insani, 2014

21 51 Tabel 4.4 Data Stock Tinta dan Jumlah rusak Tinta No Nama tinta/ Kode Tinta Stock Pema Stock Sisa Jumlah Awal kaian (KG) Rusak (KG) 67 Brown Tissue DSI Red Tissue DSI Grey Tissue DSI Red Givaudan DSI Sumber: Data PT. Dian Semangat Insani, 2014 Dengan hasil analisis penelitian, disimpulkan bahwa PT.Dian Semangat Insani mengalami beberapa masalah dalam pemborosn inventory, yaitu sebagai berikut: Kerusakan pada bahan material tinta sehingga bahan material tersebut tidak dapat dipakai pada saat proses pembuatan produk Opp Tape dan Opp Bag. Dapat dilihat bahwa bahan baku pada pembuatan Opp Tape dan Opp Bag mengakibatkan bahan baku menumpuk digudang atau overstock sehingga menyebabkan bahan baku tinta rusak sehingga menyebabkan pemborosan inventori. Analisis dari pengamatan penelitian bahwa pemborosan motion atau pergerakan perusahaan tidak mengalami dengan pemborosan tersebut. Karena perusahaan telah mendesign tata letak dengan rapi dan berdekatan dengan tempat kerja agar tidak membuang waktu. Analisis dari pengamatan penelitian bahwa defect products adalah pemborosan yang terjadi pengerjaan ulang terhadap produk atau produk cacat sehingga harus dimusnahkan,sedangkan perusahaan tidak mengalami pemborosan defect product. Dapat dilihat pada tabel 4.2 dan 4.3 bahwa saat memproduksi kedua produk tersebut tidak mengalami defect product dan tidak terjadi pengerjaan ulang terhadap produk cacat. Dapat disimpulkan bahwa PT. Dian Semangat Insani mengalami pemborosan inventories pada bahan baku tinta yang terlihat pada tabel 4.4, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa pemborosan yang terjadi adalah inventories. Penyebab terjadinya pemborosan inventories karena bahan material tinta tidak semuanya

22 52 dipakai pada produksi produk sehingga beberapa material tinta tidak digunakan dan bahan tersebut disimpan terlalu lama sehingga menyebabkan barang rusak. Adapun cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menangani masalah pemborosan inventories adalah sebagai berikut. Melakukan pencatatan/penulisan bahan material yang tahan lama dan tidak tahan lama. Menjaga tingkat atau jumlah persediaan bahan baku yang harus ada di gudang (safety stock) agar tidak terjadi kekurangan agar tidak menghambat proses produksi. Untuk bahan baku yang memiliki masa kadaluarsa, sebaiknya penyimpanan dilakukan terpisah berdasarkan tanggal kadaluarsanya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko pemborosan akibat bahan baku yang tidak terpakai karena sudah melewati tanggal kadaluarsa.

23 53 Gambar 5.9 Bagan Proses Poduksi Opp Tape

24 54 Gambar 6.0 Bagan Proses Produksi Opp Bag

25 Mengatasi Pemborosan Dalam mengatasi pemborosan didasarkan pada hasil kuesioner tentang penerapan 5S diperusahaan. Data responden menunjukkan sebagai berikut: Tabel 4.5 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Keterangan Frekuensi % Laki-laki 66 94,3% perempuan 4 5,7% total Sumber: Data yang diolah, 2014 Gambar 6.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

26 56 Tabel 4.6 Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur Keterangan Frekuensi % tahun 53 75,7% tahun 17 24,3% Total Sumber: Data yang diolah, 2014 Gambar 6.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur

27 57 Tabel 4.7 Klasifikasi Responden Berdasarkan Divisi Keterangan Frekuensi % Production - Folding 4 5,7% Production - Side sealing & cutting 36 51,4% Production - Printing 8 11,4% Production - Coating 8 11,4% Production - Sliitng Total Sumber: Data yang diolah, 2014 Gambar 6.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Divisi

28 58 Tabel 4.8 Klasifikasi Responden Berdasarkan lama bekerja Keterangan Frekuensi % 1 3 tahun % 4-6 tahun % 7 9 tahun 14 20% tahun % tahun % Total Sumber: Data yang diolah, 2014 Gambar 6.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Lama bekerja

29 59 Tabel 4.9 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jabatan Keterangan Frekuensi % Operator 19 27,1% Pembantu Operator 51 72,9% Total Sumber: Data yang diolah, 2014 Gambar 6.5 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jabatan

30 60 Tabel 5.0 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan Keterangan Frekuensi % SD 7 10% SMP 24 34,2% SMA 39 55,7% Total Sumber: Data yang diolah, 2014 Gambar 6.6 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan

31 61 Dari penelitian kuesioner disebarkan kepada karyawan bagian produksi karena karyawan mengetahui keadaan operasional yang sedang berjalan, sehingga peneliti hanya membagikan kuesioner kepada karyawan produksi. Karena kepala produksi bertugas untuk mengatur karyawan agar operasional berjalan dengan baik dan kepala produksi hanya mendapatkan informasi hasil yang telah dilakukan karyawan setelah itu kepala produksi baru dapat memberi arahan kepada karyawan agar dapat berjalan dengan baik operasionalnya. Berdasarkan kuesioner disebarkan kepada karyawan atau responden, maka dapat diketahui hasil responden mengenai pernyataan responden terhadap 5S. Untuk memudahkan penilaian dari jawaban responden maka di buat skala likert berikut: STS (sangat tidak setuju 1 TS (Tidak setuju) 2 S (Setuju) 3 SS (sangat setuju) 4 Maka rata-rata tiap jawaban respoden dapat memudahkan penilaian dari rata-rata interval. Dalam peneliti ini penulis akan menentukan banyak kelas interval sebanyak 4. Rumus yang digunakan adalah rumus interval menurut Riduwan (2003) antara lain adalah P = Keterangan: Rentang : Nilai tertinggi- Nilai terendah Banyak kelas Interval : 4 Berdasarkan Rumus di atas,maka panjang kelas interval adalah P = Maka interval dari kriteria penilaian antara lain adalah STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju) S (Setuju) SS (Sangat Setuju)

32 Klasifikasi Responden Tabel 5.1 : Hasil Total Reponden NO URAIAN PERTANYAAN Hasil Total Seiri 1 Di area lokasi kerja, melakukan penyimpanan barang 1.6 yang di pergunakan di gudang. 2 Semua orang telah ikut memberikan kontribusi untuk 1.64 penyimpanan item-item yang tidak di pergunakan. 3 Menyisihkan/menyingkirkan barang yang tidak 3.3 berhubungan dengan lokasi kerja produksi. 4 Terdapat pengecekan barang,pada item-item yang di 3.35 pindahkan ke gudang maupun ke lokasi produksi. 5 Semua mesin atau peralatan berada dalam kondisi yang baik dan terpakai secara teratur Total Seiri 2.66 Seiton 6 Pemberian label/tanda sebagai tanda area gudang Tempat penyimpanan atau gudang terindentifikasi 3.4 secara jelas serta mudah diambil atau dikembalikan. 8 Melakukan batas atau garis penyimpanan atau 3.41 penempatan barang agar dapat terindentifikasi dengan jelas. 9 Melakukan penyusunan barang yang sesuai urutan Menata barang berdasarkan waktu masuknya barang ketika barang lama (bahan baku) harus dihabiskan terlebih dahulu lalu menggunakan barang baru Total Seiton 3.42 Seiso 11 Lokasi pabrik semua lantai bersih dan mengkilap Mesin-mesin tampak bersih dan mengkilap Melakukan pembersihan dan perawatan yang 3.44 dilakukan berdasarkan jadwal pemebersihan pada mesin 14 Terdapat penangung jawab pada mesin dan area kerja 3.52 yang telah di tentukan 15 Tempat kerja yang bersih dan teratur yang menjadi kebiasaan semua karyawan Total Seiso 3.53

33 63 Seiketsu 16 Menjaga lingkungan kerja sesuai dengan standar yang telah di tetapkan oleh perusahaan. 17 Melakukan memelihara kondisi area kerja agar tetap bersih dan tidak berantakan. 18 Membuat prosedur dan intruksi kerja tentang 5s untuk di perbaharui dan dikembangkan. 19 Setiap bagian area kerja produksi di beri keterangan siapa saja yang penanggung jawabnya. 20 Membuat dan melakukan pemeriksaan agar memberikan pengarahan bagaimana mestinya mempertahankan 3s/5s. Sumber: Data Pengolahan Data, Total Seiketsu 3.39 Shitsuke 21 Membuat kegiatan 5s melalui pelatihan dan pengajaran 3.3 kepada karyawan. 22 Peraturan dan prosedur tertulis tentang 5s untuk diakui 3.4 dan dapat diikuti oleh semua karyawan. 23 Membuat fomulir audit tentang 5s untuk dilakukan semua 3.34 karyawan setiap bulan untuk pemantauan hasil-hasil yang telah dicapai. 24 Terdapat sistem penghargaan dan pengakuan terhadap 3.54 karyawan yang selama ini proses kerjanya baik 25 Terdapat suasana kerja yang baik. 3.7 Total Shitsuke 3.45 TOTAL 5S 3.29 Berdasarkan dari hasil analisis peneliti dari dua puluh lima pernyataan dengan respoden sengat setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju terhadap pernyataan 5s. Pembahasan tentang Seiri dijelaskan sesuai dengan nomor pertanyaan kuesioner sebagai berikut: 1. Di area lokasi kerja,melakukan penyimpanan barang yang di pergunakan di gudang dengan nilai rata-rata 1.6 yang menunjukkan bahwa karyawan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Karena karyawan produksi sangat tidak setuju, disaat proses kerja produksi melakukan proses penyimpanan barang yang akan digunakan. Setiap barang yang akan di gunakan, karyawan produksi tidak akan melakukan penyimpanan barang. Maka dengan hasil penyataan soal pernyataan

34 64 pertama karyawan produksi menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. 2. Semua orang telah ikut memberikan kontribusi untuk penyimpanan item-item yang tidak di pergunakan dengan nilai rata-rata 1.64 yang menunjukkan bahwa karyawan sangat tidak setuju. Karena dari karyawan produksi tidak memberikan kontribusi untuk menyimpan item-item yang tidak di pergunakan. Oleh karena itu, karyawan produksi menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan ini. 3. Menyisihkan/menyingkirkan barang yang tidak berhubungan dengan lokasi kerja produksi dengan nilai rata-rata 3.3 yang menunjukkan bahwa karyawan sangat setuju. Karena dalam produksi tersebut memang harus menyisihkan barang yang tidak berhubungan dengan lokasi kerja, misalnya minuman yang seharusnya tidak ada didaerah lokasi kerja produksi. Karena jika tidak menyingkirkan barang tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin-mesin atau pada saat kerja.maka itulah dari karyawan produksi sangat setuju dengan penyataan kuesioner ini. 4. Terdapat pengecekan barang, pada item-item yang di pindahkan ke gudang maupun ke lokasi produksi dengan nilai rata-rata 3.35 yang menunjukkan bahwa karyawan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Dengan pernyataan ini, karyawan produksi sangat setuju dengan pengecekan barang-barang atau bahan baku yang akan keluarkan masukkan ke lokasi kerja maupun tempat pemyimpanan barang atau gudang. Pengecekan barang-barang bahan baku sangatlah penting, karena setiap bahan baku yang akan digunakan pada saat produksi sebelum digunakan akan dicek seberapa banyak yang akan dipakai dan barang apa saja yang akan dipakai. Dengan ini, karyawan produksi tersebut menyatakan sangat setuju dengan penyataan kuesioner ini. 5. Semua mesin atau peralatan berada dalam kondisi yang baik dan terpakai secara teratur dengan nilai rata-rata 3.42 yang menunjukkan bahwa karyawan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Karena semua mesin di perusahaan tersebut pasti akan menggunakan mesin atau peralatan dengan baik. Karena sebelum melakukan produksi akan melakukan pengecekan pada mesin, sehingga mesin-mesin perusahaan tersebut berada pada kondisi yang baik dan terpakai secara teratur. Dengan hal penyataan tersebut menyatakan karyawan produksi sangat setuju. Kesimpulannya yaitu dari hasil total rata-rata 1S seiri dengan 5 penyataan ini menghasilkan total rata-rata sebanyak Dari total tersebut menunjukkan bahwa karyawan setuju dengan seiri. Karena dari setiap penyataan seiri ini,menghasilkan

35 65 nilai setuju. Dengan hal ini, dapat dijelaskan bahwa setiap penyataan kuesioner ini karyawan produksi setuju dengan pernyataan tersebut. Karena karyawan produksi melakukan pemisahan yang diperlukan dan yang tidak diperlukan sehingga dari sisi seiri tidak mengalami masalah sehingga tidak perlu diatasi. Kegiatan ini harus dilakukan dengan benar jika tidak memisahkan barang tersebut akan menyebabkan kesalahan pengambilan barang dan kesulitan saat pengambilan barang. Dari penyimpanan barang atau gudang juga mempunyai kapasitas yang lumayan besar sehingga dapat untuk memisahkan barang bahan baku yang di perlukan dan tidak diperlukan. Dari sisi siri tidak mengalami masalah sehingga tidak perlu diatasi. Pembahasan tentang Seiton dijelaskan sesuai dengan nomor pertanyaan kuesioner sebagai berikut: 6. Pemberian label/tanda sebagai tanda area gudang dengan nilai rata-rata sebesar 3.37 yang menunjukkan bahwa karyawan sangat setuju dengan pernyataan ini. Karyawan produksi sangat setuju, dikarenakan terdapat label atau tanda sebagai area gudang atau tanda atau label untuk memberikan pentunjuk kepada karyawan yang bekerja di bagian produksi dan semua bagian pada perusahaan tersebut. karena sangat penting dengan pemberian tanda pada area kerja, area gudang dan sebagainya agar tidak melakukan kesalahan sepele. Dengan ini menyatakan bahwa hasil tersebut karyawan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. 7. Tempat penyimpanan atau gudang terindentifikasi secara jelas serta mudah diambil atau dikembalikan dengan nilai rata-rata 3.4 yang menunjukkan bahwa karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Karena tempat pemyimpanan barang atau gudang dapat mudah diambil dan dikembalikan karena sebelum mengambil dan kembalikan akan dijaga oleh kepala gudang yang mengurus tempat tersebut, sehingga mudah untuk melakukan pengambilan atau dikembalikan.ke tempat penyimpanan barang. Karena setiap karyawan produksi mengambil atau mengembalikan bahan tersebut akan memberitahu kepala gudang dan akan dicatat oleh kepala gudang di perusahaan tersebut, sehingga pelaksanaan ini karyawan sangat setuju karena sudah dilakukan di perusahaan tersebut. 8. Melakukan batas atau garis penyimpanan atau penempatan barang agar dapat terindentifikasi dengan jelas dengan nilai rata-rata 3.41 yang menunjukkan bahwa karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan keusioner tersebut. Karena di perusahaan ini di bagi area lokasi produksi ada melakukan batas/garis untuk

36 66 penempatan barang agar dapat terindentifikasi dengan jelas, dengan ini dapat memudahkan para pekerja produksi dan lainnya dapat mudah untuk penempatan barang dengan mudah dan tidak membingungkan para pekerja yang baru untuk yang bekerja di area produksi tersebut. Maka dari hasil tersebut menyatakan dengan pernyataan kedelapan adalah sangat setuju. 9. Melakukan penyusunan barang yang sesuai urutan dengan nilai rata-rata 3.51 yang menunjukkan bahwa karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Dengan hal ini, bahwa perusahaan area lokasi kerja produksi dan penyimpanan barang melakukan penyusunan barang yang sesuai urutan. Yang berarti sebelumnya barang-barang diletakkan tidak sesuai urutan dan sekarang sudah melakukan penyusunan barang dengan sesuai urutan. Dengan pernyataan kuesioner tersebut sangatlah setuju, karena dengan melakukan ini dapat memudahkan para karyawan untuk mengambil barang dan mengetahui tata letak bahan yang telah diurutkan sesuai bahan-bahan yang akan digunakan. Dengan hal ini, menyatakan bahwa dari pernyataan tersebut karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan ini. 10. Menata barang berdasarkan waktu masuknya barang ketika barang lama (bahan baku) harus dihabiskan terlebih dahulu lalu menggunakan barang baru dengan nilai rata-rata 3.41 yang menunjukkan bahwa karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan kuesioner tersebut. Dimaksudkan dari pernyataan ini menyatakan bahwa persediaan bahan baku lama yang ada di gudang harus dihabiskan agar tidak menumpuk bahan tersebut sehingga setelah bahan lama habis dapat memakai bahan baku yang baru. Hal ini dapat mencegah pemborosan pada bahan baku, sehingga dengan ini karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan kuesioner tersebut. Kesimpulannya yaitu dari hasil total rata-rata 2S seiton dengan 5 penyataan ini menghasilkan total rata-rata sebanyak Dari total tersebut menunjukkan bahwa karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan seiton tersebut. Karyawan melakukan penyimpanan item yang diperlukan di tempat yang tepat agar mudah diambil jika digunakan. Karyawan produksi menyatakan bahwa dengan menyimpan item di suatu tempat yang telah ditetapkan dapat mudah mengambil item bahan baku di tempat tersebut. Dari sisi seiton tidak mengalami masalah sehingga tidak perlu diatasi.

37 67 Pembahasan tentang Seiso dijelaskan sesuai dengan nomor pertanyaan kuesioner sebagai berikut: 11. Lokasi pabrik semua lantai bersih dan mengkilap dengan nilai rata-rata 3.55 yang menunjukkan bahwa karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan kuesioner tersebut. Dari pernyataan ini, bahwa lokasi pabrik tersebut menjaga kebersihan dengan teratur dan menjaga area lokasi kerja produksi tetap bersih agar tidak menganggu saat proses kerja. Dengan ini, maka karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Oleh sebab itu, dari pernyataan tersebut telah menghasilkan bahwa karyawan produksi setuju dengan pernyataan kuesioner ini. 12. Mesin-mesin tampak bersih dan mengkilap dengan nilai rata-rata 3.5 yang menunjukkan bahwa karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan kuesioner tersebut. Dari pernyataan ini menjelaskan, bahwa mesin-mesin diperusahaan ini selalu dijaga dengan baik agar mesin tersebut tidak kotor dan selalu di cek dan di bersihkan dengan hati-hati agar mesin-mesin diarea lokasi kerja tampak bersih. Maka dari pernyataan tersebut karyawan produksi sangatlah setuju dengan hal ini. 13. Melakukan pembersihan dan perawatan yang dilakukan berdasarkan jadwal pembersihan pada mesin dengan nilai rata-rata 3.44 yang menunjukkan bahwa karyawan sangat setuju dengan pernyataan ini. Karena aktivitas melakukan pembersihan dan perawatan pada mesin selalu dijadwalkan setiap hari. Perawatan mesin tersebut dilakukan dengan 2 bulan sekali dan melakukan permbersihan dilakukan saat setelah selesai proses produksi, maka dari itu dengan pernyataan ini. karyawan produksi sangat setuju dengan hal pernyataan kuesioner tersebut. 14. Terdapat penangung jawab pada mesin dan area kerja yang telah di tentukan dengan nilai rata-rata 3.52 yang menunjukkan bahwa karyawan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Karena setiap diarea lokasi kerja maupun mesin mempunyai penanggung jawab yang telah ditentukan yang akan menjaga area kerja dan setiap mesin agar tidak rusak atau mengamati dengan sungguh-sungguh agar hasil produksi dapat selesai dengan cepat dan mengamati para pekerja. Maka dari itu, adanya penanggung jawab sangatlah penting. Berdasarkan pernyataan tersebut, karyawan produksi sangat setuju. 15. Tempat kerja yang bersih dan teratur yang menjadi kebiasaan semua karyawan dengan nilai rata-rata 3.65 yang menunjukkan bahwa karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Dari pernyataan tersebut bahwa area tempat kerja harus bersih dan teratur agar pada saat kerja membuat karyawan

38 68 terbiasa dengan suasana area kerja produksi yang bersih sehingga area kerja menjadi bersih, api dan teratur. Maka itu, dengan pernyataan tersebut menyatakan bahwa karyawan produksi sangat setuju dengan hal pernyataan tersebut. Kesimpulannya yaitu dari hasil total rata-rata 3S seiso dengan 5 penyataan ini menghasilkan total rata-rata sebanyak 3.53 yang menunjukkan bahwa karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan seiso yang peneliti buat tersebut. Dengan hal ini, dapat dijelaskan bahwa setiap penyataan kuesioner ini karyawan produksi telah mempertahankan area kerja agar tetap bersih dan rapi. Karyawan produksi menyatakan bahwa dengan mempertahankan area kerja tetap bersih dan rapi sangat penting, dengan hal tersebut akan menjaga area kerja selalu terawat dengan baik dan menjaga suasana area kerja dengan baik sehingga melakukan aktivitas bekerja akan membuat lebih sungguh-sungguh dengan adanya mempertahankan area kerja agar tetap bersih dan rapi. Dari sisi seiso tidak mengalami masalah sehingga tidak perlu diatasi. Pembahasan tentang Seiketsu dijelaskan sesuai dengan nomor pertanyaan kuesioner sebagai berikut: 16. Menjaga lingkungan kerja sesuai dengan standar yang telah di tetapkan oleh perusahaan dengan nilai rata-rata 3.64 yang menunjukkan bahwa karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Dari pernyataan tersebut dijelaskan bahwa perusahan tidak semua menjaga lingkungan kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Karena setiap para pekerja mempunyai job masing-masing yang telah di tetapkan sehingga beberapa karyawan produksi tidak menjaga lingkungan kerja dengan baik. Oleh sebab itu dengan adanya pertanyaan kuesioner ini, semua karyawan seharusnya menjaga lingkungan kerja tetap bersih seperti yang ditetapkan oleh perusahaan. 17. Melakukan pemeliharaan kondisi area kerja agar tetap bersih dan tidak berantakan dengan nilai rata-rata 3.44 yang menunjukkan bahwa karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Dengan hal ini, karyawan masih belum memelihara kondisi area dengan baik. Dengan hal ini, karyawan setuju dengan adanya melakukan memelihara kondisi area tetap bersih dan tidak berantakan dengan menjalankan kebersihan kerja agar tidak terjadi berantakan dan dapat mengatasi pemborosan pada perusahaan tersebut. Dengan 5s dapat mengatasi, memperbaharui dan dikembangkan proses bekerja dan mengatasi sesuatu dengan teratur. Jadi dengan

39 69 hal ini menyatakan bahwa dari pernyataan kuesioner tersebut menyatakan bahwa karyawan produksi sangat setuju. Dari sisi seiketsu perlu diatasi dengan mengadakan pembersihan dan menjaga area kerja tetap bersih secara rutin setiap selesai beroperasi. 18. Membuat prosedur dan instruksi kerja tentang 5s untuk perbaharui dan dikembangkan dengan nilai rata-rata 3.35 yang menunjukkan bahwa karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Dengan hal ini, perusahaan masih belum menjalankan dengan membuat prosedur intruksi kerja tentang 5s, sehingga dengan pernyataan keusioner tersebut perusahaan akan membuat prosedur agar tidak terjadi pemborosan. Karyawan produksi sangat membutuhkan prosedur dan intruksi kerja tentang 5s sehingga karyawan produksi sangat setuju untuk menjalankannya. Dengan 5s dapat mengatasi, memperbaharui dan dikembangkan proses bekerja dan mengatasi sesuatu dengan teratur. Jadi dengan hal ini menyatakan bahwa dari pernyataan kuesioner tersebut menyatakan bahwa karyawan produksi sangat setuju. Perusahaan dapat membuat prosedur dan instruksi secara tertulis. 19. Setiap bagian area kerja produksi di beri keterangan siapa saja yang penanggung jawabnya dengan nilai rata-rata 3.31 yang menunjukkan bahwa karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan kuesioner tersebut. Karena perusahaan belum menuliskan di papan area kerja yang tertera siapa saja yang penanggung jawab pada mesin, lingkungan kerja dan sebagainya. Dengan hal ini, dapat mengatasi karyawan produksi dengan adanya melakukan area kerja dengan memberi keterangan siapa saja yang bertanggung jawab pada area kerja tersebut. Dengan hal ini, karyawan setuju dan akan melakukan sehingga karyawan dapat mengetahui siapa saja penanggung jawabnya dan agar dapat melaksanakan dengan baik. 20. Membuat dan melakukan pemeriksaan agar memberikan pengarahan bagaimana mestinya mempertahankan 5s dengan nilai rata-rata 3.22 yang menyatakan bahwa karyawan produksi setuju dengan pernyataan tersebut. Karena perusahaan belum menjalankan dengan adanya membuat dan melakukan pemeriksaan agar memberikan pengarahan bagaimana mestinya mempertahankan 5s, sehingga dengan ini karyawan produksi setuju dengan adanya kegiatan tersebut dan mau melakukan untuk mempertahankan 5s. Dengan hal ini bahwa dari hasil rata-rata tersebut karyawan produksi setuju dengan hal ini dan mereka akan membuat dan mempertahankannya.

40 70 Kesimpulannya yaitu dari hasil total rata-rata 4S seiketsu dengan 5 penyataan ini menghasilkan total rata-rata sebanyak 3.39 yang menunjukkan bahwa karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan seiketsu yang peneliti buat tersebut. Karena perusahaan belum menjalankan seiketsu sehingga karyawan produksi setuju dan mau melakukan seiketsu agar lokasi kerja terawat dan tetap bersih. Seiketsu adalah melakukan standarlisasi terhadap praktek 3S. Dengan melakukan standarlisasi karyawan produksi dapat mengerjakan segala sesuatu diarea kerja dengan teliti. Dari sisi seiketsu mengalami masalah dengan tidak menjaga area kerja dengan baik dan tidak mengevaluasi 3S ini dengan baik. Dengan kondisi area kerja tidak dirawat dengan baik sehingga karyawan produksi sangat setuju dengan melakukan stadarlisasi 5s. Pembahasan tentang Shitsuke dijelaskan sesuai dengan nomor pertanyaan kuesioner sebagai berikut: 21. Membuat kegiatan 5s melalui pelatihan dan pengajaran kepada karyawan dengan nilai rata-rata 3.3 yang menyatakan karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Karena perusahaan sebelumnya tidak ada kegiatan pelatihan dan pengajaran tentang 5S, sehingga karyawan produksi sangat setuju dengan adanya mmbuat kegiatan tersebut Maka dari itu dari karyawan produksi dapat mengetahui lebih banyak tentang 5s dan banyak mengetahui kegiatan 5s. Maka dari hasil tersebut menyatakan bahwa karyawan produksi sangat setuju dengan adanya pernyataan tersebut. 22. Peraturan dan prosedur tertulis tentang 5s untuk diakui dan dapat diikuti oleh semua karyawan dengan nilai rata-rata 3.4 yang menunjukkan karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Karena sebelumnya perusahaan tidak ada peraturan dan prosedur tertulis tentang 5S, sehingga dengan pernyataan keusioner ini karyawan produksi sangat setuju dengan peraturan dan prosedur tertulis tentang 5S untuk dapat diikuti semua karyawan produksi dan mengetahui apa saja yang akan diikuti dan prosedur apa yang harus diikuti. Dengan pernyataan tersebut karyawan produksi sangat setuju dengan hal pernyataan ini. 23. Membuat fomulir audit tentang 5s untuk dilakukan semua karyawan setiap bulan untuk pemantauan hasil-hasil yang telah dicapai dengan nilai rata-rata 3.34 yang menunjukkan karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Karena dari perusahaan tersebut masih ada melakukan pemantauan terhadap

41 71 karyawan yang bekerja dengan hasil bekerja dengan baik atau tidak. Tetapi dari membuat fomulir tentang audit 5S masih belum dijalankan.oleh karena itu dengan pernyataan ini, karyawan produksi sangat setuju dan perusahaan akan membuat fomulir audit 5s terhadap karyawan. 24. Terdapat sistem penghargaan dan pengakuan terhadap karyawan yang selama ini proses kerjanya baik dengan nilai rata-rata 3.54 yang menunjukkan bahwa karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Karena hal ini, perusahaan sudah mengadakan sistem penghargaan terhadap karyawan yang proses kerjanya baik. Dengan pernyataan tersebut karyawan produksi sangat setuju. 25. Terdapat suasana kerja yang baik dengan nilai rata-rata 3.7 yang menunjukkan bahwa karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Karyawan produksi setuju karena perusahaan masih belum terdapat suasana kerja yang baik. Untuk mempertahankan suasana yang baik karyawan produksi sangat setuju pernyataan keusioner tersebut. Dengan pernyataan tersebut, perusahaan akan membina karyawan produksi dengan baik agar susana kerja dapat teratur. Dengan suasana kerja yang baik yang berarti melakukan proses kerja dengan teliti, saling membantu antar karyawan produksi dengan karyawan lainnya sehingga mendapatkan suasana kerja yang baik. Dengan ini karyawan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Kesimpulannya yaitu dari hasil total rata-rata 5S shitsuke dengan 5 penyataan ini menghasilkan total rata-rata sebanyak 3.45 dengan ini menunjukkan bahwa karyawan produksi sangat setuju dengan pernyataan shitsuke tersebut. Karena perusahaan masih belum melakukan shitsuke dengan baik sehingga kedisplinan untuk mengikuti prosedur masih belum dijalankan benar-benar diperusahaan. Oleh karena itu, karyawan berusaha untuk menjaga kedisplinan menjadi suatu kebisaaan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Dengan hal ini karyawan setuju dengan adanya membuat kediplinan di perusahaan maupun lokasi kerja, dengan kedisplinan dapat mengetahui setiap bulan,setiap minggu sehingga dapat kesuksesan secara terus menerus untuk melakukan peningkatan kerja. Kesimpulan : Dari hasil penerapan 5S diketahui bahwa seiri, seiso dan seiton telah dijalankan perusahaan sehingga tidak perlu diatasi. Seiri telah dibuktikkan telah dujalankan dengan melakukan memisahkan barang yang digunakan dan barang yang tidak digunakan. Barang yang digunakan berhubungan dengan kegiatan oeprasional

42 72 seperti bahan baku (Opp film, lem, tinta, sealing tape, dan papercore). Dengan pemisahan barang yang digunakan dan tidak digunakan dapat mempermudah karyawan produksi untuk mengambil bahan material yang akan digunakan ke lokasi kerja. Sedangkan Seiton telah terbukti telah dijalankan oleh perusahaan dengan melakukan memisahkan item disuatu tempat yang telah ditetapkan agar dapat mudah mengambil bahan material sehingga dari sisi seiton tidak mengalami masalah sehingga tidak perlu diterapkan. Dan terakhir adalah Seiso yang telah terbukti dan dijalankan oleh perusahaan dengan mempertahankan area kerja agar tetap bersih dengan menjaga kebersihan kerja saat proses kerja sehingga dari sisi seiton tidak mengalami masalah dan tidak perlu diterapkan. Dengan adanya Seiketsu dan Shitsuke yang belum dijalankan di perusahaan, maka diperoleh hasil rekomendasi berdasarkan pernyataan kuesioner sebagai berikut. Seiketsu ; prosedur untuk karyawan produksi untuk melakukan standarlisasi 3S seiri, seiton, dan seiso dengan cara mengevaluasi 3S dengan cara: 1. Evaluasi tahap Seiri dengan memperkuat rak-rak penyimpanan material, membuat papan dan memberi nama menandakan tempat penyimpanan barang yang digunakan maupun tidak digunakan dan membuat data barang- barang yang telah tersimpan. 2. Evaluasi tahap Seiton dengan membuat lemari yang berisi alat atau barang pendukung produksi dengan mamberi tulisan, apabila selesai menggunakan dikembalikan ditempat semula. 3. Evaluasi tahap Seiso dengan membuat kegiatan untuk menjaga semua peralatan mesin,bahan material di tempat yang sejuk dan tidak panas. Sedangkan Shitsuke yang belum dijalankan karena perusahaan belum memanfaatkan fomulir audit 5S dengan baik sehingga sering terjadi masalah dan mudah terjadi pemborosan. Oleh sebab itu, perusahaan menerapkan 5S dengan cara : 1. Menerapkan fomulir audit 5S untuk mengetahui barang-barang terpakai secara teratur 2. Memberikan penilaian yang adil terhadap bagian 5S, dengan adanya reward maka dapat memberikan rasa bangga, sehingga tiap personel akan terangsang untuk bekerja secara disiplin dan bertanggung jawab.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis Penelitian bersifat deskriptif yang artinya mengumpulkan data yang dibutuhkan yang dikumpulkan yang diteliti dan diolah untuk mudah dimengerti. Metode

Lebih terperinci

ANALISIS PENDEKATAN 5S UNTUK MENGHILANGKAN PEMBOROSAN (KASUS: PT. DIAN SEMANGAT INSANI)

ANALISIS PENDEKATAN 5S UNTUK MENGHILANGKAN PEMBOROSAN (KASUS: PT. DIAN SEMANGAT INSANI) ANALISIS PENDEKATAN 5S UNTUK MENGHILANGKAN PEMBOROSAN (KASUS: PT. DIAN SEMANGAT INSANI) Christine Leowardy, Dyah Budiastuti Binus University, Jakarta leowardy.christine@yahoo.com, dyanto23@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang artinya buruh atau tenaga kerja. Definisi Industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah barang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pada perusahaan UKM Dian Rubber Semarang adalah sebagai berikut: a. Pemilahan sesuai dengan frekuensi (rendah, sedang, tinggi)

BAB V PENUTUP. pada perusahaan UKM Dian Rubber Semarang adalah sebagai berikut: a. Pemilahan sesuai dengan frekuensi (rendah, sedang, tinggi) BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melihat pembahasan pada bab 4 mengenai kondisi awal perusahaan dan rancangan 5S yang telah dibuat untuk memperbaiki keadaan perusahaan UKM Dian Rubber, maka peneliti

Lebih terperinci

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah para karyawan produksi PT.

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah para karyawan produksi PT. V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1. KARAKTERISTIK RESPONDEN Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah para karyawan produksi PT. AKM Bekasi sebanyak 102 orang. Profil responden dijelaskan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa perbandingan setelah menggunakan 5S Penerapan 5S pada PT. TJM Internasional divisi warehouse terutama packing dilakukan dengan melibatkan pihak terkait

Lebih terperinci

Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017

Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017 Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017 Apa itu 5R? 5R merupakan kegiatan menata tempat kerja sehingga diperoleh lingkungan kerja yang nyaman dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga dapat diletakan barang sesuai posisi yang benar. Data yang digunakan dalam penelitian meliputi :

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga dapat diletakan barang sesuai posisi yang benar. Data yang digunakan dalam penelitian meliputi : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian adalah perusahaan percetakan CV. Sumber Bahagia.Lokasi penelitian di jalan Moch Suyudi no 34 Semarang. Alasan memilih lokasi di

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN SEBELUM PELATIHAN 5S PADA PEKERJA PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PTPN IV DOLOK ILIR TAHUN 2016-2017 Nama : Jenis Kelamin : Departemen/ Bagian : Usia : Masa Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan ketat pada dunia industri saat ini membuat perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan ketat pada dunia industri saat ini membuat perusahaan harus 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan ketat pada dunia industri saat ini membuat perusahaan harus memiliki kinerja yang optimal, sehingga perusahaan tersebut dapat tetap unggul dalam persaingan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era globalisasi seperti sekarang, alat transportasi kendaraan bermotor semakin dibutuhkan baik untuk kendaraan operasional perusahaan maupun kendaraan pribadi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tempe yang didirikan oleh Pak sapto Home Industry ini sudah ada lebih dari. bungkus tempe dengan berat perbungkus 6 ons.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tempe yang didirikan oleh Pak sapto Home Industry ini sudah ada lebih dari. bungkus tempe dengan berat perbungkus 6 ons. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Home industry pembuatan tempe sebuah usaha yang memproduksi tempe yang didirikan oleh Pak sapto Home Industry ini sudah ada lebih dari satu tahun

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian dan Lokasi Penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan obyek perusahaan Teh 999 yang terletak di jalan Kartini nomor 61-63 Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Percetakan Karet UKM Dian Rubber adalah sebuah perusahaan yang mencetak lembaran karet menjadi sebuah bentuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melihat kondisi awal perusahaan, menganalisis masalahnya, dan membuat rancangan untuk memperbaikinya maka alat analisi yang digunakan yaitu metode 5S (Seiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah istilah dalam bahasa Jepang berarti perbaikan terus-menerus (continuous

BAB I PENDAHULUAN. adalah istilah dalam bahasa Jepang berarti perbaikan terus-menerus (continuous BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis percetakan semakin maju dan tumbuh semakin cepat dengan menggunakan teknologi mesin cetak yang modern. Persaingan percetakan semakin banyak dikarenakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja didalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Sumber Bahagia adalah Perusahaan yang bergerak di bidang percetakan Digital yang didirikan oleh Bapak Tommy Handoko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hampir semua industri manufaktur dan jasa semakin meningkat pesat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hampir semua industri manufaktur dan jasa semakin meningkat pesat dari 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir semua industri manufaktur dan jasa semakin meningkat pesat dari waktu ke waktu sehingga setiap pelaku industri harus siap berkompetisi. Hal ini tidak terjadi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan

Lebih terperinci

Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler. Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur

Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler. Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur Tabel 4.40 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Labeller Tabel 4.41 Metode 5W+1H dan Analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerapan 5S atau 5R 1. Defini 5S atau 5R 5R atau 5S merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi,

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Pada bab sebelumnya penulis membahas teori tentang 5 S, yaitu (seiri 整理,

Bab 3. Analisis Data. Pada bab sebelumnya penulis membahas teori tentang 5 S, yaitu (seiri 整理, Bab 3 Analisis Data Pada bab sebelumnya penulis membahas teori tentang 5 S, yaitu (seiri 整理, seiton 整頓, seiso 清掃, seiketsu 清潔, shitsuke 仕付 ), atau bisa juga disebut 5 R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke yang merupakan rangkaian

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke yang merupakan rangkaian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang sudah maju ini, persaingan bisnis yang semakin ketat akan membuat para pelaku bisnis berpikir lebih keras bagaimana caranya memenangkan sebuah persaingan

Lebih terperinci

COATING DI PT INDOKONVERTA INDAH

COATING DI PT INDOKONVERTA INDAH MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI PADA BAGIAN COATING COATING DI PT INDOKONVERTA INDAH Fachmi Ginasty/ 35409301 PENDAHULUAN Latar Belakang Proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan

Lebih terperinci

Peningkatan Produktivitas Kerja pada Proses Packaging di PT. Samando

Peningkatan Produktivitas Kerja pada Proses Packaging di PT. Samando Peningkatan Produktivitas Kerja pada Proses Packaging di PT. Samando Kevin 1, Prayonne Adi 2 Abstract: PT. Samando is a company engaged in the distribution of machinery and machinery parts as well as the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi industri telah memberikan pengaruh terhadap budaya lingkungan pekerjanya. Banyak perusahaan-perusahaan di Eropa dan Amerika telah mengadopsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan salah satu sektor industri di Indonesia yang memiliki potensi perkembangan yang tinggi. Menurut Kementerian Perdagangan dan Perindustrian

Lebih terperinci

Pengendalian (Manajemen) Vis ual Dalam Penerapan 5R ( 5S) di Tempat Kerja

Pengendalian (Manajemen) Vis ual Dalam Penerapan 5R ( 5S) di Tempat Kerja Pengertian, T u j uan dan Manfaat Penerapan 5 R ( 5S) di Tempat Kerja Langka h- Langka h P enerapan 5R ( 5S) di Tempat Kerja Pengendalian (Manajemen) Vis ual Dalam Penerapan 5R ( 5S) di Tempat Kerja Pengertian,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Menurut sumbernya, data-data yang berhasil dirangkum selama penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi data yang diperoleh dari hasil

Lebih terperinci

Sosialisasi PROGRAM 5R RINGKAS - RAPI - RESIK - RAWAT - RAJIN

Sosialisasi PROGRAM 5R RINGKAS - RAPI - RESIK - RAWAT - RAJIN Sosialisasi PROGRAM 5R Setiap perusahaan pasti mengharapkan suatu lingkungan kerja yang - Bersih - Rapih - Terawat - Disiplin kenyataannya kondisi ini sulit terjadi di setiap perusahaan. (Benarkah?) Kantor

Lebih terperinci

WHAT IS LEAN MANAGEMENT?

WHAT IS LEAN MANAGEMENT? WHAT IS LEAN MANAGEMENT? Lean thinking is lean, because it provides a way to do more and more with less and less Less human resources, less equipment, less time, less space More efficient, more product,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian sebuah tugas akhir, metodologi penelitian mempunyai peranan penting sekali, karena pada metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. memproduksi produk khusus seragam olahraga. Produk yang diproduksi oleh

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. memproduksi produk khusus seragam olahraga. Produk yang diproduksi oleh BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Perusahaan Konveksi Denny Sport adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi produk khusus seragam olahraga. Produk yang diproduksi oleh Konveksi Denny Sport

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perusahaan PT.Subur Mitra Grafistama merupakan salah satu perusahaan percetakan yang berada di Jakarta yang telah ada sejak tahun

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN BERDASARKAN METODE 5S (SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU, SHITSUKE) UNTUK AREA KERJA LANTAI PRODUKSI DI PT.X *

USULAN PERBAIKAN BERDASARKAN METODE 5S (SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU, SHITSUKE) UNTUK AREA KERJA LANTAI PRODUKSI DI PT.X * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN PERBAIKAN BERDASARKAN METODE 5S (SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU, SHITSUKE)

Lebih terperinci

DESIGN IMPROVEMENT MACHINING AREA COMPONENTS ISOLATING COCK IN PT PINDAD (PERSERO) TO MINIMIZE WASTE USING 5S METHODE WITH LEAN MANUFACTURING APPROACH

DESIGN IMPROVEMENT MACHINING AREA COMPONENTS ISOLATING COCK IN PT PINDAD (PERSERO) TO MINIMIZE WASTE USING 5S METHODE WITH LEAN MANUFACTURING APPROACH PERANCANGAN PERBAIKAN AREA PERMESINAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD (PERSERO) UNTUK MEMINIMASI WASTE MENGGUNAKAN METODE 5S DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DESIGN IMPROVEMENT MACHINING AREA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prospek industri plastik cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Potensi pengembangan industri plastik ini terlihat dari konsumsi atau penggunaan yang tinggi

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis yang dilakukan. Bisa disimpulkan, bahwa sebenarnya prosedur kerja yang ada di PT Aswi Perkasa saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri percetakan adalah salah satu industri yang selalu berhubungan dengan gambar dan tulisan untuk dijadikan sebuah hardcopy. Semakin berkembangnya zaman, industri

Lebih terperinci

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun LAMPIRAN 1 74 75 Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun 2011-2013 BULAN 2011 2012 2013 HSL PROD APAL HSL PROD APAL HSL PROD APAL January 293,514.30 15,139.30 329,067.90 11,133.90

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Sinar Jaya Prakarsa merupakan sebuah perusahaan swasta yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas), didirikan pada tahun 1982 oleh Bapak Amir Djohan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini, audit operasional atas fungsi produksi pada PT Dunia Daging Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN EVALUASI

BAB IV HASIL DAN EVALUASI BAB IV HASIL DAN EVALUASI 4.1 Prosedur Kerja Praktek Pelaksanaan kerja praktek di CV. Lintas Nusa berlangsung dalam waktu dua bulan (kurang lebih 8 minggu) dan proses kerja praktek dilakukan pada bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga industri manufaktur mulai mengadopsi sistem Just In Time atau Kanban karena keberhasilan

Lebih terperinci

Gambar 4.5 Diagram Alir Penilaian Kinerja Mesin

Gambar 4.5 Diagram Alir Penilaian Kinerja Mesin 112 Mulai Pemilihan indikator penilaian kinerja mesin Pengumpulan data indikator penilaian kinerja mesin 1. Allocated Downtime 2. Accident Lost Time Penentuan bobot dan interval penilaian kinerja mesin

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA Nama : Indah Wulandari NPM : 34413373 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Stephanus Benedictus Bera

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini : 1. Prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi

LAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 1. SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berikut ini adalah kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, diantaranya: 1. Berdasarkan analisis konsep 5S yang telah dilakukan, untuk masingmasing

Lebih terperinci

ANALISIS ATRIBUT LAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN MODEL KANO UNTUK PENENTUAN SKALA PRIORITAS PERBAIKAN LAYANAN

ANALISIS ATRIBUT LAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN MODEL KANO UNTUK PENENTUAN SKALA PRIORITAS PERBAIKAN LAYANAN ANALISIS ATRIBUT LAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN MODEL KANO UNTUK PENENTUAN SKALA PRIORITAS PERBAIKAN LAYANAN Indah Pratiwi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #14 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #14 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Materi #14 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI 5S Orisinal 2 6623 - Taufiqur Rachman 1 Aktivitas 5S 3 Metode untuk pengaturan tempat kerja dan pengendalian secara visual. Dipopulerkan oleh Hiroyuki Hirano

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Abadi Genteng, Jatiwangi, merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam pembuatan genteng dan aksesorisnya. Perusahaan ini termasuk jenis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berikut ini adalah kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, diantaranya: 1. Berdasarkan analisis konsep 5S yang telah dilakukan, untuk masingmasing

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi

Lampiran 1. Struktur Organisasi Lampiran 1. Struktur Organisasi Kepala Pabrik Administrasi Produksi Quality Assurance and Environment Utilitas Bussiness Accounting Seksi Kesehatan & Keselamatan Kerja Seksi Gudang Material Seksi Stock

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Pengumpulan Data Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah dikemukakan maka dilakukan pengumpulan data-data yang digunakan dalam perancangan tata

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data A. Gambaran Umum Perusahaan PT. XYZ adalah sebuah perusahaan swasta Jepang, yang bergerak dibidang otomotif berbadan hukum dengan status Penanaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak industri manufaktur mulai mengadopsi sistem Just In

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak industri manufaktur mulai mengadopsi sistem Just In 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dewasa ini banyak industri manufaktur mulai mengadopsi sistem Just In Time atau Kanban karena keberhasilan dari sistem tersebut dalam menciptakan sistem

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit manajemen pada PT. MJPF Farma Indonesia akan dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal dalam mempersiapkan dan merencanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Hanya perusahaan yang mampu menekan biaya produksi seminimal mungkin

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

Riduwan Arif Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Riduwan Arif Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur ANALISA BEBAN KERJA DAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT.SURABAYA PERDANA ROTOPACK Riduwan Arif Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University RANCANGAN PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI RUBBER STEP ASPIRA BELAKANG MENGGUNAKAN 5-S SYSTEM DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION (STUDI KASUS: DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis yang dilakukan. Bisa disimpulkan sebenarnya prosedur kerja yang ada di PT Aswi Perkasa saat ini sudah

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Kondisi fasilitas fisik saat ini masih kurang baik karena kursi kerja yang digunakan tidak memiliki sandaran, beberapa stasiun kerja tidak memiliki meja dan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7. Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan pada bab 4 dan 5, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini secara sistematis mengenai tahapan yang dilakukan dalam membuat penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dapat digambarkan dengan sebuah flowchart pada gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perusahaan dalam hal untuk meningkatkan produktivitasnya harus mempunyai sistem produksi yang baik dengan proses yang terkendali agar dapat memberikan output yang sesuai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam keahliannya dalam mengubah/merakit suatu bahan baku menjadi bahan jadi (perakitan suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Percetakan Sinar Pandawa Usaha percetakan Sinar Pandawa dimulai pada tahun 1995. Percetakan ini didirikan oleh Bp Nicodemus Raharja bersama istrinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, pelayanan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. keluarga dari Bapak Nugroho Arief Harmawan, sehingga manajerial. diserahkan kepada anggota keluarga besar. CV.

BAB III PEMBAHASAN. keluarga dari Bapak Nugroho Arief Harmawan, sehingga manajerial. diserahkan kepada anggota keluarga besar. CV. BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Magang 1. Profil dan Sejarah Perusahaan CV. PUTRA NUGRAHA adalah perusahaan yang bergerak pada bidang penerbitan dan percetakan. Perusahaan ini merupakan perusahaan

Lebih terperinci

Disusun Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) JAKARTA 2015

Disusun Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) JAKARTA 2015 USULAN PERBAIKAN KUALITAS PERCETAKAN BUKU YASIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC Nama : Andi Putra Pratama NPM : 30411742 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Dr. Ir. Sudaryanto, MSc. Pembimbing 2 :

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan plastik padat, didirikan pertama kali oleh Bapak Hardyanto

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT KWM adalah perusahaan yang bergerak di industri manufaktur aksesoris garmen yang terbuat dari timah dan menerima pesanan pewarnaan metal. Berdasarkan hasil pengamatan, permasalahan yang paling

Lebih terperinci

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Setelah dilakukannya pengolahan data dan analisis data dalam penelitian Tugas Akhir ini, maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal berikut ini : 1. Gerakan kerja

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data

Bab 3. Analisis Data Bab 3 Analisis Data PT. Nippon Ceramics Indonesia terletak di Cikarang, produk yang dihasilkan adalah berupa filter untuk menyaring emisi gas pembuangan kendaraaan bermotor ( 車両 ). Pada pertengahan 2007

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 86 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan Agung Lestari ini merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang percetakan kertas. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1991 yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan global pada umumnya setiap perusahaan mengharapakan keberhasilan dalam menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Konsumen

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEKURANGAN KANBAN MANUAL DENGAN METODE 5S PADA PT. EDC BAGIAN TESTING

IDENTIFIKASI KEKURANGAN KANBAN MANUAL DENGAN METODE 5S PADA PT. EDC BAGIAN TESTING Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS IDENTIFIKASI KEKURANGAN KANBAN MANUAL DENGAN METODE 5S PADA PT. EDC BAGIAN TESTING Farahdhina Leoni 1, Oktri Mohammad Firdaus 2,

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil yang telah didapat penulis di bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Untuk dapat membantu perusahaan, penulis menerapkan Perbaikan

Lebih terperinci

Improvement Sistem Pemenuhan dan Penyimpanan Seragam PT. XYZ

Improvement Sistem Pemenuhan dan Penyimpanan Seragam PT. XYZ Improvement Sistem Pemenuhan dan Penyimpanan Seragam PT. XYZ Octaviona Inge Setiawan 1, Tanti Octavia 2 Abstract: Problem were found in a uniform warehouse in PT. XYZ are about uniform storage and overstock.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Produksi Toyota. Sistem produksi Toyota dikembangkan dan dipromosikan oleh Toyota Motor Corporation dan telah dipakai oleh banyak perusahaan Jepang sebagai ekor dari krisis

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan setting mesin tepat, sehinggan tidak menyebabkan cacat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Standar-standarnya : 1.

Lebih terperinci

Lampiran 1. POS untuk Prosedur Perekrutan Karyawan Tetap PT. JAYABAYA RAYA

Lampiran 1. POS untuk Prosedur Perekrutan Karyawan Tetap PT. JAYABAYA RAYA Lampiran 1. POS untuk Prosedur Perekrutan Karyawan Tetap LOGO PERUSAHAAN PT. JAYABAYA RAYA Prosedur Perekrutan Karyawan Tetap I. Tujuan Prosedur Prosedur ini disusun dan disajikan dengan tujuan: Terbit:

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan pada bab 5, maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal berikut

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

LAMPIRAN I DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER LAMPIRAN I DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER Petunjuk Pengisian Pertanyaan terdiri dari 2 tipe, yaitu pertanyaan A dan pertanyaan B. Pertanyaan A merupakan pertanyaan umum. Bapak /Ibu dapat mengisi titik-titik

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut dijelaskan langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian di gudang toko Petruk.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut dijelaskan langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian di gudang toko Petruk. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut dijelaskan langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian di gudang toko Petruk. 3.1. Studi Lapangan Tahap persiapan penelitian ini merupakan tahap penentuan objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pembagian 17 mesin di PT. Dwi Indah Divisi Plastik (Sumber : Divisi Plastik PT. Dwi Indah)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pembagian 17 mesin di PT. Dwi Indah Divisi Plastik (Sumber : Divisi Plastik PT. Dwi Indah) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Dwi Indah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi plastik dan berbagai olahan kertas. Beberapa jenis produk olahan yang dihasilkan PT. Dwi Indah adalah

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu menganggur mesin (idle machine) akan semakin berkurang dan secara. otomatis waktu produksi akan semakin cepat.

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu menganggur mesin (idle machine) akan semakin berkurang dan secara. otomatis waktu produksi akan semakin cepat. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi era globalisasi, persaingan di dunia industri semakin ketat. Dengan demikian setiap perusahaan harus memiliki suatu sistem yang baik dalam kegiatan

Lebih terperinci

ANALISA KUALITAS PRODUK KANTONG KRAFT LEM AKIBAT KESALAHAN MANUSIA DI PT. X TUBAN

ANALISA KUALITAS PRODUK KANTONG KRAFT LEM AKIBAT KESALAHAN MANUSIA DI PT. X TUBAN ANALISA KUALITAS PRODUK KANTONG KRAFT LEM AKIBAT KESALAHAN MANUSIA DI PT. X TUBAN Irwan Soejanto Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur E-mail : irwansj@yahoo.co.id INTISARI Persaingan antara industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian internal

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang BAB V ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN

BAB 5 ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN BAB 5 ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN 5.. Analisis Prosedur pada Sistem Informasi Persediaan Berdasarkan Pengumpulan data pada bab 4 terdapat 6 prosedur Sistem Informasi Persediaan. Enam Prosedur Sistem

Lebih terperinci